Pengendalian Persediaan
BAB 9
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
A. Pendahuluan
Persediaan (inventory) adalah salah satu aset yang
sangat mahal dalam suatu perusahaan. Persediaan adalah suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam rangka mengantisipasi untuk dapat memenuhi permintaan. Permintaan sumber daya tersebut dapat secara internal, yakni permintaan yang datang dari bagian atau fungsi yang ada dalam organisasi, atau secara eksternal, yakni permintaan yang datang dari para pelanggan.
Dalam pengelolaan persediaan, seringkali manajemen mengalami dilema karena harus memenuhi dua kepentingan sekaligus. Pada satu sisi, manajemen perusahaan menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan itu minimum, namun di lain pihak manajemen juga harus menjaga agar persediaan tidak habis dan mengganggu proses produksi yang berjalan. Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi yang dapat memenuhi kedua kepentingan tersebut.
Masalah pengendalian persediaan adalah masalah yang dihadapi oleh suatu perusahaan yang harus memutuskan berapa banyak harus dipesan setiap kali memesan dan kapan melakukan pemesanan untuk dapat memenuhi kebutuhan untuk produk-produknya. Masalah ini rumit karena adanya ketidakpastian kebutuhan dan ketidakpastian akan datangnya pasokan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pengendalian persediaan atau yang biasa disebut manajemen persediaan.
~ 99 ~
Pengendalian Persediaan
Manajemen persediaan merupakan fungsi manajemen operasional yang sangat penting, karena persediaan melibatkan sejumlah besar modal dan penyampaian barang kepada para langganan. Selain itu, Manajemen persediaan juga mempunyai pengaruh pada seluruh fungsi bisnis, terutama fungsi-fungsi operasi, pemasaran, dan keuangan. Persediaan yang cukup akan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para langganan, hal ini merupakan hal yang penting bagi pemasaran. Operasi memerlukan persediaan untuk menunjang kelancaran dan efisiensi dalam proses produksi. Keuangan harus menunjang dalam penyediaan persediaan, oleh karena itu alokasi dana bagi persediaan merupakan salah satu fungsi keuangan yang penting.
Mengingat pentingnya pembahasan mengenai pengendalian persediaan, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai definisi pengendalian persediaan, jenis-jenis persediaan, biaya-biaya yang terkandung pada persediaan, dan model-model persediaan.
B. Definisi Pengendalian Persediaan
1. Definisi pengendalian
Definisi Pengendalian menurut Agus Ahyari (1995:
41) yaitu: “Pengendalian merupakan pengawasan yang
sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk
perbaikan yang diperlukan.” Kegiatan pengawasan
persediaan tidak terbatas pada penentuan atas tingkat
dan komposisi persediaan, tetapi juga termasuk
pengaturan dan pengawasan atau pelaksanaan
pengadaan bahan yang diperlukan sesuai dengan
jumlah dan waktu yang dibutuhkan serta dengan biaya
yang serendah rendahnya.
Manajemen Operasional 100
Pengendalian Persediaan
Dikarenakan pengendalian persediaan sering juga
disebut manajemen persediaan. Sehingga dalam
pembahasan ini pengendalian sendiri seringkali
didefinisikan sama dengan manajemen. Manajemen
didefinisikan sebagai proses administrasi dan
mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan pengertian manajemen menurut James
AF Stoner, yang dialih bahasakan oleh Handoko (2003,
p8) adalah sebagai berikut, manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha aktivitas para anggota
organisasi dan kooordinasi sumber daya-sumber daya
secara efektif dan efisien secara bersama ataupun
melalui organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Definisi persediaan
Persediaan merupakan salah satu aktiva yang
paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan
dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar
terbesar dari perusahaan manufaktur maupun
dagang.Selain itu, persediaan (inventory), dalam
konteks produksi, jugadiartikan sebagai sumber daya
menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur
Ika, Sofi & Ismail A 101
Pengendalian Persediaan
ini belum digunakan karena menunggu proses lebih
lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut
disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai
pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti
dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan
konsumsi seperti pada sistem rumah tangga.
