PEMBERIAN SENAM HAMIL SEBAGAI PELAYANAN PRENATAL
TERHADAP IBU HAMIL UNTUK MENURUNKAN
KECEMASANMENGHADAPI PERSALINAN PERTAMA DI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KUSUMA
N SENAM HAMIL SEBAGAI PELAYANAN PRENATAL
TERHADAP IBU HAMIL UNTUK MENURUNKAN
KECEMASANMENGHADAPI PERSALINAN PERTAMA DI
PUSKESMAS
GAJAHAN SURAKARTA
DI SUSUN OLEH :
LISA ERNAWATI
P.13096
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TINGGI ILMU KEPERAWATAN KUSUMA
SURAKARTA
2016
N SENAM HAMIL SEBAGAI PELAYANAN PRENATAL
TERHADAP IBU HAMIL UNTUK MENURUNKAN
KECEMASANMENGHADAPI PERSALINAN PERTAMA DI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TINGGI ILMU KEPERAWATAN KUSUMA HUSADA
PEMBERIAN SENAM HAMIL SEBAGAI PELAYANAN PRENATAL
TERHADAP IBU HAMIL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN
MENGHADAPI PERSALINAN PERTAMA DI PUSKESMAS
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KUSUMA HUSADA
i
PEMBERIAN SENAM HAMIL SEBAGAI PELAYANAN PRENATAL
TERHADAP IBU HAMIL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN
MENGHADAPI PERSALINAN PERTAMA DI PUSKESMAS
GAJAHAN SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
DI SUSUN OLEH :
LISA ERNAWATI
P.13096
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
PEMBERIAN SENAM HAMIL SEBAGAI PELAYANAN PRENATAL
TERHADAP IBU HAMIL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN
MENGHADAPI PERSALINAN PERTAMA DI PUSKESMAS
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KUSUMA HUSADA
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Pemberian Senam Hamil Sebagai Pelayanan Prenatal
Terhadap Ibu Hamil Untuk Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan
Pertama Di Poliklinik KIA Puskesmas Gajahan Surakarta”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Ns. Wahyu Rima A., M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ns. Meri Oktariani., M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan sekaligus sebagai penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
3. Ns. Alfyana Nadya R., M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII
Keperawatan yag telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
v
4. Ns. Diyah Ekarini. S.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua orangtua saya ibu Hj. Rubiyem dan bapak H. Nuryanto yang selalu
mendoakan, memberi semangat dan motivasi yang tidak henti-hentinya demi
kelancaran, kesuksesan dan kemudahan untuk menyelesaikan pendidikan
7. Teman-teman Mahasiswa kelas 3A dan 3B Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan.Amin.
Surakarta, Mei 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERYATAAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ............................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................... 8
1. Prenatal ......................................................................... 8
2. Asuhan Keperawatan .................................................... 18
3. Kecemasaan .................................................................. 25
4. Senam Hamil ................................................................ 34
B. Kerangka Teori ................................................................... 39
BAB III. METODOLOGI LAPORAN KASUS
A. Subjek Aplikasi Riset ......................................................... 40
B. Tempat dan Waktu ............................................................. 40
C. Media dan Alat yang Digunakan ........................................ 40
D. Prosedur Tindakan .............................................................. 41
E. Alat Ukur ............................................................................ 45
BAB IV LAPORAN KASUS
I. Pengkajian ......................................................................... 48
A. Identitas klien ............................................................. 48
vii
B. Identitas Penanggung Jawab ...................................... 49
C. Pengkajian Antenatal ................................................. 49
D. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang ................ 52
E. Terapi Medis .............................................................. 53
II. Analisa Data ...................................................................... 53
III. Perumusan Diagnosa Keperawatan ................................... 55
IV. Rencana Keperawatan ....................................................... 56
V. Implementasi atau tindakan Keperawatan ........................ 58
VI. Evlaluasi ............................................................................ 62
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ......................................................................... 65
B. Perumusan Masalah .......................................................... 67
C. Rencana Keperawatan ....................................................... 70
D. Implementasi .................................................................... 74
E. Evaluasi ............................................................................. 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................... 79
B. Saran ................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Alat Ukur Skala HRS-A .............................................................. 28
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prosedur Senam Hamil …………………………………… 31
Gambar 2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 39
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Usulan Judul
Lampiran 2 Lembar Konsul
Lampiran 3 Surat Pernyataan
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 5 Lembar Jurnal Utama
Lampiran 6 Lembar Asuhan Keperawatan
Lampiran 7 Lembar Log book
Lampiran 8 Lembar Kuesioner
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehamilan adalah masa yang paling istimewa bagi seorang wanita
karena kehamilan bagi seorang wanita merupakan anugerah yang terindah dari
Allah SWT.Akan tetapi selain membawa kebahagiaan, kehamilan juga sering
menimbulkan kecemasan (Djoko Waspodo, 2002).
Setiap ibu hamil pasti ingin memperoleh bayi yang sehat dan tidak
kurang sesuatu apapun.Untuk itu seorang ibu hamil tidak hanya harus sehat
raganya saja, tetapi juga jiwanya.Artinya, secara jasmani dan rohani, ibu hamil
harus dalam keadaan normal, tanpa ada gangguan apapun dan dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya (Solihah, 2006).
Ibu-Ibu yang selama mengandung memperlihatkan sikap dan perilaku
yang penuh ketegangan emosional, biasanya akan menimbulkan persoalan
pada janin dalam kandungannya. Ibu yang sedang hamil juga dapat berespon
terhadap emosi, seperti misalnya kemarahan dan kecemasan, yang akan
mengakibatkan membanjirnya hormon adrenalin yang akan membahayakan
bagi bayinya (Davidoff, 2006).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2007 jumlah AKI di Indonesia yaitu 328 per 100 ribu kelahiran hidup
(Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Dalam catatan tahun 2008, AKI
2
di DKI berjumlah 356 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes DKI,
2008).
Jumlah angka kematian ibu di wilayah kecamatan kalideres pada
tahun 2009 adalah sebanyak 2 orang dengan AKI aebesar 297 per 100.000
kelahiran hidup. Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan
perinatal di Indonesia dan negara – negara berkembang lainnya adalah
akibat partus lama. Ada tiga faktor penyebab persalinan memanjang atau
partus lama yaitu tenaga, jalan lahir dan janin ( Kushartanti, 2004).
Dalam kehamilan kecemasan yang sering terjadi adalah apabila
seorang ibu hamil harus menjalani pembedahan dalam proses kelahiran
bayinya. Para pakar menyatakan bahwa jenis olah tubuh yang paling
sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil.Hal ini karena disesuaikan
dengan banyaknya perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil.Misalnya
pada organ genital dan perut yang semakin membesar.Dengan mengikuti
senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat menjaga
kesehatan tubuh janin yang dikandung secara optimal (Indiarti, 2008).
Kecemasan menurut Freud (Semuin, 2006) adalah suatu keadaan
perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi
fisik yang yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang.
Keadaan yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk
dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan.Freud yakin
bahwa kecemasan merupakan akibat dari konflik yang tidak disadari
antara implus id dengan kendala yang di tetapkan ego dan
3
superego.Impuls-implus id menimbulkan ancaman bagi individu karena
bertentangan dengan nilai pribadi atau nilai sosial (Atkinson, 2006).
Sedangkan (Nevid, 2005) mengartikan bahwa kecemasan adalah
suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk
akan segera terjadi, sedangkan menurut (Santrock, 2002) gangguan
kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan
motorik (gelisah, gemetar dan ketidakmampuan untuk rileks),
heperaktivitas (pusing, jantung berdebar–debar , atau berkeringat) dan
pikiran serta harapan yang mencemaskan.
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio
atau fetus di dalam tubuhnya. Istilah medis untuk wanita hamil adalah
gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu
awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran) (wikipedia.org).Sedangkan
menurut Dr. Ann Tan kehamilan adalah satu status di mana seorang
perempuan membawa satu telur yang dirawat di dalam tubuh seorang
wanita (answer.com).Jadi kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi
persalinan terjadi sebagai akibat dari suatu kecemasan pada ibu hamil
dalam menghadapi persalinan terjadi sebagai akibat dari suatu kecemasan
yang timbul akibat dari perubahan – perubahan yang terjadi pada seorang
ibu hamil dalam menghadapi persalinan baik secara fisik maupun secara
psikis (Asrinah, 2010).
Salah satu cara menurunkan kecemasan menghadapi persalinan
adalah dengan mengajarkan senam hamil. Pada ibu hamil keluhan nyeri
4
pinggang dan sesak napas merupakan hal yang fisiologis karena perubahan
system musculoskeletal.Jenis olah tubuh yang paling sesuai bagi ibu hamil
adalah senam hamil.Gerakan senam hamil disesuaikan dengan banyaknya
perubahan fisik yang dialami oleh ibu. (Anik , 2011).
Senam hamil merupakan terapi gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil secara fisik atau mental pada persalinan cepat, aman dasn
spontan.Suatu metode penting untuk mempertahakan atau memperbaiki
kesimbangan fisik ibu hamil dan merupakan terapi latihan yang diberikan
pda ibu hamil dengan tujuan mencapai persalinan yang cepat dan aman.
Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada
ibu-ibu hamil untuk mempersiapkan persalinan yang cepat, aman, dan
spontan (Hulliana, 2007).
Senam hamil sudah mulai mendapat perhatian masyarakat, dan
banyak diselenggarakan oleh rumah sakit sehingga kesehatan rohani dan
jasmani ditingkatkan serta dapat menghilangkan rasa takut menghadapi
persalinan (Manuaba, 2008).
Senam hamil yang diterapkan, bukan senam yang berorientasi
sebatas kebugaran tubuh semata.Melainkan untuk memperkuat otot,
melenturkan persendian, dan utamanya melatih konsentrasi agar bisa
mengalihkan pikiran sehingga bisa melupakan rasa sakit saat melahirkan,
serta menguatkan nafas. Metode ini terbukti cukup berhasil untuk
membantu meringankan proses persalinan. Di samping itu, rasa nyeri saat
proses persalinan berlangsung juga dapat diminimalisasi, dengan jalan
5
mengatur pernapasan, berkonsentrasi dan mengalihkan pikiran, sehingga
dengan sendirinya stress saat melahirkan bisa dikurangi. Maka proses
persalinan dapat berjalan lebih mulus dan singkat (Mulyata, 2007).
Senam hamil berpengaruh sebagai pelayanan prenatal dalam
menurunkan kecemasan menghadapi persalinan pertama.Berdasarkan hal
tersebut diharapkan klien ibu hamil dapat melakukan senam hamil secara
mandiri. Dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat
dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain dapat melatih
pernafasan, relaksasi, menguatkan Otot-otot panggul dan perut, serta
melatih cara mengejan yang benar (Asrinah, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengaplikasikan efektivitas senam hamil sebagai pelayanan prenatal
dalam menurukan kecemasan menghadapi persalinan pertama.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengaplikasikan senam hamil terhadap penurunan kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi persalinan pertama di Puskesmas Gajahan
Surakarta.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan
kecemasan menghadapi persalinana pertama.
b. Penulis merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan
kecemasan menghadapi persalinan pertama.
6
c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada ibu
hamil dengan kecemasan menghadapi persalinan pertama.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada ibu hamil dengan
kecemasan menghadapi persalinan pertama.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada ibu hamil dengan
kecemasan menghadapi persalinan pertama.
f. Penulis mampu menganalisa hasil dari keefektifan senam hamil
sebagai pelayanan prenatal dalam menghadapi persalinan pertama.
C. Manfaat penulisan
1. Bagi pasien
Menambah wawasan bahwa senam hamil dapat membantu
meminimalkan kecemasan pada ibu hamil yang akan menjalani
persalinan pertama dengan mengajarkan senam hamil selama hamil
sebelum menghadapi persalinan pertama.
2. Bagi institusi pendidik
Sebagai bahan bacaan, masukan dan menambah wawsan bagi
mahasiswa keperawatan, dalam hal pemberian asuhan keperawatan
khususnya dalam keperawatan maternitas.Dapat digunakan sebagai
acuan melaksanakan praktek klinik dalam membuat asuhan
keperawatan pada ibu prenatal.
3. Bagi puskesmas
7
Sebagai sumbangan pemikiran dan acuan sebagai kajian yang lebih
mendalam tentang pemberian senam hamil sebagai layanan prenatal
dalam menurukan kecemasan menghadapi persalinan pertama.
4. Bagi penulis
Sebagai acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu yang telah di
peroleh selama perkuliahan melalui proses pengumpulan data-data dan
informasi – informasi untuk kemudian dikaji, diteliti, dianalisi, dan
disusun dalam sebuah karya tulis yang ilmiah, informatif, bermanfaat,
serta menambah wawasan kekayaan intelektual.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Prenatal
a. Pengertian
Masa prenatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa
pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan.Periode prenatal atau
masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang
dimulai sejak konsepsi yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu.Masa ini
pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekita 280 hari
sebelum lahir.Dilihat dari segi waktunya, periode masa prenatal ini
merupakan periode perkembangan yang sangat cepat dalam diri
individu.Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterinmulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Manuaba, 2006).
Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir (Sarwono, 2002).
