Pengembangan Sistem Informasi Desa Wisata Wonolopo
Menggunakan Framework Laravel
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Imron Rossadi Abdillah (672011144)
Suprihadi, S.Si., M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2016
i
ii
iii
iv
1
Pengembangan Sistem Informasi Desa Wisata Wonolopo
Menggunakan Framework Laravel
1) Imron rossadi abdillah,
2) Suprihadi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 1)
Abstract
Village tourism is a new innovation that created by the government’s for the promotion
each village in indonesian. Village tourism is a term given to villages that are committed to
continue to develop and seek in the excavation of the regional culture to be enjoyed outside
community. In addition to advance but also used for improve the economy of that village.
Wonolopo is a tourist village located in Semarang with the culture and local activities. But
on the way to develop the village frequently found many problem taht made the need
something that like online media campaign. Seeing this problem, we do the research for the
creation of a website can be used as a multifunctional that could be used as web profile but
also as a place reservation. We used a framework which is expected to assist in the future
development process. Framework that we use is laravel a framework that really stable and
file structure that is easy to understand. Based on the research result showed that media
website can help the Wonolopo village to accept reservation without visitors having to
come to the village.
Keywords: Village Tourism, Framework Laravel 5.0, Online Reservation
Abstrak Desa wisata merupakan inovasi pemerintah untuk memajukan daerah pedesaan. Desa
wisata merupakan sebuah istilah yang diberikan kepada desa yang berkomitmen untuk
mengembangkan dan mengupayakan penggalian budaya di daerah tersebut, untuk
dinikmati masyarakat luar. Selain untuk memajukan, namun juga dapat meningkatkan
ekonomi suatu desa. Dimana semakin banyak pengunjung maka semakin luas lapangan
pekerjaan yang tersedia. Wonolopo merupakan sebuah desa wisata di kota semarang
dengan budaya dan kegiatan lokal. Namun dalam perjalanan untuk mengembangkan desa,
menghadapi masalah belum adanya media promosi yang bersifat online dimana
memungkinkan pengunjung untuk memesan paket wisata. Melihat permasalahan ini maka
dilakukan penelitian untuk pembuatan website multifungsi yang dapat digunakan sebagai
web profil namun juga bis sebagai tempat reservasi. Pembuatan website dilakukan dengan
menggunakan framework dimana diharapkan dapat membantu dalam proses
pengembangan kedepannya. Framework yang digunakan adalah laravel sebuah framework
yang memiliki tingkat kestabilan yang tinggi dan struktur file yang mudah dimengerti.
Berdasarkan penelitian maka mendapatkan hasil yaitu media website yang dapat
membantu desa wonolopo untuk menerima reservasi tanpa pengunjung harus datang ke
desa.
Kata Kunci: Desa Wisata, Framework Laravel 5.0, Pemesanan Online.
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga. 2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
1. Pendahuluan
Desa wisata merupakan sebuah inovasi baru dalam perkembangan pariwisata
di Indonesia, desa wisata sendiri diartikan sebagai sebuah bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Desa wisata di wilayah jawa jumlahnya masih sangat sedikit sehingga masih
banyak belum dikenal oleh masyarakat. Desa wisata memiliki dampak yang sangat
luar biasa terutama bagi turis asing karena dengan adanya desa wisata memberikan
sebuah pengalaman kepada mereka untuk merasakan bagaimana tinggal di sebuah
desa dengan kegiatan kegiatan yang jauh dari dunia modern. Desa wisata sendiri
sudah menjadi program kerja resmi yang saat ini masuk ke dalam Pariwisata Inti
Rakyat atau sering disebut PIR. Selain untuk mengenalkan budaya Indonesia
kepada warga Indonesia maupun non Indonesia maka desa wisata juga
dimanfaatkan untuk membantu perekonomian suatu desa [3].
