Mahasiswa Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 1
Dosen Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 2 3
PENGEMBANGAN BUKU SAKU FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL
MATERI GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI KELAS VIII
MTs NEGERI 1 KOTA LUBUKLINGGAU
Tria Surya Ningsih1Tri Ariani, M.Pd.Si2Endang Lovisia, M.Pd.Si3
Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
JL. Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau
E-Mail: [email protected]
ABSTRACT
The purpose of the research develop of Contextual-Based Physics teaching materials on
the vibration, wave, and sound valid, practical, and effective The problems in this study
are 1) How to develop contextual to physics-based teaching materials on the vibration,
wave, and sound material for Class VIII Students of MTs Negeri 1 Lubuklinggau
Academic Year 2019/2020?, 2) What is caracteristic of contextual to physics-based
teaching materials on the vibration, wave, and sound by design and develop material
practicality, and effectiveness in class Students of MTs Negeri 1 Lubuklinggau
Academic Year 2019/2020?. Subjects in this study were all class Students of VIII MTs
Negeri 1 Lubuklinggau and the subject of broad group research in this study was class
VIII.2 consisting of 36 students taken with purposive random sampling technique. Data
collection was done by questionnaires, and tests. Validation was done to get good
results with a percentage of 80,68%. Student response to the contextual based teaching
book is 83,9%. In addition, from the results of the daily test,it was found that student
learning outcomes improved. As well as the average percentage of student activity aqt
the time of practicum which is 85,15% included in the very good category. The table
value with degrees of freedom (dk) = n-1 = 32 ─ 1 =31 and α = 0.05 tcount = 42,844
and ttable = 2.039 because tcount ≥ ttable then Ha is accepted. So it can be said that the
developed contextual to the learning approach book is valid, practical, and effective.
Key Words : Pocket Book, Contextual, Reseach and Development.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Buku Saku Fisika Berbasis Kontekstual
pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi yang valid, praktis dan efktif. Masalah
dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana mengembangkan buku saku fisika pada
materi getaran, gelombang, dan bunyi siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2019/2020? 2) Bagaimanakah karakteristik buku saku fisika yang
dikembangkan memenuhi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan pada siswa Kelas VIII
di MTs Negeri 1 Lubuklinggau? Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII
MTs Negeri 1 Lubuklinggau dan subjek penelitian kelompok luas ini adalah kelas
VIII.2 yang terdiri dari 36 siswa yang diambil dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket dan tes. Validasi yang dilakukan
mendapatkan hasil dengan kategori sangat baik yaitu dengan persentase 80,68%.
Mahasiswa Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 1
Dosen Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 2 3
Respon siswa terhadap buku saku fisika berbasis kontekstual yaitu 83,9%. Selain itu
dari hasil tes ulangan harian yang dilakukan, didapatkan bahwa hasil belajar siswa
meningkat. Serta persentase rata-rata aktivitas siswa pada saat praktikum yaitu 85,15%
termasuk kedalam kategori sangat baik. Nilat ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1
= 32-1 =31 dan α = 0,05 thitung = 42,844 dan ttabel = 2,039 karena thitung ≥ ttabel maka Ha
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa, buku Saku berbasis Kontekstual yang
dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif.
Kata kunci : Buku Saku, Kontekstual, Research and Development
1
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
menjelaskan fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
telah dilakukan pada tanggal 15-16 Januari
2019 menggunakan teknik wawancara
dengan guru Fisika dan siswa kelas VIII MTs
Negeri 1 Lubuklinggau didapatkan hasil
bahwa proses belajar mengajar yang
dipergunakan oleh pendidik masih
menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah, Hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fisika juga
belum sesuai dengan yang diharapkan, terlihat
dari hasil belajar siswa, nilai salah satu kelas
VIII yang berjumlah 39 siswa, hanya 19 siswa
(48,7%) yang sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 20
siswa (51,3%) belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
oleh sekolah yaitu 70 dengan rata-rata 52,25.
Dalam proses pembelajaran referensi
yang dipergunakan oleh pendidik saat
mengajar adalah sumber yang berupa buku
paket atau buku dari penerbit, buku tersebut
hanya dipergunakan oleh pendidik saja, tidak
untuk peserta didik. Sumber belajar yang
dipergunakan oleh peserta didik adalah LKS.
Menurut siswa didalam LKS terdapat
banyak soal-soal latihan, dan sedikit sekali
terdapat contoh soal, itulah mengapa bagi
mereka fisika itu sulit, karena fisika terdapat
banyak rumus sehingga ketika ada soal
mereka masih belum paham karena
kurangnya referensi tambahan misalnya
referensi yang terdapat banyak contoh soal.
Bagi mereka dengan banyaknya contoh soal,
mereka mudah dalam memahami soal, dan
mudah untuk menyelesaikan soal yang
mereka temukan. Kurangnya referensi buku
tambahan bagi siswa, siswa mengharapkan
sebuah referensi tambahan yang memiliki
tampilan menarik dan tidak membosankan
yang dapat motivasi belajar Fisika.
Oleh karena itu, dalam mengatasi
permasalahan tersebut penulis ingin
mengembangkan suatu sumber ajar yang
dapat menarik minat siswa dalam belajar
yaitu berupa buku saku. Buku saku
merupakan salah satu media pembelajaran
sebagai penunjang dalam menyampaikan
materi pembelajaran, agar diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa.
Buku saku yang peneliti kembangkan
yaitu buku saku berbasis kontekstual yang
memiliki tujuh komponen utama
pembelajaran efektif yaitu kontruktivisme
(Contructivism), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar
(Learning Community), pemodelan
(Modelling), refleksi (Reflection), dan
penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Mulhamah (dalam Putra, 2017:76)
mengungkapkan bahwa bahwa penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik. Peserta didik yang
diajarkan dengan menggunakan pendekatan
kontekstual memiliki kemampuan pemecahan
masalah lebih baik daripada peserta didik
yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional/metode ceramah.
Berdasarkan latar belakang
permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Buku Saku
Fisika Berbasis Kontekstual Materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi Kelas VIII MTs
Negeri 1 Kota Lubuklinggau”. Tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Untuk
mengetahui cara mengembangkan buku saku
fisika berbasis kontekstual pada pokok
bahasan getaran, gelombang, dan bunyi untuk
siswa kelas VIII di MTs Negeri 1
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2019/2020.
