PENGARUH PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PETANI KARET
DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
KABUPATEN OGAN ILIR
(STUDI KASUS DESA SERI BANDUNG)
Oleh:
Givari Zakawali
NIM: 12190086
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Islam (SE)
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dengan Ilmu Hidup Menjadi Mudah, Dengan Seni Hidup Menjadi Indah,
Dengan Iman Hidup Menjadi Terarah.
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
• Teristimewa Ayahanda Abdul Basith dan Ibunda Asmarah tercinta yang
selalu mendo’akan demi masa depanku yang baik.
• Saudaraku tercinta Indri Pratiwi dan Ahmad Zulvan yang selalu
memberikan motivasi dan mendo’akan sehingga saya bisa
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
• Sepupu-sepupuku tersayang yang selalu mendo’akan dan memberikan
dukungan kepada saya.
• Teman-teman seperjuanganku khususnya EKI 3 Angkatan 2012 yang
telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
• Almamaterku UIN Raden Fatah Palembang, Agama, Bangsa, dan Negara.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai pengaruh pendapatan dan pengeluaran petani karet
dalam meningkatkan kesejahteraan kelurga. Dalam penelitian ini menganalisis sejauh
mana pengaruh tingkat pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Sebagai objek penelitian ini adalah Desa Seri Bandung
Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir.
Pendapatan dan pengeluaran adalah dua hal yang tidak bisa di pisahkan dari
kesejahteraan keluarga. Karena pendapatan dan pengeluaran merupakan tolak ukur
sejauh mana keluarga itu bisa dikatakan sejahtera atau tidak. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pendapatan dan pengeluaran petani karet
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan apakah pendapatan dan pengeluaran
tersebut mempengaruhi kesejahteraan keluarga
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa variabel pendapatan
dan pengeluaran berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga dan terdapat hubungan
positif antara pendapatan dan pengeluaran terhadap kesejahteraan keluarga. Yang
artinya, bahwa pendapatan dan pengeluaran sangat memiliki pengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan keluarga tersebut. Dilihat dari hasil uji t yang menunjukkan
thitung sebesar 4,543 dengan sig 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 dilihat dari ttabel sebesar
1,296. Dilihat pada variabel pengeluaran dengan thitung sebesar 4,319 dengan sig 0,000
atau lebih kecil dari 0,05 dilihat dari ttabel 1,296. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
tidak dapat menolak hipotesis yang menyatakan “pendapatan berpengaruh signifikan
dalam meningkatkan kesejahteraan keluargadan pengeluaran berpengaruh signifikan
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga”
Kata Kunci : Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet dan Kesejahteraan
Keluarga
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
A. Huruf Konsonan
q = ق z = ز ‘ = ا
k = ك s = س b = ب
l = ل sy = ش t = ت
m = م $ = ص s = ث
n = ن dh = ض j = ج
w = و t = ط h = ح
h = ه zh = ظ kh = خ
. = ء ‘ = ع d = د
y = ي gh = غ z = ذ
f = ف r = ر
B. Ta’ Marbuthah
1. Ta` marbuthah sukun ditulis b contoh بعبادة ditulis bi `ibadah.
2. Ta` marbuthah sambung ditulis t contoh بعبلدة ر به ditulis bo1ibadat
rabbih.
C. Huruf Vokal
1. Vokal Tunggal
a. Fathah (----) = a
b. Kasrah (----) = i
c. Dhammah (----) = u
2. Vokal Rangka
a. ( ا ي( = ay
b. (ي --) = iy
c. (ا و) = aw
viii
d. (و ---) = uw
3. Vokal Panjang
a. (ا ----) = a
b. (ي ---) = i
c. (و ----) = u
D. Kata Sandang
Penulis al qamariyyah dan al syamsiyyah menggunakan al-:
1. Al qamariyah contohnya : “ الحمد ” ditulis al-hamd.
2. Al syamsiyah contohnya : “ النمل ” ditulis al-naml.
E. Daftar Singkatan
H = Hijriyah
M = Masehi
h. = halaman
swt. = subhanahu wa ta`ala
saw. = sall Allah `alaih wa sallam
QS. = al-Qur`an Surat
HR = Hadis Riwayat
Terj. = terjemahan
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, serta sholawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendapatan
Dan Pengeluaran Petani Karet Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga
Kabupaten Ogan Ilir (Studi Kasus Desa Seri Bandung” ini dengan baik, sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1). Penulis ingin menyampaikan
rasa hormat, penghargaan dan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang
diberikan oleh semua pihak hingga selesainya skripsi ini, diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Sirozi, Ph.D selaku Rektor UIN Raden Fatah
Palembang, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II dan Wakil Rektor III serta
jajaran rektorat UIN Raden Fatah Palembang lainnya.
2. Bapak Dr. Qodariah Barkah, M.H.I, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang.
3. Bapak Ulil Amri, Lc., M.H.I, selaku Ketua Prodi Ekonomi Islam dan Ibu
Drs. Mismiwati, selaku Sekretaris Prodi Ekonomi Islam.
4. Ibu Juwita Anggaraini, M.H.I selaku Penasehat Akademik
5. Ibu Dr. Maftukhatusolikha, M.Ag, selaku Pembimbing I dan Ibu Sri Delasmi
Jayanti, M.Acc., Ak.CA, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberi pengarahan hingga selesainya skripsi ini.
6. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang,
yang telah memberikan bimbingan pelajaran selama masa studi.
7. Kedua orang tuaku tercinta, ayah Abdul Basith dan Ibu Asmarah, saudaraku
Indri Pratiwi dan Ahmad Zulvan serta semua keluarga yang telah
memeberikan dukungan, semangat, dan doa untuk kesuksesanku.
x
8. Rekan-rekan sealmamater beserta kelas EKI tahun 2012 dan semua pihak
sekali lagi terima kasih atas kerja sama bantuan selama kuliah. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
9. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan satu pembimbing Retno
Senjawati, Arina Safitri, Masjidah Amalia, Ilham Erlanda, Lilis Suryani yang
sudah saling memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Terima kasih kepada Retno Senjawati yang sudah meluangkan waktunya
untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta Muhammad Mustaqim,
Muhammad Ghozali, Muhammad Emir Adlu, Muhammad Hadi, Khairuddin
dan Taufiqurrahman.
12. Terima kasih kepada teman-teman EKI 3 Angkatan 2012 untuk waktu dan
kebersamaannya selama ini.
Palembang, Oktober 2016
Penulis
Givari Zakawali
12190086
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. ii
PENGESAHAN DEKAN ............................................................................. iii
NOTA DINAS ................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
E. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 5
F. Kontribusi Penelitian ................................................................................. 6
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 6
xii
BAB II LANDASAN TEORI
1. Sistem Pertanian.................................................................................... 8
a. Sistem Pertanian Modern................................................................ 8
b. Sistem Pertanian Tradisional........................................................... 8
2. Kerja Sama Dalam Bidang Pertanian.................................................... 9
A. Pengertian Muzara’ah...................................................................... 9
a. Dasar Hukum Muzara’ah......................................................... 9
B. Pengertian Mukhabarah................................................................. 10
C. Pengertian Musaqah....................................................................... 10
a. Dasar Hukum Musaqah............................................................ 11
b. Rukun dan syarat Musaqah....................................................... 12
c. Musaqah yang diperbolehkan................................................... 13
d. Tugas Penggarap....................................................................... 14
e. Berakhirnya Musaqah............................................................... 14
f. Hikmah Musaqah...................................................................... 15
3. Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet............................................ 16
a. Definisi Pendapatan.................................................................. 16
b. Definisi Pengeluaran................................................................. 17
4. Kesejahteraan......................................................................................... 19
a. Teori Kesejahteraan......................................................................... 19
b. KesejahteraanMenurutEkonomi Islam........................................... 21
c. Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam............................................ 22
d. Teori Kesejahteraan Keluarga......................................................... 23
D. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 24
E. Kerangka Berfikir ............................................................................ 34
F. Hipotesis .......................................................................................... 34
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting penelitian......................................................................................... 36
1. Sejarah Singkat Desa Seri Bandung...................................................... 36
2. Letak dan Batas Wilayah Desa Seri Bandung....................................... 36
3. Sistem Pertanian Karet Desa Seri Bandung.......................................... 37
B. Desain Penelitian ........................................................................................ 37
C. Metode Penelitian........................................................................................ 37
D. Populasi dan Sampel.................................................................................... 38
1. Populasi.................................................................................................. 38
2. Sampel.................................................................................................... 38
E. Jenis Dan Sumber Data ............................................................................... 39
F. Variabel-variabel Penelitian......................................................................... 40
1. Variabel Penelitian................................................................................. 40
2. Identifikasi Variabel............................................................................... 40
G. Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 43
H. Teknik Analisis Data.................................................................................... 44
1. Uji Validitas............................................................................................ 45
2. Uji Reabilitas.......................................................................................... 45
3. Analisis Regresi Linier Berganda........................................................... 45
4. Uji Hipotesis........................................................................................... 46
a. Uji Koefisien Determinasi.............................................................. 46
I. Teknik Analisis Deskriptif Kuantitatif......................................................... 48
1. Uji Asumsi Klasik.................................................................................. 48
a. Multikolinieritas............................................................................... 48
b. Heteroskedastitas.............................................................................. 49
c. Autokorelasi...................................................................................... 49
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden............................................................................. 51
1. Karakteristik Responden....................................................................... 51
2. Deskripsi Responden............................................................................. 51
a. Karakteristik responden berdasarkan usia....................................... 52
b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin........................ 53
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan............................ 54
d. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan........................... 55
B. Analisis Data................................................................................................ 56
1. Analisis Deskriptif Variabel................................................................... 54
2. Deskriptif Variabel Pendapatan Petani Karet........................................ 56
3. Deskriptif Variabel Pengeluaran Petani Karet....................................... 57
4. Deskriptif Variabel Kesejahteraan Keluarga......................................... 58
3. Uji Validitas........................................................................................... 59
4. Uji Reabilitas.......................................................................................... 60
5. Uji Normalitas........................................................................................ 62
6. Uji Multikolonieritas.............................................................................. 64
7. Uji Autokorelasi..................................................................................... 65
8. Uji Heteroskedastitas.............................................................................. 66
9. Uji Partial (t)........................................................................................... 67
10. Uji Koefisien Determinasi (R2).............................................................. 69
11. Uji Regresi Linier Berganda................................................................... 70
C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................ 72
1. Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Kesejahteraan Keluarga.. 72
2. Pengaruh Pengeluaran Petani Karet Terhadap Kesejahteraan Keluarga..73
3. Pengaruh Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet Terhadap
Kesejahteraan Keluarga.......................................................................... 74
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 76
B. Keterbatasan Penelitian............................................................................... 77
C. Saran ........................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 80
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Matriks Penelitian Terdahulu .................................................. 26
Tabel 3.1 Tabel Indentifikasi Variabel............................................................... 41
Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................. 52
Tabel 4.2 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............. 53
Tabel 4.3 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.................. 54
Tabel 4.4Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan.................. 55
Tabel 4.5Tabel Deskriptif Variabel Pendapatan Petani Karet (X1).................. 56
Tabel 4.6 Tabel Deskriptif Variabel Pengeluaran Petani Karet (X2)................. 57
Tabel 4.7 Tabel Deskriptif Variabel Kesejahteraan Keluarga (Y)..................... 58
Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Validitas.................................................................... 59
Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Realibilitas ............................................................... 61
Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Normalitas............................................................... 64
Tabel 4.11 Tabel Hasil Uji Mulitikolinieritas..................................................... 65
Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Autokorekasi............................................................ 65
Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji Hipotesis Variabel Pertama...................................... 68
Tabel 4.14 Tabel Hasil Uji Hipotesis Variabel Kedua......................................... 69
Tabel 4.15 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)................................... 70
xvii
Tabel 4.16Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda............................................ 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 34
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 62
Gambar 4.2 Normal Probability Plot...................................................................... 63
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastitas.......................................................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Seri Bandung merupakan salah satu wilayah administratif
Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Desa Seri Bandung terbagi
menjadi dua yaitu Dusun I dan Dusun II. Yang mana penduduknya memenuhi
kebutuhan mereka dengan bekerja sebagai petani karet dan petani tebu. Di
antara banyaknya petani karet, ada sebagian petani yang memiliki kebun
sendiri, namun ada juga yang tidak memiliki kebun karet sendiri. Mereka
yang memiliki kebun mengelola kebun mereka sendiri dengan cara
menjadikan pekerjaan mereka sebagai petani karet ini merupakan pekerjaan
sampingan.
Berbeda dengan petani karet yang tidak memiliki lahan atau kebun
karet, mereka mengelola kebun milik orang lain sebagai mata pencaharian
mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga mereka. Kenyataan inilah yang ada pada warga Desa
Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera
Selatan. Hampir 80% warganya bekerja sebagai petani karet, menggarap
lahan milik orang lain dengan tingkat pendapatan yang jika dilihat dari sisi
harga karet tidak selalu stabil atau naik turun.1
1Survey Langsung Di Desa Seri Bandung Kec.Tanjung Batu, Kab.Ogan Ilir, Sumatera
Selatan
2
Karet alam merupakan salah satu komoditas penting perkebunan
selain kelapa sawit, kakao dan teh, baik sumber pendapatan devisi,
kesempatan kerja, dan pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di
wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan dan sumber
daya hayati. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah petani yang terlibat dalam usaha
karet alam mencapai 1,907 juta kepala keluarga, sehingga banyak penduduk
menggantungkan hidup dengan tanaman ini.2
Pendapatan petani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh
petani dari usaha taninya. Dalam analisis usaha tani, pendapatan petani
digunakan sebagai indikator penting karena merupakan sumber utama dalam
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Faktor pendapatan merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan pola konsumsi, di mana pendapatan
merupakan ukuran penghasilan yang diterima petani dari usaha taninya.
Menurut Hernanto (2005) pendapatan merupakan salah satu bentuk jasa
pengelolaan yang menggunakan lahan, tenaga kerja, dan modal yang dimiliki
dalam usaha taninya.
Tingkat kesejahteraan keluarga petani itu sendiri pun dilihat dari
seberapa besar pendapatan dan pengeluaran yang didapat serta dikelola agar
dapat terjamin kesejahteraan keluarganya, mengingat pendapatan yang
diterima sebagai petani karet tidak selalu tetap dikarenakan harga karet yang
juga turun naik. Hal inilah yang menjadi kendala utama, dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Harga jual karet itu sendiri diperkirakan Rp.700.000,-
2Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia Karet (Rubber). Jakarta:
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. 2006-2011
3
per minggu, itu semua belum termasuk upah atau hasil yang akan dibagi ke
petani karet. Bisa dibayangkan berapa hasil yang diterima oleh petani karet
yang tidak memiliki kebun atau menggarap kebun milik orang lain. Hal ini
belum termasuk dengan harga karet yang tidak selalu tetap, mengingat
tanaman ini sangat bergantung pada musim. Selain itu juga persaingan
kualitas, harga, ekspor karet mentah keluar negeri juga menjadi faktor utama
tidak stabilnya harga karet.
Selain pedapatan yang menjadi faktor utama dalam peningkatan
kesejahteraan keluarga ada faktor yang lain yang ikut menjadi salah satu
masalah peningkatan kesejahteraan keluarga yaitu pengeluaran. Di mana jika
pengeluaran lebih besar, maka jelas bahwa pendapatan yang diterima tidak
bisa memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai salah satu data yang saya dapat di
Desa Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir terdapat
satu keluarga yang mana halnya kepala keluarga yang mencari nafkah sebagai
petani karet. Keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anaknya. Di mana
sang ayah bekerja sebagai petani karet dan istrinya sebagai ibu rumah tangga.
Dengan penghasilan yang tidak menentukan dilihat harga karet yang naik
turun atau tidak stabil tetapi mereka masih bisa memenuhi kebutuhan
keluarga mereka baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder.
Sistem musaqah adalah bentuk kerja sama usaha dalam bidang
perkebunan dengan cara pemilik kebun menyerahkan kepada petani
(penggarap) untuk digarap (ditanami) dan hasilnya dibagi dengan persentase
sesuai dengan kesepakatan. Kerja sama seperti ini sangat positif, karna
4
banyak yang mempunyai kebun sedangkan ia tidak dapat mengelolanya.
Sementara di pihak lain ada orang yang tidak mempunyai kebun, tetapi dapat
mengelola kebun dengan sebaik baiknya.
