i
HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG-TINGGI BADAN PRIA
DEWASA TERHADAP RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR DI
DESA KEPUHARJO CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Rosa Malinda
NIM : 138114148
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada ,
Tuhan Yesus Kristus,
Keluarga dan Sahabat,
serta almamaterku tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala
berkat, rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Hubungan Rasio Lingkar Pinggang
Tinggi Badan Pria Dewasa terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular di Desa
Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta” sebagai syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan
skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan
mengarahkann penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt.,
selaku dosen penguji atas semua saran, dan dukungan yang membangun.
3. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membekali penulis dengan Ilmu yang sudah diberikan selama proses
perkuliahan.
4. Kepala Desa Kepuharjo yang memberikan ijin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian dan pengambilan data.
5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian.
6. Laboratorium Parahita yang telah membantu penulis dalam menganalisis
darah untuk kepentingan penelitian.
7. Masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta
yang telah bersedia terlibat dalam penelitian sebagai responden.
8. Bapak Markus Sumarjo, Ibu F.R. Harjiyatni, Valerian Andre dan seluruh
keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang dan
cinta, dukungan, perhatian, kesabaran dalam membimbing penulis dari awal
hingga berakhirnya penulisan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
9. Teman-teman seperjuangan skripsi “Sefrida Putri Santika, Morgan Wahyu
Pratama, Benidiktus Harimurti Adi Primandiri, Akhiles Twonang Nugraha,
Agnes Scherine Karlinda, Utari Febrina Supomo Sunu, Galih Permadi,
Herlince Apu, Jennifer, dan yang selalu berjuang bersama dan saling
memberikan semangat.
10. Sahabat-sahabat dekat penulis yaitu Kornelia, Cieny, Veronica, Linda K.,
Resna dan Rizka yang selalu setia mendukung dan berbagi cerita.
11. Teman-teman kampus paingan yaitu Keke, Dini, Noni, Yunita, Reny, Elin,
Nawa, dan Yosephine yang sudah berbagi suka dan duka.
12. Teman-teman FSM D 2013, FKK C 2013 dan semua angkatan 2013 yang
telah bersama-sama berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama
di bidang ilmu farmasi.
Yogyakarta, 03 November 2016
Penulis
Rosa Malinda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PRAKATA ......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………………………….. viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
ABSTRACT ........................................................................................................ xiii
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 3
Desain dan subjek penelitian ............................................................................... 3
Penilaian Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan .............................................. 3
Penilaian Faktor risiko penyakit kardiovaskular ................................................ 4
Analisis statistik ................................................................................................. 4
HASIL DAN DISKUSI ..................................................................................... 5
KESIMPULAN .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10
LAMPIRAN ....................................................................................................... 13
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian (n= 40) ......................................... 5
Tabel 2. Perbandingan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Kelompok
RLPTB Normal dan Kelompok RLPTB overweight/obese .................. 6
Tabel 3. Korelasi RLPTB terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular ................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
Rasio lingkar pinggang-tinggi badan (RLPTB) merupakan salah satu
pengukuran antropometri yang berperan dalam mengukur obesitas sentral.
Obesitas sentral sering dikaitkan dengan gangguan metabolik seperti penyakit
kardiovaskular karena lemak pada bagian abdominal dinilai lebih aktif dan lebih
rentan berubah dalam metabolisme lemak. Risiko penyakit kardiovaskular 10
tahun mendatang pada penelitian ini dinilai dengan menggunakan framingham
risk score. Tujuan. Mengetahui adanya hubungan antara rasio lingkar pinggang-
tinggi badan dengan risiko penyakit kardiovaskular pada pria dewasa di Desa
Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DIY. Metode. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode cross sectional di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman,
Yogyakarta. 40 pria dewasa yang berusia 40-60 tahun telah menyelesaikan
wawancara, pengukuran antropometri dan pengambilan sampel darah.
Pengukuran antropometri yang dilakukan yaitu lingkar pinggang dan tinggi badan.
Pengambilan sampel darah yang diambil meliputi gula darah puasa, kolestrol total
dan HDL. Hasil. Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan dan Framingham Risk
Score pada 40 pria dewasa berdasarkan uji korelasi pearson didapatkan korelasi
(r) sebesar 0.224 dan signifikansi (p) sebesar 0.165. Kesimpulan. Rasio Lingkar
Pinggang-Tinggi Badan dan Framingham Risk Score pada 40 pria dewasa
menunjukkan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi lemah dan tidak
bermakna.
Kata Kunci: Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan, Pria Dewasa, Framingham
Risk Score
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
Waist to height ratio (WHtR) is one of the anthropometric measurements
which has the role in measuring central obesity. Central obesity is often associated
with metabolic disorders such as cardiovascular disease as fat in the abdominal is
considered more active and susceptible to change in fat metabolism. In thi study,
10-year cardiovascular risk was assesseed utilizing framingham risk score.
