PENGEMBANGAN MEDIA e-MAGAZINE BIODIVERSITAS BERBASIS
HIGHER ORDER THINKING SKILL PADA PESERTA DIDIK
KELAS X DI TINGKAT SMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Dalam Ilmu Biologi
Oleh :
WIDYA DWI UTAMI
NPM : 1411060226
Jurusan : Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
1441 H / 2020 M
PENGEMBANGAN MEDIA e-MAGAZINE BIODIVERSITAS BERBASIS
HIGHER ORDER THINKING SKILL PADA PESERTA DIDIK
KELAS X DI TINGKAT SMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Dalam Ilmu Biologi
Oleh :
WIDYA DWI UTAMI
NPM : 1411060226
Jurusan : Pendidikan Biologi
Pembimbing I : Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd.
Pembimbing II : Nukhbatul Bidayati Haka, M.Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
1441 H / 2020 M
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA e-MAGAZINE BIODIVERSITAS BERBASIS
HIGHER ORDER THINKING SKILL PADA PESERTA DIDIK KELAS X
DI TINGKAT SMA
Oleh
WIDYA DWI UTAMI
Survey yang sebelumnya telah dilakukan dengan penyebaran angket
kebutuhan peserta didik menunjukan bahwa bahan ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran cenderung kurang menarik minat belajar peserta didik.
Media pembelajaran akan berkaitan erat pada minat peserta didik dalam proses
pembelajaran dan penyerapan materi dalam materi biologi yang terkesan cukup
abstrak jika tidak ditunjang dengan gambar-gambar, oleh sebab itu peneliti tertarik
untuk mengembang media majalah yang berbasis Higher Oder Thinking Skill
yang diharapkan dapat membuat siswa lebih minat dan semangat lagi dalam
belajar dan mengembangkan berbagai ide yang diperoleh. Tujuan ini dilakukan
mengetahui cara mengembangkan media, kelayakan dan respon dari peserta didik
kelas X ditingkat SMA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian R&D (Research
and Development) yang menggunakan tahapan yaitu studi pendahuluan,
perencanaan, pengembangan produk, uji pendahuluan, uji produk terbatas, uji
produk luas, revisi dan kelayakan, kemudian data yang yang diperoleh akan
dianalisis dengan deskriptif, presentase dan kualitatif. Berdasarkan hasil ahli
media diperoleh hasil 89% yang berkriteria “Sangat Layak”, penilaian kelayakan
ahli materi sebesar 82% yang berkriteria “Sangat Layak”, penilaian dari ahli
bahasa didapatkan presentase kelayakan 82% yang dinyatakan dalam kriteria
“Sangat Layak”. Berdasarkan uji lapangan skala kecil mendapat presentase 77%
“Sangat menarik”, kemudian uji lapangan skala besar 79% dengan kriteria
“Sangat Menarik” dan uji untuk repon guru di dapatkan nilai presentase 85%
dengan kriteria “Sangat Menarik”. Berdasarkan hasil dari pegujian respon dari
peserta didik dan para ahli maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran e-
magazine berbasis Higher Order Thinking Skill dinyatakan sangat layak dan
sangat menarik untuk dijadikan media pembelajaran.
Kata Kunci : Media e-Magazine, Biodiversitas, Higher Order Thinking Skill
iv
MOTTO
Artinya:
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman". (Q.S. Yusuf ayat 101)
v
PERSEMBAHAN
Dengan tidak hentinya rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas limpahan rahmat dan hidayahnya serta lantunan do'a dari kedua orang tua yang
selalu mengiringi perjalan penulis hingga berada pada titik sekarang ini. Ku
persembahkan tugas akhir ini sebagai bukti teruntuk orang-orang tercinta, terkasih
dan tersayang khususnya kepada :
1. Teristimewa kepada papaku Cahyo Purwono (Alm) dan mamaku Nurbaiti,
Beliau berdualah sumber semangat ku . terimakasih yang tidak henti-hentinya
ku ucapkan atas segala perjuangan, arahan, suport dan lantunan do’a yang
selalu terpanjatkan disetiap sujudnya para penyemangatku.
2. Tidak kalah istimewanya kepada mamas ku yang bernama Andriyanto
Atmajaya, mbak ipar ku Mega Susilowati, dan adik bungsuku Kartika Dewi.
Terimakasih ku sampaikan atas segala suport dan do'a hingga saya berada
pada titik ini.
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Widya Dwi Utami, lahir di Punggur Kabupaten Lampung
Tengah pada tanggal 5 Mei 1996, buah hati yang lahir dari pasangan bapak Cahyo
Purwono dan ibu Nurbaiti. Yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang
bernama Andriyanto Atmajaya, dan Kartika Dewi
Masa pendidikan penulis dimulai pada tahun 2001 taman kanak- kanak
Bina Putra di desa Cempaka Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung
Timur dan lulus pada tahun 2002 kemudian dilanjutkan ke jenjang berikutnya
pada Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Cempaka Nuban Kecamatan Batanghari
Nuban dan lulus pada tahun 2008, Selanjutnya meneruskan kejenjang Sekolah
Menegah Pertama di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban dan berhasil lulus pada
tahun 2011, Pendidikan selanjutnya dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas di
MAN 2 Metro dan berhasil lulus pada tahun 2014.
Pada tahun 2014 penulis melanjutkan program strata 1 (S1) Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi di UIN Raden Intan
Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis menemukan banyak pengalaman
dengan Kuliah Kerja Nyata di desa Bumi Restu Kecamatan Palas Kabupaten
Lampung Selatan dan Praktek Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 25 Bandar
Lampung pada tahun 2017.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur kepada Allah SWT , yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai dengan yang
diharapkan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, kepada sahabat serta pengikut beliau yang setia, Aamiin.
Skripsi yang diangkat penulis berjudul “Pengembangan Media e-Magazine
Biodiversitas Berbasis Higher Order Thinking Skill Pada Kelas X di Tingkat
SMA”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program Strata Satu Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak khususnya dari dosen pembimbing, sehingga kesulitan yang
dihadapi dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, melalui
skripsi ini penulis akan menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Eko Kuswanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.
viii
3. Ibu Nukhbatul Bidayati Haka, M.Pd selaku Pembimbing II dan Bapak
Dr. Bambang Sri Anggoro,M.Pd. selaku Pembimbing I, terimaksih
atas kesabaran dalam membimbing dan memberikan arahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas kepada
peneliti.
5. Kepala sekolah guru dan staf TU SMA Negeri 11 Bandar Lampung
dan MA Muhammadiyah Bandar Lampung yang telah memberikan
bantuan hingga terselesainya skripsi ini.
6. Kepada teman – teman Biologi D angkatan 2014 yang selalu memberi
motivasi.
7. Sahabat – sahabat terbaikku Anisa Kamalasari, Wahyu Pangestuning
Astuti, Anggil Viyantini Kuswanto, terima kasih banyak untuk kalian
yang selalu memberikan, dukungan, bantuan, motivasi, dan
semangatnya.
8. Sahabatku Umi Fathurrohmi, Susanti, Syonia Aiza Tamara, Winda
Septia Lianis Sari, Nurul Aini yang selalu memberi bantuan motivasi
dan semangat.
9. Teruntuk mamah iyay, papah iyay yang selalu mengingatkan dan
memberikan membantuan.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas amal perbuatan baik
kalian dari semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki dalam skripsi ini.
Untuk itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bandar Lampung, Februari 2020
Penulis
Widya Dwi Utami
1411060226
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ........................................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah. .......................................................................... 15
C. Batasan Masalah................................................................................. 16
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 17
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 17
F. Manfaat Penelitian. ............................................................................ 17
G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 18
H. Spesifikasi Produk .............................................................................. 18
I. Keterbatasan Produk .......................................................................... 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 20
1. Pembelajaran IPA ........................................................................ 20
2. Hakikat Biologi ........................................................................... 20
3. Media Pembelajaran .................................................................... 22
xi
4. Fungsi dalam Pembelajaran ........................................................ 25
5. Manfaat Media dalam Pembelajaran ........................................... 27
6. Majalah ........................................................................................ 28
7. Majalah Elektronik ...................................................................... 28
B. Higher Order Thinking Skill ................................................................. 31
1. Pengertian Higher Order Thinking Skill. ..................................... 31
2. Indikator Higher Order Thinking Skill. ........................................ 33
C. Kajian Materi Penelitian .................................................................... 33
D. Penelitian Relevan. ............................................................................. 40
E. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Jenis Penelitian ............................................................... 45
B. Kelas Uji Coba Penelitian .................................................................. 46
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 46
D. Prosedur Penelitian............................................................................. 47
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 53
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 55
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 67
B. Pembahasan ........................................................................................ 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 113
B. Saran ................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
4.1 Media Pembelajaran e-Magazine Edisi Perdana ..................................... 91
4.2 Media Pembelajaran e-Magazine Edisi Kedua ....................................... 91
4.3 Media Pembelajaran e-Magazine Edisi Ketiga ....................................... 92
xii
DAFTAR TABEL
2.1 Kajian Kurikulum 2013 Materi Keanekaragaman Hayati .......... 33
3.1 Instrumen Penelitian ................................................................... 56
3.2 Kisi-kisi Angket Ahli Media ...................................................... 57
3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Materi ....................................................... 59
3.4 Kisi-kisi Angket Ahli Bahasa ...................................................... 60
3.5 Kisi-kisi Angket Tanggapan Untuk Pendidik .............................. 61
3.6 Kisi-kisi Angket Tanggapan Untuk Peserta Didik ...................... 62
3.7 Skor Penilaian Terdahap Pilihan Jawaban .................. ................ 64
3.8 Kriteria Kelayakan ...................................................................... 65
3.9 Skala Likert Responden Peserta didik ............. .......................... 66
3.10 Kriteria Kemenarikan . .................................... .......................... 66
4.1 Cover Depan e-Magazine ................................. .......................... 74
4.2 Daftar Isi e-Magazine . .................................... .......................... 75
4.3 Isi e-Magazine ............ .................................... .......................... 76
4.4 Validasi Ahli Media Tahap I ........................... .......................... 77
4.5 Validasi Ahli Media Tahap II (Setelah Revisi) .......................... 81
4.6 Validasi Ahli Materi Tahap I ........................... .......................... 84
4.7 Validasi Ahli Materi Tahap II (Setelah Revisi) .......................... 86
4.8 Validasi Ahli Bahasa ... .................................... .......................... 88
4.9 Hasil Media e-Magazine ................................... .......................... 91
4.10 Validasi Ahli Guru Mata Pelajaran Biologi ..... .......................... 93
4.11 Hasil Responden Peserta Didik Pada Skala Kecil ...................... 97
4.12 Hasil Responden Peserta Didik Pada Skala Besar ...................... 98
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. PERANGKAT PEMEBLAJARAN
1.1 Silabus
1.2 Produk e-Magazine
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENELITIAN
2.1 Lembar Wawancara Pendidik Biologi
2.2 Angket Analisis Kebutuhan
2.3 Angket Penilaian Ahli Media
2.4 Angket Penilaian Ahli Materi
2.5 Angket Penilaian Ahli Bahasa
2.6 Angket Respon Pendidik Biologi
2.7 Angket Respon Peserta Didik Biologi
LAMPIRAN 3. OLAH DATA PENELITIAN
3.1 Hasil Penelitian Ahli Media
3.2 Hasil Penelitian Ahli Materi
3.3 Hasil Penelitian Ahli Bahasa
3.4 Hasil Penilaian Respon Pendidik Biologi
3.5 Hasil Penilaian Respon Peserta Didik SMAN 11 Bandar Lampung
3.6 Hasil Penilaian Respon Peserta Didik MA Muhammadiyah Bandar
Lampung
LAMPIRAN 4. DOKUMENTASI PENELITIAN
4.1 Foto pra penelitian dan penelitian di SMAN 11 Bandar Lampung
xv
4.2 Foto pra penelitian dan penelitian di MA Muhammadiyah Bandar
Lampung
LAMPIRAN 5. SURAT-SURAT PENELITIAN
5.1 Surat Pra Penelitian
5.2 Surat Balasan Pra Penelitian
5.3 Surat Validasi Instrumen
5.4 Surat Validasi Ahli Media
5.5 Surat Validasi Ahli Bahasa
5.6 Surat Penelitian
5.7 Surat Balasan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi saat ini pendidikan terus mengalami perkembangan yang
dapat terlihat dari sistem kurikulumnya. Saat ini di Indonesia menerapkan
kurikulum 2013, dimana kurikulum 2013 menekankan anak untuk lebih aktif
dalam proses belajar. Belajar memiliki arti proses untuk dapat memberikan
perubahan kepribadian individu, dimana perubahan tersebut di aplikasikan dalam
bentuk proses belajar mengajar sehingga dapat mewujudkan manusia yang
berkualitas secara tingkah laku, daya pikir, keterampilan dan kemampuan
lainnya.1
Setiap manusia memiliki pemikiran berfikir, karena berfikir merupakan
pembawaan yang setiap waktu dibuat dalam serata aktifitas dari kehidupan.
