PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUALTEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN
SUHU DAN KALOR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 5(MODEL) LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Umaya1 Ahmad Amin, M.Si2 Endang Lovisia, M.Pd.Si3
Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI LUBUKLINGGAUJL. Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau
E-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of this study is develop the Contextual Teaching and Learning-based physicsteaching book (CTL) on calor material, effective temperature, practical, and valid. The subject of this studywas XI IPA at SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau in academic year 2019/2020. The sample of thisresearch was XI IPA 1 consisting of 34 students. The sample in this research was taken by using simplerandom sampling. To analyze the data, the researcher used technique interview, poll and test techniques.The validation got a very good category that was 80,68%. The student's response to the ContextualTeaching and Learning (CTL) physics-based textbook was 82,36% in agree category. In addition, based onthe tests were giben and got the results, >75% students got score more than 70 of seven question. ttable
score a with the degree of freedom (DK) = n-1 = 34-1 = 33 and = 0,05 tcount was 36,87 and ttable was 2,04.It meant that Ha was accepted. It concluded, the physics-based Contextual Teaching and Learning (CTL)teaching book developed had been valid, practical, and effective.Key Words: Contextual Teaching and Learning (CTL), Textbook, Reseach and Development
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Buku Ajar Fisika Berbasis Contextual Teachingand Learning (CTL) pada Materi Suhu dan Kalor yang valid, praktis, dan efektif. Subjek dalam penelitianini yaitu seluruh kelas XI IPA dan subjek penelitian kelompok luas dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA1 SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau Tahun Ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 34 siswa yang diambildengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, angket,dan tes. Validasi yang dilakukan mendapatkan hasil dengan kategori sangat baik yaitu dengan persentase80,68%. Respon siswa terhadap buku ajar fisika berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu82,36% dengan kategori sangat setuju. Selain itu dari hasil tes ulangan harian yang diberikan, >75% siswamendapatkan nilai lebih dari 70 dari 7 butir soal yang diberikan. Nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) =n-1 = 34-1 = 33 dan = 0,05 thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, sehinggadapat dikatakan bahwa buku ajar fisika berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yangdikembangkan telah valid, praktis, dan efektif.Kata kunci: Buku Ajar, Contextual Teaching and Learning (CTL), Reseach and Development
PENDAHULUANNegara Indonesia merupakan salah
satu Negara yang sedang berkembang
sangat baik dan pesat. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk memajukan
Negara Indonesia yaitu melalui sektor
pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara yang telah dilakukan di
SMA Negeri 5 (Model) Kota
Lubuklinggau pada tanggal 16 Juli 2019
didapatlah hasil bahwa sebagian besar
siswa masih merasa kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran pada kurikulum
2013 saat ini.
Peneliti juga melakukan
wawancara kepada tiga orang siswa
dengan tingkat kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Respon siswa yang
berkemampuan tinggi menganggap
bahwa fisika itu menantang, menarik,
dan asi. Respon siswa yang
berkemampuan sedang menyatakan
bahwa belajar fisika itu asik tetapi
terkadang materinya banyak rumus.
Selanjutnya, respon siswa yang
berkemampuan rendah menyatakan
bahwa fisika itu sulit dan rumit karena
konsep dan rumus-rumusnya banyak
sehingga terkesan membosankan.
Serta berdasarkan hasil tes
diagnosis yang peneliti lakukan dengan
9 orang siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah, diketahui
bahwa sebagian besar siswa cenderung
masih belum memahami konsep fisika
dengan baik. Buku paket yang
digunakan saat ini kurang mendukung
dengan model pembelajaran yang
digunakan pada kurikulum 2013 saat ini.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Buku Ajar
Fisika Berbasis Contextual Teaching
and Learning (CTL) Pada Pokok
Bahasan Suhu dan Kalor Siswa Kelas XI
di SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Tujuan dari diadakannya
penelitian ini adalah: 1) Untuk
mengetahui cara mengembangkan buku
ajar fisika berbasis Kontekstual pada
materi suhu dan kalor di kelas XI IPA
SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau
pada Tahun Ajaran 2019/2020. 2) Untuk
mengetahui buku ajar fisika berbasis
Kontekstual apakah telah memenuhi
sasaran kevalidan, kepraktisan, dan
kefektifan pada materi suhu dan kalor di
kelas XI IPA SMA Negeri 5 (Model)
Lubuklinggau pada Tahun Ajaran
2019/2020.
