8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
1/18
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Neuron adalah sel saraf yang
merupakan unit dasar system saraf dan berfungsi untuk menghantarkan impuls yang
membawa informasi dari lingkungan. Neuron berbeda-beda dalam ukuran dan
bentuknya tergantung pada tugas khusus yang harus dilakukannya, namun scara
umum setiap neuron terdiri dari badan sel (perikarion/soma), nucleus (intisel), akson,
dendrite, dan tombol terminal. Setiap neuron memiliki sebuah badan sel yang berisi
nucleus yang didalamnya terdapat kromosom (N!). ari badan sel menjulur
prosesus-prosesus (tonjolan) yang disebut akson dan dendrite. !kson merupakan
prosesus yang menghantarkan impuls dari badan sel ke tombol terminal dan
jumlahnya biasanya satu. "ada bagian luar akson terdapat lapisan lemak yang disebut
#yelin.$
#yelin merupakan suatu konduktor yang mempunyai cara kerja menghalangi
ion natrium dan ion kalium melintasi membrane neuronal dengan hampir sempurna.
Selubung myelin tidak continue sepanjang saraf, dan terdapat celah yang tidak
memiliki myelin, dinamakan nodus ran%ier. &onjolan saraf pada susunan saraf pada
susunan saraf pusat dan tepi dapat bermyelin atau tidak. Serabut saraf yang yang
mempunyai selubung myelin dinamakan serabut bermyelin, dan didalam SS"
dinamakan masa putih (substansia alba). Serabut yang tak bermielin dinamakan
serabut tak bermielin dan terdapat pada substansia kelabu (substansia grisea).
&ransmisi impuls saraf disepanjang serabut myelin lebih cepat dari transmisidisepanjang serabut tak bermielin.'
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
2/18
ambar '.' "erbedaan serabut saraf dengan myelin dan tanpa myelin
2.2 Perbedaan Antara Serabut Saraf dengan Myelin dan Tanpa Myelin
&erdapat beberapa jenis serabut saraf. *eberapa isyarat sensorik perlu
dihantarkan ke susunan saraf pusat sengan sangat cepatnya, kalau tidak informasi ini
akan menjadi tidak berguna. #isalnya isyarat sensorik yang dinilai otang mengenai
posisi sementara anggota gerak pada tiap bagian dari detik,sementara berlari. "ada
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
3/18
ujung yang lain, beberapa jenis informasi sendorik, seperti yang menggambarkan
pegal yang lama, tidak perlu dihantarkan dengan cepat, sehingga cukup serat yang
menghantarkan sangat lambat. Serat saraf mempunyai semua ukuran, dari diameter
,+-+ mikron sampai dengan diameter yang lebih besar mempunyai kecepatan
hantaran yang lebih besar. *atas kecepatan hantaran adalah ,-'+ meter per detik.
ambar '.' memberikan dua macam klasifikasi serat saraf yang biasa
digunakan. Salah satunya adalah klasifikasi umum yang meliputi seraf saraf sensorik
dan motorik, termasuk serat saraf otonom. alam klasifikasi umum, serat ini dibagi
menjadi jenis ! dan , dan serat jenis ! dibagi lagi menjadi serat , , 0, dan 1. Serat
jenis ! merupakan serat saraf spinalis yang bermielin dan khas. Serat jenis
merupakan serat saraf tak bermielin dan sangat kecil yang menghantarkan impuls pada kecepatan rendah. 2a merupakan lebih dari setengah saraf sensorik dalam
kebanyakan saraf perifer dan juga semua serat otonom postganglion.
alam klasifikasi serat sensorik, serat ini dibagi menjadi kelompok 2a, 2b, 22,
222, dan 23. Serat grup 2 adalah terbesar dan serat grup 23 adalah yang terkecil,
merupakan serat tak bermielin yang sama seperti serat jenis dalam klasifikasi
umum.
2. Multiple S!ler"sis
+.4.' efinisi
#ultiple sklerosis adalah suatu peradangan yang terjadi di otak dan sumsum
tulang belakang yang menyerang daerah substansia alba dan merupakan penyebab
utama kecacatan pada dewasa muda. "enyebabnya dapat disebabkan oleh banyak
faktor, terutama proses autoimun. Focal lymphocytic infiltration atau sel & bermigrasi
keluar dari lymph node ke dalam sirkulasi menembus sawar darah otak (blood brain
barrier ) secara terus-menerus menuju lokasi dan melakukan penyerangan pada
antigen myelin pada sistem saraf pusat seperti yang umum terjadi pada setiap infeksi.