(2) Untuk mengetahui buku saku fisika
berbasis kontekstual pada pokok bahasan
getaran, gelombang, dan bunyi untuk siswa
2
kelas VIII di MTs Negeri 1 Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2019/2020 apakah sudah
valid, praktis, dan efektif.
KAJIAN TEORITIK
PENELITIAN PENGEMBANGAN
Menurut Mulyatiningsih (2011:161)
penelitian dan pengembangan (research and
development) bertujuan untuk menghasilkan
produk baru melalui proses pengembangan.
Kegiatan penelitian diintegrasikan selama
proses pengembangan produk, oleh sebab itu
di dalam penelitian ini perlu memadukan
beberapa jenis penelitian survey dengan
eksperimen atau action research dan evaluasi.
Produk penelitian dan pengembangan dalam
bidang pendidikan dapat berupa model, media,
peralatan, buku, modul, alat evaluasi dan
perangkat pembelajaran (kurikulum,
kebijakan sekolah, dan lain-lain).
Menurut Tegeh, dkk (2014:12) penelitian
pengembangan adalah adalah upaya untuk
mengembangkan dan menghasilkan suatu
produk berupa materi, media, alat dan atau
strategi pembelajaran, digunakan untuk
mengatasi pembelajaran di kelas/laboratorium,
dan bukan untuk menguji. Menurut Borg dan
Gall (dalam Ainin, 2013:96), penelitian
pengembangan adalah suatu desain penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan. Penggunaan
produk pendidikan menurut mereka bukan
saja terbatas pada pengembangan bahan ajar,
misalnya buku teks, film-film pembelajaran,
tetapi juga pengembangan prosedur dan
proses pembelajaran, misalnya metode dan
pengorganisasian pembelajaran.
Menurut Sugiyono (2010:407)
menyatakan bahwa metode penelitian dan
pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya
Research and Development adalah metode
penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Dalam penelitian pengembangan terdapat
banyak model pengembangan yang
dikemukakan oleh ahli untuk dipakai pada
saat melakukan penelitian pengembangan.
Setiap model pengembangan yang
dikemukakan memiliki tahapan-tahapannya
sendiri. Model penelitian pengembangan yang
dikemukakan para ahli antara lain model
kemp, 4D dan dick and carey serta model
Borgh and Gall.
Dalam penelitian ini akan menggunakan
model penelitian pengembangan borg and gall.
Model pengembangan Borg and Gall dipilih
karena model ini tergolong model prosedural
yang positivistie yang langkah-langkahnya
terperinci dan runtut. Kemudian rangkaian
langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dilakukan secara siklis, dan
pada setiap langkah yang akan dilalui atau
dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah
sebelumnya hingga pada akhirnya diperoleh
suatu produk penelitian yang baru. Menurut
Tegeh, dkk (2014:7) langkah-langkah yang
akan digunakan dalam penelitian
pengembangan ini terdapat sepuluh langkah
yaitu: penelitian dan pengumpulan informasi,
perencanaan, mengembangakan bentuk
pendahuluan produk, uji lapangan persiapan,
revisi produk utama, uji lapangan utama,
peaksanaan revisi produk, uji lapangan
operasional, revisi produk akhir, penyebaran
dan pengimplementasian.
Penelitian yang dilakukan Ardian dan
Helda (2016:6) menjelaskan bahwa dalam
penelitian tersebut menggunakan model
pengembangan Borg and Gall terdapat 10
tahapan yaitu: 1) Potensi dan masalah, 2)
Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4)
Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji
coba produk, 7) Revisi produk, 8) Uji coba
pemakaian, 9) Revisi produk, 10) Produksi
massal. Tetapi, dalam penelitian tersebut
dibatasi langkah-langkah penelitian
pengembangannya hanya sampai langkah ke 5.
Berdasarkan penjelasan beberapa ahli di
atas maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian pengembangan dengan
menggunakan model pengembangan Borg
and Gall terdapat 10 tahapan penelitian.
Penelitian tersebut dimulai dari pengumpulan
informasi yang ada hingga produksi massal
produk yang dikembangkan. Namun pada
penelitian ini tahapan yang digunakan yaitu:
potensi dan masalah, pengumpulan data,
desain produk, validasi desain, revisi desain,
3
uji coba produk, revisi produk, dan uji coba
pemakaian. Setelah pada uji coba pemakaian
produk akhir ini tidak ada lagi revisi, dan
tidak diproduksi massal maka produk yang
dihasilkan berupa buku saku pada
pembelajaran Fisika kelas VIII materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi. Buku Saku dengan
menggunakan model Borg and Gall dapat
dilihat seperti pada gambar 2.1.
Adapun bagan langkah-langkah
penelitian berdasarkan model Borg and Gall
seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1. Skema prosedur pengembangan
Borg & Gall (Borg & Gall, 1983:775) dalam
(Santoso, 2018:3)
BUKU SAKU
Setyono (dalam Yuliani, dkk (2015))
buku saku diartikan buku dengan ukurannya
yang kecil, ringan, dan bisa disimpan disaku,
sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana,
dan kapan saja bisa dibaca. Menurut Eliana &
Solikhah (dalam Yuliani, 2015) buku saku
merupakan buku dengan ukuran kecil
seukuran saku sehingga efektif untuk dibawa
kemana-mana dan dapat dibaca kapan saja
pada saat dibutuhkan. Pengertian buku saku
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam
Asyhari, 2016:5), buku saku adalah buku
berukuran kecil yang dapat disimpan dalam
saku dan mudah dibawa ke mana-mana.
Selain itu, menurut Putri & Listiyadi (dalam
Mustari, dkk (2017)) buku saku juga bisa
diartikan buku dengan ukurannya yang kecil,
ringan, dan bisa disimpan di saku, sehingga
praktis untuk dibawa kemana mana, dan
kapan saja bisa dibaca. Menurut Mustari, dkk.
(2017:115) buku saku adalah suatu buku yang
berukuran kecil yang mana berisi informasi
yang dapat disimpan di saku sehingga mudah
dibawa kemana-mana.
