perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA
BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING
Skripsi
WAKHID AGUNG GUNA ADY
I1306068
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Wakhid Agung Guna Ady
Nim : I 1306068
Judul tugas akhir : Pengembangan Desain Kursi Roda Khususnya Pada
Lansia Berdasarkan Citra (Image) Produk Dengan
Metode Kansei Engineering.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa
Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, 10 Januari 2011
Wakhid Agung Guna Ady
I 1306068
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Wakhid Agung guna Ady
Nim : I I1306068
Judul tugas akhir : Pengembangan Desain Kursi Roda Khususnya Pada
Lansia Berdasarkan Citra (Image) Produk Dengan
Metode Kansei Engineering.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 10 Januari 2011
Wakhid Agung Guna Ady
I 1306068
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Ir. Munifah, MSIE, MT
Dr. Cucuk Nur Rosyidi
Taufiq Rochman, STP, MT
Bambang Suhardi, ST, MT
Judul Skripsi :
PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN
METODE KANSEI ENGINEERING
WAKHID AGUNG GUNA ADY I1306068
LEMBAR VALIDASI
Ditulis Oleh :
Telah disidangkan pada hari Senin tanggal 10 Januari 2011 Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan
Dosen Penguji
Dosen Pembimbing
NIP. 19711104 199903 1 001
NIP. 19561215 198701 2 001
1.
2.
1. NIP. 19740520 200012 1 001
NIP. 19701030 199802 1 001 2.
___________________
___________________
___________________
___________________
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Judul Skripsi :
PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN
METODE KANSEI ENGINEERING
WAKHID AGUNG GUNA ADY I1306068
LEMBAR PENGESAHAN
Ditulis Oleh :
Mengetahui,
Taufiq Rochman, STP, MT Bambang Suhardi, ST, MT
Dosen Pembimbing I
NIP. 19740520 200012 1 001 NIP. 19701030 199802 1 001
Dosen Pembimbing II
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS
NIP. 19641007 199702 1 001 NIP. 19561112 198403 2 007
Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Lobes Herdiman, MT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-
Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul
“Pengembangan Desain Kursi Roda Khususnya Pada Lansia Berdasarkan Citra
(Image) Produk Dengan Metode Kansei Engineering” ini dengan baik.
Dengan segenap ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelasaikan
Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberi dukungan dan doa yang
tak pernah putus sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
2. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri UNS
yang senantiasa berupaya memajukan Jurusan Teknik Industri yang kami
cintai.
3. Bapak Bambang Suhardi, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan senantiasa menyediakan waktunya selama penyusunan
Tugas Akhir ini.
4. Bapak Taufiq Rochman, STP, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan senantiasa menyediakan waktunya selama penyusunan
Tugas Akhir ini.
5. Bapak Dr.Cucuk Nur Rosyidi dan Ibu Ir. Munifah, MSIE, MT selaku Dosen
Penguji, terima kasih atas masukan dan perbaikan untuk Laporan Skripsi ini.
6. Seluruh dosen Teknik Industri yang telah mewariskan segala ilmu Teknik
Industri kepada penulis.
7. Mbak Yayuk, Mbak Tutik, Mbak Rina & seluruh Admin TI atas segala
bantuan administrasinya.
8. Segenap keluarga besarku yang telah memberikan dukungan tak henti-
hentinya hingga menjadi seorang sarjana.
9. Temanku Deny Sidiq Mulyono yang telah membantu kelancaran Tugas Akhir
ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu. Amin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
10. Dina Rachmawati yang telah mendukungku dan mendoakanku baik waktu
susah maupun senang hingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
11. Teman-teman seperjuangan pembuatan Tugas Akhir -Budi, Febri, Kumbara,
Wawan, Taufiq, Sultra-. Thanks atas segala support kalian kepadaku.
Semangat dan Sukses selalu.
12. Teman-teman angkatan 2006 jurusan Teknik Industri UNS atas kerjasama
dan kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis, bahagia dan beruntung
memiliki sahabat seperti kalian semua, semoga kita semua slalu diberi
kemudahan dan menjadi orang yang sukses. Amin.
13. Semua pihak yang belum tertulis di atas, terima kasih atas segala bantuan dan
dukungannya.
Sebagai akhir dari kata pengantar ini, penulis menyampaikan bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki. Saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan. Semoga laporan ini
bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi semua.
Surakarta, 10 Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR VALIDASI ................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ................ iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... I-1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... I-1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. I-3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... I-3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... I-3
1.5 Batasan Masalah ....................................................................... I-3
1.6 Asumsi-asumsi ......................................................................... I-3
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... I-4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... II-1
2.1 Pengertian Produk .................................................................... II-1
2.1.1 Pengembangan Produk ................................................. II-2
2.1.2 Tahapan Pengembangan Produk .................................. II-3
2.2 Kursi Roda ................................................................................ II-5
2.3 Fisiologis Manula (Manusia Usia Lanjut) ................................ II-8
2.4 Kansei Engineering .................................................................. II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2.4.1 Pengertian Kansei Engineering ....................................... II-10
2.4.2 Metode Kansei Engineering ............................................ II-12
2.5 Teori Statistik ........................................................................... II-16
2.5.1 Skala Pengukuran ......................................................... II-16
2.5.2 Analisis Faktor .............................................................. II-22
2.5.3 Prosedur Peringkasan Data ........................................... II-24
2.5.4 Analisis Conjoint .......................................................... II-26
2.5.5 Kalkulasi Analisa Conjoint .......................................... II-29
2.6 Ergonomi .................................................................................. II-31
2.7 Anthropometri .......................................................................... II-31
BAB III METODODOLOGI PENELITIAN ............................................ III-1
3.1 Identifikasi Masalah ................................................................. III-2
3.1.1 Studi Pustaka ................................................................... III-2
3.1.2 Studi Lapangan ................................................................ III-2
3.1.3 Perumusan Masalah ......................................................... III-2
3.1.4 Tujuan Penelitian ............................................................. III-2
3.2 Meneyediakan Kata Kansei ...................................................... III-3
3.3 Seleksi Kata Kansei yang Relevan Terhadap Kursi Roda ....... III-3
3.4 Mengumpulkan Sampel Produk ............................................... III-6
3.5 Mendaftar Item dan Kategori ................................................... III-6
3.6 Evaluasi Eksperimen ................................................................ III-6
3.7 Analisis Conjoint ...................................................................... III-7
3.8 Pengembangan Produk ............................................................. III-9
3.9 Analisa Pembahasan ................................................................. III-9
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ..................... IV-1
4.1 Pengumpulan Kansei word ....................................................... IV-1
4.2 Evaluasi Kuesioner Pertama (Semantic Differential I) ............ IV-1
4.2.1 Uji Kecukupan Data ........................................................ IV-2
4.2.2 Tes Validitas .................................................................... IV-3
4.2.3 Tes Reliabilitas ................................................................ IV-6
4.2.4 Analysis Faktor ................................................................ IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
4.3 Mengumpulkan Sampel Produk ................................................ IV-9
4.4 Penentuan Item dan Kategori .................................................... IV-9
4.5 Evaluasi Eksperimen ................................................................. IV-10
4.5.1 Menentukan jumlah Stimuli Sampel Produk Minimum .. IV-10
4.5.2 Menyiapkan Stimuli Sampel Produk (Kartu Konsep) ..... IV-11
4.6 Analisis Conjoint ....................................................................... IV-13
4.7 Kesimpulan Analisis Conjoint ................................................... IV-43
4.8 Tingkat Keakuratan dan Analisa Test Signifikansi ................... IV-44
4.9 Output Desain Kursi Roda Lansia ............................................. IV-45
4.10 Konsep Produk ........................................................................ IV-47
4.10.1 Konsep Produk berdasarkan pendekatan Anthropometri
dan ide desainer .................................................................. IV-47
4.10.2 Aspek ergonomi ............................................................ IV-47
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL ............................... V-1
5.1 Pembahasan Hasil Kuisioner .................................................... V-1
5.2 Pembahasan Hasil Analisis Faktor ........................................... V-2
5.3 Pembahasan Analisis Conjoint ................................................. V-2
5.3.1 Jumlah Stimuli ................................................................. V-2
5.3.2 Analisa Proses Conjoint .................................................. V-3
5.3.3 Analisa Kepentingan Item ............................................... V-3
5.3.4 Analisa Kesimpulan Output Conjoint ............................. V-9
5.4 Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test
Signikansi .................................................................................... V-9
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... VI-1
1.1 Kesimpulan ............................................................................... VI-1
1.2 Saran ......................................................................................... VI-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Product Life Cycles (PLC II-1
Gambar 2.2 Urutan Pengembangan Konsep Produk II-3
Gambar 2.3 (a) Konventional wheelchair, (b) Platform model II-6
Gambar 2.4 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan
oleh ISO 7176-5
II-8
Gambar 2.5 Semantic Differential For Kansei Words II-12
Gambar 2.6 Diagram Kansei Engineering Type 1 II-13
Gambar 2.7 Diagram Proses KES II-14
Gambar 2.8 Struktur Sistem KES II-16
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah III-1
Gambar 4.1 Stimuli Plan Card Pada SPSS 17 IV-11
Gambar 4.2 Syntax Editor untuk menganalisa conjoint IV-13
Gambar 4.3 Desain kursi roda sebelum dan sesudah dikembangkan IV-46
Gambar 4.4 Mekanisme kursi roda lansia saat posisi tidur IV-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO
7176-5
II-8
Tabel 2.2 Panduan Ukuran KMO II-25
Tabel 2.3 Tabel Persentil II-33
Tabel 4.1 Kansei word didapat dari observasi IV-1
Tabel 4.2 Iterasi pertama dari hasil tes validitas IV-3
Tabel 4.3 Iterasi kedua dari hasil tes validitas IV-4
Tabel 4.4 Kata-kata kansei yang valid IV-5
Tabel 4.5 Hasil Alpha Reliabilitas IV-6
Tabel 4.6 Iterasi dari Tes KMO dan Bartlett yang Kesatu IV-7
Tabel 4.7 Hasil Iterasi dari Matrik Anti Image (Nilai MSA) yang
pertama
IV-7
Tabel 4.8 Ukuran Rekomendasi KMO IV-8
Tabel 4.9 Item dan Kategori Desain Kursi roda IV-9
Tabel 4.10 Sampel kombinasi yang memiliki item dan kategori yang
berbeda
IV-12
Tabel 4.11 Penghitungan manual dari pentingnya faktor IV-15
Tabel 4.12 Analisa Kansei Word (Biasa – Elegant) IV-16
Tabel 4.13 Hasil Analisa Kansei Word (Tidak Artistik – Artistik) IV-17
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21
Analisa Kansei Word (Tidak Artistik – Artistik)
Hasil Analisa Kansei Word (Umum - Khusus)
Analisa Kansei Word (Umum - Khusus)
Hasil Analisa Kansei Word (Polos - Berwarna)
Analisa Kansei Word (Polos - Berwarna)
Hasil Analisa Kansei Word (Sederhana - Komplek)
Analisa Kansei Word (Sederhana - Komplek)
Hasil Analisa Kansei Word (Membosankan - Menarik)
IV-18
IV-19
IV-20
IV-21
IV-22
IV-23
IV-24
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 4.22
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28
Tabel 4.29
Tabel 4.30
Tabel 4.31
Tabel 4.32
Tabel 4.33
Tabel 4.34
Tabel 4.35
Tabel 4.36
Tabel 4.37
Tabel 4.38
Tabel 4.39
Tabel 4.40
Tabel 4.41
Analisa Kansei Word (Membosankan - Menarik)
Hasil Analisa Kansei Word (Monoton - Beragam)
Analisa Kansei Word (Monoton - Beragam)
Hasil Analisa Kansei Word (Tidak Canggih - Canggih)
Analisa Kansei Word (Tidak Canggih - Canggih)
Hasil Analisa Kansei Word (Tidak Lengkap - Lengkap)
Analisa Kansei Word (Tidak Lengkap - Lengkap)
Hasil Analisa Kansei Word (Murah – Mahal)
Analisa Kansei Word (Murah – Mahal)
Hasil Analisa Kansei Word (Mudah Rusak - Awet)
Analisa Kansei Word (Mudah Rusak - Awet)
Hasil Analisa Kansei Word (Satu Fungsi - Multifungsi)
Analisa Kansei Word (Satu Fungsi - Multifungsi)
Hasil Analisa Kansei Word (Sulit Menjalankan – Mudah
Menjalankan)
Analisa Kansei Word (Sulit Menjalankan – Mudah
Menjalankan)
Hasil Analisa Kansei Word (Manual - Otomatis)
Analisa Kansei Word (Manual - Otomatis)
Hasil Analisa Kansei Word (Overall)
Analisa Kansei Word (Overall)
Data Anthropometri Lansia
IV-26
IV-26
IV-27
IV-28
IV-29
IV-30
IV-31
IV-32
IV-33
IV-34
IV-35
IV-36
IV-37
IV-38
IV-39
IV-39
IV-41
IV-41
IV-42
IV-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A. Sampel Produk dari Internet L-1
Lampiran B. Kuisioner Semantic Differential I L-4
Lampiran C. Hasil Kuisioner Semantic Differential I L-9
Lampiran D. Iterasi Validitas 2 Sampai 4 L-10
Lampiran E. MSA L-12
Lampiran F. Kuisioner Semantic Differential II L-13
Lampiran G. Hasil Kuisioner Semantic Differential II L-24
Lampiran H. Rata-rata Masing-masing Sampel L-44
Lampiran I. Hasil Analisis Conjoint L-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Wakhid Agung Guna Ady, NIM: I I1306068. PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2011. Semakin berkembangnya jaman, tentu banyak keinginan konsumen untuk memiliki produk yang mempunyai banyak fungsi. Salah satunya obyek penelitian ini adalah kursi roda. Bagaimana jika kursi roda yang standar dapat kita gunakan untuk berbagai kegiatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengembangkan desain dengan menentukan nilai-nilai kategori untuk mendapatkan output pengembangan dalam desain kursi roda. Metode yang digunakan adalah Kansei Engineering. Kansei Engineering merupakan sebuah metode sebagai jembatan atas keinginan konsumen terhadap desain produk yang diinginkan, dengan cara mendefinisikan keinginan konsumen yang teridentifikasi melalui kata-kata kansei ke dalam desain produk. Kemudian analisa Conjoint digunakan untuk mendapatkan nilai hubungan antara desain elemen dan Kansei Word. Hasil dari penelitian ini adalah persamaan regresi yang ditafsirkan oleh nilai pengujian dari image konsumen dan desain elemen. Dari 39 penguji, peneliti mendapatkan 14 pasang Kansei Word yang mewakili kata-kata yang tepat dengan mempertimbangkan produk yang ditawarkan. Hasil analisa Conjoint yaitu bahan kerangka dari besi, sistem penggerak yang otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran woven polyester, dan warna polos. Kata kunci: Analisis Conjoint, Kansei Enginneering, Kursi Roda, Citra
(Image), Elemen Desain. xviii + 107 halaman.; 13 gambar; 44 tabel; 67 lampiran Daftar pustaka: 16 (1995 - 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Wakhid Agung Guna Ady, NIM: I I1306068. DEVELOPMENT DESIGN OF WHELCHAIR ESPECIALLY FOR OLD PEOPLE BASED ON IMAGE PRODUCT WITH KANSEI ENGINEERING METHOD. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.
The continued development of the time, certainly many consumers desire to have a product that has many functions. One object of this study is the wheelchair. What if a standard wheelchair that can we use for various activities.
The purpose of this study is to investigate and develop the design by specifying the values of a category to get the output in the development of wheelchair design. The method used is Kansei Engineering. Kansei Engineering is a method as a bridge to consumer interest towards the desired product design, by defining the desire of consumers were identified through Kansei words into product design. Then, conjoint analysis is used to obtain the value of the relationship between design elements and Kansei Word.
The results of this study is interpreted by the regression equation testing the value of consumer image and design elements. Of 39 testers, researchers get 14 pairs of Kansei Word that represent proper words by considering the products offered. The result of conjoint analysis is a framework of iron materials, the automatic drive system, a means of support in the form of chamber pot, the back of woven polyester material, and plain colors
Keywords: Analysis Conjoint, Kansei Enginneering, Whelchairs, Image,
Design Element. xvi + 107 pages.; 13 pictures; 44 table; 67 attachments Bibliography: 16 (1995 - 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Hal ini diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik akan
karakteristik-karakteristik utama dari sistem, yang berkaitan dengan tujuan
penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan produk dalam dunia industri sudah semakin maju. Setiap
perusahaan dituntut untuk selalu mengahasilkan produk-produk yang baru dan
inovatif. Produk-produknya diharapkan bisa bersaing dengan perusahaan lainnya.
Kesuksesan perusahaan juga tidak luput dari peran konsumen, karena tingkat
penjualan yang sangat besar merupakan salah satu faktor kemajuan perusahaan.
Perancangan dan pengembangan produk adalah semua proses yang
berhubungan dengan keberadaan produk yang meliputi segala aktivitas mulai dari
identifikasi keinginan konsumen sampai fabrikasi, penjualan dan pengiriman
produk (Widodo, 2003). Perancangan dan pengembangan produk inilah yang
menjadi suatu bagian dari dunia industri.
Pada saat konsumen membeli barang, mereka menyampaikan keinginan-
keinginan mereka dengan kata-kata yang abstrak. Maka dari itu akan sangat
menguntungkan bagi perusahaan jika mereka dapat menangkap pikiran konsumen
dan dapat menunjukkan model-model yang sangat pas dengan citra (image)
produk kepada mereka, melalui foto-foto atau grafik komputer. Pada situasi ini,
sangatlah penting untuk menganalisa ”Human Kansei” seperti perasaan atau
emosi dan sangatlah penting untuk menerjemahkan informasi ini menjadi desain
yang tepat dalam pengembangan produk baru.
Nagamachi telah mengambil bentuk kongkrit mengenai ide ini dan telah
mengembangkan ”Kansei Engineering” sebagai sebuah teknologi yang efektif
untuk mendukung konsumen dalam pengambilan keputusan dan kreativitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2
desainer (Nagamichi, 1995). Kansei Engineering dapat didefinisikan sebagai
sebuah metodologi untuk menerjemahkan psikologis manusia seperti perasaan dan
emosi yang berkaitan dengan produk.
Produk memiliki dua sifat. Sifat yang pertama yaitu fungsi dasar sebuah
produk yang ditentukan dengan kualitas dan kapasitas yang memuaskan tuntutan
dasar konsumen. Sifat yang kedua adalah fungsi tambahan atau pendukung yang
dipengaruhi oleh ukuran, gaya dan warna yang menarik pemikiran konsumen.
Kita anggap sifat yang pertama sebagai faktor fisik (physical factor) dan yang
kedua sebagai faktor kejiwaan (mental factor) (Nagamachi, 1999). Menurut
pengembangan teknis, perbedaan dalam fungsi utama antar produk telah menjadi
lebih sempit, tetapi disisi lain fungsi pendukung pada produk telah menjadi faktor-
faktor yang penting dalam menarik perhatian konsumen.
Bentuk produk merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam dunia industri. Ketika konsumen membeli sebuah produk, mereka
harus mempertimbangkan bentuk, ukuran, warna, tekstur dan fungsi pendukung
lainnya. Sekali mereka tidak suka bentuk atau tekstur dari sebuah produk, mereka
akan berpikir dua kali untuk membelinya. Kompetisi yang ketat dan
pengembangan yang cepat akan sebuah produk, memaksa para desainer untuk
kreatif dan memahami pilihan konsumen.
Produk yang menjadi rancangan pada penelitian ini adalah kursi roda.
Banyak sekali desain dan model kursi roda yang telah ada di pasaran. Dengan
berbagai bentuk, fungsi, dan pilihan kursi roda.
Kursi roda seperti halnya produk- produk yang lain yaitu perlu inovasi
produk supaya menambah ragam dari kursi roda. Konsep baru kursi roda yang
akan dikembangkan berupa penambahan fungsi, sistem mekanik, dan bentuk kursi
roda dengan tetap memperhatikan kaidah ergonomi dalam pendesainannya
(Nurmianto, 2009).
Dengan metode kansei kita bisa mengetahui keinginan konsumen dari segi
perasaan dan emosi konsumen untuk memudahkan kreativitas desainer dalam
menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam sebuah desain produk berupa
kursi roda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana cara mengembangkan produk kursi roda untuk lansia
berdasarkan keinginan konsumen dengan pendekatan kansei engineering.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Menghasilkan kata kansei yang menjadi prioritas untuk perbaikan produk
kursi roda .
b. Menentukan tingkat kepentingan masing-masing item yang mempengaruhi
selera konsumen .
c. Menghasilkan spesifikasi kursi roda dengan pendekatan metode kansei
engineering.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memfasilitasi dan membantu desainer dalam
mengembangkan desain kursi roda untuk lansia berdasarkan pada citra (image)
produk.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah diberikan untuk mengatasi kompleksitas permasalahan,
sehingga bisa dilakukan secara lebih sederhana dan mudah dipahami. Adapun
batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian terfokus pada kursi roda untuk lansia.
