8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
1/9
MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL
MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROUS-
ARSENICAL-FERRUGINOUS .
Abstrak
Tujuan : Merokok memiliki sifat destruktif yang menyebabkan remodeling
saluran napas bagian bawah, menyebabkan metaplasia skuamous, tetapi sangat
sedikit yang mengetahui efeknya terhadap hidung dan sinus paranasal. Irigasi
nasal sering disebutkan sebagai tindakan dalam pengobatan inflamasi sinonasal.
Tujuan penelitian kami adalah untuk membandingkan efek irigasi nasal
menggunakan air hangat yang mengandung sulfurous-arsenical-ferruginous atau
larutan isotonis NaCl pada perokok dengan rinosinusitis kronik non-alergik,
berdasarkan bukti klinis dan pemeriksaan olfaktorik.
Bahan an M!t"! : Penelitian ini adalah penelitian prospektif, aak, dan
double-blind yang dilaksanakan di pusat rujukan akademis tersier. !ebanyak "#
perokok dengan rinitis kronik non-alergik turut berpartisipasi. $ilakukan
endoskopi nasal, rinomanometri, sitologi nasal, dan pengukuran ambang
peniuman pada para subjek seara aak kemudian irigasi nasal setiap hari dengan
air hangat atau larutan isotonis NaCl selama % bulan.
Has#$ : !egera setelah pengobatan, irigasi air hangat menunjukkan efek
farmakologik yang positif, dilihat dari keenderungan resistensi nasal yang rendah
&p ' .#"( dan banyaknya jumlah sel-sel silia pada pasien yang diobati &p ' .##)(.
Temuan endoskopi pada kelompok irigasi air hangat masih lebih baik daripada
kelompok kontrol dalam * bulan kemudian &p ' .#)(.
K!s#%&u$an : +asil-hasil kami mengindikasikan bahwa irigasi nasal dengan air
hangat memiliki efek yang baik terhadap tanda-tanda objektif endoskopi,
resistensi nasal, dan pertumbuhan epitel.
'ENDAHULUAN
Merokok memiliki sifat destruktif yang menyebabkan remodeling saluran napas
bagian bawah, menyebabkan metaplasia skuamous. iteraturnya kurang,
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
2/9
khususnya tentang bagaimana dampak merokok terhadap hidung dan sinus
paranasal, serta epitel olfaktorik.
Mukosa respiratorik normal pada orang dewasa tersusun dari sel-sel silia,
sel-sel lurik, sel-sel goblet mukus, dan sel-sel basal, sedangkan mukosa olfaktorik
terdiri dari lapisan apikal dari sel-sel sustentakular olfaktorik dan lapisan-lapisan
dari saraf sensorik olfaktorik yang seara konstan diganti melalui neurogenesis
dari populasi sel-sel basal yang berada di membran basalis.
$ais dkk baru saja menunjukkan bahwa paparan terhadap asap rokok
merusak mukosa nasal pada menit, menyebabkan edema, epithelial blebbing , dan
perubahan pada struktur epitel. Pada tahun %"/, Matullionis telah melakukan
penelitian ultrastruktural yaitu menit dipaparkan dengan asap rokok. Temuannya
berariasi, sering terjadi perubahan anatomi pada mukosa olfaktorik akibat dosis,
seperti penurunan jumlah dan ukuran dari pembuluh darah dan silia olfaktorik.
Pada tahun *##/, 0ent dkk melakukan penelitian imunohistokimia terhadap epitel
olfaktorik tikus yang dipaparkan asap tembakau. Penelitian ini menemukan
apoptosis neuron sensorik olfaktorik yang dimediasi aspase-)1 penulisnya
menyimpulkan bahwa kehilangan daya peniuman pada perokok nampaknya
dipiu oleh peningkatan kematian neuron sensorik olfaktorik. Penelitian oleh
+adar dkk &*##( dengan menggunakan pengaturan klinis, mereka
membandingkan perubahan histologi pada mukosa hidung manusia &/" perokok(
dengan sukarelawan non-merokok, dan menemukan hiperplasia sel goblet dan
penebalan epitel seara signifikan. Pada tahun yang sama, 2ee dkk meneliti efek
merokok terhadap spesimen histopatologik mukosa olfaktorik dari pasien dengan
rinosinusitis kronik. Tampak didominasi oleh metaplasia skuamous &33,"4 dari
seluruh pasien yang mendaftar(, dan ketika perokok dibandingkan dengan non-
merokok, juga menunjukkan seara signifikan metaplasia skuamous. 5umlah
merokok setiap tahunnya juga memiliki hubungan dengan kejadian metaplasia
skuamous. Penelitian terbaru oleh Piotrowska dkk fokus pada sitologi nasal
perokok1 ketika apusan sel nasal dari perokok dengan PP67 dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang sehat dan tidak pernah merokok, para perokok
menunjukkan seara signifikan mengandung banyak limfosit.
