TUGAS AKHIR
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
MELALUI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
STUDI KASUS PADA PT. SARI HUSADA Tbk.
Disusun Oleh :
Huberta Retno Lukitasari02 2214 083
PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2006
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAANMELALUI ANALISIS LAPORAN KEUANGANSTUDI KASUS PADA PT. SARI HUSADA Tbk.
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar sarjana Ekonomi Program S – 1
pada Program Studi ManajemenFakultas Ekonomi
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
Disusun Oleh :
Huberta Retno Lukitasari02 2214 083
PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2006
Tugas akhir ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda MariaBapakIbu
Mbak ManikMas Yandy
ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
MELALUI ANALISI LAPORAN KEUANGAN
Studi kasus pada PT. Sari HusadaTbk.
Huberta Retno Lukitasari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kinerja PT. Sari Husada
Tbk. bila dilihat dari tingkat likuiditas, profitabilitas, aktivitas, leverage, dan
kenaikkan/ penurunan tingkat pertumbuhan perusahaan dari tahun 1996 sampai
tahun 2005. Penulis memilih perusahaan ini karena PT. Sari Husada Tbk.
merupakan perusahaan yang sudah lama berdiri dan telah mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat akan produk-produk yang berkualitas. Data – data
yang mendukung untuk penelitian diperoleh dari www.sarihusada.co.id.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan cara
dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu dengan perhitungan
rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio aktivitas. Penulis juga
menghitung tingkat pertumbuhan perusahaan dengan menggunakan perbandingan
laba per saham dari tahun ke tahun.
Kinerja perusahaan selama tahun 1996 sampai tahun 2005 dilihat dari rasio
likuiditas dapat dikatakan tidak stabil, namun tetap likuid karena masih berada
diatas batas minimal yaitu 1,00. rasio leverage masih kurang stabil namun
perusahaan masih dapat menjamin hutang-hutangnya dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Rasio aktivitas selama tahun 1996 sampai tahun 2005 dalam keadaan
cukup efektif, dan rasio profitabilitas dari tahun 1996 sampai tahun 2005 cukup
profitable. Tingkat pertumbuhan PT. Sari Husada Tbk. dari tahun 1996 sampai
tahun 2005 dalam keadaan kurang stabil.
ABSTRACT
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
MELALUI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Case study PT. Sari Husada Tbk.
Huberta Retno Lukitasari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2006
The research was aimed to identify peformance of PT. Sari Husada Tbk. by
analyzing its financial reports on the period of 1996 up to 2005. data for the
research was obtained from www.sarihusada.co.id.
Technique of data collection was documentation. The technique of data
analysis were liquid, activity, profitability, and leverage ratios. Company
performance during 1996 up to 2005 remain liquid because liquidity ratios were
bigger than 1,00, the company still in risky position based on leverage ratios
calculation, and the company could manage its assets effectively based on activity
ratios calculation, the company had good profitability ratios.
Kata Pengantar
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala
karunia rahmat dan cinta ksih yang telah diberikan kepada penulis sehingga tugas
akhir dengan judul Penilaian Kinerja Perusahaan Melalui Analisis Laporan
Keuangan, Studi Kasus pada PT. Sari Husada Tbk. dapat terselasaikan dengan
baik. Tugas akhir ini disusun sebagai pemenuhan prasyarat untuk mendapatkann
gelar kesarjanaan dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M. S. Selaku dekan Fakultas Ekonomi.
Terima kasih atas bimbingan selama ini.
2. Drs. G. Hendra Purwanto, MS selaku ketua program studi
Manajemen. Terimakasih atas kehidupan yang telah bapak berikan
kepada program studi Manajemen.
3. Dra. Diah Utari BR., M.Si selaku pembimbing pertama tugas akhir ini.
Terimakasih atas waktu, bimbingan, tuntunan, kesabaran, dukungan
dan semangat yang telah ibu berikan.
4. Drs. G. Hendra Purwanto, MS selaku pembimbing kedua tugas akhir
ini. Terimakasih atas waktu, masukan yang terus menerus kepada
penulis sehingga memacu penulis untuk terus belajar.
5. Bapak dan ibu tercinta, kakakku Maria Manik dan Mas Damar, atas
segala doa dan kasih sayang, dukungan dan semangat yang selalu
penulis rasakan.
6. Eyangku yang ada di surga dan Pakde Yadi, atas dukungan, dan doa
sehingga penulis dapat terus menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
7. Omku Willybordus Soewarto SE.,MM, tante Lisa, Dea dan Dio, atas
waktu, doa dan bantuannya sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
8. Andreas Yandy Prasetyo, atas kasih sayang, motivasi, semangat yang
terus menerus diberikan, dan juga kesabaran dalam mendampingi.
9. Yeni, Nita, Dewi, Martha, dan semua teman-teman manajemen B, atas
bantuan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
10. Seluruh staf pengajar Manajemen, yang telah membuat penulis
semakin mengerti.
11. Keluarga besar Calista Digital Photo Studio, Kak Eva, Mbak Zisca,
Dewi, Fifin, Mbak Dian, teman-teman desainer, teman-teman
fotografer, atas semangat yang diberikan sehingga penulis terus
termotivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Dan semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu dalam
penulisan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
namun penulis berharap semoga dapat berguna bagi yang memerlukannya.
Yogyakarta, Oktober 2006
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA iv
LEMBAR PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vi
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Batasan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 5
E. Manfaat Penelitan 5
F. Sistematika Penulisan 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen 8
B. Manajemen Keuangan 9
B.1 Pengertian Manajemen Keuangan 9
B.2 Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Manajemen Keuangan 10
C. Laporan Keuangan 11
C.1 Pengertian Laporan Keuangan 11
C.2 Tujuan Laporan Keuangan 11
C.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan 12
C.4 Jenis Laporan Keuangan 13
D. Analisis Laporan Keuangan 14
D.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan 14
D.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan 14
E. Analisis Rasio Keuangan 15
E.1 Pengertian Analisi Rasio Keuangan 15
E.2 Macam-macam Rasio Keuangan 16
F. Evaluasi Tingkat Pertumbuhan 23
G. Kinerja Perusahaan 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian 25
C. Subyek dan Obyek Penelitian 25
D. Variabel Penelitian 26
E. Jenis dan Sumber Data 27
F. Teknik Pengumpulan Data 27
G. Teknik Anlisis Data 27
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan 35
B. Produk-Produk Perusahaan 38
C. Letak Perusahaan 38
D. Perkembangan Terakhir Perusahaan 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio Keuangan 41
B. Evaluasi Tingkat Pertumbuhan 64
C. Pembahasan 65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 67
B. Saran 68
C. Keterbatasan 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN
1. Laporan Keuangan Neraca 71
2. Laporan Keuangan R/L 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teknologi saat ini telah menjadi suatu kebutuhan setiap individu dan
instansi-instansi di dunia ini. Kemajuan yang pesat yang terjadi pada teknologi
merupakan pendukung hampir semua kegiatan, baik kegiatan di perusahaan,
kegiatan di pemerintahan, dan juga kegiatan di sekolah- sekolah. Dengan adanya
kemajuan teknologi ini informasi menjadi semakin mudah diperoleh, hubungan
komunikasi menjadi semakin cepat dilakukan, dan transaksi juga menjadi semakin
mudah untuk dilakukan. Hal ini juga memberikan dampak positif yang
mendukung dalam suatu kegiatan bisnis. Dengan adanya internet misalnya, suatu
perusahaan dapat melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan lain baik antar
negara maupun dengan perusahaan di dalam negara sendiri. Dapat dikatakan
bahwa kemajuan teknologi ini menjadi suatu peluang bagi perusahaan untuk
semakin memajukan bisnisnya. Namun dengan adanya kemajuan teknologi ini
juga membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin kuat, dan untuk
terus bertahan di posisinya suatu perusahaan harus mau terus bersaing secara
kompetitif agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu
mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan dalam pencapaian tujuan utama
tersebut usaha yang dilakukan oleh para manajer adalah dengan memaksimalkan
nilai saham perusahaannnya dimana nilai ini didasarkan atas aliran laba dan arus
kas yang akan diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Kelangsungan
hidup sebuah perusahaan itu dipengaruhi oleh banyaknya masalah yang
dihadapainya. Apabila pada awal berdirinya sudah mempunyai landasan yang
kuat, maka kemungkinan besar masalah yang dihadapinya dapat diselesaikan
dengan baik.
Di dalam kehidupan suatu perusahaan terdapat aspek- aspek yang
mendukung kegiatan perusahaan. Aspek-aspek tersebut memiliki peranan penting
dalam kelangsungan hidup perusahaan. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek
pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek
ekonomi social. Di antara berbagai macam aspek tersebut, terdapat satu aspek
yang menjadi rangkuman dari keseluruhan aspek dan memberikan gambaran
mengenai kondisi atau keadaan perusahaan. Aspek tersebut adalah aspek
keuangan. Setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tercatat dalam
pembukuan. Dalam pengambilan keputusan yang menjadi pedoman adalah
laporan keuangan. Misalnya, seorang manajer pemasaran ingin mengetahui
bagaimana perkembangan penjualan dari perusahaannya, maka manajer tersebut
dapat mengetahui dengan cepat dari laporan keuangan Laba/ Rugi, dan untuk
lebih lanjut manajer tersebut dapat memikirkan strategi apa yang akan diterapkan
untuk pemasaran berikutnya. Laporan keuangan juga tidak hanya penting bagi
pihak-pihak yang berada di dalam perusahaan, namun juga penting bagi para
investor, baik investor lembaga maupun investor individu. Bagi investor lembaga
yang meliputi bank, perusahaan asuransi, dana pensiun laporan keuangan ini
berguna untuk mengetahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah
perusahaan tersebut masih mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban pada
lembaga-lembaga tersebut. Bagi para investor individu laporan keuangan berguna
untuk mengawasi apakah modal yang diinvestasikan menguntungkan atau tidak.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanya sebagai alat
untuk menilai pekerjaan dari bagian pembukuan, namun dalam perkembangan
selanjutnya laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk dapat menentukan
atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut. Untuk mengetahui gambaran
tentang posisi atau keadaan keuangan perusahaan, maka dilakukan analisis
terhadap laporan keuangan. Untuk menganalisis laporan keuangan terdapat
beberapa teknik, salah satunya adalah dengan menggunakan analisis rasio-rasio
keuangan. Teknik analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan adalah dengan menggunakan rasio profitbilitas, rasio pertumbuhan
dan ukuran penilaian. Ukuran-ukuran kinerja mencerminkan keputusan-keputusan
strategis , operasi, dan pembiayaan. untuk melihat efisiensi kinerja perusahaan
dapat menggunakan analisis manajemen aktiva dan persediaan, dan manajemen
beban. Sedangkan untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut menerapkan
kebijakan dalam keuangannya dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
leverage untuk mengukur sebatas mana total aktiva dibiayai oleh pemilik jika
dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur, dan rasio
likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya yang jatuh tempo. ( Fred.W dan Thomas, 1995:252 )
Laporan keuangan yang diperlukan untuk melakukan analisis antara lain
laporan Rugi/ Laba, laporan Neraca, laporan laba ditahan, laporan arus kas.
Analisa terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh
gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap laporan Rugi/
Laba akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha
perusahaan yang bersangkutan. Analisa terhadap laporan arus kas akan
memberikan informasi tentang sejumlah kas yang diterima dan sejumlah kas yang
dikeluarkan dengan sebenarnya.( Eugene dan Housten, 2001:38)
Hasil dari analisa laporan keuangan dapat membantu manajer dan pihak-
pihak yang berkepentingan dalam mengambil tindakan dan memilih strategi untuk
kepentingan perusahaan, dan kebijakan-kebijakan tersebut yang menentukan
kelangsungan hidup perusahaan. Kebijakan-kebijakan tersebut juga merupakan
kesiapan perusahaan untuk bersaing. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu
perusahaan salah satunya ditentukan oleh kinerja keuangannya.
Mengingat betapa pentingnya mengetahui perkembangan dan kinerja suatu
perusahaan melalui analisis laporan keuangan perusahaan, maka penulis ingin
meneliti dengan judul “ Penilaian Kinerja Perusahaan Melalui Analisis
Laporan Keuangan Pada PT. Sari Husada Tbk. Yogyakarta “
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja PT. Sari Husada Tbk. selama tahun 1996 sampai tahun
2005 berdasarkan analisis rasio keuangan?
2. Bagaimana tingkat pertumbuhan PT. Sari Husada Tbk. selama tahun 1996
sampai tahun 2005 ?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk mempersempit lingkup
permasalahan. Permasalahan yang meluas dapat menyebabkan kesimpangsiuran
pemikiran. Oleh karena itu, kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur dari
hasil analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas,
rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio leverage. Selain menilai kinerja
perusahaan selama tahun 1996 sampai tahun 2005, peneliti juga mencoba untuk
mengevaluasi tingkat pertumbuhan PT. Sari Husada Tbk. selama tahun 1996
sampai 2005.
D. Tujuan penelitian
Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui kinerja PT. Sari Husada Tbk. selama tahun 1996
sampai tahun 2005 berdasarkan analisis rasio keuangan.
2. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan PT. Sari Husada Tbk. selama
tahun 1996 sampai tahun 2005.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan untuk
mengetahui kondisi perusahaan selama tahun 1996 sampai 2005 dan dapat
dimanfaatkan untuk membantu dalam menentukan startegi yang baik
untuk tahun 2006 dengan mempertimbangkan juga hasil dari evaluasi
tingkat pertumbuhan dari tahun 1996 sampai tahun 2005.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan dan sebagai tambahan
referensi perpustakaan.
3. Bagi Peneliti.
Dengan adanya penelitian ini manfaat yang didapat oleh peneliti yaitu
dapat mengetahui sejauh mana teori-teori yang diperoleh selama ini
diterapkan dalam suatu perusahaan. Selain itu juga dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam dunia perusahaan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah
batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar
penulisan dan pembahasan selanjutnya serta sebagai dasar untuk
mengolah data.
