PENDALAMAN MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SD
Oleh
Novi Resmini
Disampaikan pada Kegiatan Pelatihan Dosen
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
University Center UPI 2009
PRINSIP PENGAJARAN BAHASA
1. Humanisme
2. Progresivisme
3. Rekonstruksionisme
PENDEKATAN PENGAJARAN BAHASA
1. Pendekatan Whole Language
2. Pendekatan Konstruktivisme
3. Pendekatan Komunikatif
4. Pendekatan Tematis-Integratif
Prinsip Humanisme
Manusia secara fitrah memiliki bekalyang sama dalam upaya memahamisesuatu
1. Guru bukan merupakan satu-satunya sumberinformasi
2. Siswa disikapi sebagai subyek belajar yangsecara kreatif mampu menemukan pemahamansendiri
3. Dalam proses belajar mengajar guru lebihbanyak bertindak sebagai model, temanpendamping, pemotivasi, fasilitator, dan aktoryang juga bertindak sebagai pebelajar.
Lanjutan...
Perilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu
(a) isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi pebelajar secara aktual
(b) dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya
(a) isi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan pengetahuan
Lanjutan... Manusia selain memiliki kesamaan juga
memiliki kekhasan
(a) layanan pembelajaran selain bersifat klasikal dankelompok juga bersifat individual
(b) pebelajar selain ada yang dapat menguasai materipembelajaran secara cepat juga ada yang menguasai isipembelajaran secara lambat
(c) pebelajar perlu disikapi sebagai subyek yang unik, baikmenyangkut proses merasa, berpikir, dan karakteristikindividual sebagai hasil bentukan lingkungan keluarga,teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosialmasyarakatnya.
Prinsip Progresivisme
1. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan daya kreativitas. Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan melalui kreativitas ini berkembang secara berkesinambungan.
2. Dalam proses belajarnya siswa seringkali dihadapkan pada masalah yang memerlukan pemecahan secara baru
Prinsip Rekonstruksionisme
Proses belajar disikapi sebagai kreativitas dalam
menata serta menghubungkan pengalaman dan
pengetahuan hingga membentuk suatu keutuhan
Murid pada dasarnya merupakan subyek
pemberi makna
Kesalahan sebagai bagian dari kegiatan belajar
justru dapat membuahkan pengalaman dan
pengetahuan baru
Proses pembelajaran guru sebaiknya tidak
“menggurui” melainkan secara adaptif
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE
Prinsip Whole Language dalam Pengejaran Bahasa
(l)Program pembinaan kemampuan baca-tulis di sekolah harus dikembangkan berdasarkan kenyataan proses belajar yang sesungguhnya dan memanfaatkan motivasi yang bersifat intrinsik
(2)Strategi membaca dan menulis dikembangkan dalam pemakaian bahasa yang relevan, fungsional, dan bermakna
(3)Perkembangan kemampuan menguasai keterampilan membaca dan menulis mengikuti dan dimotivasi oleh perkembangan fungsi-fungsi membaca dan menulis (Godman dalam Knape, 1992:67).
(4) Keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu
(5) Belajar dilakukan dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian
(6) Materi ajar didasarkan pada teks (literature centered)
(7) Belajar dilakukan secara kolaboratif yang lebih menekankan pada proses (Rob dalam Knape, 1992:67).
Pendekatan KonstruktivismeBelajar merupakan
(l) proses berpikir secara aktif
(2) proses berpikir sebagai upaya menghubungkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki (skemata) dengan informasi atau masalah baru secara kritis dan kreatif
(3) proses berpikir yang secara potensial menuju dan membentuk keutuhan berdasarkan “konstruksi” yang dilakukan
(4) proses pembuahan pemahaman yang akan melekat dan terkembangkan secara terus menerus apabila berlangsung lewat penghayatan dan internalisasi.
Pendekatan Komunikatif
Merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa
Bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi
Bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif
Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran:
1. Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada fungsi komunikatif bahasa
2. Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahsa. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa, tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat (Littlewood, 1981).
Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif mengikuti pandangan bahwa
bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi atau alat interaksi sosial.