KAJIAN TEORITIKPENELITIAN PENGEMBANGAN
Sugiyono (2012:407) menyatakan
bahwa metode penelitian dan
pengembangan merupakan sebuah
metode penelitian yang digunakan guna
untuk menghasilkan sebuah produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Dalam penelitian ini akan
menggunakan model pengembangan
ADDIE. Adapun buku ajar dengan
menggunakan model pengembangan
ADDIE dapat dilihat seperti pada
gambar 1.
Gambar 1 Langkah ModelPengembangan Perangkat Pembelajaran
ADDIE (Tegeh, 2014:42)
CONTEXTUAL TEACHING ANDLEARNING (CTL)
Yolanda (2016:231) menyatakanbahwa Contextual Teaching andLearning (CTL) is a concept of learningthat help teachers link between what istaught with real-world situations and toencourage students to make connectionsbetween knowledge and its applicationin real-world situations that in everydaylife so that the understanding of theconcept physics involving studentsactively involved both physically andmentally will gain knowledgeconstructively and can improve studentlearning outcomes.
Dimana yang artinya yaitu
Contextual Teaching and Learning
(CTL) adalah konsep pembelajaran yang
membantu guru menghubungkan antara
apa yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata dan untuk mendorong siswa untuk
membuat hubungan antara pengetahuan
dan penerapannya dalam situasi dunia
nyata yang dalam kehidupan sehari-hari
sehingga pemahaman dari konsep fisika
yang melibatkan siswa yang terlibat
aktif baik secara fisik maupun mental
akan memperoleh pengetahuan secara
konstruktif dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
METODOLOGI PENELITIANDalam penelitian ini untuk
mengembangkan sebuah buku ajar
berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada materi suhu dan
kalor menggunakan model
pengembangan ADDIE. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan angket, wawancara dan
tes. Adapun instrumen yang digunakan
untuk melihat kelayakan dan keefektifan
buku ajar yang dikembangkan yaitu
menggunakan angket kevalidan, angket
kepraktisan, angket observasi, dan soal
tes.
Buku ajar final adalah buku ajar
yang digunakan di SMA Negeri 5
(Model) Lubuklinggau. Validator yang
akan memvalidasi buku ajar yang
dikembangkan adalah ahli materi oleh
bapak Yaspin Yolanda, M.Pd.Si dan ibu
Rheny Mida Yanti, S.Pd, ahli tata
DesignEvaluateImplement
Develop
Analyze
bahasa dilakukan oleh ibu Dr. Yohanna
Satinem, M.Pd, serta ahli media
dilakukan oleh bapak Leo Charli, M.Pd.
Peneliti menggunakan desain One
Group Pretest-Posttest dimana peneliti
membandingkan hasil posttest dan
prettest siswa. Pada uji One to One
peneliti memberikan angket dengan 3
orang siswa kelas XI MIPA 2, kemudian
memberikan angket dengan 9 orang
siswa kelas XI MIPA 3. Angket ini
berisi 10 pernyataan yang harus
diberikan tanggapan oleh siswa. Pada
akhirnya tahap uji coba kelompok luas
dilakukan di kelas XI MIPA 1 SMA
Negeri 5 (Model) Lubuklinggau dengan
menggunakan 7 soal tes sebagai
instrumen pengujian keefektifan produk.
Untuk menghitung skor angket
menggunakan rumus:
Persentase =skor yang diperoleh
skor maksimumx100%
Untuk menghitung peningkatan n-
gain score menggunakan rumus:
< g > =
Untuk menguji hipotesis tersebut
dapat menggunakan t-test satu sampel
dengan rumus sebagai berikut:
t = ∑( )Buku ajar yang dikembangkan
melewati beberapa tahapan untuk
mendapatkan buku ajar final. Tahapan
tersebut seperti yang dijelaskan di
bawah ini:
Buku ajar draf IPada buku ajar draf 1, peneliti
telah merancang buku ajar berbasis
Contextual Teaching and Learning
(CTL) yang belum divalidasi. Berikut
buku ajar draf 1 pada gambar 2.
Cover buku ajardraf 1
peta konsep bukuajar draf 1
Isi buku ajardraf 1
Isi buku ajar draf 1
Gambar 2 Draf buku ajar IBuku ajar draf II
Buku ajar draf 2 ini merupakan
perbaikan daripada buku ajar draf 1
sebelumnya. Berikut perbaikan setelah
melakukan diskusi dengan dosen
pembimbing sesuai saran serta masukan
yang dapat dilihat pada gambar 3.
