Tingkat penyalahgunaan narkoba di dunia
cenderung menetap. Angka prevalensi
penyalahgunaan tahun 2006-2013 pada
penduduk usia 15-64 tahun sekitar 5%. Pelajar
dan remaja rawan terhadap penyalahgunaan
narkoba. Angka prevalensi penyalahgunaan
pada pelajar usia 17-18 tahun di Swedia, Italia,
Amerika Serikat relatif tinggi, dalam kisaran15%
sampai 43% (United Nations Office on Drugs and Crime, 2015).
Demikian pula di Indonesia, survei-survei
yang telah dilakukan menunjukkan
penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan
mahasiswa lebih tinggi dibanding populasi
umum. Penyalahgunaan narkoba terlebih
pada pelajar dan mahasiswa berdampak
sangat besar terhadap kerugian sosial-
ekonomi dan kesehatan, dan menggerus
kemajuan bangsa masa depan.
Besaran dan Tren PenyalahgunaanNarkoba di Dunia
Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa
Memperoleh angka dan kecenderunganpenyalahgunaan narkoba pada Pelajar dan Mahasiswa
Tujuan Umum
Mengetahui,1. Angka penyalahgunaan narkoba menurut kategori
dan riwayat pemakaian, dan jenis obat yang digunakan.
2. Faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan dan polaedar narkoba
3. Faktor perilaku pendorong penyalahgunaan narkoba4. Pengetahuan dan sikap terhadap bahaya narkoba5. Pelaksanaan program P4GN pada pelajar dan
mahasiswa
Tujuan Khusus
• Kuantitatif• Angket self administered• Besar sampel: 32.547 responden, di 12.48 sekolah
• Kualitatif:• Wawancara mendalam• Observasi• Diskusi Kelompok Terarah - di beberapa kelompok
dan daerah terpilih
Potong Lintang (Survei)
Kuantitatif : 18 provinsiKualitatif : WD dan FGD pada kelompok terpilih
Lokasi Survei
1. Aceh province 6. West Java province 11. Bali province 16. North Sulawesi province
1BANDA ACEH CITY 1BANDUNG CITY 1DENPASAR CITY 1MANADO CITY
2ACEH JAYA DISTRICT 2TASIKMALAYA CITY 2KLUNGKUNG DISRICT 2SOUTH EAST MINAHASA DISTRICT
3BIREUEN DISTRICT 3CIREBON DISTRICT 3KARANGASEM DISTRICT 3SOUTH MINAHASA DISTRICT
4KARAWANG DISTRICT 4BULELENG DISTRICT
2. North Sumatra province 7. DKI Jakarta province 12. NTT province 17. Maluku province
1MEDAN CITY 1CENTRAL JAKARTA CITY 1KUPANG CITY 1AMBON CITY
2BINJAI CITY 2WEST JAKARTA CITY 2KUPANG DISTRICT 2SERAM BAGIAN BARAT DISTRICT
3SIMALUNGUN DISTRICT 3SOUTH JAKARTA CITY 3TIMOR TENGAH UTARA DISTRICT 3CENTRAL MALUKU DISTRICT
4EAST JAKARTA CITY
3. Riau Islands province 8. DI Yogyakarta province 13. North Kalimantan province 18. West Papua province
1TANJUNG PINANG CITY 1YOGYAKARTA CITY 1BULUNGAN DISTRICT 1MANOKWARI DISTRICT
