1
Perancangan Media Audio Visual Dalam Mata Pelajaran IPA
(Materi Ajar SaluranPernapasan)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh:
Afif Imam Anggoro(702010136)
Anthony Y.M Tumimomor, S.Kom., M.Cs
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Mei 2016
2
Perancangan Media Audio Visual Dalam Mata Pelajaran IPA
(Materi Ajar SaluranPernapasan)
Artikel Ilmiah
Oleh:
Afif Imam Anggoro
NIM: 702010136
Telah disetujui untuk diuji :
Tanggal,
Pembimbing 1
Anthony Y.M Tumimomor, S.Kom., M.Cs .
3
5
6
7
8
9
10
Perancangan Media Audio Visual Dalam Mata Pelajaran IPA
(Materi Ajar SaluranPernapasan)
1) Afif Imam Anggoro 1, 2) Anthony Y.M Tumimomor., S.Kom., M.Cs
2 .
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) [email protected],
Abstract
Based on reseachers results of observation in SMP Moeslem Bina Insani, teacher at
junior high school are considered less take advantage of the facilities provided by the school as
the organizer of education. Most teachers only utilize existing facilities in the classroom and
book using as a learning resource. In the process of learning activities there problems
experienced by teachers and students unute communication to learn together. Therefore, do
research on the impact the design of audio-visual media-based multimedia to aid the learning
process teachers and students. This study uses a descriptif quantitative method that supports
weeks to accelerate the research process and given examination the time that has a very
narrow and was approaching midterm for the students. Results of research addressing the use
of audio-visual media to improve learning outcomes students on average by 17% and the
students' learning completeness reached 74% of students.
Key words :Instructionl media, Audio-visual media, Subjects IPA , Learning outcomes.
Abstrak
Berdasarkan hasil observasi penelitian, di SMP Islam Bina Insani, guru di SMP
tersebut dinilai kurang memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh sekolah sebagai pihak
penyelenggara pendidikan. Sebagian besar guru hanya memanfaatkan fasilitas yang ada di
dalam ruangan kelas dan menggunakan buku sebagai sumber belajar. Pada proses kegiatan
pembelajaran terdapat permasalahan yang dialami guru maupun siswa dalam menyatukan
komunikasi untuk belajar bersama. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh perancangan
media audio visual yang berbasis multimedia untuk membantu proses pembelajaran guru dan
siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang mendukung
untuk mempercepat proses penelitian dan pengujian mengingat waktu yang sudah sangat sempit
dan sudah mendekati ujian tengah semester untuk para siswa. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pengaruh penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar rata-rata
siswa siswa sebesar 16,9% dan ketuntasan belajar mencapai 74 % siswa.
Kata kunci : Media Pembelajaran, Media audio visual, Mata pelajaran IPA, Hasil belajar.
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
11
1. Pendahuluan
Teknologi dan Informasi Komputer (TIK) berkembang pesat diabad ini.
Media pembelajaran mengalami kemajuan baik produk maupun
perancanganya. Media dianggap sebagai media bantu mengajar guru. Dengan
masuknya teknologi pada sekitar pertengahan abad ke-20 alat visual untuk
mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio dan lebih dikenal
dengan audio visual aids (AVA). Media pembelajaran adalah alat yang
digunakan untuk membantu memecahkan masalah dalam proses belajar.
Setiap guru memiliki masalah ketika proses belajar berlangsung. Masalah
tersebut dapat diidentifikasi oleh guru dari kegiatan belajar secara langsung
antara guru dan siswa, dapat juga diidentifikasi dari hasil belajar siswa dalam
bentuk nilai. Kesuksesan dan kegagalan sistem pembelajaran memiliki tolak
ukur tersendiri (kurikulum dan silabus) [1].
Dari Hasil observasi di kelas VIII D Smp Islam Bina Insani Susukan,
diperoleh bahwa nilai rata-rata siswa adalah 64,2. Jumlah siswa yang mampu
mencapai KKM ada 8 orang dari 31 siswa yang ada. Ketidak berhasilan sistem
belajar mata pelajaran IPA yang terdapat di SMP Islam Bina Insani Susukan
berdasarkan observasi lapangan adalah penggunaan satu metode dalam setiap
pengajaran yaitu metode ceramah, dimana dalam metode ini tidak
memberikan peran media pendidikan sebagai alat bantu untuk proses
pembelajaran selain yang ada di dalam kelas. Salah satu dampak yang
dirasakan guru adalah tidak fokusnya siswa terhadap proses pembelajaran.
Fasilitas media yang tersedia di sekolah tersebuat adalah seperti : LCD,
Laptop pribadi milik guru serta laboratorium sekolah. Untuk laboratorium
sekolah karena banyaknya objek untuk praktikum, maka tidak kesemua objek
untuk penelitian dimiliki oleh pihak sekolah. Permasalahan tersebut dapat
berdampak pada kurangnya pengalaman siswa terhadap materi yang
diberikan. Pada bab “Sistem Pencernaan” banyak siswa yang tidak bisa
memenuhi ketuntasan sesuai dengan standar kompetensi yang ada, yaitu >75
(nilai ketuntasan belajar). Ketika hasil pembelajaran yang didapat kurang
memuaskan secara keseluruhan maka guru wajib melakukan program remidial
untuk menuntaskan hasil belajar siswa. Ini berarti setiap bab materi akan
menambah alokasi waktu sebanyak 1 kali pertemuan (2 x 45 menit). Selain
masalah nilai.
Dari permasalahan tersebut, kegiatan pembelajaran memiliki kendala yang
terletak pada proses pembelajaran yang kemudian berdampak pada evaluasi
siswa (hasil belajar) dan alokasi waktu. Penelitian yang akan dilakukan
dengan mengambil materi ajar “Saluran Pernapasan”. Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dan menyatukan
komunikasi antara guru dan siswa ketika pada proses belajar di lapangan.
12
Untuk menyelesaikan permasalahan belajar dan mencapai tujuan penelitian,
Media pembelajaran akan digunakan pada proses pembelajaran. Media
pembelajaran akan membantu guru menjelaskan materi ajar, meningkatkan
minat belajar siswa, membantu mengatasi keterbatasan alat peraga serta
membantu guru dalam menjelaskan lebih detail mengenai materi ajar. Peneliti
akan mengembangkan media pembelajaran yang berupa media audio visual
yang melibatkan perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).
