PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN
DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA
MAHDALIYAH KECAMATAN
KOTA BARU JAMBI
SKRIPSI
ABDURRAHMAN SAYUTI
NIM : TK.161192
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN
DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA
MAHDALIYAH KECAMATAN
KOTA BARU JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
ABDURRAHMAN SAYUTI
NIM : TK.161192
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
DI Jambi
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah membeca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara : Nama : Abdurrahman Sayuti
Nim : TK161192
Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi Sudah dapat diajukan kembali kepada dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan manajemen pendidikan islam (MPI) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana srata satu dalam
manajemen pendidikan islam.
Dengan ini kami mengaharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas
dapat segera di munaqosaahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jambi,28 April, 2020
Pembimbing I
Dr. Zawaqi Afdal jamil M.Pd.I
NIP. 19720507 199406 1 001
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode
Dokumen
No
Formulir
Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi Halaman
In. 08-pp-
05-01
In. 08-FM-
pp-05-02
01-04-2020 R-0 -
1 dan 2
http://www.iainjambi.ac.id/
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
DI Jambi
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah membeca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara : Nama : Abdurrahman Sayuti
Nim : TK161192
Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan manajemen pendidikan islam (MPI) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana srata satu dalam
manajemen pendidikan islam.
Dengan ini kami mengaharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas
dapat segera di munaqosaahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wbp
Jambi, 15 April, 2020
Pembimbing II
Dian Nisa Istofa M.Pd.I
NIDN. 2015098802
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode
Dokumen
No
Formulir
Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi Halaman
In. 08-pp-
05-01
In. 08-FM-
pp-05-02
01-04-2020 R-0 -
1 dan 2
http://www.iainjambi.ac.id/
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERNYATAAN ORISIONALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dari Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, seluruhnya merupakan
hasil karya saya sendiri, yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat di dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan
perundang_perundangan yang berlaku.
Jambi, 1 September 2020
Penulis
Abdurrahman Sayuti
TK161192
http://www.iainjambi.ac.id/
v
PERSEMBABAN
Sembah Sujud serta Syukur Ku kepada Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang , Taburan cinta dan kasih sayang_Mu telah memberikanku
kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan ke_junjungan alam
Rasulullah Muhammad SAW.
Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk : (Ayahanda Tersayang dan Ibunda Tercinta).
Ayahanda (RAMLI) Ayah terbaik sedunia, Ayah yang selalu memotivasi
yang tidak pernah berhenti mendoakan anaknya, mengingatkan untuk sholat
dan mengaji. Ayah yang menjadi tempat diskusiku. Penghilang kesedihanku,
penyemangatku, dan guru terbaikku.
Ibunda ku (HAMSIA) ibu paling hebat didunia, ibu yang selalu sabar melihat
kenakalanku, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang yang amat sangat
tulus untukku. Doa yang selalu ibu panjatkan untuk kebaikan dan
kebahagianku, ibu inspirasiku, motivasiku, dan guru terbaikku.
Ayahanda Ibunda, keringat dan tenagamu tiada mungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat Ayahanda Ibunda bahagia karena kusadar,
selama ini belum bisa berbuat yang lebih, Terima Kasih Ayahanda Ibunda
Sekaligus kakakku tercinta Herman S.Pd.I yang senantiasa membuatku
termotivasi, dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu
menasehatiku menjadi lebih baik, Serta Sahabat-sahabatku yang selalu ada dikala
senang maupun duka, Sahabat-sahabatku Jurusan manajemen pendidikan islam
angkatan 2016 Kebersamaan kita adalah kenangan yang tak akan terlupakan
selamanya, Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Yang selalu
memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya, Almamaterku Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Serta semua pihak yang turut memberikan
semangat dan do’a hingga ahirnya penulisan skripsi ini selesai.
vi
MOTTO
)رواه لبخارى( تَعَلََّم اْلقُْرآَن َوَعلََّمهَخْيُرُكْم َمْن
Artinya : Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca Al Qur’an dan
mengajarkannya. (HR. Bukhori)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dalam
penyelesaian tugas akhir (SKRIPSI) ini penulis selalu diberikan kesehatan dan
kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) ini dengan
baik, tak lupa sholawat beserta salam penulis haturkan ke jujungan alam nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari dan mengakuai bahwa ada
sedikit kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan
dari semua pihak terutama dosen pembimbing, maka penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul : “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi”
Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini, yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr.Hj. Fadlilah,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr.Mahmud MY, S.Ag., M.Pd.I selaku ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil M.Pd.I selaku pembimbing I dan Ibu Dian
Nisa Istofa S.Pd., M.Pd.I selaku pembimbing II Skripsi ini.
5. Bapak Dr. Najmul Hayat S.Ag., M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.
6. Ibu Dra. Thoipah, S.Pd selaku kepala MTs Mahdaliyah Kota baru Jambi
Disamping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh kernanya diharapkan semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini, kepada Allah SWT kita memohon
ampun_nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafan_nya. Semoga atas
viii
bimbingang dan bantuannya akan dicatat sebagai amal ibadah, dan selalu mendapat
balasan yang berlipat dari Allah SWT.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jambi, 1 September 2020
Penulis
Abdurrahman Sayuti
NIM. Tk161192
ix
ABSTRAK
Nama : Abdurrahman Sayuti
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tasyanawiyah
Mahdaliyah Kecamatan. Kota Baru Jambi. Skripsi ini membahas tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi. Dengan demikian rumusan masalah yang
penulis kemukakan adalah Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan peran kepemimpinan kepala
Sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an, gaya
Kepempimpinan Kepala sekolah, serta kendala-kendala kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif,
Tenik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh langsung dari responden dari meneliti peran
kepemimpinan kepala sekolah yaitu dengan analisisa data. Sedangkan uji
keabsahan data dilakukan dengan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan sumber. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meneliti peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah
tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi sudah terlaksana, dibuktikan
dengan : setiap hari senin sampai dengan kamis sebelum memulai proses belajar
mengajar selalu membaca Al-Qur’an setiap kelasnya, setiap hari jum’at sebelum
memulai proses belajar mengajar selalu membaca zikir almatsurah, sholat dhuha
dan tadarus Al- Qur’an Kesimpulan penelitian ini, peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah
tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi dalam pengembangan peran
kepala sekolah sebagai pemimpin, beliau selalu membina, mengarahkan dan
mengambil tindakan sesuai dengan program sekolah demi mewujudkan visi dan
misi sekolah. Dalam wawancara kepala sekolah melakukan beberapa hal dalam
membina membaca Al-Qur’an yaitu dengan kemampuanya yaitu : kepribadian,
kemapuan memberi arahan, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan
mengambil tindakan, dan kemampuan komunikasi. Kata Kunci : Peran Kepemimpinan, Pengembangan, Budaya Membaca
x
ABSTRACT
Name : Abdurrahman Sayuti
Study program : Islamic Education Management
Title : The Role of the Principal's Leadership in Developing a Culture
of Reading the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah
Mahdaliyah District. the new city of Jambi.