Berfikir dapat dikategorikan di dua bagian, yaitu berfikir tingkat tinggi dan
berfikir tingkat rendah. Abad 21 dalam pembelajaran yang menekankan pada
berfikir tingkat rendah mulai mengalami perubahan kepada berfikir tingkat tinggi.
Berfikir tingkat tinggi merupakan cara berfikir dengan bentuk dan langkah yang
rumit, sehingga pada konten ini mempunyai ciri berfikir secara terbuka untuk
1 Supriadi, wahyu hidayat, Pengembangan E-magazine Menggunakan Flipcreator
Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Universitas Negeri Makassar, 2015. Vol. 4 No. 1 hal. 24
jangkauan yang resiko, keingintahuan, penemuan bukti yang kuat, persiapan dan
indikasi desain yang sangat cocok.2
Proses belajar mengajar erat kaitannya dengan memperluas ilmu. Islam
menekankan untuk manusia memperluas ilmu pengetahuannya yang tertera dalam
Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5.
Artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.3
Surat Al-Alaq ayat pertama terdapat kata Iqro’ yang memiliki arti bacalah,
dimana Allah SWT memberikan perintah kepada nabi Muhammad SAW
melewati malaikat jibril untuk membaca. Makna tersebut dapat memberikan arti
bahwa adanya perintah untuk melakukan kegiatan belajar, karena dalam belajar
pula terkandung suatu proses kegiatan mendalami, meneliti, membaca dan lain
sebagainya.4
Pembelajaran IPA dilaksanakan untuk memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik serta pemahaman secara mendalam tentang lingkungan dan
2 R.Arifin,Nugroho. Higher Order Thinking Skills. (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2018) h.20,22,31 & 39 3 Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5
4 Abdul Majid. Strategi Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) hal.2
alam sekitar. Pelaksanaan pembelajaran IPA memiliki tujuan untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir bersikap dan bertindak serta berkomunikasi
secara ilmiah. Tujuan pembelajaran IPA di atas dapat dicapai dengan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar.5
Prestasi belajar peserta didik disekolah sering diindikasikan dengan
permasalahan belajar dari peserta didik tersebut dalam memahami materi. Indikasi
ini dimungkinkan karena faktor belajar peserta didik yang kurang efektif bahkan
peserta didik sendiri kurang termotivasi didalam mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. Akibatnya peserta didik kurang atau tidak memahami materi yang
bersifat sukar, yang diberikan oleh guru tersebut. Kecenderungan pembelajaran
yang kurang menarik ini merupakan hal yang wajar dialami oleh guru yang tidak
memahami kebutuhan dari peserta didik tersebut, baik dalam karakteristik
maupun dalam perkembangan ilmu.6 Membuat siswa dapat termotivasi, guru
harus memahami karakteriktik masing-masing siswa dan mampu menciptakan
suatu pembelajaran yang sesuai kebutuhan serta menarik bagi siswa. Salah satu
upaya dalam menciptakan proses pembelajaran yang menarik adalah memberikan
fasilitas pembelajaran dengan media sesuai dengan perkembangan zaman,
kebutuhan dan kondisi dari siswa itu sendiri.
Keterampilan berfikir tingkat tinggi di Indonesia dalam kesadaran penting
pada hakikatnya termuat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 Pasal 3 yaitu: mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka kemampuan
5 Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Kompetensi Dan Kompetensi
Dasaruntuksatuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. 2016. H.3 6 Daryanto. Media pembelajaran. (bandung: satu nusa, 2014). h.1
kecerdasan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kritis, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7
Setiap kehidupan seseorang tidak luput dari suatu pemikiran dalam
menentukan keputusan atau kemampuan berfikir. berfikir sendiri terbelah menjadi
beberapa tingkatan mulai dari yang simpel dengan memerlukan pemikiran, sampai
jenjang yang paling besar hingga memerlukan pengamantan, walau begitu setiap
ahli terkadang berbeda pendirian mengenai cara berfikir walau dari faktor
pernyataan, teori, maupun bagian yang berperan didalamnya.8
Salah satu dari golongan berfikir adalah Higher Order Thinking Skills
merupakan keterampilan berfikir tingkat tinggi yang melingkupi beberapa
aktivitas moral semacam hasil keterampilan, berfikir kritis, kreatif, dan pembagian
persoalan. Keterampilan Higher Order Thinking Skill pada peserta didik dalam
pembelajaran, menjadi topik menarik yang menandai perubahan sudut pandang
tentang proses membangun generasi yang adaptif terhadap perkembangan IPTEK.
Penelitian kurikulum memulai pembelajaran yang berorientasi pada
pemberdayaan Higher Order Thinking Skill bagi peserta didik yang didalamnya
mencakup pembelajaran IPA dan Higher Order Thinking Skill sendiri merupakan
potensi yang sangat sesuai dengan hakikat IPA, yakni proses ilmiah, produk
ilmiah, dan sikap ilmiah. Sesuai hakikatnya, pembelajaran IPA idealnya mengacu
7 Griffin, P., Care. Penilaian Dan Pengajaran Keterampilan Abad Ke-21. (metode dan
pendekatan: media bisnis, 2015) h.16 8 Sajidan, Afandi. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Untuk Memberdayakan
Berfikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Sains, (Oktober 2017) h.18
pada kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik agar dapat
memberdayakan potensi berpikir secara optimal.9
Menyertakan teori berfikir tingkat tinggi pada peserta didik bermaksud
menguatkan potensi pikiran dan keterampilan berfikir tingkat tinggi untuk
membentuk peserta didik terbiasa melawan pembelajaran yang susah dan
merubah bentuk pendidikan yang bertambah baik sehingga berpengaruh pada
struktur sumber daya manusia. Kelebihan dari menerapkan berfikir tingkat tinggi
peserta didik mampu mendongkrak problem, menyalurkan pemikiran, dan
evaluasi. Berfikir melambangkan suatu cara moral yang mengaitkan otak, juga
melibatkan semua karakter manusia dan pikiran serta kehendak manusia.10
Keterampilan berfikir tingkat tinggi mencakup sejumlah bentuk aktifitas
mental seperti perolehan pengetahuan, berfikir kritis, kreatif, dan pemecahan
masalah. Aktifitas mental ini sangat diperlukan oleh setiap individu dan
persaingan bebas seperti saat ini juga membutuhkan individu-individu yang
sangat cepat mengambil keputusan berdasarkan pada kerangka berfikir dengan
pemikiran yang rasional dan pemikiran yang kompleks untuk menghasilkan
berbagai solusi dalam kehidupan sehari-hari.11
Berfikir tingkat tinggi pendidik
dapat mengeluarkan keefektifan kognitif peserta didik dengan mengupayakan
fungsi aktif mengajar disertai keterlibatan dari peserta didik yang aktif. Demikian
pendidik dapat memotivasi peserta didik dengan berhasil aktif dan kreatif dalam
sistem pembelajaran dan membekali peserta didik guna mampu melakukan
9 Sajidah, Afandi. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Untuk Memberdayakan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. (Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret, Oktober
2017) h.15-18 10
Umi Chotimah, Edwin Nurdiansyah. Meningkatkan Higher Order Thinking Skills
Mahasiswa Semester III Ppkn Dalam Pembelajaran Psikologi Sosial Melalui Penerapan Metode
Six Thinking Hats. Jurnal Civics, (Mei 2017) Vol 14 No 1 h.65 11
Sajidan, Afandi. “Pengembangan Model Pembelajaran IPA Untuk Memberdayakan
Keterampilan Befikir Tingkat Tinggi” Jurnal Pendidikan Sains. (Oktober 2017)
pengiriman pengetahuan serta dapat berfikir, dengan cara meberikan siswa soal-
soal HOTS (Higher Order Thinking Skills atau berfikir tingkat tinggi pada
dasarnya adalah baik. Mengenai ini mesti diawali dengan pembelajaran yang
menjuru pada berfikir tingkat tinggi juga. Dengan demikian, kekuatan peserta
didik dalam membentuk jalan cerita dalam pembelajaran dan pertimbangan
Higher Order Thinking Skills harus sama-sama ditingkatkan. pendidik mampu
memahami peserta didik berposisi pada bagian tingkatan mana, yang nantinya
tentu dijadikan petunjuk dalam membenahi teknik kegiatan belajar mengajar dan
mampu memakai informasi tersebut dalam menentukan jalan kelaur untuk
meninggikan Higher Order Thinkig Skills pesera didik.
Pengembangan keterampilan dari proses sains, peserta didik dimaksimalkan
untuk lebih aktif dan kreatif sehingga dapat mudah belajar materi Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) biologi dalam berfikir tingkat tinggi dan lebih cepat.12
Pengembangan ilmu pengetahuan saat ini semakin pesat yang dapat meningkatkan
kita untuk selalu berusaha mengimbangi kemajuan teknologi dari zaman ke zaman
dengan menambah kualitas dan sumber daya manusia dengan proses belajar
mengajar hingga dapat menangani masalah yang tampak berkembang dari ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tertera bahwa ilmu sains atau IPA adalah ilmu yang
selalu bergandengan dengan perkembangan teknologi sehingga diperlukan media
berbasis teknologi yang pembelajarannya yaitu dengan digital atau elektronik.