Penghasilan yang tidak menentu sebagai petani karet, membuat sang
kepala keluarga mencari pekerjaan lain sebagai petani nanas di mana
penghasilan yang didapat jika dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka. Dengan dua orang anak yang masih kecil-kecil dan
membutuhkan kebutuhan hidup yang layak seperti susu, dan sekolah. Dilihat,
dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan dan pengeluaran
memiliki pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan kelurga petani
tersebut.3
Dari uraian di atas mengenai pendapatan dan pengeluaran petani karet
Desa Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu, maka penuilis tertarik untuk
membahas masalah “Pengaruh Pendapatan Dan Pengeluaran Petani
Karet Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan
Ilir (Studi Kasus Desa Seri Bandung)”
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan ini teratur dan sistematis, maka perlu dirumuskan
permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pendapatan petani karet terhadap kesejahteraan
keluarga?
3Survey langsung dengan responden di Desa Seri Bandung 2016
5
2. Bagaimana pengaruh pengeluaran petani karet terhadap kesejahteraan
keluarga?
3. Apakah pendapatan dan pengeluaran petani karet mempengaruhi
kesejahteraan keluarga?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi untuk menghindari terlalu luasnya
penelitian yang akan dilakukan, maka penelitian ini hanya mengenai
“Pengaruh Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan Ilir di Desa Seri Bandung”
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian dan pertanyaan penelitian,
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah pendapatan petani karet mempengaruhi
kesejahteraan keluarga atau tidak.
2. Untuk mengetahui apakah pengeluaran petani karet mempengaruhi
kesejahteraan keluarga atau tidak.
3. Untuk mengetahui apakah pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga atau tidak.
6
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur ilmu
pengetahuan tentang pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
1. Bagi akademisi dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu
ekonomi, melalui pendekatan dan cakupan variabel yang digunakan,
terutama yang berhubungan dengan hal-hal yang mempengaruhi
pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga
2. Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam
melakukan penelitian yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran
petani karet di Desa Seri Bandung.
b. Kegunaan Praktis
1. Bagi penulis, penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk sarana
untuk menambah ilmu pengetahuan pengaruh tingkat pendapatan dan
pengeluaran dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
bisa menjadi referensi sebagai ilmu pengetahuan tentang pendapatan dan
pengeluaran petani karet dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
7
E. Kontribusi Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat
digunakan, antara lain
1. Untuk menambah pemahaman pemahaman secara praktis dalam bidang
ilmu ekonomi, sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pengembangan
ilmu yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran petani karet di
Desa Seri Bandung.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga pengajar (dosen) Ekonomi Islam
dalam menentukan atau memilih keputusan dalam menetukan tingkat
pendapatan dan pengeluaran petani karet.
3. Untuk meningkatkan kualitas program pengembangan ilmu melalui
pendekatan dan cakupan variabel yang digunakan, selanjutnya diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan mahasiswa/i.
4. Sebagai landasan empiris atau kerangka acuan untuk penelitian dimasa
yang akan datang
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
Bab I : Pendahuluan
Bab berisi tentang uraian latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
8
Bab II : Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung
penelitian ini, pendapatan dan pengeluaran petani
karet, sistem pertanian dalam Islam (musaqah), teori
kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan keluarga
petani karet. Pengembangan hipotesis, kerangka
teori, dan hipotesis
Bab III : Metodelogi Penelitian
Bab ini berisi tentang metode penelitian, variabel
penelitian, dan definisi operasional variabel, jenis
dan sumber data, metode pengumpulan data, dan
teknik analisis data, uji validitas, uji reabilitas, uji
normalitas, uji linieritas, uji heteroskedastitas,uji
multikolonieritas, uji koefisien determniasi, uji
autokorelasi, uji simultan (F), uji parsial (t), uji
regresi linier berganda.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisikan gambaran umum mengenai
pendapatan dan pengeluaran petani karet. Serta pada
bab ini juga akan dibahas mengenai hasil dari
observasi pada objek yang dipilih sebagai tempat
mendapatkan informasi serta hasil analisa yang akan
disajikan dalam bentuk deskriptif atas semua data
9
yang diperoleh dari hasil observasi peneliti dengan
berpedoman pada landasan teori.
Bab V : Penutup
Pada bab ini, berisikan kesimpulan dan saran-saran
yang berkaitan dengan pembahasan dan studi serta
kebijakan selanjutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Sistem Pertanian Modern Dan Tradisional
a. Sistem Pertanian Modern
Sistem pertanian modern adalah sistem pertanian yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dengan penambahan unsur
eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang
tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada sistem ini telah maju dan
berkembang. Namun, dampak positif yang dihasilkan berupa peningkatan
produksi tidak bertahan lama. Hal ini karena terjadi penurunan kualitas tanah
dan penumpukan residu dalam tanah yang dapat meracuni tanaman sehingga
sistem ini dianggap tidak arif lagi. Pada perkembangannya sistem pertanian
konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan
program yang dilakukan.4
b. Sistem Pertanian Tradisional
Sistem pertanian tradisional adalah sistem yang dimulai sejak manusia
memilih, memulai, menetap dan berladang pada satu lokasi saja. Pada sistem
ini teknologi pertaniannya tergolong sangat rendah karena hanya
menggunakan peralatan pertanian yang masih sederhana dan belum
berkembang. Selain itu, pertanian tradisional ini masih sangat bersahabat
4Septana dan Ashari, Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan Usaha,
(Jurnal Litbang Pertanian, 2007), hlm 26
11
dengan alam, arif dan mendukung ekosistem, hal ini karena petani masih
membiarkan berbagai macam hewan tetap hidup sehingga ketersediaan rantai
makanan untuk flora dan fauna yang hidup didalamnya terjaga.5
2. Kerjasama Dalam Bidang Pertanian Dalam Perspektif Islam
A. Pengertian Muzara’ah
Secara etimologi, muzara’ah berarti kerjasama di bidang pertanian
antara pihak pemilik tanah dan petani penggarap. Secara terminologi, terdapat
beberapa definisi muzara’ah yang dikemukakan ulama fiqh.
1) Ulama Malikiyah, mendefinisikan muzara’ah sebagai perserikatan
dalam pertanian.
2) Ulama Hanabilah, mendefinisikan muzara’ah merupakan penyerahan
tanah pertanian kepada petani untuk digarap dan hasilnya dibagi
berdua.
3) Ulama Safi’i, mendefinisikan muzara’ah merupakan pengelolahan
tanah oleh petani dengan imbalam hasil pertanian, sedangkan bibit
pertanian disediakan penggarap tanah.
4) Ulama Hanafiyah, muzara’ah ialah akad untuk bercocok tanam dengan
sebagian yang keluar dari bumi.6
Jadi, muzara,ah itu yaitu kerjasama antara pemilik tanah dan
penggarap tanah dengan perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut
kesepakatan bersama, sedangkan benih (bibit) tanaman berasal dari pemilik
tanah.
a. Dasar Hukum Muzara’ah
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW pernah
memberikan tanah Khaibar kepada penduduknya (waktu itu mereka masih
Yahudi) untuk digarap dengan imbalan pembagian hasil buah-buahan dan
5Ibid
6 Abdul Rahman. Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm
114
12
tanam-tanaman. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir yang mengatakan
bahwa bangsa Arab dengan senantiasa mengolah tanahnya secara muzara’ah
dengan rasio bagi hasil 1/3, 2/3, 1/4, 3/4, 1/2 maka Rasulullah SAW pun
bersabda:
“Hendaklah menanami atau menyerahkannya untuk digarap. Barang
siapa tidak melakukan salah satu dari keduanya, tahanlah tanahnya.”
Bukhari mengatakan bahwa telah berkata Abu Jafar, “Tidak ada
satupun di Madinah kecuali penghuninya mengelolah tanah secara muzura’ah
dengan pembagian hasil 1/3 dan 1/4. Hal ini telah dilakukan oleh Syadina Ali,
Sa’ad bin Waqash, Ibnu Mas’ud, Umar bin Abdul Azis, Qasim, Urwah,
keluarga Abu Bakar, dan keluarga Ali.7
B. Pengertian Mukhabarah
Mukhabarah adalah bentuk kerjasama antara pemilik sawah/ tanah
dan penggarap dengan perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi antara pemilik
tanah dan penggarap menurut kesepakatan bersama, sedangkan biaya, dan
benihnya dari penggarap.8Perbedaan antara muzara’ah dan mukhabarah
hanya terletak dari benih tanaman. Dalam muzara’ah, benih tanaman berasal
dari pihak pemilik tanah, sedangkan dalam mukhabarah, benih tanaman
berasal dari pihak penggarap.9
C. Pengertian Musaqah
Musaqah diambil dari kata Al-saqa, yaitu seseorang bekerja pada
pohon tamar, anggur (mengurusnya), atau pohon-pohon yang lainnya supaya
7Op. Cit., hlm. 240
8Op. cit , hlm. 117
9Ibid
13
mendatangkan kemaslahatan dan mendapatkan bagian tertentu hasil yang
diurus sebagai imbalan. Menurut istilah, al-musaqah di definisikan oleh para
ulama sebagaimana dikemukan oleh Abdurrahman al-Jaziri.10
Menurut al-
Jaziri, al-Musaqah adalah akad untuk peliharaan pohon kurma, tanaman
(pertanian) dan yang lainnya dengan syarat-syarat tertentu. Menurut
Malikiyah, al-Musaqah adalah sesuatu yang tumbuh ditanah. Menurut
Malikiyah, sesuatu yang dapat tumbuh ditanah dibagi menjadi lima macam
yaitu :
a. Pohon-pohon tersebut berakar kuat (tetap) dan berbuah. Buah itu dipetik
serta pohon tersebut tetap ada dengan waktu yang lama, misalnya pohon
anggur dan zaitun.
b. Pohon-pohon tersebut berakar tetap, tetapi tidak berubah seperti pohon
kayu keras, karet, dan jati.
c. Pohon-pohon tersebut tidak berakar kuat, tetapi berubah dan dapat dipetik,
seperti padi dan qatsha’ah.
d. Pohon-pohon tersebut tidak berakar kuat dan tidak ada buahnya yang dapat
dipetik, tetapi memiliki kembang yang bermanfaat, seperti bunga mawar.
e. Pohon-pohon yang diambil hijau dan basahnya sebagai suatu manfaat,
bukan buahnya seperti tanaman hias yang ditanam di halaman rumah dan
ditempat lainnya.
10
Al-Jaziri Abdurahman. t.th , al-Fiqh ‘Ala Madzahib al Ar-ba’ah, (Beirut: Dar al-Qalam
1969), hlm 21
14
a. Dasar Hukum Musaqah
Dalam menentukan keabsahan akad musaqah dari segi syara’,
terdapat perbedaan ulama fiqh. Imam Abu Hanifa dan Zufar ibn Huzail
mereka berpendirian bahwa akad al-Musaqah dengan ketentuan petani
penggarap mendapatkan sebagian hasil kerjasama ini adalah tidak sah, karena
Musaqah seperti ini termasuk mengupah seseorang dengan imbalan sebagian
hasil dari panen kebun tersebut.11
Asas hukum musaqah ialah sebuah hadist yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari Ibnu Amr r.a., bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
“Memberikan tanah Khaibar dengan bagian separoh dari penghasilan, baik
buah-buahan maupun pertanian (tanaman). Pada riwayat lain dinyatakan
bahwa Rasul menyerahkan tanah Khaibar itu kepada Yahudi, untuk diolah
dan modal dari hartanya, penghasilan separohnya untuk Nabi” 12
b. Rukun dan Syarat Musaqah
Rukun-rukun musaqah menurut ulama Syafi’iyah ada lima berikut ini:
a) Shigat, yang dilakukan kadang-kadang dengan jelas (shahih) dan dengan
samaran (kinayah). Diisyaratkan sighat dengan lafazh dan tidak cukup
dengan perbuatan saja.
b) Dua orang atau pihak yang berakad (al-aqidani), diisyaratkan bagi orang-
orang yang berakad dengan ahli (mampu) untuk mengelola akad, seperti
baligh, berakal, dan tidak berada dibawah pengampunan.
c) Kebun dan semua pohon yang berbuah, semua pohon yang berbuah boleh
diparohkan (bagi hasil), baik yang berbuah tahunan (satu kali dalam
11
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000) hlm. 282 12
Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah (jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) hlm. 148
15
setahun) maupun yang buahnya hanya satu kali kemudian mati, seperti
padi, jagung, dan yang lainnya.
d) Masa kerja, hendaklah ditentukan lama waktu yang akan dikerjakan,
seperti satu tahun atau sekurang-kurangnya menurut kebiasaan. Dalam
waktu tersebut tanaman atau pohon yang diurus sudah berbuah, juga yang
harus ditentukan adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh tukang
kebun, seperti menyiram, memotongi cabang-cabang pohon yang akan
menghambat kesuburan buah, atau mengawinkannya.
e) Buah hendaklah ditentukan bagian masing-masing (yang punya kebun dan
bekerja di kebun), seperti seperdua, sepertiga, seperempat, atau ukuran
yang lainnya. 13
c. Musaqah Yang Diperbolehkan
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah yang diperbolehkan
dalam musaqah. Dawud berpendapat bahwa yang boleh di musaqah kan
hanyalah kurma. Menurut Syafi’yah yang boleh di musaqah kan hanyalah
kurma dan anggur saja. Sedangkan menurut Hanafiyah semua pohon yang
mempunyai akar ke dasar bumi dapat di musaqah kan seperti tebu. Apabila
waktu lamanya musaqah tidak ditentukan ketika akad, maka waktu yang
berlaku jatuh hingga pohoin itu menghasilkan yang pertama setelah akad, sah
pula untuk pohon yang berbuah secara berangsur sedikit demi sedikit, seperti
terong.
13
Asy-Shiddieqy Hasbi, Pengantar Fiqh Muamalah, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang,
1984), hlm 91
16
Menurut Imam Malik musaqah tidak di bolehkan untuk semua pohon
yang memiliki akar kuat, seperti dilema, tin, zaitun, dan pohon-pohon yang
serupa dengan itu dan dibolehkan pula untuk pohon-pohon yang berakar tidak
kuat, seperti semangka dalam keadaan pemilik tidak lagi memiliki
kemampuan untuk menggarapnya. Menurut madzhab Hanbali, musaqah
diperbolehkan untuk semua pohon yang buahnya dapat dimakan. Dalam kitab
al-Mughni, Imam Malik berkata, musaqah diperbolehkan untuk pohon tadah
hujan dan diperbolehkan pula untuk pohon-pohon yang disiram.
d. Tugas Penggarap
Kewajiban penyiram (musaqi) menurut Imam Nawawi adalah
mengerjakan apa saja yang dibutuhkan pohon-pohon dalam rangka
pemeliharaannya untuk mendapatkan buah. Ditambahkan pula untuk setiap
pohon yang berbuah musim diharuskan menyiram, membersihkan saluran air,
mengurus pertumbuhan pohon, memisahkan pohon-pohon yang merambat,
memelihara buah, dan perintisan batangnya.14
e. Berakhirnya Akad Musaqah
Menurut ulama fiqh , akad musaqah berakhir apabila:
1. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad telah habis.
2. Salah satu pihak meninggal dunia.
3. Ada unsur yang membuat salah satu pihak tidak boleh melanjutkan akad.15
14
Dr.Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007),
hlm150 15
Op. Cit nasrun hlm. 27l
17
f. Ketentuan Musaqah
Ketentuan musaqah adalah sebagai berikut:
1) Pemilik lahan wajib menyerahkan tanaman kepada pemelihara.
2) Pemelihara wajib memelihara tanaman yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Pemelihara tanaman disyaratkan memiliki keterampilan untuk melakukan
pekerjaan.
4) Pembagian hasil dari pemeliharaan tanaman harus dinyatakan secara pasti
dalam akad.
5) Pemeliharaan tanaman wajib mengganti kerugian yang timbul dari
pelaksanaan tugasnya jika kerugian tersebut disebabkan oleh
kelalaiannya.16
g. Hikmah Musaqah
Ada orang kaya yang memiliki tanah yang ditanami pohon kurma dan
pohon-pohon yang lain, tetapi dia tidak mampu untuk menyirami
(memelihara) pohon ini karena ada suatu halangan yang menghalanginya.
Maka Allah yang Maha Bijaksana memperbolehkan orang itu untuk
mengadakan suatu perjanjian dengan orang yang dapat menyiraminya, yang
masing-masing mendapatkan bagian dari buah yang dihasilkan. Dalam hal ini
ada dua hikmah:
1) Menghilangkan kemiskinan dari pundak orang-orang sehingga dapat
mencukupi kebutuhannya.
2) Saling tukar manfaat di antara manusia.