9
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, mengahasilkan janin yang
tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan
tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan,
pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Muhimah dan
Safe’i, 2010).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kehamilan
adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan
berakhir dengan permulaan persalinan.Sedangkan menurut William
Sallenbach (2006) periode prenatal merupakan masa kritis bagi
perkembangan fisik, emosi, dan mental bayi.Pada masa ini terjadi
kedekatan hubungan antara bayi dan orang tua yang berdampak
pada kemampuan dan kecerdasan bayi.Periode prenatal merupakan
masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis.Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini
merupakan periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang
kehidupan, banyak yang percya bahwa masa anak-anak lebih
berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa dimana
bahaya – bahaya lingkungan atau bahaya – bahaya psikologis dapat
mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat
mengakhiri suatu perkembangan (Ani Endriani, 2011).
b. Etiologi
10
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh
zona pellusida oleh kromosan radiate.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak cepat.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopi.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasik konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya
(Mochtar, 2006).
c. Tanda – tanda Kehamilan
11
1) Amenorea ( terlambat datang bulan )
a) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus
naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan
b) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de Graaf dan ovulasi
2) Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)
a) Pengaruh ekstrogen dan progresteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan
b) Umumnya terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan,
sering terjadi pada pagi hari ( morning sickness)
c) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat di atasi
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3) Sering buang air kecil
a) Trimester I : karena kandung kencing tertekan ulterus yang
mulai membesar
b) Trimester II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang
panggul dan menekan kembali kandung kencing
4) Pigmentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormone kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanosfor dan kulit
a) Sekitat pipi : Cloasma gravidarum keluarnya melanophore
stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit pada kulit
12
b) Dinding perut
i. Striae lividae
ii. Striae nigra
iii. Linea alba makin hitam
c) Sekitar payudara
i. Hiperpigmentasi areola mamae
ii. Putting susu makin menonjol
iii. Kelenjar Montgomery menonjol
iv. Pembuluh darah menifes sekita payudara
v. Anoreksia( tidak nafsu makan) terjadi pada bulan – bulan
pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan
timbul lagi.
5) Payudara menjadi tegang dan membesar
a) Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula
montgomerry tampak lebih jelas
b) Payudara membesar dan menegang
c) Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama
6) Obsipasi atau konstipasi
13
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormone steroid, sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air
besar
7) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
a) Karena pengaruh dari ekstrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka
yang mempunyai baka
b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis ,dan payudara
c) Penampakan pembuluh darah ini dapat menhitung setelah
persalinan
8) Mengidam
Wanita sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam
9) Sinkope atau pinsan
a) Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
sinkop atau pinsan
b) Keadaan ini menghilangkan setelah umur 16 minggu
(Manuaba, 2006).
d. Ciri-ciri / karakteristik masa prenatal
14
Menurut Hurlock 2006, meskipun relatif singkat, periode prenatal
mempunyai 6 ciri-ciri penting yang berpengaruh selama rentang
kehidupan, yaitu :
1) Terjadi pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang
tua janin
2) Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan
menunjang perkembangan sifat bawaan dan perkembangannya
3) Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan
pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak
akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan
4) Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak
terjadi selama periode prenatal dibandingkan dengan periode
lainnya dalam seluruh kehidupan individu
5) Masa prenatal merupakan masa yang mengandung banyak
bahaya baik fisik maupun psikis
6) Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang banyak
7) membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal
Menurut atik 2007, ada beberapa faktor-faktor yang berpengaruh
selama perkembangan masa prenatal, yaitu :
1) Kesehatan Ibu
Penyakit yang diderita oleh ibu hamil dapat mempengaruhi
perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut
15
bersifat kronis seperti, kencing manis, TBC, penyakit kelamin,
dan sebagainya. Itu dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi
yang cacat. Demikian pula bila terjadi benturan ketika janin
berusia 3 bulan disertai dengan gangguan-gangguan kesehatan
pada ibu, seperti influenza, gondok, cacar, dapat merusak
perkembangan janin
2) Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan
masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini terjadi karena janin yang
sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang
diperoleh melalui darah ibunya.Oleh sebab itu makanan ibu-ibu
yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak,
vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-
anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung
cacat
3) Pemakaian bahan-bahan kimia oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau
makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah
hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin.Bahan-bahan
kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada
fisik maupuan pada sistem kimiawi dalam tubuh janin yang
disebut metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat
16
mempengaruhi lingkungan di dalam rahim ibu yang secara
tidak langsung juga mempengaruhi janin
4) Keadaan dan ketegangan emosi Ibu
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai
pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal.
Hal ini terjadi karena ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stress dan emosi lain yang mendalam,
maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya
pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi
hormone adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan
menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat
janin kekurangan udara. Dan ini mengakibatkan kelahiran bayi
yang abnormal
f. Tahap-tahap perkembangan masa prenatal
Pada umunya para ahli psikologi sigmun freud 2002, perkembangan
membagi periode prenatal atas tiga tahap perkembangan yaitu:
1) Periode Germinal
Periode ini berlangsung dari pembuahan sampai implantasi pada
dinding rahim, sekitar 10 hari setelah pembuahan. Jika sperma
memasuki ovum maka, sebuah proses dimulai yang menghasilkan
peleburan inti sperma dengan inti ovum yang telah dibuahi yang
disebut zigot (yang mengandung 23 pasang kromosom). Kemudian
ovum yang telah dibuahi mulai membagi diri (melakukan
17
pembelahan), dari saluran telur tempat ia dibuahi menuju ke uterus
dan akan ditanam (menempel) di dinding uterus (implantasi).
Tahap ini sering disebut dengan periode zigot, ovum atau nuthfah
(setetes mani). Periode ini adalah awal prenatal yang terjadi pada
awal 2 minggu pertama setelah pembuahan.Dalam periode ini
meliputi penciptaan zigot. Pemecahan sel, dan melekatnya zigot
pada dinding kandungan
2) Periode Embryonik
Periode ini ditandai dengan perkembangan yang cepat sekali dari
susunan syaraf. Dalam periode ini kepala lebih besar dibanding
bagian badan yang lain. Ini menunjukkan 8 minggu yang pertama
merupakan suatu periode yang sensitif untuk integritas susunan
syaraf. Dalam psikologi islam tahap ini disebut dengan periode
alaqah (sesuatu yang menempel atau melekat pada rahim). Periode
ini terjadi pada 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Dalam
periode ini membentuk system dukungan perkembanga embrio
yang meliputi ari-ari, talipusar, dan amnion
3) Periode fetal
Periode ini berlangsung dari lahir bulan ke 2 sampai lahir. Dalam
psikologi islam tahap ini disebut dengan periode mudhgoh. Periode
ini berlangsung sejak 2 bulan setelah pembuahan hingga 7 bulan.
Pada periode ini janin mulai aktif menggerakkan anggota tubuhnya
dan sudah bisa dideteksi jenis kelaminya
18
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Proses pengkajian dilakukan selama periode prenatal yang meliputi
wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Data yang
perlu dikumpulkan pada saat pengkajian adalah interpretasi subyektif
pasien tentang status kesehatan dan kehamilannya dan observasi efek
pasien, postur, pahasa tubuh , warna kulit, tanda fisik dan keadaan
emosionala klien, 2000).
1) Anamnesa
Tujuan anamnesa adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat
kesehatan dan kehamilan untuk digunakan dalam proses membuat
keputusan klinis guna menentukan diagnose dan mengembangkan
rencana asuhan yang sesuai (Erawati,2011).
Pengkajian riwayat kesehatan lengkap dan pemeriksaan fisik
dilakukan setelah diagnose kehamilan ditegakkan. Tujuan penting
adalah untuk mengembangkan rasa percaya “Trust”, hubungan kerja
antara pasien (ibu) dan teman kesehatan (perawat).
a) Riwayat kesehatan
b) Riwayat menstruasi dan penggunaan kontrasepsi
Riwayat menstruasi yang benar dapat menjadi tanggal prediksi
persalinan ibu yang paling akurat. Wanita yang baru menggunakan
pil KB untuk mengontrol kehamilan mungkin mengalami
19
amenorrhea post pil, dan dapat menyebabkan perkiraan tanggal
kehamilan yang salah. Alat KB intrauterine yang digunakan harus
dicatat, keberadaanya, ada tidaknya, atau sudah dilepas.
c) Riwayat ginekologi
Infeksi ginekologi sebelumnya atau masalah lainnya harus dicatat
d) Riwayat kebidanan (obstetric)
Riwayat kebidanan dicatat mengenai jumlah gravidity (kehamilan)
dan parity (persalinan).Gravid merupakan jumlah total kehamilan.
Partus menggambarkan 4 serial angka: persalinan cukup bulan
(term), persalinan premature (preterm), keguguran / aborsi
(spontaneous atau elective), dan persalinan dengan bayi hidup.
Detail kehamilan sebelumnya, seperti karakter dan lama persalinan,
tipe persalinan, komplikasi, status infant, dan berat lahir (BBL),
harus dicatat. Keguguran pada trisemester pertama yang berulang
atau riwayat keguguran pada trisemester kedua yang berulang
menunjukkan masalah genetic atau servik yang tidak
kompeten.Jika pasien memiliki riwayat persalinan sesar,
rekomendasi persalinan melalui vagina (pervagina) dapat
didiskusikan pada saat ini.
e) Riwayat penyakit medis, pembedahan, atau rawat inap (opname)
20
Riwayat medis dan diagnosa kesehatan sangat penting untuk
pengkajian resiko dan penanganan.Riwayat pembedahan dan rawat
inap harus dimunculkan dan dievaluasi.
f) Riwayat paparan lingkungan, obat-obatan yang diminum pada awal
kehamilan, reaksi obat, penggunaan obat legal dan illegal, riwayat
alergi,dan paparan diethylstilbestrol (DES).
g) Riwayat kesehatan keluarga, penyakit bawaan/genetic, masalah
congenital dan kehamilan kembar (multiple gestation).
h) Faktor social
Situasi rumah, dukungan keluarga dan masyarakat, riwayat
masalah psikologi atau mental harus dikaji dan dijadikan acuan.
Penggunaan Alkohol atau Rokok , atau bahan kimia lain yang
berbahaya untuk kehamilan di lingkungan masyarakat.
b. Perubahan fisik
Keluhan umum terhadap kehamilan seperti mual, muntah, nyeri
abdomen, konstipasi, nyeri kepala, pingsan, pendarahan vagina atau
keluaran (discharge), disuria atau BAK sering, pembengkakan,
varicosities, dan hemorrhoid. Hormone yang dihasilkan oleh plasenta
selama kehamilan mempengaruhi perubahan fisiologis selama
kehamilan.
Hormon tersebut memelihara kehamilan dan mendukung
lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan fetus, perubahan fisik
pada masa kehamilan sebagai berikut :
21
1. Perubahan fisiologis meliputi peningkatan 50 % volume darah,
peningkatan sensitivitas terhadap CO2 (karbodioksida) dan
kebutuhan produksi insulin yang lebih tinggi
2. Perubahan mekanis (postur & gerak) terjadi akibat pertumbuhan
uterus dan termasuk tekanan pada kandung kemih selama
trisemester pertama dan ketiga, sehingga mengubah pusat gravitasi,
dan meregangkan ligament (jaringan ikat) uterus.
2) Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah menilai kesehatan dan kenyamanan
fisik ibu dan bayinya untuk membuat keputusan klinis guna
menentukan diagnosa dan mengembangkan rencana asuhan yang pling
sesuai (Erawati, 2011).
a) Keadaan umum, kesadaran
b) Tanda-tanda vital : tekanan darah , suhu, nadi dan pernafasan
c) Payudara : pembesaran, putting susu (menonjol atau mendatar,
adakah nyeri dan lecet pada putting)
d) Abdomen : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, penghitungan DJJ
e) Genetalia : bersih tidak oedem
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai
22
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (setiadi, 2012)
Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama
pengkajian. Diagnose yang mungkin muncul adalah :
1. Kecemasan berhubungan dengan perubahan fisik selama hamil
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan.
c. Intervensi keperawatan
Rencana keperawatan untuk pasien dengan kecemasan sebagai berikut:
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisik selama hamil.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
kecemasan dapat berkurang dengan kriterian hasil :
a) Pasien tidak gelisah
b) Pasien mengatakan sudah tidak cemas
c) Angka kecemasan mengalami penurunan dari kecemasan berat
menjadi kategori kecemasan ringan
d) Tanda- tanda vital dalam batas normal
Intervensi keperawatan :
1) Kaji tanda-tanda vital
Rasional : perubahan tanda – tanda vital menunjukkan
perubahan tingkat kecemasan
23
2) Kaji pola tidur klien
Rasional : untuk mengetahui kualitas tidur klien
3) Ajarkan gerakan – gerakan senam hamil
Rasional :merilekskan otot-otot sehingga dapat menurunkan
kecemasan
4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti cemas
khusus untuk ibu hamil
Rasional : untuk menurunkan tingkat kecemasan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :
a) Pasien mengatakan nafsu makan meningkat
b) Pasien mengatakan tidak mual muntah
c) Pasien tidak mengalami penurunan berat badan
d) Pemeriksaan hemoglobin dalam batas normal
Intervensi keperawatan :
(1) Kaji pola nutrisi dengan pola ABCD
Rasional :untuk mengetahui status nutrisi
(2) Anjurkan klien makan dengan porsi kecil tapi sering
Rasional : untuk mengurangi mual muntah yang dirasakan.