Pembelajaran yang selama ini di gunakan di dua sekolah yaitu SMA Negeri
11 Bandar Lampung dan MA Muhammadiyah Bandar Lampung terdapat
12
Juniar Afrida, Adlim, A. Alim. Pengembangan Lembar Kerja siswa Berbasis Inkuiri
Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Keterampilan Prosesn Sains dan Minat Siswa
dalam Pembelajaran Fluida Statis di SMA Negeri 11 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Program Program Studi Pendidikan
IPA. (Vol.03. No.01 2015) H. 94
beberapa teknologi digital atau media pembelajaran yang biasa digunakan guru
memiliki proses belajar dengan dua unsur yang sangat penting yaitu metode
mengajar dan media pembelajaran, kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
metode pengajaran akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang
digunakan, di kedua sekolah tersebut. Media yang digunakan guru juga hampir
sama yaitu terdiri dari laptop, papan tulis, alam sekitar, power point, laboratorium
dan buku cetak. Buku paket atau buku cetak di kedua sekolah tersebut dirasa
masih dangkal untuk dijadikan salah satu media belajar di sekolah SMA Negeri
11 Bandar Lampung dan MA Muhammadiyah Bandar Lampung maka dari itu
belum adanya pengembangan media yang berbasis elektronik sehingga
diperlukan sebuah inovasi dalam menggunakan media pembelajaran.
Hampir semua peserta didik sudah memliki gadget atau laptop yang biasa
digunakan untuk mengakses internet. Maksudnya hampir semua siswa dapat
memanfaatkan gadget atau laptop untuk melakukan pembelajaran. Demikian,
hanya ada beberapa peserta didik yang dapat memanfaatkan gadget atau laptop
tersebut dan sangat disayangkan karena beberapa siswa yang lainnya
menggunakan gadget untuk mencari suatu jawaban ketika mendapatkan soal yang
sulit dari guru dan yang paling sering adalah hanya untuk mengakses sosial
media.13
Pemanfaatan media pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran. Sehingga bantuan media berharap peserta didik
menggunakan semua alat indranya untuk mengamati, mendengar dan merasakan.
Berdasarkan hasil wawancara oleh salah satu siswa kelas X IPA 3 yang
bernama Destri Sholihatun dengan pilihan secara random maupun guru pengampu
13
Hasil Analisis Angket Kebutuhan, SMA Negeri 11 Bandar Lampung dan MA
Muhammadiyah Bandar Lampung
mata pelajaran biologi yaitu ibu Sri Widianingsih, S.Si. di sekolah SMA Negeri
11 Bandar Lampung. Bahwasanya sekolah tersebut pernah menerapkan
pembelajaran dengan kemampuan berfikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skill, namun menurut guru sendiri untuk menerapkan langsung
kemampuan berfikir tingkat tinggi masih cukup sulit. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor baik motivasi belajar, media pembelajaran, sarana dan minat
belajar pada siswa.
Menurut penuturan guru disekolah sudah menerapkan media dalam
pembelajaran yang berupa laptop, LCD, alat sekitar, dan laboratorium dimana
peserta didik setelah menggunakan media dapat dengan mudah memotivasi
mereka dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian pada wawancara di sekolah
MA Muhammadiyah, ketika guru melakukan proses pembelajaran terpacu pada
metode yang sering digunakan yaitu diskusi, tanya jawab, presentasi dan dalam
pembelajaran juga guru sering menggunakan buku seperti buku paket dan lembar
kerja siswa (LKS) yang tersedia di sekolah MA Muhammadiyah. dari penggunaan
bahan ajar berupa media tersebut, dapat mengurangi motivasi dan kurang
minatnya siswa dalam belajar. Maka dari itu siswa berpendapat bahwa buku paket
biasanya lebih banyak tulisan dan sedikit gambar sehingga siswa tersebut
cenderung bosan ketika membaca. Tetapi, guru MA Muhammadiyah Bandar
Lampung juga mempunyai alasan mengapa sering menggunakan buku
dibandingkan dengan media lain yaitu karena di sekolah MA Muhammadiyah
memang kurang memadai atau kurang adanya media seperti LCD, jadi ketika
dalam pembelajaran membutuhkan alat gerak biasanya guru menunjukkan
langsung dari lingkungan sekolah atau hanya memanfaatkan fasilitas yang ada.
Biasanya guru memberi tugas kepada siswa untuk mencari apa saja contoh dan
kebutuhan materi yang disampaikan melalui internet dengan handphone / gadget
masing-masing siswa. Sehingga siswa kurang maksimal mamahami materi yang
disampaikan guru.14
Hasil angket kebutuhan yang dihasilkan oleh siswa SMA Negeri 11 Bandar
Lampung dan MA Muhammadiyah Bandar Lampung hampir sama, yang rata-rata
peserta didik menyukai pembelajaran IPA biologi tetapi kurang praktisnya suatu
media pada kedua sekolah tersebut, sehingga lebih sering menggunakan media
buku paket atau buku cetak. Sedangkan siswa lebih menyukai pembelajaran
dengan menggunakan media yang menarik dengan nuansa penuh gambar dan
warna. Setiap siswa disekolah pada umumnya sudah mempunyai perangkat
elektronik atau laptop, namun media yang digunakan kurang dalam pembelajaran
dan lebih beracuan pada buku paket IPA biologi. Alasan peserta didik
menggunakan buku paket atau buku cetak sendiri, karena setiap sub materi yang
dipelajari sudah tertera dibuku tersebut namun untuk evaluasi atau latihan soal
dalam pembelajaran IPA biologi ketika siswa sulit mendapatkan jawaban atau
kurang memahami materi, siswa langsung mengakses internet pada gadget
masing-masing untuk mendapat suatu informasi yang mereka inginkan, walaupun
sumber informasinya sendiri kurang jelas.
Wawancara siswa dan guru dikedua sekolah tersebut, guru menggunakan alat
gerak atau media yang sangat dibutuhkan dalam suatu keinteraktifan siswa pada
pembelajaran sehingga dapat mudah memahami materi yang disampaikan guru.
Salah satu yang dapat membuat peserta didik berminat dalam belajar yaitu adanya
14
Wawancara guru dan siswa MA Muhammadiyah Bandar Lampung
pembuatan bahan ajar yang dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar
yaitu majalah. Suatu media komunikasi yang berbentuk cetak serta memiliki
fungsi menyediakan bacaan tentang fakta, memuat data terakhir berkenaan dengan
hal yang menarik perhatian, menambah pegetahuan, meningkatkan motivasi
pembacanya.
Majalah adalah media yang dapat digunakan sebagai alat untuk memahami
materi IPA biologi, sekaligus dapat memberikan kesenangan dalam belajar IPA
Biologi. Sebagai sumber belajar mandiri, majalah dapat mendukung pemahaman
peserta didik tentang materi yang disampaikan oleh guru dan memberikan suasana
belajar yang menarik. Belajar IPA Biologi melalui majalah dapat dilakukan diluar
maupun didalam kelas. Demikian, belajar IPA Biologi menjadi fleksibel dan tidak
kaku. Belajar yang demikian dapat memberikan kesenangan dan kegembiraan,
sehingga materi yang sebenarnya sulit menjadi terasa mudah.15
Implementasi dari
kurikulum 2013 peserta didik diharapkan menjadi manusia kreatif, inovatif, dan
produktif, dengan sistem pendekatan ilmiah. Untuk ketercapaian pendidikan yang
efisien dan efektif perlu adanya peran guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media sebagai salah satu bentuk penyampai informasi kepada
peserta didik. Media pembelajaran memberikan peranan penting terhadap aktifitas
belajar didalam kelas ataupun diluar kelas yang akan membangkitkan minat yang
baru, membangkitkan motifasi belajar, dan rangsangan dalam kegiatan belajar.
15
Destri Riyani. Pengembangan Majalah Biomagz Sebagai Alternatif Sumber Belajar
Mandiri Pada Mata Pelajaran Biologi Untuk Siswa SMA/MA Kelas X. (Skripsi Mahasiswa
Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Tknologi: UIN Sunan Kalijaga) h.3
Salah satu bentuk media yang bisa dipakai dalam pembelajaran ialah media cetak
majalah.16
Hasil observasi yang peneliti lakukan secara langsung, kedua sekolah tersebut
mempunyai perbedaan dan kesamaan dimana pada SMA Negeri 11 Bandar
Lampung dan MA Muhammadiyah Bandar Lampung tersebut dalam setiap siswa
mempunyai laptop dan handphone smartphone, sehingga akan menunjang
penggunaan media berbasis eletronik dengan berbasis berfikir tingkat tinggi.
Walaupun dengan menggunakan laptop atau handphone, setiap siswa dapat
mengaplikasikan google dalam mencari informasi secara cepat. Namun tidak
selamanya penggunakan google dapat menguntungkan bagi siswa dan akan
menimbulkan dampak tidak baik bila terlalu sering mengaplikannya serta
kurangnya berfikir secara kreatif dan sulit memberi wawasan. berfikir tingkat
tinggi disekolah. Maka dari itu dibutuhkan satu media yang sesuai keperluan
kondisi serta situasi siswa. Salah satu yang dapat digunakan adalah e-magazine.
Majalah yang saat ini digunakan dalam proses pendidikan adalah e-Magazine
atau majalah berbasis elektronik. Majalah ini dapat dengan mudah diakses melalui
media elektronik, baik seperti komputer, handphone, laptop, dan teknologi
lainnya.17
Majalah dalam bentuk elektronik atau digital dapat disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan yang
semakin maju mengikuti perkembangan zaman.
Alasan memilih e-magazine adalah media ini dapat memotivasi siswa dalam
belajar dan dapat melihat materi atau fenomena yang tidak dapat dijumpai dalam
16
Nurjannah Pratiwi, Gardijito dan Afreni Hamidah. Pengembangan Majalah Biologi
Sebagai Media Pembelajaran Pada Pokok Bahasan Protista Kelas X Mia di SMAN 7 Kota Jambi.
( E-ISSN 2580-0922 Vol.3 No.1 Juni 2017) h.28 17
Rifani Riska Putri, Muhaimin, Wilda Syahri. Pengembangan E-Maganize Pada Materi
Larutan Asam dan Basa Untuk Siswa Kelas XI MIPA di SMAN 1 kota jambi.
kehidupan sehari-hari khususnya dilingkungan sekolah contohnya pada materi
keanekaragaman hayati / biodiversitas. Dengan menggunakan e-magazine siswa
dapat melihat keseluruhan organisme, baik bentuk, penampilan, jumlah, maupun
sifat yang biasa ditemukan dalam tingkat gen, tingkat spesies, dan tingkat
ekosistem. Dalam publikasi e-magazine yang dapat diakses dengan cara offline,
sehingga siswa bisa belajar kapanpun dan dimanpun. Pengembangan e-magazine
yang akan dikembangkan dengan berbasis berfikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skill) pada peserta didik.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas saat ini sangat dibutuhkan
untuk hidup di eraglobalisasi dan tuntutan dari masyarakat dimana salah satu
faktor dari baiknya SDM ialah pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan selain
dengan mengembangkan suatu media dapat diiringi dengan meningkatkan kualitas
SDM. Berkualitasnya SDM memiliki beberapa kriteria yaitu pemikiran kritis,
sistematis, logis, kreatif dan kemauan untuk bekerja. Sumber daya manusia
mempunyai kriteria yang sudah disebutkan dihasilkan dari lembaga pendidikan
yaitu sekolah, salah satu bidang ilmu berperan dalam dunia pendidikan adalah
biologi atau bersifat saintifik.18
Dari sumber daya manusia yang dimiliki
disamping itu juga tentu membutuhkan adanya teknologi kekinian dengan banyak
pembaharuan dan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik. Dengan
dasar teori dan beberapa perubahan yang meningkatkan suatu tuntutan dan
memberikan peluang alternatif terhadap perkembangan teknologi pembelajaran.19
Salah satu yang dapat membuat peserta didik berminat dalam belajar yaitu
adanya pembuatan bahan ajar yang dapat menarik perhatian peserta didik untuk
18
Jurnal Dian kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil. Kemampuan Berfikir Tingkat
Tinggi. (E-ISSN 2338-6061. Vol.20 No.2 Desember 2016) H. 143 19
Bambang Warsita. Teknologi pembelajaran. (Jakarta: Rineka cipta, 2013) H.13
belajar yaitu majalah. Suatu media komunikasi yang berbentuk cetak serta
memiliki fungsi menyediakan bacaan tentang fakta, memuat data terakhir
berkenaan dengan hal yang menarik perhatian, menambah pegetahuan,
meningkatkan motivasi pembacanya ialah pengertian e-magazine. Majalah
elektronik yang berbasis Higher Order Thinking Skill diharapkan dapat
menumbuhkan sikap berfikir dengan mengharuskan peserta didik yang tidak
hanya mengingat namun bisa memahami dan dapat menggunakan media tersebut
dengan baik sesuai apa yang mereka pelajari yaitu materi keanekaragaman hayati.