2. Pengukuran parameter teknik menggunakan metode Kansei Engineering.
1.6 Asumsi-asumsi
Asumsi penelitian diperlukan untuk menyederhanakan kompleksitas
permasalahan yang diteliti. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Kondisi psikologis responden diasumsikan normal.
b. Calon Customer terdiri atas lansia, dokter, dan perawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-4
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini terdiri dari enam bab dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan. Hal ini diperlukan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik akan karakteristik-karakteristik utama
dari sistem, yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi beberapa konsep dasar dan metode dari buku-buku, jurnal
ilmiah, dan referensi-referensi lain, yang digunakan dalam
penyelesaian masalah, serta penjelasan tentang peran masing-
masing metode dalam rangkaian proses penyelesaian masalah.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Untuk bab ini diuraikan tentang bahan atau materi penelitian,
obyek penelitian, tata cara penelitian, data yang diperlukan serta
cara analisa yang akan digunakan dengan menampilkan rangkaian
proses penelitian yang dilakukan dalam flow chart.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Memaparkan keseluruhan proses observasi dan pengumpulan data,
serta pengolahannya, serta penjelasan teknis untuk mendapatkan
nilai-nilai sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah dengan
beberapa metode dan data wawancara
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari
pengolahan data yang dilakukan. Dan memberikan analisa sejauh
mana nilai-nilai tersebut memberikan solusi bagi permasalahan
yang telah didefinisikan diawal penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Menuliskan kembali beberapa hasil utama dari rangkaian proses
yang telah dilakukan , memberikan hasil yang dapat digunakan
oleh konsumen atau tidak nantinya dan juga rekomendasi
mengenai kemungkinan dilakukannya penelitian lanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
Berisi beberapa konsep dasar dan metode dari buku-buku, jurnal ilmiah,
dan referensi-referensi lain, yang digunakan dalam penyelesaian masalah, serta
penjelasan tentang peran masing-masing metode dalam rangkaian proses
penyelesaian masalah.
2.1 Pengertian Produk
Produk adalah Suatu keluaran (out put) yang diperoleh dari sebuah proses
produksi (transformasi) dan pertambahan nilai yang dilakukan terhadap bahan
baku (material input). Sedangkan produksi adalah segala kegiatan dalam
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan
dimana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu berupa tanah, modal,
tenaga kerja, dan skill. Sebuah produk pasti mempunyai siklus kehidupan atau
disebut (Product Life Cycles).
Gambar 2. 1 Product Life Cycles (PLC)
Tahapan – tahapan siklus kehidupan produk ada 4 antara lain:
a. Tahap Pengenalan (introduction)
Bila produk baru diperkenalkan, operasi penjualan tidak selalu bekerja
baik, masih terdapat masalah kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi,
masalah-masalah teknis yang belum dapat diatasi dan harga tinggi. Diperlukan
analisis pemasaran yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-2
b. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Dalam tahap ini produk ini diperbaiki dan distandarisasi, dapat
diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah, serta para konsumen
membeli dengan sedikit desakan.
c. Tahap Kejenuhan (Maturity)
Kebanyakan produk yang ada dipasaran sekarang, seperti televisi,
alat-alat dan perlengkapan rumah tangga, radio, mobil, dan sebagainya, berada
dalam tahap kejenuhan. Produk adalah “matang”, keandalan dalam
“performance”, harga wajar, dan tidak terjadi perubahan banyak dari tahun ke
tahun. Volume penjualan mulai menurun pertambahannya karena setiap orang
atau pembeli potensial sekarang telah memiliki produk, sehingga penjualan
sangat tergantung pada penggantian (replacement) dan pertambahan penduduk.
d. Tahap Penurunan (decline).
Hampir semua produk akan sampai pada tahap keempat, tahap
penurunan dalam permintaan bila produk-produk digantikan oleh yang baru.
Tetapi tidak semua produk akan menglami tahap ini. Oleh karena itu
diperlukan ilmu pengembangan produk.
2.1.1 Pengembangan produk
Pengembangan produk terdiri dari atas pengembangan produk (new
product design ) yang meliputi rencana produksinya, distribusi dan penjualannya.
Pengembangan produk tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari proses inovasi
industri. Pengembangan produk ini meliputi hampir semua aspek dalam
perusahaan.
Ada beberapa alasan mengapa perlunya proses pengembangan produk
yang baik, antara lain (Ulrich dan Eppinger, 1995)
a. Jaminan kualitas
Suatu proses pengembangan produk menjelaskan tahapan yang akan
dilalui dan melakukan check point selama beberapa waktu pengembangan
tersebut. Dengan pengawasan secara rutin terhadap proses pengembangan
produk diharapkan kualitas produk yang dihasilkan terjamin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-3
b. Koordinasi
Suatu proses pengembangan bisa menjadi master plan yang akan
menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana suatu tim kecil dapat memberikan
masukan terhadap usaha pengembangan tersebut.
c. Rencana
Dalam suatu proses pengembangan terdapat hubungan aktivitas
selama proses pengembangan berlangsung, termasuk waktu yang diperlukan
setiap aktivitas. Sehingga dengan demikian dapat diketahui jadwal untuk
semua kegiatan, kapan dimulai suatu kegiatan dan berakhirnya suatu kegiatan
atau proyek pengembangan produk.
d. Manajemen
Suatu proses pengembangan merupakan suatu perbandingan terhadap
produk sejenis dari perusahaan lain terhadap keunggulannya. Dengan
melakukan perbandingan pihak manajemen akan mengetahui letak
permasalahannya.
e. Improvisasi
Sistem dokumentasi yang baik pada organisasi proses pengembangan
produk akan membantu dalam mengetahui peluang pengembangan.
2.1.2 Tahapan Pengembangan Produk
Tahapan pengembangan konsep meruapakan fase terpenting dari
pengembangan produk. Hal ini digunakan untuk mendefinisikan beberapa fungsi
pengembangan produk yang berguna untuk menyatukan berbagai masalah
pengembangan produk dari awal dan akhir sebuah proses pengembangan proses.
Pengembangan konsep terdiri dari (Widodo, 2005):
Gambar 2.2 Urutan Pengembangan Konsep Produk Baru
Kebutuhan Umum
Konsumen
Membangun Spesifikasi
Target
Menetapkan Spesifikasi
Produk Terpilih
Membangun Konsep Produk
Memilih Satu
Konsep Produk
Menyusun Rencana Proyek
Pengembangan
Analisa Produk Saingan
Didukung Adanya Analisa Biaya
Produk Baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-4
a. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengerti kebutuhan
konsumen dan mengkomunikasikan secara efektif kepada tim tentang
kebutuhan tersebut. Outputnya adalah merancang kebutuhan pernyataan –
pernyataan konsumen untuk ditransformasikan didalam pembuatan produk.
b. Analisa kompetitif produk
Pengertian dari kompetitif produk adalah usaha bagaimana sebuah
produk baru dapat dibuat berdasarkan kekayaan ide dan tim dengan
mempertimbangkan persaingan pasar yang dituju sehingga akan dapat
membantu didalam pengembangan dan rancangan proses produksinya.
Analisa ini biasa disebut competitif benchmarking yaitu dengan
mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan dari pesaing.
c. Menentukan spesifikasi target
Spesifikasi adalah suatu gambaran yang teliti dari apa yang suatu
produk harus lakukan. Betujuan untuk mentransformasikan dari seluruh
keseluruhan kebutuhan konsumen ke dalam istilah teknis dengan
memperhatikan persaingan pasar. Hasilnya adalah daftar spesifikasi dan
target yang harus dicapai
d. Pembangkitan konsep
Tujuan dari pembangkitan konsep adalah untuk menggali
sepenuhnya ruang lingkup dari konsep produk yang diaplikasikan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil dari kegiatan ini adalah 10 sampai 20
konsep yang berupa sketsa dan statement singkat gambaran produk.
e. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep adalah untuk menentukan konsep yang paling
diminati didalam pengembangan produk setelah dilakukan analisa dan urut –
urutan penghilangan kegiatan yang tidak penting ditentukan satu konsep
terpilih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
f. Perbaikan spesifikasi
Berdasarkan nilai – nilai khusus yang mencerminkan keterbatasan
yang melekat pada konsep produk yang diindentifikasi lewat permodelan
teknik trade off (pertentangan) antara biaya dan performance.
g. Analisa ekonomi
Pada analisa ekonomi ini akan memberikan model ekonomi dari
produk baru tersebut yang digunakan menetukan kelanjutan dari program
penyelesaian keseluruhan pengembangan produk baru dan untuk
menyelesaikan trade off yang ada. Sebagai contoh biaya pengembangan dan
biaya manufaktur
h. Perencanaan proyek
Kegiatan akhir dari pengembangan konsep yaitu tim membuat
jadwal pengembangan, mengatur strategi waktu pengembangan yang singkat
dan mengidentifikasi sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan untuk
melengkapi proyek.
2.2 Kursi Roda
Kursi roda (wheelchair) adalah salah satu alat bantu bagi penyandang
cacat kaki untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik di tempat
datar maupun dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi (tempat menaik).
Sering juga dimaksudkan, bahwa kursi roda digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mobilitas bagi orang yang memiliki kekurangan seperti: orang yang
cacat fisik (khususnya penyandang cacat kaki), pasien rumah sakit yang tidak
diperbolehkan untuk melakukan banyak aktivitas fisik, orang tua (manula), dan
orang–orang yang memiliki resiko tinggi untuk terluka, bila berjalan sendiri.
Secara umum kursi roda dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kursi roda manual
(conventional wheelchair) dan kursi roda berpenggerak motor (motor powered
wheelchair). Jenis konvensional dapat dibagi menjadi kursi roda standard dan
sport wheelchair. Sedangkan powered wheelchair dibagi menjadi beberapa
model, seperti: traditional, platform, dan round based model. Secara fungsional
kursi roda model platform sangat cocok untuk pemakai kursi roda tanpa pemandu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-6
Kursi roda ini digerakkan motor (accu) dan dikontrol dengan mudah melalui
batang pengontrol (joy stick control), dapat bergerak maju dan berbelok, namun
lebih berat dari pada kursi roda standar. Karena pengendalinya otomatis, maka
harga kursi roda model platform sangat mahal dan jarang dijumpai di Indonesia.
Berlainan dengan kursi roda tersebut, model konvensional adalah pilihan utama
pemakai kursi roda di kota Surabaya, yakni hampir 90% dari responden (pemakai
kursi roda) memakai kursi roda standar. Kursi roda konvensional ini dapat
digerakkan, baik oleh pemakainya sendiri dengan memutar roda secara manual,
maupun oleh pemandu.
(a) (b)
Gambar 2.3 (a) Konventional wheelchair, (b) Platform model
Sedangkan menurut Shepard, kursi roda terbagi menjadi empat kategori, yaitu :
1. Manual Wheelchair
Kursi roda jenis ini adalah yang paling banyak digunakan oleh
sebagian besar penggunanya dan yang paling laku di pasaran. Penggunaan
kursi ini secara manual dengan cara didorong menggunakan tangan
penggunanya atau didorong oleh orang lain. Bentuknya seperti kursi
tradisional dengan dua set roda di sampingnya. Biasanya satu set terletak
di belakang yang terdiri dari roda sepeda yang besar sedangkan satu set
lainnya terdiri dari roda kecil dengan diameter 5 atau 8 inci. Desain ini
membuat kursi roda stabil dan mudah untuk bergerak maju maupun
mundur. Kebanyakan manual wheelchair ringan dan dapat dilipat untuk
transportasi mobil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-7
2. Manual Sport Wheelchair
Kursi roda ini ringan dan didesain untuk memindahkan pusat gaya
berat untuk memperoleh pergerakan dan stabilitas yang lebih besar
daripada manual wheelchair atau power wheelchair. Kursi ini dirancang
khusus untuk para atlet. Beberapa kursi dirancang untuk olahraga khusus
seperti basket atau balap mobil dan yang lainnya digunakan untuk
olahraga secara umum. Keistimewaan kursi roda ini adalah memiliki roda
yang lebih besar daripada manual wheelchair, handrim yang kecil, sloping
propelling wheels, lebih tahan lama dan efficient bearing and hubs, posisi
roda yang mudah bergerak dan steerable casters.
3. Power Wheelchair
Kursi roda ini digerakkan menggunakan tenaga baterai dengan
power supply 12, 24 atau 36 volt. Dengan penggunaan baterai
menyebabkan tenaga kursi lebih ringan daripada secara manual. Kursi ini
dilengkapi dengan motor yang dikendalikan oleh hand-operated joy stick
di mana digunakan untuk mengatur arah dan kecepatan.
4. Power Alternatives
Kursi roda ini bersifat seperti kursi yang dilengkapi dengan motor
akan tetapi tidak tampak seperti tipe kursi roda. Kebanyakan model ini
mempunyai tiga roda dan menyerupai kereta golf atau motor scooter.
Beberapa kursi roda jenis ini dapat digunakan pada tanah yang lapang di
mana kursi roda jenis lainnya tidak dapat digunakan. Power alternatives
yang kecil memberikan pergerakan yang lebih besar untuk melalui pintu
yang sempit dan sudut tikungan. Harga kursi roda bervariasi antara satu
dengan yang lainnya. Harga tergantung dari tipe kursi roda (manual,
power, sports atau power alternatives), jumlah aksesoris dan
keistimewaannya, kualitas bahan dan materialnya, dan perusahaan
pembuatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
Gambar 2.4 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan oleh
ISO 7176-5
Gambar diatas menjelaskan tentang posisi tubuh manusia yang sesuai
dengan anthropometri tubuh orang Asia khususnya Indonesia yang
direkomendasikan oleh ISO 7176-5. Adapun dimensi bagian utama kursi roda
menurut ISO 7176-5 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO 7176-5
2.3 Fisiologis Manula (Manusia Usia Lanjut)
Kondisi fisik maupun non fisik dari penduduk lansia yang telah banyak
mengalami penurunan akibat dari proses alamiah, sejalan dengan semakin
bertambahnya umur, juga mengakibatkan menurunnya tingkat produktifitas
bahkan pada akhirnya tidak mampu lagi melakukan kegiatan ekonomi, baik untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri maupun keluarganya. Dengan demikian, secara
ekonomis penduduk lansia digolongkan sebagai penduduk yang tidak produktif,
dan meningkatnya jumlah penduduk lansia pada dasarnya identik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak produktif. Manula (Manusia Usia
Lanjut) pada umumnya mulai mengalami perubahan-perubahan baik pada fisik
tubuhnya maupun mentalnya.
Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia berusia lanjut
(manula), yaitu :
a. Sel
- Lebih sedikit jumlahnya
- Lebih besar ukurannya
- Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
- Menurunnya proporsi protein di otak, ginjal, darah, dan hati
- Jumlah sel otak menurun sehingga mengakibatkan sistem daya ingat
berkurang.
b. Sistem Persarafan
- Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya)
- Cepat menurunnya hubungan persarafan
- Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress
- Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin
- Kurang sensitif terhadap sentuhan.
c. Sistem Muskoloskeletal
- Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
- Kifosis
- Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas
- Persendian membesar dan menjadi kaku
- Tendon mengerut dan mengalami skelerosis
- Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil). Otot-otot serabut mengecil
sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi
tremor.
- Otot-otot polos tidak terlalu berpengaruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
Penurunan kondisi fisik maupun non fisik yang terjadi pada lansia selain
berakibat pada segi ekonomis, yang utama adalah pada segi kesehatan. Kondisi
kesehatan menjadi masalah utama yang umumnya dihadapi oleh sebagian besar
penduduk lansia. Penurunan kondisi fisik dan mental penduduk lansia seiring
dengan bertambahnya umur, mengakibatkan para lansia sangat rawan terhadap
gangguan berbagai penyakit. Gangguan penyakit lupa ingatan (pikun) yang
populer dengan nama syndroma complex adalah salah satu gangguan penyakit
yang banyak dialami oleh para lansia. Berdasarkan hasil riset medis diketahui
bahwa pada manusia lanjut usia (manula) 85% kemampuan atau daya ingat yang
dimiliki relatif kurang atau sudah sangat rentan sehingga memiliki sifat pikun atau
pelupa. Mempertimbangkan hal tersebut, maka pertambahan jumlah penduduk
lansia perlu diantisipasi dengan mempermudah akses penduduk lansia terhadap
berbagai pelayanan kesehatan. Gambaran ini menunjukkan bahwa penanganan
penduduk lansia perlu dilakuakn secara komprehensif. Untuk memperbaiki
kualitas sumber daya manusia lanjut usia perlu mengetahui kondisi lanjut usia di
masa lalu dan masa sekarang sehingga orang lanjut usia dapat diarahkan menuju
kondisi kemandirian. Sehubungan dengan kepentingan tersebut perlu diketahui
kondisi lanjut usia yang menyangkut kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, dan
kondisi sosial. Dengan mengetahui kondisi-kondisi itu, maka keluarga,
pemerintah, masyarakat atau lembaga sosial lainnya dapat memberikan perlakuan
sesuai dengan masalah yang menyebabkan orang lanjut usia tergantung pada
orang lain. Jika lanjut usia dapat mengatasi persoalan hidupnya maka mereka
dapat ikut serta mengisi pembangunan salah satunya yaitu tidak tergantung pada
orang lain.
2.4 Kansei Engineering
2.4.1 Pengertian Kansei Engineering
Otak manusia utamanya menampilkan dua jenis proses informasi, yaitu
proses inteligen dan proses Kansei. Kansei digunakan untuk tes sensor atau
pengujian di berbagai bidang untuk menetukan perasaan manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-11
Di Jepang, istilah Kansei diambil dari ahli filsafat Jerman bernama
Baumgarten (Lee. Et.al, 2000). Karyanya yang berjudul AESTHETICA (1750)
merupakan penelitian pertama yang mempengaruhi Kansei Engineering. Dalam
bahasa jepang, kata Kansei memiliki makna Feeling (Rasa). Impression (Kesan),
emotion (emosi). Kansei Engineering merupakan sebuah metode untuk
menerjemahkan citra (image) konsumen atau perasaan konsumen menjadi
komponen desain yang riil (Nagamichi, Mitsuo, 1995). Kansei Engineering
ditemukan oleh M. Nagamichi di Universitas Hiroshima kira – kira 30 tahun yang
lalu. Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi ergonomi yang berorientasi
pada konsumen., memungkinkan citra (image) atau perasaan konsumen bersatu
dengan proses desain sebuah produk baru.
Kansei Engineering didefinisikan sebagai teknologi penerjemahan
perasaaan konsumen (Kansei) tentang produk yang akan datang (baru). Menjadi
sebuah elemen desain. Dengan definisi ini, berarti Kansei Engineering berusaha
memproduksi produk baru berdasarkan perasaan dan permintaan konsumen.
Tujuan dari penelitian Kansei ini adalah untuk mencari struktur emosi yang ada
dibawah sikap atau tingkah laku manusia. Struktur ini mengacu pada Kansei
sebagai seseorang.
Dibidang seni dan desain., Kansei adalah salah satu elemen – elemen
yang paling penting yang membawa kemauan atau kekuatan menciptakan sesuatu.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harada, ditemukan bahwa sikap
seseorang di depan karya seni dan desain seni tidak berdasarkan pada logika
tertapi berdasarkan pada Kansei. Kansei Engineering berhubungan dengan empat
hal:
a. Untuk menangkap perasaan konsumen tentang produk menurut istilah
ergonomik dan estimasi psikologis. Semantic Differential (SD) yang
dikembangkan oleh Osgood merupakan teknik utama untuk menangkap
Kansei Konsumen (Jayne Al-Hindawe,1991). Sebuah contoh diterangkan
digambarkan 2.5 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-12
Gambar 2.5 Semantic Differential For Kansei Words
(Sumber: Nagamichi et. Al, 1999)
b. Untuk mengidentifikasi karakteristik desain produk dari Kansei
konsumen. Hal ini dilakukan dengan melakukan survei atau eksperimen
ergonomi untuk mengamati elemen – elemen.
c. Untuk membangun Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi
ergonomik. Beberapa teknologi komputer yang canggih. Inteligen
buatan, model jaringan syaraf, dan algoritma genetik termasuk juga teori
Fuzzy, disertakan juga untuk membangun rangka kerja yang sistematik
dari teknologi Kansei Engineering. Dan untuk mengkonstruksi database
yang terhubung dan system interface.
d. Untuk menyesuaikan desain produk dengan perubahan sosial yang
sedang terjadi yang sesuai dengan pilihan orang. Hal ini bertujuan untuk
merawat kesehatan database dari Kansei Engineering system dan trend
Kansei konsumen yang sedang meningkat dengan memasukkan data
Kansei baru konsumen dalam setiap tiga atau empat tahun.