Desa wisata yang diteliti adalah desa Wonolopo yang terletak di Kota
Semarang. Jarak pusat kota Semarang menuju desa Wonolopo kurang lebih 18
Km. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang
tahun 2013 jumlah penduduk sebanyak 6612 jiwa. Kondisi desa Wonolopo yang
masih berupa pedesaan dan persawahan menjadi daya tarik para wisatawan. Desa
Wonolopo merupakan desa wisata yang memiliki kegiatan dan tradisi unik antara
lain kesenian tradisional, pembuatan jamu, wisata petik buah. Desa wisata
Wonolopo dibangun pada tahun 2010. Ide pembangunan desa wisata muncul
ketika warga ingin mempertahankan tradisi unik para luluhur terdahulu dan ikut
mengajak warga untuk berpartisipasi. Untuk itu para tokoh desa Wonolopo
membuat organisasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Dengan dibentuknya
Pokdarwis, potensi wisata desa Wonolopo kembali diangkat, sarana dan prasarana
penunjang mulai dibenahi.
Salah satu yang menjadi kendala di sektor pariwisata Indonesia adalah
kurangnya informasi mengenai tempat tempat yang sebenarnya memiliki nilai jual
tinggi, namun kurangnya publikasi maka warga dan turis mengalami kesulitan
dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan, dengan kurangnya informasi
tersebut, para wisatawan enggan untuk berkunjung. Selain dari segi informasi
namun juga dari segi lokasi yang susah dijangkau oleh kendaraan tertentu.
Desa Wonolopo masih belum memiliki website profile sendiri, hanya
berisikan konten dari para penulis yang mengekspos kondisi desa Wonolopo
melalui Blog. Blog dinilai kurang efektif dikarenakan memiliki kelemahan antara
lain sulit apabila data yang variatif misalnya berupa foto, teks dan video. Serta
tidak terdapat pemesanan untuk paket wisata yang dikarenakan tidak semua paket
wisata yang selalu ada, serta harus dilakukan pemesanan terlebih dahulu. Pada
penelitian ini maka dibuat sebuah website untuk menjawab pemasalahan yang ada
berupa pemesanan paket wisata dan untuk mengelola data yang variatif agar lebih
mudah dan efisien. Website ini nantinya akan memiliki dua buah fungsi yang
pertama adalah sebagai alat bantu promosi dimana pokdarwis dapat melakukan
perubahan konten dimana hal ini akan bermanfaat untuk jangka panjang. Fungsi
3
kedua adalah sebagai media pemesanan paket wisata bagi para pengunjung yang
hendak ingin menikmati keindahan desa wonolopo.
Aplikasi ini diharapkan mampu menjawab permasalahan yang ada, Aplikasi
yang dikembangkan dalam sistem ini berbentuk aplikasi berbasis web dan
menggunakan framework laravel. Framework laravel sudah mendukung model
view controller (MVC) sehingga pengembangan aplikasi bisa lebih terstruktur,
Peneliti mengolah informasi dari desa wisata Wonolopo untuk membangun sebuah
website profile yang user friendly dan siap dikembangkan menjadi skala besar
yang nantinya dapat digunakan untuk semua desa wisata yang ada di indonesia.
Dalam penelitian ini tidak akan dibahas mengenai bagian css dan query, penelitian
ini juga tidak membahas mengenai pembayaran melalui payment method dan
dalam website ini hanya menggunakan model transaksi secara langsung.
2. Kajian Pustaka
Penelitian pertama adalah penelitian yang membahas mengenai promosi.
Penelitian Pembuatan website sebagai sarana produksi desa Gawang kecamatan
Kebonagung kabupaten Pacitan, dalam penelitianya dikatakan bahwa sebuah desa
sudah semestinya disediakan sebuah media online untuk mengekspos dunia luar
sehingga desa dapat menjadi daerah yang lebih maju. Hasil dalam penelitian ini
dibuat sebuah website profil yang berfungsi sebagai media online agar dikenal oleh
masyarakat luar. [1]
Penelitian kedua adalah penelitian yang membahas mengenai promosi dan
pemilihan desa menjadi desa wisata. Penelitian ini membahas mengenai
bagaimana suatu lokasi dapat di jadikan desa wisata yaitu dengan menggunakan
metode SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah ketika sebuah desa sudah menjadi
desa wisata maka diperlukan sebuah media informasi yang tepat untuk menjadikan
desa wisata dapat dikenal masyarakat. [2]
Jika dibandingkan pada penelitian sebelumnya penelitian ini berfokus pada
pengelolaan desa wisata. Sehingga hasil dalam penelitian ini adalah bagaimana
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di desa wisata mengenai promosi dan
pengelolaan data serta transaksi yang terjadi di desa wisata.