Objective. To determine the relationship between waist to height ratio (WHtR)
and the risk of cardiovascular disease of adult males in Kepuharjo village,
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Method. This study was conducted by using
cross sectional method in Kepuharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
40 adult men who aged 40-60 years old completed the interview, anthropometric
measurement and blood sampling. Anthropometric measurements conducted in
this study are waist circumference and body height. The blood samples included
fasting plasma glucose, total cholesterol, and HDL. Results. Based on pearson
correlation test, the waist to height ratio and framingham risk score of 40 adult
men showed the correlation (r) of 0.224 and significance (p) of 0.165.
Conclusion. Waist to height ratio and framingham risk score of 40 adult men
showed no significant correlation to positive and weak correlation.
Keywords: Waist to Height Ratio, Men Adult, Framingham Risk Score
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. 17
juta penduduk di dunia diperkirakan meninggal karena penyakit kardiovaskular pada tahun
2005. Hal ini menggambarkan 30% dari total penyebab kematian di seluruh dunia (WHO,
2012). Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa dominasi kematian akibat penyakit tidak
menular sudah mencapai lebih dari 80% kematian akibat penyakit yang ada di DIY
(hospital based). Cardiovascular Disease (CVD) tidak hanya menempati urutan tertinggi
penyebab kematian tetapi jumlah kematiannya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat
seiring semakin meningkatnya jumlah penderita CVD sebagaimana laporan RS di DIY
(Dinas Kesehatan DIY, 2013). Menurut catatan RSUD Sleman terdapat 490 penderita
penyakit jantung dan 595 penderita stroke pada tahun 2009 (Dinkes Kab. Sleman, 2010).
Obesitas abdominal merupakan faktor pendorong penting memburuknya risiko
kardiometabolik pada populasi umum. Pasien dengan penyakit kardiovaskular umumnya
disertai dengan munculnya obesitas abdominal dan studi observasional telah
mengidentifikasi obesitas abdominal dalam memprediksi efek samping metabolik atau
outcome kardiovaskular yang tidak tergantung oleh BMI (Despres, 2006). RLPTB
memiliki kemampuan yang baik dalam menentukan obesitas dibandingkan WC.
Pengukuran obsesitas abdominal memberikan sarana yang lebih unggul dalam
membedakan obesitas terkait risiko kardiovaskular (Ashwell, Gunn, Gibson, 2012).
Jumlah obesitas pada orang dewasa dan anak-anak telah meningkat. Obesitas
biasa digambarkan dengan Body Mass Index (BMI). Indeks lain yang dapat digunakan
dalam menilai obesitas yaitu body fatness (Lavie et al., 2009). Pada obesitas abdominal,
indeks antropometri yang dapat digunakan yaitu lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-
pinggul, conicity index, dan rasio lingkar pinggang-tinggi badan. Conicity index merupakan
metode yang paling tepat untuk evaluasi lemak perut namun biaya operasional yang
dikeluarkan dari metode ini sangat tinggi. Oleh karena itu, indikator antropometri dapat
dijadikan sebagai alternatif yang baik untuk menilai obesitas abdominal (Pitanga, 2011).
Pengukuran obesitas pada orang dewasa dapat menggunakan Rasio Lingkar
Pinggang Tinggi Badan (RLPTB). RLPTB dikemukan sebagai pengukuran obesitas yang
cukup baik pada semua etnis. Pada populasi dengan tingkat obesitas rendah dan level BMI
moderat seperti Jepang dan Cina, penegakan nilai RLPTB dapat menjadi indikator awal
yang penting untuk gangguan berkaitan dengan gaya hidup dan pengukuran ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjadi bagian penting dalam pendekatan kesehatan masyarakat untuk mencegah diabetes
dan penyakit jantung koroner (National Health Service, 2011).RLPTB memiliki kaitan
yang signifikan terhadap penyakit hipertensi pada pria maupun wanita dibandingkan
dengan WC (Cai et al., 2013). Pada pria, RLPTB menunjukkan hubungan yang paling kuat
dalam hubungannya dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes dibandingkan
dengan lingkar pinggang, Body Mass Index (BMI), dan Waist to Hip Ratio (WHR) (Gelber
et al., 2008).
Dalam memprediksi penyakit kardiovaskular, beberapa model prediksi digunakan
untuk menilai risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah studi yang menilai model prediksi
untuk menilai risiko penyakit kardiovskular menyatakan bahwa hanya model Framingham
Risk Score dan SCORE yang dapat digunakan dalam praktek klinis untuk mengidentifikasi
pasien dengan risiko kardiovaskular tinggi pada populasi orang Malaysia (Selvarajah et al.,
2014).
Responden pada penelitian ini yaitu pria dewasa yang berumur 40-60 tahun. Pada
tahun 2013, penyakit kardiovaskular menyebabkan kematian pada 402,851 pria.Hal ini
menunjukkan 50,3% kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi pada pria (American
Heart Association, 2016). Penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke
banyak ditemukan pada kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun
(Kemenkes RI, 2014).
