BBulan Mei lalu, Pak Punari, M.SiKepala Sub-Bagian Kemahasis -waan (Ksb Mawa) FISIP Unair,
tenaga pendidikan teladan tingkatfakultas tahun ini, bersaing denganteladan-teladan lain dari fakultas danunit-unit lain pada seleksi di tingkatuniversitas. Pak Pun menang. Pak Punakan ke Jakarta mewakili universitaskita, Universitas Airlangga, mengikutiseleksi tingkat nasional.
Juga bulan Mei lalu, Dr. Myrtati DiahArtaria, dosen Antropologi dan dosenteladan fakultas kita tahun ini, ikutseleksi di tingkat universitas, bersaingdengan dosen-dosen teladan darifakultas-fakultas lain. Bu Mita jugamenang. Bu Mita juga akan ke Jakartamewakili Universitas Airlanggamengikuti seleksi dosen teladan tingkatnasional.
Masih di bulan Mei lalu, tepatnyaMinggu, 23 Mei, Anas Urbaningrum,alumnus fakultas kita, terpilih menjadi
ketua Partai Demokrat untuk periode2010-2015. Mas Anas, lulusan ProgramStudi Ilmu Politik, mendapat liputanmedia secara massif sebagai politisimuda yang prospektif untuk masadepanbangsa kita.
Kita, sivitas akademika FISIPUniversitas Airlangga, berterimakasih,gembira dan bangga atas prestasi PakPun, Bu Mita dan Mas Anas. Kita tentutidak ingin mengklaim bahwa prestasimereka itu semata-mata karenafakultas kita. Kita menyadari bahwamereka bisa mempunyai kualitas dankapasitas yang sangat baik —sehinggamengundang penghargaan dan bisamenang bersaing— karena mereka rajindan tekun belajar serta bekerja di manasaja, kapan saja, dengan siapa saja,dalam situasi apa saja.
Tetapi kita pun tahu, Kampus Oranyekita, seperti sebuah petarangan pendi -dikan, tentu ikut mewarnai kualitas dankapasitas mereka. Belasan ribu hari
bekerja di fakultas kita bagi Bu Mita,ribuan hari bekerja bagi Pak Pun, empattahun lebih belajar di kelas dan dirujukan serta berorganisasi intramaupun ekstra kampus kita bagi MasAnas tentu tidak bisa diabaikan begitusaja. Bagaimana pun, kampus kita,Kampus Oranye, sudah terbukti menjadipetarangan bagi sivitas akademikauntuk ikut membentuk seseorangmenjadi seseorang yang diperhitungkandan dihargai oleh masyarakat, bangsadan negara.
Masih banyak prestasi dan peng har -gaan lain yang dicapai dosen dan karya -wan fakultas kita, sebelum ini. Kitamasih berharap banyak prestasi danpenghargaan di kemudian hari. Harapanitu wajar, masuk akal dan tak berlebihankarena kita selalu konsisten untukmenjadikan fakultas kita sebagai peta -rangan yang memelihara sikap kritis,kreatif, demokratis, bertang gungjawab,serta pluralis. (I Basis Susilo)
Pencapaian Level Nasional
edisi: 16/Juni 2010
Jendela02 edisi: 16/Juni 2010
editorial
REKAMAN ACARA
l PENANGGUNG JAWAB: I. BASIS SUSILO (Dekan FISIP) l PEMIMPIN UMUM: VINSENSIO DUGIS (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru
l JURNALIS: Puspita Adiyani C ; Erniza Puspita Ningsih ; Tanu Iswantoro, Guntur Yudinatal FOTOGRAFER: Prima Kirtti Utomo l LAY‐OUT/PRODUKSI: Irfan Wahyudi, S.Sos
l Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp.(031) 5034 015, 5047 754, 5011 744, 5017 429. Fax.(031) 5012 442 l e‐mail: [email protected]
PENGABDIAN MASYARAKATSabtu, 1 Mei 2010
IGAK Satrya Wibawa, MCA (Pembicara/Juri)Seminar Jurnalistik & Final News Presentar Competition DRDE 2010
HIMATEKK ITS‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
Selasa, 11 Mei 2010Drs. Priyatmoko, MA ; Drs. Roestoto Hartjoputro(Juri)
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Utama Tingkat UniversitasDirektorat Kemahasiswaan Unair
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
2 juli ‐ 9 Agustus 2010Gracia Paramitha (Mahasiswi Prodi HI)
Terpilih mewakili Unair mengikuti kegiatan Study of the U.S. Intitute for Studenton Global Environmental IssuesMontana State University, USA
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
8 s/d 25 Mei 2010Drs. Priyatmoko, MA ; Drs. Hariyadi, MS (Penceramah)
DIKLATPIM Tingkat IV Angkatan 289 di Bangkalan, Angkatan 294 di Kab. Tuban, diKab. Pamekasan dan Kab. Sumenep
Badan DIKLAT Provinsi Jatim‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
Maret/Desember 2010Drs. Bagong Suyanto, Msi (Tenaga Ahli)
Kajian Isu Aktual "Management Pengelolaan Koperasi Wanita"BALITBANG Provinsi Jatim
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
26 Mei 2010Dr. Dra. Myrtati Dyah Artaria, MA (Juara 1)Dosen Berprestasi tingkat Universitas 2010
Universitas Airlangga‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
26 Mei 2010Punari, S.Sos., Msi (Juara 1)
Kasubag Berprestasi Tingkat Universitas 2010Universitas Airlangga
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
6 s/d 9 Mei 2010Prof. Ramlan Surbakti, Ph.D (Undangan)
Individual Observer Pemilu InggrisDuta Besar Inggris
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
11 Mei 2010Drs. Koko Srimulyo, Msi (Moderator)
Kegiatan Pemilihan MAWAPRES Utama Tk. Unair tahun 2010Kantor Manajemen Unair
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
tanggal 31 Mei s/d 3 Juni 2010 Titik Puji Rahayu, S.Sos,M.Com ; Dina Septiani, B.Comm.M.Com ;
Nove Eka Variant Anna, MIMS ; Siti Mas'udah, S.Sos., Msi (Peserta Lokakarya)Mengikuti Lokakarya Pekerti di LP 3 Unair
LP3 Univ. Airlangga‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
19 s/d 20 Mei 2010Dr. Toetik Koesbardiati (Peserta)
Kegiatan lokakarya "Pengembangan Museum Daerah Jatim Tahun 2010"di Hotel Satelit
Dinas Kebudayaan & Pariwisata Propinsi Jatim‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
21 Mei 2010I Basis Susilo (Narasumber)
Acara diskusi public dengan tema "Wajah Reformasi Kita; 12 Tahun Reformasi,pelarangan Buku Masih Teris Terjadi" yang bertajuk "Melawan dengan Karya; Se‐
buah Pagelaran Buku‐Buku Terlarang" Tempat di Balai Pemuda SurabayaPenyelenggara LaKSMI dbuku
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
25 Mei 2010Prof. Dr.IB Wirawan, Drs., SU (Narasumber)
Kgiatan Bimbingan Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan & Kejuangankepada Guru SD, SMP, dan SMA/SMK sebanyak 60 orang. Dalam rangka
peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2010Dinas Sosial Provinsi Jatim
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
WAKTU ACARA TEMPAT
17-19 Mei 2010 Visitasi Akreditasi Tim As-
esor BAN-PT untuk Prodi
Ilmu Informasi & Perpus-
takaan FISIP Unair
Kampus FISIP Unair
20 Mei 2010 Kuliah Tjokroaminoto
Kerjasana FISIP Unair,
ArekTV dan Pemprov jatim
Ruang Adisukadana
17 - 21 Mei 2010 Eksibisi Antropologi beker-
jasama dengan Pemkot
Surabaya
Museum Tugu Pahlawan
12 Mei 2010 Dies Natalis PSTP ke-29 Aula Gedung C
19 Mei 20100 Rapat Koordinasi Program
Studi FISIP Unair
Ruang Adi Sukadana
20 April 2010 Kunjungan University Sains
Malaysia
Kampus FISIP
24 dan 25 Mei 2010 Training Softskill Sosiologi
program SPSS
Ruang Lab. Komputer
14 - 16 Mei 2010 Studi Inspirasi dan Religi SKI
FISIP
Pondok Pesantren
Darussalam, Lawang -
Malang
26 Mei 2010 Buffet D3 Pariwisata Gedung D lantai 2
21 Mei 2010 Nonton Bareng Film “My
Name is Khan” SKI FISIP
Mini Theater FISIP
25-26 Mei 2010 Diskusi terbatas dan diskusi
publik “Menggugat Hak
Warga Warganegara : Kasus
Lumpur Lapindo di Sidoarjo
Hotel Singgasana
Surabaya
YANG BERBAHAGIA Telah berpulang ke Rahmattulloh
Sri Katun, Ibunda Djoko Sulistyo (Dosen Hubungan Internasional)pada 28 Maret 2010 di Yogyakarta
Jenazah dimakamkan di TPU Yogyakarta
edisi: 16/Juni 2010 Jendela 03
diskusi & seminar
HHari Kebangkitan Nasionaljatuh setiap 20 Mei, Tahun
ini, untuk memperingati Haribersejarah bagi bangsa Indonesiatersebut Pemerintah kota Sura-baya menggelar seminar tentangkebangsaan di Islamic CentreSurabaya jalan Dukuh KupangRaya. Selain seminar, acara yangdiikuti oleh mahasiswa FISIP
Unair ini juga terdiri dari lombabaca puisi dari Siswa sekolahdasar hingga Perguruan Tinggi.Acara ini dihadaro oleh Guber-nur dan WakilGubernur JawaTimur, Sukarwo dan SaifullahYusuf dan sejumlah pejabat pe-merintah, pelaku seni, dan aka-demisi di Surabaya dansekitarnya.