BAB III : Metode Penelitian
Menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
obyek dan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisa
data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini akan dikemukakan data-data perusahaan yang
diperoleh dari catatan-catatan laporan keuangan perusahaan yang
terdapat di internet. Data-data tersebut meliputi yang menyangkut
sejarah pendirian perusahaan, susunan perusahaan dan anak
perusahaan, karyawan, dewan komisaris dan direksi, serta data-
data lain yang diperlukan.
BAB V : Analisis Data
Pada bab ini penulis menganalisis data-data yang diperoleh dari
internet dengan menggunakan metode dan teknik yang telah
diuraikan dalam metodologi penelitian.
BAB VI : Penutup
Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil analisa yang telah
dilakukan, saran-saran yang mungkin dapat dipergunakan dalam
pengembangan perusahaan serta keterbatasan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen
Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Menurutnya manajemen ini merupakan suatu proses karena
semua manajer harus melakukan kecakapan dan keterampilan khusus mereka,
harus melakukan kegiatn-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang
mereka inginkan. Dan proses tersebut terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan. Perencanaan berarti bahwa para manajer
memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Pengorganisasian
berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya-sumber daya
manusia dan material organisasi. Yang menjadi ukuran keberhasilan seorang
manajer dalam menerapkan proses pengorganisasian adalah efektifitas dalam
pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan berarti bahwa para manajer
mengarahkan, memimpin, dan mempengaruhi para bawahan. Di sini
menitikberatkan pada cara maanajer memotivasi bawahannya untuk mencapai
tujuan perusahaan. Pengawasan berarti para manajer berupaya untuk menjamin
bahwa organisasi bergerak ke arah tujuan-tujuannya. Bila beberapa bagian
organisasi ada pada jalur yang salah, manajer harus meluruskannya.
( Handoko, 1995: 11)
Pengertian lain mengenai manajemen menurut Mary Parker Follett adalah
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung
arti bahwa para manajer mncapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan
orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan
( Handoko, 1995:8 ).
Manajemen menurut Luther Gulick adalah suatu bidang ilmu pengetahuan
yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana
manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama
ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan ( Handoko, 1995:8 ).
B. Manajemen Keuangan.
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah usaha mengelola kegiatan cara perusahaan
dalam memperoleh dana dan cara perusahaan menggunakan dana yang sudah
diperoleh agar menghasilkan kondisi keuangan yang menguntungkan bagi
perusahaan. ( Yudi Yuniarto, 2001:1 ).
Manajemen keuangan juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
memperoleh dan menggunakan dana dengan tujuan untuk meningkatkan atau
memaksimalkan nilai perusahaan.( Yudi Yuniarto, 2001:2 ).
Kegiatan memperoleh dan menggunakan dana dengan tujuan meningkatkan
atau memaksimalkan nilai perusahaan dilakukan oleh manajer keuangan
perusahaan.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Manajemen Keuangan
Tugas seorang manajer keuangan yang paling utama adalah merencanakan
pengadaan dan penggunaan dana guna memaksimumkan nilai perusahaan.
Dengan kata lain, manajer keuangan bertugas menentukan sumber dan
penggunaan dana dari beberapa alternatif yang tersedia. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan seorang manajer keuangan antara lain:
a. Peramalan dan perencanaan.
Seorang manajer keuangan harus berinteraksi dengan eksekutif lain dalam
memperkirakan masa depan perusahaan dan menetapkan rencana bersama
untuk menentukan posisi masa depan perusahaan.
b. Keputusan besar dalam investasi dan pembiayaan.
Manajer keuangan harus membantu dalam penentuan tingkat pertumbuhan
penjualan yang optimal dan pengambilan keputusan atas investasi spesifik
yang akan dilaksanakan serta penentuan jenis dana yang akan digunakan
untuk membiayai investasi tersebut.
c. Pengkoordinasian dan pengendalian.
Manajer keuangan harus bekerja sama dengan eksekutif bidang lain agar
perusahaan beroperasi seefisien mungkin.
d. Interaksi dengan pasar modal.
Manajer keuangan harus berurusan dengan uang dan pasar modal. Setiap
perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bursa “keuangan” umum
yang tersedia dana, tempat sekuritas perusahaan diperdagangkan, dan tempat
investor mendapat untung atau rugi.
Dengan kata lain, tanggung jawab utama manajer keuangan adalah
menyangkut keputusan tentang jenis investasi yang harus dilakukan, cara
pembiayaan proyeknya, dan cara pengelolaan yang paling efektif atas sumber
daya yang ada. ( Brigham dan Weston, 1993:8-9 ).
C. Laporan Keuangan.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan,
yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama buku yang bersangkutan. (Baridwan, 1996:17).
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan laba -
rugi, serta laporan perubahan modal. Neraca menggambarkan jumlah aktiva,
hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan
perhitungan ( laporan ) laba – rugi memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan
perubahan modal menunjukkan sumber-sumber penggunaan atau alasan-alasan
yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. ( Munawir, 1999:5 ).
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada perusahaan.
3. Karakteristik kualitatif laporan keuangan
Karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik kualitatif laporan keuangan ini
meliputi (Prastowo, 1995:6-8):
a. Dapat dipahami.
Kualitas utama informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.
b. Relevan
Informasi laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila dapat
membantu dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang dan
masa depan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus handal ( reliable ).
Informasi mempunyai kualitas yang handal apabila bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya
sebagai penyajian yang baik.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
4. Jenis Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan perusahaan terdapat 4 macam jenis, yaitu:
a. Neraca
Neraca menunjukkan nilai kekayaan perusahaan ( pada sisi aktiva ) dan
klaim atas kekayaan tersebut ( pada sisi pasiva ) pada suatu saat.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
b. Laporan Laba – Rugi
Laporan Rugi-Laba menunjukkan hasil operasi perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Perhitungan rugi-laba mengukur arus dari pendapatan dan
beban selama suatu selang waktu, yang biasanya satu tahun. Persamaan
perhitungan rugi-laba dasar adalah
Laba = Pendapatan - Beban
c. Laporan Laba Ditahan
Laporan laba ditahan menunjukkan total laba ditahan ( yang ada di dalam
perusahaan dan tidak dibagikan ke pemilik ) pada suatu saat tertentu.
d. Laporan Perubahan Posisi Keuangan ( Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana ):
- menunjukkan ringkasan dari pengaruh transaksi-transaksi atau
kegiatan-kegiatan penanaman modal dan pembiayaannya.
- Menerangkan secara lengkap tentang berbagai factor yang
menyebabkan terjadinya perubahan di dalam keadaan finansial
perusahaan dalam suatu periode tertentu. ( Yudi Yuniarto, 2001: 8 )
Metodologi untuk menghitung sumber dan penggunaan tidak berbelit-belit.
Kenaikkan dalam aktiva merupakan penggunaan. Penurunan dalam aktiva
merupakan sumber dana. Kenaikkan dalam klaim atas aktiva merupakan
sumber, penurunan dalam klaim atas aktiva merupakan penggunaan. ( Fred
dan Thomas, 1995:37 ).
D. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan proses yang menganalisis
laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada
para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga
kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik karena didukung oleh
informasi keuangan yang baik dan lengkap.
Munawir (2001:35) mengemukakan arti analisis laporan keuangan
sebagai perubahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan kecenderungan
untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, analisis laporan keuangan
adalah untuk mengetahui kondisi dan prestasi perusahaan yang telah dicapai
perusahaan dalam periode waktu tertentu.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan mengadakan analisis laporan keuangan suatu perusahaan
adalah (Simangunsong, 1995: 2-3):
a. Untuk mengetahui kondisi keuangan pada suatu saat tertentu. Hal ini dapat
dilihat dari neraca yang menggambarkan jumlah harta, utang dan modal
dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
b. Untuk mengetahui tingkat efisiensi yang dicapai perusahaan dalam
menjalankan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari laporan rugi-laba yang
menggambarkan pendapatan, biaya dan rugi-laba perusahaan.
c. Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan. Tujuan ini dapat
dicapai dengan jalan membandingkan laporan keuangan suatu perusahaan
untuk 2 periode atau lebih yang berbeda baik neraca maupun laporan rugi-
laba.
E. Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan.
Penilaian kinerja perusahaan akan diukur dengan rasio-rasio keuangan.
Banyak analisis untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio
perusahaan biasanya merupakan langkah pertama dalam analisis keuangan. Rasio
dirancang untuk memperlihatkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan laporan
keuangan ( Brigham, 1990: 294 ).Analisis rasio keuangan menggambarkan posisi
perusahaan pada saat ini dan masa mendatang.
Analisis rasio keuangan merupakan suatu metode untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. (Munawir, 1996:37 ).
Langkah-langkah dalam analisis rasio adalah dengan menhitung rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio leverage perusahaan
kemudian membandingkan hasil perhitungan rasio-rasio yang sama untuk melihat
perkembangan menunjukkan naik, turun atau konstan.
2. Macam-macam Rasio Keuangan.
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek atau kemampuan
perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek tepat pada waktunya.
Banyak orang yang menilai kemampuan ini dengan melihat banyaknya
uang tunai yang dimiliki perusahaan saat itu. Namun dalam Ilmu Pembelanjaan,
menilai likuiditas perusahaan tidaklah hanya dengan uang tunai, tetapi dengan
melihat rasio likuiditasnya. ( Marwan, 1987:159 )
Ada 3 macam rasio untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu Current
Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio. Namun yang paling umum dipergunakan ada
2, yaitu:
- Rasio Lancar ( Current Ratio )
Rasio lancar adalah membandingkan total aktiva lancar dengan utang
lancarnya. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari kas, surat berharga,
piutang dan persediaan. Utang lancar terdiri dari utang dagang, utang wesel
jangka pendek, utang wesel jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun
ini, utang pajak dan utang lain-lainnya ( terutama gaji atau upah ).
Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini
menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi
oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama
dengan jatuh tempo utang.
Rasio lancar yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya
masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang rasio lancarnya
terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang
menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan
( Brigham dan Houston, 2001: 79 ).
Rumusnya adalah :
Aktiva LancarCurrent Ratio =
Kewajiban Lancar
Secara umum dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid bila Current
Ratio lebih dari 1,00. Bila ternyata Current Ratio ini lebih rendah dari pada
tahun sebelumnya, analis perlu mencari penyebabnya dengan seksama,
sebagai dasar baginya untuk memperkirakan Current Ratio di tahun
mendatang. ( Marwan, 1987: 161 ).
- Rasio Cepat ( Quick Ratio )
Rasio cepat yaitu kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar yang paling liquid, tidak
memperhitungkan persediaan karena perusahaan memerlukan waktu yang
relatif lama untuk direalisir sebagai kas, walaupun mungkin persediaan lebih
liquid dari pada piutang. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang
tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur
aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika dilikuidasi ( Brigham dan
Houston, 2001: 80 ).
Rumusnya adalah :
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio =Kewajiban Lancar
b. Rasio Profitabilitas.
Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Untuk mengukur kemampuan tersebut ada dua tasio atau
ukuran , yaitu:
1. Rasio Antara Laba dengan Penjualan.
Ukuran atau rasio laba dengan penjualan ini digunakan untuk mengukur
laba yang dihasilkan oleh setiap unit penjualan (produk yang dijual ). Dari
rasio ini dapat diketahui kemampuan margin laba untuk menutup biaya tetap
dan bunga serta kemampuan perusahaan untuk membagikan dan membayar
dividen.
Dalam laporan rugi-laba dikenal beberapa pengertian atau istilah laba
yaitu laba kotor, laba operasi dan laba bersih. Oleh sebab itu hubungan laba
dengan penjualan juga ada 3, yaitu:
- Gross Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba kotor dengan
penjualan.
Rumusnya adalah :Laba Kotor
Gross Profit Margin =Penjualan
- Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba operasi ( laba
sebelum biaya bunga dan pajak/ EBIT ) dengan penjualan.
Rumusnya adalah :EBIT
Operating Profit Margin =Penjualan
- Net Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba bersih ( laba setelah
biaya bunga dan pajak/ EAT ) dengan penjualan.
Rumusnya adalah :
EATNet Profit Margin =
Penjualan
2. Rasio Antara Laba dengan Aktiva dan Modal Sendiri.
Ukuran atau rasio laba dengan aktiva ini digunakan untuk mengukur
penggunaan sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan laba perusahaan.
Dari rasio ini dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam mengunakan dan
menghasilkan aktiva dan modal sendiri yang dimiliki untuk menghasilkan laba
yang memuaskan.
Umumnya ada 3 rasio dalam perhitungan ini, yaitu:
- Return On Investment ( ROI ), yaitu perbandingan antara laba setelah
biaya bunga dan pajak ( laba bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan.
Rumusnya adalah :
EATReturn On Investment =
Total Aktiva
- Operating Income On Operating Asset, yaitu perbandingan antara laba
sebelum biaya bunga dan pajak ( laba operasi/EBIT) dengan aktiva operasi
( aktiva yang secra aktif digunakan dalam operasi perusahaan ).
Rumusnya adalah :
EBIT
Operating Income On Operating Asset =Aktiva Operasi
- Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa ( Return on Common
Equity = ROE ).
ROE adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas saham
biasa. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi
pemegang saham biasa.
Rumusnya adalah :
ROE = Laba Bersih / Jumlah Modal Sendiri
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengukur seberapa efisien perusahaan
menggunakan sumber dananya. Rasio ini dirancang untuk menjawab pertanyaan :
Apakah jumlah dari masing-masing jenis aktiva yang terdapat dalam neraca sudah
wajar, terlalu tinggi atau terlalu rendah mengingat tingkat pengoperasian saat ini
dan diproyeksikan untuk masa mendatang?
- Inventory Turn Over
Rasio perputaran persediaan ini juga sering disebut rasio pemanfaatan
persediaan, didefinisikan sebagai penjualan dibagi dengan persediaan. Dari
rasio ini juga dapat ditentukan berapa lama rata-rata persediaan tersebut ada di
gudang, yaitu dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan angka
perputaran persediaan. Semakin tinggi angka perputaran maka makin rendah
angka hari rata-rata persediaan. Semakin besar nilai perputarannya maka
semakin cepat persediaan menjadi kas atau piutang.
