7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 1/16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dari pengertian tersebut di atas maka akan
tampak bahwa daerah diberi hak otonom oleh pemerintah pusat untuk mengatur
dan mengurus kepentingan sendiri.
Implementasi otonomi daerah telah memasuki era baru setelah pemerintah
dan DPR sepakat untuk mengesahkan UU Nomor ! "ahun !##$ tentang
Pemerintahan Daerah dan UU Nomor "ahun !##$ tentang Perimbangan
%euangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. %edua UU otonomi daerah ini
merupakan re&isi terhadap UU Nomor !! dan Nomor !' "ahun ())) sehingga
kedua UU tersebut kini tidak berlaku lagi.
*ejalan dengan diberlakukannya undang-undang otonomi tersebut
memberikan kewenangan penyelenggaraan pemerintah daerah yang lebih luas,
nyata dan bertanggung jawab. +danya perimbangan tugas ungsi dan peran antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah tersebut menyebabkan masing-masing
daerah harus memiliki penghasilan yang ukup, daerah harus memiliki sumber
pembiayaan yang memadai untuk memikul tanggung jawab penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Dengan demikian diharapkan masing-masing daerah akan
dapat lebih maju, mandiri, sejahtera dan kompetiti di dalam pelaksanaan
pemerintahan maupun pembangunan daerahnya masing-masing.
emang harapan dan kenyataan tidak lah akan selalu sejalan. "ujuan atau
harapan tentu akan berakhir baik bila pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan juga berjalan baik. Namun ketidakterapaian harapan itu nampak nya
mulai terlihat dalam otonomi daerah yang ada di Indonesia. asih banyak
permasalahan yang mengiringi berjalannya otonomi daerah di Indonesia.
Otonomi Dalam Sorotan | 1
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 2/16
Permasalahan-permasalahan itu tentu harus diari penyelesaiannya agar tujuan
awal dari otonomi daerah dapat terapai.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan ini penulisan memberikan batasan-batasan masalah, meliputi /
(. 0ksploitasi Pendapatan Daerah
!. %ondisi *D aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya
pelaksanaan otonomi daerah
. %orupsi di Daerah
1.3. Tujuan Penulsan
"ujuan penulisan ini
(. engetahui tiga permasalahan di atas yaitu dalam tatanan pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia /
a. 0ksploitasi Pendapatan Daerah
b. %ondisi *D aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya
pelaksanaan otonomi daerah
. %orupsi di Daerah
!. emberikan alternati&e penyelesaian dari permasalahan yang ada
1.!. Man"aat Penulsan
(. *ebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa.
!. *ebagai waana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya.
. *ebagai literature untuk lebih memahami sebagian dari permasalahan
otonomi daerah di Indonesia.
BAB II
Otonomi Dalam Sorotan | 2
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 3/16
PEMBAHA#AN
2.1 Pengertan $t%n%m Daerah
Otonomi Daerah adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri
berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan
Republik Indonesia. dengan adanya desentralisasi maka munullan otonomi bagi
suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam
keorganisasian yang seara sederhana di deinisikan sebagai penyerahan
kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia,
desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan
karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma
pemerintahan di Indonesia. Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan
tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya 1dana, manusia dll2 dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Dasar pemikiran yang
melatarbelakanginya adalah keinginan untuk memindahkan pengambilan
keputusan untuk lebih dekat dengan mereka yang merasakan langsung pengaruh
program dan pelayanan yang diranang dan dilaksanakan oleh pemerintah. 3al ini
akan meningkatkan rele&ansi antara pelayanan umum dengan kebutuhan dan
kondisi masyarakat lokal, sekaligus tetap mengejar tujuan yang ingin diapai oleh
pemerintah ditingkat daerah dan nasional, dari segi sosial dan ekonomi. Inisiati
peningkatan perenanaan, pelaksanaan, dan keuangan pembangunan sosial
ekonomi diharapkan dapat menjamin digunakannya sumber-sumber daya
pemerintah seara eekti dan eisien untuk memenuhi kebutuhan lokal.