Menurut Yuliani, (2015:7), buku saku
termasuk dalam golongan bahan ajar cetak,
buku saku memiliki kelebihan antara lain: (1)
Bentuk sederhana dan praktis, (2) Mudah
dibawa kemana-mana karena bentuknya yang
minimalis dan dapat disimpan di saku,
sehingga siswa dapat belajar kapan dan
dimana saja yang mereka kehendaki, (3)
Desain diusahakan menarik, agar siswa tidak
malu untuk membaca di tempat umum,
(4) Perpaduan teks dan gambar dapat
menambah daya tarik siswa untuk membaca,
serta dapat memperlancar pemahaman
informasi yang disajikan dalam dua format,
verbal dan visual, (5) Guru dan siswa dapat
mengulangi materi dengan mudah. Selain
kelebihan tersebut di atas buku saku juga
memiliki kekurangan antara lain. (1)
Memerlukan kemampuan dan kecepatan
membaca, (2) Sulit menampilkan gerak dalam
halaman buku saku, (3) Proses pencetakan
media seringkali memakan waktu beberapa
hari sampai berbulan-bulan, tergantung
kepada peralatan percetakan dan kerumitan
informasi pada halaman cetak, (4)
Pemeliharaan yang kurang dapat
menyebabkan bahan-bahan menjadi cepat
rusak atau hilang.
Menurut Primesstianissa (2016:26),
buku saku memiliki karakteristik yang
berbeda dengan bahan ajar lainnya, yaitu
dilihat berdasarkan ukuran buku dan
kepraktisan penggunaannya. Ukuran buku
saku yang lebih kecil akan memudahkan
siswa untuk mempelajari materi dimana saja
dan kapanpun. Meskipun ukuran kecil, buku
saku berisi materi yang lengkap dengan
dibuat rangkuman agar siswa lebih cepat
memahami materi. Berdasarkan
penggunaannya, buku saku dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang praktis bagi
guru. Guru tidak memerlukan kemampuan
atau keahlian khusus untuk menggunakan
4
buku saku sebagai sarana dalam pembelajaran
di kelas. Kemudian menurutnya bahan
bercetak kurang sukar dikemas dalam waktu
yang singkat. Penyediaan bahan pembelajaran
cetak memerlukan waktu yang cukup lama
(Hujair AH Sanaky, 2013: 21). Hal yang sama
juga dikemukakan oleh Indriana (2011: 64)
bahwa media cetak memiliki kelemahan
sebagai berikut: (1) Proses pembuatan
membutuhkan waktu yang cukup lama. (2)
Bahan cetak yang tebal beresiko untuk
mengurangi minat baca siswa. (3) Bahan
cetak akan mudah rusak dan sobek apabila
penjilidan kurang bagus. (4) Buku saku
sebagai bahan ajar cetak memiliki kekurangan
dalam proses pembuatannya karena
memerlukan waktu yang cukup lama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa buku
saku merupakan buku yang berukuran kecil
yang berisi informasi kemudian ringan dapat
disimpan disaku sehingga lebih praktis untuk
dibawa kemana mana dan dapat dibaca kapan
saja.
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Menurut Sugandi (2018:18),
pembelajaran menggunakan pendekatan
konstektual adalah konsep belajar yang
berupaya menyambungkan antara konsep
materi yang dipelajarinya dengan kehidupan
nyata siswa dan mendorong siswa membuat
relasi antara pengetahuan yang sudah dimiliki
dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
dengan mengimplikasikan tujuh komponen
efektif. Ada tujuh karakteristik utama
pembelajaran konstektual, yaitu (1)
konstruktivisme, (2) bertanya, (3) inkuiri, (4)
masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6)
Refleksi dan (7) Pemilaian autentik.
Mulhamah (dalam Putra, 2017:76)
menyatakan bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Peserta didik yang diajarkan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual
memiliki kemampuan pemecahan masalah
lebih baik daripada peserta didik yang
diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional/metode ceramah.
Hasil penelitian Heruman (dalam
Fuadi, 2016:51) menunjukkan bahwa (1)
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika khususnya pokok bahasan
pecahan. Selain itu dalam pembelajaran
kontekstual siswa terlihat lebih aktif, baik
secara kelompok maupun perorangan. Siswa
dapat belajar secara mandiri sedikit
ketergantungan bantuan guru, mampu
mengaitkan topik yang lalu dengan masalah
yang dihadapi dan terjadi kegairahan dalam
belajar. (2) Kualitas hasil belajar matematika
siswa yang memperoleh pembelajaran
kontekstual lebih baik dibandingkan dengan
kualitas hasil belajar siswa yang memperoleh
pembelajaran biasa. Siswa yang memperoleh
pembelajaran kontekstual dapat
menyelesaikan soal cerita lebih baik dari
siswa yang memperoleh pembelajaran biasa,
sedangkan dalam menyelesaikan soal
berhitung kedua pembelajaran sama baiknya.
(3) selama pembelajaran kontekstual, siswa
menunjukkan sikap yang positif, senang
belajar secara kelompok maupun perorangan,
tidak putus asa dalam menghadapi masalah
yang sulit, dan percaya diri dalam pemecahan
masalah sehari-hari. Namun demikian mereka
kurang berani dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat.
Hasibuan (2014:6) terdapat 7 (tujuh)
komponen pembelajaran kontekstual yaitu
konstruktivisme, penemuan, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan
penilaian otentik.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan
model pengembangan Borg and Gall terdiri
atas 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas
maksud dan tujuannya serta menunjukkan
hubungan yang sangat jelas dan sangat
sistematis setiap langkahnya.
Penelitian ini langkah-langkah
pengembangan berdasarkan model Borg and
Gall hanya menggunakan 8 langkah saja, pada
tahap revisi akhir dan produksi missal tidak
digunakan karena terbatasnya waktu dan dana
penelitian.
5
Buku saku yang peneliti kembangkan
didesain dengan menggunakan program
photoschape, m.s powerpoint, dan ms word.
Buku saku dikembangkan dengan semenarik
mungkin dengan paduan warna yang cantik
yang dapat membuat siswa tertarik untuk
belajar. Peneliti membuat 2 macam buku saku
yaitu buku saku untuk guru dan buku saku
untuk siswa. Buku guru didalamnya memuat
ringkasan materi, contoh soal dan
pembahasannya, serta soal evaluasi dan
penyelesaiannya. Sedangkan pada buku siswa
terdapat ringkasan materi, contoh soal dan
pembahasannya, serta soal evaluasi.