Desa wisata menurut Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor:
KM.18/HM.001/MKP/2011 Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Menurut Priasukmana, 2001 menyatakan bahwa desa wisata adalah suatu daerah
wisata yang menyajikan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian
perdesaan baik dari sisi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, keseharian, adat
istiadat, memiliki arsitektur dan tata ruang yang khas dan unik, atau kegiatan
perekonomian yang unik dan menarik serta memiliki potensi untuk
dikembangkannya komponen kepariwisataan. [3]
4
Pada proses perancangan aplikasi web desa wisata ini menggunakan
framework laravel, framework laravel dipilih karena memudahkan dalam
pengembangan aplikasi yang lebih terstruktur. laravel adalah framework PHP
dengan kode terbuka (open source) dengan desain MVC (Model-View-Controller)
yang digunakan untuk membangun aplikasi website. Framework ini pertama kali
dibangun oleh Taylor Otwell pada tanggal 22 Pebruari 2012. [4]
Pada penelitian yang di lakukan oleh Iriani, 2011 dengan judul Perancangan
dan Implementasi E-tourism pada system informasi pariwisata salatiga
mengatakan bahwa saat ini sangat kurangnya pengimbangan dari segi teknologi
dalam sektor pariwisata, menyebabkan tempat tersebut kurang di kenal sehingga di
butuhkan sebuah media untuk membantu proses tersebut [5]
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmaningrum dan Falahah, 2012.
Penelitian ini berfokus bahwa ICT sangat berperan penting dalam membantu
promosi suatu tempat wisata sehingga akan berimbas dengan meningkatnya angka
kunjungan wisata dimana akan menghasilkan suatu peningkatan ekonomi
masyarakat daerah tersebut [6]
Web application adalah software yang dijalankan melalaui web server. Tidak
seperti aplikasi desktop, saat ini untuk penggunaan umum biasanya pemilik web
server membagi resource yang mereka miliki menjadi beberapa bagian dengan
kapastias yang beragam dimana saat ini sering kita kenal dengan sebutan hosting.
Cara pembuatan web server salah satunya adalah dengan memiliki sebuah PC yang
kemudian di sambungkan dengan IP Public sehingga dapat diakses oleh semua
orang. [7].
3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem
Penelitian ini dilakukan dan diselesaikan melalui 5 tahapan penelitian yaitu :
1) Analisis Kebutuhan dan pengumpulan data. 2) Perancangan sistem. 3)
Perancangan aplikasi / program. 4) Implementasi dan pengujian sistem serta
analisis hasil pengujian. 5) Penulisan laporan hasil penelitian [8]. Tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
5
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Berdasarkan bagan pada gambar 1 dapat di lihat bahwa tahapan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :1) Tahap pertama akan
dilakukan analisis kebutuhan dan pengumpulan bahan yang akan diambil dari
kepala desa wonolopo, bahan yang akan diambil adalah informasi mengenai paket
wisata, informasi geografis, profil desa serta kebutuhan dalam pembuatan website.
Untuk tahap kedua, ketiga dan keempat dilakukan perancangan sistem
administrator untuk website dalam bentuk Prototype. Untuk tahap kelima
dilakukan penulisan laporan ilmiah dan artikel ilmiah.
Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode Prototyping, karena selama proses pengembangan dilakukan komunikasi
secara intensif antara pengembang dengan pengguna. Metode ini membantu proses
pengembangan suatu perangkat lunak dengan cara membuat model dari perangkat
lunak yang akan dibuat. Pengembangan perangkat lunak dengan metode ini
dilakukan secara bertahap, yaitu dengan membuat prototype yang sederhana
terlebih dahulu, setelah itu prototype akan dikembangkan dari waktu ke waktu
hingga perangkat lunak selesai dikembangkan atau sudah sesuai dengan kebutuhan
dari pengguna [9]. Tahap-tahap yang dilakukan pada metode prototype ditunjukan
pada Gambar 2.
