PENGEMBANGAN SILABUS DAN MATERI MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERBASIS KOMPETENSI DAN
LOKALITAS UNTUK KELAS X SEMESTER I SMA
YPPK ADHI LUHUR NABIRE PAPUA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh
Oleh
Yermias Degei NIM 011224055
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Kupersembahkan kepada:
® Sahabatku Yesus Kkristus ® Ibu dan Ayahku
® Adik-adikku ® Para pejuang kemanusiaan (guru-guru) di pedalaman Papua
® Dan semua orang yang telah mati dan sedang berjuang demi dan untuk bangsa Papua Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Perjuangan itu Bernama Hidup
Tuhan menitipkan saya lewat perjuangan Ibunda dan Ayahku. Lalu saya terdampar di dunia ini. Kemudian, saya berjuang merangka, saya
berjuang makan, saya berjuang berbicara, saya berjuang melihat orang-orang di sekitarku.
Saya berjuang, masuk sekolah, saya berjuang belajar bersama satu guru saja, saya berjuang belajar di sekolah berkelas 4, saya berjuang sekolah
kelas 4 dan 6 di desa lain setiap pagi selama dua tahun, saya berjuang masuk SMP jauh dari rumah (puluhan KM), saya berjuang
ke kota untuk belajar di SMA.
Di kota, saya berjuang menyesuaikan diri di lingkungan baru, saya belajar berjuang mengejar ketertinggalan (kesempurnaan), saya berjuang belajar
berbicara bahasa seperti mereka (dari kota), saya terus berjuang mencari diri, bahkan saya berjuang mencari diri
di antara mereka dalam diriku.
Saya berjuang meratap memohon jalan, saya berjuang Tuhan kasih jalan, saya ke Yogyakarta, saya berjuang belajar, saya berjuang berpikir, saya
berjuang bergabung berjuang, saya berjuang berteriak, saya berjuang membenci, saya berjuang mengerti, saya berjuang menulis
tulisan ini pada tahap perjuangan ini (tahap mencari saya Yermias Degei), saya berjuang mengakhiri proses ini, saya
berjuang mengawali perjuangan, saya terus berjuang… berjuang… dan berjuang sampai kepadaNya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Abstrak
Degei, Yermias. 2007. Pengembangan Silabus dan Materi Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk Kelas X Semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Untuk mewujudkan harapan tersebut perlu dikembangkan program pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang mengacu pada pendekatan-pendekatan pembelajaran siswa aktif sesuai dengan kebutuhan pembelajar dan berbasis lokal. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan produk berupa silabus dan buku teks. Secara khusus, penelitian ini menghasilkan produk silabus dan materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis kompetensi dan dikembangkan berbasis lokalitas serta indikator hasil belajarnya sesuai dengan kebutuhan siswa kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah silabus dan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis kompetensi dan lokalitas untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua?” Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya silabus dan materi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan KBK dan berbasis lokalitas dan indikator hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyarakat Papua khususnya di kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua. Pengembangan produk diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui informasi kebutuhan siswa terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Informasi tersebut diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa kelas XI dan kelas X, wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, dan wawancara dengan kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua. Pengembangan produk silabus dan materi dilakukan dengan mengacu pada pengembangan yang disarankan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004. Silabus dikembangkan dengan mengacu pada KBK dan perangkat komponen-komponennya yang disusun oleh Puskur. Sekolah yang memunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolahnya, (Depdiknas, 2003:18). Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang relevan. Dalam studi pengembangan materi dan silabus ini peneliti melibatkan ahli atau dosen pembimbing dan pihak sekolah. Pengembangan silabus meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) perbaikan, (4) pemantapan, dan (5) penilaian. Pengembangan materi meliputi: (1) mengidentifikasi kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok, (2) menguraikan materi sesuai dengan indikator, (3) memilih media yang relevan, (4) menyusun aspek-aspek materi yang dikembangkan, (5) memberikan uraian singkat setiap aspek materi, (6) menyertakan aspek materi yang harus dipelajari siswa, (7) menyertakan beberapa kegiatan pembelajaran yang memungkin siswa beraktivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Untuk mengetahui kualitas silabus dan buku teks yang dihasilkan, dilakukan penilaian ahli dan uji coba produk. Penilaian ahli adalah penilaian yang diberikan dosen ahli pendidikan bahasa Indonesia dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Uji coba adalah tanggapan yang diberikan siswa selama pelaksanaan praktik pembelajaran di kelas. Data-data hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki produk silabus dan buku teks. Pengembangan produk ini kemudian dikaji berdasarkan teori yang digunakan. Pendekatan-pendekatan yang memungkinkan keberhasilan pembelajaran, yaitu (1) pendekatan komunikatif, (2) pendekatan terpadu, (3) pendekatan konstruktivisme dan (4) pendekatan student active learning (SAL). Pendekatan behaviorisme dan kognitivisme diterapkan sebagai pembanding dalam pengembangan ini. Pengkajian meliputi silabus dan buku teks. Komponen silabus meliputi (1) kompetensi dasar, (2) materi pokok, (3) indikator, (4) pengalaman belajar, (5) alokasi waktu, (6) sumber belajar, dan (7) penilaian. Sedangkan buku teks meliputi (1) unit dan tema, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4) uraian pembelajaran terdiri dari (a) kegiatan awal pembelajaran (apresiasi), (b) kegiatan inti pembelajaran, (c) kegiatan akhir dan (d) kegiatan lanjutan. Produk silabus dan buku teks ini belum diujicobakan dalam pembelajaran di kelas karena keterbatasan waktu dan biaya. Dengan demikian, dimungkinkan terdapat kekurangan-kekurangan dalam produk ini. Maka, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas produk ini setelah diimplementasikan selama satu semester dalam pembelajaran. Selanjutnya, apabila ditemukan kekurangan-kekurangan dari produk ini, maka produk ini perlu direvisi. Terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada, produk ini dapat dijadikan contoh studi pengembangan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis kompetensi dan lokalitas yang indikator hasil belajarnya sesuai dengan kebutuhan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
ABSTRACT Degei, Yermias. 2007. Developing the Syllabus of the Indonesia Languange and Literary Subject With Locality and competency Base For the 10th grade students in the 1st Semester in SMA YPPK Adhi Luhur, in Nabire-Papua. Thesis. Yogyakarta. Sanata Dharma University.
On the essence, language learning is how to communicate. It thus is aimed to increase the learners’ competency in communicating, either orally or in a written form. It is necessary to develop the learning program of Indonesian language and literary subject. The program should be based on the Student Active Learning (SAL) approaches, relevant with the learners’ need as well as local-based-needs. This is a developmental study producing the syllabus and the text books. It specifically produces the syllabus and the materials of the subject stated. Besides, the indicator of the learning result is relevant to the 10th grade students in the 1st semester in SMA YPPK Adhi Luhur, Nabire Papua. The problem formulation of this study is “how such a kind of syllabus and materials are developed”. And the objective of this study is to design syllabus and materials, which are relevant with learners’ needs and especially for the Papuans. Developing the outcome firstly is commenced with learners’ needs analyzing. This aimed to know the information of students’ needs on the Indonesian language and literary subject. Such information was attained through the questionnaires from the students intended, interviewing the teacher of the subject there in such a way of written form, and interviewing the headmaster of the school. The way of developing the syllabus and materials was based on the procedure proposed in competency based-curriculum (CBC) 2004. Its syllabus was developed in line with the CBC and components arranged by curriculum centre. Certain schools that are regarded to be independent ones are allowed to develop their own syllabus being relevant to their school condition and needs (Depdiknas. 2003; 18). The syllabus developing was done by raising the participation of some experts or any related institute. To develop the materials and syllabus, I as the researcher involved some experts or counseling lecturer, and the school staffs. The syllabus developing includes (1) planning, (2) implementing, (3) improving, (4) finalizing, and (5) evaluating. Meanwhile, the materials developing includes (1) identifying basic competency, the indicator, and major materials, (2) defining the materials according to the indicator, (3) selecting the relevant media, (4) developing the materials aspects, (5) briefly clarifying the materials aspect, (6) attaching the learners’ materials, (7) list the appendixes of learners’ activities. To know the quality of the syllabus and text books, it is necessary to test the outcome. The first test was the evaluation from the lecturer of Indonesian language and the teacher of Indonesian language and literary. The second test was the learners’ responses during the micro teaching in the class. And the data of the tests is used to asses the outcome of the syllabus and text book. This outcome developing then was examined based the theories applied. Some approaches enabling the successful learning activities, as the following (1) the communicative approaches, (2) integrated-approach, (3) constructivism approach, (4) SAL approach. The behaviorism and cognitivism approaches are applied as the
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
comparison in this developing. The examination involves both syllabus and text books. And the components of syllabus involve (1) the basic competency, (2) major materials, (3) indicator, (4) learning experience, (5) time allocation, (6) learning resources, and (7) the evaluation. Meanwhile, the text books involves (1) units and themes, (2) basic competency, (30 indicator, (4) learning analysis that consist of (a) the class starting or appreciation, (b) the process of learning, (c) closings, (d) extra activities. This outcome of the syllabus and text books has not been yet tested in the learning. So, there may be any weaknesses in this outcome. It is necessary to do any further study to know the outcome affectivity after being implemented for one semester. Then, if there are any weaknesses in this outcome, it needs to be revised. Anyway, this outcome can be the study reference to develop Indonesian language and literary subject regarding to locality and competency based, in which the indicator of its learning result is relevant to the learners’ needs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah,
berkat dan kasihNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tanpa
bantuan dan dorongan pembimbing dan berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin
terwujud. Oleh kerena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Pastor Drs. J. Prapta Diharja, SJ. M.Hum, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang secara akademik
banyak membantu menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. B. Widharyanto, M.Pd, selaku pembimbing, yang dengan sungguh
penuh perhatian dan kesabaran yang tidak hanya membimbing penulis dalam
penyelesaikan skripsi ini tetapi juga telah membantu membangun idealisme-
idealime masa depanku dan bangsaku Papua.
3. Pastor P. Basilius Suedibja, SJ, selaku rektor Kolese Le Cocq d’Armandville
Nabire Papua, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk kuliah
dengan memberikan beasiswa.
4. Pastor J. Muji Santara, SJ selaku kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, yang
telah memberikan kesempatan praktek mengajar selama enam bulan sekaligus
melakukan penelitian.
5. Seno Hari Prakoso, SJ dan Yakobus S. Massora, SS selaku guru mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, yang telah
memberikan keterangan tentang pembelajaran melalui wawancara.
6. R. In Nugroho Budisantoso, SJ, selaku guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire tahun 2001 dan tahun 2002, yang
telah meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk memberikan masukan-
masukan dan saran perbaikan produk pengembangan.
7. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire Papua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
8. Pak Y.F. Setya Tri Nugraha, S. Pd. yang telah memberikan banyak masukan
untuk penyempurnaan penelitian pengembangan ini.
9. Para dosen program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah membimbing penulis selama
belajar dan khususnya dalam proses penyelesaian penelitian pengembangan ini.
10. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya Kiki Dian
Sunarwati dan Yohanes Adven Sarbani, yang selalu mengingatkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan kalian berdua.
11. Teman-teman beasiswa Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire Papua: Longginus
Pekey, Agustinus Degei, Gerald Bidana, dan Melkias Tekege, yang selalu berada
bersama saya dalam belajar di mana saja dan tentang apa saja.
12. Desi Natalia Edowai yang telah menjadi inspirator dan mendorong saya dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Des, maafkan saya. Saya egois dan tidak pernah
memahami kamu. Hanya kamu yang dapat memahami saya karena itu.. sekali lagi
terima kasih. Karena itu pula kamu akan selalu ada dalam ingatanku. Saya ingin
kamu tetap selalu dijaga….
13. Bapak Derek Mote yang selalu ada bersama saya di setiap detik kesusahan dan
kesenangan. Terima kasih telah menjadi abang yang baik tetapi juga kadang
menjengkelkan. Juga Ibu Sisilia Mote yang telah membantu saya secara finansial
dan moril pada detik-detik terakhir.
Penulis juga berterima kasih kepada: sa pu teman Rosita Muyapa, adik Maria
Iyai, Longginus Manangsang, Sabinus Petege, Mateus Auwe, Joni Kristianus Iyai,
Eka Iyai, Tri Kurniawan, Sinyo, adik Leonardus Magai (telah membantu
menggambar ilustrasi gambar), dan saudara-saudara lain. Semoga Tuhan Yesus
Kristus membalas kebaikan semua pihak.
Akhirnya, terlepas dari berbagai kekurangan, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis sendiri, para pembaca, dan bagi siapa saja, terutama bagi
yang berminat terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Yogyakarta, 19 Juni 2007
Yermias Degei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ...................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………… ......................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 10
1.3 Tujuan Pengembangan ................................................................................... 10
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ............................................................. 11
1.4.1 Silabus ................................................................................................... 11
1.4.2 Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................... 11
1.5 Pentingnya Studi Pengembangan ................................................................... 12
1.6 Asumsi dan Batasan Studi Pengembangan .................................................... 13
1.6.1 Asumsi .................................................................................................. 13
1.6.2 Pembatasan Studi Pengembangan ......................................................... 14
1.7 Definisi Istilah ................................................................................................ 15
1.8 Sistematika Penyajian .................................................................................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 19
2.1 Deskripsi Kabupaten Nabire dan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire .............. 19
2.1.1 Deskripsi Kabupaten Nabire ....................................................................... 19
2.1. 2 Deskripsi SMA YPPK Adhi Luhur Nabire ................................................ 23
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................... 32
2.3 Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa.................................. 36
2.3.1 Pendekatan Komunikatif ....................................................................... 37
2.3.1.1 Teori Kompetensi Komunikatif ................................................ 38
2.3.1.2 Teori Linguitik ........................................................................... 39
2.3.1.3 Teori Belajar Bahasa.................................................................. 41
2.3.2 Pendekatan Terpadu .............................................................................. 43
2.3.3 Pendekatan Kontruktivisme .................................................................. 44
2.3.4 Pendekatan Student Active Learning .................................................... 47
2.3.4.1 Prinsip-Prinsip Student Active Learning ................................... 48
2.3.5 Pendekatan Behaviorisme ..................................................................... 52
2.3.6 Pendekatan Kognitivisme ...................................................................... 54
2.4 Pembelajaran bahasa Komunikatif ................................................................ 55
2.4.1 Prinsip-prinsip Pendekatan Komunikatif ............................................. 55
2.4.2 Kebutuhan Berbahasa ........................................................................... 56
2.5 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ....................................................... 57
2.5.1 Pengembangan KBK ............................................................................. 60
2.5.2 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia KBK ................................. 61
2.5.2.1 Fungsi dan Tujuan ..................................................................... 62
2.5.2.2 Kompetensi Umum ................................................................... 63
2.5.2.3 Pendekatan dan Pengorganisasian Materi ................................. 66
2.5.2.4 Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ......................... 69
2.6 Pengembangan Silabus dan Materi ............................................................... 71
2.6.1 Pengembangan Silabus KBK .............................................................. 71
2.6.1.1 Langkah-langkah Penjabaran Kurikulum Menjadi Silabus ...... 72
2.6.1.2 Model Pengembangan Silabus .................................................. 81
2.6.1.3 Tahapan Pengembangan Silabus................................................ 82
2.6.1.4 Format Penyajian Silabus ......................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5.6.2 Pengembangan Materi KBK ................................................................ 85
2.6.2.1 Prinsip-prinsip Pengembangan .................................................. 85
2.6.1.2 Bentuk Materi ............................................................................ 86
2.6.1.3 Langkah-langkah Pengembangan Materi KBK ........................ 88
2.7 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 89
BAB III METODE PENGEMBANGAN .......................................................... 91
3.1 Metode Pengembangan ................................................................................. 91
3.2 Prosedur Pengembangan................................................................................ 93
3.2.1 Analisis Kebutuhan ............................................................................... 93
3.2.2 Pengembangan Silabus ......................................................................... 93
3.2.3 Pengembangan Materi .......................................................................... 95
3.3 Uji Coba Priduk ............................................................................................ 96
3.4 Subjek Penelitian .......................................................................................... 98
3.5 Jenis Data ...................................................................................................... 99
3.6 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 99
3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 102
BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA ........................................ 104
4.1 Paparan dan Pembahasan Data Hasil Analisis Kebutuhan ............................ 104
4.1.1 Paparan dan Pembahasan Data Materi dan Kegiatan Pembelajaran............ 105
4.1.2 Paparan dan Pembahasan Data Minat dan Motivasi ................................... 123
4.1.3 Paparan dan Pembahasan Data Harapan dan Kebutuhan ............................ 128
4.1.4 Paparan dan Pembahasan Data Hasil Wawancara ...................................... 138
4. 2 Paparan dan Pembahasan Data Uji Coba Produk ......................................... 151
4. 2.1 Paparan dan Pembahasan Data Uji Coba Pakar ......................................... 151
4. 2.2 Paparan dan Pengembangan Data Uji Coba Guru ..................................... 155
4.2.3. Paparan dan Pembahasan Saran Revisi Dosen Penguji .............................. 161
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 162
5. 1 Kajian Produk yang Telah Dibuat ............................................................... 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
5.1.1 Kajian Produk Silabus ................................................................................. 162
5.1.2 Kajian Produk Silabus ................................................................................. 168
5.2 Implikasi ........................................................................................................ 170
5.3 Saran-saran ..................................................................................................... 171
5.3.1 Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Buku Teks ........................................ 171
5.3.2 Saran untuk Kepentingan Pengembangan Lebih Lanjut ............................. 172
5.3.3 Saran untuk Para Penulis Buku Teks .......................................................... 172
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 174
LAMPIRAN ......................................................................................................... 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
DAFTAR BAGAN Bagan Halaman 2.1 Tahapan Pembelajaran Bermakna .................................................................. 76
2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................................... 90
3.1 Pembelajaran Disusun Berdasarkan Satu atau Lebih Indikator dalam
Satu Kompetensi ........................................................................................... 92
3.2 Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa dan Bersastra .................................... 92
3.3 Prosedur Pengembangan Silabus dan Materi Berbasis Lokal ........................ 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Kisi-kisi Penilaian Produk Silabus dan Materi ............................................. 97
3.2 Kisi-kisi Uji Coba Materi di Kelas ................................................................. 98
3.3 Kisi-kisi Kuisioner Kenyataan Materi Pelajaran yang Telah Dipelajari
di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur .............................................................. 100
3.4 Kisi-kisi Kuisioner Kenyataan Kegiatan Belajar Mengajar ........................... 100
3.5 Kisi-kisi Kuisioner Minat dan Motivasi Siswa .............................................. 101
3.6 Kisi-kisi Kuisioner Harapan Kebutuhan Siswa ............................................. 101
3.7 Pedoman Wawancara Guru Mata Pelajaran ................................................... 101
3.8 Pedoman Wawancara Pengelola SMA YPPK Adhi Luhur Nabire ................ 102
3.9 Kriteris Penilaian Produk Pengembangan ..................................................... 103
4.1 Data Tentang Materi Pembelajaran yang Telah Disajikan ............................ 105
4.2 Data Kegiatan Pembelajaran yang Telah Berlangsung .................................. 114
4.3 Data Minat dan Motivasi ............................................................................... 123
4.4 Data Harapan Siswa Tentang Kegiatan Pembelajaran ................................... 128
4.5 Data Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran .................................... 133
4.6 Data Kebutuhan Buku Teks ........................................................................... 137
4.7 Data Hasil Uji Coba Produk Buku Teks Oleh Pakar ..................................... 151
4.8 Data Hasil Uji Coba Produk oleh Guru ......................................................... 155
4.9. Catatan dari Guru Mata Pelajaran ................................................................. 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman 4.1 Kenyataan Tentang Materi Pembelajaran yang Telah Disajikan ................... 107
4.2 Kenyataan Tentang Kegiatan Pembelajaran yang Telah Berlangsung ........... 115
4.3 Kenyataan Tentang Minat dan Motivasi ........................................................ 125
4.4 Kenyataan Harapan Siswa Tentang Kegiatan Pembelajaran ......................... 129
4.5 Kenyataan Tentang Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran ............ 134
4.6 Kenyataan Tentang Kebutuhan Buku Teks ................................................... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Halaman
1. Angket untuk Siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang Telah Menempuh Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia .......................................................................... 178
2. Angket untuk Siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang Belum Menempuh Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia .......................................................................... 183
3. Pedoman Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur Nabire .................................................................... 186
4. Pedoman Wawancara Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire .................................................................. 190
5. Angket Penilaian Guru Terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester 1 ........................ 192
6. Angket Penilaian Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia Terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester 1 ............................................. 194
7. Surat Izin Penelitian dari Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ........................................................ 196
8. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua ......................................................... 197
9. Surat Keterangan Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Tentang Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ................................................. 198
10. Biodata Penulis .............................................................................................. 199
Lampiran II
1. Silabus Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua
2. Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua
3. Soal dan Kunci Jawaban Uji Kompetensi Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan dalam rangka membebaskan
manusia dari berbagai persoalan yang melingkupinya dan mempertemukan manusia
dengan kodrat sejatinya, yaitu kemanusiaan. Freire (2002) melalui Yunus (2004:1)
mengatakan, pendidikan merupakan salah satu upaya mengembalikan fungsi manusia
menjadi manusia agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan sampai
kepada ketertinggalan. Oleh karena manusia sebagai pusat pendidikan, maka manusia
harus menjadikan pendidikan sebagai alat pembebasan untuk mengantarkan manusia
menjadi makhluk yang bermartabat (Yunus, 2000).
Pendidikan pembebasan adalah pendidikan lokalitas yang diletakkan di
tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat. Pembicaraan tentang kebebasan suatu
masyarakat manusia akan menjadi apabila meletakkan pendidikan sebagai hak primer
dan dilakukan berbasiskan kebutuhan lokal dan realitas masyarakat. Mangunwijaya
(tanpa tahun) mengatakan semua negara yang beradab dan demokratis mengakui hak
primer pendidikan. Maka pendidikan sebagai hak primer harus menjadi proses
dialektis antarmanusia. Karena sejak lahir, manusia mendapatkan bekal pendidikan
oleh orang tua di rumah kemudian mendapatkan pendidikan dalam lingkungan
sekolah, dan pada akhirnya manusia menemukan pendidikan dari proses interaksi
sosial dengan lingkungan masyarakat.
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 menegaskan perlunya
diversifikasi kurikulum yang dapat melayani keanekaragaman kemampuan sumber
daya manusia, kemampuan siswa, sarana pembelajaran dan budaya di daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
merupakan angin segar untuk meletakkan pendidikan di tengah-tengah realitas sosial
masyarakat. Depdiknas (2003:3) menjelaskan, kewenangan pemerintah daerah ini
perlu dilaksanakan secara luas, utuh dan bulat, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek
pemerintahan (penjelasan atas PP No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
provinsi sebagai Daerah Otonom).
Pemberlakuan otonomi daerah yang kemudian diikuti oleh otonomi
pendidikan memberikan angin segar bagi peningkatan mutu pendidikan Indonesia.
Khususnya daerah-daerah yang telah lama mengikuti sistem pendidikan sentralistik
pada masa Orde Baru. Dengan adanya desentralisasi pendidikan diharapkan proses
pendidikan dapat memberikan ruang yang lebih baik bagi katerlibatan guru-guru
untuk bereksplorasi kemampuannya secara mendalam sesuai kebutuhan siswa dan
realitas sosial masyarakatnya.
Berkaitan dengan itu, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau
Kurikulum 2004 memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan
mengembangkan silabus dan materi pembelajaran sesuai dengan potensi sekolah,
kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat di sekitar
sekolah (Yunus, 2004:114). KBK mengamanatkan agar pembelajaran di sekolah
berlangsung alamiah dan aktif. Pendekatan pembelajaran yang menempatkan guru
sebagai sentral kegiatan pembelajaran mulai ditinggalkan sedikit demi sedikit. Anak
akan belajar lebih baik dan bermakna apabila menciptakan lingkungan yang alami
dengan mengalami apa yang dipelajarinya. Konfusius dalam Widharyanto (2002:1)
mengatakan, apa yang saya dengar saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa
yang saya lakukan saya paham. Menurut Silberman (1966) dalam Widharyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(2002:1), pembelajaran dikatakan aktif apabila para siswa banyak melakukan
aktivitas. Locke dalam Widharyanto (2002:1) memperjelas, dalam model ini,
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan
oleh siswa sendiri dan bukan dengan cara transfer pengetahuan, pengalaman,
keterampilan oleh guru kepada siswa. KBK memberikan keleluasaan untuk
menemukan jati diri siswa, guru dan masyarakat dalam menentukan arah sekolah.
Sekolah diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran secara (aktif) efektif dan
materi pembelajaran diharapkan relevan dengan tuntutan/kebutuhan siswa,
lingkungan yang akan menggunakan lulusan tanpa menutup diri terhadap tuntutan
nasional dan global.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berorientasi
pada hakikat pembelajaran bahasa bahwa belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai
kemanusiaanya (Depdiknas, 2003:3). Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis serta menimbulkan
penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Kurikulum ini diarahkan untuk
siswa terbuka terhadap beraneka ragam informasi yang hadir di sekitarnya dan dapat
menyaring yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dan siswa menyadari eksistensi
budayanya sehingga tidak tercabut dari lingkungannya.
Depdiknas (2003:4) menegaskan pengertian dan fungsi pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia. Standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan
KBK adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa
dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia, sedangkan fungsi mata pelajaran Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan Sastra Indonesia sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa,
(2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk
meraih dan mengembangkan ilmu pengetahun, teknologi dan seni, (4) sarana
penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan
menyangkut berbagai masalah, (5) sarana pengembangan penalaran, dan (6) sarana
pemahaman beraneka ragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan
Indonesia.
Dilihat dari pengertian, fungsi dan standar kompetensi yang dijelaskan di atas
dapat diketahui bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah
Atas (SMA) agar pembelajar memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; memahami bahasa Indonesia yang baik
dan benar untuk meningkatkan kemampuan kognitif, kematangan emosional
kematangan sosial dan menerapkannya dalam realitas sosial masyarakat. Sedangkan
pembelajaran sastra agar pembelajar dapat mengembangkan kepribadiannya dengan
memperluas wawasan tentang hidup, serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa dengan menikmati dan memanfaatkan karya sastra.
Kenyataan yang terjadi di lapangan berbeda. Kemampuan berbahasa dan
bersastra Indonesia dalam kalangan terpelajar (siswa SMA) jauh dari hakikat belajar
bahasa dan sastra, terutama di daerah-daerah yang belum memadai informasi,
transportasi dan komunikasi, misalnya SMA-SMA di Papua. Kenyataan ini terlihat
dalam masih kurangnnya kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dan
penghargaan terhadap karya sastra Indonesia di kalangan siswa. Akibatnya
kemampuan penguasaan informasi melalui membaca maupun komunikasi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
lisan maupun tulisan dalam kehidupan nyata kurang. Penggunaan bahasa Indonesia
secara benar belum memadai bagi kebanyakan siswa, sehingga antara konsep
berbeda dengan apa yang diungkapkan. Akhirnya menimbulkan pemahaman yang
kurang tepat bagi pembaca maupun pendengar. Minat terhadap sastra Indonesia
terlihat semakin kurang. Secara mendasar usaha untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa dan bersastra Indonesia ditempuh melalui perbaikan pembelajaran mulai
dari jenjang rendah hingga jenjang yang paling tinggi (Werdiningsih, 1998:2).
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA merupakan mata pelajaran
yang penting di sekolah. Bahasa dan sastra Indonesia dapat menjadi mata pelajaran
pengantar dalam pembelajaran mata pelajaran yang lain. Maka penguasaan
keterampilan berbahasa dalam bentuk keterampilan mengungkapkan pikiran,
gagasan, ide, pendapat, pesetujuan, keinginan, maupun menyampaikan informasi
tentang peristiwa oleh siswa sangat penting. Hal itu disampaikan melalui aspek
kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf, dengan mempertimbangkan ejaan dan
tanda baca dalam bahasa tulis serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama,
tekanan, tempo) dalam bahasa lisan (Depdiknas, 2003:7).
Dalam komunikasi diperlukan kerja sama antara penyampai maksud dan
penerima maksud. Depdiknas (2003:7) menjelaskan, kerja sama itu dapat diciptakan
dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain siapa yang mengajak
berkomunikasi, siapa yang diajak berkomunikasi, pada situasi apa atau tempat mana,
pada waktu kapan, dengan isi pembicaraan yang bagaimana, dan dengan media apa.
Keterampilan ini diperkaya oleh fungsi utama sastra yaitu penghalusan budi,
peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya
dan penyaluran gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dalam komunikasi, kata menduduki peranan yang penting. Maka penguasaan
kosakata siswa sangat menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi. Berbagai
penelitian telah menunjukkan, semakin tinggi kemampuan berbahasa dan
mengapresiasi sastra, semakin tinggi pula prestasi dalam mata pelajaran lain. Oleh
karena itu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya berorientasi pada
pengetahuan dasar tetapi juga pada aspek kemahiran berbahasa dan mengapresiasi
sastra Indonesia. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan berbahasa dan
bersastra dapat dimanfaatkan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain dan dapat
menerapkannya dalam lingkungan sosial yang nyata.
Dick dan Carey (dalam Werdiningsih, 1998) mengatakan, pembelajaran
merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu aspek pokok yang perlu
mendapat perhatian dalam sistem pembelajaran adalah perencanaan program
pembelajaran. Garis besar program pembelajaran yang berisi sejumlah komponen
pembelajaran disebut silabus. Silabus merupakan suatu penjabaran operasional dari
suatu kurikulum. Werdiningsih (1998:27) dalam Prasetya (2003:2) menjelaskan,
secara rinci, silabus berisi uraian mengenai isi suatu bahan pembelajaran, urutan
penyajian, pengalokasian waktu, sumber-sumber, evaluasi dan kegiatan
pembelajaran. Selain itu, materi pembelajaran sendiri memiliki kedudukan penting,
yaitu sebagai pusat kegiatan pembelajaran Prasetya (2003:2). Untuk mendukung
pembelajaran diperlukan adanya pengembangan materi pembelajaran sesuai dengan
silabus yang telah disusun. Dengan demikian, untuk memenuhi tuntutan dalam KBK
yang menuntut adanya penyesuaian, penyelarasan, pengembangan, inovasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pembelajaran dalam berbagai aspek, maka perlu disusun materi pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia yang fungsional berbasiskan analisis kebutuhan.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang menghargai realitas
masyarakat, khususnya realitas perbedaan siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
sangat penting. Siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terdiri dari tiga golongan
siswa dengan kemampuan berbahasa dan bersastra yang berbeda. Pertama, siswa
yang berasal dari pesisir pantai. Kedua, siswa yang berasal dari pegunungan. Ketiga,
siswa pendatang. Siswa yang berasal dari pesisir pantai, sebagian besar menguasai
bahasa Indonesia pasaran, tetapi kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan
benar kurang dikuasainya. Siswa yang berasal dari pegunungan, kemampuan
berbahasa Indonesia kurang dan kaku. Hal ini dikarenakan lingkungan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan lingkungan masyarakat pegunungan yang jarang
menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran maupun dalam lingkungan
masyarakat. Kemampuan berbahasa Indonesia siswa pendatang rata-rata bagus.
Kemampuan bersastra pun rata-rata tidak berbeda dengan kemampuan berbahasa
Indonesia.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
selama ini diampu oleh seorang guru tetap. Selebihnya adalah honorer yang berisiko
selalu berganti di perjalanan sementara mereka juga mengajar di SMA lain.
Perencanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diserahkan kepada masing-
masing guru pengampu mata pelajaran tersebut. Hal ini mengakibatkan adanya
keragaman silabus bahasa dan sastra Indonesia. Apabila guru yang mengajar tanpa
perencanaan pembelajaran (silabus) yang jelas, tentu akan lebih memprihatinkan lagi.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, perlu dikembangkan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran tentunya
perlu dikembangkan silabus dan materi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
yang fungsional dan komunikatif untuk mempersiapkan kader-kader pemimpin
Papua. Adapun model pengembangan yang memenuhi harapan tersebut adalah model
silabus dan pengembangan materi yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran dan disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan.
Seperti yang dijelaskan di atas, SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terdiri dari
tiga golongan siswa, yaitu siswa yang berasal dari pesisir pantai, pengunungan dan
pendatang. Tidak semua dari tiga golongan siswa ini melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi ada yang
masuk dunia kerja dan ada yang kembali ke kampung (khusus untuk siswa dari
pegunungan). Untuk itu, perlu disusun silabus dan materi pelajaran yang
mempertimbangkan tiga golongan siswa tersebut. Silabus dan materi pembelajaran
diarahkan untuk memberikan bekal yang cukup bagi tiga golongan siswa itu. Dengan
demikian pengembangan silabus dan materi berdasarkan analisis kebutuhan tiga
golongan siswa tersebut dirasa sangat penting. Pembelajaran sepatutnya memberikan
wawasan kerja sesuai dengan lingkungannnya. Hal ini sangat mendukung pembelajar
setelah selesai dari tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Kemudian langkah
selanjutnya tergantung dari mereka yang penting mereka memiliki suatu
keterampilan atau hasil dari pendidikan yang mereka tempuh.
Menurut Kaufman dan English dalam Suparman (1991) dan Rossett dalam
Dick dan Carey, (1985) melalui Werdiningsih (1998) pihak penentu kebutuhan
pembelajaran adalah siswa, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
akan menggunakan lulusan. Jika penyusunan silabus benar-benar didasarkan pada
hasil analisis kebutuhan berbagai pihak, maka dimungkinkan dapat tersusun program
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, sedangkan materi pembelajaran sebagai
salah satu komponen penting pembelajaran dapat mendukung efektivitas
pembelajaran, jika dikembangkan berdasarkan tujuan yang menggambarkan
kebutuhan siswa serta dilengkapi dengan perangkat penunjang (Werdiningsih, 1998).
Pengembangan model silabus perlu didasarkan pada pendekatan pembelajaran
bahasa. Mengingat bahasa adalah sarana untuk komunikasi maka orientasi
pembelajaran perlu dititikberatkan pada pendekatan komunikatif. Werdiningsih
(1998:7) mengatakan, pembelajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan
komunikatif merupakan pembelajaran bahasa yang bertujuan membentuk
kemampuan atau kompetensi komunikatif. Mulyasa (2003:89) mengatakan, bahasa
Indonesia mengembangkan kemampuan komunikasi (lisan-tulis) sebagai alat untuk
mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan,
serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan apresiasi terhadap karya sastra Indonesia. Maka, dalam pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia, kompetensi komunikatif yang hendak dicapai adalah kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis) dalam komunikasi dan
kemampuan bersastra dalam kehidupannya.
Studi pengembangan silabus dan meteri mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia ini mendesak dilakukan karena beberapa alasan berikut: (1) kurikululum
berbasis kompetensi atau kurikulum 2004 sudah diberlakukan di seluruh Indonesia,
termasuk di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire (2) pembelajaran selama ini, terutama
teks dalam materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia belum berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
lokalitas atau didasarkan pada kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat. (3)
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire selama
ini diampu oleh seorang guru tetap. Selebihnya adalah honorer yang berisiko selalu
berganti di perjalanan sementara mereka juga mengajar di SMA lain. Hal ini
mengakibatkan belum ada silabus dan buku teks tetap yang menggambarkan
karakteristik latar belakang siswa dan lingkungan sosial siswa (4) pembelajaran
bahasa dan sastra Indonseia belum berdasarkan pada pendekatan pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia, sehingga kemampuan berbahasa dan bersastra alumni
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire masih terbatas (5) dilihat dari beberapa alasan di
atas, kepala SMA YPPK Adhi Luhur dan rektor Kolese Le Cocq d’Armandville
mendukung penuh untuk melakukan penelitian studi pengembangan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam penelitian studi pengembangan ini adalah
“Bagaimanakah Silabus dan Materi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk kelas X Semester I SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire Papua?”
1.3 Tujuan Studi Pengembangan
Alasan-alasan yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang dan rumusan
masalah di atas merupakan faktor pendorong dilakukannya penelitian ini. Tujuan
utama yang ingin dicapai dengan penelitian studi pengembangan ini adalah
tersusunnya silabus dan materi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
berdasarkan KBK dan berbasis lokalitas dan indikator hasil belajar yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan kebutuhan siswa dan masyarakat Papua khususnya di kelas X semester I
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire-Papua.
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
1.4.1 Silabus
Silabus mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berisi beberapa komponen
sebagai berikut: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, alokasi waktu, sarana/sumber belajar dan aspek/bentuk penilaian
(Depdiknas, 2003:5). Urutan penyusunan dalam silabus mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, yaitu (1)
identitas mata pelajaran, (2) kelas (3) semester (4) unit ke- (5) tema (6) standar
kompetensi (7) kompetensi dasar (8) indikator (9) materi pokok (10) teknik dan
media, (11) alokasi waktu (12) sarana/sumber belajar (11) aspek/bentuk penilaian.
1.4.2 Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia
Buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berisi beberapa komponen.
1) Unit dan Tema
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis kompetensi berisi delapan
standar kompetensi (Depdiknas, 2003:9-10). Unit dan tema akan dicantumkan
sesuai dengan jumlah standar kompetensi yang ada pada kelas X semester I.
2) Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator Hasil Belajar
Kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator hasil belajar akan dicantumkan
sebagai fokus atau arah dalam pembelajaran bagi siswa dan guru.
3) Uraian Pembelajaran
Uraian materi terdiri atas tiga kegiatan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(a) kegiatan awal pembelajaran antara lain: (1) membangkitkan minat
(penguatan) kepada pembelajar dengan cara penjelasan singkat (tujuan
pembelajaran) tentang pentingnya penguasaan materi tertentu, (2)
mengecek kemampuan atau konsep awal siswa tentang suatu materi
dengan cara menyajikan pertanyaan lisan maupun tertulis.
(b) kegiatan inti pembelajaran antara lain: (1) penyajian materi berupa teks
bacaan, permainan, menulis cerita berdasarkan gambar dan mendengarkan
rekaman radio atau TV, (2) pembahasan materi berupa diskusi dalam
kelompok kecil, dan (3) pelaporan kegiatan siswa secara tertulis maupun
lisan secara kelompok maupun dan individu.
(c) Kegiatan akhir antara lain: (1) penyimpulan bersama antara guru dan
siswa, (2) kegiatan pengayaan untuk pengkajian ulang pemahaman siswa
tentang suatu topik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan (3)
tugas kelompok dan individu di luar kelas.
1.5 Pentingnya Studi Pengembangan
Studi pengembangan silabus dan materi mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi dan lokalitas di SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire, perlu dilakukan karena beberapa alasan berikut:
1. Kurikulum yang sentralistik – kurangnya kreativitas guru untuk menyesuaikan
silabus dan materi dengan realitas sosial siswa atau lokal tanpa menutup diri
terhadap kurikulum nasional -- selama ini berakibat pada kualitas lulusan,
khususnya pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Mulai diberlakukan secara nasional berbasis kompetensi pada tahun 2004 secara
nasional, termasuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
3. Studi pengembangan materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan
KBK dan lokalitas diharapkan akan mempermudah siswa dalam mempelajari
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya kelas X semester I, SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire-Papua.
4. Bagi guru, hasil studi pengembangan silabus dan materi pelajaran ini diharapkan
dapat menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA,
khususnya di Papua dan lebih khusus kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire.
5. Studi pengembangan ini merupakan salah satu usaha meningkatan pembelajaran
yang lebih efektif, komunikatif, interaktif dan sesuai dengan kebutuhan siswa
atau lokalitas SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
1.6 Asumsi dan Batasan Pengembangan
1.6.1 Asumsi
Asumsi yang melandasi studi pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memiliki
kemampuan dasar berbeda-beda dalam berbahasa dan bersastra Indonesia.
Hal ini disebabkan karena siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terdiri dari
tiga golongan siswa dengan latar belakang pendidikan dasar yang berbeda.
2. Kemampuan siswa kelas X semester I dalam berbahasa dan bersastra
Indonesia perlu ditingkatkan untuk kepentingan komunikasi sehari-hari dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
masyarakat, komunikasi formal, penunjang mempelajari mata pelajaran lain,
dan jenjang pendidikan selanjutnya.
3. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA selama ini belum
berdasarkan lokalitas dan hasil analisis kebutuhan siswa.
4. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa kelas X dan kelas XI SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire, kepala sekolah, guru pengampu maupun analisis
kebutuhan masyarakat yang akan menggunakan lulusan, dapat disusun
silabus dan materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan
kurikulum 2004 dengan mempertimbangkan lokalitasnya.
5. Materi dalam bentuk buku teks berdasarkan analisis kebutuhan dan berbasis
lokalitas diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia pada kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
1.6.2 Pembatasan Studi Pengembangan
Studi pengembangan ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Pada silabus dan materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA,
khususnya di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
2. Silabus dan materi yang akan disusun dibatasi hanya untuk kelas X semester I
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
3. Uji coba produk untuk keperluan revisi dan peningkatan kualitas produk akan
dilakukan dengan cara (1) bimbingan dengan pakar (2) pihak lain yang dapat
meningkatkan produk (3) uji coba dalam pembelajaran terhadap siswa tidak
akan dilakukan mengingat waktu dan biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1.7 Definisi Istilah
Untuk menghindari terjadi penyimpangan makna istilah-istilah tertentu yang
digunakan dalam studi pengembangan ini, berikut dijelaskan definisinya.
1. Studi adalah penelitian ilmiah; kajian; telaahan secara mendalam dan utuh
tentang sesuatu (KBBI, 2001:1093). Dalam hal ini menganalisis secara utuh
dan mendalam kebutuhan pembelajaran siswa kelas X semester I SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire.
2. Pengembangan adalah suatu proses yang sistematis dalam rangka
menghasilkan produk berupa silabus dan buku teks yang dapat digunakan
secara efektif, efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia (Werdiningsih, 1999:13)
3. Silabus merupakan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan penilaian hasil
belajarnya. Silabus berisi komponen dasar yang dapat menjawab
permasalahan: (1) apa yang akan dibelajarkan, (2) bagaimana cara
membelajarkannya, dan (3) bagaimana cara memenuhi target pencapaian
hasil belajarnya (Depdiknas, 2004:2)
4. Materi adalah bahan ajar yang berisi seperangkat konsep, fakta, prinsip-
prinsip, dan prosedur yang dirancang berdasarkan pendekatan dan sistematika
tertentu untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (Werdiningsih,
1999:13)
5. Buku Teks adalah seperangkat sumber belajar yang berisi materi
pembelajaran yang dilengkapi dengan aspek-aspek pendukung, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
petunjuk, tujuan, daftar bacaan yang relevan, dan latihan (Werdiningsih,
1999:13).
6. Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah menengah umum dengan tujuan (1) agar siswa
menghargai dan membanggai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara, (2) agar siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk,
makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan, (3) agar siswa memiliki
kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, kematangan sosial, (4) agar
siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis), (5) agar siswa menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) agar siswa
menghargai dan membanggai sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2003:4).
7. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.
8. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dikuasi oleh seseorang dan telah menjadi bagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Mulyasa, 2003:38).
9. Kurikukum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh
siswa (Depdiknas, 2003:14).
10. Kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis kompetensi
adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia (Depdiknas,
2003:6).
11. Lokalitas dalam studi pengembangan ini adalah silabus dan materi mata
pembelajaran (tema buku teks), khususnya teks yang sesuai dengan masalah-
masalah sosial (budaya, lingkungan, ekonomi, pendidikan, gender, hak asasi
manusia, kesehatan, korupsi dan minuman keras serta narkoba.
12. Pendekatan adalah seperangkat asumsi, persepsi, kayakinan dan teori tentang
bahasa dan pembelajaran bahasa yang akan menjiwai keseluruhan proses
belajar bahasa dan berbahasa (Widharyanto, 2003:20 melalui Wahyu,
2004:9).
13. Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara
rapi dan tertib, yang tidak mengandung bagian-bagian yang berkontradiksi,
yang semuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih (Anthony, 1963:63-
70-N).
14. Teknik adalah merupakan suatu muslihat, tipu-daya, atau penemuan yang
dipakai untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Teknik ini haruslah konsisten dengan metode dan oleh karena itu harus
selaras dan serasi juga dengan pendekatan (Anthony, 1963-N).
1.8 Sistematika Penyajian
Pada bab pertama berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya pengembangan
asumsi, pembatasan pengembangan, definisi istilah, sistematika penyajian, dan
jadwal penelitian. Bab kedua berisi kajian penelitian terdahulu yang relevan dan
kajian teori-teori yang relevan. Teori-teori terdahulu yang relevan, antara pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran bahasa, pembelajaran bahasa komunkatif,
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pengembangan silabus dan materi
berdasarkan KBK, dan kerangka penelitin. Bagian ketiga menyajikan metode
pengembangan yang berisikan model pengembangan, prosedur pengembangan, dan
rincian hal-hal yang diperlukan dalam uji coba produk.
Bagian empat berisi tentang hasil pengembangan yang terdiri dari (1) paparan dan
pembahasan data hasil analisis kebutuhan (2) paparan dan pembahasan data hasil
ujicoba ahli dan guru. Pada bagian terakhir, bab penutup berisi tentang kajian,
implikasi dan saran-saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini diuraikan tentang deskripsi Kabupaten Nabire, SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire dan penelitian sejenis serta teori-teori yang relevan. Deskripsi
kabupaten Nabire, SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, hasil penelitian yang relevan
dan teori-teori tersebut akan digunakan sebagai landasan dan kerangka berpikir untuk
pemecahan masalah yang diteliti.
Sistematika penyajiannya sebagai berikut: pertama, deskripsi Kabupaten
Nabire dan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, kedua kajian hasil penelitian terdahulu
yang relevan dan bagian ketiga kajian teori-teori terdahulu yang mencakup: (1)
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa, (2) pembelajaran bahasa
komunkatif, (3) kurikulum berbasis kompetensi (KBK), (4) pengembangan silabus
dan materi berdasarkan KBK, dan (5) kerangka penelitin. Pada bagian keempat berisi
kerangka pemikiran.
2.1 Deskripsi Kabupaten Nabire dan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Gambaran tentang kabupaten Nabire dan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
penting dipaparkan pada bagian ini. Gambaran umum ini akan membantu peneliti
dalam pengembangan silabus dan buku teks mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2.1.1 Deskripsi Kabupaten Nabire
Secara geografis, Kabupaten Nabire terletak di kawasan Teluk Cenderawasih,
bagian tengah Provinsi Papua. Kabupaten Nabire terdiri dari 10 distrik, yakni distrik
Yaur, Wanggar, Nabire, Napan, Siriwo, Uwapa, Sukikai, Mapia, Ikrar, dan Kamuu.
Kabupaten Nabire sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Waropen, sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Paniai dan Waropen, sebelah Selatan berbatasan
dengan Kabupaten Mimika, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Wandama dan Kaimana. Berdasarkan PP No. 52 Tahun 1996 Kabupaten Nabire
memiliki luas wilayah 15.358 km2.
Pada zaman Belanda, pusat pemerintahan terletak di Enarotali (daerah
pedalaman, kini ibu kota kabupaten Paniai). Namun, melalui penentuan pendapat
rakyat (PEPERA) tahun 1969, Papua diintegrasikan dengan Indonesia. Setelah Papua
dintegrasikan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pusat
pemerintahan dialihkan ke Nabire.
Kabupaten Nabire mengalami perkembangan yang cukup pesat, karena
didukung oleh transfortasi laut dan udara yang memadai. Kabupaten Nabire
memunyai transfortasi udara dan laut yang menghubungkan dengan daerah lain di
Indonesia. Dengan adanya transportasi ini perubahan di segala bidang terjadi secara
cepat. Jumlah penduduk di Nabire dari tahun ke tahun semakin bertambah, lebih-
lebih dengan datangnya transmigran. Dengan demikian, jumlah penduduk hingga
sekarang mencapai + 41.500 jiwa, sedang penduduk seluruh Kabupaten Nabire +
111.000 jiwa.
Kota Nabire menjadi pusat perdagangan dan pusat pemerintahan, tetapi agak
terpisah dari distrik-distrik di pedalaman. Distrik-distrik tersebut jauh 250 km dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ibu kota kabupaten Nabire sehingga hanya dapat dijangkau dengan transportasi udara:
Twin Otter/Merpati, MAF dan AMA (penerbangan misionaris Zending dan Katolik).
Walaupun kini ada jalan darat yang menghubungkan dengan daerah-daerah di
pedalaman, namun selalu saja mengalami kesulitan karena kondisi alam yang tidak
bersahabat.
Daerah Nabire dan sekitarnya terletak di atas 3 lempengan bumi yang
mengakibatkan daerah itu rawan gempa bumi. Gempa bumi besar terakhir terjadi
pada tanggal 6 Februari 2004. Gempa itu berkekuatan 6,9 skala Richter di sebelah
Tenggara diikuti dengan gempa susulan pada tanggal 8 Februari 2004 di sebelah
Barat Laut. Korban jiwa meninggal 37 orang, ratusan orang terluka, dan kerugian
materi (fasilitas umum) mencapai milyaran rupiah.
Kota ini menjadi pusat pemerintahan kabupaten Nabire dan pusat
perdagangan kabupaten dan kecamatan sekitarnya, lebih-lebih kabupaten dan
kecamatan yang berada di pedalaman/pegunungan. Selain itu, karena letaknya yang
strategis, maka kota Nabire menjadi tempat tujuan bagi para pendatang baik dari
pedalaman maupun dari luar Papua. Banyak dari mereka yang tinggal dan berusaha di
Nabire. Oleh karena itu, dilihat dari sisi ekonomi, kota Nabire nampak semakin
berkembang dari tahun ke tahun. Semua keperluan hidup dapat diperoleh di kota
Nabire, khususnya bagi penduduk pedalaman di sekitar kota Nabire.
Beberapa kapal tersedia di pelabuhan Nabire untuk pelayanan antar pulau,
seperti penyaluran BBM, makanan, keperluan rumah tangga dan juga untuk
transportasi. Kota Nabire juga memiliki pelabuhan udara kelas menengah yang bisa
didarati oleh pesawat-pesawat kecil karena landasannya hanya sepanjang 2 km.
Pesawat besar yang bisa mendarat adalah jenis Fokker 27 (pesawat berbaling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berbaling-baling). Transportasi ke daerah pedalaman sekarang semakin lancar dengan
kehadiran banyak maskapai penerbangan perintis. Rata-rata mereka menggunakan
pesawat jenis Cessna, Twin Otter maupun Pilatus untuk menuju ke pedalaman.
Pemakaian transportasi udara ini hingga saat ini masih menjadi prioritas sebagian
besar masyarakat pedalaman karena transportasi darat belum baik.
Penduduk kota Nabire terdiri dari penduduk asli Papua yang terdiri dari
berbagai suku (misalnya suku Mee, Dani, Damal, Dauwa, Moni, Nayak, Auye, Wate,
Waropen, Moor-Mambor, Yerisiam) dan suku-suku pendatang, misal dari Sulawesi
(Toraja, Manado, Makasar/Bugis), Jawa, dan Maluku. Meskipun kepercayaan asli
masih mewarnai kehidupan sehari-hari, secara umum penduduk terbagi dalam 60%
beragama Kristen Protestan, 25% Katolik, 10% Islam dan 5% Hindu-Budha.
Kebanyakan pendatang memiliki keterampilan yang cukup tinggi, mampu
meningkatkan taraf hidup yang layak sehingga kehidupan mereka cukup berada.
Umumnya mereka bekerja sebagai pegawai negeri, pengusaha, pedagang, petani,
tukang, dan lebih banyak TNI/Polri. Sedang keadaan sosial-ekonomi putera daerah
pada umumnya menyedihkan. Mereka yang bekerja sebagian besar sebagai pegawai
negeri. Hal ini merupakan buah dari kebijaksanaan pemerinatah memberikan otonomi
khusus. Kebanyakan mereka memegang pucuk pimpinan kantor pemerintahan.
Sebagian terbesar putera Papua memunyai pekerjaan yang tidak menentu atau
tanpa pekerjaan. Kebanyakan dari mereka adalah putera-puteri pedalaman yang
berpendidikan rendah atau bahkan tidak sempat mengenyam pendidikan. Kehidupan
penduduk asli Papua sangat menggantungkan diri pada kemurahan alam dan orang
lain. Untuk meningkatkan sumber daya manusia dan keterampilan mereka diharapkan
jalur pendidikan formal akan memegang peranan penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada umumnya keadaan kesehatan masyarakat diwarnai oleh indikasi
kekurangan gizi dan penyakit endemik seperti malaria, TBC, dan gangguan
pernafasan. Angka kematian ibu dan anak tinggi. Sementara itu fasilitas pelayanan
kesehatan masih sangat terbatas. Adapun fasilitas kesehatan yang ada ialah: Rumah
Sakit Umum Daerah ada satu dan Pusat Kesehatan Masyarakat ada lima.
2.1.2 Deskripsi SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
2.1.2.1 Sejarah SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
SMA YPPK Adhi Luhur adalah sekolah milik Yayasan Pendidikan
Persekolahan Katolik (YPPK) keuskupan Timika. Pada tahun 1980-an, siswa yang
telah tamat SMP di pedalaman dikirim ke sekolah dan asrama di Jayapura (Ibu kota
provinsi Papua). Di sana mereka masuk di SMA, Sekolah Pendidikan Guru (SPG),
Pendidikan Guru Agama Katolik (PGAK), dan Sekolah Menengah Ekonomi Atas
(SMEA). Sekitar tahun 1984-1986 sekolah- sekolah tersebut ditutup. Dengan
ditutupnya sekolah sekolah tersebut dan semakin mahalnya biaya untuk sekolah dan
asrama di Jayapura, anak anak dari daerah pedalaman Nabire cenderung memilih
bersekolah di kota Nabire. Nabire menjadi tempat tujuan pendidikan anak-anak dari
pedalaman.
Atas prakarsa orang tua murid dan umat Katolik mendirikan Taman Kanak-
tahun 1987, SMP tahun 1980, beberapa SD dan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
tahun 1987. Dengan adanya SMA YPPK Adhi Luhur di Nabire, setiap tahun semakin
banyak siswa dari pedalaman yang turun ke kota Nabire untuk melanjutkan
pendidikan mereka ke SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada tahun 2000, Serikat Yesus (SY) diberi kepercayaan oleh Keuskupan
Jayapura (sekarang Nabire termasuk keuskupan Timika) untuk mengelola SMA ini,
dengan seizin Pater Jendral Serikat Jesus (SJ). Visi dan misi SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire adalah: “Menciptakan tatanan baru bagi masyarakat Papua yang sedang
merindukan pembebasan diri dari kebodohan dan pengembangan diri sesuai dengan
jati dirinya. Oleh karena itu, Yesuit terpanggil untuk menyumbangkan kemampuan-
kemampuan intelektual dan kekayaan rohani yang dimiliki untuk memberdayakan
putera-puteri Papua, khususnya dalam dan melalui pendidikan. Visi di atas dicapai
melalui misi SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, yakni “Menjadi pribadi unggul dalam
intelektual, dengan bersedia belajar terus-menerus, menjaga kemurnian hati nurani,
dan bertanggung jawab penuh dan terlibat nyata dalam hidup bersama di sekolah dan
masyarakat. Misi ini tertuang dalam semboyan 3 C (Competence, Conscience,
Compassion), (Degei, 2006: 9).
Sejalan dengan visi dan misi di atas SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memiliki
quota lebih besar untuk putra daerah. Putra daerah 75% dan 25% untuk siswa
pendatang. Hal-hal yang menyebabkan Serikat Yesus bersedia mengelola SMA ini
ialah karena pertama posisi Nabire yang strategis yakni di tengah-tengah tanah Papua
dan berada sebagai transit bagi masyarakat pedalaman/pegunungan, dan kedua
mayoritas siswanya adalah dari masyarakat (asli) Papua (Yesuit di tanah Papua,
2001).
Saat ini di Indonesia ada 8 SMA kolese yang dikelola oleh Serikat Yesus,
seperti SMA Kolese de Britto Yogyakarta, SMA Kolese Loyola Semarang, SMA
Kolese Kanisius Jakarta, SMK (STM) St. Mikael Solo (Surakarta), SMA Kolese
Gonzaga Semarang, SMA Kolese St. Petrus Kanisius Mertoyudan, Kolese PIKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Semarang, dan terakhir, dan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Para Yesuit (sebutan untuk anggota SJ) yang berkarya di SMA YPPK Adhi
Nabire hingga saat ini terdiri dari empat pater, dua frater, dua bruder, dan dibantu
oleh seorang suster Abdi Kristus (AK). Sedangkan latar belakang pendidikan para
guru di SMA Adhi Luhur bervariasi, ada yang dari Univesitas Sanata Dharma,
Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Surabaya), Universitas
Cendrawasih (UNCEN), Universitas Atmajaya Ujung Pandang, IKIP Manado
(sekarang Universitas Negeri Manado), IKIP Semarang (sekarang Universitas Negeri
Semarang), Universitas Pattimura, Universitas Hasannudin, Universitas Terbuka, dan
lain-lain.
Sekolah Menengah Atas YPPK Adhi Luhur Nabire merupakan bagian dari
Kolese Le Cocq d’Armanville Nabire bersama peternakan babi, pertukangan kayu
'Alfonsus', dan asrama putra “Taruna Karsa” dan asrama putri “St. Theresia”. Le
Cocq d’Armanville adalah pastor ordo Serikat Jesus pertama yang menginjakkan
kaki di tanah Papua, melalui pantai selatan (Mimika) dan konon terbunuh di sana.
Peternakan babi untuk mendukung dan mengimbangi pendidikan formal
orang muda asli pedalaman di Nabire. Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire
mengusahakan pendidikan terpadu, yaitu memberikan keterampilan peternakan babi
dan pertukangan kayu. Sedangkan asrama putra “Teruna Karsa” dan asrama putri St.
Theresia untuk membantu anak-amak yang berasal dari pedalaman. Teruna Karsa
adalah asrama untuk putra, dan St. Theresia adalah asrama untuk putri. Keduanya
dapat menampung 50 orang siswa.
Sekolah Menengah Atas YPPK Adhi Luhur Nabire menjadi salah satu sekolah
yang diminati banyak orang tua murid. Tidak hanya oleh orang tua murid yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
berasal dari pegunungan tetapi juga orang tua murid dari pesisir pantai maupun
pendatang yang ada di Nabire maupun luar Nabire. Bertambahnya jumlah penduduk
yang datang dari pegunungan, pulau-pulau di pesisir pantai maupun transmigran,
siswa yang sekolah di SMA YPPK Adhi Luhur semakin bertambah dan terdiri dari
tiga kelompok, yakni siswa dari pengunungan, pesisir pantai dan pendatang.
2.1.2.2 Situasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
selama ini diampu oleh seorang guru tetap. Selebihnya adalah honorer yang berisiko
selalu berganti di perjalanan sementara mereka juga mengajar di SMA lain.
Perencanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diserahkan kepada masing-
masing guru pengampu mata pelajaran tersebut. Hal ini mengakibatkan adanya
keragaman silabus bahasa dan sastra Indonesia. Apabila guru yang mengajar tanpa
perencanaan pembelajaran (silabus) yang jelas, tentu akan lebih memprihatinkan lagi.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, perlu dikembangkan program
pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran tentunya
perlu dikembangkan silabus dan materi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
yang fungsional dan komunikatif untuk mempersiapkan kader-kader pemimpin
Papua. Adapun model pengembangan yang memenuhi harapan tersebut adalah model
silabus dan pengembangan materi yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran dan disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan.
Seperti yang dijelaskan di atas, SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terdiri dari
tiga golongan siswa, yaitu siswa yang berasal dari pesisir pantai, pengunungan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pendatang. Tidak semua dari tiga golongan siswa ini melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi ada yang
masuk dunia kerja dan ada yang kembali ke kampung (khusus untuk siswa dari
pegunungan). Untuk itu, perlu disusun silabus dan materi pelajaran yang
mempertimbangkan tiga golongan siswa tersebut. Silabus dan materi pembelajaran
diarahkan untuk memberikan bekal yang cukup bagi tiga golongan siswa tersebut.
Dengan demikian pengembangan silabus dan materi berdasarkan analisis kebutuhan
tiga golongan siswa tersebut dirasa sangat penting. Pembelajaran sepatutnya
memberikan wawasan kerja sesuai dengan lingkungannnya. Hal ini sangat
mendukung pembelajar setelah selesai dari tingkat pendidikan yang mereka tempuh.
Kemudian langkah selanjutnya tergantung dari mereka yang penting mereka
memiliki suatu keterampilan atau hasil dari pendidikan yang mereka tempuh.
Pengembangan model silabus perlu didasarkan pendekatan pembelajaran
bahasa. Bahasa adalah sarana untuk komunikasi maka orientasi pembelajaran perlu
dititikberatkan pada pendekatan komunikatif. Werdiningsih, (1998: 7) mengatakan,
pembelajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan komunikatif merupakan
pembelajaran bahasa yang bertujuan membentuk kemampuan atau kompetensi
komunikatif. Mulyasa, (2003:89) mengatakan, bahasa Indonesia mengembangkan
kemampuan komunikasi (lisan-tulis) sebagai alat untuk mempelajari rumpun
pelajaran lain, berpikir kritis, dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan
sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiasi terhadap
karya sastra Indonesia. Maka, dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia,
kompetensi komunikatif yang hendak dicapai adalah kemampuan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
bahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis) dalam komunikasi dan kemampuan
beraastra dalam kehidupannya.
2.1.2.3 Kondisi Gedung dan Lingkungan Sosial
2.1.2.3.1 Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire sudah permanen. Seluruh
bangunan bertembok. Atap-atap menggunakan daun seng dengan lagit-lagit
berpelapon tripelks yang sudah dicat berwarna putih. Beberapa ruang retak akibat
gempa bulan Februari tahun 2005, namun kini sedang direnopasi. SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire berbentuk huruf U. Adapun batas-batas wilayah SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire adalah sebagai berikut: sebelah Timur asrama putra “Taruna Karsa”,
sebelah Selatan lapangan sepak bola, agak rawah-wawah dengan pepohonan yang
tinggi. Sebelah Barat (bagin depan kantor) Radio Republik Indonesia (RRI) Nabire
dan bagian belakang rumah warga. Bagian Utara (depan sekolah) jalan utama, yakni
jalan Merdeka.
Sekolah Menengah Atas YPPK Adhi Luhur Nabire strategis karena mudah
dijangkau dengan angkutan kota dari semua arah. Proses pembelajaran tidak terlalu
terusik oleh ramainya suara mesin kendaraan dan keributan lainnya. Ruang-ruang
kelas agak tertutup ke dalam oleh kantor kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang
moderator/wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, dan ruang guru yang berada di
depan. Suasana lingkungan dapat dikatakan mendukung kenyamanan belajar siswa.
Dari jalan raya terlihat kecil tetapi di dalam memiliki halaman yang cukup luas dan
asri lengkap dengan lapangan basket standar, lapangan voli dan lapangan sepak bola.
Sekolah Menengah Atas YPPK Adhi Luhur Nabire adalah salah satu sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
di kabupaten Nabire bahkan seluruh Papua yang memiliki tukang kebun. Mereka
bekerja setiap hari, sehingga SMA YPPK Adhi luhur terlihat asri. Halaman di depan
sekolah maupun di dalam dihiasi dengan taman dan pepohonan. Di depan sekolah
ditanami rumput semen, bunga pagar yang selalu digunting rapi oleh tukang kebun
dan ada beberapa bunga yang selalu bermekaran serta pohon beringin dan beberapa
pohon enau membuat sekolah ini tetap asri.
Halaman sekolah bagian dalam sungguh terlihat indah. Di depan kelas ada
taman kecil milik setiap kelas yang ditanami beragam bunga kesukaan siswa.
Halamannya luas dan ditumbuhi pepohanan dan bunga sehingga sekolah ini paling
nyaman bagi siswa untuk belajar. Di setiap depan ruang kelas terdapat tempat
sampah yang terbuat dari kayu sehingga tidak terlihat kertas, plastik dan kotoran lain
yang berserakahan di halaman sekolah. Sekolah ini memiliki laboratorium fisika-
kimia dan biologi, laboratorium komputer, serta perpustakaan dan laboratorium
bahasa dan hall akan dibangun.
Sekolah ini juga memiliki sebuah kapela yang tinggi dan megah. Kontruksi
bangunannya berbentuk katedral dengan hiasan di dalamnya bermotif khas Papua.
Menurut rektor Kolese Le Cocq d’Armandville Basilius Soedibja, SJ., kapel tersebut
dirancang oleh dua arsitek professional dan kekuatan bertahan minimal 85 tahun.
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire sudah menyediakan tempat parkir kendaraan bagi
guru di depan kantor sekolah dan untuk siswa di samping Timur sekolah. Pagar
sekolah merupakan gabungan antara tembok dan besi.
Ketika peneliti melakukan penelitian di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire,
SMA ini memilki sebelas kelas, dengan sepuluh ruang kelas. Kelas X terdiri dari
empat ruang kelas, yaitu X Galaxy, X Gesseshaft, X Cenderawasih, dan X Praise the
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lord. Kelas XI terdiri dari tiga ruang kelas, yaitu XI IPS Paciolo, IPS Hildebran, dan
IPA Einstein Guys. Kelas III terdiri dari tiga ruang kelas, yaitu III IPA Libra, III IPS
Adam Smith, dan III IPS Spica d’ Rexford. Nama kelas dapat diganti setiap tahun
sesuai dengan kesukaan siswa.
Jumlah siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire per 11 November 2005 adalah
283 orang. Kelas X jumlah siswa seluruhnya 116 orang yang terdiri dari X Galaxy
29 orang , X Gesseshaft 30 orang, X Cenderawasih 28 orang, dan X Praise the Lord
29 orang. Kelas XI jumlah siswa seluruhnya 85 orang terbagi dalam dua bagian, yaitu
XI IPA Einstein Guys 23 orang dan IPS Paciolo dan Hildebrand 62 orang. Kelas III
jumlah siswa seluruhnya adalah 82 siswa yang juga terbagi dalam dua bagian, yaitu
III IPA 29 orang dan III IPS 53 orang.
Ukuran kelas 7 x 8 m. Semua kelas memiliki ventilasi yang cukup, pintu dan
jendela berkaca loper sehingga udaranya cukup segar dan mendukung untuk belajar.
Lantai dan ruang kelas sangat bersih. Pada dinding tiap kelas dihiasi dengan pernak-
pernik hasil kreativitas siswa. Fasilitas kelas cukup memadai. Setiap kelas memiliki
papan tulis yang dilengkapi dengan tempat kapur tulis. Kelas dilengkapi dengan kursi
dan meja yang terbuat dari kayu sehingga cukup nyaman untuk belajar. Seperti biasa
satu siswa satu kursi dan satu meja untuk dua orang. Tersedia pula papan presensi,
jadwal pelajaran, piket sekolah, dan dena kelas.
Sekolah ini memiliki lima ruang kantor, yaitu kantor kepala sekolah, kator
guru, kantor bimbingan konseling atau sub moderator, kantor tata usaha, kantor
moderator/atau wakasek kesiswaan. Setiap kantor berada dalam satu gedung dengan
ventilasi dan fasilitas yang cukup memadai sehingga memudahkan guru dan
karyawan untuk dapat bekerja dengan efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Peneliti melihat bahwa fasilitas yang memadai, kebersihan lingkungan yang
terpelihara dan asri, serta suasana yang nyaman (kondusif) adalah faktor penting
dalam keberhasilan pembelajaran di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
2.1.2.3.2 Kehidupan Sosial Sekolah
Sekolah Menengah Atas YPPK Adhi Luhur Nabire adalah sekolah yang
berlatar belakang agama Kristen Katolik. Namun tidak membatasi bagi calon siswa
dari agama lain. Kehidupan sosial terutama toleransi atarsiswa yang berbeda agama
sungguh terpelihara di sana. Pada saat masuk di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
siswa baru dibelaki dengan berbagai pengetahuan dan kegiatan ssosial melalui
camping rohani.
Moto SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah “AD MAIOREM DEI
GLORIAM”. Moto ini benar-benar ditanamkan dalam sanubari siswa. Sehingga
agama dan segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini adalah sarana untuk
memuliakan Tuhan, bukan tujuan. Jalinan keakraban dalam satu keluarga sungguh
terlihat di sana, walaupun SMA ini terkenal dengan disiplin ketat di kota Nabire,
bahkan se-Papua. Antara guru, siswa dan karyawan dapat berkomunikasi dengan
lancar dan bebas, namun sesuai dengan kedudukan masing-masing.
Kedisiplinan benar-benar diterapkan di SMA YPPK Adhi Luhur, namun tetap
dalam tali kasih sayang. Misalnya, siswa yang datang terlambat dengan alasan
apapun, tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melaporkan diri ke moderator dan
menerima surat izin masuk. Tetapi kartu izin diberikan untuk mengikuti pelajaran
pada jam berikutnya. Selain itu banyak tata tertib yang harus diikuti oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat memiliki kelompok sosial dan
sekaligus menggelar berbagai aksi sosial. Misalnya, kampanye HIV/AIDS dari
kelompok AISD, sosialisasi isu gender dari kelompok gender, pendidikan dari
kelompok pendidikan dan budaya, serta kunjungan dan analisis pasar. Sekolah juga
mengelar berbagai kegiatan sosial yang melibatkan mengundang masyarakat seperti
open house, festival budaya, drama di gedung olahraga Nabire dan berbagai kegiatan
sosial lainnya. Sekolah juga menyediakan bantuan berupa beasiswa kepada siswa
yang tidak mampu dengan melakukan subsidi silang. Artinya anak dari keluarga yang
mampu membiayai yang tidak mampu tetapi berprestasi.
Semua kegiatan sosial ini dilakukan untuk mewujudkannyatakan misi SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire, yakni membangun kemurnian hati dan bertanggung jawab
penuh serta terlibat nyata dalam hidup bersama di sekolah dan masyarakat. SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire berpandangan bahwa manusia yang sempurna adalah
manusia yang memiliki kemampuan intelektual, memilki hati nurani yang baik serta
bertanggung penuh dan terlibat nyata dalam masyarakat (sesama).
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian pengembangan sudah banyak dilakukan orang. Ada penelitian yang
menghasilkan produk berupa buku teks, ada juga yang menghasilkan produk berupa
silabus dan buku teks bahkan ada penelitian yang menentukan kriteria pengembangan
sekaligus menghasilkan produk berupa silabus dan buku teks. Selain itu, ada
penelitian pengembangan yang menghasilkan teknik-teknik pembelajaran, metode
pembelajaran dengan kompetensi tertentu dan ada juga yang melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pengembangan media gambar untuk pembelajar asing tingkat dasar. Pengembagan
silabus dan materi yang bersifat lokalitas kiranya perlu dilakukan.
Berikut ini dipaparkan beberapa penelitian pengembangan yang relevan,
khususnya tentang penentuan kriteria pengembangan, pengembangan silabus, dan
pengembagan buku teks.
Werdiningsih (1998) meneliti tentang pengembangan silabus dan materi
bahasa Indonesia di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuisioner dan wawancara. Subyek
penelitiannya dosen ahli rancang pembelajaran dan mahasiswa jurusan Manajemen
dan Akuntansi. Hasil akhir berupa produk silabus dan buku teks mata kuliah umum
Bahasa Indonesia Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang.
Ratri (2002) meneliti pengembangan bahan ajar mata pelajaran bahasa
Indonesia untuk siswa kelas X SMK elompok Ekonomi. Ratri menggunakan
pendekatan komunikatif kurikulum 1994. Alat yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini adalah angket dan observasi. Ratri menghasilkan berupa produk
bahan ajar untuk satu tahun berdasarkan empat kriteria bahan ajar. Empat kriteria
tersebut adalah (1) bahan ajar (benar-benar) harus berdasarkan kaidah bahasa
Indonesia, kaidah bentuk dan pemakaian, variasi bahasa, dan kenyataan kultural
masyarakat, (2) sesuai dengan (sasaran) minat dan perhatian siswa, (3) menarik
(tampilan, isi, ragam bahasa dan tema), dan (4) sumber bahan bervariasi.
Hestiningsih (2003) meneliti pengembangan silabus dan materi pembelajaran
bahasa Indonesia dengan media gambar untuk siswa kelas I sekolah dasar Kanisius
Kota Baru Yogyakarta. Peneliti mengumpulkan data dengan kuesioner dan
pengamatan, an wawancara dengan guru bahasa Indonesia. Hestiningsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menghasilkan produk berupa model silabus dan materi pembelajaran bahasa
Indonesia dengan media gambar. Pengujiannya dilakukan dengan tiga cara, yaitu (1)
insrumen yang berupa angket, dan bahan ajar dikonsultasikan kepada pembimbing,
(2) peneliti berkonsultasi kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan (3)
pengujian langsung kepada siswa.
Prasetyo (2003) meneliti pengembangan silabus dan materi pelajaran bahasa
Indonesia berdasarkan KBK untuk Kelas X Semester I SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Alat yang digunakan untuk memperoleh data adalah kuisioner dan
wawancara. Hasil akhir penelitian Prasetyo menghasilkan produk berupa silabus dan
buku teks mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk siswa kelas X semester I
SMU Pangudi Luhur Yogyakarta.
Sindora (2004) meneliti pengembangan materi pembelajaran menulis cerita
dengan media gambar untuk siwa klas III sekolah dasar Kanisius Kota Baru II
Yogyakarta. Jenis penelitian yang dilakukan Sindora adalah penelitian
pengembangan yang bertolak pada KBK khususnya, aspek menulis cerita. Penelitian
diawali dengan analisis kebutuhan untuk mengetahui minat siswa dengan obyek
penelitian siswa kelas III Sekolah Dasar. Data diperoleh dari kuesioner, observasi
langsung di kelas, dan wawancara dengan guru bidang studi. Sindora menghasilkan
empat kriteria pengembangan materi (1) memilih dan menyajikan bahan sesuai
dengan tingkat sosial budaya siswa, (2) sesuai dengan minat mereka, (3)
menyampaikan materi pembelajaran hendaknya disajikan secara menarik dan variatif
disesuaikan dengan jam pelajaran dan (4) latihan disajikan semenarik mungkin dan
lebih banyak melibatkan siswa. Produk akhir adalah empat silabus empat materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pembelajaran menulis cerita media gambar untuk kelas III Sekolah Dasar Kanisius II
Kota Baru Yogyakarta.
Bintoro (2004) meneliti pengembangan silabus dan materi pembelajaran sastra
drama berdasarkan KBK untuk kelas V sekolah dasar Pangudi Luhur Muntilan.
Bintoro mengawali dengan analisis kebutuhan dan data diperoleh dengan penyebaran
kuesioner, observasi, dan wawancara tertulis dengan guru mata pelajaran. Metode
pengembangan mengacu kepada proses pengembangan yang disarankan oleh KBK
2003. Hasil akhir dari penelitian Bintoro adalah silabus dan modul pembelajaran
drama untuk kelas V sekolah dasar, khususnya untuk kelas V sekolah dasar Pangudi
Luhur Muntilan.
Penelitian Bintoro merupakan studi pengembangan dari penelitian-penelitian
terdahulu yang sudah diuraikan di atas. Peneliti-peneliti terdahulu penyarankan agar
peneliti selanjutnya dapat melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu dengan objek
penelitian yang berbeda sebelum menyusun silabus dan buku teks (Werdiningsih,
1998). Untuk pengembangan silabus dan materi hendaknya berdasarkan hasil analisis
di lapangan bukan atas opini saja sehingga buku teks yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan siswa yang menggunakan buku teks tersebut dan hendaknya menggunakan
teknik tertentu yang jelas tujuannya.
Penelitiann yang sekarang dilakukan ini bertujuan mengembangkan silabus dan
buku teks mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang bersifat lokalitas. Artinya,
sesuai dengan realitas sosial masyarakat, kebutuhan dan latar belakang sosial budaya
siswa SMA di Papua, khususnya kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Sasaran penelitian adalah meneliti kebutuhan siswa yang terdiri tiga golongan
(pedalaman, pantai dan pegunungan) berbasis lokalitas. Selanjutnya silabus dan buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
teks disusun dengan merangkul tiga golongan siswa tersebut dalam pembelajaran.
Studi pengembangan ini menggunakan model pembelajaran berdasarkan satu atau
lebih indikator dalam satu kompetensi.
2.3 Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh
karena itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
pembelajar untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Karena, bahasa
menungkinkan manusia untuk saling komunikasi, saling bagi pengalaman, saling
belajar selain (dan untuk) meningkatkan kemampuan intelektual (Depdiknas, 2003).
Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, pembelajaran bahasa lebih
ditekankan pada pembelajaran bahasa yang komunikatif. Menurut Widharyanto
(2003) pada praktiknya pembelajaran bahasa selama ini masih cenderung bersifat satu
arah, tidak komunikatif, datar, membosankan, berpusat pada guru, tidak
memberdayakan siswa, dan tidak diminati siswa.
Pembelajaran bahasa diharapkan bersifat komunikatif, tidak membosankan,
berpusat pada siswa, dan harus memberdayakan siswa. Bertolak dari harapan tersebut
muncul Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK mengharapkan pembelajaran
mengikuti prinsip-prinsip belajar-mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan
aktif siswa dalam membangun makna, pemahaman, dan tanggung jawab belajar
siswa. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa,
motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum Berbasisi Kompetensi (KBK) merupakan kurikulum yang memuat
perubahan mendasar dalam paradigma interaksi belajar mengajar bahasa di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Perubahan itu berkaitan dengan peran siswa, guru, dan model interaksi yang
dikembangkan di kelas dalam rangka proses pembelajaran bahasa yang komunikatif.
Ciri-ciri pembelajaran yang memberdayakan siswa (Depdiknas, 2003:7) adalah antara
lain (1) pembalikan makna belajar, (2) berpusat pada sisswa, (3) belajar dengan
mengalami, (4) mengembangkan keterampilan sosial, kognitif dan emosional, (5)
mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah ber-Tuhan, (6) belajar sepanjang
hayat, dan (7) perpaduan kemandirian dan kerja sama.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang diharapakan oleh KBK perlu
mengacu pada pendekatan-pendekatan tertentu yang memungkinkan keberhasilan
pembelajaran. Widharyanto (2004) menyarankan beberapa pendekatan untuk
diterapkan secara konsisten dalam pembelajaran bahasa, antara lain (1) pendekatan
komunikatif, (2) pendekatan terpadu, (3) pendekatan konstruktivisme dan (4)
pendekatan student active learning (SAL). Selain empat pendekatan di atas,
pendekatan behaviorisme dan kognitivisme akan diterapkan dalam studi
pengembangan ini.
2.3.1 Pendekatan Komunikatif
Kegiatan pembelajaran merupakan kunci kesuksesan pendidikan, khususnya
bagi pembelajar. Hal itu menjadi pemikiran dasar bagi para pendidik dan banyak hal
yang telah dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas. Berbagai
pendekatan bermunculan dari masa ke masa dalam rangka meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang cukup berhasil
dalam pembelajaran di kelas. Menurut Widharyanto (2003) pendekatan ini lebih
memusatkan pada pembelajaran bahasa yang komunikatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Menurut Werdiningsih (1998:16) pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa dilandaskan pada teori kompetensi komunikatif, teori linguistik,
dan teori belajar bahasa. Tiga hal yang melandasi lahirnya pendekatan komunikatif
dalam belajar bahasa akan dijejaskan berikut ini.
2.3.1.1 Teori Kompetensi Komunikatif
Istilah komunikatif dalam pengajaran bahasa muncul pertama kali dalam
makalah Willkins (1972) dengan judul Gramatical, Situasional and Notional Sylabus
yang disampaikan dalam konfrensi Linguistik Terapan di Copenhagen. Munculnya
pengajaran bahasa komunikatif mendapat sambutan hangat dari para pakar
pengajaran bahasa dan mampu mengkoyakkan konsep pengajaran bahasa yang
dikembangkan oleh kaum struktural (Pranowo, 1996:60).
Selanjutnya para pakar bahasa memandang bahwa pengajaran bahasa
komunikatif mengubah citra pengajaran bahasa yang selalu berorientasi pada kaidah
kebahasaan yang dikembangkan oleh kaum struktural. Mereka menganggap kaum
struktural telah gagal menjabarkan bahasa sesuai dengan fungsinya dan
pembelajaran bahasa komunikatif memberikan warna baru dalam pembelajaran
bahasa dan mampu menjawab pertanyaan “Apa yang dipelajari dan bagaimana
bahasa harus dipelajari?” (Das, 1985 dalam Pranowo, 1996).
Selanjutnya istilah kompetensi dari Chomskhy (1965) yang berarti
pengetahuan pembicara atau pendengar terhadap bahasanya, (Chomskhy, 1965
dalam Canale and Swain, 1980 melalui Pranowo, 1996: 61) dikembangkan oleh
Hymes (1972). Menurut Hymes (1972) kompetensi komunikatif merupakan
penguasaan secara naluri penutur asli untuk menggunakan dan memahami bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
secara wajar dalam proses komunikasi atau interaksi dengan orang lain dalam kontak
sosial, Hymes (dalam Brumfit, 1983; dan Stern, 1983 melalui Werdiningsih, 1998).
Menurut Hymes (1972) dalam Pranowo (1996:61) yang lebih penting dalam
penggunaan bahasa adalah pertimbangan cocok tidaknya penggunaan suatu aturan
dengan konteks sosialnya, yaitu konteks sosiokultural. Jadi menurut Hymes (1972)
dalam Werdiningsih (1998) seorang dikatakan memiliki kompetensi komunikatif jika
telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan bahasa dalam
konteks komunikasi seutuhnya.
Sejalan dengan pandapat Hymes (1972) di atas, Harmerly (1991) dalam
Werdiningsih (1998) mengemukakan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
pemilihan bentuk ujaran dan proses komunikasi, yaitu (1) latar (Kapan penutur
menggunakan bahasa itu? Pada situasi bagaimana?); (2) partisipan (Siapa saja yang
terlibat dalam penggunaan bahasa itu?); (3) tujuan (Apa tujuan penutur menggunakan
bahasa itu?); (4) saluran (Apakah komunikasi itu berlansung secara tatap muka,
telepon, buku, surat, dan lain-lain?); dan (5) topik (Apakah topik komunikasi yang
sedang berlangsung itu?). Selain itu yang juga ikut berpengaruh adalah faktor usia,
jenis kelamin, keakraban dan hubungan peran di antara partisipan. Dalam proses
komunikasi, bahasa seseorang tidak terlepas juga dari aspek budaya, politik, etika,
estetika, dan pengalaman masa lampau dan sebagainya. Maka kompetensi
komunikatif dalam pembelajaran bahasa lebih ditekankan pada penggunaan bahasa
daripada pemilikan pengetahuan mengenai bahasa sebagai sistem yang melekat pada
otak manusia Werdiningsih (1998:18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2.3.1.2 Teori Linguistik
Teori linguistik yang mendasari pendekatan komunikatif dalam pembelajaran
bahasa muncul di Inggris pada tahun 1960-an. Ketika itu, para ahli linguistik terapan
mempersoalkan kebenaran asumsi-asumsi situasional language teaching (Nababan,
1993 melalui Eko, 2004:18). Dari persoalan itu muncul teori-teori linguistik yang
mendasari pendekatan komunikatif. Teori linguistik tersebut dalam pembelajaran
bahasa adalah pandangan bahwa: (1) bahasa adalah suatu sistem yang dipakai untuk
mengungkapkan arti, (2) fungsi utama bahasa adalah untuk mengungkapkan arti, (3)
struktur bahasa memungkinkan pemakaian komunikatif dan fungsional bahasa dan,
(4) satuan-satuan utama bahasa bukanlah ciri gramatikal tetapi kategori-kategori arti
komunikatif dan fungsional (Richards dan Rodgers, 1986 melalui Werdiningsih,
1998:19).
Selain itu Halliday (dalam Aziez, 1996 melalui Werdiningsih, 1998) dan
Cook (1989) dalam Pranowo, (1996:97-98) mengkaji fungsi-fungsi bahasa secara
mendalam, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Fungsi makro, yakni: (1) fungsi
instrumental: menggunakan bahasa untuk memperoleh sesuatu; (2) fungsi regulatori:
menggunakan bahasa untuk mengontrol prilaku orang lain; (3) fungsi interaksional:
menggunakan bahasa untuk menciptakan interaksi dengan orang lain; (4) fungsi
personal: mengungkapkan perasaan dan makna, (5) fungsi heuristik: menggunakan
bahasa untuk belajar menemukan makna; (6) fungsi imajinatif: menggunakan bahasa
untuk menciptakan dunia imajinasi; (7) fungsi representasional: menggunakan bahasa
untuk menyampaikan informasi; (8) fungsi transaksional: menggunakan bahasa
untuk membicarakan sesuatu antara satu orang dengan orang lain; (9) fungsi komisif:
menggunakan bahasa untuk menyatakan kesanggupan (janji) atau penolakan; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
(10) fungsi sosialisasi: menggunakan bahasa untuk menjaga agar hubungan
komunikasi antara pembicara dengan lawan bicara dapat mencair dan tidak beku.
Menurut Pranowo (1996:98) fungsi makro bahasa di atas masing-masing
memiliki fungsi mikro. Misalnya, fungsi representasional memiliki fungsi mikro,
seperti: untuk mengidentifikasi, menjawab, melaporkan, berkata, memikirkan
sesuatu, menyetujui atau menolak, mengetahui atau tidak mengetahui, mengingat atau
melupakan, mempertimbangkan kemungkinan atau ketidakmungkinan,
mempertimbangkan kelogisan sesuatu, mempertimbangkan kepastian dan
ketidakpastian, meminta atau memberi izin, menerima atau menolak tawaran dan
sebagainya.
Namun dalam komunikasi seseorang perlu mengenal latar belakang sosial
budaya, hubungannya dengan orang lain, bahasa seperti apa yang harus digunakan
dalam kesempatan yang bagaimana. Selain itu beberapa faktor yang menurut
Harmerly (1991) dalam Eko (2004) berpengaruh terhadap pemilihan bentuk ujaran
dalam proses komunikasi, antara lain (1) latar, (2) partisipan, (3) tujuan, (4) saluran,
dan topik. Usia, jenis kelamin, keakraban, dan peran di antara partisipan merupakan
juga faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk ujaran.
Dengan demikian, pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa
memiliki landasan teoritis yang cukup kaya pada teori linguistik meskipun secara
khusus belum ditujukan untuk mendukung teori-teori yang ada dalam pendekatan
komunikatif. Namun menurut Werdiningsih (1998) beberapa karakteristik yang dapat
ditarik dari teori-teori linguistik adalah bahasa adalah bahwa sistem yang
mengungkapkan makna; fungsi utama untuk komunikasi dan interaksi; strukturnya
mencerminkan kegunaan fungsional dan komunikatifnya; dan unit utama bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bukan hanya berupa karakteristik gramatikal tetapi juga kategori makna fungsional
dan komunikatif.
2.3.1.3 Teori Belajar Bahasa
Berdasarkan teori belajar bahasa, pendekatan komunikatif dilandasi oleh tiga
prinsip, yaitu (1) prinsip komunikasi, (2) prinsip tugas, dan (3) prinsip kebermaknaan
(Littlewood, 1988 melalui Werdiningsih, 1998). Prinsip komunikasi berorientasi
pada kegiatan yang memungkinkan terjadi komunikasi yang dapat meningkatkan
aktivitas belajar mengajar. Prinsip tugas mengacu pada kegiatan pemakaian bahasa
untuk melaksanakan tugas yang bermakna sehingga dapat meningkatkan kegiatan
belajar mengajar. Prinsip kebermaknaan dijadikan sebagai dasar bahwa bahasa yang
bermakna bagi siswa akan menjadi pendorong siswa untuk mempelajari bahasa
tersebut.