Renala Rizky Baskara, selakusalah seorang peserta yang me-wakili FISIP Unair Surabaya me-nandaskan bahwa ia menghadiriacara ini dalam rangka mengikutisalah satu bagian dari rangkaianmata kuliah Studi Strategis Indo-nesia I ( SSI I ) yang dimiliki olehkampus. “Saya ini asisten dosenmas, mengantarkan mahasiswamata kuliah SSI I untuk mengi-kuti kuliah tjokro (tjokroami-noto, pen) da lam rangkamemperingati hari kebangkitannasional”, tukasnya.
Acara acara semacam inime mang harus terus diselengga-rakan dari tahun ke tahun. Mes-kipun berubah mengikutiperubahan zaman, format acara
peringatan hari kebangkitan na-sional ini harus memberikan se-mangat kebangkitan nasionalyang dibawa oleh para penda-hulu kita yang berjuang demibersatunya Negara kedaulatanrepublic Indonesia secara utuh.
FISIP sendiri mengirimkankurang lebih 80 mahasiswa nyayakni yang menagambil mata ku-liah studi strategis Indonesia Idalam pagelaran di IslamicCentre Surabaya jalan dukuh ku-pang ini. Tujuannya agar maha-siswa dapat memaknai harikebangkitan nasional secaralebih bijak, bukan sekedar ajanghura-hura atau menjadi haribiasa yang tidak memiliki arti apaapa. (tan)
Suasana Kuliah Tjokro di Islamic Centre
MemperingatiHari Kebangkitan Nasional
PPada 17 sampai dengan 21
Mei, Hima Antropologi diun-
dang Pemkot Surabaya untuk
memamerkan peninggalan dan
koleksi barang-barang purba
mereka di Tugu Pahlawan. Untuk
Jendela sendiri, secara khusus di-
undang ke tempat museum
wajah surabaya itu untuk men-
gamati bagaimana acara tersebut
berlangsung. Kegiatan itu bertu-
juan untuk memperkenalkan ke-
beradaan Tugu Pahlawan dengan
museumnya terhadap generasi
muda yang kini sedang tak lagi
tertarik pada peninggalan seja-
rah. Padahal sejarah yang telah
berlalu adalah merupakan eta-
lase kehidupan. Yang bertanggung
jawab atas acara tersebut adalah
Kahima dan Sekjend Antroplogi,
Hendra Sanjaya Goenawan dan
Lista Devi. Sejak Senin hingga
Jumat mereka berdualah yang
menunggu bahkan menjelaskan
tentang seputar pameran pada
para pengunjung Tugu Pahlawan.
Siang itu tanggal 19 Mei Tugu
Pahlawan dikunjungi siswa dari
beberapa sekolah mulai SD, SMP,
SMA bahkan peguruan tinggi la-
innya di wilayah Surabaya. Mulai
dari mendengar radio Bung
Tomo saat menyampaikan perla-
wanannya pada rakyat Surabaya
terhadap Belanda. Hingga me-
motreti peninggalan bersejarah
persenjataan 1945, diantaranya
senapan dan be be ra pa mortar.
Aktivitas pengunjung juga dika-
wal petugas museum yang men-
jelaskan beberapa benda
bersejarah tersebut.
Sesuai dengan namanya Tugu
Pahlawan Surabaya selama ini
memamerkan barang peningga-
lan perjuangan tahun 1945 saat
zaman agresi militer Belanda ke-
II. Namun yang paling berbeda
diantara pameran museum Tugu
Pahlawan itu, pameran yang di-
tampilkan Hendra dan Lista dari
Departemen Antropologi FISIP
Universitas Airlangga tersebut.
Betapa tidak, barang-barang yang
dipajang di meja mereka men-
gapresiasikan terdapat benda-
benda kuno berusia jauh lebih
tua ratusan tahun dari benda-
benda proklamasi. Barang-ba-
rang tersebut antara lain ialah
peralatan-peralatan hidup yang
digunakan manusia purba antara
zaman kuno. Di sana teronggok
patung kembar, tengkorak manu-
sia purba, kapak-kapak yang se-
ring dipakai pada zaman manusia
peradaban nomaden. Sebagian
besar adalah patung falistik dan
sisa alat perabotan paleolitikum.
Menurut Hendra (Kahima)
benda-benda pubakala itu pen-
ting untuk disuguhkan pada ge-
nerasi awal, agar sejak dini kita
mengenal peradaban sesung-
guhnya. Apalagi tentang benda
bersejarah itu adalah koleksi dari
dosen-dosen FISIP, yaitu Adi Su-
kadana dan Maria Adi Sukadana.
Selain menikmati berbagai hi-
dangan eksklusif perjuangan
1945 sekaligus dapat sambil me-
nyelam pada zaman purba awal
terbentuknya peradaban, jadi di-
jamin tidak rugi mencuci mata di
pusat pengabadian benda berse-
jarah Surabaya itu.
Selain dalam bentuk Hendra
juga menunjukan pada dinding
kayu untuk media majalah din-
ding, terpampang berbagai seni
fotografi yang bertema sosial bu-
daya bagian dari identitas komu-
nitas antropologi ditunjukkan
disana. Eksibisi tersebut sepe-
nuhnya sudah mendapat perse-
tujuan dari FISIP. “Kami di sini
hanya menjalankan perintah, ka-
rena ada undangan dari pihak
museum maka itu kami ada di-
sini untuk mengisi kekosongan,
sekaligus memperkenalkan jiwa
antropologi pada arek-arek Su-
roboyo,” tutur pemuda asli
Ngawi tersebut.
Dia mengatakan bahwa pa-
meran diselenggarakan telah
menyita jam kuliahnya selama
sepekan ini. Bagaimana tidak pe-
meran itu berlangsung dari
pukul 08.00 WIB hingga pukul
15.00 WIB. Oleh karenanya Ia
dan Lista mendapat izin sepe-
nuhnya dari pihak Fakultas.
(gun)
Hendra (Kahima Antro) dan Lista (sekjend) sedang bertugas.
Eksibisi Antropologi
Jendela04 edisi: 16/Juni 2010
kuliah
HHari rabu lalu, 19 Mei 2010
FISIP mengadakan rapat ko-
ordinasi program studi. Acara ini
bertempat di Hall Adi Sukadana
Lantai 2 Gedung A FISIP Unair.
Tujuannya adalah untuk menga-
dakan koordinasi antara departe-
men, Program Studi, Pegawai dan
Fakultas dalam rangka akreditasi
lima tahunan untuk setiap pro-
gram studi. Diikuti oleh dekan,
Wakil dekan, dosen, dan Karya-
wan acara yang dilangsungkan
pukul 13.00 ini berlangsung den-
gan lancar.
Terhitung ada 6 program
studi yang habis masa akreditasi
lima tahunannya. Adalah Ilmu Hu-
bungan Internasional yang habis
pada 30 September 2010 lalu dii-
kuti oleh Sosiologi dan Komoni-
kasi (13 Oktober 2010),
Antropologi (27 Oktober 2010),
Politik (21 November 2010) dan
terakhir AN (22 Desember
2010). Program program studi
inilah yang harus memperbaharui
akreditasinya. Sedangkan sisanya
masih belum.
Akreditasi sendiri merupakan
sebuah sertifikasi atau label yang
diberikan oleh badan akreditasi
nasioanal perguruan tinggi (BAN
PT) kepada perguruan tinggi yang
bertujuan untuk menilai kelaya-
kan sebuah institusi pendidikan
tersebut. Semakin baik akreditasi
yang dimiliki oleh sebuah institusi
pendidikan, maka semakin baik
pula semua elemen yang ada
dalam institusi tersebut, mulai
dari input hingga output nya. Lu-
lusan lulusan perguruan tinggi
ber akreditasi A, akan lebih
mudah untuk diterima di perusa-
haan perusahaan untuk bekerja
kelak.
Akreditasi ini, mempersiap-
kan tiga buah elemen, yakni
membuat borang akreditasi,
membuat laporan evaluasi diri,
dan lampiran borang. Elemen ini-
lah yang menunjang proses akre-
ditasi disetiap kampus. Kabag
Akademis FISIP Unair Surabaya,
Karnaji mengungkapkan, ”Setiap
Program Studi yang habis masa
akreditasinya, harus mempersiap-
kan tiga elemen tersebut. Nanti-
nya akan ditambahkan dengan
borang institusi, yakni yang disu-
sun oleh Fakultas.” (tan)
SSore itu, (12/5) tampak seo-
rang gadis dengan pakaian tari
lengkap sedang menari di tengah
banyak orang. Dialah Riajeng, ma-
hasiswi PSTP angkatan 2007 yang
sedang menampilkan tari Banjar
Kemuning sebagai pembukaan
acara Dies Natalis PSTP yang ke-
29. Acara syukuran dan perayaan
berdirinya PSTP ini diselenggara-
kan di Aula gedung C FISIP mulai
jam empat sore.
Acara yang dihadiri lebih dari
seratus orang ini dibuka dengan
sambutan dari Kepala Program
Studi (Kaprodi) Ibu Nove Eka Va-
riant Anna, S. Sos, MIMS. Dilanjut-
kan sambutan oleh Ketua Panitia,
Erlisa Dwi Ananda, dan juga Ketua
Himpunan Mahasiswa PSTP, Eka
Damayanti.
Setelah itu, acara pemot-
ongan tumpeng pun dimulai. Tum-
peng dipotong oleh Kaprodi dan
diserahkan kepada Kepala Depar-
temen Ilmu Informasi dan Per-
pustakaan, Bapak Johny Alfian
Khusyairi, S. Sos, M. Si. Selanjutnya
adalah acara pemberian penghar-
gaan PSTP Award. Ada empat
penghargaan yang dibagikan
malam itu. Penghargaan pertama
adalah untuk para mahasiswa
yang berprestasi. Mereka yang
meraih penghargaan ini adalah
tiga orang ber-IP tertinggi di ang-
katannya. Karena ada tiga angka-
tan di PSTP, yakni 2007, 2008 dan
2009, maka total penerima peng-
hargaan mahasis wa berprestasi
ini ada sembilan orang yang se-
muanya perempuan. Mereka
men da patkan sertifikat dan ten-
tunya, applause yang meriah dari
para hadirin.
