POLITICAL COMMUNICATION
OPINI PUBLIK: PROSES PEMBENTUKAN DAN KAITANNYA DENGAN KEBIJAKAN PUBLIK
KASUS:HUKUMAN PANCUNG TKI SATINAH DI SAUDI ARABIA
OLEH1. Architia 20111504022. Jennifer Rusli 2011150579 (IR 15-2C)3. Esther Maggie
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................3
B. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN.....................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
I. DEFINISI OPINI PUBLIK...............................................................................5
II. KASUS...............................................................................................................7
III. PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK.............................................9
A. PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK...............................................9
B. PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK DALAM KASUS SATINAH.............11
IV. PERAN OPINI PUBLIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAGI PEMERINTAH RI.....................................................................................13
V. STRATEGI MENANGANI OPINI PUBLIK..............................................15
KESIMPULAN...........................................................................................................17
REFERENSI...............................................................................................................18
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Opini Publik adalah fenomena komunikasi politik yang sudah cukup lama menjadi
perhatian, baik oleh para politikus maupun oleh akademisi. Menurut para ahli opini
publik terjadi karena komunikasi politik. Opini Publik dinilai sebagai pesan dari
proses komunikasi massa yang demokratis dalam paradigm mekanistis.
Opini publik tercipta ditengah masyarakat tentu menghasilkan efek tertentu bagi
masyarakat tersebut. Di era informasi saat ini dapat dikatakan sebagai era
“kebebasan”, setiap orang menuntut segala macam kebebasan yang bisa didapat. Kini
perkembangan opini publik yang cukup relevan jika dikaitkan dengan problematika di
Indonesia saat ini. Kami mengambil contoh satu kasus yang menarik perhatian
masyarakat luas, yaitu kasus TKI Satinah dijatuhkan hukuman pancung atas
keputusan pengadilan hukum di Arba Saudi, karena Satinah telah terbukti melakukan
pencurian dan pembunuhan atas majikannya.
Berbagai perkembangan peristiwa kasus Satinah yang cukup kompleks tersebut
kemudian diberitakan secara luas dan menyeluruh oleh media massa (baik cetak
maupun elektronik). Perkembangan berita tersebut kemudian diikuti oleh opini-opini
yang dibangun berdasarkan fakta-fakta yang berasal dari opini narasumber. Ketika
kemudian opini-opini tersebut diberitakan oleh media massa sehingga memberikan
pengaruh kepada pembaca, setelah pengaruhnya sampai ke pembaca, penonton atau
pendengarnya maka inilah yang disebut dengan opini publik.
Melihat apa yang terjadi dengan peristiwa “Hukuman Pancung Satinah”
menghasilkan dukungan maupun kritikan yang besar dari publik kepada Satinah,
dapat kita melihatnya dengan efek dari opini publik yang merupakan pengaruh dari
media massa sangat memainkan peran besar. Sehingga opini publik membawa
pengaruh besar terhadap kasus Satinah tersebut.
B. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Dengan menyelesaikan penyusunan makalah ini diharapkan para pembaca dan penulis
dan mahasiswa/mahasiswi dapat mendapatkan pengetahuan lebih dalam akan Opini
publik. Khususnya dengan proses perkembangan opini publik dan pembentukan
opini-opini individu menjadi opini publik. Dan diharapkan pembaca dan penulis dapat
mengetahui secara lebih dalam sejauh mana opini publik memainkan peran penting
dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi khususnya di Negara kita, Indonesia. Dengan
menyelesaikan makalah ini sekaligus dapat memenuhi tugas mata kuliah Political
Communication pada semester VI di The London School of Public Relation Jakarta.
Semoga dengan penulisan makalah ini, manfaat yang dapat diambil oleh masyarakat
Indonesia khususnya kita sebagai pelajar dapat mengetahui lebih dalam tentang opini
publik dan prosesnya sehingga dapat memainkan peran besar dalam setiap peristiwa
yang terjadi.
PEMBAHASAN
I. DEFINISI OPINI PUBLIK
Opini publik terdiri dari dua unsur kata yaitu opini dan publik. Secara sederhana,
opini adalah pendapat, gagasan atau ide yang dikemukakan manusia atas suatu
kejadian atau peristiwa yang dia lihat atau ketahui. Sedangkan pengertian publik
secara umum adalah sekelompok individu dalam jumlah besar.