5al ini dapat mengakibatkan terjadinya inflamasi, kerusakan pada myelin
(demyelinisasi), neuroa6onal injury, astrogliosis, dan proses degenerati%e. !kibat
demyelinasi (ambar '.'), neuron menjadi kurang efisien dalam potensial aksi.
&ransmisi impuls yang disampaikan oleh neuron yang terdemyelinisasi akan menjadi
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
4/18
buruk. !kibat 7kebocoran7 impuls tersebut, terjadi kelemahan dan kesulitan dalam
mengendalikan otot atau kegiatan sensorik tertentu di berbagai bagian tubuh.8
ambar '.+ "erbedaan Neuron yang Sehat dan yang #engalami emyelinisasi
+.4.+ 9pidemiologi
#enurut National Multiple Sclerosis Society, kira-kira :. orang !merika
tercatat menderita #S, dan pada setiap minggunya sekitar + orang didiagnosis #S.
i seluruh dunia, #S mungkin diderita +. juta indi%idu. ;mumnya serangan terjadi
dalam dekade ketiga dan keempat, walaupun penyakit ini bisa mulai dalam masa
kanak-kanak dan juga di atas usia $ tahun. Secara keseluruhan #S terjadi lebih
sering pada wanita dibandingkan laki-laki, dengan perbandingan adalah kira-kira +
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
5/18
#ultiple sklerosis secara dominan menyerang orang kulit putih, informasi
terakhir cenderung menunjukkan bahwa #S adalah suatu penyakit bawaan dan
mungkin dapat ditularkan. !danya bukti bahwa hubungan antara 5>! system
( Human Leukocyte Antigen) dan multiple sklerosis menunjukkan suatu kerentanan
genetis terhadap penyakit itu.4
ambar '.4 "ersebaran #ultiple Sclerosis
+.4.4 9tiologi dan "atofisiologi
9tiologi dari kelainan tersebut masih belum jelas. !da beberapa mekanisme
penting yang menjadi penyebab timbulnya bercak #S yaitu autoimun, infeksi, danherediter. #eskipun bukti yang meyakinkan kurang, faktor makanan dan paparan
toksin telah dilaporkan ikut berkontribusi juga. #ekanisme ini tidak saling berdiri
sendiri melainkan merupakan gabungan dari berbagai faktor.?
#ekanisme autoimun diduga terjadi melalui penurunan aktifitas limfosit &-
supresor pada sirkulasi pasien penderita #S serta adanya molecular mimicry antara
antigen dan #*" (myelin basic protein) yang mengaktifkan klon sel & yang spesifik
terhadap #*" ( MBP specific Tcell clone!" >imfosit &: menjadi autoreaktif pada
paparan antigen asing yang strukturalnya mirip dengan #*". &idak hanya beberapa
%irus dan peptida bakteri saja yang memiliki kesamaan struktural dengan #*", tetapi
beberapa dari mikroorganisme tersebut dapat mengaktifkan #*"-spesifik &-sel klon
pada pasien #S.?
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
6/18
*eberapa infeksi %irus diketahui menyebabkan demyelinasi pada manusia
diantaranya progressi#e multifocal leukoencephalopathy yang disebabkan oleh
papilloma %irus @, subakut sclerosing panencephalitis oleh %irus campak. "ada #S
studi serologis awal sulit ditafsirkan. Namun, banyak pasien #S terdapat ele%asi titer
SA terhadap %irus campak dan herpes simpleks (5S3), tetapi ini juga tidak
spesifik.=
5al terpenting dari peran mielin pada proses transmisi dapat terlihat dengan
mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat mielin di sana. "ada orang-orang
dengan multiple sklerosis, lapisan mielin yang mengelilingi serabut saraf menjadi
hilang. Sejalan dengan hal itu, orang tersebut perlahan-perlahan kehilangan
kemampuan mengontrol otot-ototnya dan akhirnya tidak mampu sama sekali.