Media ini berupa gambar diam (slide presentasi), gambar bergerak (video),
dan suara (audio). Aplikasi pembelajaran yang dirancang peneliti mencakup
seluruh materi bab “saluran pernapasan”. Setelah proses belajar selesai akan
diketahui dampak pengaruh penggunaan media pembelajaran tehadap seluruh
kegiatan belajar mengajar.
2. Kajian Pustaka
Penelitian terkait dengan pemggunan media belajar audio visual
sebelumnya pernah dilakukan oleh Mufti Miranda dari Program Studi Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2012 dengan judul “Penggunaan
Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Penetahuan
Alam Kelas III B Mi Sananul Bantul”. Penelitian ini menggunakan video
animasi sebagai software pembelajaranya. Bentuknya adalah VCD
pembelajaran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Prestasi belajar siswa
meningkat dengan tingkat kesuksesan mencapai 94 ,74% dengan nilai rata-rata
pada tahap akhir mencapai nilai post test adalah 84,44. Selain itu juga
menambah kepercayaan diri guru dalam mengajar siswanya [2].
Penelitian berikutnya yang terkait adalah penelitian dari Mazizah Nurfitria
dari program studi PGSD, Universitas Nusantara PGRI Kediri tahun 2016
dengan judul Pembelajaran Quantum learning Terhadap Kemampuan
Mendeskripsikan Hubungan Antar Awan dan Cuaca Pada Siswa Kelas III di
SD Sukorame Kota Kediri”. Penelitian ini menyimpulkan kelas eksperimenya
memeroleh nilai rata-rata 80 dan lebih tinggi dari nilai kelas control 64 [3].
Hubungan dua penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan
ini adalah sama-sama menggunakan media audio visual sebagai media
pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD. Jenis
media audio visual yang digunakan sama dalam bentuk simulasi terjadinya
sesuatu di alam. Hal yang membedakan adalah penelitian pertama yang
dilakukan Mufti Miranda menggunakan metode kualitatif dalam penelitianya.
Penelitiannya berfokus pada audio visual saja. Penelitian kedua menggunakan
metode eksperiman dengan pendekatan kuantitatif dan mengunakan kelas
pembanding. Penelitian ini berfokus pada penggunaan metode Quantum
Learning dengan media audio visual sebagai media bantu pembelajaran.
13
Sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan objek kelas VIII SMP. Penelitian ini berfokus pada media
pembelajaran dengan menggunakan metode yang sama dengan yang
digunakan guru untuk mengajar setiap harinya. Penelitian ini menggunakan
slide-slide presentasi untuk guru menerangkan materi ke siswa dan terdapat
juga metode simulasi sebagai contoh untuk para siswa.
Teori memahkotai sistem ilmiah dan terdiri atas hukum-hukum. Hukum –
hukum tersebut saling berhubungan dengan gejala yang ada. Hukum tersebut
bersifat mutlak. Teori yang sudah ada saat ini sudah dilakukan pengujian
sebelum layak digunakan oleh khalayak umum. Ciri ilmu adalah mengunakan
metode. Ilmu merupakan penjalinan penalaran yang seluruhnya obyektif dan
bebas nilai. Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi
tetang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses imiah, antara lain : penyelidikan, penyusunan, dan pengujian
gagasan.Pembelajaran IPA lebih menekankan kepada proses belajar berupa
kombinasi teori pengalaman langsung dan ketrampilan yang bersifat
praktikum.Untuk mendukung pembelajaran itu diperlukanlah alat peraga
untuk menunjangnya [4].
Secara harfiah kata media berasal dari kata medium yang memiliki arti
“perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication
Technology mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dapat
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Pembelajaran berarti
proses komunikasi. Media pembelajaran berarti perantara yang digunakan
oleh guru untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan terhadap siswa
dalam suatu kegiatan proses pembelajaran [5]. Kriteria pemilihan media untuk
pembelajaan memerlukan beberapa pertimbangan sebagai berikut a) Media
yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan; b) Aspek materi; c) Kondisi audien (siswa); d) Ketersediaan
media di sekolah; e) Media yang dipilih dapat menjelaskan ke audien (siswa);
f) Biaya yang dikeluarkan untuk pemanfaatan media hendaknya seimbang [6]
.
Gambar 1 Pola Interaksi Pendidikan / Pembelajaran [6]
Strategi Perencanaan Kurikulum
Guru Kelas Guru Bermedia Alat Bantu / Peraga
Guru Kelas Guru Kelas
Media
Siswa
14
Multimedia merupakan penggabungan elemen-elemen yang sudah ada
menjadi alat baru yang di kendalikan oleh komputer untuk digunakan oleh
guru dan siswa. Multimedia menjalin 5 jenis dasar media ke dalam lingkungan
belajar yaitu teks, video, suara, grafik dan animasi. Media audio visual adalah
cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan meggunakan peralatan
dan elektronik untuk menyampaikan pesan – pesan audio dan visual. Media
audio visual sering disebut sebagai video yang mempunyai kemampuan dalam
menarik minat dan perhatian peserta didik [7].Media audio visual memiliki
potensi untuk, a) memperbesar objek yang sangat kecil; b)menyajikan objek
yang terletak sangat jauh sekali; c) menyajikan peristiwa yang rumit. Metode
pembelajaran adalah suatu cara untuk berkomunikasi antara guru dan siswa.
Metode yang banyak digunakan untuk proses pembelajaran di kelas adalah
metode ceramah. Metode ini menitik beratkan guru sebagai pusat belajar.
Guru menerangkan materi ajar dan siswa mendengarkan penjelasan guru.
Metode ini memiliki keunggulan dalam hal menyiapkan materi yang lebih
singkat. Sehingga banyak guru yang yang menggunakn metode ini sebagai
metode pembelajaran. Siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda tiap
kelasnya. Krakeristik siswa bersifat positif dan negatif dalam proses
pembelajaran. Kunikan karakteristik siswa tersebut sangat berpengaruh
terhadap pemilihan media belajar yang tepat [8].
Alat peraga adalah salah satu dari fasilitas yang disediakan oleh sekolah
untuk membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Alat alat peraga
tersebut tersimpan di laboratorium sekolah. Bentuk dari alat ini bermacam-
macam dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pemilihaan media
pebelajaran yang tepat akan mendukng metode yang akan digunakan guru
untuk proses pembelajaran. Imbasnya adalah proses belajar bisa lebih efektif.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program
yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak
berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanannya.