2.4.2 Metode Kansei Engineering
Ada lima gaya teknik dari Metode Kansei Engineering yang digunakan
oleh Nagamichi yaitu :
a. Tipe I : Kansei Engineering Type 1
Langkah pertama yaitu strategi perusahaan, perusahaan harus
memiliki konsep yang ditentukan atau strategi untuk produk baru. Insinyur
Kansei harus memanfaatkan strategi ini untuk diterapkan ke bidang baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-13
Langkah kedua yaitu mengumpulkan kata-kata Kansei yang berhubungan
dengan konsep produk baru (sekitar 20-30 kata Kansei). Langkah ketiga
yaitu kata-kata Kansei dikumpulkan disusun pada titik 5-atau skala
Semantic Differential 7-point.
Ganbar 2.6. Diagram Kansei Engineering Type 1.
Langkah keempat yaitu mengumpulkan sampel produk sebagai
perbandingan di antara produk sejenis dari perusahaan dan pembuat yang
berbeda (sekitar 10-20 sampel). Langkah kelima yaitu daftar item dan
kategori, item dan kategori menyiratkan spesifikasi desain tentang produk
sampel yang dikumpulkan. Semua sifat produk dijelaskan, misalnya item
terdiri dari warna, bentuk, ukuran, merek logo, dan lain-lain. Kategori
misalnya item warna memiliki kategori kuning, merah, hijau dan lain-lain.
Langkah keenam evaluasi percobaan yaitu responden diminta mencatat
perasaan mereka dengan kata-kata Kansei untuk setiap sampel pada lembar
skala Semantic Differential. Langkah ketujuh yaitu analisis statistik, data
dievaluasi dan dianalisa dengan metode statistik, terutama dengan analisis
statistik multivariat. Langkah kedelapan interpretasi data yang dianalisis,
yaitu semua data dianalisis harus ditafsirkan dari sudut pandang Kansei
Engineering. Tujuannya adalah untuk menemukan hubungan antara Kansei
manusia dan properti produk. Dari data yang dianalisis ditemukan hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-14
setiap Kansei dengan spesifikasi desain. Langkah kesembilan yaitu
Penjelasan data, interpretasi data harus menjelaskan kepada desainer
perusahaan untuk membuat desain baru dengan bantuan desainer. Langkah
terakhir yaitu kolaborasi para insinyur dengan desainer, Kansei memotivasi
perusahaan untuk membuat desain produk baru. Dalam proses ini, insinyur
Kansei harus mendukung terciptanya perancangan produk baru berdasarkan
data Kansei Engineering. Ini adalah semacam kerjasama antara insinyur
Kansei dan desainer.
b. Tipe II: Klasifikasi Kategori
Klasifikasi kategori adalah sebuah metode dimana kategori Kansei
tentang target yang direncanakan dipecah menjadi tiga struktur untuk
menentukan detail desain fisik. Pada Kansei Engineering tipe 1 konsep zero
level harus dibagi menjadi sub konsep dari domain fisik yang bermakna dan
jelas, untuk menentukan detail – detail yang riil.
c. Tipe III: Kansei Engineering System
KES adalah sebuah sistem bantuan komputer yang mendukung
perasaan dan citra (image) konsumen ke dalam elemen – elemen desain
fisik. Gambar 2.7 menunjukkan diagram proses KES
Gambar 2.7 Diagram Proses KES
(Sumber: Nagamichi, 1995)
KES pada dasarnya memiliki 4 basis data dan sebuah mesin
inference dalam strukturnya. 4 basis data tersebut adalah:
1. Basis Data Kansei (Kansei Word Database)
Pertama-tama Kansei Word yang digunakan dalam domain
produk baru dikumpulkan dari majalah-majalah industri yang berkaitan.
Kansei Word ini kebanyakan dievaluasi melalui Metode Semantic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-15
Differential dan kemudian dianalisis dengan Metode Statistik, seperti
analisis faktor. Hasil dari Analisis faktor memberi saran akan petunjuk
Kansei Word yang akan digunakan, yang akan menjadi sumber basis
data Kansei Word yang dibangun ke dalam sistem.
2. Basis Data Citra (Image Database)
Hasil pengujian dengan Semantic Differential merupakan
analisis kedua dalam Teori Kuantitatif Hayashi tipe 1. Melalui analisis
ini, kita bisa mendapatkan daftar hubungan statistik antara kata Kansei
dan elemen-elemen desain. Setelah itu kita dapat mengidentifikasi kata
Kansei, yang memberikan item-item tertentu desain detail. Sebagai
contoh, jika konsumen menginginkan sesuatu yang indah, kata Kansei
ini merespon dengan beberapa desain detail dalam sistem. Data ini
membangun basis data citra dan basis peraturan.
3. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan terdiri dari aturan-aturan yang dibutuhkan
untuk memutuskan tingkat korelasi antara item-item rincian desain
dengan Kansei Word. Beberapa aturan dihasilkan dari perhitungan teori
kuantifikasi dan beberapa dari prinsip-prinsip kondisi warna, panduan
desain kasar dan masih banyak lagi.Gambar 2.8 menunjukkan struktur
Kansei Engineering System (KES).
Gambar 2.8 Struktur Sistem KES
(Sumber: Nagamichi, 1995)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-16
4. Basis Data Desain dan Warna (Design and Color Database)
Detil-detil desain diterapkan pada basis data desain bentuk dan
basis data pengecatan warna secara terpisah. Semua detil-detil desain
terdiri dari desain aspek yang berhubungan sebagai bentuk total dengan
masing-masing Kansei Word. Basis data warna terdiri dari warna yang
beragam yang juga dihubungkan pada Kansei Word. Desain gabungan
dengan bentuk dan ukuran ini di kutip dengan sistem inferensi yang
spesifik berdasarkan basis peraturan dan kemudian ditampilkan dalam
grafik dilayar.
d. Tipe IV: Permodelan Kansei Engineering
Dalam permodelan Kansei tipe IV, suatu model matematis
dibangun dalam basis aturan yang rumit untuk mencapai keluaran ergonomi
diterapkan sebagaimana peranan logika ke basis peraturan. Penerapan
Kansei tipe IV telah sukses dalam pengembangan printer warna dari warna
orisinil menjadi lebih indah dan mengacu pada warna kulit muka (Faceskin
color) dengan Fuzzy Logic oleh Fukushima.
e. Tipe V: Virtual Kansei Engineering
Tipe ini memberikan presentasi dari produk nyata dengan
perwakilan dalam penggabungan dengan kenyataannya. Hal ini dapat
dilakukan dengan sistem pengumpulan data standar.
2.5 Teori Statistik
2.5.1 Skala Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu proses suatu angka atau simbol dilekatkan
pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan aturan atau prosedur
yang telah ditetapkan. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan antara
lain:
1. Prosedur pemberian angka/simbol yang dapat diartikan sebagai suatu
proses penentuan angka/simbol yang diperlukan dalam suatu skala
2. Property of object yang berarti sifat-sifat yang terlekat pada obyek yang
diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-17
3. Dalam rangka memberikan karakterisasi pada beberapa property yang
akan ditanyakan, yang berarti pemberian simbol tersebut terkait dengan
sifat-sifat obyek yang diteliti.
2.5.1.1 Jenis Skala Pengukuran
Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasi variabel yang
akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan
langkah penelitian selanjutnya (Sugiyono, 1997). Skala pengukuran dapat
dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Skala Nominal
Maksud dari skala pengukuran yang disusun menurut jenis (kategori)
atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karateristik dengan karakteristik yang lain sebagai contoh skala nominal
dalam gender, responden dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu :
laki-laki diberi angka 1 dan perempuan diberi angka 2. Angka ini hanya
berfungsi sebagai label/kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak
memiliki arti apa-apa.
2. Skala Ordinal
Skala ini memasukkan karakteristik harapan skala nominal yang
berkelanjutan dengan hubungan angka yang diberikan untuk nilai. Skala
ordinal merupakan skala yang tidak hanya mengkategorikan variabel ke
dalam kelompok, tetapi juga menunjukkan beberapa derajat urutan / peringkat
(rangking) yang diakui untuk diukur sebagai contoh :
Manajer dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu manajer puncak,
manajer menengah, dan manajer pelaksana. Manajer puncak diberi angka 1,
manajer menengah diberi angka 2 dan manajer pelaksana diberi angka 3.
angka-angka dalam kasus ini menunjukkan nilai, tetapi perbedaan antara
hitungan angka tidak menunjukkan nilai, tetapi perbedaan diantara hitungan
angka tidak menunjukkan derajat superioritas. Dalam hal ini derajat
superioritas tidak ditunjukkan angka-angka, tetapi jelas bahwa puncak lebih
tinggi dan diikuti oleh manajer menengah dan selanjutnya menajer pelaksana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-18
3. Skala Interval
Skala ini selangkah lebih maju dibandingkan dengan skala ordinal.
Skala interval meliputi konsep equality dari peningkatan menunjukkan jarak
antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama.
Sebagai contoh skala ini, jika sekelompok kategori data diberi nilai 1, 2, 3, 4,
5, maka jarak antara 1 dan 2 sama dengan jarak 4 dan 5.
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala interval dan memiliki nilai dasar (based
value) yang tidak dapat dirubah. Misalkan umur responden memiliki nilai
dasar nol, dengan skala ini dapat untuk menunjukkan angka-angka keadaan
fisik terkini (actual) terhadap variabel yang diukur dalam hal ini adalah umur.
2.5.1.2 Penyusunan Skala
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perbedaan
semantik (Semantic Differential Scale), adalah suatu skala pengukuran untuk
metodologi riset yang dikembangkan oleh Osgood pada tahun 1957, untuk
mengukur maksud atau arti, psikologi dari suatu obyek ke perorangan. Teknik ini
dikembangkan untuk menguraikan isi dari suatu yang multidimensional dan
mencari dimensi yang tersembunyi yang tidak dapat diukur secara langsung
Maka ditempatkan pada isian properti multidimensi yang disebut isian
semantik. Metode ini menggunakan skala rating bipolar (dua kutup), yang
biasanya menggunakan skala 7 butir yang disediakan untuk mengisi pandangan
yang diyakini dalam setiap item skala. Karakteristik bipolar mempunyai tiga
dimensi dasar sikap seseorang terhadap obyek, yaitu :
a. Evaluatif, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
suatu obyek.
Contoh : [(good (bagus)-bad (buruk)]-yang dapat dilihat pada contoh seperti
“Good-Bad, “Fresh-stale”, “Cold-Hot”.
b. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu obyek.
Contoh : [(Strong (kuat)-Weak (lemah)]-dilihat dicontoh seperti ”Weak-
strong”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-19
c. Aktivitas, yaitu tingkat gerakan suatu obyek.
Contoh : (Active-passive)-dalam contoh “The Activepassive, dan tensis yang
sederhana.
Contoh :
Besar : ___: ___ : ___ : ___ : ___ : ___: ___: kecil
1 2 3 4 5 6 7
Dari contoh diatas, responden memberikan tanda silang (x atau V)
terhadap nilai yang sesuai dengan persepsinya. Teknik ini banyak digunakan oleh
suatu perusahaan untuk mengetahui merk dagang. Maksud dari semua ini adalah
dapat membedakan antara sikap yang metode lain tidak lakukan dan harus
memberikan hubungan antara sikap dan perilakunya.
Langkah -langkah Semantic Defferential:
a. Pilihlah konsep, obyek atau rangsangan lain yang akan dinilai dengan
tujuan bipolar (berkutub 2).
b. Seleksilah skala yang sesuai atau sepasang kata sifat.
Seleksi ini ditentukan oleh pendukung-pendukung faktor dan relevansi
konsep. Subyek-subyek diberi sebuah kata dan diminta untuk menilai kata dengan
beragam kata sifat yang saling berlawanan disepanjang skala poin 7. Memberikan
nilai disepanjang skala poin 7 antara kata sifat evaluatif yang saling berlawanan,
digunakan untuk mendefinisikan arti sebuah konsep pembagiannya pada poin
dalam ruang semantik multidimensi. Semantic Differential digunakan secara luas
dibidang periklanan dan penelitian pasar, dari kuesioner sampai wawancara dan
kelompok-kelompok fokus. Kepandaian dalam banyak hal di dalam penggunaan
dengan kata sifat berkutub dan kesederhanaan dalam memahaminya, membuatnya
ideal sebagai ”kuesioner dan interview konsumen”. Daya tarik yang besar pada
teknik Semantic Differential adalah kemampuannya (SD) dalam menjelaskan
”Dimensi yang mendasari” yang digunakan oleh peserta penelitian dan dalam
mengidentifikasi hubungan antara obyek yang sedang dievaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-20
Manfaat teknik Semantic Differential dibandingkan dengan metode
”pengskalaan” lain adalah:
a. SD merupakan kombinasi tipe-tipe skala-skala penilaian yang biasa dengan
analisis faktor.
b. Tekniknya sangat fleksibel dan simpel untuk dikonstruksi, dikelola dan
dinilai.
c. Semantic Differential (SD) adalah subyek dari semua pembatasan skala-
skala penilaian, kemungkinan memalsukan respon, menyetujui (tendensi
untuk menempatkan nilai-nilai diposisi tengah) penandaan sebuah konsep
diatas skala yang tak berarti.
d. Kevalidan dan reliabilitas dari skala Semantic Differential umumnya
memuaskan studi kevalidan menunjukkan koefisien hubungan sebesar 0, 80
antara penilaian Semantic Differential dengan skala Thurstone, likert dan
butman. Pengetesan kembali reliabilitas Sementic Differential dilaporkan
hasilnya mencapai 0, 90.
e. Semantic Diffferensial adalah teknik-teknik yang berguna dalam mengukur
sikap orang terhadap obyek.
2.5.1.3 Validitas
Kesahihan (validitas) adalah tingkat kemampuan untuk mengungkapkan
sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan
instrumen tersebut. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut.
...........(2.1)
Keterangan:
N = jumlah responden/data pengamatan
X = variabel independen
Y = variabel dependen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-21
Adapun prosedur untuk menghitung korelasi antar skor masing-masing
butir pertanyaan dengan total skor menggunakan software SPSS versi 17.00
dengan langkah analisis sebagai berikut :
1. Dari menu utama SPSS pilih menu Statistics / Analyze kemudian pilih sub
menu Correlate, lalu pilih Bivariate.
2. Tampak di layar tampilan windows Bivariate Correlation.
3. Isikan dalam box variabel semua butir skor pertanyaan dan skor total.
4. Pilih Coeficient Correlation Pearson.
5. Tekan OK.
6. Output SPSS.
2.5.1.4 Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) butir adalah instrument untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel ataupun konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan andal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Rumus Spearman Brown
.................................(2.2)
Keterangan:
r1= Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb= Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Repeated Measure atau ukur ulang.
Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang
berbeda.
Kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot atau diukur sekali saja.
Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan hasil pertanyaan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-22
Adapun langkah analisis dari uji reliabilitas ataupun keandalan dengan
menggunkan bantuan software SPSS versi 17.00 adalah sebagai berikut:
1. Dari menu utama SPSS pilih menu Statistics/Analyze kemudian pilih
sub menu Scale, lalu pilih ReliabilityAnalysis.
2. Tampak dalam layar tampilan windows Reliability Analysis.
3. Masukkan semua pertanyaan kedalam box Items.
4. Pada box model pilih Alpha.
5. Klik tombol Statistics sehingga tampak dilayar wndows Reliability
Analysis Statistics.
6. Pada bagian Descriptive for pilih Scale if Item Deleted.
7. Klik Continue dan OK.
8. Output SPSS.
2.5.2 Analisis Faktor
Analisis faktor adalah usaha untuk menyederhanakan hubungan yang
kompleks dan hubungan yang bermacam-macam, yang ada diantara serangkaian
variabel yang diteliti, dengan cara membuka dimensi-dimensi umum atau faktor-
faktor yang bersama-sama menghubungkan variabel-variabel yang tidak
berhubungan dan sebagai hasilnya faktor ini menyediakan pengetahuan kedalam
struktur yang mendasari sebuah data. Sebagai contoh, dimensi umum yang
mendasari sebuah kelas sosial bisa menerangkan hubungan positif yang kuat yang
sering ditemukan diantara pendapatan, pendidikan dan pekerjaan. Istilah-istilah
kunci yang digunakan dalam proses analisis faktor adalah:
a. Matrik korelasi anti image: Matrik hubungan parsial bagian antara variabel
setelah analisis faktor, melambangkan derajad yang mana faktor-faktor itu
saling menjelaskan hasilnya satu sama lain. Diagonal berisi pengukuran
kecukupan sampling untuk masing-masing variabel, dan nilai-nilai
diagonal miring atau diagonal putus-putus merupakan hubungan parsial
diantara variabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-23
b. Test ”kebulatan atau kelengkungan” Bartllet: Model faktor yang mana
faktor-faktornya berdasarkan ”Reduced Correlation Matrik” (matrik
hubungan menurun). Yaitu berhubungan dengan umum atau bersama
dimasukkan pada diagonal matrik korelasi dan faktor-faktor ini
berdasarkan hanya pada varian umum, dan varian yang spesifik dan error
tidak termasuk didalamnya.
c. Matrik korelasi: tabel menunjukkan interkorelasi diantara semua variabel.
d. Pengukuran kecukupan sampling: mengukur perhitungan baik untuk
seluruh matrik korelasi maupun masing-masing variable individual yang
mengevaluasi ketetapan dalam menerapkan analisis faktor. Nilai diatas
0,50, baik untuk keseluruhan matrik maupun untuk variabel individual,
mengidentifikasikan ketepatan.
e. Analisis faktor R: menganalisis hubungan antara variabel atau
mengidentifikasi kelompok-kelompok variabel yang membentuk dimensi
laten (faktor).
Faktor intelektual umum, (umum untuk semua pengukuran), dan sebagai
faktor khusus yang berkaitan dengan masing-masing ukuran secara unik atau
dengan hanya sedikit ukuran. Peneliti akan segera melihat bahwa ada ketidak
menentuan dasar yang berkaitan dengan model faktor umum. Agar supaya dapat
menentukan jumlah faktor-faktor umum secara tepat, peneliti harus mengetahui
varian dari masing-masing. Variabel umum terhadap variabel P-1 lainnya; disisi
lain, sebelum sampai jumlah faktor-faktor umum diketahui, bagian dari sebuah
varian variabel yang berbagi dengan variabel lain tidak dapat ditentukan.
Lagipula, meskipun dimensionalitas ruang vektor umum (contoh : jumlah faktor -
faktor umum) dapat diputuskan jika varian umumnya diketahui, tetapi faktor-
faktor umum itu sendiri tidak menentu. Jadi, untuk sebuah matrik data yang
diberikan, akan ada jumlah rangkaian faktor-faktor umum yang berbeda dan tak
tentu. Model Analitik faktor yang umum, disi lain, mengekspresikan masing-
masing variabel yang dapat diteliti di observasi dipandang dari segi faktor-faktor
umum yang tidak dapat diteliti dan faktor unik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-24
Faktor-faktor umum merupakan faktor yang tidak dapat diteliti. Biar
bagaimanapun, peneliti dapat mengukur indikator-indikator mereka dan
menghitung korelasi antara indikator indikator tersebut. Tujuan dari Analisis
faktor menggunakan matrik korelasi yang diperhitungkan adalah.
1. Mengidentifikasi jumlah faktor-faktor umum terkecil (contoh, model
faktor yang paling hemat) yang menjelaskan dengan baik atau memberi
keterangan tentang korelasi diantara indicator-indikator.
2. Mengidentifikasi solusi faktor yang paling masuk akal melalui rotasi
faktor
3. Memperkirakan muatan pola dan struktur, komunalitas (berhubungan
dengan umum), dan varian-variabel unik indicator-indikator.
4. Menyediakan sebuah interpretasi faktor-faktor umum.
5. Jika perlu, memperkirakan nilai-nilai faktor.
2.5.3 Prosedur Peringkasan Data
Ada beberapa langkah untuk menampilkan peringkasan data:
a. Menyusun matrik data baris
Matrik ini berisi data riil yang berasal dari kuesioner, m x n x matrik,
dengan m sebagai jumlah responden dan n sebagai variabel.
b. Menguji apakah data sudah sesuai dengan analisis faktor
Pertama, seseorang dapat secara subyektif menguji matrik
korelasi, korelasi yang tinggi antara variabel-variabel mengindikasikan
bahwa variabel-variabel dapat dikelompokkan menjadi rangkaian
homogen dari variabel-variabel seperti masing-masing rangkaian variabel
mengukur “konstruksi atau dimensi yang sama” yang mendasari yang
sama. Korelasi yang rendah antara variabel-variabel mengindikasikan
bahwa variabel-variabel tidak memiliki banyak hal-hal umum atau
mengindikasikan bahwa variabel-variabel merupakan kumpulan variabel-
variabel yang heterogen. Dalam hal ini, seseorang dapat melihat analisis
faktor sebagai suatu tehnik yang mencoba untuk mengidentifikasi
kelompok-kelompok atau kelompok-kelompok variabel seperti yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-25
variabel-variabel di masing-masing kelompok merupakan indikator sifat
atau faktor umum. Hal ini menyarankan bahwa matrik korelasi sesuai
dengan pemfaktoran. Biar bagaimanapun, pengujian visual terhadap
matrik korelasi untuk sejumlah besar variabel merupakan hal yang “tidak
mungkin”, dan karena itu aturan ini tidak sesuai ketika ada banyak
variabel.