Menurut Littlewood (1984) pemerolehan kompetensi komunkatif dalam suatu
bahasa merupakan contoh perkembangan keterampilan, yang melibatkan aspek
kognitif dan aspek behavioral. Aspek kognitif ini berkaitan dengan sistem bahasa,
termasuk kaidah-kaidah gramatikal, pemilihan kata, dan konvensi-konvensi yang
mengatur ujaran. Aspek behavioral berkaitan dengan latihan-latihan yang digunakan
untuk mengembangkan komunikasi.
Bertolak dari teori belajar bahasa yang melandasi pendekatan komunikatif,
maka perancangan program pembelajaran bahasa harus mempertimbangkan pelibatan
pembelajar dalam kegiatan penggunaan bahasa yang otentik dan bermakna. Artinya
aktivitas belajar dirancang dengan melibatkan pembelajar, bukan sekedar pola latihan
penggunaan bahasa yang mekanis. Tetapi pembelajaran bahasa berorientasi pada,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
antara lain: (1) tujuan utama belajar bahasa, yaitu mengembangkan kompetensi
komunikatif, (2) pembelajaran bahasa ditekankan pada penggunaan bahasa, (3)
materi pembelajaran/buku teks hendaknya dirancang dengan lebih menekankan
proses belajar megajar dan dapat mendorong pembelajar untuk berkomunikasi secara
wajar, dan (4) silabus dan materi pembelajaran bahasa dikembangkan setelah
dilakukan analisis kebutuhan bahasa pembelajar (Finnochiaro dan Brumfit, 1983;
Richterich, 1983; Liamzom, 1986 dan Huda, 1988 melalui Werdiningsih, 1998:22-
23).
2.3.2 Pendekatan Terpadu
Menurut Widharyanto (2004) dalam Eko (2004:23) pendekatan terpadu
merupakan pendekatan dalam pembelajaran bahasa berdasarkan keutuhan dan
totalitas yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Pendekatan ini berusaha memadukan
keterampilan berbahasa—menyimak, berbicara, membaca, dan menulis—dengan
aspek-aspek kebahasaan, yakni kemampuan berbahasa dan bersastra.
Mulculnya pendekatan terpadu didasari oleh keterkaitan bahasa lisan dan
tertulis dalam proses komunikasi. Dalam komunikasi lisan misalnya, ketika satu
orang berbicara yang lain mendengarkan. Demikian juga dalam bahasa tulis. Peroses
itu terjadi terus menerus sesuai dengan kebutuhan komunikasi (Widharyanto, 2002).
Implikasi pendekatan terpadu dalam belajar bahasa adalah ketika
pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung, guru dapat munculkan
keterampilan lain seperti membaca, menyimak dan menulis dalam pembelajaran.
Sebaliknya juga, ketika salah satu keterampilan berbahasa berlangsung, keterampilan
berbahasa yang lain dapat dimunculkan baik keterampilan berbahasa maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bersastra. Mengenai kosa kata, ketatabahasaan dan aspek lainya juga dapat
dimunculkan sekaligus dalam suatu pembelajaran. Keterpaduan keempat
keterampilan dengan aspek-aspek kebahasaannya dalam pembelajaran bahasa
merupakan sebuah jawaban terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di
sekolah.
2.3.3 Pendekatan Konstruktivisme
Para penganut konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil
konstruksi manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi
mereka dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka (Suparno,
1997:28). Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna
untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Bagi
konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang kepada
yang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang (Suparno,
1997: 29).
Jadi, menurut para konstruktivis, pengetahuan itu dapat dibentuk secara
pribadi (personal). pembelajar sendirilah yang membentuknya. Pengetahuan tidak
diterima secara pasif, melainkan dikonstruksi secara aktif oleh individu. Dalam
pembelajaran, gagasan atau pemikiran-pemikiran guru tidak dapat dipindahkan
langsung kepada siswa, melainkan siswa sendirilah yang harus aktif membentuk
pemikiran atau gagasan tersebut dalam otaknya. Tokoh konstruktivisme, Piget
melalui Suparno, dkk (2002:16) mengatakan, semua hal lain termasuk pelajaran dan
arahan guru hanya merupakan bahan yang harus diolah dan dirumuskan oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sendiri. Tanpa siswa sendiri aktif mengolah, mempelajari, dan mencerna, ia tidak
akan menjadi tahu.
Dengan demikian pendidikan atau pengajaran dalam hal ini harus membantu
anak didik aktif belajar sendiri. Pengetahuan anak juga dapat dibentuk secara
bersama dengan orang lain. Pengetahuan anak dibentuk secara kerja sama dengan
teman lain, terutama berlaku pada pelajaran bahasa. Menurut Vygotsky melalui
Suparno, dkk ( 2002:16), orang akan lebih maju apabila dia belajar bersama orang
lain. Vygotsky menekankan pentingnya kerja sama, studi kelompok. Dalam studi
kelompok itu siswa dapat saling mengoreksi, mengungkapkan gagasan, dan saling
meneguhkan.
Dalam aliran konstruktivisme, dalam tahap perencanaan guru berperan
sebagai desainer yang kreatif. Dalam tahap pelaksanaan guru berperan sebagai
fasilitator, moderator, dan motivator. Dalam tahap evaluasi guru berperan untuk
memberikan umpan balik. Sedangkan tugas siswa adalah belajar dan mencerna. Guru
atau pendidik bertugas merangsang, membantu siswa untuk mau belajar sendiri, dan
merumuskan pengertiannya. Paul Suparno, dkk (2002) menegaskan bahwa bentuk
pembelajaran yang ideal dalam model filsafat konstruktivisme adalah pembelajaran
siswa yang aktif dan kritis. Siswa tidak kosong, tetapi sudah punya pengertian
tertentu yang harus dibantu untuk berkembang. Siswa dan guru walaupun berbeda
kedudukanya mereka harus berdialog, konsientisasi, dan mencari bersama. Model
konsientisasi oleh Paulo Freire yang menekankan pada transformasi pengetahuan
yang memihak pada kemanusiaan universal cocok karena di sana siswa menjadi aktif
dan partisipatif dalam proses belajar bersama, bahkan bahan pun ditentukan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Menurut Suparno, dkk (2002:45-47) langkah-langkah dalam pengelolaan
pembelajaran yang konstruktivis dilihat dari tiga sisi, yakni: persiapan, pelaksanaan,
evaluasi.
Sebelum guru mengajar (tahap persiapan): • Mempersiapkan bahan yang mau diajarkan; • Mempersipakan alat-lat peraga/praktikum yang akan digunakan; • Mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang agar siswa aktif
belajar; • Mempelajari keadaan siswa, mengerti kelebihan dan kelemahan siswa; serta • Mempelajari pengetahuan siswa.
Selama proses pembelajaran (tahap pelaksanaan): • Mengajak siswa aktif belajar; • Siswa dibiarkan bertanya; • Menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan sehingga siswa merasa
menemukan sendiri pengetahuan mereka; • Mengikuti pikiran dan gagasan siswa; • Menggunakan variasi metode pembelajaran seperti studi kelompok, studi di
luar kelas, di luar sekolah; • Kunjungan ke tempat pengembangan studi di luar sekolah seperti museum,
laboratorium, tempat bersejarah dan lain-lain; • Mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas • Tidak mencerca siswa yang berpendapat salah atu lain; • Menerima jawaban alternatif dari siswa; • Kesalahan konsep siswa ditunjukkan dengan arif; • Menyediakan data anomali untuk menantang siswa berpikir; • Siswa diberi waktu berpikir dan merumuskan gagasan mereka; • Siswa diberi kesempatan mengungkapkan pikirannya; • Siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dengan caranya sendiri
dalam belajar dan menemukan sesuatu; • Evaluasi yang kontinyu dengan segala prosesnya.
Sesudah proses pembelajaran (tahap evaluasi): • Guru memberi pekerjaan rumah, mengumpulkannya, dan mengoreksinya; • Memberikan tugas lain untuk pendalaman; dan
• Tes yang membuat siswa berpikir, bukan hafalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Bertolak dari pandangan konstruktivisme, pendekatan dalam pembelajaran
bahasa adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguasai pemahaman
dan keterampilan baru melalui bekal awal pengetahuan (skemata atau jaringan) yang
sudah dibentuk dalam pemikirannya (Widharyanto, 2003). Skemata tersebut
terbentuk dalam pikiran anak karena faktor interaksi dengan guru, teman sebaya,
orang tua, radio, televisi, buku, koran, majalah dan lingkungannya.
2.3.4 Pendekatan Student Active Learning (SAL)
Lebih dari 2400 tahun silam, Konfusius (melalui Silberman, 1996)
menyatakan: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa
yang saya kerjakan saya pahami. Tiga pernyataan ini berbicara tentang perlu
pembelajaran aktif. Selanjutnya Silberman (1996) memodifikasi dan memperluas
kata-kata Konfusius menjadi (apa yang disebut dengan) paham belajar aktif.
Bertolak dari pernyataan Konfusius, Silberman, (1996) membuat pernyataan-
pernyataan berikut: Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat, saya
sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang
lain, saya mulai pahami. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai. Menurut
Silberman (dalam Widharyanto, 2002:1) suatu pembelajaran dikatakan aktif apabila
para siswa banyak melakukan aktivitas. Mereka menggunakan otaknya untuk
mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Menurut Widharyanto, (2002) belajar merupakan serangkaian aktivitas yang
dilakukan oleh siswa, bukan sesuatu yang dilakukan oleh guru terhadap siswa.
Karena dalam pembelajaran aktif, siswa mengintegrasikan informasi, konsep-konsep,
atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam kognitif yang sudah mereka miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
melalui berbagai cara. Cara tersebut antara lain, merumuskan dan memeriksa kembali
serta mempraktikkannya.
Pendekatan active learning muncul karena dua alasan mendasar, yakni (1)
pengajaran teacher center, menurut Karl Smith (dalam Breslow, 1999 dalam
Widharyanto, 2002:2) yang terjadi di negara Barat dianggap gagal oleh masyarakat.
(2) para peneliti di bidang pendidikan, psikologi, dan neurology menemukan sesuatu
yang terkait dengan masalah pengaruh gaya mengajar guru pada tingkat penerapan
informasi oleh siswa, pengaruh lingkungan dalam belajar, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas belajar, yakni emosi pembelajar dan memori jangka panjang.
Menurut Widharyanto (2002) fenomena yang sama juga terlihat di sekolah-sekolah
(kita) di Indonesia.
2.3.4.1 Prinsip-prinsip Student Active Learning
Dari berbagai sumber yang ada Widharyanto, (2002:8-12) menyajikan 11
prinsip pokok pembelajaran aktif yang merupakan koreksi atas pengajaran
“tradisional” atau teacher center. Sebelas prinsip tersebut sebagai beriku:
(1) Siswa Adalah Subjek Pembelajaran
Prinsip Aktiv Learning mensyaratkan bahwa siswalah yang harus aktif dalam
pembelajaran adalah siswa. Siswa menjadi pelaku utama dalam pemerolehan
hasil belajar. Siswalah yang aktif membaca dan menyimak, menemukan
pengetahuan baru dalam bacaan, mengaitkannya dengan pengetahuan awal yang
dimilikinya, mempertanyakan pengetahuan baru itu, dan bahkan merumuskan
pengetahuan baru itu dalam bentuk tulisan maupun tuturan. Guru lebih berperan
pemberi informasi awal yang membantu mengaitkan pengetahuan lama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
baru. Selain itu, guru juga berfungsi sebagai fasilitator mencipta situasi belajar
yang kondusif untuk mendukung proses belajar mengajar aktif yang dilakukan
siswa melalui pengaturan setting kelas, pengaturan sckenario interaksi kelas,
penyiapan bahan-bahan dan pengaturan umpan balik untuk siswa.
(2) Aktivitas Dilakukan oleh Siswa dan Bukan Guru
Pada program pembelajaran aktif bandul kegiatan harus mengarah kepada siswa
secara merata. Pembelajaran di kelas harus diisi dengan serangkaian kegiatan
kelas yang bervariasi dan terpadu. Mulai dari kegiatan menyimak, melakukan
wawancara, menulis, berdiskusi, atau bahkan bermain peran. Guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, alat
belajar harus memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan.
(3) Pembelajaran Dilakukan dengan Melakukan Sesuatu
Pembelajaran untuk siswa perlu (memberikan) pengalaman yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan penerapan pengetahuan dan
keterampilan praktis. Siswa perlu mengalami peristiwa konkret dalam
komunikasi lisan maupun tertulis dalam berbagai latar yang otentik seperti di
bank dalam rangka menabung atau mengambil uang dan lain sebagainya. Apa
yang dipelajari siswa haruslah benar-benar merupakan bekal agar mereka dapat
hidup di lingkungan sosial yang nyata.
(4) Pembelajaran Berorientasi Kelompok
Persoalan pendidikan di Indonesia adalah jumlah siswa yang cukup besar di
kelas. Hal ini menyulitkan guru dalam memberikan aktivitas kelas. Kebiasaan
yang terjadi adalah guru cenderung memberikan ceramah klasikal lalu
memberikan latihan terstruktur seperti yang ada dalam buku pelajaran. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pengalaman model ini, aktivitas siswa hanyalah duduk, dengar, diam, catat,
hafal dan mengerjakan latihan. Untuk mengubah kebiasaan tersebut, guru perlu
mengelola aktivitas siswa menjadi berpasangan, dalam kelompok kecil antara 3-
4 siswa, dalam kelompok sedang antara 5-7, atau kelompok besar antara 8-15
siswa. Aktivitas guru bergeser bukan pada tahap pelaksanaan pembelajaran,
namun pada tahap prapembelajaran. Aktivitas guru adalah merancang kegiatan
siswa, memfasilitasi pelaksanaan kegiatan siswa, melakukan pengamatan proses
dan hasil pelaksanaan kegiatan siswa tersebut.
(5) Pembelajaran Variasi Model Belajar Auditori, Visual, dan Kinestetik
Dalam pembelajaran Teacher Center, guru cenderung hanya memanfaatkan
model auditori, yakni hanya mengandalkan penjelasan verbal. Padahal penjelasan
verbal kurang efektif dan kuarang maksimal dapat dipahami siswa. Pembelajaran
aktif memperhitungkan gaya belajar siswa dan menuntut pemakaian beberapa
model itu secara variatif, baik model auditori, visual, maupun kinestetik. Yang
dianjurkan adalah pemakaian model pembelajaran yang sesuai dengan “dunia”
siswa, bukan “dunia” guru.
(6) Guru Bukan Satu-satunya Sumber Pengetahuan dan Pengalaman
Guru harus menyadari bahwa di luar kelas dan di luar sekolah siswa berinteraksi
aktif dengan lingkungan baik melalui buku, koran, majalah, TV, radio, internet,
siswa lain, maupun orang dewasa yang kebetulan memiliki profesi tertentu yang
relevan dengan apa yang dibicarakan di kelas. Siswa ternyata belajar banyak hal
tentang pengetahun dunia dari mereka. Semua yang didapat siswa itu pada
saatnya akan menjadi pengetahuan awal mereka tentang dunia. Pengetahuan
siswa itu sebaliknya menjadi dasar pijakan dalam pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(7) Penciptaan Komunikasi Multi Arah
Karena melibatkan banyak partisipan siswa, maka komunikasi kelas bersifat
multi arah, bukan hanya komunikasi satu arah guru dengan siswa, akan tetapi
siswa dengan siswa pasangannya, siswa dengan kelompoknya, siswa dengan
lingkungannya, seperti guru lain, penjual buku di dekat sekolah, penjual
makanan, tamu dan sebagainya.
(8) Pembelajaran dengan Melibatkan Seluruh Pikiran, Emosi, dan Tubuh
Anggapan bahwa belajar hanya merupakan aktivitas kognitif semata dan bukan
aktivitas emosi dan fisik haruslah diubah. Kenyataan yang terjadi di kelas adalah
ketika siswa merasa sedih, muram, bosan, dan sejenisnya, siswa sulit untuk
diajak berpikir karena motivasi interennya berada dalam kadar yang rendah.
Ketika secara fisik siswa mengalami kelelahan, mengantuk, kegerahan, dan
sejenisnya, siswa sulit untuk diajak berpikir karena kapasitas otaknya mengecil.
Ini semua membuktikan bahwa belajar melibatkan seluruh aspek, baik kognitif,
emosi, dan tubuh. Inplementasinya dalam pembelajaran aktif adalah ketiganya
harus mendapatkan fasilitas yang memadai agar proses belajar menjadi optimal.
(9) Pembelajaran Haruslah Menyenangkan, Santai, dan Menarik Hati
Banyak terjadi di sekolah-sekolah kita perasaan senang, gembira, dan santai
terputus dari proses belajar. Belajar cenderung menjadi pengalaman siswa yang
datar, menjemukan, dan bahkan membebani. Konsep bahwa belajar harus
bekerja keras dan bersikap serius tampaknya menjadi gelaja umum (yang terjadi)
di mana-mana sehingga ungkapan-ungkapan seperti, “dengarkanlah perintah…”,
“jangan rebut…”, “duduk tenang…”, merupakan ungkapan yang terlalu biasa di
kelas-kelas kita. Semua itu tampak berlawanan dengan prinsip belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sebenarnya, seperti ketakjuban, penemuan, permainan, menanyakan sejuta
pertanyaan, terlibat di dalamnya, dan diiringi kegembiraan (DePoter,
Markredon, dan Sarah Singer-Nourie, 1999 dalam Widharyanto, 2002:11).
(10) Ancaman Fisik yang Bebas, Leluasa, dan Variatif
Siswa adalah “tamu” yang kita undang ke kelas untuk acara penting, yakni
belajar. Oleh karena itu, kelas kita rancang sedemikian rupa sehingga menarik,
menyenangkan, dan membuat nyaman untuk siswa belajar. Sebagai guru kita
perlu mempertanyakan banyak hal berkaitan dengan fisik kelas kita. Apakah
susunan meja dan kursi yang berjajar, berdesak-desakan, dan tidak memberikan
ruang gerak, dan tidak memberikan ruang gerak yang leluasa itu dapat
membangun kenyamanan siswa dalam belajar? Apakah dinding kelas kusam?
Apakah juga terdapat gambar tulisan yang menjadi favorit siswa-siswi kita?
Apakah jawabannya tidak, maka yang terjadi adalah “duduk diam di tempat
terbatas adalah salah satu hukuman yang paling berat yang dijatuhkan kepada
manusia” (Hall dalam Meier (2001 melalui Widharyanto, 2002:12).
(11) Pembelajaran dalam Model Berkreasi dan Bukan Mengonsumsi
Siswa memiliki potensi untuk berpikir, berimajinasi, berfantasi, sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya sendiri. Tugas guru dalam
pembelajaran model ini adalah memfasilitasi siswa agar mereka optimal
menggunakan daya pikir, daya imajinasi, daya fantasi mereka dalam
menanggapi suatu persoalan. Model guru “mencernakan” suatu persoalan dan
“menyuapkannya” pada siswa harus ditinggalkan. Biarkan siswa merasakan
memperoleh sendiri, memecahkan sendiri suatu masalah atau pengetahuan baru
yang nantinya akan diendapkannya bersama pengetahuan lama yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dimilikinya. Proses pemerolehan pengetahuan seperti ini akan membekas lama
memori (jangka panjang) siswa.
2.3.5 Pendekatan Behaviorisme
Behaviorisme memandang psikologi sebagai suatu studi tentang tingkah laku
dan menjelaskan belajar bahasa sebagai suatu respons tingkah laku terhadap
rangsangan fisik. Menurut Suparno, (1997:58), para psikolog yang menggunakan
paradigma ini tertarik pada akibatnya, yaitu penguatan, peraktik, dan motivasi
eksternal. Bloom, (1956); Gagne dalam Fosnot, (1996) yang dikutip juga oleh
Suparno, (1997) mengandaikan bahwa keterampilan yang baik akan membantu
menghasilkan konsep yang lebih menyeluruh dan lengkap. Para behavioris
memandang siswa pasif sehingga membutuhkan motivasi luar dan dipengaruhi oleh
penguatan.
Pandangan kaum behavioris dapat dilihat melalui ekperimen Ivan Pavlov
dengan menggunakan seekor anjing.
Anjing dikerangkeng dan setiap saat tertentu diperdengarkan bunyi bel yang disertai
penaburan bubuk daging ke dalam mulutnya. Perlakuan ini diulangi berkali-kali dan
lama-kelamaan penaburan bubuk daging dihilangkan, tetapi bunyi bel tetap
diperdegarkan. Meskipun bubuk daging tidak ditaburkan lagi, setiap kali dengar bel
anjing tetap mengeluarkan air liur di mulutnya. Setelah percobaan itu kesimpulan yang
diambil Pavlov adalah (a) anjing bisa belajar dari kebiasaan, (b) dengan pengulangan
bunyi bel anjing mengeluarkan air liur, (c) bunyi bel merupakan stimulus yang
akhirnya akan menghasilkan respons bersyarat, dan (d) bunyi bel yang semula netral
tetapi setelah disertai mediasi berupa bubuk daging lama-kelamaan berubah menjadi
daya yang mempu membangkitkan respons. Berdasarkan respons tersebut Pavlov
menyimpulkan bahwa hasil eksperimennya dapat diterapkan pada manusia untuk
belajar. Implikasi pada manusia yang belajar adalah (a) belajar adalah membentuk
asosiasi antara stimulus-respons secara reflektif, (b) proses belajar akan berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
apabila diberi stimulus bersyarat, (c) prinsip belajar pada dasarnya merupakan untaian
stimulus respon, (d) menyangkal adanya kemampuan bawaan, dan (e) ada classical
conditioning (Pranowo, 1996:19).
Pengikut Pavlov, B.F. Skinner (1933) mengembangkan eksperimen Pavlov
dengan menggunakan seekor tikus. Akhirnya hasil pengembangan Skinner sama
dengan hasil eksperimen Pavlov. Perbedaannya, Skinner menambahkan penguatan
dan pengajaran terprogram. Dengan demikian dalam pembelajaran bahasa
komunikatif, pembelajar perlu diberi ransangan, penguatan, motivasi eksternal dalam
suatu pembelajaran bahasa yang terprogram dan bertahap, karena para penganut
faham behaviorisme menganggap proses belajar bahasa yang benar harus berhasil
membentuk kebiasaan. Jadi pembelajaran bahasa adalah suatu proses pembentukan
kebiasaan (Pranowo, 1996:26).
2.3.6 Pendekatan Kognitivisme
David Ausubel (1965:8) melalui Pranowo (1996:20) mengatakan, belajar
adalah proses penuh makna dalam mempertautkan kejadian atau bahan (informasi)
baru dengan konsep dan proses-proposisi yang sudah ada dalam kognisi. Jadi belajar
adalah suatu proses bertemunya informasi baru dengan informasi lama untuk
membentuk pengetahuan baru. Menurut Ausubel, Novak, dan Hanesian (1978)
melalui Suparno (1997:53), ada dua jenis belajar: (1) belajar bermakna dan (2) belajar
menghafal. Belajar bermakna adalah suatu proses belajar yang menghubungkan
informasi-informasi dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang
sedang belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Bila konsep awal yang ada dalam struktur kognisi seseorang tidak cocok
dengan fenomena baru maka harus melalui belajar menghafal. Belajar menghafal ini
perlu bila seseorang memperoleh informasi baru dalam dunia pengetahuan yang sama
sekali tidak berhubungan dengan pengetahuan (Ausubel, dkk 1968; Novak, 1977
melalui Suparno, 1997:54). Teori belajar Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok
konstruktivisme. Kedua-keduanya menekankan asimilasi pengetahuan baru ke dalam
konsep yang sudah dipunyai siswa. Kedua teori ini menekankan bahwa dalam proses
belajar siswa harus aktif.
2. 4 Pembelajaran Bahasa Komunikatif
2.4.1 Prinsip Pendekatan Komunikatif
Pembelajaran bahasa berdasarkan atas pendekatan yang berororientasi pada
prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa. Berdasarkan pendekatan komunikatif di
atas, pembelajaran bahasa berorientasi pada prinsip-prinsip berikut (Werdiningsih,
1998:22-23).
(1) Tujuan utama pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kompetensi
komunikatif, (Huda, 1988 dalam Werdiningsih, 1998).
(2) Proses belajar mengajar meneekankan penggunaan bahasa dan bukan
mempelajari pengetahuan tentang bahasa (Finnochiaro dan Brumfit, 1983).
Pembelajaran bahasa hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada
pembelajar untuk melakukan praktik/latihan untuk berkomunikasi baik lisan
maupun tertulis.
(3) Materi/buku teks pembelajaran yang digunakan banyak memberikan latihan
komunikasi yang bermanfaat (Liamzon, 1986 dalam Werdiningsih, 1998). Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pembelajaran hendaknya dirancang dengan lebih menekankan proses belajar-
mengajar dan dapat mendorong pembelajar untuk berkomunikasi secara wajar.
Materi pembelajaran berisi teks, tugas, dan bahan otentik yang berperan
menunjang pembelajar cara berkomunikasi secara aktif.
(4) Silabus dan materi pembelajaran dikembangkan setelah dilakukan analisis
kebutuhan pembelajar (Richterich, 1983 dalam Werdiningsih, 1998).
2.4.2 Kebutuhan Berbahasa
Pengembangan silabus dan materi berdasarkan pendekatan komunikatif
didasarkan pada analisis kebutuhan, yakni upaya mengumpulkan informasi mengenai
kebutuhan-kebutuhan pembelajar dalam mempelajari bahasa atau pengalaman-
pengalaman berbahasa yang dibutuhkan pembelajar. Menurut Yalden (1987 melalui
Werdiningsih (1998:23) kegiatan analisis kebutuhan mencakaup: (1) identifikasi
kebutuhan komunikasi, (identifikasi personal berbahasa), (3) identivikasi motivasi
berbahasa, (4) karakteristik kebahasaan pembelajar, dan (5) identifikasi teman dalam
berbahasa pembelajar.
Menurut Werdiningsih (1998) untuk keperluan ini perlu dikembangkan alat
pengumpul data, yakni: (1) diajukan pertanyaan yang umum digunakan untuk
mengidentivikasi masalah yang mungkin sedang dialami pembelajar, (2) diajukan
butir-butir tujuan agar pembelajar mengekspresikan perioritas topik yang akan
dibelajarkan atau keterampilan yang akan dilakukan dalam latihan, (3) pembelajar
diminta mendemonstrasikan keterampilan-keterampilan khusus, (4) dikemukakan
pertanyaan yang dapat mengungkap bagaimana perasaan pembelajar dalam
melakukan keterampilan dan latihan khusus, dan (5) dikemukakan pertanyaan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pembelajar apa solusi terbaik untuk memecahkan masalah? Pembelajar disodori
sejumlah alternatif pemecahan masalah kemudian diminta memilih solusi yang
dianggap paling baik.
Dalam studi pengembangan ini, penentuan kebutuhan didasarkan pada dua
aspek, yakni (1) apa yang seharusnya dikerjakan pembelajar bahasa dengan bahasa
yang sedang dipelajari? dan (2) apa yang seharusnya dikuasi pembelajar bahasa
berkenaan dengan unsur-unsur bahasa untuk kepentingan penggunaan bahasa pada
waktu mendatang? (Wilkins, 1976 melalui Werdiningsih, 1998:25).
Berdasarkan uraian di atas, aspek-aspek kebutuhan pembelajar di SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire akan mengacu kepada keterampilan berbahasa dan bersastra yang
disarankan oleh KBK. Aspek kebutuhan yang tercakup dalam aktivitas, yaitu
kegiatan siswa dan kegiatan guru.
2.5 Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sesuai dengan dasar falsafah yang dianut oleh para ahli, definisi kurikulum
yang satu dengan yang lainnya berbeda. Menurut Dakir (2004:1) banyak definisi itu
ada kesamaan fungsi, yaitu kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin yang kata dasarnya adalah currere, secara
harafia berarti lapangan perlombaan lari (Dakir, 2004:2).
Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan
belajar sudah ditentukan secara pasti tentang dari mana mulai diajarkan, kapan dan di
mana diakhiri, bagaimana cara agar menguasi bahan, dan bagaimana
mengevalusinyanya. Dakir (2004:3) menyimpulkan pengertian kurikulum
berdasarkan banyak ahli kurikulum, yaitu: suatu proses pendidikan yang berisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogram, direncanakan, dan
dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
pencapai tujuan pendidikan.
Kaswanti (melalui Tarigan, 1990:76 dalam Eko, 2004:9) menyimpulkan
bahwa kurikulum mencakup maksud/tujuan, isi, proses, sumber daya, evaluasi,
perencanaan, implementasi, dan pengelolaan. Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir
19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak (Depdiknas, 2003). Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasi oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif
dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Mulyasa, 2003:38).
Sejalan dengan itu, (Finch dan Crunkilton, 1979 melalui Mulyasa, 2003)
mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan,
sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Maka terdapat
hubungan antara tugas-tugas yang pelajari peserta didik di sekolah dengan
kemampuan yang diperlukan dunia kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kompetensi yang harus dikuasi peserta didik perlu dinyatakan sedemikian
rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada
pengalaman langsung. Pembelajaran dirancang berdasarkan kompetensi dan penilaian
dilakukan secara obyektif. Dengan demikian pembelajar harus mengetahui tujuan
belajar, tingkat-tingkat penguasaan sebagai kriteria pencapaian belajar,
dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki
kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Menurut Cardon,
(1988) melalui Mulyasa, (2003:38), aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep
kompetensi adalah:
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya
seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan
bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki
oleh individu. Misalnya, seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran
harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta
didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
3. Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan guru
dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan
belajar kepada peserta didik.
4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku guru
dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, reaksi
terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji dan sebagainya.
6. Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Misalnya, minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu
(Mulyasa, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas
(belajar tuntas). Bimbingan diperlukan untuk melayani perbedaan individual melalui
program remedial, pemantapan, dan pengayaan.
2.5.1 Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Rumusan pengertian kurikulum di atas lebih spesifik mengandung pokok-
pokok pikiran sebagai berikut: (1) kurikulum merupakan suatu rencana atau
perencanaan, (2) kurikulum merupakan pengaturan, berarti memunyai sistematika
dan struktur tertentu, (3) kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran, menunjuk
kepada perangkat mata ajaran atau bidang pengajaran tertentu, (4) kurikulum
mengandung cara, metode atau strategi penyampaian pengajaran, (5) kurikulum
merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, (6) kurikulum
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan (7) maka kurikulum sebenarnya
adalah suatu alat pendidikan (Hamalik, 2001: 66).
Pengembangan kurikulum memperhatikan beberapa faktor, yaitu (1) tujuan
pendidikan nasional, (2) tahap perkembangan peserta didik, (3) kesesuaian dengan
lingkungan, (4) kebutuhan pembangunan nasional, (5) perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian, dan (6) kesesuaian dengan jenis dan
jenjang satuan pendidikan (Hamalik, 2001:67). Berdasarkan beberapa landasan
esensial di atas faktor-faktor utama yang mesti diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum adalah (1) filsafat pendidikan, (2) masyarakat, (3) siswa, (4) proses
belajar, dan (5) bentuk kurikulum. Menurut Nasution (1987:3-4) melalui Eko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
(2004:9) ada empat komponen utama dalam pengembangan kurikulum. Keempat
komponen adalah (1) tujuan, (2) bahan pelajaran, (3) proses belajar mengajar dan (4)
penilaian.
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi berlandaskan pada fungsi dan
tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Depdiknas, 2004).
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi mempertimbangkan prinsip-
prinsip berikut (1) keimanan, budi pekerti luhur, dan nilai-nilai budaya, (2) penguatan
integritas nasional, (3) keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika, (4)
kesamaan memperoleh kesempatan, (5) perkembangan pengetahuan dan teknologi
informasi, (6) pengembangan kecakapan hidup, (7) belajar sepanjang hayat, (8)
berpusat pada anak, dan (9) pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
2.5.2 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan KBK
Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan
intelektual kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman
tersebut. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(Depdiknas, 2003: 5) berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar
bahasa adalah belajar komunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai
manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan
maupun tertulis serta menimbulkan cinta terhadap hasil cipta manusia Indonesia.
Standar kompetensi ini dimaksudkan agar siswa siap mengakses situasi multiglobal
lokal dan berorientasi pada keterbukaan dan kemasadepanan. Kurikulum 2004
diarahkan agar pembelajar terbuka terhadap keanekaragaman informasi yang hadir di
sekitar kita dan dapat menyaring yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dan
menyadari eksistensi budayanya sehingga tidak tercabut dari lingkungannya
(Depdiknas, 2003).
2.5.2.1 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Berdasarkan KBK
Standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia disiapkan dengan
mempertimbangkan kedudukan, fungsi dan tujuan (Depdiknas, 2003:6), antara lain:
(1) Fungsi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan KBK: bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta sastra
Indonesia sebagai hasil cipta intelektual hasil budaya, yang berkonsentrasi pada
fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai (1) sarana pembinaan
kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana
peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian
bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai
masalah, (5) sarana pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman
keanekaragaman budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan Indonesia.
(2) Tujuan bembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan KBK sebagai
berikut: (1) siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara; (2) siswa memahami bahasa
Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan; (3)
siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) siswa
memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis); (5) siswa
mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa; dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya hasil intelektualitas manusia Indonesia.
2.5.2.2 Kompetensi Umum Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA memiliki standar
kompetensi umum dan standar kompetensi khusus (Depdiknas, 2003:9-10). Standar
kompetensi umum bahasa Indonesia terdiri dari dua aspek, yakni kemampuan
berbahasa dan bersastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(1) Kemampuan Berbahasa
a. Mendengarkan
Mendengarkan, memahami, dan memberikan tanggapan terhadap gagasan,
pendapat, kritikan, dan perasaan orang lain dalam berbagai bentuk wacana
lisan.
b. Berbicara
Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat,
kritikan, perasaan, dalam berbagai bentuk kepada mitra bicara sesuai dengan
tujuan dan konteks pembicaraan.
c. Membaca
Membaca dan memahami berbagai jenis wacana yang tersurat maupun tersirat
untuk berbagai tujuan.
d. Menulis
Menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai
konteks dan tujuan.
(2) Kemampuan Bersastra
a. Mendengarkan
Mendengarkan, memahami, dan mengapresiasi ragam karya sastra (puisi,
prosa, drama) baik karya asli maupun saduran/terjemahan sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa.
b. Berbicara
Membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra sesuai dengan isi, konteks,
dan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c. Membaca
Membaca dan memahami berbagai jenis dan ragam karya sastra, serta mampu
melakukan apresiasi secara tepat.
d. Menulis
Mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa, dan drama) dalam
bentuk sastra tulis yang kreatif, serta dapat menulis kritik dan esai sastra
berdasarkan ragam sastra yang sudah dibaca.
Sedangkan standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
SMA terdiri dari dua aspek, yaitu kemampuan berbahasa dan bersastra.
(1) Kemampuan Berbahasa
a. Mendengarkan
Berdaya tahan dalam berkonsentrasi mendengarkan berbagai konteks sampai
dengan seratus dua puluh menit dan mampu memahami dan peka terhadap
gagasan, pandangan, dan perasaan orang lain secara lengkap dalam uraian,
khotbah, pidato, ceramah, dialog, dan film serta mampu memberikan
pendapat dan penilaian.
b. Berbicara
Menyampaikan ceramah; berdiskusi dalam seminar; meyakinkan orang lain,
memberi petunjuk, menjelaskan suatu proses secara rinci, mengaitkan
berbagai peristiwa, mengiritik, dan berekspresi dalam berbagai keperluan dan
konteks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
c. Membaca
Membaca berbagai ragam teks; menganalisis informasi dan gagasan;
memberikan komentar, menyeleksi dan mensintesiskan informasi dari
berbagai sumber
d. Menulis
Menulis karangan fiksi dan nonfiksi dengan menggunakan kosakata yang
bervariasi dan efektif untuk menimbulkan efek dan hasil tertentu.
(2) Kemampuan Bersastra
a. Mendengarkan
Mendengarkan dan memahami serta menanggapi berbagai ragam karya sastra
berupa puisi, cerita pendek, novel, dan drama
b. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai
bentuk wacana lisan serta berupa puisi, cerita pendek, novel, dan drama.
c. Membaca
Membaca dan memahami berbagai teks bacaan sastra malalui membaca dan
menganalisis berbagai karya sastra berupa puisi, cerita pendek, hikayat, novel
Indonesia dan terjemahan, drama, dan esai.
d. Menulis
Mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai
bentuk tulisan sastra berupa puisi, cerita pendek, novel, drama, resensi, dan
esai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2.5.2.3 Pendekatan dan Pengorganisasian Materi
Pendekatan dan pengorganisasian materi mata palajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang disarankan KBK, yakni:
(1) Pendekatan Pembelajaran
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Dengan
demikian, setiap warga dituntut untuk terampil berbahasa. Keterampilan yang baik
dalam berbahasa dapat membuat komunikasi antarwarga berlangsung dengan
tenteram dan damai. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah suatu proses
penyampaian maksud pembicara kepada orang lain dengan menggunakan saluran
tertentu. Maksud komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide,
pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa,
dan lain-lain (Depdiknas, 2003:11).
Menurut Depdiknas (2003), hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan
berupa kata, kalimat, paragraf, dengan mempertimbangkan ejaan, dan tanda baca
dalam bahasa tulis serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo)
dalam bahasa lisan. Dalam berkomunikasi agar kedua belah pihak (yang berperan
sebagai penyampai maksud dan penerima maksud) dapat menjalin komunikasi
dengan baik, diperlukan prinsip kerja sama antarkeduanya. Kerja sama itu dapat
diciptakan dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain siapa yang mengajak
berkomunikasi, kepada siapa disampaikan, pada situasi atau tempat yang mana, pada
waktu yang bagaimana, dengan isi pembicaraan yang bagaimana, dan media apa yang
digunakan. Karena fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk
berkomunikasi, maka pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil
berkomunikasi. Keterampilan ini diperkaya oleh fungsi utama sastra untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan
apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan
konstruktif.
Bertolak dari pandangan di atas, dalam pembelajaran siswa dilatih lebih
banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, bukan dituntut lebih banyak
untuk menguasai atau menghafalkan pengetahuan tentang bahasa. Pengajaran sastra
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan
memahami karya sastra. Pengetahuan tentang sastra hanyalah sebagai penunjang
dalam mengapresiasi karya sastra. Maka kata menduduki posisi penting dalam
berbahasa dan terutama dalam bersastra. Oleh sebab itu, penguasaan kosakata
seseorang sangat menentukan keberhasilannya dalam berkomunikasi. Pemelajaran
kosakata bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan kata pembelajara. Pembelajar
tidak hanya pengembangkan kata-kata semata melaui kegiatan menghafal, tetapi
melalui banyak membaca dan menggunakannya di dalam kalimat. Mengenal dan
memahami makna kata merupakan tujuan utama pemelajaran kosakata (Depdiknas,
2003:11).
(2) Pengorganisasian Materi
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka tentang standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang harus diketahui,
dilakukan, dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. Kerangka ini disajikan
dalam tiga komponen utama, yaitu (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)
indikator, dan (4) materi pokok. Standar kompetensi mencakup aspek kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kompetensi tersebut disajikan secara terpadu dengan kompetensi yang
lainnya. Kemampuan dasar, indikator, dan materi pokok yang dicantumkan dalam
standar kompetensi merupakan bahan minimal yang harus dikuasai siswa. Oleh
karena itu, daerah, sekolah atau guru dapat mengembangkan, menggabungkan, atau
menyesuaikan bahan yang disajikan mengikuti situasi dan kondisi setempat
(Depdiknas, 2003).
(3) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk
mempelajari bahasa. Teknologi komunikasi dapat berupa media cetak dan elektronik.
Media cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, radio, internet, CD, dan lain-
lain.
(4) Penomoran dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Penomoran dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar dimaksudkan
untuk memudahkan penandaan jumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Nomor-nomor tersebut bukan merupakan urutan yang harus diikuti dalam
pemelajaran. Depdiknas (2003) menyarangkan agar guru harus memadukan berbagai
kompetensi dasar dalam setiap aspek sehingga menjadi pemelajaran yang terpadu.
Contoh : SK 1 dengan KD 1.2 dapat digabung dengan SK 2, KD 2.2.
(5) Bacaan Wajib Sastra
Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra dan gemar membaca, setiap
siswa pada satuan jenjang SMA diwajibkan membaca lima belas buku sastra (puisi,
cerpen, novel, drama, esai) selama tiga tahun. Pengajaran apresiasi sastra ini harus
disesuaikan dengan kompetensi-kompetensi yang terdapat pada aspek kemampuan
bersastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2.5.2.4 Standar Kompetensi Lintas Kurikulum
Menurut Depdiknas (2003:7-8) standar kompetensi lintas kurikulum
merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan
harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalam belajar. Standar kompetensi lintas
kurikulum ini:
(1) Memiliki keyakinan, menyadari, serta menjalankan hak dan kewajiban, saling
menghargai dan memberi rasa aman dalam kehidupan bermasyarakat dengan
berbagai budaya dan agama.
(2) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan
orang lain.
(3) Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-teknik, pola,
struktur, dan hubungan antarsumber.
(4) Memillih, mencari dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan
dari berbagai sumber.
(5) Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makluk hidup, dan teknologi,
dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk
mengambil keputusan yang tepat.
(6) Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan
budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis dan
historis.
(7) Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta
menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju
masyarakat yang beradab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
(8) Berpikir logis, kritis dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang
untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
(9) Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan
bekerja sama dengan orang lain.
2.6 Pengembangan Silabus dan Meteri KBK
2.6.1 Pengembangan Silabus KBK
Silabus merupakan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembagan penilaian hasil belajarnya.
Silabus berisikan komponen dasar yang dapat menjawab permasalahan berikut: (1)
Apa yang akan dibelajarkan?, (2) Bagaimana cara membelajarkannya?, dan (3)
Bagaimana cara memenuhi target pencapaian hasil belajarnya? (Depdiknas, 2003: 7).
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok, atau dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan setempat. Namun lebih-
lebih guru sebagai penyandang profesi pendidik memiliki tangung jawab langsung
terhadap kemajuan belajar siswa. Guru diharapkan mampu mengembangkan silabus
yang sesuai dengan kompetensi mengajar secara mandiri. Kelebihan lainnya, guru
lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungan dan budaya
pembelajar berada.
Apabila seorang guru belum dapat mengembangkan silabus secara mandiri,
maka Depdiknas (2003) mengharapkan pihak sekolah berupaya untuk membentuk
kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan
oleh sekolah tersebut. Tentu saja hal ini sesuai dengan kebutuhan realitas sosial
masyarakatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Guru secara pribadi maupun sekolah belum dapat mengembangkan silabus
maka disarankan bergabung dengan sekalah-sekolah lain melalui forum Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP setempat. Kegiatan
pengembangan dilakukan dengan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan setempat dengan
mengkoordinasikan dan menyertakan para ahli didaktik metodik, ahli mata pelajaran,
tim perekayasa kurikulum, tokoh masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta
termasuk perusahaan dan industri, perguruan tinggi, dan para guru untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah yang ada di
wilayahnya tersebut. Pengembangan silabus bagi seorang guru tetap menjadi suatu
keharusan karena justru gurulah yang mengenal budaya belajar siswa, karakter
pembelajar, latar belalakang siswa, dan realitas sosialnya (lingkungan).
2.6.1.1 Langkah-langkah Penjabaran Kurikulum Menjadi Silabus
Komponen silabus minimal yang dapat membantu dan memandu para guru
dalam mengelola pembelajaran (Depdiknas, 2003:29) antara lain:
(1) Komponen Silabus Mata Pelajaran
(a) Standar Kompetensi
Standar Kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh
siswa dalam suatu mata pelajaran. Penempatan standar kompetensi pada
silabus dimaksudkan untuk memandu guru atau pengembang silabus dalam
menjabarkan kompetensi dasar menjadi pengalaman belajar, sehingga
rangkaian kegiatan belajar siswa tidak menyimpang dari koridor kemampuan
siswa yang ingin dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
(b) Kompetensi Dasar
Penempatan komponen kompetensi dasar dalam silabus sangat penting, hal ini
berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target
kompetensi yang harus dicapainya. Di dalam komponen kompetensi dasar ini
juga dimuat hasil belajar, yaitu pernyataan unjuk kerja yang diharapkan
setelah peserta didik mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.
(c) Indikator
Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik. Apabila
serangkaian indikator dalam satu kompetensi dasar sudah dapat dicapai oleh
siswa, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
(d) Materi Pokok
Materi Pokok adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang
dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks, proses, bidang
ajar, dan keterampilan. Penempatan materi pokok di dalam silabus berfungsi
sebagai payung dari setiap uraian materi yang disajikan dalam pengalaman
belajar siswa.
(2) Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan
langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan
prasyarat tertentu. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang bersifat spiral (mudah
ke sukar; konkret ke abstrak; dekat ke jauh) juga memerlukan urutan pembelajaran
yang terstruktur. Rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman
belajar siswa, yaitu: kegiatan siswa dan materi.
Contoh:
Menulis paragraf deskripsi
kegiatan siswa materi
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi dalam pemilihan kegiatan siswa
dan materi pembelajaran sebagai berikut:
a. Kegiatan Siswa
Dalam memilih kegiatan siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
• Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan
sendiri pengetahuan dengan
• bimbingan guru.
• Merupakan pola yang mencerminkan ciri khas dalam pengembangan
keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Misalnya observasi
di lingkungan sekitar, penyelidikan, eksperimen, pemecahan masalah,
simulasi, wawancara dengan nara sumber, pengembangan teknologi,
penggunaan peta dan foto, pemanfaatan kliping.
• Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia.
• Bervariasi dengan mengkombinasikan antara kegiatan belajar perseorangan,
pasangan, kelompok, dan klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
• Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti
bakat, kemampuan, minat, latar belakang keluarga, sosial-ekonomi dan
budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.
Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan program pembelajaran yang
dirancang untuk menggali potensi dan pengalaman belajar siswa agar mampu
memenuhi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensi dari
pembelajaran berbasis kompetensi ini, materi pembelajaran yang dipilih haruslah
yang bermakna, yakni yang memberikan kecakapan untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengunakan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang telah dipelajarinya, sehingga siswa terhindar dari materi-
materi yang tidak menunjang pencapaian kompetensi. Agar siswa belajar secara aktif,
guru perlu menciptakan strategi yang tepatguna, sedemikian rupa, sehingga siswa
memunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini akan dapat
tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi
kehidupan nyata siswa. Demikian juga, guru harus punya sensitifitas yang tinggi dan
dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik, tidak
membosankan. Jika itu terjadi guru harus mencari metodologi pembelajaran yang
lebih tepat guna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Bagan 2.1 Tahapan Pembelajaran Bermakna (Depdiknas, 2003:32)
ALOKASI WAKTU
5-10 %
25-30 %
35-40 %
10 %
10 %
b. Materi
Agar penjabaran dan penyesuaian Kemampuan Dasar tidak meluas dan
melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menseleksi materi yang perlu
diajarkan. Kriteria tersebut antara lain:
1) Sahih
Materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji
kebenaran dan kesahihannya. Pengertian ini juga berkaitan dengan keaktualan
materi, sehingga materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak ketinggalan
zaman dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan.
2) Tingkat Kepentingan
Dalam memilih materi perlu dipertimbangkan pertanyaan berikut: Sejauh mana
materi tersebut penting dipelajari? Penting untuk siapa? Dimana dan mengapa
PEMANASAN-APRESIASI Tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman
EKSPLORASI Memperoleh/mencari informasi baru
KONSOLIDASI PEMBELAJARAN Negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru
PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU Diproses menjadi nilai, sikap dan prilaku
PENILAIAN FORMATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
penting?. Dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang
yang benar-benar diperlukan oleh siswa.
3) Kebermanfaatan
Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun non akademis.
Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan
dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan
dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara
non akademis maksudnya adalah bahwa materi yang diajarkan dapat
mengembangkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Layak dipelajari
Materinya memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya
(tidak terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap
pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
5) Menarik minat
Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk
mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus
mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, sehingga memunculkan dorongan
untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.
c. Alokasi Waktu
Untuk merencanakan pembelajaran, lamanya waktu yang diperlukan untuk
menguasai kompetensi dasar yang ingin dicapai perlu ditentukan alokasi waktunya.
Penentuan besarnya alokasi waktu ini tergantung kepada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah, keluasan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
ke dalaman kompetensi dasar, serta tingkat kepentingannya dengan keadaan dan
kebutuhan setempat. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk menguasai satu kompetensi
dasar.
d. Sumber/Bahan/Alat
1. Sumber
Sumber belajar yang strategis bagi guru adalah buku, brosur, majalah, surat
kabar, poster, lembar informasi lepas, naskah brosur, peta, foto dan lingkungan
sekitar. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dibedakan menjadi:
a) Lingkungan alam seperti bentang alam yang berupa gunung, danau, pantai,
laut, sungai, dan lain-lain.
b) Lingkungan sosial misalnya keluarga, rukun tetangga, desa, kota, pasar, dan
sebagainya.
c) Lingkungan budaya dapat berupa candi, adat istiadat dan sebagainya.
Pembelajaran yang baik memerlukan sebanyak mungkin sumber belajar
untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Penentuan materi pelajaran
dan sumber belajar harus dipilih, disaring dan diselaraskan dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2. Bahan
Bahan yang dimaksud di sini adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam
praktikum atau proses pembe-lajaran lainnya. Bahan-bahan yang digunakan
tentunya harus sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
3. Alat
Alat bantu belajar berfungsi memudahkan terjadinya proses pembelajaran. Oleh
karena itu hendaknya dipilih alat bantu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Menarik perhatian dan minat siswa.
(2) Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret yang
sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme.
(3) Merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha pengembangan nilai-nilai.
(4) Berguna dan berfungsi ganda.
(5) Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau
diambil dari lingkungan sekitarnya.
Salah satu prinsip belajar menyatakan bahwa makin banyak alat bantu
pembelajaran dimanfaatkan secara tepat dalam pembelajaran, makin besar daya
serap siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Dengan demikian, dalam
pembelajaran guru harus menggunakan berbagai alat bantu pembelajaran dan
memanfaatkannya secara tepat. Memanfaatkan alat bantu pembelajaran secara
tepat artinya dapat memilih alat yang cocok dengan materi yang dibahas dan
mendemonstrasikan alat tersebut pada saat yang tepat, sehingga dapat berfungsi
memperjelas informasi/konsep yang sedang dibicarakan.
e. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Pemilihan bentuk penilaian dalam silabus, seperti: penilaian
tertulis (paper and pencil), produk (product), unjuk kerja (performance), proyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
(project), dan portofolio harus memperhatikan kemampuan-kemampuan yang dapat
mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas siswa serta sesuai dengan ciri khas
dari mata pelajaran yang bersangkutan. Penulisan bentuk penilaian harus disertai
dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam pembuatan soal-
soalnya. Contoh penulisan pada kolom penilaian.
Penilaian
a. Tertulis Pengetahuan siswa tentang
- Konsep Wilayah - ………………. - ………………
b. Produk
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam penilaian antara lain:
1) Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu: pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
2) Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang
berlangsung, misalnya: mendengarkan, observasi, mengajukan pertanyaan,
mengamati hasil kerja siswa, memberikan tes.
3) Pemilihan cara dan bentuk penilaian berdasarkan atas tuntutan kompetensi dasar.
4) Mengacu kepada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya pemberian umpan balik,
pemberian informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilan belajarnya,
memberikan laporan kepada orang tua.
5) Mengacu kepada prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang kepada siswa
untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan mampu
dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
6) Tidak bersifat diskriminasif (tidak memilih-milih mana siswa yang berhasil dan
mana yang gagal dalam menerima pembelajaran).
2.6.1.2 Model Pengembangan Silabus
Dalam penyajian silabus ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian,
yaitu: aspek keterbacaan, keterkaitan, antarkomponen, dan praktisan penggunaannya.
Silabus harus mudah dibaca dan dipahami baik oleh guru yang mengembangkannya
maupun guru lain yang akan menggunakannya. Beberapa cara yang disarankan
Depdiknas, (2003:37-39) antara lain:
(1) Pengalaman belajar disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi secara
utuh.
Cara ini dilakukan apabila kompetensi dasar yang akan dijabarkan tidak terlalu
luas atau tidak dalam cakupan materinya, sehingga memungkinkan untuk
menguraikan dalam satu unit pembelajaran.
Kompetensi
Indikator Indikator
Pengalaman Belajar • ………… • …………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pengalaman Belajar • ……………… • ………………
(2) Pembelajaran disusun berdasarkan satu atau lebih indikator dalam satu
kompetensi
Cara ini ditempuh dengan berpedoman kepada indikator hasil belajar. Kadang
satu indikator membutuhkan banyak waktu dalam pembelajarannya, sehingga perlu
dibuatkan dalam satu unit pembelajaran yang utuh. Dapat pula terjadi beberapa
indikator yang saling berkaitan dan tidak terlalu luas dibuatkan dalam satu unit
pembelajaran sekaligus.
2.6.1.3 Tahapan Pengembangan Silabus
(a) Perencanaan
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu
mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang
sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multimedia dan internet.
Kompetensi
Indikator Indikator Indikator Indikator
Pengalaman Belajar • ……………… • ………………
Pengalaman Belajar • ……………… • ………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
(b) Pelaksanaan
Dalam penyusunan silabus, terlebih dahulu perlu menganalisis seluruh
perangkat KBK sebagai berikut: Pertama, memahami keseluruhan konteks
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), telaah perangkat Kebijakan KBK yang
mendeskripsikan tentang hakikat KBK, struktur KBK, dan pelaksanaan KBK.
Kedua, menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok
dengan menggunakan perangkat kurikulum yang memuat 4 komponen utama,
yaitu: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator. Ketiga,
menentukan cara atau kegiatan pembelajaran siswa dengan mengacu pada
perangkat kegiatan belajar mengajar yang mendeskripsikan model-model
pembelajaran. Keempat, menentukan cara dan alat penilaian menggunakan
perangkat penilaian berbasis kelas yang menyajikan dan mendeskripsikan tentang
sistem penilaian yang sesuai dengan misi KBK. Kesesuaian silabus yang akan
disusun ditetapkan oleh tim pengembang dengan memperhatikan desain,
pendekatan, ruang lingkup, organisasi materi, organisasi pengalaman belajar, dan
alokasi waktu yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi dan
komponennya.
(c) Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Para pengkaji dapat terdiri atas para spesialis kurikulum, ahli mata
pelajaran, ahli metodik/didaktik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala
sekolah, pengawas, staf profesional kantor dinas pendidikan, perwakilan orang tua
siswa, dan siswa itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
(d) Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik
dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan komunitas sekolah
lainnya.
(e) Penilaian Silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan
menggunakan model-model penilaian kurikulum yang selama ini sudah banyak
digunakan.
2.6.1.4 Format Penyajian Silabus
Dalam penyajian silabus ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yakni
aspek keterbacaan, keterkaitan antarkomponen, dan kepraktisan penggunaannya.
Silabus harus mudah dibaca dan dipahami oleh guru yang mengembangkannya
maupun guru lain yang akan menggunakannya. Penentuan format silabus tidak
dibakukan. Contoh format silabus menurut Depdiknas (2003:22-24).
SILABUS FORMAT KOLOM
Nama Sekolah : …………… Mata Pelajaran : …………… Kelas : …………… Semester : …………… Standar Kompetensi : ………………………………………………
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Pengalaman Belajar
Alokasi waktu
Sumber Bahan
Peni-laian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
SILABUS FORMAT NARASI
Nama Sekolah : ……………………. Mata Pelajaran : ……………………. Kelas : …………………… Semester : …………………… Standar Kompetensi : ……………………………………………… Kompetensi Dasar : ……………………………………………… Materi Pokok : …………………………………………….... Pengalaman Belajar : ………………………………………............ Indikator : ……………………………………………… Penilaian 1. Tertulis Pengetahuan siswa tentang
…………………….. ……………………
2. Unjuk Kerja Keterampilan siswa
……………………. …………………….
Alokasi waktu: ……………………………………………….. Jam pelajaran Sumber/bahan/alat: ……………………………………………
2.6.2 Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
2.6.2.1 Prinsip-Prinsip Pengembangan
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran, yang perlu dikembangkan setelah dilakukan pengkajian kurikulum dan
silabus, sebelum pembelajaran berlangsung. Menurut Wilkins (1976) dalam
Werdiningsih, (1998:34) materi pembelajaran memiliki kedudukan sebagai pusat
kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai alat pembelajaran yang strategis bagi
guru dan siswa. Selain itu pengembangan materi diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran dan meningkatkan motivasi guru dalam upaya memperkaya
pengetahuan dan keterampilannya sebagai pengelola kegiatan pembelajaran di kelas.
Sejalan dengan hal di atas Dubin dan Olstain (1992) menjelaskan bahwa tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
pengembangan materi adalah untuk mempersiapkan kelangsungan kegiatan
pembelajaran yang selalu diisi dengan bahan-bahan yang selalu baru, ditampilkan
dengan cara baru, dan disiasati dengan strategi yang baru pula.
Siahaan, (1987) menguraikan beberapa prinsip dasar dalam pengembangan
materi pembelajaran berdasarkan pendekatan komunikatif, yakni (1) materi harus
terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi, (2) rancangan materi harus lebih
menekankan proses belajar mengajar bukan pokok bahasan, (3) materi harus memberi
dorongan kepada pembelajar untuk berkomunikasi secara wajar. Pengembangan
materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire akan disusun dengan bertolak dari prinsip-prinsip pengembangan
dengan penyesuaian.
2.6.2.2 Bentuk Materi
Penentuan bentuk materi dalam pengembangan materi pembelajaran adalah
salah satu faktor yang perlu diperhikan. Keefektifan materi dilihat dari segi
pemakaian, pemakai, dan pengendalian. Werdiningsih (1998:35) menjelaskan dari
segi pemakaian, pengembang perlu memperhatikan kapan, di mana, untuk apa dan
untuk siapa materi tersebut digunakan. Dari segi pemakaian, hal yang perlu
dipertimbangkan adalah siapa, pada tingkat mana, dan bagaimana pemakaiannya.
Sedangkan dari segi pengendalian, perlu dipertimbangkan bagaimana tingkat inovasi
materi yang dikembangkan. Selain itu, perekomendasian bentuk materi pembelajaran
bergantung pada (1) sistem pendidikan dan pembelajaran, (2) sarana dan media, (3)
jumlah dan karakteristik pembelajar, dan (4) jenis dan karakteristik objek belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Menurut Siahaan (1987) bentuk pengembangan materi dapat berupa buku teks
dan modul. Bentuk pengembangan materi dalam studi pengembangan ini adalah
pengembangan materi pembelajaran dalam bentuk buku teks. Agar hasil
pengembangan buku teks efektif dan efisien dalam pembelajaran maka tujuan
pembelajaran, petunjuk penggunaan, daftar bacaan, dan latihan-latihan perlu
dimasukan. Menurut Lewis dan Paine (1985) dalam Pannen (1994) beberapa prinsip
pembelajaran perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran, yakni
(1) didasarkan pada kebutuhan pembelajar dan kompetensi akhir yang akan dicapai,
(2) berfokus pada pemberian kesempatan bagi pembelajar untuk berlatih, (3) gaya
penulisan yang komunikatif dn menarik minat pembaca, dan (4) memunyai
mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa.
Seorang pengembang perlu mengetahui langkah-langkah menyusun bahan
ajar yang dirancang dalam bentuk buku teks. Menurut Setyaningsih, (1999) melalui
Bintoro (2004:16-17) ada tiga langkah, yakni:
(1) sasaran harus sesuai dengan tujuan. Pengembang perlu mengadakan analisis
kebutuhan pembelajar. Penyusunan bahan ajar harus mengetahui lingkup materi
yang akan diberikan dan membatasi bahan/materi berdasarkan kemampuan
pembelajar dan waktu yang tersedia.
(2) seleksi bahan/materi dan latihan dengan tepat. Ada beberapa hal perlu diperhtikan
dalam penyusunan materi antara lain (a) bahan harus benar berdasarkan kaidah
bahasa, bentuk, dan fariasi pemakaian bahasa dan kenyataan cultural masyrakat,
(b) bahan harus sesuai dengan sasaran, tingkat kemampuan siswa, minat dan
perhatian pembelajar, tuntutan prinsip pengajaran, dan etika masyarakat setempat,
(c) bahan menarik meliputi isi, bahasa segar, bertumpuh pada hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
diketahui, memuat informasi baru, latihan merangsang berpikir, ada gambar, peta,
peraga atau ilustrasi yang sesuai dengan teks dan benar dalam hal urutan dan
letak, (d) ada tiga tipe bahan yang harus diberikan kepada pembelajar, yaitu bahan
yang berhubungan dengan ilmu yang dipelajari, variasi dari cerita luas, dan
percakapan dan (e) bahan tahan lama, maksudnya mengandung kebenaran umum.
(3) Teknik penyajian berdasarkan urutan penyajian dan pembagian bahan. Dalam
pengurutkan penyajian, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang berguna ke
yang kurang berguna. Tatabahasa dalam kebahaan tidak diurutkan, tetapi
tatabahasa yang mudah didahulukan dan yang sulit untuk kemudian.
2.6.2.3 Langkah-langkah Pengembangan Materi Berdasrkan KBK
Widharyanto, dkk (2003:55) mengusulkan langkah-langkah pengembangan
dalam konteks KBK, yaitu:
(1) Pilih kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok yang terdapat dalam
kurikulum hasil belajar.
(2) Uraian materi yang dijabarkan disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai.
(3) Pilih media yang relevan apakah yang berwujud auditif, visual atau audiovisual.
(4) Susun urutan aspek-aspek materi yang akan diajarkan secara sistematis.
(5) Berikan uraian singkat setiap aspek materi. Sertakan aspek materi yang harus
dipelajari siswa di bawah uraian singkat.
(6) Sertakan beberapa kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa beraktivitas
sesuai dengan minat siswa serta teknik dan metode yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2.7 Kerangka Berpikir
Pada bagian ini akan diuraikan kerangka berpikir studi pengembangan ini.
Kerangka berpikir tersebut sebagai berikut:
(1) Ssubyek penelitian dalam studi pengembangan ini adalah siswa kelas X dan kelas
XI SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Siswa kelas XI untuk menggali informasi
kegiatan pembelajaran yang sudah pernah ditempuh selama kelas X sedangkan
untuk kelas X untuk menggali informasi mengenai kebutuhan materi dan
pembelajaran yang diinginkan. Selain siswa guru bahasa dan sastra Indonesia,
kepala sekolah, dan pakar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
(2) Teori dasar yang digunakan dalam pengembangan ini adalah teori kompetensi
komunikatif yang melandasi pembelajaran bahasa secara komunikatif.
(3) Model silabus yang digunakan adalah model pembelajaran berdasarkan satu atau
lebih indikator dalam satu kompetensi (Depdiknas, 2003:39).
(4) Pengembangan materi dan silabus akan mengacu kepada pendekatan Student
Active Learning sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang melandasi
KBK mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
(5) Pengembangan materi berdasarkan kriteria pengembangan dan penyusunan yang
disusun berdasarkan teori komunikatif.
(6) Peneliti melakukan analisis kebutuhan pembelajar dengan menyebar angket dan
wawancara.
(7) Peneliti menyusun silabus dan materi berdasarkan kriteria pengembangan dan
penyusunan materi.
(8) Uji coba produk selama penelitian hanya akan dilakukan dengan pakar bahasa
dan sastra Indonesia dan guru bahasa dan sastra Indonesia untuk melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PENGEMBABNGAN SILABUS
Pelaksanaan
Perencanaan
Perbaikan
Pemantapan
ANALISIS KEBUTUHAN
Penilaian
PENGEMBANGAN MATERI
Kajian Teori: • Teori kompetensi komunikatif yang melandasi pembelajaran bahasa
komunikatif • Pembelajaran bahasa komuniktif • Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) • Pengembangan Silabus dan Materi
Pelaksanaan
Perencanaan
Perbaikan
Pemantapan
Penilaian
DRAFT SILABUS DAN BUKU TEKS BERSIFAT
LOKALITAS
UJI COBA
ANALISIS
REVISI
SILABUS DAN MATERI
PEMBELAJARAN
BERBASIS LOKAL
Subjek Penelitian: • Siswa Kelas X dan Kelas XI SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, Papua • Guru Bahasa dan Sastra Idonesia • Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, Papua • Pakar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Dosen Pembimbing)
efektivitas dan efisiensi produk tersebut. Uji coba untuk siswa tidak dilakukan
karena mengingat biaya dan waktu.
Bagan 2. 2 Kerangka Berpikir Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
Dalam bab ini diuraikan tentang (1) model pengembangan, (2) prosedur
pengembangan, (3) uji coba produk (4) desain uji coba produk, (5) jenis data, (6)
instrumen pengumpulan data (7) teknik pengumpulan data.
3.1 Model Pengembangan
Model pengembangan silabus dan materi pada studi pengembangan ini
disesuaikan dengan KBK. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia SMA kelas X terdiri atas 21 kompetensi dasar kemampuan berbahasa dan 7
kompetensi dasar kemampuan bersastra.
Standar kompetensi dalam KBK berisi kompetensi dasar, indikator, dan
materi pokok. Dengan demikian model pengembangan yang sesuai dengan studi
pengembangan silabus dan materi pembelajaran ini adalah model penyusunan
pengalaman belajar yang disusun berdasarkan atas satu atau lebih indikator dalam
satu kompetensi.
Cara ini ditempuh dengan berpedoman kepada indikator hasil belajar. Kadang
satu indikator membutuhkan banyak waktu dalam pembelajarannya, sehingga perlu
dibuat dalam satu unit pembelajaran yang utuh. Kemudian dapat pula terjadi beberapa
indikator yang saling berkaitan dan tidak terlalu luas atau dibuatkan dalam satu unit
pembelajaran sekaligus seperti terlihat pada bagan berikut (Depdikans, 2003:39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Pengalaman belajar ……………….. Pengalaman belajar
………………..
Bagan: 3.1 Pembelajaran Disusun Berdasarkan Satu atau Lebih Indikator dalam Satu Kompetensi (Depdiknas, 2003:39).
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka tentang standar
kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang diketahui, dilakukan
dan dimahirkan oleh siswa pada tiap tingkatan (Depdiknas, 2003:12). Standar
kompetensi mencakup aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.
Aspek-aspek dilakukan secara terpadu. Maka model pengembangannya adalah model
pengembangan tematik sebagaimana tampak dalam bagan berikut:
Bagan 3.2 Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa dan Bersastra
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan Bersastra
Kompetensi
indikator Indiktaor Indikator Indikator
Pengalaman belajar ………………..
Berbicara
Mendengarkan
Menulis
Membaca
TEMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire diarahkan pada
dua produk, yaitu silabus dan materi pembelajaran berdasarkan KBK bersifat
lokalitas. Langkah-langkah prosedural yang ditempuh meliputi hal-hal berikut:
3.2.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan mengkaji keadaan di lapangan untuk
mengetahui informasi kebutuhan siswa terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Informasi, masukan atau data yang perlukan tidak hanya dari siswa tetapi
juga dari guru, dan pihak sekolah.
Untuk mendapatkan informasi, masukan, dan data peneliti menggunakan
angket dan wawancara yang diperoleh dari (1) siswa, (2) pendidik (guru mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia), dan (3) kepala sekolah. Penggalian informasi
tentang program pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dari
pihak-pihak di atas penting untuk menyusun silabus dan materi pelajaran berbasis
lokalitas atau berbasis realitas sosial masyarakat.
3.2.2 Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus mengacu pada KBK dan perangkat komponen-
komponennya yang disusun oleh pusat kurikulum. Sekolah yang memunyai
kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan sekolahnya, (Depdiknas, 2003:18). Penyusunan silabus dapat dilakukan
dengan melibatkan para ahli atau intansi yang relevan. Dalam studi pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
silabus ini peneliti melibatkan dosen pembimbing dan pihak sekolah. Pengembangan
silabus melalui beberapa tahapan (Depdiknas, 2003). Tahapan pengembangn silabus
dalam studi pengembangan ini mengacu pada saran dari pusat kurikulum Departeman
Pendidikan Nasional, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan, yakni proses mengumpulan informasi dan mempersiapkan
kepustakaan atau referensi sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
2. Pelaksanaan, yakni proses menganalisis seluruh perangkat KBK sebagai
berikut: Pertama, pemahaman keseluruhan konteks KBK, telaah perangkak
kebijakan KBK yang mendeskripsikan tentang hakikat KBK, struktur KBK,
dan pelaksanaan KBK. Kedua, menentukan standar kompetensi dasar dan
materi pokok dengan menggunakan perangkat kurikulum yang memuat empat
komponen utama. Ketiga, menentukan cara atau kegiatan pembelajaran siswa
dengan mengacu pada perangkat kegiatan belajar mengajar yang
mendeskripsikan model-model pembelajaran. Keempat, menentukan cara dan
alat penilaian menggunakan perangkat penilaian berbasis kelas yang
menyajikan dan mendeskripsikan tentang sistem penilaian yang sesuai dengan
misi KBK.
3. Perbaikan, yakni buram silabus akan dikaji ulang sebelum digunakan dalam
pembelajaran. Pengkajian ini dilakukan dengan meminta masukan dari dosen
pembimbing, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan lainya akan ditambah
bila diperlukan.
4. Pemantapan, yakni berbagai masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan
pertimbangan untuk memperbaiki buram awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
5. Penilaian, yakni penilaian pelaksanaan silabus secara berkala. Model penilian
yang akan digunakan dalam penilaian silabus ini adalah model “kesesuaian”.
6. Selian itu peneliti akan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang sesuai
dengan standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
3.2.3 Pengembangan Materi
Pengembangan materi mengacu pada langkah-langkah pengembangan
Widharyanto, dkk (2003:56) yang meliputi: (1) mengidentivikasi kompetensi dasar,
indikator, dan materi pokok, (2) menguraikan materi sesuai dengan indikator, (3)
memilih media yang relevan, (4) menyusun aspek-aspek materi yang dikembangkan,
(5) memberikan uraian singkat setiap aspek materi, (6) menyertakan aspek materi
yang harus dipelajari siswa, (7) menyertakan beberapa kegiatan pembelajaran yang
memungkin siswa beraktivitas, metode serta teknik yang relevan.
Bertolak dari langkah-langkah pengembangan di atas, materi untuk kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dalam penerapan pembelajarannya terdiri
dari tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, akhir dan kegiatan lanjutan
(kegiatan siswa di luar jam pembelajaran di kelas).
Uraian pengembangan silabus dan materi bersifat lokalitas dapat digambarkan
secara jelas dalam bagan 3.3 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PENGEMBABNGAN SILABUS
Pelaksanaan
Perencanaan
Perbaikan
Pemantapan
ANALISIS KEBUTUHAN
Penilaian
PENGEMBANGAN MATERI
Pelaksanaan
Perencanaan
Perbaikan
Pemantapan
Penilaian
DRAFT SILABUS DAN BUKU TEKS BERSIFAT
LOKALITAS
UJI COBA
ANALISIS
REVISI
SILABUS DAN MATERI
PEMBELAJARAN
BERBASIS LOKAL
Bagan: 3.3 Prosedur Pengembangan Silabus dan Materi Berbasis Lokal
3.3 Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas dan efisiensi
produk pengembangan silabus dan materi pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia bersifat lokalitas di sekolah menengah umum untuk kelas X. Selain
itu, uji coba dimaksudkan untuk memeroleh masukan, tanggapan, kritik, saran dan
penilaian terhadap kelayakan produk yang sudah dibuat (Werdiningsih, 1998: 86-87).
Untuk melihat tingkat efektivitas dan efisiensi silabus dan buku ini peneliti
meminta masukan dari pakar (dosen pembimbing), guru mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia dan kepala sekolah. Penilaian terhadap kepala SMA dan uji coba
terhadap siswa tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya. Akan tetapi
setelah penelitian ini, peneliti kembali melakukan uji coba dengan penerapan sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
di SMU YPPK Adhi Luhur Nabire. Peneliti mengujicobakan selama satu semester
atau satu tahun dan dilakukan revisi bila diperlukan untuk selanjutnya dijadikan
materi pembelajaran di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Penilaian ahli, guru mata pelajaran, dan kepala sekolah peneliti menyediakan
kuisioner. Kuisioner tersebut dibuat berdasarkan kisi-kisi berikut:
Tabel: 3.1 Kisi-kisi Penilaian Produk Silabus dan Materi Silabus
No
Kisi-kisi Penilaian 1 Kejelasan identitas mata pelajaran:
Mata pelajaran Jenjang Kelas Unit Tema
2 Ketepatan perumusan standar kompetensi 3 Ketepatan perumusan kompetensi dasar 4 Ketepatan perumusan indikator 5 Ketepatan pemilihan materi pokok 6 Ketepatan pengalaman belajar 7 Ketepatan pengalokasian waktu 8 Ketepatan pemilihan sumber/bahan/alat 9 Ketepatan teknik penilaian 10 Kejelasan tiap aspek di atas 11 …………………………………………
Materi No Kisi-kisi Penilaian 1 Ketepatan pemilihan tema 2 Kejelasan perumusan kompetensi dasar, indikator, dan pengalaman belajar 3 Kejelasan petunjuk uraian materi 4 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar dan indikator 5 Kesesuaian latihan dengan kompetensi dasar dan indikator 6 Kesesuaian tugas luar kelas dengan kompetensi dasar dan indikator 7 Kejelasan petunjuk uraian pekerjaan rumah 8 Keterpaduan empat keterampilan berbahasa 9 Kemenarikan desain materi pembelajaran 10 …………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Untuk siswa peneliti langsung masuk ke kelas untuk mengujicobakan produk
materi yang telah dibuat. Informasi dan tanggapan dari siswa menjadi pertimbangan
untuk memperbaiki produk materi dan silabus. Kisi-kisi kuisioner uji coba produk di
kelas sebegai berikut.
Tabel: 3.2 Kisi-kisi Uji Coba Materi di Kelas
Proses Pembelajaran
No
Kisi-kisi Penilaian 1 Tanggapan siswa terhadap pendekatan guru dalam pembelajaran 2 Tanggapan siswa terhadap contoh dan penjelasan yang diberikan guru 3 Tanggapan siswa terhadap kesempatan latihan di kelas dan luar kelas 4 Tanggapan siswa terhadap kesempatan praktek di kelas dan diluar kelas 5 Tanggapan siswa terhadap tugas di luar kelas yang diberikan guru 6 Tanggapan siswa terhadap kesempatan saling menilai antarsiswa 7 Tanggapan siswa terhadap ketepatan teknik-teknik pembelajaran 8 ……………………………………………………….
Materi Pembelajaran
No Kisi-kisi Penilaian 1 Tanggapan siswa terhadap tema pembelajaran 2 Tanggapan siswa terhadap kedekatan materi pembelajaran dengan realitas
kehidupan sosial setempat 3 Tanggapan siswa terhadap kemenarikan materi pembelajaran 4 Tanggapan siswa terhadap keterpaduan empat aspek dalam pembelajaran 5 Tanggapan siswa terhadap latihan-latihan dalam pembelajaran 6 Tanggapan siswa terhadap kemudahan memperoleh materi pelajaran 7 Tanggapan siswa terhadap pembahasan tugas dan latihan 8 ………………………………………………………..
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam studi pengembangan ini adalah ahli dalam bidang
pengembangan silabus dan materi (dosen pembimbing), praktisi (guru bidang studi
bahasa dan sastra Indonesia), kepala sekolah dan siswa yang sudah mempelajari mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonseia dan yang belum atau baru mau mempelajari
(kelas XII dan X) SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. 5 Jenis Data
Penelitian kuantitatif selalu berangkat dari konsep teori atau menguji teori
sedangkan penelitian kualitatif adalah mengembangkan, menciptakan, menemukan
konsep atau teori (Widharyanto, 2005). Penelitian ini bertujuan mengembangkan
materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas X SMA, khususnya Kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Jenis data dalam studi pengembangan ini
adalah berupa data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif berupa informasi yang diperoleh dengan menggunakan angket.
Data yang diperoleh dengan angket dalam bentuk presentase tersebut merupakan data
kuantitatif yang dinyatakan secara kualitatif. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari
wawancara, membaca, mengamati (realitas sosial/lingkungan), saran, kritik, dan
saran perbaikan dari guru dan pakar.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam studi pengembangan ini
adalah peneliti sendiri, angket dan wawancara. Bekal pengetahuan peneliti tentang
pengembangan silabus dan materi, konsep KBK dan realitas sosial pembelajar
(lokalitas) merupakan salah satu instrumen dalam studi pengembagan ini. Angket
digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, minat dan motivasi siswa,
serta kebutuhan siswa (sesuai lokalitas). Sedangkan pedoman wawancara digunakan
untuk memeroleh informasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dari guru dan
kepala sekolah. Sebagai kerangka berpikir peneliti membuat kisi-kisi instrumen
pengumpulan data, yakni berupa angket dan pedoman wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner Kenyataan Materi Pembelajaran Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra yang Telah Dipelajari Kelas X SMA YPPK
Nabire.
No Butir-bitir Pengembangan Jumlah Butir Nomor dalam Instrumen
1 Keterampilan berbahasa 1 1 2 Keterampilan berasastra 1 2 3 Kemudahan atau contoh-contoh dalam
pemahaman materi pembelajaran 1 3
4 Kesesuian materi/tema pembelajaran dengan realitas soaial (situsi siswa dan masayarakat)
1 4
5 Latihan-latihan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 1 5
6 Cara penyajian materi pembelajaran 1 6 7 Kemudahan medapatkan bahan
pembelajaran/sumber belajar lain 2 7, 8
8 Kesesuian teks atau tugas dengan materi/tujuan pembelajaran 1 9
9 Umpan balik/pembahasan terhadap tugas dan latihan 1 10, 11
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner Kenyataan Kegiatan Belajar Mengajar Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire.
No Butir-bitir Pengembangan Jumlah Butir
Nomor dalam Instrumen
1 Pemberitahuan tujuan pembelajaran kepada siswa/penguatan 1 1
2 Alat bantu atau peraga dalam penyampaian materi 1 2 3 Situasi pembelajaran di kelas 3 3, 4, dan 5 4 Latihan-latihan sesuai dengan tujuan 1 10 5 Tugas-tugas sesuai dengan tujuan pembelajaran 1 6 6 Pemahaman terhadap petujuk tugas dan latihan 1 11 7 Umpan balik/pembahasan terhadap tugas dan
latihan/penguatan 2 7 dan 12
8 Keaktifan siswa dalam pembelajaran (dikelas dan luar kelas) 1 8
9 Variasi dalam penyampaian materi 1 9 10 Media pembelajaran 1 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Kenyataan Minat dan Motivasi Siswa Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire.
No Butir-bitir Pengembangan Jumlah Butir
Nomor dalam Instrumen
1 Penggunaan bahasa Indonesia 1 1 2 Peningkatan keterampilan berbahasa 4 2,3, 4, 5 3 Penguasaan aspek kebahasaan 1 6 4 Pengembangan bidang sastra 1 7 5 Situasi dan aktivitas pembelajaran 2 8,9 6 Media atau alat dalam pembelajaran 2 10,11
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuisioner Harapan dan Kebutuhan Siswa kelas X SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire.
No Butir-bitir Pengembangan Jumlah Butir
Nomor dalam Instrumen
1 Harapan siswa tentang kegiatan pembelajaran 9 1-9 2 Harapan siswa terhadap guru mata pelajaran 9 1-9 3 Kebutuhan Siswa tentang buku teks 3 1-3
Tabel 3.7 Pedoman wawancara guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No Butir-bitir Pengembangan Jumlah Butir
Nomor dalam Instrumen
1 Aspek penting dalam pembelajaran 1 1 2 Pertimbangan pemilihan materi 1 2 3 Kesulitan dalam perancang pembelajaran 1 3 4 Cara menentukan kebutuhan 1 4 5 Dasar menentukan tujuan 1 5 6 Kesulitan pengembangan materi 1 6 7 Kesulitas strategi pembelajaran 1 7 8 Metode penyajian materi 1 8 9 Kesulitas siswa yang didampingi 1 9 10 Cara mengevaluasi 1 10 11 Cara memperbaiki pembelajaran 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Pengelola SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
No Butir-bitir Pengembangan Jumlah Butir
Nomor dalam Instrumen
1 Keterampilan berbahasa siswa (aspek penting) 1 1 2 Pengembangan bidang sastra yang diharapkan 1 2 3 Kemampuan kebahasaan 1 3 3 Tema-tema pokok dalam desain materi 1 4 4 Pendekatan dalam pembelajaran yang
diharapakan 1 5
Untuk menguji kesahihan instrumen berupa angket dan pedoman wawancara
peneliti akan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dosen pembimbing.
Setelah disetujui peneliti akan berangkat ke tempat penelitian SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire. Namun selama penelitian peneliti akan mengadakan kontak dengan
dosen pembimbing untuk konsultasi kemungkinan kesulitan-kesulitan dialami
peneliti dalam pengumpulan data.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis
deskriptif dan analisis isi. Data kuantitatif yang diperoleh dari angket analisis
kebutuhan dan angket penilaian produk pengembangan dideskripsikan dengan
menggunakan teknik deskriptif presentase. Presentase tingkat kebutuhan dan hasil uji
coba produk tersebut diinterpretasikan kemudian dijelaskan secara kualitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Berikut ini rumus presentase yang digunakan:
Jumlah Jawaban x Bobot Tiap Pilihan x 100 % n x Bobot Tertinggi (Prasetya, 2003: 74)
Keterangan:
n : Jumlah keseluruhan subjek
Pengambilan keputusan terhadap hasil analisis kebutuhan dan penilaian produk
pengembangan diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan adalah:
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Tingkat pencapaian Kualifikasi
0 % - 54 % Sangat kurang 55 % - 64 % Kurang 65 % -79 % Cukup 80 % - 89 % Baik 90 % - 100 % Sangat baik
Arikounto, 1988 melalui Prasetya, 2003: 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
BAB IV
PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA
Pada bagian ini disajikan tentang (1) paparan data dan pembahasan hasil
analisis kebutuhan (2) paparan dan pembahasan data hasil penilaian ahli dan guru.
4. 1 Paparan dan Pembahasan Data Hasil Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan penting dilakukan untuk memperoleh gambaran
pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang diharapkan siswa
maupun pengelola sekolah. Informasi mengenai pembelajaran mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire didapatkan dari
angket dan wawancara yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi
dalam studi pengembangan ini.
Data mengenai pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire didapatkan dari kelas XI dan kelas X. Data diperoleh melalui (1)
pengisian angket tentang materi dan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung di
kelas X; (2) pengisian angket tentang minat dan motivasi; (3) pengisian angket
tentang harapan atau kebutuhan dibagi dalam tiga bagian, yaitu (a) angket harapan
siswa terhadap proses pembelajaran, (b) angket harapan siswa terhadap guru mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, dan (c) angket kebutuhan siswa tentang buku
teks; serta (4) wawancara dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia.
Data mengenai materi dan kegiatan pembelajaran didapatkan dari 85 siswa
kelas XI yang telah menempuh mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas
X. Delapan puluh lima siswa ini terdiri dari tiga kelas, yakni 36 siswa dari kelas XI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paciolo, 26 siswa dari kelas XI Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Hildebrand, dan 23 siswa dari kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Einstein Guys.
Data mengenai minat dan motivasi serta harapan dan kebutuhan didapatkan
dari 116 siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Seratus enam belas siswa ini
terdiri dari empat kelas, yaitu 29 siswa dari kelas X Parise the Lord , 28 siswa dari
kelas X Cenderawasih, 30 siswa dari kelas X Gesselsaft, dan 29 siswa dari X Galaxy.
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran untuk
mendapatkan data tentang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4.1.1 Paparan dan Pembahasan Data Materi dan Kegiatan Pembelajaran
Data tentang materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
disajikan di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dipaparkan dalam bentuk angka
persentase pada Tabel 4.1 dan dibahas secara langung berikut ini.
Tabel 4.1 Data Tentang Materi Pembelajaran yang Telah Disajikan di Kelas X
SMA YPPK YPPK Adhi Luhur Nabire.
No. Pernyataan STS TS R S SS
1
Materi pelajaran ditekankan pada keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara dan menulis), kebahasaan, dan kesastraan.
0,0 13,0 14,0 39,0 34,0 100
2
Setiap aspek keterampilan berbahasa dan bersastra (menyimak, membaca, berbicara dan menulis) diajarkan.
4,0 2,0 8,0 55,0 31,0 100
3
Materi yang diberikan cukup memadai untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan bersastra Anda.
1,0 9,0 33,0 36,0 21,0 100
4 Biasanya diberikan contoh-contoh 4,0 2,0 11,0 42,0 41,0 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
yang memudahkan Anda mengerti (yang sesuai dengan lingkungan anda atau apa yang sering Anda lihat).
5
Dalam pembelajaran biasanya diberikan latihan-latihan seperti menyimak, membaca, berbicara, dan menulis di dalam kelas.
2,0 8,0 6,0 41,0 43,0 100
6 Sumber belajar hanya dari bahan yang dicatat dari guru.
8,0 32,0 11,0 31,0 18,0 100
7 Diberikan referensi lain untuk Anda mencari sendiri
16,0 26,0 19,0 27,0 12,0 100
8
Biasanya guru memberitahu tempat sumber-sumber atau referensi lain yang Anda cari.
22,0 25,0 16,0 31,0 6,0 100
9 Bahan pelajaran mudah diperoleh.
7,0 27,0 31,0 24,0 11,0 100
10
Setelah pembelajaran selesai Anda merasa memperoleh sesuatu dari proses pembelajaran yang Anda lalui berkaitan dengan aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
1,0 9,0 21,0 45,0 24,0 100
11 Tugas dan soal tes sesuai dengan materi yang sudah dipelajari.
0,0 6,0 11,0 32,0 51,0 100
Berdasarkan data yang diperoleh dari sebelas butir pernyataan tentang materi
pembelajaran dapat diperoleh gambaran bahwa materi pembelajaran disajikan secara
teoritis dan bersumber pada satu sumber. Siswa berpendapat bahwa materi
pembelajaran bersumber dari catatan yang mereka catat dari guru. Kenyataan tentang
materi pembelajaran tersebut dipaparkann dan dibahas secara rinci berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
STSTSRSSS
Grafik 4.1 Kenyataan Tentang Materi Pembelajaran yang Telah Disajikan di
Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Pertama, kebanyakan siswa berpendapat materi pembelajaran di kelas X
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire ditekankan pada keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan dan kesastraan (34,0% siswa
mengatakan sangat setuju dan 39,0% setuju dengan pernyataan pertama).
Grafik 4.1 nomor satu di atas memperlihatkan pandangan pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran bahasa bahwa pembelajaran bahasa diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan pembelajar untuk berkomunikasi, saling bagi pengalaman,
saling belajar untuk meningkatkan kemampuan intelektual (Depdiknas, 2003). Untuk
itu, aspek-aspek kompetensi dasar yang mencakup aspek keterampilan
mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan
menulis, dan kesastraan serta kebahasaan mendapatkan posrsi yang seimbang dan
dilaksanakan secara terpadu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire perlu dikembangkan buku teks yang sesuai dengan
rambu-rambu pembelajaran seperti yang diharapkan KBK. Maka materi untuk kelas
X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dikembangkan materi gabungan antara
aspek keterampilan dan ditekankan pada keterampilan berbahasa, kebahasaan dan
kesastraan. Kompetensi dasar pada setiap unit secara khusus difokuskan pada
kompetensi tertentu tetapi dalam pengembangannya ditekankan pada
terkembangkannya keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan.
