STUDI KASUS PASIEN
GAGAL JANTUNG SINISTRA DAN HIPERTENSI GRADE I
DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA
PERIODE 17 DESEMBER 2012 – 19 JANUARI 2013
KELOMPOK: IOleh:
Nur Syawaliani M (1102006195)
Pembimbing :
dr. Sugma Agung Purbowo, MARS
MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan studi kasus pasien GAGAL JANTUNG SINISTRA DENGAN HIPERTENSI GRADE 1 dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.
Jakarta, Januari 2013
Pembimbing
dr. Sugma Agung Purbowo, MARS
KATA PENGANTAR
Assalamua'alaikum, Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga laporan Studi Kasus Pasien Gagal Jantung Sinitra dengan Hipertensi Garade I dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 17 Desember 2012- 19 Januari 2013 dapat diselesaikan penyusunannya.
Tujuan saya menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan bagian Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku dosen pembimbing, staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
2. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, Mkes selaku kepala koordinator, dan staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Universitas Yarsi.
3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Kedokteran Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
4. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, RS, MS, PKK, AIFM, Dr. Sumedi Sudarsono, dr. Dian Mardiyah, M.KK, dr. Citra Dewi, M.Kes, dr. Fathul Jannah, M.Si,Rifqatussa'adah, SKM, M.Kes, Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
5. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di puskesmas Penjaringan kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
6. Seluruh anggota keluarga Tn. Hanafi.
7. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.
Wassalamu'alaikum, Wr.Wb.
Jakarta, Januari 2013
Penulis
LAPORAN KASUS
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 68 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Kapuk Muara
Suku : Betawi
Status : Menikah
No. CM : 000124 D
Tanggal Periksa : 28 Desember 2012
B. Anamnesa (Autoanamnesa pada tanggal 28 Desember 2012)
1. Keluhan Utama : Dada berdebar sejak satu hari sebelum ke puskesmas.
2. Keluhan Tambahan : Nyeri dada
Sakit kepala
Sesak saat beraktivitas
Cepat lelah
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli umum puskesmas Penjaringan dengan keluhan dada
berdebar-debar sejak satu hari lalu hingga saat ini disertai dengan nyeri dada. Nyeri
dirasakan di dada sebelah kiri dan ulu hati terasa seperti tertindih benda berat, memberat
saat berjalan dan posisi membungkuk, membaik saat posisi berbaring dengan bantal yang
tinggi, nyeri yang dirasakan tidak menjalar ke lengan kiri namun nyeri dirasakan hingga
ke pundak dan punggung kiri. Pasien juga mengeluh sakit kepala berputar pada seluruh
kepala sejak empat hari lalu tanpa disertai dengan muntah maupun badan panas.Pasien
mengeluh sesak, yang dirasakan memberat saat berjalan ± 7 meter sehingga pasien
merasa cepat lelah.Dengan keluhan yang dirasakan, pasien tidak terganggu aktivitas
sehari-hari seperti makan, mandi, BAB, dan sholat.Keluhan bengkak pada kedua
ekstremitas bawah di sangkal, keluhan penurunan kesadaran di sangkal.
Pasien saat ini mengkonsumsi obat penurun darah tinggi rutin setiap hari
sebanyak 1 tablet/ hari. Dengan meminum obat tersebut setiap hari secara rutin tekanan
darah pasien menjadi stabil dan normal Pasien mengatakan tidak memiliki kencing manis.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sekitar enam bulan lalu, dan
membaik setelah berobat ke puskesmas.
Sekitar dua tahun lalu pasien di opname di RSUD selama satu minggu karena
keluhan sesak hingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan bengkak pada
kedua ekstremitas.Dan dinyatakan oleh dokter, saat itu pasien mengalami payah jantung
dan pembengkakan jantung.
Pasien memilikidarah tinggi yang terdiagnosa 10 tahun lalu dan rutin kontrol ke
puskesmas sebulan sekali dan rutin minum obat.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Ayah pasien menderita stroke dan darah tinggi, dan telah meninggal saat usia 79
tahun karena usia tua.