Evaluasi berkaitan erat dengan penilaian tentang informasi sejauh mana hasil
belajar peserta didik (siswa) [9].
3. Metode Penelitian
Metode adalah penyelidikan berlangsung menurut suatu rencana tertentu.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kuantitatif. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti terlebih dahulu
membuat kerangka perancangan proses penelitian untuk pemilihan media
belajar yang tepat. Pada mata pelajaran IPA Sub Bab “ Saluran Pernapasan”
kelas VIII SMP Bina Insani Kecamatan Susukan. Pemilihan kriteria
pembelajaran yang tepat memiki bagan sebagai berikut.
15
Gambar 2 Proses Penelitian
Keterangan :
a) Identifikas masalah : sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu
diadakan identifikasi masalah. Permasalahan didapatkan berdasarkan hasil
observasi dan wawancara ketika pertama kali bertemu guru mapel IPA.
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa nilai yang didapatkan siswa
banyak yang di bawah standar KKM yaitu >75. Dari wawancara tersebut
didapatkan beberapa masalah yang dihadapi guru terletak pada proses
pembelajaran. Fasilitas sekolah yang ada tidak dapat dimaksimalkan oleh
guru untuk mengatasi permasalahan belajar dengan siswa.
b) Observasi : Observasi dilakukan setelah mengetahui adanya permasalahan
dalam sistem pembelajaran mapel IPA. Wawancara pertama dilakukan
dengan guru mapel IPA yaitu Ibu Siti Muflihah. Tahap selanjutnya adalah
melakukan pengamatan langsung didalam kelas ketika proses
pembelajaran IPA berlangsung untuk mendapatkan fakta di lapangan.
Tahap ketiga adalah wawancara dengan siswa untuk mendapatkan
infomasi problem yang dialami siswa ketika mendapat pelajaran IPA.
Keempat survai perlengkapan media di laboratorium sekolah.
c) Analisa kebutuhan : Dari tahap observasi dan wawancara kemudian
dilakukan analisa. Dari hasil analisa didapatkan permasalahan yang ada.
Setelah dipelajari lebih lanjut oleh peneliti, peneliti menyimpulkan bahwa
Identifikasi masalah
Perancangan aplikasi
Pengujian aplikasi
Observasi
Analisa kebutuhan
Mengumpulkan bahan
Wawancara
Pengumpulan data
Siswa
Guru
Mengumpulkan materi
Mengumpulkan video
Mengumpulkan gambar
16
diperlukan peran dari media pembelajaran dan alat peraga untuk proses
permbelajaran guru dan siswa, supaya proses belajar dapat dimaksimalkan
dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
d) Mengumpulkan bahan : Setelah tahap analisa, peneliti memulai
mengumpulkan bahan mengenai materi yang akan diajarkan
selanjutnya.Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah
melakukan perancangan aplikasi seperti video praktikum, gambar untuk
membuat presentasi dan aplikasi untuk perancangan produk baru.
e) Perancangan aplikasi : Setelah semua bahan terkumpul maka mulailah
dibuat aplikasi yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
Kesemuanya disesuaikan juga dengan alokasi waktu yang akan diberikan
guru untuk bab tersebuat.
f) Pengujian aplikasi : Setelah aplikasi jadi dan dipelajarai oleh guru aplikasi
siap diterapkan di dalam kelas bersamaan dengan penggunaan alat peraga
untuk mapel tersebut.
Selanjutnya untuk mengembangkan aplikasi menggunakan metode system
Prototype pradigma sebagai berikut [10].
Listen Customer Build / Revise Mock up
Custom test – drives mock up
Gambar 3 Prototype Pradigma [10]
a. Listen to customer (mendengarkan pelanggan) tahap ini adalah tahap
menganalisa permasalahan materi ajar IPA yang ada di SMP Islam Bina
Insani melalui wawancara dengan guru dan siswa serta observasi dalam
kelas oleh peneliti. Dari analisis tahapan ini akan didaptakan kebutuhan
yang diprlukan guru dan siswa untuk proses belajar. Berikut adalah daftar
tabel wawancara dengan guru dan siswa tahap satu.
Tabel 1 Daftar pertanyaan wawancara dengan guru dan siswa
Nara sumber pertanyaan
Guru 1. Apakah anda memiliki kendala ketika melakukan
Proses belajar dengan siswa ?
2. Apakah yang menjadi kendala anda ketika proses
pembelajaran di kelas dengan para siswa? jelaskan !
3. Apa saja kegiatan yang anda dan para siswa lakukan
ketika di dalam kelas atau pun di luar kelas ?
17
4. Apakah ada fasilitas sekolah yang pernah anda
gunakan untuk proses pembelajaran ?
5. Bagaimanakah hasil belajar siswa ?
6. Menurut anda bagaimana apabila media
pembelajaran yang tepat untuk kelas anda ?
Nara sumber Pertanyaan
Siswa 1. Bagaimanakah menurut anda tentang mata pelajaran
IPA ? coba anda beri penjelasan ?
2. Apakah selama ini anda mampu memahami setiap
materi yang diajarkan oleh guru mapel IPA ?
3. Apabila anda memiliki kesulitan dalam memahai
mata pelajaran IPA, apakah kesulitan yang anda ?
b. Tahap kedua adalah Build / revise move – up (membuat dan merevisi)
adalah tahap merancang aplikasi sesuai kebutuhan konsumen. Setelah
selesai adalah tahap merevisi aplikasi sebagai berikut
Tabel 2 Daftar tabel perbaikan aplikasi
Pertemuan Yang diperbaiki
I Tampilan menu dan tombol navigasi disesuaikan
dengan gambar materi
II Menambahkan video audio visual untuk simulasi
praktik dengan alat peraga.
c. Customer test – drive merupakan tahap pengujian aplikasi dengan cara
mengujikan aplikasi dengan studi kasusu. Jika pada Customer test – drive
dirasa ada yang belum sesuaidengan yang dinginkan makaakan dilakukan
perbaikan dengan kembali ke tahap pertama.
Flow Chart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah [11]. Flow
chart adalah suatu penjelasan dari cara kerja suatu sistem yang dibuat. Berikut
merupakan flow chart dalam aplikasi yang telah dibuat oleh peneliti.
