Paper Proses Industri Kimia
Pembuatan Plastik
Disusun Oleh:
Athirah (0904103010035)
Aula Chairunnisak (0904103010011)
Fiza Andrini (0904103010044)
Sheila febrina (0904103010032)
Yuliana Sy (0904103010068)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2010
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim….Segala puji bagi Allah SWT, Salawat dan salam kepada Rasulullah
Muhammad SAW, serta sahabat dan keluarganya sekalian dengan segala kebaikan
beliau yang telah membawa kita dari alam jahilyah kepada alam islamiah dan dari
alam yang penuh kebiadaban kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam makalah ini yang berjudul “ Pembuatan Plastik” yang ditulis
dengan segenap kemampuan yang terbatas dan sesederhana mungkin. Terima
kasih yang tak terhingga kepada dosen pembimbing dan seluruh pihak yang telah
ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, penulis berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan begitu juga kepada
pembaca pada umumnya.
Amin.
Banda Aceh, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KULIT MUKA
Kata pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Sejarah plastik..........................................................................................2
1.3. Tempat-tempat Industri plastik di Indonesia..............................................
1.4. Tempat-tempat Industri plastik di Dunia...................................................
BAB II PEMILIHAN PROSES..........................................................................11
2.1. Jenis-jenis Proses Pembuatan plastik ....................................................11
2.2. Perbandingan Proses..............................................................................14
BAB III BAHAN BAKU DAN PRODUK..........................................................15
3.1. Sifat sifat fisik, kimia dan fungsi/kegunaan
masing-masing bahan baku…………………………………………............15
3.2 Klasifikasi produk…......................…………………………………….........17
3.3 Kegunaan Produk.............................................................................................22
BAB IV URAIAN PROSES.................................................................................25
4.1. Proses Penyiapan Bahan Baku........................................................................25
4.2. Proses Pembuatan Produk...............................................................................26
4.4.1 Proses Pembuatan polivinil klorida.....................................................28
BAB V PENUTUP................................................................................................31
5.1. Kesimpulan............................................................................................31
5.2. Saran.......................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia pemakaian bahan plastik baik untuk keperluan industri,
rumah tangga, pengemasan, transportasi, komunikasi dan keperluan lainnya
meningkat dengan cepat. Bahan ini secara bertahap mulai menggantikan gelas,
kayu dan logam di bidang industri bangunan dan digunakan juga sebagai pelapis
dan serat untuk tekstil. Istilah plastik mencakup semua bahan yang mampu
dibentuk. Dalam pengertian modern yang lebih luas, plastik mencakup semua
bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan
mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Plastik dapat juga didefinisikan
sebagai senyawa kimia yang dibangun dan dibentuk sebagian besar dari elemen
karbon (C) dan hydrogen (H), dapat juga ditemui juga beberapa bahan organic
senyawa dari elemen oksigen dan nitrogen. Jenis-jenis plastik yang sudah
ditemukan sekarang ini sangat beragam baik bentuk, sifat, dan komposisi yang
dikandungnya. Untuk memudahkan dalam proses pengembangan teknologi,
plastik dibagi ke dalam tiga jenis yaitu thermoplastic, thermosetting dan
elastomer. Agar dapat menuai hasil dari kegunaan barang bermaterial plastik yang
memiliki beragam jenis, sifat dan komposisi yang dikandungnya tersebut, maka
setiap industri yang memproduksi plastik harus mengetahui bagaimana pengerjaan
yang tepat untuk menghasilkan fungsi yang tepat sesuai dengan sifat yang dimiliki
plastik tersebut.
Hampir disegala sektor atau bidang selalu dijumpai barang-barang yang
terbuat dari bahan plastik, misalnya sebagai bahan kemasan baik untuk minuman
maupun makanan, alat-alat rumah tangga, elektronik, kimia, bahkan dalam
industri otomotif. Proses pembuatan plastik sangat bermacam-macam tergantung
dari jenis plastik yang dibuat dan untuk apa plastik itu dibuat. Salah satu proses
pembuatan plastik khususnya untuk jenis thermoplastic yang sering digunakan
adalah thermoforming. Sebagai contoh hasil dari proses thermoforming adalah
tempat minum berbentuk gelas, yaitu dengan proses vacuum thermoforming.