This thesis discusses the role of the principal's leadership in developing the culture
of reading the Koran in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah Subdistrict, of the
new city of Jambi. Thus the formulation of the problem that the author puts forward
is How is the role of the principal's leadership in developing a culture of reading
the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, the new city of Jambi?
The purpose of this study is to reveal the role of the Principal's leadership in
developing the culture of reading the Qur'an, the Principal's leadership style, as well
as the constraints of the headmaster in developing the culture of reading the Qur'an
in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, of the new city of Jambi sub-district.
This research is a field research with a descriptive qualitative approach, data
collection techniques used are interviews, observation, and documentation. Data
obtained directly from respondents from examining the principal's leadership role
is by analyzing the data. While the data validity test is done by observation and
triangulation. Triangulation used in this study is triangulation of techniques and
sources. Based on the results of the study it can be concluded that examining the
leadership role of school principals in developing a culture of reading the Qur'an in
the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah district of the new city of Jambi has been
carried out, as evidenced by: every Monday through Thursday before starting the
teaching and learning process always reading the Qur'an 'Every class, every Friday
before starting the teaching and learning process always recites almatsurah dhikr,
duha prayer and tadarus Al-Qur'an. Conclusions of this study, the role of school
principals' leadership in developing the culture of reading the Qur'an in the
madrasas tasyanawiyah mahdaliyah new city of jambi sub-district in developing the
role of the principal as a leader, he has always fostered, directed and taken action
in accordance with the school program in order to realize the vision and mission of
the school. In the interview the principal did several things in fostering reading the
Qur'an, namely by his ability, namely: personality, ability to give direction, ability
to make decisions, ability to take action, and communication skills.
Keywords: Role of Leadership, Development, Reading Culture
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PENGESAHAN ............................................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................. v
MOTTO............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Fokus Masalah .................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian. ..................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORITIK
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................................... 6
a. pengertian Kepemimpinan ........................................................ 6
b. Prinsip-prinsip kepemipinan kepala sekolah ............................ 8
c. Gaya Kepemimpinan ................................................................ 9
d. Peran Kepala Sekolah ............................................................... 13
2. Budaya Membaca Al-Qur’an ........................................................ 19
a. Pengertian membaca ................................................................ 19
b. Hukum Membaca Al-Qur’an ................................................... 20
c. Budaya Membaca Al-Qur’an ................................................... 23
3. Faktor yang mempengaruhi budaya baca Al-Qur’an ................... 25
xii
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Membaca Al-Qur’an ..................................................................... 26
B. STUDI RELEVAN ............................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian .................................................... 33
B. Setting Dan Subjek Penelitian ........................................................... 34
C. Jenis Data Dan Sumber Data ............................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 37
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 38
G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 39
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .................................................................................. 40
1. Gambaran Umum Sekolah ............................................................ 40
2. Data Sekolah ................................................................................. 41
3. Visi Dan Misi Sekolah .................................................................. 42
4. Kurikulum Sekolah ....................................................................... 42
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................... 43
6. Keadaan Sarana Prasana................................................................ 45
7. Struktur Organisasi ........................................................................ 48
B. Temuan khusus dan pembahasan
1. peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah .................................... 50
2. gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah ..................... 53
3. faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah .................................. 56
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 61 B. Saran ................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Table 1.1 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 39
Table 1.2 : Daftar Nama Kepala Sekolah MTs.Mahdaliyah ............................ 41
Table 1.3 : Data Sekolah .................................................................................. 41
Table 1.4 : Visi Dan Misi Sekolah ................................................................... 42
Table 1.5 : Daftar Guru Dan Bidang Studi Yang Di Asuh .............................. 44
Table 1.6 : Daftar Nama Guru Wali Kelas ....................................................... 45
Table 1.7 : Daftar Keadaan Siswa/I Mts Mahdaliyah Kota Jambi ................... 45
Table 1.8 : Keadaan Sarana Dan Prasarana Mts Mahdaliyah Kota Jambi ....... 46
Table 1.9 : Struktur Organisasi Sekolah. ......................................................... 48
Table 1.10 kebijakan sekolah ........................................................................... 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi ...................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Konsultasi Skripsi.
Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data.
Lampiran 3. Daftar Responden.
Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden.
Lampiran 5. Dokumentasi Riset.
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat
berperan dalam sebuah lembaga sekolah karena kepala sekolah sebagai
pemimpin dilembaganya, dengan demikian tugas seorang pemimpin yaitu
menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang
didalam organisasi atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. (Ramadan, 2017, hlm. 1)
Dalam pelaksanaannya untuk menciptakan suasana yang efektif dalam
lambaga pendidikan di perlukan seorang pemimpin yang baik dalam hal ini
adalah kepala sekolah, Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat
tujuh peran Kepala Madrasah yaitu, sebagai: educator (pendidik), manajer,
administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator, motivator.
Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh
semua manusia dimuka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan
perkembangan sampai mencapai kedewasaan masing-masing (Hadari N, 2003,
hlm. 14). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UURI, 2003).
Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam formal yang ada
di Indonesia, mengingat lembaga pendidikan ini adalah lembaga pendidikan
Islam, sudah tentu nilai utama yang menjadi dasarnya adalah nilai-nilai budaya
islam seperti sholat dhuha berjama’ah dan zuhur berjama’ah dan Membaca Al-
Qur’an, berbusana muslim, bertutur kata yang sopan, Pada kenyataannya
Madrasah saat ini sudah mulai terbawa arus modernisasi dan pengaruh
paradigma pendidikan modern yang mendahulukan IPTEK di atas segalannya,
sehingga sedikit demi sedikit dapat dirasakan bahwa madrasah tidak lagi
2
menjadi lembaga yang memproduksi ahli-ahli al-Qur’an dan hal ini sudah terasa
disemua aspek yang ada dalam madrasah itu sendiri.
Contoh aspek tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) mulai dari
tenaga pendidik sampai tenaga kependidikan dan aktor penting dalam hal ini
adalah Kepala sekolah, Dalam hal ini tentu saja kompetensi Kepala sekolah yang
baik pula diperlukan guna mengembalikan paradigma Madrasah sebagai
lembaga pendidikan Ilmu Al-Qur’an.
Pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah
peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha (Mulyasa, 2004, hlm.
23).
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara
keseluruhan, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun
1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa,
2004 hlm. 25). Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan
dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang
menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung
bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan secara
profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah terutama kepala
MTs. Mahliyah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan
pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-
perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah
profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta
3
evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara
efektif dan efisien.
Berkenaan dengan konsep keberhasilan proses pembelajaran orientasi yang
selama ini terjadi hanya berfokus pada pencapaian kurikulum normatif saja
yakni kurikulum yang telah disediakan oleh pemerintah. Padahal dibalik hal itu
sebenarnya yang tidak kalah pentingnya adalah konsep dari madrasah itu sendiri
yaitu sebagai wadah pendidikan Islam atau biasa disebut dengan lembaga
pendidikan Islam.
Meskipun demikian pada kenyataannya ada beberapa sekolah umum yang
prestasi dalam bidang keagamaannya lebih baik dibandingkan dengan madrasah
itu sendiri, misalnya dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, Pada dasarnya
orang yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah kepala madrasah.