Gambar 2 Metode Prototype [9]
Dapat dilihat dalam metode Prototype adalah listen to customer, tahap ini
dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan pengguna yang perlu
ada dalam sistem yang akan dikembangkan. Kemudian informasi yang sudah di
terima akan dianalisa dan akan dilakukan penerjemahan ke dalam bentuk yang
lebih mudah untuk di implementasikan ke dalam sistem. Ada empat analisis
kebutuhan dalam perancangan sistem yaitu analisis kebutuhan sistem, analisis
kebutuhan data, analisis kebutuhan perangkat keras dan analisis kebutuhan
perangkat lunak.
Berdasarkan informasi yang telah di peroleh dari wawancara dengan
sekretaris Pokdarwis desa Wonolopo maka di dapatkan beberapa informasi yaitu
mengenai model website yang di harapkan. Model website yang di harapkan adalah
sebuah web yang dapat memiliki sistem sederhana mengenai pemesanan dari
fasilitas dan kegiatan yang ada di desa Wonolopo. Fasilitas ini nantinya akan
memberikan user pilihan tanggal kapan user akan datang, apabila telah selesai
maka user akan mendapatkan invoice yang dapat segera di bayarkan ke admin.
6
Analisis kebutuhan perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang
digunakan dalam membangun jurnal elektronik ini yaitu: analisis perangkat
keras yang akan digunakan adalah Processor Intel i5 , 2.30 GHz, RAM 4 GB dan
Hardisk 1 TB. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah sistem operasi
Linux Ubuntu 16.04, Sublime Text 3, XAMMP Server (Apache, MySQL, PHP),
Web browser (dalam penelitian ini digunakan Opera) dan Rational Rose untuk
membuat UML dan Microsoft Visio 2010 untuk pembuatan flowchart.
Perancangan sistem dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk diagram UML.
Diagram UML meliputi use case diagram, activity diagram dan class diagram.
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing diagram yang telah dibuat.
Gambar 3 Use Case Diagram
Gambar 3 merupakan use case yang menjelaskan bagaimana aplikasi ini
akan dibuat, sistem ini memiliki tiga aktor utama yaitu administrator, pengunjung
umum, pengunjung terdaftar. Pengunjung memiliki hak untuk hanya melihat saja
dan tidak dapat memesan, namun untuk pengunjung yang terdaftar mereka dapat
melihat event dan dapat melakukan registrasi yang kemudian akan di otomatisisasi
oleh sistem untuk mengeluarkan invoice pembayaran. Administrator dapat
melakukan setup untuk event, dan isi dari web profile.
7
Gambar 4 Activity Diagram Pemesanan Paket
Gambar 4 merupakan activity diagram yang menggambarkan proses
pemilihan paket yang dimulai dari proses login dimana sistem akan melakukan
pengecekan apakah username dan password sudah tepat, apabila belum maka
sistem akan mengirimkan balik ke halaman pendaftaran apabila sudah valid maka
sistem akan memberikan hak akses untuk pengunjung dapat memesan paket, untuk
prosess pemesanan pengunjung cukup masuk ke menu paket dan memilih paket
yang mau di proses, apabila sudah memilih dan mengkonfirmasi maka sistem akan
mengirimkan email invoice berupa informasi biaya paket.
Gambar 5 Activity Diagram Penambahan event
8
Jika pada Gambar 5 menunjukan activity diagram dari sisi pengguna maka
pada Gambar 6 akan menggambarkan activity diagram dari sisi admin. Pada menu
admin terdapat 2 menu utama yang menjadi solusi permasalahan yaitu menu untuk
memanajemen event dan paket wisata dimana Gambar 5 menunjukan proses admin
dalam memanajemen event yaitu dengan masuk sebagai admin lalu memilih opsi
event pada menu navigasi kemudian admin akan diberikan hak untuk menambah,
mengurangi dan mengubah.
Sedikit berbeda dengan event pada paket wisata admin dapat menentukan
slot dari paket yang ditawarkan sehingga pada paket wisata nantinya, dapat di pilih
oleh pengguna umum yang akan mengikuti paket wisata tersebut. Proses ini
memiliki alur yang hampir mirip dengan gambar 5.
Gambar 6 Activity Diagram Penambahan paket
Gambar 6 merupakan activity diagram yang menggambarkan proses
bagaimana admin memasukan data paket wisata ke sistem.