Kedua, setiap aspek keterampilan berbahasa dan bersastra sudah diajarkan di
kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Hal ini terlihat dari pendapat siswa yang
31% mengatakan sangat setuju dan 55 % setuju dengan pernyataan nomor dua,
sementara 8% siswa ragu-ragu, 2% tidak setuju dan 4% sangat tidak setuju.
Grafik 4.1 nomor dua di atas terlihat bahwa setiap aspek keterampilan
berbahasa dan kesastraan telah diajarkan di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Kurikulum 2004 merupakan kerangka tentang standar kompetensi mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia yang diketahui, dilakukan, dan dimahirkan oleh siswa
pada tiap tingkatan (Depdiknas, 2003:12). Aspek keterampilan berbahasa dan
bersastra dilakukan secara terpadu. Maka pengembangan materi untuk kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah model pengembangan tematik.
Ketiga, materi pelajaran yang telah disajikan di kelas X SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire cukup memadai untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa,
namun kebanyakan siswa mengatakan ragu-ragu. Hal ini tampak pada 36% siswa
setuju bahwa materi yang diberikan cukup memadai untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
kemampuan berbahasa dan bersastra Indonesia, sementara 33% siswa mengatakan
ragu-ragu.
Grafik 4.1 nomor tiga menunjukkan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia cukup memadai untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan
bersastra. Hal ini terkait fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Maka
pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas X semester I SMA
YPPK Adhi Luhur diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi. Pengembangan
materi untuk siswa kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire diperkaya
oleh fungsi utama sastra, yakni penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan
kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, imajinasi
dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik lisan maupun tertulis (Depdiknas,
2003:11).
Keempat, guru memberikan contoh-contoh yang memudahkan siswa mengerti
materi yang disajikan (43% siswa mengatakan setuju dan 41% sangat setuju). Grafik
4.1 nomor empat menunjukkan bahwa dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire telah diberikan contoh-contoh
yang memudahkan siswa mengerti. Adanya contoh-contoh tersebut dapat
memperjelas informasi yang diberikan guru sehingga mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran (Werdiningsih, 1998 melalui Wahyu, 2003:95).
Dengan demikian, dalam studi pengembangan berbasis lokalitas ini disertai contoh-
contoh yang memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Kelima, dalam pembelajaran di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
biasanya diberikan latihan-latihan seperti menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Hal ini tampak pada 42% siswa sangat setuju dan 41% siswa setuju dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
pernyataan nomor lima. Grafik 4.1 nomor lima menunjukkan bahwa latihan-latihan
dalam pembelajaran telah dilakukan di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 mengharapkan siswa terampil berbahasa dan
bersastra, maka dalam pengembangan materi pelajaran berbasis lokalitas ini akan
lebih banyak diarahkan pada latihan-latihan. Dengan demikian siswa kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terampil berbahasa dan bersastra
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).
Keenam, sebagian siswa mengatakan sumber belajar di kelas X SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire tidak hanya dari bahan yang dicatat dari guru, tetapi sebagian
mengatakan sumber belajar hanya dari materi yang diberikan guru di kelas. Namun
terlihat bahwa jumlah siswa yang berpendapat sumber belajar hanya dari bahan yang
dicatat dari guru di kelas jumlahnya lebih banyak. Hal ini tampak pada pendapat
siswa, yaitu 31% setuju dan 18% siswa sangat setuju dengan pernyataan nomor
enam. Sementara 32% siswa mengatakan tidak setuju dan 11% siswa mengatakan
ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
Grafik 4.1 nomor enam memperlihatkan bahwa sumber belajar hanya dari
buku paket yang catatkan kepada siswa di dalam kelas. Padahal menurut KBK
sumber belajar yang strategis bagi guru adalah buku, brosur, majalah, surat kabar,
poster, lembar informasi lepas, naskah brosur, peta, foto, dan lingkungan sekitar.
Lingkungan belajar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) lingkungan alam seperti
bentang alam yang berupa gunung, danau, pantai, laut, sungai dan lain-lain (2)
lingkungan sosial misalnya, keluarga, rukun tetangga, desa, kota, pasar, dan
sebagainya (3) lingkungan budaya dapat berupa candi, adat istiadat, dan lain-lain
(Depdiknas, 2003). Dalam pengembangan materi pelajaran kelas X Semester I SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
YPPK Adhi Luhur Nabire menggunakan sumber belajar strategis (sesuai dengan
KBK), namun disesuaikan dengan standar kompetensi, kebutuhan siswa, dan
lingkungan (ketersediaaan sumber belajar) serta sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran.
Ketujuh, sebagian besar siswa berpendapat guru tidak memberikan referensi
lain untuk mencari sendiri dan sebagian yang lain mengatakan guru memberikan
referensi lain untuk mencari sendiri. Grafik 4.1 nomor tujuh menunjukkan bahwa
27% siswa setuju dan 12% sangat setuju sementara 26% tidak setuju 16% sangat
tidak setuju, kemudian 19% ragu-ragu dengan pernyataan nomor tujuh. Guru jarang
memberikan referensi lain selain materi pokok yang diberikan di kelas X SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire. Hal ini diakibatkan oleh kurang tersedianya referensi yang
berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah maupun di
luar sekolah. Pengembangan materi pelajaran di kelas X semester I SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire memperhatikan dan memberikan referensi lain yang sesuai dengan
standar kompetensi.
Kedelapan, guru jarang memberitahu tempat sumber belajar untuk siswa
mencari sendiri. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang berpendapat sangat tidak
setuju, tidak setuju dan ragu-ragu lebih banyak dibandingkan dengan setuju dan
sangat setuju dengan penyataan nomor delapan. Grafik 4.1 nomor kedelapan
memperlihatkan bahwa 22% sangat tidak setuju, 25% sangat setuju, 16% ragu-ragu,
31% setuju, dan 6% sangat setuju.
Kurikulum Berbasis Kompetensi mengharapkan sumber belajar tidak hanya
dari apa yang didapatkan dari buku pelajaran di kelas, tetapi siswa harus mencari dan
menemukan sumber lain untuk memperluas wawasannya berkaitan dengan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
didapatkan di kelas. Dengan demikian guru harus memberitahu sumber-sumber
belajar dan di mana harus mendapatkan sumber belajar tersebut. Pengembangan
materi untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memperhatikan
sumber-sumber belajar yang harus dicari dan ditemukan siswa dalam rangka
pengembangan wawasan berkaitan dengan kompetensi tertentu.
Kesembilan, kebanyakan siswa ragu-ragu berpendapat dan mengatakan tidak
setuju dengan pernyataan mengenai kemudahan memperoleh bahan pelajaran selain
yang disajikan guru di kelas (31% ragu-ragu, 27% tidak setuju dan 24% siswa
setuju). Pendapat siswa yang terlihat pada Grafik 4.1 nomor sembilan ini tidak
terlepas dari pendapat siswa nomor enam, tujuh dan delapan. Kebanyakan siswa
ragu-ragu berpendapat dan tidak setuju dengan pernyataan nomor sembilan karena
guru jarang memberitahu bahan pelajaran atau sumber belajar lain selain materi yang
disajikan di dalam kelas. Selain itu ketersediaan bahan pelajaran di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah sangat kurang (baca: Nabire). Pengembagan materi
untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memperhatikan kemudahan
memperoleh bahan pelajaran selain buku teks yang disusun. Kemudahan-kemudahan
dimaksud adalah guru memberi tahu di mana dan kepada siapa bahan pelajaran dan
sumber belajar lian harus didapatkan.
Kesepuluh, siswa merasa memperoleh sesuatu secara teoritis setelah
pembelajaran topik tertentu selesai (1% sangat tidak setuju, 9% tidak setuju, 21%
ragu-ragu, 45% setuju, dan 24% siswa sangat setuju). Kurikulum Berbasis
Kompetensi mengharapkan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan
untuk terkembangkannya keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca
dan menulis). Hal ini bertolak belakanag dengan berpendapat siswa bahwa materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
pelajaran dan sumber belajar yang didapatkan dari dari guru di kelas belum cukup
memadai untuk mengembangkan keterampilan berbahasa (masih bersifat teoritis).
Menurut (Werdiningsih, 1999:99) hal seperti ini terjadi karena (1) materi
pembelajaran belum tersusun dalam bentuk buku teks yang memadai dan (2) lebih
dominannya pembelajaran aspek pengetahuan berbahasa daripada aspek keterampilan
berbahasa. Grafik 4.1 nomor sepuluh memperlihatkan bahwa materi pelajaran untuk
kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire perlu disusun dengan berorientasi
pada pengembangan keterampilan berbahasa siswa. Karena materi pelajaran
berfungsi sebagai alat pembelajaran yang strategis bagi siswa dan guru (Wilkins,
1985 melalui Werdiningsih, 1999:100).
Kesebelas, tugas dan soal tes yang diberikan di kelas X SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire sesuai dengan materi yang sudah diajarkan (0% siswa berpendapat
sangat tidak setuju, 6% siswa tidak setuju, 11% siswa ragu-ragu, 32% siswa setuju
dan 51% siswa sangat setuju dengan pernyataan nomor sebelas).
Materi pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang
disajikan di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire lebih ditekankan pada
pengetahuan berbahasa. Hal ini bertolak belakang dengan pendekatan komunikatif,
materi pembelajaran hendaknya dirancang untuk meningkatkan kemampuan
menggunakan bahasa bukan mempelajari pengetahuan tentang bahasa (Finnochiaro
dan Brumfit, 1993 melalui Werdiningsih, 1999: 98). Namun jika materi pembelajaran
masih ditekankan pada pengetahuan tentang berbahasa berarti tugas dan latihan yang
diberikan tidak banyak mengarah pada praktik berbahasa. Berdasarkan prinsip
pendekatan komunikatif, materi pembelajaran bahasa hendaknya dirancang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
banyak memberikan latihan komunikatif yang bermanfaat untuk melihat ketercapaian
tujuan khusus dalam pembelajran (Liamzon, 1986 melalui Werdiningsih, 1999).
Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dirancang dengan banyak memberikan latihan
komunikatif yang bermanfaat. Soal-soal latihan yang mengarah kepada praktik
berbahasa, bukan praktik teori berbahsa. Beberapa aspek pengatahuan berbahasa
seperti tata bahasa, ejaan dan tanda baca diperlukan sebagai dasar untuk mendukung
tercapainya keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia.
Data tentang kegiatan pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang telah berlangusng di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
dipaparkan dalam bentuk angka persentase. Secara rinci digambarkan dalam Tabel
4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Data Kegiatan Pembelajaran yang Telah Berlangsung di Kelas X
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No. Pernyataan STS TS R S SS
1
Guru menjelaskan arah pembelajaran suatu pokok bahasan pada awal pembelajaran. 4,0 11,0 13,0 44,0 29,0 100
2 Guru menyajikan materi dengan cara mencatat. 1,0 15,0 19,0 32,0 33,0 100
3 Penjelasan materi pelajaran dengan cara ceramah. 18,0 18,0 20,0 38,0 7,0 100
4 Ada kesempatan untuk bertanya jawab. 1,0 1,0 9,0 29,0 59,0 100
5 Ada diskusi dalam pembelajaran. 4,0 7,0 9,0 47,0 33,0 100
6
Setelah pembelajaran selesai biasanya ada tugas individu dan kelompok. 2,0 5,0 14,0 46,0 33,0 100
7
Guru selalu mengoreksi dan menjelaskan kembali tugas-tugas yang diberikan pada pertemuan 2,0 8,0 19,0 42,0 28,0 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Berdasarkan data yang diperoleh dari tiga belas butir pernyataan tentang
kegiatan pembelajaran yang telah berlangusng di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire dapat diperoleh gambaran bahwa pembelajaran siswa aktif belum terjadi. Hal
ini terlihat dari data yang dipapartkan di atas. Kenyataan kegiatan pembelajaran
tersebut dipaparkan dan dibahas secara rinci berikut ini.
Grafik 4.2 Kenyataan Tentang Kegiatan Pembelajaran yang Telah Berlangsung
di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
sebelumnya.
8 Dalam penyajian materi biasanya ada permainan. 33,0 25,0 18,0 19,0 6,0 100
9
Penyampaian materi oleh guru biasanya bervariasi sesuai dengan topik pembelajaran. 5,0 12,0 28,0 44,0 12,0 100
10 Guru lebih banyak memberikan latihan daripada ceramah. 8,0 24,0 20,0 31,0 18,0 100
11 Petunjuk latihannya jelas dan mudah dimengerti. 1,0 15,0 14,0 49,0 20,0 100
12
Guru mengulangi kembali sekilas materi minggu lalu sebelum topik baru dimulai. 11,0 27,0 13,0 38,0 12,0 100
13
Guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran, misalnya tape, gambar, dan lainnya. 52,0 26,0 14,0 5,0 4,0 100
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
STSTSRSSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Pertama, kebanyakan siswa berpendapat guru menjelaskan arah (tujuan)
pembelajaran suatu pokok bahasan pada awal pembelajaran. Grafik 4.2 nomor satu
memperlihatkan bahwa 44% siswa setuju dan 29% siswa sangat setuju dengan
pernyataan nomor satu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melakukan
salah satu langkah prapembelajaran dengan baik. Pada awal pembelajaran guru
mempersiapkan pertanyaan dan memberikan arahan tentang sasaran dan tujuan
membelajaran serta mengajak siswa aktif belajar (Suparno, dkk 2002: 45). Siswa
diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik
yang hendak dipelajarinya (Murid Driver dan Oldham dalam Mattews, 1994 melalui
Suparno, 1997:69). Penjelasan mengenai kemampuan yang akan dapat dilakukan
siswa setelah mengikuti pembelajaran di awal kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu teknik pemberian motivasi kepada pembelajar. Dick dan Carey (1985)
melalui Werdiningsih, (1999:102) mengatakan bahwa pemberian motivasi ini
diperlukan untuk mengkondisikan suatu proses pembelajaran.
Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memperhatikan langkah-langkah atau
tahapan pembelajaran bermakna. Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi
atau arahan tentang kemampuan yang diperoleh siswa setelah mempelajari topik
tertentu dan melakukan tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman.
Kedua, guru lebih banyak menyajikan materi dengan cara mencatat. Grafik 4. 2
nomor dua menjunjukkan bahwa 32% setuju, dan 33% sangat setuju dengan
pernyataan yang mengatakan bahwa guru menyajikan materi dengan cara mencatat.
Penyajian materi dengan cara mencatat tidak relefan dengan paradigma pembelajaran
SAL dan konstruktivis yang melandasi KBK. Pembelajaran tradisional yang siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
hanya duduk diam dan mencatat lalu memberikan latihan terstruktur seperti yang ada
dalam buku pelajaran sudah harus diubah dengan cara penyajian yang sesuai dengan
topik tertentu (Suparno, dkk 2002: 47-48 dan Widharyanto, 2002).
Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire didasarkan pada paradigma penyajian
materi siswa aktif dan konstruktivis. Penyajian materi harus membantu siswa
melakukan kegiatan dan akhirnya dapat mengkonstruksi pengetahuan yang
diterimanya dengan baik (Suparno, dkk 2002).
Ketiga, pendapat siswa tentang nomor tiga berkaitan dengan pendapat siswa
pernyataan nomor sebelumnya (nomor dua). Kebanyakan siswa berpendapat bahwa
penjelasan atas materi pelajaran di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dilakukan
dengan cara ceramah. Grafik 4.2 nomor tiga menjunjukkan 38% siswa berpendapat
setuju, 7% sangat setuju dan 20% siswa ragu-ragu berpendapat. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa pengajaran “tradisional” teacher center masih mendominasi
dalam pembelajaran. Student Active Learning atau pembelajaran siswa aktif yang
muncul sebagai koreksi dari teacher center belum tercipta.
Dalam pembelajaran teacher center guru cenderung hanya memanfaatkan
model auditori (penjelasan verbal), padahal model ini kurang efektif dan kurang
maksimal dapat dipahami siswa. Maka, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
bervariasi dan terpadu. Kebiasaan memberikan ceramah klasikal lalu memberikan
latihan struktural sudah seharusnya dirubah dengan cara guru mengelola aktivitas
kelas dengan kelompok, gaya, cara dan model yang bervariasi (Widharyanto, 2002).
Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memperhitungkan gaya belajar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
dunia siswa. Dengan demikian pengembangan materi mempertimbangkan
penggunakan beberapa model secara variatif, baik model auditori (mendengarkan
ceramah), visual (melihat/menyaksikan langsung) maupun kinestetik (melakukan
sesuatu dengan menggerakan otot). Siswalah yang harus aktif membaca dan
menyimak, menemukan pengetahuan baru dalam bacaan, mengaitkannya dengan
pengetahuan awal yang dimilikinya, mempertanyakan pengetahuan baru itu dan
bahkan mempertanyakan pengetahuan baru itu dalam bentuk tuturan maupun tulisan.
Keempat, dalam proses pembelajaran di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire guru memberikan kesempatan untuk untuk bertanya jawab. Hal ini terlihat
pada Grafik 4.2 nomor empat, yaitu 59% siswa berpendapat guru memberikan
kesempatan bertanya jawab. Menurut filsafat konstruktivisme dalam konteks
pembelajaran di sekolah (kelas) pengetahuan yang diperoleh siswa selama proses
pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa sendiri. Pengetahuan yang dibentuk
dengan sendirinya harus memunculkan dorongan untuk mencari dan menemukan
pengalaman baru. Selama proses pembelajaran guru membiarkan siswa bertanya,
diberi waktu berpikir dan merumuskan gagasan mereka, diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pikirannya dan mencari pendekatan dengan caranya sendiri untuk
menemukan sesuatu (Suparno, dkk 2002).
Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire mempertimbangkan kesempatan bagi
siswa untuk berpartisipasi (tanya jawab, diskusi, mengungkapkan gagasannya dan
lain-lain) dalam kegiatan belajar mengajar.
Kelima, sebagian besar siswa berpendapat bahwa dalam pembelajaran biasanya
ada diskusi. Grafik 4.2 nomor lima menunjukkan 47% siswa setuju dan 33% sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
setuju dengan pernyataan kelima. Menurut Roestiyah (1985) diskusi merupakan salah
satu teknik pembelajaran dengan keterlibatan dua atau lebih individu untuk tukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah dan dilakukan dalam suasana aktif.
Dengan diskusi pembelajar didorong menggunakan pengetahuannya untuk
memecahkan masalah dan menyatakan pendapatnya secara lisan, tanpa harus
tergantung pada pendapat orang lain.
Metode diskusi dalam pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dilakukan untuk
memberi kemungkinan kepada siswa belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk
memecahkan suatu masalah bersama. Melalui diskusi juga siswa belajar tentang
kepemimpinan, karena hakikatnya dalam diskusi membutuhkan seorang pimpinan
yang dapat mengatur pembicaraan. Dengan demikian diskusi menjadi tempat
konsultasi untuk menambah mengetahuan, mendapatkan informasi dan pengalaman,
mempertajam pengertian dan pendapat, serta siswa dapat menyelami, merencanakan
dan bertindak (Tarigan, 1983 dan Bulatau, 1999).
Keenam, guru biasanya memberikan tugas individu dan tugas kelompok.
Berdasarkan Grafik 4.2 nomor enam 46% berpendapat setuju dan 33% sangat setuju
dengan pernyataan nomor enam tersebut. Partisipasi siswa akan meningkat apabila
ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara individu maupun kelompok.
Menurut Werdiningsih (1999:102) partisipasi siswa dapat ditingkatkan
dengan memberikan tugas atau latihan. Peran serta pembelajar yang paling besar
pengaruhnya dalam pembelajaran adalah latihan dan balikan (Dick dan Carey, 1985
melalui Werdiningsih, 1999). Suparno, ddk (2002) menyarankan agar sesudah suatu
topik pembelajaran selesai guru memberikan pekerjaan rumah, mengumpulkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
dan mengoreksinya serta memberikan tugas lain untuk pendalaman. Untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran serta untuk mendalami
keterampilan berbahasa, maka pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia untuk kelas X semseter I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire lebih
banyak memberikan latihan dan tugas untuk praktik berbahasa.
Ketujuh, guru mengoreksi dan menjelaskan kembali tugas-tugas dan latihan
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Hal ini tampak pada Grafik 4.2 nomor
tujuh, yaitu 42% siswa berpendapat setuju dan 28% siswa sangat setuju dengan
pernyataan bahwa guru selalu mengoreksi dan menjelaskan kembali tugas-tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Menurut Suparno, dkk (2002) sesudah proses
pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah (tugas individu dan kelompok),
mengumpulkannya dan mengoreksinya serta memberikan tugas lain untuk
pendalaman.
Keaktifan pembelajar dalam pembelajaran, khususnya dalam hal mengerjakan
tugas dan latihan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire sudah sesuai dengan model pembelajaran KBK dan konstruktivis.
Materi pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X
semeseter I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dikembangkan dengan memperhatikan
tugas individu dan kelompok serta mengevaluasinya dengan memberikan penjelasan.
Kedelapan, guru tidak melakukan permainan edukasi dalam penyajian materi
di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Dari Grafik 4.2 nomor delaman
menunjukkan bahwa 33% siswa berpendapat sangat tidak setuju dan 25% siswa
berpendapat tidak setuju dengan pernyataan nomor delapan di atas. Dalam
pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire perlu menyertakan permainan-permainan edukasi
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal ini akan mempermudah siswa untuk
memahami materi pelajaran karena pembelajar terlibat langung mengalami dan
melaksanakan permainan-permainanan edukasi tersebut. Hal ini sejalan dengan
pandangan Silberman (dalam Widharyanto, 2002:1) suatu pembelajaran dikatakan
aktif apabila siswa banyak melakukan aktivitas. Dalam penyajian materi pelajaran
siswa banyak melakukan permaianan-permainan edukasi yang berkaitan dengan
materi dan tujuan pembelajaran.
Kesembilan, guru melakukan variasi dalam penyampaian materi sesuai dengan
topik pembelajaran. Grafik 4.2 nomor sembilan menunjukkan bahwa 44% siswa
setuju, 28% siswa ragu-ragu berpendapat tentang nomor tersebut. Pengembangan
materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire mempertimbangkan variasi dalam penyajian materi. Hal ini
terutama karena cara penerapan materi antara siswa yang satu dengan lainnya
berbeda. Ada yang lebih cepat memahami suatu materi dengan cara penyajian visul,
ada juga dengan cara auditori dan ada pula dengan cara penyajian kinestetik. Ketiga
unsur dipertimbangkan dalam pengembagan materi agar siswa tidak jenuh dengan
satu bentuk/model penyajian materi.
Kesepuluh, siswa berpendapat guru biasanya memberikan latihan-latihan dalam
pembelajaran. Grafik 4.2 nomor sepuluh di atas menunjukkan 31% siswa
berpendapat setuju, 18% sangat setuju dan 20% siswa berpendapat tidak setuju,
sementara 24% tidak setuju dan 8% sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Partisipasi pembelajar yang pengaruhnya paling besar adalah latihan dan balikan
(Werdiningsih, 1999). Dengan demikian pengembangan materi mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran. Dick dan Carey (1985) melalui Werdiningsih (1999:103)
menyarangkan bahwa pemberian latihan hendaknya diikuti dengan balikan, karena
dengan balikan pembelajar dapat memperoleh gambaran tentang kinerjanya yang
ditunjukkan dari hasil pekerjaannya.
Kesebelas, nomor ini berkaitan dengan pendapat siswa pada nomor sepuluh di
atas. Siswa berpendapat bahwa petunjuk latihan jelas dan mudah mengerti. Dari
paparan data terlihat bahwa 49,% setuju dan 20% sangat setuju dengan pernyataan
butir kesebelas. Sementara 41% ragu-ragu, 15% tidak setuju dan 1% sangat tidak
setuju.
Kedua belas, guru mengulang kembali sekilas tentang materi pelajaran yang
sudah disajikan pada minggu sebelumnya. Grafik 4.2 nomor dua belas menunjukkan
bahawa 11% sangat tidak setuju, 27% tidak setuju, 13% ragu-ragu, 38% siswa
berpendapat setuju, dan 12% sangat setuju dengan penyataan butir dua belas. Hal ini
sesuai dengan KBK, yakni pembelajaran bermakna yang menuntut adanya
pengulangan sekilas tentang materi yang sudah disajikan pada pertemuan sebelumnya
(Depdiknas, 2003:32). Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk kelas X semseter I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire menggunakan
tahapan pembelajaran bermakna.
Ketiga belas, dalam pembelajaran guru jarang menggunakan media atau alat
bantu pembelajaran, misalnya tape, gambar, dan lainnya. Grafik 4.2 memperlihatkan
bahwa 52% siswa berpendapat sangat tidak setuju, 26,% siswa tidak setuju. Menurut
Wilson (1996) dalam Werdiningsih, (1999) dalam program pembelajaran perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
dirancang jenis-jenis kegiatan belajar mengajar yang dapat didukung oleh media
tertentu. Oleh karena itu, guru hendaknya memanfaatkan media sesuai dengan materi
pembelajaran agar dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran (Werdiningsih,
1999).
Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas
X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire mempertimbangkan beberapa manfaat
penggunaan media yang disarankan Suparman (1991). Manfaat penggunaan media
tersebuat antara lain, (1) meningkatkan daya tarik materi yang disajikan, (2)
meningkatkan perhatian siswa, (3) meningkatkan sistematika pembelajaran, misalnya
gambar, tape, dan lain-lain. Perencanaan media pembelajaran didahului dengan
persiapan pembuatannya dan perencanaan urutan penggunaannya dalam proses
pembelajaran. Maka pemilihan materi erat kaitannya dengan pemilihan strategi
pembelajaran.
4.1.2 Paparan dan Pembahasan Data Tentang Minat dan Motivasi
Data tentang minat dan motivasi pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dipaparkan dalam
bentuk angka persentase dan Grafik serta dibahas secara langsung berikut ini.
Tabel 4.3 Data Tentag Minat dan Motivasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Siswa Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No. Pernyataan STS TS R S SS
1
Saya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. 2,0 3,0 12,0 50,0 34,0 100
2
Saya meningkatkan kemampaun menyimak atau mendengarkan sehingga memperkaya dan memperluas 2,0 0,0 6,0 46,0 47,0 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
kemampuan saya.
3
Saya senang belajar bahasa dan sastra Iandonesia karena dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi. 0,0 0,0 7,0 40,0 53,0 100
4
Saya ingin meningkatkan kemampuan membaca sehingga memperkaya dan memperluas pengetahuan saya. 1,0 0,0 9,0 39,0 51,0 100
5
Saya terampil mengarang dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar. 2,0 4,0 24,0 54,0 16,0 100
6
Saya ingin mengetahui aspek kebahasaan dan dapat menggunakannya dengan baik dan benar. 2,0 3,0 14,0 47,0 34,0 100
7
Saya ingin meningkatkan kemampuan ekspresi saya di bidang sastra, misalnya dengan puisi dan drama. 1,0 5,0 25,0 36,0 33,0 100
8
Saya ingin belajar bahasa dan sastra Indonesia dalam situasi yang menarik, santai, dan bebas berkreasi. 2,0 3,0 8,0 36,0 51,0 100
9
Saya ingin guru tidak terlalu memonopoli dalam proses belajar mengajar sehingga ada kesempatan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis, dan berekspresi. 2,0 3,0 8,0 34,0 54,0 100
10
Saya senang belajar bahasa dan sastra Indonesia dengan cara bermain, misalnya bermain peran. 4,0 6,0 22,0 39,0 29,0 100
11
Saya ingin belajar bahasa dan sastra Indonesia dengan bantuan alat dan media yang menarik, misalnya gambar atau rekaman. 2,0 9,0 16,0 40,0 34,0 100
Berdasarkan data hasil identifikasi minat dan motivasi pembelajaran mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia siswa kelas X SMA Adhi Luhur Nabire yang
diperoleh dari sebelas butir pernyataan di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa
secara umum siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa, bersastram, dan kebahasaan. Hal ini terlihat dari data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
dipapartkan pada Tabel 4.3 di atas dan diperjelas dengan Grafik 4.3 serta pembahasan
berikut ini.
Grafik 4.3 Kenyataan Tentang Minat dan Motivasi Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Siswa Kelas X SMA Adhi Luhur Nabire.
Berdasarkan Grafik 4.3 di atas yang menunjukkan minat dan motivasi
pembelajaran siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, diketahui beberapa hal
berikut ini. Pertama, siswa memiliki motivasi untuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Grafik 4.3 nomor satu menunjukkan bahwa 50% berpendapat
setuju dan 34% sangat setuju dengan pernyataan pertama.
Kedua, siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan
menyimak atau mendengarkan untuk memperluas pengetahuannya ( 47% sangat
setuju dan 46% setuju dengan pernyataan tersebut).
Ketiga, kebanyakan siswa berpendapat senang belajar bahasa dan sastra
Indonesia karena dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Grafik 4.3 nomor
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
STSTSRSSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
tiga terlihat bahwa 53% sangat setuju, 40% setuju dengan pernyataan butir ketiga.
Sementara 7% ragu-ragu, 0% tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.
Keempat, keinginan siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca cukup
tinggi untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan mereka. Grafik 4.3 nomor
empat menunjukkan 51% sangat setuju, 39% setuju, 9% ragu-ragu, 0% tidak setuju
dan 1% sangat tidak setuju dengan pernyataan keempat.
Kelima, siswa memiliki keinginan dan mencoba meningkatkan keterampilan
mengarang dengan bahasa Indonesia yang benar (54% setuju, 16% sangat setuju, 24
ragu-ragu, 4% tidak setuju dan 2% sangat tidak setuju).
Keenam, kebanyakan siswa berkeinginan mengetahui aspek-aspek kebahasaan
dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini terlihat pada Grafik 4.3 nomor
enam di atas (347% sangt setuju dan 47% setuju).
Ketujuh, sebagian siswa berkeinginan meningkatkan kemampuan ekspresi di
bidang kesastraan. Grafik 4. 3 nomor tujuh menunjukkan bahwa 33% sangat setuju,
36 setuju, 25% ragu-ragu, 5% tidak setuju, dan 1% sangat tidak setuju.
Kedelapan, kebanyakan siswa berkeinginan belajar bahasa dan sastra
Indonesia dalam situasi yang menarik, santai dan bebas berekspresi. Hal ini terlihat
dari 51% berpendapat sangat setuju, 36% setuju, 8% ragu-ragu, 3% tidak setuju dan
2% sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Kesembilan, siswa berkeinginan guru tidak terlalu memonopoli dalam
pembelajaran. Siswa ingin guru memberikan kesempatan untuk melakukan latihan-
latihan untuk meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Berdasarkan Grafik 4.3 nomor sembilan, 54% sangat setuju, 34% setuju, 8%
ragu-ragu, 3% tidak setuju, dan 2% sangat tidak setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Kesepuluh, siswa berpendapat senang belajar bahasa dan sastra Indonesia
dengan cara bermain, misalnya bermain peran. Kenyataan ini terlihat pada pendapat
siswa yang 29% sangat setuju, 39% setuju, 22% ragu-ragu, 6% tidak setuju, dan 4%
sangat tidak setuju.
Kesebelas, siswa menginginkan media atau alat bantu, misalnya rekaman dan
lain-lain dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Grafik 4.3 nomor sepuluh
menunjukkan bahwa 34% sangat setuju, 40% setuju, 16% ragu-ragu, 9% tidak setuju
dan 2% sangat tidak setuju.
Berdasarkan pendapat siswa tentang minat dan motivasi pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia dapat disimpulkan bahwa, siswa kelas X SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa, keterampilan bersastra dan pengetahuan kebahasaan sebagai
dasar pengembangan keterampian berbahasa dan bersasatra. Siswa ingin
mengembangkan pengetahuan mereka tentang kebahasaan, keterampilan berbahasa
dan bersastra (keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis) sehingga
memperkaya dan memperluas kemampuan berkomunikasi.
Minat dan motivasi siswa ini terlihat dari data yang dipaparkan pada tabel 4.3
yang lebih dari 70% siswa mengatakan setuju dan sangat setuju, sementara 30%
berpendapat ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan pernyataan nomor
1-11 di atas. Dilihat dari paparan data di atas, minat dan motivasi siswa pada setiap
aspek rata-rata sama, baik aspek kebahasaan maupun keterampilan berbahasa dan
bersastra. Minat dan motivasi tersebut timbul pada diri siswa kelas X SMA YPPK
YPPK Adhi Luhur Nabire sehingga pengembangan mata pelajaran mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
dengan periotitas utama tiga aspek tersebut.
4.1.3 Paparan dan Pembahasan Data Harapan dan Kebutuhan
Data tentang harapan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dipaparkan dalam bentuk angka
persentase. Secara rinci digambarkan dalam Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Data Harapan Siswa Tentang Kegiatan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No. Pernyataan TD KD R D SD
1 Memperoleh informasi dari ceramah guru 3,0 4,0 16,0 53,0 24,0 100
2 Memfasilitasi siswa untuk belajar sendiri 7,0 10,0 35,0 35,0 13,0 100
3 Menyelesaikan tugas dan latihan 1,0 2,0 5,0 53,0 39,0 100
4 Melakukan tanya jawab 0,0 3,0 7,0 51,0 39,0 100
5 Mencari informasi dari berbagai sumber 2,0 3,0 17,0 41,0 37,0 100
6 Melaporkan hasil pencarian informasi 3,0 1,0 19,0 53,0 25,0 100
7 Memperoleh informasi dengan diskusi 1,0 3,0 6,0 51,0 40,0 100
8 Mengerjakan tugas dalam kelompok 3,0 5,0 11,0 48,0 32,0 100
9 Melakukan permainan-permainan dalam pembelajaran 8,0 14,0 11,0 34,0 33,0 100
Berdasarkan data yang diperoleh dari sembilan butir pernyataan tentang
harapan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia siswa kelas X SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire dapat diperoleh gambaran bahwa secara umum siswa berharap
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif. Siswa ingin aktif langsung dalam
pembelajaran, misalnya menggali informasi melalui diskusi, mengerjakan tugas,
mencari informasi, melakukan permainan-permainan edukatif dan lain-lain. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
terlihat dari data yang dipaparkan pada Tabel 4.3 di atas dan diperjelas dengan Grafik
4.4 serta pembahasan berikut ini.
Grafik 4.4 Kenyataan Harapan Siswa Tentang Kegiatan Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Berdasarkan Grafik 4.4 di atas dikemukakan beberapa hal berikut ini.
Pertama, siswa berpendapat bahwa memperoleh informasi dengan ceramah dari guru
tetap dibutuhkan. Dari data yang diperoleh pada pernyataan pertama, 24% sangat
membutuhkan, 53% membutuhkan, 16% ragu-ragu, 4% kurang membutuhkan, dan
3% tidak membutuhkan. Dalam pembelajaran siswa aktif diharapkan pembelajaran
“tradisional” yang siswa hanya duduk, diam, dan mendengarkan ceramah dari guru
harus mulai ditinggalkan.
Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di keleas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire tetap mempertimbangkan hal ini. Siswa
tetap membutuhkan penyajian materi dengan ceramah, namun dari pendapat siswa
tentang minat dan motivasi terlihat bahwa pendapat ini lebih dikarenakan siswa kelas
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
STSTSRSSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire sudah terbiasa dengan penyajian materi dengan
model ceramah. Penyajian materi dengan ceramah tetap dibutuhkan tetapi
disesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran topik tertentu.
Kedua, pendapat siswa tentang belajar sendiri dengan difasilitasi oleh guru
bervariasi. Grafik 4.4 nomor dua menunjukkan bahwa 35% membutuhkan, 13%
sangat membutuhkan. Maka 48% siswa menginginkan guru memfasilitasi untuk
belajar sendiri. Sementara 35% siswa ragu-ragu berpendapat guru memfasilitasi
untuk belajar sendiri. Kemudian 10% siswa mengatakan kurang membutuhkan dan
7% tidak membutuhkan. Maka 17% tidak menginginkan guru memfasilitasi untuk
belajar sendiri. Vygotsky melalui Suparno, dkk (2002:16) mengatakan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, moderator, dan
motivator. Salah satu ciri pelaksanaan KBK dalam pembelajaran untuk merancang
siswa berperan aktif adalah diskusi kelompok, memecahkan masalah, menulis naskah
(laporan, prosa, puisi) dan mencari informasi serta berkunjung ke luar kelas
(Depdiknas, 2003: 45-46). Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur Nabire guru memfasilitasi siswa untuk aktif
belajar dan menemukan sendiri.
Ketiga, siswa menginginkan menyelesaikan tugas dan latihan. Grafik 4.4 nomor
tiga menunjukkan 39% sangat membutuhkan tugas dan latihan, 53% membutuhkan,
5% ragu-ragu, 2% kurang membutuhkan dan 1% tidak membutuhkan. Tugas dan
latihan dalam pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah hal yang penting
untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Liamzon (1986) melalui
Werdiningsih (1999:102) dalam pembelajaran bahasa hendaknya siswa banyak diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
latihan komunikatif yang bermanfaat, yaitu praktek berbahasa. Hal ini penting untuk
pengembangan keterampilan berbahasa, bersastra dan kebahasaan bagi siswa.
Keempat, siswa menginginkan melakukan tanya jawab dalam pembelajaran.
Grafik 4.4 nomor empat di atas terlihat bahwa 39% sangat membutuhkan, 51%
membutuhkan, 7% ragu-ragu, 3% kurang membutuhkan, dan 0% tidak membutuhkan
melakukan tanya jawab dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa membutuhkan
tanya jawab dalam pembelajaran. Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memiliki
kesempatan bertanya jawab dalam pembelajaran.
Kelima, siswa berpendapat ingin mencari informasi dari berbagai sumber.
Grafik 4.4 nomor lima memperlihatkan bahwa 37% siswa sangat membutuhkan, 41%
siswa membutuhkan, 17% siswa rag-ragu, 3% siswa kurang membutuhkan, dan 2%
siswa tidak membutuhkan. Sumber informasi utama dalam pembelajaran bagi siswa
kelas X semester I adalah buku teks. Namun pengembangan buku teks harus
memunyai kemungkinan-kemungkinan dan kesempatan untuk siswa mencari
informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber.
Keenam, siswa menginginkan melaporkan hasil pencarian informasi.
Pendapat siswa pada pernyataan keenam berkaitan dengan pendapat siswa pada
pernyataan kelima. Dari Grafik 4.4 di atas menunjukkan bahwa 25% siswa sangat
membutuhkan, 53% siswa membutuhkan, 19% siswa ragu-ragu, 1% siswa kurang
membutuhkan, dan 3% siswa tidak membutuhkan. Jadi, 78% persen siswa ingin
mencari informasi sendiri dan melaporkannya di dalam kelas secara individu maupun
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Ketujuh, pemerolehan informasi dengan diskusi adalah menjadi kebutuhan
siswa. Siswa berpendapat pemerolehan informasi dengan cara diskusi dibutuhkan
(51% siswa mengatakan membutuhkan dan 40% siswa mengatakan sangat
membutuhan diskusi untuk memperoleh informasi). Pengembangan materi buku teks
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire memberikan kesempatan untuk berdiskusi. Hal ini selain melatih
keterampilan berbahasa (berbicara), mengungkapkan gagasan dan memeroleh dan
menemukan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Kedelapan, siswa menginginkan mengerjakan tugas secara berkelompok.
Kebanyakan siswa menginginkan mengerjakan tugas dalam kelompok (32% siswa
sangat membutuhkan dan 48% siswa membutuhkan kerja kelompok dalam proses
pembelajaran maupun mengerjakan soal-soal. Pengemgembangan materi mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire menggunakan temuan dari Jigsaw di mana kerja kelompok yang terstruktur
didasarkan pada kerja sama dan berbagai tanggung jawab (Depdiknas, 2003:32).
Kesembilan, siswa berpendapat permainan dalam pembelajaran adalah hal
yang penting. Berdasarkan Grafik 4.4 di atas 33% siswa mengatakan sangat
membutuhkan, 34% siswa membutuhkan, 11% siswa ragu-ragu, 14% siswa kurang
membutuhkan, dan 8% siswa tidak membutuhkan permainan edukasi dalam
pembelajaran. Pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire diperlukan permainan-permainan yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Data tentang harapan siswa terhadap guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dipaparkan dalam bentuk
angka persentase. Secara rinci digambarkan dalam Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Data Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No. Pernyataan TD KD R D SD
1 Menyampaikan informasi melalui penjelasan di depan kelas. 3,0 2,0 6,0 43,0 46,0 100
2 Memberikan perintah untuk belajar sendiri 15,0 16,0 32,0 24,0 13,0 100
3 Membahas kembali latihan atau tugas 0,0 1,0 3,0 49,0 47,0 100
4 Melakukan tanya jawab dengan siswa 1,0 3,0 8,0 41,0 47,0 100
5 Menunjukkan sumber-sumber pelajaran 4,0 3,0 15,0 40,0 38,0 100
6 Memberikan atau memberi tanggapan atas hasil pekerjaan siswa 1,0 1,0 8,0 44,0 47,0 100
7 Membimbing diskusi 3,0 3,0 10,0 44,0 41,0 100
8 Memberi kepada siswa untuk belajar dalam kelompok 0,0 1,0 15,0 43,0 41,0 100
9 Memandu siswa dalam permainan 7,0 7,0 13,0 43,0 30,0 100
Berdasarkan data yang diperoleh dari sembilan butir pernyataan tentang
harapan siswa terhadap guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dikemukakan beberapa temuan berikut. Untuk
memperjelas harapan siswa tentang guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
dapat dilihat pada Grafik 4.5 dan pembahasan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TDKDRDSD
Grafik 4.5 Kenyataan Tentang Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire.
Kenyataan tentang harapan siswa terhadap guru mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dikemukakan berikut
ini. Pertama, siswa berpendapat bahwa memperoleh informasi melalui penjelasan
guru di depan kelas tetap diharapkan. Berdasarkan Grafik 4.5 di atas 46% siswa
mangatakan sangat membutuhkan, 43% siswa membutuhkan penyampaian
informasi melalui penjelasan guru di depan kelas.
Kedua, rata-rata siswa ragu-ragu belajar tanpa pendampingan dari guru. Siswa
berpendapat bahwa guru tetap harus mendampingi (tidak sekedar guru memberikan
perintah). Grafik 4.5 nomor kedua menunjukkan 13% sangat membutuhkan, 24%
siswa membutuhkan, 32% siswa ragu-ragu, 16% siswa kurang membutuhkan, 15%
siswa tidak membutuhkan. Berdasarkan data ini kebanyakan siswa belum bisa belajar
sendiri. Mereka mengharapkan pendampingan dari guru dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Ketiga, pada umumnya siswa menginginkan guru membahas kembali latihan
atau tugas yang telah diberikan (47% sangat membutuhkan, 49% siswa
membutuhkan, 3% siswa ragu-ragu, 1% siswa kurang membutuhkan dan 0% siswa
tidak membutuhkan pembahasan kembali latihan dan tugas yang telah diberikan).
Keempat, secara umum siswa mengharapkan guru memberikan kesempatan
untuk melakukan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Grafik 4.5 di
atas nomor empat 47% siswa sangat membutuhkan dan 41% siswa membutuhkan.
Maka, secara umum siswa mengharapkan guru memberikan kesempatan untuk
bertanya jawab dalam proses pembelajaran.
Kelima, kebanyakan siswa mengharapkan guru selalu menunjukkan sumber-
sumber belajar lain, selain buku pelajaran yang diajarkan. Hal ini terlihat dari
pendapat siswa terhadap pernyataan butir lima (38% siswa sangat membutuhkan,
40% siswa membutuhkan) tentang petunjuk sumber-sumber pelajaran dari guru.
Keenam, pada umumnya siswa mengharapkan guru selalu memberikan
tanggapan (umpan balik) atas pekerjaan siswa (47% siswa berpendapat sangat
membutuhkan, 44% siswa membutuhkan).
Ketujuh, siswa berharap guru membimbing jalannya diskusi. Grafik 4.5
menunjukkan harapan siswa tersebut, yaitu 41% siswa berpendapat sangat
membutuhkan, 44% siswa membutuhkan bimibingan guru dalam jalannya diskusi.
Kedelapan, belajar dalam kelompok adalah harapan siswa pada umumnya.
Siswa menginginkan belajar dalam kelompok (41% siswa sangat membutuhkan dan
43% siswa membutuhkan kesempatan untuk belajar dalam kelompok).
Kesembilan, pada umumnya siswa mengharapkan guru memandu siswa dalam
permainan-permainan dalam pembelajaran. Grafik 4.5 nomor sembilan menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
bahwa 30% mengatakan sangat membutuhkan, 43% membutuhkan bimbingan atau
panduan guru dalam permainan udukasi pada pembelajaran.
Berdasarkan beberapa temuan tentang harapan siswa terhadap guru mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dapat
disimpulkan sebagai berikut. Secara umum siswa memerlukan pendampingan dari
guru dalam pembelajaran, namun siswa juga membutuhkan kebebasan untuk
menemukan sendiri dengan proses dialog atau diskusi yang terdampingi.
Pembelajaran dengan model ceramah atau guru menjelaskan di depan kelas masih
dirasa penting, tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
Pendampingan dalam pembelajaran, tanya jawab, diskusi kelompok, pembahasan
kembali tugas dan latihan, pendapingan dalam melakukan permainan dalam
pembelajaran, serta penunjukkan sumber-sumber belajar selain buku teks adalah
merupakan harapan siswa. Harapan siswa terhadap guru mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire ini sesuai dengan
pembelajaran siswa aktif, KBK, pandangan konstruktivis, pembelajaran bahasa
komunikatif yang melandasi studi pengembangan lokalitas ini.
Data tentang kebutuhan buku teks yang dilengkapi dengan latihan, permainan
dan media pembelajaran dipaparkan dalam bentuk angka persentase. Data mengenai
kebutuhan siswa tampak pada Tabel 4.6 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Tabel 4.6 Data Kebutuhan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas X Semester SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
NO. Pernyataan TD KD R D SD
1 Buku teks atau buku paket 2,0 3,0 4,0 43,0 47,0 100
2 Buku latihan 2,0 0,0 5,0 42,0 51,0 100
3 Buku teks yang dilengkapi dengan latihan, permaianan, dan media 3,0 4,0 8,0 34,0 50,0 100
Kenyataan tentang kebutuhan buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire diperjelas pada Grafik 4.6
berikut ini.
Grafik 4.6 Kenyataan Tentang Kebutuhan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Berdasarkan Grafik 4.6 di atas dikemukakan beberapa hal berikut. Pertama,
pada umunnya siswa membutuhkan buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia (47% siswa mengatakan sangat membutuhkan dan 43% siswa
membutuhkan). Kedua, siswa mengatakan sangat membutuhkan buku latihan bahasa
dan sastra Indonesia. Hal ini seperti yang tampak pada Grafik 4.6 di atas (51% siswa
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1 2 3
TDKDRDSD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
mengatakan sangat membutuhkan dan 42% siswa mengatakan membutuhkan buku
latihan dalam pembelajaran). Ketiga, siswa membutuhkan buku teks yang dilengkapi
dengan latihan permainan dan media (50% siswa mengatakan sangat membutuhkan
dan 34% siswa mengatakan membuhkan).
Berdasarkan pendapat siswa tentang buku teks, dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memerlukan buku teks yang
dilengkapi dengan latihan dan permainan serta media. Dengan demikian materi mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X semester I SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire dikembangkan dalam bentuk buku teks yang dilengkapi dengan
latihan, permainan, dan media yang menunjang tercapainya keterampilan berbahasa,
kesastraan dan kebahasaan.
4.1.4 Paparan dan Pembahasan Data Hasil Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang pembelajaran mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Wawancara dilakukan terhadap kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dan dua
orang guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
dipaparkan beberapa hal berikut:
1. Dari keempat keterampilan berbahasa yang perlu mendapatkan porsi lebih
banyak dalam pembelajaran bagi siswa kelas X semester I SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire adalah (a) membaca/mendengarkan dalam kaitan menangkap
gagasan dan menyerap informasi, (b) menulis/berbicara dalam kaitan
menyampaikan gagasan/ide dan informasi dengan medium bahasa yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
dan benar sehingga gagasan gagasan dan informasi dapat dengan benar
diterima atau ditangkap oleh pembaca/pendengar.
2. Pengembangan ekspresi (kesusastraan) yang perlu dikembangkan untuk kelas
X semester I adalah pengembangan ekspresi yang mendukung: (a) tumbuh
dan bekembangnya daya abstraksi, imajinatif, dan fiktif; (b) tumbuh dan
kembangnya nilai-nilai ilmiah, insani dan religi; dan (c) daya apresiatif
terhadap masyarakatnya sendiri dan masyarakat “luar”.
3. Aspek kemampuan kebahasaan yang perlu dikembangkan dalam
pengembangan materi pelajaran di kelas X semester I SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire adalah kosakata dan pelafalan (asin, asing- bela, belah- sedan,
sedang dan lain-lain), kelas kata (kata benda, kata kerja, kata sifat dan lain-
lain), fungsi kata (subjek, predikat, dan objek), kata hubung (tetapi, walaupun,
justru, oleh karena itu, dengan demikian, bahkan, dan lain-lain), kata kias
(konotatif dan denotatif, dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Aspek
kemampuan kebahaan itu merupakan keterampilan mendasar. Keterampilan
itu akan menjadi dasar kemampuan membaca/mendengar, menulis/berbicara.
4. Tema-tema yang cocok dengan realitas sosial dan buadaya siswa yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan materi adalah (a) mas kawin, (b) minuman
keras dan narkoba, (c) denda mendenda, (d) suanggi/tuan tanah, (e)
HIV/AIDS, (f) Pendidikan, (g) kesehatan, (h) ambisi jabatan, (i) korupsi, (j)
lingkungan dan lain-lain.
5. Pendekatan dan model pembelajaran yang diinginkan di kelas X semester I
SMA YPPK Adhi Luhur Nabier adalah model pembelajaran yang memicu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
dan memacu minat siswa dan mengantar siswa berkembang lebih lanjut secara
mandiri.
Berdasarkan paparan data wawancara dengan kepala SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire dapat dikemukakan beberapa hal berikut. Pertama, fokus pembelajaran mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah (a)
membaca/mendengarkan dalam kaitan menangkap gagasan dan menyerap informasi,
(b) menulis/berbicara dalam kaitan menyampaikan gagasan/ide dan informasi dengan
medium bahasa yang baik dan benar sehingga gagasan gagasan dan informasi dapat
dengan benar diterima atau ditangkap oleh pembaca/pendengar. Salah satu tujuan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonsia di SMA menurut KBK adalah agar siswa
memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan, dan keadaan. Selain itu, agar siswa memiliki kemampuan berbahasa
Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan intelektual, kematangan
emosional dan sosial serta memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa --berbicara
dan menulis -- (Depdiknas, 2003).
Informasi ini menunjukkan bahwa pihak pengelola SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire menginginkan siswa memiliki keterampilan membaca/mendengarkan dalam
kaitan menangkap gagasan dan menyerap informasi, menulis/berbicara dalam kaitan
menyampaikan gagasan/ide dan informasi dengan medium bahasa yang baik dan
benar sehingga gagasan gagasan dan informasi dapat dengan benar diterima atau
ditangkap oleh pembaca/pendengar.
Kedua, pengembangan bidang ekspresi dalam buku mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
mendukung: (a) tumbuh dan bekembangnya daya abstraksi, imajinatif, dan fiktif; (b)
tumbuh dan kembangnya nilai-nilai ilmiah, insani dan religi; dan (c) daya apresiatif
terhadap masyarakatnya sendiri dan masyarakat “luar”. Tujuan pembelajaran sastra
menurut KBK adalah agar siswa mampu menikmati memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, juga untuk menghargai dan membanggakan
sastra sebagai khazanah budaya dan hasil intelektual manusia (Depdiknas, 2003: 6).
Pengembangan materi buku teks, khususnya pada bidang kesastraan untuk
kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire diarahkan agar siswa memiliki
nilai-nilai ilmiah, insani, religi, abtraksi, imanjinatif dan fiktif sehingga siswa
memiliki wawasan dan pemngetahuan serta daya apresiasi terhadap masyarakatnya
(budayanya) dan masyarakat luar.
Ketiga, aspek kemampuan kebahasaan yang dikembangkan dalam
pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas X
semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah kosakata dan pelafalan (asin,
asing- bela, belah- sedan, sedang dan lain-lain), kelas kata (kata benda, kata kerja,
kata sifat dan lain-lain), fungsi kata (subjek, predikat, dan objek), kata hubung (tetapi,
walaupun, justru, oleh karena itu, dengan demikian, bahkan, dan lain-lain), kata kias
(konotatif dan denotatif), dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Aspek kemampuan
kebahaan ini merupakan kemampuan mendasar yang dikembangkan dalam
pengembangan materi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Keterampilan itu akan menjadi dasar kemampuan
membaca/mendengar, menulis/berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Keempat, pengelola sekolah menginginkan (kepala sekolah) tema-tema yang
cocok dengan realitas sosial dan buadaya siswa di Nabire Papua. Tema-tema yang
diinginkan pengelola sekolah dalam pengembangan materi buku teks mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire adalah (a) mas kawin, (b) minuman keras dan narkoba, (c) denda mendenda,
(d) suanggi/tuan tanah, (e) HIV/AIDS, (f) Pendidikan, (g) kesehatan, (h) ambisi
jabatan, (i) korupsi, (j) lingkungan dan lain-lain. Pengembangan materi buku teks
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X semester I SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire mempertimbangkan tema-tema yang diharapkan
pengelola sekolah untuk digunakan sebagai tema pada bab atau sub bab.
Kelima, pendekatan dan model pembelajaran yang diinginkan pengelola
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah model pembelajaran yang memicu dan
memacu minat siswa dan mengantar siswa berkembang lebih lanjut secara lebih
mandiri. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa berpandangan bahwa
pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi (lisan maupun tulisan).
Pada praktiknya, selama ini pembelajaran bahasa masih cenderung bersifat satu arah,
tidak komunikatif, datar, membosankan, berpusat pada guru, tidak memberdayakan
siswa dan tidak diminati siswa. Sehingga diharapakan pembelajaran bahasa bersifat
komunikatif, tidak membosankan, berpusat pada siswa, dan harus memberdayakan
siswa (Widharyanto, 2003). Widharyanto (2004) menyarankan beberapa pendekatan
untuk diterapkan secara konsisten dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan-
pendelatan tersebut yang diterapkan dalam pengembangan materi mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire adalah (a) pendekatan komuniktif, (b) pendekatan perpadu, (c) pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
konstruktivisme, (d) pendekatan SAL. Selain empat pendelatan ini, pendekatan
behaviorisme dan kognitivisme juga diterapkan dalam pengembangan ini.
Data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dipaparkan beberapa hal berikut:
1. Dari keempat keterampilan berbahasa yang terpenting bagi siswa kelas X
semester I adalah membaca pemahaman teks dan menulis.
2. Siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terdiri dari berbagai latar
belakang pendidikan, suku dan agama. Pertimbangan yang dilakukan guru
dalam pemilihan materi pelajaran adalah memilih materi yang dapat
dipahami oleh siswa dalam kelas. Kedekatan sumber belajar dan kebutuhan
para siswa. Ketersediaan di lingkungannnya diharapkan tidak mempersulit
pencarian dan penemuan materi. Yang penting siswa tahu maksud materi itu.
3. Kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam merancang materi pelajaran
adalah (a) menentukan kebutuhan kebahasaan dan bersastra sesuai dengan
latar belakang masing-masing, (b) mengembangkan materi pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia, (c) kekurannya cukup kompleks: dibagian tertentu
siswa membutuhkan kemampuan yang tinggi, padahal siswa tertentu
kemampuan dasarnya saja belum tuntas.
4. Cara menentukan kebutuhan berbahasa dan bersastra Indonesia adalah (a)
beradsarkan pengalaman, (b) melalui analisis kesalahan bahasa (penelitian),
dan (c) menanyakan langsung kepada siswa.
5. Dasar yang digunakan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah (a)
berdasarkan KBK, (b) berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa, (c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
berdasarkan tujuan yang tercantum dalam buku panduan, (d) berdasarkan
pengalaman.
6. Kesulitan yang dialami guru dalam mengembangkan materi pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia adalah (a) menyusun materi dalam bentuk buku teks, (b)
mencari bahan yang sesuai dengan latar belakang siswa, (c) menentukan
materi yang sesuai dengan latar belakang siswa, dan (d) memilih materi yang
menarik dan menyenangkan bagi siswa. Khususnya di Papua, keempat hal di
atas akan tetap menjadi keprihatinan jika guru secara mandiri atau kelompok
mengusahakannya, atau bisa juga dinas pendidikan dan pengajaran sebagai
penanggung jawab.
7. Kesulitan yang dialami guru dalam merancang strategi pembelajaran adalah
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah (a) pengelolaan kelas, (b)
penyajian materi dalam waktu yang singkat, (c) memberikan latihan-latihan
keterampilan berbahasa dan bersastra. Tiga hal di atas sangat terasa di SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire karena keberagaman kemampuan berbahasa siswa.
8. Metode yang digunakan dalam penyajian materi adalah ceramah, tanya
jawab, diskusi, mencatat, penugasan, dan unjuk kerja. Beberapa metode itu
dipakai secara bervariasi untuk menghindari kejenuhan walaupun akhirnya
ke ceramah juga.
9. Kesulitan yang dialami siswa yang didampingi guru adalah (a) memperoleh
bahan pembelajaran selain yang diajarkan, (b) menyelesaikan latihan-latihan,
(c) memperoleh bimbingan, (c) mengikuti pembelajaran dalam kelas, dan (d)
mengikuti penjelasan guru. Kesulitan utama adalah memperoleh bahan
pembelajaran yang bervariasi selain yang dimiliki guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
10. Cara yang tempuh guru untuk mengevaluasi kegiatan belajar adalah (a)
melalui latihan dan tugas, (b) tugas individu dan kelompok, (c) melakukan
tes formatif, (d) tes sumatif (akhir semester), dan (e) melalui tugas akhir
secara individu dan kelompok.
11. Cara yang ditempuh guru untuk memperbaiki program pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia adalah (a) mendiskusikan dengan teman guru bahasa
dan sastra Indonesia serta pihak pengelola sekolah, dan (b) mengembangkan
bahan ajar yang relevan dengan soal-soal ujian nasional. Dua hal di atas
belum pernah secara resmi tetapi sebatas perbincangan informal.
Berdasarkan paparan data hasil wawancara guru mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dapat dikemukakan beberapa hal
berikut. Pertama, keterampilan berbahasa yang penting dan yang harus dimiliki
siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah membaca pemahaman teks
dan menulis. Membaca adalah suatu keterampilan dasar untuk memahami berbagai
wacana yang tersurat maupun yang tersirat untuk berbagai tujuan. Dengan
kemampuan membaca pemahaman siswa dapat menganalisa informasi dan gagasan,
memberikan komentar, menyeleksi dan mensintesiskan informasi dari berbagai
sumber. Sementara kompetensi umum menulis agar siswa menulis secara afektif dan
efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks dan tujuan (Depdikan, 2003).
Membaca pemahaman teks dan menulis adalah keterampilan berbahasa yang
paling penting bagi siswa kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Dengan demikian guru mata pelajaran menghendaki pembuatan buku teks mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semeseter I SMA YPPK Adhi Luhur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Nabire berorientasi pada pencapaian keterampilan membaca pemahaman dan
menulis.
Kedua, pertimbangan pemilihan materi yang dilakukan guru dalam rangka
melayani keanekaragaman (terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, suku dan
agama) siswa di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire memilih materi yang dapat
dipahami oleh siswa dalam kelas. Kedekatan sumber belajar dan kebutuhan para
siswa. Ketersediaan di lingkungannnya diharapkan tidak mempersulit pencarian dan
penemuan materi. Dalam pemilihan materi jarang ada analisis kemampuan awal atau
penelitian tentang keanekaragaan kemampuan siswa. Guru memilih materi dan
dibelajarkan kepada siswa, yang penting siswa tahu maksud materi itu. Pengembagan
materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire adalah berdasarkan analisis kebutuhan. Dengan demikian
diharapkan dapat melayani keanekaragaman kemampuan siswa.
Ketiga, guru mata pelajaran mengalami kesulitas dalam merancang materi
pelajaran, terutama pada (a) menentukan kebutuhan kebahasaan dan bersastra sesuai
dengan latar belakang masing-masing, (b) mengembangkan materi pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia, (c) kekurangannya cukup kompleks: bagian tertentu
siswa membutuhkan kemampuan yang tinggi, padahal siswa tertentu kemampuan
dasarnya saja belum tuntas. Pengembangan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dirancang materi
pelajaran yang sesuai dengan latar belakang siswa. Untuk melayani siswa tertentu
membutuhkan kemampuan yang tinggi, padahal siswa tertentu kemampuan dasarnya
saja belum tuntas. Maka dilakukan beberapa cara, yaitu penyajian materi dari yang
mudah ke yang sulit, dari yang dekat dengan lingkungan kehidupannnya lalu keluar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
dari lingkungannya, dari sederhana ke yang kompleks, siswa memilki kemampuan
penangkapannya lebih tinggi mengajari kepada siswa yang kemampuan
menangkapnya lebih rendah, dapat pula melayani melalui matrikulasi untuk siswa
kemampuan dasarnya belum tuntas.
Keempat, guru menentukan kebutuhan berbahasa dan bersastra Indonesia
beradsarkan pengalaman, melalui analisis kesalahan bahasa, dan menanyakan
langsung kepada siswa. Materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dapat dikembangkan dan
ditentukan dengan melakukan analisis kebutuhan (penelitian) terhadap siswa dan
pengelola sekolah. Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk diketahui secara tepat
kebutuhan siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Untuk menentukan
kebutuhan yang menjadi perioritas siswa dapat ditentukan juga dari informasi dari
guru mata pelajaran dan pengelola sekolah (kepala sekolah).
Kelima, guru menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan KBK,
berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa, berdasarkan tujuan yang tercantum
dalam buku panduan, dan pengalaman. Penentuan tujuan pembelajaran pada materi
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire adalah berdasarkan teori kompetensi komunikatif, teori belajar bahasa
yang melandasi KBK.
Keenam, kesulitan utama yang dialami guru dalam mengembangkan materi
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah (a) menyusun materi dalam bentuk
buku teks, (b) mencari bahan yang sesuai dengan latar belakang siswa, (c)
menentukan materi yang sesuai dengan latar belakang siswa, dan (d) memilih materi
yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Khususnya di Papua, keempat hal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
atas akan tetap menjadi keprihatinan jika guru secara mandiri atau kelompok
mengusahakannya, atau bisa juga dinas pendidikan dan pengajaran sebagai
penanggung jawab. Apabila seorang guru belum mengembangkan silabus dan materi
maka pihak sekolah berupaya membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus dan materi. Pengembanan materi bagi seorang guru tetap
menjadi suatu keharusan kerena justru gurulah yang mengenal budaya belajar siswa,
karakter pembelajaran, latar belakang siswa, dan realitas sosialnya (lingkungan)
(Depdiknas, 2003).
Ketujuh, pengelolaan kelas, penyajian materi dalam waktu yang singkat,
memberikan latihan-latihan keterampilan berbahasa dan bersastra adalah kesulitan
yang dialami guru dalam merancang strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran di
kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire mempertimbangkan keberagaman
kemampuan berbahasa siswa.
Kedelapan, dalam penyajian materi guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, mencatat, penugasan, dan unjuk kerja. Beberapa
metode itu dipakai secara bervariasi untuk menghindari kejenuhan walaupun
akhirnya ke ceramah juga. Sistem ceramah dalam penyajian materi sudah harus mulai
ditinggalkan, hal ini bukan semata untuk menghindari kejenuhan siswa, tetapi lebih
mengaktifkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri.
Kesembilan, kesulitan yang dialami siswa yang didampingi guru adalah (a)
memperoleh bahan pelajaran selain yang diajarkan, (b) menyelesaikan latihan-latihan,
(c) memperoleh bimbingan, (c) mengikuti pembelajaran dalam kelas, dan (d)
mengikuti penjelasan guru. Kesulitan utama adalah memperoleh bahan pelajaran
yang bervariasi selain yang dimiliki guru. Sumber atau bahan belajar utama adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
buku teks yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa, tetapi kemungkinan sumber
lain harus dicari dan pelajari oleh siswa. Tugas guru adalah memberitahu dan
menunjukkan sumber-sumber belajar lain kepada siswa untuk mencari sendiri.
Kesepuluh, cara yang ditempuh guru untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran adalah (a) melalui latihan dan tugas, (b) tugas individu dan kelompok,
(c) melakukan tes formatif, (d) tes sumatif (akhir semester), dan (e) melalui tugas
akhir secara individu dan kelompok. Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
siswa yang dilakkan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian evalusi dalam pengembangan materi mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhue Nabire mengikuti
beberapa kriteria berikut : (1) penilaian harus mencakup pengetahuan, keterampilan
dan sikap, (2) menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung, (3) cara dan bentuk penilaian berdasarkan tuntutan
kompetensi dasar, (4) mengacu kepada tujuan dan fungsi penilaian, (5) mengacu
kepada prinsip diferensiasi (memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan
apa yang diketahui dan dipahami dan mampu dilakukannya), dan (6) tidak melakukan
diskriminasi (Depdiknas, 2003).
Kesebelas, cara yang ditempuh guru untuk memperbaiki program
pembelajaran bahasa dan sastra adalah (a) mendiskusikan dengan teman guru bahasa
dan sastra Indonesia serta pihak pengelola sekolah, dan (b) mengembangkan bahan
ajar yang relevan dengan soal-soal ujian nasional. Dua hal di atas belum pernah
secara resmi tetapi sebatas perbincangan informal. Evalusi merupakan serangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan
hasil belajar siswa yang dilakkan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Maka evalusi
pembelajaran yang benar akan membantu guru melihat keberhasilan pembelajaran
dan memperbaikinya. Dengan demikian, diskusi dengan teman guru bahasa dan
sastra Indonesia dan pihak pengelola sekolah adalah merupakan pelengkap untuk
memperbaiki program pembelajaran.
Langkah yang harus ditempuh untuk memperbaiki program pembelajaran
adalah mengembangkan materi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang memadai, merancang strategi yang bervariasi,
menggunakan media yang menarik, dan merancang pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Upaya tersebut adalah cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire (Werdiningsih, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
4.2 Paparan dan Pembahasan Data Penilaian Produk Pengembangan
Pada subbab ini dikemukakan paparan dan pembahasan data hasil penilaian
produk silabus dan materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas I
semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua oleh (1) pakar bahasa Indonesia
(2) dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire Papua.
4.2.1 Paparan dan Pembahasan Data Hasil Penilaian Pakar Pendidikan Bahasa
Indonesia
Berikut ini dipaparkan data hasil penilaian produk materi mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas I semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire oleh
pakar pendidikan bahasa Indonesia. Data ini berupa masukan, saran komentar yang
diperoleh dari pengisian angket dan konsultasi. Data hasil penilaian produk materi
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dikemukakan dalam tabel 4.7 beriku ini.
Tabel 4.7 Data Hasil Penilaian Produk Materi Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Kelas I Semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Papua oleh Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia.
Persentase Penilaian NO. Komponen yang
Dinilai Jawaban % Kelayakan Saran/Komentar
A. SILABUS
1. Kelengkapan informasi kepala silabus
Sangat baik (5)
100% Tidak ada
2. Ketepatan perumusan kompetensi dasar
Baik (4) 80% Tidak ada
3. Ketepatan perumusan indikator
Cukup (3) 60%
76%
Beberapa indikator perlu dirumuskan kembali dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
4. Ketepatan pemilihan
teknik pembelajaran
Baik (4) 80% Tidak ada
5. Kejelasan langkah-langkah pembelajaran
Baik (4) 80% Tidak ada
6. Ketepatan pengalokasian waktu
Baik (4) 80% Tidak ada
7. Ketepatan pemilihan media pembelajaran
Baik (4) 80% Tidak ada
8. Ketepatan pemilihan sumber belajar
Baik (4) 80% Tidak ada
9. Ketepatan pemilihan teknik evaluasi
Cukup (3) 60% Masih perlu pembenahan dengan teknik penilaian dan variasinya.
10. Kejelasan evalusi Cukup (3) 60% Penilaian psikomotorik dan afektif perlu diperjelas.
B MATERI (BUKU TEKS)
1. Kejelasan perumusan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar
Sangat baik (5)
100% Tidak ada
2. Kejelasan petunjuk dalam setiap kegiatan pembelajaran
Sangat baik (5)
100% Tidak ada
3. Kesesuaian materi dengan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
4. Kesesuaian media dengan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
5. Kesesuaian latihan dengan indikator
Cukup (3) 60% Perlu penyesuaian antara latihan dengan indikator.
6. Kesesuaian pekerjaan rumah dengan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
7. Kemenarikan desain materi
Baik (4) 80%
82,8%
Tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Berdasarkan paparan data pada tabel 4.7 di atas, dapat dikemukakan bahwa
sebagian besar komponen silabus telah memenuhi kelayakan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan presentase penilaian dosen ahli
bahasa Indonesia. Presentase kelayakan produk komponen silabus yang telah
dikembangkan adalah (a) kelengkapan informasi kepala silabus dinilai sangat baik
(100%), (b) ketepatan perumusan kompetensi dasar dinilai baik (80%), (c) ketepatan
perumusan indikator dinilai cukup (60%), (d) ketepatan pemilihan teknik
pembelajaran dinilai baik (80%), (e) kejelasan langkah-langkah pembelajaran dinilai
baik (80%), (f) ketepatan pengalokasian waktu dinilai baik (80%), (g) ketepatan
pemilihan media pembelajaran dinilai baik (80%), (h) ketepatan pemilihan sumber
belajar dinilai baik (80%), (i) ketepatan pemilihan teknik evaluasi dinilai cukup
(60%), dan (j) kejelasan evaluasi dinilai cukup (60%).
Dari hasil presentase di atas dapat diketahui bahwa kelayakan komponen
silabus mencapai 76%. Dengan demikian berdasarkan kriteria penilaian produk yang
telah ditetapkan, produk pengembangan silabus telah mencapai kelayakan cukup.
Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan dari penilaian
terhadap produk pengembangan apabila tingkat kelayakan mencapai 65%-79%
berarti memiliki kualifikasi kelayakan cukup.
Saran atau komentar dosen ahli bahasa dan sastra Indonesia berkenaan dengan
komponen silabus adalah sebagai berikut: (a) beberapa indikator perlu dirumuskan
kembali dengan tepat, (b) perlu pembenahan dengan teknik penilaian dan variasinya,
(c) penilaian psikomotorik dan afektif perlu diperjelas.
Saran atau komentar dosen ahli bahasa dan sastra Indonesia tersebut dijadikan
sebagai bahan untuk merevisi silabus. Pertama, beberapa indikator telah dirumuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
kembali sesuai dengan dosen ahli bahasa Indonesia. Kedua, teknik penilaian dan
variasi telah dibenahi. Ketiga, penilaian psikomotorik dan afektif telah diperjelas.
Komponen materi (buku teks) secara umum telah memenuhi kelayakan
produk sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan
presentase hasil penilaian dosen ahli bahasa Indonesia. Presentase kelayakan produk
komponen materi (buku teks) adalah (a) kejelasan perumusan kompetensi dasar,
indikator dan pengalaman belajar dinilai sangat baik (100%), (b) kejelasan petunjuk
dalam setiap kegiatan pembelajaran dinilai sangat baik (100%), (c) kesesuaikan
materi dengan indikator dinilai baik (80%), (d) kesesuaian media dengan indikator
dinilai baik (80%), (e) kesesuaian latihan dengan indikator dinilai cukup (60%), (f)
kesesuaian pekerjaan rumah dengan indikator dinilai baik (80%), (g) kemenarikan
desain materi dinilai baik (80%).
Dari hasil presentase di atas dapat diketahui bahwa kelayakan komponen
materi (buku teks) mencapai 82,8%. Dengan demikian berdasarkan kriteria penilaian
produk yang telah ditetapkan, produk pengembangan materi (buku teks) telah
mencapai kelayakan baik. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk pengambilan
keputusan dari penilaian terhadap produk pengembangan apabila tingkat kelayakan
mencapai 80%-89% berarti produk memiliki kualifikasi kelayakan baik.
Saran atau komentar dari dosen ahli bahasa Indonesia berkenaan dengan
materi (buku teks) adalah perlu penyesuaian antara latihan dengan indikator. Saran atau
komentar dosen ahli bahasa Indonesia telah dijadikan bahan untuk merevisi materi
(buku teks). Latihan-latihan dalam buku teks telah disesuikan dengan indikator yang
ingin dicapai melalui setiap kompetensi dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
4.2.2 Paparan dan Pembahasan Data Hasil Penilaian Guru Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
Berikut ini dipaparkan data hasil penilaian produk materi mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas I semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Papua oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penilaian produk
silabus dan materi (buku teks) untuk guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
tidak lakukan terhadap guru di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang saat ini sedang
mengajar, tetapi hanya dilakukan terhadap mahasiswa tahun ke delapan Fakultas
Teologi Wedabakti Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah menjadi guru
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia selama tahun 2001 dan tahun 2002 di
SMA YPPKAdhi Luhur Nabire. Hal ini dilakukan karena mengingat waktu dan
biaya. Surat keterangan kelayakan uji coba pada guru tersebut dari kepala sekolah
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terlampir.
Data hasil penilaian produk materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia terhadap guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dikemukakan
dalam tabel 4.8 beriku ini.
Tabel 4.8 Data Hasil Penilaian Produk Materi Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Kelas I Semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Papua oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Persentase Penilaian NO. Komponen yang
Dinilai Jawaban % Kelayakan Saran/Komentar
A. SILABUS
1. Kelengkapan informasi kepala silabus
Baik (4) 80% Tidak ada
2. Ketepatan perumusan kompetensi dasar
Baik (4) 80%
74% Tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
3. Ketepatan perumusan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
4. Ketepatan pemilihan teknik pembelajaran
Baik (4) 80% Tidak ada
5. Kejelasan langkah-langkah pembelajaran
Baik (4) 80% Tidak ada
6. Ketepatan pengalokasian waktu
Cukup (3) 60% Alokasi waktu perlu dipertimbangkan.
7. Ketepatan pemilihan media pembelajaran
Baik (4) 80% Tidak ada
8. Ketepatan pemilihan sumber belajar
Baik (4) 80% Tidak ada
9. Ketepatan pemilihan teknik evaluasi
Cukup (3) 60%
10. Kejelasan evalusi Cukup (3) 60%
Perlu disusun pertanyaan-pertanyaan yang tepat sebagai alat ukur daya serap siswa.
B MATERI
1. Kejelasan perumusan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar
Baik (4) 80% Tidak ada
2. Kejelasan petunjuk dalam setiap kegiatan pembelajaran
Cukup (3) 60% Petunjuk dalam buku teks perlu diperjelas.
3. Kesesuaian materi dengan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
4. Kesesuaian media dengan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
5. Kesesuaian latihan dengan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
6. Kesesuaian pekerjaan rumah dengan indikator
Baik (4) 80% Tidak ada
7. Kemenarikan desain materi
Baik (4) 80%
77,1%
Tidak ada
Berdasarkan paparan data pada tabel 4.8 di atas, dapat dikemukakan bahwa
sebagian besar komponen silabus telah memenuhi kelayakan cukup berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan presentase penilaian guru
mata pelajaran Bahaasa dan Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Presentase kelayakan produk komponen silabus yang telah dikembangkan adalah (a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
kelengkapan informasi kepala silabus dinilai sangat baik (80%), (b) ketepatan
perumusan kompetensi dasar dinilai baik (80%), (c) ketepatan perumusan indikator
dinilai cukup (80%), (d) ketepatan pemilihan teknik pembelajaran dinilai baik (80%),
(e) kejelasan langkah-langkah pembelajaran dinilai baik (80%), (f) ketepatan
pengalokasian waktu dinilai baik (60%), (g) ketepatan pemilihan media pembelajaran
dinilai baik (80%), (h) ketepatan pemilihan sumber belajar dinilai baik (80%), (i)
ketepatan pemilihan teknik evaluasi dinilai cukup (60%), dan (j) kejelasan evaluasi
dinilai cukup (60%).
Dari hasil presentase di atas dapat diketahui bahwa kelayakan komponen
silabus mencapai 74%. Dengan demikian berdasarkan kriteria penilaian produk yang
telah ditetapkan, produk pengembangan silabus telah mencapai kelayakan cukup.
Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan dari penilaian
terhadap produk pengembangan apabila tingkat kelayakan mencapai 65%-79%
berarti produk memiliki kualifikasi kelayakan cukup.
Saran atau komentar guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
berkenaan dengan komponen silabus adalah sebagai berikut: (a) alokasi waktu perlu
dipertimbangkan dan (b) perlu disusun pertanyaan-pertanyaan yang tepat sebagai alat ukur
daya serap siswa.
Saran atau komentar guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia tersebut
dijadikan sebagai bahan untuk merevisi silabus. Pertama, alokasi waktu untuk
pembelajaran tiap kompetensi dasar telah direvisi sesuai usulan guru mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Kedua, pertanyaan-pertanyaan telah disusun dengan
tepat sesuai dengan daya serap siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Komponen materi (buku teks) secara umum telah memenuhi kelayakan
produk sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan
presentase hasil penilaian guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Presentase kelayakan produk komponen materi (buku teks) adalah (a) kejelasan
perumusan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar dinilai sangat baik
(80%), (b) kejelasan petunjuk dalam setiap kegiatan pembelajaran dinilai sangat baik
(60%), (c) kesesuaikan materi dengan indikator dinilai baik (80%), (d) kesesuaian
media dengan indikator dinilai baik (80%), (e) kesesuaian latihan dengan indikator
dinilai cukup (80%), (f) kesesuaian pekerjaan rumah dengan indikator dinilai baik
(80%), (g) kemenarikan desain materi dinilai baik (80%).
Dari hasil presentase di atas dapat diketahui bahwa kelayakan komponen
materi (buku teks) mencapai 77,1%. Dengan demikian berdasarkan kriteria penilaian
produk yang telah ditetapkan, produk pengembangan materi (buku teks) telah
mencapai kelayakan cukup. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk pengambilan
keputusan dari penilaian terhadap produk pengembangan apabila tingkat kelayakan
mencapai 65%-79% berarti produk memiliki kualifikasi kelayakan cukup.
Saran atau komentar dari guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
berkenaan dengan materi (buku teks) adalah petunjuk dalam buku teks perlu
diperjelas. Saran atau komentar guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini
telah dijadikan bahan untuk merevisi materi (buku teks). Petunjuk dalam buku teks
telah direvisi.
Berikut ini dipaparkan catatan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia terhadap produk silabus dan buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Tabel 4.9 Catatan dari Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
No. Catatan
1. Buku teks yang Anda susun sudah menunjukkan kompetensi kebahasaan apa yang hendak dicapai dan lokalitas seperti apa yang hendak disajikan.
2. Namun mengingat situasi kemampuan berbahasa anak-anak di Nabire, perlu kiranya disediakan porsi pembelajaran yang cukup mengenai kemampuan dasar berbahasa Indonesia, terutama dalam hal kemampuan menulis. Hal ini patutut mendapat perhatian serius karena tidak sedikit ditemui adanya kekacauan penggunaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tertulis dalam tulisan-tulisan mereka. Pembelajaran kemampuan menulis tersebut meliputi pembentukan kata, frasa, kalimat, dan paragraf.
3. Demi kepentingan catatan nomor 2, buku teks yang Anda susun kiranya dapat menjadi contoh. Namun, untuk keperluan itu, buku teks tersebut secara keseluruhan perlu mendapatkan pembenahan redaksional. Hal ini perlu ditempuh karena ada banyak kesalahan penulisan.
4. Pembenahan redaksional juga musti menyentuh bagian perintah pembelajaran pada setiap topik atau subtopiknya. Perintah pembelajaran yang jelas (dan terarah) mendorong siswa untuk lebih mengerti kemampuan berbahasa seperti apa yang sedang dipelajari. Kalau perintah pembelajaran ini jelas, dapat dihindari salah paham dari siswa.
5. Banyak bacaan yang Anda gunakan sebagai titik tolak pembelajaran bersumber dari media massa. Dalam hal ini perlu diperhatikan ragam bahasa jurnalistik yang tentu saja berbeda dari ragam bahasa tertulis yang misalnya dipakai dalam penulisan skripsi, tesis dan semacamnya.
6. Keaktifan siswa menjadi fokus buku teks Anda, tetapi keaktifan itu kiranya harus didukung dengan alat ukur daya serap siswa terhadap materi yang disajikan. Dalam hal ini perlu disusun pertanyaan-pertanyaan yang tepat sebagai alat ukur daya serap siswa. Kalau alat ukur daya serap ini sudah dirumuskan secara jelas, Anda sendiri akan terbantu dalam menyusun soal-soal evaluasi harian, bulanan atau semesteran.
7. Gambar atau foto yang digunakan dalam buku teks pembelajaran memang dapat membantu proses pembelajaran, tetapi ilustrasi semacam itu perlu kiranya dipilih benar-benar supaya sesuai dengan tujuan penggunaannya.
8. Barangkali baik kalau pergulatan eksistensial orang-orang Papua sedikit banyak ditampilkan dalam kerangka warna lokal yang ingin disajikan di dalam buku teks tersebut.
Catatan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berkenaan dengan
produk dan silabus dan materi (buku teks) yang tampak pada tabel 4.9 di atas telah
dipertimbangkan demi penyempurnaan produk silabus dan materi (buku teks).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Pertama, kompetensi kebahasaan apa yang hendak dicapai dan lokalitas seperti apa
yang hendak disajikan telah dipertajam. Kedua, porsi pembelajaran yang cukup
mengenai kemampuan dasar berbahasa Indonesia, terutama dalam hal kemampuan
menulis telah mendapatkan perhatian serius. Pembelajaran kemampuan menulis
tersebut meliputi pembentukan kata, frasa, kalimat, dan paragraf. Ketiga, telah
dilakukan pembenahan redaksional, terutama kesalahan penulisan kata dan istilah.
Keempat, pembenahan redaksional juga termasuk bagian perintah pembelajaran pada
setiap topik atau subtopiknya. Perintah pembelajaran yang jelas (dan terarah)
mendorong siswa untuk lebih mengerti kemampuan berbahasa seperti apa yang
sedang dipelajari. Hal ini untuk menghindari salah paham dari siswa. Kelima,
keseimbangan teks antara ragam bahasa jurnalistik dan ragam tertulis yang misalnya
dipakai dalam penulisan skripsi, tesis dan semacamnya telah dipertimbangkan.
Keenam, keaktifan siswa menjadi fokus buku teks ini, maka alat ukur dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan telah disusun dengan tepat sebagai alat ukur daya serap siswa.
Ketujuh, gambar atau foto dalam buku teks pembelajaran telah dipilih benar-benar
supaya sesuai dengan tujuan penggunaannya. Kedelapan, pergulatan eksistensial
orang Papua telah disajikan (ditampilkan) melalui buku teks ini. Hal ini terutama,
dalam kerangka warna lokal yang ingin disajikan di dalam buku teks ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
4.2.3 Paparan dan Pembahasan Saran Revisi oleh Dosen Penguji
Ada beberapa saran revisi dari dosen penguji untuk penyempurnaan penelitian
pengembangan ini, yaitu:
1. Dosen penguji penyarankan untuk memperjelas judul. Pada awalnya judul
penelitian pengembangan ini menggunakan anak judul, namun dosen penguji
penyarankan untuk tidak menggunakan anak judul. Judul semula adalah
“Silabus dan Meteri Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia: Studi
Pengembangan Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk Kelas X Semester I
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua” sedangkan judul hasil revisi adalah
“Pengembangan Silabus dan Materi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk Kelas X Semester I SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire Papua.”
2. Dosen penguji penyarankan untuk mempertegas dari mana data penelitian
pengemmbangan ini diperoleh. Saran ini telah dilakukan dengan mempertegas
data, yaitu (1) data diperoleh dari siswa melalui angket, (2) diperoleh dari
pendidik (guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia), dan kepala
sekolah melalui wawancara, dan (3) data revisi produk sibus dan buku teks
diperoleh melalui angket penilaian guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia dan dosen ahli.
3. Dosen penguji penyarankan untuk melakukan analisis keterbacaan beberapa
teks bacaan dalam buku teks pengembangan ini. Saran ini dilakukan dengan
menempuh dua cara, yaitu (1) mengurangi (mengedit dengan tidak
mengurangi makna) beberapa teks bacaan yang panjang dan (2) dengan
menyajikan kamus kecil (kosa kata) di setiap akhir pembelajaran satu
kompetensi dasar (lihat buku teks terlampir).
4. Dosen penguji juga penyarankan beberapa perbaikan teknis, yaitu perbaikan
kesalahan penulisan, perbaikan perintah dalam buku teks, dan memperjelas
lampiran data. Beberapa saran ini telah dilakukan untuk penyempurnaan
penelitian pengembangan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini disajikan tentang (1) kajian terhadap produk silabus dan buku
teks yang telah direvisi berdasarkan masukan dari dosen pakar bahasa Indonesia dan
guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (2) implikasi, dan (3) saran-saran
yang meliputi (a) saran untuk keperluan pemanfaatan buku teks, (b) saran untuk
kepentingan pengembangan lebih lanjut, dan (c) saran untuk para penulis buku teks.
5.1 Kajian Produk yang Telah Dibuat
Pengembangan dalam penelitian ini menghasilkan dua jenis produk, yaitu (1)
silabus dan (2) buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis
kompetensi dan lokalitas untuk kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Kedua produk tersebut telah melewati proses bimbingan dan uji coba dengan dosen
ahli bahasa Indonesia dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kajian
terhadap kedua produk tersebut dipaparkan berikut ini.
5.1.1 Kajian Produk Silabus Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
Kelas X Semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Pengembangan silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dikembangkan berdasarkan
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa yang melatarbelakangi lahirnya
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Menurut Widharyanto (2003) pada
prakteknya pembelajaran bahasa selama ini masih cenderung bersifat satu arah, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
komunikatif, datar, membosankan, berpusat pada guru, tidak memberdayakan siswa,
dan tidak diminati siswa. Maka pembelajaran bahasa diharapkan bersifat
komunikatif, tidak membosankan, berpusat pada siswa, dan harus memberdayakan
siswa. Bertolak dari harapan tersebut muncul Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). KBK menggunakan salah satu pendekatan komunikatif, yaitu Student Active
Learning (SAL). Oleh karena itu, pengembangan silabus tersebut didasarkan atas
sepuluh prinsip, yaitu silabus dikembangkan dengan mempertimbangkan (1) siswa
aalah sbjek pembelajaran, (2) aktivitas dilakukan oleh siswa dan bukan guru, (3)
pembelajaran dilakukan dengan melakukan sesuatu, (4) pembelajaran berorientasi
kelompok, (5) pembelajaran variasi model belajar auditori, visual, dan kinestetik, (6)
guru bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan pengalaman, (7) penciptaan
komunikasi multi arah, (8) pembelajaran dengan melibatkan seluruh pikiran, emosi,
dan tubuh, (9) pembelajaran haruslah menyenangkan, santai, dan menarik hati
(DePoter, Markredon, dan Sarah Singer-Nourie, 1999 dalam Widharyanto, 2002:11),
(10) ancaman fisik yang bebas, leluasa, dan variatif (Hall dalam Meier (2001 melalui
Widharyanto, 2002:12), dan (11) pembelajaran dalam model berkreasi dan bukan
mengonsumsi.