2BATAM CITY 2GUNUNGKIDUL DISTRICT 2TARAKAN CITY 2SORONG CITY
3BINTAN DISTRICT 3SLEMAN DISTRICT 3MALINAU DISTRICT
4BANTUL DISTRICT
4West Sumatra province 9. Central Java province 14. East Kalimantan province
1PADANG CITY 1SEMARANG CITY 1SAMARINDA CITY
2PAYAKUMBUH CITY 2PURBALINGGA DISTRICT 2BONTANG CITY
3AGAM DISTRICT 3SUKOHARJO DISTRICT 3KUTAI KARTANEGARA DISTRICT
4PEMALANG DISTRICT
5. South Sumatra province 10. East Java province 15. South Sulawesi province
1PALEMBANG CITY 11. SURABAYA CITY 1MAKASSAR CITY
2OGAN ILIR DISTRICT 2SITUBONDO DISTRICT 2JENEPONTO DISTRICT
3BANYUASIN DISTRICT 3PASURUAN DISTRICT 3GOWA DISTRICT
4JOMBANG DISTRICT
Pengukuran penyalahgunaan narkoba
• Waktu ke belakang: Pernah pakai atau Setahun pakai
• Frekuensi penyalahgunaan/ tingkat ketergatungan:
• Coba pakai
• Teratur pakai
• Pecandu non-suntik
• Pecandu suntik
• Jenis narkoba
• Sebagian besar sekolah terpilihakreditasi A dan B
• Kegiatan PMR dan Paduan Suarapaling banyak di sekolah
3%
17%
41%
40%
KEGIATAN EKSKUL
tidak ada <2 2--3 >5
38
40
15
4
61
77
45
22
41
50
77
51
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
A
B
C
tidak terakreditasi
pramuka
PMR
Pecinta alam
PASKIBRAKA
Rohis
Footsal,Basket,Volly
Paduan suara
Theatre,Dance,Cheerleader
gra
de
akr
edit
asi
Ke
giat
an E
ksku
l
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Laki Perempuan < 15 tahun 15-19 tahun ≥ 20 tahun Kota Kabupaten Negeri Swasta Agama
Jenis kelamin Umur Lokasi Status sekolah
SMP SMA PT/AKAD TOTAL
• Responden perempuan lebih banyak dari laki-laki• Jumlah responden di kota lebih banyak dan jumlah
responden sekolah swasta lebih banyak dibandingsekolah negeri dan sekolah agama
• Separuh orang tua responden berpendidikan SMA• Hampir separuh responden kedua orang tua bekerja• Semakin tinggi sekolah responden semakin tinggi
proporsi kedua orang tua bekerja
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
<=SMP SMA PT Tidak tahu &tidak jawab
Tingkat Pendidikan Orangtua
Diidk Ayah Didik Ibu
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
SLTP SLTA Akademi/ PT Jumlah
Status bekerja orang tua
Keduanya bekerja Salah satu bekerja Tidak bekerja
8,17,8
4,33,8
5,2 5,1
2,9
1,9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2006 2009 2011 2016
Pe
rse
nta
se
Pernah pakai Pakai setahun terakhir
Kecenderungan angkaprevalensi penyalahgunaannarkoba semakin menurun
Sepuluh tahun lalu, di antara 100
pelajar/mahasiswa 8 orang pernah pakai dan 5
orang setahun pakai, sekarang hanya 4 orang
pernah pakai dan 2 orang pakai narkoba.