Berdasarkan hasil wawancara pada dua sekolah yaitu di SMA Negeri 11
Bandar Lampung dan MA Muhammadiyah Bandar Lampung, bahwa berfikir
tingkat tinggi siswa rendah. Mampu diamati dari masing-masing indikator dengan
berlandaskan teori yang dipaparkan pada taksonomi bloom dalam mengukur
berpikir tingka tinggi masih perlu memberdayakan terhadap peserta didik. Higher
Order Thinking Skill memiliki ciri yang khas, dari level kemampuannya
mencakup keterampilan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.20
Kelebihan dari majalah elektronik yaitu sebagai alat untuk penyampaian
pesan kepada peserta didik dan komunikasi belajar yang disampaikan secara jelas,
runtut, dan menarik apabila komunikasi berjalan dengan baik. Sehingga dapat
diakses kapan saja dan dimana saja serta menjadikan bahan ajar dengan
mengunggulkan media yang dapat dinikmati lebih cepat tanpa perlu repot dan
tidak harus membutuhkan ruang lingkup yang luas untuk menyimpannya seperti
buku cetak pada umumnya. Kekurangan pada majalah elektronik ini yaitu hanya
dapat dinikmati oleh sebagian kalangan yang mengerti dengan teknologi saja,
20
R,Arifin Nugroho. Higher Order Thinking Skill. (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2018) h.20
sehingga dampak pada pemasaran e-magazine ini terbatas. Batasan guru untuk
menyalukan media bahwasanya bahan ajar dapat disalurkan melalui media yang
dengan mudah diserap oleh peserta didik dari media tersebut. 21
Penelitian dan pengembangan majalah sudah banyak dilakukan, salah satunya
oleh Intan Fajar Suryani dan Sulistiyawati, yang telah melakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Majalah Biore (Biologi Reproduksi) Submateri
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Sebagai Sumber Belajar Mandiri
Siswa SMA/MA”. Hasilnya diketahui bahwa rata-rata hasil rating (HR) respon
peserta didik kepada bahan ajar sebesar 80% memperlihatkan respon peserta didik
pada bahan ajar masuk dalam kategori sangat baik, sehingga bahan yang
dikembangkan layak digunakan.22
Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Ulum Ma’rifah pada tahun 2017
dengan judul “Pengembangan E-Magazine Berbasis Website Sebagai Media
Pembelajaran IPA Biologi Untuk Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian e-magazine dengan jumlah nilai
keseluruhan memperoleh presentase 75% penilaian akhir pada ahli media,
menunjukkan kriteria sangat layak. Jumlah nilai validasi ahli media pada aspek
pemograman produk akhir diperoleh nilai presentase 90%, maka penilai dikatakan
sangat layak.23
21 Syaiful Bahri Jamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013) H.105-130 22
Intan Fajar Suryani dan Sulistiyawati. “Pengembangan Majalah Biologi (Biomagz)
Pada Materi Virus Sebagai Alternatif Sumber Belajar Mandiri Siswa Kelas X Di Man 1
Mataram”, Skripsi Pendidikan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2016, h. 9. 23
Ulum Ma’rifah. “Pengembangan E-Magazine Berbasis Website Sebagai Media
Pembelajaran IPA Biologi Untuk Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis”, skripsi
pendidikan biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2017, h.90
Penelitian selanjutnya dilakukan Rifanny Rizka Putri, dkk pada tahun 2017
dengan judul “Pengembangan E-Magazine Pada Materi Larutan Asam Basa
Untuk Siswa Kelas XI MIPA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian e-
magazine menurut ahli media, ahli materi, dan penilaian guru-masing-masing
diperoleh rerata skor jawaban sebesar 4,53 (sangat baik); 4,86 (sangat baik); dan
4,1 (baik), dengan skor akhir presentase siswa diperoleh 91,64%. Maka penilaian
dikatakan sangat baik atau layak.24
Berdasarkan hasil uraian di atas, diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk mendapatkan materi yang disampaikan guru dan dapat secara mudah serta
efektif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, berlandaskan latar belakang yang
telah terbentuk saya melakukan penelitian “Pengembangan Media E-Magazine
Biodiversitas Berbasis Higher Order Thinking Skill Pada Peserta Didik Kelas X di
Tingkat SMA.” Media ajar berupa E-Magazine Biodiversitas yang dikembangkan
diharapkan dapat digunakan disetiap tingkatan pada kriteria berfikir tingkat tinggi
untuk peserta didik SMA.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah,
diantaranya yaitu:
1. Belum adanya media pembelajaran yang menggunakan majalah
elektronik (e-magazine) berbasis Higher Order Thinking Skill.
2. Kurangnya pelatihan dan penggunan soal-soal berbasis Higher Order
Thinking Skill dalam pembelajaran biologi yang digunakan peserta didik.
24
Rifanny Rizka Putri, dkk pada tahun 2017 yang berjudul “Pengembangan E-Magazine
Pada Materi Larutan Asam Basa Untuk Siswa Kelas XI MIPA”. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi, 2017, h.4
3. Bahan ajar yang digunakan oleh sekolah hanya mendominasi buku materi
tanpa pembaharuan pengetahuan terkini yang terkait dengan materi.
4. Perlu adanya media pembelajaran yang baru, terkini, dan praktis dengan
memanfaatkan teknologi seperti e-magazine yang berbasis Higher Order
Thinking Skill.
C. Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang ada, peneliti memberikan batasan-batasan
masalh sebagi berikut:
1. Penelitian dilakukan dengan terfokus menggunakan e-Magazine yang
berbasis Higher Order Thinking Skill yang merupakan majalah berbasis
elektronik yang didalamnya terdapat materi biodiversitas dengan terdapat
beberapa soal sesuai dengan kaidah Higher Order Thinking Skill. e-
Magazine ini terbagi menjadi 3 edisi. Edisi pertama berkaitan dengan
materi tingkat keanekaragaman hayati, edisi kedua tentang manfaat
keanekaragaman hayati dan edisi ketiga adalah ancaman dan cara
pelestarian.
2. Indikator yang digunakan pada Higher Order Thinking Skill mengacu
pada indikator Benjamin Samuel Bloom dari level kemampuan atau
keterampilan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi dan mencipta yang
sesuai paparan taksonomi bloom.
3. Sub materi pada penelitian ini mencakup materi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati, manfaat dari keanekaragaman hayati, dan upaya
pelestarian dari keanekaragaman hayati.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
yaitu:
1. Bagaimana pengembangan dari e-magazine biodiversitas yang berbasis
Higher Order Thinking Skill untuk peserta didik kelas X di tingkat SMA ?
2. Bagaimana kelayakan e-magazine yang berbasis Higher Order Thinking
Skill pada sub materi biodiversitas untuk peserta didik kelas X di tingkat
SMA ?
3. Bagaimana respon guru biologi dan peserta didik terhadap e-magazine
biodiversitas berbasis Higher Order Thinking Skill pada kelas X di tingkat
SMA ?
E. Tujuan Pengembangan
Adapun tujuan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran e-magazine
biodiversitas dalam memberdayakan Higher Order Thinking Skill.
2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran e-magazine biodiversitas
dalam memberdayakan Higher Order Thinking Skill.
3. Mengetahui respon peserta didik mengenai media e-magazine
biodiversitas yang berbasis Higher Order Thinking Skill.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan yaitu :
1. Bagi peserta didik, produk pengembangan ini dapat membantu peserta
didik untuk lebih memahami materi dengan media pembelajaran yang
lebih menarik, efektif, dan paraktis.
2. Bagi guru, media pembelajaran yang dikembangkan ini mampu
mendukung penyampaian materi dengan lebih mudah.
3. Bagi sekolah, media yang dikembangkan guna sebagai pertimbangan
dalam menambah media pembelajaran yang berkualitas sehingga mampu
memperoleh harapan pembelajaran yang diinginkan.
4. Bagi peneliti lain, dapat memberikan referensi perkembangan media e-
magazine pada dunia pendidikan.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan media e-magazine biodiversitas berbasis
Higher Order Thinking Skill
2. Penelitian ini menggunakan validator dalam pengembangkan media e-
magazine biodiversitas berbasis Higher Order Thinking Skill dengan
beberapa ahli yaitu ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa
3. Higher Order Thinking Skill terdiri dari indikator yang dilihat berdasarkan
taksonomi bloom dari C4, C5, dan C6.
H. Spesifikasi Produk
Penelitian ini memiliki spesifikasi produk yaitu:
1. Media e-magazine biodiversitas berbasis Higher Order Thinking Skill
untuk SMA/MA dengan mata pelajaran biologi kelas X semester ganjil.
2. E-magazine berbasis Higher Order Thinking Skill memuat gambar dan
info terkini yang mewakili materi keanekaragaman hayati, sehingga
memudahkan peserta didik untuk mengerti dan memahami.
3. E-magazine diakses menggunakan gadget, komputer atau laptop.
4. Menu pada e-magazine biologi merupakan bagian menu yang berisi
materi- materi tentang keanekaragaman hayati.
5. Media e-magazine berisi bahasan materi yang berbasis Higher Oder
Thinking Skill.
I. Keterbatasan Produk
Keterbatasan yang dikemukakan peneliti yaitu:
1. Belum tersedianya media e-magazine berbasis Higher Order Thinking
Skill disekolah.
2. Menggunakan bahan ajar e-magazine, diharapkan dapat memudahkan
peserta didik dalam memahami materi keanekaragaman hayati yang
berbasis Higher Order Thinking Skill.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran IPA
Kualitas sumber daya manusia sangat terkait dengan pendidikan Seperti Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Pendidikan IPA adalah salah satu aspek pendidikan
yang menggunakan IPA sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mencapai mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prosepek pengembangan
lebih anjut dalam menerapkan didalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman lansung untuk
mengembangkan kompetensi agar mejelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.1
2. Hakikat Biologi
Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan
ilmu-ilmu yang lain. Biologi merupakan tempat untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Biologi berkaitan dengan cara
mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
1 L.U. Ali, I.W. Suastra, dkk. Pengelolaan Pembelajaran IPA Ditinjau Dari Hakikat
Sains Pada SMP di Kabupaten Lombok Timur. (jurnal Universitas Pendidikan Ganesha: 2013)
vol.3 h.1-2
Pendidikan Biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Pendidikan Biologi menekankan
pada pemberian pengalaman secara langsung.2 Belajar Biologi juga berupaya
mengenal proses kehidupan nyata di lingkungan. Sehingga dengan belajar biologi
diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
lingkungan.3 Belajar biologi termasuk dalam kategori sikap ilmiah yang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik dengan meningkatkan suatu proses keterampilan
sains dalam melakukan kerja ilmiah yang berkaitan pada pengamatan, observasi,
mengkomunikasikan, mengukur dan lain sebagainya.4
3. Penelitian dan Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu metode yang terkait dalam
penelitian dengan bertujuan untuk mencaritemukan, memperbaiki,
mengembangkan, menghasilkan, suatu produk, menguji produk, dan sampai
akhirnya menghasilkan suatu produk yang standarisasi sesuai dengan indikator
yang berlaku, serta unggul. Namun untuk mencoba memanfaatkan hasil dari
syarat penelitian yang berlaku dalam perkembangan diperguruan tinggi secara
universal yaitu melalui beranekaragam penelitian kuantitatif dan kualitatif, dapat
menghasilkan penelitian yang berkuntribusi secara positif dari peningkatan
kualitas hingga mendapatkan system pengelolaan dan hasil belajar yang baik.5
2 Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional,, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA & MA (Jakarta: Pusat Kurikulum,
Balitbang Depdiknas, 2013), h. 6-7 3 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi (Bandung: FPMIPA UPI, 2013)
h.33 4 Nukbatul. Jurnal Tadris Pendidikan Biologi. Vol. 9 No. 2, (Desember 2018) ISSN :
2086-5945. Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. h.251 5 Yuberti. “Penelitian dan Perkembangan” yang Belum Diminati dan Perspektifnya.
(Jurnal: Universitas Islam Negeri, 2018), h. 1-2
Perkembangan teknologi sudah terlihat dan semakin maju pada dunia
pendidikan yang membuat pendidik harus dituntut untuk mampu mengenal serta
mengikuti setiap perkembangan terknologi, tentunya dalam proses belajar
mengajar. Selain itu, mempelajari hal-hal dari berbagai perkembangan teknologi
sangatlah penting dalam mengoptimalkan proses belajar mengajar yang akan
mendukung penggunaan dalam media pembelajaran.6
4. Deskripsi Majalah
Majalah merupakan suatu media atau terbitan secara berurutan yang berisikan
artikel dari penulis. Selain berisikan artikel majalahpun memuat gambar, review,
cerita pendek, ilustrasi atau fitur lainnya yang membuat majalah semakin
kompleks, oleh sebab itu majalah sering digunakan sebagai pusat informasi
bacaan bahan acuan, rujukan para pembaca untuk mendap informasi yang
dibutuhkan.7 Adapun karakteristik dari majalah ialah publikasi yang berisi cerita
pendek, gambar, review, ilustrasi atau fitur lainnya mewarnai isi dari majalah.
Maka dari itu, majalah dapat dijadikan pusat informasi bacaan yang sering
dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca dalam mencari informasi.8
5. Media Pembelajaran e-Magazine
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Bahasa arab media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
6 Bambang S Anggoro,dkk. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 6 No 3, (November
2018). Jurusan Matematika. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. h.288 7 Hawani. Pengembangan Majalah Biologi berbasis Al-Quran Hdits Pada Mata
Pelajaran Biologi Untuk tingkat Peserta DiDik Kelas X Di Tingkat SMA/MA. (Skripsi: UIN Raden
Intan Lampung,2019). h.22 8 Soewardi Idris, Jurnalistik Televisi (Bandung: Remadja Karya CV, 1987), h.127
photografis atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusus kembali
informasi visual atau verbal.9 Media dalam perspektif pendidikan merupakan
instrument yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses
belajar mengajar, sebab media sendiri secara langsung dapat memberikan
dinamika dan potensi yang lebih dari bantuan sejumlah media atau sarana dan
prasarana yang mendukung siswa dalam berinteraksi.10
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan pemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.11
Media
pembelajarannya adalah berupa objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran
tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau
menggambarkannya.12
Beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperlukan pada
media pengajaran, yaitu:
1. Objektifitas
Unsur objektifitas pendidik dalam menyeleksi pengajaran harus
dihadirkan. Maksudnya, peserta didik tidak perlu memilih produk
pembelajaran berdasarkan kesenangan diri sendiri. Melainkan berdasarkan
9 Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta: rajawali pers, 2014) cetakan ke-1. h.3 10
Gd Tuninng Somara P, Made Windu A.K, Dkk. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik
Informatika, volume 1 No. 2, (Juli 2013) ISSN : 2089-8673 Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika, Universitas Pendidikan Ganesa. h.128 11 Moh. Suardi. Belajar dan Pembelajar. (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018) h. 7 12
Rusman. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers. 2015) Cetakan ke-4. h.33
dampak penelitian dan penyelidikan dalam suatu media pembelajaran
menunjukkan keefektifan dan efisiensi secara objektif.
2. Program pengajaran
Kurikulum yang berlaku pada pengajaran yang akan disampaikan pada
siswa harus sesuai yaitu baik berupa isi, struktur, maupun kedalamnya.
Walaupun secara teknis program tersebut sangat baik. Kurikulum yang tidak
sesuai maka tidak akan membawa manfaat, baik bagi peserta didik maupun
bagi guru.
3. Sasaran program
Peserta didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media
pembelajaran. Bagi usia tertentu dan pada kondisi tertentu, maka peserta
didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berfikir, daya
imajinasi, kebutuhan, maupun daya tahan dalam belajarnya.
4. Situasi dan kondisi
Posisi dan keadaan yang ada, sangat ingin mendapatkan suatu kepedulian
dalam kebutuhan alternatif media pembelajaran yang digunakan.
Seperti keadaan yang dimaksud meliputi:
a. Keadaan sekolah atau tempat dan ruang yang akan dimafaatkan.
b. Keadaan dan posisi peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran.
5. Kualitas teknik
Segi teknik, produk pembelajaran yang diperlukan harus dipedulikan dan
dalam memenuhi syarat, kemungkinan ada rekaman audionya atau gambar-
gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap,
sehingga butuh disempurnakan sebelum dimanfaatkan.
6. Keefektifan dan efisiensi penggunaan
Keefektifan bertepatan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi
yaitu berhubungan dengan proses perolehan dari hasil berikut. Dalam
keefektifan media meliputi apakah produk pembelajaran yang digunakan
dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku. 13
Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung
dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta
metodologi pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat
diperlukan bagi pengembangan petensi siswa.14
6. Fungsi dan Kegunaan dalam Pembelajaran
Terdapat empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,yaitu:
a) Fungsi alternative media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran.
b) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing
visual dapat mengunggah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
mengangkat social.
13 Syarifudin Bahri Djamarah, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT
Rinka Cipta, 2014) h.105-130 14
Gd Tuninng Somara P, Made Windu A.K, Dkk. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik
Informatika, volume 1 No. 2, (Juli 2013) ISSN : 2089-8673 Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika, Universitas Pendidikan Ganesa. h.130
c) Fungsi kognitif media visual terlihat dari penemuan-penemuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dan membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan meningkatkan kembali.15
Media pembelajaran memiliki kegunaan-kegunaan yaitu sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu berfikir verbalistis, dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan bekala.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar atau
film.
b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau
gambar.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high-spead photography.
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e) Objek yang terlalu kompleks, misalnya mesin-mesin dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lainnya.
15
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), h.20
f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lainnya)
dapat divisualkan dalm bentuk fim, film bingkai, gambar, dan lainnya.16
7. Manfaat Media Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses
komunikasi selalu melibatkan komponen produk yaitu: komponen pengirim pesan
(guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang
biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran
terdapat kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang
disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, maksudnya
tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami baik oleh siswa, bahkan lebih parah
lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan.
Untuk menghindari semua itu maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran
dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.17
Teknologi pembelajaran merumuskan beberapa perubahan yang sejalan
dengan sejarah dan perkembanagan teknologi pembelajaran itu sendiri. Karena
dampak perkembangan teknologi akan meberikan peluang atau alternatif baru
bagi pendidikan.18
Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran khusus
instruktur yang terkualifikasi dengan memberikan pemahaman secara tuntas
(mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pembelajaran yang
sedang dipelajari.19
16
Arief S, Sadirman,dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatnya (Jakarta: Rajawali Pers 2013), h.17 17
Ibid, h.162 18
Bambang Warsita. Teknologi pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2014) h.13 19
Gd Tuninng Somara P, Made Windu A.K, Dkk. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik
Informatika, volume 1 No. 2, (Juli 2013) ISSN : 2089-8673 Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika, Universitas Pendidikan Ganesa. H.128
8. Majalah
Majalah adalah media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang tidak perlu
digunakan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap pembacanya dan termasuk
dalam media pembelajaran dua dimensi.20
Majalah pada dasarnya merupakan alat
bantu yang digunaka dalam penyampaian materi khususnya pada pelajaran sains,
majalah dapat membantu siswa dalam memahami materi yang dipaparkan oleh
guru supaya memberi ketertarikan dalam belajar.
Assegaf menyatakan bahwa majalah adalah sebuah media publikasi atau
terbitan secara berkala yang memuat artikel-artikel dari berbagai penulis. Selain
memuat artikel, majalah juga merupakan publikasi yang berisi cerita pendek,
gambar, review, ilustrasi atau fitur lainnya yang mewarnai isi dari majalah. Oleh
karenanya, majalah dijadikan salah satu pusat informasi bacaan yang sering
dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca dalam menacari sesuatu hal yang
diinginkan.
Sebuah majalah yang menganduk banyak elemen-elemen grafis seperti
gambar, warna, ilustrasi dan elemen lainnya yang dimana untuk memperindah isi
majalah dan untuk menarik perhatian yang membacanya. Berikut karakteristik
dari majalah 1) mempunyai tema khusus, 2) cover/sampul yang manarik, 3)
informasi lebih mendalam, 4) gambar/foto lebih banyak dan menarik.21
9. Majalah elektronik (e-magazine)
Majalah elektronik adalah versi elektronik dari majalah karena berbasis
listrik. Majalah elektronik tidak lagi menggunakan bahan baku kertas untuk
20 Jalilah Rahmastuti Nurjanah dkk, pengembangan media pembelajaran interaktif E-
magazine pada materi poko dinamika rotasi untuk SMA kelas XII. jurnal materi dan pembelajaran
fisika (JMPF) vol 4 No. 1 2014 ISSN: 2089-6158). 21
Soewardi idris, Jurnalistik Televisi ( Bandung Remadja Karya CV, 2013) hal.127
menuliskan artikel-artikelnya seperti majalah pada umumunya, melainkan dalam
bantuk file digital.22 Sama halnya saperti pemanfaatan teknologi yang dapat
mengatasi masalah dalam keterbatasan sumber belajar. buku-buku yang
sebelumnya dibaca manual, saat ini bisa beralih ke buku digital yang dikenal
dengan elektronik book. Contoh model buku elektronik yang digunakan adalah e-
magazine.23
E-magazine atau majalah elektronik merupakan sumber belajar berisi materi
pembelajaran yang ditampilkan secara menarik dengan berbagai fitur
pendukung.24
e-magazine dapat diakses kapan saja dan dimana saja dengan
menggunakan media elektronik, seperti komputer, laptop atau smartphone, dan
tidak membutuhkan tempat atau ruangan yang lebih luas untuk menyimpan, dapat
mengurangi biaya produksi dan distribusi majalah, serta membantu mengurangi
dampak pemanasan global dengan penggunaan kertas yang semakin mahal serta
persediaan yang semakin manipis, maka biaya produksi cenderung lebih murah.