Menurut Richterich (1983) melalui Werdiningsih (1999:175), silabus
dikembangkan setelah dilakukan analisis kebutuhan berbahasa pembelajar.
Pengembangan silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X
semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire diawali dengan kegiatan analisis
kebutuhan. Kegiatan analisis kebutuhan dilakukan untuk memeroleh gambaran yang
jelas mengenai program pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas X SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
YPPK Adhi Luhur Nabire, minat dan motivasi siswa serta program pembelajaran
yang dibutuhkan siswa.
Untuk keperluan tersebut digali informasi dari siswa kelas X, kelas XI, dan
guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia serta kepala SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire. Informasi dari siswa mengenai materi dan kegiatan pembelajaran di
kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire diperoleh dengan menggunakan angket yang
diisi oleh siswa XI Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paciolo, XI Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Hildebrand, dan XI Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Einstein Guys.
Kemudian, informasi dari siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire mengenai
minat dan motivasi serta harapan dan kebutuhan diperoleh dengan menggunakan
angket yang diisi oleh siswa kelas X Parise the Lord, X Cenderawasih, X
Gesselsaft, dan X Galaxy. Untuk informasi dari guru Bahasa dan Sastra Indonesia
dan kepala SMA YPPK Adhi Luhur diperoleh dari wawancara mengenai program
pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X di SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire.
Setelah melakukan analisis kebutuhan, silabus mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia untuk kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
dikembangkan dengan mengacu pada pengembangan silabus yang disarankan dalam
KBK. Silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X semester I
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire tercamtum tujuh komponen pembelajaran. Ketujuh
komponen pembelajaran adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2003:29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
(1) Kompetensi Dasar
Penempatan komponen kompetensi dasar dalam silabus sangat penting, hal ini
berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi
yang harus dicapainya. Silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terdiri atas 23 kompetensi
dasar yang berasal dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis,
kebahasaan dan apresiasi sastra yang terbagi atas enam unit. Masing-masing unit
terdiri dari empat kompetensi dasar, namun unit empat hanya terdiri atas tiga
kompetensi dasar.
(2) Materi Pokok
Materi Pokok adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat
berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan
keterampilan. Penempatan materi pokok di dalam silabus berfungsi sebagai
payung dari setiap uraian materi yang disajikan dalam pengalaman belajar siswa.
(3) Indikator
Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik. Apabila serangkaian
indikator dalam satu kompetensi dasar sudah dapat dicapai oleh siswa berarti
target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
(4) Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan langkah
pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
prasyarat tertentu. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang bersifat spiral
(mudah ke sukar; konkret ke abstrak; dekat ke jauh) juga memerlukan urutan
pembelajaran yang terstruktur. Rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar
minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu: kegiatan siswa dan materi.
(5) Alokasi Waktu
Untuk merencanakan pembelajaran, lamanya waktu yang diperlukan untuk
menguasai kompetensi dasar yang ingin dicapai perlu ditentukan alokasi
waktunya. Penentuan besarnya alokasi waktu ini tergantung kepada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran dengan mempertimbangkan
jumlah, keluasan dan kedalaman kompetensi dasar, serta tingkat kepentingannya
dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Alokasi waktu yang dicantumkan
dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh siswa kelas X
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire untuk menguasai satu kompetensi dasar.
(6) Teknik, Sumber Belajar dan Media/Alat
a. Teknik
Teknik adalah merupakan suatu muslihat, tipu-daya, atau penemuan yang
dipakai untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung.
Teknik yang terdapat dalam silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire adalah
diskusi, penelusuran, tanya jawab, persentasi, analisis, bermain kartu simbol,
penemuan, dan bermain peran.
b. Sumber belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Sumber belajar yang strategis bagi guru adalah buku, brosur, majalah, surat
kabar, poster, lembar informasi lepas, naskah brosur, peta, foto dan
lingkungan sekitar. Sumber belajara yang terdapat dalam silabus mata Bahasa
dan Sastra Indonesia untuk kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire adalah teks dari majalah dan surat kabar, potongan gambar, peta,
grafik, dan lembar informasi lepas lainnya.
c. Media/Alat
Alat bantu belajar berfungsi memudahkan terjadinya proses pembelajaran.
Oleh karena itu dipilih alat bantu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut (1)
menarik perhatian dan minat siswa, (2) meletakkan dasar-dasar untuk
memahami sesuatu hal secara konkret yang sekaligus mencegah atau
mengurangi verbalisme, (3) merangsang tumbuhnya pengertian dan atau
usaha pengembangan nilai-nilai, (4) berguna dan berfungsi ganda, (5)
sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau
diambil dari lingkungan sekitarnya.
(7) Aspek atau Bentuk Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Penilaian yang terdapat dalam silabus mata
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire adalah tes lisan, tes tertulis, penilaian proyek, produk, dan tes kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
5.1.2 Kajian Produk Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk Kelas X Semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Produk buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia disusun
berdasarkan silabus yang telah dikembangkan. Penyusunan buku teks tersebut
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas X SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire agar mempermudah siswa dalam memperoleh bahan untuk belajar. Buku teks
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X semester 1 dapat
meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X semester
1 berupa teks yang dilengkapi dengan, latihan, tugas, dan ilustrasi gambar-gambar
penunjang serta lembar kerja siswa. Buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire terdiri atas
beberapa komponen sebagai berikut.
4) Unit dan Tema
Unit dalam buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X
semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire berjumlah 6 unit dan tema. Masing-
masing tema dan unit terdiri atas 4 kompetensi dasar, kecuali unit dan tema
keempat. Tema dari masing-masing unit pada buku teks mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
merupakan suatu acuan sehingga dalam uraian dan pembahasan materi lebih
terarah dan terfokus pada tema tersebut.
5) Kompetensi Dasar, dan Indikator
Kompetensi dasar dan indikator sebagai fokus atau arah dalam pembelajaran bagi
siswa dan guru. Kompetensi dasar dan indikator dicantumkan dalam buku teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire sebagai dasar, arah dan fokus pembelajaran untuk masing-masing
unit bagi siswa dan guru.
6) Uraian Pembelajaran
a. kegiatan awal pembelajaran (apresiasi) antara lain: (1) membangkitkan minat
(penguatan) kepada pembelajar dengan cara penjelasan singkat (tujuan
pembelajaran) tentang pentingnya penguasaan materi tertentu, (2) mengecek
kemampuan atau konsep awal siswa tentang suatu materi dengan cara
menyajikan pertanyaan lisan maupun tertulis.
b. kegiatan inti pembelajaran antara lain: (1) penyajian materi berupa teks
bacaan, permainan, menulis cerita berdasarkan gambar dan mendengarkan
rekaman radio atau TV, (2) pembahasan materi berupa diskusi dalam
kelompok kecil, dan (3) pelaporan kegiatan siswa secara tertulis maupun lisan
secara kelompok maupun dan individu.
c. Kegiatan akhir antara lain: (1) penyimpulan bersama antara guru dan siswa,
(2) kegiatan pengayaan untuk pengkajian ulang pemahaman siswa tentang
suatu topik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan (3) tugas
kelompok dan individu.
d. Kegiatan lanjutan adalah aktivitas (penerapan teori) yang dilakukan siswa di
luar jam dan lingkungan sekolah yang berkaitan dengan kompetensi dasar
yang baru saja dipelajari di kelas. Hal ini dimaksudkan untuk semakin
memperdalam kompetensi siswa terhadap kompetensi dasar tertentu secara
mandiri maupun kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
5.2 Implikasi Pengembangan ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
karena titik tolak pengembangan ini berawal dari hasil analisis program
pembelajaran, minat dan motivasi siswa, kebutuhan siswa serta harapan guru mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pemanfaatan produk ini, yaitu:
(1) Perlu pemahaman produk silabus dan buku teks ini, terutama dalam
menggunakan buku teks hendaknya memperhatikan silabus yang ada.
(2) Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik, maka sebaiknya siswa
memiliki buku teks tersebut sehingga siswa dapat mempelajari topik tertentu
sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung.
(3) Semangat warna lokal yang ingin disajikan melalui buku teks ini perlu
dipertahankan, bahkan pergulatan eksistensial orang-orang Papua perlu
ditampilkan dalam pembelajaran.
(4) Dalam pembelajaran guru benar-benar harus berusaha mengembangkan situasi
yang berfokus pada siswa sehingga siswa melakukan banyak aktivitas yang sesuai
dan bermakna.
(5) Untuk kepentingan pengetahuan dasar kebahasaan siswa, guru mencari referensi
lain yang ada kaitannya dengan kebahasaan yang disajikan dalam buku teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
5.3. Saran-saran
Saran-saran dalam pengembangan produk ini diarahkan untuk (a) keperluan
pemanfaatan produk, (b) kepentingan pengembangan lebih lanjut, dan (c) para
penulis buku teks.
5.3.1 Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Buku Teks
Beberapa saran yang perlu dikemukakan untuk pemanfaatan produk
pengembangan ini adalah sebagai berikut.
(1) Produk pengembangan silabus dan buku teks ini hendaknya dimanfaatkan
dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X di
SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, karena pengembangan ini didasarkan atas
hasil analisis program pembelajaran, minat dan motivasi siswa, kebutuhan
siswa serta harapan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan
kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
(2) Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan produk pengembangan ini,
maka perlu adanya pemahaman dari kedua produk tersebut, silabus dan
buku teks. Pemahaman yang dimaksud adalah dalam menggunakan buku
teks hendaknya juga memperhatikan buku teks yang ada, khususnya pada
hal-hal yang praktis.
(3) Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik, maka sebaiknya siswa
memiliki buku teks tersebut sehingga siswa dapat mempelajari topik
tertentu sebelum dan sesudahnya.
(4) Agar latihan (kegiatan lanjutan) dalam buku teks dapat dimanfaatkan secara
efektif dan efisien, hendaknya guru dapat memotivasi siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
melakukan kegiatan-kegiatan lanjutan dengan sunguh-sunguh serta
mengumpulkannya tepat waktu dan memberikan balikan kepada siswa
berdasarkan hasil kegiatan lanjutan siswa masing-masing.
5.3.2 Saran untuk Kepentingan Pengembangan Lebih Lanjut
Saran-saran yang perlu dikemukakan untuk pengembangan lebih lanjut adalah
sebagai berikut.
(1) Produk silabus dan buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
kelas X semester 1 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire ini belum diujicobakan
kepada siswa kerena validitas penelitian ini dilakukan hanya dengan dosen
ahli bahsa Indonesia (dosen pembimbing) dan guru mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui efektivitas produk ini dalam penerapannya di kelas dalam
jangka waktu 1 semester.
(2) Pengembangan ini hanya terbatas pada kelas X semester 1. Dengan demikian,
pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu model pengembangan
silabus dan buku teks berbasis kompetensi dan lokalitas Papua untuk kelas X
semester 2, kelas XI, dan kelas XII dan SMK.
5.3.3 Saran untuk Para Penulis Buku Teks
Saran-saran yang perlu dikemukakan untuk para penulis buku teks adalah
sebagai berikut.
(1) Pengembangan silabus dan materi hendaknya berdasarkan hasil analisis di
lapangan bukan atas dasar opini saja sehingga buku teks yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
sesuai dengan lingkungan sosial budaya dan kebutuhan siswa yang
menggunakan buku teks tersebut.
(2) Pemilihan dan pengembangan materi buku teks hendaknya menggunakan
teknik tertentu yang jelas tujuannya sehingga materi yang dikembangkan
memiliki manfaat yang besar bagi pengguna buku teks tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Dr. Prof. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Bintoro. Yustinus Wahyu. 2004. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran
Sastra Drama Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Kelas V
Sekolah Dasar Pangudi Luhur Muntilan. Skrpsi. Yogyakarta: PBSD, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Buchori, Mochtar. ..... Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan. Jakarta: IKIP
Muhammadyah-Jakarta Press.
Bulatau, J. 1999. Teknik Diskusi Berkelompok. Yogyakarta: Kanisius
Dakir. H. Drs. Prof. Perencanaan dan Pengembangan Kurikuum. Jakarta: Rineka
Cipta.
Darmaningtyas. 2003. Pendidikan yang Memiskinkan. Yogyakarta: Galang Press.
Dawud, ddk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonsesia untuk SMA Kelas X (Kurikulum
Berbasis Kompetensi). Jakarta: Erlangga.
Gatra. No. Th. XVIII/Januari 2003. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: PBSID, FKIP Universitas Sanata Dharma.
Hamalik, Oemar. Dr. Prof. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Hestiningsih, Ambar. 2003. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan Media Gambar untuk Siswa Kelas I Sekoah Dasar
Kanisius Kota Baru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSD, FKIP, Universitas
Sanata Dharma.
Mulyasa, E. Dr. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Praktek dan
Implementasi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Pranowo.1996. Analisis Pengajaran Bahasa (untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan
Guru Bahasa). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Prasetyo, Aris Wahyu. 2003. Pengembangan Silabus dan Materi Pelajaran Bahasa
Indonesia Berdasarkan Kurikulum Berbasisi Kompetensi untuk Kelas I
Semester I SMU Pangudi Luhur Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSD, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Ratri, Nuring WB. 2002. Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia untuk Siswa Kelas I SMK Kelompok Ekonomi. Yogyakarta: PBSD,
FKIP, Universitas Sanata Dharma.
N.K. Roestiyah, Dra. 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Angkasa.
Sindora, Leny.2004.Pengembangan Materi Pembelajaran Menulis Cerita dengan
Media Gambar Untuk Siswa Kelaqs III Sekolah Dasar Kanisius Kota Baru II
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Silberman, L. Melvin. 1996. Active Learning:101 Strategies to Teach Any Subjeck
(judul asli); 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusa Media dengan Nuansa.
Sukmadinata. 1997.Pengembangan Kurikukum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suryo Subroto.2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno, Paul, Dr. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Suparno, Paul, SJ., Dkk. 2002. Reformasi Pendidikan: Sebuah Rekomendasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Tarigan, Henry Guntur. Dr.Prof. 1990. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung:
Angkasa.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Citra Umbara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Werdiningsih, Dyah. 1998. Pengembangan Silabus dan Materi Mata Kuliah Umum
Bahasa Indonesia di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang.Tesis.
Malang: Program Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Istitut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.
Widharyanto, B. 2002. Aktive Learning dalam Konteks Pembelajaran Bahasa
Indonesia (makalah seminar pendidikan). Yogyakarta. PBSID, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
WWW:Puskur. Or.id. (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas). 2003. Pelayanan
Profesional Kurikulm 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Jakarta:
Depdiknas.
-----------------2003. Pengelolaan Kurikulum Tingkat Sekolah (Pelayanan Profesional
Kurikulm 2004). Jakarta: Depdiknas.
-----------------2003. Kegiatan Belajar Mengajar (Pelayanan Profesional Kurikulm
2004): Jakarta: Depdiknas.
----------------2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SMA (Pelayanan Profesional Kurikulm 2004). Jakarta: Depdiknas.
Yamin. Martinus. DRs. M.Pd. 2004. Pengembangan Kompetensi Pembelajar.Jakarta:
Universitas Indonesia (UI Press).
Yunus, Firdaus M. 2004. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial-Paulo Freire dan YB
Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
LAMPIRAN I
1. Angket untuk Siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang Telah Menempuh Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Angket untuk Siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang Belum Menempuh Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
3. Pedoman Wawancara Tertulis Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
4. Pedoman Wawancara Tertulis Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
5. Angket Penilaian Guru Terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester 1.
6. Angket Penilaian Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia Terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester 1
7. Surat Izin Penelitian dari Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
8. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua
9. Surat Keterangan Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Tentang Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
10. Biodata Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 1 : Angket untuk Siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang Telah
Menempuh Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Petunjuk Umum:
1. Tulislah terlebih dahulu identitas Anda pada tempat yang tersedia!
2. Melalui angket ini Anda diminta memberikan informasi tentang materi
pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, kegiatan belajar
mengajar yang telah berlangsung dan harapan Anda dalam mempelajari mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
3. Informasi yang benar dari Anda sangat diharapkan.
4. Identitas Anda akan dijaga kerahasiaannya, dan informasi Anda tidak
mempengaruhi nilai/prestasi belajar Anda.
Identitas Anda Nama : _______________________________ NIS : ______________ Kelas : Alamat :_______________________________ ________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Petunjuk Pengisian
1. Anda dimohon untuk mengisi angket ini dengan membubuhkan tanda cek/centang (√) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Contoh:
No Pernyataan STS TS R S SS 1. Tujuan dan rencana pembelajaran
diberitahukan pada setiap awal pertemuan.
√
2. Apabila Anda ingin mengubah jawaban yang Anda pilih, Anda cukup memberi
tanda sama dengan (=) pada pilihan Anda itu, lalu Anda dapat memilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai.
Contoh:
No Pernyataan STS TS R S SS 1 Tujuan dan rencana pembelajaran
diberitahukan pada setiap awal pertemuan.
√
√
3. Untuk setiap pernyataan pilihlah salah satu dari lima pilihan jawaban yang ada.
STS : Sangat Tidak Setuju, artinya pernyataan tersebut berlawanan dengan (pengamatan Anda) keadaan yang sebenarnya (hingga sikap Anda menentang, dan sangat tidak menyetujuinya).
TS : Tidak Setuju, artinya pernyataan tersebut tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya (hingga sikap Anda menyalahkan dan tidak setuju).
R : Ragu-ragu, artinya pernyataan tersebut antara sesuai dan tidak sesuai dengan pengamatan Anda (hingga sikap Anda ragu-ragu).
S : Setuju, artinya pernyataan tersebut sesuai dengan pengamatan Anda (Anda menyetujui pernyataan tersebut).
SS : Sangat Setuju, artinya pernyataan tersebut sungguh-sungguh sesuai dengan pengamatan Anda (Anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
A. Pernyataan Tentang Materi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah Anda Pelajari di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Materi pelajaran ditekankan pada keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara dan menulis), kebahasaan, dan kesastraraan.
2. Setiap aspek keterampilan berbahasa dan bersastra (menyimak, membaca, berbicara dan menulis) diajarkan.
3. Materi yang diberikan cukup memadai untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan bersastra Anda.
3. Biasanya diberikan contoh-contoh yang memudahkan Anda mengerti (yang sesuai dengan lingkungan anda atau apa yang sering Anda lihat).
4. Dalam pembelajaran biasanya diberikan latihan-latihan seperti menyimak, membaca, berbicara, dan menulis di dalam kelas.
5. Sumber belajar hanya dari bahan yang dicatat dari guru.
6. Diberikan referensi lain untuk Anda mencari sendiri
7. Biasanya guru memberitahu tempat sumber-sumber atau referensi lain yang Anda cari.
8. Bahan pelajaran mudah diperoleh.
10. Setelah pembelajaran selesai Anda merasa memperoleh sesuatu dari proses pembelajaran yang Anda lalui berkaitan dengan aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
11. Tugas dan soal tes sesuai dengan materi yang sudah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
B. Pernyataan Tentang Kegitan Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No.
Pernyataan STS TS R S SS
1. Guru menjelaskan arah pembelajaran suatu pokok bahasan pada awal pembelajaran.
2. Guru menyajikan materi dengan cara mencatat.
3. Penjelasan materi pelajaran dengan cara ceramah.
4. Ada kesempatan untuk bertanya jawab.
5. Ada diskusi dalam pembelajaran.
6. Setelah pembelajaran selesai biasanya ada tugas individu dan kelompok.
7. Guru selalu mengoreksi dan menjelaskan kembali tugas-tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
8. Dalam penyajian materi biasanya ada permainan.
9. Penyampaian materi oleh guru bervariasi sesuai dengan topik pembelajaran.
10. Guru lebih banyak memberikan latihan daripada ceramah.
11. Petunjuk latihannya jelas dan mudah dimengerti.
12. Guru mengulang kembali sekilas materi minggu lalu sebelum topik baru dimulai.
13. Guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran misalnya: tape, gambar, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
C. Minat dan Motivasi Anda dalam Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No Pernyataan
STS TS R S SS
1. Saya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
2. Saya meningkatkan kemampaun menyimak atau mendengarkan sehingga memperkaya dan memperluas kemampuan saya
3. Saya senang belajar bahasa dan sastra Iandonesia karena dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
4. Saya ingin meningkatkan kemampuan membaca sehingga memperkaya dan memperluas pengetahuan saya.
5. Saya terampil mengarang dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
6. Saya ingin mengetahui aspek kebahasaan dan dapat menggunakannya dengan baik dan benar.
7. Saya ingin meningkatkan kemampuan ekspresi saya di bidang sastra, misalnya dengan puisi dan drama.
8. Saya ingin belajar bahasa dan sastra Indonesia dalam situasi yang menarik, santai, dan bebas berkreasi.
9. Saya ingin guru tidak terlalu memonopoli dalam proses belajar mengajar sehingga ada kesempatan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis, dan berekspresi.
10. Saya senang belajar bahasa dan sastra Indonesia dengan cara bermain, misalnya bermain peran.
11. Saya ingin belajar bahasa dan sastra Indonesia dengan bantuan alat dan media yang menarik, misalnya gambar atau rekaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 2 : Angket untuk Siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire yang Belum
Menempuh Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Petunjuk Umum:
5. Tulislah terlebih dahulu identitas Anda pada tempat yang tersedia!
6. Melalui angket ini Anda diminta memberikan informasi tentang materi
pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, kegiatan belajar
mengajar yang telah berlangsung dan harapan Anda dalam mempelajari mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
7. Informasi yang benar dari Anda sangat diharapkan.
8. Identitas Anda akan dijaga kerahasiaannya, dan informasi Anda tidak
mempengaruhi nilai/prestasi belajar Anda.
Identitas Anda Nama : _______________________________ NIS : ______________ Kelas : Alamat :_______________________________ ________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Petunjuk Pengisian 1. Anda dimohon untuk mengisi angket ini dengan membubuhkan tanda centang (√)
pada pilihan yang menjadi harapan/kebutuhan Anda dalam belajar bahasa dan sastra Indonesia di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire.
Contoh:
No Pernyataan TD KD R D SD Saya mengharapkan dapat:
1. Memperoleh informasi dari ceramah guru
√
2. Apabila Anda ingin mengubah jawaban yang Anda pilih, Anda cukup memberi
tanda sama dengan (=) pada pilihan Anda itu, lalu Anda dapat memilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai.
Contoh:
No Pernyataan TD KD R D SD Saya mengharapkan dapat:
√
√
1. Memperoleh informasi dari ceramah guru
3. Anda diminta untuk memilih salah satu dari lima pilihan jawaban yang ada dengan ketentuan sebagai berikut:
TD :Tidak dibutuhkan, artinya pernyataan tersebut tidak perlu
diwujudkan dalam proses pembelajararan bahasa dan sastra Indonseia di masa depan.
KD :Kurang dibutuhkan, artinya pernyataan tersebut tidak penting untuk
diwujudkan dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di masa depan.
R :Ragu-ragu, artinya pernyataan tersebut antara perlu dan tidak perlu
atau penting dan tidak penting untuk diwujudkan dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra di masa depan.
D :Dibutuhkan, artinya pernyataan tersebut perlu diwujudkan dalam
proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mada depan. SD :Sangat dibutuhkan, artinya pernyataan tersebut sangat perlu
diwujudkan dalam proses pembelajaran hahasa dan sastra Indonesia di masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
D. Harapan atau Kebutuhan Anda dalam Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
No
Kebutuhan
TD KD R D SD Saya mengharapkan dapat:
1. Memperoleh informasi dari ceramah guru 2. Memfasilitasi siswa untuk belajar sendiri 3. Menyelesaikan tugas dan latihan 4. Melakukan tanya jawab 5. Mencari informasi dari berbagai sumber 6. Melaporkan hasil pencarian informasi 7. Memperoleh informasi dengan diskusi 8. Mengerjakan tugas dalam kelompok 9. Melakukan permainan-permainan dalam
pembelajaran
Saya mengharapkan guru:
1. Menyampaikan informasi melalui penjelasan di depan kelas.
2. Memberikan perintah untuk belajar sendiri 3. Membahas kembali latihan atau tugas 4. Melakukan tanya jawab dengan siswa 5. Menunjukkan sumber-sumber pelajaran 6. Memberikan atau memberi tanggapan atas hasil
pekerjaan siswa
7. Membimbing diskusi 8. Memberi kepada siswa untuk belajar dalam
kelompok
9. Memandu siswa dalam permainan
Saya ingin/membutuhkan:
1. Buku teks atau buku paket 2. Buku latihan 3. Buku teks yang dilengkapi dengan latihan,
permaianan, dan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Tertulis Guru Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Nama Lengkap : NIP : Pengalaman Mengajar/Tahun :
No.
Pernyataan
1. Dari keempat keterampilan berbahasa, menurut Anda keterampilan apa yang paling penting bagi siswa SMA Adhi Luhur Nabire? ………………………………………………………………………………
2. Siswa Adhi Luhur terdiri dari berbagai latar belakang. Bagaimana Anda mempertimbangkan hal ini dalam pemilihan materi pembelajaran? ………………………………………………………………………………
3. Kesulitan apa yang Anda alami dalam merancang materi pembelajaran: - Penentuan aspek kebutuhan berbahasa dan bersastra siswa sesuai dengan
latar belakang masing-masing siswa. - Menetapkan tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. - Mengembangkan materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia - Merancang strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. - Melakukan evaluasi pembelajaran.
………………………………………………………………………………
4. Bagaimana cara Anda menentukan kebutuhan berbahasa dan bersastra siswa yang Anda dampingi?
- Berdasarkan pengalaman - Melakukan penelitian kebutuhan siswa - Berpatokan pada lulusan yang diharapkan dari pihak sekolah. - Menanyakan kepada siswa langsung
………………………………………………………………………………
5. Dasar apakah yang Anda gunakan untuk menetapkan tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia?
- Berdasarkan tujuan y ang tercantum dalam buku panduan - Berdasarkan pengalaman - Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan guru - Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola pendidikan/sekolah - Berdasarkan hasil analisis kebutuhan - Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
6. Kesulitan apakah yang Anda alami dalam mengembangkan materi pelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia?
- Mencari bahan yang sesuai dengan latar belakang siswa. - Menentukan bahan yang sesuai dengan latar belakang siswa - Memilih materi yang menarik dan menyenangkan bagi siswa - Menyusun materi dalam bentuk buku teks
………………………………………………………………………………
7.
Kesulitan apakah yang Anda alami dalam merancang strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia?
- Pengelolaan kelas - Menghadapi siswa dalam jumlah yang besar (lebih dari 40 siswa) - Menyajikan materi dalam waktu yang singkat - Menggunakan cara penyajian materi yang bervariasi - Memberikan latihan-latihan keterampilan berbahasa dan berasastra
kepada siswa ………………………………………………………………………………
8. Metode apakah yang Anda gunakan dalam penyajian materi bahasa dan sastra Indonesia?
- Ceramah - Tanya jawab - Diskusi - Mencatat - Penugasan - Unjuk kerja
………………………………………………………………………………
9. Menurut pengalaman Anda, kesulitan apakah yang dialami oleh siswa yang Anda dampingi?
- Memperoleh bahan pelajaran selain yang Anda ajarkan - Menyelesaikan latihan-latihan - Memperoleh bimbingan - Mengikuti pelajaran dalam kelas besar - Mengikuti penjelasan Anda
……………………………………………………………………………
10. Bagaimana Anda mengevaluasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia? - Melakukan evaluasi melalui tugas dan latihan - Melakukan tugas individu dan kelompok - Melakukan tes formatif - Melakukan tes sumatif (akhir semester) - Melalui tugas akhir secara individu dan kelompok
……………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
11. Cara apa yang Anda lakukan untuk memperbaiki program pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia?
- memberikan angket mengenai pembelajaran kepada siswa pada setiap akhir pembelajaran.
- Diskusi dengan teman guru bahasa dan sastra Indonesia - Diskusi dengan pengelola (kepala sekolah) mengenai pembelajaran
……………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Tertulis Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Nama Lengkap : ………………………………….. Umur : .………………………………… Pendidikan : .. ………………………………. Bahasa yang Dikuasai : ………………………………….. Alamat Sekarang : ………………………………….. Telepon : ………………… ………..……
No
Pernyataan
Aspek penting (sesuai visi dam misi sekolah) yang harus dikuasai siswa
1. Dari keempat keterampilan berbahasa, menurut Anda keterampilan apa yang perlu mendapat porsi lebih banyak dalam pembelajaran bagi siswa kelas X SMA Adhi Luhur Nabire?
2. Pengembangan ekspresi (kesusasteraan) semacam apakah yang perlu dikembangkan untuk kelas X SMA Adhi Luhur Nabire?
3. Menurut Anda kemampuan kebahasaan aspek apakah yang perlu dikembangkan dalam pengembangan materi pelajaran Kelas X SMA Adhi Luhur Nabire?
4. Menurut Anda tema-tema apa sajakah yang cocok atau sesuai dengan realitas sosial siswa Kelas X SMA Adhi Luhur Nabire?
5. Pendekatan dan model pembelajaran seperti apakah yang Anda harapkan di kelas X SMA Adhi Luhur Nabire?
Boleh ditambahkan! ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 5 : Angket Penilaian Guru Terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester 1
Nama Lengkap : ………………………………….. Pendidikan : .. ………………………………. No Butir-butir Penilaian SB B C K SK
Silabus
1 Kelengkapan informasi kepala silabus (mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/semester, alokasi waktu)
2 Ketepatan perumusan kompetensi dasar
3 Ketepatan perumusan indikator
4 Ketepatan pemilihan teknik pembelajaran
5 Kejelasan langkah-langkah pembelajaran
6 Ketepatan pengalokasian waktu
7 Ketepatan pemilihan media pembelajaran
8 Ketepatan pemilihan sumber belajar
9 Ketepatan pemilihan teknik evaluasi
10 Kejelasan evaluasi
Materi
1 Kejelasan perumusan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar
2 Kejelasan petunjuk dalam setiap kegiatan pembelajaran
3 Kesesuaian materi dengan indikator
4 Kesesuaian media dengan indikator
5 Kesesuaian latihan dengan indikator
6 Kesesuian pekerjaan rumah dengan indikator
7 Kemenarikan desain materi
Keterangan: • SB = Sangat Baik (5) • B = Baik (4) • C = Cukup (3) • K = Kurang (2) • SK = Sangat kurang (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Lampiran 6 : Angket Penilaian Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia Terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester 1
Nama Lengkap : ………………………………….. Pendidikan : .. ……………………………….
No Butir-butir Penilaian SB B C K SK
Silabus
1 Kelengkapan informasi kepala silabus (mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/semester, alokasi waktu)
2 Ketepatan perumusan kompetensi dasar
3 Ketepatan perumusan indikator
4 Ketepatan pemilihan teknik pembelajaran
5 Kejelasan langkah-langkah pembelajaran
6 Ketepatan pengalokasian waktu
7 Ketepatan pemilihan media pembelajaran
8 Ketepatan pemilihan sumber belajar
9 Ketepatan pemilihan teknik evaluasi
10 Kejelasan evaluasi
Materi
1 Kejelasan perumusan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar
2 Kejelasan petunjuk dalam setiap kegiatan pembelajaran
3 Kesesuaian materi dengan indikator
4 Kesesuaian media dengan indikator
5 Kesesuaian latihan dengan indikator
6 Kesesuian pekerjaan rumah dengan indikator
7 Kemenarikan desain materi
Keterangan: • SB = Sangat Baik (5) • B = Baik (4) • C = Cukup (3) • K = Kurang (2) • SK = Sangat kurang (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Lampiran 9 : Surat Keterangan Kepala SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Tentang Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Lampiran 10 : Biodata Penulis
YERMIAS DEGEI adalah anak pertama Bapak Daniel
Degei dan Ibu Yohana Enago Edowai dari tujuh
bersaudara. Dilahirkan tanggal 7 Juli 1983 di kampung
Putapa, Kecamatan Mapia Kabupaten Nabire Papua.
Pendidikan di SD YPPK Santo Yosep Putapa
empat tahun dan kelas lima dan enam di SD YPPK Santo Don Bosco Modio
diselesaikan pada tahun 1995, dilanjutkan ke SMPN I Bomomani diselesaikan pada
tahun 1998. Kemudian ia melanjutkan ke SMA YPPK Adhi Luhur Nabire hingga
tahun 2001. Pada tahu 2001 ia belajar di Program Sarjan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bea siswa Ikatan Dinas
dari Kolese Le Cocq d’Armanville Nabire Papua yang diselesaikan pada tahun 2007.
Setelah menyelesaikan di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta ia kembali menjadi guru di SMA YPPK Adhi Luhur
Nabire Papua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Berbasis Kompetensi dan Lokalitas
untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Kelas X Semester
Disusun Oleh: Yermias Degei
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
217
SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
BERBASIS KOMPETENSI DAN LOKALITAS KELAS X SEMESTER I SMA YPPK ADHI LUHUR NABIRE PAPUA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
218
KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, INDIKATOR, PENGALAMAN BELAJAR, ALOKASI WAKTU, TEKNIK DAN MEDIA, DAN PENILAIAN
No. Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
Teknik dan
Sumber Belajar/Media
Aspek/ Bentuk Penilaian
Unit I Mengenal Papua Lebih Dekat 01. Membaca
cepat berbagai teks nonsastra (250 kata/menit).
• Teks nonsastra.
• Teknik membaca cepat.
• Membaca cepat teks dengan kecepatan 250 kata/menit.
• Menemukan ide pokok paragraf dalam teks.
• Menjawab pertanyaan tentang isi teks dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami.
• Membuat ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat yang runtut.
• Siswa mendata kebiasaan membaca
• Siswa membaca cepat teks nonsastra dengan kecepatan 250 kata/menit.
• Siswa mencari (mendiskusikan) ide pokok paragraf dalam teks.
• Siswa menjawab beberapa pertanyaan dan meringkas teks bacaan.
3x45 menit
1. Penelusuran 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Menulis • Teks bacaan
“Potret Ceria dan Asa Remaja Papua” dan “Mengenal Papua lebih Dekat”
• Kertas dan bolpen
• Tes lisan dan tertulis tentang kemampuan dalam membaca cepat dan menyerap isi informasi serta kemampuan siswa dalam membuat ilustrasi tentang isi teks.
• Penilaian proyek: 1. Siswa membaca
berbagai teks nonsastra kemudian merangkum isi informasi dalam beberapa kalalimat dengan menggunakan kata-kata sendiri.
02. Mendengarkan Cerita • Mendaftar berbagai pengalaman • Siswa mendaftar berbagai 3x45 1. Permainan • Tes lisan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
219
pengalaman orang lain dan memberikan tanggapan.
pengalaman orang lain
pribadi. • Mendengarkan cerita
pengalaman orang lain melalui rekaman, pembacaan atau yang diceritakan langsung.
• Mencatat hal-hal penting dari cerita pengalaman orang lain.
• Menceritakan kembeli pengalaman orang lain secara runtut.
pengalaman pribadi. • Siswa berlatih vokal • Siswa mendengarkan cerita
pengalaman orang lain melalui rekaman, pembacaan atau yang diceritakan langsung.
• Siswa mencatat hal-hal penting dari cerita pengalaman orang lain.
• Siswa menceritakan kembali pengalaman orang lain secara lisan dengan vokal dan intonasi yang bagus.
menit penghitung angka.
2. Menyimak 3. Diskusi 4. Menulis 5. Bercerita • Cerita
“Perjalanan Menguak Keajaiban Alam Papua”
• Tape Recorder
kemampuan menceritakan kembali dengan vokal dan intonasi serta tes tertulis tentang kemampuan siswa menyerap isi informasi.
03. Menyampaikan informasi dari berbagai sumber dan mendis-kusikannya.
Informasi tentang topik tertentu (Quo Vadis Bahasa Melanesia?) dari majalah atau surat kabar).
• Membaca teks berjudul “Minim Perhatian Pemerintah Soal Kemanusiaan di Papua”
• Mencari, meringkas, dan mendikusikan pokok-pokok isi informasi.
• Mempresentasikan ringkasan isi teks.
• Memberikan tanggapan dan penyampaian ringkasan isi teks.
• Siswa membaca teks berjudul “Minim Perhatian Pemerintah Soal Kemanusiaan di Papua”.
• Siswa mencari, meringkas, dan mendiskusikan isi informasi.
• Siswa mempresentasikan isi informasi teks.
• Siswa memberikan tanggapan terhadap penyampaian ringkasan isi teks temannya (kelompok lainnya).
3x45 menit
1. Penelususran 2. Membaca
dan menulis 3. Diskusi 4. Presentasi
• Teks bacaan
““Minim Perhatian Pemerintah Soal Kemanusiaan di Papua”
• Bolpen dan ketas/buku
• Tes lisan tentang kemampuan siswa menyerap informasi dan memberikan tanggapan pribadinya tentang isi informasi.
• Tes tertulis tentang kemampuan siswa menyerap isi informasi diskusi.
• Proyek: 1. Siswa mencari teks
yang memuat tentang Papua.
2. Siswa merangkum dan memberikan tanggapan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
220
terhadap isi informasi kemudian melaporkan dengan menyertakan sumbernya.
04. Menulis paragraf narasi
• Teks paragraf narasi.
• Struktur paragraf narasi.
• Menunjukkan karakteristik paragraf narasi.
• Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri narasi.
• Menyusun paragraf narasi tentang benda atau manusia.
• Menyusun paragraf narasai berdasarkan tema/topik tertentu.
• Menyunting paragraf narasi yang ditulis teman.
• Siswa menunjukkan karakteristik paragraf narasi.
• Siswa mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri narasi.
• Siswa menyusun paragraf narasii berdasarkan tema tertentu.
• Siswa menyunting paragraf narasi teman.
3x45 menit
1. Permainan kartu.
2. Menulis paragraf narasi
3. Diskusi kelompok kecil
4. Presentasi • Contoh paragraf
atau karangan narasi
• Potongan gambar kronologis peristiwa.
• Kertas dan bolpen.
• Tes lisan dan tertulis tentang pengetahuan dan keterampilan siswa tentang paragraf narasii.
• Proyek: siswa menentukan topik, menulis karangan narasi dan melaporkannya.
Unit II Kebudayaanku Identitasku 05. Mendengarkan
cerita rakyat yang disampaikan (dibacakan) secara langsung
• Cerita rakyat Papua.
• Mendengarkan cerita rakyat. • Menentukan isi atau amanat
yang terdapat di dalam cerita rakyat.
• Mengutarakan secara lisan nilai-nilai terkandung dalam cerita rakyat dengan memperhatikan
• Siswa berlatih vokal (membaca kalimat lepas)
• Siswa mendengarkan cerita rakyat.
• Siswa menemukan dan menentukan amanat yang terdapat dalam cerita rakyat.
3x45 menit
• Membaca (penelusuran)
• Diskusi • Menulis cerita
• Teksn cerita
rakyat Papua
• Tes tertulis tentang kemampuan siswa menganalisis dan mahami cerita rakyat.
• Tes lisan tentang kemampuan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
221
maupun melalui rekaman dan mengungkap-kan unsur-unsur di dalamnya.
vokal dan pelafalan. • Membandingkan nilai-nilai
dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini.
• Mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis.
• Mencaritahu dan menulis cerita rakyat dari daerahnya.
• Siswa mengutarakan secara lisan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat dengan memperhatikan vokal dan pelafalan..
• Siswa mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis dengan menggunakan kata-kata sendiri.
• Siswa mencaritahu dan menulis cerita rakyat dari daerahnya.
“Kohei Daba dan Terjadinya Cenderawasih”
• Tape recorder • Kertas dan
bolpen.
mengutarakan secara lisan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat serta kemampuan siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan berkaitan dengan isi cerita.
• Produk: siswa mendokumentasikan berbagai cerita rakyat yang berasal dari sukunya.
06. Membaca pemahaman teks nonsastra
Teks nonsastra tentang budaya.
• Mengidentifikasi ide pokok masing-masing teks.
• Mendiskusikan dan menuliskan kembali isi masing-masing bacaan dalam beberapa paragraf.
• Siswa mengidentifikasi ide pokok masing-masing teks.
• Siswa mendiskusikan dan menuliskan kembali isi masing-masing bacaan dalam beberapa paragraf.
2x45 menit
1. Penelusuran 2. Analisis 3. Diskusi 4. Presentasi • Teks bacaan
Menengok Isi Kebudayaan dan Qua Vadis, 250-an Bahasa Daerah di Papua”
• Tes tertulis kemampuan pemahaman isi teks.
• Tes lisan kemampuan siswa menganalisis dan memberikan tanggapan tentang teks.
• Produk: Kemmpuan siswa
mencari artikel yang memuat masalah masalah sosial, budaya Papua dan merangkum isi dengan menyertakan sumbernya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
222
07. Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi.
• Kalimat baku untuk perkenalan diri (memperkenalkan diri dan orang lain).
• Lafal dan Intonasi kalimat perkenalan.
• Memperkenalkan diri dengan mengucapkan kalimat perkenalan, misalnya sebagai moderator dan atau pembawa acara.
• Menunjukkan tanda perhentian kalimat dengan tepat.
• Menempatkan jedah yang tepat dalam mengungkapkan kalimat.
• Mencatat dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan teman.
• Siswa berlaku seperti moderator dalam acara seminar.
• Siswa memperkenalkan diri dan para pembicara dengan mengucapkan kalimat perkenalan yang baku dengan lancar dan intonasi yang tidak monoton.
• Siswa menempatkan jedah yang tepat dalam mengungkapkan kalimat.
• Siswa mencatat dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan teman.
3x45 menit
1. Diskusi kelompok.
2. Presentasi. 3. Berbicara • Kartu peran
(moderator, pembawa acara atau pembicara).
• Kertas dan bolpen
• Tes tertulis kemampuan siswa tentang kelimat baku perkenalan.
• Tes kinerja: 1. Kemampuan siswa
memperkenalkan diri dan orang lain dengan menggunakan kalimat baku serta memperhatikan intonasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
223
08. Menulis paragraf argumentasi
Paragraf Argumentasi
• Menemukan ciri paragraf argumentasi.
• Mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi..
• Menentukan pola pengembangan argumentasi.
• Menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan sebagainya).
• Menentukan rincian atau gagasan pendukungnya.
• Menulis paragraf argumentasi dengan memperhatikan pola pengembangannya.
• Mengomentari hasil tulis teman.
• Siswa menemukan cirri paragraf argumentasi.
• Siswa mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi..
• Siswa menentukan pola pengembangan argumentasi.
• Siswa menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan sebagainya).
• Siswa menentukan rincian atau gagasan pendukungnya.
• Siswa menulis paragraf argumentasi dengan memperhatikan pola pengembangannya.
• Siswa menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman.
3x45 menit
1. Penemuan 2. Diskusi 2. Menulis 3. Presentasi
• Contoh paragraf berpola pengembangan argumentasi.
• Bolpen kertas.
• Tes tertulis pengetahuan siswa tentang karangan (paragraf) argumentasi
• Proyek: Kemampuan siswa membuat paragraf/karangan argumentas.
Unit III Lingkunganku Masa Depanku 09. Mendengarkan
informasi dari siaran atau tuturanlangsung
• Teks berita
tentag hutan Ciri berita
• Mendengarkan berita di radio, televisi atau yang dibacakan oleh temannya di kelas.
• Mengungkapkan kembali isi berita.
• Berlaku sebagai reporter dan narasumber.
• Menjawab pertanyaan berhubungan dengan isi berita radia/televisi.
• Siswa mendengarkan berita di radio, televisi (rekaman) atau yang dibacakan oleh temannya di kelas.
• Siswa mendaftar pertanyaan yang diajukan reporter.
• Siswa mengungkapkan kembali isi berita dengan memperhatikan unsur berita.
• Siswa berlaku sebagai reporter
3x45 menit
1. Membaca 2. Penelusuran 3. Menulis dan
berbicara. • Teks berita
“Green Peace Ingatkan Lindungi Hutan Papua” dan Menhut
• Tes tertulis
kemampuan menyimak tentang isi teks.
• Tes kinerja: Kemampuan siswa bermain peran (berlaku sebagai wartawan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
224
dan narasumber. • Menjawab pertanyaan
berhubungan dengan isi berita radia/televisi.
Desak Usut kasus Ilegal Logging”
• Bolpen dan kertas.
• Produk: kemampuan siswa mendengarkan berita dan melaporkannya.
10. Membaca dan menganalisis sebuah cerpen
• Naskah cerpen
• Unsur-unsur cerpen.
• Membaca dan menceritakan kembali isi cerpen yang dibaca.
• Mengungkapkan latar dan penokohan dalam cerpen dengan menunjukkan kutipan yang mendukung.
• Mengaitkan cerpen dengan kehidupan sehari-hari serta memberikan tanggapan.
• Siswa mengamati cerita bergambar.
• Siswa menemukan tokoh, setting, dan lainnya.
• Siswa membaca cerpen dan menceritakan kembali isi cerpen yang dibaca.
• Siswa mengungkapkan latar dan penokohan dalam cerpen dengan menunjukkan kutipan yang mendukung.
• Siswa mengaitkan cerpen dengan kehidupan sehari-hari serta memberikan tanggapan.
3x45 menit
1. Pengamatan 2. Penelusuran 3.Analisis 4..Membaca 5.Menulis
Presentasi
Teks cerpen “Nyanyian Hutan Perawan dan Pasirah Basman Penjual Tanah Adat”.
• Tes tertulis
kemampuan pemahaman unsur-unsur cerpen dan isi cerpen.
• Tes lisan tentang kemampuan siswa memberikan tanggapan tentang cerpen.
11. Menulis paragraf deskripsi
• Paragraf deskripsi
• Struktur paragraf deskripsi
• Menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi.
• Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri deskripsi.
• Menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan dan pendengaran.
• Menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema/topik tertentu.
• Siswa mencabut undian tentang simbol benda (orang, rumah, pohon atau benda yang lainnya)
• Siswa melakukan pengamatan yang mencacat ciri-ciri dan hal-hal yang unik dari obyek yang diamatinya.
• Siswa memaparkan hasil pengamatannya dalam satu paragraf.
• Siswa menemukan karakteristik
1. Mencabut kartu simbol tentang obyek
2. Diskusi kelompok kecil
3. Presentasi 4. Menulis
• Contoh paragraf deskripsi.
• Obyek di
• Tes tertulis pemahaman siswa tentang paragraf deskripsi dan menyunting paragraf deskripsi.
• Tes kinerja tentang kemampuan siswa ilustrasi gambar berdasarkan pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
225
• Menyunting paragraf deskripsi yang ditulis teman.
paragraf deskripsi. • Siswa menyunting paragraf
deskripsi teman. • Siswa mendaftar topik-topik
yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri deskripsi.
lingkungan sekolah.
• Buku/kertas dan bolpen
• Produk: kemampuan sisiwa dalam mentukan topik, observasi, mendata, menulis karangan deskripis dan melaporkannya dalam bentuk karangan deskripsi.
12. Menceritakan berbagai pengalaman sendiri dan orang lain.
• Kata penghubung antarkalimat dan intrakalimat.
• Naskah cerita pengalaman yang lucu, menggembirakan, meng-harukan dan lain-lain.
• Menghubungkan dan melengkapi kata penghubung antarkalimat.
• Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi (yang lucu, menyenangkan, mengharukan dan sebagainya) dengan pilihan kata dan ekspresi yang sesuai.
• Mengajukan pertanyaan tentanng pengalaman yang diceritakan.
• Siswa menghubungkan dan melengkapi kata penghubung antarkalimat.
• Siswa menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi dengan pilihan kata dan ekspresi yang sesuai.
• Siswa mengajukan pertanyaan tentang pengalaman yang diceritakan teman.
3x45 menit
1. Penelusuran 2. Diskusi 3. Presentasi. 4. Peragaan 5. Menulis cerita. • Teks “Cerita
dari Nabire dan Ketahuan Nyontek”
• Buku/kertas dan bolpen.
• Tes tertulis tentang Kata penghubung antarkalimat.
• Tes lisan tentang: 1. Kemampuan siswa
dalam menceritakan pengalamannya.
2. Kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan atas pengalaman yang diceritakan siswa.
• Produk: kemampuan siswa membuat tulisan tentang cerita pengalaman pribadi.
Unit IV Pendidikan itu Membebaskan 13. Membaca
ekstensif teks nonsastra (membaca profil)
• Teks nonsastra tentang profil.
• Mengidentifikasi ide pokok masing-masing teks.
• Mendiskusikan dan menuliskan kembali isi masing-masing bacaan dalam beberapa paragraf.
• Siswa mengidentifikasi ide pokok masing-masing teks.
• Siswa mendiskusikan dan menuliskan kembali isi masing-masing bacaan dalam beberapa paragraf.
3x 45 menit
1. Penelusuran 2. Analisis 3. Diskusi dan presentasi • Teks “Uang
• Tes tertulis tentang kemampuan siswa memahami isi teks.
• Tes lisan: Kemampuan siswa menganalisis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
226
Bukan Segalanya, Buta Huruf di Papua, dan Pendidikan Kebutuhan Sepanjang Hayat”,
• Buku/kertas dan bolpen
memberikan tanggapan tentang teks.
• Produk: 1. Kemmpuan siswa
membuat opini berdasarkan teks yang dibaca.
14. Menulis surat
resmi. • Surat
perizinan, surat penawarn, berita keluarga, belasungkawa, dan ucapan selamat.
• Kalimat Surat dan EYD
• Mengidentifikasi struktur surat perizinan, surat penawarn, berita keluarga, belasungkawa, dan ucapan selamat
• Menentukan komponen-komponen surat perizinan, surat penawarn, berita keluarga, belasungkawa, dan ucapan selamat.
• Menulis surat perizinan, surat penawarn, berita keluarga, belasungkawa, dan ucapan selamat.
• Menyunting surat tulisan teman dengan mempergunakan EYD, diksi, dan bahasa
• Siswa mengidentifikasi struktur surat perizinan, surat penawarn, berita keluarga, belasungkawa, dan ucapan selamat.
• Siswa menentukan komponen-komponen surat perizinan, surat penawarn, berita keluarga, belasungkawa, dan ucapan selamat.
• Siswa menulis Suratperizinan, surat penawarn, berita keluarga, belasungkawa, dan ucapan selamat.
• Siswa menyunting surat tulisan teman dengan mempergunakan EYD, diksi, dan bahasa.
3x45 menit
1. Analisis 2. Menulis surat 3. Bermain peran
(ada yang tidak masuk sekolah, ada yang ualng tahun, ada yang berduka, ada yang menawarkan barang.
• Teks surat
resmi • Kertas, bolpen,
amplop dan lain-lain.
• Tes tertulis kemampuan memahami jenis-jenis surat dan urutan pembutan surat resmi.
• Serta kemampuan siswa menganalisis dan memberikan tanggapan berbagai jenis surat resmi.
• Produk: kemampuan siswa membuat surat resmi dengan memperhatikan EYD, diksi, dan bahasa serta urutan penyajian yang benar.
15. Mendengarkan pembacaan puisi yang disampaikan secara langsung
• Hakikat puisi (unsur-unsurnya)
• Teks puisi
• Memahami hakikat puisi termasuk unsure-unsurnya.
• Menentukan tema puisi yang sampaikan.
• Mengungkapkan makna yang
• Siswa memahami hakikat puisi (unsure-unsurnya).
• Siswa menentukan tema puisi yang disampaikan.
• Siswa mengungkapkan makna
3x 45 menit
1. Penelusuran 2. Analisi 3. Presentasi 4. Menulis dan
menggambar.
• Tes tertulis kemampuan siswa mahami puisi dan unsur-unsur (tentang puisi yang disimaknya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
227
ataupun melalui rekaman dan mengungkapkan unsur-unsur di dalamnya.
terkandung dalam puisi yang dibacakan.
• Mengungkapkan pesan dalam puisi yang dibacakan.
yang terkandung dalam puisi yang dibacakan.
• Siswa mengungkapkan pesan dalam puisi yang dibacakan.
• Siswa membuat ilustrasi gambar tentang isi puisi.
• Teks puisi “Menyesal, Aku, dan Aku Ingin”
• Contoh teks analisis puisi “Chairil dalam Sajak Aku”.
• Kertas/buku dan bolpen
• Tes kinerja: Kemampuan siswa membacakan puisi.
• Tes tertulis tentang mampuan siswa menganalisis puisi (makna dan pesan/amanat puisi)
• Produk: kemampuan siswa membuat puisi dengan tema tertentu.
Unit V Sehat itu Indah 16. Menulis hasil
wawancara • Kalimat
tanya. • Wawancara • Profil/berita
hasil wawancara.
• Mengenal kalimat tanya. • Menentukan topik aktual dan
memilih narasumber yang tepat untuk diwawancarai.
• Menyusun daftar pertanyaan dengan memperhatikan kelengkapan isi (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana).
• Mencatat pokok-pokok informasi dari narasumber dan menulis ke dalam beberapa paragraf dengan ejaan dan tanda baca yang benar.
• Siswa mengenali berbagai kalimat tanya.
• Siswa menentukan topik aktual. memiiih narasumber yang tepat untuk diwawancarai.
• Siswa menyusun daftar pertanyaan.
• Siswa mencatat pokok-pokok informasi dari narasumber dan menulis.
• Siswa membuat mewawancari dan membut profil salah satu tokoh pendidikan
3x45 menit
1. Membaca 2. Permaina
n kartu 3. Diskusi
kelompok kecil
4. Menulis 5. Presentasi
• Teks “Suara
Emas Anak Papua”
• Buku dan bolpen
• Tes tertulis pengetahuan siswa tentang kalimat tanya dan wawancara.
• Tes kinerja: 1. Kemampuan siswa
dalam melakukan wawancara.
2. Tes lisan tentang kemampuan siswa mempresentasikan, menanggapi dan memberikan jawaban atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
228
presentasi hasil wawancara teman lain.
• Produk: 1. Kemampuan siswa
dalam melakukan wawancara dan melaporkannya dalam bentuk berita/profil.
17. Menganalisis sebuah cerpen.
• Naskah cerpen
• Unsur-unsur cerpen.
• Membaca dan menceritakan kembali isi cerpen yang dibaca.
• Mengungkapkan latar dan penokohan cerpen dengan menunjukkan kutipan yang mendukung.
• Mengaitkan cerpen dengan kehidupan sehari-hari serta memberikan tanggapan. .
• Siswa membaca cerpen dan menceritakan kembali isi cerpen yang dibaca.
• Siswa mengungkapkan latar dan penokohan dalam cerpen dengan menunjukkan kutipan yang mendukung.
• Siswa mengaitkan cerpen dengan kehidupan sehari-hari serta memberikan tanggapan.
3x45 menit
1. 2. Penelusuran 2..Analisis 3.Membaca dan menulis Teks cerpen “Pahlawan Kecil” • Kertas/buku
dan bolpen.
• Tes tertulis kemampuan pemahaman unsur-unsur cerpen dan isi cerpen.
• Tes kinerja: Kemampuan membuat ilustrasi tentang isi teks cerpen.
Proyek: Kemampuan siswa menganalisis cerpen (menghubungkan dengan kehidupan nyata) dan melaporkan dalam bentuk tulisan.
18. Menulis paragraf eksposisi
• Paragraf eksposisi
• Teks paragraf eksposisi
• Menunjukkan ciri paragraf eksposisi
• Mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi.
• Menentukan pola
• Siswa menunjukkan cirri paragraph eksposisi
• Siswa mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi.
• Siswa menentukan pola
3x45 menit
1. Analisisi 2. Menulis • Teks paragraf
eksposisi “Warga Pedalaman
• Tes tertulis tentang pengetahuan siswa tentang paragraf eksposisi serta kemampuan siswa menunjukkan karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
229
pengembangan (dari khusus ke umum atau khusus ke umum).
• Menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan sebagainya).
• Menentukan rincian atau gagasan pendukungnya.
• Menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan pola pengembangannya.
• Menyunting paragraf eksposisi yang ditulis teman.
pengembangan (dari khusus ke umum atau khusus ke umum).
• Siswa menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan sebagainya).
• Siswa menentukan rincian atau gagasan pendukungnya.
• Siswa menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan pola pengembangannya.
• Siswa menyunting paragraf eksposisi yang ditulis teman.
Lebih Banyak Mengidap HIV/AID”
• Buku/kertas dan bolpen
paragraf eksposisi. • Tes lisan tentang
kemampuan siswa menyunting dan mengajukan pertanyaan dan menjawab paragraf eksposisi.
Produk: Kemampuan sisiwa dalam mentukan topik, observasi, mendata, menulis karangan eksposisi dan melaporkannya dalam bentuk karangan eksposisi.
19. Membaca Tebel, Grafik dan Peta
Tebel, Grafik dan Peta yang ada kaitan dengan Papua
• Mengungkapkan secara lisan atau tertulis isi tabel grafik, atau peta yang terdapat dalam becaan ke dalam beberapa kalimat dengan menggunakan kata-kata sendiri.
• Menyimpulkan isi tebel, grafik atau peta
• Siswa mengenali langkah-langkah membaca tabel, peta, atau grafik.
• Siswa membaca tabel, grafik atau peta.
• Siswa mengungkapkan secara lisan atau tertulis isi tabel grafik, atau peta yang terdapat dalam becaan ke dalam beberapa kalimat dengan menggunakan kata-kata sendiri.
• Siswa menerjemahkan atau menyimpilkan isi tebel, grafik atau peta
3x45 menit
1. Analisisi 2. Menulis • Tabel
“Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia” dan Peta Angka Harap Hidup”
• Buku/kertas dan bolpen
• Tes lisan dan tertulis tentang isi informasi grafik, tabel atau peta serta menerjemahkan grafik, tabel atau peta.
• Produk: Kemampuan sisiwa mencari, membaca dan menerjemahkan dalam bahasa tulisan.
Unit VI Hak Asasi Manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
230
20. Memberikan kritik atau memberi dukungan
Teks kontroversi
• Membuat pendataan persoalan-persolan yang sedang diperdebatkan.
• Merumuskan pokok persoalan • Memberikan kritik atau
dukungan dengan menyertai alasan atau bukti.
• Siswa membuat pendataan tentang persoalan-persolan yang sedang diperdebatkan di dalam masyarakat.
• Merumuskan pokok persoalan (masalah apa, terjadi di mana, siapa saja yang terlibat dan lain-lainnya).
• Siswa memberikan kritik atau dukungan dengan menyertai alasan atau bukti.
2x 45 menit
1. Analisis 2. Penelusuran 3. Diskusi 4. Menulis 5. Presentasi • Teks bacaan
tentang HAM • Buku/kertas
atau bolpen.
• Tes lisan tentang kemampuan siswa memahami persoalan serta memberikan dukungan dan kritik.
• Produk: Kemampuan mencari berita tentang HAM yang kontroversi dan memberikan dukungan atau kritikan secara tertulis.
21. Menulis paragraf persuasi
• Paragraf persuasi
• Teks paragraf persuasi
• Menunjukkan ciri paragraf persuasi
• Mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasi.
• Menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan sebagainya).
• Menentukan rincian atau gagasan pendukungnya.
• Menulis paragraf persuasi dengan memperhatikan pola pengembangannya.
• Menyunting paragraf persuasi yang ditulis teman.
• Siswa menunjukkan ciri paragraf persuasi
• Siswa mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasi.
• Siswa menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan sebagainya).
• Siswa menentukan rincian atau gagasan pendukungnya.
• Sisiwa menulis paragraf persuasi dengan memperhatikan pola pengembangannya.
• Siswa menyunting paragraf
3x 45 menit
1. Analisisi 2. Menulis • Teks paragraf
persuasi • Buku/kertas
dan bolpen.
• Tes tertulis pengetahuan siswa tentang paragraf persuasi, kemampuan siswa menunjukkan karakteristik paragraf persuasi, serta kemampuan siswa mendaftar topik-topik dan menyusun paragraf persuasi
3. Kemampuan siswa menyunting dan mengajukan pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
231
persuasi yang ditulis teman. • Produk: kemampuan sisiwa dalam menentukan topik, dan menulis paragraf persuasi.
22. Membaca
ekstensif dari berbagai sumber
• Berbagai teks (yang dicari siswa).
• Menentukan satu topik berdasarkan diskusi.
• Mengumpulkan sumber tentang topik tertentu yang disepakati dari (sekurang-kurangnya) empat sumber tertulis.
• Mendaftar pokok-pokok pikiran dari tiap sumber.
• Menyarikan isi pokok dari tiap sumber.
• Merangkum isi dari seluruh sumber ke dalam beberapa paragraf.
• Siswa menentukan satu topik berdasarkan diskusi.
• Siswa mengumpulkan sumber tentang topik tertentu yang disepakati dari (sekurang-kurangnya) empat sumber tertulis.
• Siswa mendaftar pokok-pokok pikiran dari tiap sumber.
• Siswa menyarikan isi pokok dari tiap sumber.
• Siswa merangkum isi dari seluruh sumber ke dalam beberapa paragraf.
3x 45 menit
1. Penelusuran 2. Analisis 3. Diskusi 4. Menulis • Teks bacaan
“Semua Sama; Pencairan dana BLT di Mulia Rusuh; dan 75 Persen Rakyat Papua Hidup di Bawah Garis Kemiskinan”
• Tes tertulis dan lisan tentang isi informasi dari teks yang dicari siswa.
• Proyek: Kemampuan siswa mendaftar, menyarikan, merangkum dan melaporkan, teks tentang HAM
23. Menulis surat resmi.
• Surat belasungkawa dan ucapana terima kasih.
• Menulis surat belasungkawa dan ucapana terima kasih.
• Penggunaan kalimat efektif dalam surat belasungkawa dan ucapana terima kasih.
• Menyunting surat tulisan teman dengan memperhatikan penggunaan EYD, diksi, dan bahasa.
• Siswa menulis surat belasungkawa dan ucapan terima kasih.
• Siswa menggunakan kalimat efektif dalam surat. belasungkawa dan ucapana terima kasih.
• Siswa menyunting surat tulisan teman dengan memperhatikan penggunaan
3x45 menit
1. Analisis 2 Presentasi 3. Menulis
• Contoh surat belasungkawa dan ucapana terima kasih
• Tes tertulis kemampuan memahami jenis dan urutan penyajian surat belasungkawa dan ucapana terima kasih serta kemampuan siswa menganalisis dan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
232
EYD, diksi, dan bahasa. tanggapan surat belasungkawa dan ucapana terima kasih.
• Produk: kemampuan siswa membuat surat belasungkawa dan ucapana terima kasih dengan memperhatikan EYD, diksi, dan bahasa serta urutan penyajian yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
233
DAFTAR PUSTAKA
Bintoro. Yustinus Wahyu. 2004. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Sastra Drama Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Untuk Kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Muntilan. Skrpsi. Yogyakarta: PBSD, FKIP, Universitas
Sanata Dharma.
Dawud, ddk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonsesia untuk SMA Kelas X (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. Dr. Prof. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. Dr. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Praktek dan Implementasi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prasetyo, Aris Wahyu. 2003. Pengembangan Silabus dan Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum Berbasisi
Kompetensi untuk Kelas I Semester I SMU Pangudi Luhur Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSD, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Puskur (Depdiknas). 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
234
…………………… 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Depdiknas.
…………….…….. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA (Pelayanan Profesional Kurikulm
2004). Jakarta: Depdiknas.
Rodriguez. 2005. Pengembangan Silabus dan Materi Pelajaran Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester I SMA St.
Paulus Surakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSD, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Silberman, L. Melvin. 1996. Active Learning:101 Strategies to Teach Any Subjeck (judul asli); 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar
Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media dengan Nuansa.
Surapranata. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
…………... 2005. Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Sindora, Leny.2004.Pengembangan Materi Pembelajaran Menulis Cerita dengan Media Gambar Untuk Siswa Kelaqs III Sekolah Dasar
Kanisius Kota Baru II Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
235
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Penelusuran www. infopapua.com
Penelusuran www. google.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas
untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester
Disusun Oleh: Yermias Degei
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
237
KATA PENGANTAR Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan dalam rangka membebaskan
manusia dari berbagai persoalan yang melingkupinya dan mempertemukan manusia
dengan kodrat sejatinya, yaitu kemanusiaan. Pendidikan merupakan salah satu
upaya mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia agar terhindar dari
berbagai bentuk penindasan, pembodohan sampai kepada ketertinggalan.
Pendidikan pembebasan adalah pendidikan yang diletakkan di tengah-
tengah realitas kehidupan masyarakat. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1999 menegaskan perlunya diversifikasi kurikulum yang dapat melayani
keanekaragaman kemampuan sumber daya manusia, kemampuan siswa, sarana
pembelajaran dan budaya di daerah merupakan angin segar untuk meletakkan
pendidikan di tengah-tengah realitas sosial masyarakat. Dengan demikian, proses
pendidikan diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih baik bagi katerlibatan
guru-guru untuk bereksplorasi kemampuannya secara mendalam sesuai kebutuhan
siswa dan realitas sosial masyarakatnya.
Berkaitan dengan itu, kurikulum baru memberikan keleluasaan kepada
sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus dan materi pembelajaran
sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta
kebutuhan masyarakat. Sekolah diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran
secara (aktif) efektif dan materi pembelajaran diharapkan relevan dengan
tuntutan/kebutuhan siswa dan lingkungan tanpa menutup diri terhadap tuntutan
nasional dan global.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa bahwa belajar bahasa adalah
belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan
nilai-nilai kemanusiaanya (Depdiknas, 2003:3). Oleh karena itu, pembelajaran mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa dan bersastra siswa aktif. Keterampilan berbahasa dalam bentuk
keterampilan mengungkapkan pikiran, gagasan, ide, pendapat, pesetujuan,
keinginan, maupun menyampaikan informasi tentang peristiwa oleh siswa sangat
penting. Hal itu disampaikan melalui aspek kebahasaan berupa kata, kalimat,
paragraf, dengan mempertimbangkan ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis
serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa
lisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
238
Dengan demikian, buku teks materi pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire dikembangkan berbasis
kompetensi dan lokalitas Papua. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang
menghargai realitas masyarakat, khususnya realitas perbedaan siswa SMA YPPK
Adhi Luhur Nabire sangat penting.
Buku teks ini dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar yang termuat
dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2004. Buku teks mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Maka, untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu, buku teks ini disusun dengan memperhatikan beberapa kriteria,
antara lain (1) kaya dengan kegiatan siswa dalam berbahasa dan bersastra, (2)
kegiatan yang dirancang bervariasi dan menarik, (3) mengutamakan kegiatan siswa,
(4) teks yang dikutip aktual dan kontekstual, (5) desain yang indah dan menarik, (6)
dilengkapi dengan ilustrasi dan gambar yang merangsang imajinasi siswa.
Buku teks ini terdiri dari enam unit yang masing-masing unit terdiri dari empat
kompetensi dasar, kecuali unit empat terdiri dari tiga kompetensi dasar. Buku teks
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA YPPK Adhi
Luhur Nabire ini terdiri dari empat kegiatan siswa pada tiap kompetensi dasar.
Keempat kompetensi dasar, yaitu (1) kegiatan apresiasi (eksplorasi), (2) kegiatan inti
pembelajaran, (3) kegiatan akhir (pengayaan), dan kegiatan lanjutan (kegiatan di
luar pembelajaran di kelas). Buku teks ini merupakan buku pegangan siswa dalam
pembelajaran maka petunjuk melaksanakan kegiatan disajikan dengan sederhana.
Dengan demikian, tugas guru dalam pembelajaran adalah mendampingi siswa untuk
belajar.
Akhirnya, penulis berharap buku teks mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia ini dapat berguna untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan
bersastra siswa SMA YPPK Adhi Luhur Nabire khususnya dan Papua umumnya di
kemudian hari.
Yogyakarta, Juni 2007
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
239
Cover Buku .................................................................. i Kata Pengantar ............................................................. ii Daftar Isi ...................................................................... iii Back To Shool .......................................................... v
Unit I Mengenal Papua Lebih Dekat ....................................................... 1 1.1 Membaca Cepat Teks Nonsastra 250 kata/menit ........................... 2 1.2. Mendengarkan Pengalaman Orang Lain dan Memberikan
Tanggapan ....................................................................................... 10 1.3. Menyampaikan Informasi dari Berbagai Sumber dan Mendiskusikannya .................................................................. 15 1.4 Menulis Paragraf Narasi ................................................................ 24
Unit II Kebudayaanku Identitasku ......................................................... 25 2.1 Mendengarkan Cerita Rakyat yang Disampaikan secara
Langsung maupun melalui Rekaman dan Mengungkapkan Unsur-unsurnya .............................................................................. 26
2.2 Membaca Pemahaman Teks Nonsastra .......................................... 36 2.3 Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi ......... 41 2.4 Menulis Paragraf Argumentasi ...................................................... 45
Unit III Lingkunganku Masa Depanku .................................................. 50 3.1 Mendengarkan Informasi Siaran Radio dan Televisi atau Tuturan Langsung ......................................................................................... 51
3.2 Menganalisis Cerita Pendek (Cerpen) ............................................ 56 3.3 Menulis Paragraf Deskripsi ............................................................ 66 3.4 Menceritakan Pengalaman Sendiri dan Orang Lain ....................... 74
Unit IV Pendidikan Itu Membebaskan ................................................... 75 4.1 Membaca Ekstensif Teks Nonsastra .............................................. 76 4.2 Menulis Surat Resmi ....................................................................... 81 4.3 Mendengarkan Pembacaan Puisi .................................................... 89
Unit V Sehat Itu Indah ............................................................................. 94 5.1 Menulis Hasil Wawancara .............................................................. 95 5.2 Menganalisis Cerpen ....................................................................... 100 5.3 Menulis Paragraf Eksposisi ............................................................. 107 5.4 Membaca Tabel, Grafik, Peta, dan Bagan ....................................... 112
Unit VI Hak Asasi Manusia ..................................................................... 117 6.1 Memberi Kritik dan Dukungan ....................................................... 118 6.2 Menulis Paragraf Persuasi................................................................ 122 6.3 Membaca Ekstensif Berbagai Teks Nonsastra................................. 125 6.4 Menulis Surat Belasungkawa dan Ucapan Terima Kasih ............... 129
Daftar Pustaka ........................................................................................... 135 Daftar Bacaan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia....................................... 140 Biodata Penulis ........................................................................................... 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
240
Apakah kita sudah lupa membaca atau tidak peka pada tanda-tanda alam. Ribuan burung terbang menjauhi pantai. Binatang-binatang berlari dari pesisir pantai ke pegunungan. Mereka selamatkan diri amukan tsunami. Sementara itu manusia tidak tahu apa yang bakal terjadi.
Mengapa manusia tidak mengantisipasi terjadinya peristiwa itu? Ya, kita alpa, kita lupa. Padahal sudah diketahui bahwa kita tinggal di wilayah yang rawan bencana (tsunami, gempa bumi, banjir, dan entah bencana apalah).
*** Setelah sembilan tahun lebih berproses dalam belajar di TK, SD, dan SMP,
kini Anda telah menginjakkan kaki di tingkat SMA. Ke depan, Anda akan terus belajar di sekolah (dalam ruang kelas) maupun sekolah kehidupan (kehidupan nyata). Setelah berproses selama tiga tahun di SMA, Anda akan beranjak ke jenjang yang lebih tinggi (perguruan tinggi). Lalu, pada saatnya nanti, Anda akan terjun ke dunia nyata untuk mengambil bagian dalam penyelamatan umat manusia (kerja).
Sebelum jauh melangkah, ada sebuah pertanyaan untuk direnungkan: Apa yang harus saya lakukan sekarang ini? Siapkah saya menghadapi tantangan-tantangan masa kini maupun masa depan?
“Tanda” masa depan ini lebih jelas dari tanda-tanda alam sebelum terjadinya bencana. Maka, satu cara untuk mempersiapkan diri adalah terus belajar, memperkaya diri dengan wawasan, pengalaman, membuka mata (membaca), membuka telinga (mendengarkan). Belajar bisa di mana saja, bisa kapan saja, dan dengan siapa saja. Jadikan “semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru.”
Yang terpenting adalah “Non scholae sed vitae discimus” –manusia belajar bukan untuk mencari angka-angka (nilai dan ijazah) melainkan belajar untuk hidup. Yang terpenting adalah keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan. Sekolah adalah tempat Anda belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Namun, di luar sana di sekolah kehidupan juga disediakan serangkaian pengalaman dan pendidikan yang unik (tiada duanya).
Nah, sekarang kita kembali ke sekolah. Mari kita belajar. Kita perlu ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mengantisipasi datangnya bencana kehidupan. Siapa tahu kita menjadi anak kecil yang menyelamatkan banyak orang, khususnya keluarga kita, daerah kita, dan bangsa kita. Hanya kemauan, keberanian, pengetahuan, ketekunan, dan kedisiplinan yang mengantarkan Anda menyelamatkan banyak orang. Ingat anak kecil di Phuket Thailand. Maka, selamat belajar teman. Sukses untukmu selalu!
Yogyakarta, Juni 2007
Penulis
Di Phuket Thailand, seorang anak kecil menyelamatkan puluhan wisatawan dari terjangan tsunami. Ia ingat dari pelajaran yang diberikan gurunya. Bahwa kalau ada gempa bumi, dan tiba-tiba laut surut, segeralah lari menjauhi pantai, dan mencari tempat yang tinggi. Ketika melihat kejadian yang sama dengan yang diingatnya itu, anak itu segera memberitahu orang tuanya dan para wisatawan lain. Mereka mengikuti peringatan si anak itu sehingga tidak sedikit orang yang diselamatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
241
Unit I
Mengenal Papua Lebih Dekat
“Kini kita dinilai dengan tolak ukur baru: tak hanya sepintar apa kita, atau seahli,atau sepakar apa kita,
tetapi juga sebaik apa kita menangani diri sendiri (lingkungan) dan orang lain.”
--D aniel Goleman, 1998
Kompetensi Dasar:
Membaca cepat teks nonsastra 250 kata/menit Mendengarkan informasi dari siaran atau tuturan langsung dan
memberikan tanggapan Menyampaikan informasi dari berbagai sumber dan
mendiskusikannya Menulis ragam paragraf (paragraf narasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
242
Bagian Pertama Membaca Cepat Teks Nonsastra dengan Kecepatan 250 Kata/Menit Indikator:
Membaca cepat teks nonsastra dengan kecepatan 250 kata/menit Menemukan ide pokok paragraf dalam teks Menjawab pertanyaan tentang isi teks dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami Membuat ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat yang runtut
Apresiasi A. Mendengarkan Rekaman
Lafal adalah cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa; mengucapkan. Sementara, intonasi berkaitan dengan tinggi rendahnya nada seseorang pada saat mengucapkan bunyi bahasa. Mengucapkan bunyi bahasa dalam waktu tertentu di sebut kecepatan. Guru akan memperdengarkan rekaman pembacaan topik berita dan rekaman komentar sepak bola yang berbeda kecepatannya. Berikan komentar berkaitan dengan lafal, intonasi, dan kecepatannya!
Rekaman Pertama:
… Dari Washintong Inilah VOA Suara Amerika… Selamat pagi pendengar, bagi anda yang baru saja bergabung mengikuti siaran kami, saat ini, VOA suara Amerika tengah menyampaikan siaran fajar 2 Januari 2007. Dan, berbagai laporan
telah tersusun hingga akhir siaran nanti. Sesaat lagi kami sampaikan warta berita dengan pokok-pokok berita: pesawat penumpang dengan 102 penumpang dalam penerbangan dari Jawa ke Sulawesi, hilang; orang bersenjata Palestina menculik wartawan Barat; Presiden Bush memberikan penghormatan pada almarhum Presiden Gerard Ford. Demikian saudara pokok-pokok berita. Dan juga dalam siaran ini nanti kami sampaikan berbagai laporan antara lain, dari Moskow tentang penandatanganan perjanjian antara Rusia dan Belarus mengenai harga gas alam. Dan dapat anda ikuti setelah warta berita juga akan kami sampaikan berita olahraga, berita ekonomi dan bisnis, sains dan kedokteran, dan masih ada berbagai laporan lainnya. Baiklah saudara, sebelum kita sampai ke sana kita ikuti dahulu warta berita selengkapnya bersama rekan Jimmy Manan.
Rekaman Kedua:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
243
Berikan komentar Anda pada lembar kerja di bawah ini!
Rekaman Lafal Intonasi Kecepatan Rekaman Pertama ………… ……… ………………… Rekaman Kedua ………… ……… …………………
Kegiatan Inti
B. Mendata Kebiasaan Membaca
Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca orang akan mengetahui banyak hal. Kalau seseorang bersekolah tetapi tidak membaca, itu sama halnya dengan seseorang berjalan dalam gelap gulita. Membaca adalah obor dalam menuntut ilmu.
Teman Anda berlaku sebagai wartawan dan akan mewawancarai Anda selama lima menit, maka kenali kebiasaan membaca dengan menjawab pertanyaan teman Anda. Setiap orang harus mewawancarai satu orang dan diwawancarai oleh satu orang!
Wawancara Tentang Kebiasaan Membaca! Nama : Asal SMP : Alamat Rumah : Pengalaman Membaca :
No Pernyataan Jawaban
1. Berapa jam waktu Anda sediakan untuk membaca setiap hari?
……………………
2. Bacaan apa saja yang pernah Anda baca? …………………… 3. Bacaan apa saja yang Anda sukai? …………………… 4. Anda membaca untuk apa? …………………… 5. Biasanya Anda memeroleh bacaan di mana? …………………… 6. Boleh dikembangkan dengan pertanyaan-pertanyaan
lain yang sesuai dengan kebutuhan!
C. Membaca Cepat
Membaca adalah aktivitas seseorang untuk mendapatkan citra visual (melihat dan memahami isi dari apa yang tertulis). Kata (atau kata-kata) hanya dapat dibaca apabila mata seorang pembaca berhenti, bergerak, berhenti lagi, bergerak lagi, dan seterusnya. Proses berhenti dan bergerak ini memerlukan waktu tidak lebih dari seperenam detik. Maka kita diharapkan meningkatkan kecepatan membaca karena ada profesi yang menuntut kemampuan membaca, yaitu misalnya pembaca berita di televisi dan pembaca berita di radio. Latihan membaca adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat. Ada beberapa hal yang harus kita hindari dalam latihan membaca cepat adalah (1) membaca dengan bersuara, (2) membaca dengan menggerakkan bibir, (3) menunjuk kata demi kata dengan jari, (4) dan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan serta mata bergerak lembut.
Lakukan kegiatan berikut ini untuk meningkatkan kemampuan membaca!
1. Teks berjudul “Potret Ceria dan Asa Remaja Papua” di bawah ini terdiri dari 375 kata. Seorang pembaca yang baik dan cepat (dalam membaca cepat) hanya membutuhkan waktu 1 menit 30 detik untuk menyelesaikan semua teks. Bacalah teks di bawah ini dengan kecepatan tinggi!
Gunakan rumus berikut ini untuk menghitung kecepatan membaca!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
244
Jumlah kata yang dibaca
Jumlah waktu membaca (detik)
Jika anda membaca teks di atas ini dalam waktu 90 detik berarti kecepatan membaca Anda sebagai berikut: 375 90 Tit…tit…tik.. membaca mulai!
Potret Ceria dan Asa Remaja Papua
NAMANYA Mika Beanal. Umurnya baru 13 tahun dan saat ini duduk di bangku SMP kelas IX. Saat ditanya apa yang menjadi cita-citanya, Mika mengatakan, "Saya ingin menjadi sopir truk. Pekerjaan itu bisa membawa saya keluar dari gunung ini dan melihat kehidupan daerah lain," tuturnya. Terdengar aneh cita-cita salah seorang anak Amungme ini. Tapi cita-cita sederhana ini dapat dipahami jika diperhatikan aktivitas kesehariannya. Kampung tempat tinggalnya yang bernama Opitawak dikelilingi gunung dan perbukitan terjal dengan hutannya yang lebat. Terisolasinya kampung itu membuat warganya tidak pernah keluar dari kampung. Kampung Opitawak tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Apa yang mereka lakukan tidak banyak berbeda seperti apa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka pada ratusan tahun yang lampau. Mika menilai kehidupan seperti itu jauh tertinggal. Ia sangat yakin, di balik gunung terdapat daerah lain yang bisa membawa kemajuan bagi masyarakatnya. "Ketika ibu menyuruh saya sekolah, saya mau saja. Banyak teman saya tidak sekolah karena tidak disuruh oleh orang tua mereka. Saya sungguh beruntung. Dari pelajaran yang saya dapat di sekolah, ternyata kaum saya sudah jauh tertinggal," kata Mika. Orang tuanya kini tinggal ibunya saja. Ayahnya telah berpisah karena telah menikahi perempuan lain pada lima tahun yang lalu. Setiap harinya, sang ibu berjualan sayur di pasar Tembagapura yang berjarak tiga jam perjalanan. "Setiap hari, ibu saya jalan kaki menempuh 3 jam perjalanan ke pasar di Tembagapura. Dia berangkat pagi-pagi sekali, sebelum saya bangun tidur. Uang hasil jualan ibu ditabung untuk biaya sekolah saya dan kakak saya," tuturnya. Saat ini, Mika tidak mengeluarkan biaya untuk sekolah. Iuran bulanan dan buku diberi secara cuma-cuma oleh pemerintah kepada anak Amungme yang ingin bersekolah. Bahkan, setiap bulannya ia mendapat beasiswa Rp50.000. "Uang beasiswa itu saya beri ke ibu untuk ditabung buat biaya kuliah saya nanti,” tandasnya. Ambisi untuk mengubah hidupnya serta kaum miskin tidak terhalangi oleh beratnya alam yang mengisolasi daerah tempat tinggalnya. Minimnya sarana (karena hanya ada satu gedung sekolah dengan dua ruang belajar yang ada di kampungnya) tidak mematahkan semangatnya untuk terus berjuang. Ketika ditanya kembali soal cita-citanya tadi, ia buru-buru meralatnya. "Eh bukan, saya ingin jadi dokter saja. Biar saya bisa obati mama dan warga kampung yang sering sakit-sakit. Tapi, yang penting, saya bisa keluar dari gunung ini."
(Dikutip dengan penyesuaian dari Media Indonesia, 4 Juni 2005)
X 60 = jumlah kata per menit
X 60 = 250 kata per menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
245
Kosa Kata
potret : (1) gambar yang dibuat dengan kamera, foto; (2) gambaran, lukisan dalam bentuk paparan.
asa : harapan; semangat. tutur : ucapan; kata; perkataan. aktivitas : (1) kegiatan; (2) kerja atau salah satu kegiatan kerja yang
dilaksanakan dalam tiap bagian dalam perusahaan. terjal : curam hampir tegak lurus (lereng gunung, tebing). terisolasi (isolasi)
: (1) pemisahan suatu hal dari hal lain; pengasingan; (2) keadaan terpencilnya suatu wilayah karena jauh dari hubungan lalu lintas; (3) penghambatan arus listrik oleh suatu bahan sehingga arus ini tidak dapat mengalir.
menabung : menyimpan uang (di bank). iuran : jumlah uang yang harus dibayarkan, misalnya oleh anggota
perkumpulan (siswa) kepada bendahara tiap bulan. beasiswa : uang yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai
bantuan biaya belajar. ambisi : hasrat atau keinginan yang besar untuk memeroleh
(menjadi, mencapai) sesuatu atau melakukan sesuatu, meralatnya : membetulkan; memperbaiki (memperbaiki). kaumnya : suku bangsanya; sanak saudaranya; kerabat; keluarga.
2. Bacalah lagi teks di atas secara bergantian dalam kelompok beranggotakan 6 orang!
Siswa yang lain menilai intonasi, lafal, dan kecepatan teman kelompoknya pada lembar penilaian di bawah ini!
Intonasi Lafal Kecepatan Nama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Total
……………... ……………... ……………... ……………... ……………...
Keterangan: sangat baik : 4 baik : 3 kurang : 2 sangat kurang : 1
3. Berilah saran untuk temanmu berdasarkan hasil penilaian!
Nama Teman Anda : ………………………………. Intonasi : ……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………. Lafal : ……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………. Kecepatan : ……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
246
Kegiatan Akhir D. Mendiskusikan Isi Informasi Teks Lakukan kegiatan berikut!
1. Masih tetap dalam kelompok Anda! 2. Diskusikan ide pokok atau gagasan utama tiap paragraf teks berjudul “Potret Ceria dan
Asa Remaja Papua” di atas dalam kelompok!
Teks berjudul “Potret Ceria dan Asa Remaja Papua” terdiri dari tujuh paragraf. Setiap paragraf memiliki ide pokok. Temukan kata kunci dan susunlah ide pokoknya, misalnya kata kunci paragraf pertama teks di atas adalah cita-cita Mika, kamudian ide pokok paragrafnya adalah Mika Beanal bercita-cita menjadi sopir truk. Temukan kata kunci dan susunlah ide pokok enam paragraf berikutnya!
Paragraf Kata Kunci Ide/Gagasan Pokok 2 ………………………… ……………………………………………
3 ………………………… ……………………………………………
4 ………………………… ……………………………………………
5 ………………………… ……………………………………………
6 ………………………… ……………………………………………
7 ………………………… ……………………………………………
3. Bagaimana kesan kelompok Anda tentang semangat, asa, dan pengalaman Mika dalam
bacaan di atas? 4. Apakah anggota kelompok Anda juga memiliki semangat, asa, dan pengalaman yang
sama dengan Mika? 5. Mencocokkan hasil diskusi kelompok Anda dengan kelompok lainnya dengan cara
membacakannya di depan kelas! Kegiatan Lanjutan
E. Merangkum Isi Informasi
Paragraf adalah bagian dari sebuah tulisan (teks bacaan) yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Ide pokok/gagasan utama sebuah paragraf dalam teks bacaan merupakan bagian terpenting yang memuat inti/pokok pikiran dalam paragraf tersebut. Ide pokok dapat ditemukan di awal, di tengah, di akhir, atau di keseluruhan paragraf.
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bacalah teks berjudul “Mengenal Papua Lebih Dekat” di bawah ini dengan kecepatan yang lebih rendah!
Mengenal Papua Lebih Dekat
Tanah Papua merupakan daerah yang paling luas wilayahnya di Indonesia. Luas pulau Papua ± 21% dari luas wilayah Indonesia. Namun jumlah penduduk Papua hanya 2,3 Juta Jiwa dari 250 Juta Jiwa penduduk Indonesia. Pulau ini ditemukan oleh Ortis de Retes seorang pelaut Spanyol pada tanggal 13 Juni 1545. Ia menamai Nova Guinea. Dalam bahasa Spanyol, Nova artinya baru dan Guinea artinya tanah atau tempat. Pada waktu pemerintahan Belanda, pulau ini diberi nama Nederland
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
247
New Guine, yang kemudian berubah menjadi Papua Barat. Pada masa integrasi dengan Indonesia diubah menjadi Irian Barat dan selanjutnya Irian Jaya. Pada tanggal 26 Desember 2001 namanya diganti lagi menjadi Papua. Topografi Papua bagian Utara, kondisinya mulai dari dataran rendah, dataran tinggi sampai pegunungan dengan beberapa puncak yang cukup tinggi. Bagian Tengah merupakan rangkaian pegunungan dengan puncak yang diliputi salju dan dataran yang cukup luas (Puncak Jaya, Lembah Jayawijaya); bagian Selatan, pada umumnya terdiri dari dataran rendah yang sangat luas. Papua memiliki beberapa danau besar dan potensial, di antaranya Danau Sentani di Kabupaten Jayapura; Danau Paniai dan Danau Tigi di Kabupaten Paniai; Danau Ayamaru di Kabupaten Sorong; dan Danau Anggi di Kabupaten Monokwari. Papua berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini, dan berdekatan dengan benua Australia. Papua diapit oleh Lautan Aru dan Samudra Pasifik.