(a) Belajar BI pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis
(a) Pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan BI
(a) BI sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi, sesuai dengan apa yang ingin dikomunikasikan oleh penutur. Dalam penggunaan BI, faktor-faktor penentu komunikasi (misalnya: partisipan tutur, topik tutur, tujuan tutur, dan situasi tutur) harus selalu dipertimbangkan.
Pendekatan Tematis-Integratif
Pendekatan tematis-integratif dituangkan dalam rambu-rambu pembelajaran berikut.
Tema digunakan untuk pengembangan dan perluasan pengetahuan dan keterampilan siswa serta sebagai pemersatu kegiatan belajar BI siswa sehingga pembelajaran BI berlangsung dalam suasana kebahasaan yang wajar
Pembelajaran BI mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembinaan keempat aspek ini harus dilakukan secara terintegrasi.
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK
(TERRPADU) Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang
menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui
pemaduan isi, keterampilan, dan sikap (Wolfinger,
1994:133).
Rasional pemaduan:
– Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk
pengalaman belajar) bersifat interdisipliner, sehingga
untuk memahami, mempelajari dan memecahkannya
diperlukan “multi-skill”.
– Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi
dalam memecahkan berbagai masalah.
– Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata
dan transfer pemahaman antarkonteks.
– Demi efisiensi; dan
– Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam
proses pembelajaran.
Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan
yang berorientasi pada praktIk pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan anak.
Pembelajaran terpadu (PT) secara efektif akan
membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi
siswa untuk melihat dan membangun konsep-
konsep yang saling berkaitan.
PT memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami masalah yang kompleks yang ada di
lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang
utuh.
Dengan PT siswa diharapkan memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan
menggunakan informasi yang ada di sekitarnya
secara bermakna.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep
dapat diartikan sebagai pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran
terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah mereka pahami.
PT beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat
perhatian (center of interest) yang digunakan untuk
memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal
dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata
pelajaran lainnya.
PT merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai mata pelajaran yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak.
Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara serempak (simultan).
Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam
beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan
siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
TEMA
SASTRA
(CERITA)MEMBACA
MENYIMAK
BERBICARA
MENULIS
KAIDAH
TATA TULIS
TEMA :
BINATANG
SAINS
Mengetahui bagian-bagian
tubuh hewan dan fungsi
setiap bagian tubuh hewan
tersebutBAHASA INDONESIA
Mendeskripsikan
binatang
SBKIndra rupa (mewarnai)
MATEMATIKAMenjumlahkan kumpulan benda
Membandingkan kumpulan benda
lebih banyak, lebih sedikit, atau
sama dengan kumpulan lain
TEMA :
BENDA
LANGIT
SAINS
Benda-benda
langit dan
peristiwa alam
BAHASA INDONESIAMenentukan nama benda-benda yang
dideskripsikan guru sesuai dengan ciri-ciri
fisiknya
Menuliskan huruf, kata, dan kalimat
sederhana dengan benar dan dapat dibaca
oleh orang lain
KTKMembuat gambar ekspresi berbagai objek
imajinatif melalui unsur-unsur seni rupa di
alam sekitar
Menyanyikan lagu dengan syair yang
benarmajinatif melalui unsur-unsur seni
rupa di alam sekitar
Menyanyikan lagu dengan syair yang
benar
MATEMATIKA
Menghitung dan
mengurutkan
banyaknya benda
(bilangan cacah)
Ini adalah gambar………
Ini adalah gambar ………
1.
Muncul di … hari
Terbit dari sebelah….
Terbenam dari sebelah….
Muncul di …. …………..hari
Jumlah ada … buah
Jumlah ada … buah
Jumlah ada … buah
Gambar kemudian warnailah !5 buah bintang4 buah bulan
3 buah matahari
LEMBAR KERJA SISWA I
KEMAMPUAN BERBAHASA
DI SEKOLAH DASAR
Menyimak dan Berbicara
Membaca dan Menulis Permulaan (MMP)
Metode abjad dan bunyi, kupas-rangkai suku
kata, kata lembaga, global, SAS
Membaca dan Menulis Lanjut
Top Down – Bottom Up
Writing Process
Menurut Djago Tarigan (1990) menyimak
adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai
dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya.