Dalam hal ini tentu saja kompetensi kepala madrasah yang baik pula diperlukan
guna mengembalikan paradigma Madrasah sebagai lembaga pendidikan Ilmu
Al-Qur’an sekaligus sebagai lembaga pendidikan yang menjadi wadah budaya
membaca Al-Qur’an.
Madrasah Tyasanawiyah Mahdaliyah merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai keagamaan dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan terutama, dalam Kedisiplinan, akhlak, moral, dan
etika, hal ini merupakan pangkal pendidikan kepribadiaan yang harus
diperhatikan secara khusus, dimana hal tersebut menjadi tujuan utama dari
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu terciptanya kepribadian
mulia dan berakhlakul karimah dalam diri siswa.
Berdasarkan observasi awal guru-guru MTs.Mahdaliyah setiap pagi dari
hari selasa – jum’at sebelum jam pelajaran dimulai selalu melaksanakan tadarus
Al-Qur’an bersama siswa, dengan durasi tatap muka 60 menit. Metode yang
digunakan tahsin dan tartil Al-Qur’an, proses membacanya dengan cara disimak,
pertama guru membaca kemudian dilanjutkan dengan siswa.
Mencermati sistem pelajaran Al-Qur’an diMTs.Mahdaliyah diatas peneliti
berasumsi, mungkin hal ini disebut sebagai upaya perbaikan yang terus menerus
4
dalam membaca Al-Qur’an sehingga budaya baca Al-Qur’an semakin
meningkat dan terus berkembang.
Namun peneliti melihat bahwa badaya baca Al-Qur’an diMTs. Mahdaliyah
masih rendah, hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang kurang
berpartisipasi dalam pelaksanaan membaca Al-Qur’an, masih adanya beberapa
siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan misalnya datang kesekolah
tidak tepat waktu, keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan ke dalam laporan
penelitian yang berjudul: “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi”
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Untuk mempermudah penulis dalam
menganalisis hasil penelitian, dan mencegah terjadi penyimpangan jalan
penyelesaian masalah, serta keterbatasan waktu dan kemampuan, maka
penelitian ini di fokuskan pada Bagaimana Peran kepemimpinan kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.Swasta
Mahdaliyah kota baru jambi.
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka peneliti mencoba
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangkan
budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
2. Bagaimana gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam Mengembangkan
Budaya Membaca al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
3. Apa Saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
5
D. Tujuan dan kegunaan penelitian.
1. Tujuan penelitian.
a. Untuk mengetahui peran kepempimpinan kepala madrasah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi.
b. Untuk mengetahui gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam
Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
2. Kegunaan penelitian.
a. Secara teoritis.
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori
manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangka budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
b. Secara praktis.
1. hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran, serta dapat
memperkaya khazanah kepustakaan pendidikan, khususnya dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
2. Bagi penulis memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih banyak
mengenai manajemen sumber daya manusia sacara riil khususnya yang
menyangkut kepemimpinan kepala sekolah
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk kepala
sekolah dalam mengembangkan dan mengimplementasian budaya
membaca Al-Qur’an di sekolah.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik.
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
a. Pengertian Kepemimpinan.
Menurut Sukri ( 2012 hal 24) kata Kepala dapat diartikan Ketua atau
Pemimpin Dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, Sedang Sekolah
adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi
pelajaran, Berdasarkan rumusan di atas secara sederhana maka Kepala
Sekolah dapat diartikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan Peserta didik yang menerima pelajaran.
Soepardi Dalam (E. Mulyasa, 2009 hlm. 107) mendefenisikan
kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakan, mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mempengaruhi, menasehati, membimbing,
menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu),
serta membena dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen
mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminisrasi secara efektif dan
efisien”.
(Sagala, 2013, hal. 143). kepemimpinan merupakan motor penggerak
dari semua sumber-sumber dan alat-alat (resource) yang tersedia bagi
suatu organisasi. Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan
memelihara lingungan dimana manusia bekerja sama dalam suatu
kelompok yang terorganisir dengan baik, menyelesaikan tugas mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Selain definisi diatas ditemukan pula istilah kepemimpinan dalam
terminology Islam, Dalam Al-Qur’an istilah kepemimpinan diungkapkan
dengan istilihah khalifah. Sebagaimana firman Allah pada Qur’an surah
Al-Baqarah sebagai berikut :
ئَِكِة إِن ِي َجاِعٞل فِي ٱۡۡلَۡرِض َخِليفَة
َٰٓ َوإِۡذ قَاَل َربَُّك ِلۡلَملَ
7
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
(Q.S Al-Baqarah : 30).
Selain kata khalifah disebut juga kata ulil amri. Kata ulil amri berarti
pemimpin tertinggi dalam masyarakat islam, sebagaimana firman Allah
swt, sebagai berikut:
َزۡعتُمۡ ُسوَل َوأُْوِلي ٱۡۡلَۡمِر ِمنُكۡم فَإِن تَنَ َ َوأَِطيعُواْ ٱلرَّ اْ أَِطيعُواْ ٱَّللَّ أَيَُّها ٱلَِّذيَن َءاَمنُوََٰٰٓٓ فِي َشۡيٖء يَ
ِ ُسوِل إِن ُكنتُۡم تُۡؤِمنُوَن بِٱَّللَّ ِ َوٱلرَّ ِلَك َخۡيٞر َوأَۡحَسُن تَۡأِويًلا َوٱۡليَۡوِم فَُردُّوهُ ِإلَى ٱَّللَّ ٥٩ٱۡۡلَِٰٓخِرِۚ ذَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul-nya, dan ulil amri di antara kamu, Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya (Q.S An-Nisaa : 59).
Berdasarkan ayat Al-qur’an di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan dalam islam itu adalah kegiatan menuntun, membimbing,
memandu dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.
Dari beberapa pendapat diatas terlihat bahwa kepemimpinan
merupakan aktivitas membujuk orang lain dalam suatu kelompok agar
mau bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang kegiatannya
meliputi membimbing, mengarahkan, memotivasi, tindakan atau tingkah
laku orang lain. Ini berarti bahwa konstribusi kepemimpinan bagi
perkembangan organisasi akan ditentukan oleh bagaimana seorang
pemimpin berperan dalam menjalankan fungsinya bagi kehidupan
organisasi.
Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung
dengan tehnik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi
sehingga menyebakan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya
untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau
tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya
8
dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan
situasi dan kondisi organisasi tersebut.