Penduduk asli Papua termasuk Ras Melanesia. Jumlah Suku/Etnis menurut data pemerintah provinsi Papua tahun 2005 adalah 250 suku/etnis dengan bahasanya masing-masing. Selain penduduk asli di Papua terdapat juga penduduk yang berasal dari daerah-daerah lain di Indonesia, yaitu Jawa, Bugis, Buton, Batak, Makassar, Toraja, Ambon dan Flores (JB3MTAF). Mereka datang di Papua sebagai pegawai negeri, anggota TNI/Polri, pengusaha, pedagang, transmigran dan sebagainya. Bahkan juga ada yang dari luar Indonesia, misalnya Amerika, Perancis, Jerman, yang berada di Papua sebagai anggota Missionaris dan turis.
Setiap suku asli Papua memiliki keunikan bahasa, tarian dan adat istiadat. Kebudayaan penduduk asli Papua memunyai persamaan dengan penduduk asli beberapa negara Pasifik Selatan maupun Rumpun Malanesia lainnya. Untuk pertama kalinya pada tanggal 5 Februari 1855 agama Kristen masuk di Pulau Mansinam (Manokwari) melalui dua orang penginjil yaitu Ottow dan Geizler dari Belanda dan Jerman.
Papua memiliki bermacam-macam hewan misalnya, kangguru, kasuari, mambruk, cenderawasih, kakatua putih, kakatua hitam, dan nuri, dan. Jenis fauna laut juga banyak dan beraneka ragam, misalnya Ikan Cakalang, ikan hiu, udang dan jenis ikan lainnya. Semua jenis fauna itu dilindungi.
Sumber: penyesuaian dari www.provinsipapua.org
Kosa Kata
wilayah : daerah (nya), lingkungan daerah. pelaut : orang yang pekerjaannya berlayar di laut. topografi : kajian atau penguraian yang terperinci tentang keadaan muka
bumi pada suatu daerah. salju : butiran uap air berwarna putih bagaikan kapas yang membeku di
udara dan jatuh ke bumi akibat teperatur udara di daerah itu berada di bawah titik beku.
potensial (potensi)
: memunyai kemampuan untuk dikembangkan; kekuatan; kesangguapan.
benua : bagian bumi yang berupa tanah atau dataran yang sangat luas. diapit : terletak di antara dua benda (pulau). samudra : lautan luas. ras : golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik. suku : gololongan bangsa sebagai bagian dari bangsa besar. pengusaha : orang yang berusaha di bidang tertentu misalnya perdagangan
atau industri. transmigrasi : perpindahan penduduk dari suatu pulau yang berpenduduk
padat ke pulau yang berpenduduk sedikit. misionaris : orang yang melakukan menyebaran warta injil. turis : pelancong; wisatawan; orang yang berwisata. keunikan : lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain kebudayaan : hasil kegiatan atau penciptaan akal budi manusia. rumpun : golongan besar bangsa yang sama asal dan jenisnya (ciri-
cirinya). penginjil : orang yang menyebarkan ajaran injil. flora : keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan di suatu daerah. fauna : keseluruhan kehidupan hewan di suatu daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
248
2. Isilah bagian yang titik-titik di bawah ini!
1. Luas wilayah pulau Papua … dari luas wilayah Indonesia … Namun jumlah penduduk Papua hanya … dari … jumlah penduduk Indonesia.
2. Pulau Papua mengalami pergantian nama … kali dan yang terakhir .... 3. Pulau Papua memiliki beberapa danau yang potensial, antaranya …. 4. Pulau Papua berbatasan dengan…, berdekatan dengan …, dan diapit oleh…
dan …. 5. Penduduk asli Papua disebuat ras… dan jumlah etnis menurut… adalah…. 6. Selain penduduk asli ada juga penduduk dari luar pulau Papua, yaitu… 7. Orang luar datang di Papua sebagai … bahkan dari luar Indonesia, misalnya
…. 8. Suku-suku asli Papua memiliki keunikan …, …, dan …. Memunyai
persamaan dengan …. 9. Agama kristen masuk di Papua pada … melalui …. 10. Jenis-jenis flora dan fauna yang dimiliki Papua ada persamaan dengan….
flora dan fauna yang dimilki pulau Papua adalah ….
3. Buatlah rangkuman teks bacaan di atas dalam 2-3 paragraf!
Di bawah ini adalah rangkuman dua paragraf pertama dari teks berjudul “Mengenal Papua Lebih Dekat”. Rangkuman tersebut tidak jelas maknanya karena belum dibubuhi tanda baca dan huruf kapital yang tepat. Berikan tanda baca agar paragraf tersebut menjadi jelas dan lanjutkan rangkumannya!
tanah papua merupakan daerah yang paling luas wilayahnya di indonesia
namun jumlah penduduk papua hanya 2 3 juta jiwa dari 250 juta jiwa penduduk indonesia topografi papua mulai dari dataran rendah dataran tinggi sampai pegunungan dengan beberapa puncak yang tinggi papua juga memiliki beberapa danau besar dan potensial yaitu danau sentani danau paniai danau ayamaru dan danau anggi pulau papua berbatasan langsung dengan negara papua nugini
………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
249
Bagian Kedua Mendengarkan Pengalaman Orang Lain dan Memberikan Tanggapan
Indikator:
Mendengarkan cerita pengalaman orang lain Mencatat hal-hal penting dari cerita pengalaman orang lain Menanggapi cerita pengalaman orang lain Menceritakan kembali pengalaman orang lain secara runtut
Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang lucu, haru, sedih, gembira, bangga, menggetarkan jiwa dan lainnya. Pengalaman tersebut akan menjadi bahan cerita yang menarik bagi orang lain, kalau diceritakan dengan menarik. Pada bagian ini Anda mendengarkan pengalaman orang lain yang dibacakan dan memberikan tanggapan.
Apresiasi A. Mendaftar Berbagai Pengalaman Pribadi
Sebelum Anda mendengarkan cerita orang lain yang dibacakan oleh salah satu teman Anda (atau Anda sendiri), daftarlah dahulu berbagai pengalaman Anda. Pengalaman itu dapat menjadi tulisan yang bagus, kalau kita merekamnya. Tulisan itu apabila dikirimkan ke media massa akan menjadi menarik untuk pembaca. Lihat contoh di bawah ini untuk mendaftar pengalaman Anda!
No. Pengalaman … Ketika (kami) … 1.
menggembirakan sekaligus menggagumkan
berwisata ke Pantai Nusi. Pasir putih, air jernih, pemandangan yang indah, menyaksikan burung-burung bangau yang merayakan kebebasan. Sungguh pengalaman yang menggetarkan jiwa. Luar biasa alam Papua. Terima kasih Tuhan.
2. …………………………………………… ……………………………………
3. …………………………………………… ……………………………………
4. …………………………………………… …………………………………
5. …………………………………………… …………………………………
Kegiatan Inti
B. Mendengarkan Pengalaman Orang Lain yang Dibacakan Salah satu dari kalian membacakan cerita pengalaman berikut ini! Kalian yang lain menutup teks dan mendengarkan dengan seksama dan memberikan tanggapan!
Perjalanan Menguak Keajaiban Alam Papua
PERJALANAN menyusuri kawasan dataran rendah di Kabupaten Mimika Papua
sungguh merupakan petualangan berharga. Petualangan ini berawal dari rencana Metro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
250
TV menguak kekayaan alam Papua. Perjalanan udara dari Jakarta (Bandar Udara Sukarno Hatta) ke bandar udara Internasional Timika memakan waktu sekitar tujuh jam.
Setelah istirahat sejenak, tim selanjutnya berdiskusi dengan para pakar lingkungan yang terdiri dari Dwi Listyo Rahayu dan Woro Widiarsih Kastoro dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pratita Puradyatmika, Gesang Setyadi, dan Jimmy dari Universitas Cendrawasih, serta seorang pemerhati Papua berkewarganegaraan Hongaria, Kalman Muller. Diskusi bertujuan untuk menentukan daerah-daerah yang harus dikunjungi.
Esok harinya, pagi-pagi betul, tim beserta pakar sudah menyiapkan diri untuk berangkat menuju muara Sungai Ajkwa. Tim harus berangkat sepagi mungkin mengingat pulau endapan yang berada di sana akan segera tenggelam jika hari sudah siang karena pasangnya air laut. Dari pelabuhan air Amamapare, tim menggunakan speed boat menyusuri Sungai Ajkwa yang lebar dan dalam. Tidak ada satu pun perahu yang berpapasan ketika tim menyusuri sungai. Suasananya begitu sunyi dan hanya suara motor speed boat kami saja yang memecah kesunyian. Di sepanjang hutan bakau yang dilewati, beraneka ragam jenis burung tidak malu-malu untuk terbang rendah, bahkan seperti saling berkejaran satu dengan yang lain. Suara kicauan burung terus menemani perjalanan kami yang memakan waktu sekitar 30 menit menuju muara sungai. Begitu sampai tujuan, mata kami dibuat terbelalak dengan berbagai pemandangan yang ada di sana. Ada pulau yang tidak memiliki sebatang pohon pun sehingga terlihat permukaan tanahnya saja. Ada yang seluas lapangan sepak bola, bahkan ada yang seluas setengahnya saja. Dalam perjalanan selanjutnya, tim memutuskan untuk mengunjungi dan mengeksplorasi pulau endapan yang sudah stabil. Mengunjungi pulau yang sudah memiliki hutan bakau ini, Jimmy mungkin menjadi orang yang paling bahagia di antara kami. Seandainya Jimmy tidak bersama kami, pengalaman berbahagia itu terlewatkan dalam kehidupannya. Sebagai pencinta burung, ia menikmati dengan teropong, beragam bentuk dan warna bulu burung yang beterbangan di atas pohon. Beragam bunyi kicauan burung seakan-akan saling bersahut-sahutan. Sebagai orang awam, suara dan pemandangan burung beterbangan sudah cukup membuat hati ini terasa tenang dan damai. Di balik cerita nikmatnya perjalanan, tentu juga ada susahnya. Tentunya susah tapi gembira mengingat ini adalah pengalaman pertama bagi 'Tim Ekspedisi'. Cerita susah adalah ketika tim harus berjalan masuk ke dalam hutan mangrove. Tanahnya berlumpur sangat dalam bahkan hingga setinggi lutut. Butuh tenaga ekstra untuk mengangkat kaki saat terendam di dalam lumpur. Tim harus berjalan penuh hati-hati agar kaki tidak masuk ke dalam lumpur. Kesulitan masih ditambah oleh keberadaan akar nafas yang menonjol di permukaan tanah. Akarnya besar-besar dan bentuknya seperti segi tiga yang ujungnya runcing. Jika terjatuh, kerasnya akar cukup membuat rasa nyeri di badan. Belum lagi keberadaan lalat babi yang jika menempel di kulit akan meninggalkan luka berdarah. Kami pun cukup repot menghalau lalat babi ini.
Walaupun perjuangan sungguh berat tentu kami mendapatkan hasil yang optimal. Berada di dalam hutan bakau, kita seperti berada di dunia lain. Besar dan tingginya pohon yang ada membuat sinar matahari sulit ditembus hingga ke tanah. Mata terasa sejuk dan tidak silau saat memandangi alam sekitar. Udara pun terasa lembab, lebih sejuk daripada di luar hutan.
Kekayaan alam yang terkandung di hutan mengrove semakin menambah wawasan kami yang sebagian besar awam soal lingkungan. Perjalanan semakin menyenangkan, menyaksikan kawanan burung Pelikan terbang berkelompok mengitari pulau endapan. Formasi 'V' yang dibuatnya terlihat indah dan menawan di udara. Ternyata, mengunjungi sebuah daerah baru yang belum pernah kita kunjungi, apalagi jika didampingi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
251
seorang pakar, dapat menjadi sebuah tamasya tersendiri bagi kita.
Sumber: Penyesuaian dari Media Indonesia, 02 Juni 2005
Kosa Kata
ekstrim : paling ujung (paling tinggi, paling keras, dsbnya) riset : penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis dan
ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik
pakar : orang yang ahli dalam bidang tertentu. endapan : Sesuatu yang bercampur dengan barang cair yang telah turun ke
bawah dan bertimbun di dasar. teropong : Alat untuk melihat barang terletak di tempat yang jauh. tirai : Kain berumbai-umbai yang dipakai untuk perhiasan langit-langit
tempat tidur, tempat duduk atau kain penutup pintu atau jendela (bisa juga dari bambu).
profil : Pandangan dari samping (tentang orang); penampang tanah atau gunung; grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
eksplorasi : Penjelajahan lapangan dengan tujuan mengetahui lebih banyak keadaan alam, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu.
Kegiatan Akhir
C. Mendiskusikan Cerita Pengalaman
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5 orang! 2. Diskusikan dan berikan tanggapan terhadap cerita di atas pada lembar kerja di bawah ini!
No. Pertanyaan Tanggapan 1. Pengalaman apakah cerita di atas ini? ……………….. 2. Di mana tempat kejadiannya? ……………….. 3. Kapan terjadinya (hari, bulan dan tahun)? ……………….. 4. Bagaimana kronologi kejadiannya? ……………….. 5. Siapa saja yang terlibat dalam cerita di atas ? ……………….. 6. Apa perasaanmu ketika mendengarkan cerita di atas? ………………..
3. Buatlah rangkuman cerita di atas pada lembar kerja di bawah ini!
………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
252
Kegiatan Lanjutan D. Menemukan Konjungsi Subordinatif dalam Teks
Kalau kita perhatikan teks berjudul “Menguak Keajaiban Alam Papua” di atas, hampir di setiap kalimat terdapat kata (kata-kata) yang terikat pada kata yang lain. Kata-kata seperti itu disebut konjungsi subordinatif. Kolom ketiga pada tabel di bawah ini adalah sebagian contoh penggunaan konjungsi subordinatif pada teks di atas. Temukan contoh penggunaan konjungsi subordinatif dalam teks di atas dengan cara mencocokkan dan menggarisbawahinya!
Konjungsi Subordinatif
Bentuk Terikat Contoh Penggunaan dalam Teks di Atas
waktu
sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, setelah, sesudah, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai
Setelah istirahat sejenak, tim selanjutnya …. … ketika tim menyusuri sungai.
syarat jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, manakala
… tenggelam jika hari sudah siang….
pengandaian andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya
Seandainya Jimmy tidak bersama kami….
tujuan agar, supaya, biar penuh hati-hati agar kaki kita tidak….
konsesif biarpun, meski (pun), walau (pun), sekalipun, sungguhpun, kendati (pun)
Walaupun perjuangan sungguh berat….
pembandingan seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat
… bunyi kicauan burung seakan-akan saling….
sebab sebab, karena, oleh karena, oleh sebab …karena pasangnya air laut.
hasil sehingga, sampai (-sampai), maka (nya) … sebatang pohon pun sehingga terlihat…
alat dengan, tanpa …berdiskusi dengan …. komplementer bahwa Ternyata bahwa, … atributif yang … para pakar lingkungan
yang terdiri…. perbandingan sama… dengan, lebih … dari (pada) …dari (pada) di luar
hutan. E. Membuat Cerita Pengalaman Pribadi Cerita berjudul “Perjalanan Menguak Keajaiban Alam Papua” di atas adalah pengalaman orang lain. Pada bagian awal Anda telah mendata berbagai pengalaman pribadi. Sekarang tuliskan salah satu pengalaman pribadi Anda (yang lucu, mengharukan, sedih, gembira, bangga, menggetarkan jiwa, dan lainnya) dengan menggunakan konjungsi subordinatif yang tepat sehingga mudah dimengerti oleh teman Anda (orang lain)!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
253
Nama : …………………… Kelas : ……………………
…………………. (Judul) …………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
254
Bagian Ketiga Menyampaikan Informasi dari Berbagai Sumber dan Mendiskusikannya Indikator:
Mencari dan meringkas pokok isi informasi. Mempresentasikan atau menyampaikan isi informasi (ringkasan isi teks) dari buku,
majalah atau koran. Memberikan tanggapan terhadap penyampaian isi teks.
Perkembangan dunia ditandai dengan perkembangan informasi dan teknologi. Perkembangan informasi dan teknologi ini didukung oleh perkembangan media massa (cetak maupun elektronik). Media massa cetak dan elektronik menyajikan berbagai informasi penting untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan kita. Artikel di media massa cetak (koran atau majalah) misalnya, sifatnya berbeda dengan berita. Informasi yang terdapat dalam artikel, bisa kita baca kapan saja. Namun ketika kita berhadapan dengan sebuah artikel, kita harus kritis menemukan informasi yang ingin disampaikan penulis dan tidak menerima begitu saja. Pada bagian ini Anda berlatih menemukan informasi, mendiskusikan (memberikan tanggapan), dan menyampaikankannya secara lisan.
Apresiasi
A. Mendata Sumber Informasi
Mendata sumber informasi dengan menuliskan nama media cetak maupun elektronik yang ada di lingkungan Anda pada lembar kerja di bawah ini!
Media Cetak Media Elektronik Nomor Koran Majalah Tabloid Radio Televisi Internet 1. 2. 3. 4. 5.
Kegiatan Inti
B. Meringkas Pokok Informasi
Lakukan kegiatan berikut dalam kelompok! 1. Bentuklah kelompok beranggotakan 5 orang! 2. Bacalah teks di bawah ini dalam kelompok!
Teks Minim, Perhatian Pemerintah Soal Kemanusiaan di Papua
Kebijakan pemerintah terhadap masalah kemanusiaan di Papua dinilai masih sangat
minim. Sepatutnya masalah kemanusiaan diperioritaskan dalam pembangunan ini. Demikian penekanan Direktris Yayasan Penegak Pancasila Herlina Papare di Jayapura, Selasa (18/4).
Ia mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah tidak menempatkan persoalan kemanusiaan di Papua secara layak. Masalah kelaparan, kematian, berbagai penyakit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
255
HIV/AIDS, kualitas sumber daya manusia yang rendah, kemiskinan, dan keterisolasian tidak pernah ditangani dengan program yang terpadu dan komprehensif.
"Pemerintah bangga dengan otonomi khusus (otsus), tetapi tidak ada kemauan politik dari pemerintah untuk merealisasikan otsus itu bagi kesejahteraan masyarakat. Undang-undang otsus disandingkan dengan pemekaran Irian Jaya Barat dengan dasar hukum yang tidak jelas, kemudian melahirkan konflik di tingkat elite politik Papua sejak tahun 2003 sampai hari ini," kata Papare.
Sumber Daya Alam Ia menilai upaya pemerintah mempertahankan Papua dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) lebih karena sumber daya alam Papua yang besar. Di era otsus ini ternyata juga masih ada penanganan masalah yang menimbulkan letusan senjata—antara TNI dan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Penyerangan OPM terhadap TNI di Wembi, Keerom, misalnya, dinilai muncul akibat pemerintah tidak mengakomodasi kepentingan OPM di dalam otsus. OPM masih dibiarkan bergerilya di hutan dan dianggap sebagai musuh TNI.
Padahal, lanjut Papare, OPM juga bagian dari masyarakat Papua dan berhak atas setiap kebijakan pemerintah yang berlaku di Papua. Keberadaan mereka tidak boleh diabaikan, termasuk dalam UU otsus. Perjuangan mereka itu membuat persoalan Papua dari tahun ke tahun tetap bergulir.
Jika pemerintah menilai masyarakat Papua bagian dari NKRI, menurut Papare, mereka mestinya dapat dipekerjakan di sejumlah kantor pusat di Jakarta dan di provinsi-provinsi lain. Jangan dengan alasan UU otsus lalu mengurung orang Papua bekerja semata-mata di tanah kelahirannya sendiri.
Dalam kehidupan nasional, pemerintah jangan membuat jarak antara orang Papua dan masyarakat Indonesia lain melalui UU otsus. Perlu dibangun suatu kehidupan harmonis, penuh persaudaraan, serta transparansi antara pemerintah pusat, masyarakat Indonesia, dan warga Papua. Jangan karena perbedaan suku, agama, dan budaya akhirnya orang Papua merasa terasing di negaranya sendiri.
Sumber: Harian KOMPAS, 19 April 2006
Kosa Kata
kemanusiaan : sifat-sifat manusia; secara manusia; sebagai manusia perioritas : utama; diutamakan; urutan pertama (mendasar) terpadu : Sudah (dicampur) menjadi satu; lebur menjadi satu. komprehensif : luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi). (meng) akomodasi : menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
(penyesuaian sosial untuk meredakan pertentangan) (ber) gerilya : melakukan perlawanan sembunyi-sembunyi dan secara
tiba-tiba harmoni : keselarasan(pernyataan, rasa, aksi dan minat). transparansi : keterbukaan (tidak tertutup pada orang/pihak tertentu.
3. Temukan gagasan pokok tiap paragraf teks berjudul “ Minim, Perhatian Pemerintah Soal Kemanusiaan di Papua” di atas!
Paragraf Inti Pokok
1 (Herlina Papare mengatakan), pemerintah kurang memperhatikan masalah kemanusiaan Papua (contoh)
2 ……………………………………………………………………. 3 ……………………………………………………………………. 4 ……………………………………………………………………. 5 ……………………………………………………………………. 6 …………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
256
7 …………………………………………………………………….
4. Buatlah rangkuman teks di atas (2-3 paragraf) dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri!
Kegiatan Akhir
C. Menyampaikan Ringkasan Isi Informasi Secara Lisan dalam Forum Diskusi
Kegiatan berpikir bersama secara teratur disebut diskusi. Kata diskusi berasal dari bahasa Latin: discutere, yang berarti membeberkan masalah. Ada beberapa tujuan utama kita melakukan diskusi, antara lain (1) diskusi menjadi tempat konsultasi untuk menambah pengetahuan, mendapatkan informasi dan pengalaman; (2) diskusi adalah tempat untuk mendapatkan pengakuan/perhargaan, menampilkan kelompok atau individu, menyatakan partisipasi, memberikan dan mendapatkan informasi, serta menunjukkan interaksi; (3) diskusi itu sendiri menjadi tempat tukar menukar informasi, tempat mempertajam pengertian dan pendapat, serta tempat konsultasi; (4) untuk menyelami, merencanakan, dan bertindak.
Diskusikan isi informasi teks di atas untuk menemukan isi informasi!
5. Presentasikan secara lisan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelas! Kegiatan Lanjutan
D. Memperbaiki Teks dengan Tanda Baca yang Tepat
Komunikasi lisan berbeda dari komunikasi tulisan. Agar komunikasi tertulis itu dapat dipahami oleh orang lain, kita harus menggunakan tanda baca, penulisan huruf kapital huruf mirng, kata dan kalimat dengan baik. Pada bagian sebelumnya Anda sudah mempelajari sebagian tanda baca. Pada bagian ini Anda menjadi editor bahasa dan memperbaiki teks berikut ini!
………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………................................ ……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………................................ ……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………................................ ……………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
257
Perbaiki teks di bawah ini dengan tanda baca, huruf kapital, dan huruf miring dengan tepat!
benarkah bob marley penyanyi reggae top dunia yang merupakan salah seorang seniman yang memahami hakekat seni sebenarnya perlukah orang tahu sejarah bob marley secara detail apakah benar bob marley telah berjuang lewat lagu dan musik reggae apakah sebuah lagu dapat membebaskan rakyat jelata dari penghisapan dan penindasan dari penguasa bila kita telusuri sejarah kaum rastafari yang membudayakan model rambut gimbal tentu saja bukan bob marley tetapi jauh sebelum dia muncul seorang jamaika yang memberontak terhadap hegemoni budaya kaum kulit putih bahkan dalam kultur yang dibangun oleh amerika berkembang anggapan pembentuk kebudayaan dunia adalah kaum kulit putih laki-laki dan beragama nasrani diluar itu tidak akan pernah dianggap sebagai pembentuk kebudayaan dunia kaum negro kulit hitam afrika bahkan orang indonesia dan lebih khsusus papua tentu saja tertindas di dalam sejarah seni yang dimonopoli oleh orang barat ada anggapan selain orang barat itu tidak pernah ada budaya dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
258
Bagian Keempat Menulis Ragam Paragraf (Paragraf Narasi) Indikator:
Menunjukkan karakteristik paragraf/karangan narasi. Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri narasi. Menyusun paragraf/karangan narasi tentang benda atau manusia. Menyusun paragraf/karangan narasi berdasarkan tema/topik tertentu. Menyunting paragraf/karangan narasi yang ditulis teman.
Apresiasi A. Bertemu Teman Lama
Suatu siang, kira-kira pukul 13.45 WIT Yance Ramandey bertemu sahabat lamanya, Saverius Wakey di terminal Oyehe Nabire. Karena lama tidak bertemu, Yance berteriak dari kejauhan kira-kira 100 meter. “Heii…Saver.. Saveer… heiii Saver…Wakey….” Saver mendekat, Yance kaget melihat sahabat lamanya itu tiba-tiba sudah berada di depannya. “Hei Saver, su lama tra pernah ketemu ni,” kata Yance seraya memeluk. Ramandey dan Wakey adalah sahabat karib ketika mereka sekolah di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire satu tahun lalu.
“Kawan sekarang ko kuliah di mana?” tanya Yance penasaran. “Trus ko di…?” tanya Saver membalas. “Ah, .. saya tanya ko duluan mo. Ko dulu, ” kata Wakay tidak mau kalah. “Kawan sa kuliah di UNIPA Manokwai,” kata Wakey. “Trus, Yance ko kuliah di mana?” tanya Saver ingin tahu. “Oya, sa kuliah di Jayapura kawan. ”Di kampus mana? Jayapura itu nama kota, bukan kampus to” kata Wakey kritis. “Oya benar juga, he…he… di Uncen”.
Iyo,…sekarang ko cerita keadaan Jayapura dulu…?” kata Yance. “Iyo ale banyak cerita dari Jayapura,” kata Saver sambil memegang tangan Yance dan menarik ke arah es kelapa di bawah tenda biru dekat terminal Oyehe Nabire.
Karena siang itu panas menggigit, Wakey mengawali cerita pengalamannya tentang “kunjungan ke rumah-rumah warga pribumi Papua di atas laut karena mereka tidak punya tanah” sambil minum es kelapa. Mereka berdua asyik (bahkan terlalu serius) bercerita. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIT. “Kawan kita memang harus belajar baik-baik. Jangan sampai tanah kita diambil dan suatu ketika kita juga tinggal di atas laut seperti warga pribumi Jayapura yang ko cerita tu”, kata Ramandey spontan usai mendengarkan cerita dari Wakey.
Kegiatan Inti B. Bermain Kartu Gambar
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 6 orang! 2. Pastikan tiap orang mendapatkan satu buah kartu bergambar di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
259
3. Amati dan tulislah apa yang Anda amati dari gambar tersebut! 4. Gabungkan tulisan hasil pengamatan gambar dari masing-masing anggota dengan
menggunakan kata penghubung antarkalimat sehingga menjadi sebuah cerita yang menarik (sepakati siapa nama tokohnya)!
5. Tukarkan karangan kelompok Anda dengan kelompok lain! 6. Suntinglah karangan tulisan teman!
C. (Paragraf) Narasi
Paragraf adalah bagian dari sebuah tulisan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Bertolak dari pengertian paragraf di atas dapat dijelaskan bahwa paragraf narasi adalah bagian dari sebuah tulisan yang memiliki satu gagasan pokok yang didukung oleh gagasan-gagasan pendukung yang diwujudkan dalam kalimat-kalimat yang berisikan rangkaian perbuatan yang diurutkan sesuai dengan urutan waktu dan tempat berlangsungnya.
Ada dua cara mengembangkan paragraf deskripsi, yaitu (a) pengembangan dengan cara hubungan kejadian dan peristiwa dan (b) pengembangan dengan cara hubungan mula dan akhir. Pengembangan dengan cara pertama, penandanya adalah adanya urutan kejadian dan peristiwa. Sementara yang kedua penandanya terletak pada ‘mula-mula/pada awalnya’ dan ‘akhirnya’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
260
Perhatikan contoh pengembangan paragraf narasi di bawah ini!
Pertama: Bapak dan Ibu saya adalah pekerja keras dan disiplin. Ayah, misalnya, dia selalu bangun pukul 04.00 WIT. Sekitar satu jam (pukul 04.00-05.00 WIT) dia menyiapkan sarapan pagi buat kami sekeluarga. Kira-kira pukul 05.00 WIT, bapak menyiram tanaman di pekarangan rumah serta memberikan makanan ternak babi kesayangan kelurga kami. Sementara, ibu terlihat sibuk mempersiapkan berkas-berkas yang harus dibawa ke kantor. Setelah itu, ibu memandikan adik-adik serta mempersiapkan pakaian seragam sekolah.
Kakak dan saya sudah terbiasa bangun pagi pukul 05.00 WIT. Pukul 06.00 WIT tepat kami sekeluarga menuju ke meja makan untuk sarapan pagi. Satu hal saya suka dari Ibu adalah sebelum sarapan pagi, ibu selalu mengucapkan selamat pagi kepada kami (saya, kakak, adik-adik serta bapak). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan membalas salam. Rasanya indah sekali.
Saya juga senang dengan Ayah karena, setiap kali dia berdoa untuk sarapan pagi, dia selalau mengatakan, “Selamat pagi Tuhan, engkau sungguh baik. Kami bersyukur atas hari baru yang indah ini …” Bapak juga selalu berdoa untuk kami anak-anak, Ibu, dia sendiri dan orang lain. Ada yang unik dari bapak adalah setiap kali dia berdoa, tidak pernah lupa berdoa untuk mereka yang ada dalam peperangan, penganiayaan, penindasan, tersiksa karena memperjuangkan HAM, tahanan politik, serta semua orang yang memperjungan kebenaran dan keselamatan. Waktu saya SMP tidak tahu, apa arti dari semuanya itu. Namun di bangku SMA ini saya sudah mulai mengerti tentang doa-doa bapak saya. Kira-kira setengah jam (pukul 06.10-06.35 WIT) kami sarapan pagi. Pukul 06.35 saya dan kakak berangkat ke sekolah berjalan kaki (satu sekolah). Dari rumah sekitar 1 kilo meter. Sementara ayah mengantar adik-adik ke sekolah dengan sepeda motor. Setelah mengantar adik-adik, bapak kembali ke rumah untuk menjemput ibu dan mengantarnya ke kantor tempat bekerja. Lalu kira-kira pukul 07.00 WIB bapak ke sekolah untuk mengajar. Saya dan kakak, biasanya sampai di sekolah tepat pukul 07.00 WIT sehingga kami masih punya waktu 15 menit untuk membaca novel “Teweraut” yang selalu saya bawa ke mana saja saya pergi. Tepat pukul 07.15 WIT kami masuk kelas untuk belajar.
***
Teks cerita yang terdiri dari lima paragraf di atas berisi urutan kejadian atau peristiwa: Bapak: bangun pagi, menyiapkan sarapan pagi, memberikan makanan ternak babi, sarapan pagi bersama, mengantar adik-adik ke sekolah, kembali ke rumah, mengantar ibu ke kantor, pergi mengajar. Ibu: bagun pagi, mempersiapkan berkas-berkas, memandikan adik-adik, mempersiapkan pakaian seragam, berangkat ke kantor. Saya dan Kakak: bangun pagi, sarapan pagi bersama, berangkat ke sekolah, sampai di sekolah, membaca novel, masuk kelas untuk belajar.
Teks cerita di atas dikembangkan berdasarkan urutan kejadian dan urutan waktu terjadinya peristiwa (kronologis). Berisi urutan waktu kejadian: pukul 04.00 WIT, pukul 04.00-05.00 WIT, pukul 5.00 WIT, pukul 06.00 WIT, pukul 06.10-06.35 WIT, Pukul 06.35 WIT, pukul 07.00 WIT, dan pukul 07.15 WIT.
Karangan narasi dapat juga dikembangkan dengan urutan mula dan akhir. Cara kedua ini hanya menekankan pada cara penjelasannya, yakni “mula-mula”, “lalu”, “kemudian”, dan “akhirnya”. Lihat contoh karangan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
261
Kedua:
Saya memang suka menulis. Namun, jarang dimuat di koran. Kali ini tulisan saya dimuat di surat kabar. Proses kreatif saya unik memang. Mula-mula ide tulisan saya berawal ketika melakukan pengamatan sosial di pasar inpres. Waktu itu, saya melihat beberapa mama meletakkan jualannya (sayur-sayuran dan buah-buahan) di atas tanah dengan hanya beralaskan karung. Ada juga yang meletakkannya di bawah meja pasar itu, sehingga jarang dipandang orang. Yang paling prihatin bagi saya waktu itu adalah lorong pasar itu becak dan berlumpur sehingga jualannya kotor (terutama yang dekat lorong pasar). Ludah pinang yang dibuang sembarangan juga sering mengenai jualan mama-mama sehingga jualannya tidak laku. Kasihan sekali, hingga menjelang sore hari mama-mama membawa pulang jualan mereka karena tidak laku. Dan ketika mereka pulang, angkutan kota sudah tidak ada. Lalu, terpaksa mereka harus naik ojek dengan ongkos yang tidak sedikit juga (bahkan melebihi hasil jualan). Pengalaman ini membuat saya prihatin. Lalu, saya pulang ke rumah saya mencoba membuat kerangka karangan. Keesokan harinya saya konsultasi dengan guru bahasa dan sastra Indonesia. Kemudian, guru saya sangat bangga dengan kerangka karanganku. “Ide tulisanmu bangus. Sekarang, kamu tuliskan di sebuah kertas. Besok waktu istirahat temui saya, kita akan diskusikan,” kata pak guru memotivasiku. Keesokan harinya saya diskusikan tulisanku dengan guruku. “Tulisanmu bagus, tinggal revisi, terutama mempertajam solusinya.
Solusi menurut guruku adalah (1) tentang perlindungan mama-mama (warga lokal) melalui peraturan daerah, (2) tentang pajak, (3) tentang pengembangan skill/keterampilan, dan (4) kebersihan pasar, serta (5) masalah angkutan kota. Selanjutnya, saya mengetik lagi dengan memperjelas solusi dan memperbaiki beberapa tanda baca dan kalimat yang dicorat-coret oleh guruku. Akhirnya, artikel saya selesai dan kirim ke Tabloid Suara Perempuan Papua di Jayapura. Dua minggu kemudian ada surat dari Tabloid Suara Perempuan Papua di sekolah (kebetulan menggunakan alamat sekolah). Dengan hati-hati saya membuka amlop: …”Bersama ini kami sampaikan bahwa tulisan Anda berjudul ‘Pasar Inpres: Antara Kebersihan, Akses Warga Lokal, dan Perhatian Pemerintah Daerah’ telah dimuat di Tabloid Suara Perempuan Papua Edisi Maret, I-II 2007 di rubrik artikel. Redaksi mengapresiasi tulisan Anda dengan honor Rp 100.000, untuk itu kami mohon mengirimkan nomor rekening Anda untuk mentranfer honor dimaksud.” Saya bangga karena telah menyumbang ide untuk kebaikan mama-mama yang jualan beralaskan karung itu.
Kegiatan Lanjutan
D. Menulis Paragraf/Karangan Narasi
Pada bagian awal, ketika Wakey menceritakan pengalamannya, ia menjadi narator atau ‘tukang cerita’. Cerita tersebut kalau dituliskan di atas sehelai kertas, maka ia menjadi sebuah narasi yang menarik (tentu saja dengan bahasa tulis yang baik dan benar). Narasi merupakan bentuk karya tulis yang menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa itu. Karangan atau paragraf narasi adalah karangan yang berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?” Pada bagian ini Anda berlatih membuat paragraf/karangan narasi.
Sebelum berlatih menulis paragraf narasi, Anda terlebih dahulu perlu mendaftar berbagai pengalaman Anda yang dapat dijadikan tulisan berciri narasi!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
262
No. Melihat/Ikut/Melakukan Kapan dan di Mana 1. ………………………………………………………. …………………………… 2. ………………………………………………………. …………………………… 3. ………………………………………………………. ……………………………
Ceritakan pengalaman kalian tersebut dengan menggunakan salah satu model pengembangan dalam satu atau dua paragraf saja. Atau justru gabungan dari dua model pengembangan yang dijelaskan pada bagian di atas. Ikuti langkah-langkah berikut ini!
1. Tentukan topik atau tema! 2. Membuat kerangka tulisan! 3. Agar cerita menjadi lebih hidup tiap peristiwa diberi gambaran tentang apa yang kita
rasakan, apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar. 4. Apabila Anda suka menggambar atau punya bakat menggambar, maka berilah ilustrasi
gambar di karangan narasi yang Anda buat!
Nama : ………………… NIS : ………………… Kelas : X ……………..
…………… (Judul Cerita) …………………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
263
Kosa Kata
pajak : pungutan wajib; biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan harga beli barang dan sebagainya.
peperangan : hal berperang (lihat perang) penganiayaan : perlakuan yang sewenang-wenang (penyiksaan);
perlakuan kekerasan dengan sengaja terhadap seseorang sehingga mengakibatkan cacat badan atau kematian.
penindasan : proses, cara, perbuatan menindas (lihat tindas). HAM (Hak Asasi Manusia)
: hak yang dilindungi secara internasional (yaitu deklarasi PBB), seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, hak untuk mengeluarkan pendapat (lihat hak).
tapol (Tahanan Politik)
: orang yang ditahan karena alasan politik (lihat tahan).
kebenaran : keselamatan : lokal : skill : koran : akses : tabloid : honor : redaksi : edisi : rekening : ilustrasi :
Catatan: Apabila Anda mencari pengertian kata/istilah yang memiliki awalan, sisipan atau akhiran dalam kamus, maka carilah kata dasarnya. Istilah yang memilki awalan, sisipan atau akhiran itu berasal dari kata dasar. Kata penganiayaan misalnya, Anda harus mencari kata aniaya. Karena kata/istilah penganiayaan itu turunan dari kata dasar aniaya (peN-+ aniaya+ an = penganiayaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
264
Uji Kompetensi Unit I
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan hal-hal yang harus dihindari dalam membaca cepat! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan paragraf! Berikan contoh dan
menunjukkan gagasan utamanya dari contoh tersebut! 3. Sebutkan unsur-unsur yang harus diperhatikan ketika orang lain menceritakan
pengalamannnya! 4. Jelaskan yang dimaksud dengan konjungsi subordinatif! Berikan beberapa
contoh penggunaannya dalam kalimat! 5. Sebutkan empat tujuan utama diskusi! 6. Perbaiki paragraf di bawah ini dengan tanda baca, kata depan, huruf besar,
dan huruf miring yang tepat!
bupati kabupaten puncak jaya drs elieser mengatakan, setiap mahasiswa asal puncak jaya diberikan biaya kuliah Rp 500 ribu/bulan surat kabar harian (skh) cenderawasih pos memberitakan uang sebesar itu diberikan secara merata setiap bulan pemberian biaya kuliah ini tidak hanya bagi mereka yang kuliah di jayapura namun yang kuliah di luar provinsi papua seperti dimanado yogyakarta dan sejumlah provinsi lainnya bahkan menurutnya khusus untuk membiayai kuliah mahasiswa yang berjumlah kurang lebih 2000 orang ini pemerintah daerah menganggarkan sekitar Rp 9 miliar dari apbd setiap tahun
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Salah satu tujuan utama latihan membaca cepat adalah….
2. Tinggi rendahnya bunyi bahasa seseorang pada saat mengucapkan bunyi bahasa disebut….
a. lafal d. jedah b. kecepatan e. intonasi c. vokal
3. Bacalah paragraf di bawah ini!
Tanggal 1 Mei 2004 kemarin tepat 41 tahun (1963-2004) masyarakat dan tanah Papua integrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selama 40 tahun lebih integrasi itu tampaknya "masalah" Papua tak kunjung tuntas diselesaikan. Bahkan dari satu pemerintahan ke pemerintahan lain dari masa Orde Lama, Orde Baru hingga Orde reformasi di bawah kepimpinan
a. untuk menyelesaikan suatu bacaan b. untuk melatih kecepatan membaca c. untuk melatih garak otot mata d. untuk mendapatkan isi informasi secara mendalam e. untuk mengurangi gerakan bibir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
265
Presiden Megawati Soekarnoputri, soal Papua tampaknya semakin kabur dan tidak jelas penyelesaiannya. Inti pokok paragraf di atas adalah:
4. Kalimat yang menggunakan kongjungsi subordinatif waktu adalah:
5. Gagasan utama paragraf enam pada teks berjudul “Minin, Perhatian Pemerintah Soal Kemanusiaan di Papua” adalah:
6. Tujuan diskusi adalah, kecuali….
7. Penulisan judul karangan yang benar terdapat pada….
a. Masalah Papua tak kunjung tuntas diselesaikan. b. Tanggal 1 Mei 1963 masyarakat dan tanah Papua integrasi dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). c. Sudah 40 tahun Papua integrasi dengan NKRI. d. Tanggal 1 Mei 1963 genap 41 tahun masyarakat dan tanah Papua
integrasi dengan NKRI. e. Jawaban a, b, c, dan d benar.
a. Kita tidak boleh menjual tanah, karena tanah itu sama dengan ibu kita sendiri yang menjamin masa kita.
b. Kita harus membudayakan membaca setiap saat. c. Setelah istirahat sejenak, tim selanjutnya berdiskusi dengan para
pakar lingkungan. d. Seandainya, ayah telah menjual tanah itu, sekarang kita
kesusahan. mencari tanah untuk membangun rumah. e. Buku ini lebih lengkap daripada buku serupa yang saya baca
beberapa waktu lalu.
a. Seharusnya orang Papua dapat dipekerjakan di pusat dan daerah lain.
b. Orang Papua hanya bisa kerja di Papua. c. Masyarakat Papua adalah bagian dari NKRI. d. Papua adalah daerah otonomi khusus, maka orang Papua tidak boleh
bekerja di luar Papua. e. Semua jawaban salah.
a. tempat konsultasi untuk menambah pengetahuan, mendapatkan informasi dan pengalaman
b. tempat untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan serta menampilkan individu dan kelompok serta menyatakan partisipasi
c. tempat menyelami, merencanakan, dan bertindak d. tempat saling memperlihatkan kebolehan. e. tempat mempertajam pengertian danpendapat serta konsultasi
a. Pendidikan yang Bermutu Di Pedalaman Papua b. Pendidikan Yang Bermutu di Pedalaman Papua c. Pendidikan yang Bermutu diPedalaman Papua d. Pendidikan yang Bermutu di Pedalaman Papua e. Pendidikan yang bermutu di pedalaman Papua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
266
8. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
1. Perang Dunia II berkecamuk pada 1 september 1939 sampai 14 agustus 1945. 2. Adolf Hitler ingin bangsa jerman menguasai dunia. 3. Adolf Hitler membanguan banyak kam konsentrasi dan lima puluh ribu orang
mati tersiksa di kam tersebut. 4. Ketika peperangan berakhir pada 15 Agustus 1945, seluruh dunia mengetahui
kekejaman yang terjadi di kam konsentrasi yang kini dikenal dengan istilah “Holocaust”.
Penulisan tanda baca, huruf kapital, dan huruf miring yang tepat terdapat pada…. a. kalimat 1 dan 2 d. kalimat 2 dan 4 b. kalimat 1 dan 3 e. kalimat 1 dan 4 c. kalimat 3 dan 4
9. Paragraf atau karangan yang menyampaikan suatu peristiwa atau kejadian berdasarkan urutan waktu dan tempat kejadian dengan jelas disebuat…. a. paragraf narasi d. paragraf persuasi b. paragraf deskripsi e. paragraf argumentasi c. paragraf eksposisi
10. Perhatikan paragraf berikut!
Saya sudah terbiasa bangun pagi pukul 05.00 WIT. Tepat pukul 05.30 saya mandi dan memakai pakaian seragam sekolah. Pada Pukul 06.00 WIT, seperti biasanya, kami sekeluarga menuju ke meja makan untuk sarapan pagi. Setelah selesai sarapan, tepat pukul 06.30 WIT saya berangkat ke sekolah berjalan kaki. Perjalanan ke sekolah tidak memakan waktu yang lama, saya tiba di sekolah tepat pukul 06.45 WIT. Sekolah tempat saya belajar biasanya masuk pukul 07.15 WIT, sehingga saya punya waktu 30 menit untuk membaca novel berjudul “Kapak”. Tepat pukul 07.15 longceng sekolah berbunyi dan saya masuk ke kelas untuk belajar.
Paragraf di atas adalah pengembangan paragraf narasi….
a. urutan kejadian d. Mula-mula/awalnya b. urutan peristiwa e. awalnya dan akhirnya c. urutan kejadian atau peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
267
Unit II Kebudayaanku Identitasku
Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti semakin mengenal diri, mengenal lingkungan, menyukai
lagu daerah, bahasa daerah, hasil karya sendiri. Lebih penting adalah selektif terhadap budaya sendiri dan hal-hal baru (kebudayaan) yang datang dari luar.
Kompetensi Dasar:
Mendengarkan Cerita Rakyat yang Disampaikan Secara Langsung maupun Melalui Rekaman dan Mengungkapkan Unsur-unsurnya.
Membaca Pemahaman Teks Nonsastra Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi Menulis Paragraf Argumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
268
Bagian Pertama Mendengarkan Cerita Rakyat yang Disampaikan (Dibacakan) secara Langsung maupun Melalui Rekaman dan Mengungkapkan Unsur-unsur di Dalamnya Indikator:
Menentukan isi atau amanat yang terdapat di dalam cerita rakyat. Mengutarakan secara lisan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat. Membandingkan nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini. Mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis.
Setiap suku bangsa memiliki cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan bagian terkecil dari budaya folklor yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut atau dari generasi ke generasi. Di dalam masyarakat yang peradaban kebudayaannya maju pun cerita rakyat masih dihargai sebagai warisan budaya bangsa dan dianggap dapat memiliki roh atau jiwa suatu bangsa. Pada bagian ini Anda akan mendengarkan cerita rakyat dan mengungkapkan unsur-unsurnya.
Apresiasi A. Mendata Cerita Rakyat
Lakukan kegiatan berikut!
1. Mendata cerita rakyat dari suku Anda sebanyak-banyaknya (diskusikan dengan teman sesukumu)!
No. Judul Cerita Rakyat 1. ………………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………… 3. ………………………………………………………………………………… 4. ………………………………………………………………………………… 5. ………………………………………………………………………………… 6. …………………………………………………………………………………
B. Memahami Cerita Rakyat
2. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang dengan teman Anda yang berbeda suku! 3. Mendata sebanyak-banyaknya (1 orang 2 cerita) cerita rakyat dari suku masing-masing!
No. Judul Cerita Rakyat Daerah Penutur Cerita Rakyat 1. ……………………………………….. ……………………………………. 2. ……………………………………….. ……………………………………. 3. ……………………………………….. ……………………………………. 4. ……………………………………….. ……………………………………. 5. ……………………………………….. ……………………………………. 6. ……………………………………….. ……………………………………. 7. ……………………………………….. ……………………………………. 8. ……………………………………….. …………………………………….
Cerita rakyat dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu mite, legenda, dan dongeng. Mite adalah cerita yang memunyai latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
269
ditokohi dewa. Legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Legenda dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci, misalnya terjadinya danau, gunung, batu, dan lain-lain. Dongeng adalah cerita yang tidak dianggap benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh) oleh yang memunyai cerita dan tidak terikat oleh waktu dan tempat. 4. Diskusikan dalam kelompok, siapakah tokoh-tokohnya, golongan/jenis cerita apa, dan
amanat/pesan apa yang terkandung dalam cerita rakyat pendataan kelompokmu!
NO. Tokoh-tokohnya Golongan/Jenis Cerita Amanat/Pesan 1. ………………………….. ………………………….. ………………. 2. ………………………….. ………………………….. ………………. 3. ………………………….. ………………………….. ………………. 4. ………………………….. ………………………….. ………………. 5. ………………………….. ………………………….. ………………. 6. ………………………….. ………………………….. ………………. 7. ………………………….. ………………………….. ………………. 8 ………………………….. ………………………….. ……………….
Kegiatan Inti C. Mendengarkan Cerita Rakyat yang Dibacakan
Berikut ini disajikan dua cerita rakyat Papua dari daerah yang berbeda. Guru akan memandu permainan ‘23’ dalam rangka memilih salah satu teman untuk membacakan cerita rakyat di bawah ini di depan kelas (pembacaannya seakan-akan bercerita). Perhatikan kelancaran (keseringan membaca ulang), intonasi, kejelasan lafal, ekspresi wajah, sikap tubuh, dan perhatian terhadap pendengar. Kalian yang belum terpilih dengarkanlah dan catatlah hal-hal yang penting seperti tokoh, daerah penutur, jenis cerita, dan alur cerita!
Cerita Pertama:
Koyei/Kohei
Di daerah pedalaman Nabire, tepatnya daerah Makewapa, hiduplah satu keluarga yang miskin. Keluarga itu termiskin di daerah itu. Mereka tidak memunyai makanan dan harta benda. Keluarga itu bernama Kibiuwo. Keluarga Kibiuwo terdiri atas lima orang, yaitu Ibu Kibiuwo, anak pertama Neneidaba, anak kedua Noku, dan anak ketiga Yegaku. Anak yang pertama dan kedua laki-laki dan yang ketiga adalah anak perempuan. Nama ayahnya tidak pernah disebut-sebut sampai sekarag (masih dirahasiakan). Mereka tidak ada nota/nuta (ubi jalar), nomo (talas), digiyonapa/ugubo (sayur hitam), mege dan dedege (mata uang adat suku Mee), ekina (ternak babi), dan tidak ada harta benda lainnya. Pada saat itu, makanan yang ada hanyalah nota/nuta (ubi jalar) jenis kadaka dan digiyonapo/ugubo (sayur hitam). Pada saat itu, musim kelaparan dan krisis ekonomi berkepanjangan. Tanaman nota/nuta (ubi jalar), nomo (talas), dade/boho (sayur gedi), eto (tebu) dan lainnya terbatas. Kelurga Kibiuwo duduk dalam rumah dan berbincang-bincang bagaimana mengatasi kelaparan yang menimpa keluarganya. Tiba-tiba saja ibu Kibiuwo serasa ingin buang air kecil. Dengan sendirinya, Ibu Kibiuwo serta merta berlari ke belakang rumah dan secara tiba-tiba melepaskan air kemihnya. Dilihatnya, air kemih itu berwarna merah. Ternyata ia melepaskan air kemih dalam bentuk darah, tepat di atas rerumputan yang rendah. Dengan perasaan takut dan heran Ibu Kibiuwo memasuki rumah tanpa bersuara dan komentar. Ia terus bertanya-tanya dan merenungkan dalam hatinya, mengapa air kemihnya berdarah? Ia benar-benar heran karena selama hidupnya belum pernah terjadi hal serupa. Baru pertama kali terjadi seperti itu.
Mereka melanjutkan perbincangannya untuk terus mencari jalan keluar untuk mengatasi kelaparan yang sedang dan akan menimpa kelurga mereka. Ibu Kibiuwo tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
270
menceritakan kejadian yang menimpa dirinya ketika buang air kecil di luar sana. Tiba-tiba perbincangan mereka terputus oleh suara tangisan bayi. Suara tangisan itu semakin besar, seakan meminta pertolongan orang. Mendengar tangisan bayi itu, serta merta berdiri dan keluarlah mereka dari dalam rumah dan memperhatikan dari arah mana bayi itu menangis. Mereka berdiri di halaman rumah dan memperhatikan sekelilingnya. Suara tangisan semakin dekat, namun mereka tidak menemukan ibu yang mengendongnya atau ibu yang sedang melahirkan di dekat rumah mereka. Mereka terus melakukan pemantauan di sekeliling rumah untuk mencari perempuan yang sedang duduk menyusui atau berdiri mengendong dan membujuknya. Tidak ada ibu yang melewati sekitar rumah mereka. Mereka terus melakuan pencarin. Tangisan terus bertubi-tubi. Dengan penasaran mereka semakin ke belakang, tangisan anak semakin keras dan semakin dekat. Tangisan bayi mulai ke arah di mana Kibiuwo membuang air kemih berdarah. Akhhirnya, mereka menemukan seorang bayi lemah tergeletak persis di tempat Kibiuwo membuang air kemih. Dilihatnya, air kemih yang berdarah itu sudah tidak ada lagi. Melihat bayi yang tidak berdaya itu, keluarga Kibiuwo merasa sayang. Ibu Kibouwo mengambil bayi itu dan membawa masuk ke dalam rumah, karena ia teringat peristiwa yang terjadi padanya. Ia merawat anak itu dengan senang hati, walaupun dalam kelaparan yang dasyat. Bayi itu terlahir dari lingkungan keluarga yang miskin dan kesusahan makanan. Ibu Kibiuwo bertanya-tanya apakah anak ini terlahir dari air kemihnya atau tidak. Untuk memastikannya, ia menyuruh anak-anaknya untuk pergi bertanya-tanya kepada warga setempat disekeliling mereka. Warga di sekitaranya heran mendengar cerita itu. Mereka justru bertanya siapa gerangan yang meletakkan bayi itu di dekat rumah keluarga miskin itu. Terutama karena di daerah itu tidak ada ibu hamil. Warga sekitar justru berdatangan ke rumah Ibu Kibiuwo untuk melihat bayi itu. Dengan demikian Ibu Kibiuwo benar-benar yakin bahwa bayi itu berasal dari air kemihnya. Ia merasa bayi itu pembawa berkat bagi keluarganya. Namun suaminya yang tidak disebutkan namanya itu merasa bayi tersebut adalah ayayoka artinya anak bayangan atau anak roh. Alasan suaminya adalah karena anak itu tidak memiliki ayah dan ibunya yang jelas. Lagi pula Ibu Kibiuwo merahasiakan air kemihnya yang berdarah tersebut. Suaminya berencana membunuh bayi itu, namun Ibu Kibiuwo melarang keras untuk membunuh. Suaminya masih ngotot untuk membunuh bayi lemah itu. Dia mengatakan ayayoka bisa membawa malapetaka bagi keluarga. Melihat niat suaminya, Ibu Kibiuwo memeluk dan terus membelai bayi itu. Melihat kasih sayang istrinya yang ditunjukkan melalui pelukan dan belaian itu, ia mengurungkan niatnya untuk membunuh bayi tersebut. Suaminya menerima anak itu sebagai anak kandungnya. Ia menamai anak itu sesuai prasangkanya, yaitu “Ayayoka”. Hingga umur bayi itu enam bulan dia masih belum makan dan minum. Setiap kali Ibu Kibiuwo menyuap makanan dan minuman ke dalam mulut bayi itu terus dimuntahkannya. Namun bayi itu sehat dan mulus. Tidak pernah menangis untuk meminta makanan dan minuman. Ketiga anaknya (Neneidaba, Noku dan Yegaku) menganggap bayi itu sebagai adik mereka. Mereka sungguh sayang kepadanya. Hari berlalu tahun berganti, anak itu tetap sehat dan mulus. Melihat kondisi badannya yang agak kecil, mulus, sehat, dan berenergi, ayahnya memberikan nama baru baginya, yaitu Koyeidaba/Koheidaba. Koyei (daba)/Kohei (daba) yang berarti anak berbadan agak kecil, mulus, tetapi sehat dan berenergi. Koyei/Kohei menjadi nama kebanggaan ayahnya termasuk keluarga miskin itu. Memasuki umur tujuh bulan, anak itu mulai berkarya melalui anusnya. Ia mengeluarkan makanan, harta serta ternak. Semua makanan dan ternak yang dikeluarkannya masih dalam keadaan mentah dan hidup. Ia mengeluarkan ubi mentah, talas mentah, apu (sejenis ubi jalar yang batangnya terlilit pada pohon di sekitarnya), sayur hitam mentah, sayur lilin mentah, sayur gedi mentah, bermacam-macam jenis tebu, bermacam-macam jenis pisang, buah-buahan termasuk buah merah mentah dan lain-lain. Tujuan Koyei/Kohei agar semuanya dapat dikembangbiakan. Berupa harta benda misalnya: mege (kulit kerang yang dipakai sebagai mata uang suku Mee); dedege (sejenis kulit kerang yang kecil berwarna putih untuk perhiasan leher), manik-manik biru tua yang dipakai sebagai perhiasan keher) dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
271
Sementara berupa ternak seperti: ekina (babi) yang masih hidup sebanyak dua ekor. Dua ekor babi itupun berkembang secara cepat, karena banyak makanan. Keluarga Kibiuwo menjadi keluarga yang berkecukupan di daerah itu. Keluara Kibiuwo tidak mengalami kelaparan lagi, kelahiran Koyei/Kohei menjadi berkat tersendiri bagi kehidupan mereka. Setelah keluarga Kibiuwo menjadi berkecukupan, tersebarlah berita itu di seluruh daerah. Melihat keluarga Kibiuwo yang berkecukupan berkat kehadiran Koyei/Kohei, muncul bermacam-macam pendapat dalam masyarakat di daerah itu. Ada yang mengatakan, kehadiran Koyei/Kohei sebagai penyelamat dari kirisis ekonomi; ada yang berpendapat Koyei/Kohei sebagai peredam makanan, harta, dan ternak; ada juga yang menyangka Koyei/Kohey adalah perampas, penghimpun dan penghilang kekayaan suku Mee, dan ada juga yang berpendapat Koyei/Kohey hanya memperkaya keluarganya sendiri oleh sebab itu dia harus disingkirkan. Masyarakat daerah itu merasa bahwa keluarga paling termiskin di daerah itu semakin menjadi kaya. Kecemburuan terus meningkat. Masyarakat diam-diam menyepakati untuk membunuh Koyei/Kohei. Sementara Ayah dan Ibu Kibiuwo meninggal secara tiba-tiba pada waktu yang bersamaan. Koyei/Kohei menghibur ketiga saudaranya untuk tidak menangisi kepergian orang tua mereka. Namun mereka terus tangisi orang tua mereka. “Akan datang hari yang indah hari tidak ada orag kaya dan orang miskin. Semua orang akan hidup damai tanpa kekurangan apapun. Semua orang akan diselamatkan. Janganlah tangisi mereka. Mereka akan hidup.” Demikian kata-kata Koyei/Kohei menghibur. Sejak kepergian ayah dan ibunya, Koyei/Kohei mengambil alih semua urusan keluarga. Dia juga mengajarkan mereka tentang kehidupan yang indah tanpa bermusuhan, tentang keadilan, tentang hak atas tanah dan lain-lain sambil berkarya meciptakan makan dan harta bagi mereka. Ketiga anak itu berkecukupan dan setara dengan masyarat sekitarnya. Kesetaraan secara tiba-tiba berkat kehadiran Koyei/Kohei tidak diterima oleh masyarakat setempat. Mereka (masyarakat sekitarnya) terus membenci kehadiran Koyei/Kohei. Kelompok masyarakat tertentu yang iri dengan karya Koyei/Kohei mulai menyebarkan isu yang yang tidak benar. Katanya, “Kita akan menjadi miskin, tiga bersaudara akan menguasai kita. Mereka yang tadinya miskin kini mulai menjadi kaya. Dia (Koyei/Kohei) mementingkan keluarganya saja.” Mereka menyebarkan isu itu ke seluruh masyarakat Mee. Mengamati isu yang berkembang itu, Koyei/Kohei merasa bahwa perlu mengambil sebuah buku yang berisi seluruh adat istiadat, kebaikan dan kesempurnaan. Maka suatu hari dia mengutus Noneidaba dan Noku untuk pergi mengambil “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” (sebuah buku tentang kehidupan, kebaikan dan kesempurnaan) ciptaan Koyei/Kohei. Tempat penyimpangan buku itu hanya dia yang tahu. Tidak ada orang yang mengetahuinya. Masyarakat sekitar mengetahui bahwa Noneidaba dan Noku sedang bepergian keluar dari daerah itu. Mereka tidak tahu untuk apa kedua pemuda itu pergi. Kesempatan itu benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat daerah itu untuk menyerbu Koyei/Kohei. Namun, dia meloloskan diri ke arah Gunung Odiyai. Pengejaran terus dilakukan dari gunung ke gunung, terus lari melewati kampung yang satu ke kampung yang lain, sungai-sungai besar disebrani, bukit-bukit ditaklukan. Pada suatu titik jumlah orang yang mengejarnya semakin banyak, dia sudah semakin lelah. Panah yang tertusuk pada lambungnya semakin membuat dia tidak bisa meloloskan diri. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Koyei/Kohei berkata:
“Sesungguhnya saya memberi kamu makanan dan harta kekayaan, namun kamu tidak mengerti bahkan membunuhku. Karena itu sekarang kamu berusaha sendiri dengan susah payah. Peliharalah dua ekor babi itu baik-baik, karena kamu akan diadili sesuai dengan setimpal perbuatanmu.”
Akhirnya Koyei/Kohei menarik nafasnya yang terakhir. Ketika, Noneidaba dan Noku pulang membawa “Touye Kapogeiye/ Touhe kapogeihe” dari kejauhan terdengar ratapan adik Yegaku. Mereka berdua berlari-lari masuk ke dalam rumah dan mendekati adiknya ada gerangan apa dia meratap. “Adik…, itu adik… telah dikejar dan dibunuh semua orang di daerah ini. Dia sudah meninggal”, katanya sambil meratap. Mereka berdua masih bertanya-tanya kenapa adik mereka dibunuh. Sementara “Touye Kapogeiye/ Touhe kapogeihe” masih belum diserahkan kepada Koyei/Kohei untuk menjelaskan apa isi buku itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
272
Yegaku masih meratap. Ketika, dia ingin menjelaskan lebih lanjut tentang proses penyerangan dan pembunuhan, rumah mereka justru dikepung. Masyarakat sekitar sudah siap dengan panah untuk menyerang mereka dua. Melihat kepungan itu, Noneidaba melarikan diri ke arah barat lalu sempat meloloskan diri ke dalam sebuah gua batu dan menghilang di situ. Pada saat yang sama, Noku melarikan diri ke arah timur. Namun sial, dia tertembak panah dan tidak bisa melarikan diri. Noku masih belum mati tetapi dia menyerahkan diri untuk dibunuh sambil memegang erat-erat “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” di depannya. Dia membelakangi masyarakat (saat itu “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” ada di depan dia) dan memasrakan dirinya untuk ditembak di punggungnya. Pada saat panah tertancap dipunggungnya, Noku sempat berteriak dan mengatalan, “To kabu togo kabu kiyayaikaine” (saya tinggalkan segala kegelapan dan keburukan padamu). Lalu Noku berteriak histeris masuk ke dalam sebuah goa dengan membawa “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” lalu tembus ke daerah lain (dunia Barat). Semua orang yang mengejar dan membunuh Koyei/Kohei dan Noku kembali ke kediaman Koyei/Kohei dan Noku. Di situ mereka memotong babi satu ekor dari dua ekor babi yang keluar dari anusnya Koyei/Kohei. Sementara, satu ekor babi berubah menjadi sebuah gunung dan kini dikenal dengan, “Gunung Duwanita”. Selanjutnya, mereka memotong kepala Koyei/Kohei dan kulit perut babi, lalu menutupkan lubang gua bagian timur. Kemudian kepala babi dan perut Koyei menutupkan bagian barat. Sementara dagingnya mereka pesta bersama. Sesudah semuanya berakhir, mereka pulang ke rumah masing-masing dengan teriakan kegembiraan (yuwaita). Segala kerahasiaan Koyei/Kohei tersirat dan tersurat dalam buku “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe”. Saat ini sedang dicari oleh sekelompok suku Mee yang menamakan dirinya Utoumana (kelompok pencipta alat-alat budaya).
Sumber: Yobee, Andreas, (2006: 42-49) Cerita kedua:
Terjadinya Cenderawasih
Di daerah Fak-fak tepatnya, pegunungan Bumberi hiduplah seorang perempuan tua bersama seekor anjing betina. Perempuan tua bersama anjing itu mendapatkan makanan dari hutan berupa buah-buahan dan kuskus. Hutan adalah ibu mereka yang menyediakan makanan untuk hidup. Mereka berdua hidup bebas dan bahagia di alam. Suatu ketika, seperti biasanya mereka berdua ke hutan untuk mencari makan. Perjalanan yang cukup memakan waktu belum juga mendapatkan makanan. Anjing itu merasa lelah karena kehabisan tenaga. Pada keadaan yang demikian tibalah mereka berdua pada suatu tempat yang ditumbuhi pohon pandan yang penuh dengan buah. Perempuan tua itu serta merta memungut buah itu dan menyuguhkannya kepada anjing betina yang sedang kelaparan. Dengan senang hati, anjing betina itu melahap suguhan segar itu. Anjing betina itu merasa segar dan kenyang. Namun, anjing itu mulai merasakan hal-hal aneh di perutnya. Perut anjing itu mulai membesar. Perempuan tua itu memastikan bahwa, ternyata sahabatnya (anjing betina) itu bunting.Tidak lama kemudian lahirlah seekor anak anjing. Melihat keanehan itu, si perempuan tua itu segera memungut buah pandan untuk dimakannya, lalu mengalami hal yang sama dengan yang dialami oleh sahabatnya. Perempuan tua itu melahirkan seorang anak laki-laki. Keduanya lalu memelihara mereka masing-masing dengan penuh kasih sayang. Anak laki-laki diberi nama: Kweiya. Setelah Kweiya menjadi besar dan dewasa, dia mulai membuka hutan dan membuat kebun untuk menanam makanan dan sayuran. Alat yang dipakai untuk menebang pohon hanyalah sebuah pahat (bentuk kapak batu). Karenannya, Kweiya hanya dapat menebang satu pohon setiap harinya. Ibunya ikut membantu dengan membakar daun-daun dari pohon yang telah rebah untuk membersihkan tempat itu sehingga asap tebal mengepul ke langit. Setiap kali, hutan lebat itu dihiasi dengan kepulan asap tebal yang membumbung tinggi. Keduanya tidak menyadari bahwa mereka telah menarik perhatian orang dengan mengadakan kepulan asap itu. Konon ada seorang pria tua yang sedang mengail di tengah laut terpaku melihat suatu tiang asap yang mengepul tinggi ke langit seolah-olah menghubungkan hutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
273
belantara dengan langit. Dia tertegun memikirkan bagaimana dan siapakah gerangan pembuat asap misterius itu. Karena perasaan ingin tahu mendorongnya untuk pergi mencari tempat di mana asap itu terjadi. Lalu ia pun segera menyiapkan diri dengan bekal secukupnya dan dengan bersenjatakan sebuah kapak besi, ia pun segera berangkat. Pria itu berangkat bersama seekor kuskus yang dipeliharanya sejak lama. Perjalanannya ternyata cukup memakan waktu. Setelah seminggu berjalan kaki, akhirnya ia mencapai tempat di mana asap itu terjadi. Setibannya di tempat itu, ternyata yang ditemui adalah seorang pria tampan membanting tulang menebang pohon di bawah terik panas matahari dengan menggunakan sebuah kapak batu berbentuk pahat. Melihat itu, ia menghampiri lalu memberi salam: “weing weinggiha pohi” (artinya selamat siang) sambil memberikan kapak besi kepada Kweiya untuk menebang pohon-pohon di hutan rimba itu. Sejak itu pohon-pohonpun berjatuhan bertubi-tubi. Ibu Kweiya yang beristerahat di pondoknya menjadi heran. Ia menanyakan hal itu kepada Kweiya, dengan alat apa ia menebang pohon itu sehingga dapat rebah dengan begitu cepat. Kweiya nampaknya ingin merahasiakan tamu baru yang datang itu. Kemudian ia menjawab bahwa kebetulan pada hari itu satu tangannya terlalu ringan untuk dapat menebang begitu banyak pohon dalam waktu yang sangat singkat. Ibunya yang belum sempat melihat pria itu percaya bahwa apa yang diceritakan oleh anaknya Kweiya memang benar. Dan karena Kweiya minta disiapkan makanan, ibunya segera menyiapkan makanan sebanyak mungkin. Setelah makanan siap dipanggilnya Kweiya untuk pulang makan. Kweiya bermaksud mengajak pria tadi untuk ikut makan ke rumah mereka dengan maksud memperkenalkannya kepada ibunya sehingga dapat diterima sebagai teman hidupnya. Dalam perjalanan menuju rumah Kweiya memotong sejumlah tebu yang lengkap dengan daunnya untuk membungkus pria tua itu. Lalu setibanya di dekat rumah, Kweiya meletakkan, “bungkusan tebu” itu di luar rumah. Sewaktu ada dalam rumah Kweiya berbuat seolah-olah haus dan memohon kepada ibunya untuk mengambilkan sebatang tebu untuk di makannya sebagai penawar dahaga. Ibunya memenuhi permintaan anaknya lalu keluar hendak mengambil sebatang tebu. Tetapi ketika ibunya membuka bungkusaan tebu tadi, terkejutlah ia karena melihat seorang pria yang berada di dalam bungkusan itu. Serta merta ibunya menjerik ketakutan, tetapi Kweiya berusaha menenangkannya sambil menjelaskan bahwa dialah yang mengakali ibunya dengan cara itu. Harapan agar ibunya mau menerima pria tersebut sebagai teman hidupnya, karena pria itu telah berbuat baik terhadap mereka. Ia telah memberikan sebuah kapak yang sangat berguna dalam hidup mereka nanti. Sang ibu serta merta menerima baik pikiran anaknya itu dan sejak itu mereka bertiga tinggal bersama-sama. Setelah beberapa waktu lahirlah beberapa anak di tengah-tengah keluarga kecil tadi, dan kedua orang tua itu menganggap Kweiya sebagai anak sulung mereka. Sedang anak-anak yang lahir kemudian dianggap sebagai adik-adik kandung dari Kweiya. Namun dalam perkembangan selanjutnya dari hari ke hari hubungan persaudaraan antara mereka semakin memburuk karena adik-adik tiri dari Kweiya merasa iri terhadap Kweiya.
Pada suatu hari, sewaktu orang tua mereka sedang mencari ikan, kedua adiknya bersepakat mengeroyok Kweiya serta mengiris tubuhnya sehingga luka-luka. Karena merasa kesal atas tindakan kedua adiknya itu, Kweiya menyembunyikan diri di salah satu sudut rumah sambil meminta tali dari kulit pohon “Pogak nggein” (genemo) sebanyak mungkin. Sewaktu kedua orang tua mereka pulang ditanyakan di mana Kweiya tetapi kedua adik tirinya tidak berani menceritakan di mana Kweiya berada. Lalu adik bungsu mereka, yaitu seorang anak perempuan yang sempat menyaksikan peristiwa perkelahian itu menceritakannya kepada kedua orang tua mereka. Mendengar cerita itu si ibu tua merasa ibah terhadap anak kandungnya. Ia berusaha memanggil-manggil Kweiya agar datang. Tetapi yang datang bukannya Kweiya melainkan suara yang berbunyi: “Eek..ek, ek, ek, ek!” sambil menyahut, Kweiya menyisipkan benang pintalannya pada kakinya lalu meloncat-loncat di atas bubungan rumah dan seterusnya berpindah ke atas salah satu dahan pohon di dekat rumah mereka.
Ibunya yang melihat keadaan itu lalu menangis tersedu-sedu sambil bertanya-tanya apakah ada bagian untuknya. Kweiya yang telah berubah diri menjadi burung ajaib itu menyahut bahwa, bagian untuk ibunya ada dan disisipkan pada koba-koba (payung tikar) yang terletak di sudut rumah. Ibu tua itu lalu segera mencari koba-koba kemudian benang pintalan itu disisipkan pada ketiaknya lalu menyusul anaknya Kweiya ke atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
274
dahan sebuah pohon yang tinggi di hutan rumah mereka. Keduanya bertengkar di atas pohon sambil berkicau dengan suara: wong, wong, wong, wong, ko,ko, ko, wo-wik!! Dan sejak saat itulah burung cenderawasih muncul di permukaan bumi di mana terdapat perbedaan antara burung cenderawsih jantang dan betina. Burung cenderawasih yang buluhnya panjang di sebut siangga sedangkan burung cenderawasih betina disebut: hanggam tombor yang berarti perempuan atau betina. Keduanya dalam bahasa Iha di daerah Onin, Fak-fak. Adik-adik Kweiya yang menyaksikan peristiwa ajaib itu meresa menyesal lalu saling menuduh siapa yang salah sehingga ditinggalkan ibu dan kakak mereka. Akhirnya mereka saling melempari satu sama lain dengan abu tungku perapian sehingga wajah mereka ada yang menjadi kelabu hitam, ada yang abu-abu dan ada juga yang merah-merah, lalu mereka pun berubah menjadi burung-burung. Mereka terbang meninggalkan rumah mereka menuju ke hutan rimba dengan warnanya masing-masing. Sejak itu hutan dipenuhi oleh aneka burung yang umumnya kurang menarik di bandingkan cenderawasih. Ayah mereka memanggil Kweiya dan istrinya dan menyuruh mengganti warna buluh, namun mereka tidak mau. Ayah mereka khawatir buluh yang indah itu justru mendatangkan mala petaka bagi mereka. Dia berpikir suatu ketika orang akan memburuh mereka termasuk ketiga anaknya yang lain. Lelaki tua itu merasa kecewa kerena mereka tidak mengindahkan permintaan mereka untuk berubah buluh. Kini Ayahnya kesepian dan sedih. Lelaki tua itu melipat kedua kaki lalu, menjemburkan dirinya ke dalam laut dan menjadi penguasa laut “Katdundur”.
Sumber: Penyesuaian dari Depdiknas, (1883:23-26)
D. Mendiskusikan Nilai-nilai dalam Cerita Rakyat
Kalau diperhatikan, dua carita rakyat di atas berbeda. Cerita pertama termasuk menjadi mite dan cerita kedua merupakan legenda. 5. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan dua cerita rakyat di atas!
NO. Aspek Diskusi Cerita Pertama Cerita Kedua 1. Siapakah tokoh-tokohnya? …………………………. …………………. 2. Amanat apakah yang kalian
peroleh dari cerita itu? …………………………. …………………..
3. Bagaimana hubungan cerita itu dengan kehidupan zaman ini?
………………………… …………………..
4. Apakah ada kesamaan dengan cerita rakyat dari daerah Anda? Mengapa?
…………………………. …………………..
5. Buatlah sinopsis dari dua cerita rakyat di atas? …………………………. …………………...
Kegiatan Akhir
6. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas! Kegiatan Lanjutan
E. Mengenali Jenis Kata Ulang
Kata-kata yang berhuruf tebal pada kedua cerita rakyat di atas merupakan kata ulang. Sebelum Anda membuat cerita rakyat kenali terlebih dahulu empat jenis kata ulang. Kegunaan mengenali empat jenis kata ini agar Anda menghindari penggunaan kata ulang yang tidak efektif dan tidak perlu dalam membuat cerita maupun bentuk tulisan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275
275
1. Pengulangan seluruh yaitu pengulangan yang seluruh bentuk dasar diulang, tanpa disertai dengan perubahan fonem dan tidak disertai dengan proses pembubuhan afiks. Seperti kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah dan kebaikan-kebaikan dari bentuk dasar kebaikan.
Contoh penggunaan dalam kalimat: • Mereka membakar rumah-rumah
warga di sekitarnya. • Pak Gunea meninggal sebelum kami
membalas kebaikan-kebaikan dia.
2. Pengulangan sebagian yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Pengulangan dapat berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks. Bentuk tunggal seperti kata ulang tetamu dari bentuk dasar tamu dan kata ulang lelaki dari bentuk dasar laki. Pengulangan sebagian bentuk kompleks seperti kata ulang berjalan-jalan dari bentuk dasar berjalan. Dan kata ulang membaca-baca dari bentuk dasar membaca. Contoh penggunaan dalam kalimat: • Lelaki tua itu melipat kedua kaki
lalu, menjemburkan dirinya ke dalam laut dan menjadi penguasa laut.
• Kami melihat hal itu ketika kami berjalan-jalan pada malam hari.
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks yaitu pengulangan yang terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Contohnya kata ulang kemerah-merahan berasal dari bentuk dasar merah. Contoh penggunaan dalam kalimat: • Ketika mereka tiba, senja masih
kemerah-merahan.
4. Pengulangan dengan perubahan fonem yaitu pengulangan yang berupa fonem vokal maupun fonem konsonan. Perubahan fonem vokal misalnya kata ulang gerak-gerik yang berasal dari
bentuk dasar gerak. Perubahan fonem konsonan misalnya kata ulang lauk-pauk berasal dari bentuk dasar lauk. Contoh penggunaan dalam kalimat:
• Mereka selalu mengawasi gerak-gerik kita dari kejauhan .
• Mereka mengalokasikan dana sebesar seratus ribu untuk belanja lauk-pauk.
Selain empat jenis kata ulang di atas ada kata berulang. Kata berulang tidak memunyai bentuk dasar yang diulang. Bentuk sia-sia, mondar mandir, dan sebagainya bukan bentuk ulang tetapi merupakan kata berulang. Contoh penggunaan kata berulang dalam kalimat:
• Perjuangan kita tidak akan sia-sia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
276
Perhatikan penggunaan kata ulang yang tidak tepat dan tidak efektif di bawah ini! Kata ulang tersebut didata dari tulisan di surat kabar dan tuturan orang dalam situasi formal.
Kata Ulang Jenis Kata Ulang Jenis Kesalahan
Deskripsi Kesalahan
Banyak jiwa-jiwa tertimbun mati.
Pengulangan seluruh
Tidak efektif Tidak perlu di ulang.
… mereka-mereka yang tertimpa bencana alam.
Pengulangan seluruh
Tidak efektif Tidak perlu diulang
Saya bantu-bantu ibu menyapu halaman rumah.
Pengulangan seluruh
Tidak tepat Seharusnya “membantu”
Sambil lari-lari saya menyempatkan memfoto keindahan alam.
Pengulangan seluruh
Tidak tepat Kurang imbuhan ber-
Di sana tersedia berbagai macam makan-makanan
Pengulangan sebagian
Tidak efektif Seharusnya makanan
Kami sering bercanda-canda tapi…
Pengulangan sebagian
Tidak tepat Seharusnya bercanda
Di bawah ini disajikan beberapa contoh pengulangan yang tidak tepat dan tidak efektif. Tentukanlah jenis kata ulang, jenis kesalahan, dan deskripsikan kesalahannya (boleh diskusikan dengan teman sebangkumu)!
Kata Ulang Jenis Kata Ulang Jenis Kesalahan
Deskripsi Kesalahan
Jadi, kegunaan buah merah sangat-sangat banyak
…………………. …………… ……………..
Jalan-jalan sore bagi saya sungguh menyenangkan dan mengasyikan.
………………….
……………
……………..
Waktu itu kami keliling-keliling kota.
…………………. …………… ……………..
… masih banyak rencana-rencana kita yang lain.
…………………. …………… ……………..
… mempersiapkan makan-makan, kami dengar tembakan itu.
………………….
……………
……………..
… sebagai generasi muda kita harus tolong-menolong
…………………. …………… ……………..
Kami sering sekali bercanda-canda.
…………………. …………… ……………..
Mereka memesan berbagai makanan-makanan dari pedalaman.
………………….
……………
……………..
… memberi-berikan bantuan berupa ….
…………………. …………… ……………..
Kami saling kunjung-mengunjungi.
…………………. …………… ……………..
Kata-kata yang berhuruf tebal pada dua cerita rakyat di atas merupakan kata ulang. Tentukanlah jenis kata ulang pada lembar kerja di bawah ini (boleh didiskusikan dengan teman sebangkumu)!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
277
Kata Ulang Jenis Kata Ulang …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. …………………………………………… …………………………………………….. ……………………………………………
F. Membuat Cerita Rakyat
7. Buatlah cerita rakyat dari daerah Anda masing-masing (lengkapi dengan ilustrasi gambar)!
Nama : ………………… Kelas : ………………… Daerah Penutur : ………………..
…………….(Judul cerita rakyat)
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
278
Bagian Kedua Membaca Pemahaman Teks Nonsastra Indikator:
Mendiskusikan persoalan aktual Membaca teks nonsastra Mendiskusikan ide pokok tiap paragraf Merangkum isi masing-masing bacaan dalam beberapa kalimat.
Koran, majalah, atau buku menyediakan beragam artikel yang berisi informasi tentang kebudayaan, pendidikan, kesehatan, politik, kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, kesehatan, dan sebagainya. Untuk menyerap informasi itu, kita diharapkan membaca pemahaman. Maka, berlatihlah membaca pemahaman untuk menemukan ide pokok teks (artikel).
Apresiasi A. Mendiskusikan Persoalan Aktual
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4-5 orang! 2. Mendaftar berbagai persoalan aktual! 3. Mendaftar berbagai media (koran, tabloid, majalah, dan website atau buku) yang
memuat persoalan aktual tersebut!
No Persoalan Aktual Media 1. Budaya Luar Mengancam Budaya Kita Tabloid Suara Perempuan Papua 2. ……………………………………… …………………………………… 3. ……………………………………… …………………………………… 4. ……………………………………… …………………………………… 5. ……………………………………… …………………………………… 6. ……………………………………… ……………………………………
Kegiatan Inti
B. Membaca Pemahaman Teks
Membaca pemahaman berbeda dengan membaca cepat. Membaca pemahaman berarti menyerap informasi dari artikel secara mendalam (bahkan menganalisis).
4. Bacalah dua teks di bawah ini dan temukan ide setiap paragraf! Teks pertama:
Menengok Isi Kebudayaan
Kini banyak orang suka berdiskusi tentang masalah kebudayaan. Masalah hubungan kebudayaan tradisional dan kebudayaan modern, masalah perubahan nilai-nilai budaya, masalah mentalitas pembangunan, masalah pembinaan kebudayaan, masalah hubungan antaragama dan sebagainya. “Apakah yang sebenarnya tercakup dalam konsep kebudayaan itu? ”Banyak orang mengartikan kebudayaan ialah pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan. Dengan singkat: kebudayaan adalah kesenian. Ini adalah arti yang sempit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
279
Sebaliknya, para ahli ilmu sosial, megartikan konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia. Karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar. Konsep itu adalah amat luas karena meliputi hampir seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya.
Karena demikian luasnya, maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi kedalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur terbesar yang yang terjadi karena pecahan tahap pertama disebut “unsur-unsur kebudayaan yang universal”, dan merupakan unsur-unsur yang pasti bisa ditemukan di semua kebudayaan di dunia. Unsur-unsur universal itu merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia ini, yaitu: (1) sistem religi dan upacara keagamaan, (2) sistem dan organisasi kemasyarakatan, (3) sistem pengetahuan, (3) bahasa, (4) kesenian, (5) sistem mata pencaharian hidup, dan (6) sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur kebudayaan universal ini mencakup seluruh kebudayaan makhluk manusia di manapun juga di dunia, dan menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan.
Sumber: Penyesuaian dari Koentjaraningrat, (2002:1-4).
Kosa Kata
tradisional : sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun.
modern : terbaru; sikap dan cara berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Cirinya adalah disiplin, konsisten, dan kerja keras.
mentalitas : keadaan dan aktivitas jiwa (batin), cara berpikir, berperasaan. konsep : rancangan atau buram; gambaran mental dari objek, proses atau
apapun yang ada di luar bahasa. (di) cetus (kan) : melahirkan gagasan atau ide. aktivitas : keaktifan atau seluruh kegiatan manusia (di sekolah, di rumah, di
kantor dan lainnya). analisa : penyelidikan atau penguraian terhadap sesuatu untuk
mengetahui kebenaranya. universal : bersifat umum; mencakup seluruhnya. religi : kepercayaan adanya kekuatan atau yang berkuasa di atas
manusia. organisasi : susunan yang terdiri dari bagian-bagian (orang) dalam
perkumpulan atau komunitas tertentu. website ……………………………………….
Teks Kedua
Quo Vadis, 250-an Bahasa Daerah di Papua?
Oleh Rogerio Ma’averro Savio Lorrato Mahasiswa Ilmu Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Bahasa adalah yang paling baik dalam menunjukkan identitas kultural suatu
bangsa. Itu sebabnya penting bagi orang Papua untuk melestarikan sekitar 250 bahasa etnisnya dari arus besar dominasi ‘bahasa Indonesia’.
Dewasa ini, orang Papua menggunakan bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa ini adalah “bahasa pemersatu”, yang mendapat tempat utama dalam media komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
280
formal, baik sebagai bahasa tulisan maupun lisan di sekolah, perkantoran dan tentu saja pada media cetak dan elektronik.
Memang ada sisi baiknya, bahwa ‘bahasa Indonesia’ memainkan peran penting sebagai “jembatan” komunikasi menerobos diversitas linguistik yang berbeda satu sama lain (termasuk di Papua), dan memungkinkan para penuturnya menjangkau dunia pendidikan modern. Namun mesti disadari pula akan sisi buruknya, terutama bahwa ‘bahasa Indonesia’ menjadi dominan sehingga bahasa-bahasa lain kemungkinan akan tersisihkan. Padahal Bahasa Indonesia baru digunakan secara serius sejak 1970-an di Papua.
Ini berarti bangsa Papua, tidak terlibat dalam beberapa proses sejarah penting, terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia. Pertama, saat bahasa Indonesia dipermaklumkan sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda 1928, tidak ada yang mewakili bangsa Papua dalam peristiwa tersebut, kedua, saat bahasa Indonesia dianjurkan semasa pendudukan Jepang untuk menggusir bahasa Belanda, hal itu tidak terjadi di Papua, ketiga, saat bahasa Indonesia dipergunakan sebagai wahana perlawanan menyerang kolonialisme yang dipuncaki proklamasi kemerdekaan RI 1945, justru bangsa Papua belum ‘mengenal’ NKRI. Dari tiga fakta ini, bisa dibilang bahasa Indonesia adalah produk historis yang dalam prosesnya tidak sepenuhnya melibatkan bangsa Papua. Barulah pada tahun 1963 ketika Orde Lama mencanangkan operasi Trikora, dan disusul pelaksanaan Pepera tahun 1969 bahasa Indonesia mulai dijadikan ‘bahasa resmi’ di Papua.
Sejak saat itu, di Papua bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca. Bukan mustahil, pada suatu ketika bahasa Indonesia menyebabkan bahasa-bahasa asli Papua punah. Seperti terjadi pada bahasa-bahasa Indian di Amerika Serikat karena dominasi bahasa Inggris, atau seperti Aborigin di Australia, yang sejak bangsa Inggris masuk tahun 1788 memunyai 250 bahasa namun saat ini tinggal 100 bahasa. Itu pun tinggal menunggu waktu untuk punah (Geoffrey Hull: 2001) Dari pengalaman Indian dan Aborigin, bangsa Papua harus lebih serius dalam melestarikan dan melindungi bahasa-bahasa asli mereka. Salah satunya dengan mendorong lembaga pendidikan agar melestarikan bahasa asli, terutama dengan mengajarkannya pada pendidikan dasar sesuai dengan Resolusi PBB 1953.
Pada prinsipnya, bahasa manapun layak dikaji dan dihormati, namun penuturnya harus pertama melestarikan bahasanya. Bila tidak, kebanggaan berbahasa asli akan hilang. Bahasa asli pun dipandang tak lebih dari relikui masa lalu yang tak berguna dan mewakili simbol keterbelakangan. Bangsa yang demikian akan dihinggapi krisis identitas yang sukar disembuhkan.
Sumber: Penyesuaian dari Majalah “Selangkah” Edisi April-Juni 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
281
Kosa Kata:
quo vadis : mau ke mana? Menanyatakan tentang sesuatu (orang). identitas : ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang (suku, bangsa); jati diri. lingua franca : bahasa pengantar (bahasa komunikasi antara suku bangsa
tertentu dengan suku bangsa lain). kultural : hubungan dengan kebudayaan. etnis : berhubungan dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau
kebudayaan yang memunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa dan sebagainya.
dominasi : penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah (dalam bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan olahraga, dan sebagainya).
historis : histori (sejarah) berkenaan dengan sejarah; ada hubungannya dengan masa lampau.
kontradiktif : berlawanan; bertentangan. formal : sesuai dengan peraturan yang sah; menurut adat kebiasaan
yang berlaku. komunikasi : penerimaan dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang
atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; huhungan; kontak.
teks : naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang; kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan; bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya.
diversitas : perbedaan, kelainan, keragaman. proklamasi : pengumuman resmi, pemakluman atau pernyataan resmi. produk : hasil, buatan. operasi : gerakan pembersihan oleh pasukan/aksi militer atau polisi. resolusi : keputusan (keputusan-Persikatan Bangsa-Bangsa). penutur : pengguna bahasa tertentu (pengguna bahasanya). relikui : warisan atau peninggalan masa lalu. krisis : masa gawat; keadaan merosot; keadaan gawat.