2.2. Permasalahan Dalam $t%n%m Daerah D In&%nesa
*ejak diberlakukannya paket UU mengenai Otonomi Daerah, banyak orang
sering membiarakan aspek positinya. emang tidak disangkal lagi, bahwa
otonomi daerah membawa perubahan positi di daerah dalam hal kewenangan
daerah untuk mengatur diri sendiri. %ewenangan ini menjadi sebuah impian
karena sistem pemerintahan yang sentralistik enderung menempatkan daerah
sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu penting atau pinggiran. Pada masa
Otonomi Dalam Sorotan | 3
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 4/16
lalu, pengerukan potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan dalih pemerataan
pembangunan. +lih-alih mendapatkan manaat dari pembangunan, daerah justru
mengalami proses pemiskinan yang luar biasa. Dengan kewenangan tersebut
tampaknya banyak daerah yang optimis bakal bisa mengubah keadaan yang tidak
menguntungkan tersebut.
+kan tetapi apakah di tengah-tengah optimisme itu tidak terbersit
kekhawatiran bahwa otonomi daerah juga akan menimbulkan beberapa persoalan
yang, jika tidak segera diari pemeahannya, akan menyulitkan upaya daerah
untuk memajukan rakyatnya4 5ika jawabannya tidak, tentu akan sangat nai .
engapa4 %arena, tanpa disadari, beberapa dampak yang tidak menguntungkan
bagi pelaksanaan otonomi daerah telah terjadi. +da beberapa permasalahan yang
dikhawatirkan bila dibiarkan berkepanjangan akan berdampak sangat buruk pada
susunan ketatanegaraan Indonesia.
asalah-masalah tersebut antara lain /
(. +danya eksploitasi Pendapatan Daerah
!. %ondisi *D aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya
pelaksanaan otonomi daerah
. %orupsi di Daerah
Permasalahan tersebut dibahas lebih lanjut sebagai berikut :
2.2.1 A&an'a eks(l%tas Pen&a(atan Daerah
*alah satu konsekuensi otonomi adalah kewenangan daerah yang lebih besar
dalam pengelolaan keuangannya, mulai dari proses pengumpulan pendapatan
sampai pada alokasi pemanaatan pendapatan daerah tersebut. Dalam kewenangan
semaam ini sebenarnya sudah munul inherent risk, risiko bawaan, bahwa daerahakan melakukan upaya maksimalisasi, bukan optimalisasi, perolehan pendapatan
daerah. Upaya ini didorong oleh kenyataan bahwa daerah harus mempunyai dana
yang ukup untuk melakukan kegiatan, baik itu rutin maupun pembangunan.
Daerah harus membayar seluruh gaji seluruh pegawai daerah, pegawai pusat yang
statusnya dialihkan menjadi pegawai daerah, dan anggota legislati daerah. Di
samping itu daerah juga dituntut untuk tetap menyelenggarakan jasa-jasa publik
dan kegiatan pembangunan yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Otonomi Dalam Sorotan | 4
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 5/16
Dengan skenario semaam ini, banyak daerah akan terjebak dalam pola
tradisional dalam pemerolehan pendapatan daerah, yaitu mengintensikan
pemungutan pajak dan retribusi. 6agi pemerintah daerah pola ini tentu akan
sangat gampang diterapkan karena kekuatan koersi yang dimiliki oleh institusi
pemerintahan7 sebuah kekuatan yang tidak applicable dalam negara demokratis
modern. Pola peninggalan kolonial ini menjadi sebuah pilihan utama karena
ketidakmampuan pemerintah dalam mengembangkan siat wirausaha
(enterpreneurship).
+pakah upaya intensiikasi pajak dan retribusi di daerah itu salah4 "entu
tidak. +kan tetapi yang jadi persoalan sekarang adalah bahwa banyak pemerintah
daerah yang terlalu intensi memungut pajak dan retribusi dari rakyatnya.
Pemerintah daerah telah kebablasan dalam meminta sumbangan dari rakyat.
6uktinya adalah jika menghitung berapa item pajak dan retribusi yang harus
dibayar selaku warga daerah. 5ika diteliti, jumlahnya akan menapai ratusan item.