Keberadaan persediaan atau sumber daya
menganggur ini dalam suatu sistem mempunyai suatu
tujuan tertentu. Alasan utamanya adalah karena
sumber daya tertentu tidak bisa didatangkan ketika
sumber daya tersebut dibutuhkan. Sehingga, untuk
menjamin tersedianya sumber daya tersebut perlu
adanya persediaan yang siap digunakan ketika
dibutuhkan.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan
pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun
suku cadang. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan
yang beroperasi tanpa persediaan, meskipun
sebenarnya persediaan hanyalah suatu sumber dana
yang menganggur, karena sebelum persediaan
digunakan berarti dana yang terikat didalamnya tidak
dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu
pentingnya persediaan ini sehingga para akuntan
memasukkannya sebagai salah satu pos aktiva lancar
(Heryanto, 1999).
Kieso, Weygandt, Warfield (2002:443) mengatakan
bahwa ”Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva
yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal
atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam memproduksi barang yang akan dijual”.
Manajemen Operasional 102
Pengendalian Persediaan
Warren, reeve, Fess (2005:440) mengatakan bahwa
persediaan adalah ”barang dagang yang disimpan
untuk dijual dalam operasi bisnis perusahan, dan
bahan yang digunakan dalam proses produksi atau
disimpan untuk tujuan itu”.
Menurut Freddy Rangkuti (2004, p1), persediaan
persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang
disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang
terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi,
serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan
untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau
pelanggan setiap waktu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah
bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-
bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan
untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau
produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan
dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang
disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam
tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap
pakai dan dicatat dalam bentuk buku perusahaan.
Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi
berupa resiko-resiko tertentu yang harus ditanggung
perusahaan akibat adanya persediaan tersebut.
Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak
sebelum digunakan. Selain itu perusahaan juga harus
menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya
persediaan tersebut. Adapun alasan perlunya
persediaan adalah:
Ika, Sofi & Ismail A 103
Pengendalian Persediaan
a. Transaction Motive
Menjamin kelancaran proses pemenuhan (secara
ekonomis) permintaan barang sesuai dengan
kebutuhan pemakai.
b. Precautionary Motive
Meredam fluktuasi permintaan atau pasokan yang
tidak beraturan.
c. Speculation Motive
Alat spekulasi untuk mendapatkan keuntungan
berlipat dikemudian hari.
3. Definisi pengendalian persediaan
Pengendalian persediaan adalah aktivitas
mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang
dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian
persediaan ditekankan pada pengendalian material.
Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit
pada material dan banyak pada jasa pasokan karena
konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan
jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.
Sistem pengendalian persediaan adalah
serangkaian kebijakan dan pengendalian yang
memantau dan menentukan tingkat persediaan yang
harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, berapa
besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini
menjamin tersedianya persediaan atau sumber daya
yang tepat, dalam kuantitas dan pada waktu yang
tepat pula. Penentuan secara tepat tersebut akan dapat
meminimumkan biaya yang timbul akibat adanya
persediaan tersebut.
Manajemen Operasional 104
Pengendalian Persediaan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui
bahwa pengendalian persediaan merupakan suatu cara
atau teknik dalam memelihara, memperkirakan, dan
menentukan tingkat persediaan suatu perusahaan
sehingga dapat melindungi kelancaran produksi,
memenuhi permintaan konsumen, serta mengambil
keuntungan dari kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan
perusahaan dan dapat meminimumkan total biaya
operasional perusahaan.
Fungsi pengendalian persediaan pada suatu
perusahaan antara lain adalah:
a. Menghindari keterlambatan pengiriman.
b. Menghindari ada material atau part yang rusak.
c. Menghindari kenaikan harga.
d. Mendapatkan diskon bila membeli dalam jumlah
tertentu.
e. Menjamin kelangsungan produksi.
C. Jenis-Jenis Persediaan
Menurut Assauri (2004, p171), persediaan pada
umumnya dapat dibedakan menjadi 5 golongan yang
meliputi:
1. Persediaan bahan baku (Raw Material Inventory)
Persediaan bahan baku yaitu persediaan barang-
barang berwujud yang digunakan dalam proses
produksi, yang diperoleh dari sumber-sumber alam
ataupun dibeli dari pemasok atau perusahaan yang
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang
menggunakannya. Bahan baku adalah bahan dasar
produksi yang nantinya menjadi bagian atau
komponen dari barang jadi.