Dalam penelitian pengembangan yang
dilakukan setelah rancangan produk selesai.
Uji coba produk dilakukan dalam 3 tahap
yaitu uji coba one to one, uji coba small
group, dan uji coba field group. Pada uji One
To One peneliti menggunakan angket dengan
3 orang siswa kelas VIII.1, pada uji kelompok
kecil peneliti menggunakan angket dengan 6
orang siswa kelas VIII.2. Angket yang
diberikan pada uji one to one dan uji
kelompok kecil merupakan angket yang
berisikan 10 pernyataan yang harus diberikan
tanggapan oleh siswa. Sedangkan uji
kelompok luas diberikan kepada siswa kelas
VIII.2, namun angket yang diberikan
berisikan 20 pernyataan yang harus diberikan
tanggapan oleh siswa. Pada akhirnya tahap uji
coba kelompok luas dilakukan di kelas VIII.2
MTs N 1 Kota Lubuklinggau dengan
menggunakan 10 soal tes sebagai instrumen
pengujian keefektifan produk.
Untuk menghitung skor angket
menggunakan rumus:
Persentase = skor yang diperoleh
skor maksimum x 100 %
Dalam uji coba kelompok luas ini juga
dilakukan pemberian angket kepraktisan buku
saku. Uji coba skala besar menggunakan satu
kelas dengan menggunakan One-Group Pre-
test and Post-test Design dimana dalam
penelitian ini membandingkan hasil pre-test
dan post-test. Arikunto (2010:349)
menyatakan bahwa untuk menganalisis hasil
eksperimen yang menggunakan pre-test dan
post-test one group design dapat
menggunakan t-test satu sampel dengan
rumus sebagai berikut:
t = Md
√∑ 𝑥2 𝑑
𝑁 (𝑁−1)
Keterangan :
t = nilai t yang dihitung
Md = mean dari perbedaan pre-test dengan
post-test (post-test-pre-test)
xd = deviasi masing-masing subjek (d-
Md)
∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
𝑁 = subjek pada sampel
𝑑. 𝑏 = ditentukan dengan N-1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dipilih 1 pokok
bahasan materi, materi yang dipilih untuk
pengembangan buku saku fisika berbasis
kontekstual ini yaitu Getaran, Gelombang,
dan Bunyi. Pembelajaran dilakukan dua kali
dalam 1 minggu. Dalam satu pertemuan
dengan waktu 3 x 40 menit dan 2 x 40 menit
dalam satu hari maka sebisa mungkin peneliti
menggunakan waktu yang diberikan agar
dapat mencapai keterlaksanaan pembelajaran
yang maksimal.
Buku saku fisika berbasis kontekstual
pada materi getaran, gelombang dan bunyi
yang dikembangkan dengan menerapkan
tujuh komponen menjadi ciri khas dari model
Contextual Teaching and Learning dimana
tujuh kompenen tersebut akan ditampilkan
dalam buku saku tersebut berdasarkan
sumber-sumber buku fisika kelas VIII meteri
getaran, gelombang, dan bunyi. Buku saku
fisika ini berupa buku saku cetak yang dibuat
menggunakan ms powrpoint digunakan untuk
membuat cover pada buku saku dan Microsoft
Word digunakan keseluruhan untuk buku saku
fisika berbasis kontekstual dan terdapat tujuh
komponen pembelajaran kontekstual.
Buku saku fisika berbasis kontekstual
pada materi getaran, gelombang, dan bunyi
yang dikembangkan terdiri dari dua buku
yaitu: buku siswa dan buku guru. Buku guru
memuat materi, contoh soal dan soal latihan
6
beserta kunci jawaban keseluruhan dari suatu
soal yang terdapat di dalam buku saku
tersebut. Sedangkan buku siswa hampir sama
dengan panduan guru tetapi bedanya tidak ada
kunci jawaban pada buku saku siswa tersebut.
Desain cover dan isi dari buku saku yang
dikembangkan dapat dilihat dibawah ini:
Lembar kerja siswa draf I
Pada buku saku draf 1, peneliti telah
merancang buku saku berbasis kontekstual
dengan materi getaran, gelombang, dan bunyi
yang belum divalidasi dan belum dinilai.
Berikut lembar kerja siswa draf 1 pada
gambar 2.
Cover buku saku
draf 1
Biodata draf 1
Isi buku saku draf 1
Isi buku saku draf 1
Gambar 2 Draf Buku Saku 1
Setelah buku saku draf 1 selesai
dirancang, selanjutnya peneliti memberikan
buku saku untuk divalidasi oleh ahli materi,
media dan bahasa untuk memberikan
penilaian dan perbaikan terhadap buku saku
yang dirancang.
Lembar kerja siswa Final
Buku saku fisika berbasis kontekstual
pada materi getaran, gelombang, dan bunyi
berdasarkan draf 1 dan draf 2 yang telah
dinilai dan diperbaiki oleh validator,
selanjutnya buku saku fisika setelah tahapan
draf 1 dan draf 2 buku saku ini bisa dipakai
saat melakukan uji coba one to one dan uji
coba small group untuk melihat respon siswa
mengenai buku saku sebelum buku tersebut
digunakan langsung dikelas pada saat
penelitian.
Berikut buku saku siswa final dapat
dilihat pada gambar 3.
Cover buku saku draf
final
Biodata draf final
Isi buku saku draf
final
Isi buku saku draf
final
Gambar 3 Draf Buku Saku Final
Setelah melewati beberapa kali revisi,
pada buku saku final ini penulis tetap
memberikan buku saku kepada para ahli
untuk dinilai. Pada buku saku final, ahli
materi, media dan bahasa memberikan nilai
7
yang sangat baik dan tanpa ada yang harus
diperbaiki.