6eberapa bulan lalu berkembang sinisme di kalangan warga D%I 5akarta,
bahwa setiap akti&itas yang mereka lakukan telah menjadi objek pungutan Pemda
D%I, sampai-sampai buang hajat pun harus membayar retribusi. Pemda Pro&insi
8ampung juga bisa menjadi ontoh unik ketika menerbitkan perda tentang
pungutan terhadap label sebuah produk. 8ogika yang dipakai adalah bahwa label
tersebut termasuk jenis papan reklame berjalan. 3al ini terlihat luu. %arena
tampaknya Pemerintah setempat tidak bisa membedakan mana reklame, sebagai
bentuk iklan, dan mana label produk yang berungsi sebagai identiikasi nama dan
spesiikasi sebuah produk. %edua, jika perda tersebut diberlakukan 1sepertinya
kurang meyakinkan apakah perda tersebut jadi diberlakukan atau tidak2, akan
timbul kesulitan besar dalam penghitungan dan pemungutan retribusi. Dengan duaontoh tersebut, penulis ingin mengatakan bahwa upaya pemerintah daerah dalam
menggali pendapatan daerah di era otonomi ini telah melampaui batas-batas akal
sehat. Di satu pihak sebagai warga negara kita harus ikut berpartisipasi dalam
proses kebijakan publik dengan menyumbangkan sebagian kemampuan ekonomi
yang kita miliki melalui pajak dan retribusi. +kan tetapi, apakah setiap upaya
pemerintah daerah dalam memungut pendapatan dari rakyatnya hanya
Otonomi Dalam Sorotan | 5
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 6/16
berdasarkan justiikasi semaam itu4 "idak adakah ukuran kepantasan, sejauh
mana pemerintah daerah dapat meminta sumbangan dari rakyatnya4(
6ila dikaji seara matang, instensiikasi perolehan pendapatan yang
enderung eksploitati semaam itu justru akan banyak mendatangkan persoalan
baru dalam jangka panjang, dari pada manaat ekonomis jangka pendek, bagi
daerah. Persoalan pertama adalah beratnya beban yang harus ditanggung warga
masyarakat. eskipun satu item pajak atau retribusi yang dipungut dari rakyat
hanya berkisar seratus rupiah, akan tetapi jika dihitung seara agregat jumlah uang
yang harus dikeluarkan rakyat perbulan tidaklah keil, terutama jika pembayar
pajak atau retribusi adalah orang yang tidak mempunyai penghasilan memadai.
Persoalan kedua terletak pada adanya kontradiksi dengan upaya pemerintah
daerah dalam menggerakkan perekonomian di daerah. 6ukankah seara empiris
tidak terbantahkan lagi bahwa banyaknya pungutan hanya akan menambah biaya
ekonomi yang ujung-ujungnya hanya akan merugikan perkembangan ekonomi
daerah setempat. %alau pemerintah daerah ingin menarik minat in&estor
sebanyak-banyaknya, mengapa pada saat yang sama justru mengurangi minat
in&estor untuk berin&estasi 4
2.2.2 )%n&s #DM a(aratur (emerntahan 'ang *elum menunjang
se(enuhn'a (elaksanaan %t%n%m &aerah
*ejak diberlakukannya otonomi daerah. *ebagian pemerintah daerah bisa
melaksanakan amanat konstitusi meningkatkan tara hidup rakyat,
menyejahterakan rakyat, dan menerdaskan rakyat. 6erdasarkan data yang ada !#
9 pemerintah daerah mampu menyelenggarakan otonomi daerah dan berbuah
kesejahteraan rakyat di daerah. Namun masih :# 9 pemerintah daerah dinilai belum berhasil menjalankan &isi, misi dan program desentralisasi.!
1http://ampundeh.wordpress.com/2012/03/25/permasalahan-an!-tim"ul-
dalam-pela#sanaan-otonomi-daerah/ Diunduh o#to"er 2012
2 i"id
Otonomi Dalam Sorotan | $
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 7/16
Penyelenggaraan otonomi daerah yang sehat dapat di wujudkan pertama-
tama dan terutama di tentukan oleh kapasitas yang di miliki manusia sebagai
pelaksananya. Penyeenggaraan otonomi daerah hanya dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya apabil manusia pelaksananya baik,dalam arti mentalitas maupun
kapasitasnya.
Dalam kenyataan syarat syarat yang di tentukan bagi seorang kepala daerah
belum ukup menjamin tuntutan kualitas yang ada. Di mana yang berkaitan
dengan kapasitas 1pengetahuan dan keakapan2 hanya tga s'arat yang di penuhi
masing-masing7erdas,berkemampuan,dan keterampilan7mempunyai keakapan
dan pengelaman kerja yang ukup di bidang pemerintahan7berpengetahuan yang
sederajat degan perguruan tinggi atau sekurang kurangnya di persamakan dengan
sarjana muda.
