PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE
PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KEMIRI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
SEPTIANA DWI ASTUTI A 510091022
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KEMIRI
KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012 / 2013
Septiana Dwi Astuti, A 510091022, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2012, 83 halaman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar PKn sistem pemerintahan desa, kelurahan dan kecamatan bagi siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri tahun pelajaran 2012/2013 melalui strategi pembelajaran Role Playing.
Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif dan mengacu pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan rumusan masalah yaitu: Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar PKn bagi siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013?. Subyek penelitian adalah Guru dan Siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri sedangkan Objek penelitiannya adalah pelajaran PKn melalui strategi pembelajaran Role Playing. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam mengadakan evaluasi penelitian yaitu : lembar observasi, daftar kelas IV SD Negeri 04 Kemiri, daftar nilai. Tehnik analisis data dengan menggunakan tehnik deskriptif kualitatif yang meliputi tahap pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian akhir menunjukkan aktivitas belajar siswa meningkat. Pada siklus I siswa yang bertanya 52,1%, Pada siklus II 80,4%. Siswa yang menjawab pertanyaan pada siklus I 65,2%, pada siklus II 89,1%.Kerjasama siswa pada siklus I 36,9%, pada siklus II 76%. Siswa yang mandiri mengerjakan soal pada siklus I 69,5%, pada siklus II 89,1%. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 68, pada siklus I sebesar 65,21 %, siklus II 84,78 %. Dengan demikian dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Role Playing ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar PKn sistem pemerintahan desa, kelurahan, dan kecamatan bagi siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunci : aktivitas belajar siswa, strategi pembelajaran role playing.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah faktor terpenting untuk menciptakan kehidupan
bangsa yang berkualitas. Selain pendidikan berperan untuk menciptakan
kecerdasan bangsa. Di era globalisasi seperti saat ini, Masyarakat Indonesia
mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meraih tujuan
Pendidikan Nasional di Indonesia.
Tujuan Pendidikan Nasional mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
SIKDIKNAS (2003: 5).
Pembelajaran PKn pada siswa Sekolah Dasar memang diperlukan
strategi pembelajaran yang tepat agar menarik perhatian siswa. Pembelajaran
PKn mengarahkan siswa menjadi warga Negara yang demokratis, yang
menghargai perbedaan, dan mencintai keadilan dan kebenaran. Hal itu banyak
mengandung keabstrakan, sehingga siswa sulit untuk memahami. Dalam hal
ini apabila pembelajaran masih dilakukan secara konvensional maka siswa
akan mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selama ini dalam
pembelajaran PKn guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa
merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila ini dibiarkan
terus menerus, maka hasil belajar siswa akan menurun. Selain faktor dalam
mengajar, pada saat guru menjelaskan materi banyak siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan guru. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang
melakukan aktivitas lain, seperti melamun, mencorat-coret buku, mengusili
teman, dan berbicara dengan teman sebangku. Ketika ditanya tentang
kejelasan materi yang disampaikan, siswa hanya diam. Hal ini membuktikan
mereka belum paham dengan materi yang dipelajari.
Peneliti beranggapan dengan menggunakan strategi pembelajaran role
playing dapat mengatasi permasalahan di atas. Materi yang dirasa sulit adalah
materi tentang “sistem pemerintahan desa, kelurahan, dan kecamatan”. Dalam
materi ini terlalu banyak konsep abstrak, sehingga siswa dirasa sulit
memahaminya. Penerapan strategi pembelajaran role playing pada materi
“sistem pemerintahan desa, kelurahan, dan kecamatan” siswa dilibatkan
langsung dalam pembelajaran. Dimana mereka berperan langsung menjadi
orang yang bekerja disana dengan tugasnya sendiri. Demikian siswa akan
benar-benar menghayati perannya, sehingga siswa akan lebih mudah
memahami materi tersebut.
Pembelajaran Role Playing pertama kali dikemukakan oleh Zuhaerini
(1983: 56), alasan utama dikembangkan strategi ini dimaksudkan untuk: (a)
menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak,
dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada
diceritakan, karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak; (b) melatih
anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial-
psikologis; dan (c) melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi
kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.
