PERSEPSI FOLLOWERS TERHADAP KUALITAS INFORMASI DI POLDALAMPUNG
(STUDI KASUS PADA AKUN INSTAGRAM @HALO_POLDA_LAMPUNG)
(Skripsi)
Oleh
RAHMAD HIDAYAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PERSEPSI FOLLOWERS TERHADAP KUALITAS INFORMASI DI POLDALAMPUNG (STUDI KASUS PADA AKUN INSTAGRAM
@HALO_POLDA_LAMPUNG)
Oleh
RAHMAD HIDAYAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang persepsi followers@halo_polda_lampung terhadap kualitas informasi di Polda Lampung. Populasidalam penelitian ini adalah pengikut (followers) akun Instagram@halo_polda_lampung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakanmetode Probality Sampling dan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner melalui googleform kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah teknik regresi dengan software SPSS 22. Hasil dari pengujian hipotesis dalampenelitian ini menunjukan terdapat dimensi persepsi yang meliputi context,communication, collaboration, dan positif connection Followers@halo_polda_lampung terhadap kualitas informasi yang memiliki tiga indikatoryakni akurat, tepat waktu, dan relevan di Polda Lampung (studi kasus pada akuninstagram @halo_polda_lampung. Maka kesimpulannya tidak terdapat persepsinegative followers @halo_polda_lampung terhadap kualitas informasi di PoldaLampung. Dengan demikian hipotesis pertama ditolak (HO ditolak). Namun, terdapatpersepsi positif followers @halo_polda_lampung terhadap kualitas informasi di PoldaLampung. Dengan demikian hipotesis kedua diterima (H1 diterima).
Kata kunci : persepsi followers, kualitas informasi, Polda Lampung, Instagram.
ABSTRACT
PERCEPTION OF FOLLOWERS ON INFORMATION QUALITY INLAMPUNG REGIONAL POLICE (CASE STUDY IN INSTAGRAM
ACCOUNT @HALO_POLDA_LAMPUNG)By
RAHMAD HIDAYAT
This study aims to find out about perception followers@halo_polda_lampung on information quality in Lampung Police. The population inthis study were all followers @halo_polda_lampung's Instagram account. Samplingwas done using Probality Sampling method and the number of samples were 100respondents. The data used in this study is primary data in the form o of aquestionnaire through google form to respondents. Data analysis technique used inthis study was regression technique with SPSS 22 software. The results of testing thehypothesis in this study indicate that there is a positive perception dimensions whichinclude context, communication, collaboration, and connection of Followers@halo_polda_lampung on Information Quality which has three indicators isaccurate, timely, and relevant in Lampung Police (case studies on@halo_polda_lampung's Instagram account. It can be concluded that there is nonegative perception towards the quality of information in the Lampung RegionalPolice. Thus the first hypothesis is rejected ( rejected). However, there is a positiveperception of @halo_polda_lampung followers towards the quality of information inthe Lampung Regional Police. Thus the second hypothesis is accepted ( is accepted).
Key Words: Perception of followers, information quality, Regional Police Lampung,Instagram.
PERSEPSI FOLLOWERS TERHADAP KUALITAS INFORMASI DI POLDALAMPUNG
(STUDI KASUS PADA AKUN INSTAGRAM @HALO_POLDA_LAMPUNG)
Oleh
Rahmad Hidayat
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA ILMU KOMUNIKASI
Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
Penulis memiliki nama lengkap Rahmad Hidayat. Lahir di
Gisting, 11 Juli 1997. Penulis merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara, buah hati pasangan Masri dan Leni Mariam.
Penulis menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak Desa
Sejahtera Rawa Jitu Timur yang diselesaikan pada Tahun 2001,
SD Negeri 2 Talang Padang, Tanggamus yang diselesaikan pada Tahun 2008, SMP
Negeri 2 Rawa Jitu Timur yang diselesaikan pada Tahun 2011, SMA Negeri 1 Talang
Padang yang diselesaikan pada tahun 2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi
jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
pada tahun 2014 diterima di jalur SBMPTN. Semasa menjadi mahasiswa, penulis
aktif sebagai anggota HMJ Ilmu Komunikasi sebagai anggota bidang Photography
periode kepengurusan 2014-2015 dan anggota bidang Photography periode
kepengurusan 2015-2016. Penulis juga aktif dalam organisi Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung tahun periode 2014 - 2015 Dan periode
2015 – 2016. Penulis menerapkan ilmu yang telah didapat selama di bangku
perkuliahan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Polda Lampung sub bagian
Publikasi Informasi Dokumentasi (PID) periode Juli – Agustus 2017. Penulis
mengabdikan ilmu dan keahlian yang dimiliki kepada masyarakat dengan
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Mojopahit, Kabupaten Lampung
Tengah pada periode Januari-Februari 2017.
PERSEMBAHAN
MOTTO
“Tidak Ada yang Bisa Menahan Rasa Ingin Tahu Manusia”
“Hidup Bagaikan Air, Santai dan Ikutin Alur yang Sudah ada, Rintangan itu
Wajar Tapi Bukan Membuat Diri Untuk Menyerah”
“Barang Siapa yang Mempermudah Urusan Orang yang Mengalami Kesulitan,
Maka Allah Akan Mempermudah Urusannya di Dunia dan di Akhirat”
(HR. Ibnu Majah)
RIWAYAT HIDUP
Bismillahirahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang ku persembahkan sebuah karya kecilku ini untuk kedua orang
tuaku tercinta yang tidak pernah lelah untuk membesarkanku dengan
penuh cinta dan kasih sayang, serta selalu memberi dukungan, motivasi,
pengorbanan, dan mencukupi semua kebutuhanku.
Terima kasih untuk;
Mamaku dan Ayahku.
Untuk adik-adik tercintaku, Rudi Hartono dan Annisa Alliya.
Dan almamaterku tercinta, Universitas Lampung
SANWACANA
1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung beserta seluruh staf dan jajarannya yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
2. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos., Mcomn&MediaSt., selaku Ketua Jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
dan Dosen Pemabahas dan Penguji saya, Terimakasih untuk segala
keramahan, kesabaran serta keiklasannya mendidik dan membantu mahasiswa
selama ini.
3. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si., selaku Seketaris Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung,
untuk segala kesabaran, keramahan serta membantu mahasiswa selama ini
4. Bapak Toni Wijaya, S.Sos.,M,Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan banyak waktu untuk penulis,
5. Ibu Bangun Suharti, S.Sos.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung umumnya dan Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Khususnya, terima
kasih atas segala pengalaman hidup dan ilmu yang telah diberikan kepada
penulis selama duduk di bangku perkuliahan
7. Mas Daman dan Mas Hanafi selaku staf jurusan Ilmu Komunikasi, serta Mas
Agus dan Mas Hendro selaku karyawan gedung C Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Lampung.
8. Teruntuk kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas segala pengorbanan
yang telah diberikan selama ini. Terima kasih atas doa yang tidak pernah
putus selama ini. Terima kasih telah mengajarkan untuk selalu berbuat baik
dengan orang lain, dan selalu bersyukur setiap saat. Sehingga Rahmad bisa
selalu diberikan kemudahan serta kebahagiaan yang tiada hentinya setiap hari.
Tanpa doa mama dan ayah, Rahmad tidak bisa menjadi seperti sekarang.
9. Teruntuk adik-adikku tersayang, Rudi Hartono dan Annisa Aliya. Terima
kasih kalian telah mendukung abang dengan tidak menanyakan kapan lulus di
saat proses mengerjakan skripsi
10. Teruntuk Tri Adinda Anggraini terima kasih selama ini sudah menemani dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih sudah mendengar
keluh kesah, mungkin terlalu banyak kata terima kasih jika di ucapkan disini
jadi ya terima kasih untuk semua nya.
11. Teruntuk temanku Blur Squad, Agi Nanda Prasetyo (MasKaryo), Annisa
Nandia Putri (Nanda), Malik Dinansyah M, dan Wisnu Handoko (Koko) yang
membantu saya dalam perkuliahan, dari awal propti sampai saat ini, tanpa
mereka mungkin saya tidak bisa bermalas malasan dalam perkuliahan.
12. Teruntuk teman-temanku di HMJ bidang Photography tahun 2015 dan 2016
dari Arief, Phebie, Khesy, Ade, Kur, Rian(dugong), Jon, Rahman, Eno, Fany,
Agus, Daros dan segenap anggota bidang photography
13. Teruntuk genk FBY, Sony, Aji (Masteo), Ismadiah (Diah care), Adit, Mba
Ros, Sheril, Riska. Terima kasih sudah di bolehkan untuk bergabung di genk
kalian yang hanya gua satu satunya anak ganjil di antara kalian.
14. Teruntuk temanku dari Basecamp Agung, Hanip, Fitra, Reyza, Angga, Rizki
(Kigon), Rizki (Kibot), Adam, Prama dan masih banyak lagi. Terima kasih
sudah menemani di saat gabut di Talang Padang.
15. Teman – temaku Aris, Haris, Riski, Robi, terima kasih sudah menemani di
saat susah dan memberikan pinjaman di saat krisis.