C. Temukan Gagasan Utama Tiap Paragraf
Gagasan utama adalah ide pokok yang mengembangkan sebuah paragraf. Ide pokok bisa didapatkan langsung dalam paragraf maupun dapat dirumuskan setelah membaca sebuah paragraf.
5. Setiap paragraf pada setiap artikel terdapat gagasan utama. Temukan gagasan utama tiap paragraf dari dua artikel di atas!
Artikel Pertama: Paragraf Ide Pokok
1 ………………………………………………………………………………. 2 ………………………………………………………………………………. 3 ……………………………………………………………………………….
Artikel Kedua: Paragraf Ide Pokok
1 ………………………………………………………………………………. 2 ………………………………………………………………………………. 3 ……………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
282
4 ………………………………………………………………………………. 5 ………………………………………………………………………………. 6 ………………………………………………………………………………. 7 ……………………………………………………………………………….
Kegiatan Akhir
D. Menulis Rangkuman Isi Teks Dalam Beberapa Kalimat Sederhana yang Efektif
Kalimat sederhana merupakan kalimat yang strukturnya sederhana. Kalimat itu mengandung subjek dan predikat yang dapat diikuti dengan objek atau pelengkap. Kalimat sederhana dapat dilengkapi dengan keterangan, misalnya keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan cara, dan keterangan alat. Agar kalimat sederhana itu efektif, kata keterangan diletakkan di akhir atau di awal kalimat. Jangan diletakkan di antara subjek dan predikat! Perhatikan contoh berikut ini.
Pertama: Kalimat Sederhana
1. Cenderawasih itu terbang. (subjek-predikat) 2. Cenderawasih memiliki keunikan. (subjek-predikat-objek) 3. Cenderawasih itu berwarna kuning kemerah-merahan. (subjek-predikat-pelengkap)
Kedua: Kalimat Sederhana Efektif dan Tidak Efektif
1. Cenderawasih itu terbang dengan sayapnya. (kalimat efektif) 2. Dengan sayapnya, cenderawasih itu terbang. (kalimat efektif) 3. Cenderawasih itu dengan sayapnya terbang. (kalimat tidak efektif)
Mengubah kalimat sederhana tidak efektif di bawah ini menjadi kalimat sederhana yang efektif!
1. Martinus Edowai kemarin pagi membersihkan kamar mandi. 2. Yuliana Mote dengan anggrek menganyam noken. 3. Kebudayaan dari daerah masing-masing kita harus lestarikan.
Kegiatan Lanjutan E. Mengembangkan Teks Menjadi Artikel Baru 6. Buatlah sebuah artikel baru berdasarkan teks di atas pada lembar kerja di bawah ini
(boleh mencari sumber lain)!
Nama : …………….. Kelas : ……………... ………………….(judul) ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
283
Bagian Ketiga Memperkenalkan Diri dan Orang lain dalam Forum Resmi Indikator:
Memperkenalkan diri dengan mengucapkan kalimat perkenalan. Menunjukkan tanda perhentian kalimat dengan tepat. Menempatkan jeda yang tepat dalam mengungkapkan kalimat. Mencatat dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada kalimat perkenalan teman.
Menyapa orang lain dalam komunikasi sangat penting, entah dalam komunikasi biasa atau komunikasi formal. Penggunaan kalimat sapaan yang tepat dalam menyapa orang merupakan ukuran sopan santun dalam komunikasi. Pada bagian ini Anda berlatih menyapa orang lain serta memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi seperti forum diskusi, seminar, dan lainnya.
Apresiasi A. Beragam Kalimat Sapaan
Kalimat sapaan terdiri dari kata ganti (kamu, kalian, engkau), nama atau nama panggilan (Agus, Anton, Anas, Pak Guru) dan kata yang menyatakan hubungan keakraban (Bapak, Ibu, Pak, Bu, Kakak, Nenek, Nek, Mas, Bang, Pace, Mace, Saudara, dan sebagainya) yang digunakan untuk menyapa orang yang diajak bicara. Kalimat sapaan mengandung kata sapaan, tetapi kata sapaan itu bisa dilesapkan. Contoh, kalimat salam yang berfungsi sebagai sapaan Selamat siang, Pak Anton! dapat dinyatakan dengan kalimat sapaan Selamat siang! tanpa kata sapaan Pak Anton! Di bawah ini disajikan beberapa teks yang terdapat kalimat sapaan.
1. Diskusikan hal-hal berikut dengan teman sebangkumu pada lembar kerja di akhir teks!
• Daftarlah kalimat sapaan yang terdapat pada teks di bawah ini! • Di mana (perorangan atau forum resmi) kalimat sapaan itu diucapkan? • Melalui apa (lisan atau tertulis) kalimat sapaan itu disampaikan? • Kapan kalimat sapaan itu diucapkan? • Dari siapa kepada siapa kalimat sapaan itu disampaikan?
Teks Pertama
From : "Wawo Joe" To : Andreas Harsono Sent : June 17, 2004 9:31 PM Subject : Pendidikan Jurnalistik di Indonesia Halo Mas Andreas, apa kabar? Mudah-mudahan masih ingat saya. Saya Handono, mahasiswa Universitas Islam Bandung yang pernah bertanya soal jurnalisme damai. Masih seputar isu jurnalistik. Kali ini saya mau bertanya soal pendapat mas Andreas tentang pendidikan jurnalistik di negeri ini, terutama yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi melalui program studi jurnalistiknya. Bagaimana standar kurikulum yang seharusnya diterapkan di lembaga pendidikan junalistik semacam ini? Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan media kita? Kalau sesuai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
284
kenapa sepertinya banyak media massa di negeri ini menomorduakan lulusan-lulusan program studi jurnalistik?
Mas, mohon diberi masukan! Terima kasih Pak.
From : "Andreas Harsono" Date : Jun 22, 2004 8:05 pm
Subject : Pendidikan Jurnalisme di Indonesia
Handono yang baik, Terima kasih untuk emailnya. Saya tembuskan jawaban saya ini ke mailing list pantau-
[email protected] dan [email protected] dengan harapan ada rekan wartawan atau dosen yang bersedia ikut diskusi kita tentang pendidikan
jurnalisme di Indonesia…. Teks Kedua:
Arti Penting Sejarah Para hadirin yang terhormat, Salam sejahtera, bagi kita semua!
Sebetulnya apa yang saya katakan dalam 10 tahun ini sudah sering saya katakan secara lisan. Sekarang saya sampaikan lagi secara lisan.
Pertamakali tentang negara kita adalah negara maritim terdiri dari belasan ribu pulau tetapi mengapa diduduki oleh Angkatan Darat. Dari bupati kadang-kadang sampai kepala desa. Mengapa ini bisa terjadi . Ini adalah kesalahan historis.
Kesalahan lain dengan kekeliruan. Kesalahan berasal dari otak, kalau keliru itu adalah salah dalam pelaksanaan teknis. Kenapa terjadi kesalahan ini? ….
Jakarta, (Aula Perpustakaan Nasional), 14 Juli 1999 Pramoedya Ananta Toer
Kata/Kalimat Sapaan
Di mana (perorangan atau
forum resmi) Melalui (lisan atau tertulis) Kapan Dari Siapa
kepada Siapa
…………….. ……………. …………. …………. …………. ……………. ……………. …………. …………. …………. ……………. ……………. …………. …………. …………. ……………. ……………. …………. …………. …………. ……………. ……………. …………. …………. ………….
Kegiatan Inti
B. Memperkenalkan Diri dan Teman Lain
Memperkenalkan diri tidak cukup hanya dengan menyebutkan namanya. Pada bagian ini Anda akan memperkenalkan diri dan dua teman Anda yang lain dengan menggunakan kalimat perkenalan yang tepat dan berbagai variasi penyampaian.
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 3 orang! 2. Mewawancarai dua orang teman kelompokmu hal-hal berikut ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
285
Nama Lengkap? …………………………………………………………... Nama Panggilan? …………………………………………………………... Tempat tanggal lahir? …………………………………………………………... Nama Ayah dan Ibu? …………………………………………………………... Anak ke berapa? …………………………………………………………... Asal SMP? …………………………………………………………... Alamat Rumah ? …………………………………………………………... Hobby …………………………………………………………...
3. Majulah bersama-sama ke depan kelas dan salah satu orang mengawali memperkenalkan diri dan kedua temannya dengan berbagai variasi penyampaian!
4. Berikanlah catatan mengenai penampilan temanmu! Gunakan lembar kerja di bawah ini!
Aspek yang Dinilai Skor yang Diperoleh Catatan Tambahan Penguasaan Pesan/Data Teman Lain
……………………. …………………….
Kejelasan Suara (vokal) ……………………. ……………………. Ekspresi ……………………. ……………………. Jumlah Skor Catatan: Skala nilai 0-100
C. Memperkenalkan Orang Lain dalam Forum Resmi
Lakukan kegiatan berikut! 1. Masih tetap dalam kelompok Anda! 2. Cabutlah kartu peran yang disiapkan guru Anda (apakah sebagai pembawa acara,
moderator, dan pembicara)!
3. Diskusikanlah bagaimana peran masing-masing (1) pembawa acara: menyapa peserta diskusi, menjelaskan susunan acara disksusi, perkenalkan sekilas tentang moderator dan pembicara, menyerahkan acara diskusi kepada moderator; (2) moderator: mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya menjadi moderator, memperkenalkan identitas pembicara (nama lengkap, gelarnya, latar belakang keahliannya, latar belakang pendidikannya, saat ini bekerja sebagai apa, topik yang akan dibahasnya, dan lain-lain), memberitahukan alokasi waktu untuk pembicara dan tanya-jawab, memberikan kesempatan kepada pembicara; dan (3) pembicara: mengucapkan terima kasih atas kepercayaan menjadi pembicara, menyampaikan materi dan mengakhiri materi dan lain-lain!
4. Aturlah ruangan berbentuk meja konferensi!
bagian tengah kosong
Pembawa Acara
Moderator
Pembicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
286
5. Salah satu kelompok mengawali diskusi kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lain!
Kegiatan Akhir D. Memperbaiki Dialog dengan Tanda Baca yang Tepat
Dialog berikut ini belum jelas maknanya karena belum dibubuhi dengan tanda baca yang tepat. Berikanlah tanda baca dan huruf kapital yang tepat pada dialog berikut ini agar maknanya mejadi jelas!
yance (ketemu teman kelasnya di tengah jalan) hai linda linda hai juga yance hei kamu dari mana linda saya baru pulang ikut diskusi di sekolah yance diskusi apa linda diskusi tentang budaya oya kenapa kamu tidak ikut yance saya belum dengar informasi lagi pula hari ini saya latihan drama di GOR linda oya setiap hari jumat ada diskusi di sekolah minggu depan juga ada ikut ya harus ikut tidak
ikut rugi sendiri yance tenang saja minggu depan sa akan ikut tapi topiknya tentang apa dan siapa pembicara linda topiknya apa ya pokoknya tentang kebudayaan pembicaranya pak yusak katanya dia
antropolog dari Uncen yance oya lukas ikut diskusi ka tidak linda dong ikut semua tong pu teman teman kelas banyak yang ikut kok yance iyo sudah ee minggu depan sa ikut juga makasih infonya linda sekarang ko mau ke mana yance pulang ke rumah to linda sa juga sedang pulang ke rumah ne ok by yance sampai jumpa besok di sekolah Kegiatan Lanjutan
E. Menghadirkan Pembicara di Sekolah
Lakukan kegiatan berikut! 1. Bentuklah kepanitiaan kecil!
Ketua panitia …………………………………………………. Wakil …………………………………………………. Sekretaris …………………………………………………. Bendahara …………………………………………………. Seksi Perlengkapan …………………………………………………. Seksi Humas dan Publikasi …………………………………………………. Seksi Keamanan …………………………………………………. Seksi Usaha Dana …………………………………………………. Seksi Dekorasi ………………………………………………….
2. Tentukan topik tentang kebudayaan Papua dan calon narasumber! 3. Tentukan waktu pelaksanaan (tanggal dan waktu)! 4. Mintalah bimbingan bapak/ibu guru!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
287
Bagian Keempat Menulis Paragraf Argumentasi Indikator:
Menemukan ciri paragraf argumentasi. Mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi. Menentukan pola pengembangan paragraf argumentasi. Menentukan jenis pengembangan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh
dan sebagainya. Penentukan rincian atau gagasan pendukungnya. Menulis paragraf argumentasi dengan memperhatikan pola pengembangannya. Menyunting paragraf yang ditulis teman.
Dalam penyampaian gagasan kita harus meyakinkan orang lain dengan data-data atau alasan-alasan yang jelas. Data serta fakta yang meyakinkan orang lain itu disebut argumentasi. Dengan demikian, pendapat kita dapat diterima oleh orang lain yang membaca tulisan kita maupun mendengarkan kita pada saat kita berbicara. Pada bagian ini Anda akan berlatih menyusun paragraf argumentasi.
Apresiasi A. Menemukan Ciri Paragraf Argumentasi
Argumentasi pada dasarnya merupakan seperangkat kalimat yang disusun untuk mempengaruhi pembaca agar menerima ide atau pernyataan yang dikemukakan. Argumentasi terletak pada tiga prinsip pokok yang dikemukan penulis, yaitu (1) pernyataan: penentuan posisi pada masalah tertentu, (2) alasan: pemaparan bukti- bukti untuk mempertahankan pernyataan, dan (3) pembenaran: usaha penulis untuk menunjukkan hubungan antara pernyataan dengan alasan. Pembenaran lebih pada ajakan berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan sebelumnya. Bacalah teks di bawah ini dan temukan tiga prinsip pokok argumentasi yang dikemukakan penulis!
Orang Papua harus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan daerah. Kini orang Papua mulai meninggalkan budaya daerahnya. Orang Papua justru senang dengan musik pop dan reggae. Sementara itu, dansa sudah tidak asing lagi bagi orang Papua, terutama anak-anak muda Papua. Gaya hidup mengecat rambut, minum bir, dan pergi ke salon menjadi sesuatu hal yang biasa. Bahasa kita juga berubah menjadi lu gue (bahasa sinetron). Padahal orang Papua punya kebudayaan yang unik. Mulai dari sastra daerah (cerita rakyat), musik-musik yang khas, gaya hidup yang sederhana, bahasa daerah kita yang khas, serta produk-produk lokal (noken asli, sisir bambu dan ukiran lainnya). Kalau kita tidak mempertahankan dan melestarikan itu semua, maka kita akan menjadi orang yang tidak beridentitas. Oleh karena itu, orang Papua harus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
288
Kegiatan Inti B. Mendata/Menentukan Topik dan Menentukan Pola
Pengembangan
Menentukan topik merupakan lankah pertama sebelum seseorang menulis paragraf/karangan argumentasi. Langkah-langkah selanjutnya adalah (1) menetapkan tujuan, (2) mengumpulkan data (alasan-alasan) dari berbagai sumber, (3) menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, dan (4) mengembangkan kerangka menjadi paragraf/karangan argumentasi. Jika topik dan tujuan kita adalah ingin mengajak masyarakat untuk mencintai salah satu produk lokal, yaitu noken anggrek, maka kita perlu alasan-alasan untuk membujuknya. Misalnya:
1. Pernyataan: Mencintai noken anggrek memperkaya kita. Alasan-alasannya:
a. Noken anggrek memiliki nilai seni yang tinggi. b. Noken diminati oleh orang luar negeri maupun dalam negeri. c. Noken anggrek memiliki harga jual yang tinggi. d. Semakin banyak orang yang menggunakan noken anggrek semakin banyak orang juga
yang tertarik untuk belajar menganyam noken anggrek dan melestarikan anggrek sebagai aset lokal.
e. ………………………………………………………………………………… f. ………………………………………………………………………………… g. Oleh karena itu/dengan demikian, kita perlu mencintai noken anggrek karena dapat
memperkaya kita dari sisi meteril maupun budaya.
2. Pernyataan: Bambu potensi lokal yang menjanjikan. Alasan-alasannya:
a. Bambu dapat digunakan sebagai sisir rambut dengan berbagai ukuran. b. Bambu dapat digunakan sebagai ukiran untuk perhiasan rumah. c. Bantu dapar digunakan sebagai alat dapur. d. Bambu dapat digunakan sebagai kursi dan bambu. e. …………………………………………………………………………………… f. …………………………………………………………………………………… g. Oleh karena itu bambu menjadi potensi lokal yang menjanjikan masa depan.
3. Pernyataan: ……………………………………………………………
Alasan-alasannya: a. ……………………………………………………………………………… b. ……………………………………………………………………………… c. ……………………………………………………………………………… d. ……………………………………………………………………………… Pembenaran: …………………………………………………………………
Apabila kita kembangkan paragraf argumentasi secara deduktif maka kita
meletakkan ide-ide yang bersifat umum (premis mayor) atau kalimat topik (pernyataan) pada awal paragraf kemudian dilanjutkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Bukti-buktinya dapat diambil dari situasi nyata dalam masyarakat. Lihat contoh pengembangan paragraf argumentasi deduktif pada bagian awal di atas. Paragraf argumentasi secara induktif diawali dengan ide-ide khusus dan diikuti dengan ide yang umum. Ide-ide khusus ditampilkan pada bagian awal paragraf dan kemudian disimpulkan dengan ide-ide yang lebih umum. Ide yang lebih umm itu biasanya berupa kalimat simpulan yang berupa suatu pernyataan pembenaran. Lihat contoh berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
289
C. Menulis Paragraf Argumentasi
Buatlah paragraf argumentasi dengan memperhatikan hal-hal berikut!
1. Gunakanlah kalimat sederhana (pendek), jelas, dan tanda baca yang tepat, serta perhatikan huruf kapital dan huruf miring!
2. Pilihlah salah salah satu topik di bawah ini dan kembangkan dengan cara deduktif dan induktif!
3. Perhatikan tiga prinsip pokok pengembangan karangan argumentasi!
• Kecintaan terhadap produk lokal misalnya noken anggrek, sisir bambu, ukiran-ukiran, gelang dan lain-lain dapat ditingkatkan dengan semakin banyak digunakan oleh orang Papua sendiri.
• Kalau kita membaca banyak akan membuka wawasan dan pengetahuan baru. • Minuman keras bagi anak-anak muda Papua dapat diatasi dengan memberikan perhatian dari
orang tua di rumah, guru di sekolah serta dengan memberikan kesempatan dan ruang untuk menyalurkan bakatnya.
• Anak-anak terminal dapat diatasi dengan membekali keterampilan yang tepat dan modal yang cukup oleh pemerintah darah.
Kegiatan Akhir
D. Mengomentari Paragraf Argumentasi Tulisan Teman
Lakukan Kegiatan Beriku!
1. Tukarlah karangan argumentasi Anda dengan temanmu!
Saat ini orang Papua senang dengan musik pop, musik jaz, dan musik reggae. Selain itu dansa menjadi bagian dari orang Papua, terutama anak-anak muda Papua. Gaya hidup pirang rambut, minum bir, dan pergi ke salon menjadi sesuatu hal yang biasa. Cara berbahasa juga berubah menjadi lu gue (bahasa sinetron). Anak-anak Papua kini justru bergaya dengan produk-produk dari luar. Padahal orang Papua memiliki sastra daerah (cerita rakyat), musik-musik yang khas, gaya hidup yang sederhana, bahasa daerah yang yang khas, serta produk-produk lokal (noken asli, sisir bambu dan ukiran lainnya). Kalau kita tidak mempertahankan dan melestarikan itu semua, maka kita akan menjadi orang yang tidak beridentitas. Oleh karena itu, orang Papua harus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan daerah.
Paragraf Argumentasi Deduktif ……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. Paragraf Argumentasi Induktif
…………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290
290
2. Mengomentari hasil tulisan temanmu dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Paragraf Pertama (Deduktif) Paragraf Kedua (Induktif) Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Jawaban Ya Tidak Keterangan Jawaban
Ket. Umum
Apakah sudah mencerminkan prinsip pokok pengembangan paragraf argumentasi!
Apakah sudah dikembangkan dengan model pengembangan deduktif/induktif?
Apakah tanda baca, huruf kapital sudah diperhatikan dan digunakan dengan benar?
Apakah ide yang paparkan sudah cukup meyakinkan orang?
Apakah isi tulisannya dikembangkan dengan kalimat yang pendek-pendek dan mudah mengerti?
Kegiatan Lanjutan
E. Melengkapi Paragraf Argumentasi dengan Kata Penghubung Intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase
dengan frase, atau klausa dengan klausa. Kata penghubung intrakalimat di antaranya adalah yang, tetapi, dan, karena, bahwa, jika, sehingga, melainkan, atau, kecuali.
Lengkapilah paragraf berikut ini dengan kata penghubung intrakalimat yang tepat!
Ratusan cagar budaya di Papua tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terutama 120 cakar budaya … terdata resmi pada Dinas Kebudayaan Provinsi Papua. Sejumlah cagar budaya itu antara lain bekas penjara Bung Hatta di Boven Digoel, Tanah Merah, situs peninggalan Perang Dunia II, Goa Jepang, … beberapa bekas markas tentara Sekutu. Cakar budaya tersebut sudah lapuk, berlumut, dan tidak menyerupai cagar budaya lagi. Selain hewan ternak berkeliaran, juga tampak kotor, ditumbuhi rumput, … tidak terawat. Pemerintah menilai obyek-obyek itu tidak memberi kontribusi bagi pembangunan di daerah sehingga tidak terperhatikan serius. Padahal cakar budaya itu memiliki nilai sejarah … tinggi di balik bangunan-bangunan …. benda-benda tersebut. … dikelola dengan baik dapat mendatangkan pendapatan asli daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
291
291
Uji Kompetensi Unit II
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan yang dimaksud cerita rakyat! 2. Jelaskan dan berikan contoh tiga golongan cerita rakyat! 3. Buatlah sinopsis cerita rakyat mite dari daerah Anda! 4. Apa yang dimaksud dengan membaca pemahaman? 5. Jelaskan empat jenis kata ulang! 6. Jelaskan tiga prinsip pokok paragraf argumentasi!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Cerita yang memunyai latar belakang sejarah, dipercaya oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi dewa di sebut…
2. Kami selalu mengawasi gerak-gerik mereka dari kejauhan. Kata ulang gerak-gerik merupakan pengulangan…. a. seluruh d. Dengan perubahan fonen b. sebagian e. Berulang c. berkombinasi
3. Gagasan utama paragraf pertama pada teks berjudul “Quo Vadis, 250-an Bahasa Daerah di Papua” adalah:
4. Yang bukan merupakan kalimat sederhana efektif adalah:
5. Ia datang kemarin pagi. Kalimat itu terdiri dari….
6. Saya membaca novel berjudul “Ratu Lembah Baliem” itu setahun lalu. Yang merupakan predikat pada kalimat di atas adalah….
a. legenda c. mite dan dongeng b. mite d. legenda dan mite c. dongeng
a. Bahasa adalah identitas cultural suatu bangsa. b. Orang Papua harus melestarikan bahasa daerah. c. Bahasa sehari-hari orang Papua adalah bahasa Indonesia. d. Papua memiliki lebih dari 250-an bahasa daerah. e. Bahasa Indonesia mendominasi bahasa daerah orang Papua.
a. Ayah membeli sebuah baju untuk adik. b. Antonius Pekey menjalankan mobil dengan cepat. c. Kami sudah membaca buku tebal itu sampai selesai. d. Malam ini, anak-anak asrama putra “Tarunakarsa” sedang bakar jagung. e. Saya membaca setahun lalu buku itu.
a. s-p-keterangan waktu d. s-p-o keterangan waktu b. s-p-o- e. jawaban a, b, c dan d salah c. s-p
a. membaca novel d. setahun lalu b. saya membaca e. membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
292
292
7. Peran pembawa acara (pewara) dalam forum resmi (seminar atau diskusi) adalah,
kecuali….
8. Yang merupakan paragraf argumentasi adalah: a. Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari
senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
b. Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
c. Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan pembangunan di daerah kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
d. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
e. Hampir semua pelosok kabupaten Nabire indah. Di kabupaten ini, masih banyak hutan yang perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Nabire juga menyimpan beraneka ragam jenis anggrek dan aneka jenis fauna.
9. Menentukan topik adalah langkah pertama dalam membuat sebuah karangan
argumentasi. Langkah-langkah selanjutnya adalah, kecuali…. a. menentukan tujuan d. Mewawancarai narasumber b. mengumpulkan data e. c. Menyusun kerangka karangan
mengembangkan menjadi karangan argumentasi
10. Musim kemarau … panjang tahun ini merupakan bencana bagi daerah kami. Sungai …mengalir di tengah-tengah desa kering kerontang. Semua sumur tak berair lagi, …sumur pak Petrus Kotouki. Tanah pecah berbongkah-bongkah, … tanaman … pepohonan hampir tak ada …berwarna hijau.
Kata penghubung intrakalimat yang tepat untuk melengkapi kalimat-kalimat dalam paragraph di atas, kecuali….
c. membaca novel
a. menyapa audiens (peserta diskusi atau seminar) b. menjelaskan susunan acara c. mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audiens d. memberikan kesempatan kepada moderator untuk memimpin e. memperkenalkan sekilas identitas moderator dan pembicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
293
293
a. yang, yang, kecuali, sehingga, dan, yang
d. yang, yang, yang, sehingga, kecuali, yang, dan
b. yang, kecuali, yang, yang, dan, sehingga e. c. yehingga, yang, kecuali, yang, dan
yang, yang sehingga, yang, kecuali, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
294
294
Unit III
Lingkunganku Masa Depanku
Siapa yang mencoba maka terjadilah. Siapa yang berkehendak maka terciptalah. Dan, siapa yang mencinta, maka hiduplah. -----Anne Caffrey, Novelis----
Kompetensi Dasar:
Mendengarkan Informasi Siaran Radio dan Televisi atau Tuturan Langsung
Menganalisis Cerita Pendek
Menulis Paragraf Deskripsi
Menceritakan Pengalaman Sendiri dan Orang Lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295
295
Bagian Pertama Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan Indikator:
Mendengarkan siaran radio, televisi atau tuturan langsung. Mencari isi pesan pokok dalam siaran radio, televisi atau tuturan langsung. Mengungkapkan kembali isi siaran radio, televisi, atau tuturan langsung dalam
beberapa kalimat yang runtut. Menjawab pertanyaan berhubungan dengan isi berita radia/televisi.
Mendengarkan itu tidak mudah dan bukan asal dengar. Mendengarkan adalah sebuah
kegiatan yang tidak sekedar melibatkan telinga tetapi juga melibatkan pikiran (otak) dan perasaan (hati). Mendengarkan itu menerima suatu informasi dari orang lain secara langsung maupun melalui media tertentu, misalnya radio dan lain-lain. Untuk itu kita diharapkan terus mengembangkan kemampuan mendengarkan berbagai informasi baik melalui radio maupun media lain dengan kritis (tidak menerima begitu saja).
Apresiasi A. Pesan Berantai
Membuktikan sendiri bahwa mendengarkan itu tidak mudah dengan melakukan kegiatan berikut. Ikuti petunjuk untuk membuktikannya!
1. Bentuklah 3 atau 4 kelompok yang beranggotan 7-10 orang! 2. Masing-masing kelompok baris berbanjar ke belakang! 3. Anggota kelompok yang paling depan (nomor satu) akan mendengarkan sebuah pesan
dari guru dan pesan tersebut harus disampaikan dengan berbisik kepada teman yang ada dibelakangnnya sampai pada teman yang paling terakhir!
4. Informasi tidak boleh berubah dan usahakan informasi awal dengan informasi yang sampai kepada teman yang di belakang sama!
5. Setelah selesai menyimak, cocokkanlah informasi yang didapat oleh temanmu yang nomor satu dengan nomor terakhir di masing-masing kelompok!
6. Cocokkanlah informasi terakhir dari tiap kelompok dengan kelompok lain! 7. Ingat kembali informasi yang Anda dapat dari teman Anda pada saat melakukan
pesan berantai! Nah… kalau sudah, kira-kira informasi itu berubah pada Anda atau setelah Anda!
8. Apa kesimpulan anda? Mudah atau sulitkah kegiatan mendengarkan itu?
Kegiatan Inti B. Mendengarkan Pembacaan Berita
Lakukan kegitan berikut ini!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 5 orang! 2. Membacakan dua berita di bawah ini secara bergantian dalam kelompok! 3. Simaklah baik-baik ketika teman Anda membacakan dua berita di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296
296
Green Peace menemukan kian tingginya kecenderungan degradasi hutan di Papua. Hal ini dikhawatirkan berdampak negatif pada manusia dan lingkungan fisik lainnya. Manajer Paradise Forest Compaign Green Peace Papua, Abner Korwa, mengatakan di Papua perlu kampanye pelestarian lingkungan seperti yang dilakukan di Pulau Salomon, Pasifik Selatan.
Sekarang di Salomon tidak ada hak pengusahaan hutan (HPH). Masyarakat setempat yang menebang sendiri pohon-pohon. ''Kita mengharapkan Papua ke depan seperti Salomon. Masyarakat yang menjaga dan mengelola sendiri hutannya guna menghindari kehadiran HPH yang membuat kecenderungan degradasi hutan semakin meningkat,''ucap Korwa. Menurut Korwa, degradasi hutan itu meningkat karena kehadiran perusahaan HPH. ''Papua masih bersyukur karena belum terjadi bencana banjir dan longsor, sementara di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi telah terjadi bencana banjir. Manado, Sulawesi Utara, belum lama ini terjadi banjir yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia diterjang banjir. Papua masih menunggu waktu datangnya bencana,'' kata Korwa. Mengantisipasi perusakan hutan yang semakin parah, Green Peace melalui program Paradise Forest Compaign melakukan kampanye lingkungan. Seruannya, agar kelestarian lingkungan hidup yang menjadi sumber oksigen bagi kehidupan manusia diperhatikan. Apalagi, Papua selama ini menyuplai oksigen bagi miliaran jiwa manusia di belahan dunia.
Sumber: Penyesuaian dari Republika, 07 Maret 2006
Menteri Kehutanan (Menhut) mendesak Kejaksaan Agung mengusut tuntas kasus 10 bupati dan mantan bupati yang terindikasi kuat melakukan kejahatan di bidang kehutanan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah mengeluarkan izin pemeriksaan terhadap para bupati tersebut. ''Saat ini beberapa kasus sudah sampai pada penyelidikan dan pengumpulan bahan keterangan. Jadi memang ada beberapa kasus pelanggaran yang berpotensi merugikan negara yang diduga kuat melibatkan para bupati dan mantan bupati itu. Kita sudah minta secara resmi kepada Kejaksaan Agung supaya kasus ini cepat diselesaikan,'' kata Menhut MS Kaban di Jakarta, Senin (5/9). Menurut Menhut, ulah para kepala daerah itu, negara berpotensi mengalami kerugian puluhan miliar. Saat diminta memerinci kesepuluh bupati dan mantan bupati itu, Menhut mengaku tidak hafal satu per satu. Dia hanya menyebutkan, kesepuluh bupati dan mantan bupati tersebut, lima orang berasal dari wilayah Kalimantan, empat orang dari Sumatera, dan satu orang dari Papua. (sumber: Penyesuaian dari Suara Pembaruan, 07 September 2005)
Berita Pertama:
Berita Kedua:
Kosa Kata
kampanye : gerakan atau tindakan serentak untuk memperkenalkan memberitahukan sesuatu kepada publik.
degradasi : kemunduran; kemerosotan; penurunan (mutu, moral, pangkat).
oksigen : gas tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang merupakan komponen dari gerak bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
297
297
4. Tutup teks dan diskusikan dua berita di atas dalam kelompok! Gunakan lembar kerja di bawah ini!
Nama Kelompok : ………………………………………………………….. Nama Media Massa Cetak dan Waktu Publikasi 1. Berita pertama 2. Berita kedua
: ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
Nara Sumber 1. Berita pertama 2. Berita kedua
: ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
Topik Umum : ………………………………………………………….. Isi Berita secara rinci : ………………………………………………………….. Tanggapan (saran atau solusi) kelompok Anda
: ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
5. Presentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan kelas!
Kegiatan Akhir C. Mengenal Lebih Dalam Tentang Berita
Seorang penulis Amerika menyebut berita dengan istilah NEWS, singkatan dari North, East, West, dan South. Itu berarti sifat berita yang menghimpun informasi dari berbagai penjuru. Namun yang perlu digarisbawahi adalah segala sesuatu belum tentu bisa menjadi berita. Dengan kata lain berita adalah segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian pembaca, dan berita yang terbaik adalah berita yang menarik bagi pembaca terbesar. Kantor berita Associated Press (AP), USA mengajarkan cara menulis berita, yaitu dengan formula “5W1H+1S+1NV (what, who,where, when, why, how, security, end news value)—atau apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana, keamanan, dan nilai berita. Ada beberapa ukuran kelayakan berita, antara lain:
1. Penting : menyangkut orang banyak atau memunyai akibat terhadap pembaca. 2. Besar : menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak. 3. Waktu : menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau ditemukan. 4. Dekat : kejadian dekat dengan pembaca baik geografis dan secara emosional. 5. Tenar : menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca. 6. Manusiawi : memberi sentuhan perasaan bagi pembaca 7. Eksklusif : sesuatu yang istimewa atau lain dari pada yang lain.
Di mana tempat kita memeroleh bahan untuk dijadikan berita? Ada empat tempat memeroleh bahan untuk menulis berita, antara lain: (1) kita kenal istilah Tuhan dengan suka hati memberikan berita kepada para juru warta, misalnya, yang menyangkut bencana-bencana alam. (2) Konferensi pers, pertunjukan, pementasan, aksi demonstrasi, pawai dan sebagainya. (3) Peristiwa laten (hari bersejarah) yang diaktualkan kembali. (4) Mengungkapkan tema-tema tertentu yang menarik bagi pembaca. Misalnya, laporan tentang pengobatan tradisional, kesenian tradisional dan sebagainya. Nancy Nasution, (1979:9) mengambarkan tubuh berita sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
298
298
Piramida Terbalik
1. Tetaplah dalam kelompok Anda dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan dua berita di atas!
No. Pertanyaan Berita Pertama Berita Kedua 1. what/Apa ………………………… …………………………
2. who/ siapa ………………………… …………………………
3. where/di mana ………………………… …………………………
4. when/ kapan ………………………… …………………………
5. why/ mengapa ………………………… …………………………
6. how/ begaimana ………………………… …………………………
7. security/ keamanan ………………………… …………………………
8. news value/nilai berita ………………………… …………………………
9. Catatan-catatan penting yang dikemukakan reporter
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
Kegiatan Lanjutan D. Menyimak Berita dari Televisi atau Radio serta
Melaporkannya
Simaklah berita dari televisi atau radio di rumah dengan memperhatikan nama acara, waktu tayang/siar, nama televisi atau radio, nama penyiar, sumber berita, topik berita, serta informasi secara detail. Gunakan lembar kerja di bawah ini! Nama Lengkap :……………………………………………………………. Kelas : X ………… Nama Stasiun TV/Radio :…………………………………………………………….. Nama Acara TV/Radio :…………………………………………………………….. Waktu Tayang/Siar :…………………………………………………………….. Nama Penyiar :……………………………………………………………. Sumber Berita :…………………………………………………………….
Lead (pengantar)
Fakta perangkai
Tubuh
Detail
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
299
299
Topik Berita :……………………………………………………………. Informasi detail tentang berita
:……………………………………………………………. ……………………………………………………………..
Layaknya seorang wartawan, buatlah sebuah berita atau laporan berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil menyimak berita di radio atau televisi. Dalam penulisan berita, perhatikan dan gunakan formula berita “5W1H+1S+1NV!
………………….. (judul berita)
………………………………………………………………….lead/pengantar) ....................................................................................................... …………………………………………………………………………...
…………………………….……………………………………. (fakta penting) …………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………... (tubuh berita) …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
………………………………………………………..(informasi secara detail) ……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
300
300
Bagian Kedua Menganalisis Cerita Pendek
Indikator:
Membaca dan menceritakan kembali isi cerita pendek (cerpen) Mengungkapkan latar dan penokohan dalam cerpen dengan menunjukkan kutipan yang
mendukung. Mengaitkan cerpen dengan kehidupan aktual serta memberikan tanggapan pribadi.
Cerita pendek (cerpen) adalah karya sastra (fiksi) yang memiliki nilai-nilai moral dan
dalam penceritaannya dibatasi pada ruang dan waktu tertentu. Walaupun cerpen adalah karya fiksi, penulisannya selalu terinspirasi dari kehidupan nyata. Untuk itu, membaca cerita pendek tidak sekedar mengisi waktu, tetapi juga untuk mendapatkan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Cerpen banyak dimuat di media massa seperti koran, majalah, internet, dan buku kumpulan cerpen banyak. Bagian ini berlatihlah mengapresiasi cerpen!
Apresiasi A. Mengisi Teka-teki Istilah Cerpen
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang! 2. Isilah teka-teki silang berikut ini! 3. Cocokan hasil isian Anda dengan jawaban dari guru! Mendatar 1. Cerita fiksi yang pendek. 2. Pokok pembicaraan suatu cerita;
pokok masalah yang dibicarakan dalam suatu cerita.
3. Cerita yang dalam penceritaannya menggunakan orang kedua sebagai tokoh (tokoh utamanya).
4. Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab atau tulisan (bukan bahasa sehari-hari).
5. Orang-orang yang berperan dalam sebuah cerita.
6. Ahli sastra; pujangga; pengarang prosa dan puisi.
Menurun 1. Tokoh yang berkarakter baik dalam
sebuah cerita fiksi. 2. Rangkaian peristiwa atau jalan cerita
yang mengungkapkan apa yang terjadi dan mengapa terjadi.
3. Cerita yang dalam penceritaannya menggunakan orang pertama sebagai tokoh (tokoh utamanya).
4. Tokoh yang berkarakter jelek dalam suatu cerita; lawan protagonis.
5. Tempat, waktu dan segala sesuatu yang melatarbelakangi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
301
301
1 1
2 2
3 3
5
4 4
5
6
Kegiatan Inti B. Membaca Cerita Pendek
Bacalah cerita pendek di bawah ini dengan tenang dalam kelompok!
Nyanyian Hutan Perawan Oleh Imron Supriyadi
Pagi menjelang fajar aku sudah
berkemas. Jaket, parang, pisau pinggang, minyak, lampu, korek, botol minum, dan sedikit singkong rebus sudah masuk kedalam ransel. Kuputuskan, pagi itu, aku harus pergi ke hutan. Aku tidak bisa terus menerus hidup dalam perkampungan yang pengab. Suhu udara, suhu politik dan suhu kebudayaan di kampungku tak bisa membuatku tenang lagi. Aku harus pergi!
"Pagi-pagi buta seperti ini kau akan pergi?", tanya Er, yang tiba-tiba sudah ada di hadapanku. Ia sepertinya baru saja pulang dari surau. Er, adalah salah satu perempuanku dari golongan ningrat yang gagal kunikahi lantaran dulu aku tak mampu membayar maskawin.
"Lebih cepat lebih baik. Sebab sebentar lagi orang kampung akan segera berhambur keluar. Dan aku tak mau dipusingkan dengan pertanyaan-
pertanyaan bodoh mereka. Kujelaskan sedetil apapun, mereka juga tidak akan tahu, kenapa aku harus pergi ke hutan".
Er, masih terpaku. "Tetaplah hidup dengan suamimu di sini. Tak ada gunanya kau melarangku pergi". "Lalu bagaimana dengan aku?", sebuah suara muncul dari arah belakang. Tiba-tiba saja Tri muncul menyela pembicaraan aku dan Er. Tri, adalah perempuan keduaku, yang belum sempat kunikahi, lantaran sampai tahun ini orang tuanya masih bersikeras untuk menyuap seorang pegawai kabupaten agar Tri menjadi PNS. Makanya, aku tetap bertahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
302
302
untuk menolak menikah, sampai Tri mengharamkan suap. "Kau tidak sendirian di sini, Tri. Banyak orang yang akan melindungimu. Semua akan menjagamu." "Apa keputusanmu sudah bulat, Nak?", Ibuku ikut muncul tak mau ketingalan melepas kepergianku. Ibuku, adalah perempuan yang kuangungkan di alam raya ini. Tanpa darah, keringat dan air mata ibu, aku takkan lahir. "Ini sudah menjadi tekadku Bu," jawabku dengan suara lebih pelan dan --aku mendengarnya sendiri-- tak terlalu meyakinkan seperti kepada Er dan Tri. "Tapi, hutan bukan duniamu?". "Tidak Tri, semua milik Tuhan. Dan kita berhak di atas tanah ini termasuk hutan. Di hutan, akan kutemukan kedamaian dan kejujuran. Di hutan, aku akan temukan kesejukan angin yang bersih dari cerobong pabrik, dan telingaku akan lepas dari bisingnya mesin, atau kasak-kusuk aksi suap menyuap dalam suksesi Bupati, Walikota dan Gubernur". "Kalau hanya itu alasanmu, kenapa kau mesti ke hutan? Apa ini bukanlah sikap kerdilmu, untuk menghindar dari kekalahan?" "Cukup Tri! Biarkan aku pergi. Jangan seperti orang kampung ini, yang tak mau lagi peduli, bagaimana menempuh perjalanan panjang untuk satu perubahan". Ketiga perempuan itu hanya terpaku. "Bu, dan kepada kalian berdua, Tri dan Er, aku pergi. Fajar akan segera tiba. Dan katakan pada ayah, aku akan kembali". Tepat jam lima pagi, aku sudah keluar dari dusun. Aku tidak akan pusing lagi dengan sapaan basa-basi dari orang-orang dusun. Kalau aku terus berjalan, berarti pada sore nanti, aku sudah sampai di hutan, tempat aku akan bercengkerama dengan alam. Matahari mulai memancar dari ujung timur. Embun yang menempel di dedaunan perlahan mengering. Berapa butir peluh sudah membasahi tubuhku. Entah berapa kali, aku harus menyeka keringat yang mengalir dari pinggir kening. Sesaat, aku harus berhenti untuk turun minum. Pada sebuah lereng aku berhenti. Beberapa potong singkong
rebus sudah masuk dalam perut. Beberapa teguk air, sudah berhasil mengusir rasa haus yang beberapa jam tertahan. Aku terus melangkah. Tak sesiapa yang kutemui. Sesekali, hanya ocehan burung yang terdengar samar. Seekor Elang terlihat sedang mengejar induk Pipit. "Wush!", Elang berhasil menyambar burung induk Pipit. Tak ada perlawanan, karena Pipit hanya sendirian. Dan Elang pun melenggang puas. Sementara, beberapa ekor Pipit di sarangnya, pasti masih menunggu induknya pulang membawa makanan. Anak-anak Pipit itu tidak tahu mereka telah kehilangan induknya lantaran seekor Elang, yang lebih kuat sedang ingin memangsa mahluk yang lemah. Ada keprihatinan yang tiba-tiba melintas. Serangan Elang terhadap induk burung pipit, tak ubahnya seperti kenyataan hidup di kampungku. Aku ingat Mang Likin, seorang abang becak di kampungku, yang masuk rumah sakit karena dikeroyok lima oknum polisi. Perkaranya sepele, karena becaknya tidak memiliki SIM yang diatur Perda Nomor 39 Tahun 2002. Mang Likin rupanya sudah ditegur beberapa kali tapi tetap tak juga mengurus SIM. Pada suatu malam naas oknum polisi yang merasa dikerjain Mang Likin itu lepas kendali dan memanggil empat temannya untuk memberi pelajaran versi mereka kepada Mang Likin. Begitulah cerita Pak Lurah kepada istri dan anak Mang Likin. Dan belum sempat sembuh total dari sakitnya, surat tagihan rumah sakit dan denda lima juta rupiah harus ditanggung Mang Likin. Karena tak mampu, terpaksa Mang Likin menebus dengan penjara 3 bulan. Istri dan kedua anaknya, kini harus mencari hidup sendiri, sambil menunggu Mang Likin bebas dari penjara. Kelima polisi yang mengeroyok Mang Likin masih kulihat lalu lalang seperti biasa di pos polisi. Aku kembali melangkah. Matahari sudah ada di atas kepala. Berarti, setengah hari lagi, aku akan segera sampai. Aku akan temukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
303
303
ketenangan di sana. Crus! Crus! Beberapa kali, aku harus memangkas ranting-ranting pohon. Aku percepat langkahku, saat di lembah lereng, mataku menatap aliran sungai. Aku makin bergegas untuk membasahi badan, bayang-bayang kesegaran memanggilku buru-buru. Belum lagi aku sempat mencelupkan tangan ke dalam sungai,
kulihat seekor buaya melintas. Aku melompat. Aku tidak ingin mati konyol hanya gara-gara buaya yang berhenti di tengah sungai dan menyamar
menjadi balok kayu. Lama aku duduk di tepi sungai
menunggu buaya itu pergi tapi aku merasa matahari sudah bergerak sedikit ke arah barat dan buaya itu tetap di situ. Sekelompok rusa muncul dari semak-semak. Mereka bergerombol. Sepertinya mereka hendak minum ke sungai. Aku masih menatap ke arah buaya, yang masih pura-pura diam di tengah sungai. Ratusan rusa yang tak tahu kalau buaya sedang menunggu mangsa. Byur! Pyak! Pyak! Slep!, gerakan cepat buaya tak diduga oleh rusa. Seekor rusa disantap oleh buaya. Ratusan rusa lainnya lari menjauh dari sungai dan diam berdiri menyaksikan seekor teman mereka dimangsa buaya. Tak ada perlawanan. Lagi, sebuah kesewenang-wenangan penguasa air memunculkan ketakutan kepada rusa dan juga aku yang ikut terpaku. Aku terkenang Mak Ijah, tukang jual sayur di pasar sore dekat terminal. Dia menjual kangkung dan tomat dari hasil kebun di halaman belakangnya, jadi bukan kelas pedagang sayur yang punya modal untuk sewa kios. Anaknya lima, dua sudah putus sekolah setamat SD dan yang sulung jadi kenek angkutan kota, sedang yang nomor dua kerja tukang parkir di rumah Pemotongan Hewan. Tiga lagi, waktu itu sekitar satu tahun lalu, masih sekolah.
Suatu hari Mak Ijah, yang jualan di atas selembar tikar ditabrak Toyota Land Cruiser yang membanting stir ke kiri karena ada motor yang nyelonong dari arah depan. Mak Ijah terserempet badan mobil bagian belakang dan kakinya patah. Satu bulan Mak Ijah tak bisa kerja menunggu kakinya pulih dan supir Toyota Land Cruiser ngotot tidak mau mengganti uang pengobatan atau uang ganti rugi karena Mak Ijah jualan di bagian jalan raya, bukan di kaki lima. Polisi membenarkan supir itu. Aku dengar-dengar karena supir merasa lebih untung menyogok 100 ribu kepada polisi daripada membayar uang pengobatan dan ganti rugi sebesar 500 ribu. Setelah Mak Ijah sembuh, dia tak bisa lagi jualan sayur karena halaman belakangnya sudah dijual untuk pengobatan dan biaya hidup selama tidak bekerja. Sekarang ketiga anak Mak Ijah putus sekolah dan membantunya mengangkati beras di pasar. Aku lihat langit yang mulai malam dan wajah ketiga anak Mak Ijah meliuk-liuk di antara bintang.
Tak terasa malam mulai menjelang. Suara binatang sahut-sahutan terdengar. Sementara, mataku sudah berat setelah seharian berjalan tanpa memejamkan mata sedetikpun. Rasa kantuk tak tertahan. Aku terlelap. Sebuah auman Singa membangunkanku dari tidur. Aku cepat-cepat beringkas. Jangan-jangan, Singa sudah mengintaiku. Aku masuk berlindung ke dalam semak-semak dan mengintip.
Auww! Gludug! Gludug! Auwww! Aku lihat seekor singa tiba-tiba berguling-guling. Kedua kakinya seperti mengorek-ngorek telinganya. Beberapa kali, Singga itu terguling-guling. Ada sesuatu yang sepertinya sedang ditahan dalam telinganya. Singa itu terguling-guling terus sekian lama tak jauh dari tempatku bersembunyi. Lambat laun ia melemah dan terguling tanpa daya. Sesaat kemudian, Singa itu tak bergerak lagi dan burung-burung pemangsa bangkai sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
304
304
mengitarinya. Aku lempar sepotong kayu ke Singa itu dan tetap tidak ada gerakan. Aku coba mendekat perlahan-lahan. Singa itu masih tetap tak bergerak. Aku makin berani mendekat dan kulihat sebuah luka menganga di lehernya. Di dalam telinganya jutaan semut merah sedang berpestapora, seakan sedang merayakan kemenangan. Semut dan burung pemakan bangkai saling berbagi. Raja hutan ini menjadi santapan burung pemakan bangkai setelah dikeroyok jutaan semut merah. Aku korek-korek benak kenanganku, mencari-cari apakah aku pernah menyaksikannya yang seperti ini di dunia manusia. Sempat terlintas peristiwa Mei 1998, ketika ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, tapi cepat-cepat aku buang jauh-jauh kenangan itu. Aku ragu apakah memang ribuan mahasiswa memang berhasil menjatuhkan seorang raja lalim atau hanya menganti raja lalim yang satu dengan raja lalim yang lain. Entahlah. Gelap masih menyelubung dan aku duduk tak jauh dari burung bangkai yang bersantap malam. Aku mengenang kembali Mang Likin yang dikeroyok lima polisi, Mak Ijah dan tiga anaknya yang mengangkat beras di pasar, burung Pipit yang disambar Elang, dan rusa yang dimangsa buaya. Aku juga mengenang semut-semut merah di kuping Singa, dan juga di kampungku. Sinar matahari pagi mulai menyebar di ufuk Timur dan aku beranjak pulang dengan kaki ringan. Rasa lelah tadi malam hilang begitu saja dimakan semangat untuk mengabarkan kepada orang-orang di kampungku tentang semut-semut merah yang perkasa. Sekitar pukul 06.00 aku memasuki rumahku diam-diam dan ketiga perempuanku terhentak, seperti melihatku bangkit dari liang kubur. Aku melempar senyum bahagia kepada mereka.
"Ibu, Tri dan Kau Er, sampaikan kepada semua perempuan di kampung ini untuk tidak pernah berhenti melawan kesewenangan. Kita lemah jika berdiri sendirian tapi kokoh jika bersatu." "Tapi kita perlu pemimpin," potong ibuku. "Ini," kataku menunjuk perut Er yang sebentar lagi melahirkan seorang bayi. Dari janin-janin yang bersih inilah, kita akan mencapai perubahan," kataku amat yakin. "Aku mau keliling kampung," tambahku memutus keterpanaan mereka. Di benakku terlintas istri Mang Likin di rumahnya berlantai tanah yang sempit, Mak Ijah yang mengumpulkan tumpahan beras di pasar untuk makan malamnya, dan semut-semut kampung lainnya. Pulang keliling kampung, kutemui tiga perempuanku. Aku berjinjit perlahan-lahan, mendengar keinginan ibu agar aku segera menikah. Keyakinanku akan semut-semut merah yang perkasa jadi berkurang sedikit, tapi aku sudah terlalu lelah dan menyelinap ke kamar tidur. Palembang, 23 Mei 2003 Sumber: www. cerita. net
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
305
305
C. Menganalisis Cerpen
Diskusikan hal-hal berikut dalam kelompok! 1. Siapakah tokoh-tokoh yang berperan dalam cerpen di atas? Daftarlah!
No. Nama Tokoh 1. ……………………………………… 2. ……………………………………… 3. ……………………………………… 4. ……………………………………… 5. ………………………………………
2. Ceritakan secara singkat di mana dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu terjadi?
No. Peristiwa Di mana Kapan 1. ……………………………………. ………………… ………………… 2. ……………………………………. ………………… ………………… 3. ……………………………………. ………………… ………………… 4. ……………………………………. ………………… ………………… 5. ……………………………………. ………………… ………………… 6. ……………………………………. ………………… …………………
3. Mengapa si “aku” pergi ke hutan? Jelaskan dengan menunjukkan bukti atau fakta dalam
cerpen! 4. Peristiwa apa saja yang terjadi di hutan dan mengingatkan si “aku” pada pengalaman
hidup sehari-hari? Jelaskan!
NO. Peristiwa di Hutan Pengalaman Hidup Nyata 1. ………………………………………. ………………………………………. 2. ………………………………………. ………………………………………. 3. ………………………………………. ………………………………………. 4. ………………………………………. ………………………………………. 5. ………………………………………. ………………………………………. 6. ………………………………………. ……………………………………….
5. Amanat atau pesan moral apakah yang terkandung di dalam cerita di atas? Jelaskan
dengan menunjukkan kata-kata yang mendukungnya!
……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
306
306
6. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelas!
Kegiatan Akhir D. Membuat Peta Lokasi Lakukan kegiatan berikut!
1. Masih tetap dalam kelompok! 2. Siapkan pensil dan kertas! 3. Gambarlah peta lokasi (latar) cerpen berjudul “Hutan Perawan” (di rumah, melewati
kampungnya, ke hutan, ketika di hutan, kembali lagi ke kampung dan mengelilingi kampung)!
4. Berilah keterangan pada peta yang Anda buat! Kegiatan Lanjutan
E. Membuat Ilustrasi
Si “aku” dalam cerpen di atas menyaksikan banyak peristiwa di hutan dan mengaitkan dengan kehidupan nyata. Peristiwa tersebut adalah seekor elang yang memangsa burung pipit, seekor buaya yang menerkam seekor rusa, dan ribuan semut yang membunuh seekor singa.
Lakukan kegiatan berikut! 1. Pilihlah salah satu peristiwa di atas! 2. Buatlah ilustrasi (boleh berupa kartun) pada selembar kertas! 3. Berilah keterangan secukupnya pada ilustrasi yang Anda buat! F. Mengembangkan Sebuah Karangan Berdasarkan Cerpen
yang Dibaca
Bacalah cerpen berjudul “Pasirah Basman Penjual Hutan Adat” di bawah ini dan kembangkan menjadi sebuah karangan dengan mengaitkan pada kehidupan nyata di lingkungan Anda!
Pasirah Basman Penjual Hutan Adat Hari ini Pasirah Basman
mendatangi kediaman Paduka Tuan Controleur keresidenan empat suku negeri agung, karena di sana sedang berkumpul para Demang dan Depati. Dia menemui Opas penjaga keresidenan dan minta bertemu dengan Tuan Controleur, lama dia menunggu di bale-bale resident. Sampai akhirnya tuan Controleur datang menemui dan bertanya. tanpa tenggat sedikitpun Pasirah Basman bisa menjawab.
"Apakah kamu Seorang Demang atau depati? "Saya tidak tahu siapa kamu, Apa kehendak kamu menemui saya?"
Pasirah Basman menatap Controleur di hadapannya, sambil membetulkan kopiah airmasnya, ia mulai berbicara. "Aku bukan Demang atau Depati, cuma seorang pasirah penguasa Marga Tanjung Serai." Dia mengambil selembar peta wilayah Marga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
307
307
dari balik payung merah-nya. "Aku hendak menjual hutan Adat Marga Tanjung Serai! Aku ingin ada demang atau depati yang membeli Hutan Adat Marga kami. Karena saat ini rakyatku sedang memerlukan uang." Tuan Controleur terkejut, dan coba mencari kebohongan di wajah Pasirah Basman, nampak sekali air mukanya mencirikan sedang risau. "Kamu ingin menjual Hutan adat. Apakah kamu sedang bercanda?" "Aku ingin menjual Hutan adat! Apakah Tuan Controleur bisa mencarikan pembelinya?" "Kamu masih bercanda?" "Aku tidak bercanda Tuan Controleur !. Apakah kau bisa mencarikan pembeli?" "Kamu tahu hukumannya menjual Hutan adat? Kamu bisa ditangkap oleh pemerintah Gouvernement Hindia Belanda, karena telah melanggar ketentuan Undang-undang Simboer Tjahaja. "Simboer Tjahaja yang mana Tuan Controleur, perlu tuan ketahui rakyat Marga Tanjung Serai tidak pernah mengakui Undang-undang itu, kami tak akan tunduk pada peraturan kaum penjajah." Pasirah Basman diam sejenak, kopiah airmasnya diletakkan di atas meja, mulutnya kembali berbicara. "Keputusan ada di tangan rakyat pedusunan Marga kami tuan, dan canang marga telah dibunyikan tanda mufakat, Kelangkang kelingking anak matjan oeroe kenoeling namanya." Tuan Controleur diam gagap, tanpa menyangka seberani itu keputusan rakyat Marga Tanjung Serai. Lalu kembali dia bertanya. "Mengapa rakyatmu sepakat ingin menjual Hutan adat Marga kalian?" Pasirah Basman tersenyum sinis, sambil membuka peta wilayah marganya di depan Controleur, jari telunjuknya mulai sibuk seliweran ke sana ke mari. "Anda tahu Tuan Controleur, Hutan adat marga kami selain sangat luas dan memiliki beragam jenis kayu yang berumur ratusan tahun, di dalamnya terdapat bahan tambang dan mineral." "Ooo…," Tuan Controleur berdecak kagum, sekaligus mulai tertarik mendengar pembicaraan Pasirah Basman yang berapi-api.
"Lalu mengapa ingin kalian jual," pembicaraan tuan Controleur mulai memancing Pasirah Basman. "Mungkin Anda sudah tahu sendiri Tuan Controleur, jika kondisi Hutan Adat kami sampai diketahui oleh pemerintah Gouvernement Hindia Belanda, dan tersiar sampai ke telinga para Demang dan Depati kemungkinan akan terjadi perselisihan antara Gouvernement Kehutanan dan Pertambangan, belum lagi ancaman arbitrase Internasional bila hal ini sampai diadukan oleh Gouvernement pertambangan. Kondisi ini akan membuat runyam rakyat pedusunan Marga kami," Papar Pasirah Basman dengan penuh percaya diri. "Baiklah kalau begitu Pasirah, Aku hanya seorang Controleur yang mengemban tugas dari pemerintah Gouvernement Hindia Belanda, resiko ada pada rakyatmu dan kamu selaku Pasirah. Dan Aku hanya minta persekot dari hasil penjualan Hutan adat Marga-mu, bagaimana pasirah kamu bersedia?" Pasirah Basman menyunggingkan senyum, dia sangat hapal sekali perilaku pejabat di pemerintahan Gouvernement Hindia Belanda, semuanya harus disuap dengan ringgit. "Baiklah tuan Controleur aku setuju, Cobalah anda mulai tawarkan Hutan Adat Marga kami kepada para Demang dan Depati yang berada di dalam Balairung pertemuan itu!" "Berapa Harganya?" "Berapa mereka berani menawar ?" "Tunjukkan Peta Wilayah Marga dusun mu biar mereka bisa menilainya," Pasirah Basman memberikan Peta Wilayah Marga Dusunnya dan Tuan Controleur mengambilnya kemudian hilang ditelan Balairung pertemuan yang sangat besar itu sambil membayangkan persekot yang akan diterimanya.
***
Di dalam Balairung Suara tampak begitu gaduh, kursi dibanting, sampah berserakan, minuman keras dan wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
308
308
penghibur bertebaran di setiap pojok ruangan menghiasi paha Demang dan Depati yang sedang rapat. "Sungguh," kata Demang itu. "Sungguh," kata Tuan Controleur. "Seribu Ringgit, Aku beli." "Dan sedikit persekot untukku, Demang." "Aku beli! Aku tidak pernah lupa memberi persekot!" Tuan Controleur bergegas menemui Pasirah Basman diluar. "Ada seorang Demang yang mau membeli Hutan Adatmu, dia berani lima ratus ringgit!" "Cuma sebegitu? Alangkah murahnya! Tidak adakah yang dapat menghargai Hutan Adat Marga kami lebih tinggi?" Tuan Controleur berpikir sebentar. Kemudian menatap Pasirah Basman. "Akan ku coba tawarkan kepada Demang dan Depati yang lain, kau minta berapa?" "Aku cuma minta hutan adatku di hargai pantas!" "Berapa itu?" "Berapa yang kau sebutkan?" "Baiklah, akan kucoba tawarkan lagi!" Tuan Controleur itu pun pergi menawarkan hutan adat itu kepada Demang dan Depati yang lain, tetapi kali ini ia mencoba dengan cara lelang seperti pada lelang lebak-lebong Marga Lawang kidul beberapa waktu yang lalu. "Sungguh?," kata mereka. "Sungguh!" kata Tuan Controleur. Demang dan Depati mulai kasak kusuk, melirik kiri kanan, menghitung dengan jari, menggaruk kepala. Semuanya berhitung hutan menjadi ringgit. Semuanya bergoba-goba.
"Seribu Ringgit," teriak Demang Ali. "Seribu seratus Ringgit, " teriak Depati yang lain. "Seribu lima ratus Ringgit." "Dua ribu Ringgit." Semuanya diam terpaku pada nilai lelang tertinggi Dua ribu Ringgit, seluruh Demang dan Depati di dalam Balairung mulai mengeluarkan Sepoah menghitung batang kayu, dan bahan tambang diubah kedalam bentuk Ringgit. Tetapi terlambat beberapa saat kemudian Tuan Controleur menggigit sepoah dengan mulutnya. "Terjual, Dua ribu Ringgit, dan sedikit persekot untukku."
Tuan Controleur bergegas mendatangi Pasirah Basman untuk mengabarkan hasil Lelang Hutan adat marganya. "Kau tidak perlu memberi persekot untukku! Aku telah diberi Demang yang membeli Hutan Adat margamu." "Berapa dia berani." "Dua ribu ringgit !." "Cuma senilai itu Hutan Adat Margaku dihargai?" "Lalu kamu maunya berapa Pasirah?" "Aku mau kepada yang bisa menghargai Hutan Adat Margaku dengan harga yang pantas!" "Berapa harga yang pantas?" "Berapa mereka berani!" "Kalau begitu kau dengarkan sendirilah harga pantas yang akan mereka ucapkan! Aku sudah bosan menawarkan Hutan Adatmu!" "Antarkan aku pada Demang itu." Tuan Controleur kemudian membawa Pasirah Basman menemui Demang yang akan membeli Hutan Adat Marganya. "Dia tidak mau dua ribu ringgit!" kata Tuan Controleur. "Berapa kau mau," kata Tuan Demang. "Aku mau harga yang pantas!" "Berapa harga yang pantas itu,?" sahut Demang. "Berapa yang menurutmu pantas?" jawab Pasirah Basman lantang. "Silakan kalian tawar menawar, aku akan keluar!," Tuan Controleur mencegat pembicaraan kedua orang itu. Dan pergi hilang didaun pintu.
***
Sekarang tinggal Pasirah Basman dan Demang duduk berhadapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
309
309
di satu meja. Tuan Controleur mengintip dari balik daun jendela, walau tak segetarpun pembicaraan mereka tertangkap. Tuan Demang telah berpuluh kali menambahkan tumpukan ringgit, tapi tetap saja Pasirah Basman enggan menganggukkan kepalanya. Hingga akhirnya Tuan Demang menyodorkan satu keponjen berisi tumpukan ringgit. "Nah, ini pasti harga yang pantas," bisik Tuan Controleur dari balik daun jendela Balairung.
Beberapa saat kemudian Tuan Controleur terkejut bukan kepalang, ketika Pasirah Basman menggelengkan kepalanya, sedetik kemudian Sang Demang menadahkan tangannya ke depan. Dan Pasirah Basman telah hilang lenyap. Tuan Controleur kembali ke ruang kerjanya, sambil berpikir. Di dalam hatinya ia bertanya, "Berapa harga yang pantas untuk sebuah hutan adat?."
Sumber: www.cerita.net
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
310
310
Bagian Ketiga Menulis Paragraf Deskripsi
Indikator:
Menunjukkan karakteristik paragraf deskripsi. Mendaftar topik-topik/mengamati obyek yang dapat dikembangkan menjadi tulisan
yang berciri deskripsi. Menyusun paragraf deskripsi tentang benda atau manusia berdasarkan pengamatan
dan pendengaran. Menyusun paragraf deskripsi berdasarkan tema/topik tertentu. Menyunting paragraf deskripsi yang ditulis teman.
Setiap orang pasti memiliki pengalaman mengunjungi suatu tempat/daerah yang baru dan unik, bertemu dengan orang tertentu, melihat binatang langka, dan pengalaman apa saja. Pengalaman tersebut dapat dihadirkan kepada orang lain dengan menuliskannya. Melalui tulisan kita dapat membuat pembaca membayangkan indahnya sesuatu, merasakan lelahnya menaiki gunung tinggi, merasakan enaknya bakar batu, membaui harumnya wewangian bunga, merasakan betapa sakitnya digigit semut, melihat seseorang yang luar biasa, dan lain-lain. Pada bagian ini berlatihlah menulis karangan jenis ini (karangan deskripsi).
Apresiasi A. Menebak Objek
Lakukan kegiatan berikut! 1. Bentuklah kelompok beranggotakan 5 orang! 2. Menebak nama objek sesuai dengan pernyataannya!
1. Pulau paling Timur di Indonesia, namanya pernah diubah sebanyak lima kali.
2. Penduduk aslinya terdiri dari 250 suku/etnis dan tergolong ras Melanesia.
3. Diapit oleh Laut Banda dan Samudera Pasifik. Berdekatan dengan benua Australia.
4. Memiliki beragam flora dan fauna yang dilindungi.
? 1. Dia adalah penyair terbesar angkatan 45 dan dikenal
sebagai si “binatang jalang”. 2. Salah satu karya yang paling terkemuka adalah puisi “Aku”.
Puisi dapat ditemukan dalam kumpulan puisinya yang berjudul “Kerikil Tajam”.
3. Dia menandatangani “Surat Kepercayaan Gelanggang”. 4. Dia lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan meninggal di Jakarta,
28 April 1949.
?
? 1. Dia adalah burung langka dan unik. 2. Berbulu indah dengan warna kuning coklat, kemerah-
merahan. 3. Dia sering disebut burung surga dan dilindungi. 4. Kala senja, dia menari di atas pohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
311
311
3. Mencocokkan dengan membacakan jawaban dari tiap kelompok!
Kegiatan Inti B. Mengamati Objek di Lingkungan Sekolah
Lakukan kegiatan berikut!
1. Siapkan kertas dan pensil! 2. Membantu guru Anda untuk mendata objek (apakah orang, pohon, gedung lapangan
basket, atau apa saja) yang ada di lingkungan sekolahmu!
No. Nama Objek Letak Objek 1. Pohon Ketapang Terletak di depan kelas X (misalnya) 2. Lapangan Basket ……………………………………………….. 3. …………………………… ……………………………………………….. 4. …………………………… ……………………………………………….. 5. …………………………… ……………………………………………….. 6. …………………………… ………………………………………………..
3. Pilihlah salah satu objek dari hasil pendataan! 4. Keluarlah dari kelas, mengamati dan catatlah ciri-ciri (apa saja) yang ada pada objek
pilihanmu! 5. Mintalah penjelasan guru tentang hal-hal apa saja yang harus dicatat dari objek
pilihanmu! 6. Kembali ke dalam kelas dan kembangkan data Anda menjadi sebuah karangan/paragraf
yang dapat menghadirkan objek yang Anda amati kepada orang lain tanpa orang lain melihat sendiri obyek tersebut!
C. Membaca Karangan Berpola Pengembangan Deskripsi
Bacalah dua karangan berpola pengembangan deskripsi berikut ini!
Nama : ……………….. Kelas : ……………….
…………………………(Judul) ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
312
312
Teks Pertama:
Teks Kedua:
Paragraf pertama disebut pola pengembangan deskripsi subjektif karena opini
penulis dimasukkan. Sementara paragraf kedua adalah pola pengembangan deskripsi objektif karena opini penulis tidak dimasukkan. Jelaskan perbedaan dua model pengembangan deskripsi ini dengan menunjukkan contoh kalimatnya!
Kegiatan Akhir D. Menyunting Karangan Tulisan Teman
Karangan deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang bertujuan menggambarkan objek sedemikian rupa sehingga seolah-olah pembaca melihat sendiri objek tersebut.
Nama tidak jauh dari keadaan sebenarnya. Begitulah pasir putih yang memantulkan cahaya di Pantai Pasir Putih. Kala jarum jam menunjukkan pukul 12.00 waktu setempat, pasir putih akan membuat mata Anda sakit. Namun, Anda jangan takut pepohonan yang alami dan rindang akan memberikan kesegaran tersendiri. Pantai Pasir Putih terletak dua KM sebelah Utara dari pusat kota Nabire. Apabila Anda ingin berwisata di Pantai ini, tidak perlu repot-repot cari kendaraan, cukup naik angkutan jurusan Samabusa dari terminal Oyehe, ikut jalur bawah dengan ongkos yang cukup murah. Anda tidak perlu mempersiapkan uang banyak untuk menikmati pantai laksana perawan kencur itu. Cukup membawa uang lima ribu rupiah. Dua ribu lima ratus untuk membayar tiket masuk di objek wisata dan dua ribu lima ratus untuk menyewa perahu. Dari atas perahu Anda boleh menyaksikan binatang laut dengan mata telanjang dan melihat batu karang yang ada di dasar laut. Masalah ombak, Anda jangan takut. Di pantai ini ombak sedang-sedang saja alias tidak membahayakan para palancong.
Pantai Pasir Putih adalah tempat wisata yang memiliki pasir putih yang indah dan masih alami. Pada siang hari, kira-kira pukul 12.00, pasir putih akan membuat mata kita sakit. Tetapi pepohonan besar yang tumbuh di pinggir pantai akan memberikan kesegaran. Pantai Pasir Putih terletak dua KM sebelah Utara dari pusat kota Nabire. Kalau kita mau berwisata ke Pantai ini, naik angkutan jurusan Samabusa dari terminal Oyehe, ikut jalur bawah. Biaya juga tidak mahal, cukup persiapkan uang lima ribu rupiah. Dua ribu lima ratus untuk membayar tiket masuk dan dua ribu lima ratus untuk menyewa perahu. Dari atas perahu yang kita sewa, kita bisa melihat binatang laut dan batu karang yang ada di dasar laut. Air jernih dan ombak di pantai ini sedang-sedang saja.
..………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
313
313
Lakukan kegiatan berikut!
1. Tukarlah karangan Anda dengan cara estafet ke belakang empat kali! 2. Mengoreksi karangan teman: Apakah sudah mencerminkan karangan deskripsi? Apakah
penulisan tanda baca dan huruf kapital sudah tepat? Apakah kalimatnya mudah dipahami? Lalu, berikan catatan berkaitan dengan hal-hal di atas di samping karangan temanmu!
Kegiatan Lanjutan
E. Membuat Karangan Berpola Pengembangan Deskripsi
Lakukan kegiatan berikut!
1. Carilah dua model karangan deskrispsi berpola pengembangan subjektif dan objektif di koran atau majalah!
2. Buatlah karangan deskripsi singkat berpola pengembangan subjektif dan objektif!
Nama : ……………….. Kelas : ……………….
…………………………(Judul)
……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
314
314
Bagian Keempat Menceritakan Pengalaman Sendiri dan Orang Lain
Indikator:
Menghubungkan dan melengkapi konjungsi antarkalimat. Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi (yang lucu, menyenangkan,
mengharukan dan sebagainya) dengan pilihan kata dan ekspresi yang sesuai. Mengajukan pertanyaan tentanng pengalaman yang diceritakan.
Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang unik dan susah untuk
melupakannya. Apakah pengalaman yang menyedihkan, penyenangkan, menyakitkan, atau pengalaman yang lucu. Anda pasti pernah mengalaminya atau mendengarkan cerita dari teman Anda. Pada bagian ini Anda menceritakan pengalaman pribadi atau orang lain secara lisan. Tentu saja cerita yang Anda ceritakan itu diharapkan mengandung unsur lucu, sedih, dan senang.
Apresiasi
A. Menghubungkan dan Melengkapi Konjungsi Antarkalimat
Bacalah teks di bawah ini!
Untuk menghubungkan kalimat awal dengan kalimat berikutnya pada teks di atas
digunakan kata selain itu, sesungguhnya, namun, dan bahwasanya. Kata-kata itu disebut konjungsi antarkalimat atau kata penghubung antarkalimat. Konjungsi antarkalimat menghubungkan kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.
Konjungsi antarakalimat biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu, digunakan untuk menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Konjungsi sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya, digunakan untuk menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Konjungsi tambahan pula, lagi pula, dan selain itu, digunakan untuk menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Konjungsi sebaliknya digunakan untuk menyatakan kebalikan dari yang telah dinyatakan sebelumnya. Konjungsi sesungguhnya dan bahwasanya digunakan untuk menyatakan keadaan yang sebenarnya. Kongjungsi malahan dan bahkan digunakan untuk menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya.
Salah satu corak budaya tradisional Papua yang dapat menarik wisatawan adalah Muni, Pikon, tari perang suku, dan pemukiman tradisional di daerah Wamena. Selain itu, ukiran dan patung dari Asmat serta tarian tradisional dari daerah Kamoro adalah juga budaya tradisional yang menarik perhatian banyak orang. Sesungguhnya, hampir setiap suku di Papua memiliki corak budaya tradisional yang unik, misalnya upacara pesta yuwo (pusat kebudayaan) dari suku Mee. Namun, kebudayaan tradisional dari berbagai suku di Papua tidak terpelihara dengan baik. Bahwasanya, budaya tradisional dari setiap daerah itu harus dipelihara dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
315
315
Konjungsi namun dan akan tetapi digunakan untuk menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. Konjungsi dengan demikian dan dengan kata lain digunakan untuk menyatakan kesamaan maksud dan konsekuensi. Konjungsi oleh karena itu dan oleh sebab itu digunakan untuk menyatakan akibat. Konjungsi sebelum itu digunakan untuk menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya. Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 5 orang! 2. Menghubungkan kalimat-kalimat di bawah ini dengan mengjodohkan kata
penghubung/konjungsi antarkalimat yang terdapat pada kolom bagian kanan!
1. Kami tidak sepakat pendapat dia karena terlalu subjektif. …, kami tetap menghargainya.
a Lagi pula, Selain itu, Tambahan pula,
2. Kami sampai di puncak gunung kira-kira pukul 15.00 WIT. … , kami memasang tenda.
b Walaupun demikian,
3. Maria Rumkorem adalah perempuan Biak yang hitam manis di kelas kami. …, dia baik hati dan murah senyum.
c Selanjutnya, Sesudah itu,
4. Kita tidak boleh meninggalkan budaya kita. …, kita harus lestarikan sesuai dengan perkembangan zaman.
d Bahkan, Malahan,
5. Mereka mengatakan dua orang perempuan tertembak dalam insiden itu. …, yang tertembak itu ada enam orang perempuan dan 2 anak laki-laki.
e Akan tetapi, Namun,
6. Rumah-rumah warga di Jayapura kebanyakan didirikan di tepi laut. …, ada kampung di tengah laut.
f Dengan demikian,
7. Tanah Papua kaya akan kekayaan alam. …, 85% rakyat Papua masih di bawah garis kemiskinan.
g Oleh karena itu,
8. Dia telah setuju dengan aturan itu. …, dia harus mematuhinya.
h Sebelum itu,
9. Kami sudah melarang mereka berburu di daerah itu karena banyak binatang buas, tetapi mereka tetap pergi. …, biar mereka rasakan sendiri akibatnya.
i Sesungguhnya, Bahwasanya,
10. Dua remaja ditemukan tak bernyawa di terminal, …, sekelompok remaja pesta miras di tempat yang sama.
j Sebaliknya,
3. Cocokkan jawaban kelompok Anda dengan pembahasan guru!
Kegiatan Inti B. Menceritakan Pengalaman Orang Lain
Masih tetap dalam kelompok! Bacalah cerita pengalaman orang lain di bawah ini secara bergantian dalam kelompok! Catatlah unsur-unsur yang lucu, sedih, gembira dan menakutkan pada kartu yang disediakan oleh gurumu sebagai alat bantu pengingat cerita!
Kartu Pengingat
Unsur Lucu: …………………….. ……………………………………
Unsur sedih: ………………….. …………………………………………………………………………
Unsur gembira: ……………….. …………………………………………………………………………
Unsur menakutkan: ………….. …………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
316
316
Cerita Pertama:
Cerita dari Nabire
Oleh Farah Nabire, Papua
Saya mau cerita tentang pengalaman lebih dari setengah tahun di Nabire, Papua. Kebetulan saya bekerja sebagai penerjemah di sebuah LSM Internasional di kota Nabire. Negeri ini…cukup beragam penduduknya.
Jangan bayangkan di kota ini banyak orang berkoteka…tidak sama sekali. Andai saja banyak orang berkoteka, kota ini mungkin menjadi kota yang eksklusif ya, heheh. Negeri tepi pantai, udaranya panaaassss…dan kadang sejuk. Hujan bisa datang kapan saja tanpa musim. Gempa…tentu saja menghiasi hari-hari dalam waktu yang juga tak terduga. Ya… setiap saat status waspada, he..he…. Kata seorang warga, kata Nabire itu ada kaitannya dengan sejarah masa lampau. “Dulu ada dua suku yang suka bertikai. Dua suku itu adalah suku Yerisiam dan Hundura. Kedatangan misionaris ke tanah ini turut berperan mendamaikan kedua suku tersebut. Akhirnya, tahun 1870 mereka mengadakan pesta perdamaian di suatu tempat yang dinamakan "Navirei". Dalam bahasa Yerisiam, artinya tempat yang ditinggalkan, tempat pertempuran yang ditinggalkan. Bisa juga diartikan sebagai tempat perdamaian. Kata Navirei inilah yang menjadi cikal bakal nama Nabire. …” Ah, Nabire! Itu kata-kata saya dan teman Amerika, kalau kami menemukan sesuatu yang menarik…atau lucu…bahkan mengecewakan. Teman saya lainnya pernah bilang, “Nabire, nama yang romantis.” Aha! Bisa jadi… Nabire… ah, romantis? Hmmm… . Sepanjang saya bekerja di sini, sebagai penerjemah, saya berkeliling menemani International staffs ke 10 desa tempat kami bergiat. Banyak hal yang saya dapatkan di tanah ini. Bergaul dengan masyarakat apa lagi… . Menarik…menarik… .
Pembaca, janganlah bosan dengan tulisan ini. Masyarakat yang begitu beragam ini, sangat-sangat menarik. Dari kaum pendatang, kaum transmigran, dan tentu…si tuan rumah, orang Papua. Kata pak Yakob (warga pribumi), kota Nabire ini terdiri dari JB3MAF+TR. “Wah… Pak Yakob, apa itu kepanjangannya?” “Ya, kamu lihat sendirilah”, katanya tanpa menjelaskan. Tapi, akhirnya dia jelaskan juga kok. Ternyata, JB3MAF+TR singkatan dari (Jawa, Batak, Bugis, Buton, Makassar, Manado, Ambon, Flores + Tuan Rumah). Ya,…singkatannya bagus juga ya….
Entalah! Menurut pandangan saya, tidak semua bisa mingling atau berasimilasi dengan mulus… . Dari Suku-suku asli saja yang ada saja bisa terjadi pertumpahan darah jika mereka berseteru… Suku Pantai, Mee, Dani, Lani, Damal, Moni, dan lain sebagainya. Makanya, JB3MAF biasanya agak hati-hati membuat masalah dengan “TR”. Istilah kawan-kawan di sini: “Hati-hati…antene berdiri nanti…” (alias…panah bisa tertancap
di tubuh! Jika kita tidak hati-hati membawa diri). Ah, saya tidak mau menceritakan kengerian…saya belum pernah melihat
kehuruharaan di Nabire. Lagi pula, sekarang sudah tidak ada kok…. Yang menarik lainnya dari kehidupan saya di Nabire adalah Jeruk. Negeri ini penghasil jeruk manis. Di depan tempat tinggal kami juga ada sebatang pohon jeruk. Hmmm…nyam-nyam kalau sudah matang. Cukup asyik kalau panas-panas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
317
317
minum es jeruk…hmmmm sluuuuurrrrppp! Ada juga Salak. Bentuknya seperti Salak Bali saja… ada yang manis, ada yang manis sepat… Lalu, Keladi (talas) yang diberi rica (cabe), garam, bawang putih… Alamaaaakkk…sedap!!! Asal dapat keladi yang segar. Pasar di sini juga ada, ada pasar pagi, pasar sore… ada juga pasar induk. Bahan makanan yang terbanyak adalah ubi merah, ubi putih dan ubi jalar/ singkong… umbi-umbian cukup banyaklah (orang Papua bilang ‘Nota/nuta’, ‘Patatas’). Hal menarik lainnya buat saya adalah ‘Noken’. Ini bahasa apa yaaa…lupa tanya. Noken adalah tas yang terbuat dari akar kayu dan dililit dengan Anggrek, ini hanya bisa didapatkan di pedalaman. Tetapi yang sering saya lihat adalah noken dari benang dengan beragam warna. Semua orang Papua pasti punya Noken, entah yang dari benang atau yang dari Anggrek. Saya punya yang anggrek…dan juga benang, hehe..hehehe. Bahasa yang digunakan sehari-hari di sini adalah bahasa Papua Umum. Pertama kali dengar… Mama yooo! [seperti seruan ‘Ampuuun!’] saya merasa lucu. Apalagi dengan kata ‘sebentar’ yang berarti ‘nanti’, ‘menyimpan’ untuk ‘beres-beres’. Ah banyak sekali. Saya pernah mendapat pelajaran menyebut kata ‘Selamat’ dalam beberapa bahasa dari berbagai suku. Mungkin sudah ada yang pernah dengar ‘Kaonak’ (tunggal) atau ‘Kinaoinak’ (jamak), ini dari Bahasa Dani. Lalu ‘Amakanie’ dari Bahasa Moni. ‘Koyao/koha’ dari Bahasa Mee. Omong-omong ada lebih dari 250 bahasa di negeri Papua ini… dan tidak mudah semua… . Itu dulu ya, nanti lain waktu aku akan ceritakan semuanya dalam bentuk novel.
Sumber: Forum Kompas penelusuran www:google.com Cerita Kedua:
Ketahuan Nyontek
Waktu sa masih duduk di kelas X SMA, tepatnya hari senin (sa tra ingat de tanggal), guru ekonomi adakan ulangan mendadak. Seperti biasa smua buku harus dimasukan dalam tas dan taruh di laci. Pada pertengahan ulangan, sa su tra bisa pikir lagi. Karang-karang saja su tra bisa. Abis, ulangann mendadak, belum belajar ne. Sa liat kekiri, ada sa pu teman de ada nyontek dari buku. Sa berbisik, “eh ko kastau ka? Kalau ko tra mau bilang sa lapor guru nanti!” sa pu teman de takut, “iya ko tunggue nanti sa kastau ko.” Setelah de su selesai nyontek, de tuliskan contekan itu disehelai kertas kecil kemudian de melemparkan kearah saya. Tapi, kertas itu ringan dan juga kurang kuat, tra sampe ke saya. Kertas de jatuh di bawah meja sana eee. Kertas agak jauh tapi saya berusaha untuk ambil. Sa jongkok untuk mengambil kertas itu. Tapi, sial. Sa terus berusaha dan karena sa sambil miring-miring, akhirnya sa terjatuh skalian dengan sa pu bangku "GUBRAK!!!" Ale kelas yang hening itu tiba-tiba jadi ramai. Sa pu teman-teman termasuk guru dong kaget. Sa pu jantung dup..dup..dup…. Kayak mau putus ka. Akhirnya, ketahuan juga niat saya. Sambil tertawa, pa guru de bilang, "Klo mau nyontek jangan sampe ketahuan satu kelas donk!!!" he..hehe..he, sa malu tra baik punya. Padahal akhirnya tra jadi nyontek juga. Saya tra lapor sa pu teman, soalnya itu salah sa sendiri jadi.
http://www. ketawa.com
C. Menceritakan Pengalaman Pribadi Lakukan kegiatan berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
318
318
1. Masih tetap dalam kelompok! 2. Cerita pengalaman pribadi Anda masing-masing dalam kelompok! 3. Pada saat salah satu teman Anda menceritakan pengalamannya,
yang lain mencatat hal-hal lucu, sedih, gembira dan menakutkan! 4. Pilih salah satu duta kelompok untuk menceritakan pengalamannya di depan
kelas!
Kegiatan Akhir
D. Membuat Catatan
Buatlah catatan pendek tentang cerita pengalaman pribadi teman Anda pada lembar kerja di bawah ini!
1. Peristiwa yang dialami : ……………………………………………….. 2. Tempat kejadian : ……………………………………………….. 3. Waktu terjadinya peristiwa : ……………………………………………….. 4. Unsur sedih, lucu, dan
gembira ………………………………………………..
……………………………………………….. 5. Urutan Kejadian : • ……………………………………………………………………………………..
• …………………………………………………………………………………….. • ……………………………………………………………………………………..
Kegiatan Lanjutan
E. Menulis Cerita Pengalaman Pribadi
Bahasa yang digunakan pada cerita di atas adalah bahasa lisan. Kata-kata mengalir dan enak untuk dibaca karena gaya penulisannya populer. Tugas Anda sekarang adalah buatlah cerita pengalaman pribadi dengan bahasa tulisan yang lebih formal!
Nama : …………………… Kelas : ……………………
……………. (judul) ……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
319
319
Uji Kompetensi Unit III
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan istilah-istilah berikut! • News • Tuhan dengan sesuka hati memberikan berita • Peristiwa laten
2. Sebutkan dan jelaskan lima dari tujuh ukuran layak berita! 3. Jelaskan yang dimaksud dengan cerpen! 4. Jelaskan perbedaan karangan deskripsi subjektif dan karangan deskripsi
objektif! 5. Jelaskan yang dimaksud dengan konjungsi antarkalimat! Berikan contohnya! 6. Mereka mengatakan dua orang perempuan tertembak dalam insiden itu. …,
yang tertembak itu ada enam orang perempuan dan dua anak laki-laki. Hubungkan dua kalimat di atas dengan kongjungi antarkalimat yang tepat!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Mendengarkan adalah kegiatan yang melibatkan…
2. Mengantisipasi perusakan hutan yang semakin parah, Green Peace melalui program Paradise Forest Compaign melakukan kampanye lingkungan. Seruannya, agar kelestarian lingkungan hidup yang menjadi sumber oksigen bagi kehidupan manusia diperhatikan. Apalagi, Papua selama ini menyuplai oksigen bagi miliaran jiwa manusia di belahan dunia.
Gagasan pokok paragraf di atas adalah….
a. Papua menyuplai oksigen bagi miliaran jiwa di belahan dunia b. lingkungan harus dilestarikan c. Paradise Forest Compaign melakukan kampanye lingkungan d. program Paradise Forest Compaign e. kampanye lingkungan hidup
3. Maksud dari istilah God Given the News adalah….
a. telinga d. mata b. pikiran e. jawaban a, b, dan c benar. c. perasaan
a. Tuhan memberkati para wartawan untuk mendapatkan berita b. Tuhan memberikan waktu untuk meliput berita c. Tuhan dengan suka hati memberikan berita kepada para wartawan d. Tuhan selalu bersama para wartawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
320
320
4. Urutan tubuh berita yang benar adalah….
5. Berikut ini adalah unsur-unsur yang terdapat pada sebuah cerpen, kecuali….
6. Yang bukan merupakan peristiwa yang disaksikan si “Aku” dalam cerpen
berjudul “ Nyanyian Hutan Perawan” adalah….
