MAKALAH
FORECASTING EXCHANGE RATES
&
MEASURING EXPOSURE TO EXCHANGE RATE FLUCTUATIONS
Sebagai Tugas Matakuliah Manajemen Keuangan Internasinoal
Disusun Oleh:
Kurniawuri Wimaflora 125020200111056
Annisa Hani Purwati 125020201111002
Rahma Al Qomaria 125020200111038
JURUSAN MANJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
FORECASTING EXCHANGE RATES
Mengapa perusahaan melakukan peramalan nilai tukar
Beberapa keputusan MNC dipengaruhi oleh proyeksi nilai tukar. Manajer keuangan harus
memahami bagaimana meramalkan nilai tukar sehingga mereka membuat keputusan yang
memaksimalkan nilai MNC mereka.
Sebenarnya seluruh aktivitas operasi MNC dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs. Berikut
adalah beberapa fungsi perusahaan yang memerlukan peramalan kurs :
1. Keputusan hedging, (lindung nilai)
Keputusan hedging dapat ditentukan setelah memperoleh hasil peramalan valuta asing.
Hedging sebagai strategi keuangan akan menjamin bahwa nilai valas yang digunakan
untuk membayar (outflow) atau sejumlah uang asing yang akan diterima (inflow) dimasa
datang tidak terpengaruh oleh perubahan dalam fluktuasi kurs valas.
2. Keputusan Pembiayaan Jangka Pendek,
Pada saat perusahaan-perusahaan besar meminjam valuta asing, pinjaman/hutang valas
tersebut digunakan untuk maksud hedging namun telah jelas pula bahwa sejumlah besar
valas yang telah dipinjam digunakan untuk maksud-maksud domestik.
3. Keputusan Investasi Jangka Pendek,
Perusahaan kadang-kadang mengalami kelebihan kas dalam jumlah yang signifikan yang
dapat diinvestasikan untuk jangka pendek. Deposito-deposito yang bernilai besar dapat
diinvestasikan dalam beberapa valuta.
4. Keputusan Penganggaran Modal,
Peramalan arus kas di masa datang yang digunakan dalam proses penganggaran modal
akan tergantung pada nilai valuta di masa depan. Ketergantungan ini dapat terjadi karena :
(1) arus kas valas yang masuk atau keluar, memerlukan konversi ke dalam valuta negara
asal dan/atau (2) pengaruh nilai tukar di masa datang atas permintaan terhadap
produk-produk perusahaan.
5. Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang
Perusahaan yang menerbitkan obligasi untuk mendapatkan dana jangka panjang mungkin
ingin mendenominasi obligasi dalam valas.
6. Penilaian Laba.
Laba MNC dilaporkan dengan dikonsolidasikan dan ditranslasikan kedalam valuta yang
mendominasi laporan keuangan perusahaan induk (parent company).
Teknik – Teknik Peramalan:
Peramalan Teknis
Peramalan teknis ( technical forecasting ) mencakup penggunaan data kurs hitoris untuk
memprediksi nilai tukar di masa depan. Perusahaan cenderung menggunakan ramalan teknis
secara terbatas karena peramalan ini hanya berlaku dalam jangka waktu dekat, yang tidak
terlalu membantu dalam pembuatan kebijakan perusahaan.
Contoh : Kansas Co harus membayar 10 juta peso Meksiko untuk perlengkapan yang
dibelinya dari Meksiko besok. Hari ini, peso terapresiasi 3 persen terhadap dolar. Kansas co
dapat mengirim pembayaran hari ini sehingga terhindar dari dampak apresiasi tambahan esok
hari. Berdasarkan analisis runtun waktu hitoris, Kansas telah menentukan bahwa jika terjadi
apresiasi peso tehadap dolar sebesar lebih dari 1 persen, maka peso akan terdepresiasi sekitar
60 % persen pada hari berikutnya. Atau et+1 = et x ( - 60 % ) ketika et > 1 %
Dengan menerapkan kecenderungan ini pada situasi sekarang di mana peso terapresiasi
sebesar 3 persen hari ini, Kansas Co meramalkan bahwa perubahan kurs esok hari adalah
sebesar et+1 = et x ( - 60 % )
= ( 3 % ) x ( - 60 % )
= - 1,8 %
Dengan mempertimbangkan ramalan bahwa peso akan terdepresiasi keesekoan
harinya., Kansas memutuskan untuk mengirim pembayaran pada esok hari bukan hari ini.