16. Teruntuk Dinamika Sanjaya, Bevi Septrina, Niken Chandra Lupita terima
kasih untuk kalian yang selalu memberi semangat dan berbagi cerita dalam
kehidupan ini.
17. Teman-teman KKN ku, Sobri, Caca, Chia, Ravi, Rani, Atu Fitri, Anggi S,
Putu Ari, Korcam Rizki , Fajri, Bang Tio, Bang Mukhtar, Bang Gilbarn
terima kasih menemani 40 hari ku dengan kartu kartu remi.
18. Teman-teman penghuni lorong gedung C, ruang tunggu, dan kantin, serta
Ilmu Komunikasi 2014. Pram, Arin, Destri, Ulfah, Oci, anisa, Ratu, Kukuh,
Khesy, Anyes, Rendy, Mbol, Bayu, Miki, Dila, Siti, Hariska, yohana, Selda,
Resti, Maul, Kumara, Mute, Aji, Astra, Niko, Ratih, Sarah, Rani, Risty,
Meydina, Metha. Kalian pelengkap ruang tunggu serta lorong Gedung C.
Semoga kita selalu sukses dunia akhirat ya! Amin.
19. Teman malamku Anang, Kak Emon, Kak Amel, Kanjul, Sarah F, Nanda,
Audhy, Vio (Jomeng) terima kasih sudah menemani dalam gemerlap
kehidupan malam.
20. Teman GSG Unila Tompul, Gian, Fadel, Seno, Fikri, Erik, Datuk, Wawan,
Obok, Deni, Aldy, Riski Firmanto, Zulka, Emak GSG makasih sudah
memberikan tempat untuk berkumpul walau sering di gusur oleh pihak
rektorat.
21. Teruntuk mereka semua yang mengisi hari- hari saya selama ini, mungkin
terlalu banyak yang tidak saya sebutkan, saya ucapkan terima kasih untuk
mereka yang telah hadir maupun telah pergi, kenangan maupun pengalaman
yang mampu membuat saya seperti sekarang, Terima Kasih.
89
DAFTAR ISI
HalamanCOVER
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I ............................................................................................................. 1PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 6
BAB II............................................................................................................ 8TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 8
2.2. Tinjauan Tentang Persepsi............................................................. 12
2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa ........................................... 13
2.3.1 Definisi Komunikasi Massa........................................................... 13
2.4 Tinjauan Tentang New Media/Media Baru ................................... 13
2.5 Tinjauan Tentang Internet.............................................................. 15
2.6 Tinjauan Tentang Media Sosial ..................................................... 15
2.7 Tinjauan tentang Instagram............................................................ 17
2.7.1 Definisi Instagram ......................................................................... 17
2.7.2 Pengguna Instagram (Followers) .................................................. 18
2.8 Tinjauan Kualitas Informasi .......................................................... 20
90
2.8.1 Definisi Kualitas ............................................................................ 20
2.8.2 Definisi Informasi .......................................................................... 21
2.8.3 Definisi Kualitas Informasi............................................................ 22
2.9 Landasan Teoritis........................................................................... 23
2.9.1 Teori Uses and Effects ................................................................... 23
2.10 Kerangka Pikir ............................................................................... 25
2.11 Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III ........................................................................................................ 28METODE PENELITIAN............................................................................. 28
3.1. Tipe Penelitian ............................................................................... 28
3.2. Variabel Penelitian......................................................................... 28
3.3. Definisi Konseptual ....................................................................... 29
3.4 Definisi Operasional ...................................................................... 31
3.5 Populasi dan Sampel ...................................................................... 32
3.7 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 35
3.8 Teknik Pengolahan Data ................................................................ 36
3.9 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ......................................... 37
3.9.1 Validitas ......................................................................................... 37
3.9.2 Reliabilitas ..................................................................................... 37
3.10 Teknik Penentuan Skor Jawaban ................................................... 38
3.11 Teknik Analisis Data...................................................................... 39
3.12 Pengujian Hipotesa ........................................................................ 41
BAB IV ........................................................................................................ 42GAMBARAN UMUM ................................................................................ 42
4.1 Lokasi dan Waktu penelitian ......................................................... 42
4.2 Akun @halo_polda_lampung ........................................................ 42
4.3 Proses Penelitian ............................................................................ 43
BAB V.......................................................................................................... 47HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 47
5.1 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ......................................... 47
5.1.1 Uji Validitas ................................................................................... 47
5.1.2 Uji Reliabilitas ............................................................................... 49
5.2 Karakteristik Responden................................................................ 50
5.3 Hasil Tabel Pengguna Media Sosial Instagram (Variabel X) ....... 51
91
5.3.1 Context ........................................................................................... 52
5.3.2 Communication .............................................................................. 57
5.3.3 Collaboration ................................................................................. 60
5.3.4 Connection ..................................................................................... 62
5.4 Hasil Tabel Kualitas Informasi (Y)................................................ 64
5.4.1 Akurasi ........................................................................................... 64
5.4.2 Ketepatan waktu............................................................................. 65
5.4.3 Relevansi........................................................................................ 68
5.5 Uji Regresi Linear Sederhana ........................................................ 72
5.7 Pembahasan Penelitian................................................................... 76
5.7.1 Pembahasan Penelitian................................................................... 77
5.7.1.1 Pembahasan Persepsi Pengguna Instagram (Variabel X).............. 77
5.7.1.2 Pembahasan Kualitas Informasi (Variabel Y) ............................... 81
5.7.2 Pembahasan Teori .......................................................................... 84
BAB VI ........................................................................................................ 87KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 87
6.1 Kesimpulan .................................................................................... 87
6.7 Saran .............................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
93
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Followers ........................................................................................... 5Tabel 2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 9Tabel 3 Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 32Tabel 4 Hasil Uji Validitas.................................................................................... 48Tabel 5 Hasil Uji Reabilitas .................................................................................. 49Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................................. 50Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 51Tabel 8 Akun @halo_polda_lampung menggunakan bahasa non formal ........... 52Tabel 9 Bahasa @halo_polda_lampung menarik ................................................. 53Tabel 10 Posting-an @halo_polda_lampung gambar atau video mudahdipahami.................................................................................................................54Tabel 11 @halo_polda_lampung menyampaikan informasi yang edukatif ......... 54Tabel 12 @halo_polda_lampung informasi yang informative ............................. 55Tabel 13 Video @halo_polda_lampung cukup bagus menyampaikaninformasi ................................................................................................................56Tabel 14 @halo_polda_lampung selalu membalas sesuatu yang ditautkan ......... 57Tabel 15 Pesan yang disampaikan @halo_polda_lampung mudah dipahami ...... 58Tabel 16 @halo_polda_lampung membuat program yang menarik ..................... 58Tabel 17 @halo_polda_lampung memberikan respon terhadap pemberitaanterkait pelanggaran dan sanksi ...............................................................................59Tabel 18 @halo_polda_lampung selalu me-repost sesuatu yang ditautkan ......... 60Tabel 19 @halo_polda_lampung selalu me-repost mitra lain nya ....................... 61Tabel 20 menghubungkan stakeholder terkait dengan isu – isu ........................... 62Tabel 21 Kerjasama antar instansi @halo_polda_lampung.................................. 63Tabel 22 informasi yang bebas dari kesalahan dan tidak bias .............................. 64Tabel 23 Informasi tidak menyesatkan dan dapat dipercaya ................................ 64Tabel 24 Setiap informasi @halo_polda_lampung sesuai dengan fakta............... 65Tabel 25 Memberikan informasi cepat dan tepat .................................................. 66Tabel 26 Setiap informasi sesuai fakta dan cepat ................................................. 66Tabel 27 mendukung kepastian dan ketepatan informasi ..................................... 67Tabel 28 memberikan manfaat dalam setiap informasi ........................................ 68Tabel 29 pemahaman kepatuhan terhadap hukum dan peraturan ......................... 69Tabel 30 informasi kebijakan kepada masyarakat dan pihak terkait .................... 69Tabel 31 salah satu metode berpartisipasi dalam kehidupan sosial ...................... 70Tabel 32 pemahaman kepatuhan hukum dan peraturan........................................ 71Tabel 33 Uji regresi linear sederhana.................................................................... 72Tabel 34 Analisis Determinasi (R2)...................................................................... 73
92
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Posting-an Akun @halo_polda_lampung ............................................. 4Gambar 2 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................... 25Gambar 3 Jumlah Like terbanyak ......................................................................... 45Gambar 4 Jumlah Komentar terbanyak................................................................. 46Gambar 5 posting-an halo_polda_lampung .......................................................... 78Gambar 6 posting-an @halo_polda_lampung....................................................... 78Gambar 7 posting-an @halo_polda_lampung....................................................... 79Gambar 8 posting-an @halo_polda_lampung....................................................... 80Gambar 9 posting-an @halo_polda_lampung....................................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi mengalamai
perkembangan yang cukup menakjubkan. Khususnya pada perkembangan
media massa, yang diawali dengan munculnya surat kabar, radio, dan televisi.