Menangkap
Memahami
Menghayati pesan, ide, gagasan yangtersirat dalam bahan simakan
Mendapatkan fakta
Menganalisis fakta
Mengevaluasi fakta
Mendapatkan inspirasi
Menghibur diri
Meningkatkan kemampuan bicara
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
MENYIMAK SISWA SD
KRITERIA STRATEGI PEMBELAJARAN MENYIMAK YANG DIPILIH GURU
1. Relevan dengan tujuan pembelajaran
2. Menantang dan merangsang siswa
3. Mengembangkan kreativitas siswa individu maupun kelompok
4. Mudah dipahami siswa
5. Mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan
6. Mudah diterapkan dan tidak menuntut peralatan yang rumit
7. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN
MENYIMAK
Simak - Ulang Ucap
Simak – Tulis
Simak – Kerjakan
Simak – Terka
Memperluas Kalimat
Menyelesaikan Cerita
Membuat Rangkuman
Menemukan Benda
dan lain-lain
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
BERBICARA SISWA SD
Pengertian Berbicara
Keterampilan menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan (Djago Tarigan,1990:149)
Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan (H.G. Tarigan,1998:15)
Kriteria dalam Memilih Metode
Pembelajaran Relevan dengan tujuan pembelajaran Memudahkan siswa memahami materi
pembelajaran Mengembangkan butir-butir keterampilan proses Dapat mewujudkan pengalaman belajar yang telah
dirancang Merangsang siswa untuk belajar Mengembangkan penampilan siswa Mengembangkan kreativitas siswa Tidak menuntut peralatan yang rumit Mudah dilaksanakan Menciptakan suasana belajar mengajar yang
menyenangkan
Metode Pengajaran Berbicara (Djago
Tarigan: 1990)
1. Ulang-ucap
Suara guru atau rekaman suara guru.
2. Lihat-ucapkan
Memperlihatkan benda kepada siswa, kemudian siswa menyebutkannya.
3. MemerikanMenjelaskan, menerangkan, melukiskan/mendeskripsikan sesuatu
4. Menjawab Pertanyaan
Siswa yang malu berbicara, dapat dipancing dengan menjawab pertanyaan mengenai dirinya.
5. Bertanya
Melalui pertanyaan siswa dapat menyatakan keingintahuannya terhadap
sesuatu hal.
6. Pertanyaan Menggali
Merangsang siswa banyak berpikir, menilai kedalaman dan keluasan pemahaman
siswa terhadap suatu masalah.
7. Melanjutkan
Siswa melanjutkan cerita dari guru yang tidak selesai.
Bagian akhir kegiatan memeriksa jalan cerita apakah sistematis, logis atau
padu.
8. Menceritakan kembali
Siswa menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibacanya.
9. Percakapan
Pertukaran pikiran/pendapat mengenai suatu topik antar dua atau lebih
pembina (Greene&Patty) dalam percakapan atau dua kegiatan (menyimak
dan berbicara) silih berganti
10. Menggunakan rangsang visual (Gambar )
Mendeskripsikan Gambar, Bercerita dari Gambar, Bermain Peran dari Gambar
10. Parafrase
Memprosakan isi puisi menjadi prosa (beralih bentuk)
11. Reka Cerita Gambar
Sebuah gambar/rangkaian beberapa gambar dapat memancing dan
mendorong siswa berbicara.
12. Bermain peran
Siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang
diperankannya.
13. Wawancara
Percakapan dalam bentuk tanya jawab.
14. Memperlihatkan dan Bercerita (Show and Tell)
Siswa membawa benda-benda/mainan yang mereka sukai ke sekolah
dan bercerita tentang bendanya.
15. Permainan bertanya dan menerka
16. Dramatisasi
Sangat menunjang untuk pendekatan komunikatif dan efektif untuk
melatih empat keterampilan berbahasa.