(3) Anjurkan klien makan makanan dalam keadaan hangat
24
Rasional : untuk mengurangi mual muntah yang dirasakan
klien
(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti mual
Rasional : untuk mengurangi rasa mual muntah
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
pola tidur klien dapat kembali efektif dengan kriteria hasil :
a) Jumlah tidur klien 8 jam perhari
b) Pasien mengatakan perasaan rileks selama tidur
c) Klien tampak segar
d) Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi keperawatan :
(1) Kaji tanda-tanda vital klien
Rasional : peningkatan atau penurunan tanda-tanda vital
menunjukkan adanya gangguan pola tidur
(2) Ajarkan gerakan – gerakan senam hamil
Rasional : gerakan – gerakan senam hamil dapat merilekskan
otot-otot sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur klien
(3) Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Rasional : pola tidur yang adekuat dapat menurunkan angka
kecemasan pada klien
25
(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Rasional : agar klien dapat tidur dengan nyenyak
3. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai kenyataan, kepribadian masih tetap
utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian normal (Hawari, 2013).
Demikian pula menurut Taylor (1995) dalam Tetti dan Cecep
(2015), kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat universal,
suatu respon emosional yang tidak menyenangkan, penuh kekhawatiran,
suatu rasa takut yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu
sumber ancaman atau pikiran sesuatu yang akan datang tidak jelas dan
tidak teridentifikasi.
b. Klasifikasi Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (2006) dalam Tetti dan Cecep (2015)
tingkatan kecemasan sebagai berikut :
1) Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan persepsi
2) Ansietas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga sesorang
26
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu
yang terarah
3) Ansietas berat, sangat mengurangi persepsi seseorang yang
cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak
dapat berfikir tentang hal lain
4) Tingkat panik dari antisietas, berhubungan dengan terpeganglah,
ketakutan dan terror. Karena mengalami kehilangan kendali, orang
yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan
Keluhan-keluhan yang dikemukakan oleh orang yang
mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut :
1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,
mudah tersinggung
2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
3) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
4) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
5) Gangguan konsentrasi dan daya ingat
6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan
tulang, pendengaran berdenging (titinus), berdebar-debar, sesak
nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala,
dan lain-lain (Hawari, 2013).
c. Cara Mengukur Kecemasan
27
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang
apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali, digunakan alat ukur yang
dikenal dengan namaHamilton Rating For Anxiety(HRS-A). Alat ukur ini
terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci
lagi dengan gejala – gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok
gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya 0 berarti
tidak ada gejala, nilai 1 gejala ringan, nilai 2 gejala sedang, nilai 3 gejala
berat, nilai 4 gejala berat sekali. Masing-masing nilai angka (score) dari
ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan
tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu total nilai
(score) < 14 tidak ada kecemasan, nilai 14–20 kecemasan ringan , nilai
21-27 kecemasan sedang, nilai 28–41 kecemasan berat dan 42-56
kecemasan sangat berat (Dadang, 2013).
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah
sebagai berikut (Dandang, 2013) :
28
Table 2.1. Alat Ukur HRS-A (Hamilton Ratingt Scale For Anxiety)
NO GEJALA KECEMASAN NILAI ANGKA
(SCORE)
01 Perasaan cemas
- Cemas
- Firasat buruk
- Takut akan pikiran sendiri
- Mudah tersinggung
0 1 2 3 4
02 Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Tidak bisa istirahat tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemeteran
- Gelisah
0 1 2 3 4
03 Ketakutan
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan banyak orang
0 1 2 3 4
04 Gangguan tidur
- Sukar tidur
- Terbangun malam hari
- Tidur tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi-mimpi (mimpi
buruk)
0 1 2 3 4
05 Gangguan kecerdasan
- Sukar konsentrasi
- Daya ingat menurun
- Daya ingat buruk
0 1 2 3 4
06 Perasaan depresi (murung)
- Hilangnya minat
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah-ubah sepanjang
hari
0 1 2 3 4
07 Gejala somatik / fisik (otot)
- Sakit dan nyeri di otot-otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak stabil
0 1 2 3 4
29
08 Gejala somatik / fisik (sensorik)
- Telinga berdenging (titinus)
- Penglihatan kabur
- Muka merah atau pucat
- Merasa lemas
- Perasaan ditusuk-tusuk
0 1 2 3 4
09 Gejala kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah)
- Takiardira ( denyut jantung cepat
- Berdebar-debar
- Nyeri didada
- Denyut nadi mengeras
- Rasalesu/lemas seperti mau pingsan
- Detak jantung menghilang
(berhenti sejenak)
0 1 2 3 4
10 Gejala respiratori (pernafasan)
- Rasa tertekan atau sempit didada
- Rasa tercekik
- Sering menarik nafas
- Nafas pendek /sesak
0 1 2 3 4
11 Gejala gastrointestinal (pencernaan)
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan gangguan pencernaan
- Nyeri sebelum atau sesudah makan
- Rasa penuh dan kembunga
- Mual
- Muntah
- Buang air besar lembek
- Konstipasi
- Kehilangan berat badan
0 1 2 3 4
12 Gejala urogenial (perkemihan)
- Sering buang air kecil
- Tidak dapat menahan air seni
- Tidak datang bulan (tidak ada haid)
- Darah haid berlebihan
- Darah haid amat sedikit
- Masa haid amat pendek
- Masa haid amat berkepanjangan
- Haid beberapa kali dalam sebulan
- Menjadi dingin (frigid)
- Ejakulasi dini
- Ereksi hilang
- Impotensi
0 1 2 3 4
12 Gejala autonom
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Kepala terasa sakit
- Bulu-bulu berdiri
0 1 2 3 4
30
14 Tingkah laku (sikap) pada saat wawancara
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari gemeteran
- Kerut kening
- Muka tegang
- Otot tegang/mengeras
- Nafas pendek dan cepat
- Muka merah
0 1 2 3 4
Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksudkan
untuk menegakkan diagnosa gangguan cemas. Dianosa gangguan cemas
ditegakkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter, sedangkan untuk
mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas itu digunakan alat ukur
HRS-A (Hawari, 2008)
d. Mekanisme kerja senam hamil untuk menurunkan kecemasan
Senam hamil merupakan pelayanan prenatal efektif untuk
menurunkan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan
pertama.Senam hamil.
Secara fisiologis , latihan ini akan membalikkan efek stress yang
melibatkan bagian parasimpatik dari sistem saraf pusat (Domin, 2001).
Seorang ibu yang akan bersalin untuk pertama kalinya biasanya memiliki
ketakutan yang berupa kebingungan dan mengembangkan reaksi
kecemasan terhadap cerita yang mengerikan (kartono,1992).
Relaksasi otot progresif dalam senam hamil terhadap penurunan
kecemasan merupakan salah satu teknik pengeloaan diri yang didasarkan
pada kerja system saraf simpatis dan parasimpatis, system simpatis lebih
banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi, misalnya saat terkejut,
takut, cemas, atau ketika berada dalam tegang. Pada kondisi ini sistem
saraf akan memacu aliran darah ke otot
jantung dan kadar gula. Sebaliknya, system
aktivitas yang berlangsung selama penenangan tubuh, misalnya
penurunan denyut jantung setelah fase ketegangan, dan menaikkan aliran
darah ke system
Putra (2008). Gambar 2.1 Langka
1. Latihan 1: sikap duduk dengan g
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai
kaki diluruskan dan dibuka sedikit;
rileks,dilakukan 6 kali latihan
2. Latihan 2 :
Sikap : duduk tegak, ked
sebanyak 8 kali
takut, cemas, atau ketika berada dalam tegang. Pada kondisi ini sistem
saraf akan memacu aliran darah ke otot-otot skeletal, meningkatkan detak
jantung dan kadar gula. Sebaliknya, system parasimpatis mengontrol
aktivitas yang berlangsung selama penenangan tubuh, misalnya
penurunan denyut jantung setelah fase ketegangan, dan menaikkan aliran
darah ke system gastrointestinal (Carlson, 1994) dalam Ramdhani dan
. Gambar 2.1 Langkah-langkah senam hamil :
Latihan 1: sikap duduk dengan gerakan putaran plantar dan dorsal
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai
kaki diluruskan dan dibuka sedikit; seluruh tubuh lemas dan
rileks,dilakukan 6 kali latihan
ihan 2 : Latihan otot-otot dasar panggul
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat, lakukan
sebanyak 8 kali
31
takut, cemas, atau ketika berada dalam tegang. Pada kondisi ini sistem
, meningkatkan detak
parasimpatis mengontrol
aktivitas yang berlangsung selama penenangan tubuh, misalnya
penurunan denyut jantung setelah fase ketegangan, dan menaikkan aliran
(Carlson, 1994) dalam Ramdhani dan
langkah senam hamil :
erakan putaran plantar dan dorsal
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai
seluruh tubuh lemas dan
ua tungkai kaki lurus dan rapat, lakukan
3. Latihan 3 :
Sikap : duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua
lengan disamping badan
4. Latihan 4 :
Sikap : tidur terlentang kedua lutut di tekuk dengan menghembuskan
nafas perlahan
dan dinding perut mengembang saat mengambil nafas. Lakukan
sebanyak 6 kali
Latihan 3 : Gerakan latihan otot-otot perut
duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua
lengan disamping badan, lakukan sebanyak 8 kali
Latihan 4 : latihan pernafasan
Sikap : tidur terlentang kedua lutut di tekuk dengan menghembuskan
nafas perlahan-lahan dinding perut mengempis pada saat keluar nafas
dan dinding perut mengembang saat mengambil nafas. Lakukan
sebanyak 6 kali
32
duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua
Sikap : tidur terlentang kedua lutut di tekuk dengan menghembuskan
pada saat keluar nafas
dan dinding perut mengembang saat mengambil nafas. Lakukan
33
5. Latihan 5 : tidur terlentang dengan dengan kedua lutut ditekuk
sikap : berbaring telentang kedua lengan disamping badan dan kedua
lutut ditekuk, lakukan sebanyak 8 kali
6. Latihan 6 : merangkak
Sikap : merangkak dengan kepala menoleh kepanggul kiri atau ke
kanan, dibuat panggul kiri atau kanan mendekati iga-iga, lakukan
sebanyak 6 kali
34
7. Latihan 7 : Latihan penenangan
Sikap : berbaringlah miring kea rah punggung janin, misalnya kekiri.
Maka lutut kanan diletakan didepan lutut kiri keduanya
ditekuk.Tangan kanan ditekuk didepan badan, sedangkan tangan kiri
di belakang badan.
4. Senam Hamil
a. Pengertian
Senam hamil adalah terapi gerak untuk mempersiapkan ibu hamil secara
fisik atau mental pada persalinan cepat, aman dan spontan.Suatu metode
penting untuk mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik ibu
hamil dan merupakan terapi latihan yang diberikan pada ibu hamil dengan
tujuan mencapai persalinan yang cepat dan aman.Senam hamil merupakan
terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik atau
mental pada persalinan cepat, aman dan spontan sutau metode penting
untuk mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik ibu hamil
dan merupakan terapi latihan yang diberikan pada ibu hamil dengan tujuan
mencapai persalinan yang cepat dan aman. (Anik, 2011 : 48).
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun dengan
melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu
35
kelancaran proses persalinan, antara lain dapat melatih pernafasan,
relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara
mengejan yang benar (Asrinah dkk, 2010 : 98).
b. Metode Senam Hamil
Saat ini ada beberapa metode yang digunakan dalam senam
hamil.Sebaiknya dalam memilih metode mana yang terbaik dan paling
sesuai dengan kondisi kehamilan terlebih dahulu mengkonsultasikannya
kepada dokter atau pusat pelayanan kesehatan yang tersedia. Metode
dalam senam hamil bermacam-macam menurut Muhimah dan Safe’I
(2010), diantaranya:
a. Metode Yoga
Metode yoga menjadi salah satu metode yang umum dilakukan
dalam senam hamil. Metode yoga dalam senam hamil didasarkan
pada gerakan – gerakan dasar dalam yoga sendiri, seperti pernafasan
tafakkur dan postur lainnya yang akan membantu ibu hamil daam
mengahadapi persalinan nanti selain juga berfungsi menjaga
kesehatan si ibu selama masa kehamilan. Namun, untuk melakukan
senam dengan metode yoga harus menggunakan pelatih yang ahli
dalam bidang tersebut. Kalau sembarangan, dikhawatirkan akan
timbul ada efek negatifnya.
b. Metode tari perut (Dancing Belly)
Selain dengan metode gerakan yoga sekarang ini ada juga senam
hamil yang memanfaatkan tari perut bagi (dancing belly) yang dari
36
Timur Tengah. Menurut beberapa sumber tari perut bagi para wanita
hamil akan membantu menjaga kesehatan ibu hamil dan lebih
memawaskan diri dalam menghadapi persalinan nantinya. Selain
membentuk kelenturan tubuh tarian ini juga berfungsi menguatkan
otot-otot perut dan sekitarnya, serta menjaga aturan napas.Menurut
para ahli di bidang kesehatan ibu hamil senam dengan metode tari
perut untuk ibu hamil aman dipraktikkan. Direkomendasikan senam
hamil dengan metode ini sebaiknya dilatih lima hingga tujuh kali
dalam seminggu selama kehamilan berlangsung.
c. Metode Hypno Birthing
Hypno birthing merupakan salah satu metode senam hamil yang
relatif baru.Metode ini adalah sebuah paradigma baru dalam
pelatihan persiapan melahirkan secara alami. Gerakan – gerakan
dalam senam hamil dengan metode ini melibatkan rileksasi yang
mendalam (relaksasi alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu
menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat dan tanpa
proses pembedahan.
d. Metode Pilates
Metode senam hamil dengan metode pilates telah dikenal di banyak
Negara dan terbukti mampu membantu ibu-ibu yang hamil
mempertahankan kebugarannya dan mempermudah proses
persalinan gerakan – gerakan senam hamil dengan metode ini
37
dipusatkan pada otot-otot yang berfungsi pada proses persalinan.