Disamping itu, ada faedah lain bagi pemilik pohon, yaitu karena
pemelihara telah berjasa merawat hingga pohon menjadi besar. Kalau
seandainya pohon itu dibiarkan begitu saja tanpa disirami, tentu dapat mati
dalam waktu singkat. Belum lagi faedah dari adanya ikatan cinta, kasih
16
Op. cit. Hlm 242-243
18
sayang, antara sesama manusia, maka jadilah umat ini umat yang bersatu dan
bekerja untuk kemaslahatan, sehingga apa yang diperoleh mengandung
faedah yang benar.
Dari ketiga sistem pertanian diatas, Desa Seri Bandung menggunakan
sistem pertanian Musaqah yaitu antara pemilik lahan dan penggarap hanya
mengenal sistem paroan dimana hasil yang diterima rata-rata 70% untuk
pemilik kebun dan 30% untuk penggarap. Hasil ini menurut mereka susah
sesuai dengan perjanjian yang mereka sepakati sebelum memulai penggarap
kebun. Namun, sebenarnya mereka sudah menanamkan sistem Musaqah, tapi
pengetahuan yang awam membuat mereka tidak mengetahui bahwa sistem
yang mereka gunakan sudah sesuai dengan sistem yang ditanamkan oleh
Islam.
3. Pendapatan Dan Pengeluaran Petani Karet
A. Definisi Pendapatan Petani
Pendapatan petani adalah pendapatan yang berasal dari bidang
pertanian atau yang berasal dari usaha tani sendiri (on-farm), pendapatan
yang berasal dari luar pertanian (non-farm) dan pendapatan yang bersumber
dari berburuh tani (off-farm).17
Pendapatan adalah ukuran penghasilan yang
diterima oleh petani dari usahataninya, pendapatan petani digunakan sebagai
indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi
17
Dewa K.S. Swastika,dkk “Struktur Penguasaan Lahan Dan Pendapatan Rumah
Tangga Tani
(Studi Kasus Di Kabupaten Kapuas Dan Barito Selatan, Kalimantan Tengah)” (Kalimantan,
2000)
19
kebutuhan sehari-hari.18
Atau yang diterima atas hasil kerjanya dalam suatu
periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Sedangkan
menurut Sukirno pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
masyarakat atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,
mingguan, bulanan ataupun tahunan.
Pendapatan petani dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Pendapatan On Farm
Yaitu pendapatan yang diterima dari hasil usaha tani sendiri seperti
menjadi petani karet.
2) Pendapatan Off-Farm
Yaitu pendapatan usaha tani yang diterima dari hasil diluar hasil usaha
tani sendiri seperti menjadi buruh bangunan buruh angkut, dan buruh pabrik.
3) Pendapatan Non-Farm
Yaitu pendapatan usaha tani yang diterima dari luar sektor pertanian
seperti perdagangan tengkulak, warung, dan pedagang keliling.19
Penerimaan atau pendapatan kotor usaha tani (grossfarm income)
didefinisikan sebagai nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu
tertentu, baik dijual maupun tidak dijual. Penerimaan usaha tani didefinisikan
18
Hernanto “Pendapatan Usahatani Ubi Kayu dan Efisiensi
Pemasaran”.http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/11371/1/09E02924.pdf. (diakes 16
Maret 2016)
19Ibid, hlm 17
20
sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam
produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani.20
Penerimaan usaha tani adalah sebagai nilai produksi total usahatani
dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.
Penerimaan dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah produksi total
dengan harga yang berlaku dipasaran. Sedangkan pendapatan usahatani
merupakan selisih dari penerimaan dan pengeluaran total usahatani, dimana
pengeluaran total usahatani adalah nilai samua input yang habis dipakai atau
dikeluarkan dalam proses produksi.
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria wajib atau tidak nya
suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan
kesejahteraan akan rendah pul. Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan
pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan
dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat
tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu
daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah
tersebut tinggi pula.21
B. Definisi Pengeluaran
Pengeluaran masyarakat terdiri dari pengeluaran pangan dan non
pangan. Pengeluaran pangan merupakan salah satu variabel yang dapat
digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat, dengan
20
Seokartawi, Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil, (Jakarta
: UI-Press, 1986) 21
Mahyu Danil ,” Pengaruh Pendapatan Terhadao Tingkat Konsumsi Pegawai Negeri
Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”, Jurnal Ekonomika Universitas Al-Muslim Bireuen
Aceh, Vol IV No 7.9 “
21
melihat pangsanya terhadap pengeluaran total. Semakin rendah pangsa
pengeluaran pangan berarti tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik.
Deaton dan Muelbauer dalam ilham menyatakan, untuk komoditas pangan,
peningkatan pendapatan tidak diikuti dengan permintaan progresif.
Berdasarkan hal tersebut dan dengan asumsi hargapangan yang dibayar
rumah tangga adalah sama, maka menurut Hukum Engel pangsa
pengeluaran.22
Pada umumnya konsumsi atau pengeluaran rumah tangga berupa
kebutuhan pangan dan non pangan yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan,
bisa terjadi apabila tingkat pendapatan rendah maka terlebih dahulu
memprioritaskan pengeluaran untuk bahan pangan dibanding bukan makanan.
Namun demikian, seiring dengan pergeseran dan peningkatan pendapatan,
proporsi pola pengeluaran untuk bahan makanan akan menurun dan
meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan non pangan. Seiring dengan
kondisi tersebut akan terukur tingkat kesejahteraan masyarakat, apakah
pendapatan yang diterima dari mata pencaharian sebagai petani mampu
dibelanjakan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan atau kebutuhan non
pangan.
Pendapatan yang diperoleh rumah tangga petani tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari baik kebutuhan pangan
dan kebutuhan non pangan. Secara garis besar kebutuhan rumah tangga tani
22
A Yudaningrum W, “Analisis Hubungan Proporsi Pengeluaran dan Konsumsi Pangan
dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Kulonprogo”,
http://www.eprints.uns.ac.id/berita.html. (diakses 16 Maret 2016)
22
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yaitu kebutuhan akan
pangan dan kebutuhan non pangan. Pada tingkat pendapatan tertentu, rumah
tangga petani karet mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kedua
kebutuhan tersebut.
Kebutuhan pangan terdiri dari bahan-bahan pangan yang dikonsumsi
dan bersumber dari karbohidrat seperti padi-padian dan umbi-umbian, pangan
hewani seperti daging, ikan, telur, dan susu, minyak dan lemak, kacang-
kacangan, bahan minuman seperti gula, kopi, teh, sayur-sayuran, buah-
buahan dan lain sebagainya. Sedangkan pengeluaran non pangan berupa
perumahan, barang serta jasa.23
Menurut Sukirno (1994) dalam ilmu ekonomi konsumsi adalah
penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.
Konsumsi harus dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari
kegiatan produksi, atau dengan kata lain produksi adalah alat bagi konsumsi.
Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari pendapatannya yang
dibelanjakan. Sedangkan bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut
tabungan. Apabila pengeluaran-pangeluaran konsumsi semua orang dalam
satu negara dijumlahkan, maka akan menghasilkan pengeluaran konsumsi
negara yang bersangkutan.24
23
Nurlaili Gultom “Analisis Perbandingan Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Petani Di
Kabupaten Ogan Komering Ulu”, http://jurnal-agriba.info/wp-content/uploads/2014/09/8-
Nurlaili_Gultom.pdf (diakses, 18 Maret 2016) 24
Dumairy, Perekonomian Indonesia, (Jakarta : Erlangga, 1999), hlm 16
23
C. Kesejahteraan
a. Teori Kesejaheraan
Menurut ekonom Itali Vilveredo Pareto, telah menspesifikasikan suatu
kondisi atau syarat terciptanya alokasi sumber daya secara efisien atau
optimal, yang kemudian terkenal dengan istilah syarat atau kondisi pareto
(Pareto Condition). Kondisi pareto adalah suatu alokasi barang sedemikian
rupa, sehingga bila dibandingkan dengan alokasi lainnya, alokasi tersebut
akan merugikan pihak manapun dan salah satu pihak pasti diuntungkan. Atas
kondisi pareto juga bisa didefinisikan sebagai suatu situasi di mana sebagaian
atau semua pihak individu akan mungkin lagi diuntungkan oleh pertukaran
sukarela.25
Teori kesejahteraan menurut ekonomi secara umum oleh Albert dan
Hahnel diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni classical utilitarian,
neoclassical welfare theory, dan new contractarian approach. Pendekatan
classical utilitarian menekankan bahwa kesenangan (pleasure) atau kepuasan
(utility) seseorang dapat diukur dan bertambah. Neoclassical welfare theory
merupakan teori kesejahteraan yang mempopulerkan prinsip Pareto
Optimality. Selain prinsip Pareto Optimality, neoclassical welfare theory juga
menjelaskan bahwa fungsi kesejahteraan merupakan fungsi dari semua
kepuasan individu. New contractarian approach. Prinsip ini adalah bahwa
individu yang rasionalakan setuju dengan adanya kebebasan maksimun dalam
hidupnya.
25
Rindi Anggoro Sukma, Analisis Factor-faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di
Indonesia, Skripsi Sarjana S1 Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang. 2012
24
Teori ini setidaknya dapat menjawab pertanyaan mengapa seorang
istri mau bekerja bahkan disektor informal, yaitu karena adanya kepuasan
batin yang diterima dan rasa senang bisa berkontribusi untuk perekonomian
keluarga, dan mungkin nilainya lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah
rupiah yang mereka terima. Adapun pengertian mengenai kesejahteraan
keluarga di Indonesia oleh pemerintah selama ini menurut Suyoto
dikelompokkan ke dalam dua tipe, yaitu Pertama, Tipe Keluarga Pra-sejahtera
adalah keluarga yang masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya berupa sandang, pangan, dan papan. Keluarga pra-sejahtera
identik dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapat menempuh
pendidikan secara layak, tidak memiliki penghasilan tetap, belum
memperhatikan masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit,
mempunyai masalah tempat tinggal dan masih perlu mendapat bantuan
sandang dan pangan.26
b. Kesejahteraan Keluarga Dalam Perspektif Islam
Kesejahteraan keluarga dalam perspektif Islam adalah terpenuhinya
kebutuhan materiil di dunia untuk tujuan jangka panjang diakhirat, dan
kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat adalah kemenangan dan
keberuntungan yang disebut dengan falah. Kesejahteraan sejati dalam
perspektif Islam tidak selalu diwujudkan hanya dalam memaksimalkan
26
Weni Alinda Retningtyas, Gambaran Tingkat Kesejahteraan Penenun Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM) di Dusun Gamplong IV, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Skripsi Sarjana
S1Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta, 2012
25
kekayaan dan konsumsi saja, tetapi juga menuntut aspek materi dan spiritual
diri manusia dalam suatu cara yang seimbang.
Kebutuhan materi meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan,
transportasi, jaminan hidup, serta harta benda yang memadai dan semua
barang dan jasa yang membantu memberikan kenyamanan dan kesejahteraan
riil. Sedangkan kebutuhan spiritual mencakup ketaatan kepada Allah,
kedamaian pikiran (budi pekerti), kebahagiaan batin, keharmonisan keluarga,
dan masyarakat. 27
c. Teori Kesejahteraan Keluarga
Status kesejahteraan dapat diukur berdasarkan proporsi pengeluaran
rumah tangga (Bappenas, 2000). Rumah tangga dapat dikategorikan sejahtera
apabila proporsi pengeluaran untuk kebutuhan pokok sebanding atau lebih
rendah dari proporsi dari pengeluaran kebutuhan bukan pokok, seperti
pendidikan, pakaian, kesehatan, rekreasi, dan kebutuhan sosial masyarakat
lainnya.
Selain menurut Bappenas tahun 2000 Tingkat kesejahteraan petani
karet juga ini diukur dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan oleh
BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2009. Kesejahteraan rumah tangga
petani karet berdasarkan enam indikator kesejahteraan BPS (Badan Pusat
27
Muchtar Surullah, Disertasi “Pengaruh Budaya Organisasi Keluarga
Sejahtera”(Perpustakaan Airlangga)
26
Statistik) yaitu rumah tangga, dan ketenagkerjaan, kesehatan, pendidikan,
konsumsi, perumahan, sosial, budaya, dan kehidupan beragama.28
(Sukirno, 1985). Kesejahteraan menggambarkan kapuasan seseorang
karena mengkonsumsi pendapatan yang diperoleh. Pengukuran kesejahteraan
dapat dilakukan terhadap kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pangan, sandang, papan dan kebutuhan yang bersifat kebendaan lainnya.
Kesejahteraan menggambarkan kepuasan seseorang karena mengkonsumsi
pendapatan yang diperoleh.
Pengukuran kesejahteraan dapat dilakukan terhadap kemampuan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, dan kebutuhan
yang bersifat kebendaan laiinya. Peningkatan kesejahteraan petani tidak saja
dipengaruhi faktor-faktor terkait dengan pertanian tetapi juga faktor-faktor
non pertanian. Peningkatan petani memiliki beberapa dimensi baik dari sisi
produktifitas usahatani maupun dari sisi kerja sama lintas sektoral dan daerah.
D. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian Alhidayad (2008), disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Desa Pulau Pandan
Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun adalah pendidikan, jumlah anggota
keluarga, jarak kebun, jam kerja efektif, secara parsial maupun secara
bersama-sama mempengaruhi produksi karet maupun pendapatan petani
karet. Peneliti menggunakan metode analisis deskrif kualitatif dan analisis
kuantitatif. Dari perhitungan Gini Rasio untuk pendapatan total petani karet
28
Reni Mardina dkk “ Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Karet Rakyat di Kecamatan
Bumi Agung Kabupaten Way Kanan”, http://digilib.unila.ac.id/3869/12/BAB%20II.pdf (diakses
18 Maret 2016)
27
responden adalah sebesar 0,13502, angka ini menunjukkan bahwa distribusi
pendapatan di Desa Pulau Pandan berada pada ketimpangan yang rendah,
sedangkan perhitungan Gini Ratio untuk pendapatan dari usaha tani karet
diperoleh angka sebesar 0,194, angka ini menunjukkan ketimpangan yang
rendah.
Berdasarkan penelitian Novita (2010), yang menganalisa pendapatan
usaha tanaman karet di Kabupaten Kampar dan diketahui bahwa sebagian
besar petani karet di Kabupaten Kampar memiliki penghasilan yang relatif
cukup besar di mana rata-rata penghasilan bersih sebesar Rp 600.658,00.
Pengeluaran untuk konsumsi petani karet rata-rata sebesar Rp 1.086.052,00
dan rata-rata pengeluaran nonpangan sebesar Rp 867.059,00 maka
perbandingan antara konsumsi pangan dan nonpangan menunjukkan lebih
besar konsumsi pangan, dan ini menunjukkan bahwa pendapatan yang
diterima oleh keluarga petani karet di Kabupaten Kampar telah cukup untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Penelitian Husinsyah (2006), bermaksud untuk mengetahui kontribusi
pendapatan petani karet terhadap pendapatan petani di Kampung Mencimai.
Dari hasil penelitian, maka diketahui pendapatan petani dari usaha kebun
karet adalah Rp 342.921,000,00 per tahun atau Rp 14.909,608,70 per
responden per tahun, hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani dari
perkebunan karet sangat membantu keuangan keluarga petani di Kampung
Mencimai. Penelitian juga menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani karet dengan menggunakan analisis regresi linier. Faktor
Luas tanam (ha), biaya sarana produksi (Rp tahun-1) dan penggunaan tenaga
kerja (HOK), berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani karet di
Kampung Mencimai.29
29
Mohammad Adriez Faidhzal “Analisis Kualitas Karet Rakyat Kaitannya Dengan
Kesejahteraan Petani Karet Rakyat Di Kecamatan Belambungan Umpu Kabupaten Way Kanan
28
Khairil Anwar (1993) dalam skripsinya yang berjudul” Analisis Pola
Konsumsi Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Bireuen Aceh”. Pengeluaran
konsumsi rumah tangga ditentukan oleh banyak faktor, namun yang paling
penting dari faktor-faktor yang menentukan pengeluaran konsumsi hanya dua,
yaitu : pendapatan disposible dan pengharapan terhadap pendapatan dimasa
yang akan datang.
Selanjutnya skripsi berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Praktik Pengairan Sawahdi dusun Sindet Desa Trimulyo Kecamatan Jetis
Kabupaten Bantul” oleh Lara Harnita. Dalam skripsi tersebut disimpulkan
Proses terjadinya praktik pengairan sawah di Dusun Sindet ini sudah
terlaksana dengan baik dan tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.