PENGERTIAN MENULIS
MENULIS PADA DASARNYA ADALAH KEGIATAN SESEORANG MENEMPATKAN SESUATU PADA SEBUAH DIMENSI RUANG YANG MASIH KOSONG
MENULIS ADALAH MENGKOMUNIKASIKAN PESAN MELALUI BAHASA TULISAN
KEGIATAN SESEORANG DALAM MENGORGANISASIKAN PENGETAHUAN DAN SKEMATA (PENGALAMAN), KEBAHASAAN, STRATEGI PRODUKTIF, MEKANISME PSIKOFISIK DAN KONTEKS
Tahap-tahap menulis menurut
Tompkins (1994)
TAHAP-TAHAP MENULIS
PREWRITING(Pramenulis)
PUBLISHING(Pemublikasian)
REVISING(Perevisian)
EDITING(Pengeditan)
DRAFTING(Pengedrafan)
SASTRA ANAK
PENGERTIAN
Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak.
VARIASI
Tema-tema tersebut dapat dibagi dalam beberapa jenis; tema keluarga, hidup dengan orang lain (berteman dan penerimaan oleh teman bermain), tumbuh dewasa, mengatasi masalah-masalah manusiawi dan hidup dalam masyarakat majemuk yang memuat perbedaan individu dan kelompok.
MANFAAT SASTRA ANAK
Memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak
Mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman atau gagasan dengan berbagai cara
Memberikan pengalaman baru yang seolah dirasakan dan dialaminya sendiri
Mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi perilaku kemanusiaan
Menyajikan dan memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal
Meneruskan warisan sastra
Pengajaran Sastra di Sekolah
Dasar
Apresiasi sastra reseptif
Apresiasi sastra ekspresif
Genre Sastra
Puisi
Prosa/cerita
Drama
PENGAJARAN PUISI
Puisi anak memiliki karakteristik antara lain:
(1) bahasanya sederhana
(2) bentuknya naratif
(3) berisi dimensi kehidupan yang bermakna
dan dekat dengan dunia anak
(4) mengandung unsur bahasa yang indah
dengan panduan bunyi pilihan kata dan
satuan-satuan makna.
Puisi anak dan orang dewasa hanya sedikit perbedaannya.
Hal utama yang membedakannya adalah dari segi bahasa, tema, dan ungkapan gejolak emosi yang digambarkan.
Puisi anak dilihat dari dunia citraannya digambarkan dalam things dan sign yang sesuai dengan dunia pengalaman anak. Jika dicermati keduanya memiliki implikasi persfektif dan pengungkapan terhadap dunia anak dengan cukup tajam.
Orang dewasa cenderung memandang dan menyikapi dunia anak secara normative-evaluatif daripada anak-anak sendiri yang lebih deskriptif –objektif dalam mengungkapkan diri mereka sendiri.
JENIS PUISI ANAK
Huck (1987:406-412)
(1) Balada
(2) Puisi naratif
(3) Liris (lyrical)
(4) Limerik
(5) Sajak bebas (free verse)
(6) Haiku
(7) Cinquain (Stewig, 1980)
(8) Akrostik
PUISI BALADA Balada merupakan puisi naratif yang telah
diadaptasikan untuk nyanyian atau yang memberikan efek terhadap lagu.
Karakteristik balada seringkali menggunakan repetisi, rima, dan ritme yang ditandai serta refrain yang kembali saat balada dinyanyikan. Balada biasanya berkaitan dengan perbuatan heroik dan mencakup kisah perkelahian, perseteruan serta tragedi.
Dikaitkan dengan puisi balada untuk anak-anak salah satu alternatif yang dapat dipilih adalah:
menyeleksi puisi-puisi balada yang diciptakan oleh penyair;
menyeleksi lagu-lagu balada yang telah ada selama ini;
memanfaatkan puisi-puisi balada.
Puisi naratif Puisi naratif merupakan salah satu bentuk puisi (anak-anak)
yang menceritakan suatu kejadian khusus atau episode cerita yang panjang. Jenisnya dapat berupa lirik, soneta, atau ditulis dalam bentuk sajak bebas, tetapi persyaratannya harus dipenuhi, yakni harus menceritakan kisah/cerita tertentu yang sebenarnya tidak ada ceritanya.