Sedangkan yang dimaksud dengan kepala sekolah menurut
(Permendiknas, 2010) tentang penugasan guru sebagai kepala
sekolah/madrasah menyebutkan bahwa kepala sekolah/madrasah adalah
guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin Taman Kanak-
Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB),
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar biasa
(SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTS),
sekolah menengah perta luar biasa (SMPLB), sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB), sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMK/MAK) yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang
tidak dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI), sebagai
pemimpin, kepala sekolah memiliki posisi sentral dalam menciptakan dan
mengendalikan mutu sekolah yang dipimpinnya, kepala sekolah dapat
menentukan arah dan tujuan sekolah. Kegagalan maupun keberhasilan
sekolah ditentukan oleh kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu penentu
keberhasilan suatu sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
memahami peran dan tanggung jawab yang diembannya. Menurut
(Wahjosumijo 2002, hlm. 82) ada dua peranan penting kepala sekolah,
yaitu kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi
kekuatan penggerak kehidupan sosial dan kepala sekolah harus memahami
tugas dan fungsinya demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian
kepada staf dan siswa.
b. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Prinsip-prinsip kepemipinan kepala sekolah profesionalisme kepala
sekolah dapat tercapai apabila seorang kepala sekolah memiliki dan
memahami prinsip-prinsip sebagai pemimpin pendidikan. berdasarkan
peraturan menteri pendidikan pasional (Permendiknas, 2007).“Kepala
9
sekolah adalah seorang guru yang memiliki tugas tambahan untuk
membina dan memimpin anggotanya untuk mencapai tujuan”.
Agar kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya dapat
berjalan dengan harmonis sesuai dengan yang diinginkan, kepala sekolah
harus memiliki prinsip-prinsip yang dapat di telah ditetapkan, yaitu :
1) Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan
unsur unsur pelayanan dalam kegiatan operasional sekolahnya
2) Prinsip persuasif, pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus
memperhatikan situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan
keberhasilan kepemimpinannya yang sedang dan yang akan
dilaksanakan.
3) Prinsip bimbingan, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing
peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
perkembangan peserta didik yang ada dilembaganya.
4) Prinsip efisiensi, mengarah pada cara hidup yang ekonomis dengan
pengeluaran sedikit untuk memperoleh keuntungan yang
sebesarbesarnya.
5) Prinsip berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini diterapkan
tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.
Sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah
merupakan pihak paling bertanggung jawab dalam kesuksesan sekolah
yang dipimpinnya.
c. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang
pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang
dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam
mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinan,
namun gaya mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Untuk
memahami gaya kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji dari tiga
pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, perilaku dan situasional.
10
Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan
tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain.
Kepemimpinan bukan hanya sekedar penampilan lahiriah saja, tetapi juga
bagaimana cara mereka mendekati orang yang ingin dipengaruhi, corak
atau gaya seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas
pemimpin, pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat akan memberikan
motivasi kerja kepada bawahan, sehingga bawahan akan merasa puas,
sebaliknya tidak arang kesalahan dalam pemilihan gaya kepemimpinan
berakibat kegagalan kepemimpinan seseorang dalam organisasi tersebut.
Gaya kepemimpinan sangat penting karena gaya kepemimpinan
mencerminkan apa yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi
para anggotanya untuk merealisasi visinya.
1) Muhammad F, 2017, hlm. 43. mempergunakan istilah gaya pemimpin
bukan gaya kepemimpinan.menurut mereka pemimpinlah yang
menunjukan gaya bukan proses kepemimpinan. Adapun gaya-gaya
kepemimpinan yang pokok atau dapat juga disebut ekstrem, ada tiga
yaitu otokratis, bebas, demokratis. Sebagai berikut :
a) Kepemimpinan yang Otokratis.
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak
sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok.
Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh
undangundang. Pemimpin yang otokratis tidak menghendaki rapat-
rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanyalah berarti untuk
menyampaikan intruksi- intruksi.
Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa
kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh,
ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga
orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia menggunakan
ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya.
11
Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan
dikalangan guru.
b) Kepemimpinan Bebas (laissez faire)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan
orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe
ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap
pekerjaan anggota-anggotanya .pembagian tugas dan kerja sama
diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau
saran- saran dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab
bersimpang-siur, berserakan diantara anggota-anggota kelompok,
tidak merata.
Dengan demikian, mudah terjadi kekacauan dan bentrokan-
bentrokan, tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga dipimpin
dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran
dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena
pengaruh dari pemimpinnya. segala kegiatan dilakukan tanpa
rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
Kepemimpinan laissez faire tidak dapat diterapkan secara resmi
di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez faire dapat
mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan
kerja simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang
akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.
c. Kepemimpinan yang demokratis.
Pemimpian yang bertipe demokratis menafsirkan
kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai
pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan
dengan angota-angota kelompok bukan sebagai majikan terhadap
buruhnya, melainkan sebagai sodara tua diantara teman-teman
sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap sodara-sodaranya.
12
Pemimpin yang demokratif selalu berusaha menstilasi
anggotaangotanya agar bekerja secara koopratif untuk mencapai
tujuan bersama, dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu
berpangkul pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan
mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya,
dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapan dan saran-saran dar kelompoknya, juga
kritik- kritik yang membangun dari para anggota diterima sebagai
umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam
tindakantindakan berikutnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau
menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari
bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota
diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan
kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kepemimpinan
demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang
berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan
perkembangan organisasi pendidikan
2) Gaya Kepemimpinan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW adalah contoh pemimpin sempurna yang pernah
ada selama ini. Karena beliau mengkombinasikan antara akhlakul karimah
dengan model kepemimpinan yang ada. Kekuatan akhlak yang Rasulullah
miliki mampu menciptakan kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dengan
kekuatan itu, Rasulullah menjadi mampu menegakan dan
menyebarkanajarannya keseluruh penjuru dunia. Walaupun begitu, karena
kemuliaannya tadi, tidak ada rasa sombong, ujub atau membanggakan diri
sedikitpun yang timbul pada diri Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW-lah seorang pemimpin yang sudah diakui oleh
dunia dalam berbagai hal, baik dari segi akhlak dan kemampuan-
kemampuan yang lainnya. Oleh karena itu, pemimpin yang relevan dengan
keadaan saat ini adalah seorang pemimpin yang paling mengenal siapa itu
13
Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan segala bentuk ajaran/risalah
yang beliau bawa. Selain itu pemimpin saat ini haruslah benar-benar
memusatkan perhatiannya terhadap amanah yang ia emban.
Dalam Sejarah dan kebudayaan Islam sebagaimana yang ditulis
(Hasan Ibrahim 2001 hlm 141) diuraikan bahwa kesuksesan
kepemimpinan Rasulullah SAW antara lain ini disebabkan oleh :
a). Dalam memimpin, beliau mengunakan sistem musyawarah.
b). Beliau menghargai orang lain, baik lawan maupun kawan.
c). Sifat ramah, kelembutan perangai menjadi lekat dengan pribadi
beliau, akan tetapi beliau juga dapat bersifat keras dan tegas beliau
ketika dibutuhkan.
d). Lebih mementingkan umat daripada diri beliau sendiri.
e). Cepat menguasai situasi dan kondisi, serta tegar menghadapi musuh.
f). Sebagai koordinator dan pemersatu ummat.
g). Prestasi dan jangkauan beliau di segala bidang.
h). Keberhasilan beliau sebagai perekat dasar-dasar perdamaian dan
penyatu kehidupan yang berkesinambungan.
i). Beliau merupakan pembawa rahmat bagi seluruh alam.
j). Beliau menerapkan aturan dengan konsisten. Tidak memandang bulu
dan tidak pilih kasih.