Karena tujuan dari kerjasama ini adalah untuk menyejahterakan masyarakat
petani. Pandangan hukum Islam terhadap praktik pengairan sawah di Dusun
Sindet ini sudah sesuai dengan hukum Islam. Dapat dilihat praktik pengairan
sawah yang dilakukan oleh pihak pompanisasi dan pihak masyarakat petani di
dusun Sindet masuk dalam bidang mu’amalat kususnya dalam bidang
musāqah.30
Epi Yuliana “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil
Penggarapan Kebun Karet di Desa Bukit Selabu Kabupaten Musi Banyuasin
Sumatera Selatan”. Dalam skripsi yang ditulisnya tersebut menyimpulkan
bahwa bagi hasil penggarapan kebun karet di Desa Bukit Selabu adalah
http://digilib.unila.ac.id/6138/11.haspreviewThumbnailVersion/BAB%20I.pdf (diakses pada
tanggal 18 Maret 2016) 30
Novi Setyowati, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pengairan Sawah Di Dusun
Sindet Desa Trimulyo Kecamatan JetisKabupaten Bantul”, (Jogjakarta: Fakultas Syari’ah Dan
Hukum UIN Sunan Kalijaga, 2013) Skripsi Diterbitkan
29
aplikasi dari kerjasama dalam bidang pertanian musaqah dan pembagian hasil
dilaksanakan menurut adat kebiasaan yang telah menjadi ketentuan hukum
adat dan telah disetujui serta dijalankan oleh masyarakat di Desa Bukit
Selabu.31
Tabel 2.1
Matriks Penelitian Terdahulu
No Judul Penulis Tahun/Tempat Hasil/Temuan
1. Analisis Jual
Beli Getah
Karet Secara
Terikat
Terhadap
Pendapatan
Masyarakat
Dalam
Perspektif
Ekonomi
Islam (Studi
Kasus Desa
Muara
Embrung
Kecamatan
Rambang
Dangka
Kabupaten
Muara Enim)
Nia
Astarina
2014/ Muara
Enim
Teti Wijayanti (2012)
dalam skripsinya yang
berjudul Analisis
Pendapatan Usaha Tani
Karet di Desa Bunga
Putih Kecamatan Marang
Kayu Kabupaten Kutai
Karta Negara
menjelaskan bahwa
pendapatan yang
diperoleh petani dalam
satu tahun adalah
Rp 2.316.235.866,67 Ha
dengan rata-rata Rp
59.390.663,25
responden. Rata-rata nilai
efisiensi yang diperoleh
dalam usaha tani ini
adalah 11,66 yang berarti
bahwa usaha tani karet
ini menguntungkan.
Arif Kurniawan (2013)
dalam skripsinya yang
berjudul Analisis
Pendapatan Petani Karet
Lateks di Desa
Pangkalan Baru
Kecamatan Timpunak
31
Epi Yuliana, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Penggarapan Kebun Karet Di Desa Bukit Selabu Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan”, (Jogjakarta: Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, 2008) Skripsi Diterbitkan
30
Kabupaten Sintang
menjelaskan bahwa
masyarakat pendapatan
tiap bulannya mencapai
Rp 2.800.000 dengan
perhitungan 1 hektar 10
kg x harga perkilo Rp
14.000 x 20 hari kerja.
Faktor yang
mempengaruhi
pendapatan masyarakat
ini adalah pembeli karet,
iklim dan cuaca serta
jumlah pohon karet yang
produktif disadap,
kesuburan tanah, lahan.
2. Pendapatan
Usaha
Tanaman
Karet di
Kabupaten
Kampar
Novita 2010/
Kabupaten
Kampar
Diketahui bahwa
sebagian besar petani
karet di Kabupaten
Kampar memilki
penghasilan memiliki
penghasilan yang relatif
yang cukup besar di
mana rata-rata
penghasilan bersih
sebesar Rp 600.658,00.
Pengeluaran untuk
konsumsi petani karet
rata-rata sebesar Rp
1.086.052,00 dan rata-
rata pengeluaran non
pangan sebesar Rp
867.059,00 maka
perbandingan antara
konsumsi pangan dan
non pangan
menunjukkan lebih besar
konsumsi pangan, dan ini
menunjukkan bahwa
pendapatan yang
diterima leh keluarga
petani karet di Kabupaten
Kampar telah cukup
untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga.
31
3. Kontribusi
Pendapatan
Petani Karet
Terhadap
Pendapatan
Petani di
Kampung
Mencimai.
Husinsya
h
2006/ Mencimai Dari hasil penelitian,
maka diketahui
pendapatan petani dari
usaha kebun karet adalah
Rp.342.921.000,00 per
tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa
pendapatan petani dari
perkebunan karet sangat
membantu keuangan
keluarga petani di
Kampung Mencimai.
Penelitian juga
menganalisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pendapatan petani karet
dengan menggunakan
anilisis regresi
linier.faktor luas tanam
(ha), biaya sarana
produksi (Rp tahun-1)
dan penggunaan tenaga
kerja (HOK),
berpengaruh nyata
terhadap pendapatan
petani karet di Kampung
Mencimai.
4. Analisis Pola
Konsumsi
Masyarakat
Pedesaan di
Kabupaten
Bireuen
Aceh.
Khairil
Anwar
1993/Aceh Pengeluaran konsumsi
rumah tangga ditentukan
oleh banyak faktor,
namun yang paling
penting dari faktor-faktor
yang menentukan
pengeluaran konsumsi
hanya dua, yaitu :
pendapatan disposible
dan pengharapan
terhadap pendapatan
dimasa yang akan
datang.
32
5. Tinjauan
Hukum Islam
Terhadap
Praktik
Pengairan
Sawah Di
Dusun Sindet
Desa
Trimulyo
Kecamatan
Jetis
Kabupaten
Bantul
Novi
Setyowat
i
2013/ Bantul Dalam skripsi tersebut
disimpulkan Proses
terjadinya praktik
pengairan sawah di
Dusun Sindet ini sudah
terlaksana dengan baik
dan tidak ada salah satu
pihak yang merasa
dirugikan. Karena tujuan
dari kerjasama ini adalah
untuk menyejahterakan
masyarakat petani.
Pandangan hukum Islam
terhadap praktik
pengairan sawah di
Dusun Sindet ini sudah
sesuai dengan hukum
Islam. Dapat dilihat
praktik pengairan sawah
yang dilakukan oleh
pihak pompanisasi dan
pihak masyarakat petani
di dusun Sindet masuk
dalam bidang mu’amalat
kususnya dalam bidang
musāqah.
6. Tinjauan
Hukum Islam
Terhadap
Bagi Hasil
Penggarapan
Kebun Karet
Di Desa
Bukit Selabu
Kabupaten
Musi
Banyuasin
Sumatera
Selatan
Epi
Yuliana
2008/ Musi
Banyuasin
Sumatera
Selatan
Dalam skripsi yang
ditulisnya tersebut
menyimpulkan bahwa
bagi hasil penggarapan
kebun karet di Desa
Bukit Selabu adalah
aplikasi dari kerjasama
dalam bidang pertanian
musaqah dan pembagian
hasil dilaksanakan
menurut adat kebiasaan
yang telah menjadi
ketentuan hukum adat
dan telah disetujui serta
dijalankan oleh
masyarakat di Desa Bukit
Selabu
33
E. Pengembangan Hipotesis
Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai analisis tingkat
pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga di Kabupaten Ogan Ilir tepatnya di Desa Seri Bandung, maka
diperlukan hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah
hipotesis yang digunakan adalah:
Pengaruh Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan Ilir
Pendapatan adalah ukuran penghasilan yang diterima oleh petani dari
usahataninya, pendapatan petani digunakan sebagai indikator penting karena
merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Atau yang
diterima atas hasil kerjanya dalam suatu periode tertentu, baik harian,
mingguan, bulanan ataupun tahunan.Atau yang diterima atas hasil kerjanya
dalam suatu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun
tahunan. Pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Pendapatan On Farm
Yaitu pendapatan yang diterima dari hasil usaha tani sendiri seperti
menjadi petani karet.
2. Pendapatan Off-Farm
Yaitu pendapatan usaha tani yang diterima dari hasil diluar hasil usaha
tani sendiri seperti menjadi buruh bangunan buruh angkut, dan buruh pabrik.
34
3. Pendapatan Non-Farm
Yaitu pendapatan usaha tani yang diterima dari luar sektor pertanian
seperti perdagangan tengkulak, warung, dan pedagang keliling.32
Berdasarkan penelitian Alhidayad (2008), disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Desa Pulau Pandan
Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun adalah pendidikan, jumlah anggota
keluarga, jarak kebun, jam kerja efektif, secara parsial maupun secara
bersama-sama mempengaruhi produksi karet maupun pendapatan petani
karet. Peneliti menggunakan metode analisis deskrif kualitatif dan analisis
kuantitatif. Dari perhitungan Gini Rasio untuk pendapatan total petani karet
responden adalah sebesar 0,13502, angka ini menunjukkan bahwa distribusi
pendapatan di Desa Pulau Pandan berada pada ketimpangan yang rendah,
sedangkan perhitungan Gini Ratio untuk pendapatan dari usaha tani karet
diperoleh angka sebesar 0,194, angka ini menunjukkan ketimpangan yang
rendah.33
Dari pengembangan di atas maka dibentuklah hipotesis sebagai
berikut ini
H1 = DIDUGA TERDAPAT PENGARUH SIGNIFIKAN ANTARA
PENDAPATAN PETANI KARET DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA
Pengeluaran masyarakat terdiri dari pengeluaran pangan dan non
pangan. Pengeluaran pangan merupakan salah satu variabel yang dapat
digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat, dengan
melihat pangsanya terhadap pengeluaran total. Semakin rendah pangsa
pengeluaran pangan berarti tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik.
Deaton dan Muelbauer dalam ilham menyatakan, untuk komoditas pangan,
peningkatan pendapatan tidak diikuti dengan permintaan progresif.
32Ibid, hlm 17 33
Ibid, hlm 11
35
Berdasarkan hal tersebut dan dengan asumsi harga pangan yang dibayar
rumah tangga adalah sama, maka menurut Hukum Engel pangsa
pengeluaran.34
Berdasarkan penelitian Novita (2010), yang menganalisa pendapatan
usaha tanaman karet di Kabupaten Kampar dan diketahui bahwa sebagian
besar petani karet di Kabupaten Kampar memiliki penghasilan yang relatif
cukup besar di mana rata-rata penghasilan bersih sebesar Rp 600.658,00.
Pengeluaran untuk konsumsi petani karet rata-rata sebesar Rp 1.086.052,00
dan rata-rata pengeluaran nonpangan sebesar Rp 867.059,00 maka
perbandingan antara konsumsi pangan dan nonpangan menunjukkan lebih
besar konsumsi pangan, dan ini menunjukkan bahwa pendapatan yang
diterima oleh keluarga petani karet di Kabupaten Kampar telah cukup untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya.35
Sehingga dari pengembangan tersebut terbentuk pula hipotesis sebagai
berikut:
H2 = DIDUGA ADA PENGARUH SIGNIFIKAN ANTARA
PENGELUARAN PETANI KARET DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
H0 = DIDUGA TIDAK ADA PENGARUH SIGNIFIKAN ANTARA
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PETANI KARET
DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
34
Ibid, hlm 7 35Ibid, hlm 11-12
36
F. KERANGKA TEORI
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, telaah pustaka, dan
permasalahan yang telah dikembangkan, disusunlah kerangka pemikiran
dalam penelitian ini seperti yang terdapat pada gambar. Penelitian ini
menggunakan pendapat yang dilihat dari pengeluaran beserta komponennya
sebagai variabel independennya.
Sumber: Hasil Pengembangan Penelitian
G. Hipotesis
Penelitian mengenai pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga juga pernah dilakukan oleh Alhidayad
(2008), disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
petani karet di Desa Pulau Pandan Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun
adalah pendidikan, jumlah anggota keluarga, jarak kebun, jam kerja efektif,
secara parsial maupun secara bersama-sama mempengaruhi produksi karet
maupun pendapatan petani karet. Peneliti menggunakan metode analisis
1. Pendapatan Petani Karet
(X1)
2. Pengeluaran Petani Karet
(X2)
KESEJAHTERAAN KELUARGA
PETANI KARET
1. Sandang 6. Ketaatan Beragama
2. Pangan 7. Kehidupan Beragama
3. Papan 8. Ketentraman Hidup
4. Pendidikan
5. Jaminan Hidup
37
deskrif kualitatif dan analisis kuantitatif. Dari perhitungan Gini Rasio untuk
pendapatan total petani karet responden adalah sebesar 0,13502, angka ini
menunjukkan bahwa distribusi pendapatan di Desa Pulau Pandan berada pada
ketimpangan yang rendah, sedangkan perhitungan Gini Ratio untuk
pendapatan dari usaha tani karet diperoleh angka sebesar 0,194, angka ini
menunjukkan ketimpangan yang rendah.36
Hipotesis sebagai berikut:
H1 = Diduga Terdapat Pengaruh Signifikan Antara Pendapatan Petani
Karet Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga
H2 = Diduga Ada Pengaruh Signifikan Antara Pengeluaran Petani
Karet Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga
H0 = Diduga Tidak Ada Pengaruh Signifikan Antara Pendapatan Dan
Pengeluaran Petani Karet Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Keluarga
36
Ibid, hlm 11-12
38
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukandi Desa Seri Bandung Kecamatan
Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir.37
Alasan peneliti mengambil tempat
penelitian di Desa Seri Bandung adalah untuk mengetahui harga karet yang
selalu tidak stabil dan efeknya terhadap kesejahteraan keluarga sehingga
petani karet tersebut mampu memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan
primer dan sekunder.
1. Sejarah Singkat Desa Seri Bandung
Desa Seri Bandung merupakan salah satu wilayah administratif
Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Desa Seri Bandung terbagi menjadi 2 (dua) dusun. Dusun I dan Dusun II
yang di pimpin oleh Kepala Dusun. Secara geografis desa ini termasuk daerah
dataran rendah, ± 6 m diatas permukaan laut. Luas wilayah Desa Seri
Bandung secara keseluruhan berkisar 188,25 ha, yang terbagi menjadi :
1) 56 ha areal pemukiman
2) 78 ha lahan perkebunan dan pertanian
3) 45 ha rawa-rawa
4) 2 ha tanah kas desa
5) 0,75 ha perkantoran pemerintah
6) 6,5 ha fasilitas umum lainnya (pemakaman, sekolah, dan lain-lain)
37
Profil Desa Seri Bandung, 2010
39
2. Letak dan Batas Wilayah Desa Seri Bandung
Desa Seri Bandung berbatasan dengan :
1) Sebelah Timur dengan Desa Tanjung Baru Petai
2) Sebelah Barat dengan Desa Seri Kembang
3) Sebelah Utara dengan Areal Perkebunan Cinta Manis
4) Sebelah Selatan dengan Desa Bangun Jaya dan Tanjung Tambak
3. Sistem Pertanian Karet Desa Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu
Kabupaten Ogan Ilir.
Sistem pertanian di Desa Seri Bandung ini menggunakan sistem
paroan (musaqah), sistem paroan ini adalah kerja sama antara pemilik kebun
dan petani penggarap, dimana hasilnya dibagi dua yaitu 70% untuk pemilik
kebun sedangkan 30% untuk petani penggarap.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis untuk melihat
pengaruh antara pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pendekatan kasus di Desa Seri
Bandung Kabupaten Ogan Ilir menggunakan desain kuantitatif dan metode
deskriptif, yaitu suatu metode dengan tujuan untuk membuat gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu
objek penelitian tertentu. Pada tahap pertama penulis melakukan dengan cara
mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu, dan pada
tahap berikutnya penulis mengolah dan membahas sampai pada suatu
kesimpulan yang pada akhirnya dapat dibuat suatu laporan untuk
dilampirkan.
40
C. Metode Penelitian
Sesuai dengan judul dan penelitian diatas, maka metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Dimana penelitian ini,
mendeskripsikan hubungan antara variabel-variabel prediktor yakni
pendapatan dan pengeluaran terhadap variabel kriterium yakni kesejahteraan
keluarga petani karet.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.38
Populasi
dalam penelitian ini adalah petani karet yang memiliki penghasilan dibawah
rata-rata, dengan menggunakan motode studi kasus wilayah Ogan Ilir yaitu
Desa Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi
Sumatera Selatan. Dasar dalam penentuan tempat adalah jumlah buruh tani
yang berpenghasilan dibawah rata-rata terbanyak di Desa Seri Bandung
Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Dengan jumlah petani karet sebanyak 150 Kepala Keluarga.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut yang digunakan sebagai ukuran dalam penelitian.39
Yang
diambil adalah keseluruhan dari populasi petani karet di Desa Seri Bandung
38
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2013) hlm 117 39
Ibid, hlm 31
41
yang menjadi objek dari penelitian dan menggunakan Motode Slovin serta
menggunakan tingkat kesalahan 10%, maka sampel per petani karet
berdasarkan proporsi populasi dalam penelitian ini adalah:
Keterangan :
( )
( )
Penentuan jumlah Sampel dengan menggunakan Metode Slovin dan dijaring
dengan menggunakan Metode Purposive Sampling.