Rumusnya adalah :
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn Over =
Rata-rata Persediaan
- Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over adalah rasio untuk mengukur perputaran semua
aktiva dalam perusahaan. Semakin besar nilai perputarannya berarti semakin
efisien perusahaan menggunakan aktivanya.
Rumusnya adalah :
PenjualanTotal Asset Turn Over =
Total Aktiva
- Fixed Asset Turn Over
Fixed Asset Turn Over adalah rasio untuk mengukur perputaran
aktiva tetap dalam perusahaan. Semakin besar maka semakin efisien
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
Rumusnya adalah :
Penjualan
Fixed Asset Turn Over =
Aktiva Tetap Bersih
d. Rasio Leverage
Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik
dengan dana yang dipinjam perusahaan dari kreditur. Rasio ini menunjukkan
kamampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Termasuk rasio ini antara lain:
- Total Debt to Total Asset Ratio
Merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva. Rasio ini
menunjukkan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin hutang
perusahaan.
Rumusnya adalah:
Total HutangTotal Debt to Total Asset Ratio =
Total aktiva
- Total Debt to Equity Ratio
Merupakan perbandingan total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukkan berapa rupiah modal sendiri yang disediakan untuk membayar
hutang.
Rumusnya adalah:
Total HutangDebt to Equity Ratio =
Total Modal
- Long Term Debt to Equity Ratio
Merupakan perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan jaminan atas hutang jangka
panjang yang tersedia dari modal sendiri.
Rumusnya adalah:
Hutang Jangka PanjangLong Term Debt to Equity =
Modal Sendiri
- Times Interest Earned
Merupakan perbandingan antara laba opersi (EBIT) dengan biaya
bunga. Rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga.
Rasio ini menghubungkan antara kemampuan peusahaan memperoleh
laba dengan pembayaran bunga atas hutang terutama hutang jangka panjang.
Dengan laba berarti perusahaan akan mampu membayar bunga yang menjadi
kewajibannya.
Rumusnya adalah:
EBITTimes Interest Earned =
Bunga
F. Evaluasi Tingkat Pertumbuhan
Pemegang saham dan kreditor pada umumnya mendambakan pertumbuhan
perusahaan yang cenderung meningkat secara stabil dalam jangka waktu yang
panjang. Sebagai investor (pemegang saham dan kreditor) akan menghadapi
resiko yang lebih tinggi jika pertumbuhan yang dihasilkan tidak stabil. Dan pihak
manajemen sebagai pemegang amanat dalam mengelola perusahaan, selalu ingin
menunjukkan bahwa pihaknya dapat menjalankan amanat tersebut sesuai dengan
pemberi amanat. ( Rico dan Rudi, 2004:102 ).
Adanya keinginan pihak manajemen untuk memenuhi keinginan pemberi
amanat, maka diperlukan evaluasi terhadap tingkat pertumbuhan. Tingkat
pertumbuhan perusahaan menunjukkan kualitas laba yang baik. Tingkat
pertumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan EPS ( Earning per Share )
sebagai berikut :
EPSt – EPSt—1
g =EPSt-1
G. Kinerja Perusahaan.
Kinerja bisa juga disebut performance ( perestasi kerja ). Kinerja itu
sendiri mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan
keuntungan secara efisien dan efektif.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional
suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar,
dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. (Mulyadi, 1994: 49).
Jadi penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian
manajemen yang digunakan sebagai alat pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja yang dilakukan dengan cara menetapkan standar tertentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu jenis penelitian
yang memberikan gambaran secra mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat
serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari idividu atau
kelompok ( organisasi ), yang kemudian dari sifat khas tersebut akan dijadikan
sesuatu hal yang bersifat umum.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
b. Tempat
Peneliti akan melakukan penelitian pada PT. Sari Husada Tbk. Yogyakarta.
c. Waktu
Peneliti melakukan penelitian pada bulan Mei 2006.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang memiliki kapabilitas dan kompetensi
untuk dimintai keterangan/ data penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi
subyek penelitian adalah bagian keuangan dan akuntansi.
Obyek penelitian adalah data/ informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
masalah penelitian/ menguji hipotesis penelitian.
Dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah :
Data laporan keuangan neraca
Data laporan keuangan Rugi/ Laba
D. Variabel Penelitian
Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah :
Kinerja Perusahaan
Kinerja Perusahaan yaitu tingkat prestasi atau hasil yang dicapai.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan,
yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama buku yang bersangkutan. (Baridwan, 1996:17).
Laporan keuangan meliputi :
a. Neraca menunjukkan nilai kekayaan perusahaan ( pada sisi aktiva )
dan klaim atas kekayaan tersebut ( pada sisi pasiva ) pada suatu
saat.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
b. Laporan Rugi-Laba menunjukkan hasil operasi perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Perhitungan rugi-laba mengukur arus dari
pendapatan dan beban selama suatu selang waktu, yang biasanya
satu tahun.
Laba = Pendapatan – Beban
E. Jenis dan Sumber Data
Data sekunder adalah data yang sudah diolah dan dipublikasikan, dalam
penelitian ini adalah data tentang laporan keuangan neraca, laporan keuangan
Rugi/ Laba, dan laporan keuangan arus kas.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah teknik pengambilan data dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan
cara memperoleh data dari sumber catatan/ arsip yang sudah melewati tahap audit
oleh Kantor Publik Haryanto Sahari dan Rekan ( PricewaterhouseCoopers )
dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.
G. Teknik Analisis Data
1. Untuk masalah pertama yaitu mengenai kinerja PT. Sari Husada Tbk.
selama tahun 1996 sampai tahun 2005 menggunakan rumus analisis rasio
keuangan :
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek atau
kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek tepat pada
waktunya.
Ada 3 macam rasio untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu
Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio. Namun yang paling umum
dipergunakan ada 2, yaitu:
- Rasio Lancar ( Current Ratio )
Rasio lancar adalah membandingkan total aktiva lancar dengan
utang lancarnya. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari kas, surat
berharga, piutang dan persediaan.
Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek
karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka
pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam
periode yang sama dengan jatuh tempo utang.
Rasio lancar yang rendah biasanya dianggap menunjukkan
terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang
rasio lancarnya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan
banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampuan perusahaan ( Brigham dan Houston, 2001: 79 ).
Rumusnya adalah :
Aktiva LancarCurrent Ratio =
Kewajiban Lancar
Secara umum dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid bila
Current Ratio lebih dari 1,00.
- Rasio Cepat ( Quick Ratio )
Rasio cepat yaitu kemampuan perusahan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang paling liquid, tidak
memperhitungkan persediaan karena perusahaan memerlukan waktu yang
relatif lama untuk direalisir sebagai kas, walaupun mungkin persediaan
lebih liquid dari pada piutang ( Brigham dan Houston, 2001: 80 ).
Rumusnya adalah :
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio =Kewajiban Lancar
b. Rasio Profitabilitas.
Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Untuk mengukur kemampuan tersebut ada dua tasio
atau ukuran , yaitu:
1. Rasio Antara Laba dengan Penjualan.
Ukuran atau rasio laba dengan penjualan ini digunakan untuk
mengukur laba yang dihasilkan oleh setiap unit penjualan (produk yang
dijual ). Dari rasio ini dapat diketahui kemampuan margin laba untuk
menutup biaya tetap dan bunga serta kemampuan perusahaan untuk
membagikan dan membayar dividen.
- Gross Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba kotor dengan
penjualan.
Rumusnya adalah :Laba Kotor
Gross Profit Margin =Penjualan
- Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba operasi ( laba
sebelum biaya bunga dan pajak/ EBIT ) dengan penjualan.
Rumusnya adalah :
EBITOperating Profit Margin =
Penjualan
- Net Profit Margin, yaitu perbandingan anatra laba bersih ( laba setelah
biaya bunga dan pajak/ EAT ) dengan penjualan.
Rumusnya adalah :
EATNet Profit Margin =
Penjualan
2. Rasio Antara Laba dengan Aktiva dan Modal Sendiri.
Ukuran atau rasio laba dengan aktiva ini digunakan untuk mengukur
penggunaan sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan laba perusahaan.
Dari rasio ini dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam mengunakan
dan menghasilkan aktiva dan modal sendiri yang dimiliki untuk
menghasilkan laba yang memuaskan.
Umumnya ada 3 rasio dalam perhitungan ini, yaitu:
- Return On Investment ( ROI ), yaitu perbandingan antara laba setelah biaya
bunga dan pajak ( laba bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan.
Rumusnya adalah :
EATReturn On Investment =
Total Aktiva
- Operating Income On Operating Asset, yaitu perbandingan antara laba
sebelum biaya bunga dan pajak ( laba operasi/EBIT) dengan aktiva operasi
( aktiva yang secara aktif digunakan dalam operasi perusahaan ).
Rumusnya adalah :
EBIT
Operating Income On Operating Asset =Aktiva Operasi
- Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa ( Return on Common
Equity = ROE ).
ROE adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas saham
biasa. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi
pemegang saham biasa.
Rumusnya adalah :
ROE = Laba Bersih / Jumlah Modal Sendiri
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan menggunakan sumber dananya.
- Inventory Turn Over
Rasio perputaran persediaan ini juga sering disebut rasio
pemanfaatan persediaan, didefinisikan sebagai penjualan dibagi dengan
persediaan. Dari rasio ini juga dapat ditentukan berapa lama rata-rata
persediaan tersebut ada di gudang, yaitu dengan membagi jumlah hari
dalam satu tahun dengan angka perputaran persediaan. Semakin tinggi
angka perputaran maka makin rendah angka hari rata-rata persediaan.
Semakin besar nilai perputarannya maka semakin cepat persediaan
menjadi kas atau piutang.
Rumusnya adalah :
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn Over =Rata-rata Persediaan
- Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over adalah rasio untuk mengukur perputaran semua
aktiva dalam perusahaan. Semakin besar nilai perputarannya berarti
semakin efisien perusahaan menggunakan aktivanya.
Rumusnya adalah :
PenjualanTotal Asset Turn Over =
Total Aktiva
- Fixed Asset Turn Over
Fixed Asset Turn Over adalah rasio untuk mengukur perputaran
aktiva tetap dalam perusahaan. Semakin besar maka semakin efisien
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
Rumusnya adalah :
Penjualan
Fixed Asset Turn Over =
Aktiva Tetap Bersih
d. Rasio Leverage
Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
pemilik dengan dana yang dipinjam perusahaan dari kreditu. Rasio ini
menunjukkan kamampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Termasuk rasio
ini antara lain:
- Total Debt to Total Asset Ratio
Merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva. Rasio ini
menunjukkan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin hutang
perusahaan.
Rumusnya adalah:
Total HutangTotal Debt to Total Asset Ratio =
Total aktiva
- Total Debt to Equity Ratio
Merupakan perbandingan total hutang dengan modal sendiri. Rasio
ini menunjukkan berapa rupiah modal sendiri yang disediakan untuk
membayar hutang.
Rumusnya adalah:
Total HutangDebt to Equity Ratio =
Total Modal
- Long Term Debt to Equity Ratio
Merupakan perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan jaminan atas hutang jangka
panjang yang tersedia dari modal sendiri.
Rumusnya adalah:
Hutang Jangka PanjangLong Term Debt to Equity =
Modal Sendiri
- Times Interest Earned
Merupakan perbandingan antara laba opersi (EBIT) dengan biaya
bunga. Rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga.
Rumusnya adalah:
EBITTimes Interest Earned =
Bunga
2. Untuk masalah kedua yaitu mengenai evaluasi tingkat pertumbuhan PT.
Sari Husada Tbk. selama tahun 1996 sampai tahun 2005 menggunakan
rumus :
EPSt – EPSt—1g =
EPSt-1
BAB. IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejrah Perusahaan
PT. Sari Husada Tbk. (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1954 oleh
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (“PBB”)
dalam rangka swsembada protein dengan nama NV Saridele. Pengelolaan
Perusahaan dipercayakan kepada Bank Industri Negara yang kemudian menjadi
Bank Pembangunan Indonesia. Pihak PBB melalui United Nations Internasional
Children Emergency Funds (“UNICEF”), memberikan pinjaman berupa mesin-
mesin pengolahan susu yang harus dibayar kembali oleh perusahaan dalam bentuk
saridele, yang diserahkan langsung kepada Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Beberapa tahun kemudian terjadi perubahan kebijakan, yaitu dengan
diserahkannya pengelolaan NV Saridele dari Bank Pembangunan Indonesia
kepada Badan Pimpinan Umum (BPU) Farmasi Negara ( sekarang PT. Kimia
Farma ), sehingga nama perusahaan diubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Sari
Husada.
Pada tanggal 8 Mei 1972, PT. Kimia Farma menadatangani perjanjian
kerjasama dengan PT. Tigaraksa until mendirikan PT. Sari Husada dengan Akta
Notaris Soeleman Ardjasasmita Sh No. 10, tanggal 8 Mei 1972. akt tersebut telah
mendapatkan pengesahaan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. Y.A.5/158/7 tanggal 28 September 1972. perubahan terakhir
terhadap akta pendirian dilakukan dengan Akta Notaris Thimas Gonawan SH No.
4, tanggal 13 Mei 2003 mengenai peningkatan modal dasar dari
No. KeteranganJumlah saham/
Total Share
1 Penawaran umum 1,000,000
2 Pembagian saham bonus 40,000
3 Penawaran terbatas I (pertama ) 217,720
4 Pencatatan seluruh saham 4,742,280
5 Pembagian saham bonus 240,000
6 Penawaran terbatas II ( kedua ) 244,051
7 Pembagian saham dividen 648,274
8 Penawaran terbatas III ( ketiga ) 14,264,650
9 Konversi saham dari obligasi konversi I 5.305,600
10 Konversi saham dari obligasi konversi I 3,136,300
11 Pemecahan nilai saham 59,677,750
12 Pembagian saham bonus 29,838,875
13 Penawaran terbatas IV ( keempat ) 56,693,863
14 Pembagian saham dividen 7,473,809
15 Pembagian saham dividen 4,829,261
16 Pembagian hak opsi -ESOP 8,000,000
17 Pembagian hak opsi -ESOP 8,000,000
18 Pembagian hak opsi -ESOP 12,500,000
19 Pembagian hak opsi -ESOP 53,675,670
20 Pemecahan nilai saham 1,695,171,897
1,965,700,000
Perusahaan mempunyai kepemilikan langsung sebesar 99,85% pada PT.