7. Yang merupakan paragraf deskripsi adalah….
e. Tuhan memberikan berita lewat konfrensi pers
a. Lead, fakta perangkai, tubuh, detail b. Lead, detail, fakta perangkai, tubuh c. Lead, tubuh, detail, fakta perangkai d. Lead, fakta perangkai, detail, tubuh e. Lead, tubuh, fakta perangkai, detail
a. tema b. latar dan tokoh c. alur d. amanat e. jawaban a, b, c dan d benar
a. Seekor burung elang berhasil menyambar burung induk pipit. Tak ada perlawanan, karena pipit hanya sendirian.
b. Sesekali, hanya ocehan burung yang terdengar samar. c. Seorang abang becak masuk rumah sakit karena dipukul lima oknum polisi.d. Sekelompok semut membunuh seekor singa. e. Seekor rusa disantap oleh buaya.
a. Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
b. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
c. Ketombe memang amat menjengkelkan, tidak hanya bagi wanita, tetapi juga bagi pria. Bila Anda terkena penyakit ini dan belum menemukan obat mujarab, di sinilah Anda dapat menemukan beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya. Cobalah salah satu cara berikut yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk Anda lakukan.
d. Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
e. Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
321
321
8. Pantai Pasir Putih adalah tempat wisata yang memiliki pasir putih yang indah dan
masih alami. Pada siang hari, kira-kira pukul 12.00, pasir putih akan membuat mata kita sakit. Tetapi pepohonan besar yang tumbuh di pinggir pantai akan memberikan kesegaran. Pantai Pasir Putih terletak 2 Kilo Meter sebelah Utara dari pusat kota Nabire. Kalau kita mau berwisata ke Pantai ini, naik angkutan jurusan Samabusa dari terminal Oyehe, ikut jalur bawah. Biaya juga tidak mahal, cukup persiapkan uang lima ribu rupiah. Dua ribu lima ratus untuk membayar tiket masuk dan dua ribu lima ratus untuk menyewa perahu. Dari atas perahu yang kita sewa, kita bisa melihat binatang laut dan batu karang yang ada di dasar laut. Air jernih dan ombak di pantai ini sedang-sedang saja.
Paragraf deskripsi di atas adalah paragraf deskripsi pola pengembangan….
a. deskripsi subjektif d. deskripsi umum b. deskripsi objektif e. deskripsi khusus c. deskripsi fiktif
9. Salah satu corak budaya tradisional Papua yang dapat menarik wisatawan adalah
muni, pikon, tari perang suku, dan pemukiman tradisonal di daerah Wamena. …, ukiran dan patung dari Asmat serta tarian tradisional dari daerah Kamoro adalah juga budaya tradisional yang menarik perhatian banyak orang. …, hampir setiap suku di Papua memiliki corak budaya tradisional yang unik, misalnya upacara pesta yuwo (pusat kebudayaan) dari suku Mee. …, kebudayaan tradisional dari berbagai suku di Papua tidak terpelihara dengan baik. …, budaya tradisional dari setiap daerah itu harus dipelihara dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Kongjungsi antarkalimat yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang di atas adalah…
a. selain itu, sesungguhnya, bahwanya, namun, b. sesungguhnya, selain itu, namun, bahwasanya c. namun, selain itu, selain itu, bahwasanya d. selain itu, sesungguhnya, namun, bahwasanya e. bahwasanya, sesungguhnya, selain itu, namun,
10. Berikut ini adalah hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam menceritakan pengalaman, kecuali….
a. peristiwa yang dialami d. pandangan mata b. tempat kejadian c. Waktu terjadinya peristiwa
e. unsur-unsur cerita (sedih, gembira, dan lain-lain)
meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
322
322
Unit IV Pendidikan Itu Membebaskan
Kesenangan belajar memisahkan kaum muda dengan kaum tua. Sepanjang Anda bersedia belajar, Anda tidak bernah menjadi tua. ----Rosalyn S. Yallow---
Kompetensi Dasar:
Membaca ekstensif teks nonsastra Menulis surat resmi Mendengarkan pembacaan puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
323
323
Bagian Pertama Membaca Ekstensif Teks Nonsastra Indikator:
Mengidentifikasi ide pokok masing-masing teks. Mendiskusikan isi masing-masing bacaan. Menuliskan isi masing-masing bacaan dalam beberapa paragraf.
Sejalan dengan tingkat pendidikan, kemampuan membaca juga diharapkan harus terus ditingkatkan. Kemampuan membaca yang dituntut di bangku SMA adalah tidak hanya membaca catatan ketika mau menghadapi ujian. Siswa SMA diharapkan menyerap informasi dari berbagai sumber baik artikel, opini, berita, cerita pendek, dan puisi yang terdapat dalam koran dan majalah serta buku apa saja yang dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Namun, tentu saja cara membaca harus disesuaikan dengan kebutuhan kita. Bagian ini Anda berlatih membaca ekstensif untuk mengidentifikasi ide pokok masing-masing teks.
Apresiasi A. Mendapatkan Ikhtisar Bacaan
Membaca sebuah buku (buku yang belum pernah dibaca sebelumnya) dan membaca artikel di surat kabar tidak sama, walaupun kedua-duanya menyerap informasi baru. Untuk membaca sebuah buku baru, terutama jika kita ingin mengetahui isi buku secara menyeluruh, perlu ditempuh beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Menghafal (mengenali) benar-benar judul buku dan nama pengarangnya. 2. Mengetahui penerbitnya, tahun terbit dan cetakan yang keberapa. 3. Melihat kata pengantar dan daftar isi secara sekilas. 4. Membaca secara garis besar latar belakang penulisan buku. 5. Membaca bagian pendahuluan secara singkat. 6. Mencari bab-bab yang penting melalui daftar isi dan membaca kata-kata
kuncinya (jika buku tersebut milik Anda, bagian yang penting boleh ditandai dengan stabilo).
7. Membaca bagian penutup (kesimpulan). 8. Melihat secara singkat sumber-sumber yang digunakan oleh buku tersebut
(daftar pustaka).
Kegiatan Inti B. Mengidentifikasi Ide Pokok dari Teks
Membaca artikel. Apabila kita ingin mendapatkan gagasan utamanya saja, maka kita tidak perlu membaca seluruh bagian bacaan. Artinya cukup membaca judul dan kata-kata kunci dari sebuah teks. Namun jika ingin mendapatkan inti pokok/gagasan utama tiap paragraf untuk memahami secara utuh, maka kita perlu membaca secara cermat dari paragraf yang satu ke paragraf yang berikutnya. Bahkan boleh membaca berulang kali (apabila belum menangkap maknanya).
Lakukan kegiatan berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
324
324
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 3 orang! 2. Di bawah ini tersedia tiga teks, bacalah teks tersebut masing-masing satu teks! 3. Tukarlah teks yang sudah dibaca dengan teman kelompokmu hingga satu orang
membaca ketiga teks tersebut!
Teks Pertama Septinus George Saa
“Uang Bukan Segalanya untuk Maju”
PARA dewa fisika kehabisan argumen. Paper yang masuk lewat surat elektronik di hari terakhir lomba fisika bergengsi sedunia itu begitu mengagumkan. Tanpa menunggu selesainya penilaian ratusan makalah dari 73 negara yang masuk, hasil riset Septinus George Saa dipastikan meraih medali emas. Sungguh dahsyat! Makalahnya memenuhi semua syarat: kreatif, jelas, menyelesaikan masalah, dan yang terpenting idenya orisinal. George, yang biasa dipanggil Oge, memaparkan cara menghitung hambatan dari dua titik sembarang pada suatu jaring-jaring resistor yang membentuk segi tiga yang jumlahnya tak terhingga. PERJALANAN Oge membuat rumus yang layak ia klaim sebagai "George Saa Formula" sebenarnya berawal dari terpilihnya ia bersama dengan empat siswa lain oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk ikut Olimpiade Fisika. Saat itulah ia mulai berkenalan dengan pelatihan tiga bulan yang dilakukan Tim Olimpiade Fisika di Universitas Pelita Harapan (UPH), Jakarta. Hasilnya, ia dikirim ke India, mengikuti lomba fisika, di mana Oge cuma memeroleh gelar honourable. Oge terus belajar dengan menghabiskan waktu 20 jam tiap hari. Selanjutnya, ia menghasilkan makalah berjudul "Apakah Elektron merupakan Partikel atau Gelombang?" Makalah ini dinilai biasa saja, tetapi penjelasan dan cara menyimpulkannya menarik. Yohanes Surya mulai melihat adanya potensi pada diri Oge. Bersama dengan enam peserta lain, ia kembali berlatih di UPH selama sebulan sebelum diminta untuk membuat penelitian dari sejumlah topik yang sudah ditentukan. Dari situlah, Oge mulai meneliti soal penghitungan hambatan pada struktur sarang tawon. Bagi Oge, masa sulit bersekolah praktis terlewati begitu ia diterima di SMAN 3 Buper Jayapura. Di sekolah itu pula, Oge mulai mengenal internet, yang menjadi sumber inspirasi penulisan risetnya. Dari internet juga, ia mendapat bermacam-macam teori, temuan, dan hasil penelitian para ahli fisika dunia yang mengilhami Oge dalam menurunkan rumusnya. Itulah yang membuat dia berkomentar, "Uang bukan segala-galanya untuk maju. Selalu ada jalan untuk menimba ilmu." Dalam acara yang terkait dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional di Jayapura, gubernur memujinya dengan mengatakan, "Dia tidak hanya membawa nama besar Papua, tetapi mengangkat nama bangsa Indonesia di dunia internasional. Ini satu kebanggaan luar biasa. Papua yang selalu dikonotasikan dengan kemiskinan, telanjang, dan bodoh ternyata punya putra asli yang genius," kata Solossa disambut tepuk tangan. Sosok Oge mungkin bisa disebut sebagai gabungan dari remaja yang punya kemauan serta kepercayaan diri tinggi, keingintahuannya besar, dan ulet mencari celah untuk mengatasi hambatan. Sekolah bagi Oge sangat menyenangkan. Ia akan merasa rugi besar jika sampai harus bolos sekolah.
Sumber: Penyesuaian dari Kompas, 30 Desember 2004.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
325
325
Teks kedua:
Buta Huruf di Papua Dari Papua dilaporakan, lebih dari 260.000 warga Papua masih dalam kondisi buta huruf. Sebagian besar buta huruf tersebut tersebar di kabupaten pemekaran, kawasan pegunungan tengah, dan daerah-daerah terpencil. Masyarakat belum melihat pendidikan sebagai kebutuhan. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Nasional Papua James Modouw, Rabu (17/5) mengatakan, angka buta huruf di Papua urutan pertama dari seluruh provinsi di Indonesia. “Empat belas kabupaten baru antara lain Puncak Jaya, Jayawijaya, Tolikara, Yahukimo, Paniai, dan dan Pegunungan Tengah serta daerah-daerah terpencil di pesisir pantai, ” kata Modouw.
Kelompok buta huruf ini benar-benar tidak tahu membaca, tulis, dan hitung. Mereka juga tidak tahu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Mereka tidak pernah duduk di bangku pendidikan. Meskipun pendidikan dasar masuk di daerah-daerah itu tahun 1990-an.
Sumber: Penyesuaian dari Kompas, 19 Mei 2006
Teks ketiga:
Pendidikan Kebutuhan Sepanjang Hayat
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat
penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang.
Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Tujuan pendidikan adalah membimbing manusia menjadi manusia yang beriman dan berbudi baik, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian yang mantap, mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan. Untuk itu, empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh badan pendidikan PBB perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal. Empat pilar tersebut adalah (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Pendidikan yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan dari daerah tempat dilangsungkan pendidikan. Unsur muatan lokal yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan daerah setempat. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima, perlu ditumbuhkembangkan.
Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia pada umumnya.
Sumber: Penyesuaian dari http://www.jawapos.co.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
326
326
Kosa Kata
riset
: penyelidikan suatu masalah untuk mendapatkan fakta baru atau melakukan penafsiran yang lebih baik.
kreatif : memilki daya cipta, punya kemampuan untuk menciptakan. orisinal : asli atau tulen. resistor : alat untuk menimbulkan tahanan listrik. formula : susunan atau bentuk tetap; rumus olimpiade : perlombaan antarbangsa (olahraga atau lainnya). honourable : upah yang bersifat sebagai penghormatan. partikel : Bagian benda yang sengat kecil (molekul, atom., elektron). praktis : mudah dan senang memakainya. potensi : memunyai kemampuan, kekuatan, atau kesanggupan. ilham : petunjuk Tuhan yang timbul di hati; bisikan hati. teori : pendapat yang didasarkan pada penemuan dan penelitian. inspirasi : lihat ilham. brilian : pandai sekali, cemerlang, hebat (tentang kemampuan otak). konotasi : tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa ketika
mendengarkan suatu kata. genius : berkemampuan luar biasa dalam berpikir dan mencipta. ulet : tidak mudah putus asa; kemauan keras mencapai tujuan. pemekaran : menjadikan bertambah besar (luas, banyak, lebar). budi pekerti : tingka laku; akal budi jasmani : tubuh; badan; segala sesuatu yang berhubungan dengan
badan. formal : sesuai dengan peraturan yang sah; resmi. tipologi : ilmu watak manusia; tipe-tipe watak manusia. kualitas : tingkat baik buruknya sesuatu; taraf kemampuan. profesional : kemampuan khusus yang berkaitan dengan bidang
pekerjaan. 4. Diskusikan ide pokok dari masing-masing teks di atas! Gunakan lembar kerja di
bawah ini sebagai panduan diskusi!
No. Pertanyaan Penuntun Teks Pertama Teks Kedua Teks Ketiga 1. Dari mana sumber
informasinya (narasumber dan sumber teksnya)?
………………….. ………………….. ……………………
………………….. ………………….. ……………………
………………… ………………… ………………..
2. Masalah apa yang dibahas dalam bacaan di atas?
………………….. ………………….. ……………………
………………….. ………………….. ……………………
………………… ………………… ………………
3. Apa tujuan penulis mengungkapkan tulisan itu?
………………….. ………………….. ……………………
………………….. ………………….. ……………………
………………… ………………… ………………
4. Bagaimana kesan kalian tentang bahasa? Apakah
………………….. ………………….. ……………………
………………….. ………………….. ……………………
………………… ………………… ………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
327
327
cukup mudah dipahami?
………………….. ……………………
………………….. ……………………
………………… ………………
5. resentasikan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelas!
Kegiatan Akhir C. Membuat Rangkuman Teks
Buatlah sebuah rangkuman yang terdiri atas 4-5 paragraf berdasarkan tiga teks di atas! Untuk menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf lainnya, perhatikan konjungsi antarkalimat yang telah Anda pelajari!
Kegiatan Lanjutan
D. Membaca Buku
Lakukan kegitan berikut!
1. Kerjakan secara individu! 2. Carilah sebuah buku yang membahas tentang pendidikan di toko buku, di
perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah atau pinjamlah kepada kenalan Anda! 3. Bacalah buku tersebut dan laporkan hasil bacaan secara tertulis! 4. Gunakan lembar kerja di bawah ini untuk melaporkannya!
1. Judul buku, nama pengarang, tahun terbit dan cetakan ke berapa?
: …………………………………………. ………………………………………….
2. Ukuran, tebal dan nomor ISBN : …………………………………………. 3. Tujuan penerbitan (mengapa buku
itu di tulis?) : …………………………………………..
…………………………………………. 4. Terdiri dari berapa bab? Tiap bab
berbicara tentang apa? Jelaskan secara singkat!
: …………………………………………. …………………………………………. ………………………………………….
5. Apa isi buku secara garis besar? Jelaskan (minimal 3 paragraf)!
: ………………………………………….………………………………………….
6. Sumber penulisan buku itu dari mana saja (buku, koran, internet, dan majalah) ?
: …………………………………………. …………………………………………. ………………………………………….
Nama : ………………. Kelas : ……………….
………………..(judul) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
328
328
Bagian Kedua Menulis Surat Resmi Indikator:
Mengidentifikasi struktur dan menentukan komponen-komponen berita keluarga, surat permintaan maaf, surat perizinan, dan surat undangan.
Menulis surat keluarga, surat perizinan, surat permohonan, dan surat undangan. Mengoreksi bahasa yang kurang tepat.
[
Kita sebagai makluk sosial selalu melakukan interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Ada peristiwa tertentu membutuhkan komunikasi tertulis dan ada yang cukup dinyatakan secara lisan. Komunikasi tertulis biasanya dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk surat. Untuk menggunakan aula sekolah misalnya, kita diwajibkan membuat surat izin. Untuk mengajukan beasiswa, kita harus mengajukan surat permohonan. Apabila kita ingin mendatangkan seseorang dalam pertemuan tertentu, kita harus membuat surat undangan. Pada bagian ini, Anda berlatih menyusun berita keluarga, surat permintaan maaf, surat perizinan, dan surat undangan.
Apresiasi A. Mengenali Pernyataan yang Memerlukan Surat Berpasanganlah dengan teman sebangkumu dan tandai peristiwa mana yang cukup dinyatakan secara lisan, tertulis atau kedua-duanya! Kenali dengan memberikan tanda centang pada lembar kerja di bawah ini!
No. Pernyataan Tertulis Lisan Lisan dan Tertulis
1. Permintaan izin tidak masuk sekolah. ………. ……. ………. 2. Permintaan bantuan SPP/biaya sekolah. ………. ……. ………. 3. Kabar berita untuk orang tua. ………. ……. ………. 4. Surat balasan kepada teman. ………. ……. ………. 5. Surat pembaca berisi kritik atau informasi
tertentu yang penting. ……… ……. ……….
6. Undangan pembicara. ………. ……. ………. 7. Undangan rapat OSIS. ………. ……. ………. 8. Undangan pernikahan. ………. ……. ………. 9. Penolakan kenaikan SPP. ………. ……. ………. 10. Permintaan maaf. ………. ……. ………. 11. Peminjaman tempat umum. ………. ……. ………. 12. Kehilangan barang. ………. ……. ………. 13. …………………………(seterusnya) ………. ……. ……….
Kegiatan Inti
B. Identifikasi Bagian-bagian Surat
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
329
329
2. Cermatilah bagian-bagian surat perizinan di bawah ini!
Panitia Diskusi Hari Pendidikan Nasional 2007
Kelompok Studi Pendidikan dan Kebudayaan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Jalan Merdeka 01 Nabire Papua
Nabire, 20 April 2007 Nomor : 02/PDHPN-Kesdikbud/IV/2007 Lampiran : - Perihal : Permohonan Peminjaman Tempat
Kepada Yth. Pengelola Aula Cenderawasih Gereja Kristus Sahabat Kita Jalan Jendral Sudirman Nabire di tempat Dengan hormat,
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasioanl 2007, kami akan menyelenggarakan diskusi bertema “Belajar untuk Masa Depan”. Berkaitan dengan rencana kegiatan tersebut, kami mohon izin untuk menggunakan Aula Cenderawasih, dengan keterangan penggunaan sebagai berikut. ] hari/tanggal : Rabu, 02 Mei 2007 waktu : pukul 15.00-17.00 WIT acara : diskusi pendidikan bertema “Belajar untuk Masa Depan”.
Demikian permohonan kami. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Ketua Panitia, Lusia Magai
3. Identifikasi bagian-bagian surat di atas! Gunakan lembar kerja di bawah ini!
No. Urutan Bagian Contoh dalam Surat di Atas 1.
Kop surat (tidak perlu untuk surat pribadi).
Panitia Diskusi Hari Pendidikan Nasional 2007
Kelompok Studi Pendidikan dan Kebudayaan SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Jalan Merdeka 01 Nabire Papua 2. ……………………… ……………………………………………………… 3. ……………………… ……………………………………………………… 4. ……………………… ……………………………………………………… 5. ……………………… ……………………………………………………… 6. ……………………… ……………………………………………………… 7. ……………………… ……………………………………………………… 8. ……………………… ……………………………………………………… 9. ……………………… ……………………………………………………… 10. ……………………… ……………………………………………………… 11. ……………………… ………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
330
330
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Siapa yang membuat surat itu? …………………………………… 2. Ditujukan kepada siapakah surat itu? …………………………………… 3. Apa isi suratnya (perihalnya)? …………………………………… 4. Dalam rangka apa kegiatan itu
diadakan? ……………………………………
5. Apa tema kegiatan itu? …………………………………… 6. Kapan surat itu dibuat? …………………………………… 7. Kapan gedung itu akan digunakan? …………………………………… 8. Siapa ketua panitiannya? ……………………………………
C. Mengenal Berita Keluarga, Surat Permintaan Maaf, Surat
Perizinan, dan Surat Undangan
Bacalah beberapa contoh surat berikut ini! Berita Keluarga
Nabire, 2 November 2007 Kepada Ytc. Bapak dan Ibu di Kampung Putaapa Dengan hormat, Bapak dan Ibu, tidak terasa saya sudah empat bulan di kota Nabire. Tidak terasa juga kalau saya belum memberi kabar kepada Bapak dan Ibunda tercinta di kampung. Saya selalu berdoa semoga keadaan Bapak dan Ibu serta adik-adik dan kakak di kampung sehat selalu. Keadaan saya di Nabire juga dalam keadaan sehat. Itu semua tidak lepas dari doa Bapak dan Ibu di kampung. Lewat surat ini, saya mengabarkan bahwa saya hampir saja menyelesaikan semester pertama di kelas X SMA YPPK Adhi Luhur Nabire. Bapak dan Mama, saya mohon dukungan doa karena dua minggu lagi saya akan menghadapi ujian semester pertama. Saya juga memberitahukan kepada Bapak dan Ibu bahwa, liburan ini saya tidak akan pulang ke kampung. Saya akan memcari kerja borongan untuk menambah biaya sekolah serta mengikuti kursus komputer. Bapak dan Mama tercinta, melalui surat ini saya titip salam khusus buat adik-adik, kakak, nenek, om, dan semua keluarga yang ada di kampung. Terima kasih atas semuanya. Demikian surat dari saya dan harapan saya Bapak dan Mama senang dengan kabar ini. Tuhan selalu memberkati kita.
Salam rindu,
Martina Degei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
331
331
Surat Permintaan Maaf 1. Perorangan (tidak melalui Media Massa) 2. Instansi (Melalui Media Massa)
Nabire, 26 April 2007 Yth. Sahabatku Albert Rumkorem Jalan Cenderawasih Kota Lama Nabire Dengan hormat, Dengan surat ini, saya ingin minta maaf kepadamu atas perkataan saya pada waktu diskusi di sekolah kemarin. Benar-benar tidak menyangka perkataan saya itu akan menyinggung perasaanmu. Albert yang baik, sekali lagi saya minta maaf dari lubuk hati yang paling terdalam. Saya berharap kita tetap bersahabat dan dapat terus bekerjasama demi berkembangnya kelompok diskusinya kita dan terutama kemajuan sekolah kita.
Salam Kasih Sahabatmu,
Yuliana Gobay
PERMOHONAN MAAF
Dengan ini, saya,
nama : Guinea umur : 20 tahun alamat : Jalan Pasifik Indah No. 26 Pasir II Jayapura pekerjaan : Swasta menyatakan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada Direktur PT Bintang Papua atas tindakan saya yang dengan sengaja memalsu merek Kopi Arabica produksi PT Bintang Papua. Saya dengan sengaja telah menggunakan merek “Cenderawasih”, merek dagang sah milik PT Bintang Papua untuk saya gunakan sebagai merek kopi buatan saya sendiri. Atas perbuatan itu, saya telah melaksanakan kewajiban hukum dan menyatakan penyesalan. Untuk itu saya tidak akan mengulangi lagi perbuatan melawan hukum tersebut. Yang membuat pernyataan,
Guinea
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
332
332
Surat Perizinan 1. Surat perizinan penggunaan tempat llihat contoh pada bagian B di atas! 2. Surat Izin tidak masuk sekolah atau kantor.
Jayapura, 20 Maret 2007 Nomor :- Lamp. : 1 eks. Perihal : Permohonan Izin Tidak Masuk Kerja Kepada Yth. Bapak Drs. Yohanes Iyai, M.Pd Kepala Bagian Pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi Papua di tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah saya, nama : Maria Kareth NIP : 987346343656 jabatan : Staf Bagian Pengembangan Kurikulum memberitahukan bahwa saya tidak bisa masuk kerja seperti biasanya, karena sakit. Badan saya deman dan tadi malam saya telah berobat ke dokter. Dokter menyarankan untuk istirahat dua hari (surat dari dokter terlampir). Sehubungan dengan itu, saya nohon untuk sementara, tugas saya dilimpahkan kepada sudara Antonius Murib. Demikian surat izin saya, atas perkenan Bapak saya sampaikan terima kasih.
Hormat saya,
M i K th
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
333
333
Surat Undangan
Timika, 1 April 2007 Nomor :- Lamp. : 1 eks. Perihal : Permohonan Izin Tidak Masuk Sekolah Kepada Yth. Wali Kelas X Cenderawasih SMA Negeri I Timika di tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, nama : Lukas Dibitau NIS : 011261 Kelas : X Cenderawasih
memberitahukan bahwa saya tidak bisa masuk sekolah seperti biasanya bersama teman-teman, karena kesehatan saya terganggu. Gigi saya sakit dan gusi bengkak. Kemarin siang saya telah berobat ke dokter dan dokter menyarankan untuk istirahat beberapa hari di rumah (surat dari dokter terlampir). Sehubungan dengan itu, saya mohon izin dan setelah sembuh saya akan masuk sekolah seperti biasanya bersama teman-teman lain. Demikian surat izin saya, atas perkenan wali kelas disampaikan terima kasih.
Hormat saya,
L k Dibit
Unit Kegiatan Siswa (UKS) “Jurnalistik” SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
Jalan Merdeka No. 1 Nabire Papua
Nabire, 20 Agustus 2007 Nomor : 05/UKS-J/VIII/2007 Lamp. : - Perihal : Undangan Rapat Kepada Yth. Teman Barnabas Tebay di tempat
Dengan hormat, Kami mengundang teman-teman anggota UKS “Jurnalistik” untuk menghadiri rapat
yang akan diadakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2007 Tempat : Sekretariat UKS “Jurnalistilk” SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Waktu : Pukul 16.00-17.30 WIT Acara : Pembentukan panitia lomba mengarang tingkat SMP dan SMA dalam
rangka bulan bahasa 28 Oktober 2007 Demikian undangan kami, atas kehadiran teman-teman diucapkan terima kasih.
Ketua UKS “Jurnalistik”
Antonius Goo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
334
334
D. Menganalisis Surat
Lakukan kegiatan berikut!
1. Analisislah surat-surat di atas dari segi isi, unsur-unsur, bahasa, dan jenisnya dalam kelompok yang beranggotakan 3 orang!
Surat Isi Unsur-unsur Bahasa Jenis Berita Keluarga ……………….
……………….
……………….
……………
Surat Permintaan Maaf
……………….
……………….
……………….
……………
Surat Perizinan (izin),
……………….
……………….
……………….
……………
Surat Undangan ……………….
……………….
……………….
……………
2. Laporkanlah hasil analisis kelompokmu di depan kelas!
Kegiatan Akhir E. Membuat Surat
Buatlah salah satu jenis surat, yakni berita keluarga, surat permintaan maaf, surat perizinan, atau surat undangan secara pribadi pada lembar kerja di bawah ini! F. Memberikan Komentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
335
335
Tukarlah surat hasil buatan Anda dengan teman lain kemudian berikan komentar pada surat buatan dua teman Anda pada lembar kerja di bawah ini!
Nama Komentar ………………………… …………………………
………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
………………………… …………………………
………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
Kegiatan Lanjutan
G. Menyusun Surat
Buatlah surat surat untuk kepentingan tertentu secara pribadi pada lembar kerja di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
336
336
Bagian Ketiga Mendengarkan Pembacaan Puisi Indikator:
Memahami hakikat puisi termasuk unsur-unsurnya. Menentukan tema puisi yang disampaikan. Menungkapkan makna yang terkandung dalam puisi yang disampaikan/dibacakan. Mengungkapkan pesan yang terkandung dalam puisi yang disampaikan.
Karya tulis hasil perenungan seseorang (seorang penyair) atas suatu keadaan atau peristiwa yang diamati, dihayati, atau dialaminya sendiri yang dikemas dalam bahasa yang padat dan indah disebut puisi. Sebuah puisi dibuat dengan tema tertentu dan mengandung pesan-pesan. Pada bagian ini, mendengarkan puisi dan menemukan tema puisi, pesan yang terkandung di dalamnya serta membuat ilustrasi gambar berdasarkan isi puisi.
Apresiasi
A. Latihan Vokal Membaca puisi tidak sama dengan membaca teks lain. Dalam pembacaan puisi harus diperhatikan vokal dan intonasi, lafal, tekanan kata, nada dan suasana sesuai dengan isi (jiwa) puisi.
Maka, sebelum membacakan puisi lakukan kegiatan berikut ini!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 10 orang! 2. Keluarlah kelas, ke aula sekolah atau tempat yang jauh dari kelas Anda! 3. Berlatihlah vokal dengan salah satu orang (boleh secara bergantian) membacakan
vokal-vokal berikut ini! 4. Minta bimbingan guru Anda!
a---i---u---e---o o—e—u—i—a a—a---a---a—a i—i—i—i—i----i u—u—u—u—u e—e—e—e—e o—o—o—o—o ku—aku—aku—ku kamu—mu—muka—mu aku—aku---aku—aku ikut—ikut---ikut—ikut ku mau kau---kau mau ku pagiku melayang--hari pagi
é sate
ê memasak è ember
e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
337
337
jalan pagi---binatang jalang meradang menerjang---sedang memandang sedang memandang---sedan baruku atur barisan—biar peluru luka sukma—kugapai citaku memang bukan---bukan berarti
Kegiatan Inti B. Membaca dan Menemukan Daya Tarik Puisi
Pilihlah duta kelas untuk membacakan puisi-puisi di bawah ini dan yang lain mendengarkan! Temukan daya tarik, tema dan pesan yang terkandung dalam puisi-puisi tersebut! Puisi 1
Menyesal
Karya Ali Hasjmi Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati, Miskin ilmu, miskin harta
Akh, apa gunanya kusesalkan, Menyesal tua tiada berguna, Hanya menambah luka sukma.
Kepada yang muda kuharapkan, Atur barisan di hari pagi, Menuju ke arah padang bakti!
Baru, 1954
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
338
338
Puisi 2
Puisi 3 Kegiatan Akhir
C. Mengungkapkan Kesan, Tema, dan Amanat Puisi
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata
AKU Karya: Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
Kerikil Tajam, 1946
Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannnya abu. aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Hujan Bulan Juni, 1994
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
339
339
betul-betul terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Seorang penyair, melalui puisinya mengungkapkan sesuatu, yakni tema dan amanat.
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema yang banyak terdapat dalam puisinya adalah tema ketuhanan (religius), misalnya “Doa” karya Chairil Anwar; tema kemanusiaan, misalnya “Gadis Peminta-minta” karya Toto Soedarto Bachtiar atau “Orang-orang Miskin” karya Rendra; tema patriotisme, misalnya “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bachtiar; tema cinta tanah air, misalnya “Tanah Sunda” karya Ayip Rosidi; tema cinta kasih antara pria dan wanita, misalnya “Senja di Pelabuhan Kecil” karya Chairil Anwar; tema kerakyatan atau demokrasi misalnya, “Rakyat” karya Hartoyo Andangjaya; tema keadilan sosial atau protes sosial, misalnya “Sajak Burung-burung Kondor” karya Rendra; dan tema pendidikan, misalnya, “Surat dari Ibu” karya Asrul Sani.
Sedangkan amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Misalnya puisi “Doa” karya Chairil Anwar mengandung bermacam-macam amanat, yaitu (1) setelah kita merasa menjalani hidup dengan salah, hendaknya kita kembali ke jalan Tuhan, (2) Tuhan selalu menerima manusia yang bertobat, (3) tobat adalah jalan menuju kebaikan, (4) jangan menutup diri terhadap pengampunan Tuhan sebab hanya dengan ampunan-Nya, hidup kita bisa menjadi lebih baik. Lakukan kegiatan berikut!
1. Ungkapkan kasan kalian secara pribadi pada lembar kerja di bawah ini!
Puisi Pertama
Saya terkesan/tidak terkesan dalam hal ………………………………………………………………………………. karena ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….
Puisi Kedua
Saya terkesan/tidak terkesan dalam hal ………………………………………………………………………………. karena ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….
Puisi Ketiga Saya terkesan/tidak terkesan dalam hal ………………………………………………………………………………. karena ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….
2. Ungkapkan tema dan pesan yang terkandung dalam tiga puisi di atas pada lembar
kerja di bawah ini dengan mengunakan kata-kata Anda sendiri!
Aspek Puisi Pertama Puisi Kedua Puisi Ketiga Tema …………………….
……………………… …………………… ……………………
………………………… …………………………
Pesan/Amanat
…………………….. ……………………… ……………………… ………………………
…………………….. ……………………… ……………………… ………………………
…………………….. ……………………… ……………………… ………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
340
340
Kegiatan Lanjutan
D. Membuat Ilustrasi Gambar
Buatlah ulustrasi atau gambar yang menggambarkan isi tiga puisi di atas! Selanjutnya, tempelkan hasil karya Anda di dalam ruang kelas! Buatlah sebuah puisi dengan tema tertentu! Berilah ilustrasi pada puisi karya Anda!
Puisi Pertama: Puisi Kedua:
Puisi Ketiga:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
341
341
Uji Kompetensi Unit IV A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengetahui isi buku secara keseluruhan!
2. Jelaskan istilah-istilah berikut! a. profesional b. kualitas c. inspirasi d. kreatif e. riset
3. Buatlah rangkuman singkat teks berjudul, “Buta Huruf di Papua” dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri!
4. Jelaskan secara berurutan bagian-bagian surat undangan! 5. Buatlah sebuah surat undangan diskusi atas nama ketua OSIS!
Tentukan sendiri waktu, tempat, dan acaranya! 6. Jelaskan yang dimaksud dengan tema dan amanat!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Tujuan utama latihan membaca ekstensif adalah….
2. Yang bukan merupakan empat pilar pendidikan yang dicanangkan badan pendidikan PBB yang terdapat dalam teks berjudul “Pendidikan Kebutuhan Sepanjang Masa” adalah….
a. learning to know b. learning to c. learning to be d. long live education e. learning to live together
3. Dari Papua dilaporakan, lebih dari 260.000 warga Papua masih dalam kondisi buta huruf. Sebagian besar buta huruf tersebut tersebar di kabupaten pemekaran, kawasan pegunungan tengah, dan daerah-daerah terpencil. Masyarakat belum melihat pendidikan sebagai kebutuhan. Kelompok buta huruf ini benar-benar tidak tahu membaca, tulis, dan hitung. Mereka juga tidak tahu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Mereka tidak pernah duduk di bangku pendidikan. Meskipun pendidikan dasar masuk di daerah-daerah itu tahun 1990-an.
a. untuk persiapan membaca pada saat menghadapi ujian b. untuk menyerap informasi dari berbagai sumber c. Untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat d. untuk mengetahui penulis teks nonsastra e. Jawaban a, b, c, dan d salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
342
342
Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi informasi teks di atas adalah:
4. Yang bukan merupakan salah satu langkah untuk mengetahui gambaran umum tentang isi informasi sebuah buku adalah:
5. Pernyataan yang tidak tepat untuk dinyatakan secara tertulis melalui koran atau majalah adalah….
6. Penulisan tanggal surat yang benar adalah….
7. Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati, Miskin ilmu, miskin harta Bait puisi karya Ali Hasjmi di atas ini bertema….
a. Kebanyakan warga buta huruf tersebar di kabupaten pemekaran, kawasan pegunungan tengah.
b. Warga yang buta huruf ini benar-benar tidak tahu membaca, tulis, dan hitung.
c. Meskipun pendidikan dasar sudah masuk di daerah ini jauh sebelum 1990.
d. Mereka belum pernah duduk di bangku pendidikan. e. Lebih dari 260.000 warga Papua masih dalam kondisi buta huruf.
a. Membaca secara garis besar latar belakang penulisan buku. b. Menghafal (mengenali) benar-benar judul buku dan nama
pengarangnya. c. Mengetahui penerbitnya, tahun terbit dan cetakan yang keberapa d. Baca bagian penutup (kesimpulan). e. Membaca pemahaman
a. kritik atau informasi tertentu yang penting b. permintaan maaf c. ucapan belasungkawa d. permohonan bantuan biaya studi e. kehilangan barang
a. jayapura, 26 april 2007 b. Jayapura, 26/04/2007 c. Jayapura, 26 April 2007 d. Jayapura 26-04-2007 e. jayapura, 26 April 2007
a. kepahlawanan/patriotisme b. pendidikan c. cinta kasih d. cinta tanah air e. keadilan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
343
343
8. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat membacakan sebuah puisi adalah, kecuali….
a. intonasi d. alur b. lafal e. suasana c. tekanan kata
9. Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Makna baid puisi karya Chairil Anwar di ini adalah….
a. si “Aku” tidak bisa mati, walupun peluruh menembus kulitnya b. tekad si “Aku” untuk tetap bertahan pada pendiriannnya, pada
kebebasannya, pada nilai-nilai yang diyakininya. c. si “Aku” adalah orang yang lemah. d. si “Aku” merasa kesakitan karena peluruh menembus kulitnya. e. Walaupun peluru bersarang di dalam kulit, si “Aku” tetap
bertahan.
10. Karya sastra dengan bahasa dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Pernyataan di atas adalah pengertian dari….
a. Cerpen d. Roman b. Puisi c. Novel
e. Jawaban a, b, c, dan d benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
344
344
Unit V
Sehat Itu Indah
Segala sesuatu dapat dikerjakan dengan baik dalam keadaan jiwa dan fisik yang sehat!
Kompetensi Dasar:
Menulis hasil wawancara Menganalisis cerpen Menulis paragraf eksposisi Membaca tebel, peta, grafik, dan bagan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
345
345
Bagian Pertama Menulis Hasil Wawancara Indikator:
Mengenal kalimat tanya. Menentukan topik aktual dan memilih narasumber yang tepat untuk diwawancarai. Menyusun daftar pertanyaan dengan memperhatikan kelengkapan isi (5w+1h). Mencatat pokok-pokok informasi dari narasumber. Menulis hasil wawancara dalam beberapa paragraf dengan memperhatikan ejaan dan
tanda baca.
Bidang pekerjaan seperti, reporter, wartawan, peneliti, hakim, jaksa, dan lainnya menuntut kemampuan mewawancarai. Pada bagian ini Anda berlaku sebagai seorang wartawan dan menggali informasi dari seorang narasumber (tokoh), kemudian mengolah menjadi sebuah tulisan. Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layer televise.
Apresiasi
A. Mencermati dan Melacak Pertanyaan Bacalah profil singkat seorang penyanyi asal Papua di bawah ini!
Edo Kondolongit
Suara Emas Anak Papua
Siapa tak kenal Edo Kondolongit, penyanyi yang berkarakter suara mirip suara penyanyi R&B kulit hitam Amerika ini. Kini, lelaki berambut gimbal bernama asli Ehud Eduard Kondologit ini mampu bertahan di Jakarta. Edo, yang mantan hansip ini bahkan berkarir di dunia tarik suara yang menghidupi seorang istri, Niar Setia Cahyana (Keko), dan seorang anak berusia 5,5 tahun.
Penyanyi asal Sorong, Papua ini, merasa bersyukur, karena setelah enam tahun tak mengeluarkan satu album pun, pada 2004 ini meluncurkan album Pagi Pertama. Namun, siapa sangka, di balik kesuksesannya di bidang musik ini, Edo mengawalinya dengan sebuah perjalanan panjang berliku.
Dari kampung halamannya, ia bermimpi jadi atlet lari. Namun nasib membawanya menjadi kuli bangunan, hansip perumahan, satpam restoran, hingga penyanyi dari kafe ke kafe. Setelah menjuarai lomba "Asia Bagus", Edo mulai bernasib baik. Ia digandeng musisi Erwin Gutawa ke dapur rekaman. Gagal di album pertama, Edo tak lantas menangis. Setelah enam tahun vakum, akhirnya Edo pun meluncurkan album kedua, Pagi Pertama, juga arahan Erwin Gutawa.
Sumber: Penyesuaian dari http://www.gatra.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
346
346
Kosa Kata
karir : perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya.
album : kumpulan lagu dalam rekaman kaset; buku yang menyimpan kumpulan foto, dan sebagainya.
kafe : tempat minum kopi (biasanya para pengunjung dihibur dengan musuk).
vakum : hampa; tidak ada; tidak berfungsi. reporter/wartawan orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita
untuk dimuat di surat kabar, majalah, Koran, radio dan televise, juru warta, atau jurnalis.
narasumber : orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sumber) informasi.
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang! 2. Profil singkat di atas adalah sebuah tulisan hasil wawancara wartawan majalah
“Gatra”. Bagian yang tebal (bold) pada teks berjudul “Edo Kondolongit, Suara Emas Anak Papua” di atas adalah pernyataan dari tokoh. Jika ada pernyataan seperti itu, pertanyaan apa yang diajukan pewawancara?
Pertanyaan Pewawancara
Pernyataan Tokoh
Nama Bapak yang populer di media massa selama ini Edo Kondolongit. Sebenarnya, apa nama asli atau nama lengkap Bapak?
Ehud Eduard Kondologit
………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… …………………………………
3. Pernyataan apa saja yang diungkapkan pewawancara berdasarkan pengamatan?
1. …………………………………………………………………………………… 2. …………………………………………………………………………………… 3. …………………………………………………………………………………… 4. ……………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
347
347
B. Mengembangkan Pertanyaan Pertanyaan dasar apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa dapat
dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan untuk menggali informasi tentang dan dari seorang narasumber. Misalnya, dari pertanyaan apa dapat diturunkan menjadi beberapa pertanyaan, yakni: Apa nama lengkap Bapak? Apa nama panggikan Bapak? Apa hobi Bapak? Apa pekerjaan Ibu? Berapa lama Ibu bekerja di sini? Berapa umur Bapak? Apa nama usaha Ibu? Berapa usia Bapak? Sudah berapa lama Ibu menderita sakit itu? Seandainya, Anda ditugaskan untuk mewawanacari Edo Kondologit untuk menggali informasi yang belum ada dalam profil singkat di atas, pertanyaan-pertanyaan apa saja yang Anda ajukan? Buatlah pertanyaan sebanyak-banyaknya untuk menggali informasi tentang Edo Kondologit!
No. Pertanyaan 1. ……………………………………………………………………………………….. 2. ……………………………………………………………………………………….. 3. ……………………………………………………………………………………….. 4. ……………………………………………………………………………………….. 5. ……………………………………………………………………………………….. 6. ……………………………………………………………………………………….. 7. ………………………………………………………………………………………..
Kegiatan Inti
C. Mewawancarai Narasumber
Lakukan kegiatan berikut! 1. Tetap dalam kelompok Anda! 2. Diskusikan apa nama kelompok Anda dan siapa narasumber yang akan kalian
wawancarai! Sebelum melakukan wawanacara mencocokkan narasumber dengan kelompok lain!
Narasumber Kelompok Narasumber Kelompok Penjual kue ………………….. Ibu rumah tangga …………….. Tukang kebun (petugas kebersihan sekolah)
………………….. Pemilik fotokopi ……………..
Pemilik kios ………………….. … (Siapapun bisa kalian jumpai di lingkungan sekolah!
……………..
Pemilik rumah makan
………………….. ………………………… ……………..
………………………… ………………….. ………………………… …………….. ………………………… ………………….. ………………………… ……………..
3. Siapkan pertanyaan-pertanyaan pokok!
Penjual kue misalnya:
nama lengkap nama panggilan tanggal lahir tempat tinggal jumlah anak nama anak-anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
348
348
nama istri/ suami pekerjaan suami/istri riwayat pendidikan pengalaman kerja kegemaran alasan jualan kue suka-duka jualan kue mulai jualan kue modal awal pendapatan setiap hari penggunaan hasil penjualan harapan terhadap usaha pendapatnya tentang suatu masalah aktual setuju atau tidak setuju disertai alasan dan seterusnya….
4. Bagilah tugas, siapa akan mengajukan pertanyaan apa! Usahakan semua anggota
kelompok mendapat bagian untuk bertanya! Kembangkan terus pertanyaan dan kumpulkan data sebanyak-bayaknya!
5. Keluarlah kelas dengan tenang dan carilah tokoh yang sudah Anda tentukan! Sebelum mewawancarainya, kalian mengamati dahulu kesibukannya, minta izin padanya pada saat yang tidak sibuk! Apakah dia bersedia untuk diwawancarai? Jangan lupa menjelaskan tujuan wawancara!
6. Catatlah semua informasi yang diberikan narasumber! Jangan lupa melakukan pengamatan ciri-ciri fisik tokoh yang kalian wawancarai!
D. Menulis Hasil Wawancara
Buatlah sebuah profil singkat tentang tokoh yang kalian wawancarai pada lembar kerja di bawah ini!
Nama Kelompok : ………………………….. Anggota Kelompok : …………………………. Kelas : ………………………....
…………………………….(judul) ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
349
349
Kegiatan Akhir E. Mempresentasikan Hasil Tulisan
Presentasikanlah tulisan hasil wawancara di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan tanggapan! Sempurnakan profil Anda berdasarkan masukan dari guru dan kelompok lain! Kemudian, publikasikan profil hasil karangan kalian di majalah sekolah! Guru Anda akan membantu mengirimkan karya terbaik ke surat kabar terdekat! Kegiatan Lanjutan
F. Menulis Profil Hasil Wawancara
Kembangkan kemampuan menulis kelompok masing-masing dengan mewawancarai tokoh tertentu di kota Anda! Tokoh yang dimaksud adalah pegawai rumah sakit (suster perawat atau pelayan rumah sakit yang tua), guru olah raga kesehatan di sekolah kalian, ibu-ibu penjual sayur-sayuran dan umbi-umbian serta pinang dan sagu di pasar, pegawai kebersihan di pasar, tukang bakso, tukang sol sepatu, tukang kue, penjual koran, penjul kaset lagu-lagu daerah Papua, penjual ukir-ukiran khas Papua, dan sebagainya.
Tentukan tokoh yang akan diwawancarai dan susunlah pertanyaan-pertanyaan pokoknya! Lakukan kegitan berikut untuk melaksanakan wawancaranya!
1. Lakukan pendekatan dan temui tokoh yang sudah kalian tentukan! 2. Buatlah perjanjian untuk mewawancarinya! 3. Sampaikan keinginan dan maksud dari wawancara! 4. Sampaikan pokok-pokok pertanyaan agar dia mempersiapkannnya! 5. Persiapkan alat tulis serta alat rekam! 6. Lakukan wawancara di rumah tokoh atau tempat yang sudah kalian tentukan!
Usahakan wawancara jangan di tempat yang resmi atau banyak orang! 7. Catatlah hal-hal yang dikemukakan tokoh secara detail! 8. Jangan lupa melakukan pengamatan ciri-ciri fisik! 9. Kemudian, buatlah sebuah profil tentang tokoh yang kalian wawancarai
(apabila ada fotonya akan lebih baik)! 10. Selanjutnya, publikasikan di majalah sekolah atau majalah dinding! Boleh juga
tawarkan ke majalah atau koran di kota Anda!
Nama Kelompok : ………………………….. Anggota Kelompok : …………………………. Kelas : ………………………....
…………………………….(judul) ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………..
Foto tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
350
350
Bagian Kedua Menganalisis Cerpen Indikator:
Membaca cerpen dan menceritakan kembali isi cerpen. Mengungkapkan latar dan penokohan cerpen dengan menunjukkan kutipan yang
mendukung. Mengaitkan cerpen dengan kehidupan sehari-hari serta memberikan tanggapan.
Cerita pendek (cerpen) adalah bacaan ringan yang fiktif (imajinatif) tetapi memiliki nilai-nalai moral. Cerpen itu fiktif tetapi diangkat dari pengalaman kehidupan nyata. Penulis cerpen biasanya menyampaikan pesan-pesan yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Cerpen dapat ditemukan di majalah, koran, tabloid atau website. Pada bagian ini Anda membaca cerpen dan menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Apresiasi A. Berlatih Vokal untuk Membaca Cerpen
Sebelum membaca cerpen, lafalkan kalimat atau potongan dialog berikut ini dengan vokal yang bagus! Bacalah berurutan, satu orang membacakan satu nomor, sambung menyambung hingga yang paling terakhir! Membaca dengan suara yang keras!
1. “Sudah sadar Nona”, samar-samar kudengar telingaku menangkap suara yang asing bagiku. Perlahan kubuka mataku. Rasa terkejut membuatku berpikir keras di manakah aku sekarang berada. Dan tampaknya suara tadi berkata lagi lebih keras padaku.
2. “Nona, istirahat dulu saja, Anda sekarang di rumah sakit. Pesawat terbang yang Anda naiki kemarin kecelakaan. Para penumpang yang selamat hanya Nona dan 2 orang pramugari”
3. Bagai guntur di siang bolong perkataan seseorang tadi yang ternyata adalah seorang suster. Aku tersenyum getir memandang suster itu pergi meninggalkan aku seorang diri.
4. Kecelakaan pesawat terbang? Keras kuputar otakku mengingat semua hal yang sudah kualami.
5. Aku ingat. Aku memang akan pergi kemari, karena itupun mendapat tugas dari pimpinan redaksiku, untuk mencari berita tentang perkembangan pendidikan dan kesehatan di Papua. Aku ingat ketika itu cuaca mendadak mendung dan seorang pramugari mengingatkan para penumpang untuk segera memakai sabuk pengaman dan pelambung. Dan entah ketika sedang asyiknya aku menikmati kopi di atas pesawat mendadak terdengar benturan pesawat sangat keras. Dan yang aku masih ingat adalah doaku kepada Tuhan bila aku selamat aku rela tidak pulang ke daerahku, dan akan mengabdikan diri dan nyawaku di tempat ini. Yah. sampai akhirnya aku tak ingat apa-apa lagi. Dan tahu-tahu aku sudah di rumah sakit ini seorang diri.
6. Sore perlahan datang dan rasa sakit yang mendera kakiku sedikit berkurang. Seorang suster yang ramah dan aku yakin dari fisik dan penampilannya adalah orang Papua, atau mungkin juga orang Papua pribumi, entah suku apa datang mendekatiku. “Nona, sudah mulai baik kakinya, nyaman” kata suster yang kubaca nama di dadanya adalah Elisabeth.
7. “Suster, apa nama rumah sakit ini.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
351
351
8. ”Rumah sakit Citra Papua” suster berkata kemudian menolongku untuk duduk di kursi roda, karena ternyata kakiku belum cukup kuat untuk bertumpu.
9. “Suster tau di mana kecelakaan pesawat terbang yang menimpaku kemarin?” Aku bertanya menatapnya.
10. “Ya, di Desa Tuguwara kecamatan Kaimana”. 11. “Jauh dari sini suster?”. 12. “Kira-kira 10 kilometer dari sini, itupun nanti mesti menggunakan longboat karena
nona harus melewati rawa dan sungai” Suster Elisabeth menjawab sambil mendorong kereta roda dan membawaku berkeliling rumah sakit.
13. Aku terdiam menikmati pelayanan dan kebaikan Suster itu. Ada seribu satu pertanyaan yan sesungguhnya ingin kutanyakan, tapi entah mengapa akhirnya tak keluar satupun dari mulutku.
14. “Suster, asli Papua ya?” aku bertanya penuh hati-hati. 15. “Ya, saya suku Moor dan tinggal di kecamatan Sawa Erma. 16. “Di daerah mana itu Suster?”. 17. “Moor itu sebuah pulau di Kabupaten Nabire. Dari sini jauh.” 18. “Non, sebaiknya saya bawa Anda ke kamar lagi saja ya, sudah mulai malam, saya
tidak ingin Anda sakit lagi!” suster Elisabeth menawarkan dan kemudian membalikkan arah kursi roda yang sedang aku duduki.
19. Aku pun hanya menuruti tanpa bisa menolak lagi. 20. Hampir satu minggu lamanya sudah aku menginap di Rumah sakit Citra Papua,
tanpa seorangpun yang kukenal atau bahkan dari pimpinan surat kabar tempat aku bekerja. Namun itu tak menjadi soal buatku, karena dari suster Elisabeth ternyata aku banyak belajar segala hal tentang Papua dan keindahannya. Dan rasanya aku menjadi jatuh cinta dengan pulau ini. …
Dikutip dari “Secerca Asa di Ujung Papua” (cerpen) Kiki Dian Sunarwati, Yogyakarta 2005.
B. Membaca Cerpen
Bacalah cerpen berjudul “Pahlawan Kecil” karya Rinaldi D. Gultom berikut ini!
Pahlawan Kecil
oleh Rinaldi D. Gultom ”Akhirnya sampai juga!” batinku setelah gapura bertuliskan Desa Suka Raharja terlihat. Di desa inilah kuhabiskan masa kecilku. Bersama dengan hamparan sawah dan gubuk-gubuk petaninya, bersama kicauan burung dan kotoran kerbaunya. Lebaran ini sengaja kugunakan untuk pulang kampung. Bukan mengunjungi orang tuaku, keduanya sudah lama meninggal bahkan sebelum aku sempat mengenalnya. Hanya ingin menengok Parjo, kakak angkatku. Begitu sampai di desa, lekas kuayun kembali langkahku menyusuri jalan setapak menuju bukit kecil di sebelah timur desa. Bukit Impian, begitu Parjo dan aku
menamainya. Di sana, Parjo dan aku biasa bermain layang-layang sambil menggembala kerbau. Atau terkadang bermalas-malasan di bawah pohon beringin sambil menunggu jam sekolah usai.
Memang, saat bolos sekolah karena lupa mengerjakan tugas, kami biasa sembunyi di sini. Tempat persembunyian paling nyaman. Di sini biasanya berdua kami mulai berandai-andai ketika kelak dewasa nanti. Parjo memilih untuk menjadi insinyur. ”Aku ingin membangun desa ini,” ucapnya dengan nada tegas, persis seperti bapaknya. Aku sendiri lebih memilih untuk bermimpi menjadi dokter. Agar semua orang desa nanti pada sehat. Wah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
352
352
menyenangkan sekali bila mengenang masa kecil lalu. ”Sudah lama sekali ya, kita tak bertemu,” sapaku sambil berjalan menuju ke arah di bawah sebuah pohon beringin tua. Napasku sedikit terengah-engah, mungkin bukit ini sudah terlalu tua bagi usiaku yang hanya beberapa bulan lagi menjelang kepala tiga. Padahal, dulu sambil berlari kami biasa mendakinya. ”Jangan tanya bagaimana hidup di kota, jangan paksaku untuk mengisahkannya. Sudahlah! Mending kita bicara yang lain saja,” buru-buru kalimat itu meluncur dari bibirku, sebelum Parjo sempat menanyakannya. Bukannya enggan, takutnya kisah kota malah membebaninya. Bagaimana tidak, setengah lima pagi aku harus sudah bangun, mandi dan bergegas pergi ke ujung gang kampung tempat aku mengontrak sebuah rumah sederhana di sana sebelum jam menunjukkan pukul lima. Telat sedikit saja, bisa ketinggalan bus jemputan perusahaan tempatku bekerja. Belum lagi, bahaya yang harus kulalui. Copet, jambret, tukang todong dan sejenisnya. ”Bukan! Bukannya tak ingat lagi padamu, Jo.” Memang, semenjak kepergianku sembilan tahun lampau, merantau ke Jakarta, baru kali ini aku menginjakkan kaki lagi ke desa ini. Harus kuakui kerja di kota merenggut sebagian besar hidupku. Mungkin itu pula alasan mengapa sampai sekarang aku tetap membujang. ”Bagaimana bisa lupa, kaulah pahlawanku,”ucapku menegaskan. Aku sendiri tak’kan pernah melupakan saat-saat itu. Pemerintah ketika itu berencana membangun waduk untuk pembangkit tenaga listrik. Kebetulan, desa kami bersama lima desa lainnya berada di lokasi tempat waduk itu dibangun nantinya. Untuk kelancarannya, pemerintah meminta kesediaan penduduk pindah dari lokasi dengan diberi uang ganti rugi. Awalnya memang meminta, namun karena banyak yang tak sepakat dengan jumlah ganti rugi akhirnya berubah jadi memaksa.
Mulailah tukang-tukang pukul bergerak mengintimidasi penduduk desa. Tak puas, tentara lengkap dengan senapannya pun digunakan. Ironis, yang seharusnya menjadi penjaga keamanan rakyat malahan menjadi simbol semena-menanya penguasa kala itu. Tibalah malam naas itu, ketika suara ketokan di pintu kayu rumah kami terdengar. ”Permisi, tolong bukakan pintu,” ujar sebuah suara. Segera pintu kubuka. Masuk tiga orang bertampang menakutkan yang tak pernah kukenali. Yang jelas dua orang berpakaian ala tentara lengkap dengan sepatu bot dan pistol di pinggangnya. ”Tolong panggilkan bapak, Dik. Bilang saja, Pak camat mau bicara,” suruh salah seorang dari mereka yang mengenakan safari coklat. Bergegas kubangunkan bapak angkatku. Sementara bapak mengganti pakaiannya, kubangunkan pula Parjo. ”Ssstt, pelan-pelan. Bapak kedatangan tamu, orangnya sangar-sangar,” ucapku lirih sambil memberi isyarat jari telunjuk di bibir. Lantas, berdua kami mengintip dari balik kain pembatas ruang tamu dengan kamar tidur. Berusaha mencuri dengar pembicaraan. Entah apa yang menjadi pokok pembicaraan, tapi tiba-tiba saja pembicaraan menjadi alot. ”Saya tidak akan pernah mau pindah dari rumah ini selama ganti rugi yang diberikan tidak manusiawi, catat itu!” bapakku bicara dengan suara lantang sambil menggebrak meja. ”Bapak harus mau, proyek ini untuk kepentingan negara. Kami akan tetap memaksa!” balas si Kumis lebat berseragam loreng tak kalah kerasnya. Dicabutnya pistol dari pinggang dan ditodongkannya pada bapak. Aku tak ingat persis bagaimana runtutannya. Yang jelas, Parjo sudah menghilang dari sisiku dan menghambur ke keributan di ruang tamu. Dan tiba-tiba...Dor! Dor! Dua kali kudengar bunyi keras menyakiti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
353
353
telinga. Kututup kedua telinga dengan telapak tangan bersamaan dengan kukatupkan dua mata. ”Parjo... Parjo anakku...,” suara ibuku histeris, berlari menuju ruang tamu. Tak sadar, rupanya sedari tadi dirinya berdiri tepat di belakangku. Merasa kenal dengan suara itu, kubuka kedua mata. Ah....memilukan. Parjo terbujur di pangkuan bapak dengan darah meluber dari kaosnya. Di dekatnya, ibu menangis terisak-isak. Sedangkan tiga tamu itu, langsung membereskan map dan tumpukan kertas bawaannya dan menghilang entah ke mana. Malam tenang berubah gaduh. Berpuluh orang datang ke rumah. Parjo segera dilarikan beberapa pemuda ke PUSKESMAS malam itu juga, sementara beberapa ibu-ibu tetangga merawat ibu yang pingsan di kamar. Sedangkan aku, meringkuk di pojok kamar masih tak percaya apa yang terjadi. Pagi hari, tak kalah gaduhnya. ”Bakar! Bakar!” teriak barisan penduduk desa berulang-ulang. ”Hancurkan semuanya!” timpal yang lain tak kalah sengitnya. Berduyun-duyun mereka menuju lokasi pembangunan waduk, merusak semua yang ditemui di sana. Traktor-traktor terbakar, patok-patok tanah yang tersusun sebelumnya dicabuti. Kemarahan penduduk tak terbendung barisan polisi yang berjaga-jaga di lokasi. Meledaklah kerusuhan besar. Berbagai media massa pun menulisnya sebagai headline dengan judul besar-besar. Proyek waduk batal dilaksanakan. Pemerintah takut dengan kemarahan rakyat kecil. Penduduk desa pun bersorak dan menyebutnya “Pahlawan Kecil”. Berbondong-bondong orang mengunjungi Parjo saat itu. ”Bahkan, aku masih menyimpan potongan korannya, Jo,” tuturku sambil mengeluarkannya dari tas punggung yang kubawa tadi. ”Seorang Anak Selamatkan Satu Desa”. Demikian judul potongan koran yang kubawa.
Seiring berjalannya waktu, semakin besarlah desa ini. Sayang, generasi penerus desa ini tak mengenal lagi sosok Parjo, pahlawan desa. Tak ada lagi yang mengunjunginya di bukit ini. ”Biarlah, Jo. Mungkin mereka lupa akibat kesibukannya,” kucoba menenangkan kesepiannya sambil merebahkan badanku di sampingnya. Hari beranjak senja. ”Biar kutemani kau tidur malam ini, sebelum esok pagi aku pulang,” kataku sambil mulai mengatupkan mata yang sudah mulai mengantuk. Pikiranku melayang lagi, merangkai ulang kenangan kecil di Bukit Impian. Malam pun semakin larut di kompleks pekuburan itu. Kunang-kunang mulai menghiasi langit bukit, sementara jangkrik mulai rajin berderik mengiringi istirahat pahlawan desa.
Sumber: www.cerita.net
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
354
354
Kegiatan Inti C. Mendiskusikan Latar, Penokohan, dan Amanat yang
Terdapat pada Cerpen
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang! 2. Datalah nama tokoh-tokohnya!
No. Nama Tokoh 1. …………………………………………. 2. …………………………………………. 3. …………………………………………. 4. …………………………………………. 5. …………………………………………. 6. …………………………………………. 7 ………………………………………….
3. Menjelaskan tokoh antagonis dan protagonis dengan membedakan karakter tokoh!
4. Jelaskan setting/latar cerpen di atas! 5. Amanat atau pesan apa saja yang kalian peroleh dari cerpen berjudul “Pahlawan
Kecil”!
………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
355
355
D. Menceritakan Kembali Isi Cerpen
Lakukan kegiatan berikut!
1. Membaca ulang cerpen berjudul “Pahlawan Kecil” di atas secara mendalam! 2. Catatlah pokok-pokok informasi (kronologis ceritanya)! 3. Ceritakan cerpen berjudul “Pahlawan Kecil” di depan kelas dengan menggunakan
kata-kata Anda sendiri! Kegiatan Akhir
E. Mengaitkan Cerpen dengan Kehidupan Sehari-hari
1. Pernahkah kalian mengalami kejadian yang sama atau serupa dengan isi cerpen di atas? Adakah karakter teman atau tokoh tertentu yang mirip dengan tokoh yang terdapat dalam cerpen?
2. Buatlah karangan singkat yang mengulas kaitan cerpen tersebut dengan kehidupan sehari-hari!
Kegiatan Lanjutan F. Membaca dan Menganalisis Cerpen Carilah cerpen di majalah, koran, tabloid, atau internet, kemudian analisislah hal-hal berikut!
1. Judul : ………………………………………………………………… 2. Sumber : ………………………………………………………………… 3. Tokoh-
tokokhnya : …………………………………………………………………
………………………………………………………………… 4. Latar/setting : …………………………………………………………………
………………………………………………………………… 5. Amanat : …………………………………………………………………
…………………………………………………………………. ………………………………………………………………….
Nama Lengkap : ………………………….. Kelas : ……………………….....
…………………………….(judul) …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
356
356
6. Kaitan cerpen dengan kehidupan sekarang
: ………………………………………………………………… …………………………………………………………………. ………………………………………………………………… …………………………………………………………………. …………………………………………………………………. ………………………………………………………………… ………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
357
357
Bagian Ketiga Menulis Paragraf Eksposisi Indikator:
Menunjukkan ciri paragraf eksposisi. Mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf/karangan eksposisi. Menentukan pola pengembangan (dari khusus ke umum atau dari umum ke khusus). Menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan
sebagainya). Menentukan rincian atau gagasan pendukungnya. Menulis paragraf eksposisi. Menyungting paragraf eksposisi yang ditulis teman.
Karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca disebut karangan eksposisi. Tulisan berbentuk eksposisi memaparkan konsep-konsep yang harus dipahami oleh pembaca dengan pikirannya. Karangan eksposisi dapat menjawab pertanyaan besar “mengapa”. Ketika kita ingin memaparkan sesuatu melalui tulisan agar pembaca memahaminya, maka kita perlu menerapkan tulisan berbentuk eksposisi. Berlatihlah menulis paragraf/karangan eksposisi!
Apresiasi
A. Membaca Ciri Paragraf Eksposisi
Bacalah teks di bawah ini!
Warga Pedalaman Lebih Banyak Mengidap HIV/AIDS
Tak hanya belasan pejabat dan seratus lebih pelajar di perkotaan yang terinfeksi HIV/AIDS. Rupanya penyebaran virus yang mematikan ini justru lebih gawat lagi di wilayah pedalaman Papua. Hal ini dapat dilihat dari data Dinas Kesehatan Provinsi Papua, salah satunya adalah Kabupaten Pegunungan Bintang. Dari 184 orang yang darahnya dites, sekitar 18 persen dari jumlah tersebut sudah terinfeksi HIV/AIDS. Selain itu, Kabupaten Paniai, dari 60 orang yang diperiksa darahnya, terungkap ada 15 persen yang darahnya sudah positif HIV/AIDS. Serta di sejumlah kabupaten pedalaman lainnya baik Jayawijaya, Puncak Jaya hingga daerah-daerah lainnya di pedalaman. "Kenyataan ini tentu sangat mengejutkan semua pihak karena ternyata virus ini begitu cepat merebak hingga ke pedalaman," ungkap drh. Constant Karma kepada Cenderawasih Pos kemarin. Hal ini tentu sangat mengejutkan karena selama ini pedalaman diketahui masyarakatnya masih cukup murni dan sangat jauh dari perkembangan segala bidang. Lanjut Karma, penyebab merembetnya virus ini hingga kepada masyarakat pedalaman selain karena kurang paham tentang HIV/AIDS, umumnya disebabkan karena 3 M seperti yang sering disebutkan yakni man, money dan mobilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
358
358
Menurutnya, bagi seorang laki-laki warga yang mobilitiasnya tinggi dan memiliki banyak
uang berpeluang besar untuk bisa membawa penyakit ini hingga ke pedalaman. Dan yang lebih menyedihkan lagi dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya adalah perempuan. Karena itu, kaum perempuan khususnya ibu rumah tangga sekarang ini cukup berisiko juga untuk tertular HIV/AIDS.
Sumber: Cenderawasih Pos, 09 Juni 2006
Lakukan kegiatan berikut!
1. Berpasanglah dengan teman sebangkumu! 2. Lacaklah pertanyaan-pertanyaan berikut yang jawabannya ada dalam teks
berjudul “Warga Pedalaman Lebih Banyak Mengidap HIV/AIDS” di atas!
1. Apa yang terjadi?
: Penyebaran HIV/AIDS di wilayah pedalaman Papua.
2. Terjadi kepada siapa?
: …………………………………………………………….. ……………………………………………………………. …………………………………………………………….
3. Mengapa terajdi?
: …………………………………………………………….
4. Berapa jumlah yang terinfeksi?
: …………………………………………………………….. …………………………………………………………….
5. Di mana terjadi kasus itu?
: …………………………………………………………….. …………………………………………………………….
6. Kapan teradi? : …………………………………………………………….. …………………………………………………………….
7. Bagaimana proses terjadinya?
: …………………………………………………………….. …………………………………………………………….
8. Disebabkan karena apa?
: …………………………………………………………….. …………………………………………………………….
9. Kembangkan pertanyaan sesuai dengan isi berita di atas!
: …………………………………………………………….. ……………………………………………………………. …………………………………………………………….. …………………………………………………………….
Kegiatan Inti
B. Menulis Paragraf/Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Lihat contoh berikut!
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah salah satu isu serius dalam dunia kesehatan di tanah Papua. Tercatat ada peningkatan dramatis laporan kasus AIDS di Papua, dari 15 kasus yang dilaporkan di tahun 1996 menjadi lebih dari 1170 kasus AIDS pada Juni 2005. Pada tahun 2005 DKI Jakarta urutan satu, tetapi tahun 2006 justru Papua menjadi urutan satu. Sementara jumlah penduduk Papua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
359
359
hanya kurang dari 1,5 % dari seluruh penduduk Indonesia. Beberapa institusi pemerintah dan LSM saat ini sedang mencurahkan perhatian dalam mengatasi HIV/AIDS di Indonesia, namun penanganan masalah tersebut membutuhkan banyak sumberdaya dan tindakan segera. Karangan eksposisi dapat ditulis dengan berbagai model, yakni eksposisi berbentuk berita (lihat teks pertama di atas), eksposisi pemaparan dengan data atau grafik (lihat paragraf di atas), dan eksposisi proses (lihat contoh ekposisi proses berikut ini).
Mencangkok tanaman itu mudah. Prosesnya adalah pertama, siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya. Kedua, pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm. Ketiga, kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.
Buatlah karangan eksposisi singkat yang terdiri dari 3-4 paragraf ! Anda boleh memilih salah satu model dari tiga model di atas! Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menulis!
1) Menentukan topik/ tema! 2) Menetapkan tujuan! 3) Mengumpulkan data dari berbagai sumber/pengalaman! 4) Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih! 5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi!
Kegiatan Akhir C. Menilai Paragraf/Karangan Eksposisi Tulisan Teman
Lakukan kegiatan berikut! 1. Tukar karangan Anda dengan teman sebangkumu! 2. Menilai karangan eksposisi tulisan teman! Gunakan lembar kerja berikut!
Nama penilai : ……………………………………………………………. Karangan eksposisi …………………….(nama penulis) menggunakan model pengembangan………………………..karena ……………………………… ……………………………………………………………………………….
Nama : …………………….. Kelas : …………………….
………………(judul) ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
360
360
Penggunaan tanda baca ( tanda titik, tanda titik dua, tanda koma, tanda titik koma, koma, tanda hubung, tanda petik dua, tanda seru, tanda tanya dan lain-lain) sudah tepat karena ………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. Belum tepat karena…………………………………………………………… ………………………………………………………………………………... seharusnya ……………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………… Kalimatnya kurang efektif karena ………………………………………….. ………………………………………………………………………………. Seharusnya………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………
3. Berikanlah komentar secara umum terhadap karangan teman! Gunakan
lembar kerja berikut!
D. Memperbaiki Paragraf/Karangan Eksposisi dengan Tanda
Baca yang Tepat
Perbaikilah teks di bawah ini dengan menempatkan tanda baca dengan tepat! Gunakan lembar kerja di akhir teks untuk memperbaikinya!
alkohol itu membunuh
alkohol memang dibutuhkan oleh tubuh manusia akan tetapi alkohol juga membawa dampak buruk salah satu masalah utama yang dihadapi orang papua adalah kecanduan alkohol banyak orang papua mati karena mengonsumsi minuman keras. minuman keras telah membunuh baik secara fisik maupun karakter sebagai orang papua membunuh secara fisik dalam arti 1 minuman keras bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung lifer dan lainnya 2 oknum tertentu bisa membunuh kita setelah dia minum sampai mabuk 3 setelah mabuk kita bisa saling membunuh karena mudah terpropokasi 4 hanya untuk mendapatkan uang untuk membeli minuman keras kita bisa menjual atau menyerahkan teman kita untuk dibunuh oleh oknum tertentu secara psikis alkohol membunuh pola pikir yang kritis dan menjadikan orang tidak pintar minuman keras itu membuat kita tetap pada peradaban yang rendah tidak membuat kita maju ujung-ujungnya kita tetap ingin dibuatnya bodok dalam sejarah suku aborigin di australia misalnya suku itu menjadi minoritas dari segi kualitas maupun kuantitas karena dininabobokan dengan alkohol
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
361
361
Kegiatan Lanjutan E. Menulis Karangan Eksposisi Tulislah sebuah karangan eksposisi dan kirimkan ke majalah sekolah (majalah dinding) atau surat kabar di kota Anda untuk dimuat! Minta masukan dari guru bahasa Indonesia sebelum mengirim!
Nama : Kelas :
Alkohol Itu Membunuh
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………..
Nama : Kelas :
……………………….(judul)
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
362
362
Bagian Keempat Membaca Grafik, Tebel, Bagan, atau Peta Indikator:
Mengungkapkan secara lisan atau tertulis isi tabel, grafik atau peta yang terdapat dalam bacaan ke dalam beberapa kalimat dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Menyimpulkan isi tabel, grafik atau peta.
Ketika membaca teks tertentu di sebuah majalah, koran, brosur, tabloid, atau
buku kita pasti akan menemukan grafik, tabel, bagan, atau peta. Kadang-kadang sulit untuk memahami maksudnya, padahal grafik, tabel, bagan, atau peta itu dibuat oleh seorang penulis untuk mendukung pendapatnya serta mempermudah pembaca untuk memahami maksud tulisannya. Pada bagian ini Anda mempelajari bagaimana membaca (menangkap makna) dari sebuah grafik, tabel, bagan, atau peta yang terdapat dalam sebuah teks.
Apresiasi A. Mencari Tebel, Grafik, Bagan, atau Peta
Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara tersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah di simak. Sebelum melangkah lebih jauh, carilah pengertian grafik, bagan dan peta di kamus.
Sebelum Anda membaca grafik, tebel, bagan, atau peta lakukan kegiatan berikut! 1. Buatlah kelompok beranggotakan 5 orang! 2. Carilah grafik, tebel, bagan, atau peta yang terdapat dalam sebuah majalah,
koran, brosur, tabloid, atau buku di perpustakaan sekolah atau buku yang Anda miliki!
3. Bacalah grafik, tebel, bagan, atau peta dengan mengikuti langkah-langkah berikut!
1. Bacalah judul Grafik, Tebel, Bagan, atau Peta! 2. Bacalah keterangan yang ada di atas, di bawah atau di sisinya! 3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan pembuatan grafik, tebel, bagan, atau
peta! 4. Bacalah grafik, tebel, bagan, atau peta secara teliti!
4. Ceritakan dalam satu paragraf isi tebel yang kalian baca! Gunakan lembar
kerja berikut ini!
Nama Kelompok : …………………………. Sumber Tabel : ………………………… Judul Tabel : ………………………… Isi Tabel : …………………………
……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
363
363
Kegiatan Inti
B. Membaca Tebel dan Peta
Data yang disampaikan penulis melalui grafik, tabel, bagan atau peta mempermudah pembaca untuk mengetahui secara singkat tentang sesuatu. Dari judul grafik, tebel, bagan, atau peta saja kita dapat mengetahui mengenai apa, siapa di mana, bagaiman tentang sesuatu.
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bacalah tabel dan peta berikut dalam kelompok! 2. Diskusikan isi informasi tabel dan peta di bawah ini! 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas!
Membaca Tabel: Tabel 1.1
Perbandingan Data Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2005
Sumber: Laporan AIDS Global 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
364
364
01
15
26 19
13
12
24
14
04
171602
07
11
06
0321 10
05 20
22
18
25
23
08
09
71
2772
ANGKA HARAPAN HIDUP58 - 5960 - 6364 - 6566 - 6768 - 70
200 0 200 400 Miles
N
EW
S
PETA ANGKA HARAPAN HIDUPPROVINSI PAPUA 2004
Pertanyaan diskusi kelompok!
1. Apa judul Tabel 1.1 di atas? 2. Apa yang disajikan dalam tabel tersebut? 3. Dari mana sumber data tabel di atas? 4. Pada tahun 2005, provinsi Papua/Irian Jaya Barat menduduki urutan ke berapa
dalam kasus HIV/AIDS setelah provinsi apa dan sebelum provinsi apa? Jelaskan dengan menunjukkan datanya!
5. Berapa jumlah kasus HIV di provinsi Papua/Irian Jaya Barat pada tahun 2005 ? Jelaskan dengan menunjukkan datanya!
6. Berapa jumlah kasus AIDS di provinsi Papua/Irian Jaya Barat pada tahun 2005 ? Jelaskan dengan menunjukkan datanya
7. Berapa jumlah total kasus HIV/AIDS di provinsi Papua/Irian Jaya Barat pada tahun 2005 ? Jelaskan dengan menunjukkan datanya
8. Dari data yang ada, provinsi apa yang menduduki urutan pertama dan urutan terakhir? Jelaskan dengan menunjukkan datanya!
9. Berapa jumlah total kasus HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2005? Jelaskan dengan menunjukkan datanya!
10. Berikan komentar kelompok terhadap informasi yang terdapat pada tabel di atas! Membaca Peta:
Sumber: provinsipapua.org. Pertanyaan diskusi kelompok!
1. Apa judul peta di atas? 2. Apa yang disajikan dalam peta tersebut? 3. Dari mana sumber data peta di atas? 4. Berdasarkan data pada peta di atas, kabupaten apa sajakah angka harapan
hidupnya lebih tinggi? Jelaskan dengan menunjukkan datanya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
365
365
5. Berdasarkan data pada peta di atas, kabupaten apa sajakah angka harapan hidupnya lebih rendah? Jelaskan dengan menunjukkan datanya!
6. Warna abu-abu pada peta di atas menunjukkan apa? 7. Nomor 04 pada peta di atas menunjukkan kabupaten apa dan berapa angka
harapan hidup kabupaten tersebut ? Jelaskan dengan menunjukkan datanya? 8. Nomor 71 menunjukkan kabupaten apa dan bagaimana angka harapan
hidupnya ? Jelaskan dengan menunjukkan datanya? 9. Berikan tanggapan pribadi kelompok atas isi informasi peta di atas!
Kegiatan Akhir
D. Membuat Karangan Singkat
Lakukan kegiatan berikut!
1. Mencermati ulang tabel dan peta di atas! 2. Pilihlah salah satunya, kemudian jelaskan isinya dengan menggunakan kata-kata
Anda sendiri dalam sebuah karangan singkat! 3. Gunakan lembar kerja di bawah ini untuk menjelaskannya!
Nama : ………………………. Kelas : ………………………
…………………..(judul)
……………………………………………………………………………………… .................................................................................................................................... ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………… .................................................................................................................................... ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………… .................................................................................................................................... ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………… .................................................................................................................................... ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
366
366
Kegiatan Lanjutan E. Membaca Grafik, Bagan, Tabel atau Peta dan
Melaporkannya secara Tertulis
Carilah grafik, bagan, tabel atau peta di majalah, koran, brosur atau buku dan melaporkan hasil bacaan Anda dalam bentuk tulisan! Jangan lupa lampirkan foto kopi grafik, bagan, tabel atau peta yang Anda baca!
Nama : ………………………. Kelas : ……………………… Sumber : ………………………
…………………..(judul)
……………………………………………………………………………………… .................................................................................................................................... ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………… .................................................................................................................................... ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………… .................................................................................................................................... ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
367
367
Uji Kompetensi Unit V
A. Soal Uraian Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan wawancara! 2. Jelaskan istilah-istilah berikut!
a. Reporter/wartawan b. narasumber c. profil
3. Mengembangkan pertanyaan dasar “apa” menjadi beberapa pertanyaan untuk menggali informasi seorang narasumber!
4. Jelaskan dua model pengembangan paragraf eksposisi! 5. Perbaiki paragraf eskposisi di bawah ini dengan menempatkan tanda
baca dan huruf besar secara tepat!
pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok yaitu akuntansi dan auditing dalam bidang akuntasi pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut
6. Jelaskan isi informasi tabel di bawah ini dalam satu paragraf!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan wawancara adalah, kecuali….
a. peneliti d. jaksa b. hakim e. sutradara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
368
368
2. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis
sebuah cerpen, kecuali…. a. gaya bahasa d. judul dan pengarang b. latar e. c. tokoh
teman dan amanat
3. Karangan yang bersisi uraian atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca disebut karangan ….
a. argumentasi d. persuasi b. narasi e. c. eksposisi
deskripsi
4. Berikut ini yang merupakan paragraf pengembangan eksposisi adalah….
c. reporter/wartawan
a. Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan pembangunan di daerah kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
b. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
c. Ketombe memang amat menjengkelkan, tidak hanya bagi wanita, tetapi juga bagi pria. Bila Anda terkena penyakit ini dan belum menemukan obat mujarab, di sinilah Anda dapat menemukan beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya. Cobalah salah satu cara berikut yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk Anda lakukan.
d. Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
e. “ Kita akan tetap saling memiliki, walau jarak telah memisahkan kita. Persahabatan yang kita lalui rasanya terlalu berarti kalau harus diakhiri begitu saja. Kecuali …,” kata-kataku menggantung di udara. Tiba-tiba saja pikiran itu melintas, seandainya seseorang datang dalam kehidupan Desi! Tidak, aku menggeleng kuat-kuat. Rasa marah menyedak dadaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
369
369
5. Tulisan berbentuk eksposisi memaparkan konsep-konsep yang harus
dipahami oleh pembaca dengan…. a. perasaan d. jawaban a, b, dan c benar b. imajinasi e. c. pikiran
jawaban a, b, dan c salah
6. Daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara tersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak adalah pengertian dari….
a. grafik d. peta b. tabel e. c. bagan
teks
7. Angka empat pada “Peta Angka Harapan Hidup Provinsi Papua Tahun 2004”
menunjukkan kabupaten….
a. Mappi d. Merauke b. Teluk Bintuni e. c. Nabire
Biak
8. Angka harapan hidup tertinggi berdasarkan “Peta Angka Harapan Hidup
Provinsi Papua Tahun 2004” adalah….
a. Fak-Fak, Kaimana, Mimika
d. Asmat, Sorong Selatan, Wamena
b. Tolikara, Merauke, Supiori
e. Raja Ampat, Sarmi, Paniai
c. Jayapura, Waropen, Keerom
9. Langkah-langkah mengetagui isi informasi peta, tabel, grafik atau bagan adalah, kecuali…
a. Membaca judul gafik, tabel, bagan, atau peta. b. Membaca keterangan yang ada di atas, di bawah atau di sisinya. c. Mencari angka tertinggi dan terendah dari gafik, tabel, bagan, atau peta. d. Mengajukan pertanyaan tentang tujuan pembuatan grafik, tebel, bagan, atau
peta. e. Membaca grafik, tebel, bagan, atau peta secara teliti.
10. Tabel 1.1 “Perbandingan Data Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2005”
menunjukkan total Kasus HIV/AIDS Papua+Irian Jaya Barat adalah….
a. 633 d. 435 b. 7098 e. 1068
Cemburu? Aku tak tahu. Namun rasanya sulit untuk menerima bila hal itu menjadi kenyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
370
370
Unit VI
Hak Asasi Manusia
“Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap kebenaran selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap
kasih selalu ada hati yang menerima.”
Ivan Panin, Matematikawan Rusia
Kompetensi Dasar:
Memberi kritik dan dukungan Menulis paragraf persuasi Membaca ekstensif berbagai teks nonsastra Menulis surat belasungkawa dan ucapan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
371
371
Bagian Pertama Memberikan Kritik dan Dukungan Indikator:
Membuat pendataan persoalan-persoalan yang sedang diperdebatkan di publik. Merumuskan pokok persoalan. Memberikan kritik atau dukungan dengan menyertai alasan dan bukti.
Setiap hari kita menerima berbagai informasi dari seluruh dunia, baik melalui
koran, majalah, televisi atau internet. Ada informasi mengenai pendidikan, politik, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), ekonomi, kesehatan, dan berbagai macam berita lainnya. Berita yang kita simak melalui media itu adalah hasil tafsiran penulis (wartawan). Informasi yang kita dapat itu adalah fakta tetapi fakta yang telah diolah oleh wartawan. Biasanya wartawan menulis berita sesuai dengan kepada siapa dia (wartawan) berpihak. Maka itu, kita diharapkan tidak menerima sebuah berita begitu saja. Kita harus kritis melihat persoalan apa yang dibahas, siapa yang menulis, dan di media apa. Pada bagian ini, Anda berlatih memberikan kritik atau dukungan terhadap sebuah informasi.
Apresiasi A. Penolakan Pendapat atau Usulan
Memberikan dukungan atau kritikan serta penolakan usulan atau pendapat tidak sembarangan. Artinya, kita harus menerapkan prinsip sopan santun. Kita harus taat pada etika komunikasi. Identifikasilah penolakan usulan atau pendapat di bawah ini berdasarkan prinsip kesopanan! Diskusikan dengan teman sebangkumu, pernyataan mana yang tergolong sopan dan yang tidak sopan! Laporkan hasil diskusinya!
No. Pernyataan Sopan Tidak Sopan 1. Pendapat yang Anda kemukakan itu sama
dengan pendapat anak SD. Artinya tidak masuk akal, maka saya tidak terima.
2. Usulan Anda bagus, tetapi kita perlu pertimbangkan beberapa hal.
3. Saya sependapat dengan mereka, hanya saja ada beberapa hal perlu digarisbawahi.
4. Pendapat Anda itu benar-benar tidak masuk akal.
5. Saya mendukung pendapat Anda tetapi perlu di sempurnakan lagi.
6. Saya kira pendapat Anda sudah ketinggalan zaman.
7. Saya tidak menerima usukan yang bodoh itu.
8. Pendapat mereka itu benar, tetapi kondisi di lapangan tidak sama.
9. Saya sepakat dengan Anda, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
372
372
bagaimana dengan ….
10. Kami menghargai pendapat Anda, jika…. 11. Masukan Anda benar, namun kita akan
kesulitan … karena ….
12. Pendapat kalian seperti anak kecil.
Kegiatan Inti B. Mencari Berita yang Memuat Persoalan yang Diperdebatkan
dan Mendiskusikannya
Ingat, salah satu syarat memberikan dukungan atau penolakan adalah kita harus mengetahui persoalan dengan lengkap dan benar.
Lakukan kegitan berikut! 1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang! 2. Pergilah ke perpustakaan sekolah dan carilah koran, majalah atau tabloid terbitan
satu minggu terakhir (beberapa edisi)! 3. Temukan berita hangat (aktual) yang menjadi bahan perdebatan umum di
masyarakat! 4. Diskusikan hal-hal berikut ini dalam kelompok!
1. Judulnya : …………………………………………………….. 2. Sumber berita : …………………………………………………….
……………………………………………………. 3. Apa masalahnya : ……………………………………………………...
…………………………………………………….. ………………………………………………………
4. Siapa : ……………………………………………………… ………………………………………………………
5. Kapan terjadinya : ……………………………………………………… 6. Di mana : ……………………………………………………… 7. Mengapa : ………………………………………………………
………………………………………………………. 8. Bagaimana
terjadinya : ……………………………………………………….
………………………………………………………. 9. Solusi, dukungan
atau penolakan : ……………………………………………………….
………………………………………………………. ………………………………………………………. ……………………………………………………….
5. Presentasikan hasil temuan kelompok masing-masing di depan kelas! 6. Kelompok lain memberikan komentar berupa kritikan, dukungan serta solusi atas
permasalahan yang dipaparkan kelompok dengan menyertakan alasan yang mendukungnya!
Kegiatan Akhir C. Mengembangkan Sebuah Artikel Baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
373
373
Kembangkan hasil diskusi kelompok menjadi sebuah artikel yang berisi kritikan atau dukungan atas permasalahan aktual dalam masyarakat pada lembar kerja di bawah ini! Publikasikan artikel kelompok Anda di majalah sekolah (majalah dinding) atau koran di kota Anda! Sebelum dipublikasikan mintalah saran dari guru Anda!
Kegiatan Lanjutan
D. Membaca Berita dan Memberikan Kritik atau Dukungan
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bacalah berita di bawah ini! 2. Berikanlah kritikan atau dukungan Anda tentang isi informasi tersebut dalam
sebuah artikel! 3. Carilah sumber tambahan yang berkaitan dengan isi berita di bawah ini untuk
mendukung kritikan atau dukungan Anda! 4. Jangan lupa cantumkan sumbernya! Apabila Anda mengutip, sebutkan sumbernya
dalam artikel, dari mana (koran, majalah, buku) Anda mengutip! 5. Kaitkan peristiwa dalam berita tersebut dengan peristiwa-peristiwa serupa yang
aktual di Papua! 6. Mintalah masukan dari orang yang memahami tentang masalah tersebut! 7. Publikasikan artikel Anda! Jangan lupa minta masukan dari guru!
