Achmad romdoni (1211001)Anggita Agustina A. (1211017)Flori Juliant Pello (1212061)Gootama Catur W. (1211007)Mariana Kehi (1312089)Nita Aprilia Yudi A. (1312001)Nurvina Taurimasari (1211025)Triyono (1211005)
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Infeksi Sistem Intergumen“
INFEKSI KULIT OLEH VIRUS
PengertianInfeksi kulit oleh virus adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh berbagai jenis virus yang masuk kedalam tubuh baik melalui kulit secara langsung, maupun melawati sistem pernapasan, virus bereplikasi atau multiplikasi dan akhirnya menyebabkan proses peradangan.
Etiologi
Sebagian besar jenis Virus yang masuk melalui kulit dan menjadi penyebab infeksi kulit adalah Papillomavirus / HPV pada tipe veruka dan kandiloma, Herpesvirus pada tipe herpes simpleks, Poxvirus pada tipe molluscum contagiosum.
Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis
1. Infeksi Kulit oleh HPV2. Infeksi Kulit oleh
Herpesvirus3. Infeksi kulit oleh Poxvirus
Pathway
Pemeriksaan Penunjang
1. percobaan Tzanck2. pemeriksaan histopatologik
INFEKSI KULIT OLEH JAMUR
PengertianPenyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur.
Etiologi
Kebanyakan infeksi jamur pada manusia disebabkan oleh tiga jenis jamur yang disebut dermatofita. Tiga jenis jamur tersebut adalah Epidermophyton, Trichopyton, dan Mocrosporum dan merupakan penyebab utama terjadinya infeksi Tinea yang menghasilkan bentuk klinis yang berbeda, bergantung pada lokasi antominya.
Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis
1. tinea kapitis (rambut, alis, dan bulu mata)2. tinea korporis (badan dan anggota badan,
selain tangan, kaki da daerah tinea kruris)3. tinea kruris (genitokrural sampai bokong,
pubis, paha atas medial)4. tinea pedis (kaki dan telapak kaki)5. tinea ungium (kuku).
Gambarn klinis bervariasi tergantung pada lokasi kelainan, respon imun seluler pasien terhadap penyebab, serta jenis spesies dan galur penyebab. Morfologi khas yaitu kelainan yang terbatas tegas, terdiri atas bermacam macam efloresensi (polimorfi), bagian tepinya lebih aktif dan terasa gatal.
pathway
Muncul Lesi - lesi : skuama sampai berupa alopesia
Pruritus
Pelepasan Histamin
Berdifusi ke jaringan epidermis
Hifa ; Enzim Keratolitik
Proses Peradangan
JamurEpidermophyton, Trichopyton, dan Mocrosporum
Menghasilkan Keratinase
Bersifat mencerna Keratin
Kolonisasi Hifa pada jaringan yang telah mati
Invasi ke Stratum Korenuum
Kerusakan/ Resiko kerusakan integritas kulit
Resiko penularan infeksi
Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
Resiko harga diri rendah situasional
Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan kerokan kulit2. pemeriksaan mikrokopis3. pemeriksaan lampu Wood.
Penatalaksanaan
Tipe dan Lokasi Terapi
Tinea Kapitis
(jamur kulit kepala)
Grisefulvin
Keramas 2-3 kali seminggu menggunakan sampo
Tinea Korporis
(jamur badan)
Ketokonazol
Griselfuvin
Tinea kruris
(jamur lipat paha “ jock itch”)
Keadaan yang ringan :
Obat obat topikal seperti ketokonazol, mikonazol, haloprogin
Keadaan yang berat :
Griseofulvin oral
Tinea pedis
(jamur kaki “ethiet’s foot)
Infeksi yang akut :
Rendam dengan larutan salin Burowi atau larutan kalium permaganat. Antifungus topikal
sperti mikonazol, klotrimazol
Infeksi yang resisten :
Terbinafin, griseofulvin jangka panjang.
Tinea ungium
(jamur kuku)
(6 bulan sampai 1 tahun) :
Griseofulvin (untuk kuku jari tangan)
Losion amfoterisin B, mikonazol ; klotrimazol, nistatin (jika disebabkan oleh Candida albicans).