Dalam menentukan seorang figur pemimpin Rasulullah SAW adalah
figur yang patut diteladani dan diikuti. Beliau mengajarkan memimpin
melalui konsep-konsep Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dari Gaya
Kepemimpinan Rasulullah SAW menunjukkan bahwa Beliau adalah figur
imam agama, pemimpin negara, masyarakat dan pemimpin dalam
keluarga dan satu-satunya rujukan umat Islam.
d. Peran kepala sekolah.
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan
sangat besar dalam mengemangkan pendidikan di sekolah. berkembangnya
budaya sekolah, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan
http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/11/gaya-kepemimpinan-rasulullah-saw.htmlhttp://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/11/gaya-kepemimpinan-rasulullah-saw.html
14
pendidikan, suasana pembelaaran yang menyenangkan dan perkembangan
mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan kepala sekolah
Menurut (E. Mulyasa 2004, hlm 97 ) Kepala sekolah sebagai pemimpin
lembaga pendidikan mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan. Di lingkungan Kementerian Pendidikan
Nasional telah cukup lama dikembangkan paradigma baru administrasi atau
manajemen pendidikan, di mana kepala madrasah harus mampu berperan
sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivator (EMASLIM)
Adapun penjabaran tentang peran kepala sekolah/madrasah akan
dijabarkan sebagai berikut:
1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Kepala Sekolah sebagai seorang pendidik merupakan hal yang
sangat mulia, Kepala Sekolah sebagai edukator harus memiliki strategi
yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di
sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan
nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh
tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik,
Kepala Sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan
meningkatkan sedikitnya 4 macam nilai, yaitu pembinaan mental, moral,
fisik dan artistik.
Pembinaan mental adalah membina para tenaga pendidik tentang
sikap batin dan watak. Pembinaan moral adalah pembinaan tentang
perbuatan baik dan buruk, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas
masing-masing. Pembinaan fisik adalah pembinaan jasmani, kesehatan
dan penampilan, sedangkan pembinaan artistik adalah pembinaan
tentang kepekaan terhadap seni dan keindahan,
kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi
15
yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien.
Dengan demikian peran Kepala Sekolah sebagai educator adalah
untuk membimbing semua komponen yang ada di sekolah baik
pengembangan kurikulum, guru, karyawan, dan siswa sehingga dapat
bersinergi dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepada yang
bersangkutan sesuai dengan profesionalitas dan kapasitasnya.
2). Kepala sekolah sebagai manajer.
Tugas manajer adalah merencanakan, mengorganisasikan,
mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Dengan demikian, Kepala
Sekolah harus mampu merencanakan dan mengatur serta mengendalikan
semua program yang telah disepakati bersama.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari tugas Kepala Sekolah
sebagai manajer, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber daya
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
a). Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam proses meliputi:
(1) Merencanakan, dalam arti Kepala Sekolah harus benar-benar
memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan
tindakan yang harus dilakukan.
(2) Mengorganisasikan, maksudnya bahwa Kepala Sekolah harus
mampu menghimpun dan mengkoordinasikan sumber daya
manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab
keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam
mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam
mencapai tujuan.
16
(3) Memimpin, dalam arti Kepala Sekolah mampu megarahkan dan
mampu mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk
melakukan tugas-tugasnya yang esensial.
(4) Mengendalikan, dalam arti Kepala Sekolah memperoleh jaminan
bahwa sekolah berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat
kesalahan di antara bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut,
Kepala Sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskannya.
b). Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi,
maupun sumber daya manusia, ayng masing-masing berfungsi sebagai
pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.
c). Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya
bahwa Kepala Sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang
bersifat khusus (specific ends). Tujuan akhir yang bersifat spesifik ini
tentunya tidaklah sama antara satu sekolah dengan sekolah yang
lainnya.
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus
dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya
dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru
untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah,
seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
(Mulyasa, 2004, hlm. 103)
3). Kepala sekolah sebagai administrator.
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat
erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrator yang bersipat
pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.
Secara spesifik, Kepala sekolah memiliki kemampuan untuk pengelolaan
kurikulum, mengelola administrator peserta didik, mengelola administrator
17
personalia, mengelola administrator sarana prasarana, mengelola
administrator kearsipan, dan mengelola administrator keuangan. Kegiatan
tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang
produktivitas sekolah. (Mulyasa, 2004, hlm. 107)
Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh Kepala
Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan di sekolah yaitu:
a). Adanya struktur organisasi yang relatif permanen dan dapat
menggambarkan hubungan kerja antar pegawai sekolah.
b). Adanya persepsi yang sama tentang tujuan sekolah antar pimpinan
dan bawahan yang terlihat dalam proses kerja administrasi.
c). Adanya sistem pendelegasian yang efektif sesuai dengan kapasitas
guru dan karyawan.
d). Administrasi merupakan sumber informasi bagi semua
pengembangan sekolah.
e). Sistem penyelenggaraan proses administrasi menggambarkan
prinsip kooperatif yang dapat dilihat dalam semua kegiatan
sekolah.
4). Kepala sekolah sebagai supervisor.
Kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa kepala sekolah
hendaknya pandai meneliti, mencarai dan menentukan, syarat-syarat
mana yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan
pendidikan di sekolah itu tercapai dengan maksimal.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan
kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan
kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama
dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan
kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,
18
pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki
kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam
melaksanakan pembelajaran. (Mulyasa, 2004, hlm. 111)
5). Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat
menumbuh suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap
peningkatan kompetensi guru, dalam teori kepemimpinan setidaknya kita
mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala
sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara
tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan
dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin
akan tercermin sifat-sifat sebagai barikut : 1) jujur; (2) percaya diri; (3)
tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa
besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan. (Mulyasa, 2004, hlm. 115)
6). Kepala sekolah sebagai inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model
pembelajaran yang inofatif.
Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia
melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional, objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabale dan
fleksibel. (Mulyasa, 2004, hlm. 118)
Peran Kepala Sekolah sebagai innovator adalah sebagai berikut:
19
a). Memiliki gagasan baru untuk inovasi kemajuan dan perkembangan
sekolah. Maupun yang relevan untuk kebutuhan lembaga.
b). Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru tersebut dengan
baik. Ide atau gagasan tersebut berdampak positif ke arah kemajuan.
c). Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif
(pengaturan tata ruang kantor, kelas perpustakaan, halaman, interior,
musholla atau masjid) untuk bertugas dengan baik. Dengan
lingkungan kerja yang baik mendorong kearah semangat kerja yang
baik
7). kepala sekolah sebagai motivator.
Kepala Sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan
melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan dan penghargaan
secara efektif.
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB) (Mulyasa,
2004 hlm. 120)
2. Budaya Membaca Al-Qur’an.
a. Pengertian membaca.
Membaca merupakan salah satu metode yang kerap dilakukan oleh
manusia untuk dapat meningkatkan kecerdasan, mengakses informasi dan
juga memperdalam pengetahuan dalam diri seseorang. Dengan memahami
dan mengerti isi dari sebuah bacaan, seseorang akan mendapatkan banyak
keuntungan untuk memperluas cakrawala berpikir dengan sedikit usaha
dan modal yang relatif sedikit. Kegiatan ini sering kali dihubungkan
dengan faktor-faktor kesuksesan seseorang dalam berpikir dan bertindak
20
karena pada umumnya mereka yang gemar membaca dapat bertindak lebih
sistematis dan berpikir secara kritis dalam menyikapi permasalahan yang
dihadapi.