Selanjutnya, penghargaan
untuk dosen terfavorit, diraih
oleh kaprodi PSTP, yaitu Ibu Nove
Eka. Beliau mendaptkan plakat
atas kemenangannya men da -
patkan suara terbanyak melalui
polling yang diisi para mahasiswa.
Kemudian, penghargaan ketiga
adalah untuk Bapak Priyanto. Pak
Pri—begitu Beliau biasa dipanggil
adalah karyawan administrasi ter-
lama yang ada di PSTP. Sebuah
bingkisan diserahkan kepada Pak
Pri sebagai tanda terima kasih
dari para mahasiswa PSTP atas
pengabdian beliau selama ini.
Penghargaan terakhir diberikan
pada Ibu Sri Sanituti Hariadi. Be-
liau diberi penghargaan karena
merupakan salah satu pendiri
PSTP. Sebuket bunga cantik pun
diserahkan kepada Ibu Hariadi se-
bagai tanda terima kasih.
Selesai pembagian award,
acara ramah tamah pun dimulai.
Makan malam yang dihidangkan
secara prasmanan ini diserbu
oleh para hadirin, termasuk para
mahasiswa. “Makanannya enak-
enak. Banyak lagi! Berlimpah po-
koknya makanannya,” ujar
beberapa mahasiswa PSTP angka-
tan 2009. Acara ramah tamah ini
diselingi hiburan electone. Dan ke-
tika MC mempersilakan hadirin
untuk bernyanyi, ada dua orang
dosen yang kemudian maju untuk
bernyanyi diiringi electone.
Namun, ada sesuatu yang me-
narik di tengah kemeriahan acara
yang bertajuk “PSTP Bertabur
Bintang” ini. Hal ini berkaitan
dengan PSTP yang ternyata
belum tahu pasti kapan lahirnya
mereka. Yang mereka tahu, PSTP
berdiri di tahun 1981. Dalam
sambutannya, Kaprodi PSTP, Bu
Nove, sempat mengajukan perta-
nyaan tentang berapa sebenarnya
usia PSTP? Sebab di backdropyang ada, tidak tertulis perayaan
hari itu adalah pera yaan dies na-
talis yang ke berapa. Dan akhir-
nya, saat sambutan itu pula, Bu
Nove mengusulkan hari itu, 12
Mei, ditetapkan sebagai hari lahir-
nya prodi PSTP. Hal itu kemudian
disetujui oleh segenap hadirin
yang berasal dari kalangan dosen,
mahasiswa dan juga alumni.
Perayaan dies natalis itu sen-
diri merupakan perayaan per-
tama setelah sempat tujuh kali
tidak diadakan. “Perayaan terakhir
diadakan tahun 2002. Setelah itu
tidak pernah ada lagi. Sampai
tahun ini, Hima (himpunan maha-
siswa, red) PSTP berinisiatif untuk
merayakannya,” ungkap Erlisa,
Ketua Panitia. Untungnya, pe-
rayaan pertama kali setelah
vakum sekian lama ini berjalan
begitu meriah. Tamu yang datang
pun melampaui target panitia.
“Acaranya lumayan menarik. Me-
riah lah. Saya bangga dengan dia-
dakannya acara ini,” begitu kesan
Ketua Himpunan Mahasiswa
PSTP, Eka Damayanti.
Di acara ini juga ada testimoni
dari para alumni. Salah satunya
Muhammad Fandika, mahasiswa
PSTP angkatan 2006 yang baru
saja lulus. Dia mengaku tidak
sempat menganggur karena sele-
sai kuliah langsung diterima be-
kerja di SMP-SMA Al-Hikmah
Surabaya. Wah, hebat! Selamat
ulang tahun untuk PSTP, teruslah
lahirkan bintang-bintang yang lain!
(zaa)
Pemberian tumpeng dari Kaprodi ke Kadep.
Koordinasi Akreditasi Prodi
Dies Natalis PSTP ke‑29
Banjir Penghargaan
edisi: 16/Juni 2010 Jendela 05
kuliah
HHima Sosiologi sedang getol-ge-
tolnya, menaikan akreditasinya
dimata FISIP. Ya, dengan mengadakan
training softskill program SPSS, di
ruang Laboratorium Komputer FISIP,
acara itu digelar pada tanggal 24
hingga 25 Mei 2010. Mereka yang
tergabung dalam panitia sosiologi
2008 berjuang keras bagaimana
acara tersebut tetap dapat diadakan
sesuai agenda yang telah direncana-
kannya. Betapa tidak, sebelumnya
mereka telah melewati beberapa
kendala tidak seharusnya terjadi.
Mulai dari masalah biaya yang belum
turun seta banyaknya LPJ Hima So-
siologi yang belum terkumpul hingga
sampai dengan beberapa perangkat
computer yang rusak, dan hal itu
sangat mengolor waktu panitia.
Awalnya menurut agenda pertama
acara tersebut ditargetkan panitia
pada tanggal tanggal 10 dan 11 Mei
2010. Namun karena menurut me-
reka sangat tidak memungkinkan ak-
hirnya acara tersebut deal pada
tanggal 24 dan 25 Mei 2010. “ karena
banyaknya kesulitan yang tidak men-
dukung diselenggarakan tepat waktu
akhirnya kami undu, sebab apalagi ba-
nyaknya acara Sosiologi yang pada
saat ini belum menyerahkan LPJ,”
tutur Harsono Budi Prasetyo, ketua
panitia dari mahasiswa sosiologi
2008 itu.
Meski terkendala banyak sesuatu
yang kurang beres, acara tersebut
telah dapat diselenggarakan dengan
sukses, pada hari H (24 dan 25).
Dengan sabar para panitia tetap
sabar menanti menyelenggarakan
acara tersebut pada waktu yang
tepat. “Pokoknya tidak ada kata gagal
dalam penyelenggarakan acara ini,”
papar pemuda tambun tersebut.
Acara tersebut dihadiri mulai dari 30
sampai dengan 35 orang mahasiswa.
Memang harus dimaklumi acara ini
memang khusus untuk internal
warga sosiologi saja, dan tujuan se-
mentara adalah untuk mempersipa-
kan dan memperkenalkan pada
mahasiswa sosiologi tentang pro-
gram SPSS secara mendalam. Sela-
njutnya, acara pelatihan ini memang
digunakan pada matakuliah wajib, te-
patnya pada mata kuliah lapanan
pada kurikulum sosiologi saat ini.
Memang benar, mahasiswa sedang di-
tuntut apakah mau atau tidak, tetap
menggunakan SPSS dalam menulis la-
poran kuliah lapangan maupun
skripsi. Dimana nilai fungsional dari
belajar serta mengunakan SPSS seba-
gai sistem analisis data kuantitatif, se-
bagai subsistensi dari pada
menggunakan lembar tabulasi yang
lebih rumit dan membuang waktu
serta tenaga.
Publikasi serta sosialisasi acara
ini terhambat oleh kelonggaran
waktu untuk mengumumkan secara
intens acara ini, melihat banyaknya
mata kuliah dan kesibukan panitia se-
bagai salah satu penghambat komu-
nikasinya. ”Maklumlah pada semester
ini kami banyak kuliah lapangan, dan
harus kerja extra,” papar anggota SKI
itu. Soft skill tersebut dilatih oleh
salah satu dosen departemen sosio-
logi yaitu Septi Ariadi dan Ratna se-
bagai asistennya. Acara dimulai pada
pukul 8.30 hingga 11.00 WIB. Dalam
pelatihan kali ini, sesungguhnya ini
sangat penting untuk menunjang sisi
alat dalam sebuah penelitian. “Hal ini
merupakan petihan tingkat dasar, te-
tapi kemudian harus juga mempela-
jari tingkat lanjutannya,” ujar Septi.
Acara ini memang ditargetkan
hanya untuk mahasiswa yang pada
usia pertengahan, yaitu sosiologi
2008, 2007 dan serta 2006, sebab
mahasiswa pada tingkat ini sedang
pada tahap intensif kuliah lapangan
dan pembuatan proposal skripsi,
tentu sangat membutuhkan bantuan
sistem SPSS. Kata Septi, “Pada semes-
ter depan kemungkinan ada mata ku-
liah khusus untuk SPSS, sebab saat ini
belum ada”. Dan hal itu harus tidak
lagi menjadi ekstra, namun menjadi
wajib karena sangat pentingnya
untuk mahasiswa. (gun)
Septi Hariadi dengan Harsono saat menutup acara soft skill SPSS di lab komputer
Training Softskill Sosiologi
2020April 2010 lalu rombongan mahasiswa
dari University Sains Malaysia bertolak
dari Kuala Lumpur menuju Surabaya. Setibanya
di bandara Juanda, Mahasiswa – Mahasiswi dari
Penang, Malaysia ini langsung disambut oleh ma-
hasiswa HI FISIP Unair. Ini merupakan kunjungan
yang bertujuan untuk memperkenalkan Malaysia
kepada para mahasiswa lain di luar negeri, selain
itu agar mahasiswa mahasiswi dari Malaysia ini
dapat merasakan atmosfer akademik di Indone-
sia, khususnya di FISIP Unair Surabaya.