Kedua, seseorang dapat menguji korelasi yang parsial yang
mengendalikan semua variabel-variabel lain. Korelasi ini, yang juga
mengacu pada korelasi Anti image negatif, untuk matrik korelasi yang
sesuai dalam pemfakturan, haruslah kecil. Biar bagaimanapun, seberapa
kecil “kecil” itu biasanya merupakan pertanyaan yang mengkritik. Hal ini
nampak bahwa korelasi yang parsial itu sifatnya kecil, tapi seseorang
dapat dengan mudah mengambil persoalan dari kesimpulan-kesimpulan
ini.
Ketiga, seseorang dapat menguji ukuran Kaiser dari kecukupan
sampling secara keseluruhan dan ukuran kecukupan sampling untuk
masing-masing indikator. Ukuran ini, ukuran kecukupan sampling Kaiser
– Meyer – Olkin (KMO) (Kaiser 1970), merupakan ukuran diagnosa yang
populer. KMO menyediakan cara untuk mengakses tingkatan yang mana
indikator sebuah konstruksi masuk didalamnya bersama-sama. Yaitu,
sebuah ukuran untuk mengukur kehomogenitasan variabel-variabel.
Meskipun tidak ada tes statistic untuk ukuran KMO ini, panduan berikut
ini disarankan oleh Kaiser and Rice (1974).
Tabel 2.2 Panduan Ukuran KMO
Ukuran KMO Rekomendasi
≥ 0.90 Bagus
0.80+ Bermanfaat
0.70+ Biasa
0.60+ Sedang
0.50+ Menyedihkan
Below 0.50 Tidak dapat diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-26
Jelas sudah bahwa nilai KMO yang lebih tinggi diinginkan.
Disarankan bahwa ukuran KMO secara keseluruhan harus lebih besar
dari 0,80. Biar bagaimanapun, ukuran diatas 0,60 dapat ditoleransi.
Ukuran KMO secara keseluruhan kadang-kadang dapat ditingkatkan
dengan cara menghapus variabel-variabel yang salah yang nilai MSA nya
rendah atau kurang dari 0.5. (Santoso S., 2001).
2.5.4 Analisis Conjoint
Sejak pertengahan tahun 1970 an, Analisis Conjoint telah menarik
perhatian yang besar sebagai sebuah metode teknik analisis yang digunakan untuk
menentukan tingkat kepentingan yang relative berdasarkan presepsi pelanggan
yang dibawa oleh suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari
atribut-atribut produk terkait.
Filosofi dari teknik analisis ini ialah setiap stimulus apa saja yang bisa
berupa produk, merek atau barang yang dijual dipasar akan dievaluasi oleh
konsumen sebagai suatu kumpulan atribut-atribut tertentu. Oleh karena itu, teknik
ini sangat bermanfaat dalam pemasaran untuk mengetahui preferensi konsumen
terhadap suatu produk yang diluncurkan di pasar.
Analisis Conjoint mendapatkan sambutan yang besar (dapat diterima
secara luas) dan digunakan di banyak industri, dengan tingkat penggunaan
mencapai sepuluh kali lipat pada tahun 1980 an. Selama tahun 1990 an. Penerapan
Analisis Conjoint semakin jauh meningkat, menyebar ke berbagai bidang
penelitian. Penggunaan Conjoint yang meluas di pasar dalam rangka
pengembangan produk baru untuk konsumen, membuatnya diadopsi dibanyak
area lain, seperti pemasaran industri. Penggunaan Analisis Conjoint yang
dipercepat telah bertepatan dengan pengenalan program komputer secara luas
yang mengintegrasikan keseluruh proses, dari pembangkitan gabungan nilai-nilai
variabel independen yang dievaluasi untuk menciptakan simulator pilihan untuk
memprediksi pilihanpilihan konsumen berlawanan dengan sejumlah besar produk
alternatif dan simulator layanan. Teknik Analisis Conjoint dikembangkan dari
adanya kebutuhan untuk menganalisis efek-efek dari faktor-faktor yang terkendali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-27
(variabel independen (bebas)) yang secara kualitatif sering ditetapkan atau diukur
secara lemah. Analisis Conjoint sesungguhnya merupakan satu keluarga dengan
tehnik dan metode, yang secara teoritis berdasarkan pada model-model integrasi
informasi dan pengukuran fungsional.
Dipandang dari model ketergantungan dasar. Analisis Conjoint dapat
digambarkan sebagai
Y1 = X1 + X2 + X3 + …. + XN ……………………………. (2.4)
(Metrik atau nonmetrik)
Analisis Conjoint cocok untuk memahami reaksi-reaksi konsumen dan
evaluasi kombinasi atribut yang ditetapkan sebelumnya yang menggambarkan
produk-produk dan servis-servis potensial. Sementara memelihara derajat
realisme yang tinggi, Analisis Conjoint menyediakan peneliti padnagan tentang
komposisi pilihan-pilihan konsumen. Fleksibilitas dan keunikan Analisis Conjoint
terbuat dari (1) Kemampuannya dalam mengakomodasi baik variable bergantung
matrik maupun variabel bergantung nonmetrik, (2) Penggunaan variabel peramal
kategoris, dan (3) Asumsi yang cukup umum tentang hubungan variabel.
Ada beberapa istilah kunci yang sering digunakan dalam teknik Analisis
Conjoint. Istilah-istilah kunci dan definisinya adalah :
1. Bagian yang penting : estimasi atau perkiraan dari Analisis Conjoint dari
pilihan atau kegunaan secara menyeluruh yang berkaitan dengan masing-
masing kategori dari masing-masing item yang digunakan untuk
mendefinisikan produk atau servis.
2. Kegunaan : penilaian pilihan yang subyektif oleh seseorang menggambarkan
nilai holistik atau nilai obyek spesifik. Dalam Analisis Conjoint, kegunaan
diasumsikan untuk dibentuk oleh kombinasi estimasi bagian penting untuk
serangkaian kategori yang ditetapkan, dengan penggunaan sebuah model
tambahan, mungkin dalam kata sambung dengan efek-efek interaksi.
3. Kategori : Nilai spesifik yang mendiskripsikan sebuah item. Masing-masing
item harus di representasikan oleh dua atau lebih kategori, tetapi jumlah
kategori khusus tidak pernah melebihi lima. Jika itemnya adalah metrik, harus
dikurangi menjadi sejumlah kecil kategoeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-28
4. Item : Variabel yang peneliti manipulasi yang memprestasikan atribut yang
spesifik. Dalam Analisis Conjoint, item-item (variable independen)
merupakan hal yang nonmetrik. Item-item harus di representasikan oleh dua
atau lebih nilai (juga diketahui sebagai kategori), yang juga ditentukan oleh
peneliti.
Analisis Conjont merupakan teknik multivariasi yang digunakan secara
spesifik untuk memahami bagaimana responden mengembangkan pilihan produk-
produk atau servis-servis. Hal ini berdasarkan premis simpel yang konsumen
evaluasi nilai produknya (riil atau hipotetik) dengan mengkombinasikan sejumlah
nilai terpisah yang disediakan oleh masing – masing atribut.
Analisis potensial integrasi metode conjoint cenderung di Kansei
Engineering, metode ini membantu mengartikan dan menyusun data masukan
responden kepada gelombang informasi proses desain.
Analisis Conjoint merupakan hal yang unik diantara metode multivariasi
dimana peneliti pertama-tama mengkonstruksi serangkaian produk atau servis riil
atau hipotetik dengan mengkombinasikan kategori terpilih dari masing-masing
atribut. Kombinasi mereka secara keseluruhan. Jadi, peneliti menyuruh responden
untuk menampilkan tugas yang sangat realistik. Yaitu memilih antara serangkaian
produk. Responden perlu menceritakan halhal lain pada peneliti, seperti :
Bagaimana pentingnya sebuah atribut individual bagi mereka atau bagaimana
baiknya produk-produk ditampilkan dalam atribut yang spesifik. Karena peneliti
mengkonstruksi produk atau servis hipotetik dalam sikap yang spesifik, maka
pengaruh masing-masing atribut dalam penilaian kegunaan dari seorang
responden dapat ditentukan dari rating keseluruhan responden. Tahapan – tahapan
dalam menggunakan analisis conjoint yaitu:
1. Merumuskan masalah
2. Mengkonstruksi Stimulus
3. Menentukan Bnetuk Data Input
4. Membuat Prosedur Analisis Conjoint
5. Menafsirkan Hasilnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-29
Dalam Analisis Conjoint, desain experimental dalam analisis keputusan
konsumen, memiliki dua tujuan :
1. Untuk menentukan kontribusi variabel peramal dan kategori-
kategorinya dalam penentuan pilihan-pilihan konsumen.
2. Untuk membuat model yang valid dari penilaian konsumen.
2.5.5 Kalkulasi Analisis Conjoint
Ada beberapa kalkulasi untuk menerapkan Analisis Conjoint, kalkulasi
tersebut adalah :
a. Jumlah rangsangan atau stimuli
Pada Analisis Conjoint, jumlah item-item yang termasuk di dalam
analisis tersebut langsung mempengaruhi efisiensi dan reliabilitas
statistic hasil. Karena item-item dan kategori-kategori ditambah, maka
jumlah parameter yang meningkat yang harus diestimasi, membutuhkan
baik sejumlah besar stimuli maupun pengurangan reliabilitas parameter.
b. Menghitung Deviasi
Dengan berasumsi bahwa model dasar (sebuah model tambahan)
diterapkan, peneliti bias menghitung pengaruh yang kuat di masing-
masing kategori sebagai perbedaan (deviasi) dari rangking makna
keseluruhan. (Dengan catatan ini dapat disamakaan dengan regresi ganda
dengan variabel model atau ANOVA). Sebagai contoh peringkat rata-rata
untuk penggunaan (bebas obat Vs menggunakan obat) untuk responden 1
adalah :
Bebas Obat = (1 + 2 + 3 + 4) / 4 = 2,5
Menggunakan Obat = (5 + 6 + 7 + 8) / 4 = 6,5
Dengan rangking rata-rata 8 stimuli 4,5 [(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8/8
= 38/8 = 4,5)], kategori bebas obat kemudian akan mempunyai deviasi -
2,0 (2.5 – 4,5) dari rata-rata keseluruhan, sedangkan kategori yang
menggunakan obat akan memiliki deviasi + 2,0 (6,5 – 4,5). Maka dari
itu, kalkulasi umum untuk menentukan deviasi adalah :
Deviasi = rangking rata-rata kategori – rangking rata-rata keseluruhan .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-30
Ketika ukuran pilihan secara terbaik berkaitan dengan pilihan seperti
disini kita membalik tanda-tanda deviasi di dalam perhitungan bagian
penting sehingga deviasi positif dapat dihubungkan dengan bagian
penting yang mengindikasikan pilihan-pilihan yang lebih besar.
c. Menghitung Pentingnya item
Untuk menghitung pentingnya item, pertama-tama peneliti harus
menghitung bagian penting dari masing-masing kategori. Bagian penting
dari masing-masing kategori dihitung dalam 4 langkah :
Langkah 1 = Kuadratkan deviasi masing-masing sampel dan
jumlahkan semua deviasi kuadrat.
Langkah 2 = Menghitung nilai kestandaran yang sama dengan
total jumlah kategori-kategori yang dibagi
dengan jumlah deviasi kuadrat.
Langkah 3 = Menstandarkan masing-masing deviasi yang
kudarat yang dikalikan dengan nilai
kestandaran.
Langkah 4 = Mengestimasi bagian yang penting dengan
mengakarkan standar deviasi .
Pentingnya faktor dihitung sebagai :
ǒ®Ȗ̜mp ®˴amǴlƼǴp a萍mǒ®Ȗ̜m®品ǒpll®评评˴amǴ贯100%
d. Menghitung Skor
Untuk menjadi sukses, peneliti harus dapat mendeskripsikan
produk atau servis dari sudut pandang 2 hal yaitu atribut dan semua nilai-
nilai yang relevan untuk masing-masing atribut. Dengan mengkonstruksi
kombinasi spesifik (stimuli). Peneliti berusaha untuk memahami struktur
pilihan responden. Nilai, yang merepresentasikan kegunaan total atau
pilihan keseluruhan dari sebuah obyek, dapat dianggap sebagai suatu hal
berdasarkan pada deviasi untuk masing-masing kategori. Bentuk umum
dari Model Conjoint dapat ditunjukkan sebagai :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-31
(Skor untuk produk) ij …. n = deviasi kategori I untuk item 1 + deviasi
kategori j untuk item 2 + ………. + Deviasi kategori n untuk item n
……………….. ................................................................................. (2.6)
Dimana produk atau servis memiliki atribut m, masing-masing
memiliki kategori n. produk terdiri dari kategori I dari item 1, kategori j
dari item 2, dan seterusnya, sampai kategori n untuk item m.
2.6 Ergonomi
2.6.1 Pengertian
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (Kerja) dan
Nomos (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek –
aspek manusia dalam lingkungan kerjanya (Nurmianto, 2004) Secara singkat
dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi
tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan
agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan
bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu
ergonomi antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan
hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar
mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya”.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
Teknik, Fisik, Pengalaman psikis,, Anatomi utamanya yang berhubungan dengan
kekuatan dan gerakan otot dan persendian, Anthropometri, Sosiologi, Fisiologi
terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Desain, dan lain sebagainya.
2.7 Anthropometri
Anthropometri berasal dari kata “Antropos” yang artinya manusia dan
“Metri” yang berarti ukuran. Jadi Antropometri diartikan sebagai ilmu yang secara
khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-32
menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.terdapat dua
cara pengukuran yaitu antropometri statis dan antropometri dinamis.
1. Anthropometri Statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada
permukaan tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh
manusia, diantaranya :
a. Umur. Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir
sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada
kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
b. Jenis Kelamin. Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang
lebih besar kecuali pada dada dan pinggul.
c. Suku Bangsa (Etnis)
d. Sosial, ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
2. Anthropometri dinamis.
Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan
bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri dinamis yaitu :
a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktifitas.
b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.
c. Pengukuran variabilitas kerja.
Dalam antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai
macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu sangat besar
manfaatnya untuk merancang suatu produk atau pun fasilitas kerja yang
akan dibuat. Agar rancangan suatu produk yang nantinya sesuai dengan
ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikan nya, maka prinsip-
prinsip apa yang harus diambil dalam aplikasi antropometri tersebut harus
ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan sebagai berikut:
(Wignjosoebroto: 1995 ; 68 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-33
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang
ekstrim.
Disini rancangan dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk
yaitu:
a. Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila
dibandingkan rata-ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada).
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara ukuran
tertentu.
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar
fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan
nyaman oleh semua orang yang memerlukannya. Dari 100% data
(yang sudah seragam dan cukup) hasil pengukuran yang merupakan
representasi dari populasi, bisa ditentukan berapa besar populasi yang
terekomendasi untuk menggunakan fasilitas kerja yang akan
dirancang. Rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup
flexible dioperasikan. Data antropometri yang umum diaplikasikan
adalah dalam rentang nilai persentil 5 s/d persentil 95.
Tabel 2.3 Tabel Persentil
Persentil Rumus
1 x – 2,325 SD
2,5 x – 1,960 SD
5 x – 1,645 SD
10 x – 1,280 SD
50 x
90 x + 1,280 SD
95 x + 1,645 SD
97,5 x + 1,960 SD
99 x + 2,325 SD
x = nilai rata-rata SD = Standar Deviasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk bab ini diuraikan tentang bahan atau materi penelitian, obyek
penelitian, tata cara penelitian, data yang diperlukan serta cara analisis yang akan
digunakan dengan menampilkan rangkaian proses penelitian yang dilakukan
dalam gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
3.1 Tahap Identifikasi Masalah
Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan
masalah, dan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi
masalah tersebut dijelaskan pada sub-sub berikut ini.
3.1.1 Studi Pustaka
Tujuan studi pustaka adalah untuk menunjang pemecahan masalah
dengan mencatat dan mempelajari referensi yang terkait sebagai sebuah teori
dasar untuk sebuah analisa penelitian. Hal ini dilakukan dengan mencari buku,
jurnal dan publikasi untuk mendapatkan teori yang tertulis dan metode
pengumpulan data.
3.1.2 Studi Lapangan
Studi lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari keadaan
kursi roda lansia di pasaran secara langsung. Serta mengetahui perilaku konsumen
terhadap penjualan kursi roda lansia. Sehingga produsen mengetahui apa yang
sedang menjadi keinginan konsumen.
3.1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian
disusun sebuah rumusan masalah. perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana cara mengembangkan produk kursi roda lansia dengan
mengidentifikasikan keinginan pengguna kursi roda lansia sehingga diperoleh
spesifikasi yang sesuai berdasarkan citra (image) konsumen.
3.1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat
menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan
penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah mengetahui hasil
spesifikasi produk kursi roda lansia yang sesuai keinginan konsumen, Mengetahui
atribut-atribut yang penting yang menjadi prioritas utama untuk perbaikan produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
kursi roda lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas dan memenuhi keinginan
konsumen.
3.2 Menyediakan Kata Kansei
Mengumpulkan kata kansei yang berkaitan dengan produk yang akan
diteliti. Kata-kata kansei yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari
internet, jurnal, dan wawancara. ”Kansei Words” yang berupa kata sifat atau kata
perasaan.
3.3 Seleksi Kata Kansei yang Relevan Terhadap Kursi Roda
Kemudian kata kansei dievaluasi melalui metode Semantic Deffential I
yang dikembangkan oleh Osgood. Tentang skala (kecenderungan memilih)
konsumen terhadap Kansei Word yang diberikan. Responden memilih dan menilai
seberapa nilai skala keinginannya terhadap kata kansei. Ada beberapa prosedur
setelah melakukan evaluasi dengan semantic differential I, yaitu:
a. Test kecukupan data
Test kecukupan data dilakukan untuk mengetahui gambaran
jumlah sampel dari semua kuesioner yang disebarkan kepada responden.
Test kecukupan data akan dilakukan dengan menggunakan persamaan
dibawah ini :
n = P (1-P) 2
÷øö
çèæ
E
Z ..................................................................... (3.1)
Dimana :
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
p = proporsi yang diharapkan
z = nilai z (tabel normal) yang berkaitan dengan kategori kecermatan
E = kesalahan (error) maksimum yang ditoleransi
n adalah batas jumlah kuisioner agar dapat diakui kecukupannya.
Penelitian ini menggunakan tingkat kepastian 95%, kesalahan maksimum
5%. Kuisioner yang akan dibagikan pada responden adalah 40.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
b. Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan satu
istilah metode. Pengukuran penelitian ini akan menggunakan software
statistik, SPSS versi 17.0, untuk menentukan uji validitas dan reliabilitas.
Penelitian ini menggunakan 0.05 tingkat ke-signifikan-an dan derajat
kebebasan (n-2), dimana n adalah jumlah kuesioner yang digunakan
dalam uji kecukupan data.
1) Hipotesa Validitas:
Hipotesis:
H0: Nilai variabel memiliki hubungan positif dengan nilai faktor
(valid)
H1: Nilai variabel yang tidak memiliki hubungan positif dengan nilai
faktor (tidak valid)
Tingkat kesignifikanan:
α = 0.05 ; df = n-2 = 39-2 = 37; r tabel = 0,325
Area Kritis:
Jika r kalkulasi ≥ r tabel, H0 diterima.
Jika r kalkulasi < r tabel, H0 diterima.
2) Uji Reliabilitas
Hipotesa:
H0: Nilai variabel memiliki hubungan positif dengan nilai faktor
(reliabel)
H1: Nilai variabel yang tidak memiliki hubungan positif dengan nilai
faktor (tidak reliabel)
Tingkat kesignifikanan:
α = 0.05 ; df = n-2 = 39-2 = 37; rtabel = 0,325
Area Kritis:
Jika r alpha ≥ r tabel, H0 diterima.
Jika r alpha < r tabel, H0 diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
c. Analisis Faktor
Setelah didapatkan data numerik yang didapat dari kuesioner
dan telah melalui uji validitas dan reliabilitas, langkah berikutnya adalah
mengevaluasi ketepatan kata-kata. Dalam penelitian ini, analisis faktor
digunakan untuk meringkas informasi ke dalam variabel dengan jumlah
kecil yang disintesis (dikumpulkan dan dijadikan satu). Dengan analisis
faktor, kansei word diringkas dari puluhan kata menjadi hanya beberapa
kata. Kata-kata itu (kansei word) digunakan lagi untuk evaluasi Semantic
Differential yang kedua yang digunakan untuk menganalisa antara
masing-masing kata dan image subyek tentang masing-masing sampel.
Pengolahan data ini akan menggunakan SPSS versi 17.0. Menu yang
digunakan di analisa faktor adalah analisa, pengurangan data dan
kemudian faktor pilihan. Langkah-langkah peringkasan data:
1) Membangun matrik korelasi
2) Tes nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) dan tes bartlett
Hipotesa:
H0: Variabel atau Kansei Word tidak dapat digunakan untuk analisa
selanjutnya.