Proses vacuum thermoforming sangat sederhana. Dalam proses ini, lembaran
plastik yang telah dipanaskan ditekan oleh suatu cetakan atau mold dari bawah,
kemudian dari bawah mold ada gaya hisap vacuum hingga plastik membentuk
sebagaimana bentuk cetakan atau mold. Tentunya tidak semudah angan-angan,
proses ini meskipun sederhana tetap akan terjadi cacat produk kalau tanpa
mengetahui jenis plastik, material mold yang cocok, temperatur yang tepat dan
hal-hal lain yang berkaitan. Untuk itulah perlunya penelitian ini disusun. Sehingga
dengan ini, ke depan, proses pembuatan atau pencetakan plastik dengan berbagai
variasi baik jenis plastik, ketebalannya, warnanya dan lain-lain dapat dilakukan
lebih efektif dan efisien.
1.2 Sejarah Plastik
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan
digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya
dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun
pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan
material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di
Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya
2kg/orang/tahun.
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.
Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga
terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa
polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau
fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable",
memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan varias yang sangat banyak
dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain.
Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan
beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang
industri.
1.3 Tempat-tempat Industri Plastik di Indonesia
Nama pabrik Lokasi Hasil produksi kapasitasPetrokimia nusantara Interindo
Cilegon, jawa barat
polyethilen 400 ribu ton/tahun
PT Chandra Asri Petrochemical Center
Jawa barat Polyethilen, polypropilene
500 ribu ton/tahun
PT Polychem Lindo Inc
- Polistyren 21.500 ton /tahun
PT Royal Chemical
Merak Polystriren 30 ribu ton/tahun
1.4 Tempat-tempat Industri Plastik di Dunia
PetroChina Guangxi Petrokimia
Perusahaan Pabrik Polipropilena yang memanfaatkan Dow UNIPOL
Teknologi
BAB II
PEMILIHAN PROSES
2.1 Jenis-jenis Proses Pembuatan Plastik
2.2.1 Mesin Injeksi
Mesin injection molding tercatat telah dipatenkan pertama kali pada tahun
1872 di Amerika Serikat untuk memproses celluloid. Berikutnya pada tahun
1920-an di Jerman mulai dikembangkan mesin injection molding namun masih
dioperasikan secara manual dimana pencekaman mold masih menggunakan
tuas. Tahun 1930-an ketika berbagai macam resin tersedia dikembangkan mesin
injection molding yang dioperasikan secara hidrolik. Pada era ini kebanyakan
mesin injection moldingnya masih bertipe single stage plunger. Pada tahun
1946 James Hendry membuat mesin injection molding tipe single-stage
reciprocating screw yang pertama. Mulai tahun 1950-an relay dan timer mulai
digunakan untuk pengontrolan proses injeksi.
Pengerjaan dengan cara ini adalah untuk membuat produk dari plastik
dalam jumlah besar. Mesin cetak injeksi mirip dengan mesin pengecoran cetak
(die casting). Bahan termoplastik yang tadinya berbentuk butiran dicairkan lalu
diinjeksikan dalam rongga cetakan di mana bahan membeku. Bahan ini dapat
diubah berulang kali dari bahan padat menjadi cairan tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan susunan kimia, oleh karena itu bahan ini sangat sesuai
untuk pemrosesan yang cepat.
Kapasitas mesin cetak injeksi tergantung pada besar gaya tekan pada
cetakan dan banyaknya bahan yang yang dapat diolah per siklus. Umumnya
mesin cetak injeksi mempunyai gaya tekan yang berkisar antara 0,4 hingga 22
MN, dan jumlah bahan yang dapat dicetak bervariasi antara 1 gram sampai 9 kg.
Gambar di bawah merupakan skema yang menggambarkan operasi mesin cetak
injeksi. Bahan cetak diumpamakan di bawah pengaruh gaya gravitasi dari
pengumpan (hopper) melalui alat pengukur, langsung masuk ke dalam ruang
pemanas, dimana bahan mengalami plastisasi. Selanjutnya diinjeksikan ke
dalam cetakan tertutup di bawah tekanan yang cukup besar. Produk cetakan di
bawah pengaruh tekanan yang cukup besar. Produk cetak akan mengeras dalam
rongga cetakan di bawah pengaruh pendinginan air yang bersirkulasi melalui-
saluran-saluran dalam cetakan. Suhu ruang pemanas pada cetakan diatur antara
120-260°C, tergantung pada bahan dan besarnya cetakan yang digunakan.
