i
PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
III SD NEGERI KRAMAT 5 MAGELANG PADA PELAJARAN
PKN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE STAD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Luxy Adidaya
NIM : 111134235
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto Hidup
“Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan
pada peristiwa-peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar
diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesamaku”
( Abraham Lincoln )
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Bapak Suroto dan Ibu Siti Asiyah yang selalu menjadi semangat hidup saya.
Terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini. Kakak saya Windi Susanti dan
kedua ponakan saya Nadia dan Valentina terima kasih atas doa dan perhatian yang
diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Adidaya, Luxy. 2017. Perbedaan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD
Negeri Kramat 5 Magelang Pada Pelajaran Pkn Menggunakan Model Cooperative
Learning Tipe STAD. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui perbedaan hasil belajar PKn
antara siswa yang mengikuti model cooperative learning tipe STAD dengan model
pembelajaran konvensional di SD Negeri Kramat 5 Magelang. 2) mengetahui
perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mengikuti model cooperative learning
tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional di SD Negeri Kramat 5
Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitiannya quasi
eksperimental design tipe non equivalent control group design. Subyek dalam
penelitian ini adalah 20 siswa kelas III A dan 20 siswa kelas III B. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, observasi dan tes. Analisis data
dalam penelitian ini ditetapakan secara deskriptiif kuantitatif.
Hasil kesimpulan dari penelitian menunjukan bahwa 1) Terdapat perbedaan
yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD
dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran
menggunakan model tipe STAD mempunyai langkah sebagai berikut : presentasi
guru dan memberi motivasi siswa, pembagian kelompok heterogen, pretest, kuis dan
posttest. Analisis data menunjukan harga sig kelompok kontrol 0,002 dan sig
kelompok eksperimen 0,032 lebih kecil dari 0,05, Artinya terjadi skor signifikan dari
pretes ke posttest. 2) Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar pada siswa
menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Analisis yang dilakukan antara motivasi belajar pada
kelompok control dan eksperimen didapatkan sig kelompok kontrol adalah 0.950
lebih besar dari 0.05, Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara motivasi
belajar pada kelompok control dan eksperimen. Hasil tersebut dengan kata lain tidak
terjadi pengaruh antara kelompok control dengan kelompok eksperimen yang
diberikan pembelajaran STAD.
Keyword : Cooperative Learning Tipe STAD ,Hasil Belajar, Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Adidaya, Luxy, 2017. Motivation Difference and Learning Outcomes of Students
Grade III at Public Elementary School Keramat 5 Magelang on Civics Subject by
ussing Cooperative learning type STAD Model. Essay. Yogyakarta: Sanata Dharma
University.
This research aims:1) To know about the difference of Civics learning
outcomes between students who are ussing the Cooperative learning type STAD
Model and students who are ussing conventional learning model at Public Elementary
School Keramat 5 Magelang.2) To know about the difference of studying motivation
between students who are ussing the Cooperative learning type STAD Model and
students who are ussing conventional learning model at Public Elementary School
Keramat 5 Magelang.
This research is quantitative research. The type of the research is quasi
experimental design type non equivalent control group design. Subjects in this
research are 20 students at class 3A and 20 students at class 3B. The data collection
technique that are paid in the research are quosioner, observation and test. The
analysing of data that is ussed in the research is acclaimed through quantitative
descriptive.
The conclussion of the research shows: 1) There is significant difference
between students who are ussing Cooperative learning type STAD and students who
are ussing conventional learning. The learning process that usses STAD type model
has these following steps: teacher's presentation which followed by motivating
students, grouping students heterogeneously, pretest, quiz and postest. Data analysis
shows the value of control significance 0,002 smaller than 0,05; meaning that there is
significance score from pretest to postest.2) There is no difference on studying
motivation between students who are ussing Cooperative learning type STAD and
students who are ussing conventional learning.The analysis which is done between
studying motivation on group control and experiment is obtained by a control group
significance about 0.950 bigger than 0.05; meaning that there is no significance
different between studying motivation on control group and experiment. That result
in other word to say is that no affect between control group and experiment group
which are given STAD learning.
Keyword : Cooperative Learning Tipe STAD , Motivation , Study result.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segala karunianya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Motivasi dan Hasil
Belajar Berdasarkan Model Cooperative Learning tipe STAD Pada Pelajaran
PKn Siswa Kelas III SD Kramat 5 Magelang” dengan lancer sesuai dengan waktu
yang diharapkan. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memproleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas
Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik,
tanpa bantuan dan doronganberbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.Pd., M.Pd selaku wakaprodi PGSD.
4. Drs. Paulus Wahana, m.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing penyelesaian skripsi
5. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi. M.A, selaku dosen pembimbing II yang
telah membimbing dalam penyelesaian skripsi.
6. Andhika S.Pd selaku guru kelas III SD Kramat 5 Magelang.
7. Para Guru SD Kramat 5 Magelang yang telah meluangkan waktu untuk
membantu penulisan skripsi.
8. Siswa-siswi kelas III SD Kramat 5 yang telah bekerja sama.
9. Para dosen Program sudi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman selama mendidik.
10. Keluarga besarku yang selalu ada untuk memberikan motivasi.
11. Teman satu angkatan PGSD Universitas Sanata Dharma 2011
12. Teman-teman Kos Juani yang selalu memberiakan motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
13. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan untuk kelancaran tugas akhir skripsi ini.