Ika, Sofi & Ismail A 105
Pengendalian Persediaan
2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli atau
komponen-komponen rakitan (Purchased parts atau
components)
Persediaan bagian produk atau parts yaitu
persediaan yang dibeli dari perusahaan lain, yang
dapat secara langsung dirakit dengan parts lain, tanpa
melalui proses produksi sebelumnya.
3. Persediaan bahan-bahan pembantu (Supplies stock)
Persediaan bahan-bahan pembantu yaitu
persediaan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses
produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau
yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu
perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau
komponen barang jadi.
4. Persediaan bahan setengah jadi (Work In Proces
Inventory)
Persediaan bahan setengah jadi yaitu persediaan
barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam
satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi diproses kembali untuk
kemudian menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (Finished Goods Inventory)
Persediaan barang jadi yaitu persediaan barang-
barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam
pabrik dan siap untuk dijual pada pelanggan atau
perusahaan lain.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa persediaan
perusahaan adalah suatu barang tersimpan yang akan
dilakukan suatu tindakan lebih lanjut ataupun barang
Manajemen Operasional 106
Pengendalian Persediaan
yang tersimpan dan siap untuk digunakan tetapi belum
sampai pada pemegang akhir (customer).
D. Biaya-Biaya yang Terkandung pada Persediaan
Masalah persediaan mempunyai pengaruh besar pada
penentuan jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga
pokok penjualan, laba kotor, laba bersih dan taksiran
pajak. Penilaian persediaan membutuhkan penilaian yang
cermat dan sewajarnya untuk dimasukkan sebagai harga
pokok dan mana saja yang dibebankan pada tahun
berjalan. Oleh karena itu mengetahui biaya-biaya yang
terkandung pada persediaan sangat dibutuhkan untuk
melakukan penilaian persediaan yang harus dibebankan
pada tahun berjalan.
Biaya yang ada dalam persediaan menurut Freddy
Rangkuti (2002 : 16) digolongkan menjadi empat, yaitu:
1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs)
Biaya penyimpanan yaitu terdiri atas biaya-biaya
yang berhubungan dengan penyimpanan barang.
Biaya-biaya ini bervariasi secara langsung dengan
kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode
akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan
semakin tinggi, sebaliknya Biaya penyimpanan per
periode akan semakin kecil apabila kuantitas bahan
yang dipesan semakin sedikit atau rata-rata persediaan
semakin turun. Biaya-biaya yang termasuk sebagai
biaya penyimpanan adalah :
2. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk
penerangan, pendingin ruangan, dan sebagainya).
Ika, Sofi & Ismail A 107
Pengendalian Persediaan
3. Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternatif
pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam
persediaan.
4. Biaya keusangan.
5. Biaya perhitungan fisi.
6. Biaya asuransi persediaan.
7. Biaya pajak persediaan.
8. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan.
9. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya.
Besarnya biaya penyimpanan persediaan biasanya
berkisar antara 12%-40% dari rata-rata nilai persediaan
barang. Untuk perusahaan manufaktur, biaya
penyimpanan biasanya secara konsisten sekitar 25%.
10. Biaya pemesanan (ordering costs)
Biaya pemesanan yaitu terdiri atas biaya-biaya yang
berhubungan dengan pemesanan barang. Biaya-biaya
ini meliputi:
a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi.
b. Upah.
c. Biaya telepon.
d. Pengeluaran surat menyurat.
e. Biaya pengepakan barang.
f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan.
g. Biaya pengiriman ke gudang.
h. Biaya utang lancar dan sebagainya.
Biaya pemesanan tidak bergantung pada jumlah
barang yang dipesan, akan tetapi bergantung pada
frekwensi pemesanan. Dengan demikian apabila
jumlah barang yang dipesan banyak, maka ongkos
pemesanan per unit barang menjadi lebih murah,
Manajemen Operasional 108
Pengendalian Persediaan
sebaliknya apabila jumlah barang yang dipesan
sedikit, maka ongkos pemesanan per unit barang
menjadi lebih mahal.