Rupanya, perlu diketahui bahwa kesempatan
yang dimiliki oleh para mahasiswa asal Negara
produsen mobil proton untuk ke luar negeri dan
mempresentasikan Negara asalnya ini tidak se-
banyak dengan para mahasiswa FISIP Unair. Kun-
jungan mereka ke luar negeri sungguh jarang bila
dibanding dengan para mahasiswa dan akademisi
FISIP Unair yang telah ke Polandia, Turki, Jepang,
Amerika Serikat, China, Australia, India dan se-
jumlah negara besar lainnya. Hal ini dikarenakan
mereka, para mahasiswa dari Malaysia tidak men-
dapat dukungan dari Negara Negara maju sebe-
sar dengan dukungan untuk Indonesia. Hal ini
disampaikan oleh Ketua Departemen Ilmu Hu-
bungan Internasional, Baiq Wardani, “Kesempa-
tan yang mereka miliki untuk dapat ke-
luar negeri lebih minim bila dibanding-
kan dengan kita, karena mereka
mendapatkan tawaran yang minim dari
Negara Negara kaya“. Mungkin itulah
yang membedakannya dengan Indone-
sia, dimana para mahasiswa nya lebih
leluasa untuk berkeliling dunia, dengan
sokongan dana dari Negara yang kaya.
Kunjungan beberapa hari dari Uni-
versity Sains Malaysia ini sendiri diikuti
oleh 16 Mahasiswa. Mereka, para ma-
hasiswa dari USM (University Sains
Malaysia) didampingi oleh dosen, ketua
jurusan, dan dekan yang fungsinya hanya men-
gantarkan saja. Jadi selama di Indonesia, Ke giatan
Seminar, dan Pengikut sertaan dalam mata kuliah
Masyarakat Budaya Politik Asia Tenggara hanya
melibatkan mahasiswa saja. Hasilnya, para maha-
siswa dari Malaysia ini menilai bahwa mahasiswa
FISIP Unair lebih mandiri dalam mempersiapkan
proses belajar dalam masa perkuliahan. Terbukti
dalam sesi debat, pemaparan dan analisis data
mahasiswa FISIP lebih komprehensif, tertata rapi,
terstruktur dan lengkap. Rupanya dalam bebe-
rapa hal, kita masih lebih unggul dari negeri se-
berang yang beribukotakan Kuala Lumpur ini.
Selain urusan akademis, kunjungan mereka
kali ini juga ber unsur rekreatif. Mereka mengun-
jungi Taman Nasional Gunung Bromo yang ber-
tempat di Pasuruan, 3 jam melalui perjalanan
darat dari Surabaya lalu pada 23 April nya me-
reka bertolak ke Jakarta untuk ke Mangga Dua,
memburu oleh oleh untuk sanak saudara di
rumah. Lalu tidak lupa pula, mereka akan ber-
kunjung ke universitas paramadina untuk meng-
gelar acara serupa, representing malaysia. (tan)
Salah satu rangkaian acara kunjungan mahasiswa USM ke FISIP
Kunjungan Mahasiswa University Sains Malaysia
Jendela06 edisi: 16/Juni 2010
mahasiswa
FFasilitas apapun dalam diri
FISIP hendaknya perlu diap-
resiasi dan ditingkatkan lebih la-
njut, guna membackingkelancaran kuliah dan kenyama-
nan warganya. Salah satunya ada-
lah keberadaan lahan parkir.
Tanpa disadari sejak Januari lalu
warga FISIP menikmati parkir
dengan format dan sistem yang
lebih baik, layaknya pertokoan
dan mal-mal pada umumnya.
Mengenai hal ini direkomendasi
oleh kebijakan dari rektorat,
dalam rapat dengan beberapa
Kasubag Sarana Prasarana ter-
masuk termasuk pak Untung
Margono. Beliau sebagai wakil
FISIP ikut menjajaki bagaimana
membuat sarana yang dapat
mendukung pendidikan di Uni-
versitas Airlangga nampak maju.
Saat diwawancarai di kantor-
nya bagian sarana prasaran, Un-
tung Margono mengatakan
bahwa keberadaan parkir baru
mahasiswa FISIP secara keselu-
ruhan sudah ditangani oleh ba-
gian secure parking, PT.
Securindo Packtama Indonesia.
Sedangkan tanggung jawabnya
kini hanya fokus pada lahan par-
kir untuk staf dan dosen FISIP
dimana lahannya hanya sebagian
dari parkir baru yang mendapati
keteduhan joglo dan kini terda-
pat pembatas tali. Namun beliau
menambahkan bahwa bagian
utara, masih memberi tempat
sebagian mahasiswa yang mau
memakir motornya disana. “Se-
bagian lahan memang saya sen-
gaja agar memberi tempat
mahasiswa, meski tak keseluru-
han,” ujarnya kemarin.
Menurut Untung, sistem
lama yang dahulu memang
sangat kurang tertib dan semra-
wut. Lahan parkir dahulu sangat
jauh dari idealnya sebuah fasili-
tas. Dalam hal ini bila standart
keamanan tak memenuhi target,
maka ujung-ujungnya para maha-
siswa yang menjadi korban.
Mulai dari motor rusak hingga
motor hilang, menjadi cerita
terkhir dari ketidaknyamanan itu
sendiri. Konon ada dua maha-
siswa yang kehilangan motornya,
pada semester lalu, sebelum par-
king security diaplikasikan.
Sementara itu,saat diwawan-
carai terpisah pihak PT. Secu-
rindu Packtama Indonesia
sekaligus termasuk petugas jaga,
Yulianto di posnya. Memaparkan
bahwa tanggung jawab, yang se-
benarnya untuk lahan parkir
bukan dari pe ru sahaan, namun
apabila ada kehilangan atau ke-
rusakan maka Ia dan rekan ker-
janya yang akan patungan untuk
menggantikan secara material. Ia
mengaku tidak ada kendala atau
masalah yang tidak diinginkan se-
lama ini mulai dari Januari 2009
lalu, dimana ia dan tiga rekannya
terjun untuk mengamankan
lahan parkir FISIP. Ada 4 orang
panjaga shift setiap 8 jam per
hari untuk menjaga keamanan
kendara setiap mahasiswa.
Namun yang Ia amat sayangkan
adalah para mahasiswa kebanya-
kan masih belum menaati syarat
prosedur layanan parkir terse-
but. Misalnya saja banyak maha-
siwa yang tidak mau
menunjukkan STNK (Surat
Tanda Nomor Kendaraan),
meski toh sudah diberi karcis
masuk, tapi menurutnya yang pa-
ling penting adalah STNK, seba-
gai syarat paten. Hal ini dijelas-
kan untuk menjaga standart
keamanan bersama. Karena tak
dapat menunjukan STNK,
namun yang lebih disayangkan
pernah suatu ketika ia mengha-
dapi salah satu mahasiswa yang
arogan, sempat memarahinya,
lantaran ia masih meragukan ke-
tikan mahasiswa tersebut keluar
lahan parkir dengan kendaraan-
nya. Kejadian lain, mungkin hanya
sebagian mahasiswa yang berda-
lih tak dapat menunjukan STNK,
kemudian Yulianto dan Kawan-
kawannya hanya mencatat KTM
(kartu tanda mahasiswa). ”Keba-
nyakan mahasiswa di sini masih
banyak yang tidak prosedural,
mereka tidak menyadari kebai-
kan parkir ini, padahal bila terjadi
sesuatu kami yang menanggung
akibatnya,” ujar Yulianto. (gun)
Mahasiswa ParkirBanyak yang Tak Prosedural
DDalam ajang pemilihan dosen
dan kasubbag berprestasi
tingkat Unair, FISIP menjadi pe-
menangnya. Myrtati Diah, dosen
Antropologi dan Punari, kasub-
bag kependidikan dan kemahasis-
waan FISIP, di tahun 2010 ini
mengharumkan nama kampus
oranye. Mengalahkan perwakilan
dari seluruh fakultas di Unair.
Prestasi ini sangat membangga-
kan, di tengah “moncernya” pre-
stasi para alumni FISIP Unair di
level nasional.
Myrta yang ditetapkan oleh
Dekanat sebagai wakil FISIP, ti-
daklah mengherankan. Berbagai
prestasi telah ditorehkannya.
Dosen yang pakar antropologi
ragawi ini, kerap menulis karya
tulis ilmiah di berbagai jurnal na-
sional maupun internasional. Atas
ketekunannya ini, Myrta juga per-
nah dinobatkan sebagai peme-
nang dalam ajang “Kartini
Award” 2009. Event tahunan ini
dihelat oleh Surabaya Plaza
Hotel bekerjasama dengan PSW
Unair. Di tahun yang sama, pe-
rempuan yang nglaju dari Malang
ke Surabaya tiap hari kalau men-
gajar ini, ditetapkan sebagai
dosen berprestasi FISIP Unair.
“Saya hanya diminta mengi-
rimkan CV ke universitas. Sete-
lah diperiksa kelengkapan
dokumen itu baru dipanggil
untuk proses wawancara,” cerita
Myrta. Proses wawancara ini me-
makan waktu cukup lama dari
pukul 10.00 hingga 15.00 WIB.
“Ada tiga profesor yang mewa-
wancarai saya secara bergantian
di tiap bilik wawancara. Perta-
nyaan yang diajukan ya seputar
karya ilmiah unggulan saya,” tam-
bah pengelola jurnal ilmiah FISIP
Unair ini.