42
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data
kuantitatif yang diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positifisme dan digunakan untuk meneliti populasi sampel tertentu.40
Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh oleh
peneliti secara langsung. Data primer yang bersumber dari wawancara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner mengenai
pendapatan dan pengeluaran petani karet di Desa Seri Bandung. Data tersebut
berguna untuk melihat seberapa besar tingkat pendapatan dan pengeluaran
terhadap kesejahteraan keluarga petani karet di Desa Seri Bandung.
F. Variabel-Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel Bebas atau (Independent Variable) adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya varibel dependen (terikat).41
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pendapatan dan pengeluaran petani karet.
b. Variabel Dependen ( Dependent Variable)
Variabel Dependen atau ( Dependent Variable) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.42
40
Prof.DR.Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( Bandung : Penerbit ALFABETA, 2010),
hlm 13 41
Prof.Dr.Sugiyono , “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D” ( Bandung, Penerbit ALFABETA, 2013), hlm 61 42
Ibid
43
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesejahteraan Kabupaten Ogan
Ilir
2. Identifikasi Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pendapatan dan pengeluaran petani karet terhadap kesejahteraan keluarga di
Kabupaten Ogan Ilir. Bertolak dari hal tersebut, maka variabel dalam
penelitian ini adalah :
Tabel 3.1
Identifikasi Variabel dan Indikator Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
1. Pendapatan
(X1)
Pendapatan
petani adalah
pendapatan
yang berasal
dari bidang
pertanian atau
yang berasal
dari usaha tani
sendiri (on-
farm),
pendapatan
yang berasal
dari luar
pertanian (non-
farm) dan
pendapatan
yang
bersumber dari
berburuh tani
(off-farm)
1. On Farm
yaitu,
pendapatan
yang diterima
dari hasil
usaha tani
sendiri,
seperti
menjadi
petani karet
2. Off-Farm
yaitu,
pendapatan
usaha tani
yang diterima
dari hasil
diluar usaha
tani sendiri
seperti
menjadi
buruh
bangunan
buruh
angkut,dan
buruh pabrik
1) Usaha
Pertanian
Sendiri (On-
Farm)
2) Usaha Diluar
Pertanian
(Off-Farm)
seperti (buruh
bangunan,
buruh angkut,
buruh pabrik)
3) Usaha Diluar
Sektor
Pertanian
(Non-Farm)
seperti
(pedagang,
tengkulak,
warung,
pedagang
keliling)
Skala
Likert
44
3. Non-Farm
yaitu,
pendapatan
usaha tani
yang diterima
dari luar
sektor
pertanian
seperti
perdagangan.
Baik
perdagangan
tengkulak,
warung, dan
pedagang
keliling)
2. K
e
Pengeluaran
Petani Karet
(X2)
Pengeluaran
masyarakat
terdiri dari
pengeluaran
pangan dan
non pangan.
Pengeluaran
pangan
merupakan
salah satu
variabel yang
dapat
digunakan
untuk
menganalisis
tingkat
kesejahteraan
masyarakat,
dengan melihat
pangsanya
terhadap
pengeluaran
total. Semakin
rendah pangsa
1. Pengeluaran
Pangan, yaitu
pengeluaran
yang
digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pangan
seperti beras,
mie, daging,
telur, ikan,
sayur-
sayuran, dan
lain
sebagainya.
2. Pengeluaran
Non Pangan,
yaitu
pengeluaran
yang
digunakan
untuk
pakaian,
pendidikan,
kesehatan,
listrik, air,
kegunaan
1) Kebutuhan
Pokok
(Pangan
seperti beras,mie,telur,
daging, dll)
2) Sandang
(pakaian,
pendidikan,
Kesehatan)
3) Papan(rumah,
listrik, air)
Skala
Likert
45
pengeluaran
pangan berarti
tingkat
kesejahteraan
masyarakat
semakin baik
sosial, dan
lain
sebagainya
3. Kesejahteraan
Keluarga
Petani Karet
(Y)
Terpenuhinya
kebutuhan
materil dan
spiritual.
Kebutuhan
materil seperti
sandang,
pangam,
papan,
pendidikan,
jaminan hidup.
Sedangkan
kebutuhan
spiritual terdiri
ketaatan
bergama,
ketaatan
kepada Allah
1. Materi yaitu
sandang, pangam,
papan, pendidikan,
jaminan hidup
2. Spiritual yaitu
ketaatan bergama,
ketaatan kepada
Allah
1) Sandang
(Pakaian,
kesehatan,
pendidikan
dll)
2) Pangan (beras,
mie, telur, dll)
3) Papan
(Rumah, listrik
air)
4) Pendidikan
5) Jaminan
Hidup(BPJS
Kesehatan,
asuransi)
1) Ketaatan
Beragama
2) Kehidupan
Beragama
(sedekah,
berinfak)
3) Ketentraman
Hidup
(Kehidupan
sosial)
Skala
Likert
G. Metode Pengumpulan Data
a. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
46
responden untuk dijawabnya.43
Metode kuesioner atau angket ini digunakan
untuk memperoleh data primer yaitu data tentang besarnya tingkat
pendapatan dan pengeluaran masyarakat. Langkah-langkah dalam metode
angket atau kuesioner adalah sebagai berikut :
1) Menentukan jenis kuesioner atau angket
Pada penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang
sifatnya tertutup berupa sejumlah daftar pernyataan dengan pilihan jawaban
dari beberapa alternatif yang sudah disediakan, sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang sesuai dengan fakta-fakta yang dikuasai oleh
responden.
2) Kisi-kisi Angket
Dalam penelitian ini, kisi-kisi angket yang digunakan sebagai
instrumen penelitian mencakup dua variabel yaitu tingkat besarnya
pendapatan dan tingkat besarnya pengeluaran.
3) Item Angket
Menyusun item-item angket sebagai alat ukur berdasarkan atas kisi-
kisi angket yang telah dibuat sebelumnya. Setelah indikator-indikator
ditetapkan kemudian dituangkan ke dalam item-item angket yang disusun
sesuai tujuan penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolah
dan dianalisis terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan
43
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2013) hlm 199
47
keputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk menginterprestasikan
dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Pengelolahan
data dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS.
Setelah semua data diperoleh, maka dilanjutkan pengolahan data atau analisis
data. Adapun teknik analisis data dengan langkah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau
pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan
nilai r hitung (correlated item-total correated) dengan nilai r table. Jika r
hitung > r table dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut
dinyatakan valid.44
2. Uji Realibilitas
Uji realibitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut ke
konsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik
44
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Bisnis,(Bandung: Alfabeta, 2010) hlm 455
48
cronbach Alpha (a). Suatu kontrak atau variabel dikatakan realibilitas jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.45
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dominasi variabel
independen yaitu pendapatan dan pengeluaran dengan variabel dependen
dalam hal ini adalah kesejahteraan keluarga, maka digunakan uji statistik atau
tidaknya hubungan lebih dari dua variabel melalui regresinya. Dimana regresi
berganda yaitu linear yang melibatkan lebih dari dua variabel, yaitu satu
variabel terikat (Y) dan lebih dari dua variabel bebas (X).
Sistematika matematika yang dapat dinyatakan dalam bentuk umum
fungsi, dimana kesejahteraan keluarga (Y) merupakan fungsi dari pendapatan
(X1) dan pengeluaran (X2). Model persamaannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Y=f(X1,X2)....................(1)
Selanjutnya persamaan (1) diatas ditransformasikan kedalam regresi
linier bergana serta diestimasi dengan menggunakan metode estimasi
ordinary least square, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:
Y=α+β1X1+β2X2..............(2)
Keterangan :
Y = Kesejahteraan Keluarga Petani Karet
X1 = Pendapatan
X2 = Pengeluaran
45
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Dengan Program SPPS Edisi Ketiga, (Semarang :
Penerbit Universitas Diponegoro), hlm 23
49
α = Konstanta
β1,β2 = Koefisien Variabel Bebas
e = Eror Term
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel
terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel terikat.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien adalah bias terhadap
jumlah variabel terikat yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu
banyak paneliti yang manganjurkan untuk mengajukan nilai Adjusted R2 pada
saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Untuk memperoleh
model regresi berganda yang terbaik maka model regresi yang diajukan
dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan uji F, untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
(Suparanto, 2000)
Rumus uji F :
50
( )
( ) ( )
Keterangan :
R² = Koefisien Determinasi
n = Banyaknya Sampel
k = Banyaknya Variabel
Apabila dari hasil perhitungan Fhitung >
Ftabel maka H0 ditolak,
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi dapat
menerangkan variabel terikat serentak. Sebaliknya, Fhitung <
Ftabel maka H0
diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas model
regresi linear berganda tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya.
Besarnya persentase pengaruh semua pengaruh independen terhadap nilai
variabel dependen dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R2)
persamaan regresi.
Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1. Semakin
mendekati 0 (nol) besarnya koefesien determinasi suatu persamaan regresi,
maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai
variabel dependen. Sebaliknya semakin mendekati 1 (satu) besarnya
koefesien determinasi maka semakin besar pula pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen.
b. Uji Simultan (F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh semua
variabel X secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel Y. Harga uji
statistik yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan Uji F.
51
a. Perumusan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis alternatif (H1)
H0 = β1 = 0, Tidak ada pengaruh yang positif dari masing-masing variabel
bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat Y.
H0 ≠ β1 = 0, Ada pengaruh yang positif dari masing-masing variabel bebas
(X1, X2, X3) terhadap variabel terikat Y.
b. Kesimpulan yang diambil
Pengujian ini dengan menggunakan taraf signifikansi 5 % (0,05)
1. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif
terhadap variabel terikat.
2. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang
positif terhadap variabel terikat.
c. Uji Parsial (t)
Untuk menguji masing-masing variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) menggunakan uji t. Pengujian dengan uji t digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh masing-masing variabel pendapatan dan
pengeluaran petani terhadap kesejahteraan keluarga Kabupaten Ogan Ilir.
Kriteria pengujian hipotesis terdiri dari :
1. thitung > ttabel maka H1 diterima
2. thitung > ttabel maka H2 diterima
52
I. Teknik Anilisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis data
yang bersifat kuantitatif. Menurut Seoratno dan Lincolin (2003:126) analisis
kuantitatif adalah suatu analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah
yang ada dengan menggunakan angka-angka. Sedangkan untuk mengestimasi
dan mendapatkan model penelitian, maka dalam analisi kuantitatif pada
penelitian ini diperlukan bebarapa uji, yaitu :
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika distribusi
data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusannya:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola disribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
53
b. Multikolinearitas
Pengujian multikolenearitas dilakukan untuk mengetahui adanya
korelasi antar variabel independen, jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi tiada variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika kedua nilai ini
menunjukkan berkisara 1 maka dapat dikatakan terbebas dari asumsi
multikolinearitas. Tolerance mengukur variabelitas variabel bebas terpilih
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.
Untuk menganalisis adanya multikolinearitas, didapat dengan cara :
(1) Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah :
- Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
- Mempunyai angka tolerance mendekati 1
(2) Besaran korelasi antar variabel independen
- Koefesien korelasi antat variabel independen haruslah dibawah
(dibawah 0,8). Jika korelasi kuat, maka terjadi masalah
multikolinearitas.
c. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
regresi linear kesalahan pengganggu (e) mempunyai varian yang sama atau
tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji
Heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Rank
54
Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya.
Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat
Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat
Heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas dalam penelitian dapat juga
dari diagram scatterplot dari varian residual.
d. Autokorelasi
Autokorelasi merupakam hubungan atau korelasi yang terjadi antara
anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu
dan rangkaian ruang atau dapat juga dikatakan bahwa Uji Autokorelasi
digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Untuk menganalisis adanya autokorelasi yang
dipakai adalah dengan menggunakan Uji Durbin-Watson, dengan kriteria
penelitian :
A. Angka Durbin-Watson dibawah dLdan dU berarti ada autokorelasi positif.
B. Angka Durbin-Watson diantara dL dan dU dengan 4 – dU dan 4 – dL,
berarti tidak ada autokorelasi.
C. Angka Durbin-Watson diatas 4 – dU dan 4 – dL ada autokorelasi negatif.
e. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berhubungan secara linier atau tidak. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada
SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi
55
0,05. Menurut Hadi, sebuah data dikatakan linier jika taraf signifikansi <
0,05. Hal ini berarti variabel bebas bekorelasi linier dengan variabel terikat.
Sebaliknya, jika nilai signifikansinya ≥ 0,05, maka variabel bebas tidak
berkorelasi linier dengan variabel terikat.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang cara penelitian
informasi atau data-data yang dibutuhkan peneliti mengenai tanggapan
responden adalah dengan menggunakan kuesioner tertutup. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yaitu
pengambilan sampel dari responden yang dilakukan secara acak. Kuesioner
ini kemudian disebarkan kepada seluruh warga Desa Seri Bandung
Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Jumlah warga Desa Seri
Bandung Kecamatan Tanjung Batu berjumlah 150 Kepala Keluarga, dan di
dapat sampel untuk penyebaran kuesioner sebanyak 60 responden.
Pengambilan sampel ini menggunakan rumus slovin.
2. Deskripsi Responden
Penelitian ini memerlukan data deskriptif responden yang akan
digunakan untuk menggambarkan keadaan responden. Penyajian data
deskriptif ini berguna untuk melihat profil dari data penelitian yang ada
hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam point
deskriptif responden menyajikan 4 informasi pada kuesioner untuk melihat
karakteristik responden.
57
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Adapun data mengenai usia responden yang berada di Desa Seri
Bandung Kabupaten Ogan Ilir Kecamatan Tanjung Batu yaitu adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 6 10,0 10,0 10,0
2 10 16,7 16,7 26,7
3 17 28,3 28,3 55,0
4 12 20,0 20,0 75,0
5 15 25,0 25,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat diketahui tentang usia responden
Desa Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu. Dimana dari tabel diatas
menunjukkan bahwa rata-rata usia responden 31-35 tahun yaitu 17 responden
atau jika dipersentasekan sebesar 28,3%. Dilihat pada tabel di atas, bahwa
responden yang berusia 20-25 sebanyak 6 orang atau 10,0%, responden yang
berusia 26-30 sebanyak 10 orang atau 16,7%, responden yang berusia 36-40
sebanyak 12 orang atau 20,0% dan responden yang berusia <41 sebanyak 15
orang atau 25,0%.
58
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin responden yang berada di Desa
Seri Bandung Kabupaten Ogan Ilir Kecamatan Tanjung Batu yaitu adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
KarakteristikResponden Berdasarkan Jenis Kelamin
JenisKelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 36 60,0 60,0 60,0
2 24 40,0 40,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui tentang jenis kelamin
responden warga Desa Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu, dimana dari
tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden berjenis kelamin laki-
laki dengan jumlah sebanyak 36 orang dengan persentase 60,0% dan
responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang dengan
persentase 40,0%. Hal ini menujukkan bahwa petani karet di Desa Seri
Bandung Kecamatan Tanjung Batu didominasi oleh laki-laki.
59
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Adapun data mengenai usia responden yang berada di Desa Seri
Bandung Kabupaten Ogan Ilir Kecamatan Tanjung Batu yaitu adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 2 3,3 3,3 3,3
2 1 1,7 1,7 5,0
3 35 58,3 58,3 63,3
4 18 30,0 30,0 93,3
5 4 6,7 6,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Bedasarkan tabel 4.3 diatas, karakteristik responden juga dilihat dari
tingkat pendidikan. Responden yang memiliki tingkat pendidikan tertinggi
yaitu S1 hanya ada 1 orang dengan persentase 1,7%. Responden yang
memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase
6,7%, responden dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 18 orang
dengan persentase 30,0%, responden dengan tingkat pendidikan SLTA
sebanyak 35 orang dengan persentase sebanyak 58,3,0% dan responden
dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 2 orang dengan persentase 3,3%.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pendidikan responden adalah
SD dan SMA, dengan tingkat pendidikan terbanyak ada pada tingkat
pendidikan pada jenjang pertama (SMA).