Sugiindo ( anak perusahaan 0. anak perusahaan beroperasi dalam bidang jasa
produksi, pemrosesan dan pengepakan produk-produk nutrisi. Kantor dan
pabriknya berlokasi di Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Anak perusahaan
mulai beroperasi komersial sejak Juni 1985.
Susunan anggoa Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan untuk
periode tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden komisaris : Gerrit Keyaerts
Wakil komisaris utama : -
Komisaris : Chris Britton
Komisaris : Niraj Mehra
Komisari : Ajay Puri
Komisaris independen : Mardjono Reksodiputro
Komisaris independen : Maruki Usman
Dewan Direksi
Presiden direktur : Budi Satria Isman
Wakil presiden direktur : -
Direktur : Setyanto
Rachmad Suhappy
Jenny Go Jenny Setyowati
Alain Comel
Muh. Agus Samsudin
B. Produk – Produk Perusahaan
PT. Sai Husada Tbk. adalah perusahaan terkemuka untuk produk nutrisi
kesehatan terutama bagi bayi dan anak, dengan merek produk sperti : SGM
(1,2,3,4), SGM bayi biscuit, Vitalac, Vitaplus, Vitalac Genio, dan produk susu ibu
hamil dan menyusui Lactamil termasuk yang siap minum. Semua produk
memiliki sertifikasi halal dan memperoleh penghargaan seperti HACCP, K3, serta
ISO 2001 dan 14001, Indonesian Best Brand 2005 oleh MARS, dan Best
Packaging 2005 oleh IBS.
C. Letak Perusahaan
Kantor Pusat:
Jl. Kusumanegara no. 173 tromol pos 37, Yogykarta 55002. Telepon : (0274)
512990 (Hunting) , 510956, 510957, 514396. Fx : (0274) 563328.
Kantor Jakarta :
Gedung Tira, Lt 3, Jl. H.R Rasuna Said Kav. B-3, Jkarta 12920. Telepon : (021)
5256388. Fax : (021) 57933777.
D. Perkembangan Terakhir Perusahaan.
Intisari kinerja keuangan PT. Sari Husada Tbk. pada tahun 2005 adalh:
1. Total penjualan bersih pada tahun 2005 meningkat 28 persen menjadi Rp
1,583 triliun pada tahun sebelumnya, yang merupakan peningkatan
pendapatan tertinggi selama empat tahun terakhir.
2. Laba usaha meningkat dari Rp 249,9 miliar pada tahun 2004 menjadi Rpo 397
miliar pada tahun 2005.
3. Merek-merek utama Sari Husada khususnya didorong oleh SGM
menunjukkan pertumbuhan yang konsisten sepanjang tahun ini.
4. Penyelesaian restrukturisasi mamajemen perusahaan, sejalan dengan
percepatan implementasi program Good Corporate Governance bagi
karyawan dan pemasok.
Dengan latar belakang program-program yang dilakukan pada tahun 2005,
ada inisiatif utama yang akan dilaksanakan oleh Sari Husada pada tahun 2006
untuk mendorong profitabilitas perseroan. Beberapa inisiatif tersebut antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan distribusi untuk menjngkau pangsa pasar yang
lebih luas.
2. Mengoptimalkan efisiensi dari proses produksi, terutama dari pengadaan
bahan baku.
3. Memperkuat kemampuan organisasi perseroan, implemebtasi dan pengawasan
bagi tata kelola perusahaan yang baik.
PT. Sari Husada Tbk. berkomitmen kuat untuk meningkatkan penjualan
dan laba perseroan serta akan terus mengembangkan kekuatan merek – merek
perusahaan di masa depan. (Kompas, 29/03).
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio Keuangan
Untuk menjawab pertanyaan pertama maka dilakukan analisis terhadap
laporan keuangan dari masing-masing tahun sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
- Rasio Lancar ( Current Ratio )
Aktiva LancarCurrent Ratio =
Kewajiban Lancar
Table V.1
Current Rasio
Tahun Aktiva lancar Kewajiban lancar Rasio
1996 66,194,228,093 69,377,743,798 0.95
1997 81,104,293,611 75,538,536,448 1.07
1998 156,351,018,124 28,560,019,211 5.47
1999 256,958,912,181 51,971,978,773 4.94
2000 409,687,000,000 73,419,000,000 5.58
2001 537,942,000,000 104,393,000,000 5.15
2002 579,304,000,000 73,389,000,000 7.89
2003 762,305,000,000 90,499,000,000 8.42
2004 942,826,000,000 168,228,000,000 5.6
2005 824,503,000,000 117,777,000,000 7Sumber : lampiran 1
Current Ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Dari
tabel V. 1 diketahui bahwa PT. Sari Husada Tbk mempunyai current ratio 0,95
pada tahun 1996. Artinya perusahaan tidak likuid karena nilai current ratio
kurang dari standar likuiditas yaitu 1,00. Tahun 1997 sebesar 1,07 dan pada tahun
1998 serta 1999 masing-masing sebesar 5,47 dan 4,94. Hal ini menunjukkan
bahwa pada tahun 1997 setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar
Rp 1,07. Pada tahun 1999 current ratio mengalami penurunan sebesar 0,53 dari
5,47 ditahun 1998 menjadi 4,94. Pada tahun 2000 current ratio kembali meningkat
sebesar 0,64 dari 4,94 ditahun 1999 menjadi 5,58.
Tahun 2001 current ratio perusahaan adalah sebesar 5,15, turun dari tahun
sebelumnya yaitu tahun 1999 sebanyak 0,43. Pada tahun 2002 perusahaan
memiliki current ratio sebesar 7,89. Artinya bahwa pada tahun 2002 setiap Rp
1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar Rp 7,89. Tahun 2003 current ratio
meningkat sebanyak 0,53 dari tahun 2002 yaitu menjadi sebesar 8,42. Pada tahun
2004 current ratio menurun sebanyak 2,82, menjadi 5,6. Tahun 2005 current
ratio kembali meningkat menjadi sebesar 7,00.
- Rasio Cepat ( Quick Ratio )
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio =Kewajiban Lancar
Tabel V.2
Quick Ratio
Tahun Aktiva lancar Persediaan Kewajiban lancar Rasio
1996 66,194,228,093 33,499,312,846 69,377,743,798 0.47
1997 81,104,293,611 21,209,402,876 75,538,536,448 0.79
1998 156,351,018,124 41,010,033,959 28,560,019,211 4.04
1999 256,958,912,181 79,076,022,575 51,971,978,773 3.42
2000 409,687,000,000 111,931,000,000 73,419,000,000 4.06
2001537,942,000,000
102,492,000,000 104,393,000,000 4.17
2002 579,304,000,000 139,689,000,000 73,389,000,000 5.99
2003 762,305,000,000 132,601,000,000 90,499,000,000 6.96
2004 942,826,000,000 130,829,000,000 168,228,000,000 4.83
2005 824,503,000,000 141,302,000,000 117,777,000,000 5.8
Sumber : lampiran 1
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemmpuan perusahaan membayar
hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Dari tabel V.2 dapat
diketahui bahwa perusahaan memiliki quick ratio sebagai berikut: Pada tahun
1996 perusahaan memiliki quick ratio sebesar 0,47. Artinya pada tahun 1996
setiap hutang lancar perusahaan dijamin oleh aktiva yang paling likuid Rp 0,47.
Tahun 1997 quick ratio sebesar 0,79 dan tahun 1998 serta 1999 quick ratio
masing-masing sebesar 4,04 dan 3,42. Tahun 1999 quick ratio menurun dari tahun
sebelumnya yaitu tahun 1998 sebanyak 0,62.
Pada tahun 2000 dan 2001 quick ratio kembali meningkat masing-masing
sebesar 4,06 dan 4,17. Tahun 2002 quick ratio meningkat sebanyak 1,82 dari
tahun 2001 menjadi sebesar 5,99. Untuk tahun 2003 Quick ratio sebesar 6,96. Hal
ini menunjukkan bahwa pada tahun 2003 setiap Rp 1,00 hutang lancar perusahaan
dijamin oleh aktiva yang paling likuid sebesar Rp 6,96. Tahun 2004 quick ratio
turun sebanyak 2,13 dari tahun 2003 yaitu menjadi sebesar 4,83. Namun pada
tahun 2005 quick ratio kembali naik sebesar 0,97 dari tahun 2004 menjadi 5,8.
2. Rasio Profitabilitas.
- Rasio Antara Laba dengan Penjualan
a. Gross Profit Margin
Laba KotorGross Profit Margin =
Penjualan
Tabel V.3
Gross Profit Margin
Tahun Laba kotor Penjualan GPM
1996 86,677,722,730 194,694,798,067 0.45
1997 102,674,645,570 225,801,097,214 0.45
1998 80,459,426,687 240,976,934,336 0.33
1999 175,766,665,818 428,770,975,754 0.41
2000 232,879,000,000 606,242,000,000 0.38
2001 355,628,000,000 932,942,000,000 0.38
2002 266,844,000,000 733,378,000,000 0.36
2003 374,094,000,000 796,677,000,000 0.47
2004 571,020,000,000 1,235,159,000,000 0.46
2005 669,443,000,000 1,583,143,000,000 0.42
Sumber : lampiran 2
Ukuran atau rasio laba dengan penjualan ini digunakan untuk mengukur
laba yang dihasilkan oleh setiap unit penjualan (produk yang dijual ). Dari rasio
ini dapat diketahui kemampuan margin laba untuk menutup biaya tetap dan bunga
serta kemampuan perusahaan untuk membagikan dan membayar dividen. Gross
Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. Rasio
ini untuk mengukur efisiensi operasi perusahaan. Semakin besar gross profit
margin maka semakin efisien operasi perusahaan. Pada tabel V.3 dapat diketahui
bahwa: Pada tahun 1996 dan tahun 1997 gross profit margin PT. Sari Husada
Tbk. masing – masing sebesar 0,45. Tahun 1998 gross profit margin mengalami
penurunan dari tahun 1997 sebanyak 0,12 yaitu menjadi sebesar 0,33. Namun
pada tahun 1999 kembali naik sebanyak 0,08 yaitu menjadi sebesar 0,41.
Tahun 2000 dan 2001 gross profit margin masing – masing sebesar 0,38.
Tahun 2000 dan tahun 2001 gross profit margin turun sebanyak 0,03 dari tahun
1999. Pada tahun 2002 dan 2003 gross profit margin masing – masing sebesar
0,36 dan 0,47. Untuk tahun 2004 gross profit margin turun sebanyak 0,01 dari
tahun 2003 yaitu menjadi sebesar 0,46, dan tahun 2005 gross profit margin
kembali meningkat menjadi 0,42.
b. Operating Profit Margin
EBITOperating Profit Margin =
Penjualan
Tabel V.4
Operating profit margin
Tahun EBIT Penjualan OPM
1996 50,622,823,835 194,694,798,067 0.26
1997 60,414,344,211 225,801,097,214 0.27
1998 46,252,455,371 240,976,934,336 0.19
1999 121,824,207,870 428,770,975,754 0.28
2000 169,252,000,000 606,242,000,000 0.28
2001 267,552,000,000 932,942,000,000 0.29
2002 184,337,000,000 733,378,000,000 0.25
2003 248,461,000,000 796,677,000,000 0.31
2004 249,894,000,000 1,235,159,000,000 0.2
2005 397,069,000,000 1,583,143,000,000 0.25
Sumber : lampiran 2
Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba operasi ( laba
sebelum biaya bunga dan pajak/ EBIT ) dengan penjualan. Dari tabel V.4 dapat
diketahui bahwa : Pada tahun 1996 operating profit margin sebesar 0,26. Tahun
1997 naik sebanyak 0,01 menjadi sebesar 0,27. Operating profit margin di tahun
1998 sebesar 0,19, turun dari tahun 1997 yaitu sebanyak 0,08. Tahun 1999 dan
2000 operating profit margin masing – masing sebesar 0,28. Pada tahun 2001
operating profit margin naik sebanyak 0,01 dari tahun 2000 yaitu menjadi sebesar
0,29.
Tahun 2002 operating profit margin kembali turun sebanyak 0,04 dari
tahun 2001 yaitu menjadi sebesar 0,25, namun di tahun 2003 operating profit
margin kembali naik sebanyak 0,06 yaitu menjadi 0,31. Tahun 2004 operating
profit margin sebesar 0,20 dan tahun 2005 naik menjadi 0,25.
c. Net Profit Margin
EATNet Profit Margin =
Penjualan
Tabel V.5
Net Profit Margin
Tahun EAT Penjualan NPM
1996 35,094,662,883 194,694,798,067 0.18
1997 37,287,234,731 225,801,097,214 0.17
1998 10,302,262,675 240,976,934,336 0.04
1999 86,502,772,788 428,770,975,754 0.2
2000 131,411,000,000 606,242,000,000 0.22
2001 224,766,000,000 932,942,000,000 0.24
2002 106,316,000,000 733,378,000,000 0.14
2003 16,253,800,000 796,677,000,000 0.02
2004 181,878,000,000 1,235,159,000,000 0.15
2005 289,768,000,000 1,583,143,000,000 0.18
Sumber : lampiran 2
Net Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba bersih ( laba setelah
biaya bunga dan pajak/ EAT ) dengan penjualan. Dari tabel V.5 dapat diketahui
bahwa : Pada tahun 1996 net profit margin perusahaan sebesar 0,18. Tahun 1997
dan 1998 net profit margin mengalami penurunan masing – masing menjadi 0,17
dan 0,04. Namun pada 3 tahun berikutnya , yaitu 1999, 2000 dan 2001 terus
menerus maningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 1999, 2000, dan 2001 masing –
masing sebesar 0,20, 0,22, dan 0,24.
Pada tahun 2002 dan 2003 kembali turun dari tahun sebelumnya yaitu
masing – masing sebesar 0,14 dan 0,02. Tahun 2004 net profit margin perusahaan
sebesar 0,15 dan di tahun 2005 net profit margin sebesar 0,18.