'
ambar '.: kerusakan mielin pada serabut saraf
Sifat dasar gangguan yang menyebabkan multiple sklerosis tidak diketahui
dengan pasti. *ukti-bukti terbaru mendukung teori bahwa multiple sklerosis adalah
penyakit autoimun, mungking berkaitan dengan pemicu lingkungan yang tidak dapat
ditentukan seperti infeksi %irus. 5ipotesis ini berasal dari obser%asi bahwa infeksi
%irus biasanya menyebabkan peradangan yang melibatkan produksi interferon
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
7/18
gamma, yaitu suatu Bat kimia yang diketahui dapat memperburuk multiple sklerosis.
Sejumlah %irus telah diajukan sebagai agen penyebab yang mungkin pada multiple
sklerosis. *eberapa peneliti menduga %irus campak (rubeola). *erbagai antibodi
campak telah ditemukan dalam serum dan cairan serebrospinalis (SA) pasien
multiple sklerosis, dan bukti yang ada mengesankan antibody ini dihasilkan dalam
otak. &eori lain menduga bahwa faktor genetic tertentu menyebabkan beberapa orang
lebih peka terhadap in%asi susunan saraf pusat dengan berbagai %irus ClambatD. 3irus
yang lambat memiliki masa inkubasi yang lama dan hanya mungkin berkembang
dengan keadaan defisiensi atau imun yang abnormal. !ntigen histokompabilitas
tertentu ( 5>!-!4, 5>!-!?) telah ditemukan lebih sering pada pasien multiple
sklerosis dibandingkan dengan subjek yang terkontrol. !danya antigen ini mungkin berkaitan dengan defisiensi pertahanan imunologis dalam melawan infeksi %irus.'
+.4.: Aaktor Eesiko
*eberapa keadaan yang biasanya dianggap sebagai faktor pencetus adalah
kehamilan, infeksi (khususnya dengan demam), stress emosional, dan cedera.
"enyembuhan sempurna biasanya terjadi setelah serangan pertama. Eemisi biasanya
timbul dalam waktu ' hingga 4 bulan dengan serangan yang berturut-turut. Namun
pada akhirnya penyembuhan tidak terjadi secara sempurna, dan pasien diwarisi
kerusakan permanen tambahan setelah serangan penyakit tersebut.'
+.4. #anifestasi Flinis
#anifestasi klinis yang sering terjadi pada Multiple Sclerosis (#S) adalah< ?,=
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
8/18
ambar '. #anifestasi #ultipel Sklerosis
a. angguan %isual
Neuritis optik (retrobulbar) merupakan gangguan %isual khas yang merupakan
tanda onset multipel sklerosis. "atologi dasarnya adalah demielinisasi inflamasi pada
satu atau kedua ner%us optik. ejala neuritis optik unilateral meliputi <
• Nyeri disekitar salah satu mata terutama saat mata bergerak
• "englihatan kabur dan dapat berlanjut menjadi kebutaan total monookular
• 5ilangnya penglihatan warna
Selain gangguan ketajaman penglihatan dan warna, pemeriksaan dapat
menunjukan
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
9/18
• iskus optikus membengkak, dan kemerahan pada funduskopi jika area
demielinisasi inflamasi terletak langsung dibelakang papil ner%us optikus
• efek lapang pandang umumnya berupa skotoma sentral pada mata yang terkena
• efek pupil aferen relati%e
Neuritis optik biasanya akan membaik setelah beberapa minggu atau bulan,
walaupun pasien tetap memiliki ganggguan penglihatan pada mata yang terkena, dan
funduskopi umumnya menunjukkan diskus optikus yang pucat karena atrofi ner%us
optikus. "embengkakan diskus optikus pada fase akut, jika bilateral, harus dibedakan
dari edema papil yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial walaupun
kadang tampak serupa. "ada edema papil, biasanya ketajaman penglihatan lebih baik,
dan defek lapang pandang pada awal edema papil adalah berupa pembesaran bintik
buta fisiologis. 9pisode neuritis optik tidak selalu menunjukkan bahwa pasien
selanjutnya akan mengalami multipel sklerosis tetapi mungkin saja hanya merupakan
penyakit monofasik, terutama pada anak dan jika bilateral.
angguan %isual lainnya saat onset multipel sklerosis meliputi diplopia yang
sering disertai %ertigo dan mual, sehingga merupakan indikasi adanya plak batang
otak. "emeriksaan pada keadaan ini dapat menunjukkan oftalmoplegia internuklear.
apat juga terjadi ataksia serebelar.