Selain karya ilmiah, penilaian
juga meliputi buku karya peserta
yang telah diterbitkan. Juga akti-
vitas pengajaran dan pengabdian
masyarakat. “Saya bersaing wakil
dari 10 fakultas. Alhamdulliah di-
nyatakan sebagai pemenang,
meski proses wawancaranya
cukup melelahkan dan mene-
gangkan” ujar Myrta. Selanjutnya,
bulan Juni nanti akan dikirimkan
kelengkapan dokumen Myrta se-
bagai wakil Unair. Proses wawan-
cara di level nasional diadakan
sekitar Juli dan akan diumumkan
sebagai pemenangnya (3 orang)
sekitar awal Agustus 2010. (yss)
Dosen Berprestasi
MyrthaDosen Berprestasi tingkat Universitas
edisi: 16/Juni 2010 Jendela 07
seputar fisip
PPenghargaan masa kerjadengan pengangkatan dari
pegawai honorer menjadi PNSmemang harus selalu diberla‐kukan di setiap institusi negara.Apalagi memang karena kandi‐dat sebelumnya berkualifikasimenerima pengangkatan seba‐gai Pegawai Negeri Sipil ini.Sama halnya yang terjadi di be‐berapa staf jajaran FISIP Unairbelakangan ini. Seiring denganrumor SK pengangkatan PNSsejak Oktober 2009, kini barudiketahui sejumlah orang diFISIP diangkat menjadi PNSbaru, mereka adalah Alisha‐hab, Nanang, Ucup dan BuDesy. Hal ini juga menjadi tar‐get utama bagi seluruh pega‐wai pemerintah yang tengahmengadakan kontrak kerjapada organisasi terkemuka itu.Ya, kontrak mereka selama inimemang sepanjang 1 tahun,masa kerja honorer. Meskimasa kontrak kerja setahuntersebut masih dapat diper‐panjang lagi untuk waktu beri‐kutnya. Namun, melaluiRektorat mereka dipromosikanmenjadi CPNS baru, kemudian
melalui tahap‐tahap pada tesCPNS umumnya, menentukankelulusan dan pemenuhan spe‐sifikasi sesuai prosedural yangada di FISIP sendiri.
Terkait dengan hal itu, Ke‐pala Bagian Pegawaian Su‐manto saat ditemui di ruangkerjanya, mengatakan pen‐gangkatan serta rekomendasiPNS baru itu juga harus sesuaikebutuhan FISIP. Artinya te‐naga kerja yang benar‐benarcocok dengan pembagian kerjadi FISIP dan sangat berdedikasi,mereka akan dipromosikanpada Rektorat serta DirektoratDM (daya manusia). Agar men‐dapat reward yang cukupuntuk menunjang hajat hidup‐nya dengan konvertisasi PNS.Tapi lain halnya dengan yangsudah diangkat menjadi PNS.Tidak menutup kemungkinanjuga menyoal mereka yangyang masih menjadi pegawaihonorer sebenarnya juga men‐dapatkan apresiasi, yangmungkin sekarang hal itu tanpadisadari oleh mereka. Pegawaihonorer sebenarnya juga men‐dapat perhatian dari Fisip. Apa‐
lagi mereka diproses dalammasa kerjanya, hanya untuk tu‐juan akhir yaitu ujung‐ujung‐nya menjadi PNS yangmengabdi di fakultas oranyeini. Benar, mereka yang masihdibutuhkan karena aura kredi‐bilitas, dedikasi, karakteristikorangnya sangat menjadi ba‐gian dari monitoring untukpengangkatan. Jadi, bagi setiapwarga honorer tak perlu kuatirlagi tentang kariernya asal me‐menuhi kriteria tersebut dapatdipastikan, kedudukan PNSdapat dipastikan dapat diraih.“Memang harus sesuai kebutu‐han bidang di FISIP mas, karenaitu diharapkan kinerjanya jugaoke,” paparnya pada jendela.
Harus diakui keistimewaandari PNS memang dari sisi re‐ward fee yang disyaratkanpada umumnya. PNS yang baruitu mendapat kenaikan gaji dip‐rediksi sekitar kurang lebih 80%dari gaji pokok sesuai dengangolongan masing‐ masing.
Akan tetapi kini, yang lebihdiprioritaskan baru lagi agarmenjadi PNS adalah merekayang sudah menuai masa kerjacukup lama. Sebab sekarangpemerintah lebih concern ter‐hadap para professional yanggigih dan setia dibidang peker‐jaannya masing‐masing. Makadari itu, kebanyakan yang kinidiangkat dengan kategori masakerja yang lebih dari 3 tahunkeatas. Lebih bijak memangmenghargai setiap tenaga kerjayang lebih tua dari pendahulu‐nya untuk pengangkatan kandi‐dat PNS baru. Usia memangharus dilibatkan dalam prosespemberian penghargaan. Me‐nurut beliau spesifikasi dalameliminasi FISIP sangat egaliterterhadap pegawai‐pegawainya,hal itu dapat dilihat dari perla‐kuannya terhadap pegawaibaru dan lama. “FISIP selalumemandang semua orangsama, tanpa membedakan satusama lain, terkait dengan pen‐gangkatan hal itu juga sama,namun kita juga masih melihatpotensi masing‐masing, jadijuga terorganisir secara univer‐sal bukan afeksi,” tutur pria berbaju batik pada saat itu.
(gun)
Diangkat menjadi PNS dambaan semua karyawan di FISIP
PPunari punya cerita lain. Ke-
tentuan dari Dikti mensya-
ratkan empat kriteria dalam
pemilihan Kasubbag Berpres-
tasi. Yaitu meliputi, aspek Admi-
nistrasi akademik, pengelolaan
keuangan, Laboran, dan pusta-
kawan. Selanjutnya peserta di-
minta membuat makalah dari
empat aspek yang telah me-
reka implementasikan. “Sama
dengan sertifikasi dosen, pe-
serta juga diminta membuat
deskripsi diri,” kata Punari.
Dari beberapa dokumen
ini, peserta akan melalui taha-
pan berikutnya. Meliputi test
wawancara, psikotest, diskusi
kelompok, dan presentasi.
Semua proses ini memang di-
serahkan kepada masing-ma-
sing perguruan tinggi dalam
pelaksanaannya. Khusus di
Unair, prosesnya cukup singkat
dan sederhana.
Pemilihan dilakukan langs-
ung oleh juri khusus. “Juri ya
berbekal dari CV yang dibuat
peserta wakil dari masing-ma-
sing fakultas,” ungkap Punari.
Setelah itu para juri melakukan
Technical meeting dan mene-
tapkan pemenangnya. Nanti-
nya, jika Punari lolos di level
nasional maka pada bulan Juni
2010 akan dipilih 15 orang se-
bagai nominasi. Masih banyak
tahapan yang tentunya akan di-
lalui untuk menjadi pemenang,
yang akan diundang sebagai pe-
serta upacara bendera di Istana
Negara 17 Agustus mendatang.
Selamat kepada Myrta dan Pu-
nari, kita tunggu prestasi sela-
njutnya dari warga FISIP Unair
lainnya.
(yss)
Kasubbag Berprestasi
Menyoal PNS FISIP
PunariKasubbag Berprestasi tingkat Universitas
Jendela08 edisi: 16/Juni 2010
kuliah
SSelama dua hari, Seksi Keroha-
nian Islam (SKI) FISIP menga-
dakan kegiatan Pembinaan
Dakwah Kampus II atau biasa di-
singkat Pendaki II. Acara ini me-
rupakan salah satu alur
pengkaderan SKI. Pesertanya
adalah mahasiswa angkatan 2009
yang sudah tercatat sebagai ang-
gota resmi SKI. Acara Pendaki ini
merupakan bagian dari acara Si-
nergi (Studi Inspirasi dan Religi)
yang digagas oleh Unit Kegiatan
Mahasiswa Kerohanian Islam
(UKMKI) Universitas Airlangga.
Kegiatan ini diadakan di Pondok
Pesantren Darussalam, Lawang,
Jawa Timur.
Kegiatan yang berlangsung
dari tanggal 14 hingga 16 Mei ini
diikuti 80 peserta. Dalam kegia-
tan pengkaderan ini, peserta
yang ikut merupakan mahasiswa
yang sudah terpilih, karena sudah
lolos tahap pengkaderan sebe-
lumnya, yakni Pendaki I. Selama
dua hari, banyak kegiatan men-
gasyikkan dan sarat makna yang
mereka lakukan.
Hari pertama dipenuhi oleh
materi. Ada lima materi yang di-
sampaikan. Yang pertama ten-
tang integrasi, selanjutnya
tentang kepemimpinan, dan ada
juga materi tentang aqidah sy-
ar’iyah dan akhlaq. Materi keem-
pat adalah RPO atau Rancangan
Pengembangan Organisasi. Ma-
teri ini sangat bermanfaat bagi
pengelolaan organisasi, seperti
SKI. Dan materi terakhir adalah
perang pemikiran. Tidak seperti
materi lain yang menghadirkan
satu pembicara, materi kelima ini
lebih merupakan diskusi dan
debat dalam kelompok yang di-
mentori oleh para alumni.
Pemberian materi ini juga di-
selingi dengan ice breaking. Dan
diakhiri dengan pemberian tugas
untuk para peserta, antara lain
tugas untuk menghafal Al Quran
juz 30, hafal sepertiga asma’ul
husna dan mengumpulkan esai
tentang dakwah. “Melalui penu-
gasan-penugasan tersebut, pe-
serta diajak untuk berpacu
dengan waktu. Mereka harus
bisa bekerja dengan waktu yang
sedikit. Dan, mereka juga tidak
boleh manja,” ungkap Yanuar
Dwi Kurniawan, mahasiswa Ilmu
Informasi dan Perpustakaan yang
merupakan sie acara dalam ke-
giatan tersebut.
Selanjutnya, di hari kedua, ke-
giatan berlangsung lebih seru ka-
rena ada outbond. Baik peserta
laki-laki maupun perempuan
sangat antusias bermain di la-
pangan. Ada banyak permainan
yang wajib diikuti para peserta.
Diantaranya bamboo gila, Perang
Naga, Sang Pemimpi, dan Bebas-
kan Sandra. Semua permainan ini
memberikan pelatihan keteram-
pilan bagi para peserta. Dianta-
ranya, kerja sama,
kepemimpinan, strategi, dan lain-
lain. Permainan outbond ini juga
bekerjasama dengan Unity Trai-
ning Center (UTC) Surabaya.
