PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Skripsi)
NAMA : ROMI JUMANDANI
NPM : 0741031081
EMAIL : [email protected]
NO. HP : 082179801116
PEMBIMBING I : Kiagus Andi, SE., M.Si., Akt.
PEMBIMBING II : Yenni Agustina, SE., M.Sc., Akt.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
1
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Oleh:
ROMI JUMANDANI
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh penerapan Good Corporate
Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan. Variabel skor
penerapan good corporate governance digunakan sebagai indikator penerapan
GCG, sedangkan rasio profitabilitas yang diproksikan dalam Return On Asset
(ROA) dan nilai perusahaan yang diproksikan dalam Price Book Value (PBV)
digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.
Sampel penelitian ini diambil secara purposive sampling, dengan kriteria: (1)
sampel adalah perusahaan yang sudah menerapkan good corporate governance
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2) perusahaan sampel konsisten masuk
dalam pemeringkatan penerapan good corporate governance yang dilakukan oleh
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berupa skor
pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) selama tiga tahun
berturut-turut periode 2008-2010. Data yang digunakan diperoleh dari laporan
CGPI tahun 2008-2010 dan laporan keuangan tahunan tahun 2008–2010.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi
sederhana. Analisis data dilengkapi dengan uji normalitas dan uji asumsi klasik
(uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas).
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Penerapan GCG berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dalam ROA, (2) Penerapan
GCG berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dalam PBV
Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Corporate Governance
Perception Index (CGPI), Return On Asset (ROA), Price
Book Value (PBV).
2
ABSTRACT
THE INFLUENCE APPLICATION OF GOOD CORPORATE
GOVERNANCE ON CORPORATE FINANCIAL PERFORMANCE
By :
Romi Jumandani
The objective of this research was to analyze the correlation between good
corporate governance application and financial performance of the company.
Good corporate governance application score was the variable that used as the
indicator of GCG. Profitability ratio, Return On Asset (ROA) and company value,
Price Book Value (PBV) were the variables that used as the indicator of financial
performance of the company.
The sample of this research with purposive sampling, with criteria: (1) the sample
is a company that has implemented good corporate governance and is listed on the
Indonesia Stock Exchange. (2) sample companies included in the application of
good corporate governance ratings conducted by The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) a ranking score of Corporate Governance
Perception Index (CGPI). Pooling (time series and cross sectional) data were used
in this research, it was obtained from CGPI reports at 2004-2008 and financial
statement at 2008-2010. Statistic method through simple regression analysis was
used in hypothesis testing. Data analysis was completed with test and classical
assumption of normality, test of autocorrelation, and heteroscedasticity test.
The result of this research showed that (1) The GCG implementation positive
significantly related to ROA, (2) The GCG implementation positive significantly
related to NPM.
Keywords : Good Corporate Governance (GCG), Good Corporate
Perception Index (CGPI), Return On Assets (ROA), and Price
Book Value
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan
pemegang saham melalui peningkatkan nilai perusahaan (Brigham,2006).
Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu
beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh
tersebut perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham,
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Untuk mewujudkan tujuan perusahaan dan mengatasi hambatan-hambatan
tersebut, maka kebutuhan akan pelaksanaan GCG sudah merupakan kebutuhan
wajib bagi suatu perusahaan. Sehingga menjadi keharusan bagi perusahaan-
perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan GCG agar tujuan perusahaan
dapat tercapai. Manfaat perusahaan menerapkan praktek GCG adalah recources
yang dimiliki pemegang saham perusahaan dapat dikelola dengan baik, efisien
dan digunakan semata-mata untuk kepentingan peningkatan nilai perusahaan.
Semua itu dilakukan perusahaan untuk dapat maju dan berkembang sehingga
dapat bersaing secara sehat sekaligus mengurangi resiko penyalahgunaan
wewenang oleh manajemen sebagai pihak yang menjalankan perusahaan. Hal ini
berarti GCG tidak saja berakibat positif terhadap pemegang saham namun juga
bagi masyarakat luas yang berupa pertumbuhan perekonomian nasional.
Secara teoritis, penerapan GCG akan berpengaruh pada kinerja perusahaan.