b. ejala dari gangguan batang otak
&rigeminal neuralgia terjadi pada '.G pasien #S dan 4 kali lebih banyak
terjadi dalam kelompok ini dibandingkan di dalam populasi umum. &rigeminal
neuralgia, dua kali lipat terjadi bilateral dalam pasien multipel sklerosis dibandingkan
di poplulasi pada umumnya. Seringkali, nyeri muncul di antara serangan paroksismal,
dan bisa saja nyeri terjadi diluar dari distribusi syaraf trigeminal, kelumpuhan nerfus
fasialis, atau gejala lain yang menyertai tanda gejala pada lesi pontine. #S-related
trigeminal neuralgia memberikan respon terhadap pengobatan dengan prostaglandin
9 analog. Fetulian #endadak atau serangan akut %ertigo dapat menyerupai suatu
krisis %estibular akut, bisa juga merupakan tanda dari multipel sklerosis yang kurang
sering terjadi.
c. ejala gangguan serebelar
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
10/18
&anda dan gejala serebelar terdapat pada H kasus. erakan ataksia sering kali
merupakan tanda yang menonjol yang terutama mengenai gaya berjalan pasien, yang
tidak hanya spesifik tetapi juga ataksik. Iang terutama berkesan dan sangat
karakteristik pada multipel sklerosis adalah tremor intensi yang menyertai gerakan
%olunter misalnya tes jari-hidung. &remor menunjukan suatu lesi dari nukleus
dentatus yang mengenai serabut-serabut eferennya. isdiadokokinesia dan dismetria
pada gerakan dapat ditemukan, biasanya disertai oleh tanda-tanda spastisitas dan
refleks di tendon yang meningkat. angguan bicara dideskripsikan sebagai irama
yang tidak beraturan dan eksplosif.
d. ejala ekstrapiramidal
>ebih dari =G dari pasien multipel sklerosis menderita gejala kejang paraparesis dengan gejala bilateral traktus piramidal dan hiperrefleksi. @ika gejala
kejang paraparesis muncul dalam waktu yang lama, diagnosis dari multipel sklerosis
harus dipertanyakan. "araparesis progresif mungkin saja hanya satu-satunya gejala
multipel sklerosis, terutama sekali didalam onset akhir penyakit, dan cenderung
menjadi progresif dalam beberapa kasus. &idak adanya refleks kulit abdominal dapat
menjadi tanda dari kejang paraparesis. 5al ini tidak memiliki nilai informatif sebagai
satu temuan terisolasi, refleks ini tidak dimiliki oleh +G orang dewasa normal, tetapi
menjadi signifikan jika muncul bersama dengan refleks dinding abdominal yang
berlebihan.
e. Aenomena mirip bangkitan
&imbulnya serangan epileptik pada multipel sklerosis sudah berulang-ulang
diajukan dan diabaikan. "engarang menemukan pada kelompok pasien multipel
sklerosis yang diteliti ternyata epilepsi : kali lebih sering dibandingkan populasi
umum. Serangan batang otak paroksismal harus membangkitkan kecurigaan adanya
multipel sklerosis terutama pada pasien muda. Felainan ini dapat terjadi sebagai
tanda penyakit yang timbul, dengan cara yang sama seperti serangan berupa
kehilangan tonus otot yang menyebabkan pasien jatuh atau seperti distonia
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
11/18
paroksismal. Sebagian serangan berulang yang berlangsung selama '-: detik,
disertai oleh disartria paroksismal dan ataksia.
f. angguan mental
"asien dengan mutipel sklerosis tidak jarang memperlihatkan euforia yang
tidak sesuai kurangnya menyadari penyakitnya. #akin lama perjalanan penyakitnya,
makin mungkin timbul perubahan psikoorganik yang terutama pada kasus-kasus
dengan perjalanan penyakit yang panjang, dapat menimbulkan demensia pada J
pasien. angguan mental dapat merupakan gejala dari #S, biasanya berkaitan
dengan kelainan batang otakK tentu saja, gambaran psikotik dapat merupakan tanda
dini dari penyakit ini. "ada stadium yang lebih dini, tanda kelainan mental dapat
ditemukan pada kira-kira 4G kasus.g. angguan miksi
"ada saat pertama kali masuk rumah sakit, sekitar +G pasien
memperlihatkan gangguan ini. Iang paling sering adalah dorongan yang tidak
terkontrol untuk miksi, yang dapat menimbulkan ngompol. *entuk lain dari
inkontinensia kurang sering ditemukan.