Cover buku ajardraf II
Isi buku ajar drafII
Isi buku ajar drafII
Isi buku ajar drafII
Gambar 3 Draf buku ajar II
HASIL PENELITIANBuku ajar Final
Buku ajar final ini merupakan
buku ajar yang diimplementasikan di
SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau,
guna untuk melihat keefektifan dan
kepraktisan buku ajar tersebut. Buku ajar
final dapat dilihat pada gambar 4.
Cover buku ajarfinal
Isi buku ajar draffinal
Isi buku ajar draffinal
Isi buku ajar draffinal
Gambar 4. Buku Ajar Final
KELAYAKAN BUKU AJARKelayakan dari buku ajar fisika
berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang dikembangkan ini
dapat dilihat dari hasil validasi yang
dilakukan dengan beberapa ahli dan
dengan beberapa aspek.
Validasi materi yang peneliti
lakukan dengan dosen fisika yaitu bapak
Yaspin Yolanda, M.Pd.Si sebanyak dua
kali. Dari hasil analisis pada validasi
materi yang pertama termasuk dalam
kategori baik dengan persentase sebesar
79,16%. Dari hasil analisis validasi
materi yang kedua dapat dikategorikan
sangat baik dengan mendapatkan
persentase sebesar 85,41%.
Sedangkan validasi yang
dilakukan oleh guru fisika yaitu ibu
Rheny Mida Yanti, S.Pd hanya
dilakukan sekali. Dari hasil analisis
validasi materi termasuk dalam kategori
sangat baik dengan persentase sebesar
85,41%.
Sehingga hasil akumulasi dari
validasi komponen materi yang
dilakukan oleh dua ahli materi terhadap
buku ajar fisika yang dikembangkan
dapat diakumulasi menjadi 83,32%
dengan kategori sangat baik. Sehingga
dari perolehan akumulasi tersebut, buku
ajar fisika yang dikembangkan layak
digunakan dalam segi materi.
Validasi kedua merupakan hasil
dari validasi ahli tata bahasa. Validasi
yang dilakukan dari segi tata bahasa ini
dilakukan dua kali pertemuan. Dari hasil
analisis validasi yang pertama termasuk
dalam kategori baik yaitu dengan
presentase 70,83%. Dari hasil analisis
validasi kedua pada komponen tata
bahasa termasuk dalam kategori baik,
yaitu dengan persentase sebesar 72,91%
dan buku ajar yang dikembangkan layak
digunakan tanpa adanya revisi.
Validasi ketiga merupakan hasil
dari validasi media, validasi dilakukan
sebanyak 2 pertemuan. Dari hasil
analisis validasi yang pertama termasuk
dalam kategori baik yaitu dengan
presentase 75%. Dari hasil analisis
validasi kedua termasuk dalam kategori
sangat baik, yaitu dengan persentase
sebesar 86,11% dan buku ajar yang
dikembangkan layak digunakan tanpa
adanya revisi.
Berdasarkan hasil penilaian dalam
tahap validasi oleh para ahli yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa
kevalidan buku ajar yang dikembangkan
persentasenya mencapai 80,68% dan
termasuk dalam kategori Sangat baik
sehingga buku ajar yang dikembangkan
ini layak digunakan pada tahap
selanjutnya. Hasil validasi yang telah
dilaksanakan oleh ketiga ahli tersebut
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel.1 Rekapitulasi Tanggapan KetigaAhli
No
Val
idat
or
Has
il P
enila
ian
Per
sent
ase
Kat
egor
i
1.ValidasiMateri
120 83,32% Sangat baik
2.Validasi
Tata Bahasa35 72.91% Baik
3.ValidasiMedia
58 80,55% Sangat baik
Total 213 80,68% Sangatbaik
KEPRAKTISAN BUKU AJARKepraktisan buku ajar diujikan
dengan melewati beberapa uji coba.
Setiap uji coba dilakukan dengan
menggunakan subjek penelitian yang
berbeda.
Uji coba one to one dilaksanakan
pada hari rabu 17 Juli 2019 di kelas XI
IPA 2 dengan 3 orang siswa. Dari angket
yang diberikan kepada siswa hanya 1
orang yang memberikan komentar dan
tanggapan, 2 orang lainnya tidak ada
yang memberikan tanggapan serta
komentarnya. Untuk siswa yang tidak
memberikan tanggapan dan
komentarnya, peneliti menganggap
bahwa buku ajar fisika yang
dikembangkan sudah baik serta sesuai
dengan yang mereka inginkan.