Membaca disini dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya
melafalkan atau mengucapkan kata-kata yang dilihat, melainkan disertai
juga dengan mengerti, memahami, mengamalkan terhadap kata-kata yang
dibacanya. Al-Qur'an menurut bahasa mempunyai arti bermacam- macam
salah satunya dari pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an
berarti “ bacaan” atau yang dibaca.
Pendapat ini beralasan bahwa Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari
kata Qara’a-Yaqra’u artinya “membaca”. Al-Qur’an dalam arti
membaca ini dipergunakan oleh ayat- Al-Qur’an sendiri, misalnya oleh
surat Al-Qiyamah ayat 16-18 :
ۡك بِهِۦ ِلَسانََك ِلتَۡعَجَل بِِهٰٓۦَ هُ فَٱتَّبِۡع قُۡرَءاَنهُۥ ١٧إِنَّ َعلَۡينَا َجۡمعَهُۥ َوقُۡرَءانَهُۥ ١٦ََل تَُحر ِ ١٨فَإِذَا قََرۡأنَ
Artinya : “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu” (QS. al- Qiyamah 16-18)
b. Hukum membaca Al-Qur’an.
Dalam Islam belajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang
suci dan mulia. Secara spesifik, Rasulullah SAW. menegaskan kewajiban
mendidik Al-Qur’an kepada anak dalam hadisnya : Dari Sayydina Mu’adz
Al-Juhani R.A, Beginda Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang
terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dikenakan
mahkota pada hari kiamat yang cahayanya melebihi cahaya matahari
seandainya ada di dalam rumah-rumah kalian di dunia ini, maka
bagaimanakah perkiraamu mengenai orang yang dia sendiri
21
mengamalkannya”(H.R. Ahmad, Abu Dawud Dan Hakim), (Maulana.
M.Z, 2011. hal 616)
Al-Qur’an Merupakan Sumber Hukum Yang Pertama dalam Islam,
Didalamnya terkandung hukum atau aturan yang menjadi padoman dan
petunjuk bagi mereka yang beriman, sebagaimana Allah berfirman dalam
( QS.Surah An-Naml ayat 1-6) :
بِيٍن ُت ٱۡلقُۡرَءاِن َوِكتَاٖب مُّ ٢ى َوبُۡشَرى ِلۡلُمۡؤِمنِيَن هُد ١ طسَِٰٓۚ تِۡلَك َءاَي
Artinya: 1). Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an, dan
(ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan 2). untuk menjadi petunjuk dan berita
gembira untuk orang-orang yang beriman (QS.Surah An-Naml ayat 1-2)
Al-Qur’an Menerangkan bagaimana seharusnya hidup seorang
muslim, hal-hal yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan
demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Sebagai
bacaan yang berisi pedoman dan petunjuk hidup maka sudah seharusnya
bila seorang Muslim selalu membaca, mempelajari dan kemudian
mengamalkannya. Perintah untuk membaca Al-Qur’an, baik arti dan isi
kandungannya sangat dianjurkan karena membaca Al-Qur’an merupakan
ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang
melakukanya serta memberi cahaya kedalam hati yang membacanya.
Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran
Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah
menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat Al-
Alaq : 1-5
َن ِمۡن َعلٍَق ١ٱۡقَرۡأ بِٱۡسِم َرب َِك ٱلَِّذي َخلََق نَس ٱلَِّذي َعلََّم ٣ٱۡقَرۡأ َوَربَُّك ٱۡۡلَۡكَرُم ٢َخلََق ٱۡۡلِ
َن َما لَۡم يَۡعلَۡم ٤بِٱۡلقَلَِم نَس ٥َعلََّم ٱۡۡلِ
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahapemurah, yang mengajar (manusia)
22
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. al-Alaq : 1-5)
Maksud kata kalam adalah: Allah mengajar manusia dengan
perantaraan tulis baca. Dalam Al-Qur’an Surat Fathir yang biassanya,
dijadikan dalil bagaimana allah memerintahkan hambanya untuk
senantiasa membaca al-Qur’an karena sudah disiapkan ganjaran yang tiada
banding nanti diakherat. Al-Qur’an Surat Fathir 29-30
ا َوَعًَلنِيَة يَۡر ُهۡم ِسر ا َرَزۡقنَ ةَ َوأَنفَقُواْ ِممَّ لَو ِ َوأَقَاُمواْ ٱلصَّ َب ٱَّللَّ َرة لَّن إنَّ ٱلَِّذيَن يَۡتلُوَن ِكتَ ُجوَن تَِج
٢٩تَبُوَر
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang
kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
ن فَۡضِلهِۦَِٰٓۚ إِنَّهُۥ َغفُوٞر َشُكوٞر لِ ٣٠يَُوف ِيَُهۡم أُُجوَرهُۡم َويَِزيدَهُم م ِ
Artinya : Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka
dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
Allah Ta'ala telah memberitahukan tentang kebaikan yang akan
didapatkan oleh pembaca dan pendengar Al-Qur'an, Dari Sayydina Abu
Hurairah R.A berkata, Beginda Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa mendengar satu ayat dari kita Allah, maka akan ditulis
baginya satu kebaikan yang di lipat gandakan. Barang siapa membacanya
maka baginya nur pada hari kiamat”. (H.R. Ahmad), (Maulana. M.Z,
2011 hal 642)
Dan pada hari kiamat kelak akan nampak kemuliaan bagi orang yang
mendengar dan membaca Al-Qur'an, yaitu Al-Qur'an akan memberikan
syafaat bagi orang yang membacanya dan meningkatkan derajat
pembacanya di dalam surga seukuran dengan kadar ayat-ayat yang
dibacanya.
23
Amirul Mu'minin Utsman bin Affan ra berkata: “Seandainya hati kita suci
niscaya dia tidak akan pernah kenyang dengan kalam Allah Azza Wa
Jalla”. Dan makna inilah yang tersirat di dalam firman Allah Ta'ala Qs.
At-Taubah 124-125)
ن يَقُوُل أَيُُّكمۡ ا ٱلَِّذيَن َءاَمنُواْ فََزادَۡتُهۡم إِ َوإِذَا َمآَٰ أُنِزَلۡت ُسوَرٞة فَِمۡنُهم مَّ اِۚ فَأَمَّ ن ِذِهٰٓۦَ إِيَم ا َزادَۡتهُ َه ن يَم
٤١َوهُۡم يَۡستَۡبِشُرون
Artinya: Dan apabila diturunkan suatu surat, Maka di antara mereka
(orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang
bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" adapun orang-orang
yang beriman, Maka surat Ini menambah imannya, dan mereka merasa
gembira.
ِفُروَن َرٞض فََزادَۡتُهۡم ِرۡجساا إِلَى ِرۡجِسِهۡم َوَماتُواْ َوهُۡم َك ا ٱلَِّذيَن فِي قُلُوبِِهم مَّ ١٢٥َوأَمَّ
Artinya: Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada
penyakit Maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping
kekafirannya (yang Telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
Dari beberapa firman Allah dan Hadist Nabi Muhammad diatas dapat
kita simpulkan bahwa membaca Al-Qur’an sangatlah banyak manfaatnya
dan bernilai pahala disisi Allah dengan balasan yang begitu mulia dan
berharga didunia dan di akherat kelak.
c. Budaya Membaca Al-Qur’an.