Dengan adanya GCG dalam perusahaan, profitabilitas perusahaan akan meningkat
dan citra perusahaan akan semakin baik. Hal ini karena perusahaan akan lebih
efektif , efisien dan ekonomis dalam mengelola asset dan sumber daya yang
dimiliki dalam mancapai tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh laba.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Pranata (2007) dengan pendekatan yang berbeda dari segi sampel penelitian,
tahun penelitian, variabel penelitian dan alat analisis. Hasil penelitian Pranata
(2007) menunjukkan bahwa GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk
dalam pemeringkatan penerapan good corporate governance yang dilakukan oleh
IICG berupa skor pemeringkatan CGPI dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana pengaruh hasil penelitian ini terhadap
perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan CGPI khususnya perusahaan yang
4
terdaftar pada BEI. Periode pengamatan dalam penelitian ini yaitu selama 3 tahun
periode 2008-2010, hal ini dikarenakan supaya data yang didapatkan lebih banyak
dan hasil penelitian ini mempunyai daya komparabilitas yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan dimuka, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh penerapan
good corporate governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA dan
PBV) yang terdaftar pada Corporate Governance Perception Index (CGPI)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai pengaruh
penerapan good corporate governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(ROA dan PBV ) yang terdaftar pada Corporate Governance Perception Index
(CGPI).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, terutama bagi pihak-
pihak berikut ini:
1. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti mengenai pengaruh pelaksanaan GCG di Indonesia,
khususnya pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada perusahaan
mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan
(ROA dan PBV). Informasi tersebut merupakan feedback bagi perusahaan
atas pelaksanaan GCG yang telah dilakukannya.
3. Bagi Investor
Dapat memberikan masukan bagi para investor sebagai referensi dan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan mengenai investasi pada
perusahaan yang telah menerapkan GCG.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Stewardship
Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia
yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan
penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain
(Chinn,2000). Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang dikehendaki para
pemegang saham. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen
sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan
publik maupun stakeholder. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya,
mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan
kejujuran terhadap pihak lain (Chinn,2000). Inilah yang tersirat dalam hubungan
fidusia yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata lain, stewardship
theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan
sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder.
Dapat dikatakan teori stewardship adalah cikal bakal terbentuknya Good
Corporate Governance dalam perusahaan. Dimana pihak manajemen akan
menjalankan perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik kepada pihak shareholder sebagaimana
mestinya.
2.2 Teori Agency
Teori Agency ini menggambarkan adanya hubungan positif antara shareholder
dengan para manager melalui Good Corporate Governance. Prinsip utama teori ini
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu
manajer.
Berdasarkan teori agency inilah, perusahaan menyadari perlunya penerapan Good
Corporate Governance dalam pengelolaan perusahaan. Selain untuk
meminimalisir kerugian akibat penyalahgunaan wewenang manajemen dalam
pengelolaan perusahaan untuk memperoleh laba juga untuk menggambarkan citra
yang baik bagi perusahaan kepada publik dan calon investor.
2.3 Pengertian dan Konsep Dasar Good Corporate Governance
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah stewardship
theory dan agency theory. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis
6
mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya,
mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan
kejujuran terhadap pihak lain (Chinn,2000). Inilah yang tersirat dalam hubungan
fidusia yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata lain, stewardship
theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan
sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder. Berbanding terbalik
dengan Stewardhip theory, Agency theory adalah sebuah teori memandang bahwa
manajemen perusahaan sebagai “agents” bagi para pemegang saham, akan
bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai
pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.
2.4 Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Pelaksanaan good corporate governance diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat berikut ini (FCGI, 2001) :
Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga
dapat lebih meningkatkan corporate value.
Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.
2.5 Sistem Penilaian dan Pemeringkatan Penerapan Good Corporate
Governance
Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah riset dan pemeringkatan
penerapan GCG di perusahaan publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI
dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauhmana perusahaan-
perusahaan publik telah menerapkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap
tahunnya, pertama kali yaitu tahun 2001. Pada CGPI ini, selain tetap menjalin
kerja sama dengan Majalah SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis
yang unggul di Indonesia, IICG juga bekerja sama dengan Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG). Kerjasama KNKG, Majalah SWA dan IICG
dalam pemeringkatan CGPI menjadikan sosialisasi dapat dilaksanakan secara
lebih luas, terukur, dan gencar dengan dukungan hasil riset yang kredibel.