Istilah opini publik diserap secara utuh dari Bahasa Inggris Public Opinion yang
kemudian disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia. Selain itu Istilah opini publik
juga dikenal istilah pendapat umum sebagai terjamahan dari public opinion. Ketika
kata opini dan publik disatukan membentuk istilah opini publik, pada dasarnya
bermakna sebagai opini disatukan membentuk istilah opini publik, pada dasarnya
bermakna sebagai opini yang berkembang karena pengaruh pemberitaan dari media
massa.
Menurut Cultip dan Center dalam sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi
tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul
sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan
pendapat yang berbeda-beda. Dimana opini tersebut berasal dari opini-opini
individual yang diungkapkan oleh para anggota sebuah kelompok yang pandangannya
bergantung pada pengaruh-pengaruh yang dilancarkan kelompok itu.
Elizabeth Noelle-Neumann dalam bukunya yang berjudul Return to the Concept of
Powerful Mass Media, opini publik adalah sikap atau perilaku yang harus
diungkapkan seseorang kepada publik jika orang tersebut tidak mengasingkan dirinya
sendiri; dalam bidang yang menimbulkan pertentangan atau perubahan, opini publik
adalah sikap-sikap yang diungkapkan seseorang tanpa membahayakan pengasingan
dirinya sendiri. Dengan kata lain, opini publik adalah suatu pemahaman pada
sebagian orang dalam komunitas yang terus menerus menaruh perhatian terhadap
beberapa pengaruh atau masalah yang sarat nilai dimana baik individu maupun
pemerintah harus menghargainya paling tidak berkompromi berupa perilaku terbuka
berdasarkan ancaman untuk dikeluarkan atau diasingkan dari masyarakat
Opini publik adalah pendapat sekelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat
seseorang dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki
kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh
populasi orang dewasa. Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah
jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective
majority).
Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-
simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang
jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan.
Opini publik itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam
mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan
kebebasan di dalam penulisan. Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari
kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat.
II. KASUS
Satinah adalah TKI asal Dusun Mruten Wetan, Desa Kalisidi, Ungaran Barat,
Kabupaten Semarang yang bekerja di Saudi Arabia. Satinah harus mengalami
hukuman pancung. Ia harus menerima hukuman pancung atas keputusan pengadilan
hukum di Arab Saudi, karena Satinah telah terbukti melakukan perbuatan pencurian
dan pembunuhan atas majikannya. Satinah akan di vonis pancung pada tanggal 3
April 2014, akan tetapi Satinah dapat terhindar dari hukuman pancung asal dapat
memenuhi tntutan dari keluarga ahli waris majikannya (keluarga korban) dengan
membayar uang diyath (denda uang darah) sebanyak 21 miliar rupiah.
Sementara itu bahwa sebenarnya derita Satinah sudah terjadi sejak tujuh tahun silam
saat dirinya bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga Nura Al Gharib. Hal
inipun dibenarkan oleh Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah. Dia
mengungkapkan bahwa kasus yang menimpa Satinah sebenarnya sudah terjadi sejak
2007 silam. Saat itu Satinah kerap medapatkan siksaan dari keluarga majikan
perempuan, Nura Al Gharib di Provinsi Al Gassem. Hingga akhirnya pada 2009
Satinah terlibat kasus pembunuhan terhadap majikannya. Hal itu terjadi dikarenakan
Satinah kerap kali mendapatkan penganiayaan dan perlakukan tidak senonoh. Satinah
kerap kali mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dari majikan lelakinya, maupun
dari saudara-saudara lelaki keluarga majikannya secara berulang-ulang, bahkan
dihadapi Satinah lebih dari beberapa tahun.1
Tidak tahan dengan perlakuan kasar yang berkali-kali diterima, akhirnya pada 2007
Satinah melawan. Saat itu Satinah dan majikan perempuannya, Nura Al Gharib,
sedang berada di dapur. Entah karena apa, Nura membenturkan kepala Satinah ke
tembok. Satinah balas memukulkan adonan roti ke tengkuk Nura hingga korban
pingsan. Nura meninggal setelah sempat koma beberapa lama di rumah sakit. Satinah
langsung menyerahkan diri ke kantor polisi setempat dan mengakui perbuatannya.