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
3/9
7atotomihelakis dkk meneliti tentang efek fungsional dari merokok
dengan bantuan 8Sniffin’ Sticks8 dan dilaporkan bahwa merokok merupakan
faktor resiko utama terjadinya gangguan olfaktorik. Penulis mengatakan bahwa
perokok lebih mungkin mengalami defisit olfaktorik daripada non-perokok dan
keparahannya bergantung pada seberapa lama mereka menjadi perokok dan
berapa banyak rokok yang mereka isap dalam % hari, ditegaskan oleh laporan 9rye
dkk, berdasarkan :;P!IT8 &University of Pennsylvania Smell Identification Test (.
Pada tahun *##", Ishimaru dan 9ujii melaporakn hasil yang sama setelah
menggunakan tes peniuman yang lain, yaiu skor Cross-Cultural Smell
Identification Test &CC-!IT(.
Irigasi nasal sering disebut sebagai tindakan tambahan dalam pengobatan
beberapa kondisi sinonasal berat.
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
4/9
dari seluruh subjek sebelum menjalani prosedur yang berkaitan dengan
penelitian.
*. $esain penelitian
7riteria inklusi adalah 1 usia berkisar dari %? @ 3A tahun, terdiagnosis
dengan rinitis kronik non-alergik, dan sudah merokok selama B A tahun.
7riteria eksklusi adalah mengidap penyakit autoimun, fibrosis kistik, atau
diabetes. !aat pendaftaran, pasien menjalani tes butanol olfaktorik, sitologi
nasal, rinomanometri anterior aktif, dan endoskopi nasal &menggunakan
endoskopi kaku # atau )#(.
!ubjek seara aak diberikan irigasi nasal menggunakan air hangat yang
mengandung sulfurous-arsenical-ferruginous &*# mDhari selama % bulan(
atau larutan isotonis NaCl &*# mDhari selama % bulan(. Eadah dari masing-
masing larutan adalah sama dan tidak berbeda antar partisipan dan pemeriksa.
Fir hangat yang mengandung sulfurous-arsenical-ferruginous berasal dari
eio !pa &eio, Italia(. Fnalisis kimia dari air hangat tersebut dapat
dilihat di Tabel %. $i ;ndang-;ndang Italia dalam kaitannya dengan mata air
alami yang digunakan untuk tujuan pengobatan menetapkan bahwa sifat kimia
dan fisik tidak boleh berbeda G %A4 dari analisis awal. Fnalisis kimia pada
eio !pa diulang sebanyak /H setiap tahun untuk menghilangkan
ariabilitas yang signifikan dalam komposisinya. $alam air hangat dari
eio !pa yang digunakan untuk irigasi nasal, kandungan total dissolved
solid &T$!( sebesar 3) mgD.
!emua partisipan diperiksa sebanyak *H selama follow-up &segera setelah
menyelesaikan pengobatan dan * bulan kemudian(, saat dilakukan tes n-
butanol, sitologi nasal, rinomanometri anterior aktif, dan endoskopi nasal.
). Populasi penelitian
!ebanyak "# perokok dewasa dengan rinitis kronik non-alergik dipilih dan
didaftarkan dalam penelitian ini, serta tidak pernah mengalami trauma kepala.
Mereka diminta untuk tidak menggunakan pengobatan nasal topikal, steroid
sistemik, atau antibiotik selama penelitian berlangsung. Pasien dibagi seara
aak, yaitu )A orang &%% pria dan */ wanita( menjalani irigasi nasal dengan air
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
5/9
hangat yang mengandung sulfurous-arsenical-ferruginous dan )A orang
lainnya &%% pria dan */ wanita( dengan larutan isotonis NaCl.
/. =ndoskopi
Temuan endoskopi diklasifikasikan sebagai berikut 1 #, tidak ada kelainan
anatomi atau inflamasi akut %, deiasi septal *, hipertrofi konka inferior dan
), rinosinusitis akut.
A. !itologi nasal
!emua spesimen difiksasi dengan alkohol %##4, dan dilakukan pewarnaan
May-Jrunwald-Jiemsa. !emua spesimen diperiksa di bawah mikroskop
ahaya oleh seorang operator mengenai metode irigasi nasal yang digunakan
pada masing-masing kasus. $ata sitologi yang diambil berupa jumlah total
sel-sel silia, jumlah total neutrofil, dan jumlah total eosinofil yang dihitung
dalam A lapang pandang terpisah &pembesaran asli H %##( yang diperoleh dari
masing-masing spesimen.
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
6/9
3. >inomanometri anterior aktif
7eutuhan nasal diperiksa melalui rinomanometri anterior aktif &FF>(,
berdasarkan International Standardisation hinomanometric Committee.
Minimal A kali pernapasan direkam pada tekanan transnasal %A# Pa selama
bernapas tenang dengan mulut tertutup dengan posisi duduk. Nilai aliran udara
ditampilkan dalam mililiter per detik. >esistensi nasal total dikalkulasi melalui
penggabungan * nilai resistensi nasal seara terpisah, % untuk setiap nostril,
menggunakan persamaan berikut 1
> total ' > kiri H > kananD& > kiri K > kanan(
Nilainya dalam satuan Pasal &Pa(.