Manfaat dari senam prenatal dengan metode pilates antara lain :
1) Membantu proses kelahiran
2) Membuat ibu hamil lebih bugar
3) Mempertahankan bentuk tubuh baik selama kehamilan maupun
setelah melahirkan.
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal.Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa
kelainan atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu
penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan
pendarahan, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai
anemia.Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24
sampai 28 minggu (Manuaba, 1998).
c. Tujuan Senam Hamil
Menurut Pantiawati (2010) tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil
sebagai berikut :
1) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi
hati untuk dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki,
varices, bengkak dan lain – lain.
2) Melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan penting
dalam kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian proses
relaksasi dapat berlangsung lebih cepat dan kebutuhan O2 terpenuhi.
38
3) Memperkuat dan mempertahanakan elastisitas otot-otot dinding perut,
otot – otot dasar panggul dan lain-lain.
4) Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan
5) Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan
relaksasi.
6) Mendukung ketenangan fisik.
d. Manfaat Senam Hamil
Manfaat dari latihan senam hamil antara lain:
1) Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot.
2) Merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi.
3) Secara umum mengehasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh
terutama kemampuan untuk meproses dan menggunakan oksigen.
4) Meningkatkan peredaran darah.
5) Meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot.
6) Meredangkan sakit kecemasan saat persalinan.
7) Mengurangi keletihan.
8) Menurunkan kecemasan saat persalinan.
9) Mempersingkat waktu persalinan.
10) Meningkatkan kesehata ibu (Pantiawati, 2010)
39
B. Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian
Sumber : (Modifikasi Sukmadinata, 2013)
Antenatal
Faktor Internal :
1. Jasmani : keadaan indra
2. Rohani :
a. Kesehatan psikis
b. Intelektual
c. Psikomotor
d. Afektif
e. Kognitif
Teknik non farmakologi :
Senam hamil
Penurunan kecemasan
Faktor Eksternal :
a. Pendidikan
b. Paparan Media Massa
c. Ekonomi
d. Hubungan Sosial
e. Pengalaman
Cemas
40
BAB III
METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI
A. Subjek Aplikasi Riset (Berdasarkan Jurnal)
Subjek dari aplikasi riser ini adalah ibu hamil yang akan menghadapi
persalinan pertama
B. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Puskesmas Gajahan Surakarta selama 13 hari yaitu
pada tanggal 4-16 Januari
C. Media dan Alat yang Digunakan
1. Ruang cukup luas, udara segar, terang dan bersih
2. Lantai ditutup karpet supaya aman, tidak lembab dan cukup hangat
3. Dinding ruang dalam dilapisi cermin secukupnya agar membantu ibu
untuk konsentrasi dan memberi kesempatan untuk mengoreksi
gerakannya sendiri
4. Alat dan perkakas di dalam ruangan berwarna muda untuk memberi
suasana tenang
5. Ada iringan / alunan musik lembut untuk mengurangi ketegangan emosi
6. Kuesioner berpedoman pada Hamilton Rating Scale Anxietyiuntuk
melihat tingkat keparahan terhadap gangguan kecemasan seorang pasien.
D. Presedur Tindakan
Prosedur tindakan yang dilakukan pada aplikasi riset adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan tujuan senam hamil dan prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan posisi yang nyaman
3. Bantu ibu hamil untuk
4. Ajarkan ibu ha
5. Latihan 1: sikap duduk dengan ge
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki
diluruskan dan dibuka sedikit; seluruh tu
kali latihan
6. Latihan 2 : Latihan otot
Sikap : duduk tegak, kedua tungka
8 kali
Presedur Tindakan
Prosedur tindakan yang dilakukan pada aplikasi riset adalah sebagai berikut :
Jelaskan tujuan senam hamil dan prosedur yang akan dilakukan
Berikan posisi yang nyaman
Bantu ibu hamil untuk mendapatkan posisi yang nyaman
Ajarkan ibu hamil untuk berbaring atau duduk
Latihan 1: sikap duduk dengan gerakan putaran plantar dan dorsal
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki
diluruskan dan dibuka sedikit; seluruh tubuh lemas dan rileks,dilakukan 6
Latihan otot-otot dasar panggul
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat, lakukan sebanyak
41
Prosedur tindakan yang dilakukan pada aplikasi riset adalah sebagai berikut :
Jelaskan tujuan senam hamil dan prosedur yang akan dilakukan
rakan putaran plantar dan dorsal
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki
buh lemas dan rileks,dilakukan 6
i kaki lurus dan rapat, lakukan sebanyak
7. Latihan 3 : Gerakan latihan otot
Sikap : duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua
lengan disamping badan, lakukan sebanyak 8 kali
8. Latihan 4 : latihan pernafasan
Sikap : tidur terlentang kedua lutut di tekuk dengan menghembuskan nafas
perlahan-lahan dinding perut mengempis p
dinding perut mengembang saat engambil nafas. Lakukan sebanyak 6 kali
Gerakan latihan otot-otot perut
duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua
lengan disamping badan, lakukan sebanyak 8 kali
latihan pernafasan
Sikap : tidur terlentang kedua lutut di tekuk dengan menghembuskan nafas
lahan dinding perut mengempis pada saat keluar nafas dan
dinding perut mengembang saat engambil nafas. Lakukan sebanyak 6 kali
42
duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua
Sikap : tidur terlentang kedua lutut di tekuk dengan menghembuskan nafas
ada saat keluar nafas dan
dinding perut mengembang saat engambil nafas. Lakukan sebanyak 6 kali
43
9. Latihan 5 : tidur terlentang dengan dengan kedua lutut ditekuk
sikap : berbaring telentang kedua lengan disamping badan dan kedua lutut
ditekuk, lakukan sebanyak 8 kali
10. Latihan 6 : merangkak
Sikap : merangkak dengan kepala menoleh kepanggul kiri atau ke kanan,
dibuat panggul kiri atau kanan mendekati iga-iga, lakukan sebanyak 6 kali
44
11. Latihan 7 : Latihan penenangan
Sikap : berbaringlah miring kea rah punggung janin, misalnya kekiri.
Maka lutut kanan diletakan didepan lutut kiri keduanya ditekuk.Tangan
kanan ditekuk didepan badan, sedangkan tangan kiri di belakang badan.
45
E. Alat Ukur
Intrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berpedoman pada
Hamilton Rating Scale For Anxety untuk melihat keparahan terhadap
gangguan kecemasan seorang ibu hamil (Norman, 2005) dalam (Praptini, dkk,
2014). Pengukuran dilakukan selama satu minggu tiga kali pada ibu hamil
dengan usia kandungan 7–9 bulan (28-40 minggu) menjelang persalinan
pertama.
Table 2.1. Alat Ukur HRS-A (Hamilton Ratingt Scale For Anxiety)
NO GEJALA KECEMASAN NILAI ANGKA
(SCORE)
01 Perasaan cemas
- Cemas
- Firasat buruk
- Takut akan pikiran sendiri
- Mudah tersinggung
0 1 2 3 4
02 Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Tidak bisa istirahat tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemeteran
- Gelisah
0 1 2 3 4
03 Ketakutan
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan banyak orang
0 1 2 3 4
04 Gangguan tidur
- Sukar tidur
- Terbangun malam hari
- Tidur tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi-mimpi (mimpi buruk)
0 1 2 3 4
05 Gangguan kecerdasan
- Sukar konsentrasi
- Daya ingat menurun
- Daya ingat buruk
0 1 2 3 4
46
06 Perasaan depresi (murung)
- Hilangnya minat
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
0 1 2 3 4
07 Gejala somatik / fisik (otot)
- Sakit dan nyeri di otot-otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak stabil
0 1 2 3 4
08 Gejala somatik / fisik (sensorik)
- Telinga berdenging (titinus)
- Penglihatan kabur
- Muka merah atau pucat
- Merasa lemas
- Perasaan ditusuk-tusuk
0 1 2 3 4
09 Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh
darah)
- Takiardira ( denyut jantung cepat
- Berdebar-debar
- Nyeri didada
- Denyut nadi mengeras
- Rasalesu/lemas seperti mau pingsan
- Detak jantung menghilang (berhenti
sejenak)
0 1 2 3 4
10 Gejala respiratori (pernafasan)
- Rasa tertekan atau sempit didada
- Rasa tercekik
- Sering menarik nafas
- Nafas pendek /sesak
0 1 2 3 4
13 Gejala gastrointestinal (pencernaan)
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan gangguan pencernaan
- Nyeri sebelum atau sesudah makan
- Rasa penuh dan kembunga
- Mual
- Muntah
- Buang air besar lembek
- Konstipasi
- Kehilangan berat badan
0 1 2 3 4
12 Gejala urogenial (perkemihan)
- Sering buang air kecil
- Tidak dapat menahan air seni
- Tidak datang bulan (tidak ada haid)
- Darah haid berlebihan
- Darah haid amat sedikit
- Masa haid amat pendek
- Masa haid amat berkepanjangan
0 1 2 3 4
47
- Haid beberapa kali dalam sebulan
- Menjadi dingin (frigid)
- Ejakulasi dini
- Ereksi hilang
- Impotensi
14 Gejala autonom
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Kepala terasa sakit
- Bulu-bulu berdiri
0 1 2 3 4
14 Tingkah laku (sikap) pada saat wawancara
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari gemeteran
- Kerut kening
- Muka tegang
- Otot tegang/mengeras
- Nafas pendek dan cepat
- Muka merah
0 1 2 3 4
48
BAB IV
LAPORAN KASUS
Pada bab ini menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Antenatal Care
pada Ny. A di Poliklinik KIA Puskesmas Gajahan Surakarta. Pengelolaan Asuhan
Keperawatan ini dilakukan 3 hari pada tanggal 5 Januari sampai 7 Januari 2016
dan pengkajian hari pertama dilakukan pada tanggal 05 Januari 2016 pada pukul
09:45 WIB, klien periksa tanggal 05 Januari 2016 pukul 09:00 WIB. Laporan
kasus ini meliputi pengkajian, evaluasi dari tindakan keperawatan klien periksa ke
Poliklinik KIA Puskesmas Gajahan Surakarta Kasus ini di dapat dengan
menggunakan metode autoanamnesa dan alloanamnesa, pengamatan, dan
observasi langsung, pemeriksaan fisik, serta melihat catatan medis dan catatan
keperawatan.
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Hasil pengkajian didapatkan identitas klien, bahwa klien bernama
Ny. A, umur 24 tahun, agama islam, pendidikan SMA, pekerjaan ibu
rumah tangga, alamat Gajahan Surakarta, klien datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilannya.
49
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama penanggung jawab klien adalah Tn. F, umur 28 tahun,
pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta, alamat Gajahan Surakarta, dan
dengan klien adalah suami.
C. Pengkajian Antenatal
Pengkajian dilakukan tanggal 05 Januari 2016 pukul 09:45 WIB di
puskesmas Gajahan Surakarta. Ketika dilakukan pengkajian terhadap klien
tentang riwayat keperawatan, keluhan utama yang di rasakan klien adalah
takut menghadapi proses persalinan anak yang pertama, ibu hamil pertama
tidak jarang memiliki pikiran yang mengganggu, sebagai pengembangan
reaksi kecemasan terhadap cerita yang di perolehnya. Klien mengatakan
tidak mengetahui bagaimana cara menghadapi persalinan karena klien
baru pertama mengalami kehamilan anak pertama. Klien tampak cemas,
klien tampak bingung, klien mengatakan takut menghadapi persalinan,
klien tampak ragu-ragu.Pengkajian kecemasan klien menggunakan skala
kecemasan HRS-A dan hasil kecemasan menunjukkan kecemasan berat
atau dengan skor 29.Semua orang selalu mengatakan bahwa melahirkan
itu sakitsekali, maka muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertama
yang belum memiliki pengalaman bersalin. Riwayat pengkajian sekarang
Ny. A datang ke poliklinik KIA Puskesmas Gajahan untuk menjalani
pemeriksaan kandungannya secara rutin. Klien datang ke poliklinik KIA
Puskesmas Gajahan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 09,.00 WIB
50
dan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil sebagai berikut :
tekanan darah 130 / 80 mmHg, RR 22 kali permenit, nadi91 kali permenit
dan suhu 37,1º C.