Satinah juga dikenai pasal perampokan karena dianggap melarikan uang majikan
sebesar 37.970 riyal. Satinah diadili pada 2009-2010. Dia dijatuhi hukuman mati
mutlak dengan dakwaan tuduhan melakukan pembunuhan berencana pada majikan
perempuannya.2
Sejak tahun 2009 itu pula Satinah dipenjara di Gassem. Satinah dipenjara hingga
menunggu proses hukuman mati dan melakukan persidangan syariah dari tahun 2009
hingga sekarang atas tuduhan pembunuhan berencana. Sehingga kasus ini merupakan
kasus ketidak adilan hukum.
Hingga kini banyak masyarakat yang tergugah untuk membantu mengumpulkan
penggalangan dana dalam membayar denda uang darah Satinah. Tidak hanya rakyat
kecil yang membantu tetapi banyak pula artis-artis seperti Melanie Subono, Julia
Perez dan masih banyak lagi artis-artis lainnya. Banyak pula calon Legislatif yang
membuat aksi galang dana untuk Satinah melalui kampanye.
Pada tanggal 4 April 2014, akhirnya Satinah dibebaskan dalam hukuman mati yang
dijeratnya dengan membayar lunas denda uang darah yang dikumpulkan oleh
masyarakat Indonesia dan jerih payah pemerintah bernegosiasi dengan pihak Arab.
Keluarga Satinah, mengadakan syukuran kecil-kecilan sebagai ungkapan rasa terima
kasih kepada Tuhan, karena Satinah diberi ampunan bebas dari hukuman mati di
negeri “1001 Malam” Arab Saudi. “Rasa syukur itu diwujudkan selametan kecil-
kecilan. Ya sederhana saja, pakai ikan laut dan urap,” kata Paeri (64), kakak kandung
Satinah ketika ditemui LICOM di rumahnya, Dusun Mruten Wetan RT02 RW03,
Desa Kalisidi, Kecamatan ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Sabtu (5/4/14). 3
III. PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK
A. PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK
Opini publik terbentuk didalam suatu lingkungan luas atau sempit. Setiap manusia
berhak untuk mengeluarkan pendapatnya baik secara verbal maupun non verbal atau
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendapat yang dikeluarkan setiap orang
disebut sebagai opini individu.
Opini-opini individual yang terkumpul kemudian dikenal dengan istilah opini publik.
Karena Opini Publik terbentuk dari intregasi “personal opinion” banyak orang, maka
Opini Publik cenderung telah bermukim pada suatu masyarakat yang melembaga,
yang telah lengkap dengan mekanisme kepemimpinan maupun pengawasan
komunikasi.
Dapat dijelaskan bahwa persepsi itu lahir dari adanya pengalaman masa lalu yang
dipertajam oleh nilai-nilai budaya, nilai-nilai yang dianut, serta berta-berita yang
berkembang. Interpretasi melahirkan pendirian seseorang. Pendirian adalah apa yang
sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Pendirian sering disebut juga sebagai sikap,
merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang. Masih banyak
orang menyembunyikan opininya karena mausia adalah makhluk sosial. Ia
melakukannya untuk menjaga kelangsungan relasinya dengan orang lain. Pendirian
yang diungkapkan dalam bentuk apa pun oleh seseorang (verbal, bahasa tubuh,
simbol, raut muka, dsb) di sebut sebagai opini.
Opini dari para individu ini akan berkembang menjadi suatu konsensus bila
masyarakat dalam semen tertentu mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
Kesamaan itu bisa merupakan kesamaan kekecewaan, kegembiraan, atau pengalaman
emosional lainnya. Normalnya, konsensus ini terjadi karena adanya dialog antara
orang-orang dalam segmen yang mempunyai kepentingan yang sama.
Opini Publik sebagai kekuatan politik adalah salah satu bentuk efek dari proses
komunikasi politik berdasarkan perspektif atau paradigma mekanistis terutama
komunikasi politik yang disalurkan melalui media massa.