Sesuai inti kegiatan ini, yakni
alur pengkaderan, maka dari pe-
serta itu ada yang lolos dan
tidak. Pengumuman itu disampai-
kan ketika penutupan acara pada
tanggal 16 Mei. Dan, pada saat
penutupan itu juga diumumkan
siapa peserta terbaik. SKI me-
mang cukup selektif dalam me-
nerima anggota dan benar-benar
mendidik kader-kader mereka.
Seperti yang disampaikan oleh
Yanuar ketika menutup wawan-
cara, “Untuk menghadapi tan-
tangan umat, dibutuhkan dai-dai
yang tidak hanya paham tentang
masalah-masalah duniawi tetapi
juga mengerti tentang nilai-nilai
keislaman.”(zaa)
Suasana SINERGI SKI FISIP di Ponpes Darussalam Lawang
Calon DaiTak Boleh Manja
JJumat, 21 Mei 2009, Departe-
men Kemuslimahan Seksi Ke-
rohanian Islam (SKI) FISIP
mengadakan acara nonton ba-
reng di mini teater. Acara ini
merupakan selingan acara kajian
rutin SKI yang diadakan setiap
hari Jumat. “Agar tidak bosan,
kami juga mengadakan kegiatan
lain selain kejian di mushola. Ka-
dang jalan-jalan pagi, olahraga,
atau nonton film bareng-ba-
reng,” ucap Muniroh, Sekretaris
Departemen Infokom SKI.
Nonton bareng kemarin di-
hadiri sekitar 20-25 orang ma-
hasiswi, terdiri dari anggota SKI
dan non-anggota SKI. “Acara ini
bukan hanya untuk anak SKI
kok,” tambah Munir. Para pe-
nonton itu mengetahui ada
acara nonton bareng karena
pihak SKI FISIP mempublikasi-
kan acara mereka lewat SMS.
“Kami juga menghimbau me-
reka untuk mengajak teman,
agar lebih rame,” kata Munir
sambil tersenyum.
Pagi itu, mulai pukul 10.00,
mereka menonton DVD film
India berjudul My Name Is
Khan. Film ini bercerita tentang
kehidupan warga muslim di
Amerika Serikat pasca bom
WTC, 11 September. “Kami
memilih film ini untuk ditonton
karena film ini bercerita tentang
diskriminasi umat muslim pasca
kejadian pengeboman WTC.
Bagaimana banyak toko milik
kaum muslim yang dibakar,
umat muslim dicemooh, dan se-
bagainya. Semuanya gara-gara
cap ‘teroris’,” ucap Munir den-
gan nada prihatin.
Dalam rencananya, usai me-
nonton film, anggota SKI men-
diskusikan film tersebut.namun
karena keterbatasan waktu, dis-
kusi batal dilakukan. “Waktunya
nggak cukup ternyata. Selesai
menonton sudah jam satu siang.
Terpaksa tidak ada diskusi ka-
rena teman-teman harus ku-
liah,” cerita Munir.(zaa)
My Name is Khan
edisi: 16/Juni 2010 Jendela 09
mahasiswa
PPada tahun ini DIKTI kembali
memberikan hibah untuk jur-
nal-jurnal yang memenuhi standar
mutu dan tata kelola, untuk mem-
bina jurnal-jurnal lain dari bidang
yang sejenis. Tujuan program ini
adalah mempercepat peningkatan
mutu berkala ilmiah serta mem-
bantu kelangsungan hidup pener-
bitan berkala ilmiah melalui upaya
pembinaan dalam pengelolaan
berkala. Dengan demikian, upaya
ini diharapkan mempercepat pe-
ningkatan mutu berkala, dan ke-
beradaan berkala ilmiah yang
bermutu dan terakreditasi di In-
donesia.
Tahun ini jurnal Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik (MKP)
mendapatkan hibah untuk mem-
bina 11 jurnal ilmiah lain dari be-
berapa kota di Indonesia.
Besar hibah adalah 50 juta, di-
gunakan untuk mengadakan loka-
karya sebanyak dua kali, dengan
topik yang pertama adalah “pen-
golahan naskah”, agar para pe-
serta lokakarya (yaitu para editor
jurnal) dapat ditingkatkan ke-
mampuannya dalam menulis arti-
kel ilmiah, sekaligus dalam
mengedit artikel ilmiah. Topik lo-
kakarya ke dua adalah “manaje-
men jurnal”, agar pengelolaan jur-
nal menjadi lebih baik. Ke dua
lokakarya ini harus diadakan di
kota asal jurnal pembina (MKP, di
Surabaya).
Lokakarya yang pertama di-
laksanakan pada tanggal 18-19
bulan Juni 2010. Lokakarya kedua
rencananya diadakan sekitar
bulan Agustus. Selain itu jurnal
MKP akan diundang ke dua loka-
karya lagi, yang bertempat di dua
kota asal jurnal binaan.
(mt)
SSuasana Sunda terasa begitu Jen-
dela menginjakkan kaki di FISIP
gedung D lantai 2 pada hari Rabu, 26
Mei. Dari mulai anak tangga sampai
ruangan tempat buffet diadakan, de-
korasi ala Sunda seperti saung,
bambu, angklung dan patung cepot
ditata dengan rapi dan cukup mena-
rik.
“Acara ini adalah finalnya maha-
siswa semester empat. Mereka
wajib mengadakan buffet untuk me-
lalui 3 sks mata kuliah praktik,” te-
rang Didik Purnomo Adi, Diplom,
Hotl dosen mata kuliah pengola-
han makanan III. Kegiatan buffet
tahun ini diselengarakan dalam
empat sesi. “Biasanya tiga sesi. Ber-
hubung tahun ini jumlah mahasiswa-
nya banyak, maka kami bagi menjadi
empat sesi,” tambah Didik.
Acara buffet ini merupakan
acara yang dibuat oleh lima belas
mahasiswa jurusan pariwisata seme-
ster empat. Mereka mengerjakan
sendiri semuanya, dari mulai deko-
rasi, panggung, hidangan yang dise-
diakan, sampai penjualan tiket. “Kami
melakukan semuanya sendiri, karena
memang tidak boleh dapat bantuan
dari luar. Dari mulai konsep awal
sampai jadi sekarang ini hanya orang
lima belas saja yang mengerjakan.”
beber ketua panitia, Fitria Ayu De-
vita. Para mahasiswa mengaku tidak
tidur untuk mempersiapkan acara
ini. Mereka mendekor ruangan,
pang-gung, saung tempat hidangan
dan juga meja-kursi untuk beberapa
undangan. “Karena buffet jadi acara
ini standing party. Kami hanya me-
nyediakan sedikit saja kursi untuk
makan,” ucap Fitria menjelaskan.
Sementara untuk hidangan, san-
gat bervariasi dan cukup leng-kap
mulai dari hidangan pembuka, inti
dan penutup. Karena tema buffet
nya adalah Saung Sunda, maka hi-
dangan yang disajikan antara lain
adalah yang khas Sunda seperti nasi
tutug oncom lengkap dengan berba-
gai macam sambal dan lalapan, ayam
goreng Cirebon, surabi isi dan es go-
yobod. Semuanya dimasak oleh para
mahasiswa dibawah komando seo-
rang mahasiswa yang bertindak se-
bagi chef.Persis di hadapan saung yang
berisi menu makanan utama, ada se-
buah panggung kecil. Di atas pan-
ggung itu lima belas anak meainkan
musik khas Jawa Barat dan menya-
nyikan lagu-lagu daerah. “Kami men-
gundang sanggar Alang-Alang
sebagai pengisi acara,” terang Fitria.
Acara buffet ini terhitung suk-
ses karena empat puluh tiket yang
dijual panitia laku terjual hanya
dalam waktu dua hari. “Kami mema-
sang target lima puluh undangan. Se-
puluh undangan VIP, yang bisa datang
menikmati buffet dengan gratis, dan
empat puluh undangan yang mem-
beli tiket seharga empat puluh ribu
rupiah. Tiket itu kami jual sejak H-7
dan sudah habis saat H-5,” jelas Fi-
tria bangga. “Kami sangat puas. Acara
berlangsung jauh lebih baik dari ba-
yangan kami,” tambah manajer
acara, Ulriche Prayiwastari, mahasi-
swa pariwisata angkatan 2008.
Acara ini sendiri merupakan
sesi kedua karena sesi pertama
sudah diadakan sehari sebelumnya
(25/5) dengan tema yang berbeda,
yakni Madura. Sementara sesi ketiga
dan keempat akan diadakan pada
bulan Juni dengan tema Chinese
Cuisine dan Bunaken. “Acara tahun
ini menurut saya memiliki banyak
peningkatan. Karena tema yang me-
reka tampilkan adalah bagaimana
mengangkat masakan daerah men-
jadi masakan nasional dan bahkan
internasional,” ujar Didik .