Pada beberapa jenis mesin cetak, proses injeksi untuk bahan termoplastik
menggunakan mesin ulir umpan-balik, menggantikan mesin penekan dari
pengumpan bahan dialirkan ke skrup yang berputar yang membawa bahan ke
bagian depan dari tabung ekstrusi. Panas dihasilkan oleh pemanas listrik yang
mengelilingi silinder skrup ditambah panas gesekan yang ditimbulkan skrup
yang berputar. Skrup berputar terus dan bahan yang terplastisir masuk ke dalam
cetakan. Bahan tersebut akan berada di situ sampai membeku. Suatu katup akan
menghalangi bahan masuk kembali ke dalam silinder ekstrusi.
Secara garis besar pada injection machine terbagi menjadi 3 bagian:
1. Clamping Unit
Clamping unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan dari mold
unit serta gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit. Pada
clamping unit lah kita bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat
dibuka dan berapa panjang ejector harus bergerak.
2. Molding Unit
Molding unit sebenarnya adalah bagian lain dari plastic injection machine.
Molding unit adalah bagian yang membentuk benda yang dibuat, Secara
garis besar molding unit memiliki 2 bagian utama yaitu bagian cavity dan
core. Bagian cavity adalah bagian cetakan yang berhubungan dengan nozzle
pada mesin, sedangkan bagian core adalah bagian yang berhubungan dengan
ejector.
3. Injection Unit
Bagian-bagian dari injection unit adalah:
a. Motor dan transmission gear unit
Bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk
memutar screw pada barrel, sedangkan transmisi unit berfungsi untuk
memindahkan daya dari putaran motor ke dalam screw. Selain itu
transmission unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang disalurkan
sehingga tidak pembebanan yang terlalu besar.
b. Cylinder screw ram
Bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan
menggunakan momen enersia sekaligus menjaga perputaran screw tetap
konstan sehingga didapat dihasilkan kecepatan dan tekanan yang konstan
saat proses injeksi plastik dilakukan.
c. Hopper
Hopper adalah tempat untuk menempatkan material plastik sebelum
masuk ke barrel. Biasanya untuk menjaga kelembapan material plastik
digunakan tempat penyimpanan khusus yang dapat mengatur kelembapan
sebab apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan
hasil injeksi yang tidak bagus.
d. Barrel
Barrel merupakan tempat screw dan selubung yang menjaga aliran plastik
ketika dipanasi oleh heater. Pada bagian ini juga terdapat heater untuk
memanaskan plastik sebelum masuk ke nozzle.
e. Screw
Reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper ke
nozzle. Ketika screw berputar material dari hopper akan tertarik mengisi
screw yang selanjutnya dipanasi lalu didorong ke arah nozzle.
f. Non Return Valve
Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar
tidak kembali saat screw berhenti berputar.
Gambar 2.2.1 Contoh Mesin Cetak Injeksi Pembuatan Plastik
2.2.2 Ekstrusi
Ekstrusi ialah proses manufaktur kontinu yang digunakan untuk mencetak
produk yang panjang dengan penampang yang tetap. Teknik ini dapat digunakan
untuk memproses sebagian besar polimer termoplastik dan sebagian termoset.
Bahan baku yang digunakan dalam proses ekstrusi berupa bijih plastic (pellet).
Karakteristik plastic pada proses ekstrusi memiliki viskositas atau
kekentalan lelehan polimer pada temperatur proses normal tinggi.
Contoh produk ekstrusi : Lembaran, film, benang, dan pipa atau produk
setengah jadi bagi proses lainnya (contohnya: peletasi, thermoforming, biaxially
oriented, dan laminasi), tergantung pada bentuk produk yang ingin dihasilkan.
Gambar 2.2.2 Contoh Mesin Cetak Ekstrusi Pembuatan Plastik
2.2 Perbandingan Proses
Injection Molding EkstrusiKeunggulan:
Jauh lebih cepat dibandingkan
cetak tekan
Cetakan berada pada suhu tetap
biasanya 75 sampai 95°C
Siklus produksi berkisar antara dua
sampai enam cetakan per menit
Harga cetakan lebih murah karena
lebih sederhana
Berbagai bentuk produk, baik
rumit maupun yang tipis dapat
dihasilkan
Pemakaian bahan hemat karena
spru dan saluran masuk dapat
digunakan
kembali.
Keunggulan
Mudah penyesuaian dan modifikasi
proses
biaya perlengkapan yang rendah
tingginya produktivitas
dapat memproses bahan yang rapuh
karena pada proses ekstrusi hanya
bekerja tegangan tekan,sedangkan
tegangan tarik tidak ada sama
sekali
Prosesnya kontinyu
Kerugian
Investasi peralatan yang sangat
tinggi
Biaya menjalankan peralatan tinggi
Produk plastik harus sesuai dengan
pertimbangan mold
Kerugian
Hanya dapat memproduksi produk
yang bentuknya sejenis .
