Tugas Individu Evaluasi Kelayakan Sektor Drainase
DAMPAK LINGKUNGAN DARI SISTEM DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
DI KOTA AWKA - NIGERIA
I. PENDAHULUAN
Kota Awka terletak antara 6.20 ° N dan 6,28 ° N, dan bujur 7.00 ° E dan 7.06 ° E di
sebelah tenggara dari Nigeria (MOE, 2006) . Luas wilayah sebesar 144,5 hektar dengan populasi
116.206 orang (NPC, 2006). Jumlah Ini termasuk dengan masyarakat terpencil seperti Amawbia,
Okpuno dan Amansea yang masyarakatnya banyak ke kota untuk urbanisasi. Ketinggian rata-rata
kota di Nigeria mulai dari 91m di bagian barat dan 160.2m di zona bagian timur. Iklim yang ada
di Nigeria adalah penghujan dan tropis, dengan suhu maksimum harian biasanya 27 ° C
sepanjang tahun meskipun bisa mencapai 34 ° C pada bulan Maret dan curah hujan terendah
biasanya antara Desember dan Januari. Curah hujan rata-rata sekitar 1,600 mm dengan
kelembaban relatif 80 % . ( Aguolu , 2012).
Sebagai ibukota dari Negara bagian Anambra, mengakibatkan kota Awka menjadi
sasaran untuk urbanisasi warga di pinggiran sehingga mengakibatkan pertambahan penduduk
yang cukup signifikan beberapa tahun terakhir ini. Status baru Awka sebagai ibukota dari Negara
bagian baru di Nigeria mengakibatkan perkembangan
pembangunan fisik yang cukup pesat. Berbagai bangunan
baru bermunculan, investor baru mulai melakukan
pembangunan fisik yang tidak terarah dan dapat merusak
system drainase. Tindakan dari investor yang tidak peduli
terhadap lingkungan ini jelas berkontribusi terhadap
ancaman erosi dan banjir.
.Di kota Awka, banjir menyebabkan banyak
kerusakan baik secara fisik bangunan maupun psikis dari
masyarakat dimana warga menjadi ketakutan apabila
musim penghujan sudah tiba. hal ini disebabkan karena
kurang lebih sepuluh menit setelah hujan turun, hampir
setiap jalan di kota ditutup karena banjir dengan waktu
setidaknya dua jam untuk dapat memulai aktivitas kembali. Dampak dari banjir ini telah
memberikan kontribusi sangat besar bagi beberapa warga mulai dari pusat kota sampai dengan
ke pinggiran kota. Pada dasarnya topografi dari Kota Awka merupakan daerah run-off yang
1
Tugas Individu Evaluasi Kelayakan Sektor Drainase
sangat tinggi, dengan sistem drainase yang baik dan memadai akan menjadi metode untuk
mengurangi ancaman banjir baik di kota Awka dan kota-kota sekitarnya. Pemerintahan yang baik
berusaha untuk mengurangi kerusakan banjir seminimum mungkin dengan keterlibatan biaya
dalam banjir (Luthin, 1973).
.
II. RENCANA PENGEMBANGAN DRAINASE DI KOTA AWKA
a. USULAN DESAIN DRAINASE AIR HUJAN
Langkah pertama dalam
desain pekerjaan drainase
adalah penentuan jumlah air
yang harus diakomodasi
dalam system. Dalam banyak
kasus hanya perkiraan
puncak arus yang diperlukan
yaitu sekitar 56mm / jam di
kota Awka. Awka merupakan
daerah perkotaan yang
harus dirancang untuk
membuang jumlah aliran air
yang cukup untuk saluran
drainase dan air limbah.