H1: Variabel atau Kansei Word dapat digunakan untuk analisa
selanjutnya.
Area kritis:
Signifikansi > 0,05, H0 diterima
Signifikansi < 0,05, H0 ditolak
3) Analisa Matrik Anti Image
Nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) bervariasi antara 0
sampai 1, dengan kriteria:
a. MSA: 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan dari variable
lain.
b. MSA> 0,5, variabel masih dapat diprediksi tanpa kesalahan dari
variabel lain dan dapat dianalisa lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-6
c. MSA< 0,5, variabel tidak dapat diprediksi tanpa kesalahan dari
variabel lain dan tidak dapat dianalisa lebih jauh, atau harus
dipindahkan keluar dari variabel-variabel lain.
Jika ada lebih dari satu variabel yang memiliki MSA < 0,5, maka
kemudian variabel yang dipindahkan tadi merupakan nilai yang
terkecil.
3.4 Mengumpulkan sampel produk
Menyiapkan sampel kursi roda yang akan diteliti dan dikembangkan.
Sampel produk yang didapatkan sebanyak 16 kursi roda dengan spesifikasi yang
bermacam-macam.
3.5 Mendaftar Item dan Kategori
Pemilihan desain elemen berdasarkan pada item-item dan kategori pada
sampel produk yang telah disiapkan. Pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung pada objek penelitian. Dalam langkah ini peneliti
mengadakan pengamatan awal tentang komponen – komponen penyusun 16
sampel produk kursi roda yang diproduksi oleh “Toko Medical Teknik”. Elemen
desain sebuah produk dapat dibagi menjadi beberapa komponen-komponen untuk
menyiapkan sampel. Masing-masing komponen didefinisikan sebagai item dan
sifat masing-masing item didefinisikan sebagai kategori. Dengan kata lain, sebuah
produk disusun dari beberapa item dan masing-masing item memiliki satu
kategori. Sampel-sampel harus disiapkan agar supaya tidak ada sampel yang
memiliki kategori yang sama pada seluruh item untuk analisa matematis dengan
model Analisa. Dalam penelitian ini, sebuah kursi roda dibagi menjadi 5 elemen
faktor, yaitu Bahan kerangka, Sistem penggerak, Sarana pendukung (Aksesoris),
Bahan sandaran, Warna.
3.6 Evaluasi Eksperimen
Pada kuesioner yang kedua, responden diminta kembali untuk
mengevaluasi masing-masing sampel yang ada dihadapan mereka untuk masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-7
masing kansei word dari hasil analisis faktor. Kuesioner kedua juga menggunakan
skala Semantic Differential (dengan skala 7) dan intruksinya sama dengan
kuesioner pertama. Perbedaan antara kuesioner pertama dengan kuisioner yang
kedua adalah pada kuesioner pertama, responden mengevaluasi 16 sampel produk
bersama-sama untuk menyeleksi kansei word yang sesuai dengan keinginannya.
Sedangkan pada kuesioner yang kedua, responden harus mengevaluasi masing-
masing stimuli sampel produk terhadap masing-masing kansei word. Tujuan dari
evaluasi kedua Semantic Defferential yang kedua adalah menganalisa hubungan
antara masing-masing kansei word dengan image subyek tentang masing-masing
stimuli sampel produk. Nilai rata-rata masing-masing stimuli sampel produk
terhadap masing-masing kansei word dari evaluasi responden kemudian dihitung.
Nilai rata-rata masing – masing sampel dari hasil data kuesioner II (SDII) akan
digunakan sebagai data input dalam proses Analisis Conjoint. Stimuli sampel
produk merupakan suatu kartu konsep eksperimen yang berasal dari daftar item
dan kategori dari 16 sampel produk awal. Untuk mengetahui jumlah minimum
stimuli sampel produk yang harus dievaluasi oleh seorang responden jika analisa
yang dilakukan pada kategori individual adalah:
Jumlah stimuli sampel produk minimum=
(Total jumlah kategori – jumlah item) +1 ..........................................(3.3)
3.7 Analisis Conjoint
Analisis Kansei sebenarnya menggunakan teori Kuantifikasi Hayashi Tipe
1 untuk analisa statistik. Akan tetapi karena referensi dan pengetahuan yang
terbatas mengenai software yang digunakan, maka penulis (peneliti) menerapkan
modul Conjoint dalam SPSS untuk memproses data. Maka dari itu, dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan Analisis Conjoint.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-8
Langkah-langkah Analisis Conjoint tidak menggunakan menu umum atau kotak
dialog tetapi menggunakan Editor Syntax. Maka dari itu, peneliti harus menulis
perintah melalui Editor Syntax SPSS. Penerapan Analisis Conjoint:
a) Menghitung Deviasi
Penghitungan umum untuk menentukan deviasi adalah
Deviasi= Rangking kategori rata-rata – rangking rata-rata keseluruhan
…………………………………………................................…….… (3.4)
b) Menghitung pentingnya item
Untuk menghitung pentingnya item, pertama-tama peneliti harus
menghitung nilai bagian pada setiap masing-masing kategori. Nilai
bagian pada masing-masing kategori dihitung dalam empat langkah:
Langkah 1 = Kuadratkan deviasi masing-masing sampel dan
jumlahkan semua deviasi kuadrat.
Langkah 2 = Menghitung nilai kestandaran yang sama dengan
total jumlah kategori-kategori yang dibagi
dengan jumlah deviasi kuadrat.
Langkah 3 = Menstandarkan masing-masing deviasi yang
kudarat yang dikalikan dengan nilai
kestandaran.
Langkah 4 = Mengestimasi bagian yang penting dengan
mengakarkan standar deviasi .
Pentingnya item dihitung sebagai:
nūȖ̜Ϝ%ǴūƯtϜmxĖm%ǴtℎϜnūȖ̜Ϝūyn%xxū癸癸ƯtϜm贯100% ……………………… (3.5)
c) Menghitung Nilai
Bentuk umum model conjoint dapat diperlihatkan seperti berikut ini:
(Nilai produk)ij...n= Deviasi kategori i untuk item 1 + deviasi kategori j
untuk item 2 + ........... + deviasi kategori n untuk item m...........…..(3.6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-9
Dimana produk atau servis memiliki atribut m, yang masing-masing
memiliki kategori n. Produk terdiri dari kategori i untuk item 2, dan
seterusnya sampai kategori n untuk item m.
3.8 Pengembangan produk
Setelah mengetahui item dan kategori yang sangat berpengaruh dengan
image konsumen maka produsen atau desainer mencoba menerapakan pada
produk kursi roda. Desainer menerapkan dengan software solid work. Konsep
desain produk tetap menggunakan data antrophometri lansia yang ada.
3.9 Analisa Pembahasan
Dua nilai sebagai hasil Analisis Conjoint adalah pentingnya item dan
korelasi. Analisa korelasi Pearson dan Kendall:
d. Jika nilai Pearson dan Kendall lebih dari 0,5, maka korelasi antara
perkiraan dan kenyataan adalah kuat.
e. Jika nilai Pearson dan Kendall kurang dari 0,5, maka korelasi antara
perkiraan dan kenyataan adalah lemah.
Hipotesa Tes Kesignifikan-an:
H0: Tidak ada korelasi yang kuat antara variabel estimasi dengan image
konsumen rata-rata yang nyata (Kansei Word).
H1: Ada hubungan (korelasi) yang kuat antara variabel estimasi dengan image
konsumen rata-rata yang nyata Kansei Word).
Area Kritis:
Signifikansi > 0,05, H0 diterima
Signifikansi < 0,05, H0 ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini memaparkan keseluruhan proses observasi, pengumpulan data, dan
pengolahannya, serta penjelasan teknis untuk mendapatkan nilai-nilai sebagai alat
bantu dalam pemecahan masalah dengan beberapa metode dan data wawancara.
4.1. Pengumpulan Kansei Word
Pengumpulan data merupakan langkah awal sebelum melakukan
pengolahan data. Pertama, data yang dikumpulkan yaitu kata kansei yang
berkaitan dengan kursi roda. Terdapat 28 perbandingan pasangan Kansei word
yang diperoleh dari wawancara, jurnal, dan internet. Dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kansei word didapat dari observasi
1. Praktis – Dekoratif
2. Kasar – Halus
3. Tradisional – Modern
4. Ketinggalan Jaman –
Mengikuti Mode
5. Tidak Artistik –
Artistik
6. Biasa – Elegant
7. Umum – Khusus
8. Polos – Berwarna
9. Natural – Mencolok
10. Sederhana – Komplek
11. Berantakan – Teratur
12. Membosankan –
Menarik
13. Monoton – Beragam
14. Tidak Ergonomis –
Ergonomis
15. Tidak Canggih –
Canggih
16. Formal – Kasual
17. Antik – Baru
18. Tidak Lengkap–
Lengkap
19. Murah –Mahal
20. Gelisah – Nyaman
21. Keras – Empuk
22. Bahaya – Aman
23. Mudah Rusak –Awet
24. Satu Fungsi –
Multifungsi
25. Sempit – Luas
26. Kaku – Santai
27. Sulit Menjalankan–
Mudah Menjalankan
28. Manual – Otomatis
4.2. Evaluasi Kuesioner Pertama (Semantic Differential I)
Setelah kansei word didapat, kuesioner pertama kemudian
didistribusikan untuk memperoleh evaluasi konsumen. Seluruh responden diberi
skala 7 Semantic Differential. Kemudian memeriksa satu poin diantara angka-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
angka berskala yang mereka pikir sesuai dengan keinginannya, pada masing-
masing kansei word. Dimensi dari masing-masing skala adalah:
1 = Jika citra produk yang diinginkan sangat berkaitan erat dengan kansei
word di kiri skala.
2 = Jika citra produk yang diinginkan berkaitan erat dengan kansei word di
kiri skala.
3 = Jika citra produk yang diinginkan sedikit berkaitan dengan kansei word
di kiri skala.
4 = Jika citra produk yang diinginkan netral yaitu berada diantara kansei
word di kiri dan di kanan skala.
5 = Jika citra produk yang diinginkan sedikit berkaitan dengan kansei word
di kanan skala.
6 = Jika citra produk yang diinginkan berkaitan erat dengan kansei word di
kanan skala.
7= Jika citra produk yang diinginkan sangat berkaitan erat dengan kansei
word di kanan skala.
Formulir untuk kuesioner pertama dapat di lihat di lampiran B dan data
evaluasi yang di uji dapat di lihat di lampiran C.
4.2.1. Uji Kecukupan Data
Data observasi dilakukan kepada 40 responden, akan tetapi data yang
sesuai dan dapat dianalisa lebih lanjut adalah 39 data. Observasi ini menggunakan
tingkat kesignifikanan sebesar 95% (Nilai "汕潜 adalah 1,96) , sedangkan tingkat
ketepatan sampel sebesar 5 % (Nilai "汕潜 adalah 2,29) dan proporsi yang
diharapkan adalah 1/40 = 0,025. Kesalahan (error) maksimal yang diperoleh
adalah 5 %. Ukuran sampel yang dibutuhkan berdasarkan persamaan (3.1) : &′ = 0,025纵1 − 0,025邹∗ 族囊,�Ƽ难,难闹祖挠= 37,4556
Karena nilai n’ < n maka data telah mencukupi.
Kansei word yang diperoleh harus diproses dengan uji validitas dan
reabilitas untuk mendapatkan kata kansei yang valid dan reliable.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
4.2.2. Tes Validitas
Data dapat dinyatakan valid jika kansei word yang diuji dalam kuisioner
dapat menggambarkan citra produk. Software yang digunakan untuk proses data
adalah SPSS versi 17.0 . Pada tes validitas yang pertama ini jumlah kansei word
nya adalah 28 seperti ditunjukkan dalam tabel 4.2. Variable dinyatakan valid jika
nilai 辊ü.0üB0.g ≥ 辊迫.贫乒0. Dalam hal ini tabel r jika tingkat signifikansi sebesar 5%
dan derajat kebebasannya db= n-2 = 39 – 2 = 37. Maka dari tabel data tersebut
rtabel = 0,325.
Data kuisioner pertama akan diolah menggunakan SPSS 17.0, hasil dari
iterasi pertamanya adalah:
Tabel 4.2 Iterasi pertama dari hasil tes validitas
No Kansei word Korelasi total item
yang di korelasi Keterangan
1 Praktis – Dekoratif 0,262 Tidak Valid
2 Kasar – Halus 0,244 Tidak Valid
3 Tradisional – Modern 0,327 Valid
4 Ketinggalan Jaman –
Mengikuti Mode 0,105 Tidak Valid
5 Tidak Artistik – Artistik 0,329 Valid
6 Biasa – Elegant 0,495 Valid
7 Umum – Khusus 0,606 Valid
8 Polos – Berwarna 0,685 Valid
9 Natural – Mencolok 0,206 Tidak Valid
10 Sederhana – Komplek 0,342 Valid
11 Berantakan – Teratur 0,324 Valid
12 Membosankan – Menarik 0,507 Valid
13 Monoton – Beragam 0,680 Valid
14 Tidak Ergonomis – Ergonomis
0,326 Valid
15 Tidak Canggih – Canggih 0,514 Valid
16 Formal – Kasual -0,206 Tidak Valid
17 Antik – Baru 0,010 Tidak Valid
18 Tidak Lengkap– Lengkap 0,653 Valid
19 Murah –Mahal 0,426 Valid
20 Gelisah – Nyaman 0,072 Tidak Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
21 Keras – Empuk -0,015 Tidak Valid
22 Bahaya – Aman 0,142 Tidak Valid
23 Mudah Rusak – Awet 0,432 Valid
24 Satu Fungsi – Multifungsi 0,368 Valid
25 Sempit – Luas -0,137 Tidak Valid
26 Kaku – Santai 0,281 Tidak Valid
27 Sulit Menjalankan–Mudah Menjalankan
0,469 Valid
28 Manual – Otomatis 0,589 Valid
Hasil iterasi pertama, terdapat 11 variabel yang tidak valid, karena rkalkulasi
< 0.325, variabel-variabel tersebut adalah Praktis – Dekoratif, Kasar – Halus,
Ketinggalan jaman – mengikuti mode, Natural – Mencolok, Formal - Kasual,
Antik - Baru, Gelisah - Nyaman, Keras - Empuk, Bahaya – Aman, Sempit – Luas,
Kaku - Santai. Berhubung pada iterasi pertama masih terdapat kata yang tidak
valid, maka dilanjutkan tes validitas kedua dengan menggunakan sisa kata-kata
yang masih valid. Untuk kata yang tidak valid harus dihilangkan.Berikut adalah
hasil dari tes validitas yang kedua.
Tabel 4.3 Iterasi kedua dari hasil tes validitas
No. Kansei word Korelasi total item yang
di korelasi Keterangan
1 Tradisional – Modern 0,327 Valid
2 Tidak Artistik – Artistik 0,371 Valid
3 Biasa – Elegant 0,538 Valid
4 Umum – Khusus 0,600 Valid
5 Polos – Berwarna 0,712 Valid
6 Sederhana – Komplek 0,389 Valid
7 Berantakan – Teratur 0,331 Valid
8 Membosankan – Menarik 0,572 Valid
9 Monoton – Beragam 0,723 Valid
10 Tidak Ergonomis – Ergonomis 0,304 Tidak Valid
11 Tidak Canggih – Canggih 0,490 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
12 Tidak Lengkap– Lengkap 0,765 Valid
13 Murah –Mahal 0,470 Valid
14 Mudah Rusak – Awet 0,393 Valid
15 Satu Fungsi – Multifungsi 0,399 Valid
16 Sulit Menjalankan–Mudah
Menjalankan 0,411 Valid
17 Manual – Otomatis 0,658 Valid
Hasil pada iterasi yang kedua terdapat satu variabel yang tidak valid
karena rkalkulasi adalah < 0,325, variabel tersebut adalah Tidak Ergonomis -
Ergonomis. Kemudian dilakukan iterasi ketiga dengan 16 kata kansei.
Langkah – langkah tes tersebut dilakukan selama dalam tes validitas masih
dihasilkan kata yang tidak valid. Jika sudah ditemukan kata-kata kansei yang valid
semua maka tidak perlu dilakukan tes validitas berikutnya. Tes validitas yang
kami lakukan ini mengalami lima kali tahap tes validitas, sehingga mendapatakan
hasil kata- kata kansei yang valid seluruhnya. Untuk hasil tes validitas pada iterasi
ketiga, keempat dan kelima silahkan lihat pada lampiran D. Berikut ini adalah
kata kansei valid yang dihasilkan pada iterasi kelima:
Tabel 4.4 Kata-kata kansei yang valid
No. Kansei word Korelasi total item yang di
korelasi Keterangan
1 Tidak Artistik – Artistik 0,421 Valid
2 Biasa – Elegant 0,533 Valid
3 Umum – Khusus 0,600 Valid
4 Polos – Berwarna 0,715 Valid
5 Sederhana – Komplek 0,369 Valid
6 Membosankan – Menarik 0,512 Valid
7 Monoton – Beragam 0,705 Valid
8 Tidak Canggih – Canggih 0,525 Valid
9 Tidak Lengkap– Lengkap 0,782 Valid
10 Murah –Mahal 0,508 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
11 Mudah Rusak – Awet 0,372 Valid
12 Satu Fungsi – Multifungsi 0,404 Valid
13 Sulit Menjalankan–Mudah
Menjalankan 0,449 Valid
14 Manual – Otomatis 0,688 Valid
Telah diperoleh hasil uji validitas sebanyak 14 kata kansei yang
dinyatakan valid.
4.2.3. Tes Reliabilitas
Tujuan dari tes ini adalah menganalisa apakah kuesioner itu reliabel atau
tidak. Proses tersebut menggunakan software SPSS Versi 17.00. Variabel
dinyatakan reliabel jika ralpha > rtabel. Dalam hal ini, nilai rtabel jika level ke-
signifikanan sebesar 5% dan derajat kebebasan db=n-2=39-2=37 adalah 0,325.
Nilai ralpha yang didapat dari iterasi kelima yaitu 0,755, karena 0,755 > 0,325,
kemudian kuesioner itu dinyatakan reliabel. Berikut ini adalah tabel hasil dari uji
reliabilitas.
Tabel 4.5 Hasil Alpha Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.755 .733 14
4.2.4. Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan salah satu prosedur mereduksi data dalam
teknik statistic multivariate. Dengan memanfaatkan hubungan (korelasi) antar
variabel yang akan digunakan untuk membentuk variabel baru yang jumlahnya
lebih sedikit daripada variabel awal. Dengan kata lain analisis faktor digunakan
untuk meringkas informasi menjadi jumlah variabel sintesis yang lebih kecil dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
untuk menemukan sumbu ruang semantic setelah evaluasi Semantic Differential
ini.
Dalam konsep Kansei Engineering hasil analisis faktor ini akan
menyarakan (memfokuskan) ruang tujuan dalam menentukan item dan kategori
desain produk berdasarkan citra atau perasaan pelanggan dalam kansei word. Kata
– kata ini akan digunakan kembali pada evaluasi Semantic Differential yang
kedua. Analisis faktor untuk peringkasan data juga disebut analisa faktor R yang
mengidentifikasi hubungan antara variabel – variabel. Software yang digunakan
dalam proses ini adalah SPSS Versi 17.0. Dengan menggunakan menu Analyze,
Data Reduction, kemudian Factor.
Data input untuk analisa faktor adalah kansei word yang telah disebutkan
sebelumnya pada tabel 4.6 dari iterasi kelima. Maka tes matrik korelasinya adalah:
Tabel 4.6 Iterasi dari Tes KMO dan Bartlett yang Kesatu
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. 0,679
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 208,519
df 91
Signifikansi 0,000
Nilai variabel MSA dari korelasi anti image dalam proses Matrik Anti
Image adalah:
Tabel 4.7 Hasil Iterasi dari Matrik Anti Image (Nilai MSA) yang pertama
Kansei word Nilai MSA
Tidak Artistik – Artistik 0,646
Biasa – Elegant 0,590
Umum – Khusus 0,617
Polos – Berwarna 0,828
Sederhana – Komplek 0,610
Membosankan – Menarik 0,581
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
Monoton – Beragam 0,678
Tidak Canggih – Canggih 0,685
Tidak Lengkap– Lengkap 0,794
Murah –Mahal 0,698
Mudah Rusak – Awet 0,597
Satu Fungsi – Multifungsi 0,633
Sulit Menjalankan–Mudah Menjalankan 0,580
Manual – Otomatis 0,646
Hasil pengolahan data korelasi Anti image, nilai MSA nya dari variabel –
variabel tersebut sudah memenuhi, karena nilai-nilai variabel tidak ada yang
kurang dari 0,5. Untuk mendapatkan variabel mana yang paling penting maka
dengan menggunakan tingkatan level KMO kita dapat mencari variabel terbaik.