Penelitian ini dilakukan pada responden masyarakat pedesaan yang berada di
wilayah Sleman. Berdasarkan penelitian Delima, Mihardja, Siswoyo (2009), responden
yang tinggal di desa cenderung berisiko menderita penyakit jantung 1,12 kali dibandingkan
dengan yang tinggal di kota. Menurut WHO (2008) masyarakat pedesaan memiliki sedikit
akses mengenai informasi kesehatan yang mungkin dikarenakan kurangnya tenaga medis
dan faktor sosial-ekonomi.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi adanya hubungan
yang signifikan antara rasio lingkar pinggang-tinggi badan dengan risiko penyakit
kardiovaskular pada pria dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman,
Yogyakarta. Penelitian diharapkan mampu memberikan metode yang sederhana sebagai
indikator awal risiko penyakit kardiovaskular bagi masyarakat khususnya penduduk Desa
Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE
Desain dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan survey analitik dengan
jenis cross sectional. Pemilihan subyek/sampel dilakukan dengan teknik non-random jenis
purposive sampling. Studi cross sectional ini diikuti 40 pria dewasa yang berusia 40 hingga
60 tahun yang sudah menandatangani informed consent di Desa Kepuharjo, Cangkringan,
Sleman, Yogyakarta pada bulan Juli 2016. Wawancara, pengukuran antropometri dan
pengambilan sampel darah dilakukan pada responden. Responden yang dapat mengikuti
penelitian ini yaitu responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
meliputi berusia 40-60 tahun, berjenis kelamin pria dan bersedia menandatangani informed
consent. Kriteria eksklusi yang ditetapkan antara lain tidak hadir saat pengambilan data,
hasil pemeriksaan responden tidak lengkap, memiliki penyakit kardiovaskular (jantung
koroner, infark miokard, insufisiensi koroner, angina, stroke iskemik, hemoragik stroke,
serangan iskemik transien, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung), tidak berpuasa
selama 8-12 jam sebelum pengambilan darah, dan dalam keadaan edema. Penelitian ini
telah mendapat izin dan disetujui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pemerintah Kabupaten Sleman dan Komisi Etik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dengan nomor KE/FK/797/2016.
Penilaian Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan
Pengukuran Antropometri yang dilakukan yaitu Rasio Lingkar Pinggang Tinggi
Badan (RLPTB). Pengukuran RLPTB meliputi pengukuran lingkar pinggang dan tinggi
badan menggunakan pita pengukur merek ABN® dan stature meter merek height yang
telah divalidasi oleh Balai Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemda DIY.
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk paling
bawah dan titik ujung lengkung tulang panggul, lalu diukur secara horizontal. Pita
pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan. Hasil pengukuran
dinyatakan dalam sentimeter (cm) (International Diabetes Federation,2006). Pengukuran
tingi badan dilakukan dengan cara badan berdiri tegak lurus dan kepala, bahu, tumit
menempel pada papan pengukur tinggi badan. Kepala dikondisikan agar tegak dan
pandangan lurus ke depan serta posisi kaki dibuka membentuk sudut 60 derajat. Hasil
pengukuran dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm) (NHANES,2007). Pengukuran rasio
lingkar pingggang-tinggi badan didapatkan dengan membagi lingkar pinggang (cm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dengan tinggi badan (cm). Hasil dari pengukuran rasio lingkar pinggang-tinggi badan
kemudian berupa variabel numerik.
Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular
Pengukuran risiko penyakit kardiovaskular diukur dengan menggunakan pengukuran
framingham risk score. Framinngham Risk Score adalah sistem skoring risiko prototipe.
Individu diklasifikan menjadi risiko kardiovaskular rendah, menengah dan tinggi sesuai
dengan persen risiko kardiovaskular untuk 10 tahun yaitu <10%, 10-20% dan >20%
termasuk infark miokard non-fatal atau kematian jantung (Goh et al., 2011). Pengukuran
framingham risk score didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel darah seperti
kolestrol total, HDL, gula darah dan parameter-parameter yang mempengaruhi nilai
framingham risk score (umur, jenis kelamin, merokok/tidak merokok, tekanan darah
sistolik, dan pengobatan hipertensi). Pengambilan dan pemeriksaan sampel darah
dilakukan oleh petugas kesehatan Laboratorium Parahita Yogyakarta. Parameter –
parameter lain seperti umur, jenis kelamin, merokok/tidak merokok, dan riwayat
pengobatan hipertensi didapatkan dari hasil wawancara. Tekanan darah diukur dengan
menggunakan sfigmomanometer digital merk OMRON model HEM-7203 yang telah
divalidasi di Balai Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemda DIY.
Parameter-parameter yang sudah diukur kemudian dikonversikan menggunakan
perhitungan Framingham Risk Score secara online pada
https://www.framinghamheartstudy.org/risk-functions/cardiovascular-disease/10-year-
risk.php sehingga dapat diketahui risiko seseorang pada 10 tahun mendatang.