Demikian pula halnya dengan mentalitas tidak terdapat ukuran-ukuran yang
dapat di pergunakan sebagai tolok ukur objekti, sehinggga terdapat ukup banyak
kesulitan dalam penilaian padahal peranan mental ini sangat penting dalam
penyelenggaraan otonomi daerah. Persyaratan dari daerah tidak menyertakan
aspek aekti 1moral2 yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja pengelola
pemerintah daerah. +spek aekti penting tersebut dirini sebagai berikut/
(. 6eragama islam
!. empunyai bekal ilmu syar;i
. empunyai akhlak karimah
$. 5ujur
'. +manah
Pada kenyataan yang kita dapati di lapangan akan kualitas *D di daerah
dalam hal ini pengelola daerah lebih didominasi oleh pertimbangan akseptabilitas
1walaupun kadang kala tidak objekti2 dari pada kualitas dan kapabilitas seseorang
alon wakil rakyat ataupun pemimpin di daerah.
Pemimpin daerah atau wakil rakyat yang banyak mengorbankan uang, lebih
berorientasi kepada proyek pribadi, yaitu untuk memperoleh keuntungan seara
inansial dan material.
Pemimpin daerah atau wakil rakyat enderung membentuk kelompok-
kelompok ditengah-tengah birokrasi, sehingga terdapat perlakuan yang
diskriminati di kalangan birokrasi.
Otonomi Dalam Sorotan | %
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 8/16
Pemimpin daerah atau wakil rakyat ada yang tidak konsisten terhadap &isi
dan misi daerah 1walaupun disampaikan pada saat menjadi alon2, karena
menganggap &isi dan misi yang disampaikan hanya untuk kepentingan sesaat.
Pemimpin daerah atau wakil rakyat yang lebih berorientasi untuk
mempertahankan kekuasaan walaupun dengan ara dan kebijaksanaan yang tidak
memenuhi kaidah moral dan etika bahkan menyimpang dari peraturan dan
perundangan.
3al yang dikemukakan diatas merupakan kondisi dan gejala umum,
walaupun ada yang berbuat, berprilaku dan membuat kebijakan sesuai dengan
ketentuan serta tujuan dari otonomi daerah tersebut, namun jumlahnya tidak
seberapa.
2.2.3 )%ru(s & Daerah
<enomena lain yang sejak lama menjadi kekhawatiran banyak kalangan
berkaitan dengan implementasi otonomi daerah adalah bergesernya praktik
korupsi dari pusat ke daerah. *inyalemen ini menjadi semakin beralasan ketika
terbukti bahwa banyak pejabat publik yang masih mempunyai kebiasaan
menghambur-hamburkan uang rakyat untuk piknik ke luar negeri dengan alasan
studi banding. 5uga, mulai terdengar bagaimana anggota legislati mulai
menggunakan kekuasaannya atas eksekuti untuk menyetujui anggaran rutin
DPRD yang jauh lebih besar dari pada sebelumnya. 6elum lama diberitakan di
%ompas 1$=)2 bagaimana legislati %ota >ogya membagi dana ?## juta untuk $#
anggotanya atau (?,' juta per orang dengan alasan menutup biaya operasional dan
kegiatan kesekretariatan. engapa harus ada bagi-bagi sisa anggaran4 "idakkah
jelas aturannya bahwa sisa anggaran seharusnya tidak dihabiskan dengan aara bagi-bagi, melainkan harus disetorkan kembali ke %as Daerah4 Dipandang dari
kaamata apapun perilaku pejabat publik yang enderung menyukai menerima
uang yang bukan haknya adalah tidak etis dan tidak bermoral, terlebih jika hal itu
dilakukan dengan sangat terbuka.