60
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Adapun data mengenai penghasilan responden yang berada di Desa
Seri Bandung Kabupaten Ogan Ilir Kecamatan Tanjung Batu yaitu adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 6 10,0 10,0 10,0
2 7 11,7 11,7 21,7
3 15 25,0 25,0 46,7
4 24 40,0 40,0 86,7
5 8 13,3 13,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukkan bahwa tingkat penghasilan
petani karet di Desa Seri Bandung Kecamatan Tanjung Batu rata adalah
sebesar Rp.1,5juta-Rp.2juta dengan jumlah responden sebanyak 24 dengan
persentase sebesar 40,0%. Responden yang berpenghasilan <Rp.1juta
sebanyak 6 orang dengan persentase 10,0%, yang berpenghasilan Rp.2,5-
Rp.3juta sebanyak 15 orang dengan persentase 25,0% dan yang
berpenghasilan >Rp.3juta sebanyak 8 orang dengan persentase 13,3%.
B. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran
terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini
61
menggunakan satu variabel independen (Y) yaitu kesejahteraan keluarga
dengan butir pertanyaan sebanyak 8, sedangkan variabel dependen (X) dari
penelitian ini adalah pendapatan (X1) dengan butir pertanyaan sebanyak 3
dan pengeluaran (X2) dengan butir pertanyaan sebanyak 6.
a. Pendapatan Petani Karet (X1)
Variabel pendapatan memiliki tiga indikator yaitu usaha pertanian
sendiri (On-Farm), usaha diluar pertanian (Off-Farm), dan usaha diluar
sektor pertanian (Non-Farm).Berdasarkan hasil dari seluruh jawaban
responden dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Deskriptif Variabel Pendapatan Petani Karet (X1)
Pernyataan Jawaban Responden Jumlah
Jawaban
Jumlah
Responden
Rata-
Rata 5 4 3 2 1
1 24 28 6 2 0 254 60 42,3
2 17 28 8 7 0 235 60 3,91
3 15 33 9 3 0 240 60 4
Jumlah rata-rata Jawaban
Responden 729 180 4,05
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.5 diatas, terlihat bahwa rata-rata jawaban responden untuk
variabel pendapatan petani karet (X1) adalah 4,05%. Dan rata-rata jawaban
yang diberikan responden adalah setuju. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil jawaban responden terhadap pernyataan
kuesioner responden yang dalam hal ini adalah petani karet setuju dengan
pernyataan pada kuesioner nomor 3 bahwa pendapatan petani karet diterima
dari luar sektor pertanian (Non-Farm) yaitu pedagang tengkulak, warung,
pedagang keliling
62
Variabel pengeluaran memiliki tiga indikator yaitu pangan, sandang,
papan. Berdasarkan hasil dari seluruh jawaban responden dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskriptif Variabel Pengeluaran Petani Karet (X2)
Pernyataan Jawaban Responden Jumlah
Jawaban
Jumlah
Responden
Rata-
Rata 5 4 3 2 1
1 20 32 7 1 0 251 60 4,18
2 18 30 9 3 0 243 60 4,05
3 15 31 11 3 0 238 60 3,96
4 4 24 27 5 0 207 60 3,45
5 22 33 4 1 0 256 60 4,26
6 3 24 21 12 0 198 60 3,3
Jumlah rata-rata Jawaban
Responden 1,393 360 3,86
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.6 diatas terlihat bahwa, jawaban responden terhadap
variabel pengeluaran petani karet (X2) menunjukkan rata-rata jawaban
3,86%.Dan responden yang dalam hal ini adalah petani karet memberikan
jawaban setuju. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden
setuju terhadap pernyataan pada kuesioner yang menyatakan bahwa
pengeluaran petani karet digunakan untuk kebutuhan seluruh anggota
keluarga dalam hal ini yaitu kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan
sosial, pendidikan, dan kesehatan terlihat jawaban responden pada pernyataan
nomor 5 pada variabel pengeluaran petani karet (X2).
Variabel kesejahteraan keluarga memiliki delapan indikator yaitu,
pangan, sandang, papan, pendidikan, jaminan hidup, ketaatan kepada Allah,
kehidupan beragama, dan ketentraman hidup
63
Berdasarkan hasil dari seluruh jawaban responden dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Deskriptif Variabel Kesejahteraan Keluarga Petani Karet (Y)
Pernyataan
Jawaban
Responden Jumlah
Jawaban
Jumlah
Responden
Rata-
Rata 5 4 3 2 1
1 20 28 10 2 0 241 60 4,1
2 19 35 5 1 0 252 60 4,2
3 11 24 22 2 1 222 60 3,7
4 15 33 11 1 0 242 60 4,03
5 3 27 15 11 4 194 60 3,23
6 26 31 2 0 1 261 60 4,35
7 22 30 6 1 1 251 60 4,28
8 20 32 5 3 0 249 60 4,15
Jumlah rata-rata Jawaban
Responden 1,917 480 3,99
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.7 diatas terlihat bahwa, jawaban responden terhadap
variabel kesejahteraan keluarga petani karet (Y) menunjukkan rata-rata
jawaban 3,99% . Dan jawaban yang diberikan oleh responden adalah setuju.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini
adalah petani karet setuju atas pernyataan pada kuesioner, bahwa pendapatan
tersebut di dapat untuk memenuhi kesejahteraan keluarga dalam hal ini
sandang, pangan, papan, pendidikan, jaminan hidup, kehidupan bergama, dan
ketentraman hidup.
2. Uji Validitas
Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung
(correlated item-total correated) dengan nilai r table. Jika r hitung > r table
bernilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dan
64
sebaliknya apabila r hitung < dari r tabel maka setiap item pernyataan
dinyatakan tidak valid. Setelah itu, apabila terdapat item-item pernyataan
yang tidak memenuhi kriteria validitas (tidak valid) maka item tersebut akan
dikeluarkan dari kuesioner. Nilai r tabel yang digunakan untuk populasi (N)
sebanyak 60 mengikuti ketentuan df = N-2, berarti 60-2 = 58 dengan
menggunakan taraf signifikan 0,1, maka diperoleh r tabel 0,2144. Hasil uji
validitas untuk setiap masing-masing variabel penelitian dapat diihat pada
tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pertanyaan
Corrected
Item
Pertanyaan
Total
Correlation
r table Ket
Pendapatan
Petani Karet
(X1)
Usaha
Pertanian
Sendiri (on-
farm)
0,677 0,2542 Valid
Usaha
Diluar
Pertanian
(off-farm)
0,848 0,2542 Valid
Usaha
Diluar
Sektor
Pertanian
(non-farm)
0,768 0,2542 Valid
Pengeluaran
Petani Karet
(X2)
Kebutuhan
Pokok
(Pangan)
0,600
0,2542 Valid
Sandang 0,814 0,2542 Valid
Papan 0,724 0,2542 Valid
Kegunaan
Sosial
0,496 0,2542 Valid
65
Pendidikan 0,361 0,2542 Valid
Jaminan
Hidup
0,301 0,2542 Valid
Kesejahteraan
Keluarga
(Y)
Sandang 0,537
0,2542 Valid
Pangan 0,603 0,2542 Valid
Papan 0,527 0,2542 Valid
Pendidikan 0,665 0,2542 Valid
Jaminan
Hidup
0,277 0,2542 Valid
Ketaatan
Kepada
Allah
0,331 0,2542 Valid
Kehidupan
Beragama
0,537
0,2542 Valid
Ketentraman
Hidup
0,603 0,2542 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Dari hasil tabel diatas, dapat diketahui bahwa setiap masing-masing r
hitung > r tabel (0,2144) dan bernilai positif. Dengan demikian setiap item
pernyataan dinyatakan valid.
3. Uji Reabilitas
Setelah diketahui tingkat validitas dari variabel pendapatan dan
pengeluaran petani karet dengan tingkat kesejahteraan keluarga, maka item
pernyataan tersebut diuji dengan menggunakan teknik Alpha Croncbach
dengan bantuan SPSS for windows versi 2.1. Teknik ini merupakan salah satu
formula untuk menghitung koefisien reabilitas dengan diperoleh lewat
penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya satu kali saja pada
sekelompok responden (Single Trial Administration). Dengan menyajikan
skala hanya satu kali, maka masalah yang mungkin terjadi pada pendekatan
66
reabilitas ulang dapat dihindari. Skala yang akan diestimasi reabilitasnya
dibelah menjadi dua atau lebih. Setiap belahan berisi item
bagian.46
Ketentuan-ketentuan dalam mengukur reabilitas juga perlu
diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Uji reabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbach Alpha, jika nilai Cronbach
Alpha > 0,60 kontruk pernyataan dimensi variabel adalah reabel
2. jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 kontruk pernyataan dimensi variabel
adalah tidak reabel.47
Tabel 4.9
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Reliabilitas
Coefficient
Cronbach
Alpha
Keterangan
Pendapatan
Petani Karet
(X1)
3
Pertanyaan
0,811 Reliabel
Pengeluaran
Petani Karet
(X2)
6
Pertanyaan
0,715 Reliabel
Kesejahteraan
Keluarga (Y)
8
Pertanyaan
0,701 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Dari keterangan tabel diatas, dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel memiliki Cronbach Alpha > 0,60. Dengan demikian setiap item
pernyataan pada variabel pendapatan (X1), pengeluaran (X2), dan
kesejahteraan keluarga (Y) dapat dikatakan realibel.
46
Saifuddin Azwar, “Reabilitas dan Validitas”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997), hlm
78 47
Suharsmi Arikunto, “Prosedur Penelitian”, (Jakarta : Rineka Cipta Edisi Revisi Ke
Lima, 2002), hlm 154
67
4. Uji Linieritas
Cara yang paling mudah untuk menentukan linearitas adalah dengan
uji Sig. Linearity dan Sig. Deviation from linearity. Jika nilai sig. < α = 0,05
maka model regresi adalah linear dan sebaliknya.
Tabel 4.10
Hasil Uji Linieritas Pendapatan Petani Karet dan Kesejahteraan
Kelurga
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh nilai Sig. Linearity sebesar 0,000 < α
= 0,05 artinya regresi linear dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh
antara variabel pendapatan petani karet dan kesejahteraan keluarga
Kabupaten Ogan Ilir
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Kesejahteraan
keluarga *
pendapatan
Between
Groups
(Combined) 221,421 7 31,632 4,358 ,001
Linearity 112,459 1 112,459 15,494 ,000
Deviation from
Linearity
108,963 6 18,160 2,502 ,033
Within Groups 377,429 52 7,258
Total 598,850 59
68
Tabel 4.11
Hasil Uji Linieritas Pengeluaran Petani Karet dan Kesejahteraan Keluarga
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kesejahteraan
keluarga *
pengeluaran
Between
Groups
(Combined) 174,685 10 17,468 2,018 ,051
Linearity 99,686 1 99,686 11,516 ,001
Deviation
from
Linearity
74,998 9 8,333 ,963 ,482
Within Groups 424,165 49 8,656
Total 598,850 59
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh nilai Sig. Linearity sebesar 0,001 < α
= 0,05 artinya regresi linear dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh
antara variabel pengeluaran petani karet dan kesejahteraan keluarga
Kabupaten Ogan Ilir
5. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi sebaran skor
variabel. Uji normalitas ini menggunakan teknik Uji Kolmogrov Smirnov dan
Shpiro Wilk. Dan pengujiannya menggunakan SPSS 2.1 for windows, dengan
kaidah jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi sebaran skor variabel
normal. Cara yang ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah dengan
menggunakan Grafik Normal P-Plot dengan melihat penyebaran datanya
mengikuti pola garis lurus, maka datanya normal. Adapun uji normalitas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
69
Gambar 4.1
Grafik Histogram Uji Normalitas
Antara Variabel Pendapatan (X1) dan Variabel Pengeluaran (X2)
dengan Variabel Kesejahteraan Keluarga (Y)
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.1 residual data
menunjukkan kurva normal berbentuk lonceng sempurna. Dapat disimpulkan
bahwa residual data yang didapat tersebut mengikuti distribusi normal dan
model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
70
Gambar 4.2
Normal Probability Plot
Antara Variabel Pendapatan (X1) dan Variabel Pengeluaran (X2)
dengan Variabel Kesejahteraan Keluarga (Y)
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil Normal P-Plot pada gambar 4.2, residual
penyebaran data belum terlalu berbentuk garis normal (garis lurus). Untuk
lebih memastikan, maka residual akan kembali diuji dengan Uji Komolgrov
dibawah ini.
71
Tabel 4.12
Nilai Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov Untuk Kesejahteraan
Keluarga Petani Karet
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
2,49227282
Most Extreme
Differences
Absolute ,071
Positive ,071
Negative -,037
Kolmogorov-Smirnov Z ,554
Asymp. Sig. (2-tailed) ,919
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil Uji Komolgrov Smirnor pada Asymp. Sig diatas
adalah sebesar 0,919 yang artinya berdistribusi normal karena berada diatas
0,05
6. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Uji
multikolinearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji rregresi, dengan nilai
VIF ( variance inflation factor ) dan koefisien korelasi antarvariabel bebas.
Kriteria yang digunakan adalah
a. Jika nilai VIF di sekitar angka>0,1 atau memiliki tolerance mendekati 1,
maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi;
72
b. Jika koefisien korelasi antarvariabel bebas< 0,5, maka tidak terdapat
masalah multikolinearitas.48
Tabel 4.13
Uji Multikolonieritas Antara Variabel Pendapatan (X1) dan Pengeluaran
(X2) dengan Kesejahteraan Keluarga
Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Pendapatan ,992 1,008
Pengeluaran ,992 1,008
a. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.11, pada tabel
tersebut dapat dilihat nilai VIF untuk variabel pendapatan adalah sebesar
1,008. Untuk variabel pengeluaran nilai VIF adalah sebesar 1,008. Nilai VIF
untuk variabel pendapatan dan pengeluarandi sekitar angka 1. Dengan
demikian tidak terdapat masalah multikolinearitas pada model regresi.
48
Dr. Sumanto, M.A., “Statistik Terapan”, (Yogyakarta : CAPS. 2014), hlm. 166
73
7. Uji Autokorelasi
Tabel 4.14
Uji Autokorelasi Antara Variabel Pendapatan (X1) dan Variabel
Pengeluaran (X2) dengan Variabel Kesejahteraan Keluarga (Y)
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,623a ,388 ,367 2,536 1,801
a. Predictors: (Constant), pengeluaran, pendapatan
b. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil pengujian diatas dengan menggunakan uji Durbin-Watson
atas residual persamaan regresi diperoleh angka d-hitung (dilihat dari tabel
Durbin-Watson) sebesar 1,469 dan nilai Durbin Watson pada pengujian ini
adalah 1,801. Sebagai pedoman berkisar 0 dan 4. Jika nilai uji statistik
Durbin-Watson < dari satu arah atau lebih dari tiga, maka residuals atau eror
dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi
autokorelasi.49
Jadi berdasarkan nilai uji statistik Durbin-Watson dalam
penelitian ini berada diatas satu dan dibawah tiga (1,469 dan 1,801) sehingga
tidak terjadi autokorelasi.
8. Uji Heteroskedastitas
Uji Heteroskedastitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians. Adapun hasil uji statistik Heteroskedastitas
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
49
S.Uyanto, “Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), hlm 248
74
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastitas Antara Variabel Pendapatan (X1) dan Variabel
Pengeluaran (X2) dengan Variabel Kesejahteraan Keluarga (Y)
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa terdapat pola yang
jelas serta titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 dan pada sumbu
Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastitas pada
model regresi.
9. Uji Simultan ( uji f)
Uji F (Simultan) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen, yaitu pendapatan dan pengeluaran petani karet yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
kesejahteraan keluarga Kriteria pengujiannya, bila tingkat signifikan lebih
besar daripada nilai signifikan (α = 0,05) dan fhitung lebih kecil dari ftabel, maka
seluruh variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Sebaliknya, bila tingkat
signifikan lebih kecil daripada signifikan (α = 0,05) dan fhitung lebih besar dari
ftabel, maka seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
75
secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Deskripsi hasil uji F
(Simultan) dapat dilihat
Tabel 4.15
Hasil Uji Simultan (F)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 232,376 2 116,188 18,071 ,000b
Residual 366,474 57 6,429
Total 598,850 59
a. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga
b. Predictors: (Constant), pengeluaran, pendapatan Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.15 diatas deskriptif hasil uji F (simultan) di atas,
diperoleh nilai fhitung sebesar 18,071 dan nilai signifikan sebesar 0,000.