Hasil Program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan
penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan
pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI
didesain menjadi 3 kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat
dijelaskan menurut skor penerapan GCG seperti disajikan pada tabel berikut ini:
7
Tabel 2
Kategori Pemeringkatan CGPI
Skor Level Terpercaya
55-69 Cukup Terpercaya
70-84 Terpercaya
85-100 Sangat Terpercaya
Sumber: Laporan CGPI, 2008
2.6 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan oleh para
pemakai laporan keuangan dalam mengukur atau menentukan sejauh mana
kualitas perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan
keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui
keadaan financial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode
tertentu.
2.7 Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian perusahaan khususnya kinerja sering dilakukan untuk tujuan-tujuan
tersebut di bawah ini (Darmawati,2004):
Untuk keperluan merger dan akuisisi.
Perusahaan akan melakukan merger (penggabungan usaha) atau mengakuisisi
perusahaan lain, jelas memerlukan kegiatan penilaian untuk mengetahui
berapa nilai perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan.
Untuk kepentingan restrukturisasi dan kepentingan usaha. Perusahaan yang
bermasalah seringkali memerlukan penilaian untuk mengimplementasikan
program pemulihan usaha atau restrukturisasi, untuk mengetahui apakah nilai
usaha lebih besar daripada nilai likuiditasnya.
Untuk keperluan divestasi sebagai saham perusahaan dari mitra strategis
(beberapa saham harus dilepas kepada mitra baru). Contoh: privatisasi
BUMN.
Untuk Initial Public Offering (IPO)
Perusahaan yang akan menjual sahamnya pada umum atau bursa, harus
dinilai dengan menggunakan penilaian yang wajar untuk ditawarkan kepada
masyarakat atau public.
Untuk memperoleh pendapatan wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan
atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada di dalam
neraca.
Memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau tambahan
modal.
2.8 Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan.
Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement” yaitu
kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam
pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian
kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah
8
dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Secara formal, produk akhir dari hasil
pengukuran kinerja diwujudkan dalam suatu laporan yang disebut laporan kinerja.
2.9 Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
Secara teoritis praktik good corporate governance dapat meningkatkan kinerja
keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan
keputusan yang menguntungkan sendiri, umumnya good corporate governance dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang akan
berdampak terhadap kinerjanya.
2.10 Pengembangan Hipotesis
Dalam penelitian ini pengukuran good corporate governance dengan
menggunakan corporate governance perception index (CGPI) dan pengukuran
kinerja dengan return on asset (ROA) dan price book value (PBV) sebagai ukuran
kinerja perusahaan.
yang diyakini bisa memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan yang
baik, karena esensi penerapan prinsip-prinsip good corporate governance adalah
peningkatan kinerja perusahaan. Perusahaan yang telah menerapkan corporate
governance secara baik akan memiliki kinerja operasional yang baik sehingga
dapat diprediksi bahwa perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip good
corporate governance yang lebih baik akan cenderung mempunyai kinerja
perusahaan yang lebih baik pula. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Penerapan good corporate governance berpengaruh positif terhadap ROA
H2: Penerapan good corporate governance berpengaruh positif terhadap PBV
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
berasal dari :
1. ICMD (Indonesian capital market directory),
2. IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance),
3. Internet www.swa.co.id dan www.idx.co.id
4. Buku-buku penunjang lainnya.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam
pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) selama tiga tahun
berturut-turut dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2007). Teknik penarikan sampel dilakukan secara Purposive
Sampling, artinya bahwa populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam
pemilihan sampel adalah perusahaan yang sudah menerapkan good corporate
governance dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010 yang masuk
dalam pemeringkatan penerapan good corporate governance yang dilakukan oleh
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berupa skor
pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) selama tiga tahun
berturut-turut.
10
Daftar Sampel Perusahaan Dalam CGPI Selama Tiga Tahun Berturut-turut
2008 – 2010
No Kode Nama Perusahaan
1 ADHI Adhi Karya Tbk
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
3 ELTY Bakrieland Development Tbk
4 BDKI Bank DKI
5 BNGA Bank CIMB Niaga
6 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
7 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
8 ELSA Elnusa
9 KRAS Krakatau Steel
10 UNTR United Tractors Tbk
3.3 Model Penelitian
3.4 Operasional Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Independen (X)
Variabel independen penelitian ini adalah good corporate governance. Variabel
ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh IICG berupa
Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI berisi skor hasil survei
mengenai penerapan good corporate governance pada perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. CGPI adalah program riset dan
pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance di Indonesia pada
perusahaan publik. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2001 di mana indeks
yang digunakan untuk memberikan skor berupa angka mulai dari 0 sampai 100,
Good Corporate
Governance
ROA
PBV
11
jika perusahaan memiliki skor mendekati atau mencapai nilai 100 maka
perusahaan tersebut semakin baik dalam menerapkan good corporate governance.