Analisis Statistik
Rasio Lingkar Pingganng Tinggi Badan dan Framingham Risk Score (FRS)
dikorelasi menggunakkan uji korelasi pearson. Karakteristik responden meliputi usia,
RLPTB, FRS, Glukosa Darah Puasa, Sistolik, Diastolik, Total Kolestrol dan Kolestrol
HDL dilakukan analisis deskriptif. Data dianalisis dengan menghitung rerata, standar
deviasi serta normalitas pada tiap kelompok data. Uji normalitas dilakukan menggunakan
uji Shapiro-Wilk karena data berjumlah <50. Analisis statistik dilakukan oleh Pusat Kajian
Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit (CE&BU) menggunakan program IBM SPSS
Statistics 22 Lisensi UGM dengan taraf kepercayaan 95%. Signifikansi statistik mengacu
pada nilai p<0.05 (two-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
HASIL DAN DISKUSI
Karakteristik Responden
Penelitian ini diikuti oleh 40 pria dewasa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Karakteristik responden penelitian
ini didasarkan pada usia, RLPTB, Framingham Risk Score, glukosa darah puasa, tekanan
darah sistolik, tekanan darah diastolik, kolestrol HDL dan kolestrol total. Rerata usia
responden pria yang mengikuti penelitian ini yaitu 51,88 tahun. Pada penelitian ini, rerata
skor Framingham 40 pria dewasa tergolong dalam risiko intermediet yaitu 17,60 persen
seperti yang ditunjukkan pada Tabel I. Pada penelitian ini, 50% dari total keseluruhan
responden termasuk dalam golongan overweight dan 2,5% golongan obese.
Tabel I. Karakteristik Responden
No Karakteristik Profil (mean±SD) p %
1 Usia (tahun) * 51,88±5,28 0,128 NA
2 Rasio Lingkar Pinggang Tinggi
Badan (cm) * 0,51±0,05 0,889
NA
- Normal NA NA 47,5
- Overweight NA NA 50
- Obese NA NA 37,5
3 Framingham Risk Score (%)** 13,65 (3,30-63,20) 0,000 NA
4 Glukosa Darah Puasa
(mg/dL)** 81,00 (62,00-246,00) 0,000
NA
- Diabetes Mellitus NA NA 10
5 Tekanan Darah Sistolik
(mmHg)** 133,50 (98,50-196,50) 0,031
NA
6 Tekanan Darah Diastolik
(mmHg) * 80,53±10,81 0,504
NA
10 Total Kolestrol (mg/dL) ** 212,50 (141,00-452,00) 0,000 NA
11 Kolestrol HDL (mg/dL)** 47,00 (29,00-84,00) 0,008 NA
Merokok (%) NA NA 37,5
*p>0,05, data terdistribusi normal (mean±SD)
**p<0,05, data tidak terdistribusi normal (min-max)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Analisis Hubungan RLPTB Pria Dewasa Terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular
Perbandingan Risiko Penyakit Kardiovaskular pada RLPTB≤0,5 dan RLPTB>0,5
Analisis data digunakan untuk melihat adanya perbedaan risiko penyakit
kardiovaskular pada responden dengan RLPTB≤0,5 dan RLPTB>0,5. Data dianalisis
dengan uji komparasi t-test untuk setiap kelompok data terdistribusi normal dan uji
komparasi Mann-Whitney untuk data tidak terdistribusi normal. Batas nilai signifikansi
yaitu p<0,05 seperti ditunjukkan pada tabel II.
Tabel II. Perbandingan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Kelompok RLPTB Normal dan
Kelompok RLPTB Overweigt/Obese
No Variabel RLPTB ≤0,5
(N=19)
RLPTB>0,5
(N=21) p
1 Framingham Risk Score 12,80(3,30-27,30) 16,10(4,10-85,00) 0,36**
2 Glukosa Darah Puasa 80,00(62,00-113,00) 86,00(70,00-246,00) 0,40**
3 Tekanan Darah Sistolik 135,55±19,38 138,74±20,55 0,86
4 Tekanan Darah Diastolik 78,26±10,07 83,63±11,34 0,21
5 Kolestrol Total 200,00(154,00-290,00) 223,00(141,00-452,00) 0,17**
6 Kolestrol HDL 50,63±10,34 49,16±12,79 0,83
**Analisis data menggunakan uji komparasi Mann-Whitney
Uji komparasi nilai Framingham Risk Score yang dilakukan pada RLPTB≤0,5 dan
RLPTB>0,5 diperoleh nilai p=0,17 (p>0,05). Rerata FRS pada RLPTB>0,5 yaitu 22,86%
dan tergolong risiko tinggi sedangkan Rerata FRS RLPTB≤0,5 yaitu 14,38% dan tergolong
risiko intermediet. Berdasarkan rerata nilai FRS, RLPTB>0,5 memiliki risiko penyakit
kardiovaskular lebih tinggi daripada RLPTB≤0,5 meskipun tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Penelitian sebelumnya menunjukkan, RLPTB ≥0,55 memiliki risiko FRS
medium hingga tinggi untuk jantung koroner (Meseri et al., 2013).