Dari uji coba yang telah dilakukan
pada tahapan uji coba one to one
termasuk dalam kategori cukup praktis
sehingga dapat digunakan pada uji coba
selanjutnya.
Uji coba pada kelompok
kecil/terbatas dilaksanakan pada hari
kamis 18 Juli 2019 di kelas XI IPA 3
dengan 9 orang siswa. Dari angket yang
diberikan kepada siswa hanya 2 orang
yang memberikan komentar dan
tanggapan, 7 orang lainnya tidak ada
yang memberikan tanggapan serta
komentarnya. Untuk siswa yang tidak
memberikan tanggapan dan
komentarnya, peneliti menganggap
bahwa buku ajar fisika berbasis
Contextual Teaching and Learning
(CTL) sudah baik serta sesuai dengan
yang mereka inginkan.
Uji coba kelompok besar/final
merupakan uji coba pemakaian buku
ajar yang dikembangkan. Pemberian
angket untuk melihat respon siswa
dilaksanakan pada hari Kamis 01
Agustus 2019 dengan siswa sebanyak 34
siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan
21 perempuan.
Hasil perhitungan angket pada uji
kelompok besar/final dapat dilihat pada
gambar 5.
Gambar 5 Diagram Hasil Respon Siswa Pada UjiKelompok Besar/Final
Selain daripada angket respon
terhadap buku ajar yang dikembangkan,
peneliti juga memberikan angket
observasi. Hal ini dilakukan guna untuk
mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan
menggunakan buku ajar fisika berbasis
Contextual Teaching and Learning
(CTL). Berdasarkan hasil perhitungan
aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan
buku ajar fisika berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) pada
pertemuan ke-dua diperoleh hasil
aktivitas siswa paling tinggi yaitu pada
indikator penilaian konstruktivisme,
dimana didapat hasil persentase sebesar
78,67% dengan kategori sangat baik.
Pada pertemuan ke-tiga hasil
perhitungan aktivitas siswa masih sama
yang artinya indikator penilaian
konstruktivisme tetap mendapatkan
persentase paling tinggi yaitu sebesar
83,08% dengan kategori sangat baik..
Serta pada pertemuan ke-empat
diperoleh hasil aktivitas siswa paling
tinggi yaitu tetap berada pada indikator
penilaian konstruktivisme dengan
persentase sebesar 83,08% dengan
kategori sangat baik. Grafik peningkatan
aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
gambar 6.
Gambar 6 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa
EFEKTIVITAS BUKU AJARMenurut Yolanda (2018:84)
keefektifan merupakan hasil guna yang
diperoleh setelah pelaksanaan proses
belajar mengajar. Suatu perangkat
pembelajaran yang dikembangkan telah
efektif apabila siswa telah mencapai
79%
21%
(CTL) sudah baik serta sesuai dengan
yang mereka inginkan.
Uji coba kelompok besar/final
merupakan uji coba pemakaian buku
ajar yang dikembangkan. Pemberian
angket untuk melihat respon siswa
dilaksanakan pada hari Kamis 01
Agustus 2019 dengan siswa sebanyak 34
siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan
21 perempuan.
Hasil perhitungan angket pada uji
kelompok besar/final dapat dilihat pada
gambar 5.
Gambar 5 Diagram Hasil Respon Siswa Pada UjiKelompok Besar/Final
Selain daripada angket respon
terhadap buku ajar yang dikembangkan,
peneliti juga memberikan angket
observasi. Hal ini dilakukan guna untuk
mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan
menggunakan buku ajar fisika berbasis
Contextual Teaching and Learning
(CTL). Berdasarkan hasil perhitungan
aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan
buku ajar fisika berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) pada
pertemuan ke-dua diperoleh hasil
aktivitas siswa paling tinggi yaitu pada
indikator penilaian konstruktivisme,
dimana didapat hasil persentase sebesar
78,67% dengan kategori sangat baik.
Pada pertemuan ke-tiga hasil
perhitungan aktivitas siswa masih sama
yang artinya indikator penilaian
konstruktivisme tetap mendapatkan
persentase paling tinggi yaitu sebesar
83,08% dengan kategori sangat baik..