Peramalan Fundamental
Peramalan fundamental ( fundamental forecasting ) dilakukan berdasarkan hubungan
fundamental antara variabel – variable ekonomi dengan kurs. Perubahan pada kurs spot nilai
tukar dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :
e = f ( ΔINF, ΔINT, ΔINC, ΔGC, ΔEXT )
e = Presentase perubahan kurs spot
ΔINF = Perubahan diffrensial antara tingkat inflasi AS dengan inflasi
Negara Asing
ΔINT = Perubahan differensial antara tingkat suku bunga AS dengan tingkat
suku bunga Negara asing.
ΔINC = Perubahan diffrensial antara tingkat pendapatan AS dengan tingkat
pendapatan Negara asing.
ΔGC = Perubahan pada pengendalian pemerintah
ΔEXT = Perubahan prediksi nilai tukar masa depan
Suatu peramalan dapat dibuat hanya berdasarkan penilaian subjektif mengenai pergerakan
umum atas variabel – variabel ekonomi suatu Negara yang diperkirakan akan mempengaruhi
kurs. Dari sudut pandang statistik, suatu ramalan akan dibuat berdasarkan dampak factor –
factor yang terukur secara kuantitatif terhadap kurs.
Contoh :
Untuk memperikarakan persentase perubahan ( tingkat apresiasi atau depreasiasi ) atas pound
sterling inggris terhadap dolar AS pada kuartal berikutnya. Maka factor yang digunakan
adalah ( 1 ) Inflasi di Amerika relative terhadap inflasi di Inggris, ( 2 ) Pertumbuhan
pendapatan di Amerika Serikat relative terhadap pertumbuhan pendapatan di Inggris.
Persentase perubahan atas pound sterling terhadap dolar dapat diketahui dengan
menggunakan analisis regresi. Data kuartalan inflasi dan tingkat pertumbuhan pendapatan
baik di Inggris dan Amerika digabungkan. Variabel terikat ( dependen ) adalah presentase
perubahan nilai pound sterling Inggris per kuartal ( BP ). Variabel bebas ( independen )
dibentuk sebagai berikut :
1. Persentase perubahan perbedaan inflasi ( tingkat inflasi AS dikurang tingkat inflasi
Inggris ) kuartal sebelumnya, disebut INFt-1.
2. Persentase perubahan perbedaan pertumbuhan pendapatan ( pertumbuhan
penadapatan AS dikurangi pertumbuhan pendapatan Inggris ) pada kuartal
sebelumnya, atau disebut ICt-1
Persamaan regresi didefinisikan sebagai berikut :
BPt = b0 + b1 INF t-1 + b2INC t-1
Sebagai ilustrasi, asumsikan nilai bertikut :
b0 = 0, 02 ; b1 = 0,8 ; b2 = 1,0
INF t-1 = 4 % ; INC t-1 = 2 %
BPt = b1 INF t-1 + b2INC t-1
= 0,002 + 0,8 ( 4 % ) + 1 ( 2 % )
= 0,2 % + 3,2 % + 2 %
= 5,4 %
Jadi dengan mempertimbangkan angka tingkat inflasi dan pertumbuhan pendapatan terakhir,
pounsterling seharusnya terapresiasi sebesar 5,4 persen pada kuartal berikutnya.
Peramalan Berbasis Pasar
Proses membuat peramalan dari indicator pasar, yang dikenal dengan peramalan berbasis
pasar ( market based forecasting ), dikembangkan berdasarkan ( 1 ) kurs spot dan ( 2 ) kurs
forward.
Kegunaan Kurs Spot: kurs spot saat ini dapat digunakan sebagai taksiran atas kurs spot di
masa depan.
Kegunaan Kurs Forward: untuk tanggal tertentu di masa depan biasanya digunakan sebagai
perkiraan kurs spot di masa depan. Atau kurs forward berjangka 30 hari merupakan perkiraan
kurs spot 30 hari mendatang, kurs forward berjangka 90 hari merupakan perkiraan kurs spot
90 hari mendatang, dan seterusnya. Kurs forward dihitung sebagai berikut :
F = S ( 1 + p )
Di mana p mencerminkan premi forward. Karena p mencerminkan selisih kurs forward
terhadap kurs spot, maka p dapat digunakan sebagai perkiraan persentase perubahan kurs
E ( e ) = p
= ( F/S ) – 1
Contoh :
Jika kurs forward dolar Australia berjangka satu tahun adalah $ 0,63, sementara kurs spot
adalah $ 0,60, maka perkiraan persentase perubahan dolar australia adalah :
E ( e ) = p
= ( F/S ) – 1
= ( 0,63 / 0,60 ) -1
= 0,05 atau 5 %
Peramalan Campuran
Karena tidak ada satupun teknik peramalan yang terbukti unggul secara konsisten
dibandingkan teknik lain, beberapa MNC lebih suka menggunakan kombinasi teknik
peramalan. Metode ini dinamakan peramalan campuran ( mixed forecasting ). Berbagai
peramalan atas nilai mata uang tertentu dibuat berdasarkan beberapa teknik peramalan.