Diketahui jumlah sampel (n) = 60 dan jumlah variabel = 2, maka diperoleh
nilai df1 = 2-1 = 1, df2 = 60-2 = 58, sehingga ftabel = 4,01. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai fhitung lebih besar dari ftabel dan Sig. < 0,05, artinya
pendapatan dan pengeluaran petani karet secara simultan berpengaruh
terhadap kesejahteraan keluarga. Jadi dalam hal ini, maksud dari mempunyai
pengaruh positif yaitu semakin besar pendapatan, dan minimalnya
pengeluaran dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
10. Uji Partial ( uji t)
Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen mempengaruhi variabel dependen maka digunakan uji t,
dimana df= n-k-1 = 60-1-1 = 58 Berdasarkan data-data yang diperoleh dari
60 responden di dapat hasil sebagai berikut:
76
a. Hipotesis H1 yang berbunyi : Ada pengaruh signifikan antara pendapatan
petani karet dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
b. Hipotesis H2 yang berbunyi : Ada pengaruh signifikan antara
pengeluaran petani karet dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
c. Hipotesis H0 yang berbunyi : Tidak ada pengaruh signifikan antara
pendapatan dan pengeluaran petani karet terhadap kesejahteraan
keluarga.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05
(α= 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:
a. Jika nilai signifikan > 0,05 dan thitung< ttabel, maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel
independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 dan thitung> ttabel, maka hipotesis diterima
(koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel
independentersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
77
Tabel 4.16
Hasil Uji T Hipotesis Pertama
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,269 3,860 2,401 ,020
Pendapatan ,784 ,173 ,473 4,543 ,000
Pengeluaran ,567 ,131 ,449 4,319 ,000
a. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil tabel 4.16 diatas, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari
variabel independen terhadap variabel dependen adalah nilai t hitung untuk
variabel pendapatan terhadap kesejahteraan keluarga menunjukkan 4,543 dengan
konstanta sebesar 9,269 , berarti t hitung > t tabel ( 4,543> 1, 67155) , memiliki
tingkat signifikan 0,000 lebih kecil daripada taraf signifikasi (α) 0,05 (0,000<
0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Tabel 4.17
Hasil Uji T Hipotesis Kedua
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,269 3,860 2,401 ,020
Pendapatan ,784 ,173 ,473 4,543 ,000
Pengeluaran ,567 ,131 ,449 4,319 ,000
a. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil tabel 4.17 diatas, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari
variabel independen terhadap variabel dependen adalah nilai t hitung untuk
variabel pengeluaran terhadap kesejahteraan keluarga menunjukkan 4,319, berarti
78
t hitung > t tabel ( 4,319> 1, 67155) , memiliki tingkat signifikan 0,000lebih kecil
daripada taraf signifikansi (α) 0,05 (0,000 < 0,05) maka H2 diterima dan H0
ditolak.
11. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji koefisien determinasi (R²) berguna untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabe dependen (Y)
koefisien ini menunjukkan seberapa besar kemampuan model dalam
menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determonasi adalah
antara 0 dan 1 (0 < R < 1). Semakin besar koefisien determinasinya maka
semakin besar variasi variabel di independennya mempengaruhi variabel
dependennya.
Tabel 4.18
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, pada kolom R Square, diperoleh nilai
koefisien determinasi 0,388 hal ini menunjukkan 38,8% perubahan variabel
pendapatan dan pengeluaran dijelaskan oleh perubahan variabel kesejahteraan
keluarga, sedangkan 61,2% dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini yaitu
variabel konsumsi dan variabel pengelolaan pendapatan
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,623a ,388 ,367 2,536 1,801
a. Predictors: (Constant), pengeluaran, pendapatan
b. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga
79
12. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara
dua variabel independen (X) dan satu variabel dependen (Y). Analisis ini
bertujuan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah positif atau negatif. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah pendapatan dan pengeluaran petani karet. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kesejahteraan keluarga. Berdasarkan
hasil SPSS 2.1 for windows untuk analisis regresi linier berganda diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.19
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,269 3,860 2,401 ,020
Pendapatan ,784 ,173 ,473 4,543 ,000
Pengeluaran ,567 ,131 ,449 4,319 ,000
a. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, dapat disimpulkan bahwa persamaan
regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan koefisien beta tidak
standar (unstandardized coefficient). Hal ini disebabkan karena masing-
masing variabel memiliki satuan dan berfungsi untuk menjelaskan besarnya
80
koefisien regresi masing-masing variabel bebas dalam menerangkan variabel
terikatnya, dengan rumus regresi :
Y = 9,269 + 0,784X1 (Pendapatan) + 0,567X2 (Pengeluaran)
Interprestasi sebagai berikut:
a. Apabila variabel pendapatan dan pengeluaran dianggap konstan = 0 ( tidak
mengalami penambahan atau pengurangan), maka persentase nilai
kesejahteraan keluarga sebesar 9,269
b. Koefisien pendapatan sebesar 0,784 menunjukkan besarnya pengaruh
pendapatan terhadap kesejahteraan keluarga. Pengaruh positif
menunjukkan hubungan searah antara kesejahteraan keluarga dengan
pendapatan. Jika pendapatan meningkat sebesar 1% maka frekuensi
kesejahteraan keluarga akan naik sebesar 0,784% dan sebaliknya, jika
pendapatan turun sebesar 1% maka kesejahteraan keluarga akan turun
menjadi 0,784.
c. Koefisien pengeluaran sebesar 0,567 menunjukkan besarnya pengaruh
pengeluaran terhadap kesejahteraan keluarga. Pengaruh positif hubungan
yang searah antara pengeluaran dengan kesejahteraan keluarga. Jika
pengeluaran meningkat sebesar 0,567 maka kesejahteraan keluarga akan
naik sebesar 0,567 dan sebaliknya, jika pengeluaran turun sebesar 0,567
maka kesejahteraan keluarga akan turun 0,567
81
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Kesejahteraan
Keluarga
Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 2.1 for windows
melalui uji t hipotesis yang menunjukkan nilai t hitung untuk variabel
pendapatan terhadap kesejahteraan keluarga menunjukkan 4,543 dengan
konstanta sebesar 9,269 , berarti t hitung > t tabel ( 4,543 > 1, 67155),
memiliki tingkat signifikan 0,000lebih kecil daripada taraf signifikansi (α)
0,05 (0,000> 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya bahwa ada
pengaruh signifikan antara pendapatan petani karet terhadap kesejahteraan
keluarga. Hal ini dibuktikan pula pada hipotesis H1 yang menunjukkan
bahwa “ada pengaruh signifikan antara pendapatan petani karet terhadap
kesejahteraan keluarga”
Pendapatan merupakan salah satu faktor utama penentu tingkat
kesejahteraan rumah tangga. Jika pendapatan yang tinggi, maka secara
otomatis tingkat kesejahteraan rumah tangga ikut meningkat. Pendapatan
yang diterima sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga, mulai
dari untuk konsumsi, pendidikan, dan kesehatan. Dilihat dari hasil uji diatas
menujukkan bahwa pendapatan sebesar 0,784 mempengaruhi tingkat
kesejahteraan keluarga.
82
2. Pengaruh Pengeluaran Petani Karet Terhadap Kesejahteraan Keluarga
Dari hasil uji data menggunakan SPSS 2.1 for windows dan dari hasil
uji t hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel pengeluaran
terhadap kesejahteraan keluarga menunjukkan 4,319, berarti t hitung > t tabel
( 4,319 > 1,67155), memiliki tingkat signifikan 0,000lebih kecil daripada
taraf signifikansi (α) 0,05 (0,567> 0,05) maka H2 diterima dan H0 ditolak.
Artinya ada pengaruh positif antara pengeluaran terhadap kesejahteraan
keluarga. Hal ini dibuktikan pada hipotesis H2 yang menyatakan bahwa “ada
pengaruh signifikan antara pengeluaran terhadap kesejahteraan keluarga”.
Selain pendapatan, pengeluaran juga merupakan faktor utama yang
mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga. Pengeluaran yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang tidak bisa
dikira-kira. Selain untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papan pengeluaran
tersebut juga digunakan untuk kebutuhan sosial lain seperti kesehatan,
hajatan, kehidupan beragama dan ketaatan kepada sang pecipta. Hal ini
terlihat dari hasil pengujian menggunakan hasil uji hipotesis dimana 0,567,
yang artinya jika pendapatan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran
maka kesejahteraan keluarga tersebut sudah terwujud.
3. Pengaruh Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet Terhadap
Kesejahteraan Keluarga
Dari hasil uji data menggunakan SPSS 2.1 for windowsdan hasil uji t
hipotesis menujukkan bahwa memang benar pendapatan dan pengeluaran
petani karet memiliki pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan keluarga.
83
Diantara kedua variabel pendapatan dan pengeluaran petani karet masing
masing memiliki nilai t hitung yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel
yaitu 4,543 untuk variabel pendapatan dengan nilai t tabel 1,67155 dan nilai t
hitung untuk variabel pengeluaran sebesar 4,319 dengan nilai t tabel 1,67155.
Artinya, dapat dinyatakan kedua variabel memiliki nilai positif terhadap
tingkat kesejahteraan keluarga.
Dengan demikian, dari hasil pembahasan yang memperlihatkan bahwa
kesejahteraan keluarga relatif dipengaruhi oleh pendapatan dan pengeluaran
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Baik itu yang
bersifat materil kebutuhan materi meliputi sandang, pangan, papan,
pendidikan, transportasi, jaminan hidup, serta harta benda yang memadai dan
semua barang dan jasa yang membantu memberikan kenyamanan dan
kesejahteraan riil. Sedangkan kebutuhan spiritual mencakup ketaatan kepada
Allah, kedamaian pikiran (budi pekerti), kebahagiaan batin, keharmonisan
keluarga, dan masyarakat.
Sedangkan pendapatan yang diperoleh rumah tangga petani tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari baik
kebutuhan pangan dan kebutuhan non pangan. Secara garis besar kebutuhan
rumah tangga tani dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yaitu
kebutuhan akan pangan dan kebutuhan non pangan. Pada tingkat pendapatan
tertentu, rumah tangga petani karet mengalokasikan pendapatannya untuk
memenuhi kedua kebutuhan tersebut.
84
Dan untuk pengeluaran sendiri terdiri dari pengeluaran pangan dan
non pangan pengeluaran pangan merupakan salah satu variabel yang dapat
digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat, dengan
melihat pangsanya terhadap pengeluaran total.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang sudah diuraikan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis menggunakan bantuan SPPS 2.1 for
windowsterlihat bahwa pendapatan memiliki pengaruh terhadap
kesejahteraan keluarga hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis yang sudah
diuji menggunakan uji partial (t)
2. Berdasarkan hasil analisis menggunakan bantuan PSS 2.1 for windows
terlihat bahwa pengeluaran memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan
keluarga hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis kedua yang juga diuji
menggunakan uji partial (t)
3. Berdasarkan hasil analisis menggunakan bantuan SPSS 2.1 for windows
terlihat bahwa kedua variabel bebas yaitu tingkat pendapatan dan
pengeluaran memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan keluarga. Hal ini
terlihat dari uji hipotesis yang menunjukkan bahwa kedua variabel bebas
tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan
keluarga. Indikator yang paling berpengaruh adalah sandang, pangan, dan
papan menurut penelitian ini, responden memiliki kebutuhan yang sangat
besar terhadap sandang, pangan, dan papan.
86
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan juga masih dimiliki oleh penelitian ini. Meskipun
demikian, keterbatasan justru harus menjadi referensi bagi perbaikan untuk
penelitian-penelitian lain di masa yang akan datang. Keterbatasan itu yakni, :
1. Objek penelitian ini adalah petani karet di Desa Seri Bandung Kabupaten
Ogan Ilir Kecamatan Tanjung Batusehingga tidak dapat digeneralisasikan
untuk petani karet yang bukan bertempat tinggal di Desa Seri Bandung.
2. Jumlah responden masih belum bisa menggambarkan kondisi riil yang
sesungguhnya.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel lain
selain pendapatan, pengeluaran petani karet dan kesejahteraan keluarga.
Hal ini mengingat bahwa di dalam penelitian ini, variabel-variabel
tersebut hanya mampu menjelaskan variasi yang ada dalam variabel
dependen sebagian saja. Sedangkan, sisanya dijelaskan oleh variabel lain
di luar penelitian ini.
C. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yang didasarkan pada hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek yang digunakan untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya tidak hanya
di Desa Seri Bandung saja melainkan dapatobjek yang lainnya. Karena
objek dan karakteristik yang dipilih akan mempengaruhi pola persebaran
informasi yang menyebabkan ada atau tidaknya pengaruh pada
87
kesejahteraan keluarga. Sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian
dilakukan.
2. Penelitian selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan menambahkan
variabel baru yang berpengaruh pada kesejahteraan keluarga, sepertipola
konsumsi,manajemen keuangan keluarga. Penambahan variabel ini
bertujuan untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan,
sehingga akan menambah ilmu pengetahuan baik bagi penulis maupun
yang membaca.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman Al-Jaziri t.th, “Al-Fiqh ‘Ala Madzahib al Ar-ba’ah”, Beirut: Al-
Qalam.1969
Aedy Hasan, “Teori dan Aplikasi Ekonomi Pembangunan Perspektif Islam
Sebuah Studi Komprasi”,Yogyakarta: Graha Ilmu.2011
Arikunto Suharsmi, “Prosedur Penelitian”, Jakarta: Rineka Cipta Edisi Revisi
ke-5.2002
Ashari dan Septana, “Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan
Usaha”, Jurnal,Litbang Pertanian.2007
Asy-Shaddieqy, Hasbi, “Pengantar Figh Muamalah”, Jakarta: Raja Penerbit
Bulan Bintang.1984
Azwar Saifuddin, “ Reabilitas dan Validitas”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.1997
Dumairy, “Perekonomian Indonesia”, Jakarta: Erlangga.1999
Faidzal Adriez Mohammad, “Analisis Kualitas Karet Rakyat Kaitannya Dengan
Kesejahteraan Petani Karet Rakyat Di Kecamatan Umpu Kabupaten Way
Kanan”, Skripsi, Way Kanan : Universitas Unila.2010
Firdaus, Achmad, “Kajian Islam Tentang Pengelolaan Keuangan
Keluarga”,Artikel.2006
Gazalba, Sidi, “Asas Agama Islam”,Jakarta: PT. Bulan Bintang Cerakan ke-
2.1985
Hadi, Sutrisno, “Metodelogi Penelitian Research”,Yogyakarta: Andi Offset.1991
Retningtyas, “Gambaran Umum Tingkat Kesejahteraan Penenun Ala Tenun
Bukan Mesin (ATBM) Di Dusun Gamplong IV, Sumber Rahayu Moyudan,
Sleman.Skripsi Sarjana S1 Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan.
Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya.Yogyakarta 2012.
Setyowati Novi, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pengairan Sawah Di
Dusun Sindet Desa Trimulyo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul”, Jogjakarta.
Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.2013.Skripsi
Sukma Anggoro Rindi, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras
Di Indonesia. Skripsi Sarjana Program S1 Program Studi Ilmu Ekonomi
89
Pembangunan.Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.