11. Biaya penyiapan (manufacturing cost atau set-up costs)
Biaya penyiapan yaitu terdiri atas biaya-biaya
persiapan peralatan untuk memproduksi sekumpulan
barang yang akan diproduksi. Biaya ini muncul apabila
bahan-bahan persediaan tidak dibeli, tetapi diproduksi
sendiri dalam pabrik perusahaan. Biaya-biaya ini
terdiri dari:
a. Biaya mesin-mesin menganggur,
b. biaya persiapan tenaga kerja langsung,
c. biaya penjadwalan, dan
d. biaya ekspedisi dan sebagainya.
Seperti halnya biaya pemesanan, biaya penyiapan
total per periode akan lebih murah jika kumpulan
barang yang diproduksi lebih banyak.
12. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs)
Biaya kehabisan atau kekurangan bahan adalah
biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi
adanya permintaan bahan, baik permintaan dari pabrik
untuk proses produksi maupun permintaan dari para
pelanggan. Biaya-biaya ini terdiri dari:
a. Kehilangan penjualan.
b. Kehilangan langganan.
c. Biaya pemesanan khusus.
d. Biaya ekspedisi.
e. Selisih harga.
f. Terganggunya operasi.
Ika, Sofi & Ismail A 109
Pengendalian Persediaan
g. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan
sebagainya.
Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam
praktek, terutama karena kenyataannya biaya ini
sering merupakan opportunity costs, yang sulit
diperkirakan secara objektif.
Sementara itu dalam literatur lain disebutkan bahwa
bukan hanya biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya
penyiapan, dan biaya kehabisan atau kekurangan bahan
saja yang terkandung dalam persediaan, namun terdapat
pula biaya pembelian persediaan yang juga tidak kalah
pentingnya. Biaya pembelian persediaan merupakan
harga beli dari persediaan.
E. Model-Model Persediaan
Secara umum model-model pengendalian persediaan
dibagi menjadi dua kelompok:
1. Model pengendalian deterministik
Model pengendalian deterministik adalah model
yang menganggap semua parameter telah diketahui
dengan pasti. Model-modelyang biasa digunakan
untuk pengendalian persediaan deterministik antara
lain:
a. EOQ (Economic Order Quantity)
Metode EOQ (Economic Order Quantity), merupakan
model persediaan yang sederhana. Model persediaan
yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi
sebagai berikut:
1) Kecepatan permintaan tetap dan terus menerus.
2) Waktu antara pemesanan sampai dengan pesanan
dating (lead time) harus tetap.
Manajemen Operasional 110
Pengendalian Persediaan
3) Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau
stock out.
4) Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan
dating pada waktu yang bersamaan dan tetap
dalam bentuk paket.
5) Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan
harga walaupun pembelian dalam jumlah volume
yang besar.
6) Besar carrying cost tergantung secara garis lurus
dengan rata-rata jumlah persediaan.
7) Besar ordering cost atau set up cost tetap untuk setiap
lot yang dipesan dan tidak tergantung pada jumlah
item pada setiap lot.
8) Item adalah produk satu macam dan tidak ada
hubungan dengan produk lain.
Dari asumsi-asumsi diatas, model ini mungkin
diaplikasikan baik pada system manufaktur sperti
penentuan persediaan bahan baku dan pada sistem
non manufaktur seperti pada penentuan jumlah bola
lampu pada suatu bangunan; penggunaan
perlengkapan habis pakai (office suppliesi) seperti kertas,
buku nota dan pensil, konsumsi bahan-bahan makanan
sperti beras, jagung dan lain-lain.
Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah
ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga
meminimasi biaya total persediaan dimana :
Biaya Total persediaan = Ordering Cost + Holding Cost
+ Purchasing Cost
Ika, Sofi & Ismail A 111
Pengendalian Persediaan
2][ 0
0
iqsc
q
AsCTotalCost
i
AsEOQ
2
Dimana:
A = Biaya Pemesanan
s = Penggunaan per tahun
i = Biaya penyimpanan per tahun
qo = Ukuran paket pesanan (lot size) dalam unit
c = Biaya bahan per unit
Contoh Perhitungan :
Biaya-biaya berikut ini dikeluarkan jika kita akan
membeli komponen X :
A [Biaya Pemesanan] = $ 8,33
s [penggunaan per tahun] = 1500 unit
i [biaya penyimpanan per tahun] = $
0,10/unit/tahun
c [biaya bahan per unit] = $ 1
i
AsEOQ
2
10,0
150033,82 xxEOQ
EOQ = 500 unit
2][ 0
0
iqsc
q
AsCTotalCost
2
50010,011500
500
150033,8][
xx
xCTotalCost
Manajemen Operasional 112
Pengendalian Persediaan
Total Cost = 25 + 1500 + 25
Total Cost = $ 1550
b. POQ (Production Order Quantity)
Period Order Quantity (POQ): Pendekatan
menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis
agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan
diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan
mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan
ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah
pesanan yang harus dilakukan dan interval periode
pemesanannya adalah setahun. PenggunaanPOQ
antara lain:
1) POQ digunakan sebagai pengganti EOQ, bila
permintaan tidak uniform.
2) Formula EOQ digunakan untuk menghitung waktu
antarpemesanan (economic time between orders).
3) POQ = EOQ atau rata-rata pemakaian per minggu.
4) Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan
oleh permintaan aktual, sehingga akan
menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).
2. Model pengendalian probabilistik
Model pengendalian probabilistik digunakan
apabila salah satu dari permintaan(demand), periode
waktu datangnya pesananan (lead time), atau keduanya
tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang
harus diperhatikan dalam model ini adalah adanya
kemungkinan stock out yang timbul karena pemakaian
persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau
karena waktu penerimaan yang lebih lama dari lead
timeyang diharapkan.Untuk menghindaristock outperlu
Ika, Sofi & Ismail A 113
Pengendalian Persediaan
diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu
suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau
menjaga kemungkinan terjadinyastock out.
Dalam model probabilistik yang menjadi hal pokok
adalah analisis perilaku persediaan selama lead
time.Karena pada kondisi ini, leadtime dan demand
bersifat probabilistik, maka akan ada tiga
kemungkinan yang dapat terjadi:
a. Tingkatpermintaan (demand) konstan, namun
periode waktu datangnya pesanan (lead time)
berubah.
b. Lead time tetap sementara demand berubah.
c. Demand dan lead time berubah.
Metode yang digunakan untuk pengendalian
persediaan probalistik adalah:
a. Sistem Q (Continuous Review Method)
Sistem Q memecahkan persoalan persediaan
probabilistik dengan memandang bahwa posisi barang
yang tersedia di gudang sama dengan posisi
persediaan barang pada sistem determistik dengan
menambahkan cadangan pengaman (safety stock). Pada
prinsipnya sistem ini adalah hampir sama dengan
model inventory probabilistik sederhana kecuali pada
tingkat pelayanannya. Kalau pada model inventory
probabilistik sederhana tingkat pelayanan ditetapkan
sedangkan dalam sistem Q tingkat pelayanan akan
dicari optimalisasinya.
Pada sistem Q ini setiap kali pemesanan dilakukan
dalam jumlah lot pesanan yang sama (karena itu
disebut metode Q). Untuk memudahkan
Manajemen Operasional 114
Pengendalian Persediaan
implementasinya, sering digunakan visual review
system dengan metode yang disebutTwo Bin System:
1) Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; Bin I berisi
persediaan sebesar tingkat reorder point; Bin II berisi
sisanya.
2) Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil isi
Bin II; jika sudah habis artinya pemesanan harus
dilakukan kembali, sementara menunggu pesanan
datang, stock pada Bin I digunakan
Asumsi yang perlu dperhatikan pada saat
menggunakan metode pengendalian sistem Q ini
adalah:
1) Biaya simpan per unit tetap.
2) Biaya setiap kali dilakukan pemesanan ulang
adalah tetap.
3) Waktu tunggu tetap (dalam keadaan normal),
sehingga keterlambatan bahan baku tidak ada.
4) Permintaan bahan baku bervariasi.
5) Setiap jenis item diperoleh dari penjualan yang
berlainan.
6) Pembelian tidak mendapat potongan harga.