B. LANDASAN TEORI
Kajian Teori
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan kebutuhan setiap orang, sehingga tidaklah
mengherankan apabila banyak ahli yang berusaha mengetahui,
menerangkan atau memberi batasan tentang belajar. Batasan tentang
belajar dapat didefinisikan dari berbagai segi, baik melalui pendekatan
psikologis atau melalui pendekatan teori-teori belajar.
Menurut Iskandar (2009:102) “Belajar merupakan kegiatan
yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan
berlangsung seumur hidup (long live educational)”. Ia juga
menjelaskan bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan
seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk mengubah
perilakunya.
Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (1995:84)
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.
2. Aktivitas belajar
a. Pengertian Aktivitas belajar
Menurut Sriyono (Kamdi, 67: 2009) “aktivitas adalah segala
kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani”. Aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan
kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.
Kegiatan - kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah
pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas - tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan.
Mengerjakan serangkaian soal-soal ulangan mata pelajaran
PKn mengandung makna aktivitas guru mengatur kelas sebaik-baiknya
dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar
PKn. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.
3. Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang studi yang
bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuaan. Secara
epistimologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan dalam tradisi
citizenship education yang tujuannya sesuai dengan tujuan nasional
masing-masing Negara. Namun, secara umum tujuan Negara
mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar setiap warga
Negara menjadi warga Negara yang baik, yakni warga Negara yang
memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun spiritual.
Memiliki rasa bangga dan tanggung jawab dan mampu berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan demikian Pendidikan
Kewaranegaraan merupakan subjek pembelajaran yang mengemban misi
untuk membentuk kepribadian bangsa, yang mempunyai karakter.
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang berjudul “Peningkatan aktivitas Belajar PKn
Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Murid Kelas IV
SD Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar
Tahun Ajaran 2012/2013” adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan melalui proses kerja kolaborasi dengan guru.
Menurut Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmadja (2008: 12)
menjelaskan bahwa:
”Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini”.
Penelitian tindakan ditandai dengan adanya perbaikan secara terus
menerus sehingga tercapai sasaran dari penelitiann tersebut. Perbaikan
tersebut dilakukan pada setiap siklus yang telah dirancang oleh peneliti
bersama dengan guru kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bercirikan
perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur
berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus tersebut.
Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan kelas (PTK) dilaksanakan pada siswa kelas IV
SD Negeri 04 Kemiri. Sekolah ini beralamatkan di Jl. Solo-Sragen Km.10
Dukuh Dawung, Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten
Karanganyar. Penelitian dilaksanakan di sekolah ini didasarkan dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Rendahnya aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri pada saat
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sehingga hasil
belajar siswa rendah.
b. Guru kelas IV SD Negeri 04 Kemiri belum pernah menerapkan strategi
pembelajaran Role Playing dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
c. Lokasi sekolah SD Negeri 04 Kemiri tersebut dekat dengan rumah
peneliti, sehingga mudah dijangkau.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada awal semester I tahun ajaran 2012/2013 yaitu dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Adapun tahap–tahap penelitian dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Kegiatan Penelitian di SD Negeri 04 Kemiri
Kegiatan Bulan
September Oktober November Desember
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Penyusunan proposal
Permohonan ijin penelitian
Penyusunan instrument
Pelaksanaan penelitian
Analisis data
Penyusunan laporan
Permasalahan
Perencanaan
Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan
Pengamatan
Permasalahan baru (Hasil Refleksi)
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas IV SD Negeri 04
Kemiri Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar pada tahun ajaran
2012/ 2013 berjumlah 46 anak sebagai subyek penelitian yang memperoleh
tindakan serta guru kelas IV SD Negeri 04 Kemiri sebagai subyek yang
memberi tindakan.
Prosedur Penelitian
Bagan Siklus PTK Model Kurt Lewin dengan Modifikasi
(Rubino Rubiyanto, 2009: 120)
D. HASIL PENELITIAN
Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil
penelitian. Hal-hal yang dibahas dalam pembahasan adalah sesuatu yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian dan hipotesis tindakan. Pembahasan
terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan berdasarkan
analisis data hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan
guru kelas IV.
Aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn pada tiap siklus mengalami
peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari :
a. Bertanya
Aktifitas siswa dalam bertanya itu sangat penting peranannya.
Selain melatih kepercayaan diri siswa, bertanya merupakan wujud
perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Keberanian siswa
dalam bertanya mengalami peningkatan. Hal tersebut tidak terlepas dari
usaha guru yang selalu memotivasi siswa untuk berani bertanya. Sebelum
ada tindakan penelitian siswa yang bertanya ada 10 siswa (21,7 %), pada
siklus I siswa yang bertanya sebanyak 24 siswa (52,1 %) dan pada siklus II
sebanyak 37 siswa (80,4 %).
b. Menjawab pertanyaan
Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang
diajarkan dapat dilihat dari berapa banyak siswa yang mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Jika siswa dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemungkinan mereka sudah paham
akan materi yang disampaikan. Aktifitas siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dari guru mengalami peningkatan. Sebelum ada tindakan
penelitian siswa yang menjawab pertanyaan ada 17 siswa (36,9 %). Pada
siklus I siswa yang menjawab pertanyaan ada 30 siswa (65,2 %) dan pada
siklus II siswa yang menjawab pertanyaan ada 41 siswa (89,1 %).
c. Kerjasama dengan kelompok
Kerjasama siswa dengan kelompok dalam mengikuti pelajaran
dapat dilihat sejauh mana kerjasama siswa dalam memerankan scenario
dan dalam mengerjakan tugas secara kelompok. Dari aktivitas siswa
bekerjasama dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Sebelum ada
tindakan penelitian kerjasama siswa ada 15 siswa (32,6 %). Pada siklus I
sikap siswa ada 17 siswa (36,9 %) dan pada siklus II ada 35 siswa (76 %).
d. Mengerjakan soal secara mandiri
Penguasaan siswa terhadap materi sangat mendukung aktifitas
siswa untuk mengerjakan soal secara mandiri. Siswa yang belum
maksimal menguasai materi akan menggantungkan siswa yang lain pada
saat mengerjakan soal. Jadi, siswa yang mengerjakan soal secara mandiri
berarti siswa tersebut sudah yakin atas kemampuan yang dimilikinya tanpa
menggantungkan siswa yang lain. Semakin banyak siswa yang tidak
mandiri dalam mengerjakan soal dapat menjadi tolok ukur bagi guru
bahwa masih banyak siswa yang tidak menguasai materi. Hal tersebut
sebagai bahan refleksi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Aktifitas siswa mengerjakan soal secara mandiri mengalami peningkatan.
Sebelum ada tindakan, siswa yang mengerjakan soal secara mandiri ada 24
siswa (52,1 %), pada siklus I siswa yang mengerjakan soal secara mandiri
ada 32 siswa (69,5 %), dan pada siklus II ada 41 orang (89,1 %).
Aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn setelah dilaksanakan
tindakan selama 2 siklus dilaporkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel
Aktifitas belajar dan prosentase siswa
No Tindakan Bertanya Menjawab Pertanyaan
Kerjasama dengan kelompok
Mengerjakan Soal secara Mandiri
1. Sebelum tindakan
10 siswa (21,7 %)
17 siswa (36,9 %)
15 siswa (37,5 %)
24 siswa (52,1 %)
2. Siklus I 24 siswa (52,1 %)
30 siswa (65,2 %)
17 siswa (36,9 %)
32 siswa (69,5 %)
3. Siklus II 37 siswa (80,4 %)
41 siswa (89,1 %)
35 siswa (76 %)
41 siswa (89,1 %)
Aktifitas siswa yang dibuat sebelum dan sesudah tindakan
penelitian di atas mendukung hipotesis tindakan. Strategi Pembelajaran
Role Playing dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn.
Aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn selama 2 siklus pada tabel 4.8
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
bertanya
menjawab
kerjasama dengan kelompok
mengerjakan soal secara mandiri
Gambar
Grafik Peningkatan Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran PKn Melalui Strategi
Pembelajaran Role Playing
Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa :
1) Dari sebelum adanya tindakan sampai siklus II aktifitas siswa kelas IV
dalam pembelajaran PKn semakin meningkat.