Pada pengkajian riwayat menstruasi klien didapatkan hasil sebagai
berikut, klien mengatakan haid terakhir pada tanggal 21 Juni 2015 dan
siklus haid klien lancar dan teratur setiap bulannya, klien biasanya haid
selama 6 hari, banyaknya darah haid yang keluar sekitar 30 cc, masalah
haid klien adalah klien sering sakit perut ketika menstruasi.
Pada pengkajian riwayat kesehatan klien didapatkan hasil bahwa
klien mengatakan tidak tahu sama sekali tentang cara menghadapi proses
persalinan, ditandai dengan klien mudah marah, klien mudah tersinggung,
tidak mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu. Pada saat klien dilakukan
pemeriksaan didapatkan hasil kien mengalami hipertensi dilihat dari hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah klien 130/80 mmHg, nadi91
kali permenit, RR 20 kali permenit dan suhu 37,2º C.Pasien mengatakan
cemas dan takut menghadapi persalinan pertama hal ini ditandai dengan
klien,oleh karena itu muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertama
yang belum meiliki pengalaman bersalin.
Pada pemeriksaan umum klien didapatkan hasil keadaan umum
klien baik, kesadaran klien composmetis, hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital di dapatkan hasil sebagai berikut tekanan darah 130/80 mmHg, Heart
Rate 91 kali permenit, Respiratory Rate 20 kali permenit, dan suhu 37,2º
C. Pemeriksaan antropometri didapatkan hasil berat badan klien sekarang
51
57 kg, berat badan klien sebelum hamil yaitu 47 kg, tinggi badan klien 153
cm dan lingkar lengan klien yaitu 26,5 cm. status obstetric klien yaitu G1
P0 A0. Hasil pemeriksaan fisik pada kepala didapatkan hasil bentuk kepala
mesochepal, rambut hitam tidak rontok, kulit kepala bersih. Pada
pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva anemis, sclera ikhterik, pupil
isokor, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Pada pemeriksaan
hidung didapatan hasil hidung simetris kanan dan kiri, bersih, tidak ada
sekret, tidak terpasang alat bantu pernafasan. Pada pemeriksaan telinga di
dapatkan hasil telinga kanan dan kiri simetris, bersih, tidak terdapat
serumen.Pada pemeriksaan leher didapatkan hasil tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat pembesaran vena jugularis dan
terdapat kaku kuduk.
Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan hasil, inspeksi bentuk dada
simetris, ekspansi paru-paru kanan dan kiri sama, tidak menggunakan otot
bantu pernafasan. Palpasi di dapatkan hasil suara vokal premitus kanan
dan kiri sama. Perkusi didapatkan hasil suara paru-paru kanan dan kiri
sonor.Pada pemeriksaan auskultasi didapatkan hasil tidak terdapat suara
tambahan. Pada pemeriksaan jantung, inspeksi didapatkan hasil ictus
cordis teraba disela intercosta ke lima, perkusi pekak dan batas jantung
tidak melebar, auskultasi bunyi jantung I-II murni, suara reguler. Pada
pemeriksaan payudara didapatkan hasil payudara normal, putting susu
menonjol dan tidak terdapat benjolan, pengeluaran ASI belum keluar.
Pada pemeriksaan abdomen, inpeksi didapatkan hasil perut membesar
52
karena terdapat janin di dalamnya, terdapat linea nigra berwarna coklat,
terdapat striae gravidarum, auskultasididapatkan hasil suara bising usus
16 kali permenit. Perkusi didapatkan hasil suara DJJ 152 kali permenit,
palpasi didapatkan hasil pemeriksaan Leopold 1 tinggi fundus uterus 23
cm. Leopold 2 kanan bokong, kiri punggung. Leopold 3 penurunan kepala
belum.Leopold 4 bagian kepala belum masuk PAP.Pemeriksaan
ekstremitas klien bagian atas dan bawah tidak terdapat varises dan tidak
terdapat edema.
Pada pengkajian persiapan persalinan, klien mengatakan belum
mengetahui sama sekali sekali tentang cara menghadapi persalinan
pertama. Klien belum pernah mengikuti senam hamil sebelumnya, klien
juga tidak mengetahui manfaat senam hamil untuk ibu hamil, klien dan
keluarga tidak mengetahui apa saja yang mendukung mental klien dan
keluarga dalam menghadapi persalinan anak pertama, klien tidak
mengetahui tanda-tanda persalinan dan bagaimana cara mengatasinya,
klien belum pernah melakukan perawatan payudara karena klien belum
mengetahui pentingnya perawatan payudara.
D. Pemeriksaan Laboratorum dan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 Desember 2015,
pemeriksaan Hematologi rutin Hemoglobin10,5 mg/dl (11-15,6), golongan
darah A, golongan darah Rhesus Positif (+), chemical analysis protein
53
Negatif (-), pemeriksaan dalam ya dan pemeriksaan tes kehamilannya
hasilnya positif (+).
E. Terapi Medis
Terapi yang di berikan pada tanggal 24 Desember 2015, klien
mendapatkan obat oral yaitu fe (zat besi) dengan dosis 1x1 gr/24 jam
dengan golongan dan kandungan berupa obat bebas yang berfungsi
sebagai suplemen penambah darah yang di butuhkan oleh ibu hamil untuk
mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Zat besi berupa mineral
yang di butuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin), Vit A
dengan dosis 1x1 gr/24 jam dengan golongan dan kandungan berupa obat
bebas yang berfungsi sebagai memperjelas penglihatan, merupakan salah
satu komponen penyusun pigmen mata. Penting menjaga kesehatan,
kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan dan sangat baik untuk
menjaga kesehatan kulit.
II. Analisa Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penulis pada hari selasa tanggal 5
Januari 2016 jam 09:45 WIB didapatkan data pada Ny. A sebagai berikut,
Diagnose pertama dengan data subjektif: klien mengatakan cemas
terhadap kandungannya dan mengalami kecemasan karena menghadapi
persalinan anak pertama, ibu hamil pertama tidak jarang memiliki pikiran
yang mengganggu, sebagai pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita
54
yang diperolehnya.Klien mengatakan merasa cemas menghadapi
persalinan.Klien tampak cemas, klien tampak bingung, klien mengatakan takut
menghadapi persalinan, klien tampak ragu-ragu.Pengkajian kecemasan klien
menggunakan skala kecemasan HRS-A dan hasil kecemasan menunjukkan
kecemasan berat atau dengan skor 29.Semua orang selalu mengatakan bahwa
melahirkan itu sakit sekali. Oleh karena itu, muncul ketakutan-ketakutan pada
ibu hamil pertama yang belum memiliki pengalaman bersalin, dan data
objektif: klien tampak gelisah, klien tampak mudah marah, kien tidak mampu
memusatkan perhatian, klien ragu-ragu. Ibu primigravida sering bertanya
kepada perawat atau dokter, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah
130/80 mmHg, RR 20 kali permenit, HR 91 kali permenit. Dari data-data
tersebut dapat ditegakkan diagnose keperawatan yaitu Kecemasan (Ansietas)
berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
Diagnosa kedua dengan data subjektif: klien mengatakan tidak mengetahui
mengetahui bagaimana cara menghadapi persalinan karena klien baru pertama
mengalami kehamilan anak pertama.Semua orang selalu mengatakan bahwa
melahirkan itu sakitsekali, maka muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil
pertama yang belum memiliki pengalaman bersalin. Data objektif: Klien
tampak cemas, klien tampak bingung, klien tampak takut menghadapi
persalinan, klien tampak ragu-ragu. Dari data-data diatas ditegakkan diagnosa
kurang pengetahuan menghadapi persalinan berhubungan dengan kurangnya
pengalaman atau informasi.
55
III. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Hasil pengkajian yang secara wawancara dan observasi kepada klien,
penulis menekan masalah antara lain :
Masalah utama yang dikeluhkan klien dan menjadi prioritas diagnose
keperawatan paling utama adalah kecemasan (Ansietas) berhubungan kurang
terpajan informasi. Masalahkeperawatan pertama yaitu kecemasan (ansietas)
berhubungan dengan kurang terpajan informasi. Ditandai dengan data
subjektif: klien mengatakan cemas terhadap kandungannya dan mengalami
kecemasan karena menghadapi persalinan anak pertama, ibu hamil pertama
tidak jarang memiliki pikiran yang mengganggu, sebagai pengembangan
reaksi kecemasan terhadap cerita yang diperolehnya. Semua orang selalu
mengatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali. Oleh karena itu, muncul
ketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertama yang belum memiliki
pengalaman bersalin, dan data objektif: klien tampak gelisah, klien tampak
mudah marah, kien tidak mampu memusatkan perhatian, klien ragu-ragu,
bahkan klien mengatakan ingin lari dari kenyataan hidup, klien tampak
bingung, kilen primigravida tampak sering bertanya kepada perawat atau
dokter.
Masalah keperawatan kedua yaitu kurang pengetahuan dalam
mengahadapi persalinan berhubugan dengan kurangnya pengalaman atau
informasi dengan data subjektif: klien mengatakan tidak tahu mengetahui
bagaimana cara menghadapi persalinan karena klien baru pertama mengalami
kehamilan anak pertama.Semua orang selalu mengatakan bahwa melahirkan
56
itu sakitsekali, maka muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertama
yang belum memiliki pengalaman bersalin. Data objektif: Klien tampak
cemas, klien tampak bingung, klien mengatakan takut menghadapi persalinan,
klien tampak ragu-ragu.
IV. Rencana Keperawatan
Kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam
diharapkan kecemasan klien dapat berkurang dengan kriteria hasil klien tidak
gelisah, klien tidak klien mengalami penurunan tingkat kecemasan menjadi
ringan. Intervensi yang akan di berikan kepada Ny.A yaitu identifikasi tingkat
kecemasan dengan melakukan senam hamil dengan rasional untuk mengetahui
tingkat kecemasan yang dialami klien sebelum dan sesudah melakukan senam
hamil, kaji tanda-tanda vital klien dengan rasional peningkatan tanda-tanda
vital menunjukkan adanya kecemasan pada klien, kaji pola tidur klien dengan
rasional gangguan tidur merupakan salah satu gejala dari adanya kecemasan,
ajarkan tekhnik relaksasi senam hamil untuk mengurangi kecemasan
menghadapi persalinan pertama dengan rasional untuk menurunkan
kecemasan dan memperoleh kepercayaan dan mental yang baik.
Untukmemutuskan kecemasan, maka senam hamil sebagai salah satu
pelayanan prenatal, merupakan salah satu alternative terapi yang dapat di
berikan pada ibu hamil. Karena senam hamil adalah salah satu cara untuk
membuat ibu hamil nyaman dan mudah dalam persalinan. Senam hamil
57
memiliki banyak manfaat yaitu meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot,
memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan, membangun daya tahan
tubuh, kepercayaan dan mental yang baik, membentuk kebiasaan bernafas
yang baik, menurunkan kecemasan saat persalinan. Ibu hamil yang melakukan
senam hamil akan mengalami penurunan kecemasan dalam menghadapi
persalinan pertamanya sedangkan ibu hamil yang tidak melakukan senam
hamil akan mengalami kecemasan menghadapi proses persalinan. Bila
dicermati lebih lanjut, sebenarnya dalam gerakan senam hamil terkadang efek
realaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil.Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik dengan rasional untuk menurunkan angka
kecemasan pada klien.
Diagnosa kedua yaitu kurang pengetahuan menghadapi persalinan
berhubungan dengan kurangnya pengalaman atau informasi karena ini
merupakan kehamilan anak pertama. Intervensi yang akan diberikan kepada
klien adalah jelaskan pengetahuan prosedur melakukan senam hamil dengan
rasional untuk memberikan pengertian tentang prosedur melakukan senam
hamil. Ajarkan cara melakukan senam hamil dengan rasional untuk
memberikan pengetahuan cara melakukan senam hamil.
58
V. Implementasi atau Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan tanggal 05 Januari 2016 pada
pukul 09.45 WIB yaitu mengidentifikasi tingkat kecemasan klien dengan
melakukan senam hamil dengan respon subjektif klien bersedia mengisi
kuesioner untuk mengetahui tingkat kecemasan sebelum senam hamil dan
sesudah senam hami dan respon objektif klien tampak melakukan senam
hamil dan hasil kuesioner klien sebelum melakukan senam hamil skor nya 30
atau kecemasan berat dan setelah melakukan senam hamil skor nya 11 atau
kecemasan ringan. Jam 10.00 WIB menjelaskan pengetahuan prosedur senam
hamil dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia diberi penjelasan
prosedur senam hamil dan respon objektif klien tampak mengerti prosedur
senam hamil. Jam 10.30 WIB melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
dengan respon subjektifklien mengatakan bersedia di periksa tanda-tanda
vitalnya dan respon objektif hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 91 kali permenit,RR20 kali permenit. Jam 11.00 WIB
mengajarkan cara melakukan senam hamil dengan subjektif klien mengatakan
mengerti cara melakukan senam hamil dan objektif klien tampak paham cara
melakukan senam hamil. Jam 11.30 WIB mengkaji pola tidur klien dengan
respon subjektif klien mengatakan susah tidur karena merasa cemas dan
respon objektif klien tampak mengantuk, klien tampak menguap, mukosa bibir
kering, klien tampak kurang segar setelah istirahat dan kantung mata tampak
hitam. Jam 13.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi senam hamil untuk
mengurangi kecemasan menghadapi persalinan pertama dengan respon
59
subjektif klien merasa cemas menghadapi persalinan pertama dan respon
objektif klien tampak cemas, klien tampak tampak bingung, klien tampak
gelisah.