Semakin banyak kata yang tidak terlalu penting maka akan lebih sulit responden
untuk memahaminya. Sehingga responden cenderung mengabaikan variabel yang
tidak terlalu penting itu. Meskipun variabel tersebut masih bersangkutan.
Tabel 4.8 Ukuran Rekomendasi KMO
Ukuran KMO Rekomendasi
≥ 0,90 Sangat memuaskan
0,80+ memuaskan
0,70+ Biasa
0,60+ cukup
0,50+ Kurang memuaskan
Below 0,50 Tidak dapat diterima
Jelas sudah bahwa nilai KMO yang lebih tinggi diinginkan. Disarankan
bahwa ukuran KMO secara keseluruhan harus lebih besar dari 0,80. Biar
bagaimanapun, ukuran diatas 0,60 dapat ditoleransi. Ukuran KMO secara keseluruhan
kadang-kadang dapat ditingkatkan dengan cara menghapus variabel-variabel yang
salah yang nilai MSA nya rendah atau kurang dari 0,5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
4.3. Mengumpulkan sampel produk
Menyiapkan sampel kursi roda yang akan diteliti dan dikembangkan.
Sampel produk yang didapatkan dari internet dan jurnal sebanyak 16 kursi roda
dengan spesifikasi yang bermacam-macam.
4.4. Penentuan Item dan Kategori
Penentuan item dan kategori digunakan untuk membentuk kombinasi
sampel yang nantinya akan digunakan sebagai obyek kuisioner yang kedua.
Sampel dibagi menjadi lima item yaitu Bahan Kerangka, Sistem Penggerak,
Sarana Pendukung, Bahan Sandaran, dan Warna Sandaran. Item-item tersebut
yang dianggap mewakili sebuah kontruksi dominan kursi roda. Komponen-
komponen itulah yang disebut sebagai item atau variabel faktor. Pengkategorian
item didasarkan pada hasil penelitian pasaran kursi roda yang telah ada. Pada
umumya, elemen-elemen yang digunakan untuk produk ini berasal dari bahan-
bahan yang mudah dicari, seperti stainless steel, besi, busa, dan lain-lain.
Klasifikasi elemen – elemen desain produk ditunjukkan dalam tabel 4.9 di bawah
ini:
Tabel 4.9 Item dan Kategori Desain Kursi roda
No Item No Kategori Notasi
1 Bahan Kerangka
1 Stainless steel X11
2 Besi X12
3 Aluminium X13
2 Sistem Penggerak
1 Manual X21
2 Semi Otomatis X22
3 Otomatis X23
3 Sarana Pendukung
1 Meja Lipat X31
2 Seat Belt X32
3 Pispot X33
4 Kantong Barang X34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10
4 Bahan Sandaran
1 Woven Polyester X41
2 Busa Kulit X42
3 Busa Kain X43
4 Campuran X44
5 Warna Sandaran
1 Polos X51
2 Dua Warna Atau Lebih X52
3 Bermotif X53
4.5. Evaluasi Eksperimen
Pada kuesioner yang kedua, responden diminta kembali untuk
mengevaluasi masing-masing sampel yang ada dihadapan mereka untuk masing-
masing kansei word dari hasil analisa faktor. Kuesioner kedua juga menggunakan
skala Semantic Differential (dengan skala 7) dan intruksinya sama dengan
kuesioner pertama. Perbedaan antara kuesioner pertama dengan kuisioner yang
kedua adalah pada kuesioner pertama, responden bersama-sama untuk
mengevaluasi didalam 7 (tujuh) skala kansei word yang sesuai dengan
keinginannya. Sedangkan pada kuesioner yang kedua, responden harus
mengevaluasi masing-masing stimuli sampel produk terhadap masing-masing
kansei word. Tujuan dari evaluasi kedua Semantic Defferential yang kedua adalah
menganalisa hubungan antara masing-masing kansei word dengan image subyek
tentang masing-masing stimuli sampel produk. Nilai rata-rata masing-masing
stimuli sampel produk terhadap masing-masing kansei word dari evaluasi
responden kemudian dihitung. Nilai rata-rata masing – masing sampel dari hasil
data kuesioner II (SDII) akan digunakan sebagai data input dalam proses analisa
conjoint. Stimuli sampel produk merupakan suatu kartu konsep eksperimen yang
berasal dari daftar item dan kategori dari 16 sampel produk awal.
4.5.1. Menentukan Jumlah Stimuli Sampel Produk Minimum
Berdasarkan item dan kategori yang telah disiapkan, produk-produk terdiri
dari 17 kategori dan 5 item. Stimuli minimum yang dibutuhkan berdasarkan pada
persamaan (3.3) dalam penelitian ini:
Jumlah Stimuli Sampel Minimum= (17-5) + 1= 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-11
4.5.2. Menyiapkan Stimuli Sampel Produk (Kartu Konsep)
Dalam analisa Conjoint, software yang digunakan adalah SPSS versi 17.0,
pada masalah ini proses pengolahannya tidak menggunakan data numerik, tetapi
menggunakan editor syntax untuk menulis perintah.
Langkah pertama dalam pengolahan ini adalah dengan membuat file
conjoint yang kita dapatkan dari item dan kategori pada waktu analisa faktor.
Langkahnya adalah pilih menu File kemudian New kemudian Syntax .
Kemudian akan muncul layar kosong, kita ketikkan perintah syntax seperti
dibawah ini:
Setelah memasukkan perintah syntax diatas kemudian ke menu pilih RUN
pilih All. Setelah kita jalankan perintah RUN, maka akan muncul output dengan
extension “CONJOINT1.SAV”. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah
ini:
Gambar 4.1 Stimuli Plan Card Pada SPSS 17
ORTHOPLAN /FACTORS= BAHANKERANGKA Bahan Kerangka' ('Stainless steel' 'Besi' ‘Alumunium') SISTEM 'Sistem Penggerak' ('Manual' 'Semi Otomatis' 'Otomatis') SARANAPENDUKUNG 'Sarana Pendukung' ('Meja Lipat' 'Seat Belt' 'Pispot' 'Kantong Barang') BAHANSANDARAN 'Bahan Sandaran' ('Woven Polyester' 'Busa Kulit' 'Busa Kain' 'Campuran') WARNA 'Warna' ('Polos' 'Dua Warna atau Lebih' 'Bermotif') /HOLDOUT=0. SAVE OUTFILE='CONJOINT1.SAV'.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-12
Kemudian setelah itu file disimpan dengan nama ‘SAMPEL.SAV’.
Berikut ini adalah hasil penjabaran dari file ‘SAMPEL.SAV’:
Tabel 4.10 Sampel kombinasi yang memiliki item dan kategori yang berbeda
Stimuli Bahan
Kerangka Sistem
Penggerak Sarana
Pendukung Bahan
Sandaran Warna
1 Besi Semi
Otomatis Seat Belt Busa Kulit Polos
2 Besi Manual Pispot Woven
Polyester Bermotif
3 Stainless
steel Semi
Otomatis Pispot Campuran Dua Warna Atau Lebih
4 Aluminium Otomatis Pispot Busa Kain Polos
5 Stainless
steel Manual Meja Lipat Woven
Polyester Polos
6 Stainless
steel Manual Seat Belt Busa Kain Polos
7 Aluminium Manual Seat Belt Campuran Bermotif
8 Stainless
steel Otomatis
Kantong Barang
Busa Kulit Bermotif
9 Stainless
steel Otomatis Seat Belt
Woven Polyester
Dua Warna Atau Lebih
10 Besi Otomatis Meja Lipat Campuran Polos
11 Aluminium Manual Meja Lipat Busa Kulit Dua Warna Atau Lebih
12 Besi Manual Kantong Barang
Busa Kain Dua Warna Atau Lebih
13 Stainless steel
Manual Pispot Busa Kulit Polos
14 Aluminium Semi Otomatis
Kantong Barang
Woven Polyester
Polos
15 Stainless steel
Manual Kantong Barang
Campuran Polos
16 Stainless steel
Semi Otomatis
Meja Lipat Busa Kain Bermotif
Tabel diatas menunjukan stimuli sampel produk 1 (satu) dengan yang lain
yang memiliki item dan kategori yang berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-13
4.6. Analisis Conjoint
Setelah kansei word yang sesuai kita dapatkan dari analisa faktor, langkah
berikutnya adalah menghitung hubungan antara item dan kansei word berdasarkan
kuesioner kedua yang menggunakan analisis Conjoint.
Langkah berikutnya adalah mengetik lagi perintah syntax ke analisa
Conjoint RUN melalui editor syntax SPSS. Dalam penelitian ini, perintahnya
adalah:
Gambar 4.2 Syntax Editor untuk menganalisa conjoint
Setelah mengetik semua perintah, pilih menu RUN kemudian klik all pada
sub menu. Akan dihasilkan dua jenis output Conjoint, yaitu:
a. Hasil Conjoint
b. Kegunaan Conjoint atau output pelengkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
Penghitungan manual berdasarkan persamaan (3.4) dari Kansei Word
pertama (Biasa-elegant) untuk menentukan nilai selisih dan nilai konstan adalah:
Konstan=
165,23,93,75,74,94,95,16,25,16,03,93,75,35,85,04,1 +++++++++++++++
= 4,9038
Rata-rata Stainless Steel =8
5,23,95,76,25,13,93,75,8 +++++++= 4,9231
Selisih Stainless Steel = 4,9231- 4,9038 = 0,0192
Penghitungan manual dari Kansai Word yang pertama (Biasa- Elegant) untuk
menentukan nilai pentingnya faktor adalah:
• Kuadratkan Deviasi:
0,0192²= 0,0004
• Menghitung nilai standar:
17/(0,0004+....+n)= 9,76726
• Standar deviasi:
0,0004 x 9,76726 = 0,0036
• Estimasi part worth:
√0,0036 = 0,0600
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-15
Tabel 4.11. Penghitungan manual dari pentingnya faktor
Dari tabel 4.11, nilai utility merupakan dasar untuk menemukan nilai
kegunaan untuk item bahan kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung, bahan
sandaran dan warna. Pada dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara rata-rata
item tertentu dengan nilai konstan. Jika perbedaannya negatif, maka sampel
sangat berhubungan dengan kata disisi kiri pasangan kansei word dan sebaliknya.
Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Biasa-
Elegant) yang pertama adalah item Sarana Pendukung sebanyak 30,6518%, yang
kedua adalah item Warna Sandaran sebanyak 28,6083%, yang ketiga adalah item
Sistem Penggerak sebanyak 20,806%, yang keempat item Bahan Sandaran
sebanyak 15,0472%, dan yang kelima item Bahan Kerangka sebanyak 4,8864%.
No Kategori Deviasi Deviasi kuadrat Std.dev Estimate part wort Range partworth F.impStainless steel 0.0192 0.0004 0.0036 0.0600
Besi -0.1208 0.0146 0.1426 0.3776Alumunium 0.0792 0.0063 0.0612 0.2474
Manual -0.2083 0.0434 0.4239 0.6511Semi Otomatis -0.2583 0.0667 0.6518 0.8074
Otomatis 0.4667 0.2178 2.1271 1.4585Meja Lipat -0.1813 0.0329 0.3209 0.5665Seat Belt 0.1437 0.0207 0.2018 0.4493
Pispot 0.5438 0.2957 2.8878 1.6994Kantong Barang -0.5063 0.2563 2.5032 1.5822Woven Polyester -0.2563 0.0657 0.6414 0.8008
Busa Kulit 0.0437 0.0019 0.0187 0.1367Busa Kain -0.0812 0.0066 0.0645 0.2539Campuran 0.2938 0.0863 0.8428 0.918
Polos -0.6417 0.4117 4.0215 2.0054Dua Warna Atau Lebih 0.3833 0.1469 1.4352 1.198
Bermotif 0.2583 0.0667 0.6518 0.8074Total 1.7405 14.0195
Standarisasi 9.76726
4 Bahan Sandaran
5 Warna Sandaran
1 Bahan Kerangka
2 Sistem Penggerak
3 Sarana Pendukung
Item
4.8864
20.806
30.6518
15.0472
28.6083
0.6851
2.9169
4.2972
2.1096
4.0108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-16
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Analisa masing-masing kansei word (Biasa-Elegant)
Kansei word : Biasa - Elegant Elemen Desain Biasa Elegant
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Kantong Barang Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing
item
Besi, Semi Otomatis, Kantong Barang, Woven Polyester,
Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua Warna atau
Lebih
Pada tabel 4.12 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung kantong
barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang biasa. Sedangkan kursi roda
yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis,
memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari campuran,
dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki
image elegant.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-17
Output lengkap dari hasil conjoint dari software SPSS dapat dilihat di
Lampiran I. berikut ini adalah analisa hasil conjoint berdasarkan pada masing –
masing Kansei word yaitu:
Tabel 4.13 Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Tidak Artistik - Artistik)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Tidak Artistik Artistik
Bahan
Kerangka 16,245
Stainless steel 0,21667
Besi -0,34583
Aluminium 0,12917
Sistem
Penggerak 23,826
Manual -0,21667
Semi Otomatis -0,30417
Otomatis 0,52083
Sarana
Pendukung 23,826
Meja Lipat -0,35000
Seat Belt -0,10000
Pispot
0,47500
Kantong Barang -0,02500
Bahan
Sandaran 16,606
Woven Polyester -0,25000
Busa Kulit -0,05000
Busa Kain -0,02500
Campuran
0,32500
Warna 19,494
Polos -0,43333
Dua Warna atau
Lebih 0,24167
Bermotif 0,19167
Constant 4,90833
Correlation Coefficient Pearson 0,90861
Kendall 0,69502
Significance Pearson 0,00000
Kendall 0,00010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
Dari tabel 4.13 nilai utility merupakan dasar untuk menemukan nilai
kegunaan untuk item bahan kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung,
bahan sandaran dan warna. Pada dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara
rata-rata item tertentu dengan nilai konstan. Jika perbedaannya negatif, maka
sampel sangat berhubungan dengan kata disisi kiri pasangan kansei word dan
sebaliknya. Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata
kansei (Tidak Artistik - Artistik) yang pertama adalah item sarana pendukung
sebanyak 28,826% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak
28,826%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 19,494%, yang keempat
item bahan sandaran sebanyak 16,606%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 16,245%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14. Analisa masing-masing kansei word (Tidak Artistik - Artistik)
Elemen Desain Tidak Artistik Artistik Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa Kulit, Busa Kain
Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Woven Polyester,
Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.14 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa
meja lipat, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran
polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak artistik.
Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel,
sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-19
bahan sandaran terbuat dari campuran, dan warna sandaran dua warna atau
lebih merupakan kursi roda yang memiliki image artistik.
Tabel 4.15. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Umum – Khusus)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Umum Khusus
Bahan
Kerangka 16,058
Stainless steel 0,05833
Besi -0,30417
Aluminium 0,24583
Sistem
Penggerak 18,613
Manual -0,24167
Semi Otomatis -0,15417
Otomatis 0,39583
Sarana
Pendukung 28,467
Meja Lipat -0,44375
Seat Belt 0,28125
Pispot 0,53125
Kantong Barang -0,36875
Bahan
Sandaran 14,598
Woven Polyester -0,19375
Busa Kulit 0,13125
Busa Kain -0,21875
Campuran 0,28125
Warna 22,262
Polos -0,47500
Dua Warna atau
Lebih 0,28750
Bermotif 0,18750
Constant 5,13333
Correlation Coefficient Pearson 0,89621
Kendall 0,74262
Significance Pearson 0,000001
Kendall 0,00004
Dari tabel 4.15 Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Umum - Khusus) yang pertama adalah item sarana pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-20
sebanyak 28,467% yang kedua adalah item warna sebanyak 22,262%, yang ketiga
adalah item sistem penggerak sebanyak 18,613%, yang keempat item bahan
kerangka sebanyak 16,058%, dan yang kelima item bahan sandaran sebanyak
14,598%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16. Analisa masing-masing kansei word (Umum - Khusus)
Elemen Desain Umum Khusus
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Kantong Barang Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.16 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat,
bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos merupakan kursi
roda yang memiliki image yang umum. Sedangkan kursi roda yang bahan
kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki
sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari campuran, dan
warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image
khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-21
Tabel 4.17. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Polos – Berwarna)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Polos Berwarna
Bahan
Kerangka 16,331
Stainless steel 0,38333
Besi -0,42917
Aluminium 0,04583
Sistem
Penggerak 24,120
Manual -0,23333
Semi Otomatis -0,48333
Otomatis 0,71667
Sarana
Pendukung 22,110
Meja Lipat -0,40000
Seat Belt -0,02500
Pispot 0,70000
Kantong Barang -0,27500
Bahan
Sandaran 17,085
Woven Polyester -0,35000
Busa Kulit 0,50000
Busa Kain -0,30000
Campuran 0,15000
Warna 20,351
Polos -0,55000
Dua Warna atau
Lebih 0,46250
Bermotif 0,08750
Constant 5,05000
Correlation Coefficient Pearson 0,95452
Kendall 0,78994
Significance Pearson 0,000000005
Kendall 0,00001
Dari tabel 4.17 Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Polos - Berwarna) yang pertama adalah item sistem penggerak
sebanyak 24,120% yang kedua adalah item sarana pendukung sebanyak 22,110%,
yang ketiga adalah item warna sebanyak 20,351%, yang keempat item bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-22
sandaran sebanyak 17,085%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak
16,331%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.18 sebagai berikut:
Tabel 4.18. Analisa masing-masing kansei word (Polos – Berwarna)
Elemen Desain Polos Berwarna
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa
Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Woven Polyester,
Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.18 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa
meja lipat, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang polos. Sedangkan kursi roda
yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
campuran, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang
memiliki image berwarna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-23
Tabel 4.19. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Sederhana – Komplek)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Sederhana Komplek
Bahan
Kerangka 17,857
Stainless steel 0,36667
Besi -0,38333
Aluminium 0,01667
Sistem
Penggerak 23,809
Manual -0,26667
Semi Otomatis -0,36667
Otomatis 0,63333
Sarana
Pendukung 27,380
Meja Lipat -0,35000
Seat Belt -0,27500
Pispot 0,80000
Kantong Barang -0,17500
Bahan
Sandaran 8,9285
Woven Polyester -0,02500
Busa Kulit 0,17500
Busa Kain -0,20000
Campuran 0,05000
Warna 22,023
Polos -0,60000
Dua Warna atau
Lebih 0,27500
Bermotif 0,32500
Constant 5,20000
Correlation Coefficient Pearson 0,90192
Kendall 0,71189
Significance Pearson 0,000000900
Kendall 0,00007
Dari tabel 4.19 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Sederhana - Komplek) yang pertama adalah item sarana pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-24
sebanyak 27,380% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 23,809%,
yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,023%, yang keempat item bahan
kerangka sebanyak 17,857%, dan yang kelima item bahan sandaran sebanyak
8,9285%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.20 sebagai berikut:
Tabel 4.20. Analisa masing-masing kansei word (Sederhana – Kompleks)
Elemen Desain Sederhana Komplek Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt,
Kantong Barang Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa
Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit,
Bermotif
Pada tabel 4.20 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa
meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang sederhana. Sedangkan kursi roda
yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
busa kulit, dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki
image komplek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-25
Tabel 4.21. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Membosankan – Menarik)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Membosankan Menarik
Bahan
Kerangka 15,384
Stainless steel 0,11667
Besi -0,38333
Aluminium 0,26667
Sistem
Penggerak 23,372
Manual -0,33333
Semi Otomatis -0,32083
Otomatis 0,65417
Sarana
Pendukung 23,076
Meja Lipat -0,21250
Seat Belt -0,26250
Pispot 0,71250
Kantong Barang -0,23750
Bahan
Sandaran 13,017
Woven Polyester -0,23750
Busa Kulit 0,31250
Busa Kain -0,18750
Campuran 0,11250
Warna 25,147
Polos -0,66667
Dua Warna atau Lebih 0,39583
Bermotif 0,27083
Constant 5,25833
Correlation Coefficient Pearson 0,93663
Kendall 0,83281
Significance Pearson 0,000000046
Kendall 0,00001
Dari tabel 4.21 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Membosankan – Menarik) yang pertama adalah item warna sebanyak
25,147% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 23,372%, yang
ketiga adalah item sarana pendukung sebanyak 23,076%, yang keempat item
bahan kerangka sebanyak 15,384%, dan yang kelima item bahan sandaran
sebanyak 13,017%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-26
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.22 sebagai berikut:
Tabel 4.22. Analisa masing-masing kansei word (Membosankan - Menarik)
Elemen Desain Membosankan Menarik Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt,
Kantong Barang Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa Kain Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Manual, Seat Belt, Woven Polyester, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.22 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa seat belt,
bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang membosankan. Sedangkan kursi
roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang
memiliki image menarik.