7) Kedatangan bahan yang tidak sekaligus akan
menimbulkan biaya tambahan.
Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam
perhitungan sistem Q ini adalah:
1) Ongkos pembelian (Ob)
Ika, Sofi & Ismail A 115
Pengendalian Persediaan
2) Ongkos pesan (Op)
3) Ongkos simpan (Os)
4) Saat pemesanan bahan yang tepat (r*)
Manajemen Operasional 116
Pengendalian Persediaan
5) Penentuan safety stock (ss)
6) Tingkat pelayanan
b. Sistem P (Periodic Review Method)
Sistem pengendalian dengan sistem P adalah suatu
sistem pengendalian persediaan yang jarak waktu
antar dua pesanan adalah tetap. Persediaan pengaman
dalam sistem ini tidak hanya dibutuhkan untuk
meredam fluktuasi permintaan selama lead time, tetapi
juga untuk seluruh konsumsi persediaan.
Pada sistem P ini setiap kali pesan jumlah yang
dipesan sangat bergantung pada sisa persediaan pada
saat periode pemesanan tercapai; sehingga setiap kali
pemesanan dilakukan, ukuran lot pesanan tidak sama.
Permasalahan pada sistem P ini adalah terdapat
kemungkinan persediaan sudah habis sebelum periode
pemesanan kembali belum tercapai. Akibatnya, safety
stock yang diperlukan relatif lebih besar.
Metode P relatif tidak memerlukan proses
administrasi yang banyak, karena periode pemesanan
sudah dilakukan secara periodik. Untuk memudahkan
implementasinya, digunakan visual review system
dengan metode yang disebut One Bin System:
1) Dibuat Bin yang berisikan jumlah inventory
maksimum.
Ika, Sofi & Ismail A 117
Pengendalian Persediaan
2) Setiap kali periode pemesanan sampai tinggal
dilihat berapa stock tersisa dan pemesanan
dilakukan untuk mengisi Bin penuh.
Gambar 9.1 Perencanaan dan Pengendalian Persediaan
Perbandingan antara Sistem Q dan Sistem P adalah
sebagai berikut:
Manajemen Operasional 118
Pengendalian Persediaan
F. Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas, kami menyimpulkan:
1. Pengendalian persediaan adalahsuatu cara atau teknik
dalam memelihara, memperkirakan, dan menentukan
tingkat persediaan suatu perusahaan sehingga dapat
melindungi kelancaran produksi, memenuhi
permintaan konsumen, serta mengambil keuntungan
dari kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan
dan dapat meminimumkan total biaya operasional
perusahaan.
2. Jenis-jenis persediaan meliputi persediaan bahan baku
(raw material iventory), persediaan bagian produk atau
parts yang dibeli atau komponen-komponen rakitan
(Purchased parts atau components), persediaan bahan-
bahan pembantu (Supplies stock), persediaan bahan
setengah jadi (Work In Proces Inventory), persediaan
barang jadi (Finished Goods Inventory).
3. Biaya-biaya yang terkandung pada persediaan meliputi
biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs),
biaya pemesanan (ordering costs), biaya penyiapan
(manufacturing cost atau set-up costs), biaya kehabisan
atau kekurangan bahan (shortage costs), danbiaya
pembelian persediaan.
4. Model-model persediaan meliputi:
a. Model pengendalian deterministik
Model pengendalian deterministik adalah model
yang menganggap semua parameter telah diketahui
dengan pasti. Model-modelyang biasa digunakan
untuk pengendalian persediaan deterministik antara
lain EOQ (Economic Order Quantity), POQ (Production
Ika, Sofi & Ismail A 119
Pengendalian Persediaan
Order Quantity), ELS (Quantity Discount Economic Lot
Size), Back Order Inventory
b. Model pengendalian probabilistic.
Model pengendalian probabilistik digunakan
apabila salah satu dari permintaan (demand), periode
waktu datangnya pesananan (lead time), atau keduanya
tidak dapat diketahui dengan pasti. Model yang
biasadigunakan untuk pengendalian persediaan
probalistik adalah Sistem Q (Continuous Review Method)
dan Sistem P (Periodic Review Method).
Manajemen Operasional 120