Penulis menyadari karya ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat lebih baik
dalam menyusun karya selanjutnya. Semoga karya penulis ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Yogyakarta,
Penulis
Luxy Adidaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ...... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO HIDUP .............................. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
D.Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
F. Definisi Oprasional ............................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
A.Kajian Teori ........................................................................................................ 7
1.Motivasi .......................................................................................................... 7
2.Motivasi belajar .............................................................................................. 8
3.Hasil belajar .................................................................................................. 17
4.Cooperative Learning ................................................................................... 20
5.Cooperative Learning tipe STAD ................................................................ 23
6.PKn SD ......................................................................................................... 29
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................ 32
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 35
D. Hipotesis ......................................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 37
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 37
B. Waktu dan tempat penelitian ............................................................................ 39
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 39
D.Variabel Penelitian ........................................................................................... 40
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 46
F. Instrumen Penelitian......................................................................................... 41
G.Validitas dan Reabilitas.................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
H.Tenik Analisis Data…………………………………………………………..55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 57
A.Hasil Penelitian ................................................................................................ 57
1.Uji Asumsi .................................................................................................... 57
Uji Normalitas Data ........................................................................................ 57
Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen ...................................................................................................... 61
2. Uji Hipotesis ................................................................................................ 63
Uji Perbandingan Skor Pretest dan Posttest ................................................... 63
B. Pembahasan ...................................................................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 70
A.Kesimpulan ...................................................................................................... 70
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 71
C. Saran ................................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN .................................................72
LAMPIRAN 2 DATA KUESIONER, PRETEST DAN POST TEST........................85
LAMPIRAN 3 VALIDASI INSTRUMEN .............................................................86
LAMPIRAN 4 HASIL PENELITIAN .............................................................87
LAMPIRAN 5 FOTO .................................................................................................88
LAMPIRAN 6 SURAT IJIN PENELITIAN .............................................................90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala Motivasi ...................................................................................... 57
Tabel 2.2 Instrumen Yang Relevan ..................................................................... 60
Tabel 2.3 Skor Motivasi Belajar .......................................................................... 62
Tabel 2.4 Lembar Observasi ................................................................................ 63
Tabel 2.5 Uji Validitas Motivasi .......................................................................... 67
Tabel 2.6 Validasi Isi ........................................................................................... 70
Tabel 2.7 Validasi Observasi ............................................................................... 72
Tabel 2.8 Uji Normalitas ..................................................................................... 78
Tabel 2.9 Kenaikan Nilai Kelompok Kontrol dan eksperimen ............................ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan penelitian Yang Relevan ...................................................... 47
Gambar 1.2 Hubungan Variabel ......................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal sangat penting dalam kehidupan manusia
karena pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia
seutuhnya, sebagaimana yang di amanatkan dalam Undang-undang Nomer 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sesuai dengan Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), Pendidikan merupakan pengetahuaan yang harus
ditanamkan sejak dini. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah
satu mata pelajaran yang sangat perlu ditanamkan sejak dini untuk
membangun karakter bangsa dan negara agar mampu menciptakan individu
bermartabat, bermoral yang baik untuk bekal menentukan arah kebijakan
bangsa dan negara (Ittihad,2007:1.37).
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran wajib bagi
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pelajaran tersebut diberikan pada
pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan Kewarganegaraan penting
dalam kehidupan sehari-hari karena didalamnya mengajarkan siswa untuk
bersikap dikehidupan sehari hari. Pendidikan Kewarganegaraan tidak lepas
dari indikator afektif, kognitif, dan psiomotorik. Ketiga aspek tersebut
sangatlah fundamental bagi perkembangan siswa. Pendidikan sekolah dasar,
aspek indikator kognitif sangat diperlukan sebagai alat ukur menentukan
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Indikator kognitif sangat erat
hubungannya dengan hasil belajar karena hasil usaha atau sering disebut hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
belajar dinyatakan oleh angka yang didasari hasil pengetahuan yang
melibatkan aspek kognitif.
Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa hasil siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya
memperbaiki proses belajar mengajar melibatkan aspek afektif, kognitif dan
psikomotorik. Hasil belajar merupakan komponen penting bagi siswa karena
dapat mengukur kriteria ketuntasan mengajar sehingga, siswa dapat
melanjutkan dalam tahapan standar kompetensi selanjutnya. Hasil belajar
yang dinyatakan dengan angka akan berdampak memotivasi siswa agar dapat
mencapai ketuntasan belajar. Siswa dianggap mencapai keberhasilan belajar
jika hasil belajar yang dinyatakan dengan angka sesuai dengan standar ktiteria
ketuntasan minimal . Dampak dari hasil belajar mempunyai prosentase
keberhasilan tinggi jika kegiatan belajar mengajar tersebut aktif menimbulkan
motivasi sehingga ketika mengalami proses beajar siswa ingin tahu . Siswa
akan lebih termotivasi karena merasa terlibat dalam proses belajar mengajar.
Interaksi yang terjadi dalam kelas tidak hanya berpusat kepada guru
melainkan terjalinya interaksi siswa ke siswa dan guru ke siswa.
Hasil belajar yang baik tentunya dapat diperoleh dari lembaga
pendidikan. Salah satunya lembaga pendidikan formal seperti sekolah karena
didalamnya terdapat kurikulum, tujuan pendidikan dan tenaga pendidik yaitu
guru. Guru mempunyai peran yang penting dalam pendidikan karena
berhubungan langsung dengan proses pembelajaran. Hamalik (2013:108)
Guru mempunyai tanggung jawab terhadap sistem pembelajaran agar berjalan
dengan baik. Pemilihan metode pembelajaran adalah salah satu tanggung
jawab guru terhadap sistem pembelajaran dan proses belajar mengajar.
Metode pembelajaran telah dikembangkan untuk menciptakan kegiatan
belajar yang sesuai untuk kebutuhan siswa seperti metode cooperative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
learning. Metode cooperative learning merupakan model pembelajaran secara
kelompok. Pembelajaran cooperative dapat meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas akademik, memahami konsep dan menumbuhkan kemamuan berfikir
kritis siswa. Metode coopertive sangat beragam salah satunya metode
cooperative learning tipe STAD. Tipe cooperative learning STAD sangatlah
sederhana karena menekankan pada interaksi siswa yang dibentuk dalam
kelompok heterogen.
Realita dilapangan masih dijumpai metode pembelajaran yang
berorientasi hanya kepada guru atau sering dikenal dengan metode
konvensional (ceramah). PKn merupakan pelajaran yang sangat sering
menggunakan metode tersebut seperti di SD Negeri Kramat 5 Magelang. Hal
tersebut tercermin berdasarkan observasi di lapangan bahawa guru masih
menggunakan metode ceramah tersebut. Pembelajaran konvensional atau
ceramah tersebut sangat jarang diikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-
hari. Guru hanya mentransfer ilmu dengan panduan buku teks sehingga
pembelajaran menjadi kaku dan membosankan. Siswa sangat kurang
termotivasi dengan apa yang guru samapikan dikelas. Hal ini mengakibatkan
kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran PKn. Terlihat dari nilai tes
PKn yang diperoleh kelas A rata-rata dengan 7 siswa atau 35% sudah
mencapai kriteria minimal dan 11 siswa atau 55% yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal sedangkan kelas B dengan 9 siswa atau 45%
yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan 11 siswa atau 65%
belum mencapai kriteria ketuntasan mengajar. Data diatas mencerminkan
bahwa siswa belum memahami setiap jenjang Kompetensi pelajaran PKn
sepenuhnya. Hasil tersebut bisa mengganggu siswa dalam memperoleh
kompentensi jenjang selanjutnya yang berakibat gagalnya pencapaian
pendidikan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berbagai model pembelajaran telah dikembangkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut seperti model pembelajaran cooperative learning
tipe STAD. Metode tersebut merupakan model pembelajaran secara kelompok
yang sangat sederhana. Slavin (dalam Isjoni, 2013:74) tipe cooperative
learning STAD menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam penguasaan
materi pembelajaran guna mencapai prestasi belajar.
Dari latar belakang di atas, peneliti merumuskan judul penelitian yaitu
“Perbedaan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Kramat 5
Magelang Pada Pelajaran PKn Menggunakan Model Cooperative Learning
Tipe STAD”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan dibatasi pada
siswa kelas III di SD Negeri Kramat 5 tahun ajaran 2016/2017 dengan
menggunakan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD. Pada
pelajaran PKn dengan SK 1.1 Mengamalkan sumpah pemuda dan KD 1.1
Mengenal makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti
model cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran
konvensional di SD Kramat 5 Magelang?
2. Apakah ada perbedaan motivasi belajar PKn antara siswa yang mengikuti
model cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran
konvensional di SD Kramat 5 Magelang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model
cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional
di SD Kramat 5 Magelang
2. Mendeskripsikan motivasi belajar PKn antara siswa yang mengikuti model
cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional
di SD Kramat 5 Magelang
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Proses penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan hasil
belajar peserta didik serta menambah pengalaman belajar baru yang
menyenangkan bagi peserta didik.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah dan guru
sebagai pertimbangan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih
bervariatif, kreatif dan inovatif bagi peserta didik.
3. Bagi Peneliti
Proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti dalam bidang ilmu pendidikan, serta penggunaan
metode-metode pembelajaran yang lebih bervariatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Definisi Oprasional
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan pada definisi
operasional sebagai berikut :
1. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menggerakkan serta
mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar demi
mencapai prestasi belajar.
2. Hasil belajar adalah nilai kemampuan dan keterampilan yang diperoleh
peserta didik dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini
dibatasi hanya aspek kognitif.
3. Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dalam kelompok-
kelompok kecil yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota
kelompok untuk saling berinteraksi guan memahami materi.
4. Cooperative Learning Tipe STAD merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mempunyai ciri tahapan sebagai berikut
presentasi kelas, pengelompokkan siswa yang heterogen, tim, kuis dan
skor kemajuan individu atau siswa. Tipe STAD mempunyai keunggulan
dalam kerja tim yang dibentuk secara heterogen sehingga siswa mampu
menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya sehingga mampu meningkatkan
kemampuan siswa.
5. PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela
negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila
dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti menjabarkan segala sesuatu yang mendasari teori
penelitian yaitu: kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis.
A. Kajian Teori
1. Motivasi
a. Pengertian motivasi belajar
Sardiman (2008: 73), mengemukakan bahwa motif diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan atau
aktivitas. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri
subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif.
Slavin yang dikutip oleh Anni., dkk (2006: 156), menjelaskan motivasi
merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara
perilaku seseorang secara terus-menerus. Menurut Slameto (2010: 170)
menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkat
kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa motivasi
merupakan daya penggerak yang mendorong serta memberi arahan tingkah
laku seseorang dalam bertindak serta melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Motivasi belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Di dalam belajar
banyak siswa yang kurang termotivasi terhadap pelajaran termasuk
didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu
tujuannya. Ada beberapa pengertian motivasi belajar sebagai berikut:
Sani (2013: 49) Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat
memotivasi peserta didik atau individu untuk melakukan kegiatan belajar.
Sardirman (dalam Khodijah, 2014: 156) berpendapat bahwa dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam
diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar, dan yang memberi arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki akan tercapai. Khodijah (2014: 156-157)
mengemukakan motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranan yang khas dari motivasi belajar adalah bertumbuhnya
gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Lebih lanjut Khodijah
menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar dan mencapai
tujuan yaitu mencapai prestasi.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah segala sesuatu yang menggerakkan serta mengarahkan peserta
didik untuk melakukan kegiatan belajar demi mencapai prestasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Indikator Motivasi
Sondang P. Siagian (2008:138) motivasi mempunyai idikator
sebagai berikut :
1) Daya pendorong
2) Kemauan
3) Kerelaan
4) Ketrampilan
5) Tanggung jawab
6) Kewajiban
7) tujuan
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Dimyati dan Mudjiono (2010: 97-100) menjelaskan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang
hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat
semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
2) Kemampuan Belajar
Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam
diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
fantasi. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit (nyata) tidak
sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl (berdasarkan
pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi
siswa yang mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh
karena kesuksesan memperkuat motivasinya.
3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi
siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan kondisi fisik
dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi
fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi
psikologis.
4) Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri
siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada
umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
5) Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan
bahkan hilang sama sekali.
6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara
menyampaikannya, menarik perhatian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Slameto (2010 : 54-71) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1) Kesehatan
Sehat bararti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Seseorang
dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya
tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur makan, olahraga, rekreasi dan
ibadah.
2) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu
pun semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.
Mendapatkan hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga tidak lagi suka
belajar. Siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseoarang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi
berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak
dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,
sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari itu
diperoleh kepuasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari
sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena senang
belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Yang termasuk dalam faktor intrinsik adalah kesehatan, perhatian, minat,
dan bakat. Sedangkan yang termasuk dalam faktor ekstrinsik adalah
metode mengajar, alat pelajaran, dan kondisi lingkungan. Factor-faktor
tersebut digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian sebagai
pedoman pembuatan.
d. Fungsi Motivasi Belajar
Sardiman (2003: 85) mengemukakan bahwa dalam kaitannya dengan
belajar, motivasi memiliki fungsi yaitu sebagai daya penggerak untuk
melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut Sardiman membagi fungsi
motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak yang akan digerakkan.
2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang akan dicapai. Jadi
motivasi dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan agar sesuai
dengan tujuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus
dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Sejalan dengan Sardiman (dalam Purwanto, 2009: 70-71) berpendapat
bahwa ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut
1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi
(kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2) Motif itu menentukan arah perbuatan.yakni ke arah perwujudan suatu
tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang
harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin
jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
3) Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-
perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan
itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan
itu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan pengarah seseorang
atau siswa pada aktivitas mereka dalam pencapaian tujuan belajar.
e. Macam-macam Motivasi
Gunarsa (2004: 50-51) menjabarkan motivasi yang secara umum
dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Adapun uraian kedua pengertian motivasi intrinsik dan
ekstrinsik menurut Gunarsa di bawah ini sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1) Motivasi Intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang
berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi instrinsik yang
dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan
tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.
2) Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan segala sesuatu yang diperoleh
melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran, atau
dorongan dari orang lain. Faktor eksternal dapat mempengaruhi
penampilan atau tingkah laku seseorang, yaitu menentukan apakah
seseorang akan menampilkan sikap gigih dan tidak cepat putus asa
dalam mencapai tujuannya.
Sardiman (2008: 89-91) membagi motivasi menjadi dua yakni motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Adapun uraian pengertian dari
motivasi intrinsik dan ekstrinsik menurut Sardiman yaitu sebagai
berikut:
1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
baerfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
ada dua yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri individu (intrinsik) dan
motivasi yang muncul diri luar diri individu (ekstrinsik). Motivasi intrinsik
memiiki sifat permanen karena sudah ada di dalam diri setiap orang
sedangkan motivasi ekstrinsik bisa ada ketika seseorang mendapat
rangsangan (stimulus) dari luar dirinya.
f. Prinsip-prinsip Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Khodijah (2014: 157) menguraikan beberapa prinsip motivasi
belajar antara lain sebagai berikut:
1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada ekstrinsik dalam belajar.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6) Motivasi melahirkan prestasi belajar.
Hamalik (2013 : 114-115) mengemukakan beberapa prinsip motivasi
belajar, sebagai berikut:
1) Pujian lebih efektif daripada hukuman.
2) Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar)
yang perlu mendapat kepuasan.
3) Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif
daripada motivasi yang berasal dari luar.
4) Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu
dilakukan penguatan (reinforcement).
5) Motivasi mudah menjalar kepada orang lain.
6) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang
motivasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
7) Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan
minat yang lebih besar untukmelaksanakannya daripada tugas yang
dipaksakan dari luar.
8) Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup
efektif untuk merangsang minat belajar.
9) Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif
untuk memelihara minat siswa.
10) Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar dan
pembelajaran.
11) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar
bagi siswa yang lamban, ternyata tidak bermakna ternyata tidak
bermakna bagi siswa yang tergolong pandai, karena ada perbedaan
tingkat kemampuan.
12) Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu
siswa belajar menjadi lebih baik.
13) Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar, dan
menganggu perbuatan belajar siswa, karena perhatiannya akan
terarah pada hal lain.
14) Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan
frustasi pada siswa, bahkan dapat mengakibatkan demoralisasi dalam
belajar, yakni perbuatan yang tidak wajar (misal: mencontoh).
15) Masing-masing siswa memiliki kadar emosi yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
16) Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar
dibandingkan dengan paksaan orang dewasa.
17) Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas.
Dari beberapa prinsip motivasi yang dikemukakan oleh dua
tokoh di atas, dapat dipahami bahwa motivasi merupakan unsur
penting yang melandasi segala aktivitas/kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik di sekolah.
3. Hasil belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam
upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik. Sejalan dengan Sudjana, (dalam Susanto, 2014: 5)
mengemukakan hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajarnya.
Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan hal yang berbeda yakni hasil
belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Djamarah
(2008:23) mengungkapkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa
kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Widoyoko (2013:1) mengemukakan bahwa hasil belajar terkait
dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju
evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan
evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment),
sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Khodijah, (2014: 51),
berpendapat bahwa tidak semua perubahan perilaku yang terjadi pada diri
individu (peserta didik) dapat dikatakan sebagai hasil belajar.
Dari beberapa pengertian yang dikemukankan oleh beberapa tokoh di
atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dan
keterampilan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran yang
sudah dilakukan mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sedangkan yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif
siswa
b. Ciri-ciri Hasil Belajar
Ahmadi dan Supriyono (dalam Khodijah, 2014: 53)
menjelaskan bahwa suatu proses perubahan baru dapat dikatakan sebagai
hasil belajar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) terjadi secara
sadar; (2) bersifat fungsional; (3) bersifat aktif dan positif; (4) bukan bersifat
sementara; (5) bertujuan dan terarah; (6) mencakup seluruh aspek tingkah
laku.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Wasliman (dalam Susanto, 2014: 12) hasil belajar yang diperoleh
peserta didik dipengaruhi beberapa faktor yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Secara terperinci uraian tentang faktor internal dan faktor
eksternal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1) Faktor internal: merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
2) Faktor eksternal: merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik yang mempengaruhi hasil belajarnya yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga (kurang mendapat perhatian khusus dari
orang tua, kebiasaan sehari-hari mendapat perlakuan kurang baik dari
orang tua), dan kondisi ekonomi.
Wasliman dan Dukin (dalam Susanto, 2014: 13-14), terdapat sejumlah aspek
yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran siswa dilihat dari faktor
guru, yaitu:
1) Teacher formative experience, jenis kelamin serta pengalaman hidup
guru yang menjadi latar belajang sosial mereka.
2) Teacher training experience, meliputi pengalaman yang berhubungan
dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya
pengalaman latihan prosesional, tingkat pendidikan, dan pengalaman
jabatan.
3) Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya,
sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi
dan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran, termasuk
kemampuan merencanakan pembelajaran dan evaluasi maupun
penguasaan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu, faktor keluarga, ekonomi,
masyarakat dan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Cooperative Learning
a. Pengertian Cooperative Learning
Isjoni (2013: 20) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
suatu pendekatan dimana peserta didik berkerjasama antara satu dengan yang
lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu
atau kelompok yang diberikan oleh guru. Sejalan dengan Isjoni, Jhonson
(dalam Isjoni, 2013: 23), berpendapat bahwa istilah pembelajaran kooperatif
dalam pengertian bahasa Indonesia yaitu mengelompokkan siswa di dalam
kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar dapat berkerja sama dengan
kemampuan maksimal yang mereka miliki dan saling memahami satu sama
lain dalam kelompok tersebut.
Suprijono (2013: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas mencakup semua jenis kerja sama kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru. Lebih lanjut Suprijono menjelaskan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif, guru sebagai pemberi arah, guru bertugas untuk menetapkan
pertanyaan-pertanyaan, menyediakan bahan-bahan dan merancang informasi
untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dalam kelompok-
kelompok kecil yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota
kelompok untuk saling berinteraksi dan berkerja sama guna memahami suatu
materi atau bahan pembelajaran.
b. Unsur-unsur Cooperative Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Arends dan Ibrahim (dalam Isjoni, 2013: 25) menjelaskan unsur-unsur
dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (1) Siswa dalam
kelompoknya haruslah beranggapan bahwa “sehidup sepenanggungan”, (2)
Setiap siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam
kelompoknya disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi, (3) Semua anggota didalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama, (4) siswa membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompok, (5) setiap siswa akan diberikan
evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh
anggota kelompok, (6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya,
(7) Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secera individual materi
yang ditangani di dalam kelompoknya.
Roger dan Johnson (dalam Suprijono, 2013: 58), berpendapat untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal, ada lima unsur dalam model
pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu:
1) Saling ketergantungan positif (positive interdependence). Dalam
pembelajaran kooperatif, pendidik hendaknya mamu menciptakan
suasana yang mendorong agar siswa merasa saling memnutuhkan satu
dengan yang lainnya. Dalam hal ini yang dimaksud saling ketergantungan
positif yaitu saling ketergantungan mencapai tujuan, saling
ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan mencari
bahan atau sumber belajar, saling ketergantungan peran dan saling
ketergantungan hadiah.
2) Tanggung jawab perseorangan (personal responsibility). Dalam
pembelajaran kooperatif, semua anggota kelompok diajarkan untuk saling
membagi tanggung jawab. Setiap anggota kelompok memiliki tugas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tanggungjawab yang sama. Interaksi promotif (face to face promotive
interaction).Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok
diharapkan mampu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain
seperti: saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi
informasi dan saran yang diperlukan, memproses informasi bersama
secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, serta saling
memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
3) Komunikasi antaranggota (interpersonal skill). Dalam pembelajaran
kooperatif, unsur-unsur komunikasi antaranggota kelompok ini sangat
penting karena dapat melatih keterampilan sosial setiap anggota
kelompok misalnya: saling mengenal dan mempercayai teman, mampu
berkomunikasi, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu
menyelesaikan konflik secara kondusif.
4) Pemrosesan kelompok (group processing). Proses pemerosesan kelompok
ini adalah suatu upaya yang digunakan sebagai evaluasi dari semua
rangkaian kegiatan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas setiap anggota dalam memberikan konstribusi terhadap
kegiatan kolaborasi untuk mencapai tujuan kelompok.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran
kooperatif dibedakan dari pembelajaran lainnya karena memiliki ciri-ciri
khusus dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dilaksanakan secara
sistematis dan harus memenuhi beberapa unsur sebagaimana telah diuraikan
di atas.
c. Tujuan Cooperative Learning
Isjoni (2013: 9) berpendapat bahwa tujuan utama penerapan
pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
berkelompok bersama-sama dengan teman-temannya dengan saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang laian untuk
mengemukakan gagasan atau menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok.
Suprijono (2013: 61) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
kooperatif dikembangkan yaitu untuk mencapai hasil belajar berupaprestasi
akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial. Lebih lanjut Suprijono menekankan bahwa untuk mencapai hasil
belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan
interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan
struktur reward-nya.
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat
dipahami bahwa tujuan pembelajaran kooperatif yaitu untuk mengembangkan
keterampilan peserta didik mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya.
5. Cooperative Learning tipe STAD
a. Pengertian
Cooperative Learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin. Aqib (2014: 20) pembelajaran kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Dalam model pembelajaran ini, siswa
dibentuk ke dalam kelompok/tim kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa.
Kelompok dibentuk secara campuran (heterogen) dari berbagai tingkat
prestasi, jenis kelamin, suku, status sosial, agama, dan lain sebagainya. Setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
siswa/anggota kelompok saling berkerjasama serta berinteraksi guna
mencapai tujuan bersama.
Sejalan dengan Aqib, Trianto (2010: 68) mengemukakan pembelajaran
kooperatif STAD merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa SD secara heterogen. Diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok,
kuis, dan penghargaan kelompok. Slavin (dalam Trianto, 2010: 68-69) juga
menyatakan pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggota 4-5
orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
suku.
Lebih lanjut Slavin (dalam Rusman, 2011: 214) memaparkan bahwa,
“Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang
diajarkan guru”.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, disimpulkan pengertian model
pembelajaran kooperatif STAD adalah model pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis
kelamin, budaya, dan suku) yang terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan
pembelajarannya diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Ciri terpenting dalam model pembelajaran kooperatif STAD adalah kerja tim.
a. Langkah-Langkah Cooperative Learning tipe STAD
Isjoni (2013: 74) menguraikan beberapa langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1) Tahap penyajian materi, dalam tahap ini guru memulai menyampaikan
indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu
peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.
2) Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas
sebagai bahan yang akan dipelajari.
3) Tahap tes individu, pada tahap ini guru memberi tes kepada setiap peserta
didik (individu). Tujuan dari tes individu yaitu untuk mengetahui
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik.
4) Tahap perhitungan skor perkembangan individu, pada tahap ini
perhitungan skor individu dapat dihitung dari skor awal, berdasarkan nilai
evaluasi yang dilakukan sebelumnya. Lebih lanjut Isjoni menjelaskan,
penghitungan skor kelompok d dilakukan dengan cara menjumlahkan dari
masing-masing perkembangan skor individu dalam kelompok dan
hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Berbeda dengan
Isjoni, Aqib (2014: 20) menguraikan beberapa langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya sebanyak 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain).
2) Guru menyajikan pelajaran.
3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5) Memberi evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6) Kesimpulan.
Menurut Rusman (2011: 215-216) menguraikan langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif STAD, sebagai berikut:
1) Penyampaian tujuan dan motivasi.
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Pembagian kelompok.
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap
kelompoknya terdiri dari beberapa siswa berjumlah 4-5 siswa yang
memprioritaskan heterogenitas kelas dalam prestasi akademik, jenis
kelamin, ras, atau etnik.
3) Presentasi dari guru.
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut
serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.
4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim).
Siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk. Kerja tim
merupakan ciri terpenting dari pembelajaran kooperatif tipe STAD.
5) Kuis (evaluasi).
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis
(evaluasi) tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian
terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.
6) Penghargaan prestasi atas keberhasilan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif STAD,
langkah-langkah pembelajaran IPS pada kelompok control menggunakan
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif STAD seperti tercantum di
atas.
b. Kelebihan Cooperative Learning Tipe STAD
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Hamdayama
(2014: 118) yaitu:
1) Siswa berkerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-nmorma kelompok.
2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka
dalam berpendapat.
5) Meningkatkan kecakapan individu.
6) Meningkatkan kecakapan kelompok.
7) Tidak bersifat kompetitif.
8) Tidak memiliki rasa dendam.
Roestiyah (dalam Sanjaya, 2011) menyebutkan beberapa
kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD, sebagai berikut:
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu
dan kebutuhan belajarnya.
5) Siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran dan siswa lebih aktif dalam
diskusi.
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat
orang lain.
c. Kelemahan Cooperative Learning tipe STAD
Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Hamdayama (2014: 118) yaitu:
1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena anggota
yang pandai lebih dominan dalam proses pembelajaran.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapai target kurikulum.
4) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif STAD.
5) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
6) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka berkerja sama.
6. PKn SD
a. Pengertian PKn SD
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk
diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Ruminiati (2007: 1.15) menyatakan
bahwa pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung
dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Tetapi
di dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak sedikit yang salah menafsirkan
bahwa PKN dengan PKn merupakan hal yang sama. Padahal keduanya
memiliki definisi dan fungsi yang berbeda dalam pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri bahwa PKN adalah
pendidikan kewargaan negara, yang merupakan mata pelajaran sosial yang
bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu,
mau, dan mampu berbuat baik, sedangkan PKn adalah pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan yang menyangkut status formal warga negara
yang berisi tentang diri kewarganegaraan, peraturan naturalisasi atau
pemerolehan status sebagai WNI (Ruminiati, 2007: 1 – 25).
Pengertian PKn juga dijelaskan di dalam Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang standar isi. Di dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela
negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila dan UUD 1945
serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara (Ittihad, 2007:
1.37).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa
PKn merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan pendidikan afektif
yang berpengetahuan bela negara. PKn juga dikatakan sebagai pendidikan
awal bela negara, idiologi pancasila dan UUD 1945, naturalisasi, dan
pemerolehan status warga negara.
a. Tujuan PKn
Melalui mata pelajaran PKn, diharapkan kegiatan pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang diharapkan sebagaimana tercantum pada Permendiknas,
No. 22 tahun 2006 tentang standar isi meliputi:
1) Berpikir secara kritis dan rasional dalam menghadapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti
korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan ilmu dan
teknologi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan mata
pelajaran PKn terbagi menjadi beberapa aspek. Aspek berpikir merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
awal dari adanya partisipasi individu, sehingga individu secara positif dapat
berkembang dan berinteraksi dengan pihak lain.
b. Ruang Lingkup PKn
Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum dalam
ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata pelajaran PKn
sesuai Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, meliputi:
1) Persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Norma, hukum, dan peraturan.
3) Hak asasi manusia.
4) Kebutuhan warga negara.
5) Konstitusi negara.
6) Kekuasan dan Politik.
7) Pancasila.
8) Globalisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi
pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup mata
pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruanglingkup
persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan peraturan,
ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup kebutuhan dan
konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup
pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
B. Penelitian Yang Relevan
Pada bagian ini peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian yang
relevan sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian dari Ni Ketut (2010) yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar IPA
Ditinjau Dari Minat Terhadap Lingkungan Pada Siswa Kelas V SD Se-
Desa Simbangkaja Tahun Pelajaran 2010/2011”. Menunjukkan bahwa
pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Learning tipe STAD memiliki dampak positif bagi siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa yang
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada
hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.
2. Berdasarkan penelitian dari Dermini Ni Nenggah (2013) yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tehnik STAD Terhadap Hasil
Belajar Dilihat Daris Sikap Sosial Siswa Dalam Pembelajaran IPS”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
pembelajaran kooperatif tehnik STAD lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional, (2) sikap sosial siswa yang
mengikuti pembelajaran kooperatif tehnik STAD secara signifikan lebih
baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, (3) secara
simultan, hasil belajar IPS dan sikap sosial siswa yang mengikuti
pembelajaran kooperatid tehnik STAD secara signifikan lebih baik
daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
3. Berdasarkan penelitian dari Sundari (2014) yang berjudul “Pengaruh Tipe
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap
Motivasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi belajar Ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pengetahuan Sosial yang diajarkan dengan model pembelajaran Student
Teams Achievetment Division (STAD) pada kelas V SDI Bani Saleh 6
Bekasi.
4. Berdasarkan penelitian dari I.G.A Diah Mardani (2013) yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil
Belajar PKn Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas 4 SD Gugus I
Kuta Kabupaten Bandung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Kooperatif Tipe STAD dengan
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, (2) terdapat
pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi
berprstasi terhadap hasil belajar PKn, (3) untuk kelompok siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi, terdapat perbedaan yang signifikan
pada hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang mengikuti
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran Konvensional, dan (4) untuk kelompok siswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil
belajar PKn antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
kooperatif tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berikut merupakan bagan penelitian sebelumnya.
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Sebelumnya
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif
tipe STAD berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, peneliti akan mengujicobakan model cooperative
learning tipe STAD untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi dan
hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti model Cooperative
Sundari (2014)
Pengaruh
Student
Teams
Achievetment
Division STAD-
motivasi
belajar IPS
siswa SD
I.G.A Diah
Mardani (2013)
Pengaruh
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
STAD-hasil
belajar PKn
Cooperative
Learning tipe STAD
Ni Ketut (2010)
Pembelajaran
pengaruh
kooperatif tipe
STAD-hasil
Belajar
Dermini Ni
Nenggah
(2013)
Pengaruh
Pembelajaran
kooperatif
tehnik STAD-
hasil belajar
dan sikap sosial
Yang diteliti:
Perbedaan
Model
Cooperative
Learning tipe
STAD- motivasi
dan hasil belajar
PKn siswa kelas
III SD
Motivasi belajar
IPS Siswa Kelas IV
SD
Hasil belajar IPS
Siswa Kelas IV SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Learning tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti model
Pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran PKn siswa kelas III SD.
Pada penelitian ini menetapkan mata pelajaran PKn sebagai mata pelajaran
yang diteliti karena penelti diatas belum mengembangkan PKn untuk
penelitiannya dan melihat perbedaan hasil belajar dan motivasinya.
C. Kerangka Berpikir
PKn merupakan mata pelajaran yang fundamental karena merupakan
pengetahuan awal siswa untuk bersikap dan bermoral agar berguna bagi nusa
dan bangsa. Pelajaran PKn diajarkan setiap jenis dan jenjang pendidikan baik
formal maupun non formal. Hal tersebut sangat bertolak belakang dimana
terdapat fenomena PKn merupakan pelajaran membosankan bagi siswa.
Tercermin berdasarkan observasi, siswa kurang termotivasi dalam proses
belajar . hal tersebut berdampak pada hasil belajar yang belum mencapai
standart minimal ketuntasan belajar. Perlunya inovasi dalam metode
pembelajaran merupakan tanggung jawab bagi setiap tenaga pendidik.
Dewasa ini pendidikan terutama pada mata pelajaran PKn masih
sering dijumpai penggunaan metode konvensional yaitu metode ceramah.
Penggunaan metode ceramah pada mata pelajaran PKn sering diaplikasikan
dengan guru secara tidak pas sebagai contoh menempatkan guru sebagai satu
satunya sumber belajar tanpa mengaitkan dengan masalah kehidupan sehari-
hari. Metode ceramah tersebut sangat kurang relevan karena siswa menjadi
bosan dalam kegiatan belajar. Motivasi siswa untuk belajar akan menurun
karena jenuh dengan metode yang mengedepankan teks buku. Turunnya
motivasi tersebut perlu disadari oleh setiap tenaga pendidik karena dapat
berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Berbagai model pembelajaran telah dikembangkan salah satunya
metode kooperatif. Metode kooperatif merupakan metode pembelajaran secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kelompok. Inovasi seperti metode kooperatif dirasa sangat penting agar
mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Metode
pembelajaran sendiri merupakan factor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar.
Berdasarkan uraian diatas pentingnya inovasi metode pembelajaran
sangat diperlukan maka peneliti menggunakan metode kooperatif untuk
memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Metode kooperatif yang
dipilih adalah tipe STAD kaarena metode pembelajarannya yang sangat
sederhana. Tahap-tahap pembeljarannya cukup berbeda dari metode
kooperatif lainnya. Tahap awal pembentukan kelompok heterogen kemudian
guru presentasi dilanjutkan dengan prettes, kuis dan posttest dalam kelompok.
Metode STAD mempunyai kelebihan menitikberatkan interaksi siswa dalam
kelompok. Guru menempatkan diri sebagai fasilitator bukan sebagai satu
satunya sumber belajar. Siswa diharapkan mampu membelajarkan sesama
siswa pada saat proses belajar karena hal tersebut sangat efektif daripada
pembelajaran dari guru.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model
cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran
konvensional di SD Kramat 5 Magelang.
2. Terdapat perbedaan perbedaan motivasi belajar PKn antara siswa yang
mengikuti model cooperative learning tipe STAD dengan model
pembelajaran konvensional di SD Kramat 5 Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,
populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan
data, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2009: 8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakakn untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Sugiyono, menjelaskan
penelitian kuantitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai
metode ednographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya.
Widoyoko (2013: 21) mejelaskan bahwa data kuantitatif merupakan
data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran.
Lebih lanjut Widoyoko, menjelaskan data kuantitatif bersifat objektif dan bisa
ditafsirkan sama oleh semua orang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian quasi
eksperimental design tipe non equivalent control group design. Menurut
Sugiyono (2010: 116) dalam penelitian quasi eksperimental design tipe non
equivalent control group design terdapat kelompok kontrol (kelompok yang
tidak diberi perlakuan) dan kelompok eksperimen (kelompok yang diberi
perlakuan) yang diambil tidak secara random, karena populasinya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kelas. Dua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
siswa sebelum diberi pelakuan atau treatment. Hasil pretest yang baik yang
baik jika tidak ada perbedaan yang signifikan diantara pretest kedua kelompok
tersebut. Setelah diberi treatment kemudian diberikan posttest. Pengaruh
treatment dihitung dengan cara: (O1-O2) (O3-O4)O1O2 / O3-O4
Bagan 1. Desain penelitian
Keterangan:
= Hasil observasi dengan pretest pada kelompok eksperiment
= Hasil observasi dengan posttest pada kelompok eksperiment
= Hasil observasi dengan pretest padakelompok kontrol
= Hasil observasi dengan posttest pada kelompok kontrol
X = Perlakuan (treatment)
Semua data hasil observasi diperoleh dari data yang diambil dari
variabel dependen dengan pretest dan posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dilakukan
pretest perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran
menggunakan model kooperatif learning tipe STAD. Sedangkan pada
kelompok kontrol digunakan metode konvensional dan pada akhir
pembelajaran diberikan posttest pada semua kelompok.
O1 X O3
O3 O4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kramat 5 Kota Magelang. Alasan
peneliti memilih SDN Kramat 5 Magelang sebagai tempat penelitian karena
memiliki kelas paralel dan dari hasil observasi menunjukan bahwa nilai tes
pada pelajaran PKn kurang dari Kriteria Ketuntasan Miniml (KKM ) sehingga
memenuhi syarat untuk melakukan penelitian jenis quasi eksperimen karena
dalam pelaksanaannya juga membutuhkan 2 kelas yaitu, kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sejak awal November sampai akhir
Desember 2016.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2009: 80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Lebih lanjut Sugiyono, menjelaskan bahwa populasi bukan hanya
orang, tetapi bisa juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga buka
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Kramat 5 Magelang yang
berjumlah 40 siswa. Kelas III A ada 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa
perempuan dan 11 siswa laki-laki sedangkan kelas III B ada 20 siswa yang
terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Kramat 5 Kota
Magelang yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu
sampel kelompok eksperimen yaitu kelas III B dan sampel kelompok kontrol
yaitu siswa kelas III A. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pembelajaran pada kedua kelas tersebut dilakukan oleh guru yang sama untuk
mengurangi bias dalam penelitian.