18
Tidak
ya
Gambar 4 Flow Chart Aplikasi Pembelajaran
Keterangan : Ketika user memulai menggunakan aplikasi, maka akan
dipandu untuk masuk ke tiap – tiap menu yang ada menggunakan tombol
navigasi. Ketika user sampai ke menu materi terdapat dua pilihan. Bila
user memilih melanjutkan maka akan masuk ke sub-sub materi. Dan bila
tidak maka user akan keluar dari aplikasi melalui tombol navigasi exit.
Untuk menjelaskan sistem kerja aplikasi untuk proses pembelajaran,
materi yang ada digambarkan sebagai berikut.
Gambar 5 Isi Menu Materi Ajar
Pnoumoni
a
Kompetensi
Materi
Alat
Pernapas
Fase
Pernapasan
Macam
Pernapasan
Kelainan
Pernapasan
Hidun
g
Alveolu
Trake
Bronk
Bronkiolu
Perut
Dada
Ekspira
Inspir
Pleuritis
Bronkiti
TBC
Pengay
Ulang
an
Mulai
MULAI
SELESAI
MENU UTAMA
KOMPETENSI DASAR
MATERI
19
Dari materi yang ada dapat digambarkan desain interface adalah sebagai
berikut.
Gambar 6 Desain Interface
Dari gambar 6 desain interface dapat dijelaskan terdapat gambar logo
sekolah, kemudian diikuti judul materi. Kemudian dalam materi saluran
pernapasan terdapat empat kategori sub bab. Setiap satu sub bab diwakili oleh
satu tombol. setiap Hampir kesemua isi dari sub bab materi terdapat gambar
beserta penjelasanya. Berikut adalah penjelesan setiap tombol navigasi yaitu :
1) tombol pernapasan yang yang meliputi a) hidung b) faring c) trakea d)
bronkus e) bronkiolus f) alveolus g) soal pengayaan untuk siswa, 2) fase
pernapasan yang berisi tentang a) fase inspirasi dan fase ekspirasi, 3)macam
pernapasan a) pernapaan dada b) pernapasan perut 4) kelainan pernapasan a)
TBC b)pneumonia c) pleuritis d)akfiktis 5) tombol exit (keluar) untuk keluar
dari aplikasi.
4. Hasil penelitian dan pembahasan
Penelitian yang dilakukan di kelas VIII d SMP Islam Bina Insani mengambil
satu kelas yaitu kelas VIII D dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Penelitian
dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi jam belajar adalah 1 kali
pertemuan (2 x 45 menit) untuk teori, 1 kali pertemuan untuk teori dan demonstrasi
dengan tutorial video dan mengerjakan soal di LKS (2 x 45menit). 1 kali pertemuan
(2x 45menit) untuk ulangan harian.penelitian di adakan dari tanggal 22-29 oktaber
2015.
Tahap pertama penelitian adalah identifikasi masalah. Permasalahan didapat
dari hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa. Dari hasil observasi
dan wawancara dengan guuru terdapat permasalahan yaitu ketika proses belajar
dilapangan tidak berjalan dengan maksimal. Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi ajar yang berdampak siswa tidak mau berfokus pada pelajaran
yang diberikan. Hal ini tercermin dengan banyaknya siswa yang memilih tidur. Hal
lain juga terjadi ketika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
Logo
sekolah
Tombol (Alat Pernapasan)
Tombol (Fase Pernapasan) Tombol (Kelainan Pernapasan)
Tombol (Macam Pernapasan)
Tombol Exit
Judul Materi (Saluran Pernapasan)
20
oleh guru mapel IPA. Selain itu karena alat peraga dan waktu yang tebatas turut
serta meghambat prose belajar yang lebih efektif dan efisien. Proses belajar yang
tidak maksimal ini pada akhirnya berdampak pada nilai buruk siswa dan aloksi
waktu dan proses belajar yang tidak sesuai dengan silabus. Alokasi waktu menjadi
tidak sesuai dengan silabus karena seringnya tiap bab materi pembahasan harus
menambah 1 kali pertemuan (2 x 45 menit). Ini karena harus melakukan program
remidial untuk perbaikan nilai siswa. Dari hal tersebtlah peneliti mendapatkan
saran dari guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang mampu untuk
menarik kembali minat dan motivasi siswa dalam mengikuti mapel IPA.
Setelah dianalisis oleh peneliti lebih lanjut, pemanfaatan media belajar yang
kurang efektif menjadikannya kendala pada proses kegiatan belajar mengajar antara
guru dan siswa selama ini. Media belajar berperan sebagai alat bantu untuk guru
dan siswa untuk bias berkomunikasi. Media belajar memiliki fungsi untuk
membantu guru dalam memberikan pejelasn yang akurat kepada siswa. Media
belajar dapat membantu siswa dalam memahami apa yang terangkan oleh guru.
Media belajar juga dapat berperan menggantikan fasilitas alat peraga yang tidak
tersedia. Ketiadaan media belajar juga berakibat pada tiap menit waktu yang
digunakan untuk belajar. Menit belajar menjadi berkurang karena guru secara
berulang-ulang ditiap kelas mencatatkan materi ajar yang akan diberikan. Ini sangat
menguras alokasi waktu yang ada. Faktor faktor tersebut adalah kendala yang di
miliki guru ketika mengajarkan mapel IPA di kelas.
Dari informasi wawancara dengan siswa didapat permasalahan ketika belajar di
kelas. Mereka cenderung tidak menyukai pelajaran ketika ada soal perhitungan,
karena hal itu menguras fokus mereka tiap harinya. Sedangkan tiap hari kegiatan
mereka diluar jam sekolah sangat padat. Faktor kelelahan karena kurangnya
istirahat siswa dan banyaknya yang harus mereka pelajari diluar jam sekolah turut
mempengaruhi fokus siswa dalam mengkap materi yang diajarkan.Di dalam
kelaspun kegiatan belajar yang berlangsung kebanyakan adalah mencatat. Hal
tersebut adalah kenala yang di alami oleh para siswa.
Media belajar akan menjadi solusi yang akan coba diterapkan pada kegiatan
pembelajaran IPA. Media belajar yang akan digunakan adalah media audio visual.