KELAYAKAN BUKU SAKU
Kelayakan buku saku fisika berbasis
kontekstual pada materi getaran, gelombang,
dan bunyi ini melalui tahapan evaluasi ahli
untuk melihat kevalidan buku saku yang
divalidasi oleh ahli materi, desain serta tata
bahasa sehingga buku saku tersebut baik
digunakan ke peserta didik kemudian dalam
tahap kelayakan buku saku ini akan
dilaksanakan uji coba one to one, small group
serta field test. Evaluasi ahli materi dipilih
seorang dosen prodi fisika yaitu bapak Yaspin
Yolanda, M.Pd.Si serta guru IPA MTs Negeri
1 Lubuklinggau yaitu ibu Dra. Laisa Karlina
selaku ahli materi tambahan. Kemudian untuk
ahli media dipilih dosen prodi fisika yaitu
bapak Dr. Dodik Mulyono, M.Pd. Sedangkan
sebagai ahli bahasa dipilih seorang dosen
prodi bahasa Indonesia yaitu ibu Dr. Rusmana
Dewi, M.Pd. Ketiga validator ini dipilih
melalui rekomendasi dari pihak LP4MK
STKIP-PGRI Lubuklinggau untuk
memberikan penilaian dan saran terhadap
buku saku yang peneliti kembangkan.
Instrumen yang digunakan adalah angket
terbuka, berdasarkan indikator dan saran yang
dibutuhkan dalam mengembangkan buku
saku fisika berbasis kontekstual pada materi
getaran, gelombang, dan bunyi di MTs Negeri
1 Lubuklinggau pada semester genap.
Validasi materi dilakukan kepada dua
validator ahli materi yaitu kepada dosen
Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau dan guru
IPA Dra. Laisa Karlina. Validasi materi yang
dilakukan kepada dosen Fisika yaitu bapak
Yaspin Yolanda, M.Pd.Si sebanyak dua kali.
Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan
dan agar materi dalam buku saku yang
dikembangkan semakin baik. Dari hasil
analisis validasi ini termasuk dalam kategori
sangat baik yaitu dengan persentase 87,5%.
Artinya buku saku yang dikembangkan
memiliki proses peningkatan yang baik dari
setiap validasinya. Bapak Yaspin Yolanda,
M.Pd.Si memberikan beberapa saran untuk
perbaikan buku saku pada validasi yang
pertama yaitu perbaiki gambar pada soal,
susunan paragraf dibuat seperti majalah, cetak
buku bolak-balik, periksa penentuan skor
soal, tambah rumus segitiga, contoh aplikasi
dalam kontekstual gelombang transversal, dan
perjelas simbol pada rumus.
Sedangkan validasi yang dilakukan IPA
yaitu ibu Dra. Laisa Karlina hanya dilakukan
sekali. Hal ini dikarenakan sebelumnya buku
saku telah divalidasi oleh ahli yang lainnya
yaitu Bapak Yaspin Yolanda, M.Pd,Si. Hasil
tanggapan dari validasi komponen materi
mendapatkan skor 43. Dari hasil analisis
validasi ini termasuk dalam kategori sangat
baik yaitu dengan persentase 90%.
Sehingga hasil akumulasi dari validasi
komponen materi yang telah dilakukan
kepada dua ahli materi terhadap buku saku
yang dikembangkan dapat diakumulasikan
menjadi 83,33% yang termasuk kedalam
kategori sangat baik. Sehingga dengan
perolehan persentase yang dalam kategori
baik maka buku saku yang dikembangkan
layak digunakan dari segi materi.
Validasi kedua adalah hasil dari validasi
media atau desain. Validasi media atau desain
dilakukan kepada ahli media desain yang ada
di STKIP PGRI Lubuklinggau yaitu salah
satu dosen fisika yang menjadi ahli media di
STKIP PGRI Lubuklinggau yaitu bapak Dr.
Dodik Mulyono, M.Pd.
Hasil tanggapan dari validasi media
mendapatkan skor 29. Dari hasil analisis
validasi ini termasuk dalam kategori sangat
baik yaitu dengan persentase 80,55% dan
buku saku yang dikembangkan layak
digunakan dari segi media atau desain tanpa
adanya revisi. Bapak Dr. Dodik Mulyono,
M.Pd. memberikan beberapa saran untuk
perbaikan buku saku yaitu tampilan gambar
sesuaikan dengan konteksnya, terdapat
gambar yang tidak terbaca, watermark
dihapus saja, konsisten penggunaan huruf,
dan ukuran font, dan tambahkan pendahuluan
tentang CTL sebagai petunjuk penggunaan.
Validasi ketiga adalah hasil dari
validasi tata bahasa. Validasi tata bahasa
dilakukan kepada ahli bahasa yaitu dosen
bahasa indonesia, ibu Dr. Rusmana Dewi,
M.Pd. Validasi yang dilakukan dari segi tata
8
bahasa ini hanya dilaksanakan dua kali. Hasil
tanggapan dari validasi tata bahasa
mendapatkan skor 18. Dari hasil analisis
validasi ini termasuk dalam kategori baik
yaitu dengan persentase 75% dan buku saku
yang dikembangkan layak digunakan dari segi
bahasa dengan tetap adanya beberapa revisi
sesuai dengan saran. Ibu Dr. Rusmana Dewi,
M.Pd memberikan beberapa saran untuk
perbaikan buku saku yaitu perbaiki kata yang
kurang huruf, perbaiki penggunaan di sebagai
awalan dengan di sebagai kata depan,
miringkan kalimat pada kata pengantar,
perbaiki huruf besar pada awal kalimat atau
pada sub judul.
Berdasarkan hasil penilaian tahap
validasi oleh para ahli yang telah dilakukan
terhadap buku saku fisika berbasis
kontekstual yang telah diuraikan di atas
menunjukkan maka kevalidan buku saku yang
dikembangkan persentasenya mencapai 80,68%
yang termasuk dalam kategori Sangat Baik
sehingga buku saku yang dikembangkan
layak untuk digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan tetap melakukan perbaikan
sesuai dengan saran dan komentar yang
diberikan dan buku saku fisika berbasis
kontekstual dapat digunakan untuk tahap
selanjutnya yaitu uji coba yang akan
dilaksanakan di MTs Negeri 1 Lubuklinggau.
Hasil validasi yang telah dilaksanakan oleh
ketiga ahli dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Rekapitulasi Tanggapan Ketiga Ahli
No. Validator Hasil
Penilaian Presentase Kategori
1. Validasi
Materi
120 83,33% Sangat
Baik
2. Validasi
Media
75 79,16% Baik
3. Validasi
Tata
Bahasa
36 75% Baik
Total 213 80,68% Sangat
Baik
KEPRAKTISAN BUKU SAKU
Kepraktisan buku saku di ujikan dengan
melewati beberapa uji coba. Uji coba yang
dilakukan adalah uji coba melalui tahapan uji
coba one to one, small group, dan field group
untuk melihat kepraktisan buku saku yang
dilaksanakan di MTs Negeri 1 Lubuklinggau.