Ibu pasien menderita darah tinggi dan kencing manis, dan telah meninggal saat
usia 82 tahun karena kencing manis dengan komplikasi.
6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien adalah seorang nenek berusia 68 tahun, tinggal bersama suami, kedua
anak, satu menantu, dan satu cucu di rumah yang dimilikinya sendiri.Status ekonomi
mereka adalah menengah kebawah. Kebutuhan pasien dicukupi dari pendapatannya
sebagai pedagang dengan pendapatan ± Rp. 800.000,-/ bulan. Dan kebutuhan sehari-hari
keluarga ini dicukupi dari pendapatan anaknya sebagai satpam dengan pendapatan ±Rp.
1.000.000,-/ bulan dan dari menantunya yang bekerja sebagai buruh pabrik dengan
pendapatan ±Rp. 900.000,-/ bulan. Sedangkan biaya berobat apabila tidak dapat tercukupi
oleh pasien, anak-anak pasien yang lain akan membantunya.Suami pasien sudah tidak
bekerja lagi.
7. Riwayat Kebiasaan:
Pasien sejak muda gemar mengkonsumsi kopi susu sebelum beraktivitas di pagi
hari dan gemar mengkonsumsi makanan asin-pedas seperti bakso, mie ayam, ikan asin,
dan tumis sayuran. Sejak di diagnosa hipertensi 10 tahun lalu, pasien mulai mengurangi
mengkonsumsi kopi susu dan makanan asin-pedas, namun pasien tidak dapat berhenti
total mengkonsumsi minuman dan makanan kegemarannya tersebut. Menurut anak
pasien yang selama ini merawat pasien, pasien terkadang susah bahkan marah apabila
dilarang mengkonsumsi makanan kegemarannya, dan sering melanggar larangan
mengkonsumsi kopi susu dan makanan asin-pedas.Pasien merupakan perokok pasif
karena suami, anak, dan menantu pasien merupakan perokok aktif yang sehari dapat
menghabiskan satu bungkus rokok, namun semenjak 11 tahun ini suami pasien sudah
berhenti merokok.
Pasien adalah seorang pedagang sayur mayur dipasar sejak pasien muda, sejak
dulu pasien sering mengangkut dagangannya sendiri, namun sejak 10 tahun ini dagangan
diangkut oleh pesuruh, namun terkadang pasien ingin membawa sendiri beberapa
dagangannya.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Vital sign
Kesadaran : Compos mentis
Frek. Nadi : 88 x/menit, regular, isi cukup
Frek Pernapasan : 12x/menit
Suhu : 36,6 C
3. Status Generalis:
Kepala : Normocephal, rambut berwarna putih tidak mudah dicabut.
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat sentral
isokor.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjartiroid.
JVP: 5 + 0 cm H2O
Thoraks : Simetris antara hemithoraks kanan dan kiri saat keadaan statis dan
dinamis.
Cor
- Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS VI linea axillaris anterior sinistra.
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea axillaris anterior sinistra.
- Perkusi : Batas atas jantung kanan: ICS III linea parasternal dextra.
Batas atas jantung kiri: ICS III linea parasternal sinistra.
Batas bawah jantung kanan: ICS V linea parasternal sinistra.
Batas bawah jantung kiri: ICS VI linea axillaris anterior sinistra.
- Auskultasi: BJ I – BJ II regular
murmursistolik (-), murmur diastolic (-)
gallop (-)
Pulmo
- Inspeksi : Simetris antara hemithoraks kanan dan kiri saat keadaan statis
dan dinamis.
- Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris antara hemithoraks kanan
dan kiri.
- Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.
- Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Abdomen
- Inspeksi : Datar, simetris.
- Auskultasi : Bising usus normal.