Berawal dari hadist Nabi yang berbunyi: “Dari Sayydina Usman
Radhiyallahu’anhu, Beginda Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik
kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR.
Bukhari, Abu Dawud, Tarmizi, Nasa’i Ibdu Majah), (Maulana. M.Z, 2011
hal 600)
Membudayakan baca Al-Qur’an kepada anak didik adalah sebagian
dari pondasi karakter siswa. Dengan dibudayakan membaca al-Qur’an
maka siswa akan lebih dekat dengan agama karena Al-Qur’an merupakan
dasar hukum pertama dari agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad yang bertujuaan untuk merubah akhlak manusia. Oleh karena
24
itu dengan membaca Al-Qur’an secara langsung merupakan pendidikan
akhlak bagi siswa karena didalam Al-Qur’an menjelaskan beberapa kisah-
kisah para nabi dan sahabat yang memiliki akhlak yang wajib diteladani
oleh ummat Islam khususnya para penerus atau generasi bangsa dan
Negara yang diawali dari bangku sekolah / madrasah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan budaya membaca Al-Qur'an
adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang
menimbulkan suatu aktifitas kegiatan memebaca Al-Qur’an. Bagi seorang
muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah satunya
cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan akan
pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat Al-Alaq: 1-5
َن ِمۡن َعلٍَق ١ٱۡقَرۡأ بِٱۡسِم َرب َِك ٱلَِّذي َخلََق نَس ٱلَِّذي َعلََّم بِٱۡلَقلَِم ٣ٱۡقَرۡأ َوَربَُّك ٱۡۡلَۡكَرُم ٢َخلََق ٱۡۡلِ
نَ َعلََّم ٤ نَس ٥َما لَۡم يَۡعلَۡم ٱۡۡلِ
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahapemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq : 1-5)
Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini
menunjukkan bahwa iq ra’’, yang diterjemahkan dengan “bacalah” tidak
mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus
diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus-kamus
bahasa, arti kata tersebut antara lain, menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui cirinya yang pada hakekatnya
“menghimpun” merupakan arti akar kata tersebut.
Didalam program madrasah, budaya membaca Al-Quran dengan
bermacam bentuk, salah satunya yakni dengan tadarus bersama, tilawah,
tartil, dan tahfis, Kegiatan ini dilakukan dengan bimbingan guru dan
dilaksanakan oleh siswa secara bergiliran untuk membaca dan menyimak
teman yang didekat mereka.
25
Kegiatan membudayakan mambaca Al-Qur’an ini merupakan salah
satu cara sekolah dalam melakukan pembinaan akhlak secara
berkelanjutan. Oleh karena itu siswa diharapkan agar tetap konsisten
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan senantiasa membacanya setiap saat.
Tindakan pembudayaan baca Al-Qur’an pada sekolah harus dilandasi
dengan filosofi yang jelas tentang alasan-alasan diterapkannya budaya
tersebut. Budaya Islami adalah salah satu budaya yang sangat jelas dasar
filosofinya. Nilai-nilai perilaku Islami yang dibingkai dalam kata akhlak
merupakan suatu budaya yang ideal untuk diterapkan di sekolah. Adapun
budaya Islami yang harus diterapkan disekolah/madrasah dan tindakan
pembudayaannya harus dikembangkan adalah :
a). budaya berbusana muslim
b). budaya menjaga amanah
c). budaya membaca Al-Qur’an.
d). budaya shalat berjamaah
3. Faktor yang mempengaruhi budaya baca Al-Qur’an.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempuyai minat atau
kecenderungan yang berbeda-beda, dalam hal ini minat tidak berarti timbul
dengan sendirinya melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
secara garis besar di golongkan menjadi dua yaitu :
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi
kesehatan jasmani dan rohani, yang meliputi kesehatan, bakat, perhatian,
emosi.
1) Faktor biologis adalah faktor yang berhubungan dengan jasmani anak/
siswa.
konsentrasinya akan terganggu, dan pelajaran sukar masuk.
Begitu juga yang badannya lemah sering pusing dan sebagainya tidak
akan tahan lama dalam belajar dan lekas capek. Dalam keadaan ini
apabila kita memaksakan anak untuk belajar giat kita akan bersalah,
sebab bagaimanapun juga anak tidak bisa belajar dengan baik.
26
Maka dari itu kewajiban orang tua dan guru adalah meneliti
apakah ada penyakit/gangguan-gangguan yang lain jika ternyata ada
hendaknya segera memeriksakannya ke dokter agar supaya tidak
terlambat. Baik kesehatan maupun kemajuan belajarnya, maka lama
kita menunggu untuk memeriksakan kesehatannya, makin
terbelakang pula bagi anak dalam usaha menentukan minat
belajarnya.
2) Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan rohani,
disini penulis mengambil beberapa saja yang ada relevansinya :
a) Perhatian.
Perhatian juga merupakan faktor yang penting dalam usaha
menumbuhkan minat belajar anak untuk menjamin belajar yang
baik, anak harus ada perhatian terhadap bahan yang di
pelajarinya. Apabila bahan pelajaran itu tidak menarik baginya
maka timbullah rasa bosan, malas dan belajarnya harus dikejar-
kejar.
b) Emosi.
Dalam keadaan emosi yang mendalam ini tentu belajar
mengalami hambatan, anak- anak semacam ini membutuhkan
situasi yang cukup tenang dan penuh perhatian agar anak dapat
meningkatkan minat
c) Intelegensi / bakat.
Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada
dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan
hancur dan sukses di bidang dengan orang yang memiliki ”IQ”
rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang
agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yang mempengaruhi minat
belajar baca Al- Qur’an siswa yakni kondisi lingkungan disekitar siswa,
yang meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, uraian berikut akan
membahas ketiga faktor tersebut :
27
1) Faktor orang tua.
orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar anak, ika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya
atau acuh tak acuh terhadap belajar anaknya seperti tidak mengatur
waktu belajar, tidak melengkapi alat pelajarannya dan tidak
memperhatikan apakah anaknya semangat dalam belajar.
2) Lingkungan.
Lingkungan keluarga yang lain dapat mempengaruhi usaha
peningkatan minat belajar anak adalah suasana rumah. Suasana rumah
yang terlalu gaduh/terlalu ramai tidak akan memberikan anak belajar
dengan baik misalnya rumah dengan keluarga besar atau banyak
sekali penghuninya.
3) Ekonomi keluarga.
Faktor ekonomi keluarga banyak menentukan juga dalam belajar
anak. nilah maka hati anak-anak menjadi kecewa, mundur, putus asa
sehingga dorongan mereka kurang sekali
4) Hubungan guru dan murid yang kurang bagus.