3.4.2 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan.
Dalam penelitian ini kinerja perusahaan di ukur dengan Return On Asset (ROA),
Price Book Value sebagai ukuran kinerja operasional perusahaan.
Return On Asset (ROA) disebut juga Return On Investment (ROI) merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat asset tertentu (Hanafi dan Halim, 2007). ROA dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba bersih setelah pajak
ROA = _____________________
Total aktiva
Price Book Value (PBV) merupakan perbandingan harga pasar suatu haham
dengan nilai bukunya (Agriyani,2003). PBV dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Harga pasar saham
PBV = _____________________
Nilai buku saham
3.5 Alat Analisis
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah model yang digunakan dapat diterima secara ekonometrika
dan apakah estimator yang diperoleh dengan metode kuadrat terkecil sudah
memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE), maka diperlukan uji
asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan yang mencakup sebagai
berikut :
1. Normalitas
2. Autokorelasi
3. Heteroskedastisitas
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi sederhana. Pengujian ini
bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu penerapan GCG
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu ROA dan PBV.
1. Analisis regresi linier sederhana
Model 1:
Y1= a+bX+e
Model 2:
Y2 = a+bX+e
12
Keterangan :
Y1 = ROA perusahaan i pada tahun t+1
Y2 = PBV perusahaan i pada tahun t+1
X = Indeks GCG berdasarkan CGPI perusahaan i pada tahun t
a = nilai intercept
b = Koefisien regresi
e = Error (tingkat kesalahan)
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antar nol sampai satu (0 ≤ R2
≤ 1). Hal ini berarti bila nilai R2
= 0
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen, bila nilai R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin
kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila nilai
R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh varabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial. Bentuk pengujiannya adalah:
Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau H0 ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau H0 diterima
13
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul
selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini
meliputi analisis deskriptif dan analisis statistika. Analisis deskriptif
menggunakan statistik deskriptif (minimun, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi) sedangkan analisis statistika yang digunakan adalah analisis regresi linear
sederhana.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari skor pemeringkatan
CGPI dan data laporan keuangan perusahaan sampel, yaitu perusahaan yang sudah
menerapkan good corporate governance dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2010 berupa skor CGPI dan data laporan keuangan tahun 2008-2010
berupa ROA dan PBV.
4.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
dan perbandingan nilai rata-rata (Mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum dan range dari setiap proksi variabel penelitian. Statistik deskriptif dari
penelitian ini ditunjukkan oleh tabel berikut :
Tabel 4.1
Statistik deskriptif
N MIN MAKS MEAN Std. Dev
ROA
PBV
GCG
30
30
30
1.05
1.14
69.17
7.97
2.12
91.67
3.1823
.4896
82.5080
1.75367
.4808
5.53673
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.1 di atas diketahui bahwa rasio
Return On Asset (ROA) yang merupakan rasio laba bersih setelah pajak dengan
total aktiva menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3.1823 dengan nilai minimum
sebesar 1.05 dan nilai maksimumnya 7.97. Besarnya nilai standar deviasi adalah
1.75367, hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata ROI adalah
peningkatan maksimum yang mungkin +1.75367sedangkan penurunan nilai rata-
rata ROI yang mungkin adalah -1.75367.
Rasio Price Book Value (PBV) yang merupakan rasio perbandingan nilai pasar
dan nilai buku perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0.4896 dengan
nilai minimum sebesar 1.14 dan nilai maksimumnya 2.12 . Besarnya nilai standar
deviasi adalah 0.4808, hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata PBV
14
adalah peningkatan maksimum yang mungkin +11.13888 sedangkan penurunan
nilai rata-rata ROE yang mungkin adalah -11.13888.