- Perkusi : Tympani diseluruh lapang abdomen.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak membesar, lien tidak membesar, tidak
teraba massa.
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), kapiler refill kurang dari dua detik,
clubbing finger (-).
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 154 cm
Berat badan ideal: (TB - 100) – 10% (TB - 100)
: (154 - 100) – 10% (154 – 100)
: 48,6 kg
Status gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100 %
: (59 : 48,6) x 100%
: 121,4% (BB lebih)
IMT : BB (kg) : TB (m)²
: 59 : 2,4
: 24,6 (resiko obes)
4. Status lokalis : -
D. Pemeriksaan Penunjang
Roentgen thoraks (tanggal 15 mei 201 2 ):
cor membesar, hillus tidak melebar, tidak ada corakan paru.
Kesan: kardiomegali tanpa perbendungan paru.
Hasil Laboratorium (tanggal 20 november 201 2 )
GDS : 130 mg/dl,
Kolesterol : 210 mg/dl
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga : Tn. Hanafi berusia 70 tahun
b. Identitas Pasangan : Ny. Aminah berusia 68 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga :
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
N
O
Nama Kedu
dukan
dlm
keluarga
Gen
der
Usia Pendidik
an
Pekerja
an
Penghasil
an
Keterangan
Tambahan
1 Tn.
Hanafi
Kepala
keluarga
Pria 70 th SMP Tidak
bekerja
- Pemilik
rumah
2 Ny.
Aminah
Istri Wanita 68 th SMP pedagang Rp.
400.000,-/bl
n
Pasien
3 Tn.
Malik
Menantu Pria 45 th SMA Buruh
pabrik
Rp.
900.000,-/bl
n
Menantu
4 Ny.
Hanifah
Anak Wanita 45 th SMA Pedagang Rp.
400.000,-/bl
n
Anak
5 Tn.
Zulfikri
Anak Pria 40 th SMA Satpam Rp.
1000.000,-/
bln
Anak
6 An.
Rahman
Cucu Pria 20 th SMA Mahasis
wa
Tidak
bekerja
Anak, cucu
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah : Milik sendiri
Daerah perumahan : Padat dan kumuh.
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 10 x 7 m2 Keluarga Ny. Aminah mempunyai
rumah milik sendiri dengan lingkungan
yang padat dan kumuh. Namun
ketersediaan air bersih, tempat
pembuangan sampah dan jamban
keluarga cukup baik.
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orang
Luas halaman rumah: -
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Ubin
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 500 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
b. Kepemilikan barang berharga: (kendaraan, elektronik, peralatan rumah
tangga)
- satu buah televisi
- satu buah setrika
- dua buah kipas angin
- satu buah kompor gas
- satu buah kulkas
- dua buah sepeda motor
Gambar 1. Denah rumah keluarga
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas
b. Balita: Kartu Menuju Sehat (KMS) (-)
c. Asuransi/Jaminan kesehatan: Jamkesmas
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan KesimpulanCara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Angkot Pasien jika sakit berobat
ke Puskesmas. Karena
biayanya gratis dan jarak
yang tidak terlalu jauh dari
rumah, sehingga dapat
ditempuh dengan naik
angkot menuju puskesmas.
Dan pasien juga merasa
puas dengan pelayanan
kesehatan yang ada di
puskesmas.
Tarif pelayanan kesehatan Gratis
Kualitas pelayanan
kesehatan
Memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:
Keluarga ini sehari makan 3x per hari dengan nasi putih, lauk pauk dan sayuran.
Lauk pauk yang sering dikonsumsi berupa tahu, tempe, ikan dan sebulan sekali
mengkonsumsi daging atau ayam. Keluarga ini jarang mengkonsumsi buah
dikarenakan mahal dan tidak pernah minum susu. Setiap pagi mereka selalu membuat
teh hangat dan roti sobek sebagai sarapan.Keluarga ini jarang membeli makanan
diluar.
Makanan untuk pasien sudah disendirikan dengan menggunakan garam sedikit
terkadang tanpa garam dan tanpa penyedap rasa. Namun pasien terkadang melanggar
larangan mengkonsumsi makanan asin dan sering pasien mencuri-curi makanan yang
menggunakan garam yang memang disediakan untuk anggota keluarga lain, dengan
alasan bosan. Terkadang apabila pasien ditinggal sendiri dirumah, pasien akan
membuat kopi susu sendiri dan jajan makanan diluar.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga ini tidak memperhatikan pola gizi seimbang dari makanan yang mereka
makan.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Suami, anak-anak serta menantu-menantu pasien sangat memperhatikan
kesehatan pasien dan merawat pasien. Anak-anak pasien saling bergantian
mengingatkan pasien untuk rutin minum obat, mengantar kontrol ke puskesmas setiap
kali obat habis atau ada keluhan, dan mengingatkan pasien untuk menaati larangan
dari dokter.Selain itu anak-anak serta menantu-menantu pasien tidak perhitungan
dalam hal biaya kesehatan pasien, terutama saat pasien di opname di rumah sakit.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Anak-anak dan menantu-menantupasien sangat menghormati pasien, sehingga
anak-anak dan menantu-menantu pasien kurang tegas kepada pasien untuk menaati
larangan mengkonsumsi kopi dan makanan asin yang memang kegemaran pasien.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri dari empat generasi.Yang terdiri dari Tn. Hanafi yang berusia 70
tahun dan Ny. Aminah yang berusia 68 tahun (pasien) yang memiliki anak Ny. Hanifah
(45 thn) dan Tn. Zulfikri (40 thn).Ny. Hanifah menikah dengan Tn. Malik (45 thn) dan
memiliki 2 orang anak yaitu Ilham (25 thn) dan Rahman (20 thn).Namun saat ini Ilham
sudah tidak satu rumah dengan orangtuanya.Bentuk keluarga adalah keluarga besar
(extended family) dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak
produktif.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. Hanafi dan Ny. Aminah termasuk ke dalam beberapa
tahap diantaranya :
- Tahap keluarga inti (The Nuclear Family).
- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent).
- Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching Family).
- Tahap keluarga yang telah bercerai (The Family step).
- Tahap keluarga usia lanjut.
Tn. Hanafi (70 tahun) menikah dengan Ny. Aminah (68 thn) 50 tahun yang lalu
dan dikaruniai tiga anak yang terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama
Tn. Soleh (50 thn) telah menikah dengan Ny. Siti (45 thn) 23 tahun lalu dan memiliki tiga
orang anak, Nn. Rini (23 thn), Tn. Roni (20 thn), dan Nn. Rika (18 thn). Saat ini mereka
hidup terpisah dengan Ny. Aminah dengan kehidupan yang berkecukupan.
Anak kedua Ny. Hanifah (45 thn) menikah dengan Tn. Malik (45 thn) 26 tahun
lalu, dan memiliki dua anak, Tn. Ilham (25 thn) dan Tn. Rahman (20 thn). Keluarga Tn.
Malik saat ini masih tinggal bersama Ny. Aminah, karena mereka belum memiliki rumah
sendiri selain itu juga untuk dapat merawat Ny. Aminah.
Anak ketiga Tn. Zulfikri (40 thn) saat ini telah bercerai dari Ny. Endah (38 thn), 9
tahun yang lalu.Dari hasil pernikahannya tersebut, Tn. Zulfikri memiliki dua anak yaitu
Nn. Fitri (20 thn) dan Tn. Toni (16 tahun).Saat ini Nn. Fitri dan Tn. Toni tinggal bersama
ibunya. Walaupun telah bercerai namun Ny. Endah masih sering berkunjung ke rumah
bersama Nn. Fitri untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Saat ini Tn. Zulfikri masih
tinggal bersama Ny. Aminah dan sampai saat ini belum menikah lagi. Walaupun Tn.
Zulfikri masih tinggal bersama Ny. Aminah namun ia dapat menghidupi dirinya dan
anaknya dengan gajinya sebagai satpam sebuah perusahaan. Sedangkan Ny. Endah sudah
menikah lagi dengan pria yang lain, namun hubungan antara Ny. Endah, Tn. Zulfikri
berjalan baik.
Walaupun keluarga Tn. Sholeh sudah tidak tinggal serumah dengan Ny. Aminah,
namun mereka rajin berkunjung dan membantu perekonomian antar keluarga.Segala
macam persoalan keluarga diselesaikan secara kekeluargaan dan rapat keluarga.
3. FamilyMap
Gambar 2.Family Map
Keterangan
: bercerai : penderita hipertensi
: menikah : keturunan
: laki-laki : perempuan
: penderita : perempuan meninggal
: laki-laki meninggal
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga:
Kebutuhan hidup keluarga dipenuhi dari penghasilan pasien dengan anaknya sebagai
pedagang, menantunya sebagai buruh pabrik, dan dari anaknya sebagai satpam.
2. Masalah dalam fungsi biologis:
Pasien harus rutin kontrol ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya, karena darah
tinggi yang diderita pasien sudah mengalami komplikasi berupa gagal jantung. Sehingga
pasien tidak boleh berhenti mengkonsumsi obat.
3. Masalah dalam fungsi psikologis:
Pasien tergolong pasrah dan menyerahkan kesehatan sebagai takdir dari Allah
SWT.Sehingga dorongan untuk sembuh dari diri sendiri dirasa kurang.Pasien juga merasa
sudah tua dan penyakit yang ada pada dirinya adalah wajar, pasien menerima menderita
penyakit ini namun kurang untuk melawannya atau mengurangi gejalanya.Pasien tidak
takut untuk meninggal karena penyakit ini.Pasien tergolong cuek dengan kesehatannya.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:
Penghasilan pasien sebagai pedagang yang di bantu oleh anaknya, di gabungkan
penghasilan menantunya sebagai buruh pabrik dan anaknya sebagai satpam dirasa kurang
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan di rasa pas-pasan karena masih ada 2 cucu
yang membutuhkan biaya kuliah. Sehingga pasien tidak ada simpanan untuk biaya
pengobatan jika sewaktu-waktu pasien membutuhkan pengobatan yang tidak dapat
dilayani dengan jamkesmas.
5. Masalah dalam perilaku kesehatan:
Pasien tergolong kurang peduli dengan kesehatannya sehingga sering melanggar larangan
dari dokter untuk berhenti mengkonsumsi makanan asin dan kopi.
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang ke puskesmas atas dorongan dari anak dan menantu pasien karena sehari
sebelumnya pasien mengeluh dada berdebar dan sesak, dengan jarak yang dekat dan
biaya yang murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan,
harapan dari keluarga pasien, pasien dapat segera disembuhkan atau dikurangi gejalanya.
Karena keluarga pasien khawatir pasien dirawat lagi di rumah sakit karena saat itu pasien
pertama kali mengeluh dengan keluhan yang sama namun tidak segera diberikan
pertolongan karena saat itu pasien tidak mau diajak berobat. Pasien rutin datang berobat
dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan dapat berkurang dengan
bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang pasien mengabaikan anjuran
dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai keterbatasan fisik karena penyakit yang
dideritadan masih ada kekhawatiran dalam diri pasien akan penyakitnya yang akan
menghambat di masa tuanya akibat terbatasnya aktivitas yang pasien lakukan.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Dilihat dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang mendalam yang dilakukan kepada
pasien dan keluraga pasien, dan berdasarkan pemeriksaan penunjang didapatkan pasien
menderita gagal jantung sinistra grade 1 dengan Hipertropi Cardiac karena Hipertensi
grade 1.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Dilihat dari keturunan, pasien memiliki keturunan hipertensi karena kedua orangtua
pasien menderita hipertensi. Dilihat dari usia pasien yang sudah lebih dari 60 tahun, maka
pasien memiliki resiko tinggi untuk menderita gagal jantung di tambah lagi keadaan
pasien dengan hipertensi yang dapat memberat kerja jantung. Dilihat dari kebiasaan
pasien yang gemar mengkonsumsi makanan asin dan minuman kopi, hal tersebut dapat
memberat penyakit yang diderita pasien.Pasien rutin memeriksakan penyakitnya juga
meminum obat, namun pasien masih sering tidak mengikuti nasihat dokter yang berguna
untuk pemulihan penyakitnya.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Karena pasien merupakan orangtua yang sangat dihormati oleh anak-anak maupun
menantu-menantu, maka tidak ada yang berani melarang atau memarahi pasien apabila
pasien tidak menaati larangan dari dokter.Namun keluarga pasien sangat memperhatikan
kesehatan pasien dengan rutin mengantar kontrol, mengingatkan untuk minum obat, dan
membatasi pasien untuk meraktivitas.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam
maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Keadaan pasien memang lemah namun pasien masih dapat melakukan aktivitas hidup
sehari-hari seperti makan, mandi, BAB, sholat, maupun berdagang.Selain itu pasien
merupakan perempuan yang dari muda sudah mandiri dan selalu bekerja, sehingga pasien
jarang meminta tolong kepada anak atau menantunya untuk membantunya kecuali
pekerjaan yang berat dan melelahkan seperti menyuci baju, mengepel, mengangkat
barang dagangan.Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan
sendiri oleh pasien.Sehingga pasien berada pada level 4.
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasar
an
Waktu Hasil
diharapkan
Biaya Keterang
an
Aspek personal
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk mengurangi penyakitnya dan segera berobat apabila mengalmi keluhan.
Menjelaskan bahwa penyakit gagal jantung adalah keadaan dimana jantung gagal mengkompensasi kelainan, yang berhubungan dengan darah tinggi, maupun proses menua yang terjadi pada pasien.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit jantung tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah agar tidak memberat dengan menghindari larangan yang diberikan seperti mengkonsumsi makanan asin maupun minum kopi, sehingga pasien tidak perlu khawatir mengenai penyakitnya karena pasien masih dapat tidak beraktivitas yang berat seperti mengangkat barang dagangan.
Pasien, keluarga pasien.
Pasien.
Pasien.
Pada saat kunjungan ke puskesmas (satu kali per bulan) dan kunjungan ke rumah pasien.
Pada saat kunjungan ke rumah pasien.
Pada saat kunjungan ke rumah pasien.
Pasien dan keluarga pasien menjaga agar penyakit pasien tidak memberat atau bertambah parah.
Pasien lebih mengerti mengenai penyakitnya sehingga akan lebih peduli terhadap kesehatannya, dan menjaga agar penyakitnya tidak memberat.
Pasien tidak khawatir lagi mengenai penyakitnya karena penyakit jantung dapat dicegah gejalanya supaya tidak memberat namun pasien harus menghindari pantangannya.
Puskes mas: Rp.3.000
Home visit: Rp.20.000 x 7 hari = Rp. 140.000
Pasien dan keluarga pasien tidak menolak.
Pasien tidak menolak.
Pasien tidak menolak.
Aspek Kegiatan Sasar Waktu Hasil Biaya Keterang
an diharapkan an
Aspek klinik
Memberikan Golongan diuretk: furosemid 1x1/hr
Golongan vasodilator: amlodipin 2x5mg/ hr
Golongan ACE inhibitor:Captopril 1x12,5 mg/hr sebelum tidur
Vitamin: Pehavral 3x1/hr setelah makan
Menjelaskan fungsi obat yang bekerja menurunkan darah tinggi serta meringankan kerja jantung.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa obat gagal jantung dan darah tinggi harus diminum seumur hidup.
Pasien.
Pasien.
Pasien.
Pada saat kunjungan ke puskesmas (satu kali per bulan).
Pada saatkunjungan ke rumah.
Pada saatkunjungan ke rumah
Keluhan pasien berkurang dan tekanan darah pasien stabil.
Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan sehingga pasien dengan rutin mengkonsumsi obat tersebut.
Pasien dan keluarga pasien menjadi mengerti mengenai tata cara pemberian obat pada pasien gagal jantung dengan darah tinggi.
Pasien tidak menolak.
Pasien tidak menolak.
Pasien dan keluarga pasien tidak menolak.
Aspek risiko
internal
Mengedukasi pada anggota keluarga untuk menjaga pola hidup sehat karena mereka memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan stroke.
Keluarga pasien
Pada saat saat kunjungan ke rumah
Anggota keluarga lain dapat menjaga pola hidup sehat sehingga dapat mencegah terkena penyakit hipertensi, diabetes, maupun stroke.
Keluarga pasien tidak menolak
Aspek Kegiatan Sasar Waktu Hasil Biaya Keterang
an diharapkan an
Mengedukasi kepada pasien untuk menghentikan kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap pagi, makanan asin, dan mengangkat barang-barang dagangannya sendiri karena dapat memperberat penyakit jantungnya.
Mengedukasi kepada keluarga pasien khususnya anak pasien sebagai penyedia makanan pasien supaya memberikan garam 1 sendok teh dalam 1 hari, dan batasi konsumsi air 1,5 liter dalam 1 hari.
Menyarankan kepada pasien untuk ikut klub senam jantung rutin seminggu tiga kali, 20-30 menit, yang dilakukan selang-seling setiap hari yang diadakan di puskesmas terdekat.
Pasien.
Keluarga pasien khususnya kepada anak pasien yang merawat pasien.
Pasien.
Pada saat kunjungan ke rumah
Pasien dapat menghentikan atau mengurangi kebiasaan mengkonsumsi kopi, makanan asin, dan mengangkat barang dagangannya.
Keluarga pasien khususnya anak pasien yang merawatnya menjadi lebih memahami mengenai pola makan yang baik untuk pasien.
Pasien tertarik mengikuti senam jantung secara rutin untuk menjaga kesehatan jantung.
Pasien tidak menolak
Keluarga pasien tidak menolak.
Pasien tidak meno
Aspek psikososi
al keluarga
Memberi saran pada keluarga untuk dapat lebih tegas kepada pasien untuk menaati larangan dokter.
Keluarga pasien.
Keluarga menjadi lebih tegas dalam melarang pasien untuk menaati larangan dokter.
Keluarga pasien tidak menolak.
Aspek Kegiatan Sasar
an
Waktu Hasil
diharapkan
Biaya Keterangan
Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik.
Keluarga
pasien.
Keluarga lebih
peduli dan sabar
terhadap pasien.
Keluarga
pasien tidak
menolak.
Aspek
fungsional
Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien.
pasien dan keluarga.
Pada saat kunjungan kerumah.
Meringankan gejala penyakit pasien agar tetap dapat menjalani hidup aktif setiap hari .
Pasien dan keluarga pasien tidak menolak.
Jumlah biaya Rp. 143.000
Analisis Kasus
1. Aspek Personal
Kesadaran pasien datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan merupakan tanda
bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran terhadap suatu keadaanya itu keluhan-keluhan yang
merupakan ketidaknyamanan pasien saat ini.Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan
dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour),
dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit).(Notoatmodjo, 2007).
Pada analisis aspek personal ini dapat dilihat bahwa pasien merupakan seorang yang
cukup memiliki pengetahuan tentang keadaannya dan tepat menentukan pemecahan masalah
kesehatannya. Maka pada rencana penatalaksanaan hanya direncanakan edukasi yang lebih
spesifik mengenai penyakitnya dan bagaimana gejala-gejalanya. Dengan harapan pasien tidak
lagi khawatir, tetap mau menjalani pengobatan Hipertensi dan rutin kontrol.