Setiap uji coba dilakukan dengan memberikan
angket.
Uji coba one to one dilaksanakan pada
rabu, 14 Januari 2020, dengan melakukan
wawancara kepada tiga orang siswa kelas
VIII.2 di perpustakaan sekolah dengan 3
orang siswa yang diambil berdasarkan 3
tingkatan kemampuan siswa yaitu tinggi,
sedang, dan rendah. Siswa dipilih berdasarkan
rekomendasi dari guru IPA yang mengajar di
kelas tersebut. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam uji coba one to one adalah:
(a) peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti kepada 3 orang siswa tersebut, (b)
meminta siswa untuk melihat dan membaca
sekilas buku saku fisika berbasis kontekstual
±10 menit, (c) setelah itu siswa memberikan
tanggapan dan komentar tentang buku saku
yang dikembangkan melalui angket yang
diberikan, serta (d) peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan ringan mengenai buku
saku yang dikembangkan.
Angket yang diberikan pada uji coba
one to one pada buku saku berbasis
kontekstual; dilakukan pada tiga indikator
yaitu: 1) kemenarikan buku pembelajaran
fisika, 2) keterbacaan materi, dan 3)
kemudahan pemahaman materi tersebut.
Pelaksanaan uji coba one to one dilakukan
guna melihat kepraktisan penggunaan buku
saku fisika berbasis kontekstual.
Berdasarkan komentar yang diberikan
oleh subjek uji coba one to one tidak ada
masukan maupun perbaikan dari yang
disarankan, itu artinya buku saku tersebut bisa
digunakan tanpa revisi dan dari angket yang
diberikan kepada siswa pada uji coba one to
one ini menunjukkan respon setuju terhadap
buku saku fisika berbasis kontekstual. Hasil
rekapitulasi penilaian kepraktisan one to one
dapat dilihat pada tabel 2.
9
Tabel 2
Hasil rekapitulasi penilaian angket
kepratisan uji one to one
No. Subjek Hasil
penilaian
Persentase Kategori
1 Siswa 98 81,7% Sangat
Setuju
Uji coba kelompok kecil dilaksanakan
pada hari kamis 15 januari 2020 di kelas
VIII.1 dengan 9 orang siswa. Siswa yang
dipilih merupakan rekomendasi dari guru
fisika yang mengajar di kelas tersebut. Pada
saat uji coba small group pelaksanaannya di
perpustakaan. Hal ini dikarenakan agar tidak
mengganggu jam pelajaran IPA dan tidak
mengganggu siswa lain untuk belajar. Pada
saat uji coba kecil dilaksanakan yang
dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
respon siswa menggunakan angket yaitu : (a)
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti kepada 3 orang siswa tersebut, (b)
meminta siswa untuk melihat dan membaca
sekilas buku saku fisika berbasis kontekstual
±10 menit, (c) setelah itu siswa memberikan
tanggapan dan komentar tentang buku saku
yang dikembangkan melalui angket yang
diberikan, serta (d) peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan ringan mengenai buku
saku yang dikembangkan. Uji coba small
group juga digunakan untuk melihat tingkat
kepraktisan dari buku saku yang
dikembangkan dengan menggunakan angket
berjenis check list dan terbuka.
Angket yang diberikan untuk penilaian
buku saku berbasis kontekstual indikatornya
sama seperti uji coba one to one yaitu, 1)
kemenarikan buku pembelajaran fisika, 2)
keterbacaan materi, dan 3) kemudahan
pemahaman materi. Dari angket respon siswa
yang telah diberikan 9 orang siswa semuanya
memberikan komentar yang postiif secara
analisis deskriptif. Dari hasil uji coba yang
telah dilakukan terhadap siswa dengan
melakukan angket didapatkan hasil data dan
kepraktisan buku saku fisika berbasis
kontekstual materi Getaran, Gelombang, dan
Bunyi di kelas VIII MTs Negeri 1
Lubuklinggau yaitu Sangat Praktis sehingga
dapat digunakan untuk uji coba field test.
Hasil rekapitulasi penilaian kepraktisan small
group dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Hasil rekapitulasi penilaian angket
kepratisan small group
No. Subjek Hasil
penilaian Persentase Ketegori
1. Siswa 299 83,3% Sangat
Setuju
Uji coba field test adalah uji coba
pemakaian buku saku yang dikembangkan.
Dalam uji coba kelompok luas ini juga
digunakan untuk melihat kepraktisan
diberikan ke kelas VIII.2 MTs Negeri 1
Lubuklinggau dilaksanakan pada hari Jumat,
24 Januari 2020 yang melibatkan 35 siswa
yang terdiri dari 21 siswi dan 14 siswa.
Pelaksanaan pengerjaan angket respon
kepraktisan dilakukan setelah siswa selesai
mengerjakan soal tes di dalam kelas pada
pertemuan ketiga.
Angket tersebut terdiri dari dua puluh
butir pernyataan dengan menggunakan 4 skala
likert mempunyai gradasi dari sangat setuju
sampai sangat tidak setuju yang dapat
dikategorikan sebagai berikut: sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS), namun bersifat tertutup
yang artinya tidak terdapat kolom komentar
ataupun saran. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa angket setiap siswa berada
pada kategori sangat setuju dengan persentase
sangat setuju, jadi dapat digunakan tanpa
adanya suatu revisi terhadap buku saku fisika
berbasis kontekstual pada materi getaran,
gelombang, dan bunyi tahun pelajaran
2019/2020 pada semester genap.
Melihat hal tersebut buku saku berbasis
kontekstual yang dikembangkan bisa
diproduksi massal tanpa harus direvisi
kembali. Terbukti dengan banyaknya siswa
yang merespon setuju dan sangat setuju
untuk pernyataan yang dituliskan pada angket
yang diberikan sehingga buku saku bisa
dikatakan praktis.
Angket tersebut terdiri dua puluh butir
pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui
respon siswa terhadap buku saku berbasis
10
kontekstual. Dengan memberikan angket
tersebut maka peneliti bisa melihat persentase
keefektifan buku saku yang dikembangkan.