Sedangkan skor penerapan Good Corporate Governance (GCG) perusahaan
sampel memiliki rata-rata sebesar 82.5080 dengan nilai minimum sebesar 69.17
dan nilai maksimumnya 91.67. Besarnya nilai standar deviasi adalah 5.53673, hal
ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata skor penerapan GCG adalah
peningkatan maksimum yang mungkin +5.53673 sedangkan penurunan nilai rata-
rata skor penerapan GCG yang mungkin adalah -5.53673.
4.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi dapat dikatakan menghasilkan suatu estimator yang baik apabila
memenuhi asumsi-asumsi yang sangat berpengaruh pada perubahan variable
dependen. Berikut adalah penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang telah
dilakukan dalam penelitian ini :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual atau error term
yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam analisis
grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot.
Sedangkan dalam analisis statistik dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov
(K-S). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi
normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah
tidak normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.2
HASIL UJI NORMALITAS
VARIABEL KOLMOGOROV
- SMIRNOV
p- VALUE KETERANGAN
GCG
ROA
PBV
0.603
0.805
0.850
0.860
0.536
0.465
NORMAL
NORMAL
NORMAL
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai K-S atau angka signifikansi
yang dilihat pada baris Asymp. Sig. (2-tailed) menyatakan bahwa variabel GCG,
ROA dan PBV telah terdistribusi normal karena masing-masing dari variabel
memiliki probabilitas lebih dari 0,05.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
15
korelasi, maka dinamakan ada problem Autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang tahun berkaitan satu sama lainnya.masalah ini
timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada
individual atau kelompok sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik
adlah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada atau tidaknya autokorelasi dalam
penelitian ini di deteksi dengan menggunakan Uji Durbin Watson dengan hasil
sebagai berikut :
1.) Terhadap Variabel Dependen ROA
Hasil pengujian autokorelasi terhadap variabel ROA dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel hasil pengujian diatas diperoleh nilai DW sebesar 1.890. Nilai
ini akan dibandingkan dengan menggunakan nilai signifikansi 0.05 dengan jumlah
sampel sebanyak 30 (n=30) dan jumlah variabel independen senbanyak 1 (k=1),
maka dari tabel statistik Durbin Watson didapatkan nilai DU sebesar 1.489 dan
DL sebesar 1.352. Oleh karena itu nilai DW 1.890 sehingga didapatkan DU < DW
< 4-DU, maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak terjadi
autokorelasi.
2.) Terhadap Variabel Dependen PBV
Hasil pengujian autokorelasi terhadap variabel dependen ROE dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model R R
Sequare
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .077a .006 -.030 1.77946 1.890
Variabel dependen : ROA
Model R R
Sequare
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .531a .282 .256 .64510 2.121
Variabel dependen : PBV
16
Berdasarkan tabel hasil pengujian diatas diperoleh nilai DW sebesar 2.121. Nilai
ini akan dibandingkan dengan menggunakan nilai signifikansi 0.05 dengan jumlah
sampel sebanyak 30 (n=30) dan jumlah variabel independen senbanyak 1 (k=1),
maka dari tabel statistik Durbin Watson didapatkan nilai DU sebesar 1.489 dan
DL sebesar 1.352. Oleh karena itu nilai DW 2.121 sehingga didapatkan DU < DW
< 4-DU, maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak terjadi
autokorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas (residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya tetap). Dalam penelitian ini, deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar dengan ketentuan
sebagai berikut :
1.) Jika titik-titik pada diagram pencar membentuk pola tertentu yang teratur
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2.) Jika diagram pencar tidak ada pola yang jelas, titiki-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat dalam diagram dibawah ini :
1.) Terhadap Variabel Dependen ROA
17
2.) Terhadap Variabel Dependen PBV
4.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS
version 17.0. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan besarnya nilai
probabilitas signifikan masing-masing koefisien regresi variabel independen
dibandingkandengan tingkat signifikan (α ) 0.05,yang berarti bahwa resiko
tingkat kegagalan dalam penelitian ini adalah 5% .