2) Pada akhir penelitian, aktifitas siswa yang bertanya mencapai 80,4 %.
3) Pada akhir penelitian, aktifitas siswa yang menjawab pertanyaan
mencapai 89,1 %.
4) Pada akhir penelitian, aktifitas siswa dalam bekerjasama dengan
kelompok mencapai 76,0 %.
5) Pada akhir penelitian, aktifitas siswa yang mengerjakan soal secara
mandiri mencapai 89,1 %.
Aktivitas belajar dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil
belajar. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn disajikan
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kemiri
No. Nama Siswa KKM Nilai sebelum Tindakan
Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
1. Yoga Rahmat Santoso 68 40 65 70 2. Ade Rachmaloka H. 68 50 70 75 3. Adhitya Yunianto 68 65 70 75 4. Agil Amifi Suri 68 40 60 65 5. Alanela Ganagisarama 68 50 65 70 6. Alisia Lukitawati 68 75 80 85 7. Anita Putri Hapsari 68 60 70 75 8. Anisyah 68 70 75 80 9. Aprilia Eka Putri 68 60 65 70 10. Artha Nabelawati 68 50 65 70 11. Bagas Ardhi 68 70 75 80 12. Bilal Ivan Isnandar 68 50 60 65 13. Dedi Pratama 68 60 75 80 14. Defi Triana 68 80 85 95 15. Desvika Fitri K. 68 70 75 80 16. Dito Yudha 68 50 65 65 17. Eka Jati Sri G. 68 60 70 75 18. Erika Kusuma D. 68 50 60 65 19. Faradilha Putri 68 70 75 80 20. Farindra Youdhi 68 50 75 80 21. Galan Muh. 68 70 80 80 22. Giffary kirana P. 68 40 65 70 23. Ivana Theophillia 68 40 60 70 24. Jauza Panca E. 68 70 80 90 25. Kaneshia Istikomah 68 70 75 80 26. Karelfin Saputra 68 50 65 75 27. Meilinda Andarista 68 70 75 80 28. Muh. Aufar 68 50 70 75 29. Muh. Firnanda 68 70 75 85 30. Nur Afifah 68 70 75 90 31. Oktavia Siti N. 68 60 70 75 32. Pranada Elvan 68 75 80 85 33. Puput Novytasari 68 50 70 75 34. Ramadhani Rigita C. 68 50 60 65 35. Riska Oktavia N. 68 70 75 85 36. Septhiani Putri A. 68 70 80 85 37. Syahrul Putra A. 68 30 60 70 38. Tedi Dwi 68 60 75 85 39. Tegar Yoga P. 68 80 85 90 40 Vani Citra K. 68 20 55 65
No. Nama Siswa KKM Nilai sebelum Tindakan
Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
41 Waqid Rohmad H. 68 70 75 80 42 Yesi Yulaekoh 68 70 75 85 43 Yonanda Kinanthi 68 80 85 95 44 Yosita Ruskama 68 50 60 70 45 Yovi Saputra 68 40 50 60 46 Yoga Harlan 68 70 75 85
Jumlah 2715 3250 3550 Rata-Rata 59,02 70,65 77,17
Prosentase Keberhasilan 43,47 % 65,21 % 84,78 %
Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada tabel 4.9 disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn
Melalui Strategi Pembelajaran Role Playing
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dalam pembelajaran PKn melalui strategi pembelajaran Role Playing
mengalami peningkatan untuk setiap siklus. Sebelum dilaksanakan tindakan
penelitian, hasil belajar siswa banyak yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam penelitian ini nilai KKM untuk mata
pelajaran PKn yaitu 68 dengan indikator pencapaian daya serap siswa sebesar
80%. Pada siklus I daya serap siswa sebesar 65,21 %. Hasil belajar pada siklus
I tersebut mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II dan sudah
mencapai indikator pencapaian dengan daya serap sebesar 84,78 %.