h. angguan Sensori motorik
#anifestasi sensorik dan motorik umumnya menunjukkan lesi pada medula
spinalis atau hemisfer serebri. ontohnya, pasien mengalami paraparesis spastik
asimetris dan atau parestesia, anestesia suhu, dan disestesia pada anggota gerak. >esi
pada kolumna posterior medula spinalis ser%ikal dapat menyebabkan gejala yang
hampir patognomonik yaitu sensasi kesemutan yang menjalar ke lengan atau tungkai
saat fleksi leher (Aenomena >hermitte). "ada beberapa pasien, gejala motorik,
sensorik, atau %isual terkadang lebih buruk setelah mandi air panas (Aenomena
;hthoff ).
angguan sensorik terdapat kira-kira pada G pasien-pasien dengan
penyakit yang dini. Fadang-kadang gejala yang timbul berupa sensasi yang spontan
abnormal (parestesia) atau sebagai perasaan abnormal setelah menggores kulit dari
ekstremitas (disestesia). &angan kadang-kadang dapat memperlihatkan astereognosia
yang berat.=
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
12/18
Friteria diagnostik yang umum dipakai adalah kriteria #conald yang
merupakan kriteria #S dengan konsep asli tahun +' dan re%isi terakhir tahun +'.
Friteria #conald menekankan adanya pemisahan menurut waktu/disseminated in
time (dua serangan atau lebih) dan pemisahan oleh ruang/disseminated in space (dua
atau lebih diagnosa topis yang berbeda). Seseorang dinyatakan definite menderita #S
bila terjadi pemisahan waktu dan ruang yang dibuktikan secara klinis atau bila bukti
secara klinis tidak lengkap tetapi didukung oleh pemeriksaan penunjang (#E2, >S
atau 39").
+.4.$ Flasifikasi #ultiel Sklerosis
&abel '.+ Flasifikasi #ultipel Sklerosis *erdasarkan perjalanan "enyakit
#ultiple sclerosis diklasifi kasikan menjadi :K
'. Eelapsing Eemitting #S (EE#S)
&ipe ini ditandai dengan episode relaps atau eksaserbasi yang diikuti dengan
episode remisi (perbaikan). Sekitar =G pasien #S memiliki tipe EE#S, $G di
antaranya akan berkembang menjadi tipe Secondary "rogressi%e #S (S"#S).
+. Secondary "rogressi%e #S (S"#S)
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
13/18
*anyak pakar yang menganggap S"#S merupakan bentuk lanjut dari EE#S
yang berkembang progresif. "ada tipe ini, episode remisi makin berkurang dan gejala
menjadi makin progresif.
4. "rimary "rogressi%e #S (""#S)
""#S diderita oleh '-'G pasien #S dengan rasio perempuan< laki-
lakiL'
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
14/18
"emisahan secara waktu maksudnya adalah terjadinya dua serangan atau lebih
dimana jarak antara dua serangan minimal 4 hari dan satu episode serangan minimal
berlangsung +: jam. Sedangkan pemisahan oleh ruang adalah terdapatnya dua atau
lebih gejala neurologis obyektif yang mencerminkan dua lesi yang diagnosis topisnya
berbeda. Friteria definite (disseminated in space) #E2 harus meliputi 4 dari :
kriteria<
'. !danya ' lesi yang besar atau minimal 8 lesi yang kecil
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
15/18
+. #inimal ' lesi infratentorial
4. #inimal ' lesi ju6takortikal
:. #inimal 4 lesi peri%entrikel.
Selain itu pada #E2 dapat terlihat gambaran atrofi korteks yang didahului
oleh pembesaran %entrikel.
ambar '.$. #E2 Mtak anita + &ahun dengan $elapsing$emitting MS%
"emeriksaan oligoclonal band dari cairan serebrospinalis/>S sangat
membantu diagnosis #S. Sensitifitas pemeriksaan ini dikatakan dapat mencapai 8G
dan bila terdapat peningkatan oligoclonal band pada >S maka hanya dibutuhkan +
lesi pada #E2 untuk memenuhi kriteria disseminated in space.
"emeriksaan 39" (%isual e%oked potential) merupakan pemeriksaan
penunjang yang cukup sensitif (dibandingkan pemeriksaan e%oked potential lain)
untuk #S dimana terjadi pemanjangan latensi 39" yang disebabkan adanya
demyelinisasi pada ner%us optikus. 39" secara dini dapat mendeteksi kelainan
meskipun pada pasien #S yang secara klinis belum terdapat gejala klinis neuritis
optika.
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
16/18
+.4.= "enatalaksanaan
#ultiple sclerosis sampai saat ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi
tidak mematikan. !da pengobatan yang memungkinkan untuk menunda
perkembangan penyakit ini dan mengurangi sebaran, intensitas dan durasi gejala.+
a. Eelaps akut<
#etyl prednisolon per infus ' gram/hari selama ?-' hari, kemudian po (per oral)
prednison = mg selama : hari kemudian tapering off :, +, ' mg masing-
masing : hari. &ujuan pemberiannya adalah <
• #engurangi keparahan dan durasi relaps dengan menurunkan inflamasi
•;ntuk mengurangi kerusakan akibat serangan.
"enggunaan steroid jangka panjang tidak dianjurkan. Farena dapat menyebabkan
beberapa efek samping pada pemberian jangka panjang serta mungkin tidak lagi
berefek jika diberikan jangka panjang.
b. "encegahan relaps
2nterferon diproduksi oleh sel-sel untuk merespons berbagai %irus. Sel-sel ini
diberi nama sesuai kemampuan mereka untuk menghambat replikasi %irus,
mengurangi respons peradangan, termasuk mencegah kerusakan pada neuron.
!da tiga jenis interferon, yaitu alfa, beta, dan gamma. 2nferon *< efektif untuk
mencegah relaps pada #S, cara pemberian injeksi subkutan, obat ini untuk
penderita + atau lebih serangan pada + tahun pertama. Sekarang digunakan
intra%enous 2g dengan dosis ,: gr/koagulan/hari selama hari, kemudian
dibooster ,: gr/koagulan/hari setiap + bulan dalam + tahun.
c. Fronik progresif dapat diberikan immunosupresan misalnya aBahioprin,
methotre6ate, cyclophosphamide tetapi sayang hasilnya tidak memuaskan.
d. &erapi simtomatis<
• *angkitan dapat diberi carbamaBepin
• Nyeri karena neuralgia trigeminal diberikan carbamaBepin, fenitoin,
gabapentin, baclofen O amitriptilin
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
17/18
• Spastisitas diberi baclofen
• Felemahan umum dapat diberikan anti kolinergik misal ditropan, propantelin
+-4 6/hari
• angguan emosi dan pseudobulber dapat diberikan amitriptilin + mg pada
waktu malam.
"erjalanan penyakit #S terdiri dari :<
'. Eelaps dan remiting sekitar + G P
+. hronic/progresif (sekunder progresif) sekitar :G
4. hronic/progresif dari onset sekitar 'G
:. *enign #S +G.
+.4.8 "rognosis
@ika tidak diobati, lebih dari 4G pasien dengan #S akan memiliki cacat fisik
yang signifikan dalam waktu +-+ tahun setelah onset. Furang dari -'G dari
pasien memiliki fenotipe #S klinis ringan, di mana tidak ada cacat fisik yang
signifikan terakumulasi meskipun berlalu beberapa dekade setelah onset (kadang-
kadang terlepas dari lesi baru yang terlihat pada #E2). "emeriksaan rinci dalam
banyak kasus, mengungkapkan beberapa tingkat kerusakan kognitif.+
"asien laki-laki dengan #S progresif primer memiliki prognosis terburuk,
dengan respon yang kurang menguntungkan untuk pengobatan dan cepat
menimbulkan kecacatan. 2nsiden yang lebih tinggi dari lesi sumsum tulang belakang
di #S progresif primer juga merupakan faktor dalam perkembangan pesat dari
kecacatan.+
5arapan hidup dipersingkat hanya sedikit pada orang dengan #S, dan tingkat
kelangsungan hidup terkait dengan kecacatan. Fematian biasanya terjadi akibat
komplikasi sekunder (-$$G), seperti penyebab paru atau ginjal, tetapi juga dapat
disebabkan oleh komplikasi utama, bunuh diri, dan menyebabkan tidak berhubungan
dengan #S. #arburg %arian dari #S adalah bentuk akut dan klinis fulminan
penyakit yang dapat menyebabkan koma atau kematian dalam beberapa hari.+
8/15/2019 multipel sklerosis SMF SARAF RSU HAJI SURABAYA
18/18