Hasil uji komparasi (Tabel II) antara kelompok RLPTB≤0,5 dan RLPTB>0,5 pada
glukosa darah puasa, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, kolestrol total dan
kolestrol HDL menunjukkan nilai signifikansi (p) berbeda tidak bermakna. Rerata glukosa
darah puasa, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan kolestrol total pada
kelompok RLPTB>0,5 lebih tinggi dibandingkan pada kelompok RLPTB≤0,5 sedangkan
nilai kolestrol HDL sebaliknya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan faktor risiko
kardiometabolik pada kelompok RLPTB <0,5 dan RLPTB≥0,5 yang tidak terkait BMI
hanya kolestrol HDL dan tekanan darah sistolik yang berbeda bermakna sedangkan faktor
lain seperti glukosa darah puasa, tekanan darah diastolik dan kolestrol total menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
hasil yang tidak bermakna (Ashwell dan Gibson, 2016).Hasil penelitian ini hampir sama
dengan penelitian Pawaskar (2015) yang menunjukkan total kolestrol memiliki rerata yang
lebih tinggi sedangkan kolestrol HDL memiliki rerata yang lebih rendah pada golongan
obese. Penelitian Gracey et al. (2007) menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah,
serum lipid glukosa dan insulin dengan cut off RLPTB 0,5. Penelitian Ferreira-Hermosillo
et al. (2014) menunjukkan pasien dengan sindrom metabolik memiliki nilai RLPTB yang
lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki sindrom metabolik.
Korelasi RLPTB terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular
Analisis korelasi RLPTB terhadap risiko penyakit kardiovaskular dilakukan dengan
uji korelasi pearson seperti yang ditunjukkan pada tabel III.
Tabel III. Korelasi RLPTB terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular
Variabel
Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan
Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Determinasi
(r2)
Signifikansi
(p)
Framingham Risk
Score 0,22 0,05 0,17
Glukosa Darah
Puasa 0,30 0,09 0,06
Tekanan Darah
Sistolik 0,10 0,01 0,56
Tekanan Darah
Diastolik 0,23 0,05 0,15
Kolestrol Total 0,14 0,02 0,41
Kolestrol HDL -0,13 0,02 0,44
Hasil analisis korelasi RLPTB terhadap FRS didapatkan nilai korelasi (r) yaitu 0,22
dan nilai signifikansi (p) yaitu 0,17. Penelitian yang dilakukan menunjukkan korelasi
RLPTB terhadap FRS tidak signifikan dengan kekuatan korelasi lemah. Hal ini didukung
dengan penelitian Dijk et al.(2012) yang menyatakan RLPTB pria memiliki korelasi paling
lemah terhadap penyakit kardiovaskular. Hasil yang berbeda ditunjukkan Su et al. (2015)
bahwa uji korelasi pearson RLPTB terhadap risiko penyakit kardiovaskular 10 tahun pada
374 pria signifikan namun kekuatan dan arah korelasi sama dengan kekuatan dan arah
korelasi yang didapatkan pada penelitian ini yaitu kekuatan korelasi lemah dengan arah
korelasi positif. Penelitian lain juga menunjukkan terdapat hubungan antara signifikan
peningkatan kematian akibat kardiovaskular terhadap peningkatan BMI, WC, WHR dan
RLPTB (Luksiene et al., 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Distribusi penimbunan lemak (adipositas) secara sentral merupakan faktor risiko
penyakit kronis tidak tergantung berat badan. Obesitas abdominal sering dikenal dengan
obesitas sentral. Lemak abdominal lebih aktif secara metabolik dan rentan berubah
terhadap metabolisme lemak dan stimulasi hormon. Pola penimbunan lemak (adipositas)
juga dikenal sebagai android obesity telah dikaitkan dengan risiko tinggi penyakit
kardiovaskular dan kondisi lainnya seperti diabetes, hipertensi, aterosklerosis, dislipidemia,
dan kolelitiasis (Diaz et al., 2009; Saleh, 2015). Berdasarkan arah korelasi yang dihasilkan
penelitian ini, RLPTB semakin tinggi maka risiko penyakit kardiovaskular juga semakin
tinggi meskipun korelasi yang dihasilkan tidak bermakna.
Korelasi RLPTB terhadap kolestrol HDL yaitu sangat lemah (r=-0,13) dan tidak
bermakna (p=0,44). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan
menunjukan korelasi antara RLPTB terhadap kolestrol HDL tergolong korelasi sangat
lemah serta nilai signifikansinya menunjukkan hubungan tidak bermakna (Puspitasari dan
Puruhita, 2014; Chehrei et al., 2007; Adediran et al., 2013).