*umber praktik korupsi lain yang masih berlangsung terjadi pada proses
pengadaan barang-barang dan jasa daerah (procurement). *eringkali terjadi harga
sebuah item barang dianggarkan jauh lebih besar dari harga pasar. %olusi antara
Otonomi Dalam Sorotan | &
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 9/16
bagian pengadaan dan rekanan sudah menjadi hal yang jamak. Pemberian asilitas
yang berlebihan kepada pejabat daerah juga merupakan bukti ketidakarian
pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah. 3ibah dari pihak ketiga
kepada pejabat daerah sudah menjadi hal biasa yang tidak pernah diributkan dari
dulu. %alau diermati dan dinalar, berapa kenaikan kekayaan pejabat daerah
setelah mereka menjabat posisi tertentu4 *eberapa drastis perubahan gaya hidup
para pejabat publik itu4
6erikut ini beberapa modus korupsi di daerah/
(. %orupsi Pengadaan 6arang
odus / a. Penggelembungan 1mark up2 nilai barang dan jasa dari harga
pasar.
b. %olusi dengan kontraktor dalam proses tender.
!. Penghapusan barang in&entaris dan aset negara 1tanah2
odus / a. emboyong in&entaris kantor untuk kepentingan pribadi.
b. enjual in&entaris kantor untuk kepentingan pribadi.
. Pungli penerimaan pegawai, pembayaran gaji, keniakan pangkat,
pengurusan pensiun dan sebagainya.
odus / emungut biaya tambahan di luar ketentuan resmi.
$. Pemotongan uang bantuan sosial dan subsidi 1sekolah, rumah ibadah, panti
asuhan dan jompo2
odus / a. Pemotongan dana bantuan sosial
b. 6iasanya dilakukan seara bertingkat 1setiap meja2.
'. 6antuan ikti
odus / embuat surat permohonan ikti seolah-olah ada bantuan dari
pemerintah ke pihak luar.@. Penyelewengan dana proyek
odus / a. engambil dana proyek pemerintah di luar ketentuan resmi.
b. emotong dana proyek tanpa sepengtahuan orang lain.
?. Proyek ikti isik
odus / Dana dialokasikan dalam laporan resmi, tetapi seara isik proyek
itu nihil.
Otonomi Dalam Sorotan | '
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 10/16
:. anipulasi hasil penerimaan penjualan, penerimaan pajak, retribusi dan
iuran.
odus / a. 5umlah riil penerimaan penjualan, pajak tidak dilaporkan.
b. Penetapan target penerimaan
2.3 Pen'elesaan (ermasalahan %t%n%m &aerah & In&%nesa
Pada intinya, masalah A masalah tersebut seterusnya akan menjadi persoalan
tersendiri, terlepas dari keberhasilan implementasi otonomi daerah. Pilihan
kebijakan yang tidak populer melalui intensiikasi pajak dan perilaku korupti
pejabat daerah sebenarnya sudah ada sejak lama dan akan terus berlangsung. 5ika
kini keduanya baru munul dipermukaan sekarang, tidak lain karena momentum
otonomi daerah memang memungkinkan untuk itu. Otonomi telah meniptakan
kesempatan untuk mengeksploitasi potensi daerah dan sekaligus memberi peluang
bagi para pahlawan baru menganggap dirinya telah berjasa di era reormasi untuk
bertindak semau gue.
0ksploitasi daerah sah-sah saja dilakukan jika tepat dan bijak dalam
pelaksanaannya. >ang dibutuhkan adalah optimalisasi dari eksploitasi tersebut
bukan maksimalisasi. 6entuk optimalisasi tersebut bias dilakukan dengan menarik
pajak dan restribusi tidak seara serampangan. Pemimpin daerah bias menetapkan
pajak dan restribusi yang tepat menilik dari seberapa urgent pajak dan restribusi
itu dilakukan demi kesejahteraah masyarakat. 5ika tidak mengau pada
kesejahteraan masyarakat tentunya penetapan pajak dan restribusi yang
serampangan akan menjadikan masyarakat terbebani sehingga bukan
kesejahteraan yang didapat melainkan kemunduran kesejahteraan itu sendiri.
Dengan adanya pajak dan restribusi yang tepat pemimpin daerah jugamengoptimalisasi potensi daerah untuk pemasukan daerah diluar pajak dan
restribusi. Potensi daerah dikembangkan dengan melihat prospek layak jual dan
bermanaat bagi masyarakat. Upaya lainnya yang juga sangat penting dalam
optimalisasi adalah eisiensi anggaran daerah yang tepat sasaran sehingga tidak
terjadi pemborosan dan penyia-nyiaan hasil daerah dengan melakukan
pembelanjaan daerah yang tepat sasaran.