D. Variabel Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady (dalam Widoyoko, 2013: 1)
mendefenisikan variabel sebagai atribut yang mempunyai “variasi” antara satu
orang dengan yang lain atau satu objek denga objek yang lainnya. sedangkan
Sugiyono (2010: 38). Berpendapat bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua
variabel yaitu:
a) Variabel Bebas
Widoyoko (2013: 4) berpendapat bahwa variabel bebes adalah variabel
yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada
variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah Cooperative
Learning tipe STAD.
b) Variabel Terikat
Widoyoko (2013: 5) berpendapat bahwa variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah motivasi dan hasil
belajar.
Gambar 1.2. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Model Cooperative
Learning tipe STAD
(variabel bebas)
Motivasi dan Hasil
Belajar PKn Siswa
Kelas III SD (variabel
terikat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data
berupa skala, observasi dan tes.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data menggunakan daftar
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab. Kuesioner menggunakan
kuesioner tertutup karena jawaban telah disediakan peneliti sehingga
responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban. Jumlah pernyataan
yang peneliti sediakan dalam angket berjumlah 20 butir soal. Setiap
pernyataan angket disusun berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi menurut Slameto (2010: 54-71) yaitu meliputi kesehatan, minat,
perhatian, dan bakat.
Alat ukur yang peneliti gunakan untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar PKn siswa yaitu menggunakan kuesioner motivasi belajar. kuesioner
motivasi belajar dibuat berdasarkan empat faktor yang mempengaruhi
motivasi sebagaimana dikemukakan oleh Slameto di atas.
Penilaian jawaban skor satu sampai lima item-item yang terdapat
dalam tabel 3 di bawah ini :Tabel 2.3.
Skor Motivasi Belajar Linkert
No Favourable Skor Unfavourable Skor
1 Sangat tinggi 5 Sangat tinggi 1
2 Tinggi 4 Tinggi 2
3 Sedang 3 Sedang 3
4 Rendah 2 Rendah 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
5 Rendah sekali 1 Rendah sekali 5
2. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat langsung keadaan
pembelajaran di SDN Kramat 5 Kota Magelang. Jenis-jenis informasi tertentu
dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti,
sehingga observasi dapat disimpulkan menjadi sebuah pengamatan dan
pencatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Usman, 2008:52)
Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa di kelas serta gejala-gejala yang muncul selama proses
pembelajaran berlangsung. Indikator lembar observasi berdasarkan teori
Slameto (2010: 54-71). Alasan peneliti menggunakan metode ini yaitu untuk
memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran PKn di SDN Kramat 5 Kota Magelang.
Tabel 2.4
Lembar Pedoman Observasi
No. Indikator Ya Tidak
1. Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
2. Selalu bertanya kepada guru saat mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
3. Berani mempertahankan pendapatnya
4. Gigih dalam menyelesaikan tugas
5. Tidak merasa lelah selama pembelajaran
6. Fokus pada guru yang sedang menyampai
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
7. Mengangkat tangan saat diminta menjawab
pertanyaan dari guru
8. Berani presentasi di depan kelas
9. Mencatat apa yang sedang dijelaskan guru
3. Tes
Tes adalah salah satu alat untuk melakukan pengukuran yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Karakteristik objek
dapat berupa keterampilan, pengetahuan, bakat, minat, baik yang dimiliki oleh
individu maupun kelompok. Widoyoko (2013: 50). Adapun tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi (achievement test), yaitu tes
yang digunakan untuk mengukur pencapaian maupun kompetensi seseorang
setelah mempelajari sesuatu. Pemberian tes dilakukan setelah siswa mengikuti
model Coperative Learning Tipe STAD untuk mengetahui ketercapaian hasil
belajar siswa dari apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Pada tes pengukuran
disusun dimana setiap tes disediakan dijawab dan ditulis sesuai intruksi yang
diberikan. Tes ini menghasilkan skor yang konstan, tidak tergabung kepada
siapapun yang memberi skor karena pemberi skor tidak dipengaruhi oleh
sikap subjektivitias.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah Skala dan test sesuai dengan
masing-masing variabel sebagai berikut :
1. Lembar Kuesioner Motivasi
Kuesioner motivasi belajar dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada
teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut
Slameto (2010: 54-71). Responden diminta untuk menanggpai pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mengenai motivasi belajar yang disusun dalam bentuk pernyataan dengan
jawaban Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat
Rendah (RS). Setiap jawaban diberi skala likert dari 1-5.
Secara keseluruhan kuesioner motivasi belajar terdiri dari 20 aitem
pernyataan. Distribusi aitem skala motivasi belajar secara rinci dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1
Distribusi Aitem Kuesioner Motivasi Belajar
No
. Aspek Indokator
Nomor Pernyataan Aitem
favorabel
(+)
Unfavorab
el
(+)
1.
Kesehatan
Adanya kesehatan yang
baik dalam menerima
danmengikuti
pembelajaran
1, 3, 4 2, 5
2.
Perhatian
Adanya perhatian
terhadap materi
pelajaran yang
disampaikan oleh guru
6, 9 7, 8, 10
3.
Bakat
Adanya kemampuan
untuk menyelesaikan
belajarnya karena
sesuai dengan
bakat/kemampuan yang
dimiliki
11, 13, 12, 14, 15
4.
Minat
Adanya ketertarikan
untuk mengikuti
pembelajaran atas
dorongan/keinginan diri
sendiri tanpa paksaan
16, 18, 20 17, 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
orang lain
Jumlah 20 20
2. Lembar Tes
Untuk mengetahui hasil belajar siswa peneliti menggunakan tes berupa
soal-soal yang harus dikerjakan oleh responden. Soal di buat berdasarkan standar
isi kurikulum KTSP 2006 yang mengacu pada Standar Kompetensi