Sulit mencetak bentuk-bentuk yang
rumit.
BAB III
BAHAN BAKU DAN PRODUK
3.1 Sifat sifat fisik, kimia dan fungsi/kegunaan masing-masing bahan baku
a. Bijih plastik (Pellet)
Bijih plastik didapat dari proses penyulingan minyak bumi.
b. Penstabil (Stabilizer)
Stabilizer berfungsi untuk mempertahankan produk plastik dari
kerusakan, baik selama proses, dalam penyimpanan maupun aplikasi
produk. Ada 3 jenis bahan penstabil yaitu : penstabil panas (heat stabilizer)
penstabil terhadap sinar ultra violet (UV Stabilizer) dan antioksidan.
UV stabilizer
UV stabilizer berfungsi mencegah kerusakan barang plastic akibat
pengaruh sinar matahari. Hal ini dikarenakan sinar matahari mengandung
sinar ultra violet dengan panjang gelombang 3000-4000A yang mampu
memecah sebagian besar senyawa kimia terutama senyawa organik.
Antioksidan
Antioksidan berfungsi mencegah atau mengurangi kerusakan produk
plastk
karena pengaruh oksidasi yang dapat menyebabkan pemutusan rantai
polimer. Tanda-tanda yang terlihat apabila produk plastik rusak adalah :
Polimer menjadi rapuh
Kecepatan alir polimer tidak stabil dan cenderung menjadi lebih tinggi.
Sifat kuat tariknya berkurang
Terjadi retak-retak pada permukaan produk
Terjadi perubahan warna
c. Pewarna (Colorant)
Bahan pewarna berfungsi untuk meningkatkan penampilan dan
memperbaiki sifat tertentu dari bahan plastik. Pertimbangan yang perlu
diambil dalam memilih warna yang sesuai meliputi :
1) Aspek yang berkaitan dengan penampilan bahan plastik selama
pembuatan produk warna, meliputi daya gabung, pengaruh sifat alir apada
system dan daya tahan terhadap panas serta bahan kimia.
2) Aspek yang berkaitan dengan produk akhir, antara lain meliputi
ketahanan terhadap cuaca, bahan kimia dan solvent.
Colorant dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu :
1) Dyes
Bahan ini larut dalam bahan plastic sehingga menjadi satu system
dan terdispersi secara merata setelah melalui proses pencampuran. Dyes
mempunyai light fastness dan ketahanan panas kurang baik dan dapat
mengalami migrasi (bergerak ke permukaan) sehingga mengurangi daya
tarik dan kadang-kadang dapat meracuni kulit. Penggunaan dyes dalam
plastic jumlahnya terbatas.
2) Pigment
Bahan ini tidak larut dalam bahan plastik tetapi hanya terdispersi diantara
rantai molekul bahan plastic tersebut. Pencampuran bahan tersebut dengan
bahan plastik kadang-kadang memerlukan tehnologi dan peralatan khusus.
Derajat disperse pigmen dalam bahan plastik tergantung pada suhu,waktu
pencampuran dan alat pencampur serta ukuran partikel pigmen dan berat
molekul bahan plastik. Pigmen dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu
pigmen anorganik dan pigmen organik. Pigmen anorganik mempunyai
molekul yang lebih besar dan luas permukaanya lebih kecil,
permukaannya buram karena menyebarkan sinar. Contoh pigment
anorganik : titanium dioksida yang memberi warna putih, besi oksida
memberi warna kuning, coklat, merah dan hitam, cadmium yang memberi
warna kuning terang dan merah, dll. Pigmen organik ukuran partikelnya
lebih kecil, warna lebih kuat, dan dispersinya lebih mudah namun
harganya lebih mahal.
3.2 Klasifikasi Produk
Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu : plastik thermoplast, plastik thermoset dan elastomere.
Gambar 3.2.1 Diagram Penggolongan Plastik Secara Garis Besar
1. Thermoplastik
Bahan plastik yang bersifat lentur bila dipanaskan atau dibentuk
dengan panas, dapat didaur ulang, dapat diproses kembali dengan
pemanasan dan penekanan menjadi bentuk baru. Yang termasuk plastik
thermoplast antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT,
Polyacetal (POM), PC dll.
Table 3.2.1 Jenis-jenis TermoplastikJenis Polimer Kode Sifat Penggunaan
Polietilen tereftalate (PETE)
Jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80 °C.
botol-botoluntuk air mineral, soft drink, kemasansirup, saus, selai, minyak makan.
High Density Polyethylene (HDPE)
Keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban, permeable terhadap gas, permukaan berlilin (waxy), buram (opaque), mudah diwarnai, diproses dan
Botol susu cair dan juice, tutup plastik,kantong belanja dan wadah es krim
dibentuk, melunak pada suhu 75 °C
Polyvinyl chloride (PVC)
Kuat, keras, bisa jernih, bentuk dapat diubahdgn pelarut, melunak pada suhu 80 °C
Botol jus, air mineral, minyak sayur, kecap, sambal, pembungkus makanan (food wrap)
Low Density Polyethylene (LDPE)
Mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air,permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembuscahaya, melunak pada suhu 70 °C
Pot yoghurt, kantong belanja(kresek)kantong roti dan makanan segar, botol yang dapat ditekan
Polipropilen (PP) Keras tapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak,melunak pada suhu 140 °C
Pembungkus biskuit, kantong chips kentang, krat serealia, pita perekat kemasan dansedotan
Polistiren (PS) Jernih seperti kaca, kaku, getas, buram,terpengaruh lemak dan pelarut, mudahdibentuk, melunak pada suhu 95 °C
Wadah makanan beku, sendok, garpu
Polistiren busa (EPS – ‘stryofoam’)
Bentuk busa, ringan, getas, kaku, biasanyaberwarna putih
Wadah makanan siap saji, cup kopi, styrofoam
Other - Lainnya (misalnyapolikarbonat)
Keras, jernih, tahan panas Galon air mineral, botol susu bayi
2. Thermosetting
Thermosetting berbeda dengan thermoplastic yakni tidak dapat
digunakan lagi jika telah dibentuk. Sifat lain yang dimiliki oleh
thermosetting adalah dapat menahan panas yang tinggi sehingga dapat
digunakan sebagai isolator panas.
Table 3.2.2 Jenis-jenis TermosettingJenis Polimer kegunaan
Fenol Formaldehid (PF) Alat listrik dan elektronik, bagian
mobil, perekat plywood
Urea-formaldehide (UF) Bahan pelapis
Polyester tak jenuh Bagian mobil, lambung kapal,
asesoris kapal, saluran anti korosi,
pipa, tangki dan peralatan bisnis
Epoksi Bahan pelapis protektif, perekat,
aplikasi listrik dan elektronika, bahan
lantai industry, bahan pengaspal jalan
raya, bahan paduan komposit
Melamine Formaldehide
(MF)
Bingkai dekoratif, tutup meja,
perkakas makan
BAB IV
URAIAN PROSES
4.1 Proses Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku plastic berupa bijih plastic yang diperoleh dari hasil
penyulingan minysk bumi.
Gambar 4.1.1 Diagram proses penyulingan minyak bumi
4.2 Proses Pembuatan Produk
4.2.1 proses pembuatan Polyvinyl Chlorida (PVC)
Injeksi
Gambar 4.1.2 Diagram pembuatan plastic secara injeksi
Ekstrusi
bijih plastik hopper
heater
molding unit produk
Merupakan cara pengolahan PVC yang banyak digunakan karena
dengan proses ini dapat dihasilkan bermacam-macam produk. ‘Extruder
head’ dapat diganti dengan bermacam bentuk untuk menghasilkan :
- pipa, tube, building profile, sheet, floor covering dan monofilament.- Isolasi kabel listrik dan telepon.- Barang berongga dan blown film.
Gambar 4.1.3 diagram pembuatan plastic secara ekstrusi
BAB VPENUTUP
bijih plastik hopper
heater
die cooling
produk
5.1 Kesimpulan
1. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut
monomer.
2. Plastic merupakan material organis yang terbentuk dari makromolekul,
diolah melalui proses kimia dan nature product, melalui proses sintesa dari
material-material lain.
3. Secara umum jenis plastic ada 3 yaitu termoplastik, termoseting dan
elastomere.
4. Bahan baku pembuatan plastic adalah bijih plastic yang diproleh dari hasil
penyulingan minyak bumi.
5. Bahan penunjang pembuatan plastic antara lain penstabil (stabilizer),
antioksidan dan colorant (pewarna)
6. Proses pembuatan plastic ada dua yaitu proses injeksi dan ekstrusi.
5.2 Saran
1. Diharapkan makalah yang penulis susun dapat bermanfaat bagi pembaca
semua.
2. Kritik dan saran dari pembaca sangan penulis harapkan demi
kesempurnssn makalah ini.