Keefektifan buku saku bukan hanya dinilai
dari angket respon saja, melainkan juga
menggunakan angket aktivitas belajar siswa
dan pengerjaan soal tes.
Berdasarkan hasil respon siswa pada uji
coba field test pada kelas VIII.2 yang terdiri
dari dua puluh pernyataan didapatkan hasil
angketnya dengan presentase 87,61% dengan
kategori sangat setuju. Hal ini menunjukan
respon siswa setuju jika buku saku yang
dikembangkan termasuk buku saku yang
efektif diterapkan di kelas VIII.2 dengan
jumlah 35 siswa yang terdiri dari 21
perempuan dan 14 laki-laki di MTs Negeri 1
Lubuklinggau tahun pelajaran 2019/2020.
Hasil persentase respon siswa pada uji
coba field test disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini:
Tabel 4
Hasil rekapitulasi penilaian angket
kepratisan uji kelompok luas
No Subjek Hasil
Penilaian
Persentase Kategori
1. Siswa 2243 87,61% Sangat
Setuju
Berdasarkan hasil dari hasil uji coba one
to one, uji kelompok kecil, dan uji kelompok
luas dapat disimpulkan bahwa buku saku
berbasis kontekstual merupakan penilaian
yang baik. Berikut hasil analisis data dari
penjumlahan ketiga ujicoba yang dilakukan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket Respon
Kepraktisan Lembar kerja siswa
No Subjek Hasil
Penilaian Persentase Kategori
1
Siswa
98 81,87% Sangat
Setuju
2 299 83,3% Sangat
Setuju
3 2243 87,61% Sangat
Setuju
Rata-rata 880 83,9% Sangat
Setuju
KEEFEKTIVAN BUKU AJAR
Efektivitas buku saku fisika berbasis
kontekstual pada materi getaran, gelombang,
dan bunyi di MTs Negeri 1 Lubuklinggau
pada semester genap. Efektivitas
pembelajaran dalam belajar mengajar
merupakan usaha yang dilakukan guru agar
siswa dapat belajar dengan baik. Efektivitas
guru mengajar dalam dilihat dari peningkatan
hasil belajar kognitif siswa dalam menguasai
materi yang telah disampaikan. Pada
penelitian ini ada dua indikator efektivitas
yang digunakan yaitu:
1. Peningkatan hasil belajar siswa
2. Aktivitas siswa pada saat kegiatan
pembelajaran
Efektivitas dapat dikatakan efektif
apabila tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya telah tercapai. Efektivitas yang
dituju dalam penelitian ini yaitu tercapainya
hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan serta
memperhatikan aktivitas siswa pada saat
melakukan praktikum.
Keefektifan dalam penelitian ini juga
dilihat dari segi aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam penilaian
aktivitas siswa pada saat praktikum ada 7
indikator sesuai dengan pendekatan
kontekstual yaitu kontruktivisme, menemukan,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian yang sebenarnya.
Setelah diterapkan buku saku fisika berbasis
kontekstual pada materi getaran,
gelombang,m dan bunyi didapatkan hasil
lembar observasi aktivitas siswa maka
aktivitas tersebut dilihat selama proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Persentase yang dicapai untuk
mengukur aktivitas siswa yaitu 85,15% yang
termasuk kedalam kategori sangat aktif. Oleh
karena itu buku saku yang dikembangkan
peneliti dengan berbasis kontekstual pada
materi getaran, gelombang, dan bunyi di kelas
VIII.2 bisa membuat siswa lebih aktif dalam
kegiatan di sekolah MTs Negeri 1
Lubuklinggau sehingga buku saku tersebut
dapat membantu kegiatan belajar mengajar.
Persentase keaktifan dalam belajar siswa pada
11
setiap indikator kontekstual dapat dilihat pada
tabel 6.
Tabel 6
Hasil Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Siswa
No Indikator Persentase Kategori
1 Siswa
mengembangkan
pemikiran untuk
melakukan
kegiatan belajar
lebih bermakna
86,36% Sangat
Aktif
2 Siswa
melaksanakan
kegiatan
menemukan
jawaban sendiri
69,69% Aktif
3 Siswa
mengembangkan
sifat ingin tahu
melalui
pertanyaan
83,33% Sangat
Aktif
4 Siswa
menciptakan
masyarakat
belajar melalui
kegiatan
kelompok
84,84% Sangat
Aktif
5 Siswa
mengamati
contoh
pembelajaran
84,84% Sangat
Aktif
6 Siswa
mengingat
pelajaran
pelajaran yang
sudah dipelajari
sebelumnya
79,54% Sangat
Aktif
7 Siswa
mengerjakan
soal dalam buku
saku yang
diberikan guru
87,87% Sangat
Aktif
Untuk mengetahui keefektifan dari buku
saku yang telah dikembangkan peneliti
melihat dari peningkatan hasil belajar kognitif
yang diperoleh peserta didik sebelum dan
setelah menggunakan buku saku fisika
berbasis kontkstual. Pengujian soal tes
dilakukan sebanyak 2 kali sebelum treatment
(Pre-test) dan sesudah treatment (Post-test)
pada siswa kelas VIII.2 sebanyak 35 siswa.
Soal yang diberikan berupa soal pilihan ganda
dengan kategori C2-C4 yang berjumlah 10
soal. Soal yang digunakan merupakan soal
UN sehingga telah valid dan reliabel.
Pengujian soal tes dilakukan 2 kali dengan
tujuan melihat peningkatan hasil belajar
kognitif peserta didik kelas VIII.2. Pre-test
dilakukan pada tanggal 17 Januari 2020
dengan menggunakan waktu 1 jam pelajaran
pada saat pertemuan pertama sebelum
diberikan treatment menggunakan buku saku
fisika berbasis kontekstual. Post-test
dilakukan pada tanggal 24 Januari 2020
dengan menggunakan waktu 2 jam pelajaran
pada saat pertemuan ketiga setelah diberikan
treatment menggunakan buku saku fisika
berbasis kontekstual. Berdasarkan nilai
kriteria ketuntasan minimal hasil belajar siswa
segi kognitif bisa dikatakan efektif jika siswa
mendapatkan nilai ≥70.