Internet merupakan sebuah perpustakaan raksasa dunia yang didalammnya
terdapat jutaan dan bahkan milianran informasi. Aplikasi-aplikasi komputer juga
dimungkinkan untuk dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber
informasi baik secara online maupun offline. Sebagai bentuk interaksi
pembelajaran dapat berlangsung dengan ketersediaan komputer. Pemanfaatan ini
22 Novita Iriyana Sangian, dkk. Rancangan Bangun E-Magazine Universitas Sam
Ratulangi. E-journal teknik Informatika, Volume 4 No. 1 (2014) ISSN : 2301-8364) Fakultas
Teknik, Universitas Sam Ratulangi ,Manado-95115. 23
Supriyadi,dkk. Pengembangan e-Magazine Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal
FMIPA, Universaitas Negeri Makassar, h.25 24
Ibid, h.25
didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh komputer dengan memberikan
timbal balik kepada pemakainya.25
10. Perkembangan majalah elektronik (electronic magazine)
Majalah elektronik biasanya hanya mengambil artikel dari versi cetak yang
kemudian diposting secara online. Tujuannya hanya untuk memancing konsumen
agar tetap berlangganan versi cetak dari majalah tersebut. Namun, saat ini majalah
elektronik sedah semakin canggih dan perkembangannya pun membuat majalah
sendiri memiliki konten serta karakteristik yang original dari masing-masing
majalah. Majalah elektroktonik tentunya terdapat pemeran yang menerbitkannya,
namun berupa majalah yang berbasis internet sehingga informasi dapat diakses
lewat dunia maya, karena mudah mengakses editor juga perlu hati-hati dalam
memegang kendali terhadap konten-konten yang masuk. Hal tersebut digunakan
untuk memastikan bahwa tidak ada konten yang menyinggung dan tidak
menyenagkan bagi khalayak.26
E-magazine atau majalah elektronik sebagai house journal yang dapat
memberikan manfaat dimana mampu sebagai menjadikan media komunikasi
internal dan eksternal yang berguna untuk pendidikan, sehingga memudahkan
untuk membaca dimanapun dan kapanpun dengan penyebaran informasi yang
akan menambah nilai bagi kinerja peserta didik karena berperan penting untuk
25
Novita Iriyana Sangian, dkk. Rancangan Bangun E-Magazine Universitas Sam
Ratulangi. 2014. h.90 26
Deden Pradeka,” Pembuatan Electronic Magazine Menggunakan Tampilan Edisi
Online (Studi Kasus Di Pkm Sentra Universitas Widyatama” Laporan Tugas Akhir (Universitas
Widyatama, 2015) h.7
pengendali arus informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang dibutuhkan,
maka sangat efisien pula dalam pembiayaan. 27
B. Higher Order Thinking Skill ( HOTS )
1. Pengertian Higher Order Thinking Skill ( HOTS )
Suatu proses berfikir yang merupakan kemampuan mental sehingga
mengaitkan kerja otak dan mengaitkan semua pribadi manusia dan pikiran serta
kehendak manusia, sekiranya dalam objek tertentu dan secara aktif
menghadirkan pikiran untuk melanjutkan suatu gagasan atau ide tentang objek
yang dipikirkan tersebut.28
Maka, untuk memenuhi aspek pendidikan dalam
sumber daya manusia yang berkualitas, perlu adanya kemampuan berfikir dalam
seluruh aktifitas kehidupan. Ada beberapa tingkatan dalam berfikir, dari mulai
yang sederhana yaitu membutuhkan ingatan, sampai tingkat yang tertinggi yaitu
memerlukan penalar, walaupun demikian para ahli kadangkala berbeda
pemikiran tentang cara berfikir, baik dari sisi definisi, filosofi, maupun faktor-
faktor yang terlihat didalamnya.29
Kemampuan berfikir tingkat tinggi adalah cara berfikir yang bukan
sekedar mengingat serta memberitahukan kembali informasi yang diketahui.
Kemapuan berfikir tingkat tinggi ialah keterampilan yang menghubungkan,
menyalahgunakan dan mengalihkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah
27
Theresia intan P.H. Penggunaan E-Magazine Sabagai Bentuk Public Relations 2.0
Bagi Humas Perguruan Tinggi. (Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya). Jurnal Kajian Komunilasi, Vol.2 No.1, (Juni 2014), h.64 28
Umi Chotimah, Edwin N. Meningkatkan Higher Order Thinking Skill Mahasiswa
Semester III PPKn dalam Pembelajaran Psikologi Sosial melalui Penerapan Metode Sx Thinking
HOTS. (FKIP Universitas Sriwijaya, Mei 2017) jurnal Civics Vol. 14 No.1 29
Sajidan, Afandi. Pengembangan Model Pembelajaran IPA. Untuk memberdayakan
Berfikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Sain, (Oktober 2017), hal. 18
dimiliki agar dapat berfikir secara kritis dan kreatif dengan upaya menetukan
keputusan serta mengatasi masalah dalam kondisi baru.30
Level keterampilan Higher Order Thinking Skill memiliki ciri khas yakni
mencakup kemampuan dan keterampilan siswa dalam menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan. Level analisis sendiri, terdiri dari kemampuan
atau keterampilan membedakan, mengorganisasi, dan menghubungkan. Pada
prinsip mengevaluasi merupakan kemampuan dalam mengambil keputusan
berdasarkan kriteria-kriteria. Level ini terdiri dari keterampilan mengecek dan
mengkritisi. Kemudian pada level tertinggi, siswa dilatih memadukan bagian-
bagian untuk membentuk sesuatu yang baru, koheren, dan orisinal. Kemampuan
berfikir kreatif dan inovatif semakin diuji dalam level mentipta.31
Keterampilan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)
mendorong peserta didik dalam mendeskripsikan dan menganalisa serta dapat
mengoprasikan informasi sebelumnya sehingga tidak membosankan. dampak
pembelajaran Higher Order Thinking Skill bagi siswa maupun pendidik yaitu:
1) Akan lebih efektif bila belajar dengan Higher Order Thinking Skill, karena
dapat menghubungkan dari permasalahan dan kreatifitas.
2) Kemampuan interlektual guru akan meningkatkan pengembangan Higher
Order Thinking Skill melewati kegiatan perancangan, penglihatan terhadap
permasalahan dan pengaturan strategi dalam penyelesaian masalah.
30 Emi Rofiah, dkk, “Penyusun Instrumen Tes Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Fisika
Pada Siswa SMP” Jurnal Pendidikan Fisika. (Volume 1 No 2 September 2013) h. 18 31
R,Arifin Nugroho. Higher Order Thinking Skills. (Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2018) h. 20,22,31 & 39
3) Guru harus selalu menyiapkan soal pertanyaan dalam evaluasi belajar
dengan konsep baru yang nantinya tidak dijawab secara sederhana.32
2. Indikator Higher Order Thinking Skills ( HOTS )
Higher Order Thinking Skill pada taksonomi bloom merupakan urutan
tingkatan berfikir (kognitif) dari tingkat rendah ke tinggi. Pada ranah
kognitifnya, Higher Order Thinking Skill berada pada level analisis, sintesis dan
evaluasi. Higher Order Thinking Skill versi lama berupa kata benda yaitu:
pengetahuan, pemahaman, terapan, analisism sintesis, evaluasi.33 Pengembangan
pembelajaran yang memperhatikan keterampilan berfikir tingkat tinggi harus
memperhatikan tahapan berfikir sesuai dengan taksonomi bloom. Higher Order
Thinking Skill yang telah direvisi yakni: mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.34
C. Kajian Materi Penelitian
Salah satu materi pelajaran biologi dalam kurikulum 2013 adalah
keanekaragaman hayati. Materi yang mempelajari tentang makhluk hidup pada
tingkat gen, jenis, dan ekosistem. maka dari itu, banyak siswa yang kesulitan
dalam memahami konsep dari keanekaragaman hayati. Bahan ajar yang tersedia
belum layak dan sesuai kurikulum 2013. Dengan demikian diperlukan suatu
32
Weidndy, Pramita, Ariandari, Mengintegrasikan Higher Order Thinking dalam
Pembelajaran Creative Problem. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Uny
(2015). H.491 33 Umi Chotimah, Edwin N. Meningkatkan Higher Order Thinking Skill Mahasiswa
Semester III PPKn dalam Pembelajaran Psikologi Sosial melalui Penerapan Metode Sx Thinking
HOTS. (FKIP Universitas Sriwijaya, Mei 2017) jurnal Civics Vol. 14 No.1 34
Dian Kusmaharti, “Pengembangan Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order
Thinking Skill) Disekolah Dasar Kelas V. Jurnal Pendidikan Dasar. (ISSN 2086-7433) H.4
bahan ajar tersebut yang memberikan materi pengantar dalam memahami kelutian
dalam mempelajari materi keanekaragaman hayati.35
1. Kurikulum 2013 Materi Keanekaragaman Hayati
Tabel 2.1
Kajian Kurikulum 2013 Materi Keanekaragaman Hayati
KI KD Indikator
KI 3 :
Menganalisis
berbagai tingkat
keanekaragaman
hayati di Indonesia
beserta ancaman
dan pelestariannya.
3.6 Menganalisis data
hasil observasi
tentang berbagai
tingkat
keanekaragaman
hayati (gen, jenis,
dan ekosistem) di
indonesia
1. Menentukan
keanekaragaman
hayati pada
berbagai tingkat
2. mendeteksi
berbagai ciri-ciri
dari
keanekaragaman
hayati
KI 4 :
Menyajikan hasil
observasi berbagai
tingkat
keanekaragaman
hayati di Indonesia
dan usulan upaya
pelestariannya.
4.6 Menyajikan hasil
identifikasi
usulan upaya
pelestarian
keanekaragaman
hayati Indonesia
berdasarkan hasil
analisis data
ancaman
kelestarian
berbagai
keanekaragaman
hewan dan
tumbuhan khas
Indonesia yang
dikomunikasikan
dalam berbagai
bentuk media
informasi
1. Membedakan
antara
keanekaragaman
tingkat gen dan
tingkat jenis
2. Membedakan
antara berbagai
jenis flora dan
fauna
berdasarkan
tingkat
persebaran
3. Menyimpulkan
kegiatan manusia
yang dapat
mempengaruhi
keanekaragaman
hayati
4. Merancang usaha
pelestarian
keanekaragaman
hayati
35
Widiyanti Sawitri D. Pengembangan Modul Keanekaragaman Hayati Berbasis
Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas X SMA. Ejournal.unesa. Vol.3 No.3, (Agustus 2014)
ISSN: 2302-9528 Pendidikan Biologi,FMIPA. Universitas Negeri Surabaya. h.410-411
2. Uraian Materi Keanekaragaman Hayati
Perlu diketahui bahwa di Indonesia memiliki berbagai macam
keanekaragaman hayati atau lebih dikenal dengan istilah biodiversitas yang
merupakan keseluruhan variasi organisme. Terlihat bahwa keankeragaman
hayati sendiri memiliki berbagai perbedaan, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat
yang terlihat pada berbagai tingkatan. baik tingkatan gen, tingkatan spesies
maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan
keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem. Berikut keanekaragaman
hayati dengan berbagai tingkatan, yaitu:
1. Keanekaragaman Tingkat Gen
Keanekaragaman tingkat gen merupakan keanekaragaman atau variasi yang
dapat ditemukan diantara organisme dalam satu spesies. Misalnya, beberapa
perbedaan ciri dan sifat yang ditemukan diantara sesame manusia. Walaupun
sama-sama dalam satu spesies, yaitu Homo sapiens, tetapi diantara kita memiliki
bentuk hidung, mata, rambut, tinggi tubuh, warna kulit, ataupun kecerdasan yang
berbeda. Keanekaragaman tingkat gen juga ditunjukkan diantara jeruk keprok
garut, jeruk keprok medan, dan jeruk keprok Pontianak.
Perbedaan juga terdapat diantara dua saudara kandung yang kembar identic
karena memiliki susunan gen (genotype) yang berbeda. Setiap susunan gen akan
membentuk penampilan (fenotipe) tertentu.
Perbedaan kondisi habitat juga dapat menyebabkan adanya perbedaan ciri dan
sifat pada organisme, misalnya dua pohon rambutan satu spesies yang secara
kebetulan hidup pada dua tempat dengan kondisi lingkungan yang berbeda dapat
memiliki fenotipe yang berbeda.
2. Keanekaragaman Tingkat Spesies (Jenis)
Keanekaragaman tingkat jenis merupakan keanekaragaman diantara
organisme yang tergolong dalam spesies berbada. Misalnya, keanekaragaman
diantara tanaman padi, jagung, mangga, dan kelapa ataupun diantara kecing,
ayam, dan burung merpati.
3. Keanekaragaman Tingkat ekosistem
Keanekaragaman Tingkat ekosistem merupakan keanekaragaman yang dapat
ditemukan diantara ekosistem. Susunan biotik dan abiotic setiap jenis ekosistem
dipermukaan bumi tidaklah sama. Lingkungan abiotic sangat berpengaruh
terhadap komposisi biotik suatu ekosistem. Oleh karena itu, dua wilayah dengan
kondisi abiotic berbeda umumnya mengandung komposisi organisme yang
berbeda pula.
Indonesia memiliki banyak hewan dan tumbuhan endemic yang keberadaannya
hanya diIndonesia yang banyak memiliki spesifikasi endemic adalah Sulawesi.
Didaerah tersebut terdapat paling tidak lima jenis moyet endemic (diantaranya
monyet hitam Sulawesi), 71 jenis mamalia endemic (beberapa jenis tikus, musang
cokelat, anoa, dan bairusa), dan 84 jenis burung endemic (burung maleo yang
hampir punah).
Keanekaragaman hayati menjadi sumber daya yang sangat penting bagi
kehidupan soasial, ekonomi dan kebudayaan kita. Peranannya adalah sebagai
berikut:
a. Mendukung secara langsung hidup manusia dan menjamin prose ekologis
dalam ekosistem, seperti menyimpan dan memurnikan air, mencegah erosi
tanah dan banjir, serta berperan dalam pembentukan iklim.
b. Memberikan materi dasar berupa sumber daya hayati dan genetika yang
berguna bagi industry untuk menghasilkan prosuk komersial, termasuk
makanan, kosmetika, obat-obatan, dan produk pertanian,
Pada saat ini, kegiatan manusia di Indonesia sering mengakibatkan
terjadinya kerusakan alam yang memicu berkurangnya biodiversitas. Kerusakan
alam terjadi saat sebagian masyarakat Indonesia sudak tidak hidup serasi dengan
lingkungan, meskipun bangsa Indonesia telah ditanamkan nilai-nilai luhur agar
dapat hidup serasi dengan alam.
Ketidakserasian kondisi antara manusia dan lingkungan terutama
disebabkan oleh laju pertumbuhan populasi manusia sehingga menyebabkan oleh
laju pertumbuhan populasi manusia sehingga menyebabkan meningkatnya
kebutuhan terhadap pangan, papan sandangm dan hiburan. Peningkatan jumlah
populasi telah menimbulkan tekanan terhadap alam sepertri perluasan lahan
pertanian dan pemukiman, pembangunan jalan melintasi hutan, pembangunan
gedung, dan pembuangan limbah.
Ancaman terbesar aktivitas manusia terhadap biodiversitas adalah kerusakan
habitat asli. Kerusakan hutan dan terumbu karang sangat berpengaruh pada
organisme yang menghuninya. Kerusakan habitat asli dapat terjadi karena
beberapa kegiatan manusia seperti berikut:
1. Pembukaan areal hutan untuk lahan pertanian, pemukiman, atau
pembangunan sarana transportasi.
2. Usaha penebangan hutan tanpa diiringi upaya pelestarian.
3. Pengembalaan hewan ternak (sapi atau kambing) dihutan atau suaka alam.
4. Pemburuan liar yang tidak terkendali.
5. Penggunaan bom dan bahan kimia berbahaya untuk mecari ikan.
6. Memperkenalkan jenis organisme baru melalui proses pengolahan terlebih
dahulu.
7. Eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran tanpa kendali daln rangka
memenuhi kebutuhan bahan baku industry.
Jika sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan aktivitas eksploitasi
sumber daya hayati secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan usaha
pelestariannya, maka sudah dapat dipastikan dalam waktu yang relative singkat
sumber daya hayati kita akan punah. Oleh Karena itu, diperlukan suatu usaha
untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang melibatkan seluruh komponen
masyarakat dan tentunya pemerintah. Usaha pelestarian dapat dilakukan dihabitat
asli (in situ) ataupun luar habitat asli (ex situ). Contoh usaha pelestarian in situ
adalah tanaman nasional dan hutan lindung, sedangkan ex situ adalah kebun
binatang, kebun raya, dan kebun plasma nutfah. Macam-macam usaha
perlindungan dan pelenstarian yang sudah dilakukan dinegara kita, antara lain
sebagai berikut:
1. Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum bertujuan melindungi alam sebagai kesatuan flora,
fauna dan tanah. Jenis-jenis perlindungan alam umum adalah sebagai berikut.
a. Perlindungan alam ketat, yaitu upaya perlindungan yang digunakan untuk
kepentingan ilmiah dengan keadaan alam di tempat yang bersangkutan
dibiarkan berkembang secara alami. Contohnya: di ujung kulon.
b. Perlindungan alam terbimbing, yaitu upaya perlindungan yang melibatkan
para ahli untuk ikut campur dalam mebina keadaan alam. Contohnya,
kebun raya bogor.
c. Taman nasional, yaitu pelestarian alam yang dikelola, dimanfaatkan untuk
kegiatan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatiahan, serta reaksi dan
pariwisata. Taman nasional merupakan suatu wilayah luas yang tidak
boleh dihuni oleh penduduk.
2. Perlindungan alam dengan tujuan tertentu
Perlindungan tersebut bertujuan untuk melindungi satu atau beberapa unsur
alam tertentu.
a. Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi
didaerah tertentu agar tidak rusak. Contoh: gunung Leuser.
b. Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap spesies tumbuhan
tertentu agar tidak punah. Contohnya: ujung kulon, hunung leuser,
gunung rinjani, dan tangkko batu angus.
c. Perlindungan alam zoology, yaitu perlindungan terhadap hewan tertentu
yang hampir punah atau langka dan sekaligus mengembangkannya.
Hewan yang dilindungi dapat juga didatangkan dari luar wilayah. Contoh:
perlindungan alam zoology adalah ujung kulon, gunung leuser, tangkoko
batu angus, panua gorontalo, gunung rinjani, dan bali barat.
d. Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan tehadap hewan yang
hampir punah akibat perburuan, beberapa jenis hewan yang dilindungi di
Indonesia, antara lain bekantan, elang jawa, anoa, harimau Sumatra,
kakaktua, siamang, jalak putih, komodo, dan maleo.
e. Perlindungan ikan, yaitu perlindungan terhadap ikan yang terancam
kepunahan. Setiap orang atau badan hokum dilarang melakukan
penangkapan ikan dengan menggunakan alat atau bahan yang
menghasilkan atus listrik, alat atau bahan peledak dan bahan-bahan
beracun.
f. Perlindungan hutan, yaitu perlindungan terhadap hutan yang menyangkut
perlindungan terhadap tanah, aitu dan iklim.
D. Penelitian Relevan
Intan Fajar Suryani Dan Sulistiyawati melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Majalah Biore (biologi Reproduksi) Submateri Kelainan dan
Penyakit pada Sistem Reproduksi sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa
SMA/MA”. Hasilnya diketahui bahwa respon peserta didik rata-rata hasil rating
(HR) sebesar 80% bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar masuk dalam
kriteria sangat baik.36
Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Ulum Ma’rifah pada tahun 2017
dengan judul “Pengembangan E-Magazine Berbasis Website Sebagai Media
Pembelajaran IPA Biologi Untuk Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian e-magazine dengan jumlah nilai
36
Intan Fajar Suryani dan Sulistiyawati. “Pengembangan Majalah Biologi (Biomagz)
Pada Materi Virus Sebagai Alternatif Sumber Belajar Mandiri Siswa Kelas X Di Man 1
Mataram”, Skripsi Pendidikan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2016, h. 9.
keseluruhan memperoleh presentase 75% penilaian akhir pada ahli media,
menunjukkan kriteria sangat layak. Jumlah nilai validasi ahli media pada aspek
pemograman produk akhir diperoleh nilai presentase 90%, maka penilai dikatakan
sangat layak.37
Penelitian yang selanjutnya dilakukan Rifanny Rizka Putri, dkk pada tahun
2017 dengan judul “Pengembangan E-Magazine Pada Materi Larutan Asam Basa
Untuk Siswa Kelas XI MIPA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian e-
magazine menurut ahli media, ahli materi, dan penilaian guru-masing-masing
diperoleh rerata skor jawaban sebesar 4,53 (sangat baik); 4,86 (sangat baik); dan
4,1 (baik), dengan skor akhir presentase siswa diperoleh 91,64%. Maka penilaian
dikatakan sangat baik atau layak.38
Riset yang sebelumnya juga telah dilakukan oleh Nur sigit dan juli yang
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Majalah Fisika Berbasis Clenovio
Apps Untuk Meningkatkaan Minat Belajar Dan Kemampuan Berfikir Kreatif
Peserta Didik SMA” didapatkan hasil dari gain dengan nilai 0,21 dengan kriteria
rendah pada minat belajar peserta didik untuk kelas eksperimen serta nilai gain
dari kelas control mendap nilai 0,14 dengan kriteria hasil rendah. Dari hasil yang
diperoleh dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan untuk minat belajar untuk
kelas eksperimen disbanding control. Majalah fisika yang dikembangkan sudah
memenuhi kriteria ataupun kategori sangat baik..39
37
Ulum Ma’rifah. “Pengembangan E-Magazine Berbasis Website Sebagai Media
Pembelajaran IPA Biologi Untuk Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis”, skripsi
pendidikan biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2017, h.90 38
Rifanny Rizka Putri, dkk pada tahun 2017 yang berjudul “Pengembangan E-Magazine
Pada Materi Larutan Asam Basa Untuk Siswa Kelas XI MIPA”. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi, 2017, h.4 39
Nur Sigit Triyogantara dan Juli Astono. “Pengembangan Media Pembelajaran Majalah
Fisika Berbasis Clenovio Apps Untuk Meningkatkan Minat Belajar Dan Kemampuan Berfikir
Kreatif Peserta Didik SMA”, jurnal pendidikan fisika,2016, h. 477.