Serta pada pertemuan ke-empat
diperoleh hasil aktivitas siswa paling
tinggi yaitu tetap berada pada indikator
penilaian konstruktivisme dengan
persentase sebesar 83,08% dengan
kategori sangat baik. Grafik peningkatan
aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
gambar 6.
Gambar 6 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa
EFEKTIVITAS BUKU AJARMenurut Yolanda (2018:84)
keefektifan merupakan hasil guna yang
diperoleh setelah pelaksanaan proses
belajar mengajar. Suatu perangkat
pembelajaran yang dikembangkan telah
efektif apabila siswa telah mencapai
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat TidakSetuju
72,00%74,00%76,00%78,00%80,00%
(CTL) sudah baik serta sesuai dengan
yang mereka inginkan.
Uji coba kelompok besar/final
merupakan uji coba pemakaian buku
ajar yang dikembangkan. Pemberian
angket untuk melihat respon siswa
dilaksanakan pada hari Kamis 01
Agustus 2019 dengan siswa sebanyak 34
siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan
21 perempuan.
Hasil perhitungan angket pada uji
kelompok besar/final dapat dilihat pada
gambar 5.
Gambar 5 Diagram Hasil Respon Siswa Pada UjiKelompok Besar/Final
Selain daripada angket respon
terhadap buku ajar yang dikembangkan,
peneliti juga memberikan angket
observasi. Hal ini dilakukan guna untuk
mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan
menggunakan buku ajar fisika berbasis
Contextual Teaching and Learning
(CTL). Berdasarkan hasil perhitungan
aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan
buku ajar fisika berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) pada
pertemuan ke-dua diperoleh hasil
aktivitas siswa paling tinggi yaitu pada
indikator penilaian konstruktivisme,
dimana didapat hasil persentase sebesar
78,67% dengan kategori sangat baik.
Pada pertemuan ke-tiga hasil
perhitungan aktivitas siswa masih sama
yang artinya indikator penilaian
konstruktivisme tetap mendapatkan
persentase paling tinggi yaitu sebesar
83,08% dengan kategori sangat baik..
Serta pada pertemuan ke-empat
diperoleh hasil aktivitas siswa paling
tinggi yaitu tetap berada pada indikator
penilaian konstruktivisme dengan
persentase sebesar 83,08% dengan
kategori sangat baik. Grafik peningkatan
aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
gambar 6.
Gambar 6 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa
EFEKTIVITAS BUKU AJARMenurut Yolanda (2018:84)
keefektifan merupakan hasil guna yang
diperoleh setelah pelaksanaan proses
belajar mengajar. Suatu perangkat
pembelajaran yang dikembangkan telah
efektif apabila siswa telah mencapai
Aktivitassiswa
75% dari tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya (Widya, dkk,
2017:162). Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas
merupakan suatu bentuk pengukuran
hasil belajar dari suatu proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan
indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Uji coba kelompok luas ini
dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 5 (Model) Lubuklinggau.
Keefektifan dapat dilihat dari hasil
belajar kognitif siswa.
Hasil belajar siswa yang sesuai
dengan penelitian yang dilaksanakan di
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 (Model)
Lubuklinggau dengan rata-rata
peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa sebesar 74,26% dan mendapatkan
n-gain score sebesar 0,71 dengan
kriteria tinggi. Untuk mencapai
peningkatan hasil belajar kognitif siswa
dapat dihitung dengan menggunakan t-
test satu sampel dimana dalam hal ini
thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena
thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, dengan
demikian rata-rata nilai hasil belajar
kognitif siswa dapat dikatakan
meningkat.
Dari hasil data yang diperoleh
menyatakan bahwa buku ajar yang
dikembangkan telah efektif digunakan
dalam proses pembelajaran dengan
persentasi seperti yang dijelaskan pada
gambar 7.
Gambar 7 Diagram Hasil Keefektivan Buku Ajardari Segi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
PEMBAHASANPenelitian ini dilatar belakangi
oleh adanya potensi atau masalah yang
ditemui pada saat observasi yaitu pada
penggunaan buku ajar yang belum
optimal yang berakibat pada hasil
belajar siswa yang rendah. Penggunan
buku ajar yang belum optimal
disebabkan karena buku yang digunakan
di sekolah menggunakan bahasa yang
sulit dipahami oleh siswa sehingga
diperlukannya sebuah buku ajar yang
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan bahwa pada saat uji coba one
to one respon siswa terhadap kepraktisan
buku ajar tersebut sangat setuju. Begitu
pula pada saat uji kelompok kecil juga
sangat setuju. Untuk uji coba kelompok
besar respon siswa terhadap kepraktisan
buku ajar tersebut dengan persentase
79,08% dengan kategori sangat setuju.