Analisis korelasi RLPTB terhadap glukosa darah puasa didapatkan hasil korelasi tidak
bermakna (p=0,06) dan kekuatan korelasi lemah (r=0,30). Hal ini didukung penelitian
Lam et al. (2015) dan Wai et al. (2012) yang menunjukkan RLPTB pria paling kuat
berkorelasi dengan glukosa puasa. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
pengukuran obesitas abdominal memiliki kemampuan lebih tinggi dalam membedakan
penyakit diabetes melitus dan kadar glukosa darah puasa tinggi (Guasch-Ferre et al., 2012).
Individu dengan obesitas memiliki kadar resistin, visfatin, TNF alpha dan leptin. Leptin
diketahui memainkan peran penting dalam mengontrol nafsu makan dan berat badan.
Leptin juga menunjukkan kaitannya dengan inflamasi, resistensi insulin dan penyakit
kardiovaskular (Saleh, 2015).
Pada uji korelasi RLPTB terhadap tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan
kolestrol total didapatkan hasil korelasi tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat
lemah seperti yang ditampilkan pada Tabel III. Penelitian yang hampir sama menunjukkan
SBP memiliki kekuatan korelasi sangat lemah sedangkan DBP kekuatan korelasinya lemah
namun korelasinya signifikan (Carvalho et al., 2015; Barreira, et al., 2012). Hasil yang
didapatkan dalam penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian Gharakhanlou
et al. (2012), Mellati et (2009), Guan et al. (2016), Paniagua et al. (2008) dan Li et
al.(2013) yang menunjukkan korelasi signifikan antara Waist Circumference (WC), BMI,
Waist to Hip Ratio (WHR) dan RLPTB terhadap serum lipid sedangkan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gharakhanlou et al. (2012) menyebutkan RLPTB dengan glukosa darah puasa memiliki
hubungan korelasi yang tidak bermakna Hasil penelitian tersebut diketahui memiliki
kekuatan korelasi RLPTB terhadap glukosa darah puasa yaitu sangat lemah sedangkan
pada kolestrol total tergolong lemah. Pada kolestrol HDL didapatkan kekuatan korelasi
sedang. (Gharakhanlou et al., 2012).
Keterbatasan penelitian ini yaitu penumpukan jaringan adiposa dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan adipositas viseral yaitu
jenis kelamin, faktor genetis, profil hormonal, merokok, faktor nutrisi dan kebiasan kurang
gerak (Cornier et al., 2011)
KESIMPULAN
Rasio lingkar pinggang-tinggi badan memiliki kekuatan korelasi lemah dan tidak
bermakna terhadap risiko penyakit kardiovaskular pada pria dewasa di Desa Kepuharjo,
Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
DAFTAR PUSTAKA
Adediran, O.S., Adebayo, P.B., dan Akitunde, A.A., 2013, Anthropometric differences
among natives of Abuja living in urban and rural communities: correlations with
other cardiovascular risk factors, BMC Research Notes, 6(123), p.6
American Heart Association, 2016, Men&Cardiovascular Disease,
https://www.heart.org/idc/groups/heart-
public/@wcm/@sop/@smd/documents/downloadable/ucm_483969.pdf, diakses
tanggal 21 Oktober 2016
Ashwell, M., dan Gibson, S., 2016, Waist-to-Height Ratio as an indicator of ‘early health risk’: simpler and more predictive than using a ‘matrix’ based on BMI and waist
circumference, BMJ Open, 6, pp. 3-5
Ashwell, M., Gunn, P., dan Gibson, S., 2012, Waist-to-height ratio is a better screening
tool than waist circumference and BMI for adult cardiometabolic risk factors:
systematic review and meta-analysis, obesity review, pp.284-285
Barreira, T.V., et al., 2012, Anthropometric Correlates of Total Body Fat, Abdominal
Adiposity, and Cardiovascular Disease Risk Factors in a Biracial Sample of Men
and Women, Mayo Clin Proc., 87(5), p.457
Cai, L., Liu., A., Zhang, Y., Wang, P., 2013, Waist-to-Height Ratio and Cardiovascular
Risk Factors among Chinese Adults in Beijing, PLoS ONE, 8(7): e69298.
doi:10.1371/journal.pone.0069298
Carvalho, C.A., 2015, The association between cardiovascular risk factors and
anthropometric obesity indicators in univesity students in Sao Luis in the State of
Maranhao Brazil, Cleci&Saude Coletiva, 20(2), p.486
Chehrei, A., et al., 2007, Correlation of dyslipidemia with waist to height ratio, waist
circumference, and body mass index in Iranian Adults, Asia Pac J Clin Nutr,
16(2), pp. 250
Cornier, M.A., et al., 2011, Assesing Adiposity, AHA Journal, 124, p. 1998
Diaz, M.E., et al., 2009, Overweight, Obesity, Central Adiposity and Associated Chronic
Diseases in Cuban Adults, MEDICC Review, p.23
Delima, Mihardja L., dan Siswoyo, H., 2009, Prevalensi dan Faktor Determinan Penyakit
Jantung di Indonesia, Bul. Penelit. Kesehat., 37(3), hal. 153
Despres, J.P., 2006, Abdominal Obesity : the most prevalent cause of the metabolic
syndrome and related cardiometabolic risk, European Heart Journal Supplements,
p.B.10
Dinkes DIY, 2013, Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta : Dinkes
DIY, hal. 45-46
Dinkes Kab. Sleman, 2010, Profil Kesehatan Kabupaten Sleman, Sleman : Dinkes Kab.