13,7
11,3
7,16,4
9,1
7,5
4,8
3,5
3,3
4,7
1,9 1,6 1,92,8
1,30,6
8,1 7,8
4,33,8
5,2 5,1
2,91,9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2006 2009 2011 2016 2006 2009 2011 2016
pernah setahun
Axi
s Ti
tle
Laki-laki
Perempuan
Total
Prevalensi penyalahgunaan narkoba pada pelajar/ mahasiswa menurun
6,6
5,34,7 4,7 4,5 4,5 4,2 4,1 4,1 4,0 3,8 3,4
2,8 2,8 2,8 2,4 2,01,2
2,8
3,6
2,2 2,5 2,62,1 2,4 2,4 2,2
1,7 2,4
1,11,4 1,6 1,4
0,80,5
0,7
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
pernah setahun
Banyak pelajar di Yogyakarta dan Jakarta pernah dan setahun pakainarkoba
2006 2009 2011 2016 2006 2009 2011 2016
LAKI Perempuan
candu suntik 0,7 0,2 0,4 0,1 0,1 0,0 0,1 0,0
canduNS 1,0 0,3 0,6 0,1 0,3 0,0 0,2 0,0
teratur pakai 3,4 1,8 0,8 0,4 0,7 0,2 0,3 0,1
coba pakai 4,1 4,8 3,0 2,9 0,9 2,2 0,6 0,5
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Proporsi coba pakaipenyalahgunaan narkobasemakin meningkat
33,3%
17,6%9,5%
5,0% 4,7% 4,5% 3,9% 3,9% 3,2% 3,0%
37,9%
8,4%
8,4%
7,4% 6,3% 6,3% 2,1% 9,5%1,1% 2,1%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
ganja Tidakmenyebutkan
ngelem Tramadol dextro Trihex Shabu lainnya Pil Koplo Analgesik(campur)
Coba Teratur
Ganja paling banyakdipakai pertama kali
45,3%
16,9% 13,6% 11,5% 11,4% 10,6% 9,7% 9,9% 8,4% 7,6%
42,1%
18,9%
14,7% 14,7% 14,7%9,5% 14,7% 11,6%
6,3% 8,4%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Coba Teratur
Ganja adalah jenis narkobayang paling banyak dipakaisetahun terakhir, baik cobapakai maupun pecanduteratur
0
2
4
6
8
10
12
Pernah pakai Pakai setahunterakhir
Pernah pakai Pakai setahunterakhir
Pernah pakai Pakai setahunterakhir
Negeri Swasta Agama
2006 2009 2011 2016
Angka penyalahgunaan narkoba lebih tinggi di sekolah swasta danagama dibanding sekolah negeri
88%
93% 93% 91%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SMP SMA PT/AKD Total
Hampir semua pelajarmahasiswa pernahdengar jenis narkoba
84%
59%
38% 38%
26%
34%
24%
90%
68%
59%
51%47% 47%
43%
90%
72% 71%
54% 55%
47%
56%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Ganja Shabu Heroin Zat dihisap Kokain Analgesik berlebih Ekstasi
SMP SMA PT/AKDGanja merupakan jenisnarkoba yang paling sering didengar
0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0% 120,0%
Televisi
Guru/dosen/kegiatan di sekolah/kampus
Teman
Poster/bilboard/spanduk
Stiker/pamflet/selebaran/brosur
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Kesehatan menurun
Mudah sakit
Dikeluarkan dari sekolah/perguruan tinggi
Lainnya
Sum
ber
Dam
pak
Perempuan Laki-laki
Televisi, media cetak, & guru/dosen sumber informasi narkobaPersepsi responden - dampak narkoba .. Gangguan kesehatan/ sakit, penjara, dan prestasi
2220
21
27
3331 31 31
38 39
35
28 2928 28
29
9 98 9
21 2019
17
26
30
26
22
17 1715
16
12 2 2
5
8
35
10 98
9
46
35
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2006 2009 2011 2016 2006 2009 2011 2016 2006 2009 2011 2016 2006 2009 2011 2016
SLTP SLTA Akademi/ PT Jumlah
Merokok Minum alkohol Seks pra nikahSemakin tinggi sekolah, angka merokok, minumalkohol, dan sekspranikah semakin tinggi
29,2 28,5 28,4 28 29
26,8 26,5
29,2
18,4 18,7
16,717,6
14,715,5
13
14,8
4,6
6,9
45,3
3,75
2,4
5,6
0
5
10
15
20
25
30
35
2006 2009 2011 2016 2006 2009 2011 2016
Kota (N) Kabupaten (N)
Merokok Minum alkohol Seks pra nikah
Angka merokok dan seks pra-nikah tidak berbeda antara kota dan kabupaten; angka minum alkohol sedikit lebih tinggi di kota dibanding kabupaten
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Merokok Alkohol Seks pranikah
L
P
Perilaku merokok, minum alkohol, seks pranikahmendorong penyalahgunaan narkoba
86%
74%
14%
26%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Lahgun non lahgun
Terganggu Tidak terganggu