Teknik yang digunakan diberikan bobot tertentu sehingga total bobot mencapai 100 persen,
dengan teknik yang dianggap lebih andal diberikan bobot lebih besar. Nilai prediksi mata
uang adalah rata – rata tertimbang dari peramalan yang gunakan.
Perusahaan Penyedia Jasa Peramalan
Semakin tingginya kebutuhan korporasi (MNC) untuk meramalkan nilai valuta telah
mendorong munculkan beberapa konsultan peramalan, seperti Business International, Conti
Currency, Predex, dan lain sebagainya. Selain itu beberapa bank investasi besar seperti
Goldman Sachs, dan bank-bank komersial, seperti Citibank, Chemical Bank, dan Chase
Manhattan Bank, juga menawarkan jasa peramalan.
Evaluation of Forecast Performance
Sebuah Multinational Corporation (MNC) yang meramalkan nilai tukar harus memonitor
kinerjanya setiap saat untuk menentukan apakah prosedurr peramalannya memuaskan atau
tidak. Untuk tujuan ini, dibutuhkan pengukuran kesalahan peramalan. Terdapat berbagai cara
untuk menghitung kesalahan peramlan. Namun, dalam bahasan ini, hanya satu cara yang
akan dibahas disini dan didefinisikan sebagai berikut :
Kesalahan Peramalan Absolut Sebagai Presentase dari NilaiRealisasi=|Hasil Peramalan−NilaiRealisasi|
Nilai Realisasi
Kesalahan peramalan dihitung menggunakan nilai absolut untuk menghindari dampak
saling menghilangkan pada saat menghitung rata – rata dari kesalahan peramalan. Contohnya,
jika kesalahan peramalan adalah 0,05 dalam periode pertama dan -0,05 dalam periode kedua,
maka rata – rata kesalahan selama dua periode disini adalah nol. Tetapi, hasil tadi
menyesatkan karena peramalan dalam masing – masing periode tidak sepenuhnya akurat. Jika
nilai absolut yang dipakai, rata – rata kesalahan peramalan dari kedua periode yang dimaksud
adalah 0,05 (karena nilai absolut dari -0,05 adalah 0,05). Jadi, nilai absolut ditujukan
menghilangkan distorsi atau penyimpangan semacam itu.
Ketika mengukur kinerja peramalan dari berbagai valuta, biasanya perlu
menyesuaikan ukuran relatif masing – masing valuta, sehingga keakuratan peramalan dapat
dibandingkan antara satu valuta dengan valuta yang lain.
Forecast Accuracy Over Time
MNC cenderung percaya dalam pengukuran mereka dari kesalahan peramalan ketika
mengukur setiap beberapa periode. Kesalahan peramalan absolut sebagai presentase dari nilai
realisasi yang dapat memperkirakan setiap periode untuk mendapatkan kesalahan rata – rata
selama periode tersebut.
Forecast Accuracy Among Currencies
Kemampuan untuk meramalkan nilai valuta bisa jadi bervariasi menurut valuta.
Search for Forecast Bias
Perbedaan nilai tukar hasil proyeksi dengan nilai tukar aktual pada suatu waktu
tertentu mencerminkan kesalahan peramalan nominal. Kesalahan negatif mewakili
understimating, kesalahan positif mewakili overstimating. Jika kesalahan terus positif atau
negatif, maka prosedur peramalan mengandung bias.
Statistical Test of Forecast Bias
Metode konvensional yang dapat digunakan untuk menguji bias peramalan adalah
dengan mengaplikasikan model regresi berikut terhadap data – data historis :
St=a0+a1 F t−1+μt
S = Kurs spot pada waktu t
F t−1 = Kurs forward pada waktu t-1
μt = Error term
a0 = Konstanta (titik potong)
a1 = Koefisien regresi
Kurs forward tidak mengandung bias, a0 akan sama dengan nol dan koefisien regresi a1, akan
sama dengan 1,0. Uji-t untuk a1 adalah :
t=a1−1
standard error of a1
Graphic Evaluation of Forecast Performance
Kinerja peramalan dapat dievaluasi memakai sebuah grafik yang membandingkan
nilai hasil peramalan dengan nilai aktual untuk berbagai periode waktu tertentu. Jika titik
yang dihasilkan tersebar secara merata pada kedua sisi garis 45 derajat, maka peramala tidak
mengandung bias karena tidak selalu berada diatas dan dibawah nlai aktual.