Setelah tahap identifikasi masalah adalah masuk ketahap perancangan media
belajar. Peneliti mulai mengumpulkan bahan untuk materi ajar dan kemudian
dilanjutkan dengan merancang aplikasi pembelajaran. Aplikasi yang dirancang
memilik desain back ground sains mengikuti mapel IPA (mapel sains). Untuk
bagian tombol navigasi telah dimodifikasi lebih cantik agar dapat menarik minat
siswa dalam belajar. Modifikasi yang diberikan adalah perihal apa saja yang
berhubungan dengan bab yang di ambil “saluran pernapasan”. Sehingga Aplikasi
pembelajaran yang sudah jadi memiliki tampilan sebagai berikut :
21
Menu Start (mulai)
Gambar 7 Menu Awal Aplikasi
Pada menu ini adalah tampilan awal aplikasi. Untuk memilih digunakan krusor
dalam bentuk target tembak berwarna biru. Pada tampilan awal ini terdapat logo
sekolah dan nama mata pelajaran dibagian atas, tombol start (mulai) di tengah dan
di bagian bawah merupakan gambar lambang sains. Jika user melakukan klik pada
tombol start berwarna merah hitam dan biru maka akan masuk ke menu berikutnya
yaitu menu tujuan pembelajaran.
Menu kompetensi dasar
Gambar 8 Menu Tujuan Pembelajaran
Menu ini berisi tentang tujuan yang harus dicapai oleh para siswa pada materi
Saluran pernapasan. Tujuan pembelajaran tersebut diambil dari buku pegangan
yang di miliki guru.Terdapat 5 tujuan dilakukannya pembelajaran. Terdapat tombol
next (selanjutnya) pada menu ini untuk melanjutkan ke menu materi.
Menu materi
Gambar 9 Inti Materi
Menu materi penapasan manusia terdapat empat 4 sub menu yaitu alat
pernapasan, fase pernapasan, mekanisme pertukaran O2 dan CO2, dan kelainan
pernapasan. Menu tersbut dikemas dalam gambar berbentuk pensil dan diubah
fungsinya menjadi tombol navigasi. Pada sub menu 1 adalah yang paling banyak
22
menggunakan slide-slide sebagai pembelajaran. Berisi tentang bagan-bagan saluran
pernapasanya disertai detail gambarnya dan sedikit penjelasanya. Penjelasan lebih
lanjut lebih banyak dilakukan oleh guru. Terdapat pula soal untuk para siswa secara
Tanya jawab langsung. Di sini juga di sediakan tombol navigasi “exit” karena
pertemuan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Pada sub menu 3 mekanisme
pertukaran O2 dan CO2 di tambahkan video simulasi percobaan berupa praktikum.
Isi sub menu materi
Gambar 10 Isi Sub Menu Materi
Pada isi sub menu materi seperti tampilan di atas terdapat beberapa pilhan
tombol menu yakni seperti hidung. Faring, trakea dan lain-lain. Ketika arah krusor
mengenai tombol yang ingin di pilih otomatis akan berubah warna dari warna dasar
putih menjadi warna lain. Setiap tombol akan berisi gambar beserta penjelasan
singkatnya. Di bawahnya dilengkapi tombol next untuk lanjut ke penjelasan dan
tombol back untuk kembali ke halaman isi sub materi. Selain itu terdapat pula
tombol pengayaan untuk evaluasi guru dan siswa berupa beberapa soal yang biasa
menjadi Tanya jawab antara guru dan siswa. Terdapat gambar rumah yang
merupakan sebuah tombol untuk kembali ke menu utama (menu materi).
Isi materi ajar
Pada gambar 11 merupakan gambar dari bagan alat pernapasan yaitu faring.
Gambar ini adalah lebih detail mengenai bentuk dan letak faring beserta
penjelasanya. Ini untuk memudahkan guru dalam memberikan pejelasan kepada
para siswa.
Gambar 11 Isi Sub Menu Materi
23
Soal ulangan
Gambar 12 Soal Ulangan
Gambar 12 adalah soal ulangan merupakan evaluasi dalam bentuk post test
yang dikerjakan oleh para siswa. Back ground green board ini dipilih untuk
menyesuaikan dengan media media yang biasa di gunakan guru dan siswa ketika
proses KBM berlangsung. Terdapat tombol next berwarna hijau di bawah gambar
green board untuk meneruskan ke no soal yang selanjutnya. Soal ulangan yang di
terdiri dari 3 romawi. Romawi I terdiri 20 soal pilihan berganda dengan tiap no
jawaban yang benar diberi nilai(1 point). Romawi II terdapat 10 soal mencocokan
pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan. Pada romawi II tiap soal benar
diberi nilai (1 point). Romawi III merupakan soal terakhir dengan 5 soal esai. Tiap
soal bernilai (4point) dengan total maksimal adalah 20 point. Kemudian nilai ditotal
20 point + 10 point + 20 point = 50 point jika benar semua. Kemudian point total
yang didapatkan siswa akan di kalikan 2, sehingga didapat nilai maksimaal adalah
100 point.
Guru merasa tidak canggung menggunakan media pembelajaran tersebut
karena guru pernah menggunakan hal yang sama ketika mengerjakan skripsi
kuliahnya. Ini membuat proses menjadi lebih lancer dengan pengalaman yang
dimiliki oleh guru tersebut. Hasil dari pertemuan pertama guru dan siswa
didapatkan hasil yang lebih positif. Diantaranya siswa menjadi lebih akitif dalam
menjawab soal dari guru dengan benar. Siswa juga fokus dan bersungguh dalam
memperhatikan materi yang tamplikan dari layar proyektor dan penjelasan dari
guru. Tidak ada siswa yang tertidur ketika proses KBM berlangsung. Selain itu
karena didukung penggunaan fasilitas perpustakaan dimana ketika materi ajar
selesai guru menuntun siswa untuk mencari informasi lain tentang materi yang
diajarkan bersumber dari buku lain yang dipegang oleh para siswa. Siswa terlihat
sangat aktif dalam mencatat informasi dari yang didapat dibuku-buku
perpustakaan. Di akhir pertemuan guru mengumpulkan semua catatan siswa untuk
di koreksi oleh guru.