Pandangan mendesain ulang system drainase ini adalah untuk mencegah banjir di masa depan
(Amahwa, 2010). Desain hidrolik dari karya-karya drainase meliputi prinsip-prinsip dasar aliran
fluida terutama yang berkaitan dengan saluran terbuka biasanya untuk diasumsikan aliran sama
yang hubungan dasar umumnya dinyatakan dalam Rasional rumus Q = CIA, di mana Q = debit, C
= koefisien limpasan, i = intensitas curah hujan, A = daerah drainase (Oglesby, 1975).
b. DAMPAK LINGKUNGAN DARI DRAINASE DAN BANJIR DI AWKA
DI Awka , masalah drainase yang ada bukan hanya karena adanya perubahan
penggunaan lahan dari lahan yang menjadi resapan berubah menjadi bangunan-bangunan fisik,
tetapi juga dikarenakan buruknya kondisi bangunan pelengkap saluran drainase seperti catch
basin, inlet, gorong-gorong, bangunan terjun, dll. Dari rusaknya kondisi saluran drainase dan
bangunan pelengkap yang ada diperparah lagi dengan ulah dari masyarakat yang kurang sadar
2
Tugas Individu Evaluasi Kelayakan Sektor Drainase
untuk menjaga lingkungan sekitarnya. Beberapa penyebab banjir di Awka dan dampak
lingkungan yang di timbulkan sebagai berikut :
Penduduk yang tinggal di kota/kaum urban
mempunyai kebiasaan membuang sampah di saluran
Drainase. Sampah-sampah ini otomatis akan menutup
saluran drainase dan mengurangi kapasitas alirannya.
Sampah yang berserakan merupakan ancaman serius
terhadap kesehatan warga karena dapat
menyebabkan munculnya epidemi dan penyakit.
Banjir terutama dengan kecepatan tinggi dapat
merusak bangunan dan dapat menyebabkan korban
jiwa terutama anak-anak.
Banjir juga dapat menghancurkan pipa dan kabel yang
ada di dalam tanah.
Dari beberapa masalah yang ditimbulkan, maka pemerintah Kota Awka mempunyai rencana
untuk mengembangkan jaringan Draianase baru yang diharapkan dapat menambah kapasitas
tampungan air saat hujan sehingga dapat mengurangi banjir. Tiga rencana jaringan Drainase
yang akan dibangun tersebut adalah :
a. Amaenyi Awka via Umuzocha/ Umudioka down to Okika Stream
b. Aroma Junction through Express way down to the back of Legislator’s Quarters.
c. Aroma Junction through the back of Government House down to Ifite Awka.
III. PERMASALAHAN DRAINASE DI KOTA AWKA
Awka merupakan salah satu pusat kota dari Negara bagian Anambra di Nigeria. Sebagai
pusat kota dari Anambra, Awka merupakan kota yang menjadi tujuan urbanisasi penduduk dari
beberapa daerah di pinggiran Anambra. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang begitu
pesat menyebabkan perubahan tata guna lahan yang ada. Banyak lahan yang awalnya berupa
daerah resapan berubah menjadi kawasan pemukiman, industri, perkantoran dan perdagangan.
Perubahan tata guna lahan yang selalu terjadi akibat perkembangan kota dapat mengakibatkan
peningkatan aliran permukaan dan debit banjir. Menurut Suripin (2004:10) akar permasalahan
banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat. Pertumbuhan
penduduk di atas rata-rata pertumbuhan nasional, akibat urbanisasi. Pertambahan penduduk
yang tidak diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai,
mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi acak-acakan. Hal inilah yang
3
Tugas Individu Evaluasi Kelayakan Sektor Drainase
menyebabkan persoalan drainase perkotaan menjadi sangat kompleks. Selain itu permasalahan-
permasalahan tersebut juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah
dan tidak peduli dengan permasalahan yang dihadapi kota.