Semarang.2012
Surjano, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan
Dibupaten Langkat’,Thesis,Medan,Sumatra Utama: Universitas USU.2008
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dam
R&D”,Bandung: Alfabeta.2013
Suhendi Hendi, “Figh Muamalah”,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010
Suryabrata dan Sumadi,”Pengembangan Alat Ukur Psikologi”,Yogyakarta: Andi
Offset.2000
Soekartawi, “Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil”, Jakarta: Ul-Press 1986
Mardiana, Reny, “Analisis Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Karet Rakyat
di Kecamatan Bumi Agung di Kabupaten Way Kanan”, Universitas
Lampung.2014
Uyanto, Stanislaus S,”Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”,Yogyakarta: Graha
Ilmu.2009
90
Hasil Perhitungan Karakteristik Responden
No
Responden Usia
Jenis
Kelamin Pendidikan Penghasilan
1 5 1 4 4
2 5 1 4 4
3 5 1 3 3
4 4 1 5 3
5 3 1 4 3
6 3 1 4 4
7 3 1 1 2
8 3 1 4 5
9 3 1 3 4
10 2 1 3 4
11 2 1 4 3
12 2 1 3 5
13 1 1 3 5
14 1 1 4 5
15 1 1 3 4
16 1 1 3 4
17 1 1 3 3
18 3 1 5 5
19 3 1 3 4
20 3 1 3 2
21 4 1 4 4
22 4 1 4 4
23 4 1 4 5
24 5 1 3 4
25 5 1 1 2
26 5 1 3 4
27 4 1 5 2
28 4 1 3 4
29 3 1 3 3
30 2 1 3 4
31 2 1 3 3
32 1 1 3 3
33 5 1 3 3
34 5 1 3 3
35 5 1 3 5
91
36 3 1 2 3
37 2 2 4 3
38 2 2 4 4
39 4 2 3 4
40 4 2 3 3
41 4 2 3 4
42 5 2 3 3
43 5 2 3 5
44 5 2 4 5
45 5 2 5 5
46 5 2 4 4
47 3 2 4 5
48 3 2 3 3
49 3 2 3 4
50 3 2 4 5
51 4 2 3 4
52 4 2 4 4
53 4 2 4 3
54 2 2 3 3
55 2 2 3 4
56 2 2 3 4
57 5 2 3 4
58 3 2 3 4
59 3 2 3 4
60 3 2 3 4
Jumlah 200 84 201 227
92
Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Pendapatan (X1)
Variabel Pendapatan
(X1) Total
1 2 3 X1
5 5 5 15
3 2 4 9
5 2 4 11
4 4 3 11
5 4 4 13
5 5 5 15
3 3 3 9
4 4 4 12
5 4 2 11
4 4 4 12
4 4 4 12
5 5 5 15
4 4 4 12
5 5 4 14
4 4 5 13
5 5 5 15
4 4 5 13
3 3 4 10
5 5 5 15
5 5 5 15
5 4 3 12
4 4 3 11
4 4 4 12
3 4 4 11
4 4 4 12
4 4 3 11
2 3 3 8
4 2 4 10
4 3 4 11
3 5 3 11
5 3 4 12
4 2 4 10
4 3 3 10
4 4 5 13
4 4 5 13
5 2 3 10
4 4 4 12
93
5 5 5 15
5 5 4 14
4 5 4 13
5 5 4 14
5 5 5 15
4 4 4 12
3 3 4 10
4 4 4 12
5 4 4 13
4 4 4 12
5 2 2 9
2 4 4 10
5 4 4 13
5 5 5 15
5 5 5 15
5 5 4 14
4 4 4 12
4 4 4 12
4 3 4 11
4 2 2 8
4 4 4 12
5 5 5 15
4 4 4 12
254 235 240 729
94
Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengeluaran (X2)
Variabel Pengeluaran (X2) Total
1 2 3 4 5 6 X2
4 4 4 4 4 3 23
4 4 3 3 5 3 22
5 5 5 3 5 2 25
3 4 5 5 2 2 21
4 4 4 3 4 4 23
5 5 3 4 4 4 25
4 4 4 5 5 3 25
5 5 5 4 4 3 26
4 4 4 4 4 3 23
5 5 5 4 5 4 28
5 5 5 4 5 5 29
5 5 5 4 5 4 28
5 5 5 4 5 4 28
4 4 4 4 4 2 22
3 3 4 4 5 2 21
5 5 5 4 5 4 28
3 3 3 4 4 4 21
4 4 4 5 5 4 26
4 4 4 3 5 4 24
4 4 4 3 3 3 21
4 3 3 3 4 3 20
5 4 2 2 3 5 21
4 4 4 3 4 4 23
5 5 5 4 4 3 26
3 2 2 2 5 2 16
4 4 4 3 4 3 22
4 3 4 4 4 4 23
4 4 4 4 4 4 24
5 5 4 4 4 4 26
5 5 4 3 4 4 25
4 4 4 3 4 3 22
2 4 4 3 4 5 22
4 5 4 3 5 4 25
4 3 4 4 4 4 23
95
4 3 4 4 4 4 23
5 4 3 2 4 3 21
4 4 4 3 3 4 22
4 4 4 3 4 2 21
4 2 2 2 4 4 18
4 4 4 3 5 2 22
4 4 3 3 4 4 22
4 4 5 3 5 3 24
4 4 4 3 5 4 24
4 4 4 3 3 3 21
5 5 5 3 4 2 24
4 3 3 3 4 4 21
4 4 4 4 4 3 23
5 5 3 4 4 4 25
3 4 4 2 5 3 21
3 4 5 5 5 2 24
4 4 4 3 5 2 22
4 4 4 4 4 3 23
4 3 3 3 4 4 21
5 5 5 4 5 2 26
4 4 4 4 4 3 23
5 2 3 4 4 2 20
5 5 5 3 4 3 25
5 5 5 3 5 3 26
3 3 3 3 5 3 20
5 5 4 3 4 3 24
251 243 238 207 256 198 1393
96
Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Kesejahteraan Keluarga (Y)
Variabel Kesejahteraan Keluarga (Y) Total
1 2 3 4 5 6 7 8 Y
5 5 5 5 2 5 4 4 35
4 4 4 3 2 4 3 4 28
5 5 5 5 2 4 4 4 34
3 3 4 4 3 5 5 5 32
4 4 3 4 4 4 4 4 31
4 4 3 5 3 5 5 5 34
5 5 4 3 3 4 5 5 34
4 4 4 5 4 5 3 5 34
4 4 3 4 4 4 4 4 31
5 5 5 5 4 5 5 5 39
5 5 5 5 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 5 5 5 35
5 5 5 5 4 4 4 4 36
4 4 3 4 4 4 4 4 31
3 3 4 4 5 5 5 3 32
4 4 4 4 4 5 5 5 35
5 5 3 3 3 4 4 5 32
3 2 3 3 3 4 4 5 27
4 4 4 4 4 4 4 3 31
4 3 2 4 4 4 5 5 31
4 4 3 4 4 5 5 5 34
5 5 2 3 4 1 4 4 28
4 4 4 4 3 3 3 3 28
4 4 3 4 3 4 4 4 30
3 3 3 3 4 4 4 2 26
4 4 4 3 3 5 4 5 32
3 4 4 4 4 4 4 4 31
4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 5 3 4 3 4 4 4 32
5 4 3 4 4 4 4 4 32
4 4 4 3 2 5 5 4 31
4 4 4 4 1 4 4 4 29
3 4 4 4 1 4 4 5 29
5 4 3 4 3 5 4 4 32
5 4 3 4 3 5 4 4 32
3 5 3 4 2 5 5 5 32
97
4 4 3 3 4 5 4 4 31
4 4 4 4 4 5 5 5 35
5 5 3 3 3 5 5 4 33
4 4 4 5 3 4 4 4 32
4 4 3 4 2 4 4 4 29
5 5 5 5 2 4 4 4 34
5 4 5 4 2 3 3 4 30
3 3 4 4 1 5 3 2 25
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 3 4 5 4 4 4 32
5 5 5 5 5 4 4 4 37
2 4 1 3 4 4 5 4 27
4 4 3 2 4 5 1 3 26
4 4 4 4 4 5 5 3 33
5 5 5 5 3 5 5 5 38
5 5 4 4 2 4 5 4 33
4 4 3 4 2 4 4 4 29
5 5 5 5 2 5 5 4 36
5 5 5 5 4 4 5 5 38
2 4 4 4 4 5 2 2 27
4 4 4 4 1 4 3 4 28
4 5 4 5 4 5 5 5 37
3 5 3 5 3 5 5 5 34
3 4 3 4 4 5 5 5 33
246 252 222 242 194 261 251 249 1917
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
USIA
Frequen
cy
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Va
lid
1 6 10,0 10,0 10,0
2 10 16,7 16,7 26,7
3 17 28,3 28,3 55,0
4 12 20,0 20,0 75,0
5 15 25,0 25,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 2
KarakteristikResponden Berdasarkan Jenis Kelamin
JenisKelamin
Freque
ncy
Percen
t
Valid
Percent
Cumula
tive
Percent
Valid
1 36 60,0 60,0 60,0
2 24 40,0 40,0 100,0
Tot
al
60 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Frequen
cy
Perce
nt
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
1 2 3,3 3,3 3,3
2 1 1,7 1,7 5,0
3 35 58,3 58,3 63,3
4 18 30,0 30,0 93,3
5 4 6,7 6,7 100,0
Tot
al
60 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan
Freque
ncy
Percent Valid
Percent
Cumulati
ve
Percent
Val
id
1 6 10,0 10,0 10,0
2 7 11,7 11,7 21,7
3 15 25,0 25,0 46,7
4 24 40,0 40,0 86,7
5 8 13,3 13,3 100,0
Tot
al
60 100,0 100,0
LAMPIRAN 5
Deskriptif Variabel Pendapatan Petani Karet (X1)
Pernyataan Jawaban Responden Jumlah
Jawaban
Jumlah
Responden
Rata-
Rata 5 4 3 2 1
1 24 28 6 2 0 254 60 42,3
2 17 28 8 7 0 235 60 3,91
3 15 33 9 3 0 240 60 4
Jumlah rata-rata Jawaban
Responden 729 180 4,05
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 6
Deskriptif Variabel Pengeluaran Petani Karet (X2)
Pernyataan Jawaban Responden Jumlah
Jawaban
Jumlah
Responden
Rata-
Rata 5 4 3 2 1
1 20 32 7 1 0 251 60 4,18
2 18 30 9 3 0 243 60 4,05
3 15 31 11 3 0 238 60 3,96
4 4 24 27 5 0 207 60 3,45
5 22 33 4 1 0 256 60 4,26
6 3 24 21 12 0 198 60 3,3
Jumlah rata-rata Jawaban
Responden 1,393 360 3,86
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 7
Deskriptif Variabel Kesejahteraan Keluarga Petani Karet (Y)
Pernyataan
Jawaban
Responden Jumlah
Jawaban
Jumlah
Responden
Rata-
Rata 5 4 3 2 1
1 20 28 10 2 0 241 60 4,1
2 19 35 5 1 0 252 60 4,2
3 11 24 22 2 1 222 60 3,7
4 15 33 11 1 0 242 60 4,03
5 3 27 15 11 4 194 60 3,23
6 26 31 2 0 1 261 60 4,35
7 22 30 6 1 1 251 60 4,28
8 20 32 5 3 0 249 60 4,15
Jumlah rata-rata Jawaban
Responden 1,917 480 3,99
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 8
Uji Validitas Variabel Pendapatan (X1) Correlations
x1 x2 x3 totalx
x1
Pearson Correlation 1 ,355** ,255
* ,677
**
Sig. (2-tailed) ,005 ,050 ,000
N 60 60 60 60
x2
Pearson Correlation ,355** 1 ,529
** ,848
**
Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,000
N 60 60 60 60
x3
Pearson Correlation ,255* ,529
** 1 ,768
**
Sig. (2-tailed) ,050 ,000 ,000
N 60 60 60 60
Totalx
Pearson Correlation ,677** ,848
** ,768
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 9
Uji Validitas Variabel Pengeluaran (X2) Correlations
x1_1 x2_2 x3_3 x4_4 x5_5 x6_6 totalx2
x1_1
Pearson
Correlation
1 ,580** ,252 -,009 ,039 ,105 ,600
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,050 ,946 ,767 ,423 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60
x2_2
Pearson
Correlation
,580** 1 ,654
** ,098 ,133 ,101 ,814
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,454 ,312 ,444 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60
x3_3
Pearson
Correlation
,252 ,654** 1 ,257
* ,209 -,184 ,724
**
Sig. (2-tailed) ,050 ,000 ,046 ,109 ,159 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60
x4_4
Pearson
Correlation
-,009 ,098 ,257* 1 ,028 -,056 ,496
**
Sig. (2-tailed) ,946 ,454 ,046 ,835 ,670 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60
x5_5
Pearson
Correlation
,039 ,133 ,209 ,028 1 -,085 ,361**
Sig. (2-tailed) ,767 ,312 ,109 ,835 ,521 ,005
N 60 60 60 60 60 60 60
x6_6
Pearson
Correlation
,105 ,101 -,184 -,056 -,085 1 ,301*
Sig. (2-tailed) ,423 ,444 ,159 ,670 ,521 ,019
N 60 60 60 60 60 60 60
totalx2
Pearson
Correlation
,600** ,814
** ,724
** ,496
** ,361
** ,301
* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,019
N 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 10
Uji Validitas Variabel Tingkat Kesejahteraan Keluarga (Y) Correlations
y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 totaly
y1
Pearson Correlation 1 ,608** ,386
** ,136 -,070 -,213 ,076 ,194 ,537
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,295 ,594 ,102 ,564 ,137 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60 60 60
y2
Pearson Correlation ,608** 1 ,341
** ,186 -,070 -,080 ,184 ,238 ,603
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,152 ,596 ,544 ,160 ,067 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60 60 60
y3 Pearson Correlation ,386
** ,341
** 1 ,357
** -,185 ,146 -,041 -,008 ,527
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,007 ,005 ,156 ,267 ,757 ,955 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60 60 60
y4
Pearson Correlation ,136 ,186 ,357** 1 -,011 ,144 ,253 ,205 ,665
**
Sig. (2-tailed) ,295 ,152 ,005 ,935 ,271 ,051 ,116 ,000
N 61 61 61 61 60 60 60 60 60
y5
Pearson Correlation -,070 -,070 -,185 -,011 1 ,026 ,130 -,002 ,277*
Sig. (2-tailed) ,594 ,596 ,156 ,935 ,847 ,322 ,987 ,032
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
y6
Pearson Correlation -,213 -,080 ,146 ,144 ,026 1 ,240 ,149 ,331**
Sig. (2-tailed) ,102 ,544 ,267 ,271 ,847 ,065 ,255 ,010
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
y7
Pearson Correlation ,076 ,184 -,041 ,253 ,130 ,240 1 ,546** ,586
**
Sig. (2-tailed) ,564 ,160 ,757 ,051 ,322 ,065 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
y8
Pearson Correlation ,194 ,238 -,008 ,205 -,002 ,149 ,546** 1 ,557
**
Sig. (2-tailed) ,137 ,067 ,955 ,116 ,987 ,255 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
totaly
Pearson Correlation ,537** ,603
** ,527
** ,665
** ,277
* ,331
** ,586
** ,557
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,032 ,010 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 11
Uji Reabilitas Variabel Pendapatan (X1) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,811 4
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 12
Uji Reabilitas Variabel Pengeluaran (X2) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,715 7
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 13
Uji Reabilitas Variabel Tingkat Kesejahteraan Keluarga (Y) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,701 9
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 14
Uji Grafik Normalitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 15
Hasil Uji Probability Plot
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 16
Uji Normalitas Tabel One Sample Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,49227282
Most Extreme Differences
Absolute ,071
Positive ,071
Negative -,037
Kolmogorov-Smirnov Z ,554
Asymp. Sig. (2-tailed) ,919
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 17
Uji Multikolonieritas Antara Variabel Pendapatan, Pengeluaran dan Kesejahteraan Keluarga
Sumb
er: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 18
Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,623a ,388 ,367 2,536 1,801
a. Predictors: (Constant), pengeluaran, pendapatan
b. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Pendapatan ,992 1,008
Pengeluaran ,992 1,008
a. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga
LAMPIRAN 19
Uji Heteroskedastitas
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 20
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta
1
(Constant) 9,269 3,860 2,401 ,020
Pendapatan ,784 ,173 ,473 4,543 ,000
Pengeluaran ,567 ,131 ,449 4,319 ,000
Uji
Hipote
sis
Perta
ma
a. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 21
Uji Hipotesis Kedua
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta
1
(Constant) 9,269 3,860 2,401 ,020
Pendapatan ,784 ,173 ,473 4,543 ,000
Pengeluaran ,567 ,131 ,449 4,319 ,000
b. Dependent Variable: kesejahteraankeluarga
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 22
Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kesejahteraan
keluarga *
pendapatan
Between
Groups
(Combined) 221,421 7 31,632 4,358 ,001
Linearity 112,459 1 112,459 15,494 ,000
Deviation from
Linearity
108,963 6 18,160 2,502 ,033
Within Groups 377,429 52 7,258
Total 598,850 59
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
LAMPIRAN 23
Uji Simultan (F)
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
Data Pribadi
Nama : Givari Zakawali
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Seri Bandung, 9 April 1994
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jln. Pesantren Dusun II Seri Bandung Kec. Tanjung Batu Kab.
Ogan Ilir Sumatera Selatan
Nomor Telp/Hp : 082175727512
Email : [email protected]
Data Orang Tua
Nama Ayah : Abdul Basith
Pekerjaan Ayah : Karyawan BUMN
Nama Ibu : Asmarah
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Menerangkan dengan sebenarnya :
PENDIDIKAN
1. Tamatan SD Negeri 02 Seri Bandung (2006)
2. Tamatan MTS PP. Nurul Islam Seri Bandung (2009)
3. Tamatan MA PP. Nurul Islam Seri Bandung (2012)
4. Tamatan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang (2016)
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Palembang, 3 November 2016
Givari Zakawali