Dan hingga pada hari ini, terbentuklah sebuah bentuk media massa baru yang
di kenal dengan sebuah new media, yang mencakup teknologi infromasi dan
teknologi telekomunikasi dimana keduanya membentuk suatu mata rantai
yang tak dapat dipisahkan. New media yang dimaksud adalah jaringan
internet yang dapat menghubungkan seluruh pengguna internet diseluruh
dunia di dalam suatu jaringan dimanapun dan kapanpun mereka berada. New
media digunakan untuk membedakan dari media lama atau media tradisional
yang lebih dahulu ada (Flew, 2005: 89).
Internet saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan
internet orang-orang dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain
(Onggo, 2004: 1). Salah satu produk dari internet yang menjadikan
masyarakat saling terhubung dan mendapat informasi adalah media sosial.
Media sosial mampu menghilangkan jarak dan waktu yang ada. Informasi
2
yang disuguhkan dapat diterima langsung oleh pengguna. Instagram
merupakan salah satu jejaring sosial yang mendunia.
Hampir seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia menggunakanya,
termasuk di Indonesia. Pada tahun 2017 pengguna Instagram di Indonesia
mencapai 45 juta pengguna. Dengan begitu Indonesia menjadi negara
pengguna Intagram terbesar di Asia Pasifik. Bahkan menurut survey yang
dilakukan oleh lembaga riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) dalam hasil surveinya adalah tiga (3) media sosial yang paling banyak
dikunjungi dan salah satunya adalah Instagram. Instagram semakin
memanjakan penggunanya dengan berbagai tambahan fitur-fitur baru di
dalamnya seperti, dapat mengunggah video,foto dan siaran langsung video.
Instagram diidentifikasi sebagai jejaring sosial yang tidak hanya dapat
digunakan oleh perseorangan saja namun juga memungkinkan perusahaan,
organisasi atau instansi untuk secara langsung berkomunikasi, berinteraksi,
dan membangun hubungan dengan stakeholdernya (Buletin APJII, Edisi-05
2016).
Menurut Fisher (1986) mengenai konsep informasi mengelompokkan
berbagai pandangan mengenai konsep informasi ke dalam tiga buah variasi,
yaitu : Pertama, penggunaan istilah informasi untuk menunjukkan fakta atau
data yang dapat diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung, Kedua,
penggunaan informasi untuk menunjukkan makna data, dan Ketiga, istilah
informasi menurut teori informasi, yang menganggap informasi sebagai
3
jumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan cara mereduksikan sejumlah
alternatif pilihan yang tersedia.
Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu biaya dan manfaat. Suatu
informasi dikatakan bernilai apabila manfaat yang diperoleh lebih berharga
dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Keuntungan dari
informasi tidak bisa dihitung dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditafsikan
melalu nilai efektifitasnya.
Polisi Daerah Lampung atau disingkat Polda Lampung adalah salah satu
cabang pasukan pengaman negara yang bertanggung jawab atas operasi
pengamanan Negara Republik Indonesia. Polda Lampung dipimpin oleh
seorang Kepala Polisi Daerah (KAPOLDA) yang menjadi pemimpin tertinggi
di Polda Lampung. Saat ini KAPolda Lampung dijabat oleh IrjenPol. Drs.
Suntana M.Si. Dalam kesatuan Polda Lampung terdapat Humas Polda
Lampung yang mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan fungsi
penerangan informasi Polda Lampung kepada masyarakat. Humas Polda
Lampung memiliki peran sebagai pengelolah informasi dan berita dan
meyebar luaskan informasi tersebut (http://lampung.polri.go.id/, diakses 26
april 2018)
Akun Instagram @halo_polda_lampung merupakan salah satu produk dari
Humas Polda Lampung. Akun yang mulai aktif pada tahun 2016. Admin dari
akun @halo_polda_lampung dalam memposting berita meliputi kegiatan
Polda Lampung kepada followers nya.
4
Gambar 1 Posting-an Akun @halo_polda_lampungSumber: akun Instagram @halo_polda_lampung
Akun Instagram @halo_polda_lampung tentunya mempunyai tujuan yang
sesuai dengan visi dari Humas Polda Lampung yaitu membangun, membina
dan memelihara citra positif Polda Lampung. Instansi atau lembaga
pemerintah memerlukan citra positif agar dapat diterima oleh masyarakat.
Melihat pada perkembangan kebijakan pemerintah sekarang, pemerintah
dituntut untuk mulai memperhatikan kualitas informasi yang diberikan untuk
para pengguna informasi tersebut. Instansi dan lembaga pemerintahan mulai
menyadari bahwa tidak hanya membangun pemerintahan yang sehat, bersih
dan berwibawa namun juga dapat memberikan informasi yang berkualitas dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Penulis memilih judul ini sebagai bahan penelitian karena masih banyaknya
perusahaan, lembaga maupun institusi yang memanfaatkan Instagram sebagai
alat komunikasi dengan masyarakat dan sebagai media promosi. Penelitian ini
disesuaikan dengan menggunakan teori Uses and effects theory dari teori
5
komunikasi massa. Salah satu asusmsi dasar dari teori ini adalah media
menghasilkan banyak efek terhadap suatu individu. Penulis memilih judul ini
karena penulis ingin meneliti tentang persepsi yang ada di dalam followers
terhadap kualitas informasi yang disebarkan oleh akun Instagram Polda
Lampung. Penulis memilih akun @halo_polda_lampung sebagai objek
penilitian karena institusi ini dinilai cukup aktif dalam memberi informasi
kepada para pengikutnya (followers). Berikut penulis berikan tabel keaktifan
tiga Instansi Polda Lampung di media sosial Instagram :
Tabel 1 Data FollowersInstansi Tahun
AktifFollowers Posting-an
@halo_polda_lampung 2016 18.500 2284Bhayangkari_pc_brimob_lampung 2016 533 91
Ditreskrimsus_lampung 2017 390 74
Sumber: akun Instagram @halo_polda_lampung,@ Bhayangkari_pc_brimob_lampung dan @ Ditreskrimsus_lampung
Diakses pada 24 Februari 2018 Pukul 09.00
Data yang tertera pada tabel di atas diambil pada tanggal 24 Februari 2018.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Polda Lampung cukup aktif
dalam memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Polda Lampung dan dengan 18.500 followers yang mengikuti akun Instagram
Polda Lampung sebagai pengakses berita-berita di akun Instagram Polda
Lampung tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
Bagaimana Persepsi Followers @halo_polda_lampung terhadap kualitas
informasi di Polda Lampung?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Persepsi Followers @halo_polda_lampung Terhadap Kualitas Informasi di
Polda Lampung.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Kegunaan penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan Ilmu Komunikasi dan diharapkan juga bisa menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan
pengaruh media sosial, terutama Instagram dalam Persepsi Followers
@halo_polda_lampung terhadap Kualitas Informasi di Polda Lampung.
1.4.2 Manfaat Praktis
Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
penulis dalam memberikan informasi mengenai Persepsi Followers
@halo_polda_lampung terhadap kualitas informasi di Polda
Lampung, sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian berikutnya yang sejenis.
7
2. Penelitian ini diharapkan berguna bagi instansi Polda Lampung
untuk mengetahui bagaimana persepsi followers
@halo_polda_lampung teerhadap kualitas informasi di Polda
Lampung.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan unsur penting dalam melakukan sebuah
penelitian. Penggunaan penelitian terdahulu, selain mempermudah penulis
dalam membuat penelitian, juga agar terhindar dari kesalahan yang dibuat
oleh penulis sebelumnya. Penelitian terdahulu yang nantinya akan penulis
jelaskan, sudah penulis analisis terlebih dahulu, tentunya penelitian yang
berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu mencakup
media sosial Instagram dan informasi publik dalam instansi pemerintahan.
Berikut penulis berikan rangkuman mengenai penelitian yang sudah penulis
baca, yang menjadi acuan dalam menyusun penelitian ini.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak
ukur dan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Penelitian terdahulu juga
sebagai data awal dan untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan.
9
Tabel 2 Penelitian Terdahulu1. Judul Pengaruh Penggunaan Twitter Terhadap Pembentukan
Citra Perusahaan Merpati Nusantara Pada Followers.
Penulis Rahmadiana, mahasiswi jurusan Ilmu KomunikasiUniversitas Lampung 2014.
Kontribusi bagiPeneliti
Memberikan refrensi mengenai penggunaan teori useand effects.
Perbedaan Penelitian Perbedaan penelitian terletak pada focus Penelitiandan metode penelitian yang digunakan.
2. Judul Pengelolaan Media Sosial dalam Mewujudkan GoodGovernance (Studi Kasus Pengelolaan Media SosialLAPOR ! sebagai Sarana Aspirasi dan PengaduanRakyat secara Online Oleh Deputi I Kantor StafPresiden).
Penulis Anindita Lintang Pakuningjati, mahasiswi UniversitasGadjah Mada 2015.
Kontribusi bagiPeneliti
Membantu dalam menganalisis penggunaan mediasosial dalam membentuk dan menerapkan prinsip –prinsip Good Governance Dalam instansipemerintahan.