Pembentukan opini publik dalam komunikasi politik sangat ditentukan oleh peranan
media politik sangat ditentukan oleh peranan media politik terutama media massa.
Pers, radio, film, dan televisi, selain memiliki fungsi memberi informasi, menididik,
menghubungkan dan menghibur juga membentuk cittra politik dan opini public yang
merupakan dimensi penting dalam kehidupan politik. Opini Publik atau pendapat
publik terdapat pada khalayak politik yaitu mereka yang menjadi sasaran komunikasi
politik
B. PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK DALAM KASUS SATINAH
Kasus Satinah yang terjadi baru-baru ini sangat menyita perhatian publik, khususnya
masyarakat Indonesia yang merasa iba terhadap hukuman yang dijatuhkan kepada
mantan pekerja TKI tersebut. Perkembangan pemberitaan kasus Satinah tersebut
menjadi sorotan publik maupun media, sehingga semakin hari semakin banyak
masyarakat yang turut prihatin akan nasibnya tersebut.
Semakin up to date berita perkembangan Satinah. Membuat masyarakat banyak
berpendapat akan kasus ini, ada yang melihatkan setuju kasus ini cepat diselesaikan
dan ditangani untuk membantu Satinah dalam menebus uang denda darah yang
dijatuhkan kepadanya. Tetapi banyak masyarakat yang berpendapat tidak setuju
dengan hal-hal yang dilakukan dalam membantu Satinah hingga mengeluarkan uang
sebanya puluhan miliar tersebut, dikarenakan kita dianggap mendukung seorang
pembunuh, dan di Indonesia masih banyak yang perlu diperbaiki dan dibantu dengan
dana tersebut.
Dengan banyaknya pendapat-pendapat masyarakat dari berbagai pihak dan sudut
pandang membuat banyak pro dan kontra dalam kasus tersebut. Tetapi malah
meningkatkan dukungan kepada Satinah, dapat dilihat dengan meluasnya
penggalangan dana dari berbagai golongan dan organisasi maupun individu. Semakin
banyaknya artis-artis yang membantu penggalangan dana demi membantu Satinah.
Para calon legislatifpun ikut menggalang dana lewat berkampanye kemaren sebelum
pemilu dilaksanakan, dengan berkampanye sekaligus menggalang dana diharapkan
dapat banyak menarik simpati publik menurut mereka.
Dengan banyaknya pendapat-pendapat dan menjadi pembicaraan publik, terjadilah
pembentukan opini-opini publik akan kasus tersebut dari berbagai kalangan.
Masyarakat saling berpendapat akan pandangannya masing-masing, tidak ada yang
dapat dibilang pendapat setiap orang itu salah/benar karena itu adalah opini setiap
orang.
Opini publik terjadi dalam kasus Satinah terjadi dimana opini-opini individu yang
sependapat digabungkan dan terus mendukung ataupun tidak mendukung dengan
kasus ini, sehingga membentuk suatu opini publik. Dalam opini publik yang positif
banyak dikatakan dari berbagai golongan masyarakat seperti “"Kisah Satinah inilah
yang tak pernah dibuka pemerintah kepada publik, sehingga banyak persepsi salah
tentang kasusnya. Karenanya, bagi saya pribadi, nyawa Satinah layak ditebus,"
“"Untuk menjernihkan persepsi masyarakat, saya tegaskan, Satinah binti Jumadi
Ahmad memang membunuh majikannya. Tapi, harus diketahui, dia membunuh
karena sang majikan sendiri selalu menyiksanya. Secara psikologis, setiap orang akan
melawan kalau teraniaya," tandas Rieke Pitaloka seorang aktris dan politisi, Senin
(31/3/2014, www.nefosnews.com) ada juga golongan aktivis yang mendukung
Satinah dengan melakukan istighotsah dan penggalangan dana kemanusiaan untuk
pembebasan Satinah. ““Doa ini adalah wujud keprihatinan kami atas nasib yang
menimpa Erwiana dan Satinah. Mereka hanyalah korban kemiskinan dan kelalaian
Pemerintah” jelas Dwi Sartini di sela-sela acara.” Gabungan Migran Muslim
Indonesia (GAMMI) dan Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) yang
dilaksanakan 23 Maret 2014 lalu. Dukungan opini-opini individu ini menjadi opini
publik dalam membantu Satinah.