Untuk pertemuan ke dua akan membahas tentang mekanisme pertukaran udara
dan jenis-jenis penyakit saluran pernapasan. Pada mekanisme pertukaran udara
terdapat video simulasi untuk mengukur kapasitas paru paru. Video ini di ambil
dari laman web www.youtube.com. Video ini merupakan video simulasi untuk
24
memberikan pengalaman praktikum kepada para siswa melalu gambar bergerak
(video). Ini untuk membantu guru dalam mengatasi kurangnya praktikum lab yang
dilakukan oleh para siswa karena keterbatasan alat peraga dan kegiatan siswa diluar
KBM yang padat.
Video tutorial diputarkan untuk para siswa ketika pertemuan kedua untuk bab
saluran pernapasan. Sekali lagi, hal positif kemarin terulang dengan siswa fokus
pada apa yang di tamplikan pada layar proyektor. Video simulasi praktikum
sebagai contoh untuk para siswa memberikan pengalaman lebih bagi siswa untuk
lebih mendalami materi yang diajarkan. Video yang diputarkan adalah video
tentang cara pembuatan alat untuk mengukur kapasitas volume paru-paru. Setelah
materi selesai peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk para siswa. Dari
jawaban para siswa mereka banyak mendukung penggunan mediapembelajaran
digunakan untuk proses belajar mereka untuk kedepannya. Dengan media
pembelajaran mereka juga jadi lebih mudah dalam memahami materi yang
diterangkan oleh guru Menurut para siswa ini merupakan hal yang sangat jarang
mereka dapatkan ketika belajar di sekolah. Hal lain yang dapat dilihat dari peneliti
adalah mereka mulai tidak sungkan untuk bertanya apabila ada yang tidak
dimengerti. Suasana kelas menjadi riuh dengan berbagai pertanyan yang datang
dari para siswa. Suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan menjadi salah
satu dampak yang dihadirkan dari penggunaan media belajar dalam kegiatan proses
belajar mengajar. Selain itu fasilitas sekolah bisa dimanfaatkan sesuai fungsinya.
Guru mapel IPA pun tak sungkan untuk mengatakan terbantu dengan adanya
media belajar untuk proses KBM.
Pembahasan tentang hasil penelitian dalam bentuk evaluasi adalah
menggunakan dalam bentuk pree test dan post test. Nilai pree test dan post test di
bedakan menjadi dua yaitu sebelum pengujian aplikasi dan setelah pengujian
aplikasi. Skor (setelah pengujian aplikasi) pree test diambil langsung dari nilai
pengerjaan tugas dari buku LKS para siswa. Sedangkan nilai post test diambil dari
soal yang ada dibuku panduan milik guru. Dalam menyelesaikan data perhitungan,
pengujian hipotesis penelitian pada mata pelajara IPA akan dianalisis nilai rata-rata
siswa kelas VIII D.Sebeleum menentukan perhitungan analisis data, maka
diperlukan validitas butir soal. Soal untuk jenis post test sebelum pengujian
aplikasi ada 10butir yang kesemuanya valid. Sesudah diadakan pengujian aplikasi,
Untuk soal jenis pree test Dari 45 butir soal yang ada tidak ditemukanya butir soal
yang tidak valid. Begitu pula dengan 35 butir soal untuk jenis post test, tidak
ditemukan pula butir soal yang tidak valid. Maka analisis pengolahan data skor
untuk jenis pree test dan post test adalah sebagai berikut.
25
Tabel 3 Nilai siswa sebelum dilakukan pungujian media audio
Visual
Dari table 3 di atas didapatkan perhitungan nilai siswa berdasarkan analisis
data descriptive statistic. Data descriptive statistic didapat dari nilai pree test
dan post test siswa sebelum diadakannya pengujian aplikasi dan sesudah
diadakannya pengujian aplikasi. Perhitungan data descriptive statistic ini
menggunakan aplikasi SPSS 17. Dari table 3 descriptive , didapatkan data
nilai minimal, nilai maksimal, dan nilai rata-rata seluruh siswa untuk jenis
pree test sebelum pengujian aplikasi adalah 0. Ini dikarenakan guru tidak
melakukan pree test untuk para siswa. Kemudian untuk data nilai post test
siswa sebelum pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 30, Nilai
maksimal 83, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 64,23.
Tabel 4 Nilai siswa setelah pengujian media audio visual
Dari table 4, didapatkan data untuk jenis pree test sesudah pengujian
aplikasi, dengan nilai minimal adalah 60, nilai maksimal 91, dan nilai rata-rata
seluruh siswa adalah 78,90. Kemudian untuk data nilai post test siswa sesudah
pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 54, Nilai maksimal 88, dan
nilai rata-rata seluruh siswa adalah 75,10.
Nilai terendah untuk pree test lama adalah 0 dan untuk pree test terbaru
(setelah pengujian aplikasi) adalah 60. Untuk nilai tertinggi pree test lama
adalah 0 dan nilai tertinggi pree test setelah pengujian aplikasi adalah 91. Pree
test digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi
ajar sebelum diadakan post test. Dari perbandingan nilai rata-rata nilai post
test lama dan terbaru siswa didapatkan prosentase kenaikan nilai rata-rata
adalah 16, 9%. Nilai terrendah post test sebelum pengujian aplikasi adalah 30
dan nilai terendah untuk post test terbaru adalah 54. Nilai tertinggi post test
sebelum pengujian aplikasi adalah 83 dan nilai tertinggi setelah pengujian
aplikasi adalah 91. Dapat disimpulkan juga bahwa terjadi peningkatan nilai
siswa dari yang tertinggi dan juga yang terendah. Jumlah siswa yang mencapai
26
KKM pun mengalami kenaikan dari yang sebelumnya adalah 8 siswa menjadi
23 siswa dari 31 siswa yang ada.
Tabel 5 uji independent samples test
Dari table 5 pada kolom berwarna biru didapatkan nilai sign (2-tailed)
didapatkan P (0,001) < (0,005) maka H1 di terima dan H0 ditolak. Artinya dapat
disimpulkan bahwa media belajar audio visual memiliki pengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa di SMP Islam Bina Insani. Yang berarti
penggunaan media pembelajaran memang diperlukan untuk membantu kegiatan
proses belajar. Proses KBM yang tepat menjadi inti dari keberhasilan evaluasi
siswa. Sehingga alokasi waktu yang ada juga ikut sesuai dengan perencanaan yang
sudah disiapkan sebelumya yaitu 3 kali pertemuan.