Perbedaan Penelitian Perbedaan antara penelitian penulis dengan penelitianini adalah jenis penggunaan media sosial yangberbeda. Penelitian ini menjadikan website sebagaiobjek yang diteliti.
3. Judul Pemanfaatan Media Sosial Twitter dalam PerwujudanOpen Government di Kota Bandung (Studi Kasus:Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung).
Penulis Ivanie Destila Sari dan Suhirman, mahasiswa InstitutTeknologi Bandung 2013.
Kontribusi bagiPeneliti
Memberikan acuan mengenai faktor – faktor yangmendasari bahwa media sosial Twitter dapatdimanfaatkan dalam mewujudkan suatu systempemerintahan yang baru, dalam hal ini OpenGovernment.
Perbedaan Penelitian Perbedaan dari jurnal ini dengan penelitian yangsedang penulis lakukan adalah, jurnal menggunakanmetode penelitian campuran kualitatif dan kuantitatif,selain itu jurnal ini mengangkat pemanfaatan mediasosial Twitter dalam menerapkan Open Government.
Sumber: Diolah peneliti pada 25 Februari 2018
Penelitian pertama adalah mengenai Pengaruh Penggunaan Twitter Terhadap
Pembentukan Citra Perusahaan Merpati Nusantara Pada Followers. Penelitian
10
ini dibuat oleh Rahmadiana mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Lampung pada tahun 2014. Penelitian ini memfokuskan mengenai media
sosial twitter perusahaan maskapai penerbangan Indonesia, Merpati
Nusantara dapat membentuk citra positif untuk perusaahaan tersebut.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis pengaruh penggunaan
media sosial Twitter terhadap pembentukan citra perusahaan Merpati
Airlines. Sedangkan, penelitian penulis adalah mengenai pengaruh
penggunaan media sosial Instagram dalam transparansi informasi .
Penelitian Rahmadiana (2014) menjadi bahan refrensi bagi penulis dalam
penggunaan teori. Teori yang digunakan penulis adalah Teori Uses and
Effects.Teori tersebut penulis gunakan untuk membantu melihat apakah
penggunaan media sosial Instagram juga berpengaruh dalam transparansi
informasi dalam tubuh Polda Lampung.
Penelitian berikutnya adalah mengenai Pengelolaan Media Sosial dalam
Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus Pengelolaan Media Sosial
LAPOR! sebagai Sarana Aspirasi dan Pengaduan Rakyat secara Online Oleh
Deputi I Kantor Staf Presiden). Penelitian ini dilakukan oleh Anindita Lintang
Pakuningjati (2015) dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Anindita
Lintang Pakuningjati memfokuskan penelitian ini pada media sosial, seperti
website, aplikasi di smartphone dan layanan sms dalam mewujudkan Good
Governance Pemerintah Indonesia.
11
Penelitian yang dilakukan oleh Anindita Lintang memberikan kontribusi bagi
penulis dalam menganalisis penggunaan media sosial dalam membentuk dan
menerapkan prinsip – prinsip Good Governance dalam suatu pemerintahan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anindita Lintang menyatakan bahwa
adanya pengaruh pengunaan media sosial dalam membentuk dan menerapkan
prinsip – prinsip Good Governance, walaupun masih kurang maksimal karena
masih sedikitnya lembaga atau instansi pemerintah yang memanfaatkan
media sosial sebagai salah satu sarana menerapkan prinsip – prinsip Good
Governance.
Penelitian terakhir yang penulis jadikan sebagai refrensi adalah sebuah jurnal
yang ditulis oleh Ivanie Destila Sari (2013) dan Suhirman (2013) mengenai,
Pemanfaatan Media Sosial Twitter dalam Perwujudan Open Government di
Kota Bandung (Studi Kasus: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota
Bandung). Jurnal ini dilakukan oleh mahasiswi dan mahasiswa SAPPK,
Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mengupas mengenai pemanfaatan
media sosial Twitter dalam mewujudkan Open Government di lingkungan
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.
Perbedaan dari jurnal ini dengan penelitian yang sedang penulis lakukan
adalah, jurnal menggunakan metode penelitian campuran kualitatif dan
kuantitatif. Pemanfaatan media sosial twitter dalam jurnal ini untuk melihat
perwujudan dari Open Government. Hasil dari jurnal ini, dapat disimpulkan
Twitter dimanfaatkan oleh DBMP Kota Bandung dalam menyampaikan
informasi publik mengenai bahaya atau bencana dan informasi kebijakan
12
publik. Twitter juga dimanfaatkan untuk menerima laporan dari masyarakat.
DBMP Kota Bandung telah mengembangkan mekanisme yang jelas terkait
pemanfaatan Twitter dalam melakukan transparasi. Jurnal ini berkontribusi
dalam memberikan acuan mengenai faktor – faktor yang mendasari bahwa
media sosial Twitter dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan suatu sistem
pemerintahan yang baru, dalam hal ini Open Government.
2.2. Tinjauan Tentang Persepsi
Menurut Bimo Walgito (2010: 99) persepsi adalah suatu proses yang
didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera atau disebut proses sensoris. Proses itu tidak
berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi.
Menurut Moskowitz dan Orgel (1969) dalam penelitan Okterina, Alfanita
Exacty (2008: 54) mengemukakan persepsi itu merupakan proses yang
terintegritas dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan cara pandang
seseorang terhadap realitas yang ditangkap oleh panca indera baik secara
verbal maupun non verbal sebagai representasi dari informasi yang diterima
dengan memberikan pemaknaan baik itu objektif maupun subjektif yang
dianggap mewakili objek tersebut.
13
2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa
2.3.1 Definisi Komunikasi Massa
Dalam buku pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2006: 36)
komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang
berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga
kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat
mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Pengertian lain
komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media
yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang
tidak tampak oleh si penyampai pesan (Effendy, 2004: 50). Komunikasi
massa dapat diartikan sebagai proses penyebaran pesan ataupun
informasi dengan menggunakan media massa modern seperti televisi,
radio, media cetak, internet dan sebagainya kepada khalayak yang
sifatnya massal.
2.4 Tinjauan Tentang New Media/Media Baru
Menurut Angkowo, R dan A Kosasih (2007: 12) Media adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Yang dimaksud dengan baru adalah sesuatu yang dapat
menciptakan suatu inovasi ataupun perubahan yang dapat melahirkan sesuatu
yang sangat diinginkan seseorang. New media atau media baru adalah sebuah
termologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital
yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Termasuk dalam
new media atau media baru adalah internet, selain internet tidak termasuk ke
14
dalam new media seperti media cetak, televisi, majalah, koran dan lain-lain.
New media juga bisa diartikan sebagai produk teknologi komunikasi di media
masa yang akan datang bersama-sama dengan komputer digital (Nuryani,
Evi: 2014: 88).
Media baru dideskripsikan sebagai media yang dapat menayangkan konten
atau informasi secara interaktif, audien dimampukan untuk menanggapi setiap
informasi dengan mudah, pembaca bisa bertindak secara aktif untuk
menyampaikan informasi, dan pembaca dapat berkomunikasi dan bekerja
sama dengan pembaca atau anggota lainnya. Istilah “media baru” ini sering
dimunculkan untuk aplikasi Web 2.0. Aplikasi Web 2.0 juga identik dengan
konten digital yang dapat didistribusikan secara masif dan interaktif melalui
internet. Konten internet berupa gabungan berbagai jenis media, teks, gambar,
suara, dan video, ditambah dengan kemampuan interaktifnya mengalahkan
kemampuan segenap media yang pernah ada (Prasetiadi, Ananto E: 2011:
25).
Kelebihannya ditambah dengan keberadaan arsip yang bisa diakses setiap
saat. Pengakses internet dapat melihat berita atau artikel yang ditayangkan
bertahun-tahun sebelumnya. Kekuatan utama yang merupakan revolusi dalam
media baru adalah interaktifitas. Pembaca dengan cepat bisa memberikan
komentar atau umpan balik. Pembaca tidak lagi pasif (Gafar, Abdoel: 2008:
6).
15
2.5 Tinjauan Tentang Internet
Internet yang kita kenal saat ini pertama kali dikembangkan tahun 1969 oleh
departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama ARPAnet (US Defense
Advanced Research Projects Agency). Internet di Indonesia dimulai pada
awal 1990-an. Pada awal perkembanganya, kehadiran jaringan internet
diprakarsai oleh kelompok akademis/mahasiswa dan ilmuwan yang memiliki
hobi dalam kegiatan−kegiatan seputar teknologi komputer dan radio. Para
akademis dan ilmuwan tersebut memulai berbagai percobaan di universitas
dan lembaga pemerintah dengan melakukan penelitian yang berhubungan
dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komputer beserta jaringannya.
Internet saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan
internet orang-orang dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain
(Onggo,2004 : 1). Salah satu produk dari internet yang menjadikan
masyarakat saling terhubung dan mendapat informasi adalah media sosial.
Media sosial mampu menghilangkan jarak dan waktu yang ada. Informasi
yang disuguhkan dapat diterima langsung oleh pengguna. Instagram
merupakan salah satu jejaring sosial yang mendunia.