- Rasio Antara Laba dengan Aktiva dan Modal Sendiri
a. Return On Investment ( ROI )
EATReturn On Investment =
Total Aktiva
Tabel V.6
Return On Investment
Tahun EAT Total aktiva ROI
1996 35,094,662,883 176,672,045,100 0.2
1997 37,287,234,731 213,970,267,274 0.17
1998 10,302,262,675 280,800,286,144 0.04
1999 86,502,772,788 390,083,459,295 0.22
2000 131,411,000,000 542,867,000,000 0.24
2001 224,766,000,000 796,532,000,000 0.28
2002 106,316,000,000 848,599,000,000 0.13
2003 16,253,800,000 1,045,105,000,000 0.02
2004 181,878,000,000 1,220,026,000,000 0.15
2005 289,768,000,000 1,087,263,000,000 0.27
Sumber : lampiran 1 dan 2
Ukuran atau rasio laba dengan aktiva ini digunakan untuk mengukur
penggunaan sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan laba perusahaan. Dari
rasio ini dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam mengunakan dan
menghasilkan aktiva dan modal sendiri yang dimiliki untuk menghasilkan laba
yang memuaskan.
Return On Investment ( ROI ), yaitu perbandingan antara laba setelah
biaya bunga dan pajak ( laba bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan. Dari
tabel V.6 dapat diketahui bahwa : Pada tahun 1996 ROI perusahaan sebesar 0,2.
Pada tahun 1997 dan 1998 ROI masing – masing sebesar 0,17 dan 0,04. Tahun
1999, 2000, dan 2001 ROI terus menerus meningkat masing – masing sebesar
0,22, 0,24 dan 0,28. Namun untuk tahun 2002 ROI mengalami penurunan
sebanyak 0,15 dari tahun 2001 yaitu menjadi sebesar 0,13. Tahun 2003 dan 2004
ROI perusahaan masing – masing sebesar 0,02 dan 0,15. Dan untuk tahun 2005
ROI sebesar 0,27.
b. Operating Income On Operating Asset
EBIT
Operating Income On Operating Asset =Aktiva Operasi
Operating Income On Operating Asset, yaitu perbandingan antara laba
sebelum biaya bunga dan pajak ( laba operasi/EBIT) dengan aktiva operasi
( aktiva yang secara aktif digunakan dalam operasi perusahaan ). Dari tabel V.7
dibawah ini, dapat diketahui bahwa : Pada tahun 1996 Operating Income On
Operating Asset sebesar 0,29 dan di tahun 1997 sebesar 0,28. Operating Income
On Operating Asset kembali menurun di tahun 1998 sebanyak 0,11 yaitu menjadi
sebesar 0,17. Tahun 1999 dan tahun 2000 Operating Income On Operating Asset
masing – masing sebesar 0,31. Tahun 2001 Operating Income On Operating Asset
naik dari tahun sebelumnya sebanyak 0,03 yaitu menjadi 0,34. Pada tahun 2002
dan 2003 Operating Income On Operating Asset masing – masing 0,22 dan 0,24.
Tahun 2004 turun sebanyak 0,03 menjadi sebesar 0,21. Untuk tahun 2005
Operating Income On Operating Asset sebesar 0,3.
Tabel V.7
Operating Income On Operating Asset
Tahun EBIT Aktiva operasi Rasio
1996 50,622,823,835 175,382,243,554 0.29
1997 60,414,344,211 213,496,751,231 0.28
1998 46,252,455,371 278,299,922,693 0.17
1999 121,824,207,870 387,144,096,767 0.31
2000 169,252,000,000 542,562,000,000 0.31
2001 267,552,000,000 793,478,000,000 0.34
2002 184,337,000,000 838,473,000,000 0.22
2003 248,461,000,000 1,042,515,000,000 0.24
2004 249,894,000,000 1,215,587,000,000 0.21
2005 397,069,000,000 1,082,060,000,000 0.37
Sumber : lampiran 1 dan 2
c. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa ( Return on Common
Equity = ROE ).
ROE = Laba Bersih / Jumlah Modal Sendiri
Tabel V.8
Return on Common Equity
Tahun Laba bersih Modal sendiri ROE
1996 35,094,662,883 29,838,875,000 1.18
1997 37,287,234,731 59,677,750,000 0.62
1998 10,302,262,675 88,024,681,500 0.12
1999 86,502,772,788 88,024,681,500 0.98
2000 131,411,000,000 91,762,000,000 1.43
2001 224,766,000,000 91,762,000,000 2.45
2002 106,316,000,000 94,177,000,000 1.13
2003 16,253,800,000 94,177,000,000 0.17
2004 181,878,000,000 98,500,000,000 1.85
2005 289,768,000,000 98,676,000,000 2.94
Sumber : lampiran 1 dan 2
ROE adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas saham biasa.
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham
biasa. Semakin besar nilainya maka semakin baik. Dari tabel V.8 dapat diketahui
bahwa : Pada tahun 1996 ROE perusahaan sebesar 1,18 . Tahun 1997 dan 1998
nilai ROE turun dari tahun 1996 yaitu masing – masing sebesar 0,62 dan 0,12.
Artinya kemampuan perusahaan untuk mengembalikan investasi bagi pemegang
saham biasa menurun di tahun 1997 dan 1998. Tahun 1999, 2000 dan 2001 nilai
ROE perusahaan masing – masing sebesar 0,98, 1,43 dan 2,45. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk mengembalikan investasi kepada
para pemegang saham biasa, dan kemampuan itu terus meningkat di tahun 1999,
2000, dan 2001. Pada tahun 2002 ROE turun dari tahun sebelumnya yaitu tahun
2001 sebanyak 1,32 , menjadi 1,13. Tahun 2003 ROE perusahaan sebesar 0,17,
turun dari tahun 2002. Namun tahun 2004 dan 2005 ROE kembali meningkat
masing – masing sebesar 1,85 dan 2,94.
3. Rasio Aktivitas
- Inventory Turn Over
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn Over =Rata-rata Persediaan
Tabel V.9
Inventory Turn Over
Tahun HPP Rata-rata persediaan ITO
1996 108,017,075,337 33,499,312,846 3.22
1997 123,126,451,644 21,209,402,876 5.81
1998 160,517,507,649 41,010,033,959 3.91
1999 253,004,309,936 79,076,022,575 3.2
2000 373,363,000,000 111,931,000,000 3.34
2001 577,314,000,000 102,492,000,000 5.63
2002 (466,534,000,000) 139,689,000,000 -3.3
2003 (422,583,000,000) 132,601,000,000 -3.2
2004 664,139,000,000 130,829,000,000 5.08
2005 913,700,000,000 141,302,000,000 6.47
Sumber : lampiran 1 dan 2
Dari rasio ini dapat ditentukan berapa lama rata-rata persediaan tersebut
ada di gudang. Semakin tinggi angka perputaran maka makin rendah angka hari
rata-rata persediaan. Semakin besar nilai perputarannya maka semakin cepat
persediaan menjadi kas atau piutang. Dari tabel V.9 dapat diketahui bahwa : Pada
tahun 1996 ITO perusahaan sebesar 3,22x. Tahun 1997 ITO perusahaan sebesar
5,81. Angka perputaran di tahun 1997 lebih besar dari angka perputaran di tahun
1996, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan untuk merubah
persediaan menjadi kas atau piutang. Tahun 1998 dan 1999 ITO menurun masing
– masing bernilai 3,91 dan 3,2. Namun tahun 2000 dan 2001 ITO kembali
meningkat yaitu masing – masing sebesar 3,34 dan 5,63. Tahun 2002 dan 2003
ITO perusahaan turun hingga mencapai nilai negatif, masing – masing sebesar –
3,3 dan –3,2. Hal ini dikarenakan jumlah harga pokok penjualan yang negatif.
Pada tahun 2004 dan 2005 ITO kembali meningkat masing – masing bernilai 5,08
dan 6,47. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2004 dan 2005 terdapat
peningkatan kinerja perusahaan dalam merubah persediaan menjadi kas atau
piutang.
- Total Asset Turn Over
PenjualanTotal Asset Turn Over =
Total Aktiva
Total Asset Turn Over adalah rasio untuk mengukur perputaran semua
aktiva dalam perusahaan. Semakin besar nilai perputarannya berarti semakin
efisien perusahaan menggunakan aktivanya. Dari tabel V.10 dibawah ini, dapat
diketahui bahwa : Pada tahun 1996 total asset turn over perusahaan sebesar 1,1.
Tahun 1997 dan 1998 total asset turn over menurun dari tahun – tahun
sebelumnya, yaitu masing – masing bernilai 1,06 dan 0,86. Hal ini menunjukkan
bahwa pada tahun 1996, 1997 dan 1998 kinerja perusahaan dalam memanfaatkan
aktiva dari tahun 1996 ke tahun 1998 kurang efisien. Tahun 1999 total asset turn
over naik menjadi 1,1. Hal ini menunjukkan adanya perningkatan kinerja
perusahaan dalam memanfaatkan aktiva perusahaan secara efisien.
Pada tahun 2000 dan 2001 total asset turn over masing – masing bernilai
1,12 dan 1,17. Dilihat dari tahun 1999 sampai 2001 perusahaan menunjukkan
peningkatan kinerja dalam pemanfaatan aktivanya secara efisien. Namun ditahun
2002 dan 2003 total asset turn over menurun sebanyak masing-masing 0,31 di
tahun 2002 dari tahun 2001 dan 0,10 di tahun 2003 dari tahun 2002. Total asset
turn over pada tahun 2002 dan 2003 masing – masing bernilai 0,86 dan 0,76.
Tahun 2004 total asset turn over perusahaan naik sebanyak 0,25 yaitu menjadi
1,01. Di tahun 2005 total asset turn over bernilai 1,46. Naik sebanyak 0,45 dari
tahun 2004.
Tabel V.10
Total Asset Turn Over
Tahun Penjualan Total aktiva TATO
1996 194,694,798,067 176,672,045,100 1.1
1997 225,801,097,214 213,970,267,274 1.06
1998 240,976,934,336 280,800,286,144 0.86
1999 428,770,975,754 390,083,459,295 1.1
2000 606,242,000,000 542,867,000,000 1.12
2001 932,942,000,000 796,532,000,000 1.17
2002 733,378,000,000 848,599,000,000 0.86
2003 796,677,000,000 1,045,105,000,000 0.76
2004 1,235,159,000,000 1,220,026,000,000 1.01
2005 1,583,143,000,000 1,087,263,000,000 1.46
Sumber : lampiran 1 dan 2
- Fixed Asset Turn Over
PenjualanFixed Asset Turn Over =
Aktiva Tetap Bersih
Tabel V.11
Fixed Asset Turn Over
Tahun Penjualan Aktiva tetap bersih FATO
1996 194,694,798,067 110,477,817,007 1.76
1997 225,801,097,214 132,865,973,663 1.7
1998 240,976,934,336 124,449,268,020 1.94
1999 428,770,975,754 133,124,547,114 3.22
2000 606,242,000,000 133,180,000,000 4.55
2001 932,942,000,000 258,590,000,000 3.61
2002 733,378,000,000 269,295,000,000 2.72
2003 796,677,000,000 282,800,000,000 2.82
2004 1,235,159,000,000 277,200,000,000 4.46
2005 1,583,143,000,000 262,760,000,000 6.03
Sumber : lampiran 1 dan 2
Fixed Asset Turn Over adalah rasio untuk mengukur perputaran aktiva
tetap dalam perusahaan. Semakin besar maka semakin efisien perusahaan
menggunakan aktiva tetapnya. Dari tabel V.11 dapat diketahuim bahwa : Pada
tahun 1996 fixed asset turn over perusahaan bernilai 1,76. Tahun 1997 fixed asset
turn over turun sebanyak 0,06 dari tahun 1996 yaitu menjadi 1,7. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya
kurang efisien di tahun 1997. Namun pada tahun 1998, 1999 dan 2000 fixed asset
turn over naik masing-masing sebanyak 0,24 di tahun 1998 dari tahun 1997, di
tahun 1999 sebanyak 1,28 dari tahun 1998, dan 1,33 di tahun 2000 dari tahun
1999. Fixed asset turn over tahun 1998, 1999, dan 2000 masing – masing bernilai
1,94, 3,22, dan 4,55.
Pada tahun 2001 dan 2002 fixed asset turn over kembali mengalami
penurunan sebanyak masing – masing 0,94 untutk tahun 2001 turun dari tahun
2000 dan 0,89 ditahun 2002 turun dari tahun 2001. Tahun 2003 dan 2004 fixed
asset turn over masing – masing bernilai 2,82 dan 4,46. Untuk tahun 2005 fixed
asset turn over naik sebanyak 1,57 yaitu menjdi bernilai 6,03.
4. Rasio Leverage
- Total Debt to Total Asset Ratio
Total HutangTotal Debt to Total Asset Ratio =
Total aktiva
Tabel V.12
Total Debt to Total Asset Ratio
Tahun Total hutang Total aktiva TDTA
1996 70,057,141,715 176,672,045,100 0.4
1997 75,573,951,313 213,970,267,274 0.35
1998 36,049,725,369 280,800,286,144 0.13
1999 58,816,742,598 390,083,459,295 0.15
2000 85,123,000,000 542,867,000,000 0.16
2001 116,633,000,000 796,532,000,000 0.15
2002 95,549,000,000 848,599,000,000 0.11
2003 102,155,000,000 1,045,105,000,000 0.1
2004 196,379,000,000 1,220,026,000,000 0.16
2005 142,744,000,000 1,087,263,000,000 0.13
Sumber : lampiran 1
. Rasio leverage menunjukkan kamampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Total Debt
to Total Asset Ratio merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva.
Rasio ini menunjukkan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin
hutang perusahaan. Semakin besar nilai rasio maka semakin beresiko. Dari tabel
V. 12 dapat diketahui bahwa : Pada tahun 1996 nilai total debt to total asset PT.
Sari Husada Tbk. adalah sebesar 0,4. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun
1996 perusahaan menggunakan dana pinjaman sebesar 0,4 bagian ( 40% ).