Tindakan keperawatan pada tanggal 06 Januari 2016 pada pukul 08.30
WIB mengajarkan tekhnik relaksasi senam hamil untuk mengurangi
kecemasan menghadapi persalinan pertama dengan respon subjektif klien
mengatakan lebih sedikit lebih nyaman, klien tampak sedikit lebih rileks dan
lebih tenang setelah melakukan senam hamil, klien mengatakan kecemasannya
sudah sedikit berkurang, dan respon objektif klien tampak melakukan senam
hamil dengan gerakan yang benar, klien tampak tenang, klien tampak rileks,
dan tidak tampak kecemasan di wajah klien. Jam 10.00 WIB mengajarkan
klien cara melakukan senam hamil dengan respon subjektif klien mengatakan
sedikit lebih nyaman, klien mengatakan sedikit lebih rileks dan klien sedikit
lebih tenang dan respon objektif klien tampak bersedia melakukan senam
hamil dan respon objektif klien tampak rileks, klien tampak melakukan senam
hamil sesuai yang diajarkan dan tampak sedikit kecemasan di wajah klien
Jam 10.45 WIB mengkaji tanda-tanda vital klien dengan respon subjektif klien
mengatakan bersedia diukur tanda-tanda vital klien, dan hasil respon subjektif
yaitu tekanan darah 120/90 mmHg, respirasi 18 kali permenit, nadi 86 kali
permenit. Jam 10.00 WIB mengkaji pola tidur klien dengan respon subjektif
klien mengatakan sudah bisa tidur karena perasaan cemas sudah sedikit
berkurang dan respon objektif klien tampak sedikit mengantuk, klien tampak
sedikit menguap, mukosa bibir kering, klien tampak sedikit lebih segar setelah
60
istirahat dan kantung mata tampak hitam. Jam 11.00 WIB mengajarkan teknik
relaksasi senam hamil untuk mengurangi kecemasan menghadapi persalinan
pertama dengan respon subjektif klien megatakan setalah melakukan teknik
relaksasi senam hamil klien tampak lebih rileks dan tenang, dan repon objektif
klien terlihat lebih segar, tampak tenang dan tampak lebih nyaman. karena
mengalami kecemasan menghadapi persalinan pertama, dan respon objektif
klien tampak sering menguap, tampak warna hitam dibawah mata, konjungtiva
anemis, klien tampak lemas, mukosa bibir kering, klien kurang segar setelah
istirahat. Jam 12.30 WIB mengajarkan cara melakukan senam hamil dengan
respon subjektif klien mengatakan bersedia melakukan senam hamil dengan
gerakan yang sudah diajarkan dan respon objektif klien tampak melakukan
senam hamil sesuai dengan gerakan yang sudah diajarkan. 13.00 WIB
mengidentifikasi tingkat kecemasan dengan melakukan senam hamil respon
subjektif klien mengatakan setelah melakukan senam hamil kecemasannya
berkurang, dan respon objektif klien tampak tidak takut, klien tampak rileks,
klien tampak tenang, klien tampak lebih nyaman. Jam 13.45 WIB menjelaskan
pengetahuan tentang prosedur melakukan senam hamil dengan respon
subjektif klien mengatakan sudah mengerti dan paham mengenai prosedur
melakukan senam hamil dan respon objektif klien tampak paham prosedur
melakukan senam hamil.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 07 Januari 2016
adalah Jam 09.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi senam hamil untuk
mengurangi kecemasan dengan respon subjektif klien mengatakan lebih
61
nyaman, lebih rileks dan lebih tenang setelah melakukan senam hamil, klien
mengatakan kecemasannya sudah berkurang dan klien siap menghadapi
persalinan dan respon objektif klien tampak melakukan senam hamil dengan
gerakan yang benar, klien tampak tenang, klien tampak rileks, dan tidak
tampak kecemasan di wajah klien. Jam 10.15 WIB mengkaji tanda-tanda vital
klien dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia di periksa tanda-
tanda vital nya dan respon objektif klien tampak rileks, klien tampak tenang
dan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82
kali permenit, RR 18 kali permenit. Jam 10.45 WIB mengajarkan cara
melakukan senam hamil dengan respon subjektif klien mampu melakukan
senam hamil dan klien mengatakan perasaan cemas sudah berkurang dan
respon objektif klien tampak melakukan senam hamil dengan gerakan yang
sudah diajarkan, klien tampak rileks, klien tampak tenang, klien tampak tidak
gelisah dan klien tampak lebih nyaman. Jam 12.45 WIB mengidentifikasi
tingkat kecemasan klien dengan melakukan senam hamil dengan respon
subjektif klien bersedia mengisi kuesioner untuk mengetahui tingkat
kecemasan sebelum senam hamil dan sesudah senam hamil dan respon
objektif klien tampak melakukan senam hamil dan hasil kuesioner klien
sebelum melakukan senam hamil skor nya 30 atau kecemasan berat dan
setelah melakukan senam hamil skor nya 11 atau kecemasan ringan. Jam
14.00 WIB mengkaji pola tidur klien dengan respon subjektif klien
mengatakan sudah bisa tidur karena perasaan cemas sudah sedikit berkurang
dan respon objektif klien tampak sedikit mengantuk, klien tampak sedikit
62
menguap, mukosa bibir kering, klien tampak sedikit lebih segar setelah
istirahat dan kantung mata tampak hitam.
VI. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah tindakan keperawatan pada hari
itu juga, penulis melakukan evaluasi dengan metode wawancara dan observasi
terhadap klien setelah dilakukan tindakan keperawatan. Evaluasi keperawatan
Ny. A adalah
Hari selasa, tanggal 05 Januari 2016 jam 14.10 WIB diagnose pertama
yaitu kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kurang terpajan informasi
menggunakan metode SOAP diperoleh hasil sebagai berikut, subjektif klien
mengatakan mengalami kecemasan menghadapi persalinan karena klien baru
mengalami kehamilan anak pertama, klien mengatakan takut menghadapi
persalinan pertama. Objektif klien tampak cemas, klien tampak bingung, klien
mengatakan takut menghadapi persalinan, klien tampak ragu-ragu.Analisa
Masalah keperawatan kecemasan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi belum teratasi.Planning lanjutkan intervensi identifikasi tingkat
kecemasan dengan melakukan senam hamil, mengkaji tanda-tanda vital,
instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi nafas dalam, dan
ajarkan relaksasi senam hamil untuk mengurangi kecemasan klien. Jam 14.30
WIB diagnosa kurang pengetahuan mengahadapi persalinan berhubungan
dengan kurangnya pengalaman atau informasi karena ini merupakan
kehamilan anak pertama menggunakan metode SOAP didapatkan hasil
63
subjektif klien mengatakan belum mengetahui tentang menghadapi persalinan
pertama, karena klien baru pertama mengalami kehamilan anak pertama.
Objektif klien tampak bingung, klien tampak bertanya kepada perawat dan
dokter tentang menghadapi persalinan, klien tampak gelisah.Analisa masalah
keperawatan kurang pengetahuan menghadapi persalinan berhubungan dengan
kurang pengalaman atau informasi belum teratasi. Planning lanjutkan
intervensi keperawatan jelaskan pengetahuan prosedut tindakan melakukan
senam hamil dan ajarkan cara melakukan senam hamil.
Hari rabu, tanggal 06 Januari 2016 pada pukul 14.00 WIB diagnosa
kecemasan (ansietas) berhubungan dengan stressor meningkat atau perubahan
status kesehatan menggunakan metode SOAP dan didapatkan hasil subjektif
klien mengatakan cemas sedikit berkurang setelah melakukan senam hamil,
klien yakin bahwa senam hamil mampu mengurangi kecemasan menghadapi
persalinan pertama. Objektif, klien tampak sedikit lemas, klien mengisi
kuesioner setelah senam hamil dan hasil kuesioner menunjukkan klien
mengalami kecemasan berat dengan skor 30, klien tampak pucat, klien tidak
tenang, pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah 120/90 mmHg, respirasi
20 kali permenit, nadi 86 kali permenit. Analisa masalah keperawatan belum
teratasi.Planning intervensi dilanjutkan sebagai berikut kaji tanda-tanda vital
klien, identifikasi tingakat kecemasan dengan melakukan senam hami, ajarkan
teknik relaksasi senam hamil secara terus-menerus untuk menurunkan
kecemasan klien menghadapi persalinan pertama. Jam 14.30 WIB diagnosa
kurang pengetahuan mengahadapi persalinan berhubungan dengan kurangnya
64
pengalaman atau informasi karena ini merupakan kehamilan anak pertama
menggunakan metode SOAP didapatkan hasil subjektif klien mengatakan
sudah mengetahui tentang menghadapi persalinan pertama, objektif klien
tampak tidak bingung, klien tampak tidak gelisah, klien tampak paham dan
klien tampak tenang. Analisa masalah keperawatan kurang pengetahuan
menghadapi persalinan berhubungan dengan kurang pengalaman atau
informasi sudah teratasi. Planning intervensi dihentikan.
Hari kamis, tanggal 07 Januari 2016 pada pukul14.10 WIB Jam 14.35
WIB diagnose keperawatan kecemasan (ansietas) berhubungan dengan
stressor meningkat atau perubahan status kesehatan menggunakan metode
SOAP dan didapatkan hasil subjektif klien mengatakan tidak merasa cemas
dan gelisah setelah melakukan senam hamil, senam hamil terbukti mampu
mengurangi kecemasan pada klien menghadapi persalinan pertama. Objektif
klien tampak tenang, klien tidak gugup, tidak gelisah, klien tampak rileks,
klien tampak leboh nyaman, hasil kuesioner setelah senam hamil
menunjukkan kecemasan ringan dengan skor 11, pemeriksaan tanda-tanda
vital: tekanan darah 110/80 mmHg, HR 82 kali permenit RR 18 kali permenit.
Analisa masalah keperawatan teratasi. Planning intervensi dihentikan.
65
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas mengenai pemberian senam hamil
terhadap kecemasan pada asuhan keperawatan Ny. A dengan Antenatal Care di
poliklinik KIA Puskesmas Gajahan Surakarta. Pembahasan pada bab ini
terutanma membahas adanya kesesuaian antara penelitian jurnal dan teori dengan
kasus yang terjadi di lapangan. Proses asuhan keperawatan seperti pemenuhan
kebutuhan dasar manusia yang komprehensif meliputi biologis, psikologis, social,
dan spiritual melalui tahap pengkajian, perumusan masalah, rencana tindakan,
tindakan keperawatan, dan evaluasi.
A. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap proses mengumpulkan data yang relevan,
dan kontinyu tentang repon klien, status kesehatan, kekuatan,dan masalah
kesehatan klien, tujuan dari pengkajian adalah untuk memperoleh informasi
tentang keadaan kesehatan klien, menentukan masalah keperawatan dan
kesehatan klien, menilai keadaan kesehatan klien, membuat keputusan yang
tepat dalam menentukkan langkah-langakah berikutnya (Dermawan, 2012).
Pengkajian terhadap Ny. A dengan prenatal di ruang KIA Puskesmas
Gajahan Surakarta menggunakan metode autoanamnesa dan alloanamnesa,
dimulai dari biodata klien, riwayat kesehatan klien, riwayat medis masa lalu,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial, pemeriksaan fisik, dan
dukungan dengan hasil laboratorium serta pemeriksaan penunjang. Metode
66
dalam mengumpulkan data adalah observasi yaitu dengan mengamati perilaku
dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah-masalah yang
dialami klien, selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menegakkan
diagnosis keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien (Dermawan,
2012).
Hasil pengkajian pada tanggal 05 sampai 07 Januari 2016 keluhan utama
pada kasus Ny. A adalah klien mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara
menghadapi persalinan karena klien baru pertama mengalami kehamilan anak
pertama. Klien tampak cemas, klien tampak bingung, klien mengatakan takut
menghadapi persalinan, klien tampak ragu-ragu.Pengkajian kecemasan klien
menggunakan skala kecemasan HRS-A dan hasil kecemasan menunjukkan
kecemasan berat atau dengan skor 29.Semua orang selalu mengatakan bahwa
melahirkan itu sakit sekali, maka muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil
pertama yang belum memiliki pengalaman bersalin.berhubungan dengan
prenatal atau kehamilan trimester III karena uterus membesar, sehingga
mendesak saraf sacral sehingga mengakibatkan kecemasan (Hawari, 2001).
Hasil pengkajian yang didapatkan dari observasi dan wawancara
terhadap Ny. A dengan prenatal pada pengkajian klien ditemukan masalah
kecemasan, pola kesehatan nutrisi, dan pola aktivitas dan latihan. Hal ini
sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila klien prenatal
trimester III yang akan menghadapi persalinan pertama sudah pasti mengalami
kecemasan dan rasa takut terhadap persalinan, reaksi psikologis pasca
persalinan yang muncul sering kali lebih berat (Wiknjosastro, 2005). Pada
67
pola nutrisi klien mengatakan tidak nafsu makan karena lidah pahit, klien
hanya habis ½ porsi makan.Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu gejala
klinis cemas adalah gangguan gastrointestinal (pencernaan) yaitu rasa penuh
pada perut (Hawari, 2013). Pada pola aktivitas dan latihan klien mengatakan
apabila berdiri harus dibantu orang lain (nilai tingkat aktivitas 2).
Pada pemeriksaan fisik ditemukan masalah yaitu klien gelisah, klien
mengalami ketakutan, klien ragu-ragu dan klien mengalami kecemasan
(NANDA, 2012 - 2014).
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 Desember 2015,
pemeriksaan Hematologi rutin Hemoglobin10,5 mg/dl (11-15,6), golongan
darah A, golongan darah Rhesus Positif (+), chemical analysis protein Negatif
(-), pemeriksaan dalam ya dan pemeriksaan tes kehamilannya hasilnya positif
(+)(Aziz, 2006).
B. Perumusan Masalah
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual
dan potensial atau proses kehidupan. Tujuannya adalah mengarahkan rencana
asuhan keperawatan untuk membantu klien dan keluarga beradaptasi terhadap
penyakit dan menghilangkan masalah keperawatan kesehatan (Dermawan,
2012).
Berdasarkan data-data yang didapatkan penulis dari hasil pengkajian pada
tanggal 05 sampai 07 Januari 2016 pada Ny. A diruang Poli KIA Puskesmas
68
Gajahan Surakarta, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki masalah
keperawatan Kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kurang terpajan
informasi dan kurang pengetahuan menghadapi perrsalinan berhubungan
dengan kurang pengalaman atau informasi.
1. Masalah Keperawatan Kecemasan
Diagnosa keperawatan Kecemasan (Ansietas) berhubungan dengan
Kurang terpajan informasi. Ansietas adalah perasaan yang tidak nyaman
atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber seringkali
tidak spesifik atau idak diketahui oleh individu); perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingati individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (NANDA,
2012). Batasan karakteristik pada perilaku meliputi penurunan
poduktivitas, mengekspresikan ke kawatiran akibat perubahan dalam
peristiwa hidu, gerakan yang tidak relevan (misalnya menyeret kaki,
gerakan lengan), gelisah, memandang sekilas, insomnia, kontak mata
buruk, resah menyelidiki dan tidak waspada.Afektif yang meliputi gelisah,
kesedihan mendala, distsress, ketakutan, perasaan yang tidak adekuat,
fokus pada diri sendiri, peningkatan kekhawatiran, iritabilitas, gugup,
perasaan takut. Perubahan fisioligis yaitu meliputi simpatis dan
parasimpatis, respon parasimpatis yaitu antara lain penurunan tekanan
darah, penurunan nadi, diare, mual, kelelahan, gangguan tidur, berkemih
tidak lampias, sedangkan respon simpatis meliputi anoreksia, mulut
69
kering, ketegangan wajah, peningkatan tekanan darah, peningkatan
berkeringat, peningkatan nadi, peningkatan refleks, peningkatan
pernafasan, peningkatan ketegangan, dilatasi pupil, kelemahan (Wilkinson,
2011). Dampak dari proses fisiologis ini dapat timbul pada perilaku sehari-
hari. Ibu hamil menjadi mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak
mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari
dari kenyataan hidup (Dariyo, 1997).
Pada kasus Ny. A dengan ansietas ditandai dengan data subjektif klien
mengatakan mengalami kecemasan mengahadapi persalinan anak
pertama. Ibu hamil pertama tidak jarang memiliki pikiran yanga
mengganggu, sebagai pengembangan reaksi kecemasan trehadap cerita
yang diperolehnya.Semua orang selalu mengatakan bahwa melahirkan itu
sakit sekali.Oleh karena itu muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil
pertama yang belum memiliki pengalaman bersalin (Kuswandi, dalam
Priantono 2003). Sedangkan data objektif klien ditandai dengan klien
tampak gelisah, klien susah tidur., pemeriksaan fisik tanda-tanda vital
menunnjukkan tekanan darah 130 / 90 mmHg, nadi 135 kali permenit,
respirasin 22 kali permenit. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa apabila klien prenatal trimester III yang akan
menghadapi persalinan pertama sudah pasti mengalami kecemasan dan
rasa takut terhadap persalinan, reaksi psikologis pasca persalinan yang
muncul sering kali lebih berat (Desen,2008). Oleh karena itu, penurunan
70
kecemasan sebelum persalinan memberikan efek psikologis yang baik bagi
klien.
2. Masalah Keperawatan Kurang Pengetahuan
Diagnosa keperawatan kurang pengetahuan menghadapi pesalinan
berhubungan dengan kurang pengalaman atau informasi. Ibu hamil yang
mengalami kehamilan pertama kali pasti kurang pengetahuan menghadapi
persalinan berhubungan dengan kurang pengalaman atau informasi.
Pada pengkajian Ny. A ditemukan bahwa klien mengatakan tidak
tahu mengetahui bagaimana cara menghadapi persalinan karena klien baru
pertama mengalami kehamilan anak pertama. Semua orang selalu
mengatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali, maka muncul ketakutan-
ketakutan pada ibu hamil pertama yang belum memiliki pengalaman
bersalin. Data objektif: Klien tampak cemas, klien tampak bingung, klien
mengatakan takut menghadapi persalinan, klien tampak ragu-ragu. Dari
data-data diatas ditegakkan diagnosa kurang pengetahuan menghadapi
persalinan berhubungan dengan kurangnya pengalaman atau informasi.
Hal ini merupakan tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif
sehubungan dengan topic spesifik (NANDA, 2010)
C. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah suatu proses didalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan akan dilakukan, dan yang akan melakukan dari semua
71
tindakan keperawatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi fokus
keperawatan kepada klien atau kelompok., untuk membedakan tanggung
jawab perawat dan profesi kesehatan lain, untuk menyediakan suatu kriteria
untuk pengulangan dan evaluasi keperawatan untuk menyediakan kriteria dan
klasifikasi klien (Darmawan, 2012).
Dalam kasus ini penulis melakukan intervensi sesuai dengan rumusan
masalah di atas selama 3 kali 8 jam dengan tujuan untuk mengetahui
keefektifan tindakan secara maksimal. Tujuan dari intervensi adala suatu
sasaran atau maksud yang menggambarkan perubahan yang diinginkan pada
setiap kondisi atau perilaku klien dengan kriteria hasil yang diharapkan
perawat.Kriteria hasil merupakan sasaran spesifik, langkah demi langkah pada
pencapaian tujuan dan menghilangkan penyebab untuk diagnosa
keperawatan.Suatu hasil merupakan perubahan status klien yang dapat di ukur
dalam berespon terhadap asuhan keperawatan.Hasil adalah respon yang
diinginkan dari respon klien dalam dimensi fisiologis, social, emosional,
perkembangan atau spiritual.Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, Timing).Spesific
adalah berfokus pada klien, Measurable adalah dapat diukur, Achievable
adalah tujuan yang harus dicapai, Rasonable adalah tujuan yang harus dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, Timing adalah batas percapaian dalam
rentang waktu tertentu, harus jelas batasan waktunya (Dermawan, 2012).
Kecemasan (ancietas) berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam,
72
diaharapkan kecemasan klien dapat berkurang dengan kriteria hasil klien
tampak rileks, klien tampak percaya diri, klien tampak tenang. klien mampu
mengidentiikasi dan mengungkapkan dan menunjukkan tekhnik untuk
mengontrol kecemasan, klien mampu megidentifikasi dan mengungkapkan
gejala cemas, tanda-tanda vital dalama batas normal, postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada
Ny. A yaitu kaji tanda tanda-tanda vital klien, dengan rasional peningkatan
tanda-tanda vital menunnjukkan adanya kecemasan pada klien, identifikasi
tingkat kecemasan dengan rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan klien,
instruksikan klien menggunakan tekhnik relaksasi nafas dalam dengan
rasional teknik relaksasi nafas dalam mampu mengurangi kecemasan, ajarkan
senam hamil untuk mengurangi kecemasan menghadapi persalinan anak
pertama, senam hamil merupakan salah satu pelayanan prenatal, merupakan
suatu alternatif terapi yang diberikan pada ibu hamil, gerakan senam hamil
tekandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil dengan
rasional senam hamil dapat merilekskan otot-otot sehingga dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada klien, postur tubuh ekspresi wajah dan bahasa tubuh
serta tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan dengan rasional
klien tidak gelisah, raut wajah klien tampak rileks, identifikasi tingkat
kecemasan klien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan klien,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dengan rasional untuk
menurunan angka kecemasan pada klien (Wilkinson, 2011).
73
Diagnosa kedua yaitu kurang pengetahuan menghadapi persalinan
berhubungan dengan kurangnya pengalaman atau informasi karena ini
merupakan kehamilan anak pertama.Tujuan dari intervensi adalah suatu
sasaran atau maksud yang menggambarkan perubahan yang diinginkan pada
setiap kondisi atau perilaku klien dengan kriteria hasil yang diharapkan
perawat. Kriteria hasil merupakan sasaran spesifik, langkah demi langkah
pada pencapaian tujuan dan menghilangkan penyebab untuk diagnose
keperawatan. Suatu hasil merupakan perubahan status klien yang dapat di ukur
dalam berespon terhadap asuhan keperawatan.Hasil adalah respon yang
diinginkan dari respon klien dalam dimensi fisiologis, social, emosional,
perkembangan atau spiritual.Pedoman penulisan criteria hasil berdasarkan
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, Timing).Spesific
adalah berfokus pada klien, Measurable adalah dapat diukur, Achievable
adalah tujuan yang harus dicapai, Rasonable adalah tujuan yang harus dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, Timing adalah batas percapaian dalam
rentang waktu tertentu, harus jelas batasan waktunya (Dermawan, 2012).
Diagnose keperawatan kurang pengetahuan mengahadapi persalinan
berhubungan dengan kurang pengalaman atau informasi. Intervensi yang akan
diberikan kepada klien adalah Berikan info tentang perubahan fisik atau
fisiologis normal berkenaan dengan trimester tiga, jelaskan pengetahuan
prosedur melakukan senam hamil dengan rasional untuk memberikan
pengertian tentang prosedur melakukan senam hamil. Ajarkan cara melakukan
74
senam hamil dengan rasional untuk memberikan pengetahuan cara melakukan
senam hamil (Saifuddin, 2006).
D. Implementasi atau Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan atau implementasi adalah sekumpulan atau
serangkaian pelaksanaan rencana tindakan keperawatan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil dalam rentang
yang diharapkan (Dermawan, 2012).
Kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kurang terpajan informasi
selama 3 x 8 jam penulis melakukan tindakan keperawatan antara lain
mengkaji tanda-tanda vital klien dengan tujuan peningkatan tanda-tanda vital
menunjukkn adanya kecemasan pada klien, identifikasi tingkat kecemasan
klien dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keemasan klien, mengajarkan
tekhnik senam hamil dengan tujuan tekhnik senam hamil dapat merilekskan
otot-otot sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada klien. Menurut
Lowe (“Self-Confidence Key”, 2001), kecemasan akan ketidaktahuan tentang
persalinan pertama itu adalah sesuatu yang normal. Meski demikian, Hobel
(dalam Jameson, 2002) menyatakan bahwa stress dapat menimbulkan
beberapa reaksi dalam tubuh ibu hamil. Kecemasan yang terjadi terus menerus
menyebabkan syaraf parasimpatis memacu kerja paru mengalirkan oksigen ke
jantung, kondisi ini berarti menekan janin dengan kuat sehingga akan
menyebabkan kelahiran premature (Dariyo, 1997). Dalam jurnal yang berjudul
75
Journal of Prenatal and Perinatal Psycho;ogy and Health : A Pilot EEC Study
(Lee, 2012) dalam (Kushartanti, dkk, 2004) didapatkan hasil bahwa senam
hamil dapat memberikan efek relaksasi yang dapat menurunkan emosi ibu
hamil, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan status fisik ataupun
psikologis klien dengan prenatal trimester III yang akan menghadapi
persalinan pertama. Secara fisiologis , latihan ini akan membalikkan efek
stress yang melibatkan bagian parasimpatik dari sistem saraf pusat (Domin,
2001). Seorang ibu yang akan bersalin untuk pertama kalinya biasanya
memiliki ketakutan yang berupa kebingungan dan mengembangkan reaksi
kecemasan terhadap cerita yang mengerikan (kartono,1992). Relaksasi otot
progresif dalam senam hamil terhadap penurunan kecemasan merupakan salah
satu teknik pengeloaan diri yang didasarkan pada kerja system saraf simpatis
dan parasimpatis, system simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh
membutuhkan energi, misalnya saat terkejut, takut, cemas, atau ketika berada
dalam tegang. Pada kondisi ini sistem saraf akan memacu aliran darah ke otot-
otot skeletal, meningkatkan detak jantung dan kadar gula. Sebaliknya, system
parasimpatis mengontrol aktivitas yang berlangsung selama penenangan
tubuh, misalnya penurunan denyut jantung setelah fase ketegangan, dan
menaikkan aliran darah ke system gastrointestinal (Carlson, 1994) dalam
Ramdhani dan Putra (2008) mengidentifikasi tingkat kecemasan klien dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan klien.