Pada hasil saat pre-test tidak ada siswa
yang mendapatkan nilai ≥70, artinya tidak ada
siswa yang tuntas. Kemudian, pada saat post-
test didapatkan bahwa 28 orang siswa
mendapatkan ≥ 70 dan 4 orang siswa
mendapatkan nilai ≤70. Artinya, persentase
ketuntasan hasil belajar 76,48% serta untuk
rata-rata peningkatan hasil belajar sebesar
0,76 dan termasuk kategori tinggi. Sehingga
buku saku fisika berbasis kontekstual materi
getaran, gelombang, dan bunyi dapat
dikatakan efektif.
Dari hasil nilai rata-rata seluruh siswa
dapat dihitung menggunakan t-hitung satu
sampel. Hasil yang didapatkan bahwa thitung=
42,844 dan ttabel = 2,039, karena thitung ≥ ttabel
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
demikian rata-rata nilai hasil belajar kognitif
siswa dapat dikatakan signifikan meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, peneliti
menyimpulkan bahwa:
12
Peneliti melakukan proses
pengembangan buku saku fisika berbasis
kontekstual pada materi getaran, gelombang,
dan bunyi menggunakan model
pengembangan pengembangan Borg and Gall
melalui 10 tahapan namun peneliti hanya
menggunakan 8 tahapan mengingat waktu dan
biaya. Tahapan model pengembangan Borg
and Gall yaitu analisis kebutuhan,
perencanaan, pengembanmgan draft produk,
uji coba ke-1, revisi ke-1, uji coba ke-2, revisi
ke-2, uji coba ke-3, revisi ke-3, dan
diseminasi atau publikasi.
Buku saku fisika berbasis kontekstual
pada materi getaran, gelombang, dan bunyi
yang telah dikembangkan dievaluasi oleh ahli
dan direvisi sesuai kritik dan saran dan
tanggapan dari para validator. Hasil penilaian
validator terhadap kualitas buku saku fisika
berbasis kontekstual pada komponen
kelayakan materi memiliki persentase
83,33%, sementara itu untuk pada komponen
media memiliki 79,16%, dan pada komponen
bahasa memiliki persentase 75%. Sehingga,
persentase keseluruhan komponen validasi
adalah 80,68% sehingga buku saku fisika
berbasis kontekstual dikatakan valid dan
memenuhi kriteria sangat baik. Persentase
keseluruhan respon siswa terhadap buku saku
fisika berbasis kontekstual adalah 83,9%
sehingga buku saku dikatakan praktis dan
memenuhi kriteria sangat setuju. Dan
persentase hasil tes ulangan harian 76,48%
siswa memperoleh nilai ≥70 ada 28 siswa dan
ada 4 siswa nilainya ≤70 dari 10 butir soal tes
sehingga buku saku dikatakan efektif.
Memiliki N-Gain sebesar 0,76 artinya
terjadinya peningkatan terhadap hasil belajar
kognitif siswa dengan tingkat tinggi. Untuk
mencapai peningkatan tersebut terdapat juga
nilai rata-rata siswa yang dihitung
menggunakan t-hitung satu sampel. Dimana
nilai rata-rata yang didapat adalah thitung =
42,844 dan ttabel = 2,039 karena thitung ≥ ttabel
maka Ha diterima, dengan demikian rata-rata
nilai hasil belajar kognitif siswa dapat
dikatakan signifikan meningkat. Oleh karena
itu, buku saku fisika berbasis kontekstual
materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi tahun
Pelajaran 2019/2020 dapat dikatakan valid,
praktis, dan efektif.
Saran
Adapun saran pemanfaatan dan
pengembangan produk lebih lanjut adalah
sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan buku saku fisika
berbasis kontekstual dapat digunakan
dalam membantu guru pada proses
pembelajaran materi getaran,
gelombang, dan bunyi karena telah
mendapatkan penilaian yang sangat baik
dan layak untuk digunakan.
2. Buku saku fisika berbasis kontekstual
bisa dikolaborasikan dengan
pembelajaran yang lain selama masih
menyertakan tujuh komponen penting
yang terdapat pada pembelajaran
kontekstual.
3. Penulis menyarankan guru agar buku
saku fisika berbasis kontekstual ini pada
materi getaran, gelombang, dan bunyi
agar dapat membantu guru dalam
menyampaikan suatu materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ainin, Moh. 2013. Penelitian Pengembangan
dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
Okara 2 96-110
Asyhari, Ardian & Silvia, Herda. (2016).
Pengembangan Media Pembelajaran
Berupa Buletin dalam Bentuk Buku
Saku untuk Pembelajaran IPA Terpadu.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni 05 (1), 1-13.
Fuadi, R.,dkk. 2016. Peningkatan
Kemampuan Pemahaman dan
Penalaran Matematis Melalui
Pendekatan Kontekstual. Jurnal
Didaktika 3(1),47-54
Hasibuan, Idrus. 2014. Model Pembelajaran
CTL (Contextual Teaching and
Learning). Logaritma 2(1), 1-12
13
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode
Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Yogyakarta: Alfabeta.
Mustari, mukarramah & Sari, Yunita. 2017.
Pengembangan Media Berupa Buku
Saku Fisika SMP Pokok Bahasan Suhu
dan Kalor. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika Al-Biruni 06 (1), 113-123
Primesstiannisa, Sinta. 2016. Pengembangan
Buku Saku Ekonomi Sebagai Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas
Xi Sma Negeri 2 Banguntapan.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Putra, Fredi Ganda. 2017. Eksperimentasi
Pendekatan Kontekstual Berbantuan
Hands On Activity (HoA) Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik. Jurnal Pendidikan
Matematika 8 (1), 73-80
Santoso, Aria Prabowo & Mariono, Andi.
2018. Pengembangan Media Computer
Asisted Instruction Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Sistem Gerak Pada Manusia
Untuk Siswa Kela VIII di SMP Negeri 1
Driyorejo. Jurnal Teknologi Pendidikan
9 (2), 1-7
Sugandi, Asep Ikin & Benard, Martin. 2018.
Penerapan Pendekatan Kontekstual
Terhadap Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematis Siswa SMP.
Jurnal Analisa 4 (1), 16-23
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tegeh, I Made., dkk. 2014. Model Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Yuliani, Fahtria & Herlina, Lina. 2015.
Pengembangan Buku Saku Materi
Pemanasan Global untuk SMP. Unnes
Journal of Biology Education 4 (1),
104-110