Artinya perusahaan memiliki aktiva yang dapat digunakan untuk menjamin
hutang – hutangnya. Tahun 1997 dan 1998 total debt to total asset perusahaan
turun menjadi masing – masing bernilai 0,35 ( 35% ) dan 0,13 ( 13% ). Penurunan
nilai total debt to total asset ini baik karena hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan dana pinjaman oleh perusahaan semakin sedikit. Artinya perusahaan
dapat membiayai kegiatan perusahaan dengan menggunakan sebagian besar biaya
sendiri.
Tahun 1999 dan 2000 total debt to total asset perusahaan bernilai masing
– masing 0,15 ( 15% ) dan 0,16 ( 16% ). Pada tahun 2001 dan 2002 total debt to
total asset perusahaan turun masing – masing bernilai 0,15 ( 15% ) dan 0,11 (
11% ). Tahun 2003 total debt to total asset masih terus turun dari tahun 2002
yaitu bernilai 0,1 ( 10% ). Untuk tahun 2004 total debt to total asset naik
sebanyak 0,06 dari tahun 2003 yaitu menjadi sebesar 0,16 ( 16% ). Namun tahun
2005 total debt to total asset kembali menurun sebanyak 0,03 yaitu menjadi
sebesar 0,13 ( 13% ).
- Total Debt to Equity Ratio
Total HutangDebt to Equity Ratio =
Total Modal
Tabel V.13
Debt to Equity Ratio
Tahun Total hutang Total modal DER
1996 70,057,141,715 106,334,885,385 0.66
1997 75,573,951,313 136,400,317,191 0.55
1998 36,049,725,369 244,750,560,775 0.15
1999 58,816,742,598 331,253,333,563 0.18
2000 85,123,000,000 457,744,000,000 0.19
2001 116,633,000,000 679,899,000,000 0.17
2002 95,549,000,000 766,555,000,000 0.12
2003 102,155,000,000 929,445,000,000 0.11
2004 196,379,000,000 693,040,000,000 0.28
2005 142,744,000,000 701,265,000,000 0.2
Sumber : lampiran 1
Merupakan perbandingan total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukkan berapa rupiah modal sendiri yang disediakan untuk membayar
hutang. Dari tabel V.13 dapat diketahui bahwa: Pada tahun 1996 debt equity yang
dimiliki PT. Sari Husada Tbk. adalah sebesar 0,66. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan menyediakan dana sebesar Rp 0,66 dari modal sendiri untuk
membayar hutangnya. Tahun 1997 dan 1998 debt equity turun dari tahun
sebelumnya, masing – masing bernilai 0,55 dan 0,15. Artinya pada tahun 1997
dan 1998 penyediaan dana dari modal sendiri untuk menbayar hutang – hutangnya
semakin sedikit. Di tahun 1999 dan 2000 debt equity kembali meningkat yaitu
masing – masing sebesar 0,18 dan 0,19.
Pada tahun 2001 hingga tahun 2003 debt equity kembali turun sampai
pada nilai 0,11. Debt equity pada tahun 2001 bernilai 0,17, untuk tahun 2002
bernilai 0,12 dan debt equity di tahun 2003 bernilai 0,11. Namun pada tahun 2004
debt equity naik sebanyak 0,17 yaitu menjadi bernilai 0,28. Tahun 2005 debt
equity kembali turun menjadi bernilai 0,2. Artinya pada tahun 2005 perusahaan
menyediakan dana sebesar Rp 0,2 dari modal sendiri untuk membayar hutangnya.
- Long Term Debt to Equity Ratio
Hutang Jangka PanjangLong Term Debt to Equity =
Modal Sendiri
Long Term Debt to Equity merupakan perbandingan antara total hutang
jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan jaminan atas
hutang jangka panjang yang tersedia dari modal sendiri. Dari tabel V.14 dibawah,
dapat diketahui bahwa : Pada tahun 1996 long term debt to equity bernilai 0,2. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan mnyediakan dana sebanyak 0,2 bagian dari
modal sendiri untuk menjamin hutang jangka panjang. Tahun 1997 long term debt
to equity turun menjadi bernilai 0. Artinya perusahaan tidak memberikan jaminan
dari modal sendiri untuk hutang jangka panjangnya. Tahun 1998 dan 1999 long
term debt to equity masing – masing bernilai 0,09 dan 0,08.
Pada tahun 2000 dan 2001 nilai long term debt to equity memiliki nilai
sama yaitu 0,13. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2000 dan 2001
perusahaan memberikan jaminan dalam jumlah yang sama dari modal sendiri
yaitu sebesar 0,13 untuk hutang jangka panjangnya dalam 2 tahun tersebut. Tahun
2002 jaminan yang disediakan oleh perusahaan dari modal sendiri untuk hutang
jangka panjangnya meningkat sebanyak 0,11, yaitu menjadi sebesar 0,24. Hal ini
menunjukkan bahwa beban perusahaan untuk menjamin hutang jangka
panjangnya semakin besar. Namun pada tahun 2003 nilai long term debt to equity
turun sebanyak 0,12, yaitu menjadi sebesar 0,12. Tahun 2004 nilai long term debt
to equity kembali meningkat yaitu menjadi sebesar 0,29. Artinya pada tahun 2004
perusahaan menyediakan jaminan untuk hutang panjang sebesar 0,29 dari modal
sendiri. Untuk tahun 2005 jaminan yang disediakan untuk hutang jangka panjang
turun menjadi 0,25. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2005 beban
perusahaan berkurang.
Tabel V.14
Long Term Debt to Equity
TahunHutang jangka
panjangModal sendiri LTD
1996 679,397,917 29,838,875,000 0.02
1997 35,414,865 59,677,750,000 0
1998 7,489,706,158 88,024,681,500 0.09
1999 6,844,763,825 88,024,681,500 0.08
2000 11,704,000,000 91,762,000,000 0.13
2001 12,240,000,000 91,762,000,000 0.13
2002 22,160,000,000 94,177,000,000 0.24
2003 11,656,000,000 94,177,000,000 0.12
2004 28,151,000,000 98,500,000,000 0.29
2005 24,967,000,000 98,676,000,000 0.25
Sumber : lampiran 1
- Times Interest Earned
EBITTimes Interest Earned =
Bunga
Tabel V.15
Times Interest Earned
Tahun EBIT Bunga TIE
1996 50,622,823,835 (3,213,484,346) -15.8
1997 60,414,344,211 (8,434,834,637) -7.16
1998 46,252,455,371 (22,746,355,351) -2.03
1999 121,824,207,870 5,365,984,080 22.7
2000 169,252,000,000 10,635,000,000 15.9
2001 267,552,000,000 10,810,000,000 24.8
2002 184,337,000,000 5,707,000,000 32.3
2003 248,461,000,000 6,791,000,000 36.6
2004 249,894,000,000 13,789,000,000 18.1
2005 397,069,000,000 16,846,000,000 23.6Sumber : lampiran 2
Times Interest Earned merupakan perbandingan antara laba opersi (EBIT)
dengan biaya bunga. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga. Rasio ini menghubungkan antara kemampuan peusahaan
memperoleh laba dengan pembayaran bunga atas hutang terutama hutang jangka
panjang. Dengan laba berarti perusahaan akan mampu membayar bunga yang
menjadi kewajibannya. Dari tabel V.15 dapat diketahui bahwa : Pada tahun 1996
time interest earned perusahaan sebesar –15,8. Hal ini menunjukkan bahwa pada
tahun 1996 perusahaan belum mampu membayar bunga dengan menggunakan
labanya. Tahun 1997 dan 1998 nilai time interest earned masih negatif, yaitu
masing-masing bernilai –7,16 dan –2,03. Meskipun masih dalam nilai negatif,
namun dari tahun 1996 sampai 1998 perusahaan memperlihatkan peningkatan
kemampuannya dalam membayar bunga dengan laba yang diperoleh. Tahun 1999
nilai time interest earned sebesar 22,7. Namun pada tahun berikutnya yaitu pada
tahun 2000 nilai time interest earned turun menjadi 15,9.
Tahun 2001, 2002, dan 2003 nilai time interest earned kembali meningkat
yaitu masing-masing menjadi bernilai 24,8 pada tahun 2001, 32,3 untuk tahun
2002, dan 36,6 di tahun 2003. Peningkatan nilai time interest earned
menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan sehingga laba yang
diperoleh dapat digunakan untuk membayar biaya bunga. Pada tahun 2004 time
interest earned kembali turun sebanyak 18,5, yaitu menjadi sebesar 18,1, dan
kembali meningkat pada tahun 2005 dengan nilai 23,6.
Setelah dilakukan perhitungan terhadap laporan keuangan, maka penulis
melakukan penilaian kinerja terhadap PT. Sari Husada Tbk. dengan menggunakan
sistem pemberian ranking dan point sebagai berikut:
1. Tabel V.16 diketahui bahwa PT. Sari Husada Tbk. memiliki kinerja keuangan
terbaik berdasarkan rasio likuiditas adalah pada tahun 2003. Kinerja terbaik
kedua berdasarkan rasio likuiditas adalah tahun 2002. Tahun yang memiliki
kinerja terburuk adalah pada tahun 1996. Tingginya tingkat kinerja
berdasarkan rasio likuiditas ini menandakan bahwa PT. Sari Husada Tbk.
dapat menjamin hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.
2. Tabel V.17 diketahui bahwa PT. Sari Husada Tbk. memiliki kinerja keuangan
terbaik berdasarkan rasio leverage adalah pada tahun 2005. Kinerja terbaik
kedua adalah tahun 2002. Tahun yang memiliki kinerja terburuk berdasarkan
rasio ini adalah tahun 1996 dan 1997. Rasio leverage yang baik menandakan
bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menjamin keseluruhan hutang
sehingga kinerja perusahaan dalam mengelola hutang perusahaan semakin
baik.
3. Tabel V.18 diketahui bahwa PT. Sari Husada Tbk. memiliki kinerja keuangan
terbaik berdasarkan rasio aktivitas adalah pada tahun 2005. Terbaik kedua
adalah tahun 2001. Kinerja terburuk berdasarkan rasio ini adalah tahun 2002.
Rasio aktivitas yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengelola
sumber dana yang dimilikinya dengan baik.
4. Tabel V.19 diketahui bahwa PT. Sari Husada Tbk. memiliki tingkat rasio
profitabilitas terbaik adalah tahun 2001 dan terbaik kedua adalah 2005.
Tingkat rasio terburuk adalah tahun 1998. Tingkat rasio profitabilitas yang
baik menunjukkan bahwa kinerja manajemen untuk menghasilkan laba bagi
perusahaan semakin baik.
5. Tabel V.20 diketahui bahwa PT. Sari Husada Tbk. memiliki kinerja terbaik
berdasarkan rasio keuangan secara keseluruhan adalah pada tahun 2005
dengan total point sebanyak 120. Terbaik kedua adalah pada tahun 2001
dengan total point 107. Dan untuk kinerja keuangan terburuk adalah pada
tahun 1997.
B. Evaluasi Tingkat Pertumbuhan
Untuk menjawab pertanyaan kedua maka dilakukan evaluasi tingkat
pertumbuhan sebagai berikut:
EPSt – EPSt—1g =
EPSt-1
Tabel V.21
Evaluasi Tingkat Pertumbuhan
Tahun EPS g
1996 621 -
1997 500 -0,20
1998 80 -0,84
1999 491 5,14
2000 716 0,46
2001 1225 0,71
2002 565 -0,54
2003 863 0,53
2004 95,94 -0,89
2005 154,35 0,61
Sumber : Lampiran 2
Dari tabel V.21 dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan PT. Sari
Husada Tbk. berdasarkan perbandingan pendapatan laba per saham bersih dari
tahun ke tahun berfluktiasi. Pada tahun 1997 pendapatan laba per saham bersih
menurun sebanyak 121, dengan nilai evaluasi sebesar 0,20. Untuk tahun 1998
pendapatan laba bersih masih terus menurun dari tahun 1997 dengan nilai
evaluasi sebesar 0,84. Tanda negatif dalam hasil evaluasi menunjukkan bahwa
pendapatan laba per saham pada tahun yang bersangkutan mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya. Tahun 1999 sampai tahun 2001 pendapatan laba per
saham bersih meningkat, masing – masing memiliki nilai evaluasi sebesar 5,14,
0,46, dan 0,71.
Untuk tahun 2002 pendapatan bersih per saham kembali menurun sebesar
yaitu dengan nilai evaluasi sebesar 0,54. Namun pada tahun 2003 pertumbuhan
perusahaan kembali meningkat yaitu dengan nilai evaluasi sebesar 0,53. Tahun
2004 kembali tingkat pertumbuhan perusahaan menurun menjadi sebesar 0,89.
Tapi kembali meningkat sebesar 0,61 di tahun 2005.
C. Pembahasan
1. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rasio keuangan dapat
diketahui bahwa kinerja PT. Sari Husada Tbk. selama tahun 1996 sampai
tahun 2005 dapat dikatakan tidak stabil. Pada tahun 1997 dan 1998 terjadi
penurunan kinerja, hal ini dikarenakan pada dua tahun tersebut terjadi
krisis moneter. Perkenomian negara menjadi tidak stabil, semua harga
meningkat dan daya beli masyarakat menurun dikarenakan banyak kantor
gulung tikar dan mengurangi jumlah karyawan mereka. Hal ini juga
memberikan dampak pada tingkat penjualan perusahaan. Hal ini yang
menyebabkan pada tahun 1997 dan 1998 kinerja perusahaan menurun.
Pada tahun 2005, kinerja perusahaan selama tahun 1996 sampai tahun
2005, dikatakan yang terbaik karena memiliki total point sebesar 120.
Kinerja perusahaan pada tahun 2005 baik karena pada tahun 2005
penjualan produk-produk perusahaan meningkat sebanyak 28 persen (
Kompas, 29/03 ). Selain itu PT. Sari Husada Tbk. juga mendapatkan
penghargaan sebagai Best Brand Award 2005 untuk kategori susu formula
terbaik di Indonesia, dan juga PT. Sari Husada Tbk. telah mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat. ( Lampiran 3 ).
2. Berdasarkan tabel V.21, tingkat pertumbuhan PT. Sari Husada Tbk. dari
tahun ke tahun tidak stabil, bahkan terdapat peningkatan yang cukup
banyak dari tahun sebelumnya. Peningkatan yang cukup besar tersebut
adalah tahun 1999. Pada tahun 1999 pertumbuhan meningkat cukup
banyak dari tahun sebelumnya yaitu tahun 1998. Hal ini disebabkan karena
penjualan perusahaan pada tahun 1999 meningkat dua kali lipat dari tahun
1998.