Kurang pengetahuan menghadapi persalinan berhubungan dengan kurang
pengalaman atau informasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
76
x 8 jam pengetahuan klien menghadapi persalinan dapat teratasi dengan
kriteria hasil intervensi yang akan diberikan kepada klien adalah jelaskan
pengetahuan prosedur melakukan senam hamil. Prosedur senam hamil
merupakan rangkaian gerakan latihan senam hamil yang menjadi acuan dalam
melakukan senam hamil (Arief, 2008). Ajarkan cara melakukan senam hamil.
Senam hamil merupakan terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil,baik secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman, dan spontan.
Senam hamil mampu menurunkan kecemasan menghadapi persalinan
(Muhimah dan Safe’I, 2010).
Menurut Lowe (“Self-Confidence Key”, 2001), kecemasan akan
ketidaktahuan tentang persalinan pertama itu adalah sesuatu yang normal.
Meski demikian, Hobel (dalam Jameson, 2002) menyatakan bahwa stress
dapat menimbulkan beberapa reaksi dalam tubuh ibu hamil.
E. Evaluasi
Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan
keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien telah ditetapkan dengan
respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain untuk
menentukkan perkembangan kesehatan klien, menilai efektifitas dan efisiensi
tindakan keperawatan, mendapatkan umpan baik dari responklien dan sebagai
tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
(Dermawan, 2012).
77
Tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan
sesuai dengan pengeloaan asuhan keperawatan serta berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain. Hasil evaluasi yang sudah didapatkan pada diagnose pertama
masalah keperawatan
Hasil evaluasi yang didapatkan pada diagnosa keperawatan yaitu
kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kurang terpajan informasi teratasi
karena sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.
Evaluasi menggunakan metode SOAP dan kriteria hasil sebagai berikut
diagnose keperawatan kecemasan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi diperoleh data subjektif sebagai berikut klien mengatakan sudah
tidak cemas dan gelisah, klien sudah mengetahui cara menurunkan kecemasan
menghadapi persalinan yaitu dengan melakukan senam hamil, senam hamil
merupakan salah satu pelayanan prenatal, meruapkan suatu alternatif terapi
yang diberikan pada ibu hamil, gerakan senam hamil ternyata mengandung
efek relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil dengan rasional
senam hamil dapat merilekskan otot-otot sehingga dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada klien, postur tubuh ekspresi wajah dan bahasa tubuh serta
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan dengan rasional klien
tidak gelisah, raut wajah klien tampak rileks, identifikasi tingkat kecemasan
klien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan klien, klien
tampak tenang, tidak gugup, klien tampak tidak gelisah, pemeriksaan tanda-
tanda vital : tekanan darah 110 / 70 mmHg, respirasi 18 kali permenit, nadi 82
78
kali permenit. Analisa masalah kecemasan teratasi. Planning hentikan
intervensi keperawatan.
Diagnosa kurang pengetahuan mengahadapi persalinan berhubungan
dengan kurangnya pengalaman atau informasi karena ini merupakan
kehamilan anak pertama menggunakan metode SOAP didapatkan hasil
subjektif klien mengatakan sudah mengetahui tentang menghadapi persalinan
pertama, objektif klien tampak tidak bingung, klien tampak tidak gelisah, klien
tampak paham dan klien tampak tenang. Analisa masalah keperawatan kurang
pengetahuan menghadapi persalinan berhubungan dengan kurang pengalaman
atau informasi sudah teratasi. Planning intervensi dihentikan.
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan intervensi berbasis riset yang telah dilakukan penulis
pada Ny. A dengan prenatal di poliklinik KIA Puskesmas Gajahan
Surakarta pada tanggal 5 sampai 7 Januari 2016 dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapatkan dari observasi dan wawancara
terhadap Ny. A dengan prenatal pada pola kopping individu ditemukan
masalah kecemasan, pola kesehatan nutrisi, dan pola aktivitas dan
latihan. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
apabila klien prenatal trimester III yang akan menghadapi persalinan
pertama sudah pasti mengalami kecemasan dan rasa takut terhadap
persalinan, ibu hamil pertama tidak jarang memiliki pikiran yang
mengganggu, sebagai pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita
yang diperolehnya. Semua orang pasti mengatakan bahwa melahirkan
itu sakit sekali, oleh karena itu muncul ketakutan-ketakutan pada ibu
hamil pertama yang belum memiliki pengalaman bersalin. Dampak
dari fisiologis dapat timbul pada perilaku sehari-hari ditandai dengan
klien mudah marah dan mudah tesinggung, gelisah, tidak mampu
memusatkan perhatian, ragu-ragu bahkan kemungkinan ingin lari dari
80
kenyataan hidup. Untuk memutuskan siklus kecemasan tersebut, maka
senam hamil sebagai salah satu pelayanan prenatal, merupakan suatu
anternatif terapi yang dapat diberikan kepada ibu hamil.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. A adalah
kecemasan (Ansietas) berhubungan kurang terpajan informasi
3. Intervensi Keperawatan
Penulis merumuskan rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
masalah keperawatan yang muncul, yakni dengan tujuan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 8 jam diharapkan
masalah keperawatan teratasi dengan kriteria hasil: Intervensi
keperawatan yang dilakukan penulis untuk menyelesaikan masalah
kecemasan yaitu ajarkan tekhnik senam hamil senam hamil sebagai
salah satu pelayanan prenatal, merupakan suatu anternatif terapi yang
dapat diberikan kepada ibu hamil, senam hamil sangat efektif
mengurangi kecemasan menghadapi persalinan pertama. Identifikasi
tingkat kecemasan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
anti cemas.
4. Implementasi
Implementasi yang telah penulis lakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang pertama yaitu mengidentifikasi tingkat kecemasan,
mengukur tanda-tanda vital mengajarkan tekhnik senam hamil karena
senam hamil sebagai salah satu pelayanan prenatal.
81
Gerakan Dasar Senam Hamil Gerakan pertama yaitu posisi berdiri
dan tangan di pinggang, gerakkan leher ke kanan dan kiri untuk
meregangkan otot leher. Gerakan sederhana dengan melakukan latihan
dasar kaki dan menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke belakang
guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakkan di kaki.
Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian
dorong kembali ke depan. Lakukan bergantian dengan kaki
lainnya.Gunanya untuk latihan dasar panggul.Pada gerakan ini yaitu
berbaring dengan posisi miring.Angkatlah kaki perlahan-lahan lalu
turunkan.Lakukan bergantian dengan kaki satunya.Gunanya untuk
menguatkan otot paha.Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut
dipegang dengan tangan, kemudian tarik nafas dan berlatih
mengejan.Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua tangan,
lalu menoleh ke samping.Selanjutnya turunkan badan sehingga dada
menyentuh kasur.Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih 1
menit.Gerakan ini sangat cocok untuk Ibu yang bayinya masiy belum
masuk pinggul (sungsang).Senam hamil merupakan suatu anternatif
terapi yang dapat diberikan kepada ibu hamil, senam hamil sangat
efektif mengurangi kecemasan menghadapi persalinan pertama.
82
5. Evaluasi
Klien sudah mengetahui cara menurunkan kecemasan menghadapi
persalinan yaitu dengan melakukan senam hamil, senam hamil
merupakan salah satu pelayanan prenatal, meruapkan suatu alternatif
terapi yang diberikan pada ibu hamil, gerakan senam hamil tekandung
efek relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil dengan
rasional senam hamil dapat merilekskan otot-otot sehingga dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada klien, postur tubuh ekspresi
wajah dan bahasa tubuh serta tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
6. Analisa Praktek Jurnal
Setelah diajarkan tekhnik senam hamil Ny. A mampu melakukan
senam hamil dan menunjukkan bahwa dengan melakukan senam hamil
dapat menurunkkan kecemasan.Hasil penilaian sebelum diajarkan
tekhnik senam hamil tingkat kecemasan yaitu kategori sedang dengan
skor 30 dan setelah diajarkan tekhnik senam hamil dua kali sehari
selama tiga hari didapatkan hasil adanya penurunan angka kcemasan
menjadi ringan dengan skor 11. Dalam jurnal yang berjudul Journal of
Prenatal and Perinatal Psycho;ogy and Health : A Pilot EEC Study
(Lee, 2012) dalam (Kushartanti, dkk, 2004) didapatkan hasil bahwa
senam hamil dapat memberikan efek relaksasi, mengurangi
kecemasan, dan meningkatkan status fisik ataupun psikologis klien
dengan prenatal trimester III yang akan menghadapi persalinan
83
pertama. Secara fisiologis , latihan ini akan membalikkan efek stress
yang melibatkan bagian parasimpatik dari sistem saraf pusat (Domin,
2001). Relaksasi otot progresif dalam senam hamil terhadap penurunan
kecemasan merupakan salah satu tekhnik pengeloaan diri yang
didasarkan pada kerja system saraf simpatis dan parasimpatis.
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan agar klien dapat melakukan latihan tekhnik senam hamil
secara berulang dan kontinyu ketika klien merasa cemas menghadapi
persalinan anak pertama.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan tekhnik senam hamil menjadi salah satu alternative untuk
menurunkan kecemasan yang dapat di implementasi pada pasien
dengan masalah kecemasan menghadapi persalinan pertama.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan aplikasi berbasis riset ini dapat menjadi referensi bagi
Institusi Keperawatan tentang pemberian tekhnik senam hamil
terhadap kecemasan.Diharapkan Institusi Pendidikan dapat
mengembangkan tekhnik senam hamil ini untuk memperluas wawasan.
4. Bagi Penulis
Diharapkan dapat member pengalaman baru dalam melakukan
intervensi berbasis riset di bidang keperawatan maternitas saat
84
melakukan aplikasi berbasis jurnal penulis dapat mengetahui
pemberian tekhnik senam hamil terhdapat kecemasan bagi klien yang
akan menghadapi persalinan pertama..dengan klien mudah marah dan
mudah tesinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian, ragu-
ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup. Untuk
memutuskan siklus kecemasan tersebut, maka senam hamil sebagai
salah satu pelayanan prenatal, merupakan suatu anternatif terapi yang
dapat diberikan kepada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Anik, dkk. 2011. Buku Pedoman Antenatal. Jakarta: EGC
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Atkinson, Semuin. 2006. Buku Kecemasan. Jakarta: EGC
Aziz, Farid. 2006. Buku Ajar Keperawatan maternitas. Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawiroharjo. Jakarta
Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Buku 2 Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta
Dadang.2013. Alat Ukur Kecemasan dan Skala Kecemasan. Jakarta: EGC
Dariyo, A. 1997.Hubungan Antara Percaya Diri dengan Kecemasan Menghadapi
Kelahiran Bayi pada Wanita Hamil Pertama.Skripsi.tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Gajah Mada.
Daviddof. 1998. Sikap dan Perilaku Pada Masa Kehamilan. Bandung: Eleman
Departement Kesehatan DKI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Djoko, Waspodo. 2002. Buku Pedoman Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Domin,V.2001.Relaxation-How Good Are You at
Relaxing?www.hypnosisupdate.com.
Erawati.2011. Buku Panduan Asuhan Kebidanan Prenatal. Yogyakarta: Lintang
Pustaka
Freud. 2006. Manajemen Depresi, Kecemasan dan Stress. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Hawari, D. 2013. Stress, Depresi dan Kecemasan, Sebab dan Akibat serta
Penanggulangan-nya. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, Cetakan X
Hulliana.2007. Senam Hamil dan Nifas.Jakarta: EGC
Indiarti.2008. Buku Panduan Kecemasan dan Penanunggalangannya. Jakarta: EGC
Jameson, M. 2002. Got Stress? Research Shows That Stress Can Be Narmful During
Pregnancy Here’s Why You Need To Relax.Fit Pregnancy. Oktober-
November 2002
Manuaba.2008. Ilmu Keperawatan Kehamilan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Perawat. Jakarta: EGC
Mochtar. 1998. Synopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC
Muhimah, Safe’i. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Mulyata. 2007. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
Pantiawati.2010. Senam Hamil dan Senam Nifas. Bandung: Puspa Swara
Priantono, H. 2003. Lanny Kuswandi: Terapi Hypnobirhing, Melahirkan Tanpa
Sakit. Dalam kompas, 23 januari 2003
Sarwono. 2002. Konsep Dasar Kehamilan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Senam hamil kurangi stress saat melahirkan (2005, 05 Januari).Media Indonesia
Setiadi.2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternaldan Neonata.
Jakarta: EGC
Rustam, Mochtar. 2003. Sinopsis Kehamilan. Jakarta: EGC