Otonomi Dalam Sorotan | 10
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 11/16
Otonomi yang diberlakukan tidak lepas dari *D yang ada di daerah
sebagai asset utama keberhasilan otonomi daerah. Untuk menapai keberhasilan
otonomi dari sisi *D setidaknya patokan persyaratan *D yang mengelola
otonomi dalam hal ini pemimpin daerah dan juga wakil rakyat ditetapkan suatu
batasan kualiikasi berdasarkan kualitas, moralitas dan juga penerapan dalam
keseharian indi&idu *D daerah ini.
%ualiikasi kualitas pengelola daerah sejatinya memiliki tingkat pendidikan
di atas rata-rata masyarakat 1min.*(2, mempunyai keakapan dan etos kerja yg
tinggi, juga pengalaman baik dalam keorganisasian maupun dalam terjun ke
lapangan.
%ualiikasi seara aekti meliputi *D daerah haruslah beragama islam
dan juga memiliki bekal ilmu syar;I sehingga permasalahan yang timbul bias
diselesaikan atas bekal ilmu tersebut. Dan yang menjadi tolak ukur utama adalah
akhlak dari *D daerah yang mengelola daerah yang di dalamnya terakup sikap
amanah dan kejujuran.
%ualiikasi seara penerapan sangat bergantung dari sinergitas kedua
kualiikasi di atas sehingga menjadikan *D daerah mempunyai sikap sadar hak
dan tanggungjawab.
Dalam kaitannya dengan persoalan korupsi, keterlibatan masyarakat dalam
pengawasan terhadap pemerintah daerah juga perlu diupayakan. *aya punya
hipotesis bahwa pemerintah daerah atau pejabat publik lainnya, termasuk
legislati, pada dasarnya kurang bisa diperaya, lebih-lebih untuk urusan yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah. "idak pernah sekalipun terdengar
ada institusi pemerintahan, termasuk di daerah yang terbebas dari penyalahgunaan
uang rakyat. asyarakat harus turut akti dalam menangkal perilaku korupsi dikalangan pejabat publik, yang jumlahnya hanya segelintir dibandingkan dengan
jumlah rakyat pembayar pajak yang diwakilinya. Rakyat boleh menarik mandat
jika wakil rakyat justru bertindak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum dan
mengkhianati nurani keadilan masyarakat. 6egitu juga, akhirnya seorang kepala
daerah atau pejabat publik lain bisa diminta turun jika dalam melaksanakan
tugasnya terbukti melakukan pelanggaran serius, yaitu korupsi dan menerima suap
atawa hibah dalam kaitan jabatan yang dipangkunya.
Otonomi Dalam Sorotan | 11
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 12/16
8angkah dasar pemberantasan korupsi dalam otonomi daerah adalah
perbaikan kualitas iman dan taBwa *D daerah dengan memberikan pembekalan
ilmu syar;I dan juga perbaikan akhlak. Dengan adanya ilmu syar;I dan juga
akhlak yang baik setiap pejabat publi tidak mudah untuk mengajukan diri
menjadi pemimpin atau wakil rakyat karena kesadaran akan amanah dan
tanggungjawab yang akan ditanyakan nanti di hari akhir.
%etika terbentuk *D yang sadar tugas dan tanggungjawab sangat
dibutuhkan keterbukaan lembaga pada publi sehingga masyarakat pun bias
mengawasi jalannya otonomi daerah sudah berjalan sesuai rel ataukah belum.
"erjadinya korupsi selain karena ator *D yang kurang berkualitas dari
aspek-aspek yang disebutkan juga karena kurangnya pengawasan dari masyarakat,
juga disana terdapat UU yang dipandang dapat menimbulkan masalah sehingga
butuh peninjauan ulang UU yang berlaku kemudian menetapkan UU yang sesuai.
Dari (a)*il "in +asar radhiallahu anhu dia "er#ata: Sesun!uhna
a#u menden!ar ,asulullah shallallahu alaihi wasallam "ersa"da:
إ
لرعيته
غاش
و
وم
و
وم
عية
له
سترعيه
! " ع #$ا
$
ة
%& ل
عيه
له
ر
'
“Tidak ada seorang hambapun yang Allah berikan kepadanya
beban untuk memimpin, lalu dia mati dalam keadaan menipu
orang-orang yang dia pimpin, kecuali Allah akan mengharamkan
surga atasnya.” ,. (uslim no. 1423
3 http://al-atsariah.com/ana#-tan!!un!-awa"-aah.html diunduh 30oem"er 2012
Otonomi Dalam Sorotan | 12
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 13/16
BAB III
PENUTUP
3.1. )esimpulan
Otonomi daerah adalah suatu keadaan yang memungkinkan daerah dapat
mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya seara optimal.