Penggunaan lahan di Awka sangat berbeda semenjak Awka menjadi Ibukota dari
Anambra. Penggunaan lahan yang awalnya sebagai daerah resapan berubah menjadi bangunan
yang berpondasi beton akibat banyaknya jumlah penduduk yang membutuhkan sarana dan
prasarana untuk kelangsungan hidup mereka. Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang
sangat cepat, merupakan akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkatan jumlah
penduduk selalu diikuti oleh penambahan infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatan
penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik cair maupun padat. (Suripin
2004:226). Akibat pembangunan di Awka yang terus menerus, daerah untuk resapan saat hujan
mengalir hampir tidak ada lagi. Parahnya, system drainase yang ada di Awka juga masih
bercampur dengan system pembuangan air limbah. Hal ini akan semakin parah apabila terjadi
hujan. Karena masalah yang ditimbulkan dari drainase yang bercampur ini tidak sedikit,
diantaranya adalah tumpukan sampah yang tentunya akan menimbulkan pencemaran dan
gangguan kesehatan. Peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat mengakibatkan
berkurangnya lahan untuk saluran drainase. Banyak pemukiman yang didirikan di atas saluran
drainase sehingga aliran drainase menjadi tersumbat. Sampah penduduk pun juga tidak jarang
dijumpai di aliran drainase, terutama di perkotaan. Hal ini karena kesadaran penduduk yang
rendah terhadap kebersihan lingkungannya. (Suryokusumo 2008:81).
Penyebab lain dari banjir yang terjadi di Awka selain karena perubahan tata guna
lahannya, banjir juga di sebabkan karena kurangnya kegiatan operational dan maintenance dari
pemerintah kota setempat untuk saluran drainase yang ada. Saluran drainase yang dipenuhi
dengan sampah dari warga akan memperparah banjir yang ada karena tidak adanya kegiatan
pembersihan sampah dan normalisasi saluran. Selain itu, tidak adanya peraturan terkait dengan
sanksi yang dapat diberikan kepada masyarakat karena membuang sampah disaluran Drainase
dari pemerintah kota Awka kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan akan
membuat masyarakat bebas melakukan kegiatan yang menimbulkan dampak lingkungan
tersebut.
Selain permasalahan demografi, perubahan penggunaan lahan, peraturan dan masalah
lingkungan. Permasalahan System Drainase di Kota Awka juga disebabkan kareana design
saluran Drainase di awal pembangunan. Pada awalnya design yang ada berbentuk persegi,
dimana dengan design ini maka kapasitas air hujan yang dapat ditampung lebih kecil di
bandingkan dengan bentuk lain seperti trapezium. Dengan kondisi Kota Awka yang mempunyai
4
Tugas Individu Evaluasi Kelayakan Sektor Drainase
lahan semakin sempit untuk pembangunan saluran drainase baru, design saluran Drainase yang
berbentuk persegi kurang efektif untuk digunakan.
IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari resume di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan Drainase yang ada di Kota Awka
berawal dari pertambahan penduduk yang besar karena urbanisasi yang menyebabkan
perubahan penggunaaan lahan dari lahan yang menjadi resapan saat hujan berubah menjadi
bangunan fisik berupa perumahan, permukiman, perdagangan dan jasa, dll. Selain itu
kurangnya operational dan maintenance dari pemerintah juga memperparah kondisi
Drainase yang ada. Pemerintah juga kurang tegas dalam menindak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan di saluran Drainase dan juga belum adanya peraturan
tentang pembatasan pembangunan fisik akan memperparah permasalahan Drainase yang
ada. Secara design, Drainase yang ada menggunakan model persegi dimana dengan model
ini kapasitas air hujan yang di tamping akan lebih sedikit dibandingkan dengan model lain,
misalnya trapezium.
Rekomendasi yang dapat diberikan diantaranya adalah :
1. Pemerintah Kota Awka membuat peraturan tentang sanksi kepada masyarakat yang
membuang sampah sembarangan.
2. Pemerintah Kota Awka menerbitkan peraturan tentang pembatasan pembangunan fisik
yang tidak sesuai dengan pedoman pembangunan berkelanjutan (green building)
3. Pemerintah Kota Awka membangun jaringan system Drainase baru mulai dari hulu
sampai dengan hilir dengan mengubah konsep drainase segi empat menjadi model
trapezium agar dapat menampung kapasitas air hujan yang lebih banyak dan
membangun daerah-daerah resapan.
4. Pemerintah Kota Awka harus membuat system drainase yang terpisah dengan saluran
limbah agar dapat meminimalkan potensi banjir yang ada.
5