Tetapi dilain hal, banyak terbentuk opini negative akan kasus tersebut. Dikarenakan
masyarakat menyetujui bahwa Satinah adalah pembunuh sekaligus pencuri. dilihat
dari sudut pandang resiko pekerjaan. Setiap pekerjaan, apapun itu pasti memiliki
resiko, sehingga tidak harus diselesaikan dengan melakukan pembunuhan. Dilihat dari
jumlah diyat yang sangat besar. 21 miliar, mungkin cukup untuk memberikan
beasiswa kepada ribuan anak- anak Indonesia yang masih kekurangan kondisi
perekonomian keluarganya. Dan masih terdapat ratusan TKI lainnya yang menunggu
hukuman mati di luar negeri. Sehingga opini publik tersebut terbentuk dari berbagai
opini-opini individu.
IV. PERAN OPINI PUBLIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAGI PEMERINTAH RI
Opini publik sering diposisikan sebagai kekuatan keempat, setelah tiga kekuatan dan
kekuasaan lainnya dalam trias politika dari Montesqueu, yaitu legislative, eksekutif
dan yudikatif. Opini public di Indonesia tetap dicatat sebagai suatu kekuatan politik
yang penting karena bagaimanapun juga Indonesia termasuk Negara yang menganut
demokrasi politik dan sekaligus demokrasi ekonomi yang disebut dalam konstitusi,
dengan nama “kedaulatan rakyat”.
Opini publik diakui sebagai kekuatan politik yang telah diakui oleh berbagai pakar
dari dalam negri maupun luar negri. Contohnya dalam sejarah, telah mencatat bahwa
tanpa dukungan opini publik sebuah kekuasaan misalnya kekuasaan Soekarno,
Soeharto, Habibie, dan Abdurrahman Wahid) tidak dapat bertahan lama dan pasti
akan runtuh.
Opini publik tidak hanya mampu mendukung suatu pemerintahan atau suatu
kekuasaan, melainkan juga memiliki kekuatan untuk menggulingkan pemerintahaan
atau kekuasaan tersebut.
Sebagai masyarakat kita mendapat hak untuk mengemukakan pendapat. opini atau
aspirasi untuk Negara, kita keluarkan melalui pemerintah. Masyarakat juga sebagai
pengawas pembangunan yang dijalankan pemerintah, dan sebagai instansi
pemerintahan yang dekat dengan masyarakat dan wakil dari masyarakat, penerimaan
opini atau pendapat masyarakat haruslah didengar. Selain pembangunan, kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah juga menjadi pemenuhan bagi
masyarakat.
Dalam kasus “Hukuman Pancung Satinah” opini publik sangat mengambil banyak
peran bagi pengambilan keputusan pemerintah. Munculnya opini-opini individu baik
opini positive maupun opini negative pastinya membawa dampak bagi keputusan
pemerintah. Opini masyarakat akan kasus tersebut terus bertambah seiring dengan
mendekatnya hari pancung yang telah ditetapkan oleh pemerintah Arab tersebut.
Semakin banyaknya opini membuat masyarakat ikut bergerak dalam mengambil
keputusan dalam membantu Satinah dengan melakukan penggalangan dana.
Melihat semakin banyaknya penggalangan dana yang dilakukan masyarakat dari
segala kalangan, dan semakin banyak munculnya opini publik yang dilihatkan oleh
media massa baik dalam media cetak maupun media elektronik, pemerintah tidak
tinggal diam. Pemerintah bergerak langsung dalam menangani kasus ini dengan
melakukan diskusi dan tawar-menaran sehingga hukuman yang dijatuhkan kepada
Satinah diharapkan dapat diringankan.
Pemerintah harus melakukan keputusan karena semakin banyaknya masyarakat yang
membicarakan kasus tersebut. Jika pemerintah tidak melakukan hal-hal yang
seharusnya menjadi kewajiban pemerintah, maka akan semakin banyak munculnya
opini-opini publik yang negative dan memojokkan pemerintah karena pemerintah
tidak dilihat mengerjakan tugasnya.