Pasien rutin datang berobat dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
dapat berkurang dengan bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang pasien
mengabaikan anjuran dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai keterbatasan fisik karena
penyakit yang dideritadan masih ada kekhawatiran dalam diri pasien akan penyakitnya yang
akan menghambat di masa tuanya akibat terbatasnya aktivitas yang pasien lakukan
2. Aspek Klinik
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta ditambah dengan beberapa
pemeriksaan penunjang lainnya secara klinis diagnosis pasien adalah Gagal Jantung Kiri ec
Hipertensi grade I.
Anamnesis yang didapat diantaranya yaitu dada berdebar-debar. Keluhan tanbahan yaitu
nyeri dada,sakit kepala, dan cepat lelah.
Nyeri dirasakan di dada sebelah kiri dan ulu hati terasa seperti tertindih benda berat,
memberat saat berjalan dan posisi membungkuk, membaik saat posisi berbaring dengan bantal
yang tinggi, nyeri yang dirasakan tidak menjalar ke lengan kiri namun nyeri dirasakan hingga ke
pundak dan punggung kiri. Pasien juga mengeluh sakit kepala berputar pada seluruh kepala sejak
empat hari lalu tanpa disertai dengan muntah maupun badan panas.
Pasien mengeluh sesak, yang dirasakan memberat saat berjalan ± 7 meter sehingga pasien
merasa cepat lelah.Dengan keluhan yang dirasakan, pasien tidak terganggu aktivitas sehari-hari
seperti makan, mandi, BAB, dan sholat.Keluhan bengkak pada kedua ekstremitas bawah di
sangkal, keluhan penurunan kesadaran di sangkal.
Dilihat dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang mendalam yang dilakukan kepada pasien dan
keluraga pasien, dan berdasarkan pemeriksaan penunjang didapatkan pasien menderita gagal
jantung sinistra grade 1 dengan Hipertropi Cardiac karena Hipertensi grade 1.
3. Aspek Risiko Internal
Aspek risiko internal pasien yang penting diperhatikan adalah riwayat genetik hipertensi
dan diabetes dari ayah pasien karena hal ini dapat memperburuk keadaan pasien bila pasien tidak
melakukan pencegahan terhadap faktor risiko sejak dini.
Dilihat dari keturunan, pasien memiliki keturunan hipertensi karena kedua orangtua
pasien menderita hipertensi. Dilihat dari usia pasien yang sudah lebih dari 60 tahun, maka pasien
memiliki resiko tinggi untuk menderita gagal jantung di tambah lagi keadaan pasien dengan
hipertensi yang dapat memberat kerja jantung. Dilihat dari kebiasaan pasien yang gemar
mengkonsumsi makanan asin dan minuman kopi, hal tersebut dapat memberat penyakit yang
diderita pasien.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Karena pasien merupakan orangtua yang sangat dihormati oleh anak-anak maupun
menantu-menantu, maka tidak ada yang berani melarang atau memarahi pasien apabila pasien
tidak menaati larangan dari dokter.Namun keluarga pasien sangat memperhatikan kesehatan
pasien dengan rutin mengantar kontrol, mengingatkan untuk minum obat, dan membatasi pasien
untuk meraktivitas
5. Aspek Fungsional
Keadaan pasien memang lemah namun pasien masih dapat melakukan aktivitas hidup
sehari-hari seperti makan, mandi, BAB, sholat, maupun berdagang.Selain itu pasien merupakan
perempuan yang dari muda sudah mandiri dan selalu bekerja, sehingga pasien jarang meminta
tolong kepada anak atau menantunya untuk membantunya kecuali pekerjaan yang berat dan
melelahkan seperti menyuci baju, mengepel, mengangkat barang dagangan.Aktivitas
menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien.Sehingga pasien
berada pada level 4.
F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad malam