Transcript
Page 1: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

TUGAS AKHIR MK PSIKOLOGI MEDIA

Proposal Feature Anak

Judul:

“Meraih Mimpi dan Cita dengan Satu Kaki Penumpu dan Sepeda Kecil”

Anggota:

Derry Novadatu Syaharutsa, 0706271645

Dwimasarga Wirasetya, 0706271664

Muhammad Arif Julianto, 0706276381

Risda Panji Utami, 0706166472

Yasril Sjaf, 0706166056

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan MK Psikologi Media

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS INDONESIA

26 Mei 2011

Page 2: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

2

Daftar Isi1.1 Ide Cerita...............................................................................................................................................3

1.2 Film Statement......................................................................................................................................3

1.3 Background Film...................................................................................................................................3

1.4 Visualisasi atau Shotlist.........................................................................................................................6

Daftar Pustaka.......................................................................................................................................13

Page 3: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

3

1.1 Ide Cerita

Selama ini anak yang memiliki keterbatasan fisik sering dianggap dan dipandang sebagai

anak yang tidak dapat berkembang. Mereka umumnya bersekolah di sekolah luar biasa (SLB),

namun seorang anak bernama Muhammad Amanatullah asal Gresik yang memiliki keterbatasan

fisik dapat sekolah di sekolah umum (SMP) dan mampu bersaing dengan anak-anak yang

lainnya bahkan masuk peringkat sepuluh besar di kelasnya. Keterbatasan fisik yang dimilikinya

tidak membatasi kemampuan intelegensi dan sosialisasinya. Selain prestasi yang mengagumkan

di sekolah, anak ini juga memiliki bakat seni yang cemerlang dalam melukis.

1.2 Film Statement

Kekurangan fisik bukan penghalang bagi setiap manusia untuk menggapai mimpi, cita-

cita, dan harapan demi masa depan mereka yang lebih baik. Kekurangan fisik juga bukan

penghalang untuk bersosialisasi, bergaul, bahkan berkompetisi dengan orang lain yang kondisi

fisiknya normal atau lebih baik daripada kita.

1.3 Background Film

Sebagian orang memiliki ketidaksempurnaan (cacat fisik) yang dapat menghambat

perkembangan psikologis dan psikososialnya. Kecacatan tersebut bagi sebagian orang

merupakan suatu masalah yang berat serta dapat menghambat cita-cita dan aktivitasnya.

Permasalahan paling umum yang dihadapi oleh para penyandang cacat adalah permasalahan

interaksi sosial yang dibangun dalam masyarakat. Pandangan negatif terhadap mereka,

mengakibatkan mereka sering kurang mendapat tempat dimasyarakat dan dikucilkan.

Para penyandang cacat tubuh, terutama kalangan anak-anak, seringkali merasa tertekan

batinnya dan malu bergaul bersama anak-anak lainnya atau orang-orang yang tidak menderita

cacat. Penyandang cacat tubuh dipenuhi rasa rendah diri, malu, ketakutan dan keragu-raguan.

Penyandang cacat tubuh seringkali merasa gagal dalam segala usahanya dan dibayangi oleh

ketakutan karena adanya pemikiran bahwa orang lain mampu melakukan tugas sedangkan

mereka tidak mampu.

Page 4: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

4

Pendidikan dinilai mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan setiap anak manusia

di dunia ini berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sebagai bagian dari anak

manusia, anak luar biasa (anak cacat) juga mempunyai hak yang sama dalam menempuh bidang

pendidikan. Para penyandang cacat tubuh memang memiliki kekurangan pada bagian fisiknya,

akan tetapi sebagian mereka memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk berprestasi.

Fakta menunjukkan, penyandang cacat yang hadir di sekolah umum mampu mencapai

prestasi yang tidak berbeda dengan siswa lain. Tidak jarang prestasi mereka melebihi siswa yang

tidak cacat. Kisah sukses penyandang cacat yang mendapat pengakuan di masyarakat, selalu

diwarnai dengan latar belakang pendidikan bukan khusus penyandang cacat. Hal ini terbukti dari

prestasi dan semangat juang yang dimiliki oleh Muhammad Amanatullah.

Muhammad Amanatullah, aam, adalah salah satu dari sekian banyak dari anak-anak yang

memiliki kekurangan fisik. Tangan yang dimilikinya tidak utuh, tangan kanannya hanyalah

sampai lengan, sedangkan tangan kirinya sebatas siku. Begitu pula dengan kakinya, kaki kirinya

bengkok, sehingga memiliki keterbatasan untuk berjalan. Karena tangannya yang kecil dan tidak

berjari, hal ini menyebabkan Aam terpaksa memanfaatkan mulut, leher, dan jari-jari kakinya

untuk beraktivitas. Bahkan, untuk menulis sekalipun, harus menggunakan jemari kakinya.

Sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara, putra pasangan Alianto dan Nasifah, warga Jalan

Kartini Gang 16 Nomor 21 Kota Gresik ini, kekurangan tersebut tidaklah membuatnya menyerah

menjalani hidup. Aam dikenal gigih dan mampu bersaing dengan murid lainnya.

Page 5: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

5

Aam melakukan kegiatan sehari-harinya dirumah ditemani oleh sepeda modifikasi hasil

karya ayahnya sendiri. Sepedanya berjenis BMX, dengan modifikasi jarak antar sadel dan setang

diperpanjang dan pedalnya hanya satu disebelah kanan. Dalam mengendarainya, badannya

haruslah membungkuk untuk meraih setang dengan tangan kanannya.

Pada awalnya Aam dimasukkan ke Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) oleh orang tuanya

karena keterbatasan yang dia miliki. Namun semua itu berubah ketika beliau betemu dengan

guru Jaiyaroh. Jaiyaroh melihat Aam memiliki intelegensi yang bagus disamping

kekurangannya. Oleh karena itu ketika Aam menginjak kelas IV, Jaiyaroh berusaha

memindahkan Aam ke sekolah umum. Dengan jemari kakinya yang kecil, anak yang bercita-cita

menjadi pelukis handal ini, selalu lincah memainkan pensil, untuk menjawab satu persatu soal

ujian nasional. Menurut pihak sekolah, prestasi pelajaran Aam tergolong baik dan nilainya selalu

berada di atas rata-rata temannya. Perjuangan tersebut tidaklah sia-sia, Aam-pun masuk ke SD

Tlogopatut, Kebumen dan berhasil melanjutkan pendidikannya hingga ke SMPN 4 Gresik.

Selain gigih dan intelegensinya yang mampu bersaing dengan anak-anak lainnya, Aam

juga dikenal pandai melukis. Pada tahun 2006, ia menjuarai lomba lukis tingkat SMP se-

Kabupaten Gresik. Sanggar seni lukis di Gresik memberikan pelatihan cara melukis yang benar

saat melihat bakat melukis yang dimiliki Aam. Salah satu kebanggaan pengalaman melukis Aam

yang paling diingatnya adalah ketika salah satu lukisannya dibeli oleh pejabat polri, Kapolda

Jatim Irjen Pol Anton Bahrul Alam. Lukisan itu terjual seharga Rp 2.000.000. Ketika itu ia

diundang ke Mabes Polri oleh Kapolri Jendral Sutanto saat masih bersekolah di SDLB Kemala

Bhayangkari, sekolah dalam naungan Yayasan Kemala Bhayangkari.

Page 6: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

6

1.4 Visualisasi atau Shotlist

Feature Title : Muhammad Amanatullah, Anak Cacat Berprestasi di Sekolah Umum               

Tokoh Utama :  M.Amanatullah (Aam)

Scene Time

Setting

Location Cast Description

1.    Pagi Gerbang masuk

kota Gresik

No main cast /

third person

camera

Mengambil gambar dari dalam mobil

sambil menyorot gerbang kota Gresik

(background music dimainkan).

2.    Pagi Suasana kota

Gresik

Penduduk

kota

Gresik /third

person

camera

Suasana jalanan dan aktivitasnya,

interaksi pusat keramaian seperti pasar

di kota Gresik seperti pedagang

mengangkut sayuran, ibu-ibu

berjualan, pembeli memberikan uang,

dan lainnya. (Narator bercerita sedikit

tentang kondisi, populasi, pendidikan,

demografi, dan keunggulan lainnya

dari kota Gresik dan juga

mengarahkan cerita ke arah inti

feature)

3.    Pagi Gerbang pintu

SMPN 4 Gresik

Siswa-siswi

SMPN 4

Gresik

Lalu lalang siswa-siswi masuk sekolah

di pagi hari. Ada yang diantarkan oleh

orang tua, naik sepeda, jalan kaki.

(Narator menjelaskan sekolah itu

tempat bersekolah Aam, seorang anak

yang mampu bersaing dan berprestasi

di sekolah umum biasa dengan

Page 7: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

7

kekurangan fisik yang dimilikinya)

4.    Pagi Lapangan SMPN

4 Gresik

Siswa-siswi

SMPN 4

Gresik

Kamera menyorot lapangan yang

cukup luas beserta bangunan sekolah.