2.6 Tinjauan Tentang Media Sosial
Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas
ideologi dan teknologi web 2.O dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user generated content (Andreas M. Kaplan dan Michael
Haenlein, 2010 : 65).
16
Media sosial adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan
serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada
media sosial kita dapat melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi
dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual.
Contohnya seperti Instagram, Facebook, Blog, Fosquare, dan lainya
(Puntoadi, 2011 : 35).
Media sosial memiliki kelebihan untuk bookmarking, content, sharing, dan
creating opinion. Untuk jenis media sosial seperti Instagram dapat
menciptakan serta menggerakan komunitas, mengendalikan traffic di blog,
website. Bisa digunakan untuk menguji reaksi pasar (Puntoadi, 2011 : 36).
Dalam pandangan McQuail, Denis (2011), kelebihan media sosial dibanding
media konvensional adalah sebagai berikut :
a. Interactivity, kemampuan sifat interaktif yang hampir sama dengan
kemampuan interaktif komunikasi antarpersonal.
b. Social presence (sociability) yaitu berperan besar membangun sense of
personal contact dengan partisipan komunikasi lain.
c. Media Richness, yaitu menjadi jembatan bila terjadi perbedaan kerangka
refrensi, mengurangi ambiguitas, memberikan isyarat – isyarat, serta lebih
peka dan lebih personal.
d. Autonomy, yaitu memberikan kebebasan tinggi bagi pengguna untuk
mengendalikan isi dan penggunanya. Melalui new media, pengguna dapat
bersikap independen terhadap sumber komunikasi.
e. Playfulness, yaitu sebagai hiburan dan kenikmatan.
17
f. Privacy, yaitu fasilitas yang bisa membuat peserta komunikasi
menggunakan media dan isi sesuai dengan kebutuhan.
g. Personalization, menekankan bahwa isi pesan dalam komunikasi
dan penggunanya.
Menurut Hadi Purnama (2011) media sosial mempunyai beberapa
karakteristik khusus, diantaranya :
a. Jangkauan (reach) : Daya jangkauan media sosial dari skala kecil
hingga khalayak global.
b. Aksesbilitas (accessibility) : Media sosial lebih mudah diakses oleh
publik dengan biaya terjangkau.
c. Penggunaan (usability) : Media sosial relatif mudah digunakan
karena tidak memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus.
d. Aktualitas (immediacy) : Media sosial dapat memancing respon
khalayak lebih cepat.
e. Tetap (permanence) : Media sosial dapat menggantikan komentar
secara instan atau mudah melakukan proses pengeditan.
2.7 Tinjauan tentang Instagram
2.7.1 Definisi Instagram
Di zaman sekarang ini, teknologi semakin canggih. Hal ini terlihat juga
dengan semakin banyaknya aplikasi baru yang bermunculan, dan salah
satunya yang menarik perhatian adalah Instagram. Instagram berasal
kombinasi kata “Insta” dan “Gram”, maka terbentuklah sebutan Instagram
yang memiliki fungsi untuk mengupload setiap foto yang dihasilkan.
18
Kemudian langsung dapat diolah dan dibagikan kepada masyarakat umum
secara online melalui internet sebagai penyedia informasi yang paling cepat
saat ini.. Meskipun pada awalnya aplikasi ini hanya bisa dinikmati oleh
pengguna iOS, namun androidlah yang akhirnya membuat Instagram tenar
hingga saat ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa Instagram merupakan
aplikasi pada smartphone yang digunakan untuk membagikan foto dan
video (Rahmawati, Dewi: 2016)
2.7.2 Pengguna Instagram (Followers)
Followers adalah sistem sosial di dalam instagram yang membuat akun
pengguna menjadi pengikut (follow) suatu akun instagram lainnya. Dengan
adanya sistem follow ini dapat terjadi koumikasi antara sesame pengguna
akun instagram. Setiap orang yang menggunakan suatu media pasti
mengharapkan untuk mendapat kepuasan dari media tersebut. Setelah
menggunakan media massa tersebut akan timbul hubungan antara individu
yang mengkonsumsi sisi media tersebut dengan media massa. Bila timbul
rasa puas, maka dapat dikatakan antar keduanya terjalin hubungan positif.
Namun sebaliknya, akan timbul hubungan yang negatif bila individu
tersebut merasa tidak puas karena mereka mendapatkan kepuasan akan
kebutuhan dan keinginannya.
Menurut penelitian dari Chris Heuer pendiri Social Media Club dan inovator
media baru, berpendapat dalam buku Engage: The Complete Guide for
Brands and Businesses to Build Cultivate and Measure Success on The Web
19
(Solis, 2010:37) bahwa terdapat 4 C dalam penggunaan sosial media,
diantaranya Instagram memiliki :
1. Context
“How we frame our stories.” adalah bagaimana membentuk sebuah
pesan atau cerita (informasi) seperti bentuk dari sebuah pesan itu
sendiri, penggunaan bahasa maupun isi dari pesan tersebut.
2. Communication
“The practice of sharing our story as wellas listening, responding,
and growing.” Adalah cara berbagi cerita atau informasi yang meliputi
cara mendengarkan, merespon, dengan berbagai cara seperti
menambahkan gambar ataupun pengemasan pesan yang membuat
pengguna merasa nyaman dan pesan tersampaikan dengan baik.
3. Collaboration
“Working together to make things better and more efficient and
effective.” Adalah kerja sama antara sebuah akun atau perusahaan
dengan penggunanya di media sosial untuk membuat hal baik yang
lebih efektif dan efisien.
4. Connection
“The relationships we forge and maintain.” Yaitu pemeliharaan
hubungan yang sudah terbina. Bisa dengan melakukan sesuatu yang
bersifat berkelanjutan sehingga pengguna merasa lebih dekat dengan
sebuah akun maupun perusahaan pengguna media sosial.
20
Teori dari Chris Heuer menjelaskan bahwa komponen 4C merupakan
komponen yang harus ada dalam setiap media sosial. Hal ini bertujuan
untuk membuat media sosial tersebut mudah untuk digunakan serta bisa
memenuhi tujuan dari individu yang menggunakannya.
2.8 Tinjauan Kualitas Informasi
2.8.1 Definisi Kualitas
Menurut Goetsch dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2012:152),
kualitas dapat diartikan sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan”. Berdasarkan definisi ini, kualitas adalah hubungan
antara produk dan pelayanan atau jasa yang diberikan kepada konsumen
dapat memenuhi harapan dan kepuasan konsumen.
Sunyoto (2012: 45) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu ukuran
untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna
seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa
dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau mempunyai nilai
guna seperti yang diinginkan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah
unsur yang saling berhubungan mengenai mutu yang dapat mempengaruhi
kinerja dalam memenuhi harapan pelanggan. Kualitas tidak hanya
menekankan pada hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi menyangkut
21
kualitas manusia, kualitas proses, dan kualitas lingkungan. Dalam
menghasilkan suatu produk dan jasa yang berkualitas melalui manusia dan
proses yang berkualitas.
2.8.2 Definisi Informasi
Menurut Kusnandar (2007) informasi merupakan hasil dari pengolahan data
menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk mengambil suatu keputusan. Sama halnya menurut Jogiyanto,
HM. (2009) mendefinisikan informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Romney dan Steinbart (2006) mengemukakan karakteristik informasi yang
telah dialihbahasakan oleh Deny Arnos K. dan Dewi Fitriasari, yaitu:
1. Relevan
Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki
kemampuan pengambilan keputusan untuk membuat prediksi,
mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.
2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan dan
secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
3. Lengkap
Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting
dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas
yang diukurnya.
22
2.8.3 Definisi Kualitas Informasi
Menurut Jogiyanto (2007:15) mengemukakan bahwa “Kualitas informasi
mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi”. Ong et al. (2009:399)
berpendapat bahwa kualitas informasi dapat diartikan pengukuran kualitas
konten dari sistem informasi. Negash et al. (2003:758) menjelaskan
Kualitas informasi adalah suatu fungsi yang menyangkut nilai dari
keluaran informasi yang dihasilkan oleh sistem. Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kualitas informasi adalah
suatu pengukuran yang berfokus pada keluaran yang diproduksi oleh
sistem, serta nilai dari keluaran bagi pengguna.
Jogiyanto (2005: 10) menjelaskan bahwa kualitas informasi terdiri tiga
hal, yaitu:
a. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias
atau menyesatkan. Informasi harus memiliki keakuratan tertentu agar
tidak diragukan kebenarannya.
b. Tepat pada waktunya, informasi yang datang pada penerima tidak boleh
datang terlambat, karena informasi yang datang tidak tepat waktu, tidak
bernilai lagi, sebab informasi digunakan dalam proses pembuatan
keputusan.
c. Relevan, informasi yang ada memiliki nilai kemanfaatan sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh pemakainya. Informasi memiliki tingkat
relativitas yang berbeda, tergantung pada tingkat pemakai.
23
Pengukuran kualitas informasi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teori dari Jogiyanto (2005:10). Indikator yang digunakan
antara lain akurasi output, ketepatan waktu output, dan relevansi output.