Sleman, hal. 63-67.
Ferreira-Hermosillo, A., et al., 2014, Utility of the waist to height ratio, waist
circumference and body mass index in the screening of metabolic syndrome in
adult patients with type 1 diabetes mellitus, Diabetology & Metabolic Syndrome,
6(32), p.3
Gelber, R.P., et al., 2008, Measures of Obesity and Cardiovascular Risk among Men and
Women, National Institute of Health, p.6
Gharakhanlou, R. et al., 2012, Anthropometric Measures as Predictors of Cardiovascular
Disease Risk Factors in the Urban Population of Iran, Arq Bras Cardiol, 98(2), pp.
129, 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Goh, L.G., et al., 2011, Ministry of Health Clinical Practice Guidelines: Screening of
Cardiovascular Disease and Risk Factors, Singapore Med Journal, Vol.52, No.3,
p.221
Gracey, M., et al., 2007, Assesment of risks of “lifestyle” diseases including cardiovascular disease and type 2 diabetes by anthropometry in remote Australian
Aborigines, Asia Pac J Clin Nutr, 16(4), p.690
Guan, X., et al., 2016, Associations between metabolic risk factors and body mass index,
waist circumference, waist-to-height ratio and waist-to-hip ratio in a Chinese rural
population, Journal of Diabetes Investigation, 7, p.605
Guasch-Ferre, M., et al., 2012, Waist-to-Height Ratio and Cardiovascular Risk Factors in
Elderly Individuals at High Cardiovascular Risk, pLoS One, 7(8), p.1
International Diabetes Federation, 2006, the IDF consensus worldwide definition of the
metabolic syndrome, Belgium, p. 11
Kementrian Kesehatan RI, 2014, Pusat Data dan Informasi : Situasi Kesehatan Jantung,
Jakarta : Kemenkes RI, hal. 4
Lam, B.C.C., Koh, G.C.H, Chen, C., Wong, M.T.K , Fallows S.J., 2015, Comparison of
Body Mass Index (BMI), Body Adiposity Index (BAI), Waist Circumference
(WC), Waist-To-Hip Ratio (WHR) and Waist-To-Height Ratio (WHtR) as
Predictors of Cardiovascular Disease Risk Factors in an Adult Population in
Singapore, PLoS ONE, 10(4), p.7
Lavie, C.J., Milani, R.V., Ventura, H.O., 2009, Obesity and Cardiovascular Disease : Risk
Factor, Paradox, and Impact of Weight Loss, Journal of the American College of
Cardiology, Vol.53, p.1925
Li, C.W., et al., 2013, Waist-to-height ratio, waist circumference, and body mass index as
indices of cardiometabolic risk among 36.642 Taiwanese adults, Eur J Nutr, 52,
p.60
Luksiene, D., Tamosiunas, A., Virviciute, D., Bernotiene, G., Peasey, A., 2015,
Anthropometric trends and the risk of cardiovascular disease mortality in a
Lithuanian urban population aged 45-64 years, Scandinavian Journal of Public
Health, 43, p.888
Mellati, A.A., et al., 2009, Correlation of anthropometric indices with common
cardiovascular risk factors in an urban adult population of Iran: data from Zanjan
Healthy Heart Study, Asia Pac J Clin Nutr, 18(2), p.220
Meseri, R., Ucku, R., and Unal, B., 2013, Waist: Height Ratio: a superior index in
estimating cardiovascular risks in Turkish adults, Public Health Nutrition, 17(10),
p.2250
National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), 2007, Antropometry
Procedures Manual, CDC, UK, pp.9,16.