5. Kesimpulan dan saran
Berdasarkan pengujian dan analisis, Penerapan media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar rata-rata siswa dan menambah jumlah siswa yang
dapat mencapai ketuntasan nilai KKM (75) dengan nilai rata-rata 75,1 dari
nilai ketuntasan kkm (75). Siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM
sebanyak 23 siswa dari 31 siswa.
Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan : 1) Perlunya pemanfaatan
media belajar untuk menarik minat dan membantu belajar siswa. Dengan
memanfaatkan media belajar akan didapatkan fokus dan peningkatan pada
hasil belajar siswa. Walaupun beberapa diantaranya ada yang tidak mencapai
nilai KKM namun didapatkan peningkatan nilai dari yang sebelumnya. 2)
Guru harus lebih banyak memanfaatkan fasilitas sekolah untuk pembelajaran
baik untuk praktikum maupun memperluas sumber belajar.3) penggunaan
media belajar dapat menyesuaikan alokasi waktu sesuai alokasi yang
disediakan pada tahap perancangan pembelajaran.
6. Daftar Pustaka
[1]. Sadiman, Arief .S, dkk, 1990. Media Pendidikan ( Pengertian,
Pengembangan, Dan Pemanfaatanya ), Jakarta Utara: CV. Rajawali
[2]. Mufti Miranda, 2012, Penggunaan Media Audio VisualDalam
Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas III B MI
Sananul Ula Piyungan
Bantul.http://digilib.uinsuka.ac.id/7607/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTA
R%20PUSTAKA.pdf. Di akses pada 4 Septenber 2015
27
[3]. Mazizah Nurfiria, 2016, Pembelajaran Quantum lerning Terhadap
Kemampuan Mendeskripsikan Hubungan Antar Awan dan Cuaca Pada
Siswa Kelas III di SD Sukorame Kota Kediri
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2016/11.1.01.10.020
7.pdf. Diakses pada 4 April 2016
[4]. Peursen, C. A Van, 1989. Susunan Ilmu Pengetahuan (Sebuah
Pengantar Ilmu Filsafat), Jakarta : PT Gramedia
[5]. Hidayat, Nur, 2011. Media Pembelajaran dan ICT, Solo: Qinant
[6]. Usman, M . Basyiruddin, dan Ansyawir, 2002. Media Pembelajaran,
Jakarta: Delia Citra Utama
[7]. Warsita Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan
Apliasinya), Jakarta: Rineka cipta
[8]. Zuhairi, Amin, dan Atwi Suparman, 2004. Khasanah Inovasi, Difusi
Inovasi, dan Implikasi Inovasi Terhadap Kualitas Pembelajaran. Jurnal
pendidikan, Vol.5, no. 1
[9]. Hartini, Sri, 2011. Evaluasi Pembelajaran. Solo: Qinant
[10]. Pressman, Roger, 1997. Software Enginer : A Practitioner’s
Approach.MC – Graw-Hill Inc
[11]. Bin Ladjamudin AL-Bahra,2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi,
Yogyakarta: Graha Ilmu
28
Lampiran
1. Rekap wawancara
A. Daftar pertanyaan wawancara dengan guru
1. Apakah anda memiliki kendala ketika melakukan proses
belajar dengan siswa ?
2. Apakah yang menjadi kendala anda ketika proses pembelajaran
di kelas dengan para siswa ? jelaskan !
3. Apa saja kegiatan yang anda dan para siswa lakukan ketika di
dalam kelas atau pun di luar kelas ?
4. Apakah ada fasilitas sekolah yang pernah anda gunakan untuk
proses pembelajaran ?
5. Bagaimanakah hasil belajar siswa ?
6. Menurut anda bagaimana apabila media pembelajaran yang
tepat untuk kelas anda ?
B. Daftar hasil wawancara dengan guru
1. Beberapa kendala pasti ada, setiap siswa memiliki karakter
yang berbeda-beda. Daya tangkap mereka berbeda-beda, Ada
siswa yang rajin ada pula yang malas.
2. Di Bina insani ada banyak kegiatan sehingga banyak siswa
yang tidak memperhatikan pelajaran. Karena hal itu siswa
kurang istirahat dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
juga turun ada pula yang tidur dikelas.
3. Kalau dikelas otomatis KBM, belajar dan Tanya jawab dengan
para siswa. Diluar kelas seperti bimbingan tugas dan
bimbingan pekerjaan asrama.
4. Kalau lab belum pernah tetapi Ada beberapa yang pernah
dilakuan menggunakan media pembelajaran.
5. Kembai ke semangat belajar siswa yang berbeda sehingga nilai
mereka naik turun juga.
6. Semuanya kembali ke siswanya dulu bagaimanakah cara agar
siswa siswa kembali semangat belajar.
C. Daftar pertanyaan wawancara dengan siswa
1. Bagaimanakah menurut anda tentang mata pelajaran IPA ?
coba anda beri penjelasan ?
2. Apakah selama ini anda mampu memahami setiap materi yang
diajarkan oleh guru mapel IPA ?
29
3. Apabila anda memiliki kesulitan dalam memahai mata
pelajaran ipa, apakah kesulitan yang anda alami ?
4. Daftar hasil wawancara dengan
1. Mapel IPA kurang menyenangkan, bikin ngantuk.
2. Ada beberapa yang bisa di pahami, tapi banyak juga yang sulit
dipahami. Apalagi kegiatan kami banyak dan ada mata
pelajaran lain yang lebih susah.
3. Kesulitanya kalau ada materi yang berhitung terkadang salah
nulis rumus atau hitung hitunganya salah. Kadang sulit
menghafalkan nama-nama yang aneh.
2. Pembahasan hasil penelitian
A. Gambaran awal proses pembelajaran IPA
Ada dua aspek yang menjadi pembahasan tentang awal
proses pembelajaran IPS dalam penelitian ini, aspek tersebut
meliputi jumlah siswa dan kegiatan belajar siswa di sekolah.
Jumlah siswa dapat dilihat dalam tabel 1 berikut.
Jumlah siswa kelas VIII D SMP Islam Bina Insani
no Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 31
1. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan peneliti pada pembelajaran IPA berupa
identifikasi kelas. Identifikasi kelas digunakan untuk
mengetahui kondisi pembelajaran IPA di dalam kelas oleh guru
dan siswa. Data mengenai situasi pembelajaran sebelum
perancangan aplikasi pembelajaran diperoleh melalui hasil
wawancara dan observasi dengan guru dan siswa.