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan mengenai kinerja PT. Sari Husada Tbk.
pada tahun 1996 sampai 2005 dan tingkat pertumbuhannya, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan dengan metode analisis rasio
keuangan, maka dapat diketahui bahwa kinerja PT. Sari Husada Tbk. yang
terbaik adalah pada tahun 2005, dengan total point sebanyak 120. Dan
untuk kinerja keuangan terburuk adalah pada tahun 1997.
2. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rasio likuiditas, keadaaan
keuangan perusahaan dapat dikatakan bergelombang dari tahun 1996
sampai dengn tahun 2005, namun masih berada diatas batas likuid yang
distandarkan. Perhitungan dengan menggunakan rasio profitabilitas,
efisiensi operasi perusahaan dapat dikatakan bergelombang dari tahun
1996 sampai tahun 2005. Berdasarkan perhitungan rasio aktivitas,
perputaran persediaan dalam gudang untuk menjadi kas atau piutang dari
tahun 1996 sampai 2005 tarus meningkat, ini menunjukkan kinerja
perusahaan baik. Berdasarkan rasio leverage, kemampuan perushaan
dalam memenuhi kewajiban finansialnya semakin baik, karen dari tahun
1996 sampai tahun 2005 menurun.
3. Tingkat pertumbuhan PT. Sari Husada Tbk. dapat dikatakan
bergelombang. Naik maupun turunnya pendapatan bersih per saham, yang
dapat mempengaruhi tingkat perumbuhan suatu perusahaan, merupakan
hal yang wajar dalam dunia bisnis. Karena yang diharapkan pada
umumnya perusahaan adalah stabilitas laba. Laba yang terus menerus
meningkat tanpa ada penurunan juga tidak baik, namun laba yang terus
menerus turun juga akan merugikan perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat memberikan
saran untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut :
1. Kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya
diharapkan dapat terus berada diatas batas standar likuiditas.
2. Perusahaan hendaknya dapat meningkatkan efisiensi operasi dalam
perusahaan, agar laba yang diperoleh semakin cukup untuk menutup
biaya-biaya, bunga dan untuk pembagian deviden.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Teknik pengumpulan data adalah dengan dokumentasi, yaitu pencatatan
langsung terhadap data yang telah dipublikasikan yang diperoleh penulis
dari internet, sehingga penulis tidak mengecek kebenaran data dengan
yang dimiliki perusahan, karena sudah data sudah melalui proses auditing.
2. Alat analisis yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan metode
analisis rasio keuangan. Apabila dihitung dengan menggunakan alat
analisis yang lain maka hasilnya juga akan berbeda.
Daftar pustaka
Prof. Dr. Soediyono R., M.B.A. ( 1991 ), Analisis Laporan Keuangan,Yogyakarta: Liberty.
Bringham, Eugene F and Fred Weston. ( 1993 ), Dasar – Dasar ManajemenKeuangan, Jilid 1, edisi Kesembilan,Erlangga.
Helfert, Erich A., D.B.A. ( 1993 ), Analisis Laporan Keuangan, edisi Ketujuh,Erlangga.
T. Hani Handoko. ( 1995 ), Manajemen, edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE
Fred Weston and Thomas E. Copeland. (1995), Manajemen Keuangan, Jilid 1,Edisi Kesembilan, Binarupa Aksara.
Munawir. (1999), Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty.
Bringham, Eugene F and Houston, Joel F. ( 2001 ), Manajemen Keuangan, edisiKedelapan , Erlangga.
A. Yudi Yuniarto. ( 2001 ), Diktat Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Drs. Noegroho Boedijoewono. ( 2001 ), Pengantar Statistik Ekonomi dan Bisnis,Jilid 1, Edisi Keempat, UPP AMP YKPN.
Rico Lesmana dan Rudi Surjanto. (2004), Financial Performance Analyzing,Pedoman Menilai Kinerja Keuangan untuk perusahaan Tbk., Yayasan,BUMN, BUMD dan organisasi lainnya, Elex Media Komputindo.
www.indoexchange.com
www. sarihusada.co.id
Tabel V.16
Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Likuiditas
PT. Sari Husada Tbk.
Tahun 1996 – 2005
Tahun Current ratio
( CR )
Quick ratio
( QR )
Ranking Point Total
CR QR CR QR
1996 0.95 0.47 10 10 1 1 2
1997 1.07 0.79 9 9 2 2 4
1998 5.47 4.04 6 7 5 4 9
1999 4.94 3.42 8 8 3 3 6
2000 5.58 4.06 5 6 6 5 11
2001 5.15 4.17 7 5 4 6 10
2002 7.89 5.99 2 2 9 9 18
2003 8.42 6.96 1 1 10 10 20
2004 5.6 4.83 4 4 7 7 14
2005 7 5.8 3 3 8 8 16
Tabel V.17
Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Leverage
PT. Sari Husada Tbk.
Tahun 1996 – 2005
Tahun TDTA DER LTD TIERanking Point
TotalTDTA DER LTD TIE TDTA DER LTD TIE
1996 0.4 0.66 0.02 -15.8 10 1 9 10 1 10 2 1 14
1997 0.35 0.55 0 -7.16 9 2 10 9 2 9 1 2 14
1998 0.13 0.15 0.09 -2.03 3 8 7 8 8 3 4 3 18
1999 0.15 0.18 0.08 22.7 5 6 8 5 6 5 3 6 20
2000 0.16 0.19 0.13 15.9 7 5 4 7 4 6 7 4 21
2001 0.15 0.17 0.13 24.8 6 7 5 3 5 4 6 8 23
2002 0.11 0.12 0.24 32.3 2 9 3 2 9 2 8 9 28
2003 0.1 0.11 0.12 36.6 1 10 6 1 10 1 5 10 26
2004 0.16 0.28 0.29 18.1 8 3 1 6 3 8 10 5 26
2005 0.13 0.2 0.25 23.6 4 4 2 4 7 7 9 7 30
Keterangan : TDTA = Total Debt To Total Asset Ratio
DER = Total Debt To Equity Ratio
LTD = Long Term Debt To Equty Ratio
TIE = Timed Interest Earned
Tabel V.18
Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Aktivitas
PT. Sari Husada Tbk.
Tahun 1996 – 2005
Tahun ITO TATO FATORanking Point
TotalITO TATO FATO ITO TATO FATO
1996 3.22 1.1 1.76 7 4 9 4 7 2 131997 5.81 1.06 1.7 2 6 10 9 5 1 15
1998 3.91 0.86 1.94 5 8 8 6 3 3 121999 3.2 1.1 3.22 8 5 5 3 6 6 15
2000 3.34 1.12 4.55 6 3 2 5 8 9 222001 5.63 1.17 3.61 3 2 4 8 9 7 24
2002 -3.3 0.86 2.72 10 9 7 1 2 4 72003 -3.2 0.76 2.82 9 10 6 2 1 5 8
2004 5.08 1.01 4.46 4 7 3 7 4 8 192005 6.47 1.46 6.03 1 1 1 10 10 10 30
Keterangan : ITO = Inventory Turn Over
TATO = Total Asset Turn Over
FATO = Fixed Asset Turn Over
Tabel V.19
Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas
PT. Sari Husada Tbk.
Tahun 1996 – 2005
Tahun GPM(1)
OPM(2)
NPM(3)
ROI(4)
OIA(5)
ROE(6)
Ranking Point Total(1) (2) (3) (4) (5) (6) (1) (2) (3) (4) (5) (6)
1996 0.45 0.26 0.18 0.2 0.29 1.18 3 6 4 5 5 5 8 5 7 6 6 6 381997 0.45 0.27 0.17 0.17 0.28 0.62 4 5 6 6 6 8 7 6 5 5 5 3 31
1998 0.33 0.19 0.04 0.04 0.17 0.12 10 10 9 9 10 10 1 1 2 2 1 1 81999 0.41 0.28 0.2 0.22 0.31 0.98 6 3 3 4 3 7 5 8 8 7 8 4 40
2000 0.38 0.28 0.22 0.24 0.31 1.43 7 4 2 3 4 4 4 7 9 8 7 7 422001 0.38 0.29 0.24 0.28 0.34 2.45 8 2 1 1 2 2 3 9 10 10 9 9 50
2002 0.36 0.25 0.14 0.13 0.22 1.13 9 7 8 8 8 6 2 4 3 3 3 5 202003 0.47 0.31 0.02 0.02 0.24 0.17 1 1 10 10 7 9 10 10 1 1 4 2 28
2004 0.46 0.2 0.15 0.15 0.21 1.85 2 9 7 7 9 3 9 2 4 4 2 8 292005 0.42 0.25 0.18 0.27 0.37 2.94 5 8 5 2 1 1 6 3 6 9 10 10 44
Keterangan : GPM = Gross Profit Margin OIA = Operating Income On Operating Asset
OPM = Operating Profit Margin ROE = Return On Common Equity
NPM = Net Profit Margin
ROI = Return On Investment
Tabel V.20
Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan
PT. Sari Husada Tbk.
Tahun 1996 – 2005
Jenis Rasio 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005Rasio Likuiditas 2 4 9 6 11 10 18 20 14 16Rasio Leverage 14 14 18 20 21 23 28 26 26 30Rasio Aktivitas 13 15 12 15 22 24 7 8 19 30Rasio Profitabilitas 38 31 8 40 42 50 20 28 29 44
Total 67 64 47 81 96 107 73 82 88 120
Lampiran 1
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 1996-1997
Aktiva 1996 1997
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 4,024,274,872 2,649,231,637
Piutang usaha 20,987,585,515 53,328,629,272
Piutang lain-lain 501,105,678 1,042,421,057
Persediaan 33,499,312,846 21,209,402,876
Pajak dibayar dimuka 3,623,786,274 1,559,662,156
Uang muka 2,897,910,351 939,371,724
Biaya dibayar dimuka 660,252,557 375,574,889
Jumlah aktiva lancar 66,194,228,093 81,104,293,611
Aktiva tidak lancar
Investasi dalam bentuk saham 155,100,000 155,100,000
Aktiva tetap 92,055,853,296 116,230,375,455
Selisih biaya perolehan aktiva
bersih anak perusahaan16,977,062,165 16,006,982165
Aktiva lain-lain 1,289,801,546 473,516,043
Jumlah aktiva tidak lancar 110,477,817,007 132,865,973,663
JUMLAH AKTIVA 176,672,045,100 213,970,267,274
Kewajiban dan ekuitas 1996 1997
Kewajiban lancar
Hutang bank 17,500,000,000 50,200,000,000
Hutang usaha 17,648,143,778 16,213,735,631
Hutang dividen 29,862,026,821 -
Hutang lain-lain 318,946,782 730,359,387
Hutang pajak 2,557,837,940 6,944,350,945
Biaya yang masih harus dibayar 1,458,098,795 1,026,884,592
Hutang sewa guna usaha yang
jatuh tempo dalam waktu satu
tahun
312689,682 423,205,893
Jumlah kewajiban lancar 69,377,743,798 75,538,536,448
Kewajiban tidak lancar
Hutang sewa guna 233,896,286 35,414,865
Kewajiban lainnya 445,501,631 -
Jumlah kewajiban tidak lancar 679,397,917 35,414,865
Ekuitas
Modal saham 29,838,875,000 59,677,750,000
Agio saham 35,806,825,900 3,967,950,900
Selisih penilaian kembali aktiva
tetap1,145,463,472 1,145,463,472
Saldo laba 39,543,721,013 71,609,152,819
Jumlah ekuitas 106,334,885,385 136,400,317,191
Jumlah kewajiban dan ekuitas 176,392,027,100 211,974,268,504
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 1998-1999
Aktiva 1998 1999
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 38,904,185,493 110,915,254,467
Deposito berjangka 120,000,000 70,000,000
Piutang usaha 50,960,019,804 38,454,811,524
Piutang lain-lain 3,404,584,138 17,914,319,133
Persediaan 41,010,033,959 79,076,022,575
Pajak dibayar dimuka 8,169,075,265 6,758,451,481
Uang muka 13,085,765,674 1,846,082,367
Biaya dibayar dimuka 697,353,791 1,923,970,634
Jumlah aktiva lancar 156,351,018,124 256,958,912,181
Aktiva tidak lancar
Investasi dalam bentuk saham 155,100,000 155,100,000
Aktiva tetap 109,812,567,945 122,042,593,503
Selisih biaya perolehan aktiva
bersih anak perusahaan11,981,236,624 7,987,491,083
Aktiva lain-lain 2,500,363,451 2,939,362,528
Jumlah aktiva tidak lancar 124,449,268,020 133,124,547,114
JUMLAH AKTIVA 280,800,286,144 390,083,459,295
Kewajiban dan ekuitas 1998 1999
Kewajiban lancar
Hutang bank 2,000,000,000 -Hutang usaha 12,148,728,835 14,811,685,078Hutang dividen 4,664,813,148 628,783,331Hutang lain-lain 13,383,134 27,356,183,130Hutang pajak 624,183,143 9,175,327,234Biaya yang masih harus dibayar 4,111,487,890 -Keuntungan yang ditangguhkan 4,933,613,959 -Hutang sewa guna usaha yang
jatuh tempo dalam waktu satu
tahun63,809,102 -
Jumlah kewajiban lancar 28,560,019,211 51,971,978,773Kewajiban tidak lancar
Kewajiban pajak tangguhan 7,474,275,602 6,801,925,173
Hak minoritas atas aktiva bersih
anak perusahaan15,430,556 42,838,652
Jumlah kewajiban tidak lancar 7,489,706,158 6,844,763,825
Ekuitas
Modal saham 88,024,681,500 88,024,681,500
Agio saham 79,669,972,800 79,669,972,800Selisih penilaian kembali aktiva
tetap 1,145,463,472 1,145,463,472
Saldo laba 63,615,057,232 81,917,319,907Saldo laba yang belum
dicadangkan 12,295,385,771 80,495,895,884
Jumlah ekuitas 244,750,560,775 331,253,333,563
Jumlah kewajiban dan ekuitas 280,800,286,144 390,070,076,161
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2000-2001
Aktiva 2000 2001
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 193,679,000,000 295,860,000,000
Piutang usaha 79,531,000,000 118,491,000,000Piutang lain-lain 917,000,000 2,955,000,000
Persediaan 111,931,000,000 102,492,000,000Pajak dibayar dimuka 2,133,000,000 -
Piutang kontrak valuta berjangka - 13,281,000,000Uang muka 17,238,000,000 3,348,000,000
Biaya dibayar dimuka 4,258,000,000 1,515,000,000