(Narator bercerita tentang gambaran

umum dan tujuan umum dari feature

ini)

5.    Pagi Ruang kelas

SMPN 4 Gresik

Siswa-siswi

SMPN 4

Gresik

Kamera menyorot aktivitas belajar-

mengajar pagi hari di kelas seperti

memulai pelajaran dengan berdoa,

menyiapkan buku dan alat tulis,

mencium tangan guru, dan lainnya

(Narator bercerita)

6.    Siang Ruang kelas

SMPN 4 Gresik

(kelas Aam)

Aam dan

teman-teman

sekelas.

Kamera tetap

Fokus ke Aam

Aam belajar dengan giat dan

memperhatikan penjelasan guru di

depan kelas. Menyorot Aam yang

menulis menggunakan kaki. Aam

duduk menggunakan bangku khusus

bersama teman sebangkunya.  (Narator

bercerita)

7.    Siang Ruang kelas

SMPN 4 Gresik

(kelas Aam)

Aam dan

teman-teman

sekelas

Aam sesekali tertawa mendengarkan

lelucon dari guru dan kawannya, dan

sesekali berbincang dengan akrab

bersama teman-teman sekelasnya,

terutama dengan teman sebangkunya.

(Musik latar – lagu nuansa bahagia)

8.    Siang Kantin Aam dan

teman-teman

sekelas

(Bel istirahat berdering) Aam keluar

kelas untuk istirahat siang bersama

temannya menuju kantin untuk makan

Page 8: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

8

siang sambil menaiki sepeda khusus

miliknya. Aam berbincang-bincang

sambil makan siang. (Masih musik

latar – lagu nuansa bahagia)

9.    Siang Masjid sekolah Aam dan

teman-teman

sekelas

Aam selesai makan siang lalu menuju

masjid sekolah  untuk shalat dzuhur

sambil menaiki sepeda khusus

miliknya. (Narator bercerita kehidupan

sosial Aam yang normal)

10. Siang Tempat wudhu

masjid sekolah

Aam / third

person

camera

Aam mengambil air wudhu. Kamera

menyorot Aam yang sedang

membasuh muka. (Narator bercerita

Aam juga rajin beribadah)

11. Siang Masjid sekolah Aam / third

person

camera

Aam shalat dzuhur berjamaah. Kamera

menyorot beberapa rukun sholat

seperti takbiratul ikhram, sujud, rukuk,

dan salam (musik hening). Aam

meninggalkan masjid menuju kembali

ke kelas. (Bel masuk berbunyi)

12. Siang Ruang kelas

SMPN 4 Gresik

(kelas Aam),

Kamera Moving

secara cepat ke

Gerbang pintu

keluar sekolah.

Aam / third

person

camera

Kelas bersiap untuk pulang dan guru

memberikan wejangan akhir sebelum

anak-anak dipulangkan dan

menghadapi ujian nasional. Siswa

berdoa (menyorot Aam). Aam lalu

meninggalkan ruang kelas menuju

gerbang keluar sekolah. (musik latar,

lalu narator bercerita kalau ujian

nasional akan segera digelar)

Page 9: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

9

13. Siang Ruang guru /

ruang kelas

Guru-guru

SMP Aam,

teman-teman

Aam, Guru

SD Aam (Siti

Jaiyaroh)

Guru-guru dan teman-teman Aam

berbicara mengenai pendapatnya

mengenai Aam (wawancara). Salah

satunya prestasi Aam yang mendapat

peringkat 10 besar tahun 2006 lalu,

prestasi di dalam dan luar kelas,

perjuangan Siti Jaiyaroh memasukkan

Aam ke SD dan SMP non-SLB

(sekolah umum), serta tidak lupa bakat

melukis Aam, juara lukis SMP se-

Gresik. (Sesekali menampilkan

gambar tentang Aam yang sedang

berjalan dan gambar lukisan karya

Aam, sertifikat dan piagam, foto-foto

Aam bersama kapolri, dan lainnya).   

14. Siang

menuju

sore

Rumah Aam Aam / third

person

camera, Ibu

Aam, kakak-

kakak Aam

Aam pulang sekolah, masuk melalui

gerbang rumah, lalu disambut ibunya

di teras. Aam mencium tangan ibunya

dan ibu memberikan sepeda BMX

modifikasi untuk membantunya

beraktivitas dan berjalan dirumah.