Dari rekap wawancara yang dilakukan dengan siswa berbagai
masalah yang dihadapi siswa ketika mengikuti proses
pembelajaran ada beberapa. Permasalahan itu diantaranya
a. Mereka bosen karena pembelajaran mapel IPA selalu
dikelas dan mencatat dari papan tulis saja
b. Kesulitan memahami materi ajar terutama menjelaskan
fungsi bagian tertentu
30
Dari permasalahan tersebut peneliti terdorong untuk
melakukan obsevasi langsung di kelas untuk mengetahui proses
belajar secara langsung di dalam kelas. Dari hasil observasi
didapatkan yang pertama bahwa guru kurang memaksimalkan
penggunaan fasilitas belajar yang disediakan oleh pihak
sekolah. Yang kedua kurang lengkapnya sumber belajar yang
dipunyai oleh siswa. Yang ketiga siswa kurang fokus dan aktif
ketika proses pembelajaran di kelas.
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil wawancara dan
observasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Siswa kesulitan memahami materi pembelajaran IPA
b. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru
c. Kurangnya aktifitas pembelajaran diluar kelas
d. Siswa menginginkan perubahan cara belajar yang
membuat pembelajaran jadi lebih menarik dan lebih
mudah di pahami oleh siswa.
2. Penelitian siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan siklus 1 diawali dengan menyusun desain
pembelajaran berdasarkan hasil kajian. Desain
pembelajaran berupa tujuan pembelajaran dan aplikasi
pembelajaran.
b. pelaksanaan
pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 22 Oktober
2015 pada hari kamis. Pembelajaran bertempat di ruang
kelas VIII D. menggunakan media pembelajaran aplikasi
flash dan menggunakan fasilitas laptop dan LCD.
pembelajaran berlangsung 2 x 45 menit
c. Refleksi
Refleksi ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran. Dalam pelaksanaanya ada tindakan yang
bersifat positif mapun negatif. Pelaksanaan refleksi ini
berupa diskusi antara guru dan peneliti. Refleksi ini
dilakukan dilapangan oleh peneliti dan didapatkan hasil
31
pengamatan berupa catatan lapangan. Kemudian peneliti
merumuskan perencanaan untuk siklus selanjutnya.
3. Penelitian siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27
Oktober 2015. Penelitian siklus II memiliki tahapan-tahapan
yang sama dengan penelitian siklus I. Perbedaan terletak pada
ruangan yang digunakan dan penambahan penggunaan fasilitas
sekolah. Ruangan yang digunakan adalah fasilitas
perpustakaan sekolah yang berada di lingkup SMA Islam Bina
Insani. Tahap ini adalah penyempurnaan dari tahap siklus I
dengan menambahkan media audio dalam aplikasi
pembelajaran yang digunakan. Siswa juga dapat menambah
sumber belajar diluar dari materi yang diberikan guru melalui
buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah.
32
3. Nilai siswa
33
34
4. Foto media pembelajaran
A. Tampilan menu materi IPA
B. Tampilan isi sub bab alat pernapasan
C. Tampilan isi materi
35
D. Tampilan soal post tets
36
5. Soal pree test dan post test
A. Soal pree test
37
38
39
B. Soal Post test
40
41
6. Wawancara tertulis dengan siswa setelah pengjian aplikasi
42
43
44
7. Kegiatan pembelajaran
45
8. Pengolahan Data SPSS
Tabel 1 Nilai siswa sebelum dilakukan pungujian media audio visual
Dari table 1 di atas didapatkan perhitungan nilai siswa berdasarkan
analisis data descriptive statistic. Data descriptive statistic didapat dari
nilai pree test dan post test siswa sebelum diadakannya pengujian
aplikasi dan sesudah diadakannya pengujian aplikasi. Perhitungan data
descriptive statistic ini menggunakan aplikasi SPSS 17. Dari table
descriptive 1, didapatkan data nilai minimal, nilai maksimal, dan nilai
rata-rata seluruh siswa untuk jenis pree test sebelum pengujian
aplikasi adalah 0. Ini dikarenakan guru tidak melakukan pree test
untuk para siswa. Kemudian untuk data nilai post test siswa sebelum
46
pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 30, Nilai maksimal
83, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 64,23.
Tabel 2 Nilai siswa setelah pengujian media audio visual
Dari table 2, didapatkan data untuk jenis pree test sesudah
pengujian aplikasi, dengan nilai minimal adalah 60, nilai maksimal 91,
dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 78,90. Kemudian untuk data
nilai post test siswa sesudah pengujian aplikasi, didapat nilai minimal
adalah 54, Nilai maksimal 88, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah
75,10.
pengujian aplikasi
Gambar 1 Grafik nilai pree test siswa sebelum dan sesudah
Dari gambar 1, didapatkan grafik perbedaan pree test sebelum dan
sesudah. Diagrambatang warna biru menunjukan pree test lama dengan
nilai 0 (sebelum pengujianaplikasi). Warna hijau adalah pree test baru
(setelah pengujian aplikasi). Nilainya rata rata mencapai 78,9. Nilai
0 pada pree test sebelum pengujian aplikasi dikarenakan ketika itu
tidak diadakannya pree test untuk para siswa sebelum pengujian
aplikasi, namum ketika pengujian aplikasi diadakan pree test untuk
para siswa. Dari sini didapatkan evaluasi kemampuan siswa untuk
menjawab soal pree test sampai sejauh mana. Sehingga dapat
47
mengukur pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Soal pree
test di ambil dari buku LKS siswa.
Gambar 2 Grafik post test siswa sebelum dan sesudah pengujian
aplikasi
Dari gambar 2, didapatkan grafik untuk jenis post test sebelum dan
sesudah pengujian aplikasi. Warna biru adalah nilai post test lama
(sebelum pengujian aplikasi). Nilai rata-ratanya adalah 64,23. Warna
hijau adalah nilai post test baru (sesudah pengujian aplikasi).
Tabel 3 uji independent samples test
Dari table 5 pada kolom berwarna biru didapatkan nilai sign (2-tailed)
didapatkan P (0,001) < (0,005) maka H1 di terima dan H0 ditolak. Artinya
dapat disimpulkan bahwa media belajar audio visual memiliki pengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMP Islam Bina Insani.
48