Tiga per empatresponden mengalamigangguan aktivitas rutinyang proporsinya lebihbanyak terjadi di penyalahguna
17
31
5
3
14 13 13
15
2 1
6 5
-
5
10
15
20
25
30
35
Mudah sedih Sulit tidur Kecelakaan Dirawat Malas sekolah Prestasi rendah
Lahgun bukan
Penyalahguna narkobalebih berpotensimendapatkan bermacampermasalahan…dengandiri, orang lain, dan di sekolah
64%
36%
36%
64%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Lahgun non lahgun
Agresif Tidak agresif
Lebih dari sepertigaresponden mengalamiagresivitas sosial yang proporsinya lebihbanyak terjadi di penyalahguna
11,1
2,1
3,63,3
7,8
1,7
3,7
0,9
1,8
0,8
2,0
0,6
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
Berkelahi Mencuri Merusak barang Urusan dg polisi Bermasalah di sekolah Menjual narkoba
lahgun non lahgun
Penyalahguna narkobalebih berpotensimendapatkan bermacampermasalahan…denganorang lain & aparatpenegak hukum
2,6
4,2
0,7
1,2
0,40,6
2,1
1,51,8
1,4 1,3
3
1,9
2,8
0,7 0,9
0,6 0,7
1,6 1,3 1,3
0,9 1,1
2,6
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
Menawari Tempatnya
2011 2016
Teman adalah sumber terbanyakpenawaran narkoba…baik di luar maupun di sekolah
Tempat penawaran narkoba di mana saja, terutama di rumahteman luar sekolah
0 5 10 15 20 25 30 35
Bandar
perantara/kurir
sekolah/kampus
teman di luar sekolah/kampus
melalui saudara/keluarga
apotik/toko obat
orang yg tidak dikenal
pacar
di sekolah/kampus
teman di luar sekolah/kampus
saudara/keluarga
orang yang tidak dikenal
orang tua
Lainnya
Mem
bel
iD
iber
i
Perempuan
Laki-laki
Sumber dan akses narkoba - Teman, Bandar & pengedar/ kurir…
Contoh salah satutoko online yang digunakan sebagaitempat penjualan
Contoh berbagaimerk tembakauyang dijual online
Contoh tembakaucap Beruang
New Psychoactive Substances (NPS)
65%
81%87%
79%
57%
77%
84%
74%
31%
55%
69%
53%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SMP SMA PT/AKD Total
terpapar KIE mengerti Yakin menghindari
PAPARAN, PEMAHAMAN DAN KEYAKINAN MENGHINDARI NARKOBA
LEBIH BAIK DENGAN SEMAKIN TINGGI JENJANG PENDIDIKAN
85,881,5 80,1 78,5
65,7
72,374,7
61,1
17,421,9 19,8
15
5,9 4 3,7 4,7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2006 2009 2011 2016
Terlibat Mengerti Kurang mengerti Tidak mengerti
Keterlibatan sekolah/ pelajar/mahasiswa dalam program P4GN
cenderung menetap atau menurun; Sekitar seperempat dari mereka
yang terlibat kurang mengerti isi pesan P4GN
78
9094
74
87 86
72
8588
65
8187
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SLTP SLTA PT/Akademi
2006 2009 2011 2016
Keterlibatan sekolah dalampendidikan narkoba menurun, terutama di SLTP dan SLTA
1. Berbagai bentuk kegiatan P4GN dilakukan di Sekolah/ PT. Sebagian besar kegiatan berupa penyuluhan, sosialisasi danpembentukan Satgas Narkoba/ kaderisasi
2. Pelaksanaan kegiatan P4GN umumnya difasilitasi BNN setempat
3. Pelaksanaan Kegiatan yang mandiri (biaya, SDM, berkesinambungan, dan cakupan memadai), seperti P4GN terintergrasi (disisipkan di semua mata pelajaran di sekolah) masih terbatas, di beberapa sekolah di daerah Jatim, Bali, danJabar)
KegiatanP4GN di
Sekolah/PT
Kegiatan P4GN terintegrasi dinilai bisa efisien dan efektif(ketersediaan SDM, kesinambungan, cakupan memadai, pembiayaan relatif murah, kualitas informasi terjaga/ terkontrol/ terukur), namun menghadapi tantangan:
1. Koordinasi antar sektor/ ego sektor2. Belum semua sekolah/ bersedia/ mampu melaksanakan P4GN3. Pengadaan fasilitator/ guru yang kompeten memberikan
pendidikan P4GN4. Komitmen/ perubahan regulasi/ anggaran/ wewenang/
pergantian pejabat/ pemangku kepentingan terkaitmendukung program P4GN di sekolah/ PT
TantanganProgram P4GN
di Sekolah/PT
Angka penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa cenderung menurun. Angka setahun pakai menurun dari 5.2 % (2006) menjadi 1.9% (2016).
Lebih dari separuh penyalahguna berkategori coba pakai
Angka penyalahgunaan semakin tinggi dengan semakin tinggi jenjang sekolah
Jenis narkoba yang banyak digunakan: Ganja, Zat hisap, Shabu, Obat sakit kepala, Ekstasi
Perilaku merokok, minum alkohol dan seks pranikah berhubungan meningkatkankerawanan penyalahgunaan narkoba
Penyalahguna narkoba lebih berpotensi mendapatkan masalah, dengan diri, oranglain, di sekolah, dan aparat penegak hukum
Kegiatan P4GN meningkat, tetapi kualitas pesan dan keterlibatan sekolah perluditingkatkan
• Mengembangkan inovasi strategi danmetode kegiatan serta cara penyampaianpesan yang interaktif dan menarik agar pesan yang dapat disampaikan dapatditangkap peserta.
• Mengintegrasikan materi narkoba ke dalamsemua pelajaran di sekolah untuk topikyang terkait. Misalkan, di biologi ketikabahas narkoba untuk melihat terhadapkondisi tubuh, atau kesenian diminta untukmementaskan drama yang bertemanarkoba.
• Mengintensifkan intervensi program dankegiatan P4GN pada kelompok pelajar SMP dengan bekerjasama dengan pihakKementrian Pendidikan dan juga pihaksekolah. Program yang dikembangkan harus berkelanjutan dengan biaya yang serendahmungkin.
• Para pelajar dan mahasiswa perlu diberikankemampuan berkata “TIDAK” melaluipenguatan program “life skill education”.
Deputi Pencegahan
• Perlu mengembangkan strategi untuk merangkulkembali institusi atau lembaga yang bergerak di P4GN terutama yang memiliki akses ke sasaranyang besar, seperti Kementerian Pendidikanatau Kementerian Tenaga Kerja
• Memperkuat komitmen Kementrian Pendidikanc.q Dinas Pendidikan di daerah karena merekayang memiliki wilayah oleh pihak BNNP danBNNK, serta menyiapkan dan melatih SDM di kalangan guru-guru di tingkat SMP dan SMA untuk bidang P4GN. Studi kasus dapat dilihat di Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya danKediri.
• Melakukan koordinasi dengan berbagaipihak, terutama pihak sekolah, orang tua, lingkungan kerja, dan toga toma dalamupaya pemberdayaan masyarakat untukmeningkatkan pengetahuan mereka terkaitP4GN sehingga diharapkan akan bisamelakukan proteksi pada anak daripenyalahgunaan narkoba baik di lingkungansekolah, keluarga ataupun lingkungantempat tinggal.
Deputi Pemberdayaan Masyarakat
• Mengembangkan sistem deteksi dini, memblok websitenya, dan menangkap para penjual narkoba jenis NPS tersebut.
• Mengembangkan mekanisme wadahpertemuan untuk mereview jenis NPS baruoleh tim ahli. Dimana hasilnya bila dianggapNPS tersebut positif narkoba oleh para ahlidapat secara otomatis dapat masuk kedalam lampiran Undang-undang atauregulasi di Indonesia per tiap 4 bulan.
Deputi Pemberantasan