2.9 Landasan Teoritis
2.9.1 Teori Uses and Effects
Menurut Sendjaja (2005), Uses and effects theory pertama kali dipikirkan
oleh Sven Windahl pada tahun 1979. Adanya teori ini merupakan sintesis
dari teori sebelumnya, yaitu uses and gratifications theory dan teori
tradisional mengenai efek Konsep “use” merupakan bagian yang sangat
penting atau pokok dari suatu pemikiran. Pada teori sebelumnya mengenai
uses and gratifications theory, penggunaan media pada dasarnya ditentukan
oleh kebutuhan dasar individu . Namun, pemikiran terpenting dalam uses
and effects theory adalah penggunaan media massa dapat memiliki banyak
arti di mana isi media tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu.
Untuk memenuhi Fungsi tertentu dan terkait harapan –harapan tertentu
untuk dapat dipenuhi, dan kebutuhan hanya salah satu dari faktor yang
menyebabkan terjadinya penggunaan media. Dalam teori uses and effects
karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat
akses kepada media Akan membawa individu kepada keputusan untuk
menggunakan atau tidak isi media massa.
Asumsi dasar dari teori ini lebih menekankan bagaimana penggunaan media
menghasilkan banyak efek terhadap suatu individu. Hasil dari sebuah proses
24
komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan
membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara
penggunaan dan hasil dari proses komunkasi massa, dengan
memperhitungkan pula isi media memiliki beberapa bentuk yang berbeda,
diantaranya :
1. Pada kebanyakan efek tradisional, karakteristik media menentukan
seberapa besar dari hasil. Penggunaan media hanya dianggap sebagai
faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek.
2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat dari penggunaan
daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat
mengembalikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya. Jika
penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil, maka ia disebut
konsekuensi.
3. Ada anggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media (melalui
perantaraan penggunanya) dan sebagian oleh penggunaan media itu
sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak
yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang disebut
”conseffects” (gabungan antara konsekuensi dan efek).
Dalam kaitannya dengan penelitian teori uses and effect adalah untuk
mengetahui apakah penggunaan sosial media Instagram yang dilakukan
oleh akun @halo_polda_lampung akan mewujudkan Kualitas Informasi
dalam tubuh Polda Lampung.
25
2.10 Kerangka Pikir
Menurut Uma Sekaran (2009) dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan
bahwa “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah
sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya,
sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap
pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang
akan dilakukan. Kerangka pikir penelitian ini memiliki pola sebagai berikut:
Gambar 2 Kerangka Pikir Penelitian
Penggunaan instagram adalah untuk mencari informasi. Akun instagram
@halo_polda_lampung memberikan informasi dan juga berinteraksi dengan
para followers. Melalui akun @halo_polda_lampung, Polda Lampung
berupaya memberikan informasi yang berkualitas dalam tubuh Polda
Lampung.
Penelitian yang dilakukan oleh Chris Heuer mengenai penggunaan sosial
media yaitu, Context, Communication, Collaboration dan Connection
KEBUTUHANINFORMASIPUBLIK
Pengguna Instagram(followers) (X)
1. Context2. Communication3. Collaboration4. Connection
Kualitas Informasi (Y)1. Akurat2. Tepat pada waktunya3. Relevan
26
memberikan gambaran bahwa apa yang dilakukan oleh akun
@halo_polda_lampung sudah membantu mengarahkan dalam memberikan
Informasi kepada para pengguna (followers).
Penggunaan sosial media yaitu instagram oleh @halo_polda_lampung
berdasarkan 4C yang digagas oleh Chris Heuer apabila dikaitkan dengan
Kualitas informasi dapat memberikan jawaban, apakah media sosial, dalam
hal ini instagram dapat memberikan informasi yang berkualitas dalam
instansi Polda Lampung. Teori yang mendasari penelitian ini adalah uses
and effects theory. Pemilihan instagram oleh Polda Lampung sebagai sarana
Polda Lampung dalam berinteraksi dengan masyarakat mendorong
terjadinya suatu interaksi dan koneksi yang tentu secara tidak langsung akan
menciptakan pengaruh kepada followers terhadap Polda Lampung. Interaksi
dan informasi yang diberikan oleh akun @halo_polda_lampung tentunya
akan memberikan pengaruh kepada followers Polda Lampug. Peneliti
menjadikan followers @halo_polda_lampung sebagai responden dalam
upaya mengetahui apakah informasi yang diberikan memiliki manfaat dan
berkualitas.
2.11 Hipotesis
Menurut Hadi (1999:42), hipotesis berasal dari Bahasa Latin yang terdiri
dari dua suku kata yaitu Hippo dan Tesis. Hippo berarti dugaan dan tesis
adalah dalil. Jadi hipotesis adalah dugaan dengan bersifat sementara, yang
mungkin benar atau mungkin salah dan belum dibuktikan kebenarannya
secara empiris. Berdasarkan definisi di atas, hipotesis dalam penelitian
adalah:
27
HO: Ada Persepsi Negative Followers @halo_polda_lampung terhadap
Kualitas Informasi di Polda Lampung.
H1: Ada Persepsi Positif Followers @halo_polda_lampung terhadap
Kualitas Informasi di Polda Lampung.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey
adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok
(Singarimbun, Masri dan Sofyan, 1995:3). Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksplanasi (causes-effect). Yaitu penelitian yang menyoroti
pengaruh antar variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah
diumuskan sebeleumnya. Format eksplanasi dimaksud dengan menjelaskan
suatu generalisasi sampel terhadap populasi atau menjelaskan hubungan,
perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain (Bungin, Burhan
2005:38).
3.2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel terikat
29
(dependent) (Sugiyono, 2013 : 61). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Persepsi Followers (variable X).
2. Variabel terikat (dependent variable)
Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013 : 61). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas informasi (variable Y).
3.3. Definisi Konseptual
Definisi konseptual menurut Azwar (2007 : 72) yaitu suatu definisi yang
masih berupa konsep dan maknanya masih sangat abstrak walaupun secara
intuitif masih bisa dipahami maksudnya. Sedangkan, Singarimbun dan Efendi
(2008: 43) berpendapat, definisi konseptual adalah pemaknaan dari konsep
yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoprasikan konsep
tersebut di lapangan. Dari pengertian tersebut, maka definisi konseptual dari
penelitian ini adalah :
1. Persepsi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), persepsi adalah suatu proses di
mana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan rangsangan
yang diterima menjadi suatu gambaran keadaan dunianya yang penuh arti
dan saling terkait.
2. Pengguna Instagram (Folowers)
Konsep 4C yang dikemukakan oleh Chris Heuer (2010) mengenai
penggunaan media sosial, penulis terapkan dalam pengguna media sosial
Instagram, sebagai berikut :
30
a) Context
Pembentukan atau pengemasan pesan yang ingin disampaikan kepada
followers, pemilihan bahasa yang digunakan.dan isi pesan yang
disampaikan.
b) Communication
Akun media sosial menyimak apa yang disampaikan oleh followers
kemudian memberikan respon yang dikemas dalam bentuk yang
menarik sehingga followers merasa nyaman dan pesan dapat dipahami
oleh followers.
c) Collaboration
Terdapat hubungan antara sesama akun lain yang menghasilkan suatu
informasi yang lebih baik, sehingga hubungan tersebut menjadikan
penyampaian informasi lebih efektif dan efisien.
d) Connection
Akun media sosial melakukan pemeliharaan hubungan dengan
followers dengan cara berinovasi dalam penyampaian pesan.
3. Kualitas Informasi
Ong et al. (2009:399) berpendapat bahwa kualitas informasi dapat
diartikan pengukuran kualitas konten dari sistem informasi. Jogiyanto
(2005:10) menjelaskan bahwa kualitas informasi terdiri tiga hal, yaitu:
(a) Akurat; (b) Tepat pada waktunya; dan (c) Relevan.
31
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional dapat
dijadikan semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur
sebuah variable (Singarimbun dan Effendi, 1989 : 46). Berikut adalah definisi
operasional:
A. Indikator pengguna Instagram (Followers) @halo_polda_lampung :
1. Durasi menggunakan Instagram
2. Frekuensi menggunakan Instagram
3. Isi Informasi
B. Indikator Kualitas Informasi Polda Lampung
1. Akurasi output, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak bias atau menyesatkan.
2. Ketepatan waktu output, informasi yang datang pada penerima tidak
boleh datang terlambat, karena informasi yang datang tidak tepat waktu,
tidak bernilai lagi, sebab informasi digunakan dalam proses pembuatan
keputusan.
3. Relevansi output, informasi yang ada memiliki nilai kemanfaatan sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh pemakainya.