Tabel 4.23. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Monoton - Beragam)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Monoton Beragam
Bahan
Kerangka 15,789
Stainless steel 0,10833
Besi -0,35417
Aluminium 0,24583
Sistem
Penggerak 27,631
Manual -0,47500
Semi Otomatis -0,10000
Otomatis 0,57500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-27
Sarana
Pendukung 27,631
Meja Lipat -0,13125
Seat Belt -0,00625
Pispot 0,59375
Kantong Barang -0,45625
Bahan
Sandaran 7,8947
Woven Polyester -0,15625
Busa Kulit 0,14375
Busa Kain -0,03125
Campuran
0,04375
Warna 21,052
Polos -0,50833
Dua Warna atau
Lebih 0,21667
Bermotif 0,29167
Constant 4,90000
Correlation Coefficient Pearson 0,89013
Kendall 0,74059
Significance Pearson 0,000002
Kendall 0,00004
Dari tabel 4.23 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Membosankan – Menarik) yang pertama adalah item sarana
pendukung sebanyak 27,631% yang kedua adalah item sistem penggerak
sebanyak 27,631%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 21,052%, yang
keempat item bahan kerangka sebanyak 15,384%, dan yang kelima item bahan
sandaran sebanyak 7,8947%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.24 sebagai berikut:
Tabel 4.24. Analisa masing-masing kansei word (Membosankan - Menarik)
Elemen Desain Monoton Beragam
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-28
Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Manual, Kantong Barang, Woven Polyester,
Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit,
Bermotif
Pada tabel 4.24 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa kantong
barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang monoton. Sedangkan kursi roda
yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis,
memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit,
dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki image
beragam.
Tabel 4.25.Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Tidak Canggih - Canggih)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Tidak Canggih Canggih
Bahan
Kerangka 8,9230
Stainless steel 0,16667
Besi -0,19583
Aluminium 0,02917
Sistem
Penggerak 26,461
Manual -0,20000
Semi Otomatis -0,43750
Otomatis 0,63750
Sarana
Pendukung 27,631
Meja Lipat -0,36250
Seat Belt 0,18750
Pispot 0,66250
Kantong Barang -0,48750
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-29
Bahan
Sandaran 14,153
Woven Polyester -0,26250
Busa Kulit 0,28750
Busa Kain -0,28750
Campuran 0,26250
Warna 22,153
Polos -0,51667
Dua Warna atau
Lebih 0,38333
Bermotif 0,13333
Constant 5,07500
Correlation Coefficient Pearson 0,95999
Kendall 0,76596
Significance Pearson 0,000000002
Kendall 0,00002
Dari tabel 4.25 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Tidak Canggih - Canggih) yang pertama adalah item sarana
pendukung sebanyak 27,631% yang kedua adalah item sistem penggerak
sebanyak 26,461%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,153%, yang
keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 14,153%, dan yang kelima item
bahan kerangka sebanyak 8,9230%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.26 sebagai berikut:
Tabel 4.26. Analisa masing-masing kansei word (Tidak Canggih - Canggih)
Elemen Desain Tidak Canggih Canggih
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Kantong
Barang Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa
Kain Busa Kulit, Campuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-30
Warna Polos Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Kantong Barang, Woven
Polyester, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.26 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa
kantong barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran
polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak canggih. Sedangkan
kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem
penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan
sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebih
merupakan kursi roda yang memiliki image canggih.
Tabel 4.27. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Tidak Lengkap -
Lengkap)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Tidak
Lengkap Lengkap
Bahan
Kerangka 14,652
Stainless steel 0,05000
Besi -0,27500
Aluminium 0,22500
Sistem
Penggerak 18,315
Manual -0,13333
Semi Otomatis -0,24583
Otomatis 0,37917
Sarana
Pendukung 29,304
Meja Lipat -0,53750
Seat Belt 0,21250
Pispot 0,46250
Kantong Barang -0,13750
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-31
Bahan
Sandaran 18,315
Woven Polyester -0,03750
Busa Kulit 0,18750
Busa Kain -0,38750
Campuran 0,23750
Warna 19,413
Polos -0,36667
Dua Warna atau Lebih 0,07083
Bermotif 0,29583
Constant 4,82500
Correlation Coefficient Pearson 0,87161
Kendall 0,63250
Significance Pearson 0,000005
Kendall 0,0004
Dari tabel 4.27 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Tidak Lengkap - Lengkap) yang pertama adalah item sarana
pendukung sebanyak 29,304% yang kedua adalah item warna sebanyak 19,413%,
yang ketiga adalah item sistem penggerak sebanyak 18,315%, yang keempat item
bahan bahan sandaran sebanyak 18,315%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 14,652%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.28 sebagai berikut:
Tabel 4.28. Analisa masing-masing kansei word (Tidak Lengkap - Lenkap)
Elemen Desain Tidak Lengkap Lengkap Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Kantong Barang
Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa
Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Busa Kain,
Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Campuran, Bermotif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-32
Pada tabel 4.28 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa
meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak lengkap. Sedangkan kursi
roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aliminium, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
campuran, dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki
image lengkap.
Tabel 4.29. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Murah - Mahal)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Murah Mahal
Bahan
Kerangka 8,1761
Stainless steel 0,10000
Besi -0,21250
Aluminium 0,11250
Sistem
Penggerak 24,528
Manual -0,20000
Semi Otomatis -0,38750
Otomatis 0,58750
Sarana
Pendukung 30,188
Meja Lipat -0,46250
Seat Belt 0,06250
Pispot 0,73750
Kantong Barang -0,33750
Bahan
Sandaran 14,465
Woven Polyester -0,11250
Busa Kulit 0,31250
Busa Kain -0,26250
Campuran 0,06250
Warna 22,641
Polos -0,55000
Dua Warna atau Lebih 0,35000
Bermotif 0,20000
Constant 5,2250
Correlation Coefficient Pearson 0,92095
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-33
Kendall 0,78304
Significance Pearson 0,0000002
Kendall 0,0000157
Dari tabel 4.29 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Mahal - Murah) yang pertama adalah item sarana pendukung
sebanyak 30,188% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 24,528%,
yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,641%, yang keempat item bahan
bahan sandaran sebanyak 14,465%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 8,1761%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.30 sebagai berikut:
Tabel 4.30. Analisa masing-masing kansei word (Murah - Mahal)
Elemen Desain Murah Mahal Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Kantong Barang Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa Kain Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.30 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa
meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak lengkap. Sedangkan kursi
roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aliminium, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-34
campuran, dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki
image lengkap.
Tabel 4.31. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Mudah Rusak - Awet)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Mudah
Rusak Awet
Bahan
Kerangka 10,326
Stainless steel 0,16667
Besi -0,30833
Aluminium 0,14167
Sistem
Penggerak 23,369
Manual -0,40000
Semi Otomatis -0,27500
Otomatis 0,67500
Sarana
Pendukung 26,086
Meja Lipat -0,57500
Seat Belt 0,25000
Pispot 0,62500
Kantong Barang -0,30000
Bahan
Sandaran 18,478
Woven Polyester -0,55000
Busa Kulit 0,30000
Busa Kain 0,02500
Campuran 0,22500
Warna 21,739
Polos -0,63333
Dua Warna atau Lebih 0,36667
Bermotif 0,26667
Constant 5,3917
Correlation Coefficient Pearson 0,88971
Kendall 0,66384
Significance Pearson 0,0000020
Kendall 0,0002082
Dari tabel 4.31 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Mahal - Murah) yang pertama adalah item sarana pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-35
sebanyak 26,086% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 23,369%,
yang ketiga adalah item warna sebanyak 21,739%, yang keempat item bahan
bahan sandaran sebanyak 18,478%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 10,326%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.32 sebagai berikut:
Tabel 4.32. Analisa masing-masing kansei word (Mudah Rusak – Awet)
Elemen Desain Mudah Rusak Awet
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Kantong
Barang Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester Busa Kulit, Busa Kain,
Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Woven Polyester,
Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau
Lebih
Pada tabel 4.32 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat,
bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image yang mudah rusak. Sedangkan kursi
roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebuih merupakan kursi roda yang
memiliki image awet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-36
Tabel 4.33. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Satu fungsi -
Multifungsi)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Satu
Fungsi Multifungsi
Bahan
Kerangka 12,631
Stainless steel 0,10833
Besi -0,27917
Aluminium 0,17083
Sistem
Penggerak 25,263
Manual -0,22500
Semi Otomatis -0,33750
Otomatis 0,56250
Sarana
Pendukung 28,070
Meja Lipat -0,23125
Seat Belt 0,14375
Pispot 0,54375
Kantong Barang -0,45625
Bahan
Sandaran 9,1228
Woven Polyester -0,15625
Busa Kulit 0,06875
Busa Kain -0,08125
Campuran 0,16875
Warna 24,912
Polos -0,52500
Dua Warna atau Lebih 0,36250
Bermotif 0,16250
Constant 5,1167
Correlation Coefficient Pearson 0,92388
Kendall 0,75887
Significance Pearson 0,0000002
Kendall 0,0000321
Dari tabel 4.33 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Satu fungsi - Multifungsi) yang pertama adalah item sarana
pendukung sebanyak 28,070% yang kedua adalah item sistem penggerak
sebanyak 25,263%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 24,912%, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-37
keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 12,631%, dan yang kelima item
bahan kerangka sebanyak 9,1228%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.34 sebagai berikut:
Tabel 4.34. Analisa masing-masing kansei word (Satu Fungsi – Multifungsi) Elemen Desain Satu Fungsi Multifungsi
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Kantong
Barang Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Kantong Barang, Woven
Polyester, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.34 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa
kantong barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran
polos merupakan kursi roda yang memiliki image satu fungsi. Sedangkan kursi
roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebuih merupakan kursi roda yang
memiliki image multifungsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-38
Tabel 4.35. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Sulit Menjalankan –
Mudah Menjalankan)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Sulit
Menjalankan
Mudah
Menjalankan
Bahan
Kerangka 14,326
Stainless steel 0,29167
Besi -0,33333
Aluminium 0,04167
Sistem
Penggerak 28,653
Manual -0,10833
Semi Otomatis -0,43333
Otomatis 0,54167
Sarana
Pendukung 22,349
Meja Lipat -0,50625
Seat Belt -0,08125
Pispot 0,74375
Kantong Barang -0,15625
Bahan
Sandaran 17,191
Woven Polyester -0,35625
Busa Kulit 0,26875
Busa Kain -0,30625
Campuran 0,39375
Warna 17,478
Polos -0,45833
Dua Warna atau Lebih 0,30417
Bermotif 0,15417
Constant 4,8500
Correlation Coefficient Pearson 0,95920
Kendall 0,86453
Significance Pearson 0,000000002
Kendall 0,0000020
Dari tabel 4.35 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Sulit Menjalankan – Mudah Menjalankan) yang pertama adalah item
sistem penggerak sebanyak 28,653% yang kedua adalah item sarana pendukung
sebanyak 22,349%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 17,478%, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-39
keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 17,191%, dan yang kelima item
bahan kerangka sebanyak 14,326%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.36 sebagai berikut:
Tabel 4.36. Analisa masing-masing kansei word (Sulit Menjalankan – Mudah Menjalankan)
Elemen Desain Sulit Menjalankan Mudah Menjalankan
Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa
Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Woven Polyester, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.36 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat,
bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image sulit menjalankan. Sedangkan kursi
roda yang bahan kerangkannya terbuat dari staimless steel, sistem penggeraknya
otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari
campuran, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang
memiliki image mudah menjalankan.
Tabel 4.37. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Manual – Otomatis)
Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
Manual Otomatis
Bahan
Kerangka 5,5776
Stainless steel 0,02500
Besi -0,10000
Aluminium
0,07500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-40
Sistem
Penggerak 35,856
Manual -0,45833
Semi Otomatis -0,20833
Otomatis 0,66667
Sarana
Pendukung 19,123
Meja Lipat -0,25625
Seat Belt -0,10625
Pispot 0,34375
Kantong Barang 0,01875
Bahan
Sandaran 14,342
Woven Polyester -0,08125
Busa Kulit 0,24375
Busa Kain -0,20625
Campuran 0,04375
Warna 25,099
Polos -0,45833
Dua Warna atau Lebih 0,32917
Bermotif 0,12917
Constant 5,0417
Correlation Coefficient Pearson 0,80572
Kendall 0,58233
Significance Pearson 0,000082358
Kendall 0,0009165
Dari tabel 4.37 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Manual – Otomatis) yang pertama adalah item sistem penggerak
sebanyak 35,856% yang kedua adalah item warna sebanyak 25,099%, yang ketiga
adalah item sarana pendukung sebanyak 19,123%, yang keempat item bahan
bahan sandaran sebanyak 14,342%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 5,5776%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-41
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.38 sebagai berikut:
Tabel 4.38. Analisa masing-masing kansei word (Sulit Menjalankan – Mudah Menjalankan)
Elemen Desain Manual Otomatis Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis
Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt Kantong Barang, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa
Kain Busa Kulit, Campuran
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau
Lebih
Pada tabel 4.38 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat,
bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos merupakan kursi
roda yang memiliki image manual. Sedangkan kursi roda yang bahan
kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki
sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan
warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image
otomatis.
Tabel 4.39. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Overall) Elemen
Desain
Importance
(%) Kategori
Selisih
kansei Kiri kansei Kanan
Bahan
Kerangka 12,708
Stainless steel 0,13036
Besi -0,28750
Aluminium
0,15714
Sistem
Penggerak 24,138
Manual -0,32589
Semi Otomatis -0,24643
Otomatis 0,57232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-42
Sarana
Pendukung 26,557
Meja Lipat -0,35714
Seat Belt 0,03036
Pispot 0,60536
Kantong Barang 0,01875
Bahan
Sandaran 14,263
Woven Polyester -0,21607
Busa Kulit 0,20893
Busa Kain -0,18214
Campuran 0,18929
Warna 22,331
Polos -0,52738
Dua Warna atau Lebih 0,31637
Bermotif 0,21101
Constant 5,0774
Correlation Coefficient Pearson 0,91382
Kendall 0,65000
Significance Pearson 0,000000376
Kendall 0,0002226
Dari tabel 4.38 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan
kata kansei (Kutub Kiri – Kutub Kanan) yang pertama adalah item sarana
pendukung sebanyak 26,557% yang kedua adalah item sistem penggerak
sebanyak 24,138%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,331%, yang
keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 14,263%, dan yang kelima item
bahan kerangka sebanyak 12,708%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita
lihat pada tabel 4.40 sebagai berikut:
Tabel 4.40. Analisa masing-masing kansei word (Kutub Kiri – Kutub Kanan) Elemen Desain Kutub Kiri Kutub Kanan Bahan Kerangka Besi Stainless steel, Aluminium Sistem Penggerak Manual, Semi Otomatis Otomatis Sarana Pendukung Meja Lipat, Seat Belt Kantong Barang, Pispot
Bahan Sandaran Woven Polyester, Busa
Kain Busa Kulit, Campuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-43
Warna Polos Dua Warna atau Lebih,
Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Woven Polyester, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua
Warna atau Lebih
Pada tabel 4.40 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka
besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat,
bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos
merupakan kursi roda yang memiliki image kutub kiri dan sebagai spesifikasi
yang dominan terhadap keseluruhan kata kansei. Sedangkan kursi roda yang
bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya otomatis,
memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit,
dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki
image kutub kanan dan sebagai spesifikasi yang dominan terhadap keseluruhan
kata kansei .
4.7. Kesimpulan analisis conjoint
Dari hasil analisa conjoint, hubungan antara kansei word dan elemen
desain dapat dianalisa. Pada proses ini akan menganalisa masing-masing item dan
masing-masing kategori yang mempengaruhi citra (image) Kansei.
Dari hasil pengolahan menggunakan software yaitu SPSS 17 maka kita
dapatkan nilai konstan 5,1167 (pada kansei word satu fungsi - multifungsi). Nilai
ini merupakan dasar untuk menemukan nilai kegunaan untuk item bahan
kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung, bahan sandaran dan warna. Pada
dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara rata-rata item tertentu dengan nilai
konstan. Jika perbedaannya negatif, maka sampel sangat berhubungan dengan
kata disisi kiri pasangan kansei word dan sebaliknya. Hal ini karena dalam teknik
“Semantic Defferential” akhir dari Kansei word di sebelah kiri berada dalam
nomer 1 pada skala sampai dengan akhir dari Kansei word sebalah kanan pada
nomer 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-44
Interpretasi dari kasus ini adalah:
Satu fungsi Multifungsi
Negatif 5,1167 Positif
Nilai deviasi sarana pendukung berupa pispot (pada Kansei word satu
fungsi - multifungsi) adalah 0,54375, karena tanda deviasinya positif maka
sarana pendukung berupa pispot berhubungan dengan Kansei word “multifungsi”
atau dengan kata lain pispot menambah citra ‘multifungsi’ dari sebuah kursi roda.
Analisa Conjoint (Deviasi) dapat disamakan dengan regresi multiple dengan
variable-variabel contoh.
4.8. Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test Signifikansi
Tujuan dari perhitungan tingat keakuratan yang diprediksi adalah
membandingkan hubungan antara estimasi hasil dan aktual, nilai yang lebih besar
mengenai korelasi Kendall atau Pearson menggambarkan kedekatannya. Jika nilai
Pearson atau Kendall lebih dari 0,5, maka korelasi antara estimasi dan aktual
adalah kuat, begitupun selanjutnya. Panduan untuk menjalankan test signifikansi
korelasi adalah:
Hipotesa Test Signifikansi:
H0 = Tidak ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan
citra konsumen rata-rata dan aktual (Kansei word)
H1 = Ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra
konsumen rata-rata dan aktual (Kansei word)
Area Kritis:
Signifikansi > 0,05 H0 diterima.
Signifikansi < 0,05 H0 ditolak
Berdasarkan hasil analisa conjoint pada tabel 4.12 semua kansei word
memiliki nilai korelasi Pearson dan Kendall lebih dari 0,05. Dari hasil ini, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel-variabel estimasi
dengan citra konsumen rata-rata dan aktual. Nilai ke-signifikan-an untuk semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-45
kansei word adalah 0.0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua korelasi
adalah signifikan, karena semua nilai ke-signifikanan-nya kurang dari 0,05.
4.9. Output Desain Kursi Roda Lansia
Kata kansei yang diinginkan oleh responden menjadi penentu keputusan
output desain. Dibawah ini desain yang terbentuk dari banyaknya nilai – nilai
terbesar masing – masing item yang sering muncul. Untuk item Bahan Kerangka,
kategori yang terpilih adalah Besi. Hal ini terpilih oleh konsumen karena besi
mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu
harga yang terjangkau, kuat, dan efisiensi waktu pemakaian yang disesuaikan
kondisi lansia. Untuk item Sistem Penggerak, kategori yang terpilih adalah
otomatis. Hal ini terpilih oleh konsumen karena sistem penggerak yang otomatis
mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu
orang lebih suka kemudahan dalam mengoperasikan kursi rodanya baik otomatis
dalam menggerakan ataupun otomatis dalam sistem mekanisnya seperti
merebahkan sandaran dan lain-lain. Untuk item Sarana Pendukung, kategori yang
terpilih adalah pispot. Hal ini terpilih oleh konsumen karena pispot mempunyai
image pengaruh terbesar citra kansei konsumen. Selain itu dilihat dari segi
manfaatnya yang cukup besar untuk pengguna yang tidak bisa beranjak dari kursi
roda karena sakit atau fisik tidak kuat. Untuk item Bahan Sandaran, kategori yang
terpilih adalah Woven polyester. Hal ini terpilih oleh konsumen karena Woven
polyester mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen.
Selain itu mudah dibersihkan dan mudah dilipat. Untuk item warna sandaran,
kategori yang terpilih adalah polos. Hal ini terpilih oleh konsumen karena warna
polos mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen.
Gambar desain kursi roda dapat dilihat di lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-46
Gambar 4.3 Desain kursi roda sebelum dan sesudah dikembangkan.
Gambar 4.4 Mekanisme kursi roda lansia saat posisi tidur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-47
4.10. Konsep Produk.
4.10.1. Konsep Produk berdasarkan pendekatan Antropometri dan ide
desainer
Konsep kursi roda ini dibuat dengan menggabungkan bentuk kursi roda
dengan item dan kategori yang terpilih. Desain bentuk kursi roda sendiri
merupakan desain yang memberikan kenyamanan dan keamanan. Untuk
mekanisme atau struktur rangka kursi roda dibuat berdasarkan ide kreatif yang
dimunculkan desainer, yang bertujuan untuk memudahkan lansia merebahkan diri
di kursi roda. Selain itu bentuk kursi roda ini dilengkapi pispot yang memudahkan
lansia untuk melakukan sanitasi.
Diharapkan dengan konsep ini konsumen (lansia) lebih nyaman untuk
melakukan aktifitasnya dan memberi manfaat yang besar bagi kehidupan lansia.
4.10.2. Aspek Ergonomi
Produk yang baik dan berkualitas tidak hanya dilihat dari segi konsepnya.
Akan tetapi dari segi ergonomik juga. Banyak produk yang dilihat dari segi
keindahan saja akan tetapi produk itu tidak dapat digunakan seandainya
diperlukan.