Opini publik tentunya tentunya telah mengambil peran besar sehingga pemerintah dan
presiden langsung melakukan negosiasi dengan pengadilan di Negara tersebut.
Mungkin jika tidak adanya opini publik yang tersorot atau diberitakan dalam media
masa, pemerintah tidak akan membantu Satinah secara penuh. Nasib Satinahpun pasti
akan mengalami pancungan tersebut dan nyawa Satinah tidak dapat diselamatkan.
Dengan adanya peran Opini publik dapat menghasilkan hasil yang sangat
memuaskan. Satinah dapat dibebaskan dengan bantuan penggalangan dana
masyarakat dan bantuan pemerintah dalam berusaha untuk membebaskan TKI
tersebut. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah pastinya selalu
tersorot oleh media massa, sehingga masyarakat langsung dapat menilai kinerja
pemerintah dalam melindungi hak-hak kita sebagai manusia.
V. STRATEGI MENANGANI OPINI PUBLIK
Banyak strategi yang dapat diambil dalam menangani suatu opini, baik itu opini
individu maupun opini publik. Dalam setiap peristiwa yang terjadi kita harus memiliki
strategi-strategi sehingga dalam menangani peristiwa tersebut dapat diselesaikan
dengan baik dan aman, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan yang akan terjadi
atau meluasnya peristiwa tersebut.
Dalam menangani peristiwa Satinah ini, pihak pemerintah pastinya memiliki strategi
yang digunakan untuk menangani kasus tersebut. Pemerintah Indonesia telah
memiliki HUMAS dan menggunakannya untuk membantu meredam banyaknya opini
publik yang dapat memojokan pemerintahan. Bagian Humas yang disediakan oleh
instansi pemerintah bertujuan untuk mengelola pendapat dan aspirasi dari masyarakat
yang masuk. Humas harus mempunyai keterampilan khusus dalam menjalin
hubungan yang baik antara pihak pemerintah dengan masyarakat.
Strategi pemerintah untuk menghadapi opini publik yang ada yaitu mengolah pertama
kali apakah opini publik tersebut menyangkut dengan pembangunan atau
perkembangan pembangunan atau opini yang negatif, Bagian humas yang telah
disediakan tersebut juga harus memperkerjakan staff yang punya pribadi sabar dan
dekat dengan masyarakat. Selain mendengar opini publik tapi ia juga harus menjaga
citra pemerintahan. Karena humas dan pemerintah harus saling keterkaitan karena dua
belah pihak yang saling membutuhkan. Saat ini pemerintah Indonesia mempunyai
website yang dapat digunakan masyarakatnya untuk menyampaikan pendapatnya atau
opininya tentang pembangunan atau pun kebijakan yang ada.
Jika dikaitkan bagaimana strategi pemerintah dalam menanggapi kasus Satinah.
Meski bisa dibilang pemerintah kurang responsif dalam menangani kasus Satinah,
namun pemerintah sudah cukup memberikan tanggapannya dengan bernegosisasi dan
melakukan pendekatan dengan keluarga korban dan kesungguhan pemerintah dalam
usaha pembebasan Satinah.
Pemerintah Indonesia dalam menyikapi atau menangani opini publik akan kasus
Satinah tersebut menggunakan strategi soft power.
Soft power diambil dari suatu istilah, “soft” diartikan sebagai lunak atau halus
sedangankan “power” sebagai kekuatan. Soft Power diartikan sebagai kemampuan
untuk melakukan sesuatu dan mengontrol pihak lain untuk membuatnya melakukan
sesuatu yang mereka belum tentu ingin lakukan. Soft Power melakukan instrument
yang lebih bersahabat dan tidak memaksa dalam mengejar kepentingan nasionalnya.
Sehingga harus bersifat atraktif untuk dapat diterima oleh Negara atau bangsa yang
menjadi target kepentingan nasionalnya.
Soft Power Diplomacy yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dilihat dari
dilakukannya negosiasi oleh pemerintah Indonesia dengan pengadilan Arab Saudi
tersebut. Indonesia tidak melakukan pemaksaan dalam negosiasinya tersebut, dan
bersifat atraktif sehingga dapat diterima oleh Negara Arab. Dalam mengejar
kepentingan sosial, Indonesia melakukan negosiasi secara lebih mendalam untuk
menurunkan uang denda yang dijatuhkan dan meminta untuk meringankan hukuman
Satinah tersebut. Indonesia juga membantu Satinah dengan memegang “manusia
memiliki hak untuk bebas” sebagai kuncinya karena dikatakan bahwa Satinah
membunuh majikannya tersebut dikarenakan telah disiksa oleh majikannya tersebut.