Hasil Analisi Linier Sederhana
1.) Penerapan GCG Terhadap ROA
Pengujian terhadap hipotesis pertama penelitian menggunakan analisis
regresi linear sederhana dengan bentuk sebagai berikut:
ROA=b0 +b1 GCG+e
Keterangan:
ROA = Kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA
GCG = Skor penerapan GCG
b0 = Konstanta regresi atau intersep
b1 = Koefisien regresi skor penerapan GCG
Berdasarkan hasil analisis regresi liner sederhana yang dilakuakan dengan
program SPSS 17.0, hasilnya dapat diringkas sebagai berikut :
18
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Hipotesis
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (constant)
GCG
5.184
.024
4.935
.060
-.077
1.051
-.407
.302
.039
a. Variabel Dependen : ROA
Berdasarkan table regresi linier diatas maka dapat dituliskan model regresi
sebagai berikut :
ROA = 5.184 + 0.024GCG + e
Nilai intersep regresi di atas sebesar 5.184 hal ini menunjukkan bahwa
besarnya nilai ROE perusahaan sampel jika nilai skor GCG=0 adalah sebesar -
5.184%. Koefisien regresi skor GCG sebesar 0.024, hal ini berarti jika skor
GCG meningkat 1 maka ROA perusahaan sampel akan meningkat sebesar
0.024.
Uji statistik t dilakukan untuk menguji secara parsial atau individu apakah
penerapan GCG (X) secara parsial berpengaruh terhadap ROA (Y1). Berdasarkan
hasil uji t, dari table diatas dapat diketahui bahwa pada tingkat signifikansi 0.05
dengan hasil nilai p(0.039) < 0.05 yang artinya penerapan GCG berpengaruh
signifikan terhadap ROA karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05.
Pengujian Determinan (R2)
Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel-variabel dependen. Nilai koefisien
adalah antara nol sampai dengan satu dan ditunjukkan dengan nilai adjusted R2.
Tabel 4.8
Uji Determinan
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate
1 .077a .006 .030 1.77946
Variabel Dependen : ROA
Berdasarkan table hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinan (R2) diperoleh hanya sebesar 0.030atau 3.0%. Hal ini menunjukkan
bahwa 3.0% ROA dipengaruhi oleh variabel skor penerapan GCG. Sedangkan
sisanya sebesar 97% dijelaskan oleh variabel lain.
2.) Penerapan GCG Terhadap PBV
Pengujian terhadap hipotesis kedua penelitian menggunakan analisis regresi
linear sederhana dengan bentuk sebagai berikut:
PBV=b0 +b1 GCG+e
19
Keterangan:
PBV = Kinerja perusahaan yang diukur dengan PBV
GCG = Skor penerapan GCG
b0 = Konstanta regresi atau intersep
b1 = Koefisien regresi skor penerapan GCG
Berdasarkan hasil analisis regresi liner sederhana yang dilakuakan dengan
program SPSS 17.0, hasilnya dapat diringkas sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Hipotesis
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (constant)
GCG
5.431
.072
1.789
.022
0.531
3.035
3.316
.005
.003
Variabel Dependen : PBV
Berdasarkan table regresi linier diatas maka dapat dituliskan model regresi
sebagai berikut :
PBV = 5.431 + 0.072GCG + e
Nilai intersep regresi di atas sebesar 5.431hal ini menunjukkan bahwa
besarnya nilai PBV perusahaan sampel jika nilai skor GCG=0 adalah sebesar -
5.431. Koefisien regresi skor GCG sebesar 0.072, hal ini berarti jika skor GCG
meningkat 1 maka PBV perusahaan sampel akan meningkat sebesar 0.072.
Uji statistik t dilakukan untuk menguji secara parsial atau individu apakah
penerapan GCG (X) secara parsial berpengaruh terhadap PBV (Y2). Berdasarkan
hasil uji t, dari table diatas dapat diketahui bahwa pada tingkat signifikansi 0.05
dengan hasil nilai p(0.003) < 0.05 yang artinya penerapan GCG berpengaruh
signifikan terhadap ROE karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05.
Pengujian Determinan (R2)
Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel-variabel dependen. Nilai koefisien
adalah antara nol sampai dengan satu dan ditunjukkan dengan nilai adjusted R2.
20
Tabel 4.10
Pengujian Determinan
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate
1 .531a .282 .256 .64510
Variabel Dependen : PBV
Berdasarkan tabel hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinan (R2) diperoleh sebesar 0.256 atau 25,6%. Hal ini menunjukkan bahwa
25,6% PBV dipengaruhi oleh variabel skor penerapan GCG. Sedangkan sisanya
sebesar 74.4% dijelaskan oleh variabel lain.