4.10.2.1. Data Anthropometri
Pengukuran dimensi tubuh lansia dilakukan untuk mendapatkan data
anthropometri yang selanjutnya dipergunakan untuk perancangan kursi roda
lansia. Dimensi tubuh yang diukur hanya dimensi tubuh yang berhubungan
dengan perancangan alat. Jumlah responden yang diambil data anthropometrinya
adalah sebanyak 28 responden, baik wanita maupun pria. Alat ukur yang
digunakan adalah roll meter dan satuan yang digunakan adalah cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-48
Adapun dimensi-dimensi tubuh yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Tinggi badan pada posisi duduk (D1)
Posisi ini digunakan untuk mengukur apakah diperlukan
penyangga kepala pada kursi roda yang akan dibuat sehingga aman
dan nyaman digunakan manula. Pengukuran dilakukan mulai dari
ujung kepala hingga pangkal pantat.
2. Tinggi siku pada posisi duduk (D2)
Posisi ini digunakan untuk mengukur jarak seberapa tinggi
sandaran tangan yang akan dibuat pada kursi roda. Pengukuran
dilakukan mulai dari ujung siku hingga pangkal pantat.
3. Jarak dari lipat lutut ke pantat (D3)
Posisi ini digunakan untuk mengukur panjang tempat duduk
pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari lipatan lutut hingga
ke pantat.
4. Tinggi lipat lutut (D4)
Posisi ini digunakan untuk mengukur sebeapa tinggi sandaran
duduk hingga sandaran kaki. Pengukuran dilakukan mulai dari lipatan
lutut hingga ujung tumit mata kaki.
5. Lebar Bahu (D5)
Posisi ini digunakan untuk mengukur lebar sandaran punggung
pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari ujung bahu sebelah
kanan hingga ujung bahu sebelah kiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-49
Tabel 4.41 Data Anthropometri Lansia
Responden D1 D2 D3 D4 D5
1 89 25 41,6 40 35
2 81 27 40,2 39 36
3 82 17,2 46,3 41,2 39
4 76,5 21 41,8 42 32
5 79 22,1 41,2 39,6 29
6 74,7 20,6 46 42 30
7 77 25 38 42 42
8 88 30 42,5 45 35,5
9 79,2 22,6 46 41,1 40,3
10 76,9 23,5 42,1 43 36
11 86 22 39 42 45
12 89 24 43 44 37
13 86 25 47 44 32
14 83 24 37 38 34,4
15 82 24,5 42,6 42,4 42
16 85 24 39,2 38,5 31
17 84 19,8 45,9 39,1 41
18 88,3 23 46,6 41,8 32
19 90 20 48 45 39
20 83,7 16 45,2 45,5 40
21 90 30 42,5 45 43
22 83 22 46 40 38
23 82 26 43 41 35
24 79 19 43 38,3 33
25 90 29,8 43,7 39,6 31
26 82 18,3 49 45 42
27 84 19,8 45,9 39,1 40
28 88,5 23,5 43 45 32
4.10.2.2. Uji Keseragaman Data Anthropometri
Sebelum mengolah data lebih lanjut, dibutuhkan uji keseragaman data.
Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan data-data yang outlier. Berikut
adalah gambar hasil iterasi pertama dan iterasi kedua untuk masing-masing
dimensi tubuh manula, dengan menggunakan software excel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-50
Berikut adalah grafik-grafik hasil uji keseragaman untuk data
anthropometri manula.
Grafik 4.1 Iterasi 1 untuk D1
DATA TERKONTROL
Grafik 4.2 Iterasi 1 untuk D2
DATA TERKONTROL
Grafik 4.3 Iterasi 1 untuk D3
DATA TERKONTROL
0
20
40
60
80
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Axis
Titl
e
D1
D6
BKA
BKB
0
10
20
30
40
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
panj
ang
D2
D9
BKA
BKB
0
20
40
60
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
panj
ang
D3
D12
BKA
BKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-51
Grafik 4.4 Iterasi 1 untuk D4
DATA TERKONTROL
Grafik 4.5 Iterasi 1 untuk D5
DATA TERKONTROL
4.10.2.3. Uji Kecukupan Data
Uji Kecukupan data dilakukan dengan menggunakan rumus pada setiap
dimensi tubuh. Adapun rumus kecukupan data adalah sebagai berikut :
Dimana :
N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
Z = Indeks tingkat kepercayaan (Tingkat kepercayaan 95% = 2)
S = Standar deviasi data
X = Rata-rata data setelah diseragamkan
K = Tingkat error (5%)
01020304050
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
panj
ang
D4
D14
BKA
BKB
0
20
40
60
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
panj
ang
D5
D15
BKA
BKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-52
Contoh Perhitungan :
Untuk (D1) tinggi badan duduk dari pantat hingga ujung kepala :
Rata-rata = 83,50
Standar deviasi = 4,50
= 4,7
Karena N < N’ maka data dari (D1) dinyatakan cukup. Untuk
antropometri yang lain sudah dinyatakan cukup.
4.10.2.4. Percentile
Percentile ini digunakan untuk mengetahui ukuran rata-rata dimensi tubuh
manula pada posisi duduk di kursi roda. Adapun nilai-nilai percentile 50% dan
percentile 95% dari dimensi tubuh manula berdasarkan data pengukuran manual
yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
· (D1) Percentile 95% tinggi badan posisi duduk dari pantat hingga ujung
kepala:
Tinggi sandaran = X+(1,645 x SD)
= 83,5 + (1,645 x 4,5)
= 91 cm
· (D2) Percentile 50% tinggi sandaran tangan dari pantat ke siku:
Tinggi sandaran = X
= 23 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-53
· (D3) Percentile 50% panjang plopiteal ke pantat:
Panjang tempat duduk = X
= 43,4 cm
· (D4) Percentile 50% tinggi ujung kaki samapai plopiteal:
Tinggi sandaran = X
= 41,7 cm
· (D5) Percentile 95% lebar bahu:
Lebar tempat duduk = X+(1,645 x SD)
= 36,5 + (1,645 x 4,5)
= 43,9 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB V
ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari
pengolahan data yang dilakukan. Dan memberikan analisa sejauh mana nilai-nilai
tersebut memberikan solusi bagi permasalahan yang telah didefinisikan diawal
penelitian.
5.1 Pembahasan Hasil Kuisioner
Jumlah Kansei Word yang di dapat setelah evaluasi, survei dan observasi
adalah 28 pasang kata – kata. Kuesioner yang terdiri dari Kansei Word tersebut
didistribusikan pada 40 penguji. Dari semua 40 kuesioner tersebut, hanya 39
kuesioner yang sesuai dan dapat dianalisa lebih lanjut. Sehubungan dengan
penghitungan ukuran sampel, sampel yang dibutuhkan hanyalah 37 kuesioner.
Karena itu, sampel yang aktual sudahlah cukup untuk dilanjutkan dalam
penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menganalisa validitas dan reliabilitas
kuesioner. Variabel dinyatakan valid jika rcalculation ≥ rtabel, dimana rtabel yang
didapatkan = 0, 325. Dari iterasi yang pertama, ada 11 variabel yang tidak valid,
karena rkalkulasi < 0.325, variabel-variabel tersebut adalah Praktis – Dekoratif,
Kasar – Halus, Ketinggalan jaman – mengikuti mode, Natural – Mencolok,
Formal - Kasual, Antik - Baru, Gelisah - Nyaman, Keras - Empuk, Bahaya –
Aman, Sempit – Luas, Kaku - Santai. Kesebelas Variabel tersebut kemudian
dipindah dari daftar variabel. Sisanya harus melewati tes validitas untuk iterasi
yang kedua. Pada iterasi yang kedua ada satu variabel yang tidak valid karena
rkalkulasi adalah < 0.325, variabel tersebut adalah Tidak Tidak Ergonomis -
Ergonomis. Variabel yang masih tersisa setelah iterasi yang kedua adalah 16. Dari
enam belas variabel tersebut dimasukan kedalam iterasi ketiga. Pada iterasi yang
ketiga ada satu variabel yang tidak valid karena rkalkulasi adalah < 0.325, variabel
tersebut adalah Berantakan - Teratur. Variabel yang masih tersisa setelah iterasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
yang kedua adalah 15. Dari lima belas variabel tersebut dimasukan ke dalam
iterasi keempat. Pada iterasi yang ketiga ada satu variabel yang tidak valid karena
rkalkulasi adalah < 0.325, variabel tersebut adalah Berantakan - Teratur. Variabel
yang masih tersisa setelah iterasi yang kedua adalah 14. Dari empat belas variabel
tersebut dimasukan kedalam iterasi kelima. Pada iterasi yang kelima seluruh
variabelnya valid karena rkalkulasi adalah > 0.325, maka hasil terakhir untuk
validitas didapatkan variable yang valid ada 14 variabel.
Tes kuesioner selanjutnya adalah tes reliabilitas. Nilai ralpha yang
diperoleh dari proses reliabilitas adalah 0.890. Kuesioner dinyatakan reliabel jika
ralpha ≥ rtabel, dimana rtabel adalah 0.325. Berdasarkan peraturan tersebut, kuesioner
tersebut reliabel, karena 0.890 ≥ 0.325.
5.2 Pembahasan Hasil Analisis Faktor
Data input untuk analisa faktor adalah 14 Kansei Word sebagai hasil dari
pengolahan data kuesioner. Analisa faktor meringkas 14 Kansei Word tersebut
berdasarkan korelasinya. Dari pengolahan data, nilai KMO adalah 0.679.
Berdasarkan pengkategorian Kaiser Meyer olkin, nilai 0.679 berarti nilai yang
terdekat adalah Sedang. Biar bagaimanapun, ukuran diatas 0,60 dapat ditoleransi.
Kesignifikanan tes bartlett adalah 0.000. Dari matrik anti image, khususnya tabel
korelasi anti image, maka nilai semua variabel lebih dari 0.5. Berdasarkan kriteria
tersebut, semua variabel tersebut dapat diprediksi dan dianalisa lebih lanjut
5.3 Pembahasan Analisa Conjoint
5.3.1 Jumlah Stimuli
Jumlah stimuli yang dibutuhkan berdasarkan penghitungan stimuli
minimum yaitu 13. Dalam penelitian ini, Stimuli yang siapkan oleh peneliti yaitu
16 produk. Maka dari itu sampel dirasa cukup untuk dilajutkan pada proses
analisa conjoint.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
5.3.2 Analisis Proses Conjoint
Dari hasil analisis conjoint, hubungan antara kansei word dan elemen
desain dapat dianalisa. Pada proses ini akan menganalisa masing-masing item dan
masing-masing kategori yang mempengaruhi citra (image) Kansei.
Dari hasil pengolahan menggunakan software yaitu SPSS 17 maka kita
dapatkan nilai konstan 5,1167 (pada kansei word satu fungsi - multifungsi). Nilai
ini merupakan dasar untuk menemukan nilai kegunaan untuk item bahan
kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung, bahan sandaran dan warna. Pada
dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara rata-rata item tertentu dengan nilai
konstan. Jika perbedaannya negatif, maka sampel sangat berhubungan dengan
kata disisi kiri pasangan kansei word dan sebaliknya. Hal ini karena dalam teknik
“Semantic Defferential” akhir dari Kansei word di sebelah kiri berada dalam
nomer 1 pada skala sampai dengan akhir dari Kansei word sebalah kanan pada
nomer 7. Interpretasi dari kasus ini adalah:
Satu fungsi Multifungsi
Negatif 5,1167 Positif
Nilai deviasi sarana pendukung berupa pispot (pada Kansei word satu
fungsi - multifungsi) adalah 0,54375, karena tanda deviasinya positif maka
sarana pendukung berupa pispot berhubungan dengan Kansei word “multifungsi”
atau dengan kata lain pispot menambah citra ‘multifungsi’ dari sebuah kursi roda.
Analisis Conjoint (Deviasi) dapat disamakan dengan regresi multiple dengan
variable-variabel contoh.
5.3.3 Kesimpulan Kepentingan Item
Hasil pentingnya faktor memberikan informasi tentang persentase (%)
distribusi faktor-faktor yang mengkontribusi kansei word. Analisa lengkapnya
adalah seperti yang tergambar dibawah ini:
1. Kansei word = Tidak Artistik – Artistik
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 16,245%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 23,827%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 23,827%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 16,606%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 19,495%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra kasar – halus adalah
sistem penggerak dan sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sistem
penggerak dan sarana pendukung merupakan faktor yang terpenting
dalam penambahan citra kasar – halus dari pada faktor-faktor lain.
2. Kansei word = Biasa – Elegant
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 4,8864%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 20,806%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 30,651%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 15,047%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 28,608%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra biasa - elegan adalah
srana pendukung kursi roda. Ini berarti sarana pendukung merupakan
faktor yang terpenting dalam penambahan citra tradisional – modern dari
pada faktor-faktor lain.
3. Kansei word = Umum – Khusus
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 16,058 %
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 18,613%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 28,467%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,599%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,263%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra ketinggalan umum -
khusus adalah sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sarana
pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra
umum - khusus dari pada faktor-faktor lain.
4. Kansei word = Polos - Berwarna
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 16,332%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,121%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 22,111%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 17,085%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 28,352%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra polos - berwarna
adalah sistem warna kursi roda . Ini berarti bentuk merupakan faktor
yang terpenting dalam penambahan citra polos - berwarna dari pada
faktor-faktor lain.
5. Kansei word = Sederhana – Komplek
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 17,857%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 23,810%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 27,381%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 8,929%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,024%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra sederhana – komplek
adalah sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sarana pendukung
merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra sederhana –
komplek dari pada faktor-faktor lain.
6. Kansei word = Membosankan – Menarik
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 15,385%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 23,373%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 23,077%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 13,018%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 25,148%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra membosankan -
menarik adalah warna kursi roda . Ini berarti warna merupakan faktor
yang terpenting dalam penambahan citra membosankan – menarik dari
pada faktor-faktor lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
7. Kansei word = Monoton - Beragam
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 15,789%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 27,632%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 27,632%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 7,895%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 21,053%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra monoton - beragam
adalah sistem penggerak dan sarana pendukung kursi roda . Ini berarti
sistem penggerak dan sarana pendukung merupakan faktor yang
terpenting dalam penambahan citra monoton – beragam dari pada faktor-
faktor lain.
8. Kansei word = Tidak Canggih - Canggih
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 8,923%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,642%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 28,308%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,154%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,154%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra tidak canggih –
canggih adalah sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sarana
pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra
tidak canggih - canggih dari pada faktor-faktor lain.
9. Kansei word = Tidak Lengkap - Lengkap
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 14,652%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 18,315%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 29,304%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 18,315%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 19,414%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra tidak lengkap –
lengkap adalah sarana pendukung kursi roda. Ini berarti sarana
pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra
tidak lengkap - lengkap dari pada faktor-faktor lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
10. Kansei word = Murah - Mahal
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 8,176%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,528%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 30,189%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,465%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,642%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra murah - mahal
adalah sarana pendukung kursi roda Ini berarti sarana pendukung
merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra murah dan
mahal dari pada faktor-faktor lain.
11. Kansei word = Mudah Rusak - Awet
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 26,087%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 10,326%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 23,369%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 18,478%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 21,739%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra mudah rusak - awet
adalah bahan kerangka kursi roda Ini berarti bahan kerangka merupakan
faktor yang terpenting dalam penambahan citra mudah rusak dan awet
dari pada faktor-faktor lain.
12. Kansei word = Satu Fungsi - Multifungsi
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 12,632%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 25,263%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 28,070%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 9,123%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 24,912%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra mudah satu fungsi –
multifungsi adalah sarana pendukung kursi roda Ini berarti sarana
pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra
satu fungsi - multifungsi dari pada faktor-faktor lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
13. Kansei word = Sulit Menjalankan - Mudah Menjalankan
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 14,327%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 28,653%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 22,350%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 17,192%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 17,479%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra mudah sulit
menjalankan – mudah menjalankan adalah sistem penggerak kursi roda
Ini berarti sistem penggerak merupakan faktor yang terpenting dalam
penambahan citra sulit menjalankan – mudah menjalankan dari pada
faktor-faktor lain.
14. Kansei word = Manual - Otomatis
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 5,578%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 35,857%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 19,124%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,343%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 25,100%
Faktor Importance yang terbesar untuk citra manual - otomatis
adalah sistem penggerak kursi roda Ini berarti sistem penggerak
merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra manual -
otomatis dari pada faktor-faktor lain.
15. Sedangkan untuk hasil secara keseluruhan kata kansei:
a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 12,70813%
b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,13861%
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 26,55755%
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,26389%
e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,33182%
Faktor Importance yang terbesar untuk kategori secara keseluruhan adalah
sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sarana pendukung merupakan faktor
yang terpenting dalam penambahan citra kursi roda dari pada faktor-faktor lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-9
5.3.4 Analisa Kesimpulan Output Conjoint
Kata kansei yang diinginkan oleh responden menjadi penentu keputusan
output desain. Dibawah ini desain yang terbentuk dari banyaknya nilai – nilai
terbesar masing – masing item yang sering muncul. Untuk item Bahan Kerangka,
kategori yang terpilih adalah Besi. Hal ini terpilih oleh konsumen karena besi
mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu
harga yang terjangkau, kuat, dan efisiensi waktu pemakaian yang disesuaikan
kondisi lansia. Untuk item Sistem Penggerak, kategori yang terpilih adalah
otomatis. Hal ini terpilih oleh konsumen karena sistem penggerak yang otomatis
mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu
orang lebih suka kemudahan dalam mengoperasikan kursi rodanya baik otomatis
dalam menggerakan ataupun otomatis dalam sistem mekanisnya seperti
merebahkan sandaran dan lain-lain. Untuk item Sarana Pendukung, kategori yang
terpilih adalah pispot. Hal ini terpilih oleh konsumen karena pispot mempunyai
image pengaruh terbesar citra kansei konsumen. Selain itu dilihat dari segi
manfaatnya yang cukup besar untuk pengguna yang tidak bisa beranjak dari kursi
roda karena sakit atau fisik tidak kuat. Untuk item Bahan Sandaran, kategori yang
terpilih adalah Woven polyester. Hal ini terpilih oleh konsumen karena Woven
polyester mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen.
Selain itu mudah dibersihkan dan mudah dilipat. Untuk item warna sandaran,
kategori yang terpilih adalah polos. Hal ini terpilih oleh konsumen karena warna
polos mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen.
5.4 Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test Kesignifikanan
Tujuan dari perhitungan tingat keakuratan yang diprediksi adalah
membandingkan hubungan antara estimasi hasil dan aktual, nilai yang lebih besar
mengenai korelasi Kendall atau Pearson menggambarkan kedekatannya. Jika nilai
Pearson atau Kendall lebih dari 0,5, maka korelasi antara estimasi dan aktual
adalah kuat, begitupun selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-10
Panduan untuk menjalankan test ke-signifikan-an korelasi adalah:
Hipotesa Test Ke-signifikan-an:
H0 = Tidak ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra
konsumen rata-rata dan aktual (Kansei Word)
H1 = Ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra konsumen
rata-rata dan aktual (Kansei Word)
Area Kritis:
Signifikansi > 0,05 H0 diterima.
Signifikansi < 0,05 H0 ditolak
Berdasarkan hasil analisa conjoint pada tabel 4.12 semua Kansei Word
memiliki nilai korelasi Pearson dan Kendall lebih dari 0,05. Dari hasil ini, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel-variabel estimasi
dengan citra konsumen rata-rata dan aktual. Nilai ke-signifikan-an untuk semua
Kansei Word adalah 0.0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua korelasi
adalah signifikan, karena semua nilai ke-signifikanan-nya kurang dari 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jumlah Kansei Word yang diperoleh dari survei adalah 28 pasang. Setelah
di test kevalidan dan reliabilitasnya, maka didapatkan 14 pasang kata
kansei yang valid, kemudian di alakukan analisis faktor untuk mereduksi
kata kansei yang tidak penting atau tidak berpengaruh dalam
menerjemahkan keinginan responden terhadap kursi roda. Jumlah Kansei
Word yang sesuai digunakan dalam proses selanjutnya adalah tetap yaitu
14 pasang Kansei Word. Masing-masing kata kansei tersebut memiliki
nilai MSA yang sudah memenuhi, karena nilainya tidak ada yang kurang
dari 0,5.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 5 item desain produk, Sarana
Pendukung memiliki faktor importance yang terbesar dalam 14 pasang
Kansei Word. Ini berarti bahwa sarana pendukung merupakan item yang
paling berpengaruh dalam pembentukan citra konsumen dibandingkan
item-item lain.
3. Sketsa desain kursi roda hasil pendekatan kansei engineering, memiliki
spesifikasi yang paling dominan dalam pembentukan citra (image) Kansei.
Spesifikasinya antara lain: bahan kerangka dari besi, sistem penggerak
yang otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran
woven polyester, dan warna polos.
6.2 Saran
1. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan metode kansei yang
lain sebagai pembanding hasil penelitian ini.
2. Akan menjadi bagus, jika penelitian berikutnya menggunakan Kansei
Word yang lebih banyak dan menggunakan lebih banyak Desain Elemen.