0102030405060708090
sebelum tindakan
siklus I siklus II
pros
enta
se
tindakan
Hasil Belajar
hasil belajar
E. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran Role Playing
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran PKn SD Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Karanganyar tahun ajaran 2012/2013. Aktivitas belajar siswa bertanya
sebelum tindakan ada 10 siswa (21,7%), pada siklus I ada 24 siswa (52,1
%), pada siklus II ada 37 siswa (80,4 %). Aktivitas belajar siswa
menjawab pertanyaan sebelum tindakan ada 17 siswa (36,9%), pada siklus
I ada 30 siswa (65,2 %), pada siklus II ada 41 siswa (89,1 %). Aktivitas
belajar siswa dalam bekerjasama sebelum tindakan ada 15 siswa (32,6%),
pada siklus I ada 17 siswa (36,9 %), pada siklus II ada 35 siswa (76,0 %).
Aktivitas belajar siswa dalam mengerjakan soal secara mandiri sebelum
tindakan ada 24 siswa (52,1%), pada siklus I ada 32 siswa (69,5%), pada
siklus II ada 41 siswa (89,1 %). Sedangkan nilai hasil belajar PKn siswa
sebelum tindakan hanya 43,47% dengan rata-rata nilai 59,02, sedangkan
pada siklus I, nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi 65,21% dengan
nilai rata-rata 70,65. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada siklus II, dimana nilai
siswa yang mencapai KKM adalah 84,78% dengan rata-rata nilai 77,17.
2. Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa ” Peningkatanan Aktivitas
Belajar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Mata
Pelajaran Pkn Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kemiri Kecamatan
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat
diterima kebenarannya.
Implikasi Hasil Penelitian
Kesimpulan tersebut memberikan implikasi bahwa implementasi strategi
pembelajaran Role Playing dapat:
1. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena siswa dapat
belajar sambil bermain, sehingga meminimalisir rasa bosan dalam
pembelajaran PKn.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif
yang telah dilaksanakan, maka diajukan beberapa saran, yaitu kepada :
1. Kepala sekolah
a. Sebagai pemimpin dan supervisor hendaknya selalu memantau
situasi pembelajaran di kelas agar dapat mengetahui masalah-
masalah yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung, serta
b. Harus menjadi pemimpin dan penggerak perbaikan pembelajaran
yang melibatkan para guru dan para ahli.
c. Diharapkan untuk mengadakan pelatihan tentang strategi
pembelajaran Role Playing.
2. Guru kelas IV
a. Agar menggunakan strategi pembelajaran Role Playing dalam
pembelajaran PKn.
b. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa
lebih semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
3. Peneliti selanjutnya
a. Hendaknya melaksanakan penelitian pada jenjang pendidikan yang
lain.
b. Memperluas faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah
dimasa yang akan datang dapat berjalan lebih baik tanpa hambatan
dan lebih bermutu, sehingga dihasilkan lulusan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi dan Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta :
Depdiknas. Djahiri. 2006. Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIS UPI.
Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press. Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung :
PT. Refika Aditama Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar . Jakarta : Rineka Cipta Ngalim Purwanto. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Rubino Rubiyanto. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD-FKIP
UMS. Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz
Media. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Press Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sri Hartini, dkk. 2008. Psikologi Pendidikan. Surakarta: BP-FKIP UMS. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2001. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Sukardi. 2006, Penelitian Kualitatif-Natiralistik dalam Pendidikan.Yogyakarta :
Usaha Keluarga
Sumadi suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.
Yasa. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. Bandung : Rosdakarya. Zuhaerini. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional. Handayani, Estu . 2010. Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Prestasi
Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta : FKIP UMS.
Hidayati, Reny. 2011. Penerapan Metode Role Playing Dapat Meningkatkan
Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V Sd N Pelemgadung Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2010/2011. Surakarta : FKIP UMS
Setyowati, Rini. 2012. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan
Menggunakan Metode Role Playing pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V di SD Negeri 01 Malanggaten Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta : FKIP UMS.
Dodi Supandi.2010.Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
(http://dodisupandiblog.blogspot.com/2010/05/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan.html). (diakses tanggal 18 september 2012 pukul 18.32)
Hayardin.2012.role playing(http://hayardin-blog.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-role-playing.html#ixzz26vMQBIi3). (diakses tanggal 18 september 2012 pukul 20.05)
Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press. Kamdi.2009. Project Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif
(online). Tersedia :http//kamdi.com/content/view/52/16. (Oktober/2012).