9
Gambar 7 Activity Diagram Validasi Pembayaran
Gambar 7 merupakan activity diagram yang menggambarkan proses
bagaimana admin melihat transaksi yang telah dilakukan oleh user. Proses di awali
dengan login kemudian masuk ke menu transaksi dimana akan nampak seluruh
proses transaksi yang dilakukan user.
Gambar 8 Class Diagram
Gambar 8 merupakan penggambaran dari class-class yang ada di dalam
aplikasi yang akan dikembangkan. Berdasarkan pada Gambar 8 terdapat 2 jenis
class yang digunakan yaitu class model dan class controller. Class model
10
digunakan untuk melakukan komunikasi antara aplikasi dengan database,
sedangkan class controller digunakan untuk mengolah data dari model dan
menampilkannya pada user interface.
4. Hasil Implementasi dan Pembahasan
User yang terdapat dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 utama dan 1 umum,
yaitu admin dan pengunjung terdaftar kemudian 1 user umum. Admin memiliki
kedudukan tertinggi dalam hak karena admin dapat melakukan perubahan
menyeluruh mengenai website, pengunjung terdaftar memiliki fitur yang cukup
sedikit yaitu hanya dapat melakukan pendaftaran dan pemilihan paket kemudian
yang terakhir adalah pengunjung umum yaitu hanya dapat melihat konten. Pada
bab ini akan ditekankan mengenai fitur yang dimiliki oleh admin karena telah
mencakup semua fitur.
Admin memiliki hak keseluruhan dalam mengubah tampilan web profile
dimana admin dapat mengganti gambar dari komponen web profile seperti yang
akan di tunjukan gambar 9.
Gambar 9 Halaman Home Admin
Gambar 9 merupakan tampilan saat admin pertama kali masuk, dimana akan
di tampilkan berbagai komponen gambar yang ada di web profile, sehingga admin
dapat leluasa mengubah tampilan. Proses penggantian cukup sederhana hanya
tinggal mengklik tombol choose file untuk mengganti gambar.
11
Gambar 10 Halaman Profil Desa
Gambar 10 merupakan fasilitas admin untuk mengubah deskripsi profil desa
sehingga apabila terjadi perluasan daerah ataupun nama dapat langsung mengubah.
Gambar 11 Halaman Tempat Wisata
Gambar 11 merupakan tampilan admin saat memilih menu tempat wisata,
terdapat 3 komponen utama yaitu tombol add item yang berfungsi untuk
menambahkan tempat wisata baru, kemudian edit dan hapus.
12
Gambar 12 Halaman Form Add Item
Gambar 12 merupakan tampilan pada saat admin mengklik tombol add item
maka akan muncul form pengisian
Gambar 13 Halaman Event
Gambar 13 merupakan tampilan mengenai event yang akan diadakan di desa
wisata Wonolopo.
13
Gambar 14 Halaman Kalender
Gambar 14 merupakan tampilan kalender dimana admin dapat melihat
transaksi apa saja yang sudah terjadi di setiap tanggal. Fitur ini akan membantu
admin dalam memanajemen transaksi yang terjadi sehingga dapat mengatur
kapasitas paket wisata yang ada.
Gambar 15 Halaman Paket Wisata
Gambar 15 adalah tampilan paket wisata yang akan ditampilkan, dimana
menu ini adalah menu untuk memberikan fasilitas kepada desa untuk dijual kepada
pengunjung. Di menu ini admin juga dapat mengatur sendiri budget setiap paket
wisata.
14
Gambar 16 Halaman Transaksi Paket Wisata
Gambar 16 adalah tampilan halaman transaksi yang dimiliki oleh admin,
pada halaman ini admin dapat melakukan proses approve saat user sudah
mengirimkan notofikasi bahwa dia sudah membayar.
Kode Program 1 Memasukan Data ke Kalender
15
Kode Program 1 merupakan cuplikan dari routes.php yang berfungsi mengatur url
yang akan kita akses dan controller yang akan digunakan, seperti dapat dilihat di
kode program di atas pada baris 26 dijelaskan bahwa kita akan mengakses
halaman mana kemudian controller mana yang akan di akses dan fungsi dalam
controller. Detail Controller akan ditampilkan di kode program 2.