Serta hasil belajar kognitif siswa yang
75% dari tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya (Widya, dkk,
2017:162). Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas
merupakan suatu bentuk pengukuran
hasil belajar dari suatu proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan
indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Uji coba kelompok luas ini
dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 5 (Model) Lubuklinggau.
Keefektifan dapat dilihat dari hasil
belajar kognitif siswa.
Hasil belajar siswa yang sesuai
dengan penelitian yang dilaksanakan di
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 (Model)
Lubuklinggau dengan rata-rata
peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa sebesar 74,26% dan mendapatkan
n-gain score sebesar 0,71 dengan
kriteria tinggi. Untuk mencapai
peningkatan hasil belajar kognitif siswa
dapat dihitung dengan menggunakan t-
test satu sampel dimana dalam hal ini
thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena
thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, dengan
demikian rata-rata nilai hasil belajar
kognitif siswa dapat dikatakan
meningkat.
Dari hasil data yang diperoleh
menyatakan bahwa buku ajar yang
dikembangkan telah efektif digunakan
dalam proses pembelajaran dengan
persentasi seperti yang dijelaskan pada
gambar 7.
Gambar 7 Diagram Hasil Keefektivan Buku Ajardari Segi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
PEMBAHASANPenelitian ini dilatar belakangi
oleh adanya potensi atau masalah yang
ditemui pada saat observasi yaitu pada
penggunaan buku ajar yang belum
optimal yang berakibat pada hasil
belajar siswa yang rendah. Penggunan
buku ajar yang belum optimal
disebabkan karena buku yang digunakan
di sekolah menggunakan bahasa yang
sulit dipahami oleh siswa sehingga
diperlukannya sebuah buku ajar yang
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan bahwa pada saat uji coba one
to one respon siswa terhadap kepraktisan
buku ajar tersebut sangat setuju. Begitu
pula pada saat uji kelompok kecil juga
sangat setuju. Untuk uji coba kelompok
besar respon siswa terhadap kepraktisan
buku ajar tersebut dengan persentase
79,08% dengan kategori sangat setuju.
Serta hasil belajar kognitif siswa yang
76%
24%
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
75% dari tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya (Widya, dkk,
2017:162). Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas
merupakan suatu bentuk pengukuran
hasil belajar dari suatu proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan
indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Uji coba kelompok luas ini
dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 5 (Model) Lubuklinggau.
Keefektifan dapat dilihat dari hasil
belajar kognitif siswa.
Hasil belajar siswa yang sesuai
dengan penelitian yang dilaksanakan di
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 (Model)
Lubuklinggau dengan rata-rata
peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa sebesar 74,26% dan mendapatkan
n-gain score sebesar 0,71 dengan
kriteria tinggi. Untuk mencapai
peningkatan hasil belajar kognitif siswa
dapat dihitung dengan menggunakan t-
test satu sampel dimana dalam hal ini
thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena
thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, dengan
demikian rata-rata nilai hasil belajar
kognitif siswa dapat dikatakan
meningkat.
Dari hasil data yang diperoleh
menyatakan bahwa buku ajar yang
dikembangkan telah efektif digunakan
dalam proses pembelajaran dengan
persentasi seperti yang dijelaskan pada
gambar 7.
Gambar 7 Diagram Hasil Keefektivan Buku Ajardari Segi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
PEMBAHASANPenelitian ini dilatar belakangi
oleh adanya potensi atau masalah yang
ditemui pada saat observasi yaitu pada
penggunaan buku ajar yang belum
optimal yang berakibat pada hasil
belajar siswa yang rendah. Penggunan
buku ajar yang belum optimal
disebabkan karena buku yang digunakan
di sekolah menggunakan bahasa yang
sulit dipahami oleh siswa sehingga
diperlukannya sebuah buku ajar yang
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan bahwa pada saat uji coba one
to one respon siswa terhadap kepraktisan
buku ajar tersebut sangat setuju. Begitu
pula pada saat uji kelompok kecil juga
sangat setuju. Untuk uji coba kelompok
besar respon siswa terhadap kepraktisan
buku ajar tersebut dengan persentase
79,08% dengan kategori sangat setuju.