Puisi naratif yang disenangi anak-anak (Amerika) usia di bawah tujuh tahun adalah cerita binatang.
Anak-anak usia tujuh/delapan tahun menggemari puisi naratif yang mengisahkan raja-raja yang memiliki sifat pemarah, puisi-puisi lucu, pada usia yang lebih lanjut, anak-anak menyukai kisah tragis/kisah sedih dan anak-anak pertengahan (middle –graders) menyukai cerita mengerikan (Huck, 1987:408).
Puisi Liris/Lyrical
Puisi jenis ini biasanya bersifat pribadi/deskriptif tanpa ditetapkan panjangnya atau strukturnya kecuali pada unsur melodinya.
Puisi lirik sebagai karya sastra yang berisikan curahan perasaan pribadi, yang mengutamakan lukisan perasaannnya.
Satu hal yang mencolok pada liris/lirik adalah kebernyanyian atau singingness kata-katanya, sehingga anak-anak merasa senang.
Pada puisi liris/lirik orkestrasi bunyi sangat dominan.
Puisi Liris (Lyrical)
THE LONE DOG
I’m a lean dog, a keen dog, a wild dog, and lone
I’m a rough dog, a tough dog, hunting on my own
I’m a bad dog, a mad dog, teasing Silly Sheep
I love to sit by the moon, to sheep fat souls sleep
Irene Rutherford McLeod (dalam Huck,1987)
Sajak Bebas (Free Verse)
Sajak bebas tidaklah memiliki rima
tetapi untuk bentuk puitiknya
bergantung pada ritme.
Sajak bebas merupakan sajak tanpa
pola matra dan panjang larik, tak
terikat pada konvensi struktur, dan
pokok isi disusun berdasarkan irama
alamiah Panuti Sudjiman (1986:67).
Puisi Cinquain
MAWAR
Harum semerbak
Kuncup, mekar, mengembang
Kuingin memetikmu wahai mawar
Puspaku
First Sign
I see…
The pale snowdrop
Bravely seeking the sun
Be gone winter winds: stay away
It’s spring
CinquainJennie T. Dearmin
(l) baris pertama - satu kata yang digunakan sebagai judul
(2) baris kedua – dua kata yang menggambarkan sifat berkaitan dengan judul
(3) baris ketiga – tiga kata yang mengekspresikan action/gerak yang berkaitan dengan judul
(4) baris keempat – empat kata yang mengekspresikan perasaan berkaitan judul
(5) baris kelima – sinonim atau kata lain dari judul
Jenis Bacaan Cerita Anak
(1) Cerita Bergambar
(2) Cerita Rakyat
(3) Cerita Binatang
(4) Cerita Noodlehead
(5) Cerita Keajaiban
(6) Cerita Fantasi
(7) Fiksi Ilmu Pengetahuan
(8) Cerita Sejarah
(9) Biografi
Penilaian PBI
TesNon Tes Kognitif
Afektif
Psikomotor
Tes Perbuatan
Tes Tertulis objektif
Pilihan ganda
Benar-salah
Menjodohkan
Isian singkat
Isian panjang
Isian klosur
Tes LisanTes Tertulis
Tes Tertulis Uraian
Terbatas/tertutup/terstruktur
Bebas terbuka
Skala sikap
Cek-lis
Kuisioner
Catatan anekdot
Portofolio
Catatan sekolah
Jurnal
Cuplikan kerja
Pengertian Asesmen
Asesmen adalah suatu strategi pengumpulan dan
penganalisisan informasi yang digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan
semua aspek pembelajaran ( Cole dan Chan,1994)
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan
informasi dan membuat keputusan berdasarkan
informasi
( Blaustein, D.et al,1999)
BentukAsesmen Alternatif
Catatan Sekolah
Cuplikan kerja
dan tes
Performansi
Portofolio
Wawancara
Observasi
Jurnal
Catatan
Anekdot