Usaha-usaha lainnya dapat dilihat diantaranya melalui pengiriman surat dari Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono kepada raja Arab Saudi yang berisi permintaan
penundaan eksekusi hukuman mati dan pengiriman tim khusus yang dipimpin mantan
Menteri Agama Maftuh Basyuni. Terbukti, kerja keras dan kesungguhan pemerintah
tersebut tidak sia-sia dan membawa hasil positif meski didetik-detik akhir sebelum
hukuman pancung dilaksanakan. Hanya saja, kurangnya responsibilitas pemerintahan
dalam menangani sebuah perkara patut menjadi pembelajaran.
KESIMPULAN
Opini Publik adalah fenomena komunikasi politik yang sudah cukup lama menjadi
perhatian, baik oleh para politikus maupun oleh akademisi. Opini Publik dinilai
sebagai pesan dari proses komunikasi massa yang demokratis dalam paradigm
mekanistis. Opini publik tercipta ditengah masyarakat tentu menghasilkan efek
tertentu bagi masyarakat tersebut.
Pendapat oleh seseorang disebut sebagai opini individu. Opini-opini individu yang
dikeluarkan oleh masyarakat banyak disatukan membentuk istilah opini publik, pada
dasarnya bermakna sebagai opini yang berkembang karena pengaruh pemberitaan dari
media massa. Proses pembentukan opini publik terbentuk didalam suatu lingkungan
luas atau sempit. Opini-opini individual yang terkumpul kemudian dikenal dengan
istilah opini publik. Opini Publik sebagai kekuatan politik adalah salah satu bentuk
efek dari proses komunikasi politik berdasarkan perspektif atau paradigma mekanistis
terutama komunikasi politik yang disalurkan melalui media massa.
Kasus yang diambil adalah “hukuman pancung Satinah”. Satinah adalah TKI yang
bekerja di Arab Saudi yang harus mengalami hukuman pancung. Ia harus menerima
hukuman pancung atas keputusan pengadilan hukum di Arab Saudi, karena Satinah
telah terbukti melakukan perbuatan pencurian dan pembunuhan atas majikannya.
Semakin banyaknya pendapat-pendapat masyarakat dari berbagai pihak dan sudut
pandang membuat banyak pro dan kontra dalam kasus tersebut. Sehingga banyak
memunculkan opini publik. Peran opini publik tersebut mengambil banyak pengaruh
dalah pengambilan keputusan bagi pemerintah RI.
Pemerintah Indonesia mengambil strategi soft power dalam menangani opini publik
akan kasus Satinah tersebut. Dilihat dari negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dengan dikirimnya surat oleh presiden SBY kepada raja Arab Saudi yang
berisi permintaan penundaan eksekusi hukuman mati dan pengiriman tim khusus yang
dipimpin mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni.
REFERENSI
1. http://www.fauzanalrasyid.com/2011/06/perkembangan-opini-publik-
dalam.html
2. http://sisil-masterpiece.blogspot.com/2010/09/opini-publik.html
3. Buku Anwar Arifin “ Komunikasi Politik”
4. http://famsmalmstein.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-
x-none.html
5. http://generasi-rabbani-madani.blogspot.com/p/pengertian.html
6. http://www.academia.edu/4509673/
Makalah_Proses_Pembentukan_Opini_Publik
7. http://hukum.kompasiana.com/2014/03/30/nasib-tki-satinah-tinggal-
menghitung-hari-dari-sekarang-643090.html Paragraf 4 dan 5
8. http://news.detik.com/read/2014/03/26/124008/2537126/10/?992204topnews
9. http://www.lensaindonesia.com/2014/04/05/kakak-satinah-saya-tak-nyangka-
presiden-mau-ngurusi-nasib-satinah.html
10. http://blogs.unpad.ac.id/hikmawansaefullah/tag/soft-power/