21
Tabel 4.13
Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Hipotesis Uraian Nilai
Signifikansi Kesimpulan
Ha1
Penerapan GCG berpengaruh
positif terhadap kinerja
perusahaan yang diproksikan
dengan ROA
0.039 Ha1
Terdukung
Ha2
Penerapan GCG berpengaruh
positif terhadap kinerja
perusahaan yang diproksikan
dengan PBV
0.028 Ha2
Terdukung
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis data dalam penelitian ini dapat
diperoleh kesimpulan mengenai pengaruh penerapan Good Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan sebagai berikut :
1.) Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Hasil penelitian
menunjukkan jika skor penerapan GCG meningkat maka ROA
perusahaan sampel akan meningkat. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cornett et al (2006) terhadap perusahaan-
perusahan yang termasuk ke dalam kelompok S&P 100. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate
governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan good corporate governance berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (yang di-proxy dengan
ROA).
2.) Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan PBV. Hasil penelitian
menunjukkan jika skor penerapan GCG meningkat maka PBV perusahaan
sampel akan meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Brown dan Caylor (2004) (yang di-proxy dengan ROE,
Net Profit Margin, Sales Growth, dan Tobins Q). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, good corporate governance berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan yang di-proxy dengan ROE, NPM,
Sales Growth dan Tobin’s ).
5.2 Saran
Saran penulis untuk penelitian selanjutnya :
1.) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode
penelitian dan menambah jumlah sampel penelitian sehingga di harapkan
sampel yang diambil dapat mewakili praktik penerapan Good Corporate
Governance dengan lebih baik dan meningkatkan keakuratan hasil
penelitian.
23
2.) Memperluas variabel yang digunakan dalam mengukur pengaruhnya
terhadap kinerja keuangan selain rasio profitabilitas (ROA) dan nilai
perusahaan (PBV) untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan
misalnya total asset, growth opportunity, kualitas laporan keuangan, lama
perusahaan listing di BEI, dan agar penelitian selanjutnya menggunakan
data primer sehingga dapat melihat secara detail tinggi rendahnya nilai
indeks pada setiap kriteria penilaian Good Corporate Governance.
24
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E. F., dan Houston, J. F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Kesepuluh (Terjemahan). Salemba Empat, Jakarta.
Brown, Lawrence, ad J., Caylor.2004. Corporate Governance and Firm
Performance.
Chinn, Richard. 2000. Corporate Governance Handbook, Gee Publishing Ltd.
London.
Cornett et al. 2006. Earnings Management, Corporate Governance, and True
Financial Performance. ECGI Finance Working Paper.
Corporate Governance Perception Index 2008
Corporate Governance Perception Index 2009
Corporate Governance Perception Index 2010
Daniri, Achmad. 2005. Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia. Ray Indonesia, Jakarta.
Darmawati, Khomsyiah dan Rika Gelar R. 2004. Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja Perusahaan, SNA VII Denpasar, Bali.
FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga,
Jakarta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Edisi Revisi Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta : Unit Penerbit Dan Percetakan AMP YKPN.
Indonesian Capital Market Directory 2008
Indonesian Capital Market Directory 2009
Indonesian Capital Market Directory 2010
Jandik, Thomas and Craig R. 2005. The Evolution of Corporate Governance and
Firm Performance in Emerging Market: The Case of Sellier and Bellot.
ECGI Working Paper Series in Finance.
Kadir, Abdul dan Sthefanie B.P.2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Net Profit Margin. STIE, Banjarmasin.
25
Pranata, Yudha. 2007 Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan. Universitas Islam Indonesia.
Shaw, John C. 2003. Corporate Governance and Risk: A System Approach. John
Wiley & Sons, Inc, New Jersey.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kesebelas. CV Alfabeta,
Bandung.
Sulistyanto, Sri. 2003. Good Corporate Governance: Berhasilkah di Indonesia?.
Artikel.
Syakhroza, Akhmad. Best Practice Corporate Governance dalam Kontek Lokal
Perbankan Indonesia, Usahawan No.06 Th.XXXII, Juni 2003”.
Syakhroza, Akhmad. 2005. Corporate Governance: Sejarah dan Perkembangan,
Teori, Model, dan System Governance serta Aplikasinya pada Perusahaan
BUMN. Pidato Pengukuhan Guru Besar FEUI. Jakarta.
Tjager, I.N., et al. 2003. Corporate Governance. Prenhallindo, Jakarta.