Forecasting Under Market Efficiency
Efisiensi dari pasar valuta asing juga mengimplikasikan peramalan. Jika pasar valuta
asing efisien dalam bentuk lemah (weak-form efficient) maka data – data historis dan
informasi nilai tukar saat ini tidak berguna dalam meramalkan pergerakan nilai tukar di masa
depan, karena nilai tukar saat ini telah mencerminkan semua informasi ini, yaitu analisis
teknis tidak akan mampu memperbaiki hasil peramalan.
Efisiensi dalam bentuk semi kuat (semistrong-form efficient) maka semua informasi
publik yang relevan telah dicerminkan dalam nilai tukar saat ini.
Efisien dalam bentuk-kuat (strong-form efficient) maka semua informasi publik yang
relevan dan informasi non publik semuanya telah tercermin dalam nilai tukar berjalan.
Bentuk efisiensi tidak dapat diuji, karena informasi publik tidak tersedia.
MEASURING EXPOSURE TO EXCHANGE RATE FLUCTUATIONS
Apakah Risiko Nilai Tukar Relevan ?
Sejumlah kritikus mungkin menyatakan bahwa exposure sebuah perusahaan terhadap
risiko nilai tukar tidak relevan dan dengan demikian perusahaan – perusahaan tidak perlu
mengukur dan mengelola exposure mereka. Salah satu alasannya adalah, menurut teori
paritas daya beli (purchasing power parity) bahwa pergerakan nilai tukar akan diimbangi oleh
pergerakan harga. Para kritikus berpendapat bahwa keberadaan dampak yang saling
mengimbangi ini membuat risiko nilai tukar tidak relevan. Alasan kedua adalah investor
(yaitu para pemegang saham) dalam perusahaan multinasional memiliki pilihan untuk
menghedge risiko nilai tukar yang mereka hadapi. Disini, risiko nilai tukar dikatakan tidak
relevan bagi korporasi – korporasi karena pemegang saham mereka dapat menanggulangi
risiko ini secara individual.
Transaction exposure
Memiliki pengertian yaitu sejauh mana fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi nilai
dari transaksi-transaksi kas, sesuai dengan karakter perdagangan internasional yang mengenal
adanya delay waktu pembayaran. Dengan adanya delay waktu pembayaran ini, misalnya 3
bulan, akan menimbulkan risk, karena selama 3 bulan itu tentunya nilai tukar mata uang akan
selalu berfluktuasi.
Estimating “net” cash flows in each currency
Memprediksi jumlah netto dari arus kas masuk dan keluar dalam masing-masing
valuta dengan menggunakan arus kas konsolidasi kemudian menggolongkan arus kas
menurut masing-masing valuta.
Economic exposure
Yaitu sejauh mana fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi present value arus kas
perusahaan di masa depan, baik MNC maupun perusahaan domestik yang berhadapan
langsung dengan perdagangan internasional. Pada intinya economic exposure ini terfokus
kearah ekonomi atau profit perusahaan. Arus kas yang tidak memerlukan konversi mata uang
tidak mencerminkan economic exposure, namun arus kas ini juga dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh pergerakan nilai tukar.
Translation exposure
Yaitu sejauh mana fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi perhitungan laporan
keuangan perusahaan. Jadi pada intinya translation exposure ini tidak berpengaruh secara
langsung kepada arus kas perusahaan, tetapi lebih ke arah baik atau buruknya laporan kinerja
perusahaan pada suatu periode tertentu.
Faktor-faktor Penentu Exposure Translasi:
Tingkat keterlibatan anak perusahaan dalam bisnis di luar negeri.
Semakin tinggi persentase bisnis MNC dilakukan oleh anak perusahaan luar negeri,
semakin tinggi pula kerentanan suatu item laporan keuangan tertentu terhadap
exposure translasi.
Lokasi dari anak perusahaan.
Lokasi anak perusahaan dapat mempengaruhi exposure translasi, karena item-item
laporan keuangan dari tiap anak perusahaan biasanya diukur dalam valuta lokal
tempat anak perusahaan beroperasi.
Metode akuntasi yang digunakan.
Prosedur akuntasi yang digunakan untuk mentranslasikan data-data laporan keuangan
anak perusahaan akan mempengaruhi exposure translasi.
DAFTAR PUSTAKA
Madura, Jeff dan Roland Fox. 2007. International Financial Management. Thomson
Learning. London.