Jumlah aktiva lancar 409,687,000,000 537,942,000,000Aktiva tidak lancar
Piutang dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa2,664,000,000 2,742,000,000
Investasi dalam bentuk saham 155,000,000 155,000,000Aktiva tetap 125,853,000,000 252,434,000,000Goodwill 3,993,000,000 -Akiva pajak tangguhan-bersih 210,000,000 205,000,000Aktiva lain-lain 305,000,000 3,054,000,000
Jumlah aktiva tidak lancar 133,180,000,000 258,590,000,000
JUMLAH AKTIVA 542,867,000,000 796,532,000,000
Kewajiban dan ekuitas 2000 2001
Kewajiban lancar
Hutang usaha 22,235,000,000 41,861,000,000
Hutang pajak 36,342,000,000 38,765,000,000Hutang lain-lain 718,000,000 1,610,000,000
Hutang dividen 114,000,000 108,000,000Biaya yang masih harus dibayar 14,010,000,000 22,049,000,000
Jumlah kewajiban lancar 73,419,000,000 104,393,000,000Kewajiban tidak lancar
Hutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa 5,662,000,000 3,710,000,000
Kewajiban pajak tangguhan-bersih 5,986,000,000 4,854,000,000Penyisihan untuk kewajiban uang
jasa dan ganti rugi karyawan- 3,572,000,000
Hak minoritas 56,000,000 104,000,000
Jumlah kewajiban tidak lancar 11,704,000,000 12,240,000,000Ekuitas
Modal saham 91,762,000,000 91,762,000,000
Tambahan modal disetor 105,013,000,000 105,013,000,000Selisih penilaian kembali aktiva
tetap 1,145,000,000 1,145,000,000
Saldo labayang dicadangkan 133,210,000,000 264,621,000,000Saldo laba yang belum
dicadangkan 126,614,000,000 217,358,000,000
Jumlah ekuitas 457,744,000,000 679,899,000,000
Jumlah kewajiban dan ekuitas 542,867,000,000 796,532,000,000
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2002-2003
Aktiva 2002 2003
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 263,460,000,000 429,073,000,000Piutang usaha 139,184,000,000 176,270,000,000Piutang lain-lain 2,816,000,000 2,064,000,000Pendapatan ditangguhkan 482,000,000 1,865,000,000Persediaan 139,689,000,000 132,601,000,000Pajak dibayar dimuka 10,812,000,000 -
Uang muka 18,078,000,000 13,248,000,000Biaya dibayar dimuka 4,783,000,000 7,184,000,000
Jumlah aktiva lancar 579,304,000,000 762,305,000,000Aktiva tidak lancar
Investasi dalam bentuk saham 209,000,000 155,000,000
Aktiva tetap 258,960,000,000 280,055,000,000Aktiva lain-lain 10,126,000,000 2,590,000,000
Jumlah aktiva tidak lancar 269,295,000,000 282,800,000,000
JUMLAH AKTIVA 848,599,000,000 1,045,105,000,000
Kewajiban dan ekuitas 2002 2003
Kewajiban lancar
Hutang usaha 64,698,000,000 59,984,000,000
Hutang pajak 0 10,398,000,000Hutang lain-lain 691,000,000 280,000,000
Hutang dividen 150,000,000 513,000,000Biaya yang masih harus dibayar 7,850,000,000 19,324,000,000
Jumlah kewajiban lancar 73,389,000,000 90,499,000,000Kewajiban tidak lancar
Hutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa 6,677,000,000 2,510,000,000
Kewajiban pajak tangguhan-bersih 12,234,000,000 5,870,000,000Penyisihan untuk kewajiban uang
jasa dan ganti rugi karyawan3,108,000,000 3,108,000,000
Hak minoritas 141,000,000 168,000,000
Jumlah kewajiban tidak lancar 22,160,000,000 11,656,000,000Ekuitas
Modal saham 94,177,000,000 94,177,000,000
Tambahan modal disetor 172,864,000,000 172,864,000,000Selisih penilaian kembali aktiva
tetap 1,145,000,000 1,145,000,000
Saldo laba yang dicadangkan 264,621,000,000 264,621,000,000Saldo laba yang belum
dicadangkan 233,748,000,000 396,638,000,000
Jumlah ekuitas 766,555,000,000 929,445,000,000
Jumlah kewajiban dan ekuitas 8,065,185,000,000 10,345,645,000,000
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2004-2005
Aktiva 2004 2005
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 569,393,000,000 413,021,000,000Surat berharga 63,897,000,000 29,882,000,000Piutang usaha 158,166,000,000 225,298,000,000Piutang lain-lain 2,124,000,000 1,493,000,000Persediaan 130,829,000,000 141,302,000,000Pajak dibayar dimuka 6,499,000,000 502,000,000
Uang muka 4,562,000,000 6,655,000,000Biaya dibayar dimuka 7,356,000,000 6,350,000,000
Jumlah aktiva lancar 942,826,000,000 824,503,000,000Aktiva tidak lancar
Tagihan restitusi pajak 0 448,000,000
Piutang dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa12,401,000,000 9,053,000,000
Investasi dalam bentuk saham 155,000,000 155,000,000
Aktiva tetap 242,441,000,000 227,992,000,000Akiva pajak tangguhan-bersih 1,450,000,000 1,504,000,000Kas yang dibatasi penggunaannya 16,314,000,000 18,405,000,000Aktiva lain-lain 4,439,000,000 5,203,000,000
Jumlah aktiva tidak lancar 277,200,000,000 262,760,000,000
JUMLAH AKTIVA 1,220,026,000,000 1,087,263,000,000
Kewajiban dan ekuitas 2004 2005
Kewajiban lancar
Hutang usaha 108,642,000,000 43,632,000,000Hutang pajak 34,638,000,000 40,142,000,000
Hutang lain-lain 683,000,000 988,000,000Hutang dividen 1,582,000,000 878,000,000
Biaya yang masih harus dibayar 22,683,000,000 32,137,000,000
Jumlah kewajiban lancar 168,228,000,000 117,777,000,000Kewajiban tidak lancar
Hutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa5,855,000,000 3,377,000,000
Kewajiban pajak tangguhan-bersih 9,135,000,000 7,084,000,000
Kewjiban imbalan kerja 12,938,000,000 14,228,000,000Hak minoritas 223,000,000 278,000,000
Jumlah kewajiban tidak lancar 28,151,000,000 24,967,000,000Ekuitas
Modal saham 98,500,000,000 98,676,000,000Tambahan modal disetor 337,343,000,000 344,454,000,000Modal saham diperoleh kembali
101,717,910 saham (105,236,000,000) (199,876,000,000)
330,607,000,000 243,254,000,000Opsi saham 5,104,000,000 4,331,000,000Selisih penilaian kembali aktiva
tetap 1,145,000,000 1,145,000,000
Saldo laba yang dicadangkan 371,289,000,000 371,289,000,000Saldo laba 315,502,000,000 324,500,000,000
Jumlah ekuitas 693,040,000,000 701,265,000,000Jumlah kewajiban dan ekuitas 1,220,026,000,000 1,087,263,000,000
Lampiran 2
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 DESEMBER 1996 - 1997
1996 1997
Penjualan bersih 194,694,798,067 225,801,097,214
Beban pokok penjualan 108,017,075,337 123,126,451,644Laba bruto 86,677,722,730 102,674,645,570
Beban usahaPenjualan 27,079,871,649 33,136,780,273Umum dan administrasi 8,975,027,246 9,123,521,086
Jumlah beban usaha 36,054,898,895 42,260,301,359LABA USAHA 50,622,823,835 60,414,344,211
Penghasilan (beban) lain-lain
Pendapatan jasa manufaktur-bersih 1,990,267,523 2,973,763,011
Penghasilan bunga 853,920,524 602,241,721Keuntungan penjualan aktiva tetap 451,393,640 386,345,375
Beban bunga (4,067,404,870) (9,037,076,358)Lain-lain (bersih) (3,849,589,369) (3,479,940,129)
Beban lain-lain bersih (4,621,412,552) (8,555,666,380)
Laba sebelum pajak penghasilan 46,001,411,283 51,858,677,831Pajak penghasilan 10,906,748,400 14,571,443,100
Laba sebelum hak pemegang
saham minoritas35,094,662,883 37,287,234,731
LABA BERSIH 35,094,662,883 37,287,234,731Laba bersih per saham 621 500
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 DESEMBER 1998 - 1999
1998 1999
Penjualan bersih 240,976,934,336 428,770,975,754Beban pokok penjualan 160,517,507,649 253,004,309,936
Laba bruto 80,459,426,687 175,766,665,818Beban usaha
Penjualan 23,138,851,544 29,249,349,929Umum dan administrasi 11,068,119,772 24,693,108,019
Jumlah beban usaha 34,206,971,316 53,942,457,948LABA USAHA 46,252,455,371 121,824,207,870
Penghasilan (beban) lain-lain
Pendapatan jasa manufaktur-bersih 2,393,917,002 7,294,528,465Amortisasi premi kontrak valas
berjangka (4,349,383,540) (16,719,823,288)
Penghasilan bunga 4,285,254,737 6,185,862,324Keuntungan penjualan aktiva tetap 545,465,589 314,287,875
Beban bunga (27,031,610,088) (819,878,244)Lain-lain (bersih) (6,455,850,029) 6,110,624,100
Beban lain-lain bersih (30,612,206,329) 2,365,601,232
Laba sebelum pajak penghasilan 15,640,249,042 124,189,809,102Beban pajak penghasilan (5,332,555,811) (37,659,628,218)Laba sebelum hak pemegang
saham minoritas 10,307,693,231 86,530,180,884
Hak minoritas atas bagian laba
bersih anak perusahaan (5,430,556) (27,408,096)
LABA BERSIH 10,302,262,675 86,502,772,788Laba bersih per saham 80 491
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2000 - 2001
2000 2001
Penjualan bersih 606,242,000,000 932,942,000,000Beban pokok penjualan 373,363,000,000 577,314,000,000
Laba bruto 232,879,000,000 355,628,000,000Beban usaha
Penjualan 35,086,000,000 55,841,000,000Umum dan administrasi 28,541,000,000 32,235,000,000
Jumlah beban usaha 63,627,000,000 88,076,000,000LABA USAHA 169,252,000,000 267,552,000,000
Penghasilan (beban) lain-lain
Diskonto kontrak valas berjangka 2,133,000,000 -Penghasilan bunga 10,635,000,000 10,810,000,000
Keuntungan penjualan aktiva tetap 613,000,000 2,700,000,000Lain-lain (bersih) 5,544,000,000 36,113,000,000
Beban lain-lain bersih 18,925,000,000 49,623,000,000
Laba sebelum pajak penghasilan 188,177,000,000 317,175,000,000Beban pajak penghasilan 56,742,000,000 92,361,000,000Laba sebelum hak minoritas 131,435,000,000 224,814,000,000Hak minoritas atas bagian laba
bersih anak perusahaan 24,000,000 48,000,000
LABA BERSIH 131,411,000,000 224,766,000,000
Laba bersih per saham 716 1225
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2002 - 2003
2002 2003
Penjualan bersih 733,378,000,000 796,677,000,000Beban pokok penjualan 466,534,000,000 422,583,000,000
Laba bruto 266,844,000,000 374,094,000,000Beban usaha
Penjualan 48,227,000,000 87,935,000,000Umum dan administrasi 34,280,000,000 37,698,000,000
Jumlah beban usaha 82,507,000,000 125,633,000,000LABA USAHA 184,337,000,000 248,461,000,000
Penghasilan (beban) lain-lain
Keuntungan selisih kurs bersih (40,207,000,000) (22,044,000,000)Penghasilan bunga 5,707,000,000 6,791,000,000
Keuntungan penjualan aktiva tetap 967,000,000 20,000,000Lain-lain (bersih) 5,391,000,000 (2,137,000,000)
Beban lain-lain bersih (28,142,000,000) (17,370,000,000)
Laba sebelum pajak penghasilan 156,195,000,000 231,091,000,000Beban pajak penghasilan (49,842,000,000) (68,535,000,000)Laba sebelum hak minoritas 106,353,000,000 162,556,000,000Hak minoritas atas bagian laba
bersih anak perusahaan (37,000,000) (18,000,000)
LABA BERSIH 106,316,000,000 16,253,800,000
Laba bersih per saham 565 863
PT. SARI HUSADA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2004 - 2005
2004 2005
Penjualan bersih 1,235,159,000,000 1,583,143,000,000Beban pokok penjualan 664,139,000,000 913,700,000,000
Laba bruto 571,020,000,000 669,443,000,000Beban usaha
Penjualan 168,716,000,000 168,388,000,000Umum dan administrasi 152,410,000,000 103,986,000,000
Jumlah beban usaha 321,126,000,000 272,374,000,000LABA USAHA 249,894,000,000 397,069,000,000
Penghasilan (beban) lain-lain
Keuntungan selisih kurs, bersih 29,236,000,000 10,476,000,000Penghasilan bunga 13,789,000,000 16,846,000,000
Keuntungan penjualan aktiva tetap 209,000,000 258,000,000Surat ketetapan pajak 2,824,000,000 -
Lain-lain (bersih) 3,205,000,000 3,505,000,000Beban lain-lain bersih 43,615,000,000 31,085,000,000
Laba sebelum pajak penghasilan 293,509,000,000 428,154,000,000Beban pajak penghasilan 111,583,000,000 138,331,000,000Laba sebelum hak minoritas 181,926,000,000 289,823,000,000Hak minoritas atas bagian laba
bersih anak perusahaan 48,000,000 55,000,000
LABA BERSIH 181,878,000,000 289,768,000,000Laba bersih per saham 95,94 154,35