Download pdf - Per Me Abi Litas

Transcript
Page 1: Per Me Abi Litas

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

TEKNOLOGI TRANSFORMER Permeabilitas, Permitivitas, Hukum Maxwell

dan Hukum Oersted

Gabriella Lumba / D41111104

J U R U S A N E L E K T R O F A K U L T A S T E K N I K

Page 2: Per Me Abi Litas

PERMEABILITAS

Permeabilitas (permeability) adalah kemampuan suatu benda untuk dilewati garis gaya magnet.

Permeabilitas dinyatakan dengan simbol μ (miu). Benda yang mudah dilewati garis gaya magnet disebut

memiliki nilai permeabilitas tinggi.

Untuk udara atau ruang hampa (vakum), permeabilitas dinyatakan sebagai permeabilitas ruang

kosong(μo= 4л.10-7 H/m). Untuk bahan-bahan yang lain, besarnya permeabilitas ditentukan dengan

perbandingan terhadap udara atau ruang hampa (yang dibandingkan adalah rapat fluks pada bahan dan

rapat fluks pada ruang hampa), didapatkan permeabilitas relatif (relative permeability-μr). Untuk

menghitung μ, nilai permeabilitas relatif (μr) harus dikalikan dengan permeabilitas udara (μo),

sebagaimana rumus di bawah ini:

μ = μo . μr

Sehingga pada ruang hampa, μr = 1 dan μr . μo = μo ; dinamakan permeabilitas absolut.

PERMITIVITAS

Permitivitas adalah kemampuan suatu medium menerima (permit) pengaruh medan listrik luar

(elektrisasi). Permitivitas relatif adalah permitivitas suatu medium jika dibandingkan dengan permitivitas

ruang hampa. Permitivitas absolut adalah permitivitas yg dimiliki oleh sesuatu medium, tanpa

dibandingkan dengan permitivitas ruang hampa.

HUKUM MAXWELL

Persamaan Maxwell adalah himpunan empat persamaan diferensial parsial yang

mendeskripsikan sifat-sifat medan listrik dan medan magnet dan hubungannya dengan sumber-

sumbernya, muatan listrik dan arus listrik, menurut teori elektrodinamika klasik. Keempat persamaan ini

digunakan untuk menunjukkan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Secara terpisah,

keempat persamaan ini masing-masing disebut sebagai Hukum Gauss, Hukum Gauss untuk

magnetisme, Hukum induksi Faraday, dan Hukum Ampere. Keempat persamaan ini dengan Hukum

Lorentz merupakan kumpulan hukum lengkap dari elektrodinamika klasik.

Rumus di atas merupakan Hukum Gauss yang dapat diterjemahkan “Jumlah fluks listrik yang

menembus tegak lurus suatu permukaan tertutup sama dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi permukaan tersebut.”

Berikut ini juga merupakan Hukum Gauss, namun untuk medan magnet

Page 3: Per Me Abi Litas

Artinya, garis-garis fluks magnet merupakan lintasan tertutup. Dengan kata lain, tidak ada

muatan magnetik

Yang ketiga adalah Hukum Faraday, dengan rumusnya :

Rumus di atas dapat diterjemahkan bahwa medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan medan listrik.

Yang terakhir adalah Hukum Ampere

Ampere menyatakan bahwa arus dapat menimbulkan medan magnet. Namun Maxwell

menambahkan mengenai arus perpindahan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat

menimbulkan medan magnet. Artinya medan listrik dapat menimbulkan medan magnet dan medan

magnet dapat menimbulkan medan listrik

HUKUM OERSTED

Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor, maka akan timbul pengaruh

magnetik disekitar kawar berarus tersebut. Pengaruh magnetik ini mampu menarik bahan magnetik

lainnya. Jika serbuk besi diletakkan disekitar kawat berarus maka serbuk besi tersebut akan berarah

secara teratur.

Hans Christian Oersted, pada tahun 1820, mengadakan penelitian tentang pengaruh medan

magnet disekitar kawat berarus. Kawat berarus akan menyebabkan jarum pada kompas bergerak.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah Dalam kawat penghantar yang dilewati arus listrik disekitarnya

akan timbul garis gaya magnet.

Disekitar medan magnet permanen atau kawat penghantar berarus

merupakan daerah medan magnet. Vektor dalam medan magnet tersebut

dilambangkan dengan B atau disebut dengan induksi medan magnet.

Dalam SI, satuan induksi magnet B adalah Tesla.