Dimana untuk mewujudkan keadaan tersebut, berlaku proposisi bahwa pada
dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk
mengidentiikasikan, merumuskan, dan memeahkannya, keuali untuk persoalan-
persoalan yang memang tidak mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam
perspekti keutuhan negara- bangsa.
+dapun dampak negati&e dari otonomi daerah adalah munulnya beberpa
masalah diantaranya /
(. 0ksploitasi Pendapatan Daerah
!. %ondisi *D aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya
pelaksanaan otonomi daerah
. %orupsi di Daerah
Permasalahan tersebut bias ditangani dengan langkah-langkah real yang dapat
diambil dan diterapkan agar pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan
baik. 8angkah-langkah tersebut diantaranya.
(. Untuk eksploitasi daerah bias dilakukan dengan mengadakan optimalisasi
bukan maksimalisasi daerah yang meliputi /
a. Pajak dan restribusi yang tepat
b. Optimalisasi pendapatan daerah selain dari pajak dan restribusi. 0isiensi anggaran dan Penyaluran pendapatan daerah yang tepat guna
!. %ondisi *D aparatur pemerintah yang belum menunjang dapat diambil
langkah dengan mengadakan peningkatan mutu *D seara moral,
kualitas dan juga penerapan.
a. oralitas / Islam dan berakhlak karimah, memiliki bekal ilmu syar;i,
jujur dan amanah
b. %ualitas / 6erpendidikan, 6erpengalaman, erdas dan akap.
. Penerapan / sadar hak dan tanggung jawab, sinergitas moral dan
kualitas.
Otonomi Dalam Sorotan | 13
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 14/16
. Untuk penanganan korupsi dengan/
a. Peningkatan I"+C yang dapat dilakukan dengan memberikan bekal
ilmu syar;I dan menerapkan akhlaB karimah
b. %eterbukaan lembaga dengan adanya pengawasan
. Re&isi UU dengan meninjau UU yang bermasalah dan menetapkan UU
yang tepat.
3.2. #aran
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberikan saran antara
lain/
(. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan eisiensi dan eekti&itas
penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan
antarsusunan pemerintahan dan antarpemerintah daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah.
!. %onsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab tetap dijadikan auan
dengan meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling
dekat dengan masyarakat.
. enetapkan *D yang memiliki aspek aekti juga kualitas dalam
pendidikannya dan pengalaman.$. %eterlibatan masyarakat dalam pengawasan terhadap pemerintah daerah
juga perlu diupayakan. %esempatan yang seluas-luasnya perlu diberikan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan mengambil peran. asyarakat
dapat memberikan kritik dan koreksi membangun atas kebijakan dan
tindakan aparat pemerintah yang merugikan masyarakat dalam
pelaksanaan Otonomi Daerah. %arena pada dasarnya Otonomi Daerah
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
masyarakat juga perlu bertindak akti dan berperan serta dalam rangka
menyukseskan pelaksanaan Otonomi Daerah.
'. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah
sebaiknya membuang jauh-jauh egonya untuk kepentingan pribadi ataupun
kepentingan kelompoknya dan lebih mengedepankan kepentingan
masyarakat. Pihak-pihak tersebut seharusnya tidak bertindak egois dan
melaksanakan ungsi serta kewajibannya dengan baik.
Otonomi Dalam Sorotan | 14
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 15/16
DA+TAR PU#TA)A
Otonomi Dalam Sorotan | 15
7/17/2019 Otonomi Daerah
http://slidepdf.com/reader/full/otonomi-daerah-568de411bcbd7 16/16
http://ampundeh.wordpress.com/2012/03/25/permasalahan-
an!-tim"ul-dalam-pela#sanaan-otonomi-daerah/ diunduh
o#to"er 2012
http://al-atsariah.com/ana#-tan!!un!-awa"-aah.html diunduh 30 oem"er 2012
Otonomi Dalam Sorotan | 1$