Oleh:
Raih Anisti Dewi P
07711132
Bronkitis Asmatis
Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur: 46 tahun
Status : Menikah
Alamat : Klaten
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
KASUS
KELUHAN UTAMA (KU) • Sesak nafas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG OS datang ke RS dengan keluhan sesak nafas sejak 1 jam
yang lalu. Selain itu OS juga mengeluh sesak disertai batuk dengan dahak berwarna putih dan pilek dengan cairan encer berwarna bening sejak 1 minggu yang lalu. Sesak nafas dirasakan kambuh-kambuhan. Dalam 1 minggu ini sesak nafas sudah kambuh sebanyak 2 kali. OS merasa sesak nafas kambuh apabila sedang merasa kelelahan dan udara dingin. OS juga mengaku sesak nafas kali ini kambuh karena kelelahan setelah perjalanan jauh dari Pacitan-Yogyakarta dengan mengendarai sepeda motor. Sebenarnya kemarin (Minggu, 10 Juli 2011) OS sudah mengeluh sesak nafas dan diperiksakan ke RSI Klaten namun OS menolak untuk rawat inap dan akhirnya rawat jalan dengan diberi obat cefadroxin, Nytex, Inhaler combifent.
Anamnesis
Namun keesokan malam harinya (11 Juli 2011), sesak nafas kambuh kembali dan langsung dibawa k RSI klaten lagi. Biasanya sesak kambuh pada malam hari dan membaik pada siang hari. OS mengaku sejak kecil sudah sering sesak nafas, namun terakhir kambuh sesak nafas kurang lebih 2 tahun yang lalu. Dibandingkan dengan sesak nafas yang sebelumnya, sesak nafas kali ini dirasa paling berat dan mengganggu aktivitas serta tidur. Untuk sehari-hari obat sesak yang dikonsumsi adalah neo napacin, namun untuk serangan saat ini, sesak tidak kunjung mereda dengan obat tersebut.
I. ANAMNESIS SISTEM :
Saraf : pusing (-), penurunan kesadaran (-), demam (-)
Kardiovaskuler : berdebar-debar (+), keringat dingin (-), lemas
(+), nyeri dada (-)
Respirasi : sesak (+),batuk (+), pilek (+)
Digesti : mual (-), muntah (-), diare(-), nafsu makan
turun(+), BAB dalam batas
normal (+)
Urogenital : BAK dalam batas normal (+)
Muskuloskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-)
Integumentum : akral dingin (+), uedem (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Riwayat keluhan serupa (+)
Riwayat alergi (+)
Riwayat batuk darah (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat sakit jantung (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : Keluhan serupa pada keluarga (+) anak ,
nenekRiwayat alergi pada keluarga (+) anakRiwayat Hipertensi pada keluarga (-)Riwayat DM pada keluarga (-)Riwayat sakit jantung (-)
KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN Kebiasaan merokok (-)OS jarang berolahraga (+)Sering berpergian jauh dengan menggunakan
kendaran bermotor tanpa masker
Keadaan Umum : tampak sesak
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign :
TD : 160/90 mmHg N : 102 x/mnt
R : 27 x/mnt S : 37oC
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran limfonodi (-), JVP meningkat (-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Pulmo: I : simetris, ketinggalan gerak (-)
P: ketinggalan gerak (-), krepitasi (-)
P: hipersonor (+)
A: vesikuler +/+, RBK (+), wheezing (+)
Cor : I : iktus cordis terlihat pada SIC 4 midclavikula
P: kardiomegali (-)
P: kardiomegali (-)
A: S1, S2 tunggal reguler, bising (-)
Abdomen :
I : flat, pembesaran vena (-)
A: peristaltik normal (+)
P: timpani, acites (-)
P: supel (+), hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : edem pada ekstremitas (-)
Continue…
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Darah rutin
Pemeriksaan urin
Ro thorax
Rencana Pemeriksaan Penunjang
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 11 Juli 2011 (di IGD)
EKG : sinus rythim, heart rate 102x/Menit
DIAGNOSIS BANDING
Asma bronkial
Bronchitis kronik
Emfisema
Gagal jantung kiri
Emboli paru
(Terapi di IGD)
• O2 4 liter• Nebulizer Combivent• Infus D5 16 Tpm• Aminophilin• Injeksi metilprednison ½ Amp/12 jam
Penatalaksanaan
FOLLOW UPTanggal 12 Juli 2011
S : Demam (-), batuk (+), pilek (+), sesak berkurang (+)O : Keadaan Umum : Cukup Kesadaran : Compos Mentis
TD : 150/90 mmHg N : 94 x/mntR : 24 x/mnt S : 36 CKepala : CA(-), SI (-)Thorax : S1 S2 reguler,bising (-)
Vesikuler +/+, RBK (+), Wheezing (+) Abdominal : Nyeri tekan (-), BU(+)N
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Trombosit
Hematokrit
LED
Eritrosit
13.6
10.5
251.0
41.9
30 – 60
5.10
13,2-17,3
3,8-10,6
150,0-440,0
40,0-52,0
0-10
4,40-5,90
g/dl
10^3/uL
10^3/uL
vol%
mm/jam
10^6/uL
HITUNG JENIS
Netrofil
Limfosit
Monosit/Eosinofil/Basofil
72.5
17.2
10.3
36,0-66,0
25,0-40,0
-
%
%
%
Foto Thorax 12 juli 2011 :
Cardiomegali Ringan HHD, Dengan Paru Gambaran Bronkitis
Perihiler Dupleks, Sinus Dan Diafragma Dalam Batas Normal
NILAI-NILAI MC
MCV
MCH
MCHC
82.2
26.7
32.5
80,0-100,0
26,0-34,0
32,0-36,0
u^3
pg
g/dlKIMIA KLINIK
FUNGSI GINJAL
Ureum
Kreatinin
FUNGSI HATI
SGOT
SGPT
26.7
0.8
23
10
15,0-50
0,6-1,3
0-50
1-50
mg/dl
mg/dl
U/L
U/L
A : Bronchitis Asmatis
P : Planning : Pemeriksaan Urin Rutin Terapi :
- D5% 16 Tpm- Metilprednison 0,5 A/12 jam- Ranitidin 2 x1- Vectrin 3x1- Starcef 200 mg 1x1- Nebulizer combivent (k/p)
Tanggal 13 Juli 2011 : S : pusing (-), sesak (-), batuk (+), pilek (+)O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos MentisTD : 140/90 mmHg N : 80 x/mntR : 20 x/mnt S : 36oCKepala : CA(-), SI (-)Thorax : S1 S2 reguler,bising (-)Pulmo : Hipersonor (+) Vesikuler +/+, RBK (+),
Wheezing (-) Abdominal : Nyeri tekan (-), BU (+) N
Pemeriksaan Hasil Normal SatuanURINALISA
Warna
Kekeruhan
BJ
PH
Protein
Glukosa
Keton Urin
Bilirubin
Darah
Nitrit
Urobilinogen
Lekosit
SEDIMEN URINE
Epitel
Eritrosit
Lekosit
Silinder
Bakteri
Kristal urat amorf
Kuning
Jernih
1.030
5.50
2+
Negative
Trace
1+
negatif
negatif
0.20
negatif
0-1
3-6
2-4
Negative
Negatif
Negative
kuning
jernih
1,005-1,030
5,00-8,50
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif
0,20-1,00
negatif
1+
0-2
0-3
negatif
negatif
negative
/LPB
/LPB
A: Bronchitis Asmatis
P : Pasien diperbolehkan pulang Terapi :
D5% 16 TpmVectrin 3x1Starcef 200 1x1Nebulizer combivent (k/p)
Teori & kasus
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Mnurut NAEPP Penyakit inflamasi kronik pada paru dengan ciri :
Obstruksi saluran nafas yang bersifat reversibel, baik secara spontan maupun pengobatan
Meningkatnya respon bronkus terhadap berbagai rangsangan
Inflamasi jalan nafas
Definisi
Pada dasarnya, bronkitis penyempitan saluran napas karena terjadinya peradangan/infeksi Pada bronkitis asmatis, penyakit ini menyertai atau disertai oleh gejala asma.
Disebut menyertai gejala asma, bila gejala alergi yang timbul menyebabkan sesak napas yang selanjutnya menyebabkan gangguan saluran pernapasan (bronkus)
Sebaliknya, disebut disertai asma bila peradangan saluran pernapasan yang terjadi lebih awal menyulut terjadinya gejala asma. Hal ini terjadi karena kuman penyebab radang menjadi penyebab reaksi alergi, sehingga saluran pernapasan menyempit
Etiologi
Ekstrinsi
k (alergik
)
• reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan
• sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
Non alergik
• Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui,
• Ex : seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
• menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan waktuberkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema asma gabungan
Asma
gabungan
• Faktor presitipasi : Olahraga/ aktifitas jasmani yang berat, Lingkungan kerj, Stres, Perubahan cuaca, Alergen,
• Faktor predisposisi: Genetik
Asma ditandai bronkostriksi, inflamasi, hipersensitivitas bronkus peningkatan mukus penyempitan bronkus penghambatan aliran udara tahanan saluran napas meningkat dipsneu
PATOGENESIS
Debu,dingin memicu hipersekresi mukus pada asma bisa memicu terjadinya bronkitis kronis (karena infeksi saluran kambuhan mrupakan faktor predisposisi bronkitis) terjadi kegagalan pembersihan mukosisliar terhadap inhalasi kronis berbagai senyawa iritan ploriferasi sel goblet (memroduksi mukus) hipertrofi dan dilatasi kelenjar penghasil mukus obsstruksi bronkus
Derajat Gejala Gejala malam Faal paruIntermiten - Gejala kurang dari
1x/minggu - Asimtomatik
< 2 kali dalam sebulan
APE > 80%
persistan Ringan mingguan
- Gejala lebih dari 1x/minggu tapi kurang dari 1x/hari
- Serangan dapat menganggu Aktivitas dan tidur
> 2 kali dalam sebulan
APE >80%
Persistan sedangharian
- Setiap hari, - serangan 2
kali/seminggu, bisa berahari-hari.
- menggunakan obat setiap hari
- Aktivitas & tidur terganggu
> 1 kali dalam seminggu
APE 60-80%
Persistan beratkontinu
- gejala Kontinyu - Aktivitas terbatas
- sering serangan
Sering APE <60%
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIS
sesak napas mendadak, napas atau dada serasa tertekan disertai inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi
Bunyi mengi (wheezing) batuk produktif, sering pada malam hari Gejala bersifat paroksisimal, membaik
pada siang hari dan memburuk pada malam hari
Diagnosis banding
• Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan atau setahun. terjadi pada penderita > 35 tahun, perokok berat. batuk di pagi hari, lama-lama disertai mengi, menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan sianosis dan tanda-tanda kor pumonal.
Bronkitis kronis
• gejala utama sesak• batuk dan mengi jarang menyertainya.
Penderita biasanya kurus. Berbeda dengan asma, emfisema biasanya tidak ada fase remisi, penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas. Pada pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong, gerakan nafas terbatas, hipersonor, pekak hati menurun, suara vesikuler sangat lemah. Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi.
Emfisema paru
Gagal jantung
kiri
Sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai paroksisimal dispneu. Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak, tetapi sesak
berkurang jika penderita duduk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya kardiomegali dan udem paru.
Emboli paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas, pasien terbatuk-batuk disertai darah, nyeri pleura, keringat dingin, kejang, dan
pingsang. Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea, takikardi, gagal
jantung kanan, pleural friction, gallop, sianosis, dan hipertensi.
Diagnosis
1. AnamnesaKeluhan sesak nafas, mengi, dada terasa
berat atau tertekan, batuk berdahak yang tak kunjung sembuh, atau batuk malam hari.
Semua keluhan biasanya bersifat episodik dan reversible.
Ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi yang lain
Adanya faktor pencetus serangan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : penderita tampak sesak nafas dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi duduk.
Jantung : pekak jantung mengecil, takikardi.Paru :
Inspeksi : dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke bawah.
Auskultasi : terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjang.
Perkusi : hipersonorPalpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
Pemeriksaan laboratoriumFaa
l paru
(spirometri
• menilai berat obstruksi, reversibilitas
Darah
rutin
• peningkatan eosinofil dan IgE
Sputum
• eosinofil, spiral crushman, kristal charcot Leyden. Sedangkan neutrophil sangat dominan pada bronchitis kronik
Foto toraks
• dapat normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan, adanya penyakit lain.
• Bila disertai dengan bronkitis bercak-bercak di hilus akan bertambah
• Komplikasi emfisema gambaran radiolusen akan bertambah
Uji provokas
i bronkus
• membantu diagnosis untuk menunjukan adanya hiperaktivitas bronkus.
Analisis gas dara
h
• dilakukan pada asma berat. Pada fase awal serangan,hipoksemia dan hiokapnia (PaCO2 < 35 mmHg)
Continue…
Tujuan pengobatan asmaPengobatan non farmakologik Terapi Farmakologi
Penatalaksanaan
Terapi Farmakologi
Terapi awalPasang Oksigen 2-4 L/menit dan pasang infuse RL atau
D5.Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg)
inhalasi Aminofilin bolus intravena 5-6 mg/kgBBAnti inflamasi (kortikosteroid) menghambat inflamasi
jalan nafas dan mempunyai efek supresi profilaksisEkspektoran adanya mukus kental dan berlebihan
(hipersekresi)Antibiotik hanya diberikan jika serangan asma
dicetuskan oleh rangsangan infeksi saluran pernafasan
- D5% 16 Tpm- Metilprednison 0,5 A/12 jam kortikosteroid- Ranitidin 2 x1 antagonis reseptor H2- Vectrin 3x1 mukolitik- Starcef 200 mg 1x1 antibiotik- Nebulizer combivent salbutamol, ipratopium
Terapi pada pasien
• bronkodilator paling potenaktivasi adenilat siklase mngktkn kadar siklik AMP relaksasi otot polos bronkus
Agonis B-2 adrenegik
(salbutamol, terbutalin)
• perbaikan pada fungsi paru 10-15% dibandingkan jika hanya menggunakan b agonis saja
Antikolinergik (ipratropium
bromida)
• mengurangi hiperresponsensitivitas saluran nafas dengan mngurangi inflamasi, pencegahan jangka panjang
Kortikosteroid (metilprednisolon
)
Recommended