(Narator bercerita tentang kehidupan

Aam di rumah, status kondisi ekonomi

keluarga, posisi urutan Aam sebagai

anak bungsu, pekerjaan orang tua)

15. Sore

menuju

malam

hari

Rumah Aam dan

kamar Aam

No main cast /

third person

camera

Menyorot kondisi di dalam rumah

Aam, termasuk aktivitas-aktivitas

kakak, Ibu, dan ayah Aam. Aam

membantu pekerjaan rumah tangga

Page 10: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

10

ibunya seperti mengepel dan mencuci

piring. Saat malam, Aam shalat

maghrib dilanjutkan dengan Aam

belajar mempersiapkan untuk Ujian

Nasional. (Narator menceritakan

kegigihan Aam belajar untuk UAN

dan tetap membantu orang tua)

16. Malam

hari

Rumah Aam

diiringi dengan

lampu kecil

sebagai

background

Ibu Aam,

kakak, dan

ayah Aam.

Wawancara terhadap keluarga Aam

mengenai harapan-harapan dan suka

dukanya mengurus dan mendukung

Aam. (Sesekali menampilkan gambar-

gambar aktivitas dan ekspresi wajah

Aam)

17. Pagi atau

Shubuh

Kamar Aam dan

rumah Aam

Aam Aam terbangun saat azan Shubuh,

melakukan shalat, dan doa untuk

kesiapan ujian nasional hari ini. Aam

sudah rapi dan berpamitan kepada ibu

dan ayahnya untuk memohon restu

dalam menghadapi ujian nasional.

Aam berangkat. (hening)

18. Pagi Sekolah Aam /

lapangan upacara

Aam dan

siswa lainnya

Kepala Sekolah memberikan briefing

dan semangat sebelum siswa memulai

ujian nasional dilanjutkan dengan doa

bersama. (Suara kepala sekolah)

19. Pagi Tangga menuju

ruangan ujian di

lantai dua

Aam dan

teman

Aam menuju ruangan ujian nasional,

namun karena harus naik tangga maka

iya digendong oleh temannya hingga

ke ruangan. Setibanya di ruangan Aam

Page 11: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

11

bersiap dan duduk di meja khusus

yang telah dimodifikasi dan disiapkan

untuk dia.  (Riuh siswa-siswa yang

bersiap ke ruang ujian masing-masing)

20. Pagi Ruangan ujian Aam Kerja keras dan ketenangan Aam saat

mengerjakan ujian nasional dengan

menggunakan kaki. Ujian selesai, Aam

keluar ruangan lalu berbincang-

bincang dan tertawa bersama teman-

temannya. (Narator menceritakan

kondisi ujian dan kegigihan Aam)

21. Pagi Teras depan kelas Aam Wawancara Aam mengenai cita-cita

dan  harapannya di masa depan serta

suka dukanya selama ini. (Suara Aam

dan pewawancara, pertanyaan dalam

bentuk grafis hitam)

22. Pagi

(esok

harinya)

Sekolah Aam Aam dan

siswa lainnya

Simulasi pengumuman kelulusan

Aam. Aam lulus dan bergembira

bersama temannya. Orang tuanya juga

yang turut menyaksikan kesuksesan

Aam tersebut. Guru-guru

mengucapkan selamat untuk Aam.

(Riuh siswa-siswi merayakan

kelulusan, narator bercerita)

23. Pagi

(esok

harinya)

Sekolah SMA

Aam yang Baru

(Simulasi)

Aam Aam mengenakan seragam SMA

berjalan menuju masuk ke gerbang

SMA dengan wajah yakin dan

tangguh. (penutup feature dengan

Page 12: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

12

suara narator menuntun). Lalu ditutup

dengan credit feature dan musik

penutup

Page 13: Meraih mimpi dan cita dengan satu kaki penumpu dan sepeda kecil

Psikologi Media Proposal Feature Anak

13

Daftar Pustaka

http://etd.eprints.ums.ac.id/9293/1/F100050198.pdf

http://puguhsudarminto.wordpress.com/2009/04/01/amanatullah-anak-cacat-berprestasi-di-sekolah-umum/

http://www.berita86.com/2009/04/anak-cacat-berprestasi-garap-soal-unas.html

http://puguhsudarminto.wordpress.com/2009/04/01/amanatullah-anak-cacat-berprestasi-di-sekolah-umum/

http://www.berita86.com/2009/04/anak-cacat-berprestasi-garap-soal-unas.html

http://www.polres-gresik.net/?module=detailberita&id=97

http://super-people.blogspot.com/2011/03/muhammad-amanatullah-smart-students.html

http://evin.student.umm.ac.id/


Recommended