". Pemeriksaan n-butanol
Tes Sniffin’ Sticks dilakukan untuk semua partisipan hanya untuk
menetapkan ambang peniuman mereka terhadap n-butanol.
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
7/9
>ata-rata resistensi nasal, jumlah sel silia dan neutrofil, serta pemeriksaan
olfaktorik setelah pengobatan di masing-masing kelompok dapat dilihat di Tabel
*. 7etika resistensi nasal pada basal dibandingkan dengan temuan pada / dan %*
minggu kemudian, hanya kelompok air hangat yang menunjukkan resistensi nasal
rendah &P ' .#" pada bulan % dan P ' .#A* pada bulan )(. 7elompok air hangat ini
juga seara signifikan memiliki jumlah sel silia yang lebih tinggi dalam % bulan &P
' .##)( &Jambar F( dibandingkan kelompok kontrol yang diobati dengan larutan
isotonis NaCl &Jambar
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
8/9
Merokok memiliki efek merusak yang sangat besar pada mukosa nasal,
menyebabkan inflamasi kronik dan gangguan fungsi mukosilier dengan berbagai
gejala nasal, seperti kongesti, rinore, dan lainnya.
Irigasi nasal telah diusulkan sebagai sebuah metode yang baik untuk
menangani keluhan sinonasal karena tindakan ini sederhana, murah, dan sering
efektif. Meskipun beberapa peneliti sebelumnya telah melaporkan adanya sensasi
terbakar dan iritasi dalam hidung serta perasaan mual sebagai efek samping irigasi
nasal, namun dalam penelitian ini tidak ditemukan efek samping lokal yang
diakibatkan oleh air hangat. Perbandingan temuan endoskopi sebelum dan
sesudah pengobatan menunjukkan gambaran yang lebih baik pada kelompok air
hangat daripada kelompok kontrol. 7elompok air hangat juga memberikan bukti
mengenai keutuhan nasal daripada kelompok kontrol, dimana terus berlangsung
selama follow-up, sehingga mengindikasikan bahwa irigasi air hangat akan
memiliki efek yang lama terhadap resistensi nasal. $alam penelitian terbaru
lainnya mengenai efek irigasi nasal dengan air hangat sulfurous, asin, bromi,
iodi pada pasien dengan rinosinusitis kronik non-alergik, 6ttaiano dkk
menemukan tren statistik ke arah resistensi nasal pada pasien yang diobati dengan
irigasi nasal menggunakan air hangat.
!itologi nasal telah menjadi alat diagnostik selama G %## tahun dan telah
digunakan dalam rinologi untuk membedakan antara tipe-tipe rinopati. Mukosa
nasal normal menakup / tipe sel 1 sel silia, sel sekresi mukus, sel basal, dan sel
lurik, sedangkan neutrofil adalah sel inflamasi nasal yang sering. ;ntuk
penelitian ini, kami memeriksa *# lapang berkekuatan tinggi &)A# diperoleh dari
pasien saat awal dan A"# saat setelah pengobatan(, menemukan efek positif dari
irigasi air hangat yang mengandung sulfurous-arsenical-ferruginous, dibuktikan
dengan seara signifikan peningkatan sel-sel silia pada bulan % follow-up pada
kelompok air hangat lebih besar daripada kelompok kontrol. 7elompok air hangat
juga memiliki jumlah neutrofil yang lebih banyak pada bulan %, namun, ini artinya
bahwa irigasi air hangat dapat menimbulkan inflamasi nasal jangka pendek, dan
hal ini dapat menjelaskan keluhan sensasi rasa terbakar lokal pada beberapa
pasien di kelompok irigasi air hangat pada penelitian-penelitian terdahulu.
8/17/2019 MEROKOK DAN RINITIS KRONIK : EFEK IRIGASI NASAL MENGGUNAKAN AIR HANGAT YANG MENGANDUNG SULFUROU…
9/9
Telah terlihat bahwa hiposmia terjadi bersamaan dengan inflamasi nasal
pada rinitis alergi1 para peneliti yang meneliti protein inflamasi nasal menemukan
bahwa kondisi eksaserbasi inflamasi nasal dapat juga disertai dengan disfungsi
olfaktorik. +ipotesis bahwa perubahan inflamasi di hidung menyebabkan
hiposmia didukung oleh fakta bahwa pengobatan anti-inflamasi sering efektif
dalam kondisi ini. +iposmia pada perokok mungkin karena peningkatan kematian
neuron sensorik olfaktorik atau metaplasia skuamous pada epitel.
$alam penelitian ini, hanya kelompok larutan isotonis NaCl yang
memiliki perbaikan ambang olfaktorik. Peningkatan populasi neutrofil pada
kelompok air hangat mungkin merupakan tanda inflamasi nasal lokal, dan hal ini
dapat membatasi efek positif dari irigasi air hangat terhadap ambang
olfaktoriknya.