32
Tabel 3 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator
Variabel XPenggunaInstagram(followers) Context
Memahami isi yang disajikan akunInstagram @halo_polda_lampung
Isi informasi yang disampaikan akunInstagram @halo_polda_lampung
CommunicationLamanya mengakses akun Instagram@halo_polda_lampung
CollaborationMendapatkan informasi tentang PoldaLampung selain dari akun resmi@halo_polda_lampung
ConnectionDapat memberi komentar dalam setiapposting-an @halo_polda_lampung
Variabel YKualitasInformasi
AkurasiInformasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias ataumenyesatkan
Ketepatan waktu
Informasi yang datang pada penerimatidak boleh datang terlambat, karenainformasi yang datang tidak tepatwaktu, tidak bernilai lagi, sebabinformasi digunakan dalam prosespembuatan keputusan
RelevansiInformasi yang ada memiliki nilaikemanfaatan sesuai dengan yangdibutuhkan oleh pemakainya
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi atau Universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analis yang ciri –
cirinya akan diduga (Singarimbun dan Effendi, 1989 : 152). Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011 : 80).
33
Populasi dalam penelitian ini adalah pengikut (followers) akun Instagram
@halo_polda_lampung. Followers dalam Instagram selalu berubah setiap
saat, oleh karenanya untuk mempermudah penelitian ini, peneliti
menetapkan jumlah followers Instagram akun @halo_polda_lampung per-
tanggal 24 februari 2018 pada pukul 06.00 WIB yaitu sebanyak 18.500
followers.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul – betul representative (Sugiyono, 2011 : 81).
Peneliti menggunakan metode Probality Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiono 2013:118). Adapun
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random
sampling. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel
dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiono 2013:118). Sampel dalam penelitian ini adalah
followers akun @halo_polda_lampung.
34
Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin yang dikutip oleh Ridwan
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi (10%)
1 = Bilangan konstan
Berdasarkan rumus di atas dan dihubungkan dengan penelitian ini maka dapat
diperhitungkan:
= 99,46237
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah samper yang didapat
sebesar 99,46237 yang dibulatkan menjadi 99.
3.6 Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data primer. Data
primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.
Data primer biasanya diperoleh dari observasi, wawancara, Focus Group
Discussion (FGD), dan penyebaran (Siyoto dan Sodik, 2015: 58).
35
3.7 Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kuesioner dengan
menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda dengan maksud untuk
mempermudah saat melakukan analisis juga untuk menghindari bias
jawaban. Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan
angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
a. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
b. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-
istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
Inggris, dsb.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau tertutup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika
pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih
jawaban yang disediakan.
36
2. Dokumentasi
Menurut Abdurrahmat Fathoni, (2011:112) mengemukakan bahwa studi
dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-
catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh
seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui
catatan pribadinya. Dilakukan untuk memperoleh data sekunder dari
berbagai referensi berupa buku, literatur, arsip, agenda, dokumen dan
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.8 Teknik Pengolahan Data
Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka tahap selanjutnya
adalah mengadakan pengolahan data dengan teknik-teknik sebagai berikut
(Sugiyono, 2007: 3);
1. Editing
Editing adalah proses pemeriksaan dan penyelesaian kembali data yang
telah diisi atau dijawab oleh responden (Sugiyono: 2007).
2. Koding
Koding merupakan tahap di mana jawaban responden diklasifikasikan
menurut jenis pertanyaan dengan jalan memberi tanda pada tiap-tiap data
termasuk dalam kategori yang sama (Sugiyono: 2007).
3. Tabulasi
Tabulasi adalah mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa secara
teratur dan sistematis untuk kemudian dihitung berapa banyak yang masuk
ke dalam suatu kategori yaitu membuat tabel tunggal (Sugiyono, 2007: 3).
37
3.9 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang benar, maka instrumen harus
memenuhi persyaratan tertentu. instrumen yang baik dalam penelitian harus
memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Maka, instrument harus
melalui tahap uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
3.9.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang shahih atau valid
berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2002:144).
Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi product moment:
rxy =
Keterangan:
rxy : Hasil perkalian x dan variabel y
x: Hasil skor angket variabel x
y: Hasil skor angket variabel y
x2: Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket variabel x
y2 : Hasil perkalian kuadrat dari angket variabel y
N: Jumlah sampel
3.9.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur untuk menunjukkan sejauhmana
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika alat ukur digunakan
38
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukurannya
relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel.
Setelah hasil perhitungan per-item dengan menggunakan rumus korelasi
product moment diperoleh maka, angka kritik tabel korelasi nilai r. Jika
nilai hitung tabel korelasi nilai r, maka pertanyaan valid. Untuk mencari
reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka
koreasi yang diperoleh dengan memasukannya dalam rumus alpha
Cronbach sebagai berikut (Arikunto, 2002:171).
Keterangan:
α = Nilai reliabilitas
k = Jumlah item pertanyaan
∑ob2 = Nilai varians masing masing item pertanyaan
∑o12 = Varians total
3.10 Teknik Penentuan Skor Jawaban
Setiap pertanyaan dalam kuesioner akan diberi lima alternatif jawaban, yaitu
A, B, C, D, dan E. penentuan skor untuk masing-masing alternatif jawaban
adalah:
1. Alternatif jawaban (a), diberi skor 5, yang menunjukkan kategori
sangat tinggi
2. Alternatif jawaban (b), diberi skor 4, yang menunjukkan kategori tinggi
3. Alternatif jawaban (c), diberi skor 3, yang menunjukkan kategori sedang
39
4. Alternatif jawaban (d), diberi skor 2, yang menunjukkan kategori rendah
5. Alternatif jawaban (e), diberi skor 1, yang menunjukkan kategori
sangat rendah.
3.11 Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah
penelitian untuk member arti dan makna yang berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. Teknik analisa data yang digubakan dalam penelitian ini
adalah dengan tabel tunggal, yang kemudian dihitung persentasenya dengan
rumus (Arikunto, Suharsimi: 2002).
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi pada kategori variasi
N : Jumlah frekuensi seluruh kategori variasi (Soekanto, 1986:288)
Kemudian data dianalisis dengan menggunakan rumus regresi linier,
gunanya untuk mengetahui besarnnya pengaruh antara variabel x
dengan variabel y. Adapun rumus regresi linier sebagai berikut:
Keterangan:
y : Nilai variabel bebas yang diramalkan a: konstanta
b : koefisien regresi dari x
y = a + bx
40
x : nilai variabel terikat yang diramalkan
sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
y : Jumlah skor dari variabel terikat
x : Jumlah skor akhir dari variabel bebas
n : Jumlah sampel
Selanjutnya untuk mengetahui apa regresi linier tersebut digunakan atau
tidak maka dipakai rumus :
Thit =Keterangan : Sb : Standard error b
b : Koefisien regresi
Dalam pengujian signifikansi regresi linier, kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Bila thitung < ttabel dengan syarat signifikasi 5%, maka koefisien
regresinya yang berarti H1 diterima dan HO ditolak
2. Bila thitung < ttabel dengan syarat signifikasi 5% maka koefisien regresinya
yang berarti H1 di tolak dan H0 diterima
Sedangkan untuk memberikan interpretasi nilai pengaruh yang telah didapat
maka nilai pengaruh dikonsultasikan dengan lima nilai keajegan berikut :
41
0,800 – 1,00 pengaruh sempurna (sangat tinggi)
0,600 – 0,799 pengaruh kuat (tinggi)
0,400 – 0,599 pengaruh sedang
0,200 – 0,399 pengaruh lemah
0,000 – 0,199 pengaruh sangat lemah
3.12 Pengujian Hipotesa
Tahap pertama untuk menguji hipotesa adalah mengetahui nilai T hitung
(Thit) atau student test , adapun rumus statistic T adalah sebagai berikut:
Keterangan
T : Nilai uji T
r : Nilai korelasi
n : Besarnya sampel
Tahap kedua dalam pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Thit dengan tabel (Ttab) pada taraf signifikan 5%.
Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan adalah :
1. Jika Thit > Ttab pada taraf signifikan 5% maka koefisien
regresinya signifikan, yang berarti hipotesis diterima.
2. Jika Thit < Ttab pada taraf signifikan 5% maka koefisien
regresinya tidak signifikan, yang berarti hipotesis ditolak.
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Lokasi dan Waktu penelitian
Lokasi penelitian adalah suatu tempat di mana penelitian tersebut akan
dilakukan. Penelitian ini dilakukan di akun resmi Polda Lampung yang sudah
terverifikasi dari instagram yaitu @halo_polda_lampung. Waktu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dari tanggal 10 Oktober 2018 sampai
tanggal 18 Oktober 2018.
4.2 Akun @halo_polda_lampung
Akun yang dikelola langsung oleh Humas Polda Lampung ini sudah
bergabung di Instagram sejak 2016. Followers Akun ini sudah mencapai
18.500, jumlah tweet akun ini berjumlah 2.280. Akun @halo_polda_lampung
memberikan informasi, baik mengenai kegiatan yang dilakukan oleh
kepolisian di lampung atau mengenai pendaftaran calon perwira polisi.
Akun ini dipegang oleh admin yang bernama Tofu atau sering dipanggil mba
Tofu. Awal nya akun ini dibuat dengan adanya arahan dari kapolda untuk
memberikan informasi kepada masyarakat dalam bentuk media digital.
Informasi yang disampaikan akun ini berupa tentang kegiatan yang ada di
43
Polda Lampung, dan kegiatan kunjungan KaPolda Lampung berserta jajaran
nya.