Nesya arantika dewi beserta kawan kawan juga telah melakukan penelitian
dengan judul “pengembangan majalah Green Sebagai Media Pembelajaran
Biologi pada materi Sistem Reproduksi Manusia Untuk Siswa KelasX IPA SMA”
riset mengenai pengembangan ini didapatkan hasil terbentuknya majalah green
yang siap pakai. Penilaian yang diperoleh mendapatkan nilai 78,57 dengan
kategori baik untuk ahli materi selain uji coba materi produk media juga di uji
kelayakan media atau ahli media dengan nilai yang didapatkan sebesar 76,92 %
dengan kategori baik. Uji selanjutnya yaitu melakukan uji kelayakan dengan
presentase hasil nilai yang diperoleh 91,67% yang berkriteria baik .40
Riset ini berbeda karena mengembangkan media e-magazine biodiversitas
berbasis Higher Order Thinking Skill yang merupakan media majalah dengan
versi elektronik karena berbasis listrik. Majalah elektronik tidak lagi
menggunakan bahan baku kertas untuk menuliskan artikel-artikelnya seperti
majalah pada umumnya, melainkan dalam bentuk file digital yang dapat diakses
melalui media eketronik seperti komputer, laptop, hanphone, android, iPhone,
iPad dan teknologi lainnya. didukung dengan perkembangan zaman, media e-
magazine bila dikaitkan dalam proses pembelajaran diantaranya peserta didik
akan dengan mudah untuk belajar materi bidiversitas dimana saja tanpa online
internet.
E. Kerangka Berfikir Penelitian
Pada penelitian akan berkaitan erat dengan yang dinamakannya kerangka
berfikir agar peneliti mengerti alur dari penelitian dan arah kedepannya penelitian
yang dilakukan, dari keberhasilan penggunaan media tidak terlepas dari
40
Nesya Arantika Dewi, Dkk. “Pengembangan Majalah Green Sebagai Media
Pembelajaran Biologi Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Untuk Siswa Kelas X IPA SMA”,
Skripsi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2014, h.155.
bagaimana media tersebut direncanakan dengan baik. Media pembelajaran dapat
mengubah perilaku peserta didik (behavior change) dan menyesuaikan kebutuhan
untuk kurikulum 2013, sebagai fasilitas pendukung. Berdasarkan kurikulum 2013
peserta didik dituntut aktif dan kreatif mengembangkan ide maupun
memanfaatkan berbagai sumber untuk pembelajaran. Perkembangan media
elektronik sebagian besar memberikan dampak positif juga dalam dunia
pendidikan seperti sumber pembelajaran dapat diakses dari berbagai sumber
dengan tidak monoton terhadap modul pembelajaran yang bertipe klasik. Fakta
dilapangan bahwa dalam pembelajarn kurikulum 2013 dengan peserta didik
mampu mengembangkan ide yang mereka punya belum dapat terealisasi maupun
terfasilitasi dengan media pendukung.
Berdasarkan masalah yang telah dilihat dari peserta didik di 2 sekolah
makan penulis ingin mencoba mengembangkan media pembelajaran diharapkan
dapat membantu guru dalam mengatasi keterbatasan ketersediaan dalam
pemanfaatan dan memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
mengembangkan media e-Magazine berbasis Higher Order Thinking Skill. Solusi
dari permasalahan yang dipaparkan dengan mengeluarkan produk atau
pengembangan media ajar yang diharapkan.
Bahan ajar yang berbasis Higher Order Thinking Skill diharapkan mampu
mamfasislitasi peserta didik maupun pendidik untuk menyampaikan tujuan
ataupun materi yang ingin disampaikan sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu
peserta didik mampu berperan aktif dalam pembelajaran dengan berbagai potensi
yang mereka punya, serta medianya mampu memfasilitasi sesuai dengan
perkembangan zaman.
Adapun kerangka pemikiran dalam perkembangan e-magazine
biodiversitas berbasis Higher Order Thinking Skill seperti pada gambar 2.2
berikut:
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berfikir
Rendahnya konsep berfikir tingkat
tinggi dan dalam pembelajaran,
siswa lebih sering searching
menggunakan google tanpa
mengetahui sumber yang jelas, dan
lebih sering menggunkan gadgetnya
untuk mengakses sosial media.
Pembelajaran yang
memfokuskan pada
berfikir tingkat tinggi
sangat rendah dan
melewati pembaharuan
pada berfikir tingkat
tinggi.
1. Sarana dan prasarana kurang dimanfaatkan secara maksimal.
2. keterampilan berfikir tingkat tinggi belum diterapkan secara maksimal.
3. e-Magazine belum pernah digunakan disekolah.
Mengembangkan media e-Magazine berbasis Higher Order Thinking Skill.
Pengembangan media e-Magazine Biodiversitas berbasis Higher Order
Thinking Skill Pada Peserta Didik Kelas X di Tingkat SMA.
KENYATAAN HARAPAN
MASALAH
SOLUSI
DAFTAR PUSTAKA
Arief S, Sadirman, Dkk. Pendidikan, Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatnya.
Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta, 2002
———, Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Astono, Nur Sigit Triyogantara dan Juli, Pengembangan Media Pembelajaran
Majalah Fisika Berbasis Clenovio Apps Untuk Meningkatkan Minat Belajar
Dan Kemampuan Berfikir Kreatif Jurnal Pendidikan Fisika Peserta Didik SMA.
Jurnal Pendidikan Fisika, 2016
Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Kompetensi Dan Kompetensi
Dasaruntuksatuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. 2016Supriadi, Wahyu
Hidayat, Pengembangan E-Magazine Menggunakan Flipcreator Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Jurnal Universitas Negeri Makassar. Vol. 4 No.1. 2015
Daryanto, Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa, 2014.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Tadjwid. Bandung: J-Art
Dian kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil. Kemampuan Berfikir Tingkat
Tinggi. Jurnal Pendidikan, 2016.
Emi Rofiah, Dkk. Penyusun Instrumen Tes Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi
Fisika Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1 No.2. 2013
Gal, Borg and Educational Research, An Instroduction. New York and London:
Longman Inc, 1983
Gd Tuninng Somara P, Made Windu A.K, Dkk. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik
Informatika. Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Vol.1 No.2. 2013.
Griffin, P., Care, Penilaian Dan Pengajaran Keterampilan Abad Ke-21. Metode Dan
Pendekatan. Media Bisnis, 2015
Idris, Soewardi, Jurnalistik Televisi Bandung: Remadja Karya CV, 2103)
Jalilah Rahmastuti Nurjanah,dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif E-
Magazine Pada Materi Poko Dinamika. Jurnal Materi Dan Pembelajaran Fisika
(JMPF), Vol. 4 No.1. 2014
Jayanti, Mugi. Perancangan Media Siap UN Matematika SMP Berbasis Android.
Jurnal SAP, Vol.2 No.1. 2017.
Juniar Afrida, Adlim, A. Alim. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri
Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Keterampilan Proses Sains Dan
Minat Siswa Dalam Pembelajaran Fluida Statis Di SMA Negeri 11 Banda Aceh.
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia Program Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala Program Program Studi Pendidikan IPA, 2015
Kusmaharti, Dian. Pengembangan Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order
Thinking Skill) Disekolah Dasar Kelas V. Jurnal Pendidikan Dasar. 2016
L.U. Ali, I.W. Suastra, Dkk. Pengelolaan Pembelajaran IPA Ditinjau Dari Hakikat
Sains Pada SMP Di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol.3 2013.
Ma’rifah, Ulum. Pengembangan E-Magazine Berbasis Website Sebagai Media
Pembelajaran IPA Biologi Untuk Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis.
Bandar Lampung: skripsi pendidikan biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Intan Lampung, 2017
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013
Nesya Arantika Dewi, Dkk. Pengembangan Majalah Green Sebagai Media
PembelajaranBiologi Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Untuk Siswa
Kelas X IPA SMA. Yogyakarta: .Skripsi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad
Dahlan, 2014
Novita Iriyana Sangian, Dkk. Rancangan Bangun E-Magazine Universitas Sam
Ratulangi, E-Journal Teknik Informatika. Vol. 4 No.1 2014
Nurjannah Pratiwi, Gardijito dan Afreni Hamidah. Pengembangan Majalah Biologi
Sebagai Media Pembelajaran Pada Pokok Bahasan Protista Kelas X Mia Di
SMAN 7 Kota Jambi, Vol.3 No 1. 2017
Pradeka, Deden. Pembuatan Electronic Magazine Menggunakan Tampilan Edisi
Online (Universitas Widyatama: Studi Kasus Di Pkm Sentra Universitas
Widyatama” Laporan Tugas Akhir, 2015
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA & MA. Jakarta:
Pusat Kurikulum. Balitbang Depdiknas, 2013
R, Arifin Nugroho. Higher Order Thinking Skills. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2018
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2013)
Rifani Riska Putri, Muhaimin, Wilda Syahri, Pengembangan E-Maganize Pada
Materi Larutan Asam Dan Basa Untuk Siswa Kelas XI MIPA. Jambi: SMAN 1
Kota Jambi, 2017.
Riyani, Destri. Pengembangan Majalah Biomagz Sebagai Alternatif Sumber Belajar
Mandiri Pada Mata Pelajaran Biologi Untuk Siswa SMA/MA Kelas X. (UIN
Sunan Kalijaga: Mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2015
Rustaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FPMIPA UPI,
2013
Safitri, Ida. Pengembangan E-Module Dengan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistic Berbantuan Flipbook Maker Pada Materi Bangun Sisi
Datar Kelas VII SMP. Jurnal Universitas PGRI Semarang, Vol 1 No 3 2014
Sajidan, Afandi. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Untuk Memberdayakan
Berfikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Sains. Jurnal Pendidikan Sains, 2017
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan, Cet.2. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2014
Setyosari, Pujani, Metode Penelitian Dan Pengembangan. Jakarta: Kencana, 2013
Suardi, Moh. Belajar Dan Pembelajar. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018
Sudaryono, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2013
Sulistiyawati, Intan Fajar Suryani. Pengembangan Majalah Biologi (Biomagz)
PadaMateri Virus Sebagai Alternatif Sumber Belajar Mandiri Siswa Kelas X Di
Man 1 Mataram. Yogyakarta: Skripsi Pendidikan Biologi Fakultas Sains Dan
Teknologi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2014
Umi Chotimah, Edwin Nurdiansyah. Meningkatkan Higher Order Thinking Skills
Mahasiswa Semester III Ppkn Dalam Pembelajaran Psikologi Sosial Melalui
Penerapan Metode Six Thinking Hats. Jurnal Civics. Mei 2017
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran. Jakarta, 2013
Weidndy, Pramita, Ariandari. Mengintegrasikan Higher Order Thinking Dalam
Pembelajaran Creative Problem. Yogyakarta: Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika Uny, 2015
Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar,
2014.
Yuberti. Penelitian Dan Pengembangan. Jurnal Universitas Islam Negeri. 2018
Recommended