Kode Program 2 Pengambilan Database
1. <?php 2. 3. /* 4. |-------------------------------------------------------------------------- 5. | Application Routes 6. |-------------------------------------------------------------------------- 7. | 8. | Here is where you can register all of the routes for an application. 9. | It's a breeze. Simply tell Laravel the URIs it should respond to 10. | and give it the controller to call when that URI is requested. 11. | 12. */ 13. $a = 'auth.'; 14. 15. // user & guest 16. Route::get('/', ['as' => $a.'home', 'uses' => 'HomeController@index', 'role' => '']);
17. Route::get('/profil-desa', ['as' => $a.'profil-desa', 'uses' =>
'HomeController@profilDesa', 'role' => '']);
18. Route::get('/tempat-wisata', ['as' => $a.'tempat-wisata', 'uses' =>
'HomeController@tempatWisata', 'role' => '']);
19. Route::get('/events', ['as' => $a.'events', 'uses' =>
'HomeController@events', 'role' => '']);
20. 21. Route::get('/events-special', ['as' => $a.'events-special', 'uses' =>
'HomeController@eventsSpecial', 'role' => '']);
22. 23. 24. 25. // admin 26. Route::get('/admin', ['as' => $a . 'admin',
'uses' => 'AdminController@home', 'role' => 'admin']);
27. Route::post('/admin/upload-home/{id}', ['as' => $a .
'admin-upload-home', 'uses' => 'AdminController@uploadHome',
'role' => 'admin']);
28. 29. 30. Route::get('/admin/kalender', ['as' => $a .
'admin-kalender', 'uses' => 'AdminController@index', 'role'
=> 'admin']);
31. 32. 33. Route::get('/admin/profil-desa', ['as' => $a.'admin-profil-desa', 'uses' => 'AdminController@profilDesa', 'role' => 'admin']);
34. Route::put('/admin/profil-desa/update/{id}/{name}', ['as' =>
$a.'udpate-profil-desa', 'uses' => 'AdminController@updateProfilDesa', 'role' =>
'admin']);
35. 36. 37. Route::get('/admin/tempat-wisata', ['as' => $a.'admin-tempat-wisata', 'uses' => 'AdminController@tempatWisata', 'role' => 'admin']);
38. Route::get('/admin/get-tempat-wisata', ['as' =>
$a.'admin-get-tempat-wisata', 'uses' => 'AdminController@getTempatWisata',
'role' => 'admin']);
39. Route::post('/admin/tempat-wisata/add', ['as' => $a.'add-tempat-wisata',
'uses' => 'AdminController@addTempatWisata', 'role' => 'admin']);
40. Route::get('/admin/tempat-wisata/edit/{id}', ['as' =>
$a.'edit-tempat-wisata', 'uses' => 'AdminController@editTempatWisata', 'role' =>
'admin']);
41. Route::put('/admin/tempat-wisata/update', ['as' =>
$a.'update-tempat-wisata', 'uses' => 'AdminController@updateTempatWisata',
'role' => 'admin']);
42. Route::delete('/admin/tempat-wisata/delete/{id}', ['as' =>
$a.'delete-tempat-wisata', 'uses' => 'AdminController@deleteTempatWisata',
'role' => 'admin']);
43. Route::post('/admin/tempat-wisata/upload/{id}', ['as' =>
$a . 'admin-upload-tempat-wisata', 'uses' =>
'AdminController@uploadTempatWisata', 'role' => 'admin']);
44. 45. 46. Route::get('/admin/events', ['as' => $a.'admin-events', 'uses' =>
'AdminController@events', 'role' => 'admin']);
47. Route::get('/admin/get-events', ['as' => $a.'admin-get-events', 'uses' => 'AdminController@getEvents', 'role' => 'admin']);
48. Route::post('/admin/events/add', ['as' => $a.'add-events', 'uses' =>
'AdminController@addEvents', 'role' => 'admin']);
49. Route::get('/admin/events/edit/{id}', ['as' => $a.'edit-events', 'uses' => 'AdminController@editEvents', 'role' => 'admin']);
50. Route::put('/admin/events/update', ['as' => $a.'update-events', 'uses' => 'AdminController@updateEvents', 'role' => 'admin']);
16
Pada cuplikan kode program 2 maka dapat kita lihat bahwa class controller
berisikan fungsi, dimana dalam fungsi tersebut berisikan proses pengambilan
database dengan memanggil nama model nya. Berikut pada kode program 3 akan
di tampilkan contoh penggunaan model. Kode Program 3 Pemanggilan Nama Class
Kode Program 3 merupakan contoh penggunaan model di laravel,
penggunaan model hanya dilakukan dengan memanggil nama class saja dan
laravel akan secara otomatis melacak tabel sesuai dengan nama class.
Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan oleh orang yang tidak ikut
dalam pengembangan aplikasi atau calon yang pengguna aplikasi. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Jumlah responden yang dilakukan
dalam pengujian ini adalah 30 orang yang tinggal di ungaran. Hasil dari jawaban
kuisoner dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil Pengujian Responden
Pertanyaan Jawaban Responden (Persentase)
Sangat setuju setuju Tidak setuju
Aplikasi ini mudah digunakan 50% 30% 20%
Menu menu dalam aplikasi ini mudah
dipahami 70% 16,7% 13,3%
Tampilan, gambar serta huruf dapat
dilihat secara jelas 60% 26,6% 13,4%
Aplikasi ini membantu pengunjung
untuk mengetahui paket wisata serta
event yang terdapat di desa Wonolopo
66,6% 26,6% 6.8%
Aplikasi ini bermanfaat untuk promosi
desa Wonolopo 73,3% 20% 6.7%
1. <?php namespace App\Http\Controllers; 2. 3. use Input, Validator, Auth, Hash, Crypt; 4. use Illuminate\Support\Collection; 5. use App\Http\Requests; 6. use App\Models\User; 7. use App\Logic\Repository; 8. use yajra\Datatables\Datatables; 9. use Barryvdh\Debugbar\Debugbar; 10. 11. use Mail; 12. use Illuminate\Http\Request; 13. use App\Http\Controllers\Controller; 14. use DB; 15. 16. use App\Models\Transaksi; 17. use App\Models\PaketWisata; 18. use App\Models\Home; 19. use App\Models\ProfilDesa; 20. use App\Models\TempatWisata; 21. use App\Models\Events; 22. 23. class AdminController extends Controller { 24. 25. /** 26. * Create a new controller instance. 27. * 28. * @return void 29. */ 30. public function __construct() 31. { 32. $this->middleware('auth');
33. 34. $this->user = new User;
35. $this->repository = new Repository;
36. $this->transaksi = new Transaksi; 37. } 38. 39. /** 40. * Show the application dashboard to the user. 41. * 42. * @return Response 43. */ 44. public function index() 45. { 46. $data['home'] = Home::find(1); 47. return view('admin/index')
48. ->with($data); 49. } 50. 51. 52. public function home() { 53. $data['home'] = Home::find(1); 54. $data['label'] = array('Logo', 'Logo Mini', 'Main Image', 'Image Profil', 'Image Tempat Wisata 1', 'Image Tempat Wisata 2', 'Image Events 1', 'Image
Events 2', 'Image Events 3');
55. $data['field'] = array('logo', 'logo_mini', 'image_home', 'image_profil', 'image_tempat_wisata_1', 'image_tempat_wisata_2',
'image_events_1', 'image_events_2', 'image_events_3');
56. 57. return view('admin/home') 58. ->with($data); 59. } 60. public function uploadHome($id) { 61. if($_FILES['image_sent']) { 62. $file = $_FILES['image_sent']; 63. 64. $fileType = ''; 65. switch ($file['type']) { 66. case 'image/jpg' : 67. case 'image/jpeg': $fileType = 'jpg'; break; 68. case 'image/png' : $fileType = 'png'; break; 69. } 70. 71. $fields = array('logo', 'logo_mini', 'image_home', 'image_profil', 'image_tempat_wisata_1', 'image_tempat_wisata_2',
'image_events_1', 'image_events_2', 'image_events_3');
72. 73. // for the new file 74. $filePath = 'public/images/';
1. <?php namespace App\Models; 2. 3. use Illuminate\Database\Eloquent\Model; 4. 5. class Home extends Model { 6. 7. //
8. 9. }
17
Hasil analisis data dari pertanyaan pertama menunjukkan sebanyak 50%
responden sangat setuju, 30% menjawab setuju dan 20% responden menjawab
tidak setuju. Jadi disimpulkan bahwa aplikasi ini mudah digunakan.
Hasil analisis data dari pertanyaan kedua menunjukkan sebanyak 70%
responden sangat setuju, 16,7% menjawab setuju dan 13,7% responden menjawab
tidak setuju. Jadi disimpulkan bahwa menu aplikasi ini mudah dipahami.
Hasil analisis data dari pertanyaan ketiga menunjukkan sebanyak 60%
responden sangat setuju, 26,6% menjawab setuju dan 13,4% responden menjawab
tidak setuju. Jadi disimpulkan bahwa tampilan, gambar serta huruf dapat dinilai
secara jelas.
Hasil analisis data dari pertanyaan keempat menunjukkan sebanyak 66,6%
responden sangat setuju, 26,6% menjawab setuju dan 6,8% responden menjawab
tidak setuju. Jadi disimpulkan bahwa aplikasi ini membantu pengunjung untuk
mengetahui paket wisata serta event yang terdapat di desa Wonolopo.
Hasil analisis data dari pertanyaan kelima menunjukkan sebanyak 73,3%
responden sangat setuju, 20% menjawab setuju dan 6.7% responden menjawab
tidak setuju. Jadi disimpulkan bahwa aplikasi ini bermanfaat untuk promosi desa
Wonolopo.
` berdasarkan hasil tersebut bahwa sistem informasi desa wisata Wonolopo
dapat membantu dalam promosi serta mempermudah pengelolaan desa Wonolopo.
Selain itu sistem yang dikembangkan membantu mempermudah user untuk
memperoleh informasi secara cepat.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian, dengan penggunaan laravel maka akan meningkatkan
kemudahan dari segi pengembang dimana dapat melakukan pembagian modul
secara terarah dan tepat seperti pada kasus pemilihan database dan proses mana
saja yang terkait semua telah di atur oleh model dan controller. Dari segi
pengelolalan desa wisata pun akan semakin mudah dalam membangun desa
mereka untuk menjadi lebih baik dan lebih leluasa dengan halaman admin dimana
dapat menambahkan event maupun paket wisata. Serta dengan adanya website
diharapkan transparansi pengelolaan desa wisata dapat terwujud. Data transaksi
yang terjadi di desa wisata Wonolopo bisa diliat secara jelas dan terperinci.
Penggunaan laravel selain memudahkan namun menjaga agar program tidak
kacau dalam penentuan modul, sehingga hal ini akan sangat membantu apabila
website akan dikembangkan menjadi lebih baik. Untuk saran pada penelitian
selanjutnya dapat menghubungkan website dengan sistem notifikasi dan payment
gateway sehingga akan memudahkan pengguna yang akan bertransaksi.
6. Pustaka
[1] Ika Indah. Lies Youlianto, 2011. Produk Kelompok Pidra Desa Gawang
Kecamatan Kebonagung Pembuatan Website Sebagai Sarana Promosi
Pacitan. Jurnal Speed , 8.
[2] Dodi Widyanto. Joni Purwo, 2008. Pengembangan Pariwisata Perdesaan(
Suatu Usulan Strategi Bagi Desa Wisata). Jurnal Bumi Lestari, 8.
18
[3] Christia Putra. Ade Iriani, A. D. 2011. Perancangan dan Implementasi
E-tourism pada Sistem Informasi Salatiga. Jurnal Teknologi Informasi, 74.
[4] Mccool, S. 2012. Laravel Starter. Birmingham: Packt Publishing.
[5] Pariwisata, M. K. 2011. Indonesia Patent No. KM.18/HM.001/MKP/2011.
[6] Rachmaningrum, N. 2012. Pengembangan Situs Informasi Promosi
Pariwisata Pulau Flores Berbasis Kolaborasi. Seminar Nasional Informatika,
181.
[7] Collin, Simon. 2015. Setting Web Server. Washington: British Library.
[8] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Jakarta : Ilmu
Komputer Univesitas Indonesia.
[9] Pressman, R.S. 2001. Software Enginering : A Practitioner's Approach.
Amerika Serikat : R.S. Pressman and Associates.