Infeksi Kulit Primer oleh Bakteri
PengertianInfeksi kulit oleh bakteri disebut Pioderma. Pioderma adalah infeksi kulit oleh Staphylococus aureus, streptokokus atau kedua duanya.
Etiologi
Jenis bakteri utama yang banyak menjadi penyebab
infeski pada kulit adalah Staphylococus aureus atau
streptokokus group A.
Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis
1. Impetigo2. Selulitis3. Folikulitis, Furunkel dan
Karbunkel
ImpetigoDefinisiImpetigo merupakan infeksi superfisial kulit yang disebabkan oleh stafilokokus, streptokokus atau lebih dari satu jenis bakteri.
Manifestasi klinis
Lesi dimulai dari makula yang kecil dan berwarna merah, yang dengan cepat menjadi vesikel yang
diskrit, berdinding tipis dan segera mengalami ruptur serta tertutup oleh krusta yang melekat
secara longgar dan berwarna kuning keemasan seperti warna madu. Krusta ini mudah terlepas
dan memperlihatkan permukaan yang licin, merah serta basah, dan pada permukaan ini
segera tumbuh krusta yang baru. Jika terkena kulit kepala, rambut menjadi kusut dan gejala ini
membedakannya dengan tinea kapitis
SelulitisDefinisiSelulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan yang pada orang – orang dengan imunitas normal biasanya disebabkan oleh Streptococcus pyrogenes. Erisipelas adalah istilah untuk selulitis streptokokus yang superfisial dimana tepinya berbatas tegas. Kadang – kadang, bakteri lain ikut terlibat Haemophilus influenzae merupakan penyebab yang penting dari selulitis fasial pada anak – anak, yang sering berhubungan dengan otitis media ipsilateral.
Manifestasi klinis
Selulitis sering terjadi pada tungkai walaupun bisa terdapat pada bagian lain tubuh. Daerah yang terkena menjadi eritema, terasa panas dan bengkak serta terdapat lepuhan – lepuhan dan daerah nekrosis. Pasien menjadi demam dan merasa tidak enak badan bisa terjadi kekakuan dan pada orang tua dapat terjadi penurunan kesadaran.
Folikulitis, Furunkel dan Karbunkel
Folikulitis merupakan infeksi stafilokokus yang timbul dalam folikel rambut. Lesi bisa bersifat superfisial atau dalam. Papula atau pustula yang tunggal atau multipel muncul di dekat folikel rambut. Folikulitis sering terlihat di daerah dagu pada laki – laki yang mencukur janggutnya dan pada tungkai wanita. Daerah lainnya adalah aksila, batang tubuh dan bokong.
Pathway
Bakteri patogenStaphylococus aureus atau Streptokokus
Proses peradangan akut
Color
Menyerang kulit dan jaringan subkutan
Lesi : pustula
Merangsang pelepasan sel radang
Rubor, Calor, Tumor / edema Eritema Local
Kerusakan/ Resiko kerusakan integritas kulit
Nyeria akut
Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
Hipertermia
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboraturium
Penatalaksanaan
1. Terapi antibiotik sistemik2. Kompres basah dan hangat 3. Pemberian obat topikal
bentuk salep atau krim
Infeksi Kulit Sekunder Oleh Bakteri (MRSA)
PengertianMRSA adalah setiap strain Staphylococcus aureus yang telah berkembang, melalui proses alami, serta menjadi resistensi terhadap antibiotik, yang meliputi penisilin (methicillin, dicloxacillin, nafcillin, oksasilin, dll) dan sefalosporin.
EtiologiMRSA disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus yang menginfeksi kulit dan telah mengalami resistensi
terhadap pengobatan antibiotik. MRSA muncul karena tiga alasan yaitu :
meluasnya penggunaan antibiotik atau sering mengkonsumsi antibiotik pada situasi penyakit yang sebenarnya tak
membutuhkan antibiotik, seleksi genetik pada bakteri S.aureus itu sendiri dan
penggunaan antibiotik yang tak teratur selama proses perawatan dengan infeksi
akibat Staphylococcus aureus .
Manifestasi Klinis
adanya infeksi ringan pada kulit, tapi bisa juga oleh infeksi kulit serius atau infeksi luka setelah operasi. Gejala biasanya ditandai dengan bengkaknya kulit yang terinfeksi, berupa benjolan merah dan kadang mengeluarkan nanah. Gejala awal pada bakteri ini adalah kulit yang terinfeksi memerah, bengkak, menjadi lembek, demam tinggi, merasakan sakit hebat pada titik tertentu. Bila diperhatikan sekilas penyakit ini mirip dengan bisul, yaitu berupa benjolan pada kulit disertai nanah.
Pemeriksaan Penunjang
1. Diagnostik laboratorium mikrobiologi
2. Uji laboratorium
Penatalaksanaan
Karena MRSA adalah tahan terhadap beberapa antibiotik yang berbeda, lebih sulit untuk
mengobati daripada non-bakteri resisten. Namun, MRSA tidak tahan terhadap setiap antibiotik dan
sebagian besar strain MRSA masih bisa diobati dengan vankomisin, teicoplanin dan mupirocin.
Continue….
Untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah yang telah terinfeksi MRSA, perawatan terbaik adalah dengan vankomisin antibiotik atau teicoplanin. Kedua antibiotik diberikan sebagai suntikan atau melalui infus sehingga hanya diberikan kepada orang-orang di rumah sakit.
Proses Perawatan / Pencegahan
1. Jika pasien dicurigai terinfeksi MRSA, ambil sampel dari luka yang terinfeksi atau sampel darah atau urin. Setiap bakteri dalam sampel yang tumbuh di laboratorium kemudian akan diidentifikasi adanya MRSA.
2. Jika pasien yang memilki daya tahan tubuh yang baik ditemukan membawa MRSA, mereka bisa diobati dengan krim antibiotik – mupirocin pada area luka.
3. Jika seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah terinfeksi MRSA, mereka diperlakukan dengan baik dengan pemberian vankomisin atau teicoplanin. Kedua antibiotik diberikan sebagai suntikan atau melalui infus sehingga hanya diberikan kepada orang-orang di rumah sakit.
4. Di rumah sakit, untuk mencegah pasien lain terinfeksi, orang dengan MRSA diperlakukan menggunakan teknik perawatan yang adekuat. Bentuk keperawatan berarti bahwa orang tersebut dapat ditempatkan di ruang perawatan yang terpisah dan mereka akan dirawat oleh dokter dan perawat yang akan mengenakan sarung tangan sekali pakai / steril dan celemek. Untuk mencegah orang lain dari terinfeksi MRSA, sarung tangan dan celemek akan dibuang dan tangan akan dicuci sebelum petugas merawat pasien lain.
5. Dalam melukukan perawatan luka, lakukan perawatan luka dengan prinsip perawatan steril dan gunakan langkah-langkah pengendalian infeksi di rumah sakit, seperti mencuci tangan steril sebelum dan setelah merawat luka pasien MRSA auntuk meminimalkan kemungkinan bakteri bisa menular pada pasien lain dalam melakukan perawatan.
6. Menjaga agar tidak terjadi resistensi antibiotik dengan cara mendorong pasien untuk menyelesaikan keseluruhan kursus antibiotik yang diresepkan, terlepas dari apakah mereka merasa lebih baik sebelumnya atau tidak.
7. Pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan dan cara pencegahan penulran infeksi harus dilakukan.
ASUHAN KEPERWATAN
PENGKAJIAN :• Anamnesis• Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSA1. Hipertermia b.d proses inflamasi2. Kerusakan/ resiko kerusakan integritas kulit
b,d lesi dan reaksi inflamasi3. Nyeri akut b.d penekanan serabut saraf akibat
proses inflamasi4. Resiko penularan infeksi b.d sifat menular dari
organisme5. Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan
program terapeutik b.d ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi penyakit dan perawatan.
6. Resiko harga diri rendah situasional b.d penampilan dan respon orang lain
Hiprtermia b.d proses inflamasi
noc nic
Klien akan mempertahakan suhu tubuh dalam rentang normal selama proses perawatan.Dengan kriteria hasil: Klien tidak mengeluh demam, suhu tubuh dalam batas normal 36,5-37,5ºC.
1. Jelaskan pada klien tentang penyebab demam.
2. Anjurkan klien untuk intake cairan 1500 – 3000 cc/ hari.
3. Beri kompres hangat.4. Beri antipiretik sesuai
pesanan dokter.5. Observasi perubahan suhu
tubuh.
Kerusakan/resiko kerusakan integritas kulit b,d lesi dan reaksi inflamasi
Noc Nic
Klien akan mempertahankan keutuhan integritas kulitnya selama dalam proses perawatan. Dengan kriteria hasil: Lesi tidak meluas, lesi utuh sampai pada proses penyembuhannya yang optimal, lesi tidak berubah menjadi lesi yang baru / jenis baru.
1. Jelaskan pada klien tentang jenis dan sifat lesi
2. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk, memencet atau menggosok lesi.
3. Pertahankan kebersihan kulit yang terinfeksi.
4. Anjurkan klien untuk tidak menyentuh atau memegang lesi setelah memegang sesuatu.
5. Lakukan perawatan kulit dengan teratur.
6. Pantau / observasi kemungkinan terjadi perluasan area lesi dan perubahan bentuknya.
7. Layani pengobatan sesuai anjuran dokter ; oral atau topikal.
8. Layani pemberian obat topikal sesuai SOP keperawatan.
Nyeri akut b.d penekanan serabut saraf akibat pproses inflamasi
Noc Nic
Klien akan mempertahankan rasa nyaman ; bebas dari nyeri selama proses perawatan.Dengan kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri yang dirasakan berkurang, klien dapat mendemonstrasikan tekhnik mengontrol nyeri yang adaptif, klien nampak rileks.
1. Kaji keluhan nyeri (P,Q,R,S,T)2. Jelaskan pada klien penyebab
nyeri3. Ajarkan klien tekhnik kontrol
nyeri yang adaptif ; tekhnik napas dalam atau distraksi
4. Beri kompres hangat pada area infkesi (untuk infeksi oleh bakteri), beri bedak khusus antigatal (untuk infeksi virus) dan beri salp antigfungi sesuai resep dokter (untuk infeksi jamur).
5. Obsevasi kemampuan klien mengontrol nyeri yang adaptif.
Resiko penularan infeksi ; pada diri sendiri maupun orang lain b.d sifat menular dari organisme
Noc Nic
Klien akan menurunkan resiko penularan infeksi selama proses perawatan.Dengan kriteria hasil: lesi tidak meluas dan menyebar, tidak ada anggota keluarga atau klien lain yang menderita penyakit yang sama.
1. Jelaskan jenis dan sifat lesi pada klien.
2. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk atau memegang megang lesi.
3. Jelaskan jenis dan sifat lesi pada keluarga.
4. Batasi kunjungan keluarga.5. Hindari penggunaan pakaian / laken
yang sama dengan klien yang lain.6. Isolasi klien pada ruang perawatan
khusus.7. Gunakan alat pelindung diri yang
tepat ; bagi perawat selama beri perawatan.
8. Gunakan alat perawatan sekali pakai jika perlu.
9. Isolasi bahan sampah medis sisa perawatan klien.
10.Beri pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang proses penyakit dan penymbuhannya.
Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik b.d ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi penyakit dan perawatan.
Noc Nic
Klien akan melaksanakan program terapeutik yang optimal selama proses perawatan.Dengan kriteria hasil: klien berpartisipasi aktif dalam program perawatan, klien dapat menjelaskan indikasi, kontra indikasi,efek samping dan dosis obat yang di gunakannya, klien dapat mencapai kesembuhan yang optimal.
1. Jelaskan jenis penyakit, penyebab, pengobatan, dan cara perawatan penyakit pada klien dan keluarga.
2. Jelaskan tentang obat yang digunakan klien; indikasi, kontra indikasi,efek samping dan dosis obat.
3. Motivasi klien untuk mengikuti program pengobatan dengan sunguh sungguh.
4. Yakinkan klien bahwa penyakit klien dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
Resiko harga diri rendah situasional b.d penampilan dan respon orang lain
Noc Nic
Klien akan mempertahankan pandangan positif pada diri selama proses perawatan.Dengan kriteria hasil: klien mengungkapkan penerimaanya terhadap keadaan penyakit, klien mengungkapkan keyakinan terhadap kesembuhan peyakit.
1. Jelaskan proses penyembuhan penyakit pada klien.
2. Motivasi klien ikuti program perawatan yang diberikan.
3. Yakinkan klien bahwa penyakit klien dapat disembuhkan dengan pengobatan dan perawatan yang tepat.
TERIMA KASIH