Serta hasil belajar kognitif siswa yang
76%
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
TUNTAS
TIDAKTUNTAS
diukur dalam penelitian ini yaitu
peningkatan hasil belajar siswa,
sedangkan untuk aktivitas siswa
mengalami peningkatan yang sangat
baik pada setiap pertemuannya.
Dari penjelasan tersebut dapat
dikatakan bahwa Buku ajar fisika
berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada materi Suhu dan
Kalor di kelas XI IPA SMA Negeri 5
(Model) Lubuklinggau dapat dikatakan
valid, praktis dan efektif.
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULANBerdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, peneliti menyimpulkan
bahwa:
1. Peneliti menggunakan model
pengembangan ADDIE yang terdiri
dari 5 tahapan mulai dari
kontruktivisme (contructivism),
menemukan (inquiry), bertanya
(questioning), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan
(modelling), refleksi (reflection),
dan penilaian yang sebenarnya
(authenthic assesment).
2. Buku ajar fisika berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) yang
dikembangkan mendapatkan hasil
penilaian validator pada komponen
kelayakan materi mempunyai
persentase sebesar 83,32%,
sementara pada komponen media
mempunyai persentase sebesar
80,55%, dan pada komponen tata
bahasa mempunyai persentase
sebesar 72,9%. Persentase
keseluruhan komponen yaitu
sebesar 80,68% sehingga buku ajar
fisika berbasis Contextual Teaching
and Learning (CTL) dapat dikatakan
valid serta memenuhi kriteria yang
sangat baik. Persentase keseluruhan
respon siswa terhadap buku ajar
fisika berbasis Contextual Teaching
and Learning (CTL) yaitu 85,87%
sehingga buku ajar dapat dikatakan
praktis serta memenuhi kriteria
setuju atau positif. Persentase hasil
ulangan harian siswa dengan rata-
rata peningkatan ketuntasan hasil
belajar sebesar 74,26% dimana
siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 26 siswa dan 8 siswa
lainnya mendapatkan nilai < 70.
Serta mendapatkan n-gain score
sebesar 0,71 dengan kriteria tinggi.
Lalu persentase hasil aktivitas siswa
selama proses pembelajaran
menggunakan buku ajar fisika
berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) mendapatkan rata-
rata peningkatan sebesar 72,86%
dengan kategori baik. Sehingga
dapat dikatakan bahwa buku ajar
fisika berbasis Contextual Teaching
and Learning (CTL) efektif. Oleh
sebab itu, buku ajar fisika berbasis
Contextual Teaching and Learning
(CTL) pada materi Suhu dan Kalor
tahun pelajaran 2019/2020 dapat
dikatakan valid, praktis, dan efektif.
SARANAdapun saran pemanfaatan serta
pengembangan produk lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan buku ajar
fisika berbasis Contextual Teaching
and Learning (CTL) dapat
digunakan dalam membantu guru
menjelaskan pembelajaran materi
Suhu dan Kalor karena telah
mendapat penilaian sangat baik dan
layak untuk digunakan.
2. Buku ajar fisika berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat
dikolaborasikan dengan model
pembelajaran yang lain selama
masih menyertakan komponen
Contextual Teaching and Learning
(CTL).
DAFTAR PUSTAKASugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan,
K. (2014). Model Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Widya, dkk. (2017). Kualitas Perangkat
Pembelajaran Fisika Berbasis
Model Creative Problem
Solving Dengan Pendekatan
Open-Ended Pada Materi
Usaha Dan Energi Terintegrasi
Energi Biomassa. Jurnal Ilmiah
Penelitian dan Pembelajaran
Fisika 3 (2), 158-171.
Yolanda, Yaspin. (2016). Quality of
Brick Mixed Cow Dung And
Implementation of Learning
Physics of Pressure to
Approach Contextual Teaching
And Learning (CTL) In Smp
State 1 Lubuklinggau.
Proceeding The Jambi
International Seminar On
Education (JISE).
https://drive.google.com/file/d/
0B0gP0g2fkT9abHVtdGVsQX
NMZlFmdmNhb0E2RTU1S1dJ
SVZ3/view?usp=sharing
Yolanda, Y., Amin, A., & Sari, R.
(2018). Efektivitas Pendekatan
Scientific pada Pembelajaran
Fisika. Jurnal Perspektif
Pendidikan, 12 (1).
https://ojs.stkippgri-
lubuklinggau.ac.id/index.php/J
PP/article/view/205