Sementara, setelah penyeleng-
garaan acara ini, para mahasiswa di-
wajibkan membuat laporan dan
mempresentasikannya. Setelah dian-
ggap lulus, mereka bisa me-ngikuti
tahap selanjutnya, yaitu tahap mana-
jerial. (zaa)
3 SKS mata kuliah praktik mahasiswa D3 Pariwisata
Hibah Jurnal yang Memenuhi Standar Mutu dan Tata Kelola
BuffetAngkat Citra Masakan Daerah
JURNAL-JURNAL YANG MENJADI BINAAN MKP
No NAMA JURNAL PENERBIT ALAMAT1 ASPIRASI Fisip UNEJ Kampus Tegalboto UNEJ, Jember
2 JKAP: JURNAL KEBIJAKAN Magister Administrasi Publik UGM Jln. Sarjito, Sekip, Yogjakarta
& ADMINISTRASI PUBLIK
3 POPULASI Pusat Studi Kependudukan & Kebijakan UGM Bulaksumur G-7 Yogjakarta
4 PUBLICA Pusat Kajian Sospol Unmuh Malang Jln. Raya Tlogomas N0.246, Malang
5 JURNAL ILMU SOSIAL Pusat Penelitian dan Karya Ilmiah UMSU Jln. Gedung Arca No.53 Medan
6 DISKURSUS Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Cempaka Putih Indah 100.A, Rawasari, Jkt
7 JURNAL ISIP Yayasan Kampus Tercinta Jln. Raya lenteng Agung 32 Jaksel
8 JURNAL PENYULUHAN Prodi Ilmu Penyuluhan pembangunan Gedung FEMA Wing 1 Level 5, Kampus Dermaga,
IPB, Bogor
9 BISNIS & BIROKRASI Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI Gedung B, Lantai 2, Kampus FISIP UI Depok
10 JURNAL ILMU SOSIAL APMD Yogjakata Jln. Timoho No.137 Yogjakarta
ALTERNATIF
11 JURNAL PENELITIAN Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI Gedung B Lantai 3 Pasca Komunikasi UI Depok
ILMU KOMUNIKASI THESIS
Jendela10 edisi: 16/Juni 2010
kuliah
KKetika melihat keseluruhan ge-
dung fisip yang berpisah satu
dengan yang lainnya, dari gedung
pusatnya. Hal itu terasa seakan
menambah pluralisme fisip sema-
kin tercium aromanya. Salah satu
dari beberapa gedung yang berte-
baran itu, berdirilah sebuah ge-
dung D dari keramain fisip pada
pusatnya. Ya, gedung itu adalah ge-
dung departemen IIP, dimana ia
berdiri menyendiri diantara ge-
dung dan hamper semua fasilitas-
nya. Namun ketika itu terjadi
apakah, hal tersebut juga mem-
pengaruhi akreditasi akademik
mahasiswa IIP dalam berkarya di
Fakultas Orange ini?
Ternyata tidaklah berpengaruh
demikian, mahasiswa IIP sudah
terpenuhi secara standart dalam
bidang akademik. Benar, Kadep IIP
saat diwawancarai Jendela di ruang
kerjanya kemarin memaparkan hal
itu. Dia adalah Johny A. Kusyairi,
dia menjelaskan bahwa mahasiswa
IIP cukup mendapatkan asupan
gizi, fasilitas dan pembinaannya.
Kegiatan belajar mengajar telah
ternilai baik, meski tak tertulis je-
lasnya dalam option apa, namun
hal itu adalah kabar baik untuk
mahasiswa IIP sendiri sekaligus se-
luruh warga Fakultas Ilmu social
politik. Menurut beliau, BAN
PT(Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi) telah mengakre-
ditasi baik Prodi IIP Unair. Hal ini
dapat dibuktikan dari beberapa
item secara sub bagian yang me-
nunjang. Mulai dari tenaga penga-
jaran, fasilitas, perlengkapan, hingga
program-program yang tersedia
demi memajukan nama dan kuali-
tas IIP timbul kepemukaan. “Kita
selalu merumuskan kebijakan
dalam waktu jangka pendek atau
panjang, untuk membentuk pro-
gram lanjutan agar IIP terus ter-
dengar,” papar pria alumunus
UGM tersebut.
Dosen-dosen IIP juga dibekali
dengan kekuatan tambahan untuk
selalu menggembleng mahsiswa-
nya agar dalam lingkaran propor-
sional. Akan tetapi ketika cerita
selanjutnya merujuk dari paragraf
pertama, ternyata masalah gedung
juga terasa pengruhnya, secara ba-
tiniah, bukan harafiah (implemen-
tasi dan outputnya termasuk
akreditasinya). Hal itu masih men-
jadi pergunjingan oleh beberapa
dosen dan mahasiswanya karena
hubungan interakasi kawan-kawan
mereka masih kurang intens
dalam gedung yang berbeda apa-
lagi beda kegiatan pula, termasuk
banyaknya prodi lainnya yang ku-
rang mengenal siapa dan dimana
IIP berada.
Menurut Johny, gedung atau
yang dipermasalahkan pihaknya
sesungguhnya bukanlah masalah
serius. Kini yang perlu ditekankan
lagi adalah karya-karya mahasiswa
dan dosen entah dalam bentuk tu-
lisan akedemik maupun dalam bi-
dang lainnya yang relevan dengan
keberadaan IIP, agar dikenal semua
telinga. Belakangan ini misalnya
sifat komplementer kepustakaan
dengan TI (teknologi informasi)
sukup pesat, bakan keduanya
dapat eksis bersama-sama, missal
baru-baru ini diadakan seminar
mengunduh data di internet. Hal
ini menurutnya sangat baik untuk
kemajuan pustakawan. Sebab ba-
nyak perusahaan dan beberapa in-
stansi pemerintah yang masih
meragukan kredibilitas bidang IIP
saat ini. Maka dari itu juga ia ber-
harap banyak agar dosen ddan
mahasiswa banyak tampil tulisan-
nya di media masa seperti Koran
dan buku. Dan juga yang kini men-
jadi tugas penting seluruh warga
FISIP adalah bagaimana menjadi
berharga kedepannya.“Ketika di-
tanya beberapa perusahaan yang
berkaitan dengan bidang kami,
kami merasa selalu masih banyak
mempunyai PR untuk meyakinkan
mereka, dengan cara-cara extra,”
tutur lelaki yang juga lulusan Uni-
versitas Leiden Belanda itu. Tak
lepas pula pengolahan dalam me-
mori kearsipan harus segera dike-
lola dan bagaimana membuat
strategi jitu demi kesuksesan de-
parteman serta bidang IIP dimata
masyarakat.
Ketika ditanya kaitannya den-
gan dunia kepustakaan dengan
teknologi digital dan informasi se-
cara instan seperti internet pada
hari buku nasional 17 Mei lalu, ba-
nyak disoroti kalangan pustaka-
wan tentang alih fungsi buku yang
dikikis oleh sisi negatif dunia maya.
Ia dengan antusias menanggapi isu
tersebut karena merupakan ba-
gian permasalah dalam bidangnya
kini. Menurutnya antara teknologi
informasi on-line dengan budaya
membaca sangat komplementer
dan tidak ada ketimpangan dalam
keduanya. Ia menunjukan bahwa
budaya membaca sangat relevan
dan fungsional dalam bidang kajian
pustakawan. Sebab di dalam hal in-
ternet keberadaan buku selalu di-
dukung baik, serta malah
dipublikasikan. Apalagi sekarang
tidak ada buku murah untuk dida-
pat secara utuh seperti biasanya
yang dijual di beberapa toko buku,
saat itulah peran internet sangat
positif untuk mendapatkan penge-
tahuan. Dia menambahkan fungsi
internet sangat efektif sebagai ke-
majuan zaman dan tidak perlu
konservatif terhadap keterbukaan
informasi seperti halnya budaya
on line. “Menurut hal itu jangan
terlalu kaku menanggapi kemajuan
zaman yang ada, dan kita tak per-
nah bisa menghindari, tapi bagai-
mana kita mengadaptasikannya
menjadi hal positif,” ujar Johny
menutup pembicaraan. (tan)
Akreditasi IIP Sudah Baik
Johny A. Kusyairi, Kadep IIP
Commnite 19 Mei menandai ulang tahun Departemen Komunikasi ke-22
edisi: 16/Juni 2010 Jendela 11
diskusi & seminar
HHingga kini belum jelas apayang menjadi penyebab
semburan Lumpur Lapindo. Fak‐tor bencana gempa bumi di Yo‐gyakarta, atau faktor humanerror? Celakanya, silang sengka‐rut ini tidak menggerakkan Pe‐merintah atau DPR RImembentuk tim ahli untuk mem‐buktikannya. “Hingga kini tidakada tim ahli indepeden yang di‐tugaskan untuk menetapkan apayang menjadi penyebab ledakansumur Banjar Panji di Porong itu,”demikian ungkap Yayan Sakti,salah wakil dari FISIP Unair. Per‐nyataan ini mengemuka dalamdiskusi terbatas dan diskusi pub‐lik “Menggugat Hak Wargane‐gara : Kasus Lumpur Lapindo diSidoarjo, 25‐26 Mei 2010. Acaraini diselenggarakan kerjasamaPusham Ubaya, FISIP Unair, Pus‐ham Unair, dan Komnas HAM.
Acara ini diformat pada haripertama (25 Mei),diskusi terba‐tas para ahli dari berbagai per‐spektif. Ada dari aspekpelanggaran HAM, hukum,media, sosiologi, maupun pe‐nanganan korban dari para lem‐baga pendamping. Di akhir acaradibuat draft rekomendasi yangakan dimintakan masukan padapeserta diskusi publik esok hari‐nya. Pada diskusi terbatas ini,FISIP Unair diwakili oleh Prof.Soe‐tandyo, I Basis Susilo, MA, JokoSusanto, dan Yayan Sakti Suryan‐daru. Selanjutnya, pada harikedua (26 Mei) diskusi publicmengundang peserta dari berba‐gai kalangan. Wartawan, maha‐siswa, para korban Lumpur, dinastingkat propinsi maupun Pemkab(Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto),dan aktivis LSM.
Anehnya tanpa melibatkantim ahli independent, DPR PRImenetapkan Lumpur Lapindo se‐bagai bencana alam. Dampak‐nya, bagi wilayah yang masukarea terdampak baru, dana pe‐nanganannya menggunakanAPBN. “Bahkan, 2 bulan terakhirini kewajiban PT Lapindo Jayamembayar ganti rugi warga (den‐gan cara mengangsur, red) sudahmandeg,” ungkap Daniel pen‐
damping korban Lumpur La‐pindo. Padahal, perkembanganterkini menunjukkan area ter‐dampak semakin meluas.Muncul semburan baru hinggake tengah jalan raya Porong. “Se‐harusnya sudah harus ketetapandari Pemerintah, Raya Porongtidak layak dilalui kendaraan ka‐rena dikhawatirkan akan amb‐les,” ungkap Anton Novenanto,dosen sosiologi Unibraw Malang.
Dari aspek pelanggaran HAMberat, masih dibutuhkan pengka‐jian PT Lapindo nyata‐nyata me‐lakukan hal ini. “Agak susahmemang jika syarat pelanggaranHAM berat ini harus memenuhiunsur penyerangan, dilakukansecara massif, dan terencana,”ungkap Ali Akbar, ahli hukumlingkungan. Jika dinyatakan tidakada pelanggaran HAM berat,maka dikhawatirkan akan men‐jadi publisitas bagi PT Lapindo.“Selain itu, sebetulnya PT La‐pindo khan berkedudukan di Ma‐laysia, jadi jangan‐jangan kitasalah alamat kalau menggugatmereka,” tambah Ali.
Para peserta diskusi terbatasjuga meyepakati bahwa kasus inimerupakan bencana industri.“Indikatornya sebetulnya gam‐pang, kalau bencana alam pastiakan menciptakan solidaritas so‐
sial. Sedangkan dalam kasusLumpur Lapindo justru khanmenciptakan konflik antara ma‐syarakat korban dengan pihakkorporasi,” terang Prof.Soetan‐dyo. Koflik ini lebih parah lagi, di‐dukung oleh kebijakan yangjustru menguntungkan pihak kor‐porasi. Beberapa kali PT Lapindomengingkari opsi yang ditetap‐kan dalam Perpres maupunKeppres. “Misalnya ganti rugiharus diselesaikan sebelum masa2 tahun kontrak para korban se‐lesai, nyata‐nyata hingga kini di‐ingkari,” ujar Dian Novitasari dariPusham Ubaya.
Selain itu, kasus ini menga‐lihkan proses ganti rugi menjadiproses jual beli. Tidak pernahjelas misalnya, informasi tentangdasar penetapan nilai tanah danbangunan sebagai ganti rugi itu.Hanya disebutkan, didasarkanpada harga yang berlaku padasaat itu. “Secara administratif,proses ganti rugi ini memberat‐kan korban. Kendali padaakhirnya berada pada PT La‐pindo, seolah mereka sebagaipembeli tanah masyarakat yangluasan lahan seluruhnya yangmereka beli justru menyalahi ke‐tentuan BPN,” tambah Dian.
Dari sisi media, terlihatmedia yang pemiliknya memiliki
kaitan dengan PT Lapindo akantidak memuat berita yang ‘men‐yudutkan’ PT Lapindo. “Dalamkonteks labelisasi kasus ini mi‐salnya, Surabaya Post dan MediaIndonesia tidak pernah menye‐butnya sebagai Lumpur Lapindo,mereka hanya menyebut sebagaiLumpur Porong atau Lumpur Si‐doarjo,” ujar Yayan Sakti. Selainitu, digambarkan di kedua mediaitu, lewat perumahan KahuripanNirvana Village (KNV), dicitrakanPT Lapindo berkomitmen atasnasib korban. Bahkan, upaya inimereka tampilkan lewat iklan ad‐vertorial yang ‘memaksa’ semuamedia untuk memuatnya.”Jelaslewat kajian ekonomi politikmedia, kepemilikan media akanmenentukan angle dan bingkaiberita kasus lumpur Lapindo ini.Juga pemilihan narasumbersemua media masih tergantungpada pejabat formal, sehinggacerita para korban dalam ben‐tukm feature jarang ditampil‐kan,” tambah Yayan.
Pendeknya, acara selama duahari ini menyepakati dilakukanbeberapa revisi kebijakan. Per‐tama, perlu revisi peta area ter‐dampak. Tidak bisa peta (secarapolitis ini) hanya didasarkanaspek fisik/material. Harus dilihatdari aspek psikologis, sosiologiskorban, dan juga ekologis. Kedua,segera dibentuk tim ahli inde ‐penden untuk menetapkan pe‐nyebab kasus ini. Ketiga,pengusutan kemungkinan pe‐langgaran HAM berat yang dila‐kukan PT Lapindo. Keempat,segera dilakukan langkah‐lang‐kah untuk mengamankan jalanraya Porong yang kondisinya se‐makin mengkhawatirkan. Kelima,meminta tanggungjawab PT La‐pindo atas nasib korban danusaha penghentian semburanlumpur.
(yss)
Suasana diskusi di hotel Singgasana
4 Tahun Lumpur LapindoBencana Industri atau Bencana Alam?
Jendela12
profil
SSeorang Samurai menjadi hebatbukan karena terlahir berbakat,namun karena ia mau bekerja keras.
Samurai juga punya motivasi yang tinggiuntuk mencapai tujuan dan karena itu, iaselalu bangkit meskipun jatuh berkali‐kali.Semangat inilah yang menjadi panutanAminatus Sholicha, wisudawan terbaik dariFISIP periode 2009/2010. Dengan se‐mangat inilah, Ami, sapaan akrabnya bisameraih gelar sarjananya hanya dalamwaktu 3,5 tahun dengan IPK 3,88.
Skripsi yang menjadi syarat kelulusanwisudawan antropologi ini pun mendapatnilai A dari para penguji berkat analisisnyayang komprehensif disertai dengan alter‐natif solusinya. Judul yang diangkat dalamskripsinya adalah Lemak Tubuh : Studi Bio‐kultural terhadap Remaja di KecamatanRungkut kota Surabaya. Antropologi ra‐gawi memang menjadi fokus Ami men‐gambil mata kuliah, maka ketika skripsi diamengangkat studi tentang forensik panganini .
”Di skripsi, saya mengurai bagaimanaimplikasi lemak tubuh ini terhadap ke‐sehatan sekaligus sosial bu‐daya,” ungkap freshgraduated yang naskah il‐miahnya sering dimuat dijurnal ilmiah kampus sejaksemester tiga masa kuliah‐nya ini. Ternyata dalamdari hasil penelitiannya ba‐nyak fakta ironis akibatgambaran lemaktubuh
ideal yang dikonstruksi budaya. Orangmenjadi tidak suka dengan bentuk tubuhgemuk karena direlasikan dengan kondisiyang tidak sehat dan bentuk tubuh yangtidak indah.
”Konstruksi ini membuat banyak orangmemaksakan diri untuk jadi ideal dengankriteria kurus itu tadi. Dari informan saya,ada yang disuruh diet mati‐matian oleh ke‐luarganya karena malu punya anak gemuk.Dan akhirnya, informan saya ini jadi sakittifus,”ungkapnya. Dengan hasil penelitian‐nya ini, Ami ingin meluruskan konseplemak tubuh dalam masyarakat yang saatini masih dikostruksi untuk tujuan konsu‐merisme, sehingga tidak timbul ketidakse‐imbangan terhadap orang berkaraktertubuh gemuk.
Selain itu, Ami menciptakan rumusandiet baru yang diberi nama metode dietsehat berdasarkan habitus. Konsepnya,diet bukan berarti tidak makan supayakurus seperti yang diharapkan konstruksisosial. ”Pola diet ini mengatur pola makansupaya sehat dan proporsional sesuai den‐
gan jenis tubuh yang digariskan olehgen,” tegas Ami. Menurutnya,
skripsi ini potensial jika ingindijadikan buku populer seka‐
lipun.Sebelumnya, Ami tidak
pernah menyangka bahwaperjalanan akademiknyaakan semulus ini. Di bangkukuliah, Ami memang tergo‐
long mahasiswa favoritdosen ka‐
rena keuletan dan kekritisannya. Indeksprestasinya pun tak pernah kurang dari3,7, bahkan pernah meraih nilai sempurnadi semester lima. Karena itu tidak jarangAmi diikutkan dalam proyek penelitian do‐sennya.
”Jujur saja, saya tidak PD karena sayabukan orang yang terlahir pintar dan cer‐das. Kalau yang lain, satu materi cukup di‐baca satu dua kali dengan skimming, sayatidak mampu. Saya harus membaca den‐gan cermat hingga berulang‐ulang barumengerti karena susah sekali untuk ber‐konsentrasi,” ungkapnya rendah hati. Amimengaku meraih itu semua dengan moti‐vasi Samurai dan prinsip do the best.
Keterbatasan Ami yang sering tidakbisa fokus ini karena sakit anemia. Kondisiini dialaminya sejak duduk dibangku SD.Dulu, Ia seringkali pingsan jika terlalu ba‐nyak berpikir dan beraktivitas. Sempat adapikiran bahwa dirinya memang ditakdirkanjadi lemah dan bodoh. Namun, suatu kaliwisudawan bergelar S. Ant yang hobimembaca ini membaca novel yang saratakan filosofi samurai.
”Saya masih SMP waktu membacanovel itu. Setelah membaca, saya sadardan memutuskan untuk tidak menyerahkarena keadaan seperti para samuraidalam novel tadi,” tekad Ami yang seumurhidupnya tidak pernah tega untuk men‐contek karena menghormati pengajarnyaini. Hal itu yang menjadi titik tolak peruba‐han hidup Ami. Sejak itu dirinya menjadisangat tekun dan tak pernah pantang me‐nyerah. Tidak peduli harus bersusah payahlebih keras dalam belajar dibanding den‐
gan porsi orang lain, Ami tidak inginmenjadi seseorang yang biasa‐biasasaja dan terbatas pada kemampuan.
”Alhamdulilah, berkat tekad ituanemia yang membuat saya seringpingsan berangsur berkurang, dansaya terbiasa ulet untuk meraih se‐suatu. Dan terbukti, given talent bisadikejar dengan berusaha keras,” ujarwisudawan yang kini tertarik di dunia
broadcasting ini mantap. Kalau adayang meragukan kalimat bijak hard‐
work beats your talents when your ta‐lent fails to work hard, Ami adalahbukti nyatanya.
(puz)
Aminatus Solicha, Wisudawan Terbaik FISIP 2009/2010
Berprestasi dengan Semangat Samurai
edisi: 16/Juni 2010
Berprestasi dengan Semangat Samurai