Biasanya bila anak itu menyukai gurunya, akan suka pula pada
pelajaran yang diberikannya. Sebaliknya bila anak membenci kepada
gurunya / ada hubungan yang kurang baik, maka dia akan sukar pula
menerima pelajaran yang diberikannya, anak tidak dapat maju dan
mengembangkan minat belajarnya.
5) Jam-jam pelajaran yang kurang baik.
Waktu yang singkat juga bisa menjadi penyebab minat baca siswa
kurat mut / berkurang
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya baca
Al-Qur’an.
Kepemimpinan Adalah proses mempengaruhi dan mengarahkan
bawahan dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada
mereka. Sedangkan dalam dunia pendidikan, kepemimpinan memiliki dua
28
peran yakni kepala sekolah selaku pimpinan pada kinerja lembaga dan guru
sebagai pimpinan dalam pembelajaran di kelas.
Dalam budaya sekolah seorang kepala sekolah mempunyai peran untuk
merubah, mempengaruhi serta mempertahankan budaya sekolah yang kuat
untuk mendukung terwujudnya pencapaian visi, nilai keyakinan, dan prilaku
pemimpin menjadi bagian penting untuk melihat keefektifan kepemimpinan
kepala sekolah pada budaya sekolah. Itulah sebabnya bahwa pemimpin akan
berupaya untuk membangun budaya sekolah dengan disadari nilai,
keyakinan dan prilaku yang dimilikinya.( Mulyadi, 2010, hlm.132)
Kepala sebagai pengelola satuan pendidikan sekolah bertanggung
jawab terhadap efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di
sekolahnya, melalui perananan-peranan yang dimainkannya Adapun dalam
prespektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas), terdapat tujuh peran
utama kepala sekolah yaitu sebagai: Educator (Pendidik), manajer,
administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), pencipta iklim
kerja, dan wirausahawan. Akan tetapi dalam hal ini penulis hanya
menyinggung, peran kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, yaitu Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin).
Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) adalah upaya untuk
mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan, dengan
berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Kepala sekolah
sebagai leader harus mampu memberikan arahan, meningkatkan kemauan
tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah. Kepala sekolah
sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup
kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan atu
tindakan, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-
sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan
29
keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan dapat menjadi teladan bagi
warga sekolah yang lain.
Kepemimpinan yang efektif harus mengedepankan ketrampilan
kepemimpinan, meningkatkan kualitas kepemimpinan.Oleh sebab itu
kepemimpinan pemimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi
seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan
(followship), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan
pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan
kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan
(E.Mulyasa, 2010, hlm. 115 ).
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian, kemampuan memberi arahan terhadap
tenaga kependidikan, kemampuan mengambil tindakan dalam mewujudkan
visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi
a. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-
sifat: 1) jujur, 2) percaya diri, 3) tanggungjawab, 4) berani mengambil
resiko dan keputusan, 5) berjiwa besar, 6) emosi yang stabil, dan 7)
teladan.
b. Pengetahuan kepala sekolah Memberi arahan terhadap tenaga
kependidikan akan tercermin dalam kemampuan:
1) memahami kondisi tenaga kependidikan (pendidik dan non pendidik),
2) memahami kondisi dan karakteristik peserta didik ,
3) menyusun program pengembangan tenaga kependidikan,
4) menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kepemimpinannya.
c. Pemahaman mengambil tindakan dalam mewujudkan terhadap visi dan
misi sekolah akan tercermin dari kemampuannya untuk:
1) mengembangkan visi sekolah,
2) mengembangkan misi sekolah, dan
30
3) melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam
tindakan.
d. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari kemampuannya
dalam :
1) mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah,
2) mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah, dan
3) mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah.
e. Kemampuan berkomunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk:
1) berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah,
2) menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan,
3) berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik
4) berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat
lingkungan sekitar Sekolah.
Jadi dapat disimpulkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin
berdasarkan teori diatas yaitu kepribadian, kemampuan bertindakan,
kemampuan memberi arahan, kemampuan mengambil keputusan, dan
kemampuan berkomunikasi. Sedangkan untuk mengetahui peran
kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan budaya membaca
Al-Qur’an, kepala sekolah tentu harus mengetahui arti dari
pengembangan. Pengembangan adalah membangun, membina, proses
pembaharuan, penyempurna, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik
(Zakiyah D, 1985, hlm. 6)
Untuk itu kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam
mengembangkan, Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang
ditunjukan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber
daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
lingkungan industrinya ( Mudrajat K, 2006, hlm. 12)
31
B. Studi Relevan.
1. Skripsi Fatimah 2017 “Peran Kepala Sekolah Sebagai Educator Dalam
Pengembangan Budaya Religius Di SMP N 1 Kebonsari”
Hasil penelitian menunjukan bahwa : Peran kepala sekolah sebagai
educator dalam mengembangkan budaya relegius di SMP.N 1 Kebonsari
dilakukan upaya melalui stretegi: (a). melalui kekuasaan (b). ajakan dan
himbauan (c). mengejarkan norma yang dianut masyarakat melalui
pendidikan.
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini dibahas budaya relegius secara global sedangkan peneliti yang lebih
dibahas mengenai Budaya Membaca Al-Qur’an.
2. Skripsi Siti Sholihati 2018 “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Al-
Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec. Gondang Kab.
Nganjuk”
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Upaya Meningkatkan Minat
Membaca Al-Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec.
Gondang Kab. Nganjuk dilakukan dengan upaya latihan-latihan membaca
dengan media gambar (Khotil Al-Qur’an).
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini membahas Upaya meningkatkan minat membaca Al-Qur’an sedangkan
peneliti membahas pengembangan Budaya Membaca Al-Qur’an.
3. Skripsi Annas Fauzi Putra 2019 “Peran Kepala Madrasah Dalam
Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3 Boyolali”
Hasil penelitian menunjukan bahwa: ada 7 peran kepala madrasah
Dalam Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3
Boyolali yaitu 1) educator yaitu kepala madrasah mendidik peserta didik serta
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan pembinaan
kepada guru. 2) manajer yaitu kepala madrasah membuat
perencanaanperencanaan dan menyusun program ekstrakurikuler keagamaan
BTQ. 3)administrator yaitu kepala madrasah melakukan pendokumentasian
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan programnya. 4) supervisor yaitu
32
kepala madrasah melakukan pengawasan dan pengontrolan. 5) leader kepala
madrasah melakukan koordinasi kepada guru, memberikan tugas dan
pelimpahan wewenang. 6) innovator yaitu mengubah kegiatan BTQ yang
sebelumnya hanya sebagai pembiasaan di pagi hari dijadikan kegiatan
ekstrakurikuler. 7) motivator yaitu memberikan motivasi-motivasi, reward,
nasihat kepada peserta didik dan guru.
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini membahas Peran Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan
Ekstrakurikuler Keagamaan sedangkan peneliti lebih focus membahas
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Membaca Al-Qur’an.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian.
1. Pendekatannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, deskriptif
kualitatif yaitu penelitian yang mengedepankan penelitian data dengan
berlandaskan pada pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden
dari data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-
angka (Lexy J Moleong, 2012, hlm. 11). Kualitatif deskriptif menggambarkan
penelitian yang mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena,
variabel atau keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan
menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Paradigma kualita