Akun @halo_polda_lampung memberikan informasi berupa foto ataupun
video dalam setiap posting-an nya, serta dilampiri oleh caption dalam setiap
posting-an nya untuk memberikan informasi yang jelas di dalam posting-an
tersebut.
Akun ini juga mempunyai sesi tanya jawab dengan para Followers
@halo_polda_lampung. Sesi tanya jawab tidak dilakukan setiap hari, namun
dilakukan dengan menjawab pertanyaan dari para followers yang terdapat di
kolom komentar disetiap posting-an. Pertanyaan yang dilontarkan tidak
sebatas hanya seputar kepolisian, namun terkadang pertanyaan – pertanyaan
yang tidak perlu juga ditanyakan oleh para followers. Admin di akun
@halo_polda_lampung membalas pertanyaan yang ditanyakan oleh followers
dengan candaan yang sopan.
4.3 Proses Penelitian
Peneliti melakukan penelitiannya dimulai dari menghubungi admin akun
@halo_polda_lampung untuk meminta persetujuan dan bantuan untuk
melakukan penelitian. Setelah mendapat persetujuan, peneliti mengirimkan
kuesioner yang berbentuk google form kepada admin akun
@halo_polda_lampung melalui media sosial yaitu whatapps. Lalu admin
Polda Lampung ikut serta membatu menyebarkan link kuesioner dengan cara
mem posting-nya di situs web profile @halo_polda_lampung. Selain itu juga
44
peneliti melakukan direct massanger kepada followers @halo_polda_lampung
secara acak guna mencapai tujuan dari penelitian.
Setelah mendapatkan jawaban dari kuesioner sebanyak 100 responden selama
delapan hari dari mulai tanggal 10 sampai 18 Oktober 2018, peneliti
melakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS version 2.0. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa terdapat persepsi
positif dari followers kepada akun @halo_polda_lampung.
Selain peneliti menguji apakah informasi yang diberikan akun
@halo_polda_lampung kepada followers berkualitas atau tidak, selama
penelitian peneliti mendapatkan informasi bahwa akun @halo_polda_lampung
memiliki posting-an sebanyak 2861 post, total like sebanyak 398.015 likes,
total comment sebanyak 7475 comments. Terdapat like terbanyak sebesar 1492
likes pada posting-an @halo_polda_lampung (gambar 3) yakni video
mengenai antusias masyarakat Kota Bandar Lampung menyambut pawai obor
Asian Games 2018 di Flyover Mall Boemi Kedaton pada Rabu 8 Agustus
2018.
45
Gambar 3 Jumlah Like terbanyakSumber: Halo_polda_lampung
Selain itu terdapat jumlah comment terbanyak sebesar 385 comments pada
posting-an akun @halo_polda_lampung pada saat meng-upload poto (gambar
4) papan bunga tanda dukungan kepada Polri untuk menindak tegas kelompok
intoleran dan berniat mengganti Pancasila yang mulai berdatangan ke
MaPolda Lampung. Papan bunga tersebut berisi keinginan berbagai unsur
warga Provinsi Lampung agar Polri dan jajaran Polda Lampung menindak
tegas ormas pemecah belah NKRI, pada 4 Mei 2017.
46
Gambar 4 Jumlah Komentar terbanyakSumber: Halo_polda_lampung
87
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi followers Instagram
@halo_polda_lampung terhadap kualitas informasi. Berdasarkan hasil
penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat persepsi negative followers @halo_polda_lampung
terhadap kualitas informasi di Polda Lampung. Dengan demikian hipotesis
pertama ditolak (HO ditolak).
2. Terdapat persepsi positif followers @halo_polda_lampung terhadap
kualitas informasi di Polda Lampung. Dengan demikian hipotesis kedua
diterima (H1 diterima).
6.7 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran, antara lain:
1. Polda Lampung dapat dijadikan contoh bagi mitra kepolisian lainnya
dalam upaya menciptakan citra positif kepolisian melalui setiap posting-an
akun @halo_polda_lampung. Polda Lampung secara tidak langsung
memberikan citra positif di lingkungan kepolisian. Akun
88
@halo_polda_lampung mengubah stigma dimasyarakat, bahwa polisi bisa
memberikan lawakan tanpa menghilangkan kewibawaan sebagai anggota
kepolisian.
2. Pengemasan pesan yang akan disampaikan oleh akun
@halo_polda_lampung perlu ditingkatkan agar lebih menarik, sehingga
followers tidak hanya melakukan tag, comment, dan like namun juga
melakukan repost yang akan menyebabkan pesan yang disampaikan dapat
dilihat oleh masyarakat yang belum mengikuti akun
@halo_polda_lampung.
3. Penelitian mendatang hendaknya menggunakan variabel independen lain,
sehingga dapat mengetahui persepsi-persepsi yang bukan dari followers
terhadap akun @halo_polda_ dan dapat mencerminkan kenyataan yang
sesungguhnya.
4. Pada penelitian ini telah terbukti bahwa terdapat sebesar 31,7% tidak
dipengaruh dari penggunaan media sosial Instagram
@halo_polda_lampung, tetapi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini sehingga untuk penelitian selanjutnya
disarankan agar faktor-faktor lain seperti media sosial lainnya dimasukkan
ke dalam penelitian dan untuk memperoleh penelitian yang lebih baik.
5. Peneliti menyarankan kepada Polda Lampung untuk selalu menjaga
kualitas informasi yang terdiri dari akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi.
Sehingga informasi yang disampaikan @halo_polda_lampung tetap terjaga
kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdurrahmat Fathoni. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik PenyusunanSkripsi. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin. 2007. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Pustaka Belajar.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia.
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Effendy, Uchjana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Fisher, B. Aubrey. 1986. Teori-teori komunikasi. Bandung: CV. Remadja Karya.
Flew, Terry. 2005. New Media. South Melbourne: Oxford University Press.
Hadi, Sutrisno. 1999. Metodologi Research II. Jokjakarta:Andi Offset.1991.
Jogiyanto, HM. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi.Yogyakarta: Andi.
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. McQuail, Edisi 6 Buku 1.Jakarta: Salemba Humanika.
Onggo, Bob Julius. 2004. Cyber Public Relations. Jakarta: PT. MediaElexKomputindo (Gramedia Group).
Puntoadi, Danis. 2011. Meningkatkan Penjualan Melalui Social Media. Jakarta:PT Elex Komputindo.
Richard, West dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: AnalisisDan Aplikasi. Buku 1 edis ke-3. Terjemahan Maria Natalia DamayantiMaer. Jakarta: Salemba Humanika.
Romney, Marshall B. dan Steinbart, Paul John. 2005. Sistem Informasi Akuntansi.Buku 1, terj. Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: SalembaEmpat.
Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. 2007. Consumer behavior (9thed). New Jersey :Prentice Hall.
Sekaran, Uma. 2009. Research Methods For Business: Metodologi PenelitianUntuk Bisnis. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sendjaja, S. Djuarsa. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta : Pusat PenerbitanUniversitas Terbuka.
Siyoto, Sandu dan Sodik, Ali. 2015. Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta:Literasi Media Publishing.
Solis, Brian. 2010. Engage: The Complete for Brands and Business to Build,Cultivate and Measure Success in The New Web. New Jersey: John Wiley &Sons inc.
Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Jurnal dan Tesis:
Sari, Ivanie. D. Suhirman. 2015. Pemanfaatan Media Sosial Twitter DalamPerwujudan Open Government Di Kota Bandung (Studi Kasus: Dinas BinaMarga Dan Pengairan Kota Bandung). Jurnal Perencanan Wilayah DanKota A SAPPK V5 N1 | 91.
Skripsi:
Pakuningjati, Anindita Lintang. 2015. Pengelolaan Media Sosial dalamMewujudkan Good Governance (Studi Kasus Pengelolaan Media SosialLAPOR! sebagai Sarana Aspirasi dan Pengaduan Rakyat secara OnlineOleh Deputi I Kantor Staf Presiden). Skripsi Jurusan Ilmu KomunikasiUniversitas Gadjah Mada.
Internet:
Akun instagram @halo_polda_lampung, @bhayangkari_pc_brimob_lampungdan @ ditreskrimsus_lampung. diakses 24 Februari 2018. Pukul 14.00 WIB.
Buletin APJII, Edisi-05 2016. https://apjii.or.id/ diakses 25 april 2018. Pukul15.25 WIB.
http://lampung.polri.go.id/, diakses 26 april 2018. Pukul 13.45 WIB.
https://ppid.kominfo.go.id. Diakses pada 23 Juli 2018. Pukul 13.50 WIB
Rofik, Ahmad. 2014. http://pattiro.org/2014/12/seri-pembelajaran-pattiro-keterbukaan-informasi-publik-di-indonesia/. Diakses pada 23 Mei 2018.Pukul 20.15 WIB.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang KeterbukaanInformasi Publik BAB II Bagian Kesatu Asas Pasal 2.https://www.kemlu.go.id. Diakses pada 25 Mei 2018. Pukul 21.30 WIB.