National Health Service, 2011, National Obesity Observatory : Obesity and ethnicity,
United Kingdom : NHS, p.7
Paniagua, L., Lohsoontorn, V., Lertmaharit, S., Jiamjarasrangsi, W., Williams, M.A., 2008,
Comparison of Waist Circumference, Body Mass Index, Percent Body Fat and
Other Measure of Adiposity in Identifying Cardiovascular Disease Risks among
Thai Adults, Obes Res Clin Pract, 2(3), p.11
Pitanga, F., 2011, Anthropometry for the assessment of abdominal obesity and coronary
risk, Rev Bras Cineantropom Desempenho Hum, Vol.13((3), p.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Puspitasari, A., dan Puruhita, N., 2014, Hubungan Rasio Lingkar Pinggang terhadap
Tinggi Badan dengan Kadar HDL dan Trigliserida, Jurnal Media Medika Muda,
hal. 7
Pawaskar, P.N., 2015, Comparing Utility of Anthropometric Indices Based on Gender
Differences in Predicting Dyslipidaemia in Healthy Adults, Journal of Clinical and
Diagnostic Research, 9(8), p.2
Saleh, R., 2015, Abdominal Obesity and Cardiovascular Disease, Adv Obes Weight Manag
Control, 3(2), p.2
Selvarajah, S., et al., 2014, Comparison of the Framingham Risk Score, SCORE and
WHO/ISH cardiovascular risk prediction models in an Asian population,
International Journal of Cardiology, 176, p.217
Su, T.T., et al., 2015, Body Composition Indices and Predicted Cardiovascular Disease
Risk Profile among Urban Dwellers in Malaysia, BioMed Research International,
pp. 3-4
Dijk, S.B.V., et al., 2012, Different anthropometric adiposity measures and their
association with cardiovascular disease risk factors: a meta-analysis, Neth Heart J,
20, p.212
Wai, W.S., et al., 2012, Comparison of Measures of Adiposity in Identifying
Cardiovascular Disease Risk among Ethiopian Adults, Obesity (Silver Spring),
20(9), p.4
World Health Organization, 2008, WHO Country Cooperation Strategy 2007-2011,
WHO,http://www.who.int/ countryfocus / cooperation strategy/ ccs_idn_en.pdf,
diakses pada tanggal 21 September 2016.
World Health Organization, 2012 ,Cardiovascular Disease,
www.who.int/nmh/publications/fact_sheet_cardiovascular_en.pdf, diakses tanggal
20 September 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian (Pemerintah Desa Kepuharjo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 3. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 4. Sfigmomanometer, Pita Pengukur dan Ukuran Tinggi Badan
Sfigmomanometer Pita Pengukur
Ukuran Tinggi Badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lampiran 5. Sertifikat Kalibrasi Sfigmomanometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 6. Sertifikat Kalibrasi Pita Pengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 7. Sertifikat Kalibrasi Ukuran Tinggi Badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 8. Informed Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 9. Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 10. Form Pengukuran Antropometri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 11. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 12. Algoritma Framingham Risk Score
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 13. Uji Statistik
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
FraminghamRiskScore .196 40 .000 .710 40 .000
Usia .131 40 .080 .957 40 .128
GDP .352 40 .000 .570 40 .000
SBP .125 40 .120 .938 40 .031
DBP .101 40 .200* .975 40 .504
TotalKolestrol .159 40 .013 .815 40 .000
HDL .171 40 .005 .921 40 .008
RLPTB .080 40 .200* .986 40 .889
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
SBP
Equal
variances
assumed
.224 .639 -.175 38 .862 -1.11404 6.37837 -
14.02637 11.79830
Equal
variances not
assumed
-.175 37.962 .862 -1.11404 6.35520 -
13.97989 11.75182
DBP
Equal
variances
assumed
.329 .570 -
1.268 38 .213 -4.30827 3.39767
-
11.18650 2.56996
Equal
variances not
assumed
-
1.275 37.994 .210 -4.30827 3.37771
-
11.14613 2.52959
HDL
Equal
variances
assumed
.014 .907 .455 38 .652 1.63158 3.58823 -5.63241 8.89557
Equal
variances not
assumed
.458 37.869 .649 1.63158 3.55880 -5.57366 8.83681
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Test Statisticsa
FRS GlukosaDarahP
uasa
TC
Mann-Whitney U 166.000 168.500 149.000
Wilcoxon W 356.000 358.500 339.000
Z -.907 -.840 -1.368
Asymp. Sig. (2-tailed) .364 .401 .171
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .376b .405b .178b
a. Grouping Variable: Variabel
b. Not corrected for ties.
Correlations
RLPTB
RLPTB
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 40
FraminghamRiskScore
Pearson Correlation .223
Sig. (2-tailed) .167
N 40
GDP
Pearson Correlation .300
Sig. (2-tailed) .060
N 40
SBP
Pearson Correlation .096
Sig. (2-tailed) .556
N 40
DBP
Pearson Correlation .233
Sig. (2-tailed) .148
N 40
TotalKolestrol
Pearson Correlation .135
Sig. (2-tailed) .406
N 40
HDL
Pearson Correlation -.126
Sig. (2-tailed) .437
N 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 14. Sertifikat Clinical Epidemiology&Biostatistics Units (CE&BU)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Hubungan Rasio Lingkar Pinggang
Tinggi Badan Pria Dewasa terhadap Risiko Penyakit
Kardiovaskular di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman
Yogyakarta” memiliki nama lengkap Rosa Malinda, lahir di
Yogyakarta, 27 Februari 1996, merupakan anak pertama dari dua
bersaudara pasangan Markus Sumarjo dan Francisca Romana
Harjiyatni. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK
Kuncup Mekar (1999-2001), pendidikan Sekolah Dasar di SD
Kanisius Tegal Mulyo (2001-2007), pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 7 Yogyakarta (2007-2010), pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 6
Yogyakarta (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI