ANALISA SPASIALNORMAL KETERSEDIAAN AIR TANAH BULANAN DI KALIMANTAN SELATAN
1981-2010
OLEH : KHAIRULLAH, SPSTASIUN KLIMATOLOGI BANJARBARU
http://www.klimatologibanjarbaru.com/http://ustadzklimat.blogspot.com/
JLN TRIKORA TELP.(0511)4787229 FAKS.(0511)4787159
Facebook : Stasiun klimatologi BanjarbaruKhairullah Wahid
• ABSTRAK
Ketersediaan Air Tanah adalah banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman yaitu berada pada kisaran Kapasitas Lapang (KL) dan Titik Layu Permanen (TLP). Neraca air lahan bulanan di Kalimantan Selatan dihitung dengan metode Thornwaite and Matter pada 75 lokasi yang mempunyai normal curah hujan 1981-2010, dilanjutkan dengan menentukan tingkat ketersediaan air tanah dan pemetaannya. Tingkat Ketersediaan Air Tanah di Kalimantan Selatan pada bulan September dan Oktober paling besar dalam kondisi kurang sebanyak 82,7% dari seluruh pos hujan yang ada.
• Kata kunci :evapotranspirasi, ketersediaan air tanah, kapasitas lapang, neraca air lahan
PENDAHULUANKalimantan Selatan Secara Geografis : 1. Di bagian tenggara Kalimantan2. Diapit pegunungan Meratus (dataran
tinggi di sekitarnya)3. Dataran rendah di barat dan pantai
bagian timur Kalimantan Selatan Secara Iklim ;1. Mempunyai 10 Zona Musim (ZOM)
(monsun)2. Mempunyai 1 Non ZOM (N37)
Neraca air merupakan penjelasan tentang hubungan kesetimbangan antara aliran masuk (inflow) dan aliran keluar (outflow) dari air di suatu daerah hamparan lahan pada suatu periode tertentu dari proses sirkulasi air.
Neraca air menurut fungsi meteorologis sangat diperlukan untuk mengevaluasi ketersediaan air tanah di daerah tertentu, khususnya untuk mengetahui kapan dan seberapa besar surplus dan defisit yang terjadi di wilayah yang ditinjau.
Menentukan Evapotranspirasi dengan Metode Thornwaite
a
I
tETP ÷
ø
öçè
æ= 1016
514.1
5÷ø
öçè
æ= ti å=
Des
Jan
iI
Dalam cm untuk 30 hari dan panjang hari 12 jam
bakuETPYX
ETPkor ÷øö
çèæ÷øö
çèæ=
1230
PENDAHULUAN
Tujuan :• Menentukan Normal Ketersediaan Air Tanah di Kalsel untuk
keperluan Pertanian.
• Menentukan : Daerah mana & Kapan saja daerah yang Ketersediaan Air Tanah “Cukup” dan “Kurang” untuk antisipasi kekeringan.
DATA• CURAH HUJAN RATA-RATA 75 POS HUJAN KALSEL YG
ADA NORMAL 1981-2010• SUHU RATA-RATA 7 STASIUN (3 STASIUN BMKG :
STAKLIM BANJARBARU, STAMET SYAMSUDIN NOOR, STAMET STAGEN & 4 SMPK : SUNGAI RAYA, PELAIHARI, SUNGAI TABUK, PANTAI HAMBAWANG)
• POS YANG TAK ADA SUHU DIDUGA DG STASIUN IKLIM TERDEKAT
DATA DAN METODE
DATA DAN METODE : TABEL NERACA AIR
Bulan CH Etp CH - Etp APWL KAT Dkat Eta Defisit Surplus
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
NERACA AIR LAHAN MENURUT THORNWAITE & MATTER (1957)
TAHAP URAIAN
1 Mengisi kolom presipitasi (CH)
2 Mengisi kolom ETP
3 Menghitung CH – ETP
4 Nilai negatif pada tahap 3 diakumulasikan per dasarian /bulan sebagai nilai APWL, diisi pada kolom tsb
5 Mengisi nilai KAT dari tabel berdasarkan nilai APWL, mulai dasarian/bulan pertama terjadi APWL hingga terakhir
6 Lanjutkan pengisian kolom KAT dengan menambah nilai KAT akhir dan nilai positif dari (CH-ETP) berikutnya, hingga KAT maksimum (KAT = KL) . KAT = KL X k |APWL| ; k=1.000412351+(-1.073807306/KL)
7 Mengisi KAT = KL hingga bulan/ dasarian akhir
8 Mengisi kolom dKAT dengan cara dKAT = KATn – KATn-1
9 Mengisi kolom ETA untuk bulan/ dasarian terjadi APWL (ETA = CH + dKAT). Pada dasarian / bulantidak terjadi APWL, maka ETA = ETP
10 Mengisi kolom defisit (D = ETP – ETA)
11 Mengisi kolom surplus (S) pada dasarian/bulan tidak defisitS = CH – ETP – dKAT
CONTOH PENENTUAN ETp METODE THORNWAITE STAKLIM BANJARBARU
Bulan Suhu i ETP Σhari N ETP kor
Januari 26.2 12.27 127.4 31 12.2 133.9
Februari 26.3 12.36 129.6 28 12.2 123.0
Maret 26.6 12.54 134.5 31 12.1 140.2
April 26.8 12.71 138.9 30 12.1 140.1
Mei 27.0 12.81 141.8 31 12 146.5
Juni 26.5 12.52 133.8 30 11.9 132.7
Juli 26.0 12.14 124.0 31 11.9 127.1
Agustus 26.3 12.34 129.1 31 12 133.4
September 26.9 12.76 140.3 30 12 140.3
Oktober 27.2 12.99 146.5 31 12.2 153.9
November 26.7 12.66 137.6 30 12.2 139.9
Desember 26.3 12.33 129.0 31 12.2 135.5
I = 150.42
a = 3.741
Bulan CH EtpCH - Etp
APWL KAT Dkat Eta Defisit Surplus
Jan 360.2 133.9 226.4 0.0 300.0 0.0 133.9 0.0 226.4Feb 272.4 123.0 149.4 0.0 300.0 0.0 123.0 0.0 149.4Mar 299.0 140.2 158.8 0.0 300.0 0.0 140.2 0.0 158.8Apr 258.7 140.1 118.6 0.0 300.0 0.0 140.1 0.0 118.6Mei 185.5 146.5 39.0 0.0 300.0 0.0 146.5 0.0 39.0Jun 132.4 132.7 -0.3 -0.3 299.7 -0.3 132.6 0.0 0.0Jul 104.1 127.1 -23.0 -23.3 278.7 -21.1 125.1 1.9 0.0Agt 59.4 133.4 -74.0 -97.2 220.4 -58.3 117.7 15.7 0.0Sep 69.8 140.3 -70.5 -167.7 176.2 -44.2 114.0 26.3 0.0Okt 143.0 153.9 -10.9 -178.6 170.3 -6.0 149.0 4.9 0.0Nov 226.5 139.9 86.5 0.0 256.8 86.5 139.9 0.0 0.0Des 355.3 135.5 219.8 0.0 300.0 43.2 135.5 0.0 176.5
CONTOH NERACA AIR :STAKLIM BANJARBARU
DATA DAN METODE
http://ponce.sdsu.edu/onlinethornthwaite.php/http://mmahbub.wordpress.com/2010/05/04/modul-menghitung-neraca-air-lahan/
METODE :EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL THORNWAITE DAN NERACA AIR LAHANDENGAN MICROSOFT EXCELL DIBANTU APLIKASI :
HASIL & PEMBAHASAN• JANUARI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Mataraman (Kab. Banjar) 273 mm.• FEBRUARI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Murung Pudak (Kab. Tabalong) 195 mm.• MARET : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Danau Salak/Atanik (Kab. Banjar) 187 mm.• APRIL : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Mataraman (Kab. Banjar) 273 mm.• MEI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi) Surplus
tertinggi : Kertak Hanyar (Kab. Banjar) 159 mm.• JUNI : Ketersediaan air tanah “cukup” 90.7% (67 lokasi),
“sedang” 6.7% (5 lokasi), “kurang” 1.3% (1 lokasi). Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 250 mm, defisit Sei Tabuk (Kab. Banjar) 20 mm.
• JULI : Ketersediaan air tanah “cukup” 76% (57 lokasi). “sedang” 14.7% (11 lokasi), “kurang” 9.3% (7 lokasi) Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 156 mm. Defisit terbesar Sei. Tabuk (Kab. Banjar) 30 mm.
• AGUSTUS : Ketersediaan air tanah “cukup” 21.3% (16 lokasi). “sedang” 30.7% (23 lokasi), “kurang” 48% (36 lokasi) Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 156 mm. Defisit terbesar Sei. Tabuk (Kab. Banjar) 55 mm.
• SEPTEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 13.3% (10 lokasi). “sedang” 4% (3 lokasi), “kurang” 82.7% (62 lokasi). Surplus tertinggi : Karang Bintang (Kab. Tanbu) 92 mm. Defisit terbesar Babirik (Kab. Hulu Sungai Utara) 69 mm.
• OKTOBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 13.3% (10 lokasi). “sedang” 6.7% (8 lokasi), “kurang” 82.7% (62 lokasi). Surplus tertinggi : Karang Bintang (Kab. Tanbu) 61 mm. Defisit terbesar Tiwingan Lama (Kab. Banjar) 28 mm.
• NOVEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 72% (54 lokasi). “sedang” 14.7% (11 lokasi), “kurang” 13.3% (10 lokasi). Surplus tertinggi : Murung Pudak (Kab. Tabalong) 159 mm.
• DESEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 97.3% (73 lokasi). “sedang” 2.7% (2 lokasi), Surplus tertinggi : Takisung (Kab. Tala) 292 mm.
HASIL & PEMBAHASAN
• Normal ketersediaan air tanah “kurang” paling banyak terjadi September & Oktober 82.7% (62 lokasi).
• September & Oktober puncak musim kemarau di daerah Kalimantan Selatan yang monsun (di barat pegunungan Meratus) bersesuaian dengan ketersediaan air tanahnya yang “kurang”.
• Di sebagian Kab. Tanbu, Tala dan Kotabaru (di timur pegunungan Meratus) ada yang normal ketersediaan airnya selalu “cukup”.
KESIMPULAN
• Normal tingkat ketersediaan air tanah di Kalimantan Selatan dalam kondisi “kurang” paling banyak terjadi pada bulan September dan Oktober mencapai 82.7% dari pos hujan yang ada, pada saat puncak musim kemarau.
• Di bagian barat Kalimantan Selatan daerah yang normal tingkat ketersediaan tanahnya selalu “cukup” di sebagian Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
• Pola hujan di barat Kalimantan Selatan yang monsun bersesuaian dengan pola ketersediaan air tanahnya.
DAFTAR PUSTAKAAllen, R G, Pereira, LS, Raes, D, Smith, M. 1998.Crop Evapotranspiration - Guidelines for Computing Crop Water
Requirements – FAO Irrigation and drainage paper 56.
Anonim. 2012. Buletin Agroklimat. Vol.1. No.8 – Agustus 2012.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Jakarta.
Khairullah. 2012. Penentuan Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson di Kalimantan Selatan. Laporan Teknis Intern.
Purbawa, I.G.A dan Wiryajaya, I.N.G. 2009.Analisis Spasial Normal Ketersediaan Air Tanah Bulanan di Provinsi Bali.Buletin Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.Vol. 5.No. 2.Juni 2009.
Rusmayadi, G. Dinamika Kandungan Air Tanah di Areal Perkebunan Sawit dan Karet dengan Pendekatan Neraca
Air Tanaman. J. Agriscientae. Vol. 18.No. 2.Agustus 2011.Sabaruddin, L. 2012. Agroklimatologi: Aspek-Aspek Klimatik untuk Budidaya Tanaman. Penerbit Alfabeta.
Bandung. Syaifullah, D. 2004. Analisis Spasial Defisit Air di Kalimantan Selatan dan Peluang Penerapan Teknologi
Modifikasi Cuaca.Jurnal Meteorologi dan Geofisika.Vol 5.No. 2.Juli-September. 2004.
http://mmahbub.wordpress.com/2010/05/04/modul-menghitung-neraca-air-lahan/ diakses tanggal 2 Maret 2013.
http://ponce.sdsu.edu/onlinethornthwaite.php/ diakses tanggal 1 Maret 2013.