Nama Kelompok : …………………………. Kelas : …………………………. Topik/Masalah : ………………………….
………………………….(judul)
………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
374
374
Kejaksaan Agung Selidiki Pelanggaran HAM Papua
Oleh Heyder Affan Wartawan BBC di Jakarta
Kejaksaan Agung akan membentuk tim penyelidik untuk mengusut dua kasus dugaan pelanggaran HAM berat di Provinsi Papua, yang diduga melibatkan sejumlah aparat tentara dan polisi Indonesia.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM) sebelumnya mengungkapkan, pelanggaran HAM berat itu terjadi di tahun 2001 dan 2003, di wilayah Wamena dan Wasior, yang mengakibatkan sedikitnya 13 orang sipil tewas dan lebih dari 60 orang mengalami luka-luka, akibat penyiksaan, penculikan dan pemerkosaan. Dugaan pembunuhan, penyiksaan serta pemerkosaan terhadap masyarakat sipil di wilayah Wamena dan Wasior, di Provinsi Papua, terjadi 1 tahun dan 3 tahun lalu, dan hampir tidak diketahui oleh masyarakat, sebelum Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, atau Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikannya pada Rabu kemarin. Laporan mereka menyebutkan, pelanggaran HAM berat itu mengakibatkan sedikitnya 13 orang sipil tewas dan lebih dari 60 orang mengalami luka-luka, akibat penyiksaan, penculikan dan pemerkosaan. Hari Jumat laporan Komnas HAM tersebut diserahkan kepada Kejaksaan Agung untuk diselidiki lebih lanjut. Mengungkap yang bersalah Menurut Wakil Ketua Komnas HAM, Zoemrotin, adalah tugas Kejaksaan untuk mengungkap siapa yang paling bertanggungjawab dalam pelanggaran HAM berat ini. Menurut hasil penyelidikan Komnas HAM, kejadian di Wasior pada tahun 2001 bermula dari upaya aparat kepolisian setempat untuk mencari pelaku pembunuhan terhadap 5 anggota Brimob. Di sinilah, menurut laporan itu, aparat diduga melakukan tindak kejahatan pembunuhan, penyiksaan, yang mengakibatkan penduduk setempat mengungsi.
Sementara, peristiwa di Wamena 1 tahun lalu, diawali oleh pengejaran aparat TNI terhadap orang-orang yang dicurigai membobol gudang senjata milik mereka, yang dalam prakteknya disertai tindak kekerasan.
Sumber: F:\BBC indonesian HAM.htm, 03 September, 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
375
375
Bagian Kedua Menulis Paragraf Persuasi Indikator:
Menunjukkan ciri paragraf persuasi. Mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasi. Menentukan jenis pengembangan (menguraikan proses, contoh-contoh dan
sebagainya). Menentukan rincian atau gagasan pendukungnya. Menulis paragraf/karangan persuasi dengan memperhatikan pola pengembangannya. Menyunting paragraf persuasi yang ditulis teman.
Karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuai dengan yang diinginkan penulis disebut karangan ekposisi. Dalam karangan eksposisi, pengarang mengharapkan pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapakan penulis melalui tulisan. Ketika kita ingin mengingatkan kepada orang lain tentang adanya sesuatu, maka kita menggunakan bentuk tulisan yang persuasif. Pada bagian ini Anda berlatih menulis paragraf/karangan persuasif.
Apresiasi A. Menemukan Ciri Paragraf Persuasi Bacalah paragraf di bawah ini!
Lakukan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 3 orang! 2. Terimalah koran atau majalah yang telah disiapkan guru Anda! 3. Carilah paragraf atau karangan yang berciri persuasif di dalam koran atau
majalah tersebut! 4. Tuliskan kembali paragraf tersebut! 5. Buktikan dengan alasan bahwa paragraf yang kalian pilih adalah benar-
benar paragraf persuasi! 6. Membacakan temuan Anda di depan kelas! 7. Gunakan lembar kerja di bawah ini!
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
376
376
Kegiatan Inti B. Menulis Paragraf Persuasi
Paragraf/karangan persuasi bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Lihat contoh berikut:
Sebelum menulis, mendata sebanyak-banyaknya topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasi! Diskusikan dengan teman sebangkumu! Lihat beberapa contoh berikut!
• Katakan tidak pada Miras dan NARKOBA • Hutan kita untuk masa depan kita • Hidup sehat tanpa rokok • Membaca memperluas cakrawala • Lestarikan budaya • Stop menjual tanah • ……………………………………... • ……………………………………… • ……………………………………...
Pilihlah salah satu topik yang menurut Anda mudah dan kembangkan menjadi sebuah paragraf persuasif! Gunakan lembar kerja di bawah ini!
…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………. paragraf di atas merupakan paragraf persuasi karena ……………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………
Sumber: … (nama koran/majalah), … (judul berita/artikel), … (halaman),
…(tanggal dan tahun terbit).
Membaca adalah suatu hal yang sangat baik, terutama bila berkaitan dengan menambah wawasan dan pengetahuan dalam hidup kita. Dengan meningkatkan intensitas kita dalam membaca, maka dengan sendirinya kita sedang berinvestasi untuk diri kita bagi masa depan. Semakin banyaknya pengetahuan yang kita miliki, semakin besar jugalah kesempatan untuk kita menjadi orang yang lebih bijaksana dalam bertutur kata dan bertindak.
………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
377
377
Kegiatan Akhir
C. Menyunting Paragraf Persuasi Tulisan Teman
Tukarlah karangan Anda dengan cara estafet ke belakang 5 kali! Berilah penilaian paragraf persuasi tulisan temanmu, apakah isinya mengandung harapan sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca. Jelaskan pada lembar kerja di bawah ini dengan menunjukkan contohnya!
Kegiatan Akhir D. Membuat Karangan Persuasi
Pilihlah salah satu topik yang telah Anda data (boleh juga topik lain) dan kembangkan menjadi sebuah karangan persuasi! Ikuti langkah-langkah berikut ini!
1) Menentukan topik/tema 2) Merumuskan tujuan 3) Mengumpulkan data dari berbagai sumber 4) Menyusun kerangka karangan 5) Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi 6) Kirim ke surat kabar atau majalah sekolah. Sebelumnya, mintalah koreksi dari guru
atau orang yang Anda percaya!
Nama Penulis : ……………………………. Nama Penilai : ……………………………. Kelas : ……………………………. Paragraf yang ditulis oleh ………………. merupakan benar-benar paragraf yang berciri persuasi karena ………………………………………………………………………………… Hal ini tercermin pada paragraf di atas, terutama pada kalimat ke ………………….. Selain itu, …………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………. Hanya saja, …………………………………………………………………………………………
Nama : …………………………. Kelas : ………………………….
………………………….(judul) …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
378
378
Bagian Ketiga Membaca Ekstensif Berbagai Teks Nonsastra Indikator:
Menentukan satu topik berdasarkan diskusi. Mengumpulkan sumber tentang topik tertentu yang disepakati sekurang-kurangnya dua
sumber. Mendaftar pokok-pokok pikiran dari tiap sumber. Menyarikan isi pokok dari tiap sumber. Merangkum isi seluruh sumber ke dalam beberapa paragraf.
Berita atau artikel yang disajikan dalam majalah atau buku biasanya beragam topik. Ada berita atau artikel yang topiknya pendidikan, lingkungan, kesehatan, gender, politik, hak asasi manusia (HAM), kemanusiaan, sosial, ekonomi dan budaya. Berita dan artikel di koran atau majalah yang beragam topik itu disajikan dengan beragam tujuan pula. Ada tulisan yang isinya mengingatkan, ada yang hanya sekedar memaparkan, ada pula mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu dan sebagainya. Pada bagian ini Anda berlatihlah menentukan/membedakan topik dan menyarikan isi dari berita atau artikel.
Apresiasi A. Mendiskusikan Teks Nonsastra
Lakukan kegiatan berikut! 1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang! 2. Membaca tiga teks yang berbeda topik di bawah ini! Teks Pertama:
Semua Sama
Seorang pengemis duduk mengulurkan tangannya di sudut jalan. Tolstoy, penulis besar Rusia yang kebetulan lewat di depannya, langsung berhenti dan mencoba mencari uang logam di sakunya. Ternyata tak ada. Dengan amat sedih ia berkata, "Janganlah marah kepadaku, hai Saudaraku. Aku tidak bawa uang." Mendengar kata-kata itu, wajah pengemis berbinar-binar, dan ia menjawab, "Tak apa-apa Tuan. Saya gembira sekali, karena Anda menyebut saya saudara. Ini pemberian yang sangat besar bagi saya."Setiap manusia, apapun latar belakangnya, memiliki kesamaan yang mendasar: ingin dipuji, diakui, didengarkan dan dihormati. Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Kita lupa, nilai uang hanya bertahan sampai uang itu habis dibelanjakan. Ini sesuai dengan teori Herzberg yang mengatakan bahwa uang tak akan pernah mendatangkan kepuasan dalam bekerja atau belajar. Manusia bukan sekadar makhluk fisik, tapi juga makhluk spiritual yang membutuhkan sesuatu yang jauh lebih bernilai, yaitu penghargaan dan pengakuan (pujian yang tulus). Namum, memberikan pujian itu ternyata tidak mudah. Jauh lebih mudah mengritik orang lain. Kita sulit memberi pujian pada orang lain karena ada tiga penyebab. Pertama, kita tidak tulus mencintai mereka (teman kita). Cinta kita biasanya cinta bersyarat. Kita mencintai teman kita karena dia memiliki sesuatu atau karena kita mengharapkan sesuatu dari dia. Kesalahan kedua, kita lupa bahwa setiap manusia itu unik. Ada cerita mengenai seorang turis yang masuk toko barang unik dan antik. Ia berkata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
379
379
"Tunjukkan pada saya barang paling unik dari semua yang ada di sini!" Pemilik toko memeriksa ratusan barang: binatang kering berisi kapuk, tengkorak, burung yang diawetkan, kepala rusa, lalu berpaling ke turis dan berkata, "Barang yang paling unik di toko ini tak dapat disangkal adalah saya sendiri!" Setiap manusia adalah unik, tak ada duanya.
Kesalahan ketiga disebut paradigma. Kita sering gagal melihat orang lain secara apa adanya, karena kita terperangkap dalam cara pandang yang kita buat sendiri mengenai orang itu. Kita selalu bilang, orang ini membosankan, orang itu kurang baik, orang ini egois, orang itu mau menang sendiri. Inilah persoalannya: kita gagal melihat setiap orang sebagai manusia yang “baru". Padahal, teman kita yang sekarang bukanlah mereka yang kita lihat kemarin. Mereka berubah dan senantiasa baru dan segar setiap saat.
Pujian atau sapaan yang tulus memang mengandung energi yang bisa mencerahkan, memotivasi, membuat orang bahagia dan bersyukur. Yang lebih penting, membuat orang merasa dimanusiakan.
Sumber: penelusuran www.google.com Teks Kedua:
Pencairan Dana BLT di Mulia Rusuh Pencairan dana bantuan langsung tunai (BLT) di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Jumat (13/10) berakhir rusuh. Sekitar 300 orang marah karena tidak mendapat dana bantuan langsung tunai atau BLT membakar Gedung DPRD Kabupaten Puncak Jaya, merusak kantor pos, kantor Distrik Mulia, dan sejumlah rumah warga.
Kepala bidang hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Kartono Wangsadisastra mengatakan, dalam kerusuhan itu satu orang tewas dan dua orang terkena pantulan proyektil peluru. Menurut Kartono, Jumat malam polisi sudah berhasil mengendalikan situasi, tetapi suasana Mulia masih tetap mencekam.
Mereka merusak Kantor Distrik Mulia yang letaknya bersebelahan dengan kantor pos. Sejumlah rumah di sekitar kantor distrik juga dilempari batu sehingga pecahan kaca berhamburan di mana-mana. Berdasarkan keterangan yang dihimpun satu korban tewas akibat terinjak-injak.
Sumber: KOMPAS, 14 Oktober 2006
Teks Ketiga:
75 Persen Rakyat Papua Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Sekitar 75 persen warga Papua diperkirakan masih hidup di bawah garis kemiskinan akibat keterbatasan sarana dan prasarana transportasi laut, darat, dan udara di daerah itu. "Sarana dan prasarana transportasi di Papua sangat berpengaruh
terhadap kehidupan warga masyarakat Papua," kata Gubernur Papua Barnabas Suebu, SH. Suebu mengatakan keterbatasan sarana dan prasarana transportasi dapat menghambat program-program pembangunan pemerintah yang akan dilaksanakan bagi kepentingan masyarakat di seluruh Papua. Tingkat kehidupan masyarakat di Papua, menurut Gubernur, kini sangat memprihatinkan bahkan dapat dikategorikan masih banyak masyarakat Papua yang hidup di bawah garis kemiskinan. Katanya, Masyarakat Papua kini membutuhkan perhatian secara serius dari pihak pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang selama ini terpuruk. Tingkat kehidupan ekonomi masyarakat di Tanah Papua memprihatinkan sehingga pihak pemerintah daerah melalui Otsus dapat mempriroritaskan bidang ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
380
380
masyarakat dalam mensejahterakan masyarakat.
Sumber: Penyesuaian http://nusantara2000.freewebsitehosting.com/index.html
3. Diskusikan hal-hal berikut ini dalam kelompok kalian!
NO. Bahan Diskusi Teks Pertama Teks Kedua Teks Ketiga 1. Topik ……………… ……………… ……………… 2. Pokok Informasi ……………… ……………… ……………… 3. Suber informasi ……………… ……………… ……………… 4. Sumber teks ……………… ……………… ………………
4. Presentasikan hasil diskusi kelompok kalian!
Kegiatan Inti
B. Menyepakati dan Mengumpulkan Sumber
Lakukan kegiatan berikut ini! 1. Masih tetap dalam kelompok! 2. Sepakati dalam diskusi sekurang-kurangnya 2 topik! 3. Keluar kelas dan pergilah ke perpustakaan sekolah dan carilah berita atau artikel
sesuai dengan topik yang telah disepakati!
C. Menyarikan Pokok Informasi dari Tiap Sumber
Setelah menemukan berita atau artikel yang berisi informasi yang berkaitan dengan topik kesepakatan kelompok, kembali ke dalam kelas atau carilah tempat yang nyaman dan lakukan kegiatan berikut!
NO. Bahan Diskusi Teks Pertama Teks Kedua 1. Pokok informasi ……………………………. ………………………… 2. Sumber
informasi ……………………………. …………………………
3. Sumber teks ……………………………. ………………………… Kegiatan Akhir
D. Merangkum Informasi
Buatlah rangkuman singat isi informasi teks yang kalian baca dengan menggunakan kata-kata sendiri! Tambahkan pendapat kalian agar rangkuman yang kalian buat itu menjadi sebuah artikel baru! Kerjakan pada lembar kerja di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
381
381
Kegiatan Lanjutan
E. Membaca Artikel atau Berita dengan Topik Tertentu
Carilah sebuah berita atau artikel di surat kabar (koran, majalah, atau internet) yang membahas tentang Hak Asasi Manusia (HAM(! Selanjutnya membuat sebuah rangkuman! Jangan lupa menuliskan sumber berita atau artikel!
Nama Kelompok : ……………………………… Topik : ………………………………
…………………. (judul)
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………..
Nama : ……………………………… Kelas : Topik : HAM
…………………. (judul)
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
382
382
Bagian Keempat Menulis Surat Belasungkawa dan Ucapan Terima Kasih Indikator:
Menulis surat belasungkawa dan surat ucapan terima kasih. Menggunakan kalimat efektif dalam surat belasungkawa dan surat ucapan terima kasih. Menyunting surat belasungkawa dan surat ucapatan terima kaish tulisan teman dengan
memperhatikan penggunaan EYD, diksi dan tanda baca.
Surat belasungkawa dan ucapan terima kasih dapat disampaikan secara pribadi kepada seseorang, dari seseorang kepada intansi, dari intansi kepada seseorang dan juga dari intansi kepada intansi lain. Ketika orang tua dari salah satu teman kelas/sekolah atau staf dari instansi tertentu meninggal, maka kita harus membuat surat belasungkawa. Ketika orang lain membantu sesuatu, kita wajib mengucapkan terima kasih (lisan maupun tertulis). Dua bentuk surat ini dapat dinyatakan secara perorangan dari satu intansi ke intansi lainnya, serta penyampaiannya dapat melalui melalui media massa atau langsung ke pihak terkait. Kalian pasti akan menghadapi situasi yang membutuhkan dua jenis surat ini. Pada bagian ini Anda berlatih menulis kedua bentuk surat ini.
Apresiasi A. Mengidentifikasi Penggunaan Surat Belasungkawa dan
Ucapan Terima Kasih
Berpasanglah dengan teman sebangkumu dan diskusikan hal-hal yang berkaitan dengan dua bentuk surat di atas! Berilah tanda centang pada pilihan yang sesuai dengan pernyataan!
Pernyataan Lisan Tertulis Media Massa Perorangan Kelurga Instansi Perorangan
-Instansi Intansi –
Perorangan Karyawan perusahaan meninggal
Pejabat tertentu meninggal
Anggota kelurga teman kelas/sekolah meninggal
Saudara kita meninggal
Ucapan terima kasih kepada keluarga
Ucapan terima kasih kepad teman
Ucapan terima kasih kepada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
383
383
Ucapan terima kasih kepada instansi tertentu
Ucapan terima kasih kepada staf intansi tertentu
Ucapan terima kasih kepada masyarakat
… dan seterusnya.
Kegiatan Inti
B. Mengenal Bentuk dan Isi Surat Belasungkawa dan Ucapan Terima Kasih
Di bawah ini disajikan lima contoh surat. Masing-masing tiga contoh surat belasungkawa dan dua contoh surat ucapan terima kasih. Kenalilah bentuk dan isi lima contoh surat tersebut dengan membaca secara teliti!
Turut Berduka Cita
atas meninggalnya
Bapak HADI BUDIMAN (Ang Kok Ha)
Dalam usia 80 tahun di RS. Elisabeth, Singapore
pada tanggal 18 Agustus 2006
Semoga almarhum diberikan tempat yang layk disisi-Nya dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman dan ketabahan oleh Tuhan yang Maha Esa.
KARTINI MULJADI, SH.
BERITA DUKA
Telah meninggal dunia dengan tenang pada hari Jumat, 25 Agustus
2006, pkl. 09.29 WIB di RS. St. Carolus
Jakarta, Bapak kami tercinta:
YONG YUAN Dalam usia 77 tahun
Jenazah di semayamkan di rumah duka, Jelambar Jalan P. Tubagus No. 49 Jakarta
Barat. Akan dikebumikan pada hari Jumat 1 September 2006 di pemakaman umum
Pangkal Pinang. Kami yang berduka: Istri : Ong Putu
Anak : Yongtu dan Puang Yong
Beserta segenap Famili
1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
384
384
Nabire, 7 Juli 1997
Yth. Kak Anton Goo di Jayapura
Hai apa kabar kak? Tentu kabar kak Anton baik-baik saja! Sungguh sebuah kejutan yang besar bagi saya. Setelah berpisah satu tahun lalu, kak Anton masih ingat juga ulang tahun saya. Novel berjudul “Ratu Lembah Beliem” karya Ircham Machfoeds, penerbit Gita Nagari, Yogyakarta itu adalah hadiah yang luar biasa bagi saya.
Ketika saya membaca novel ini, saya seakan menelusuri belantara Papua yang unik. Saya banyak belajar tentang lingkungan, tentang kehidupan masa sekarang maupun masa depan, terutama menghormati hak hidup manusia dan alam. Itu semua berkat kak Anton. Terima kasih ya.
Oya, kapan kak Anton akan pulang ke Nabire. Saya akan selalu mendoakan, semoga kuliahnya lancar-lancar saja. Sekali lagi, terima kasih atas perhatian dan hadiahmu. Salam,
PT Davista Jalan Mambruk 127 Jayapura Papua
Pimpinan dan Staf PT Davista
Turut Berduka Cita atas meninggalnya
BAPAK BENNY
dalam usia 47 tahun
Di Rumah Sakit Dian Harapan Waena Jayapura Kamis, 20 Agustus 2006, Pukul 12.20 WIB
Semoga almarhum diberikan tempat yang layak di sisi-Nya dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman dan
ketabahan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Direktur,
Antonius Wanggai
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
385
385
Lakuan kegiatan berikut!
1. Bentuklah kelomok beranggotakan 3 orang! 2. Diskusikan hal-hal yang berkaitan dengan lima contoh di atas. Gunakan lembar
kerja di bawah sebagai panduan diskusi kelompok Anda!
Surat
Pribadi/Instansi/Komunitas
Isi Surat Unsur-unsur Bahasa
……………………………….. ………………………………..
………………. ……………….
………………. ……………….
………….…………
……………………………….. ………………………………..
………………. ……………….
………………. ……………….
………….…………
……………………………….. ………………………………..
………………. ……………….
………………. ……………….
………….…………
……………………………….. ………………………………..
………………. ……………….
………………. ……………….
………….…………
……………………………….. ………………………………..
………………. ……………….
………………. ……………….
………….…………
Kelompok Pecinta Seni dan Tari Papua (KEISTAPA) Jalan Mansinam No. 61 Abepura Jayapura Papua
Jayapura, 28 April 2007
Nomor :10/KEISTAPA/IV/2007 Lampiran :Terlampir Perihal : Ucapan Terima Kasih
Kepada Yth. Ketua KNPI Provinsi Papua di tempat Dengan hormat, Kelompok Pecinta Seni dan Tari Papua (KEISTAPA) mengucapkan terima kasih atas partisipasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua dalam acara pentas budaya dalam rangka memperingati hari budaya Papua, tanggal 26 April 2007.
Bantuan berupa dana sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang ditransfer bendahara KNPI tertanggal 24 April 2007 via bendahara panitia sangat bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan kami. Kami berharap KNPI Provinsi terus partisipasi dalam kegiatan-kegiatan pengembangan kaum Papua pada waktu-waktu mendatang.
Demikian surat ucapan terima kasih, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Ketua KEISTAPA,
Johan Indey
5
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
386
386
C. Membuat Surat Belasungkawa dan Ucapan Terima Kasih
Buatlah surat belasungkawa atau ucapan terima kasih masing-masing satu! Gunakan lembar kerja di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
387
387
Kegiatan Akhir D. Memberikan Komentar Surat Belasungkawa dan Ucapan
Terima Kasih yang Ditulis Teman
Berikanlah komentar yang berkaitan dengan isi, unsur dan kebahasaan pada surat buatan teman Anda! Gunakan lembar kerja di bawah ini!
Kegiatan Lanjutan
Surat Belasungkawa
Surat Ucapan Terima Kasih
Nama Penulis Surat : ………………… Nama Pengoreksi : ………………… Komentar : Isi : ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… Unsur : ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… Kebahasaan : ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
388
388
E. Membuat Surat Belasungkawa dan Ucapan Terima Kasih
Bayangkan Anda adalah seorang direktur pada sebuah lemba yang bergerak dalam bidang Hak Asasi Manusia (sebut saja LSM-HAM). Pada saat yang bersamaan Anda menghadapi dua situasi yang membutuhkan surat belasungkawa dan ucapan terima kasih. Pertama, Anda harus membuat surat belasungkawa atas meninggalnya salah satu kepala bagian pada lembaga Anda melalui surat kabar; kedua, Anda harus mengucapkan terima kasih kepada instansi tertentu (sebut saja MRP) atas bantuannya dalam memberikan data tentang pelanggaran HAM di Papua.
Nah, Anda adalah direktur LSM-HAM dan buatlah dua bentuk surat tersebut! Jangan lupa tulis nama dan tanda tangan pada surat tersebut! Mintalah koreksi dari guru Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
389
389
Uji Kompetensi Unit VI
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
4 Mengapa kita harus kritis terhadap sebuah informasi sebelum memberikan dukungan atau kritikan? Jelaskan!
5 “Pendapat Anda sangat tidak masuk akal, maka saya tidak terima.” Perbaiki penolakan pendapat yang tidak sopan itu menjadi penolakan pendapat yang sopan!
6 Jelaskan yang dimaksud dengan paragraf/karangan persuasi! 7 Sebutkan lima langkah membuat karangan persuasi! 8 Berikan komentar Anda tentang isi informasi teks berjudul “75 Persen
Rakyat Papua Hidup di Bawah Garis Kemiskinan”! 9 Buatlah surat belasungkawa atas nama perusahaan/instansi tertentu!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Berikut ini adalah penolakan pendapat yang tergolong tidak sopan, kecuali….
2. Dugaan pembunuhan, penyiksaan serta pemerkosaan terhadap
masyarakat sipil di wilayah Wamena dan Wasior, di Provinsi Papua, terjadi 1 tahun dan 3 tahun lalu, dan hampir tidak diketahui oleh masyarakat, sebelum Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, atau Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikannya.
Maksud dari “1 tahun dan 3 tahun lalu” dari pernyataan di atas berdasarkan teks berjudul “Kejaksaan Agung Selidiki Pelanggaran HAM Papua” adalah…
a. tahun 2000 dan tahun 2004 d. Tahun 1999 dan tahun 2001 b. tahun 2000 dan tahun 2003 e. c. tahun 2000 dan tahun 2001
Tahun 2001 dan tahun 2003
a. Pendapat yang Anda kemukakan itu sama dengan pendapat anak SD. Artinya tidak masuk akal, maka saya tidak terima.
b. Usulan Anda bagus, tetapi kita perlu pertimbangkan beberapa hal. c. Pendapat Anda itu benar-benar tidak masuk akal. d. Saya tidak menerima usulan yang bodoh itu. e. Saya kira pendapat Anda sudah ketinggalan zaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
390
390
3. Cegah Sakit Jantung dengan Buah
Sekali lagi, buah dan sayuran ditemukan bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian Universitas Cambridge menemukan bahwa mengonsumsi vitamin C bisa menurunkan risiko kematian akibat sakit jantung. Prof. Kay-Tee Khaw meneliti 19.496 orang berusia 5-79 tahun dari Norfolk. Hasilnya, di antara responden yang mengonsumsi vitamin C paling banyak, ternyata paling sedikit ditemukan kematian akibat sakit jantung.
Selain itu vitamin C biasa diapakai untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh. Jeruk, anggur, apel, dan sayuran hijau dikenal kaya vitamin C. “Hasil studi ini menunjukkan, menambah makanan kaya vitamin C amat bermanfaat bagi penderita sakit jantung dan penyakit lain, baik pria maupun wanita, “ kara Prof. Khaw. Lebih lanjut, Prof. Khaw menjelaskan, studi ini hanya melihat manfaat vitamin C dari buah dan sayur-sayuran segar. Dengan demikian, untuk melihat efek suplemen vitamin C perlu studi atau penelitian lain. Hasil penelitian Prof. Kay-Tee Khaw adalah: a. Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar bisa menurunkan
risiko kematian akibat sakit jantung. b. Jeruk, anggur, apel, dan sayuran hijau meningkatkan sistem
pertahanan tubuh tetapi perlu studi lanjut. c. Menambah (mengonsumsi) makanan kaya vitamin C amat
bermanfaat bagi penderita sakit jantung, dan penyakit lain. d. Buah-buahan dan sayuran bermanfaat bagi penyakit dalam.
e. Jawaban a, b, c, dan d semua benar. 4. Saran untuk peneliti lain berdasarkan penelitian Prof. Kay-Tee Khaw
adalah: a. Perlu studi lanjutan untuk mencari alternatif penyembuhan penyakit
lain. b. Perlu studi atau penelitian lain untuk melihat efek suplemen vitamin C. c. Perlu mencari kandungan vitamin lain dari buah-buahan dan sayur-
sayuran segar. d. Jawaban a, b, dan c salah semua.
e. Jawaban a, b, dan c benar semua. 5. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Paragraf di atas adalah pola pengembangan paragraf ….
a. narasi d. persuasi b. argumentasi e. c. deskripsi
eksposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
391
391
6. Berikut adalah topik-topik yang tepat untuk pengembangan
paragraf/karangan persuasi, kecuali…
a. Teknologi komunikasi harus segera dikuasai
d. Membaca memperluas cakrawala
b. Hemat energi demi generasi mendatang
e.
c. Hutan sahabat kita
Katakan tidak pada NARKOBA
7. Kalimat penutup surat ucapan terima kasih yang tepat adalah…. a. Demikian surat ucapan terima kasih, atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih. b. Demikian surat ucapan terima kasih ini dibuat. c. Demikian surat ucapan terima kasih, atas perhatiannya
mengucapkan terima kasih banyak. d. Demikian surat kami, atas perhatiannya kami ucapkan banyak
terima kasih. e. Inilah surat ucapan terima kasih dari kami.
8. Bagian surat resmi yang ditulis setelah kop surat adalah….
a. nomor surat d. penanggalan b. perihal e. c. salam pembuka
nama intansi atau orang penerima surat.
9. Kepada yth drs kristianus marani SH Hasil perbaikan kesalahan tanda baca dan huruf kapital adalah….
a. Kepada Yth, Drs. Kristianus Marani.SH b. Kepada Yth Drs, Kristianus Marani SH c. Kepada Yth. Drs. Kristianus Marani SH d. Kepada Yth. Drs. Kristianus Marani, SH e. Kepada yth drs kristianus marani SH
10. Salam pembuka dan salam penutup yang tepat adalah…. a. Dengan hormat dan Teriring doa. d. Salam sejahtera, dan Salam
kami, b. Dengan hormat, dan Dari kami, e. c. Dengan hormat, dan Hormat kami,
Syukur bagimu Tuhan, dan Mengetahu kami,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
392
392
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
393
393
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zainal E. 1987. Berbahasa Indonesialah dengan Benar (Petunjuk Praktis
untuk Pelajar, Mahasiswa dan Guru). Jakarta: Mediatama Sarana
Perkasa.
Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: Gramedia.
--------------. 1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
--------------. 1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II. Jakarta: Gramedia.
Buchori, Mochtar. (tanpa tahun) . Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan. Jakarta: IKIP Muhammadyah-Jakarta Press.
Bulatau, J. 1971. Teknik Diskusi Berkelompok. Yogyakarta: Kanisius.
D. Wiwid. 2005. Pengembangan Silabus dan Meteri Menyimak dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Rekaman untuk SMA
Negeri I Wedi Klaten Kelas X Semester I Tahun Ajaran 2004/2005.
Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Dawud, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 1 untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
Degei, Yermias. 2004. Mengenal Dunia Jurnalisme (Makalah). Yogyakarta:
PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
-------------. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
DePorter Bobbi dan Hernacki Mike. 2002. Quantum Rearning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Dewi Purnama, Rishe L. 2006. Kebahasaan (Ejaan, Penulisan Kutipan, Kelimat
Aktif)—Makalah Pelatihan Jurnalistik (Komunitas Pendidikan Papua).
Yogyakarta: PBSID, Universita Sanata Dharma.
Drost. J. 2005. Dari KBK sampai MBS (Esai-esai Pendidikan). Jakarta: Buku
Kompas.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
394
394
Harifa, Andrias. 2002. Sekolah Saja Tidak Pernah Cukup (Menyoal Pendidikan
Persekolahan dan Pencarian Alternatif Pembelajaran). Jakarta:
Gramedia.
Hindratmo, Dony. 2005. Pengembangan Silabus dan Bahan Ajar Aspek
Kemampuan Bersasatra untuk Kelas X SMA GAMA Yogyakarta (Skripsi).
Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Keraf, Gorys. 1983. Argumentasi dan Narasi (Komposisi Lanjutan III). Jakarta:
Gramedia.
------------. 1980. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. . Ende Flores:
Nusa Indah.
------------. 1999. Tatabahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat
Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia
------------. 1981. Tatabahasa Aksposisi dan Deskripsi Komposisi Lanjutan II. Ende
Flores: Nusa Indah.
Koentjaraningrat. 2002. Apa Isi Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.
Machfhoeds, Ircham. 2002. Ratu Lembah Baliem. Yogyakarta: Gita Nagari.
Mulyasa, E. Dr. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Praktek dan
Implementasi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prasetyo, Aris Wahyu. 2003. Pengembangan Silabus dan Materi Pelajaran
Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum Berbasisi Kompetensi untuk
Kelas I Semester I SMU Pangudi Luhur Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
PBSD, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Rahmanto, B., dkk. 1991. Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia secara Aktif untuk
Sekolah Menengah Atas Kelas 1. Jakarta: Gramedia.
Rumandi, A. dan Sudiati V. 1987. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMA Kelas 1. Jakarta: Gramedia.
Sastrio, Tri Budhi (tanpa tahun). Membaca Sebagai Bagian Pembelajaran
Bahasa.
Surabaya: Universitas Dr. Soetomo
Silbermen, L. Melvin. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nusa Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
395
395
Soewandi, A.M. Slamet. 2003. Pengembangan Materi Pembelajaran Berfokus
pada Pembelajar (Makalah Seminar Pendidikan “Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Berfokus pada Pembelajar”). Yogyakarta: PBSID,
Universitas Sanata Dharma.
Sukristanto. 2003. Penerapan Kontruktivisme dalam Pembelajaran Bahasa
(Makalah Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXV PTS dan
PTN se-Indonesia). Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul, SJ., Dkk. 2002. Reformasi Pendidikan: Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Kanisius.
----------. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Surapranata, S. dan Hatta Muhammad. 2004. Penilaian Portofolia Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Surapranata, S. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum
2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sunarwati, Kiki Dian. 2004. Secerca Ada di Ujung Papua (cerpen). Yogyakarta:
PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul, dkk. 2003. Pendidikan Budi Pekerti untuk SMU-SMK.
Yogyakarta: Kanisius.
Syafi’ie, H. Imam.2003. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Perspektif
Globalisasi dan Otonomi Daerah (Makalah Pertemuan Ilmiah Bahasa dan
Sastra Indonesia XXV PTS dan PTN se-Indonesia). Yogyakarta: PBSID,
Universitas Sanata Dharma.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
---------.1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tim Inventarisasai dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 1983. Cerita Rakyat
Daerah Irian Jaya. Jakarta: Depdiknas
Tukan, P. 2002. Mahir Berbahasa Indonesia SMA kelas X. Jakarta: Yudhistira.
Waluyo, J. Herman. 2002. Apresiasi Puisi Panduan untuk Pelajar dan Bahasiswa.
Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
396
396
Widayanti, Dewi. 2005. Strategi Pembelajaran Menyimak dengan Media
Audiovisual untuk Siswa Kelas X Semester I SMA N 2 Klaten Tahun
Ajaran 2004/2005. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Widharyanto, B. 2004. Logika Bahasa, Eksposisi, Argumentasi, Narasi,
Deskripsi, Persuasi (Makalah Pelatihan Calon Wartawan Kompas).
Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.
----------. 2002. Aktive Learning dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Indonesia
(makalah seminar pendidikan). Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata
Dharma.
WWW. Puskur.or.id. (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas). 2003.
Pelayanan Profesional Kurikulm 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Jakarta: Depdiknas.
----------.2003. Pengelolaan Kurikulum Tingkat Sekolah (Pelayanan Profesional
Kurikulm 2004). Jakarta: Depdiknas.
---------.2003. Kegiatan Belajar Mengajar (Pelayanan Profesional Kurikulm
2004). Jakarta: Depdiknas.
----------.2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SMA (Pelayanan Profesional Kurikulm 2004). Jakarta: Depdiknas.
Winarno, P.M. 2005. Teknik Belajar Efektif (7) Membaca Cepat (Artikel).
Jakarta: Educare.
Yamin. Martinus. DRs. M.Pd. 2004. Pengembangan Kompetensi Pembelajar.Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).
Yobbe Andreas. 2006. Analisi Cerita Rakyat Suku Mee Papua (Tesis).
Yogyakarta: Mangister Sastra Universitas Gadjah Mada.
Yunus, Firdaus M. 2004. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial-Paulo Freire dan YB Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Sumber Internet:
www.voaindonesia.com
www.provinsipapua.org
www.infopapua.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
397
397
www. kompas.com
www.Cerita.net
www.Google.com
http://www.jawapos.co.id
http://www.gatra.com
http://www.F:/BBCindonesia.HAM.htm.
http://nusantara2000.freewebsitehosting.com/indeks.html.
http://papuapost.com
www.kabupatennabire.com
http://www.papua.startpagina.com
Sumber Koran dan Majalah:
Surat Kabar Harian Media Indonesia, 4 Juni 2005.
Surat Kabar Harian Media Indonesia, 2 Juni 2005.
Surat Kabar Harian Kompas, 19 April 2006
Surat Kabar Harian Kompas, 14 Oktober 2006
Surat Kabar Harian Kompas, 30 Desember 3004
Surat Kabar Harian Republika, 7 Maret 2006.
Surat Kabar Harian Suara Pembaruan, 7 September 2005.
Surat Kabar Harian Cenderawasih Pos, 9 Juni 2006
Tabloid Suara Perempuan Papua
Majalah Educare, Nomor 03/II/ Juni 2005.
Majalah “Selangkah” Edisi April-Juni 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
398
398
Bacaan untuk Guru Bahasa dan Sastra Indonesia
Bacaan Kependidikan Atmadi A. dan Setyaningsih, Y. (ed). 2000. Transformasi Pendidikan Memasuki
Milenium Memasuki Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius.
Arcaro, S. Jerome. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Penerapan
dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bulatau, J. 1999. Teknik Diskusi Berkelompok. Yogyakarta: Kanusius.
Dakir. H. Drs. Prof. Perencanaan dan Pengembangan Kurikuum. Jakarta:
Rineka Cipta.
DePorter Bobbi dan Hernacki Mike. 2002. Quantum Rearning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Drost, J. 1999. Proses Pembelajaran sebagai Proses Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
---------. 1998. Sekolah Mengajar atau Mendidik?.Yogyakarta: Kanisius.
Djibran Fahd.2006. Revolusi Sekolah. Bandung: Mizan Bunaya Kreativa.
Hernowo.2005. Menjadi Guru yang Mampu dan Mau Mengajar Secara
Menyenangkan. Bandung:MLC.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.
----------. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Praktek dan
Implementasi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mu’arif. 2005. Wacana Pendidikan Kritis: Menelanjangi Problematika, Meretas
Masa Depan Pendidikan Kita. Yogyakarta:IRCiSoD.
Nila Ketut (penerj.). 991. Pendidikan Neo-Humanis (Pendidikan untuk
Menyongsong Zaman Keemasan Umat Manusia). Jakarta: Acarya,
Avadhutika Anandamitra.
Silberman, L. Melvin. 1996. Active Learning:101 Strategies to Teach Any Subjeck
(judul asli); 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusa Media dengan Nuansa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
399
399
Sukmadinata. 1997.Pengembangan Kurikukum Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
---------, dkk. 2002. Reformasi Pendidikan: Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta:
Kanisius.
---------. 2003. Pendidikan Budi Pekerti untuk SMU dan SMK. Yogyakarta.
Kanusius.
----------,dkk.2004. Guru Demokratis di Era Reformasi. Jakarta. Grasindo.
----------. 2004. Teori Inteligensi dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta.
Kanisius.
Surapranata, S. dan Hatta Muhammad. 2004. Penilaian Portofolia Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
----------. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryo Subroto.2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Wlodkowski, Raymond J. dan Jaynes Judith H. 2004. Hasrat untuk Belajar
(Membantu Anak-anak Termotivasi dan Mencintai Belajar). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yunus, Firdaus M. 2004. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial-Paulo Freire dan
YB Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Bacaan Kebahasaan Arifin, E. Zaenal. 1984. Berbahasa Indonesia dengan Benar (Petunjuk Praktis
untuk Pelajar, Mahasiswa dan Guru). Jakarta: Mediyatama Sarana
Perkasa.
Badudu, J.S. 1984. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
------.1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II. Jakarta: Gramedia.
------.1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Jakarta: Gramedia.
------.1995. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV. Jakarta: Gramedia.
------.1992. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
400
400
Depdikbud.1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Keraf, Gorys.1999. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat
Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia.
-------. 1980. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende
Flores:Arnodus.
-------. 1981. Eksposisi dan Deskripsi Komposisi Lanjutan II.
-------.1983. Argumentasi dan Narasi Lanjutan III. Jakarta:Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
---------.1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
---------.1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Widharyanto, B. 2002. Aktive Learning dalam Konteks Pembelajaran Bahasa
Indonesia (makalah seminar pendidikan). Yogyakarta. PBSID, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Bacaan Kesastraan Depdiknas. 1983. Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya. Jakarta: Proyek Inventarisasi
dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
Dokumentasi Cerita Rakyat dari Tiap Suku di Dinas Pendidikan Setempat.
Linggasari, Dewi. 2005. Sebuah Novel KAPAK. Yogyakarta. Kunci Ilmu.
Machfoedz, Ircham. 2002. Ratu Lembah Baliem (Novel). Yogyakarta: Gita
Nagasari.
Waluyo, Herman. 2002. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta:
Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
401
401
BIODATA PENULIS
YERMIAS DEGEI adalah anak pertama Bapak
Daniel Degei dan Ibu Yohana Enago Edowai dari
tujuh bersaudara. Dilahirkan tanggal 7 Juli 1983 di
kampung Putapa, Kecamatan Mapia Kabupaten
Nabire Papua.
Pendidikan di SD YPPK Santo Yosep Putapa empat tahun dan kelas
lima dan enam di SD YPPK Santo Don Bosco Modio diselesaikan pada tahun
1995, dilanjutkan ke SMPN I Bomomani diselesaikan pada tahun 1998.
Kemudian ia melanjutkan ke SMA YPPK Adhi Luhur Nabire hingga tahun
2001. Pada tahu 2001 ia belajar di Program Sarjan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bea siswa
Ikatan Dinas dari Kolese Le Cocq d’Armanville Nabire Papua yang
diselesaikan pada tahun 2007.
Setelah menyelesaikan di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ia kembali menjadi guru di SMA
YPPK Adhi Luhur Nabire Papua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
402
402
Soal dan Kunci Jawaban
Uji Kompetensi
Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi dan Lokalitas
untuk SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Kelas X Semester
Disusun Oleh: Yermias Degei
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
403
403
Keterangan Butir Saol Uji Kompetensi
Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester I SMA YPPK Adhi Luhur Nabire Papua
Nomor Butir Soal Unit Kompetensi
Dasar Pilihan Ganda Uraian Pertama 1, 2, dan 3 1 dan 2 Kedua 4 3 dan 4 Ketiga 5, 6, dan 7 5
I
Keempat 8, 9, dan 10 6
Pertama 1 dan 2 1, 2 dan 3 Kedua 3, 4, 5, dan 6 4 Ketiga 7 5
II
Keempat 8, 9, dan 10 6
Pertama 1, 2, 3, dan 4 1 dan 2 Kedua 5 dan 6 3 Ketiga 7 dan 8 4
III
Keempat 9 dan 10 5 dan 6
Pertama 1, 2, 3, dan 4 1, 2, dan 3 Kedua 5 dan 6 4, 5
IV
Ketiga 7, 8, 9, 10 6
Pertama 1 1, 2, dan 3 Kedua 2 dan 3 Ketiga 4 dan 5 4 dan 5
V Keempat 6, 7, 8, 9, dan 10 6
Pertama 1 dan 2 1 dan 2 Kedua 5, dan 6 3 dan 4 Ketiga 3 dan 4 5
VI
Keempat 7, 8, 9 dan 10 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
404
404
Soal dan Kunci Jawaban Uji Kompetensi Unit I
B. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
7. Sebutkan hal-hal yang harus dihindari dalam membaca cepat!
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan paragraf! Berikan contoh dan menunjukkan gagasan utamanya dari contoh tersebut!
9. Sebutkan unsur-unsur yang harus diperhatikan ketika orang lain menceritakan pengalamannnya!
10. Jelaskan yang dimaksud dengan konjungsi subordinatif! Berikan beberapa contoh penggunaannya dalam kalimat!
11. Sebutkan empat tujuan utama diskusi! 12. Perbaiki paragraf di bawah ini dengan tanda baca, kata depan, huruf
besar, dan huruf miring yang tepat!
bupati kabupaten puncak jaya drs elieser mengatakan, setiap mahasiswa asal puncak jaya diberikan biaya kuliah Rp 500 ribu/bulan surat kabar harian (skh) cenderawasih pos memberitakan uang sebesar itu diberikan secara merata setiap bulan pemberian biaya kuliah ini tidak hanya bagi mereka yang kuliah di jayapura namun yang kuliah di luar provinsi papua seperti dimanado yogyakarta dan sejumlah provinsi lainnya bahkan menurutnya khusus untuk membiayai kuliah mahasiswa yang berjumlah kurang lebih 2000 orang ini pemerintah daerah menganggarkan sekitar Rp 9 miliar dari apbd setiap tahun
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
11. Salah satu tujuan utama latihan membaca cepat adalah….
12. Tinggi rendahnya bunyi bahasa seseorang pada saat mengucapkan bunyi bahasa disebut….
a. lafal d. jedah b. kecepatan e. intonasi c. vokal
13. Bacalah paragraf di bawah ini! Tanggal 1 Mei 2004 kemarin tepat 41 tahun (1963-2004) masyarakat dan
tanah Papua integrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selama 40 tahun lebih integrasi itu tampaknya "masalah" Papua tak kunjung tuntas diselesaikan. Bahkan dari satu pemerintahan ke pemerintahan lain dari masa Orde Lama, Orde Baru hingga Orde reformasi di bawah kepimpinan
a. untuk menyelesaikan suatu bacaan b. untuk melatih kecepatan membaca c. untuk melatih garak otot mata d. untuk mendapatkan isi informasi secara mendalam e. untuk mengurangi gerakan bibir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
405
405
Presiden Megawati Soekarnoputri, soal Papua tampaknya semakin kabur dan tidak jelas penyelesaiannya. Inti pokok paragraf di atas adalah:
14. Kalimat yang menggunakan kongjungsi subordinatif waktu adalah:
15. Gagasan utama paragraf enam pada teks berjudul “Minin, Perhatian
Pemerintah Soal Kemanusiaan di Papua” adalah:
16. Tujuan diskusi adalah, kecuali….
17. Penulisan judul karangan yang benar terdapat pada….
a. Masalah Papua tak kunjung tuntas diselesaikan. b. Tanggal 1 Mei 1963 masyarakat dan tanah Papua integrasi dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). c. Sudah 40 tahun Papua integrasi dengan NKRI. d. Tanggal 1 Mei 1963 genap 41 tahun masyarakat dan tanah Papua
integrasi dengan NKRI. e. Jawaban a, b, c, dan d benar.
a. Kita tidak boleh menjual tanah, karena tanah itu sama dengan ibu kita sendiri yang menjamin masa kita.
b. Kita harus membudayakan membaca setiap saat. c. Setelah istirahat sejenak, tim selanjutnya berdiskusi dengan
para pakar lingkungan. d. Seandainya, ayah telah menjual tanah itu, sekarang kita
kesusahan. mencari tanah untuk membangun rumah. e. Buku ini lebih lengkap daripada buku serupa yang saya
baca beberapa waktu lalu.
a. Seharusnya orang Papua dapat dipekerjakan di pusat dan daerah lain.
b. Orang Papua hanya bisa kerja di Papua. c. Masyarakat Papua adalah bagian dari NKRI. d. Papua adalah daerah otonomi khusus, maka orang Papua tidak boleh
bekerja di luar Papua. e. Semua jawaban salah.
a. tempat konsultasi untuk menambah pengetahuan, mendapatkan informasi dan pengalaman
b. tempat untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan serta menampilkan individu dan kelompok serta menyatakan partisipasi
c. tempat menyelami, merencanakan, dan bertindak d. tempat saling memperlihatkan kebolehan. e. tempat mempertajam pengertian danpendapat serta konsultasi
a. Pendidikan yang Bermutu Di Pedalaman Papua b. Pendidikan Yang Bermutu di Pedalaman Papua c. Pendidikan yang Bermutu diPedalaman Papua d. Pendidikan yang Bermutu di Pedalaman Papua e. Pendidikan yang bermutu di pedalaman Papua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
406
406
18. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
5. Perang Dunia II berkecamuk pada 1 september 1939 sampai 14 agustus 1945.
6. Adolf Hitler ingin bangsa jerman menguasai dunia. 7. Adolf Hitler membanguan banyak kam konsentrasi dan lima puluh ribu
orang mati tersiksa di kam tersebut. 8. Ketika peperangan berakhir pada 15 Agustus 1945, seluruh dunia
mengetahui kekejaman yang terjadi di kam konsentrasi yang kini dikenal dengan istilah “Holocaust”.
Penulisan tanda baca, huruf kapital, dan huruf miring yang tepat terdapat pada….
a. kalimat 1 dan 2 d. kalimat 2 dan 4 b. kalimat 1 dan 3 e. kalimat 1 dan 4 c. kalimat 3 dan 4
19. Paragraf atau karangan yang menyampaikan suatu peristiwa atau kejadian berdasarkan urutan waktu dan tempat kejadian dengan jelas disebuat…. a. paragraf narasi d. paragraf persuasi b. paragraf deskripsi e. paragraf argumentasi c. paragraf eksposisi
20. Perhatikan paragraf berikut! Saya sudah terbiasa bangun pagi pukul 05.00 WIT. Tepat pukul 05.30
saya mandi dan memakai pakaian seragam sekolah. Pada Pukul 06.00 WIT, seperti biasanya, kami sekeluarga menuju ke meja makan untuk sarapan pagi. Setelah selesai sarapan, tepat pukul 06.30 WIT saya berangkat ke sekolah berjalan kaki. Perjalanan ke sekolah tidak memakan waktu yang lama, saya tiba di sekolah tepat pukul 06.45 WIT. Sekolah tempat saya belajar biasanya masuk pukul 07.15 WIT, sehingga saya punya waktu 30 menit untuk membaca novel berjudul “Kapak”. Tepat pukul 07.15 longceng sekolah berbunyi dan saya masuk ke kelas untuk belajar.
Paragraf di atas adalah pengembangan paragraf narasi….
a. urutan kejadian d. Mula-mula/awalnya b. urutan peristiwa e. awalnya dan akhirnya c. urutan kejadian atau peristiwa
Kunci Jawaban
A. Jawaban Soal Uraian
1. Hal-hal yang harus dihindari dalam membaca cepat adalah: a. membaca dengan bersuara. b. membaca dengan menggerakan bibir. c. menunjuk kata demi kata dengan jari tangan. d. Mata bergerak dari kiri ke kanan serta mata bergeral lembut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
407
407
2. Paragraf adalah bagian dari sebuah tulisan (teks bacaan) yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
Contoh: Papua memiliki beraneka ragam burung, misalnya kangguru, kasuari, mambruk, cenderawasih, kakatua, nuri, dan mambruk. Selain itu, Papua juga memiliki beragam fauna laut seperti ikan cakalan, ikan hiu, udang dan lainnya. Semua jenis fauna itu dilindungi.
Gagasan pokok paragraf di atas adalah: Papua memiliki beragam fauna yang dilindungi.
3. Unsur-unsur yang harus diperhatikan ketika orang lain menceritakan pengalamannnya adalah:
b. Topik (pengalaman/peristiwa apa?) c. Di mana tempat kejadiannya. d. Kapan terjadinya peristiwa itu (jam, hari, tanggal, bulan, dan
minggu). e. Bagaimana kronologis kejadiannya. f. Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu.
4. Konjungsi subordinatif dalah kata-kata yang terikat pada kata-kata yang lain, misalnya, konjungsi tujuan: agar, supaya, biar, dan lainnya. Contoh penggunaan dalam kalimat: “Kamu harus belajar banyak supaya tidak jatuh Ujian Akhir Nasional.”
5. Empat tujuan utama diskusi adalah a. diskusi menjadi tempat konsultasi untuk menambah
pengetahuan, mendapatkan informasi dan pengalaman; b. diskusi adalah tempat untuk mendapatkan
pengakuan/perhargaan, menampilkan kelompok atau individu, menyatakan partisipasi, memberikan dan mendapatkan informasi, serta menunjukkan interaksi;
c. diskusi itu sendiri menjadi tempat tukar menukar informasi, tempat mempertajam pengertian dan pendapat, serta tempat konsultasi; dan
d. diskusi juga untuk menyelami, merencanakan, dan bertindak. 6. Paragraf hasil perbaikan tanda baca, kata depan, huruf besar, dan
huruf miring adalah:
Bupati Kabupaten Puncak Jaya, Drs Elieser mengatakan, setiap mahasiswa asal Puncak Jaya diberikan biaya kuliah Rp 500 ribu/bulan. Surat Kabar Harian (SKH) Cenderawasih Pos memberitakan, uang sebesar itu diberikan secara merata setiap bulan. Pemberian biaya kuliah ini tidak hanya bagi mereka yang kuliah di Jayapura, namun yang kuliah di luar provinsi Papua seperti di Manado, Yogyakarta dan sejumlah provinsi lainnya. Bahkan menurutnya, khusus untuk membiayai kuliah mahasiswa yang berjumlah kurang lebih 2000 orang ini pemerintah daerah menganggarkan sekitar Rp 9 miliar dari APBD setiap tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
408
408
B. Jawaban Pilihan Ganda
1. b 6. d 2. e 7. d 3. a 8. c 4. c 9. a 5. a 10. c
Soal dan Kunci Jawaban Uji Kompetensi Unit II
A. Soal Uraian Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan yang dimaksud cerita rakyat! 2. Jelaskan dan berikan contoh tiga golongan cerita rakyat! 3. Buatlah sinopsis cerita rakyat mite dari daerah Anda! 4. Apa yang dimaksud dengan membaca pemahaman? 5. Jelaskan empat jenis kata ulang! 6. Jelaskan tiga prinsip pokok paragraf argumentasi!
B. Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Cerita yang memunyai latar belakang sejarah, dipercaya oleh
masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi dewa di sebut…
2. Kami selalu mengawasi gerak-gerik mereka dari kejauhan. Kata ulang gerak-gerik merupakan pengulangan….
a. seluruh d. dengan perubahan fonen b. sebagian e. berulang c. berkombinasi
3. Gagasan utama paragraf pertama pada teks berjudul “Quo Vadis, 250-an Bahasa Daerah di Papua” adalah:
4. Yang bukan merupakan kalimat sederhana efektif adalah:
a. legenda c. mite dan dongeng b. mite d. legenda dan mite c. dongeng
a. Bahasa adalah identitas cultural suatu bangsa. b. Orang Papua harus melestarikan bahasa daerah. c. Bahasa sehari-hari orang Papua adalah bahasa Indonesia. d. Papua memiliki lebih dari 250-an bahasa daerah. e. Bahasa Indonesia mendominasi bahasa daerah orang Papua.
a. Ayah membeli sebuah baju untuk adik. b. Antonius Pekey menjalankan mobil dengan cepat. c. Kami sudah membaca buku tebal itu sampai selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
409
409
5. Ia datang kemarin pagi. Kalimat itu terdiri dari….
6. Saya membaca novel berjudul “Ratu Lembah Baliem” itu setahun lalu. Yang merupakan predikat pada kalimat di atas adalah….
7. Peran pembawa acara (pewara) dalam forum resmi (seminar atau diskusi) adalah, kecuali….
8. Yang merupakan paragraf argumentasi adalah: a. Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga;
bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
b. Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
c. Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan pembangunan di daerah kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini
d. Malam ini, anak-anak asrama putra “Tarunakarsa” sedang bakar jagung.
e. Saya membaca setahun lalu buku itu.
a. s-p-keterangan waktu d. s-p-o keterangan waktu b. s-p-o- e. jawaban a, b, c dan d salah c. s-p
a. membaca novel d.
setahun lalu
b. saya membaca e. membaca c. membaca novel
a. menyapa audiens (peserta diskusi atau seminar) b. menjelaskan susunan acara c. mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audiens d. memberikan kesempatan kepada moderator untuk memimpin e. memperkenalkan sekilas identitas moderator dan pembicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
410
410
adalah infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
d. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
e. Hampir semua pelosok kabupaten Nabire indah. Di kabupaten ini, masih banyak hutan yang perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Nabire juga menyimpan beraneka ragam jenis anggrek dan aneka jenis fauna.
9. Menentukan topik adalah langkah pertama dalam membuat sebuah karangan argumentasi. Langkah-langkah selanjutnya adalah, kecuali….
a. menentukan tujuan d. mewawancarai narasumber b. mengumpulkan data e. c. menyusun kerangka karangan
mengembangkan menjadi karangan argumentasi
10. Musim kemarau … panjang tahun ini merupakan bencana bagi daerah
kami. Sungai …mengalir di tengah-tengah desa kering kerontang. Semua sumur tak berair lagi, …sumur pak Petrus Kotouki. Tanah pecah berbongkah-bongkah, … tanaman … pepohonan hampir tak ada …berwarna hijau.
Kata penghubung intrakalimat yang tepat untuk melengkapi kalimat-kalimat dalam paragraph di atas, kecuali….
a. yang, yang, kecuali, sehingga,
dan, yang d. yang, yang, yang, sehingga,
kecuali, yang, dan b. yang, kecuali, yang, yang, dan,
sehingga e.
c. yehingga, yang, kecuali, yang, dan
yang, yang sehingga, yang, kecuali, dan
Kunci Jawaban
A. Jawaban Soal Uraian 1. Cerita rakyat adalah bagian terkecil dari budaya folklor yang
disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut atau dari generasi ke generasi dalam suatu suku bangsa. Cerita rakyat adalah warisan budaya bangsa dan dianggap dapat memiliki roh atau jiwa suatu bangsa.
2. Cerita rakyat dibagi dalam tiga golongan, yaitu mite, legenda, dan dongeng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
411
411
a. Mite adalah cerita yang memunyai latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi dewa. Contoh cerita dari daerah suku Mee adalah “Koyei/kohei”.
b. Legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Legenda dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci, misalnya terjadinya danau, gunung, batu, dan lain-lain. Contoh dari daerah suku Mee adalah “Terjadinya Lembah Kamuu” (Moanemani).
c. Dongeng adalah cerita yang tidak dianggap benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh) oleh yang memunyai cerita dan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Contoh cerita dari suku Mee adalah “Didi dan Pote”.
3. Sinopsis cerita rakyat mite dari suku saya (….) berjudul “…” adalah: 4. Membaca pemahaman adalah menyerap informasi dari teks secara
mendalam (bahkan menganalisis). 5. Kata ulang terdiri dari empat jenis, yaitu:
a. Pengulangan seluruh yaitu pengulangan yang seluruh bentuk dasar diulang, tanpa disertai dengan perubahan fonem dan tidak disertai dengan proses pembubuhan afiks. Seperti kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah dan kebaikan-kebaikan dari bentuk dasar kebaikan.
b. Pengulangan sebagian yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Pengulangan dapat berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks. Bentuk tunggal seperti kata ulang tetamu dari bentuk dasar tamu dan kata ulang lelaki dari bentuk dasar laki. Pengulangan sebagian bentuk kompleks seperti kata ulang berjalan-jalan dari bentuk dasar berjalan. Dan kata ulang membaca-baca dari bentuk dasar membaca.
c. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks yaitu pengulangan yang terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Contohnya kata ulang kemerah-merahan berasal dari bentuk dasar merah.
d. Pengulangan dengan perubahan fonem yaitu pengulangan yang berupa fonem vokal maupun fonem konsonan. Perubahan fonem vokal misalnya kata ulang gerak-gerik yang berasal dari bentuk dasar gerak. Perubahan fonem konsonan misalnya kata ulang lauk-pauk berasal dari bentuk dasar lauk.
6. Tiga prinsip pokok paragraf argumentasi adalah: a. pernyataan: penentuan posisi pada masalah tertentu; b. alasan: pemaparan bukti- bukti untuk mempertahankan pernyataan;
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
412
412
c. pembenaran: usaha penulis untuk menunjukkan hubungan antara pernyataan dengan alasan. Pembenaran lebih pada ajakan berdasarkan alasan-alasan yang terlah dikemukakan sebelumnya.
B. Jawaban Pilihan Ganda
1. b 6. e 2. d 7. c 3. b 8. c 4. e 9. d 5. a 10. a
Soal dan Kunci Jawaban Uji Kompetensi Unit III
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan istilah-istilah berikut! • News • God Given the News • Peristiwa laten
2. Sebutkan dan jelaskan lima dari tujuh ukuran layak berita! 3. Jelaskan yang dimaksud dengan cerpen! 4. Jelaskan perbedaan karangan deskripsi subjektif dan karangan deskripsi
objektif! 5. Jelaskan yang dimaksud dengan konjungsi antarkalimat! Berikan
contohnya! 6. Mereka mengatakan dua orang perempuan tertembak dalam insiden itu.
…, yang tertembak itu ada enam orang perempuan dan dua anak laki-laki. Hubungkan dua kalimat di atas dengan kongjungi antarkalimat yang tepat!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Mendengarkan adalah kegiatan yang melibatkan…
2. Mengantisipasi perusakan hutan yang semakin parah, Green Peace melalui program Paradise Forest Compaign melakukan kampanye lingkungan. Seruannya, agar kelestarian lingkungan hidup yang menjadi sumber oksigen bagi kehidupan manusia diperhatikan. Apalagi, Papua
a. telinga d. mata b. pikiran e. jawaban a, b, dan c benar. c. perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
413
413
selama ini menyuplai oksigen bagi miliaran jiwa manusia di belahan dunia.
Gagasan pokok paragraf di atas adalah….
a. Papua menyuplai oksigen bagi miliaran jiwa di belahan dunia b. lingkungan harus dilestarikan c. Paradise Forest Compaign melakukan kampanye lingkungan d. program Paradise Forest Compaign e. kampanye lingkungan hidup
3. Maksud dari istilah God Given the News adalah….
4. Urutan tubuh berita yang benar adalah….
5. Berikut ini adalah unsur-unsur yang terdapat pada sebuah cerpen,
kecuali….
6. Yang bukan merupakan peristiwa yang disaksikan si “Aku” dalam cerpen berjudul “ Nyanyian Hutan Perawan” adalah….
7. Yang merupakan paragraf deskripsi adalah….
a. Tuhan memberkati para wartawan untuk mendapatkan berita b. Tuhan memberikan waktu untuk meliput berita c. Tuhan dengan suka hati memberikan berita kepada para wartawan d. Tuhan selalu bersama para wartawan e. Tuhan memberikan berita lewat konfrensi pers
a. lead, fakta perangkai, tubuh, detail b. lead, detail, fakta perangkai, tubuh c. lead, tubuh, detail, fakta perangkai d. lead, fakta perangkai, detail, tubuh e. lead, tubuh, fakta perangkai, detail
a. tema b. latar dan tokoh c. alur d. amanat e. jawaban a, b, c dan d benar
a. Seekor burung elang berhasil menyambar burung induk pipit. Tak ada perlawanan, karena pipit hanya sendirian.
b. Sesekali, hanya ocehan burung yang terdengar samar. c. Seorang abang becak masuk rumah sakit karena dipukul lima oknum
polisi. d. Sekelompok semut membunuh seekor singa. e. Seekor rusa disantap oleh buaya.
a. Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
414
414
8. Pantai Pasir Putih adalah tempat wisata yang memiliki pasir putih yang indah dan masih alami. Pada siang hari, kira-kira pukul 12.00, pasir putih akan membuat mata kita sakit. Tetapi pepohonan besar yang tumbuh di pinggir pantai akan memberikan kesegaran. Pantai Pasir Putih terletak 2 Kilo Meter sebelah Utara dari pusat kota Nabire. Kalau kita mau berwisata ke Pantai ini, naik angkutan jurusan Samabusa dari terminal Oyehe, ikut jalur bawah. Biaya juga tidak mahal, cukup persiapkan uang lima ribu rupiah. Dua ribu lima ratus untuk membayar tiket masuk dan dua ribu lima ratus untuk menyewa perahu. Dari atas perahu yang kita sewa, kita bisa melihat binatang laut dan batu karang yang ada di dasar laut. Air jernih dan ombak di pantai ini sedang-sedang saja.
Paragraf deskripsi di atas adalah paragraf deskripsi pola pengembangan….
a. deskripsi subjektif d. deskripsi umum b. deskripsi objektif e. deskripsi khusus c. deskripsi fiktif
9. Salah satu corak budaya tradisional Papua yang dapat menarik wisatawan adalah muni, pikon, tari perang suku, dan pemukiman tradisonal di daerah Wamena. …, ukiran dan patung dari Asmat serta tarian tradisional dari daerah Kamoro adalah juga budaya tradisional yang menarik perhatian banyak orang. …, hampir setiap suku di Papua memiliki corak budaya tradisional yang unik, misalnya upacara pesta yuwo (pusat kebudayaan) dari suku Mee. …, kebudayaan tradisional dari berbagai suku di Papua tidak terpelihara dengan baik. …, budaya
b. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
c. Ketombe memang amat menjengkelkan, tidak hanya bagi wanita, tetapi juga bagi pria. Bila Anda terkena penyakit ini dan belum menemukan obat mujarab, di sinilah Anda dapat menemukan beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya. Cobalah salah satu cara berikut yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk Anda lakukan.
d. Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
e. Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
415
415
tradisional dari setiap daerah itu harus dipelihara dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Kongjungsi antarkalimat yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang di atas adalah…
a. selain itu, sesungguhnya, bahwanya, namun, b. sesungguhnya, selain itu, namun, bahwasanya c. namun, selain itu, selain itu, bahwasanya d. selain itu, sesungguhnya, namun, bahwasanya e. bahwasanya, sesungguhnya, selain itu, namun,
10. Berikut ini adalah hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam menceritakan pengalaman, kecuali….
a. peristiwa yang dialami d. pandangan mata b. tempat kejadian c. Waktu terjadinya peristiwa
e. unsur-unsur cerita (sedih, gembira, dan lain-lain)
Kunci Jawaban A. Jawaban Soal Uraian
1. Penjelasan dari istilah (a) News, (b) God Given the Nuws, dan (3) peristiwa laten adalah: a. Seorang penulis Amerika menyebut berita dengan istilah NEWS,
singkatan dari North, east, west, dan south. Itu berarti sifat berita yang menghimpun informasi dari utara, timur barat dan selatan. Namun yang perlu digarisbawahi adalah segala sesuatu belum tentu bisa menjadi berita. Dengan kata lain berita adalah segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik adalah berita yang menarik bagi pembaca terbesar.
g. God Given the News adalah istilah dalam jurnalistik yang berarti Tuhan dengan suka hati memberikan berita kepada para juru warta, misalnya, yang menyangkut bencana-bencana alam.
h. Peristiwa laten adalah hari bersejarah yang diaktualkan kembali oleh wartawan.
2. Lima dari tujuh ukuran kayak berita adalah: a. Penting : menyangkut orang banyak atau mempunyai akibat terhadap
pembaca. b. Besar : menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang
banyak. c. Waktu : menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau diketemukan. d. Dekat : kejadian dekat dengan pembaca baik geografis dan secara
emosional. e. Tenar : menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh
pembaca. 3. Yang dimaksud dengan cerita pendek (cerpen) adalah karya sastra
(fiksi) yang memiliki nilai-nilai moral. Walaupun cerpen adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
416
416
karya fiksi, penulisannya selalu terinspirasi dari kehidupan nyata. Untuk itu, membaca cerita pendek tidak sekedar mengisi waktu, tetapi juga untuk mendapatkan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
4. Perbedaan karangan deskripsi subjektif dan karangan deskripsi objektif adalah: Dalam penulisan karangan deskripsi subjektif opini penulis dimasukan. Sementara, pola pengembangan deskripsi objektif opini penulis tidak dimasukan.
5. Yang dimaksud dengan konjungsi antarkalimat adalah kata-kata yang menghubungkan kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf, misalnya, biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya sesungguhnya, bahkan, namun, akan tetapi, dengan demikian, dengan kata lain, leh karena itu dan oleh sebab itu, dan sebelum itu. Contoh dalam kalimat: Kami tidak setuju pendapat dia karena terlalu subjektif. Namun , kami tetap menghargainya.
6. Mereka mengatakan dua orang perempuan tertembak dalam insiden itu. …, yang tertembak itu ada enam orang perempuan dan dua anak laki-laki. Kongjungi antarkalimat yang tepat untuk menghubungkan dua kalimat di atas adalah: sesungguhnya dan bahwasanya.
B. Jawaban Pilihan Ganda
1. e 6. c 2. b 7. e 3. c 8. a 4. a 9. d 5. c 10. d
Soal dan Kunci Jawaban Uji Kompetensi Unit IV
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengetahui isi buku secara keseluruhan!
2. Jelaskan istilah-istilah berikut! a. profesional b. kualitas c. inspirasi d. kreatif e. riset
3. Buatlah rangkuman singkat teks berjudul, “Buta Huruf di Papua” dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
417
417
4. Jelaskan secara berurutan bagian-bagian surat undangan! 5. Buatlah sebuah surat undangan diskusi atas nama ketua OSIS!
Tentukan sendiri waktu, tempat, dan acaranya! 6. Jelaskan yang dimaksud dengan tema dan amanat!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
2. Tujuan utama latihan membaca ekstensif adalah….
3. Yang bukan merupakan empat pilar pendidikan yang dicanangkan badan pendidikan PBB yang terdapat dalam teks berjudul “Pendidikan Kebutuhan Sepanjang Masa” adalah…. a. learning to know b. learning to do c. learning to be d. long live education e. learning to live together
4. Dari Papua dilaporakan, lebih dari 260.000 warga Papua masih dalam
kondisi buta huruf. Sebagian besar buta huruf tersebut tersebar di kabupaten pemekaran, kawasan pegunungan tengah, dan daerah-daerah terpencil. Masyarakat belum melihat pendidikan sebagai kebutuhan.
Kelompok buta huruf ini benar-benar tidak tahu membaca, tulis, dan hitung. Mereka juga tidak tahu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Mereka tidak pernah duduk di bangku pendidikan. Meskipun pendidikan dasar masuk di daerah-daerah itu tahun 1990-an.
Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi informasi teks di atas adalah:
5. Yang bukan merupakan salah satu langkah untuk mengetahui gambaran
umum tentang isi informasi sebuah buku adalah:
a. untuk persiapan membaca pada saat menghadapi ujian b. untuk menyerap informasi dari berbagai sumber c. Untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat d. untuk mengetahui penulis teks nonsastra e. Jawaban a, b, c, dan d salah
a. Kebanyakan warga buta huruf tersebar di kabupaten pemekaran, kawasan pegunungan tengah.
b. Warga yang buta huruf ini benar-benar tidak tahu membaca, tulis, dan hitung.
c. Meskipun pendidikan dasar sudah masuk di daerah ini jauh sebelum 1990.
d. Mereka belum pernah duduk di bangku pendidikan. e. Lebih dari 260.000 warga Papua masih dalam kondisi buta huruf.
a. Membaca secara garis besar latar belakang penulisan buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
418
418
6. Pernyataan yang tidak tepat untuk dinyatakan secara tertulis melalui koran atau majalah adalah….
7. Penulisan tanggal surat yang benar adalah…. 26
8. Aku lalai di hari pagi Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati, Miskin ilmu, miskin harta
Bait puisi karya Ali Hasjmi di atas ini bertema….
9. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat membacakan sebuah puisi adalah, kecuali….
a. intonasi d. alur b. lafal e. suasana c. tekanan kata
10. Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang
Makna baid puisi karya Chairil Anwar di ini adalah….
a. si “Aku” tidak bisa mati, walupun peluruh menembus kulitnya b. tekad si “Aku” untuk tetap bertahan pada pendiriannnya, pada
kebebasannya, pada nilai-nilai yang diyakininya. c. si “Aku” adalah orang yang lemah. d. si “Aku” merasa kesakitan karena peluruh menembus kulitnya.
b. Menghafal (mengenali) benar-benar judul buku dan nama pengarangnya.
c. Mengetahui penerbitnya, tahun terbit dan cetakan yang keberapa d. Baca bagian penutup (kesimpulan). e. Membaca pemahaman
a. kritik atau informasi tertentu yang penting b. permintaan maaf c. ucapan belasungkawa d. permohonan bantuan biaya studi e. kehilangan barang
a. jayapura, 26 april 2007 b. Jayapura, 26/04/2007 c. Jayapura, 26 April 2007 d. Jayapura 26-04-2007 e. jayapura, 26 April 2007
a. kepahlawanan/patriotisme b. pendidikan c. cinta kasih d. cinta tanah air e. keadilan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
419
419
e. Walaupun peluru bersarang di dalam kulit, si “Aku” tetap bertahan.
11. Karya sastra dengan bahasa dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Pernyataan di atas adalah pengertian dari….
a. cerpen d. roman b. puisi c. novel
e. jawaban a, b, c, dan d benar.
Kunci Jawaban
A. Jawaban Soal Uraian
1. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengetahui isi buku secara keseluruhan adalah: a. Menghafal (mengenali) benar-benar judul buku dan nama
pengarangnya. b. Mengetahui penerbitnya, tahun terbit dan cetakan yang keberapa. c. Lihat kata pengantar dan daftar isi secara sekilas. d. Membaca secara garis besar latar belakang penulisan buku. e. Baca bagian pendahuluan secara singkat. f. Cari bab-bab yang penting melalui daftar isi dan membaca kata-
kata kuncinya (jika buku tersebut milik Anda, bagian yang penting boleh ditandai dengan stabilo).
g. Baca bagian penutup (kesimpulan). h. Lihat secara singkat sumber-sumber yang digunakan oleh buku
tersebut (daftar pustaka). 2. Penjelasan istilah-istilah:
a. profesional adalah kemampuan khusus yang berkaitan dengan bidang pekerjaan. kemampuan khusus yang berkaitan dengan bidang pekerjaan.
b. kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu; taraf kemampuan. c. inspirasi adalah petunjuk Tuhan yang timbul di hati; bisikan hati. d. kreatif adalah memilki daya cipta, punya kemampuan untuk
menciptakan. e. riset adalah penyelidikan suatu masalah untuk mendapatkan
fakta baru atau melakukan penafsiran yang lebih baik. 3. Rangkuman singkat teks berjudul, “Buta Huruf di Papua” adalah:
4. Urutan bagian-bagian surat undangan adalah:
Urutan Bagian- Bagian 1 kop surat (apabila mewakili institusi) 2 tempat dan tanggal dikeluarkannya surat 3 nomor surat, (lampiran apabila ada), dan perihal 4 nama orang atau institusi yang dituju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
420
420
5. Siswa membuat sebuah surat undangan diskusi atas nama ketua OSIS! Siswa menentukan sendiri waktu, tempat, dan acaranya.
6. Yang dimaksud dengan tema dan amanat adalah: (a) tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair
melalui puisinnya. (b) Amanat, pesan atau nasihat adalah kesan yang ditangkap
pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Misalnya puisi “Doa” karya Chairil Anwar mengandung bermacam-macam amanat, yaitu (1) setelah kita merasa menjalani hidup dengan salah, hendaknya kita kembali ke jalan Tuhan, (2) Tuhan selalu menerima manusia yang bertobat, (3) tobat adalah jalan menuju kebaikan, (4) jangan menutup diri terhadap pengampunan Tuhan sebab hanya dengan ampunan-Nya, hidup kita bisa menjadi lebih baik.
B. Jawaban Pilihan Ganda
1. b 6. c 2. d 7. b 3. c 8. d 4. e 9. b 5. d 10. b
Soal dan Kunci Jawaban Uji Kompetensi Unit V
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan wawancara! 2. Jelaskan istilah-istilah berikut!
a. Reporter/wartawan b. narasumber c. profil
3. Mengembangkan pertanyaan dasar “apa” menjadi beberapa pertanyaan untuk menggali informasi seorang narasumber!
4. Jelaskan dua model pengembangan paragraf eksposisi! 5. Perbaiki paragraf eskposisi di bawah ini dengan menempatkan tanda
baca dan huruf besar secara tepat!
5 salam pembuka 6 pembukaan 7 isi surat 8 penutup 9 salam penutup (tanda tangan pengirim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
421
421
pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok yaitu akuntansi dan auditing dalam bidang akuntasi pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut
6. Jelaskan isi informasi tabel di bawah ini dalam satu paragraf!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan wawancara adalah, kecuali….
2. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis sebuah cerpen, kecuali…. a. gaya bahasa d. judul dan pengarang b. latar e. c. tokoh
teman dan amanat
3. Karangan yang bersisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca disebut karangan ….
a. argumentasi d. persuasi b. narasi e. c. eksposisi
deskripsi
a. peneliti d. jaksa b. hakim e. sutradara c. reporter/wartawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
422
422
4. Berikut ini yang merupakan paragraf pengembangan eksposisi adalah….
5. Tulisan berbentuk eksposisi memaparkan konsep-konsep yang harus dipahami oleh pembaca dengan…. a. perasaan d. jawaban a, b, dan c benar b. imajinasi e. c. pikiran
jawaban a, b, dan c salah
6. Daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara tersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak adalah pengertian dari….
a. grafik d. peta b. tabel e. c. bagan
teks 26
a. Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan pembangunan di daerah kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
b. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
c. Ketombe memang amat menjengkelkan, tidak hanya bagi wanita, tetapi juga bagi pria. Bila Anda terkena penyakit ini dan belum menemukan obat mujarab, di sinilah Anda dapat menemukan beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya. Cobalah salah satu cara berikut yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk Anda lakukan.
d. Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
e. “ Kita akan tetap saling memiliki, walau jarak telah memisahkan kita. Persahabatan yang kita lalui rasanya terlalu berarti kalau harus diakhiri begitu saja. Kecuali …,” kata-kataku menggantung di udara. Tiba-tiba saja pikiran itu melintas, seandainya seseorang datang dalam kehidupan Desi! Tidak, aku menggeleng kuat-kuat. Rasa marah menyedak dadaku. Cemburu? Aku tak tahu. Namun rasanya sulit untuk menerima bila hal itu menjadi kenyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
423
423
7. Angka empat pada “Peta Angka Harapan Hidup Provinsi Papua Tahun 2004” menunjukkan kabupaten…. a. Mappi d. Merauke b. Teluk Bintuni e. c. Nabire
Biak
8. Angka harapan hidup tertinggi berdasarkan “Peta Angka Harapan Hidup Provinsi Papua Tahun 2004” adalah….
a. Fak-Fak, Kaimana, Mimika
d. Asmat, Sorong Selatan, Wamena
b. Tolikara, Merauke, Supiori
e. Raja Ampat, Sarmi, Paniai
c. Jayapura, Waropen, Keerom
9. Langkah-langkah mengetagui isi informasi peta, tabel, grafik atau bagan adalah, kecuali…
a. Membaca judul gafik, tabel, bagan, atau peta. b. Membaca keterangan yang ada di atas, di bawah atau di sisinya. c. Mencari angka tertinggi dan terendah dari gafik, tabel, bagan, atau peta. d. Mengajukan pertanyaan tentang tujuan pembuatan grafik, tebel, bagan, atau
peta. e. Membaca grafik, tebel, bagan, atau peta secara teliti.
10. Tabel 1.1 “Perbandingan Data Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2005” menunjukkan total Kasus HIV/AIDS Papua+Irian Jaya Barat adalah….
a. 633 d. 435 b. 7098 c. 3358
e. 1068
Kunci Jawaban
A. Jawaban Soal Uraian
1. Yang dimaksud dengan wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.
2. Penjelasan istilah reporter/wartawan, narasumber, dan profil adalah: a. Reporter/wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan
menyusun berita untuk dimuat di surat kabar, majalah, Koran, radio dan televise, juru warta, atau jurnalis.
b. Narasumber adalah orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sumber) informasi.
c. Profil adalah gambaran yang memberikan fakta-fakta khusus tentang
seseorang; biografi seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
424
424
3. Pertanyaan dasar “apa” dapat dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan, yaitu apa nama lengkap Bapak? Apa nama panggikan Bapak? Apa hobi Bapak? Apa pekerjaan Ibu? Berapa lama Ibu bekerja di sini? Berapa umur Bapak? Apa nama usaha Ibu? Berapa usia Bapak? Sudah berapa lama Ibu menderita sakit itu?
4. Ada beberapa model pengembangan paragraf eksposisi, yaitu model pengembangan berbentuk berita, model pemaparan dengan data atau grafik, dan eksposisi proses.
5. Paragraf eskposisi hasil perbaikan tanda baca dan huruf besar adalah:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
6. Penjelasan tentang isi informasi tabel.
B. Jawaban Pilihan Ganda
1. e 6. b 2. a 7. c 3. c 8. a 4. d 9. c 5. c 10. e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
425
425
Soal dan Kunci Jawaban Uji Kompetensi Unit VI
A. Soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Mengapa kita harus kritis terhadap sebuah informasi sebelum memberikan dukungan atau kritikan? Jelaskan!
2. “Pendapat Anda sangat tidak masuk akal, maka saya tidak terima.” Perbaiki penolakan pendapat yang tidak sopan itu menjadi penolakan pendapat yang sopan!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan paragraf/karangan persuasi! 4. Sebutkan lima langkah membuat karangan persuasi! 5. Berikan komentar Anda tentang isi informasi teks berjudul “75 Persen
Rakyat Papua Hidup di Bawah Garis Kemiskinan”! 6. Buatlah surat belasungkawa atas nama perusahaan/instansi tertentu!
B. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Berikut ini adalah penolakan pendapat yang tergolong tidak sopan, kecuali….
2. Dugaan pembunuhan, penyiksaan serta pemerkosaan terhadap masyarakat sipil di wilayah Wamena dan Wasior, di Provinsi Papua, terjadi 1 tahun dan 3 tahun lalu, dan hampir tidak diketahui oleh masyarakat, sebelum Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, atau Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikannya.
Maksud dari “1 tahun dan 3 tahun lalu” dari pernyataan di atas berdasarkan teks berjudul “Kejaksaan Agung Selidiki Pelanggaran HAM Papua” adalah…
a. tahun 2000 dan tahun 2004 d. Tahun 1999 dan tahun 2001 b. tahun 2000 dan tahun 2003 e. c. tahun 2000 dan tahun 2001
Tahun 2001 dan tahun 2003
a. Pendapat yang Anda kemukakan itu sama dengan pendapat anak SD. Artinya tidak masuk akal, maka saya tidak terima.
b. Usulan Anda bagus, tetapi kita perlu pertimbangkan beberapa hal. c. Pendapat Anda itu benar-benar tidak masuk akal. d. Saya tidak menerima usulan yang bodoh itu. e. Saya kira pendapat Anda sudah ketinggalan zaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
426
426
3. Cegah Sakit Jantung dengan Buah
Sekali lagi, buah dan sayuran ditemukan bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian Universitas Cambridge menemukan bahwa mengonsumsi vitamin C bisa menurunkan risiko kematian akibat sakit jantung. Prof. Kay-Tee Khaw meneliti 19.496 orang berusia 5-79 tahun dari Norfolk. Hasilnya, di antara responden yang mengonsumsi vitamin C paling banyak, ternyata paling sedikit ditemukan kematian akibat sakit jantung.
Selain itu vitamin C biasa diapakai untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh. Jeruk, anggur, apel, dan sayuran hijau dikenal kaya vitamin C. “Hasil studi ini menunjukkan, menambah makanan kaya vitamin C amat bermanfaat bagi penderita sakit jantung dan penyakit lain, baik pria maupun wanita, “ kara Prof. Khaw. Lebih lanjut, Prof. Khaw menjelaskan, studi ini hanya melihat manfaat vitamin C dari buah dan sayur-sayuran segar. Dengan demikian, untuk melihat efek suplemen vitamin C perlu studi atau penelitian lain. Hasil penelitian Prof. Kay-Tee Khaw adalah: a. Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar bisa menurunkan risiko
kematian akibat sakit jantung. b. Jeruk, anggur, apel, dan sayuran hijau meningkatkan sistem pertahanan
tubuh tetapi perlu studi lanjut. c. Menambah (mengonsumsi) makanan kaya vitamin C amat bermanfaat
bagi penderita sakit jantung, dan penyakit lain. d. Buah-buahan dan sayuran bermanfaat bagi penyakit dalam.
e. Jawaban a, b, c, dan d semua benar. 4. Saran untuk peneliti lain berdasarkan penelitian Prof. Kay-Tee Khaw
adalah: a. Perlu studi lanjutan untuk mencari alternatif penyembuhan penyakit
lain. b. Perlu studi atau penelitian lain untuk melihat efek suplemen vitamin C. c. Perlu mencari kandungan vitamin lain dari buah-buahan dan sayur-
sayuran segar. d. Jawaban a, b, dan c salah semua.
e. Jawaban a, b, dan c benar semua. 9. Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Paragraf di atas adalah pola pengembangan paragraf ….
a. narasi d. persuasi b. argumentasi e. c. deskripsi
eksposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
427
427
10. Berikut adalah topik-topik yang tepat untuk pengembangan paragraf/karangan persuasi, kecuali…
a. Teknologi komunikasi harus segera dikuasai
d. Membaca memperluas cakrawala
b. Hemat energi demi generasi mendatang e. c. Hutan sahabat kita
Katakan tidak pada NARKOBA
11. Kalimat penutup surat ucapan terima kasih yang tepat adalah…. a. Demikian surat ucapan terima kasih, atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih. b. Demikian surat ucapan terima kasih ini dibuat. c. Demikian surat ucapan terima kasih, atas perhatiannya
mengucapkan terima kasih banyak. d. Demikian surat kami, atas perhatiannya kami ucapkan banyak
terima kasih. e. Inilah surat ucapan terima kasih dari kami.
12. Bagian surat resmi yang ditulis setelah kop surat adalah….
a. nomor surat d. penanggalan b. perihal e. c. salam pembuka
nama intansi atau orang penerima surat.
26
9. Kepada yth drs kristianus marani SH Hasil perbaikan kesalahan tanda baca dan huruf kapital adalah….
a. Kepada Yth, Drs. Kristianus Marani.SH b. Kepada Yth Drs, Kristianus Marani SH c. Kepada Yth. Drs. Kristianus Marani SH d. Kepada Yth. Drs. Kristianus Marani, SH e. Kepada yth drs kristianus marani SH
10. Salam pembuka dan salam penutup yang tepat adalah…. a. Dengan hormat dan Teriring doa. d. Salam sejahtera, dan Salam kami, b. Dengan hormat, dan Dari kami, e. c. Dengan hormat, dan Hormat kami,
Syukur bagimu Tuhan, dan Mengetahu kami,
Kunci Jawaban
A. Jawaban Soal Uraian
1. Kita harus kritis terhadap sebuah informasi sebelum memberikan dukungan atau kritikan karena berita yang kita simak atau membaca melalui media masa itu adalah hasil tafsiran penulis (wartawan). Informasi yang kita dapat itu adalah fakta tetapi fakta yang telah diolah oleh wartawan. Biasanya wartawan mengola berita sesuai dengan kepada siapa dia (wartawan) berpihak. Maka itu, kita diharapkan tidak menerima sebuah berita begitu saja. Kita harus kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
428
428
melihat persoalan apa yang di bahas, siapa yang menulis, di media apa, dan seteruslah.
3. Hasil perbaikan penolakan pendapat adalah “pendapat Anda benar, namun kita akan kesulitan … karena ….”.
4. Yang dimaksud dengan paragraf/karangan persuasi adalah bentuk tulisan yang isisnya bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuai dengan yang diinginkan penuis. Dalam karangan eksposisi, pengarang mengharapkan pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapakan penulis melalui tulisan. Ketika kita ingin mengingatkan kepada orang lain tentang adanya bahaya sesuatu, maka kita menggunakan bentuk tulisan yang persuasif.
5. Langkah-langkah membuat karangan persuasi adalah: b. Menentukan topik/ tema c. Merumuskan tujuan d. Mengumpulkan data dari berbagai sumber e. Menyusun kerangka karangan f. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
5. Komentar siswa tentang isi informasi teks berjudul “75 Persen Rakyat Papua Hidup di Bawah Garis Kemiskinan”
6. Surat belasungkawa yang dibuat siswa.
B. Jawaban Pilihan Ganda
1. b 6. a 2. e 7. a 3. e 8. d 4. b 9. d 5. d 10. c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI