PROGRAM PELATIHAN TATA BUSANA
BAGI USIA PRODUKTIF RUMAH GEMILANG
INDONESIA (RGI) LAZNAS AL-AZHAR DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyarat Memperoleh
Gelar Sarjana Dakwah (S.Sos)
Oleh:
Musholia Murniati
NIM. 11150530000104
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1440 H
i
ABSTRAK
Musholia Murniati, NIM: 11150530000104, “Program
Pelatihan Tata Busana Bagi Usia Produktif Rumah
Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar Depok Tahun
2018.” Di bawah bimbingan Bapak Dr. Muhammad
Sungaidi, MA. Pada Tahun 2019.
Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar memiliki
salah satu prorgam tata busana yang memiliki manfaat dan
efek positif. Program pelatihan tata busan bagi usia produktif
adalah salah satu program pengetasan pengangguran dan
pemberdayaan pemuda produktif yang dilakukan di Rumah
Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar, yang di bentuk
untuk membangun skill.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas bagi
usia produktif dalam pelatihan tata busana RGI dan bagaimana
tahap pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan
metedologi kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Data-
data yang didapatkan dari lembaga kemudian dioleh secara
sistematis baik berupa kata-kata tertulis, arsip dan lisan serta
perilaku yang diamati.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa
program tata busana yang dilakukn RGI memberikan manfaat
baik dari segi ekonomi dan segi kepribadian para alumni.
Sebagian dari mereka secara ekonomi sudah mampu untuk
memenuhi kebutuhannya. Kualitas lain yaitu dari segi
kepribadian, para alumni merasakan lebih percaya diri, dan
memiliki kepribadian yang religius. Adapun langkah-langkah
perencanaan yang dilakukan dalam pelatihan tata busana
berjalan sesuai dengan teori, yaitu: forecasting, Objective,
Policies, Programing. Schedule, Prosedure, Budge. Kemudian
tahap programing pelatihan tata busana RGI, terdiri dari: Pra
pelatihan yaitu sosialisasi, perekrutan, dan orientasi bagi calon
peserta pelatihan tata busana. Pasca pelatihan: diawali dengan
factory tour dan wokshop, magang, pendampingan.
Kata Kunci : Program, Pelatihan, Tata Busana, Usia
Produktif dan RGI.
iii
KATA PENGANTAR
Segal puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada pengemban risalah dakwah Islam yaitu
Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang senantiasa berjalan di jalan Allah sampai
akhir zaman dan yang membawa ajaran Islam sebagai rahmat
bagi semesta alam.
Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini
masih terhadap banyak kekurangan baik segi isi ataupun dari
teknik penulisan. Untuk itu, kritikan dan saran yang betujuan
membangun sungguh merupakan masukan bagi peneliti agar
dapat bisa memperbaiki kembali sehingga bisa menghasilkan
karya ilmiah yang baik lagi.
Berkat keridhoan dari Allah SWT, akhirnya skripsi ini
terselesaikan. Penulis menyampaikan ungkapan terimakasih
kepada pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, dan
arah-arahan terhadap penelitian untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penelitian
menyampaikan ucapan terimahkasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto M.Ed, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Raudhonah, MA Wakil
iv
Dekan II Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA Ketua Program
Studi Manajemen Dakwah dan Bapak Drs. Sugiharto, MA
selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah.
4. Bapak Mulkanasir, BA, S.Pd, MM Dosen Penasihat
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswi.
5. Bapak Dr. Muhammad Sungaidi, MA Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah bersedia membimbing penulis dari awal
hingga akhir penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Hasanudin, MA penguji I dan Bapak
Muhamad Zen, MA penguji II yang telah bersedia
menguji sidang munaqasah skripsi ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen
Dakwah yang telah memberikan pengajaran dan
pembelajaran teori maupun pengalaman hidup yang luar
biasa.
8. Perpustakaan Umum dan Perpustakan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatuallah
Jakarta, terima kasih telah membantu saya dalam
memberikan referensi buku, jurnal maupun skripsi.
9. Bapak Mahrus Ali Manajer Rumah Gemilang Indonesia
yang telah mengizikan penulis meneliti di RGI.
10. Ibu Liza Triastuti Tata Usaha, Ibu Yanita Sabrina dan Ibu
Ri’fa’ana Instruktur Tata Busana, Sdri. Nurizki
Yuliandini peserta RGI, Sdri. Siska Rantika peserta RGI,
v
Sdri. Karlina peserta RGI yang telah bersedia penulis
wawancarai untuk kepentingan penelitian.
11. Pengurus Rumah Gemilang Indonesia serta seluruh
jajaran yang terlibat dalam penulis dan penyelesaian
skripsi.
12. Kepada Ibu yang tercinta (Musarmadah), yang tidak
pernah henti memberikan dukungan, kasih sayang dan
cinta yang tak pernah padam. Tidak pernah bosan untuk
memberikan semangat kepada penulis. Kata-kata tidak
akan pernah bisa mengambarkan rasa sayang dan terimah
kasih penulis, tidak sanggup pula penulis membalas
kebaikan dari kedua orang tuaku yang sangat kucintai.
13. Kepada Kakak kandung Alfu Fatin, Munzilah Nur
Rohmah dan Kholilati Istiqomah, S.E., dan kepada kakak
ipar Abdul Fattah, Lc., Muhammad Hidayat dan Andi
Shobak yang terus mendukung adiknya agar tetap
berjuang dan semangat untuk menuntut ilmu di tanah
rantau.
14. Teman-teman seperjuangan Prodi Manajemen Dakwah
angkatan 2015, khususnya MD ZISWAF yang telah
berjuang bersama dalam susah maupun senang.
15. Kepada teman-teman penerima BIDIK MISI 2015 yang
selalu berjuang dari semester awal hingga sekarang.
16. Kepada teman Lembaga Dakwah Kampus Syahid
khususnya Forkat An-Naml yang selalu mendukung dan
memberikan semangat untuk segera menyelesaikan
skripsi.
vi
17. Kepada Syekh Abu Hilyah Najmul Mujahid, Lc., MA.,
Ust. Budi Mulyana, Lc., S.E., S.Pd., Ukh Devie
Purnamasari, S.Sos, Umi Ida, umi-umi dauroh Pamulang,
teman-teaman Kosan Pondok Fitri dan semua pihak yang
telah memberikan dukungan, bantuan baik moril maupun
materil sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya
dan semua pembaca pada umumnya.
Ciputat, 16 Januari 2019.
Musholia Murniati
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Pembatasan Masalah ................................................... 5
1. Pembatasan Masalah ............................................. 5
2. Perumusan Masalah .............................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 5
1. Tujuan Penelitian .................................................. 5
2. Manfaat Penelitian ................................................ 6
D. Metodologi Penelitian ................................................. 6
1. Pendekatan Penelitian ........................................... 7
2. Sumber Data .......................................................... 8
3. Subjek dan Objek Penelitian ................................. 9
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................ 9
5. Metode Pengumpulan Data ................................. 10
viii
6. Teknik Analisis Data ........................................... 12
7. Teknik Penulisan ................................................. 12
E. Tinjaun Pustaka ......................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ............................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI .......................................... 19
A. Program ..................................................................... 19
1. Pengertian Program ............................................. 19
2. Tujuan Program ................................................... 21
3. Langkah-langkah Perencanaan Program ............. 21
4. Macam-macam Program ..................................... 24
B. Pelatihan .................................................................... 25
1. Pengertian Pelatihan ............................................ 25
2. Tujuan Pelathan ................................................... 28
3. Manfaat Pelatihan................................................ 30
4. Unsur-unsur Pelatihan ......................................... 31
5. Rancangan Pelatihan ........................................... 33
6. Metode Pelatihan ................................................. 34
7. Prinsip-prinsip Pelatihan ..................................... 35
8. Peran Pelatihan dan Intruktur .............................. 37
C. Tata Busana ............................................................... 39
1. Pengertian Busana ............................................... 39
2. Fungsi Busana ..................................................... 41
3. Pengelompokan Busana ...................................... 43
D. Usia Produktif ........................................................... 44
1. Pengertian Usia Produktif ................................... 44
ix
E. Penerima Manfaat Tata Busana Rumah Gemilang
Indonesia (RGI) LAZNAS Al-Azhar ........................ 44
BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH GEMILANG
INDONESIA LAZNAS AL-AZHAR ................ 47
A. Profil dan Sejarah Berdirinya LAZNAS Al-Azhar ... 47
B. Sejarah Berdirinya Rumah Gemilang Indonesia
(RGI) ......................................................................... 49
C. Visi dan Misi RGI ..................................................... 50
D. Struktur Manajemen Rumah Gemilang Indonesia .... 51
E. Program-program Rumah Gemilang Indonesia ........ 52
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............ 57
A. Penerima Manfaat Program....................................... 57
B. Kriteria Program........................................................ 58
C. Prosedur Pendaftaran ................................................ 58
D. Pola Rekritment Peserta Program ............................. 59
E. Proses Diklat ............................................................. 59
F. Kurikulum Standar Kompetensi Dasar ..................... 61
G. Ouput Program .......................................................... 63
H. Metode Pelatihan Tata Busana Rumah Gemilang
Indonesia ................................................................... 64
I. Sinergi dan Kemitraan............................................... 68
J. Sarana dan Prasana .................................................... 68
K. Kegiatan Para Peserta ................................................ 72
L. Penyaluran Dana Untuk RGI .................................... 74
x
BAB V PROGRAM PELATIHAN TATA BUSANA
UNTUK USIA PRODUKTIF RUMAH
GEMILANG INDONESIA LAZNAS AL-
AZHAR ................................................................ 75
A. Program Pelatihan Tata Busana Dalam Meningkatkan
Kualitas Produktif Di Rumah Gemilang Indonesia .. 75
B. Tahapan Pelaksanaan Program Pelatihan Tata Busana
Untuk Usia Produktif Rumah Gemilang Indonesia
LAZNAS Al-Azhar ................................................... 87
BAB VI PENUTUP ........................................................ 103
A. Simpulan ................................................................. 103
B. Saran ........................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 107
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Tinjaun Pustaka 1 ................................................ 13
Tabel 1.2 : Tinjaun Pustaka 2 ................................................ 13
Tabel 1.3 : Tinjaun Pustaka 3 ................................................ 14
Tabel 4.1 : Peralatan Pratikum & Workshop Tata Busana ... 70
Tabel 4.2 : Jadwal Kegiatan Santri Tata Busana................... 72
Tabel 4.5 : Penyaluran Dana ZIS LAZNAS Al-Azhar untuk
RGI ..................................................................... 74
Tabel 5.1 : Daftar Peserta RGI Tata Busana Angkatan 18
Tahun 2018 ......................................................... 81
Tabel 5.2 : Daftar Peserta RGI Tata Busana Angkatan 19
Tahun 2018 ......................................................... 84
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 : Struktur Manajemen RGI................................... 51
Bagan 4.2 : Proses Pelatihan ................................................. 61
Bagan 5.1 : Proses Pelatihan ............................................... 100
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Pola Sitem Dressmeking ................................. 65
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Transkip Wawancara
Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 : Foto-foto wawancara
Lampiran 6 : IMZ Award 2012
Lampiran 7 : Formulir Pendaftaran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang di hadapi
semua negara di dunia sebagai akibat dari adanya kesenjangan
antara jumlah penduduk usia kerja yang masuk dalam angkatan
kerja dengan ketersedian kesempatan kerja. Pengangguran terdidik
merupakan angkatan kerja yang berpendidikan menengah ke atas
(SMA, Diploma, dan Sarjana) dan tidak bekerja.1 Tingkatan
pengangguran terdidik (Educated Unemployment Rate)
merupakan resio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SLTA
ke atas (sebagai kelompok terdidik) terhadap besarnya angkatan
kerja pada kelompok tersebut. Setiap tahun perguruan tinggi
menghasilkan lulusan sarjana yang jumlahnya terus meningkat.
Beberapa ahli ekonomi memperkirakan pengangguran di negara-
negara sedang berkembang pada umumnya didominasi oleh
pengangguran berpendidikan.2
Menurut Data Pusat Statistika (BPS) pada bulan Februari
2018, melaporkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia
berkurang sebanyak 140.000 jiwa. Persentase TPT yang juga turun
ke angka 5,13% dari 5,33% pada Februari 2017. Total jumlah
angkatan kerja tahun 2018 naik sebanyak 2,39 juta dari Februari
1 Tobing Elwin, Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik, (Media
Indonesia, 2004), h. 45. 2 Tadaro Michael, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta:
Erlangga, 2004), h. 32.
2
2017 menjadi 133,94 juta jiwa, dengan jumlah pengangguran
sebanyak 6,87 juta dan yang bekerja sebanyak 127,07 juta jiwa.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan atau SMK menyumbang porsi pengangguran terbanyak,
yaitu sebesar 8,92%.3
Tingkat pengangguran kelompok muda yang relatif tinggi
dibandingkan dengan tingkat pengangguran penduduk disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu: Pertama, faktor struktural faktor ini
terdiri dari kurangnya keterampilan kelompok muda di banding
kelompok yang lebih matang, ketimpang atau kendala geografis
dan kelangkaan informasi yang menghambat pasar tenaga kerja,
dan faktor usia ketika meninggalkan sekolah, biasannya
meninggalkan sekolah pada usia lebih awal mengalami tingkat
pengangguran yang lebih tinggi. Kedua, faktor non struktural yang
terdiri dari kenaikan tingkat upah buruh yang mendorong majikan
untuk memutuskan hubungan kerja atau tidak menerima pegawai
baru, meningkatmya partisipasi perempuan termasuk mereka yang
berstatus kawin ke dalam angkatan kerja, persepsi pemuda
terhadap pekerjaan yang tersedia antara lain tentang tingkat upah
yang rendah, serta persepsi karir maupun lingkungan kerjanya.
Kecenderungan meningkatnya angka pengangguran tenaga kerja
terdidik disebabkan bahwa semakin tinggi pendidikan akan
semakin tinggi pula aspirasinya untuk mendapatkan kedudukan
atau kesempatan kerja yang lebih sesuai.4
3https://glints.com/id/lowongan/fakta-pengangguran-indonesia/,
diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 20.00 WIB. 4 Musfira Nur, “Pengangguran Terdidik Di Provinsi Sulawesi Selatan”,
Jurnal Analisis, Vol. 5, No. 01, Juni 2016, h. 29-33.
3
Generasi muda adalah bagian dari suatu masyarakat yang
paling produktif. Namun, potensi atau kemampuan yang dimiliki
oleh rata-rata kaum muda tidak termanfaatkan secara optimal
disebabkan kurangnya arahan dan motivasi. Banyak dari mereka
terjebak pada masalah pengangguran yang disebabkan minimnya
lapangan dan ketidakmampuan untuk menciptakan pekerjaan.
Bertambahnya deret pengangguran yang ada saat ini di dominasi
oleh kaum muda atau remaja. Ironisnya, di antaranya adalah
lulusan sekolah menengah kejurusan (SMK). Keadaan ini sungguh
ironis mengigat remaja adalah generasi muda harapan bangsa yang
kelak masa depan ada di tangan mereka.
Salah satu permasalahannya adalah kurangnya keterampilan
hidup (life skill) yang dimiliki pemuda dalam hal
memproduktifkan dirinya (berwirausaha) dan paradigma berpikir
generasi muda yang lebih ingin menjadi pegawai sementara
ketersedian lapangan kerja di sektor formal sangatlah terbatas.
Sedangkan, kemampuan dan kreativitas generasi muda sebenarnya
sangat tinggi. Keterampilan merupakan hal penting yang memang
harus dimiliki oleh setiap generasi muda khususnya dalam
menghadapi era globalisasi ini. Dengan bakat memungkinkan
seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Untuk
mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan,
pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Pelatihan ini merupakan
bakat khusus dalam bidang kreatif, produktif, bakat menciptakan
sesuatu yang baru.5
5 Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik),
(Jakarta: PT. Bumi Askara, 2010), h. 78.
4
Adanya pelatihan untuk usia produktif dalam upaya
peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam
rangka pengatasan penggangguran serta upaya pemberdayaan
pemuda produktif baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga
tertentu. Hal ini di anggap memiliki dampak positif terhadap
masyarakat, selain untuk memberi ilmu pengetahuan juga adanya
upaya masyarakat menjadi trampil dalam berbagai hal. Otomatis
dengan memiliki keterampilan mereka mampu merubah taraf
hidup mereka menjadi lebih baik, sehingga dana yang dikelurkan
dapat berguna dan berjalan sesuai dengan rencana dan target yang
telah ditetapkan bersama.
Salah satu lembaga sosial yang turut serta membantu
pemerintah dalam proses pembangunan Indonesia adalah LAZNAS
Al-Azhar. Al-Azhar adalah lembaga nirlaba yang dibentuk
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar yang bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat dhuafa, berbasis pendidikan dan
dakwah dengan mendayagunakan sumber daya dan partisipasi
publik, dan bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi
pengurus organisasi.6
Program LAZNAS Al-Azhar adalah Rumah Gemilang
Indonesia yang memiliki tujuan yakni mengentaskan
pengangguran dan pemberdayaan pemuda produktif melalui
pelatihan di Sawangan Kota Depok. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah
penelitian yang berjudul: “Program Pelatihan Tata Busana
6 http: //id.wikipedia.org/wiki/Al-Azhar Peduli Ummat, diakses pada
25 Oktober 2018 pukul 14.10 WIB.
5
Untuk Usia Produktif Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Laznas Al-Azhar Depok Tahun 2018”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah di buat agar penelitian atau analisis ini
lebih terarah dan tidak meluas ke permasalahan lain, maka
penulis membatasi masalah “Program pelatihan tata busana
pada usia produktif Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-
Azhar Depok Tahun 2018”.
2. Perumusan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan terfokus, maka penulis
membuat perumusan masalah pada penulisan skripsi ini.
Adapun perumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dapat meningkatkan kualitas usia produktif
dalam program pelatihan tata busana Rumah Gemilang
Indonesia (RGI) LAZNAS Al-Azhar Depok?
b. Bagaimana tahapan pelaksanaan program pelatihan tata
buasan untuk usia produktif Rumah Gemilang Indonesia
LAZNAS Al-Azhar Depok?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk megetahui kegiatan apa saja yang dapat
meningkatkan kualitas usia produktif dalam program
pelatihan tata busana Rumah Gemilang Indonesia
(RGI) LAZNAS Al-Azhar Depok
6
b. Untuk megetahui tahapan program pelatihan tata buasan
untuk usia produktif Rumah Gemilang Indonesia
LAZNAS Al-Azhar Depok.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah:
a. Bagi Akademis, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan suatu kontribusi teoritis khususnya
salam ruang lingkup ilmu-ilmu sosial serta dapat
dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam
mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya
terutama penelitian tentang program pelatihan.
b. Bagi pedoman, penelitian ini bisa dijadikan sebagai
referensi untuk pihak-pihak lain yang membutuhkan.
c. Bagi rekomendasi atau lembaga, penelitian ini
diharapkan dan memberikan masukan yang
bermanfaat bagi lembaga untuk dimasa yang akan
datang, dalam program pelatihan.
D. Metodologi Penelitian
Metedologi berasal dari kata metode dan logos, metode artinya
cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos artinya ilmu
atau pengetahuan, dengan demikian metetodologi dapat diartikan
cara melakukan sesuatu dengan menggunakan ilmu pengetahuan
secara seksama untuk mencapai tujuan. Adapun penelitian adalah
berasal dari Bahasa Inggris research yang kemudian di adopsi
menjadi kata riset dalam Bahasa Indonesia. Secara Etimologi,
7
research berasal dari kata re yang berarti mencari, dengan
demikian research adalah mencari kembali.7
Menurut Wiranto Surahmad pada hakikatnya penelitian adalah
suatu bentuk kegiatan dengan mengumpulkan dan mengklarifikasi
untuk kemudian menemukan sifat-sifat umum yang dapat
dipandang sebagai hukum, kaidah dan dalil-dalil atau generalisasi
terhadap fenomena yang berada dalam bidang yang diteliti dengan
menggunakan prosedur yang sistematik, jelas dan terkontrol.8
Dengan demikian metedologi penelitian adalah menjelaskan
dan menggambarkan bagaimana dilaksanakan secara sistematis
dan bagaimana landasan teori tentang rancangan penelitian dan
model yang didahului dengan rancangan pengumpulan,
pengelolaan dan analisis data.
1. Pedeketan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Deskritif
Kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data
Deskriptif tentang objek berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati guna mendapatkan data-
data yang di perlukan.9
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengolah dan
memanfaatkan data-data yang diperoleh berdasarkan di lapangan,
sehingga dapat memberikan jawaban mengenai gambaran yang
7 M. Hariwijaya, Cara Mudah Menyusun Proposal, (Yogyakarta:
Pararaton, 2009), cet-2, h. 53. 8 Wiranto Surahmad, Metodologi Penelitian, (Bandung: Tarsito, 1987),
h. 27. 9 Sudarto, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), cet-3, h. 62.
8
diteliti yaitu program pelatihan tata busana untuk usia produtif
Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar Depok.
2. Sumber Data
Data adalah yang sangat penting dalam sebuah penelitian
karena bila tidak ada data maka penelitian tidak dapat dilakukan.
dari sekian banyak data yang diperoleh hanya data-data penting
sajalah yang penulis ambil agar arah penelitian tetap pada jalurnya
dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam pengumpulan
data penulis mendapatkan berbagi macam data yang
diklarifikasikan kedalam beberapa poin sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama di lokasi penelitian atau sumber data
pertama di mana sebuah data dihasilkan.10 Data primer akan
penulis dapatkan melalui wawancara dengan pihak terkait.
Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
sepihak yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada
tujuan penelitian. Dengan penelitian langsung melalui pihak
yang terkait guna memperoleh data-data mengenai program
pelatihan tata busana untuk usia produktif Rumah Gemilang
Indonesia (RGI) LAZNAS Al-Azhar.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan penulis. Data
sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen seperti buku,
10 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2001), h. 122.
9
jurnal, surat kabar, artikel atau data-data yang diperoleh dari
Rumah Gemilang Indonesia. Data sekunder yang diperoleh dari
arsip data dalam bentuk tabel, bagan, matriks, gambar dan lain
sebagainya.11 selain itu, data sekunder di peroleh dari literatur-
literatur kepustakaan seperti buku-buku, jurnal dan sumber
lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah kantor dan sekaligus
asrama program pelatihan Rumah Gemilang Indonesia yang
beralamat di Jl. Pengasinan RT 01/06, Kampung Kebon Kopi,
Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok dan
orang-orang yang dapat memberikan informasi dan data, yaitu
manajer Rumah Gemilang Indonesia, pengurus dan para peserta
RGI. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah
perogram pelatihan tata busana untuk usia prodiktif Rumah
Gemilang Indonesia.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah kantor
program sekaligus asrama Rumah Gemilang Indonesia yang
berlokasi Jl. Pengasinan RT 01/06, Kampung Kebon Kopi,
Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
Sedangkan waktu penelitian ini diperkirakan dimulai pada
Desember 2018.
11 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, 1983), h. 57.
10
5. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library research)
Yaitu teknik pengumpulan data di mana penulis melakukan
kunjungan ke beberapa perpustakaan, untuk sumber tertulis
baik itu buku, artikel, hasil-hasil seminar dan sumber tertulis
lainnya. Yang bersangkutan dengan pembahasan penulis.
Penelitian ini merupakan kegiatan telah pustaka dengan teknik
dokumentasi terhadap sumber-sumber buku, kitab-kitab,
majalah, surat kabar, dan lain-lainnya yang mendukung dengan
kegiatan penulis serta dapat dijadikan acuan dalam suatu
penelitian.
b. Penelitian Lapangan
Yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis melakukan
kegiatan observasi langsung ketempat objek penelitian tersebut,
dan penelitian ini dilakukan dengan cara meminta data-data dan
dokumen langsung kepada objek yang diteliti.
c. Observasi
Menurut E.C wragg dalam bukunya An Introductionto
Classroom Observation yang di kutip oleh Nurul Hidayat,
Observasi adalah Pengamatan secara sistematis dan analisis
yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah
laku sosial, sehingga hubungan antara satu dengan peristiwa
yang lain dapat menjadi jelas.12 Pengumpulan data dengan
teknik ini dilakukan dengan mengendalikan pengamatan
langsung dengan objek penelitian.
12 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta : Lembaga
Penelitian UIN Jakaerta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 8.
11
d. Wawancara
Yakni teknik penulisan melakukan wawancara atau
komunikasi langsung antara pengumpulan data dengan
responden atau informasi dengan melakukan interview kepada
pihak-pihak yang dianggap memberikan informasi mengenai
pembahasan untuk kepentingan penelitian.13 Wawancara ini
dilakukan berkali-kali hingga penulis mendapatkan data yang
akurat.
Menurut Sukandarmidi dalam bukunya dikatakan bahwa
wawancara merupakan proses informasi tanya jawab lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu
dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telingga
sendiri dan suaranya.14
Pada penelitian ini, penulis telah wawancara secara langsung
dari Rumah Gemilang Indonesia (RGI) LAZNAS Al-Azhar
Depok, beberapa staf lainnya serta para pelatih tata busana yang
penulis kira ada hubungannya untuk mendapatkan informasi
yang akan menjadi bahan acuan dalam peenelitian ini.
e. Dokumentasi
Yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lenggar agenda, dan sebagainya.15
13 Sutrino Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM, 1994), h.136. 14 Sukandarmidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk
Penelitian Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press: 2012), cek-4,
h. 88. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Edisi Revisi II, h. 202.
12
6. Teknik Analisis Data
Tenik analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan ke dalam, pola katagori dan uraian dasar kemudian
dianalisis agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini
disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif.16
Data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel maupun
tulisan-tulisan yang didapat melalui internet kemudian
diklasifikasikan kebenarannya untuk dimasukan ke masing-
masing variabel dan kemudian diinterprestasikan. Begitu pula data
yang diperoleh dari hasil lapangan, maka setiap pertanyaaan dan
jawaban dari wawancara akan dimasukkan ke variabel yang tepat
untuk diinterpretasikan.
7. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman dan mengacu
pada “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang ditetapkan oleh
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2017.
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang
harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun
setelah penulis melakukan kajian kepustakaan, penulis
menemukan beberapa skripsi yang menggunakan teori program
dalam pembahasannya, judul-judul skripsi sebagai berikut:
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan
Praktek, (Jakarta:Bulan Bintang, 2003), h. 11.
13
Tabel 1.1 : Tinjaun Pustaka 1
Nama Penelitian Fajar Khoirunisa
Judul Penelitian Analisis Pendayagunaan Zakat Melalui
Program Layanan Jenazah Gratis (LJG) Pada
Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli
Ummat.
Program Studi Manajemen Dakwah
Tahun 2016
Keterangan dan
Isi Penelitian
Membahas tentang bagaimana
pendayagunaan zakat melalui program di
lembaga LAZNAS Al-Azhar
Perbedaan Skripsi ini lebih fokus pada menganalisis
perihal pendayagunaan dana zakat yang
disalurkan melalui program Layanan Jenazah
Gratis (LJG)
Persamaan Sama-sama meneliti lembaga yang sama dan
program LAZNAS Al-Azhar.
Tabel 1.2 : Tinjaun Pustaka 2
Nama Penelitian Skripsi Entak Saeroji
Judul Penelitian Program Pengentasan Kemiskinan Lembaga
Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat
Jakarta Selatan
Program Studi Manajemen Dakwah
Tahun 2012
14
Keterangan dan
Isi Penelitian
Membahas tentang bagaimana rancangan
program pengentasan kemiskinan LAZ Al-
Azhar Peduli Umat tahun 2009-2011.
Perbedaan Skripsi ini membahas perihal rancangan
keseluruhan program pengentasan
kemiskinan.
Persamaan Sama-sama meneliti lembaga yang sama dan
program LAZNAS Al-Azhar.
Tabel 1.3 : Tinjaun Pustaka 3
Nama Penelitian Ayu Triana
Judul Penelitian Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Pelatihan Desain Grafis Di Rumah Gemilang
Indonesia Sawang Depok
Program Studi Manajemen Dakwah
Tahun 2017
Keterangan dan
Isi Penelitian
Membahas tentang bagaimana tahapan dan
proses pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan keterampilan desain grafis oleh
RGI
Perbedaan Skripsi ini lebih fokus pada pemberdayaan
masyarakat melalui program pelatihan desain
grafis.
Persamaan Sama-sama meneliti lembaga yang sama dan
program LAZNAS Al-Azhar.
15
Dilihat dari judul-judul di atas, peneliti penulis berbeda dari
penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti kali ini menggambarkan
bagaimana penulis meneliti mengenai sebuah program yang
dimiliki oleh LAZNAS Al-Azhar dalam program pelatihan tata
busana RGI.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis dalam membahas masalah yang
diteliti, maka penulis membagi pembahasan dalam enam bab,
setiap bab terdiri dari sub bab. Bab-bab tersebut secara keseluruhan
saling berkaitan satu sama lain, yang diawali dengan pendahuluan
dan diakhir dengan penutup yang berupa kesimpulan dan saran-
saran.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menerangkan secara garis
besar mengenai pembahasan tentang semua yang
sudah dilakukan, adapun isi dalam bab ini adalah:
latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metedologi penelitian, tinjaua pustaka serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan
menjelaskan kajian teoritas mengenai pengertian
program, tujuan program dan macam-macam
program. Mengenai pelatihan yaitu pengertian
pelatihan, tujuan pelatihan, manfaat pelatihan,
16
unsur-unsur pelatihan, rancangan pelatihan, metode
pelatihan, prinsip-prinsip pelatihan dan peran
pelatihan atau instruktur. Mengenai tata busana
yaitu pengertian busana, fungsi busana dan
pengelompokan busana. Mengenai usia produktif
yaitu pengertian usia produktif. Dan mengenai
penerima manfaat tata busana Rumah Gemilang
Indonesia (RGI) LAZNAS Al-Azhar.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL
ZAKAT NASIONAL AL-AZHAR
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan
menjelaskan mengenai Profil dan Sejarah
berdirinya LAZNAS Al-Azhar. Mengenai Rumah
Gemilang Indonesia (RGI) yaitu sejah berdirinya
Rumah Gemilang Indonesia, visi dan misi RGI,
Struktur Manajemen RGI dan program-program
RGI.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini berisikan data dan temuan penelitian.
BAB V “PROGRAM PELATIHAN TATA BUSANA
UNTUK USIA PRODUKTIF RUMAH
GEMILANG INDONESIA (RGI) LAZNAS AL-
AZHAR DEPOK TAHUN 2018”
Pada bab ini berisikan hasil penelitian yang peneliti
peroleh dari Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
LAZNAS AL-Azhar.
17
BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini, merupakan penutup atas
pembahasan masalah yang telah diuraikan pada
skripsi ini yang berisikan mengenai kesimpulan dan
menemukan saran-saran yang berkaitan dengan
pembahasan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Program
1. Pengertian Program
Menurut Widoyo, yang dikutip dari perkataan Ashiong P.
Munthe program dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan
yang direncanakan dengan saksama dan dalam pelaksanaannya
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi
dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang.1
Menurut Charles O. Jones, yang dikutip dari perkataan
Ramandhita Salafiah bahwasannya pengertian program adalah
cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa
karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk
mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak
yaitu :pertama, program cenderung membutuhkan staf,
misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.
Kedua, program biasannya memiliki anggaran tersendiri,
program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui
anggaran. Ketiga, program memiliki identitas sendiri, yang bila
berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.2
1 Ashiong P. Munthe, “Pentingnya Evaluasi Program Di Institusi
Pendidikan”, Jurnal Scholaria, Vol. 5, No. 2, Mei 2015, h. 3. 2 Ramandita Shalfiah, “Peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) Dalam Mendukung Program-Program Pemerintahan Kota
Bontang”, eJournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 3, 2013, h. 978.
20
Menurut Suherman dan Sukjaya, program adalah suatu
rencana kegiatan yang dirumuskan secara operasional dengan
memperhitungkan segala faktor yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan pencapaian program tersebut.3
Program juga adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut J. C. Tukiman
Taruno, dalam pengembangan masyarakat program merupakan
kegiatan yang dapat mendukung adanya aktualisasi dan
partisipasi aktif dari masyarakat.4
Program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkeseinambungan
dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang. Dalam hal ini ada tiga pengertian penting dan perlu
ditekankan dalam menentukan program yaitu:5
a. realisasi atau implementasi suatu kebijakan.
b. terjadi dalam waktu relatif lama dan bukan kegiatan
tunggal tetapi jamak berkesinambungan.
c. terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok
orang.
Menurut Joan Sebagaimana dikutip Tayibnapis, program
adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan dengan harapan akan
mendatangkan hasil atau pengaruh. Dalam hal ini suatu
3 Rusydi Ananda, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta:
Perdana Publising, 2017), h. 5. 4 J.C Tukiman Taruno, Pengembangan Masyarakat dalam Konteks
Pendidikan Untuk Semua, (Jakarta: Penerbit Kanisius, 2000), h. 183-184. 5 Rusydi Ananda, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, h. 5.
21
program dapat saja berbentuknya nyata (tangible) seperti
kurikulum, atau yang berbentuk abstrak (intaanglible) seperti
prosedur. Sedangkan menurut Feuerstein, program adalah
sebuah rencana yang diputuskan terlebih dahulu, biasanya
dengan sasaran-sasaran, metedo, urutan dan konteks tertentu.6
Maka dapat disimpulkan dari keseluruhan pengertian,
program ialah sebagai suatu kegiatan atau aktivitas yang
terencana dengan sistematis untuk diimplementasikan dalam
kegiatan nyata secara berkelanjutan dalam suatu organisasi
serta melibatkan banyak orang didalamnya.
2. Tujuan Program
Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus
dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika satu program
tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat maka program
tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan apa yang
akan diraih.
Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus (obyektif). Tujuan umum biasanya
menunjukan ouput dari program jangka panjang sedangkan
tujuan khusus outputnya jangka pendek.7
3. Langkah-langkah Perencanaan Program
Proses perencanaan program akan meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
6 Rusydi Ananda, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, h. 5. 7 Suharsimi Arikunto, Penilian Program Pendidikan, (Yogyakarta:
Bina Aksara, 1998), h. 35.
22
a. Perkiraan (Forecasting)
Perkiraan (Forescasting) yaitu pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang manajer dalam memperkirakan
waktu yang akan datang.8 Dalam forecasting ini manajer
melihat keadaan yang akan datang atas sistematis dan
continue yang ada.
b. Tujuan (Objectivitas, Goals, Purpose, Target)
Tujuan yaitu suatu hal yang merupakanarah yang
dituju oleh suatu kegiatan yang hendak dicapai atau
diingini oleh suatu organisasi atau badan usaha. Dengan
adanya tujuan kita dapat mengetahui apa program kita
berhasil.
c. Kebijakan (Policies)
Kebijakan adalah suatu pernyataan umum yang
memberikan pedoman atau saluran pemikiran dari tindakan
dalam setiap pengambilan keputusan.9 Kebijakan
cenderung pada pemecahan persoalan yang memberikan
keluasan gerak dan inisiatif dengan batas-batas tertentu.
d. Program (Proraming)
Yang dimaksud program adalah suatu deretan kegiatan
yang digambarkan untuk melaksanakan kebijakan dalam
mencapai tujuan.10 Pekerjaan ini dilakukan oleh manajer
8 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Galia Indonesia,
1996) Cet. Ke-1, h. 51. 9 Djati Julitriasa dan Jhon Suprianto, Manajemen Umum Sebuah
Pengantar, (Yogyakarta : BPFE, 1998), Cet-1, h. 34. 10 E.K Mochtar Efendi, Manajemen : Suatu Pendekatan Berdasarkan
Ajaran Islam, (Jakarta : Bhatar Karya Aksara, 1986), h. 37.
23
dalam menetapkan urutan-urutan kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai maksud dan tujuan.
e. Jadwal (Schedule)
Jadwal adalah suatu daftar saat dimulainya suatu
pekerjaan dan saat selesainya pekerjaan tersebut.11 Karena
itu manajer harus dapat menentukan waktu yang tepat,
karena schedule merupakan ciri yang penting dari suatu
tindakan-tindakan yang akan berhasil baik.
f. Prosedur (Prosedure)
Prosedure adalah rencana yang merupakan metode
yang biasa dipakai dalam menangani kegiatan-kegiatan
yang dilakukan.12 perbedaannya dengan program yaitu jika
program menyatakan apa yang harus dikerjakan, maka
prosedur berbicara bagaimana melaksanakannya.
g. Anggaran (Budget)
Anggaran adalah suatu perkiraan dan taksiran yang
harus dikeluarkan disuatu pihak dan pendapat (Income)
yang diharapkan diperoleh pada masa datang di pihak
lain.13 Anggaran merupakan salah satu bentuk rencana
kegiatan dan yang diharapkan serta dinyatakan dalam
bentuk kualitatif atau angka.
11 Djati Julitriasa dan Jhon Suprianto, Manajemen Umum Sebuah
Pengantar, h. 47. 12 A.M, Kadarman dan JusUf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen :
Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT Garamedia Pustaka Utama, 1994), Cet.
Ke-4, h. 47. 13 E.K Mochtar Efendi, Manajemen : Suatu Pendekatan Berdasarkan
Ajaran Islam, h. 81.
24
Dari uraian di atas memberikan penjelasan bahwa
perencanaan adalah proses kegiatan pengambilan
keputusan yang mengandung peramalan masa depan
tentang fakta, kebutuhan organisasi yang berhubungan
dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan seefisian
mungkin. Jadi perencanaan harus dapat menggariskan
segala tindakan organisasi agar berjalan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
4. Macam-macam Program
Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud
jika ditinjau dari berbagai macam aspek. Program ditinjau
dari:14
a. Ditinjau dari tujuan, ada program yang kegiatannya
bertujuan mencari keuntungan (kegiatan komersil) dan
yang bertujuan sukarela (kegiatan sosial).
b. Ditinjau dari jenisnya, ada program pendidikan, program
koperasi, program kemasyarakatan, program pertanian,
program pelatihan dan sebagainya atas isi kegiatan
program tersebut.
c. Ditinjau dari jangka waktunya, ada program berjangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk
ukuran jangka waktu bagi sesuatu program agak relatif.
d. Dijangkau dari keluasannya, ada program sempit, hanya
menyangkut variable yang terbatas. Program luas
menyangkut banyak variable.
14 Suharsimi Arikunto, Penilian Program Pendidikan, h. 1-3.
25
e. Ditinjau dari pelaksana, maka ada program kecil yang
hanya dilaksanakan oleh beberapa orang dan program
besar yang dilaksanakan berpuluh bahkan beratus orang.
f. Ditinjau dari sifatnya, ada program penting dan program
kurang penting. Program penting adalah program yang
dampaknya menyangkut nasib orang banyak mengenai
hal yang viral, sedangkan program kurang penting adalah
sebaliknya
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Penggunaan istilah pelatihan (training) berdasarkan
pendapat Andraw F. Sikula adalah bahwa pelatihan (training)
adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan
prosedur sistematis dan terorganisir dimana para peserta
mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan
terbatas.15
Menurut Kamil Mustofa, istilah pelatihan merupakan
terjemahan dari kata “training” dalam bahasa Inggris. Secara
Harfiah akar kata “training” adalah”train”, yang berarti: (1)
memberi pelajaran dan praktik (give teaching and practice), (2)
menjadikan berkembang dalam arah yang dikehendaki (cause
to grow in a required direction), (3) persiapan (preparation),
(4) praktik (practice).16
15 Amwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet ke-3, h. 44. 16 Mustofa Kamil, Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan
Aplikasi), (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 3.
26
Hani T. Handoko mengemukan bahwa latihan diperlukan
untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan
kerja yang jelek atau untuk mempelajari keterampilan-
keterampilan baru yang akan meningkatkan prestasi kerja
mereka.17
Menurut Dr. Oemar Hamalik melihat dari segi operasional,
pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi
serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja
dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja yang dilakukan
oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan waktu
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta
dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas
dan produtifitas dalam suatu organisasi.18
Begitu juga menurut Veitzal Rivai, bahwa pelatihan adalah
sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar
sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative
singkat dengan metede yang lebih mengutamakan praktiknya
dari pada teori.19
Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber
daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan
tantangan. Karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat di abaikan
17 Hani T. Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), h. 107. 18 Oemar Hamalik, Pembangunan Sumber Dan Manusia Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2005), h. 10. 19 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta:
Rajawali Pers Year, 2009), h. 226.
27
begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang
semakin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan hal
tersebut merupakan salah satu cara untuk memberdayakan
masyarakat.
Pelatihan akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan
dilakukuan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan
itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan,
meningkatkan keterampilan atau sikap masing-masing kadar
kemampuannya. Secara umum pelatihan adalah proses untuk
mengubah sikap dan tingkah laku, untuk memenuhi tujuan
organisasi. Proses pelatihan resmi adalah program pelatihan
yang dikoordinasikan secara khusus dan terarah, baik dikelas
maupun di tempat kerja, sedangkan yang tidak adalah proses
perubahan sikap dan tingkah laku yang dilakukan sambil
bekerja dengan pengarahan dan contoh dari atasnya dan
ahlinya.20
Pelatihan, secara singkat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja dimasa
mendatang. Hal-hal berikut ini penting untuk mengetahui
konsep pelatihan lebih lanjut, yaitu: 21
a. Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah
tingkah laku peserta untuk mencapai tujuan organisasi.
Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan
20 Tandjung Mursanto, Sistem Manajemen Semesta, (Jakarta: Dunia
Bulan Bintang, 1995), h. 132-133. 21 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
h. 226.
28
peserta untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan
memiliki orientasi saat ini dan membantu peserta untuk
mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil
dalam melaksanakan pekerjaannya.
b. Program pelatihan formal adalah usaha pemberi kerja
untuk memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan
untuk memperoleh pekerjaan atau bidang tugas yang
sesuai dengan kemampuan, sikap, dan pengetahuan.
2. Tujuan Pelatihan
Menurut Dr. Oemar Hamalik, kegiatan pelatihan mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta yang
menimbulkan perubahan aspek-aspek kognitif, keterampilan-
keterampilan dan sikap-sikap22. Contoh tersebut antara lain:
a. Kemampuan membentuk dan membina hubungan antara
perorangan dan organisasi
b. Kemampuan menyesuaikan diri dengan keseluruhan
lingkungan kerja.
c. Pengetahuan dan kecakapan untuk melakukan suatu
pekerja.
d. Kebiasaan, pikiran dan tindakan serta sikap dalam
pekerjaan.
Dalam hal ini tujuan pelatihan secara umum adalah
pengembangan kualitas sumber daya manusia yang bersumber
22 Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan, h.12.
29
dari kualitas manusia seperti yang diharapkan antara lain dari
aspek-aspek sebagai berikut:23
a. Peningkatan semangat kerja
b. Pembinaan budi pekerti
c. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa
d. Meningkatkan taraf hidup.
e. Meningkatkan kecerdasan
f. Meningkatkan keterampilan
g. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
h. Menciptakan lapangan kerja
i. Memeratakan pembangunan dan pendapatan.
Sedangkan program pelatihan (training) secara khusus
bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk
kebutuhan sekarang. Adapun tujuan dan pelatihan secara
khusus adalah sebagai berikut:
a. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja yang
memiliki keterampilan yang produktif dalam rangka
pelaksanaan program organisasi lapangan.
b. Mendidik, melatih serta membina unsur-unsur ketenaga
kerjaan yang memiliki kemampuan dan hastrat
meningkatkan dirinya sebagai tenaga yang tangguh,
23Amelia,“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan
Keterampilan Teknisi Handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”
(Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri
Jakarta, 2009), h. 34-35.
30
mandiri, profesional, beretos kerja yang tinggi dan
produktif.
c. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja sesuai
dengan bakat, minat, nilai dan pengalamannya masing-
masing (Individu).
d. Mendidik dan melatih tenaga kerja yang memilih derajat
relevasi yang tinggi dengan kebutuhan pembangunan.
3. Manfaat Pelatihan
Banyak manfaat yang bisa didapat dalam melakukan
pelatihan baik untuk peserta pelatihan, maupun penyelenggara
pelatihan. Setidaknya ada tujuh manfaat yang dapat di ambil
melalui penyelenggara program pelatihan, diantaranya
adalah:24
a. Peningkatan produktivitas organisasi sebagai keseluruhan
antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena
kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya
kerjasama antara berbagai satuan kerja yang
melaksanakan kegiatan yang berbeda-beda dan bahkan
spesialistik, meningkatnya tekad mencapai sasaran yang
telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga
organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan
utuh.
24 Adiatma, “Strategi Rumah Gemilang Indonesia Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Kaum Dhuafa Melalui Pelatihan Keterampilan”,
(Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri
Jakarta, 2017), h. 47-48.
31
b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan
bawahan antara lain karena adanya pendelegasian
wewenang, interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa
baik secara teknikal maupun intelektual, saling
menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk
berpikir dan bertindak secara inovatif.
c. Terjadinya proses pengambilan yang lebih cepat dan tepat
karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan oprasional dan
tidak sekedar diperintahkan oleh manajer.
d. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam
organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih
tinggi.
e. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui
penerapan gaya manajerial yang partisipatif.
f. Mempelancar jalanya komunikasi yang efektif yang pada
gilirannya memperlancar proses perumusan
kebijaksanaan organisasi dan operasionalisasinya.
g. Penyelesaian konfilik secara fungsional yang dampaknya
adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana
kekeluargaan di kalangan para anggota organisasi.
4. Unsur-unsur Pelatihan
Dalam melakukan pelatihan terdapat beberapa unsur yang
diperlukan, antara lain sebagai berikut.25
25 Oemar Hamalik, Pembangunan Sumber Dan Manusia Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h. 35.
32
a. Peserta Pelatihan
Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan
keberhasilan pelatihan yang pada gilirannya menentukan
efektivitas pelatihan. karena itu perlu dilakukan seleksi yang
teliti untuk memperoleh peserta yang baik berdasarkan
kriteria antara lain:
1. Akademik, yaitu jenjang dan keahlian.
2. Jabatan, yang bersangkutan telah menempati
pekerjaan tertentu atau akan ditempatkan pada
pekerjaan tertentu.
3. Pengalaman kerja, pengalaman yang diperoleh dalam
pekerjaan.
4. Motivasi dan minat yang bersangkutan terhadap
pekerjaannya.
5. Pribadi yaitu aspek moral, moril dan sifat-sifat untuk
pekerjaan tertentu.
6. Intelektual, tingkat berpikir dan pengetahuan yang
dapat diketahui melalui tes seleksi.
b. Pelatihan (Instruktur).
Pelatihan memegang peranan penting dalam setiap
pelatihan keterampilan. Karena itu ada beberapa persyaratan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pelatihan
atau instruktur, yaitu:
1. Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatihan yang
ahli dalam bidang spesialisasi tertentu.
2. Memiliki keperibadian yang baik yang menunjang
pekerjaannya sebagai pelatih.
33
3. Pelatihan berasal dalam organisasi atau lembaga
sendiri lebih baik dibandingkan dengan yang dari luar.
c. Lamanya Pelatihan
Lama tidaknya pelatihan harus didasari pada:
1. Jumlah banyaknya suatu kemampuan yang hendak
dipelajari dalam pelatihan tersebut lebih baik dan
bermutu, kemampuan yang ingin diperoleh
mengakibatkan lebih lama waktu yang diperlukan.
2. Kemampuan belajar peserta dalam mengikuti kegiatan
pelatihan. Kelompok peserta yang ternyata kurang
mampu belajar memerlukn waktu lebih lama.
3. Media pengajaran yang menjadi alat bantu bagi peserta
dan pelatih. Media pengajaran yang serasi dan canggih
akan membantu kegiatan pelatihan dan ikut
mengurangi lamanya pelatihan tersebut.26
5. Rancangan Pelatihan
Rancangan pelatihan (Training Design) adalah rancangan
yang akan dijadikan pegangan, pedoman atau acuan pada
waktu melaksanakan training, penyusunan rancangan
pelatihan harus memperlihatkan pihak-pihak yang akan
terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara dan trainer)
tujuan yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode
dan peralatan yang hendak dicapai, tempat pelaksanaan,
26 Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan
Makro, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet Ke-7, h. 98-99.
34
jadwal kegiatan untuk setiap sesi ataupun secara
keseluruhan.27
6. Metode Pelatihan
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan pada
saat melakukan pelatihan. Metode tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap kelas. Dalam
pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya,
guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti
gambar-gambar. Metode ini pada dasarnya
berhubungan dengan interaksi berbicara antara
narasumber dan peserta.
b. Metode tanya jawab, dalam metode ini narasumber
umumnya perusaha menanyakan apakah peserta
mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, dapat
juga dilakukan dengan cara apresepsi, tanya jawab
selingan dan tanya jawab di akhir sesi. Hal ini
diharapkan terjadi interaksi di dalam kelas yang aktif
sehingga peserta mempunyai peran di dalam kelas.
c. Metode demonstrasi adalah mempraktekkan hal-hal
yang terkait dengan materi. Tujuan dari metode ini
adalah membuat suasana kelas aktif dan dinamis
karena proses pelatihan dan menjemukan apabila
hanya dilakukan dengan cara ceramah. Demonstrasi
27 Agus M. Hardjana,Training Sumber Daya Manusia yang Efektif,
(Yogyakarta: Kasnisius, 2001), Cet-1, h. 35.
35
merupakan kegiatan yang melibatkan peserta aktif
sehingga partisipasi peserta akan berjalan secara
maksimal.
d. Metode sosiodrama adalah bermain peran. Dalam hal
ini peserta memainkan sebuah kasus bersama,
kemudian peserta diharapkan dapat mendiskusikan apa
saja yang harus dimunculkan, setelah selesai peserta
diharapkan dapat merefleksikan permainan drama
tersebut dalam materi yang akan disampaikan atau
telah disampaikan.
e. Metode diskusi adalah memusyawarakan masalah-
masalah yang ada di lapangan untuk dicarikan
solusinya. Format daru diskusi ini dapat dilakukan
secara kelompok maupun individual.28
7. Prinsip-prinsip Pelatihan
Dalam melakukan pelatihan terhadap prinsip-prinsip
yang harus diketahui, yaitu sebagai berikut:29
a. Latihan hanya dilakukan dengan maksud untuk
menguasai bahan pelajaran tertentu, melatih
keterampilan dan penguasaan simbol-simbol rumus.
Latihan tidak dilakukan terhadap pegertian atau
pemahaman, sikap dan penghargaan.
b. Peserta menyadari bahwa latihan itu bermakna bagi
kehidupannya.
28 Ibnu Anshori, Modal Pelatihan, h. 10-12. 29 Omar Hamalik, Manajemen Pelatihan, h. 31.
36
c. Latihan harus dilakukan terhadap hal-hal yang telah
diperoleh peserta, misalnya fakta-fakta hafalan dan
keterampilan yang baru dipelajari.
d. Latihan berfungsi sebagai diagnosis melalui
reproduksi usaha membaca berkali-kali, mengadakan
koreksi atas kesalahan-kesalahan yang timbul, latihan
juga merupakan self-guidance dan mengembangkan
pemahaman dan kontrol.
e. Latihan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
latihan dilakukan untuk mendapatkan ketepatan,
selanjutnya keduanya dicari keseimbangan antara
pelatihan dan ketepatan.
f. Latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu
latihan yang singkat. Misalnya latihan untuk
penguasaan dan latihan untuk mengulang hasil
belajar.
g. Kegiatan latihan harus hidup, menarik dan
menyenangkan.
h. Latihan juga dianggap sebagai upaya sambilan untuk
dilakukan seenaknya secata insidental. Maksudnya
latihan dapat dilakukan dengan semaunya dan kapan
saja dalam kapasitas lebih kecil untuk mengulang
suatu materi.
i. Latihan dapat mencapai kemajuan berkat ketekunan
dan kedispilinan yang tinggi.
j. Latihan yang di lakukan lebih berhasil, bila unsur
emosi sedapat mungkin dikurangi.
37
Pemahaman mengenai pelatihan dan keterampilan dapat
disimak dari penjelasan Henry Minamora yang mengatakan
bahwa program pelatihan dan pengembangan merupakan
serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, sikap dan kinerja individu dan
seluruh organisasi.30
8. Peran Pelatihan dan Instruktur
Dalam setiap pelatihan, unsur pelatihan sangat berperan
dalam menciptakan baik buruknya hasil dari pelatihan
tersebut. Pelatihan bukan hanya sebagai pemberi materi bagi
peserta tetapi juga harus dapat melakukan bimbingan dengan
baik. Dr. Omar Hamalik menjelaskan peran pelatihan adalah
sebagai berikut:31
a. Peranan sebagai pengajar, menyampaikan
pengetahuan dengan cara menyajikan berbagai
informasinya. Diperlukan berupa konsep-konsep,
fakta-fakta dan informasi lainnya yang memperkaya
wawasan pengetahuan para peserta.
b. Peranan sebagai pemimpin kelas, maka setiap pelatih
perlu menyusun perencanaan, pelaksaan, pengawasan
dan penilaian selama berlangsungnya proses
pembelajaran.
c. Peranan sebagai pembimbing, pelatihan perlu
memberikan bantuan kepada peserta yang mengalami
30 Henry Sinamora, Manjemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT
Bumi Askara, 1994), h. 15. 31 Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan, h. 145.
38
kesulitan atau masalah khususnya dalam kegiatan
belajar, yang pada gilirannya diharapkan peserta lebih
aktif membimbing dirinya sendiri.
d. Peranan sebagai fasilitator, berpesan menciptakan
kondisi lingkungan yang memungkinkan peserta
belajar aktif.
e. Peranan sebagai peserta aktif, pelatih sering
melaksanakan diskusi kelompok dan kerja kelompok
dalam rangka memecahkan masalah. Misalnya
merumuskan masalah, mencari data dan membuat
kesimpulan.
f. Peranan sebagai ekspeditor, melakukan pencarian,
penjelajahan dan penyedian mengenai sumber-
sumber yang diperlukan oleh kelas atau kelompok
peserta.
g. Peranan sebagi pembelajaran, berperan menyusun
perencanaan pembelajaran, mulai dari rencana materi
pelatihan disusun berdasarkan garis besar pedoman
pendidikan pelatihan, perencanaan harian dan
perencanaan satuan acara pertemuan.
h. Peranan sebagai pengawasan, pelatihan harus
mengawasi kelas secara terus menerus supaya
pembelajaran senantiasa terarah.
i. Peranan sebagai motivator, pelatihan perlu terus
menggerakan motivasi belajar para peserta, baik
selama berlangsungnya proses pembelajaran maupun
di luar kelas pada setiap kesempatan yang ada.
39
j. Peranan sebagai evaluator, pelatihan berkewajiban
melakukan penilaian pada awal pelatihan dan selama
berlangsungnya proses pelatihan.
k. Peranan sebagi konselor, jika diperlukan dan
memungkinkan maka pelatihan dapat juga
memberikan penyuluhan tentang kesulitan pribadi
dan sosial.
l. Peranan sebagai penyidik sikap dan nilai, sistem nilai
yang dijadikan panutan hidup dan sikap para peserta
pelatihan perlu diselidiki.
C. Tata Busana
1. Pengertian Busana
Istilah busana berasal dari bahasa sanskerta yaitu
“bhusanan" dan istilah yang populer dalam bahasa Indonesia
yaitu “busana” yang dapat diartikan “pakaian”. Namun
demikian pengertian busana dan pakaian terdapat sedikit
perbedaan, dimana busana mempunyai konotasi :pakaian yang
bagus atau indah yaitu pakaian yang serasi, harmonis, selaras,
enak di pandang, nyaman melihatnya, cocok dengan pemakai
serta sesuai dengan kesempatan. Sedangkan pakaian adalah dari
busana itu sendiri.32
Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang
dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi
32 Emawati, Tata Busana, (Jakarta: Direktor Pembinaan Sekolah
Menegah Kejuruan, 2008), h. 23-25.
40
kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi si pemakai.
Secara garis besar busana meliputi:
a. Busana mutlak yaitu busana yang tergolong busana
pokok seperti baju, rok, kebaya, blus, bebe dan lain-lain,
termasuk pakaian dalam seperti single, bra celana dalam
dan lain sebagainya.
b. Milineris yaitu pelengkapan busana yang sifatnya
melengkapi busana mutlak, serta mempunyai nilai guna
disamping juga untuk keindahan seperti sepatu, tas, topi,
kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam
tangan dan lain-lain.
c. Aksesoris yaitu pelengkap busana yang sifatnya hanya
untuk menambah keindahan sipemakai seperti cincin,
kalung,leontin, bross dan lain sebagainya.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa busan tidak hanya
terbatas pada pakaian seperti rok, blus atau celana saja, tetapi
merupakan kesatuan dari keseluruhan yang kita pakai mulai dari
kepala sampai ke ujung kaki, baik yang sifatnya pokok maupun
sebagai pelengkap yang bernilai guna atau untuk perhiasan.
Pemahaman hal di atas sangat penting sekali bagi seseorang
yang akan berkecimpung di bidang tata busana.
Pemakaian istilah busana dalam Bahsa Inggris sangat
beragam, tergantung pad konteks yang dikemukan, seperti:
a. Fashion lebih difokuskan pada mode yang umumnya
ditampilkan seperti istilah-istilah mode yang sedang
digemari masyarakat yaitu in fashion, mode yang
41
dipamerkan atau diperagakan disebut fashion designer,
dan buku mode disebut fashion book.
b. Costume istilah ini berkaitan dengan jenis busana seperti
busana nasional yaitu national custome, busana muslim
disebut moslem custume, busana daerah disebut
traditional custume.
c. Clothing dapat diartikan sandang yaitu busana yang
berkaitan dengan kondisi atau situasi seperti busana untuk
musim dingin disebut winter clothing, busana musim
panas yaitu summer clothing dan busana untuk musim
semi disebut spring cloth.
d. Dress dapat diartikan gaun, rok, blus yaitu busana yang
menunjukkan kesempatan tertentu, misalnya busana
untuk kesempatan resmi disebut dress suit, busana
seragam dikatakan dress unifrom dan busana untuk pesta
disebut dress party. Dress juga menunjukkan model
pakaian tertentu seperti long dress, snack dress dan
Malaysian dress.
e. Wear istilah ini dipakai untuk menunjukkan jenis busana
itu sendiri, contoh busana anak disebut children’s wear,
busana pria disebut men’s wear dan busana wanita disebut
women’s wear.
2. Fungsi Busana
Busana berfungsi hanya untuk melindungi tubuh baik dari
sinar matahari, cuaca ataupun dari gigitan serangga. Sering
42
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka hal
tersebut juga mempegaruhi fungsi dari busana itu sendiri.33
Fungsi busana dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain
aspek biologis, psikologis dan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan sebagai berikut:
A. Ditinjau dari aspek biologis, busana berfungsi:
1. Untuk melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari,
debu serta gangguan binatang, dan melindungi tubuh
dari benda-benda lain yang membahayakan kulit.
Seperti orang yang berada di daerah kutup memerlukan
busana untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin.
Begitu juga orang yang tinggal di daerah yang beriklim
panas, busana di gunakan untuk melindungi tubuh dari
udara panas yang mungkin dapat merusak kulit.
2. Untuk menutupi atau menyamarkan kekurangan dari si
pemakai. Untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan
kelebihannya dengan ukuran lebar juga dapat dilakukan
dengan memakai busana yang tepat. Seperti seorang
yang bertubuh kurus pendek, hindari memakai kerah.
B. Ditinjau dari aspek psikologis
1. Dapat menambah keyakinan dan rasa percaya diri.
Dengan busana yang serasi memberikan keyakinan atau
rasa percaya diri yang tinggi bagi si pemakai, sehingga
menimbulkan sikap dan tingkah laku yang wajar.
2. Dapat memberi rasa nyaman.
33 Emawati, Tata Busana, h. 25-26.
43
C. Dinjau dari aspek sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat norma-norma
yang mengatur pola perilaku di masyarakat. Norma-norma
tersebut antara lain norma kesopanan, norma agama, norma adat
dan norma hukum. Tatanan tersebut diantarannya juga
mengatur tentang bagaiman berpakaian. Dilihat dari aspek
sosial busana berfungsi sebagai:
1. Untuk menutupi aurat atau memenuhi syarat kesusilaan.
2. Untuk mengambarkan adat atau budaya suatu daerah.
3. Untuk media informasi bagi suatu instansi atau lembaga.
4. Media komunikasi non verbal. Busana yang kita kenakan
dapat menyampaikan misi atau pesan kepada orang lain,
pesan itu akan terpancar dari keperibadian kita.
3. Pengelompokan Busana
Seacara garis besar busana dapat di kelompokan menjadi dua
yaitu;34
A. Busana Dalam
Busana dalam dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. Busana yang langsung menutup kulit berfungsi untuk
melindungi bagian-bagian tubuh tertentu, dan membantu
membentuk atau memperindah bentuk tubuh, dan juga
menjadi fundamen pakaian luar.
2. Busana Luar adalah busana yang tidak langsung menutupi
kulit.
34 Emawati, Tata Busana, h. 26-27.
44
B. Busana Luar
Busana luar ialah busana yang dipakai di atas busana dalam.
Pemakaian busana luar disesuaikan pula dengan
kesempatannya.
D. Usia Produktif
1. Pengertian Usia Produktif
Usia Produktif adalah usia kerja yang sudah bisa
menghasilkan barang dan jasa di Indonesia. Badan Pusat
Statistika (BPS) mengambil umur 10 tahun ke atas sebagai
kelompok usia kerja. Akan tetapi sejak tahun 1998 mulai
menggunakan usia 15 tahun ke atas atau lebih tua dari batas usia
kerja pada periode sebelumya. Kelompok umur 0-14 tahun
dianggap sebagi kelompok yang belum produktif secara
ekonomis, kelompok umur 15-64 tahun sebagai kelompok yang
produktif, dan kelompok umur 64 tahun ke atas sebagai
kelompok yang tidak lagi produktif.35
E. Penerima Manfaat Tata Busana Rumah Gemilang
Indonesia (RGI) LAZNAS Al-Azhar.
Penerima manfaat pelatihan tata busana hanya dikhususkan
untuk masyarakat pengangguran, putus sekolah, kaum dhuafa
secara ekonomi masih kurang untuk usia produktif antara 17-30
35 Wasisto Raharjo Jati, “Bonus Demografi Sebagai Mesin
Pertumbuhan Ekonomi: Jendela Peluang atau Jendela Bencana Di Indonesia”,
Populasi, Vol. 23, No. 1, Mei 2015, h. 1.
45
tahun yang sesuai dengan sasaran dalam al-quran surat at-taubah:
60
م ه وب ل ة ق ؤلف م ل ا وا ه ي ل ين ع ل ام ع ل ين وا اك س م ل ء وا را ق ف ل ل ات ق د ا الص ن إ
ن الل والل ة م ريض يل ف ب ن الس ب يل الل وا ب ين وف س ارم غ ل اب وا ق لر وف ا
يم ﴿٠٦﴾ ك يم ح ل ع
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. (QS. At-taubah : 60)
47
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH GEMILANG INDONESIA
LAZAS AL AZHAR
A. Profil dan Sejarah Berdirinya LAZNAS Al Azhar
Berawal dari tercatat dalam sebuah YPI Al Azhar,
pembangunan masjid dimulai 19 November 1993, masjid
dibangun diatas areal tanah seluas 43.775 m2 dengan luas
bangunan 7.656,2 m2. Masjid dirancang selain untuk tempat shalat
juga sebagai pusat pendidikan, dakwah, sosial, dan pusat
kebudayan Islam. pada tanggal 7 April 1952 terbentuk Yayasan
Pesantren Islam dengan Akta Notaris Raden Kadiman No. 25, dan
tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya Yayasan 14
pendiri tersebut menjadi pengurus periode pertama yang berlaku
sampai 31 Desember 1953, dengan pelindungannya Bapak
Syamsurijal Walikota Jakarta Raya. Maksud dan tujuan yayasan
yang sesuai dengan akta kelahiran adalah untuk mendidik pemuda-
pemuda Indonesia untuk menjadi kader pembangunan akhlak guna
menjadi mubaligh Islam di belakang hari.1
Al-Azhar Peduli Umat adalah lembaga Amil Zakat yang
dibentuk oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar untuk mengelola
dana zakat, infak, sedekah, dan dana sosial lain yang dibentuk oleh
syariat agama dan sumber daya yang ada di masyarakat dan bukan
berorientasi pada profit bagi pengurus organisasi. Lembaga ini
1 Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar, Proposal Pembetukan LAZ
YPI AZHAR, (Jakarta: YPI Al Azhar, (Jakarta: YPI Al Azhar, 2004), h. 3.
48
resmi dibentuk oleh Badan Pengurus Yayasan Pesentren Islam Al-
Azhar pada tanggal 1 Desember 2004 melalui SK Nomor
079/XII/KEP/BPYPIA/1425.2004 yang di tanda tangani oleh
Ketua Badan Pengurus YPI Al-Azhar H. Rusydi Hamka dan
sektaris H. Nasrul Hamzah. Seiring berjalannya waktu Al-Azhar
mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Zakat Skala Nasional
oleh Kementrian Agama Republika Indonesia melalui SK Mentri
Agama RI Nomor 240 tahun 2016 tanggal 23 Mei 2016.2
Seiring perkembangannya LAZ Al-Azhar mempunyai jejering
yang tersebar di Indonesia, jejering ini merupakan program yang
berada di daerah masing-masing dari berbagai program pemberian
bantuan dana zakat yang berada di wiliyah tersebut akan dijalankan
oleh oleh jejering LAZ Al-Azhar
1. Program Kegiatan LAZ Al-Azhar
Berkaitan dengan program kegiatan LAZ Al-Azhar meliputi
berbagai kegiatan. Realisasi setiap program disesuaikan dengan
ketersedian dana zakat dan non zakat berdasarkan skala
prioritas yang telah ditetapkan oleh badan pelaksanaan LAZ Al-
Azhr. Disamping itu, dalam merealisasikan setiap program
yang telah ditetapkan, badan pelaksana LAZ Al-Azhar wajib
memperhatikan ketentuan tentang persyaratan dan prosedur
pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana
ditetapkan dalam bab V keputusan Mentri Agama RI No. 373
Tahun 2003 tentang Pelaksanann UUPZ.
2 http://alazharpeduli.com/profil Profil Laznas Al-Azhar diakses pada
tanggal 16 Mei 2018, pukul 10.05 WIB.
49
adapun berbagai program kegiatan tersebut sebagai berikut:
a. Program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat desa
b. Program pengetasan pengangguran dan pemberdayaan
pemuda produktif
c. Program pemberdayaan ekonomi, invrastruktur,
konservasi, lingkungan
d. Program penanggulangan bencana dan jaringan relawan
e. Program anak yatim dhuafa
f. Program layanan edukasi dan inspirasi.
B. Sejarah Berdirinya Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di lahan wakaf
seorang donatur seluas 1.600 mater persegi di Kampung Kebon
Kopi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
Rumah Gemilang Indonesia (RGI), sebuah unit program
pemberdayaan dan pusat pelatihan (empowering and training
center) di bawah direktorat Program Al-Azhar. Secara resmi,
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) mulai beroperasi sejak 1 Juni
2009 dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah
Kecamatan Sawangan Kota Depok.3
Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar, Rumah
Gemilang Indonesia (RGI) mengadopsi platform pesantren yang
berfokus pada sistem pendidikan non fomal yang dikemas dalam
3 Hary Rahmat, Profil Al-Azhar Peduli Ummat, (Jakarta: Yayasan
Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar, 2014), h. 36.
50
bentuk short course (kursus singkat). Sistem Pendidikan ini
bertujuan agar para peserta didik RGI tidak hanya menyerap
pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa
depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar aqidah
iman yang baik.
Dalam peran empowowering, RGI disiapkan sebagai pusat
pemberdayaan dan entrepreneur. Seluruh produk yang dihasilkan
RGI, disiapkan sebagai produk bisnis yang akan menopang
operasional RGI dan menjadi wahana bagi para peserta RGI
memasarkan hasil karyanya. Tujuannya meningkatkan taraf
ekonomi alumni RGI untuk mendapatkan kehidupan lebih baik,
mandiri, berjiwa sosial, dan memiliki nilai-nilai agama dengan
baik.4
C. Visi dan Misi RGI5
1. Visi
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan
serta pengembangan masyarakat yang mampu menciptakan
generasi kreatif, produktif, mandiri dan berakhlaq mulia.
2. Misi
a. Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan
bagi generasi produktif
4http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/ diakses pada
tanggal 15 November 2018 pukul 14:11 WIB. 5 http://rumahgemilang.com/profil/visi-dan misi/ diakses pada tanggal
15 November 2018 pukul 14:40 WIB.
51
1. KESEKRETARIATAN
2. SECURITY SERVICE
3. CLEANING SERVICE
4. PERAWATAN &
PENGEMBANGAN
ASET
5. PENYEWAAN
1. TEKNIK KOMPUTER
& JARINGAN
2. FOTOGRAFI &
VIDIEOGRAFI
3. TATA BUSANA
4. DESAIN GRAFIS
5. APLIKASI
PERKANTORAN
6. TEKNIK OTOMOTIF
b. Membentuk sumber daya insani yang kreatif, produktif,
mandiri dan berakhlaq mulia.
c. Melahirkan para entrepreuneur yang mandiri dan
menjadi agent of change masyarakat
d. Menjadikan RGI business centre bagi produk asli
masyarakat
D. Struktur Manajemen Rumah Gemilang Indonesia
Adapaun struktur manajemen RGI dapat dilihat dalam bagan
sebagai berikut:
Bagan 3.1 : Struktur Manajemen RGI
Sumber : Arsip Lembaga RGI
DIREKTUR
MANAGER
ADM & KEUANGAN
UNIT PENDIDIKAN
PELATIHAN
PARA INSTRUKTUR
UNIT BUILDING
MANAJEMEN
PROG. REGULER PROG. NON REGULER
UNIT USAHA &
KEMANDIRIAN
1. IBU KREATIF
2. DA’I MELEK TEKNOLOGI
3. SANTRI MELEK
TEKNOLOGI
4. MOBILE TRAINING
1. KREATIF HANDICRAFT
2. MINI GARMENT
3. MINI BUTIK
4. KREATIF DESIGN &
PRODUCTION
5. KOMPUTER
52
E. Program-program Rumah Gemilng Indonesia
Berikut adalah program-program yang dibuka Rumah
Gemilang Indonesia6
1) Progrom Reguler
a. Program Pelatihan Tata Busana
Peserta diberikan materi mulai dari pengenalan mesin jahit
dan pirantinya, keterampilan menjahit, membuat pola sampai
bagaimana hasil jahitan menarik bisa dipasarkan. Secara umum
materi ajarnya adalah:
1. Pengetahuan tata busana
2. Pemahaman dasar-dasar pola
3. Pemahaman dan praktek teknik menjahit
4. Teori dan teknik mengukur
5. Mengambar dan membuat pola
Orientasi kompetensi adalah operator, penjahit
profesional, desainer, wirausaha butik.
b. Program Fotografi dan Videografi
Materi pelatihan yang diajarkan untuk kelas fotografi dan
vidieografi adalah:
1. Basic fotografi
2. Basic videografi
3. Improving digital images
4. Praktek fotografi & vidiografi
5. Editing foto & editing vidio
6. Basic jurnalistic
6 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan,
h. 22.
53
Orientasi kompetensi adalah Fotografer, Kameraman,
Foto Jurnal, Vidio Editing.
c. Program Teknik Komputer dan Jaringan
Materi pelatihan yang diajarkan di kelas teknik komputer
dan jaringan adalah:
1. Pengenalan haedware computer
2. Pengenalan software computer
3. Basic programming (web design, software, internet)
4. Teknik perakitan
5. Sistem jaringan
Orientasi kompetensi adalah Web Developer, Perakit
Komputer, Programming.
d. Program Desain Grafis
Materi pelatihan yang diajarkan di kelas Desain Grafis
adalah:
1. Basic Desain
2. Pengenalan software desain
3. Basic jurnalistik.
Orientasi kompetensi adalah Desainer Layouter,
Aristic.
e. Program Aplikasi Perkantoran
Materi pelatihan yang diajarkan di kelas Aplikasi
Perkantoran adalah:
1. Aplikasi Perkantoran (MS Word, MS excel, Ms Power
Point)
2. Pengenalan Internet
3. Web Develoment Hardware & Software
54
4. Menulis Kreatif
Orientasi kompentasi adalah Administrasi Perkantoran,
Rental, Warnet, Web Developer.
f. Program Teknik Otomatif
Materi pelatihan yang diajarkan di kelas Teknik Otomatif
adalah:
1. Dasar-dasar Mesin (Stastika Tegangan)
2. Konversi Energi
3. Hand Tools
4. Power Tools
Orientasi kompetensi adalah Teknisi, Mekanik,,
Wirausahawan dalam bidang otomatif.
2) Program Non Reguler
Program non reguler merupakan pengembangan program
reguler dengan mengoptimalkan sarana dan peralatan
pelatihan keterampilan. Waktu pelatihan setiap hari sabtu dan
minggu mulai pukul 08.00 WIB program non reguler terdiri
dari:7
a. Ibu Kreatif
Program khusus bagi ibu-ibu rumah tangga dengan
pelatihan keterampilan handiccraft. Masa pelatihan 3 bulan
teori dan praktek ditambah 1 bulan workshop. Setelah
diklat, peserta didampingi dalam kewirausahaan dengan
7 http://Rumahgemilang.com/profil/program/ diakses pada tanggal 20
Desember 2018 pukul 20:30 WIB.
55
stimulasi usaha kelompok. Jumlah peserta setiap angkatan
20 orang.
b. Santri Melek Teknologi (SMT)
Ikhtiar memberikan bekal keterampilan ilmu komputer
bagi santri pondok pesantren tradisional. Melek teknologi
melalui ilmu komputer menjadi target para santri setelah
mengikuti program ini.
c. Da’i Melek Teknologi (DMT)
Program khusus bagi da’i-da’i dengan memberikan
keterampilan teknik komputer, pengenalan teknologi
komunikasi dan internet serta teknik dakwah melalui dunia
maya. Pelatihan selama 1 bulan ini, peserta ditargetkan
mengenal dan menguasai teknologi komputer dan internet
yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan dakwaknya.
d. Mobile Training
Mobile training merupakan ikhtiar agar masyarakat luas
mampu menjangkau nilai manfaat RGI. Bentuk
kegiatannya, RGI secara aktif mendatangi kelompok-
kelompok masyarakat yang relatif jauh dari RGI untuk
memberikan pelatihan keterampilan. Varian keterampilan
berdasarkan kebetulan masyarakat lokal tertentu, seperti
keterampilan handirafits yang unsur input sudah disiapkan
RGI. Program ini juga merupakan titik awal pengembangan
ekonomi dan spritual masyarakat.
57
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) menghadapi platform pondok
pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan pendidikan non formal
dalam kemasan short course (kursus singkat) selama 6 bulan.
Perpanduan ini agar peserta pelatihan Rumah Gemilang Indonesia
tidak hanya memiliki keterampilan unggul yang menjadi pondasi
masa depan, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah, iman
dan akhlak yang baik. Program pelatihan tata busana untuk usia
produktif berdiri sejak tahun 2009 awal Rumah Gemilang Indonesia
ada.1
A. Penerima Manfaat Program
Berikut penerima manfaat program pelatihan tata busana RGI:2
1. Generasi muda produktif (17 s/d 30 th)
2. Generasi putus sekolah
3. Genersi yang bermasalah secara ekonomi
4. Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan non formal
5. Genersi muda pengangguran
1 Wawancara pribadi dengan Tata Usaha Rumah Gemilang Indonesia Ibu
Liza Triastuti pada tanggal 10 Desember 2018. 2http://Rumahgemilang.com/dibuka-pendaftaran-baru-peserta-rgi-
angkatan-19/ diakses pada tanggal 20 Desemberr 2018 pukul 20:00 WIB.
58
B. Kriteria Program
Berikut kriteria program pelatihan tata busana RGI:3
1. Generasi mudah produktif (17 s/d 30 tahun)
2. Dari keluarga tidak mampu
3. Pengangguran
4. Jenjang pendidikan tidak diutamakan (Maks. Lulusan
SMA/Sederajat)
5. Bisa membaca, menulis, berhitung
6. Sehat jasmani dan rohani
7. Tidak sedang terikat kontrak kerja, sekolah atau kuliah
8. Komunitas pesantren tradisional
9. Bersedia tinggal di asrama selama pendidikan
10. Komitmen dan siap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan diklat
11. Mematuhi semua peraturan yang telah dibuat dan disepakati
C. Prosedur Pendaftaran
Berikut prosedur pendaftaran pelatihan tata busana RGI:4
1. Mengisi formulir yang telah tersedia
2. Melampirkan fotocopy KTP, KK
3. Melampirkan SKTM dari RT/RW
4. Melampirkan surat kelakuan baik dari sekolah atau DKM Masjid
setempat
5. Menyerahkan formulir yang telah diisi lengkap.
3http://Rumahgemilang.com/dibuka-pendaftaran-baru-peserta-rgi-
angkatan-19/ diakses pada tanggal 20 Desemberr 2018 pukul 20:00 WIB. 4http://Rumahgemilang.com/dibuka-pendaftaran-baru-peserta-rgi-
angkatan-19/ diakses pada tanggal 20 Desemberr 2018 pukul 20:00 WIB
59
D. Pola Rekruitmen Peserta Program
Ada 3 tes dalam perekrutan peserta pelatihan tata busana Rumah
Gemilang Indonesia, yaitu:5
1. SCC (Spiritual Care Community)
Spritual Care Community yaitu membahas tentang pengembangan
diri dalam beribadah. Tujuannya adalah agar para penyelenggara tahu
sejauh mana peserta mengetahui tentang agama Islam.
2. Tes kejuruan
Dalam tes ini peserta di uji kejuruan dan hasil tes ini akan bisa
melihat sisi unggul dari para peserta. Tes ini juga akan menentukan
kelas kejuruan mana yang sesuai dengan peserta.
3. Tes Wawancara
Dalam tes ini peserta akan ditanyakan tentang keberadaan
perekonomian keluarganya. Karena pihak lembaga harus mengetahui
sisilah keluarga peserta.
E. Proses Diklat
Proses diklat Rumah Gemilang Indonesia terdiri dari beberapa tahapan-
tahapan. Tahapan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keterampilan
secara lengkap adalah sebagai berikut:6
1. Seleksi
Setelah seleksi administrasi, pendaftaran mengikuti pretest (tertulis
dan wawancara) yang hasilnya akan dapat mengukur kemampuan
basic keterampilan dan tingkat kemauan serta motivasi peserta. Secara
5 Wawancara pribadi dengan Tata Usaha Rumah Gemilang Indonesia Ibu
Liza Triastuti pada tanggal 10 Desember 2018. 6 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan,
h.14.
60
umum, pertayaan dalam pretest ini adalah pertayaan minat & motivasi
dan pertayaan kemampuan basic keterampilan.
2. Orientasi (Ta’aruf)
Seluruh peserta yang lulus seleksi berikutnya mengikuti orientasi
dan ta’aruf bersama para instruktur, manajemen RGI dan manajemen
LAZ AL-Azhar. Materi orientasi adalah pengenalan secara umum
materi pelatihan, target atau ouput diklat, dan penyammaan visi misi
diklat.
3. Bimbingan Mental dan Motivasi
Pendampingan khusus spritual. Materi ini menjadi salah satu menu
utama yang harus diikuti oleh semua peserta diklat sebagai ikhtiar
penguatan mental spritual & pembinaan akhlaq.
4. Pelatihan
Diklat dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dengan rangkaian 4
(empat) bulan teori &praktek, 1 (satu) bulan workshop terpadu, 1
(satu) bulan pemagangan.
5. Factory Tour
Kunjungan & studi banding ke perusahaan-perusahaan yang terkait
langsung dengan jenis keterampilan. Kegiatan ini di maksudkan untuk
memperdalam materi dan memperluas wawasan peserta diklat.
6. Workshop & Ujian
Dilaksanakan 1 (satu) bulan setelah teori & praktek, yang
merupakan pematangan dan wadah kreativitas peserta untuk berkarya
dengan model ilmu keterampilan yang dimiliki selama pelatihan.
61
7. Magang
Pemagangan dilakukan untuk memperluas ilmu & wawasan peserta
dalam dunia kerja serta menjalin jaringan kerja bagi peserta diklat.
Dilaksankan 1 (satu) bulan setelah tahap pelatihan & workshop.
8. Wisuda
Pelantikan kelulusan bagi peserta yang telah menempuh masa
belajar di Rumah Gemilang Indonesia selama 6 (enam) bulan secara
penuh. Berikut penyerahan sertifikat kelulusan.
Bagan 4.2 : Proses Pelatihan
Sumber : Arsip Lembaga RGI
F. Kurikulum Standar Kompetensi Dasar
Kurikulum yang disiapkan RGI meliputi materi khusus, materi umum,
materi keahlian dan kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas skill dan
akhlaqul karimah, yaitu:7
7 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan,
h.16.
REKRUITMEN
PENDIDIKAN
PELATIHAN
WORKSHOP
TERPADU
UJIAN AKHIR MAGANG WISUDA
OUPUT
BEKERJA
WIRAUSAHA
USAHA BERSAMA
RGI
62
1. Materi Khusus
Materi khusus adalah materi keterampilan yang khusus berkaitan
dengan program keterampilan, yaitu:
a. Teori & Praktek Keterampilan
Pelatihan keterampilan khusus sesuai program keterampilan yang
didampingi langsung instruktur profesional. Teori dan praktek dalam
satu angkatan selama 4 bulan dengan kurikulum yang disusun khusus
oleh para instruktur.
b. Factory Tour, Workshop dan Magang
Kunjungan dan studi banding ke perusahaan-perusahaan yang
terkait langsung dengan jenis keterampilan. Kegitan ini dimaksudkan
untuk memperdalam materi dan memperluas wawasan peserta diklat,
mampu menginspirasi dan motivasinya untuk terus berkarya, kreatif,
produktif dan mandiri. RGI menjalin kemitraan dengan lembaga,
perusahaan dan mitra unit usaha dalam factory tour dan
pemangangan.
2. Materi Umum
Materi umum adalah materi untuk semua peserta program, yaitu:
a. Spiritual Care Community (SCC)
SCC adalah pendampingan khusus spritual kepada seluruh peserta
oleh instruktur pendampingan. Materi ini menjadi salah satu menu
utama yang harus diikuti penguatan mental spritual dan pembinaan
akhlaq.
b. Menulis Kreatif dan Pengenalan Internet
Semua peserta diberikan materi menulis kreatif dan pengenalan
internet. Dua keterampilan ini penting menjadi bekal setiap peserta.
Dengan kemampuan tersebut, peserta pandai dan mampu
63
menuangkan ide-ide kreatifnya dalam betuk tulisan dan
mempublikasikannya. Karya-karya kreatif peserta pun dapat
dikemas dan dijual melalui teknologi internet.
c. Leadership dan Kewirausahaan.
Materi leadership dan kewirausahaan disampaikan sebagai bekal
pengetahuan dan pengalaman para peserta di tengah masyarakat dan
dunia usaha setelah mengikuti proses diklat.
G. Ouput Program8
1. Berpegetahuan (Knowledge)
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual
dengan muatan materi-materi keislaman, kemanusiaaan, kepedulian dan
pengetahuan umum.
2. Berkeahlian (Skill)
Peserta memiliki keahlian atau keterampilan khusus sesuai dengan
keterampilannya sehingga mampu membuka kesempatan kerja dan
berwirausaha
3. Berakhlaqul Karimah (Value)
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam spritual dan
emosionalnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi peserta baik dalam
keluarga, masyarakat dan dunia kerja.
8 Wawancara pribadi dengan Tata Usaha Rumah Gemilang Indonesia Ibu
Liza Triastuti pada tanggal 10 Desember 2018.
64
H. Metode Pelatihan Tata Busana Rumah Gemilang Indonesia
Rumah Gemilang Indonesia metode pelatihan tata busana untuk
pola dasar baju menggunkan metode sistem dressmaking dari
Jepang.9
Ukuran yang dibutuhkan untuk pola sistem Dressmaking
a. Lingkar leher : 38 cm
b. Lenar muka : 33 cm
c. Lingkar badan : 88 cm
d. Tinggi dada : 15 cm
e. Lingkar pinggang : 66 cm
f. Lingkar panggul : 96 cm
g. Tinggi panggul : 16 cm
h. Lebar punggung : 34 cm
i. Panjang punggung : 37 cm
j. Panjang rok : 50 cm
k. Panjang bahu : 12 cm
l. Panjang lengan : 24 cm
m. Tinggi puncak lengan : 12 cm
** ukuran diatas adalah ukuran untuk belajar menggambar pola
dasar pakaian wanita dewasa. Jadi untuk membuat pola baju anda
sendiri tinggal mengganti angka-angkanya sesuai ukuran anda
9 Seokarno, Penuntun Membuat Busana SistemTailoring & Custom Made
Tingkat Dasar, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama), h. 7-11.
65
Gambar 4.1 : Pola Sistem Dresmeking
Keterangan Pola
Menggambar pola sistem Dressmaking dimulai dari pola
belakang, tetapi sebelumnya ditentukan pedoman umumnya
yaitu ukuran ½ lingkar badan yang dimulai dengan sebuah titik.
A - B = ½ ukuran lingkar badan.
A - C = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
B - B1 = 1,5 cm.
B1 - D = ukuran panjang punggung, buat garis horizontal
ketitik E.
B - B2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm.
Hubungkan titik B1 dengan B2 seperti gambar (leher belakang).
C - C1 = 5cm, hubungkan ke titik B2 dengan garis putus-putus
66
(garis bantu).
B2 dipindahkan ukuran panjang bahu melalui garis bantu diberi
nama titik B3
B3 - B4 = 1 cm, samakan ukuran B2 ke B4 dan
dihubungkandengan garis tegas.
B1 - G = ½ panjang punggung ditambah 1 cm, buat garis
horizontal kekiri dan beri nama titik H.
B1 - G1 = 9 cm.
G1 - F1 = ½ lebar punggung (buat garis batas lebar punggung).
Bentuk garis lingkar kerung lengan belakang mulai dari titik B4
menuju F1 terus ke F seperti gambar.
D - D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm (besar lipit
kup) dikurang 1 cm.
D - D2 = 1/10 lingkar pinggang.
D2 - D3 = 3 cm (besar lipit kup).
Dari D2 dan D3 dibagi 2, dibuat garis putus-putus sampai
kegaris badan (G dan H) diukur 3 cm kebawah, dihubungkan
dengan titik D2 dan D3 menjadi lipit kup.
D - D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm.
D1 dihubungkan dengan F, menjadi garis sisi badan bagian
belakang.
Keterangan pola bagian muka
A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm.
A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1,5 cm.
Hubungkan titik A1 dengan A2 seperti gambar (garis leher pola
muka).
67
A1 - C2 = ukuran panjang bahu.
A2 - A3 = 5 cm.
A3 - F2 = ½ lebar muka.
Hubungka titik C2 ke F2 terus ke F seperti gambar (lingkar
kerung lengan bagian muka).
E - E1 = 2 cm (sama besarnya dengan ukuran kup sisi).
E1 - E4 = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm (3 cm besar lipit
kup dan 1 cm untuk membedakan pola muka dengan belakang).
E1 - E2 = 1/10 lingkar pinggang.
E2 - E3 = 3 cm (besar lipit kup).
E2 dan E3 dibagi dua dibuat garis putus-putus sampai kegaris
tengah bahu.
A2 - J = ukuran tinggi dada.
Dari J dibuat garis sampai ke J1.
J1 - J2 = 2 cm, lalu dihubungkan dengan titik E2 dan E3
membentuk lipit kup.
F - I = 9 cm, lalu dihubungkan dengan garis putus-putus ke titik
J1.
J1 - K = 2 cm.
Dari I ke I1 dan I2 diukur masing-masing 1 cm, lalu hubungkan
dengan titik K.
I1 - K = I2 - K, yang dijadikan patokan panjang adalah ukuran
I1 ke K.
E4 dihubungkan dengan I2 dan titik I1 dengan F, menjadi garis
sisi badan bagian muka
68
I. Sinergi dan Kemitraan
Kemitraan menjadi strategi dan kekuatan penting. Dalam
mengoptimalkan proses dan output program RGI menjalin kemitraan
dengan berbagai pihak:10
1. Senergi dengan donotor, CSR atau lembaga pendonor dalam
pembiyaan operasional dan pengadaan peralatan pelatihan.
2. Kemitraan dengan perusahaan atau unit usaha dalam pemagangan,
factory tour dan penyaluran tenaga kerja.
3. Kemitraan dengan LAZ dan lembaga daerah dalam perekrutan diklat
di wilayah Indonesia.
J. Sarana dan Prasarana
1. Beasiswa full pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi
yang lulus seleksi11
Diklat RGI baik program reguler ataupun non reguler
semuannya full beasiswa (gratis). Peserta adalah mereka yang
telah lulus seleksi yang prosesenya sebagaimana dijabarkan
diatas. Seluruh peserta diklat adalah mereka yang termasuk
ashnaf penerima zakat yang berhak menerima dana zakat, infak
dan shadaqah yang sesuai dengan sasaran dalam al-quran surat at-
taubah: 60
10 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan,
h. 22. 11 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan,
h.18.
69
م ه وب ل ة ق لف ؤ م ل ا وا ه ي ل ين ع ل ام ع ل ين وا اك س م ل ء وا را ق ف ل ل ات ق د ا الص ن إ
ن الل والل ة م ريض يل ف ب ن الس ب يل الل وا ب ين وف س ارم غ ل اب وا ق لر وف ا
يم ﴿٠٦﴾ ك يم ح ل ع
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. (QS. At-taubah : 60)
2. Ruang Kelas Pelatihan Representative12
Ruang kelas disiapkan senyaman dan seindusif mungkin untuk
kegiatan belajar mengajar. Di lantai bahwah (satu) terdapat 4
ruang kelas yang terdiri dari:
a. 1 ruang kelas program studi teknik komputer dan jaringan
b. 1 ruang kelas praktek program studi menjahit dan tata
busana
c. 1 ruang kelas program studi menjahit dan tatabusana
untuk teori, pembuatan pola dan pemotongan bahan
jahitan
d. 1 ruang kelas umum
Sedangkan di lantai atas (dua) terdiri dari:
a. 1 ruang kelas program studi desain grafis
b. 1 ruang kelas program studi fotografi dan vidieografi
12 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan,
h.19.
70
c. 1 ruang perpustakaan umum RGI
d. 1 ruang produksi “kreatif handicrafts”
e. 1 ruang produksi “mini butik”
f. 1 ruang produksi “mini garment”
3. Peralatan keterampilan, pratikum dan workshop tata busana
Saat ini, RGI memiliki peralatan keterampilan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 : Peralatan Pratikum & Workshop Tata Busana
No. Peralatan Unit Peruntukan
1. Mesin jahit biasa 20 Praktek tata busana
2. Mesin jahit hightspeed 5 Praktek tata busana
3. Mesin obras 2 Praktek tata busana
4. Infocus/LCD projector 2 Teori materi (sesuai
kebutuhan kelas)
Sumber: Diolah Berdasarkan Hasil Wawancara
Peralatan tersebut adalah peralatan utama dan wajib ada
untuk mendukung berjalannya proses perlatihan. Selain
peralatan tersebut, terdapat peralatan dan perlengkapan lain
yang mendukung kegiatan pelatihan
4. Perpustakaan Umum
Perpustakaan disiapkan untuk menunjang referensi dan
bahan bacaan peserta diklat. Perpustakaan juga terbuka untuk
umum, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan beberapa
ketentuan. Jenis bukunya tentang buku keterampilan khusus,
buku-buku motivasi dan pengembangan diri, buku pengetahuan
71
umum dan Islam, tafsir, novel & cerpen, eksiklopedi, dll.
(prosedur pemakaian dan peminjaman buku terlampir).13
5. Musholla dan Aula Serbaguna
Area musholla berukuran 15 x 4 m, terletak di depan. Tata
letak ini didesain agar tercapai kondisi sprit islami. Musholla
yang mudah diakses dan luas dengan kapasitas sekitar 100
orang. Selain untuk sarana ibadah sholat sehari-hari, juga
difungsikan untuk taklim/pengajian, training motivasi &
bimbel, serta kegiatan lain.14
6. Aula Serbaguna
Aula terletak di belakang. Fungsinya sebagai ruang kelas
umum, yaitu untuk materi SCC, leadership & kewirausahaan,
makan siang bersama dan kegiatan umum lainnya. Area ini juga
dapat disewakan untuk tempat seminar atau training terbatas.
7. Funcion Hall
Ruang ini sering difungsikan sebagai kelas studium general,
rapat manajemen, training dan workshop. Ruangan ini juga
dapat disewakan untuk masyarakat umum.
8. Lapangan Olaraga
Halamanan depan RGI dimanfaatkan untuk lapangan bulu
tangkis. Sarana olaraga standar bagi peserta diklat.
9. Makan Siang
RGI memberikan fasilitas makan siang bersama selama masa
diklat berlangsung. Makan siang bersama dilaksanakan setelah
13 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, h. 18. 14 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, h. 19.
72
dhuhur berjama’ah dan kultum dhuhur. Makan siang dilakukan
bersama-sama. Duduk rapi dan mulai dengan do’a bersama.15
K. Kegiatan Para Peserta
Mengingat Rumah Gemilang Indonesia mengadopsi sistem
pesantren maka setiap santri di RGI 24 jam beraktifitas hanya di
lingkungan asrama saja seperti pesantren pada umumnya, adapun
aktifitas-aktifitas para santri RGI sebagai berikut:
Tabel 4.2 : Jadwal Kegiatan Santri Tata Busana
NO KEGIATAN SEHARI WAKTU
1. Qiamulail 03.00 – 04.00
2. Sholat Subuh Berjama’ah &
Do’a Pagi
04.00 – 05.30
3. Bersih-bersih 05.30 – 06.30
4. Sarapan Pagi & Sholat Dhuha 06.30 – 07.00
5. SCC (Spiritual Care
Community) Kelas Keagamaan
07.00 – 09.00
6. KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)
09.00 – 11.30
7. ISOMA (Istirahat Sholat
Makan Siang)
11.30 – 13.30
8. KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)
13.30 – 15.00
15 http://rumahgemilang.com/profil/sarana-dan-prasarana/ diakses pada
tanggal 16 November 2018 pukul 13:53 WIB.
73
9. Sholat Ashar Berjamaah 15.00 – 16.00
10. KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)
16.00 – 17.00
11. Persiapan Sholat Magrib
Berjamaah
17.00 – 18.00
12. Sholat Magrib Berjama’ah &
Pengajian Ba’da Magrib
18.00 - 19.30
13. Sholat Isya Berjama’ah 19.30 – 20.00
14 Makan Malam 20.00 – 20.30
15. KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) / Kelas Tambahan
20.30 - 22.00
16. Istirahat Malam 22.00 – 03.00
Sumber : Saudari Dede Rika (peserta RGI Pelatihan Tata Busana)
74
L. Penyaluran Dana untuk RGI
Dalam penyaluran program Rumah Gemilang Indonesia, hal ini
dapat dilihat dari laporan penyalurannya pada bulan Maret 2018.
Tabel 4.5 : Penyaluran Dana ZIS LAZNAS Al-Azhar untuk RGI
MARET 2018
Penyaluran untuk Fakir/Miskin
Layanan mustahik 430.631.400
Layanan Jenazah Gratis 16.870.00
Bantuan Pendidikan 67.730.000
Bantuan Karitas Pendidikan 0
Bantuan Karitas Dakwah 11.000.000
Bantuan Karitas Kesehatan 9.000.000
Polotik Umum & Gigi Gratis 26.000.000
Pemberdayaan 279.784.000
Pembinaan Rohani Pasien & LP 12.500.000
Fisabilillah 0
Rumah Gemilang Indonesia 273.980.000
Penyaluran Infak Khusus
a. Penyaluran Kemanusiaan
b. Penyaluran Infak Khusus
c. Penyaluran Akikah
53.500.000
190.732.300
0
Penyaluran Infak Umum 130.180.000
Penyaluran Fidyah 0
Penyaluran Wakaf Tunai 0
Sosialisasi Ziswaf 37.653.500
Total 1539.561.900
Sumber : Annual repot lembaga amil zakat Al-azhar Peduli umat tahun 2018
75
BAB V
PROGRAM PELATIHAN TATA BUSANA BAGI USIA
PRODUKTIF RUMAH GEMILANG INDONESIA LAZNAS
AL-AZHAR DEPOK
A. Program Pelatihan Tata Busana dalam Meningkatkan
Kualitas Usia Produktif di Rumah Gemilang Indonesia.
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara yang peneliti
lakukan baik itu terhadap staf Rumah Gemilang Indonesia
LAZNAS Al-Azhar sendiri maupun dari alumni yang terkait serta
berdasarkan data yang ada, penulis melihat dan menilai bahwa
program pelatihan tata busana ini bisa dikatakan memberikan
perubahan yang signifikan terhadap para peserta atau alumni
penerima manfaat, baik itu perubahan dari segi mental,
perekonomian, kemampuan serta ruhaniah mereka. Perubahan ini
dirasakan secara nyata oleh para alumni bahwa sebelum mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar,
mereka belum memiliki mental optimis terhadap kehidupan
mereka lebih baik kedepannya, belum mandiri, tidak rajin ibadah,
dan belum memiliki skill atau kemampuan yang baik untuk
mensejahterakan kehidupan mereka. Namun, setelah mengikuti
seluruh proses dan kegiatan pelatihan di Rumah Gemilang
Indonesia LAZNAS Al-Azhar mereka merasakan adanya banyak
perubahan di dalam diri dan kehidupan mereka secara nyata. Ini
semua dapat dibuktikan dari beberapa hasil wawancara yang
penulis lakukan tehadap peserta pelatihan tata busana mengenai
76
perubahan yang dirasakan, antara lain wawancara yang dilakukan
penulis dengan beberapa peserta pelatihan tata busana angkatan 18
dan 19, yaitu:
1. Wawancara bersama Karlina, alumni pelatihan tata busana
angkatan 19.
Mengetahui Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-
Azhar awalnya saya dapat info dari tetangga. Beliau itu guru
ngaji di PLN. Jadi, saya itu bawaan dari PLN dan kalau ada
informasi bahwa di RGI ini ada beasiswa pendidikan selama 6
bulan dengan gratis. Setelah masuk proses pembelajaran, saya
menilai bahwa materi-materi yang diajarkan baik teori maupun
praktek saya rasa sangat bagus dan sudah baik di tambah lagi
dengan kemampuan yang dimiliki olek instrukturnya yang baik
dan asik sehingga apa yang diajarkan oleh instruktur cepat
ditangkap dan dipahami. Hari demi hari saya jalani setiap
prosesnya dan kendala saya malas tapi karena tekat yang saya
miliki mengalahkan itu semua.1
Banyak hal yang saya dapati ketika menjalani proses dan
kegiatan di Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar,
baik itu dari kemampuan pelatihan tata busana yang saya
pelajari, sebelumnya saya sama sekali tidak memahami
akhirnya saya paham akan hal itu, dari segi mental saya juga
yang dulunya hanya memiliki cita-cita sekedarnya saja, namun
kini dengan kemampuan yang saya miliki saya ingin menjadi
1 Wawancara pribadi dengan peserta tata busana Rumah Gemilang
Indonesia saudari Karlina pada tanggal 11 Desember 2018.
77
pribadi yang lebih baik lagi, bermanfaat buat diri, keluarga dan
orang banyak, dan yang paling penting saya merasakan
terhadap ruhaniah saya bahwa yang dulunya jarang ngaji kini
sudah rajin ngaji dan lain-lain.
Saya kemarin magang di konveksi pak kawi, Cimanggis
Depok. Saat ini saya masih mencari pekerjaan karena kemarin
bulan desember baru wisudah RGI angkatan 19. Harapan saya
untuk RGI adalah agar secepatnya di tutup, dalam artian tidak
ada lagi orang yang miskin, tidak ada lagi orang yang
menganggur.
2. Wawancara bersama Siska Rantika, alumni pelatihan tata
busana angkatan 19.
Saya mengetahui dari grup paket C kemudian alumninya
itu di bikin grup terus ada yang share RGI. Kemudian saya
mencoba mendaftarkan ke RGI ini dari salah satu tutor saya.
Dan saya sangat tertarik sekali sehingga saya mencoba untuk
mendaftar sebagai peserta pelatihan tata busana, pada akhirnya
saya diterima dan saya sangat senang sekali akan hal ini, karena
disamping saya pastinya mendapatkan ilmu dan kemampuan
baru saya, banyak memiliki teman dan pengalam tentunya.2
Hari demi hari saya jalani dengan semangat dan penuh
syukur kepada Allah SWT karena saya di sini berkat kemurahan
hati para muzaki, untuk itu saya tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan ini, berbagai proses saya jalani, seperti belajar di
2 Wawancara pribadi dengan peserta tata busana Rumah Gemilang
Indonesia saudari Siska Rantika pada tanggal 11 Desember 2018.
78
kelas yang menarik dan menyenangkan karena materi yang
diajarkan banyak sekali mengenai tata busana. Bu Yuanita
Sabrina merupakan instruktur pelatihan tata busana dan sudah
punya desain Hitam Putih sendiri. Beliau saya rasa sangat hebat
dan berkompeten sekali, sehingga materi yang beliau ajarkan
mudah saya dan tema-teman terima.
Rumah Gemilang Indonesia tak hanya kemampuan dalam
pengetahuan saja yang di ajarkan namun mengenai pemahaman
agama juga di ajarkan dan saya rasa inilah nilai plusnya. Saya
sangat merasakan betapa pentingnya ilmu agama dalam
menjalani hidup ini. Selama saya menjalani semua proses dan
kegiatan di RGI kendala saya benar-benar dasar tata busana dan
baru tau banget dasar-dasar untuk menjahit. Para peserta
pelatihan tata busana RGI yang datang dari berbagai karakter,
budaya, pendidikan, pola pikir dan usia. Bagi saya ini yang
menjadi kendala ketika bulan pertama berada di RGI,
bagaimana caranya agar saya ketika berkomunikasi dengan
teman-teman lainnya tidak timpang dan nyambung, sehingga
asik dan nyaman ketika bersama dengan yang lainnya.
Saya merasakan RGI bagi saya lebih dari apa yang saya
inginkan dahulu ketika awal masuk, semua yang saya dapati
lebih dari apa yang saya bayangkan dulu, baik itu mengenai
kemampuannya, keagamaanya, saya betah di RGI karena saya
tau dan sadar saya bukan siapa-siapa dan yang perlu saya
lakukan adalah menyelesaikan semua prosesnya dengan baik
dan senantiasa bersyukur. Alhamdulillah kini saya telah bekerja
79
di butik Ciputat dan gaji saya kini sudah bisa mencukupi
kebutuhan saya sehari-hari.
3. Wawancara bersama Nurizki Yuliandini, alumni pelatihan
tata busana angkatan 19.
Saya partama mengetahui RGI dari guru, terus beliau itu
punya anak alumni RGI dan saya mencoba untuk mendaftar
dengan berbagai proses yang saya lalui pada akhirnya saya
diterima. Saya sangat bersyukur sekali karena dengan diterima
di RGI kemungkinan saya mencapai keinginan saya untuk
membuka usaha menjahit. Hari demi hari saya jalani pelatihan
tata busana ini, dalam hal materi saya rasa sudah sangat bagus
dan mudah untuk dipahami, karena metode belajar efektif yang
diterapkan oleh instrukturnya, dengan rasa kekeluargaan, dari
hati ke hati, sabar dan kreatif sehingga segala apa yang di
ajarkan langsung dapat dipahami.3
Banyak manfaat yang telah saya rasakan dan dapati baik itu
dari segi keahlian yang saya miliki, dari sisi agama saya
mendapatkan wawasan ilmu agama, kedisiplinan, kesabaran,
motivasi hidup, pembentukan karakter yang kuat, dengan kata
lain manfaat yang saya rasakan dari semua aspek kehidupan ini.
Kini saya telah lulus dari RGI, dengan bekal yang saya
dapati selama berproses di RGI baik itu keahlian dalam bidang
menjahit maupun juga kewirausahaan, sesuai dengan keinginan
saya sebelum masuk RGI ialah ingin membuat usaha menjahit.
3 Wawancara pribadi dengan peserta tata busana Rumah Gemilang
Indonesia saudari Nurizki Yuliandini pada tanggal 11 Desember 2018.
80
Alhamdulillah sekarang saya bekerja di instruktur RGI
Surabaya dan gaji yang saya dapati sudah mencukupi kebutuhan
sehari-hari saya.
Harapan saya untuk RGI adalah semoga RGI tetap berjalan,
sehingga banyak orang yang bisa terbantu dan setelah lulus dari
RGI kehidupannya bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat buat
orang banyak.
Peran pendukung dari manfaat yang diperoleh peserta pelatihan
setelah mengikuti pelatihan tentu tidak terlepas dari peran staf-staf
dan pelatih yang ada di Rumah Gemilang Indonesia yang mudah
berkomunikasi dengan para peserta saat pelatihan ataupun pada
jam istirahat, peran penyelenggara yang sering mebantu kegiatan
pelatihan dan juga membantu peserta memiliki jaringan pekerjaan
yang dilakukan pada saat magang. Setelah peserta menjadi alumni
pihak RGI tidak terlepas tangan begitu saja, pihak RGI juga
memantau perkembangan kegiatan alumni setelah lulus dari RGI,
berikut penjelasan dari Ibu Rifa'ana selaku intruktur pelatihan tata
busana:
“Setelah peserta pelatihan lulus dari RGI, pihak lembaga
tidak akan berlepas tangan, akan tetapi akan selalu di
pantau perkembangan para alumni, apakah mereka telah
mendapatkan peerjaan atau memiliki usaha, sehingga
rata-rata semua alumni mereka mendapatkan pekerjaan
dan memiliki usaha.”4
4 Wawancara pribadi dengan Instruktur Tata Busana Rumah Gemilang
Indonesia Ibu Rifa’ana pada tanggal 11 Desember 2018.
81
Melihat dari tabel 5.1 dan tabel 5.2 bahwa peserta angakatan 18
dan 19 belum menjadi 4M (Mengubah Mustahik Menjadi
Muzzaki) karena peserta angkatan 18 baru wisuda bulan Juni 2018
dan peserta angkatan 19 baru wisuda bulan Desember 2018 dan
penghasilannya belum sesuai dengan nisab. Dari 2 angkatan
pelatihan tata busana RGI dengan total 37 peserta dan yang sudah
bekerja baru 9 alumni.
Tabel 5.1 : Daftar Peserta RGI Tata Busana Angkatan 18 Tahun 2018
No
Nam
a
L/P
Pen
did
ikan
Um
ur
Ala
mat
Keg
iata
n
Set
elah
RG
I
1 Kinati Pradini P SLTA 26
Jl. Parung Bingung
Gg. H. Sarah
RT.3/9 No.72 Kel.
Rangkapan Jaya
Baru Kec.
Pancoran Mas Kota
Depok, JAWA
BARAT
2 Siti Khadijah P SMA 21
Kp. Ciherang
RT.1/5 Desa
Ciherang Kec.
Cibeber Kota
Lebak, BANTEN
Guru TK
Tangerang
3 Siti Rahmah
Jazila P SMK 21
Jl. Letnan Arsyad
RT.5/1 Kel.
Kayuringin Jaya
Kec. Bekasi Utara
Kota Bekasi,
JAWA BARAT
Dagang
Salad
Buah
4 Aulia Dwi
Syafira P SMK 19
KDH Serikat
RT.3/1 Kel. Cilebut
82
Barat Kec. Suka
Raja Kota Bogor,
JAWA BARAT
5 Nurul Addini
Husnayaini P SLTA 19
Jl. Desa Banyurata
Rt.1/3 No.20 Kel.
Banyurata Kec.
Adimulyo Kota
Kebumen, Jawa
Tengah
6 Dwi
Srikawanti P SMK 24
Desa Sido Harum
RT./1 Kec. Sempor
Kota Kebumen,
JAWA TENGAH
7 Indah Putri
Permata Sari P MTS 18
Jl. Kp. Jati RT.12/7
No.47 Kel. Parung
Kec. Parung Kota
Bogor, JAWA
BARAT
8 Alin Sonaya P SMK 19
Jl. Madrasah 02
RT.3/3 No.19 Kel.
Pondok Benda
Kec. Pamulang
Kota Tanggerang
Selatan, BANTEN
9 Prima Sari P SMA 19
Jl. Perum. Bukit
Sejahtera Blok.12
RT.12/14 Kel.
Karang Jaya Kec.
Gandus Kota
Palembang,
SUMATERA
SELATAN
10 Nadia P MA 20
Jl. Tumpuan Hati
RT.7/4 Kel.
Bentunai Kec.
Selakau Kota
Sombas,
KALIMANTAN
BARAT
83
11
Cut
Mahardika
Nur Pratiwi
P MA 25
Jl. Parit Bugis CRG
Wijaya RT.9/6 Kel.
Arang Cimbung
Kec. Sungai Raya
Kota Kubu Raya,
KALIMANTAN
BARAT
12 Samsul Dayat L Tidak
Sekolah 23
Jl. Pangkalan Batu
RT.06/02 Kel.
Ranggung Kec.
Payung Kota
Bangka Selatan,
KEPULAUAN
BANGKA
BELITUNG
Nabring
Newpwlin
stiker
Ciledung
Tangerang
13 Salwa Nadya
Aulia Ritonga P SMK 19
Jl. Sanrateg RT.6/1
No.9 kel. Ciputat
timur kec. Rempoa
kota Tanggerang
Selatan, BANTEN
14 Ratu Ashilah
Farras P SMK 19
Jl. Sultan
hasanudin RT.4/1
No.7 kel.
Tukmudal kec.
Sumber kota
Cirebon, JAWA
BARAT
15 Manarul
Hidayat L MTS 18
Jl. Raya
pengasinan
sawangan RT.2/1
NO.31A kel.
Sawangan kec.
Sawangan kota
Depok, JAWA
BARAT
Di bagian
Nambring
(Nempel
ke bahan
yang baru
di potong)
Ciledung
Tangerang
16 Zaenal
Mustofa L SMA 22
Jl. Kp. Sindang sari
RT.2/9 kel.
Kersamanah kec.
Kersamanah kota
84
Garut, JAWA
BARAT
17 Nupu Zakiah P SMA 20
Jl. Silaberanti Gg.
Slamet Kel.
Silaberanti Kec.
Seberang Ulu II
Kota Palembang,
SUMATERA
SELATAN
Tabel 5.2 : Daftar Peserta RGI Tata Busana Angkatan 18 Tahun 2018
No
Nam
a
L/P
Pen
did
ikan
Um
ur
Ala
mat
Keg
iata
n
Set
elah
RG
I
1
Siti Anisa
Anggun
Ningsih
P SMK 18
Jl. Jend Sudirman
KM 77 RT 003/002
Kel. Selunuk Kec.
Seruyan Raya,
Seruyan
KALIMANTAN
TENGAH
2 Narsih P SD 16
Jl. Katsuri Kel.
Desa Paren Kec.
Danau Sembuluh,
Seruyan
KALIMANTAN
TENGAH
3 Nur Baina P SMK 18
Jl. H Tahrani Kel.
Lanpasa Kec.
Seruyan Raya,
Seruyan
KALIMANTAN
TENGAH
Membuka
Usaha
Jahit
4 Siti Rohmah P MA 19
Kp. Tipar RT 01/01
Kel. Pamoyanan
Kec. Cibinong Kec.
85
Cibinong, Cianjur
JAWA BARAT
5 Nurul Hikmah P SMK 18
Jl. Kusan RT 01
Kel. Mangkalapi
Kec. Kusan Hulu,
Tanah Bumbu
KALIMANTAN
SELATAN
6 Nurus Syifa P MA 18
Jl. Kusan RT 02
Kel. Tibarau
Panjang Kec.
Kusan Hulu, Tanah
Bumbu
KALIMANTAN
SELATAN
7 Alia Yunira
Maslaehah P SMA 18
Jl. Haji Ahmad
Kel. Balai
Karangan Kec.
Sekayam, Sanggau
KALIMANTAN
BARAT
8 Dini Ardila P SMA 18
Jl. Raya Koba KM
15 RT 03/01 Kel.
Cambai Kec.
Namang, Bangka
Tengah BANGKA
BELITUNG
9 Nurizki
Yuliandini P SMK 20
Jl. Duren Tiga
Barat VI RT 06/02
No. 89 Kel. Duren
Tiga Kec.
Pancoran, Jakarta
Selatan DKI
JAKARTA
Instruktur
RGI
Surabaya
10 Mamad
Mualana L SMK 20
Kp. Empang RT
003/021 No. 14
Kel. Cigudeg Kec.
Cigudeng, Bogor
JAWA BARAT
Puji
Collection
86
11 Dede Rika P SMK 19
Jl.Raya Bojong,
Kp.Bunisari
RT/RW 06/03
Kel.Bojong Barat
Kec.Bojong ,
Purwakarta JAWA
BARAT
12 Siska Rantika P MA 19
Kp. Empang RT
003/021 No. 14
Kel. Cigudeg Kec.
Cigudeng, Bogor
JAWA BARAT
13 Tika Nuraeni P SMK 19
Kp. Babakan
Peundeuy RT
02/06 Kel.
Bojongkokosan
Kec. Parung Kuda,
Sukabumi JAWA
BARAT
14 Karlina P SMA 20
Dusun 01 RT 01/02
Kel. Pabedilan
Kidul Kec.
Pabedilan, Cirebon
JAWA BARAT
15 Falya Devi P SMA 19
Jl. Sosial RT 04/06
Ke. Jatiwaringin
Kec. Pondok Gede,
Bekasi JAWA
BARAT
16 Nurul Latifah P SMA 17
JL.Kemayoran
Tengah RT 05/07
Kel.Kemayoran
Kec.Kemayoran ,
Jakarta Pusat DKI
JAKARTA
17 Nita Efendi P SD 18
Kp. Sampalan RT
03/04 Kel.
Bumisari Kec.
Cikadang,
Butik
Ciputat
87
Sukabumi JAWA
BARAT
18 Sulistakani P SMA 17
JL. Kebon Jeruk
XVII RT 02/09
Kel. Maphar Kec.
Taman Sari,
Jakarta Barat DKI
JAKARTA
19 Tria Septiani P SMA 18
Kp. Jombang RT
003/003 Kel.
Lengkong Gudang
Timur Kec.
Serpong,
Tangerang Selatan
BANTEN
20 Yuyun
Yunengsih P SMA 20
Jl. Ata Sutisna RT
04/03 No. 53 Kel.
Sukatani Kec.
Pacet, Cianjur
JAWA BARAT
Ngajar
Privat
Sumber: Eka Nur Prihantari selaku pengurus RGI.
B. Tahapan Pelaksanaan Program Pelatihan Tata Buasan
Bagi Usia Produktif Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS
Al-Azhar Depok
Perencanaan pada program pelatihan tata busana bagi usia
produktif RGI dilakukan untuk merumuskan segala aktivitas yang
akan dilakukan dalam meningkatan kehidupan lebih baik, mandiri,
berjiwa sosial, memiliki nilai-nilai agama dan memberi skill.
Program pelatihan tata busana dilakukan di RGI Sawangan Depok
yang terdiri dari sosialisasi, seleksi, orientasi, bimbingan mental
dan motivasi, pelatihan, factory tour, workshop dan ujian, magang,
wisuda dan pendampingan.
88
Adapun langkah-langkah program yang diterapkan pada
program pelatihan tata busana bagi usia produktif melalui beberapa
tahapan yaitu:
a. Perkiraan dan perhitungan masa depan (Forecasting)
Penyusunan perencanaan suatu kegiatan yang efektif,
diperlakukan kemampuan untuk memperhitungkan dan
memperkirakan situasi dan kondisi setiap kegiatan dapat
dilakukan dengan lancar. Perkiraan dalam program pelatihan
tata busana adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas
sumber daya manusia dalam rangka pengatasan pengangguran
serta upaya pemberdayaan pemuda produktif. Forecasting
pada program pelatihan tata busana adalah merupakan tugas
manager RGI, di mana seorang manager dalam hal ini harus
mempunyai kepekaan terhadap kebutuhan pelatihan tata
busana. Perkiraan yang dilakukan untuk program pelatihan
tata busana yaitu dengan menentukan tema yang sesuai,
instruktur haruslah orang yang ahli dalam bidang yang akan
disampaikan, menentukan scheduling (jadwal) yang tepat
untuk program pelatihan tata busana agar pelatihan ini dapat
memberikan dalam memahami materi yang diberikan,
menentukan metode waktu pelatihan yang sesuai dengan
peserta.
b. Tujuan yang ingin dicapai (Objective)
Tujuan yang ingin dicapai pada program pelatihan tata
busana bagi usia produktif adalah meningkatkan taraf
ekonomi alumni RGI untuk mendapatkan kehidupan lebih
baik mandiri, berjiwa sosial, memiliki nilai-nilai agama
89
dengan baik dan memberi skill, kemampuan sarana kepada
teman-teman pengetahuan tata busana di RGI ini.
c. Kebijakan yang diambil untuk menetapkan keputusan
(Policies)
Kebijakan pada program pelatihan tata busana dilakukan
oleh manager di mana kebijakan dilakukan untuk menentukan,
menetapkan atau mengambil suatu keputusan pada setiap
kegiatan yang ada pada program pelatihan tata busana.
Kebijakan yang ada untuk menetapkan tema (materi),
instruktur, jadwal, sasaran dan lokasi.
1. Tema (Materi)
Materi yang disajikan pada program pelatihan tata
busana dirumuskan oleh instruktur dan disetujuai atau
disahkan manager RGI apakah sesuai atau tidak. Peserta
diberikan materi mulai dari pengenalan mesin jahit dan
pirantinya, keterampilan menjahit, membuat pola sampai
bagaimana hasil jahitan menarik bisa dipasarkan. Secara
umum materi ajarnya adalah:
1. Pengetahuan tata busana
2. Pemahaman dasar-dasar pola
3. Pemahaman dan praktek teknik menjahit
4. Teori dan teknik mengukur
5. Mengambar dan membuat pola
Orientasi kompetensi adalah operator, penjahit
profesional, desainer, wirausaha butik.
90
2. Instruktur / Pelatih
Berkaitan dengan persiapan selanjutnya ialah adanya
unsur pelatih yang mempunyai peran penting juga terhadap
pelaksaan program, mengenai tenaga pelatih atau instruktur
RGI mempunyai kriteria khusus dalam perekrutannya
sehingga pelatih yang ada merupakan pelatihan yang
mempunyai SDM yang bagus yang mampu memberikan
pelatihan dan pengajaran ilmu kepada peserta. Dalam
pelaksanaan pelatihannya tata busana RGI mempunyai 3
instruktur yang membidangi bagian 1 instruktur desain dan
2 instruktur pola-pola menjahit.
3. Sasaran
Berkaitan dengan tahap persiapan, adanya peserta yang
mengikuti pelatihan merupakan hal yang penting, tanpa
adanya peserta mustahil program pelatihan tata busana
akan berjalan, karena peserta merupakan objek dari
program itu sendiri yakni untuk usia produktif.
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan di lapangan
mereka berasal dari berbagai latar belakang keadaan
keluarga seperti penggangguran, putus sekolah, dan kaum
dhuafa yang berasal dari berbagai daerah yakni Bangka
Belitung, Sumatra, Jawa, Kalimatan, Sulawesi dan
kebanyakan dari luar daerah.
Adapun mengenai jumlah peserta yang mengikuti
program pelatihan tata busana di RGI pada 2018 (angkatan
18 dan 19) sebanyak 37 peserta.
91
4. Lokasi
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah
kantor program sekaligus asrama Rumah Gemilang
Indonesia yang berlokasi Jl. Pengasinan RT 01/06,
Kampung Kebon Kopi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan
Sawangan, Kota Depok.
d. Programing
Program adalah suatu deretan kegiatan yang digambarkan
untuk melaksanakan policies dalam mencapai tujuan. Program
yang ada pada program pelatihan tata busana, yaitu:
1. Input Program Pelatihan Tata Busana
Input program pelatihan tata busana merupakan suatu
persiapan awal untuk menjalankan program. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, diawali dengan sosialisasi
baik dengan media masa, media socila, internet, dan lain-
lain. Secara umum persyaratan pendaftaran calon penerima
manfaat pada pelatihan ialah:
a. Syarat Kepersertaan
Peserta yang akan mengikuti pendiddikan dan pelatihan
di Rumah Gemilang harus memenuhi persyaratan yakni
sebagai berikut :
1. Mengisi formulir yang telah tersedia
2. Melampirkan fotocopy KTP, KK
3. Melampirkan SKTM dari RT/RW
4. Melampirkan surat kelakuan baik dari sekolah atau DKM
Masjid setempat
5. Menyerahkan formulir yang telah diisi lengkap.
92
b. Proses Kepersertaan
Kepersertaan pada awalnya, para peserta ada yang datang
melalui mitra dari Rumah Gemilang Indonesia, datang untuk
mengajukan calon peserta dan di samping itu juga ada yang
perseorangan ia datang ke Rumah Gemilang Indonesia , ia
mendapatkan informasi mengenai Rumah Gemilang Indonesia
baik melalui alumni, media sosial, selembaran, brosur, dan lain-
lain. Kemudian diseleksi sesuai standar peneriman dan ditentukan
yang lulus dan tidak lulus berapa, dikarenakan menimbang bahwa
Rumah Gemilang Indonesia memiliki kuota yang terbatas, agar
pelatihan dapat berjalan lebih efektif.
Beberapa hal standar seleksi peserta diantara dari segi
kemustahikan peserta, bagaimana perekonomiaan keluarganya
dan itu secara detail, setelah dinilai layak secara termasuk
kedalam golongan 8 asnaf, laki-laki atau perempuan tidak kita
bedakan apabila termasuk kedalam 8 asnaf maka ia layak, dalam
hal pendidikan maka dibatsi maksiml menamati bangku SMA
sederajat, disamping itu kalau seandainya ia tidak sekolah namun
bisa baca dan tulis maka kita bisa pertimbangan.
c. Sarana dan Prasarana
Dalam perencanaan atau input pelatihan tata busana, lembaga
menyediakan berbagai sarana untuk menunjang atau mendukung
terlaksananya pelatihan tata busa untuk penerima manfaat, karena
sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat
mempengaruhi proses pelatihan, adapun sarana dan prasarana
yang telah disiapkan oleh lembaga yaitu:
93
“Jadi peserta itu tinggal di asrama selama 6 bulan selama
pelatihan berlangsung secara gratis, mendapatkan konsumsi tiga
kali sehari, yakni pagi, siang dan sore. Secara khusus, peserta
pelatihan tata busana, maka di kelas akan di lengkapi dengan
semua peralatan yang ada dengan tempat menjahit lainnya, baik
mesin atau pun lain sebagainya. Mengenai jumlah peserta, kita
batasi 20 peserta. Di pelatihan tata busana memiliki mesin jahit
biasa 20 unit, mesin jahit hightspeed 5 unit, mesin obras 2 unit
dan Infocus / LCD projector 2 unit.”
Secara umum:
1. Beasiswa full pendidikan dan pelatihan bagi yang lulus
seleksi.
2. Ruang Kelas Pelatihan Representative.
3. Perpustakaan Umum
4. Musholla dan Aula Serbaguna
5. Aula Serbaguna
6. Funcion Hall
7. Lapangan Olaraga
Sarana yang telah disediakan oleh lembaga ini guna untuk
mempermudah atau mempelancar segala proses atau kegiatan
selama masa pelatihan berlangsung.
d. Program Pelatihan
1. Orientasi dan Pelatihan Kewirausahaan
Pelaksanaan orientasi penerima manfaat dan pelatihan
kewirausahaan bertujuan untuk mengenal profil lembaga
kepada peserta pelatihan dan juga diadakan pelatihan
94
kewirausahaan untuk membentuk mental baik dari segi
motivasi hidup, kepercayaan diri dan lain-lain.
2. Kegiatan Pelatihan Tata Busana
Kegiatan pelatihan keterampilan dilakukan agar para
peserta pelatihan memiliki kemampuan dan kemandirian
sehingga mereka dapat terampil dan mampu, dengan
keterampilan mereka miliki mampu untuk memenuhi
kebutuhan hidup dimasa yang akan datang. Pelatihan tata
busana yang ada di Rumah Gemilang Indonesia di laksanakan
6 bulan yaitu : 4 bulan teori dan praktek, 1 bulan Factory Tour
dan Workshop, 1 bulan magang dan wisuda. Kegiatan
pelatihan tata busana dilaksanakan jadwal harian senin-sabtu
mulai jam 03.00 - 22.00 .
3. Factory Tour dan Workshop
Setelah teori dan praktek, mereka akan ada Factory Tour
dan Workshop yakni kunjungan dan studi banding ke
perusahaan-perusahaan yang terkait langsung dengan jenis
keterampilan. Kegitan ini dimaksudkan untuk memperdalam
materi dan memperluas wawasan peserta diklat, mampu
menginspirasi dan motivasinya untuk terus berkarya, kreatif,
produktif dan mandiri.
4. Magang
Setelah selesai Factory Tour dan Workshop ini mereka akan
melanjutkan kembali mengikuti proses magang selama
sebulan, pada saat mangang mereka pun akan tetap di kontrol
misalkan keseharian apa saja yang telah di kerjakan dan
kemudian semua itu akan di bukukan dalam bentuk laporan
95
magang ini yang nantinya akan mereka tukar dengan sertifikat
yang di keluarkan oleh Rumah Gemilang Indonesia yang mana
peserta pelatihan tata busana RGI ini sudah resmi dinyatakan
lulus dari RGI.
5. Wisuda
Setelah magang pelatihan kelulusan bagi peserta yang
telah menempuh masa belajar di Rumah Gemilang Indonesia
selama 6 (enam) bulan secara penuh dan penyerahan sertifikat
kelulusan.
6. Pendampingan
Tidak terlepas dari ini saja, Rumah Gemilang Indonesia
akan tetap terus mengontrol para alumninya baik itu
menggunakan telepon ataupun media sosial serta dari
seangkatan mereka di Rumah Gemilang Indonesia. Mereka
tetap saling terhubung dengan rekan-rekannya selama di RGI.
Dengan demikian adanya teman-teman yang belum memiliki
usaha atau belum memiliki pekerjaan, maka teman-teman lain
akan membantu teman yang belum dapat pekerjaan tersebut.
e. Tenaga Pelatih Instruktur
Untuk memenuhi terlaksananya pelatihan tata busana pada
Rumah Gemilang Indonesia, lembaga menyiapkan beberapa
instruktur untuk membimbing dalam proses pendidikan dan
pelatihan. kriteria khusus dalam perekrutannya sehingga pelatih
yang ada merupakan pelatihan yang mempunyai SDM yang
bagus dan kompetan guna untuk menunjang penjapaian tujuan
yang RGI inginkan. Dalam pelaksanaan pelatihnya tata busana
96
RGI mempunyai 3 instruktur yang membidangi bagian 1
instruktur desain dan 2 instruktur pola-pola menjahit.
2. Pelaksanaan Pelatihan Tata Busana
Proses pelaksanaa pelatihan tata busana, yang mana suatu
proses memberikan bekal kemampuan kepada penerima manfaat,
dan juga para penerima manfaat bebas menentukan atau memilih
suatu bidang pelatihan yang sesuai dengan keinginannya sendiri
sehingga mereka dapat menjadi seseorang yang dilengkapi
dengan kemampuan yang mereka miliki agar mampu merubah
taraf hidup menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan
di Rumah Quran Indonesia ialah, bahwa setelah para peserta
pelatihan diterima di Rumah Gemilang Indonesia, pada tanggal
yang telah ditentukan maka kita kumpulkan seluruh peserta
pelatihan dan diadakan masa orientasi. Pada saat masa orientasi
maka akan dikenalkan profil lembaga dan ta’aruf dengan para
peserta baru.
Tujuannnya adalah agar para peserta baru tidak kaget ketika
masuk di Rumah Gemilang Indonesia langsung ke pelatihannya,
tapi dibekali terlebih dahulu dengan character building, peserta
itu harus mentalnya dahulu dibedah, tidak bisa misalkan ikut
pelatihan tata busana setelah selesai langsung jadi kaya.
Maka mentalnya dahulu yang harus dibangun, mental itu
bukan hanya kewirausahaan, tapi moral, motivasi hidup, itu yang
mesti dibeda terlebih dahulu. Kita kenalkan dulu dengan dunia
usaha, skill cara menghadapi kliennya, master plan, bagaimana
memulai usaha, maka lembaga mengundang pembica-pembicara
97
yang kita butuhkan tentunya langsung kepada pelaku usaha
ataupun alumni-alumni yang telah sukses.
Pada akhir acara kita bekali dengan muhasabah, atau ruhilah
pendekatan diri pada Allah, karena mereka dari berbagai latar
belakang, bukan hanya dari yayasan santri tapi ada juga anak
putus sekolah, pengangguran dan kaum dhuafa. Karena bagi
Rumah Gemilang Indonesia karakter yang lebih utama, soft skill,
bukan hanya hard skillnya atau keterampilannya, tapi soft skillnya
lebih diutamakan maka ketika ada peserta yang melanggar
peraturan yang ada, maka dikasih peringatan, apabila tidak
dipatuhi juga maka dikeluarkan, karena Rumah Gemilang
Indonesia bukan lembaga yang sekadar pelatihan saja, namun
unsur-unsur agamanya tetap dikedepankan,
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan
pada Rumah Gemilang Indonesia, pada saat pelaksanaan
pelatihan tata busana yang diangkatan 18 bulan Januari sampai
Juni dan 19 bulan Juli sampai Desember.
3. Hasil Pelatihan Tata Busana
a. Factory Tour
Kunjungan & studi banding ke perusahaan-perusahaan yang
terkait langsung dengan jenis keterampilan. Kegiatan ini di
maksudkan untuk memperdalam materi dan memperluas
wawasan peserta diklat.
b. Workshop & Ujian
Dilaksanakan 1 (satu) bulan setelah teori & praktek, yang
merupakan pematangan dan wadah kreativitas peserta untuk
98
berkarya dengan model ilmu keterampilan yang dimiliki selama
pelatihan.
c. Magang
Setelah selesai workshop ini mereka akan melanjutkan
kembali mengikuti proses magang, di saat magang ini merupakan
ajang untuk mempraktekkan dan mengasah kemampuan mereka
di dunia kerja nantinya terhadap segala ilmu yang di dapati
selama pelatihan. magang dilakukan selama 1 bulan, dan tempat
magang ditentukan oleh pihak lembaga.
Sistemnya pihak lembaga menawarkan dahulu kepada tempat
yang akan dituju baik itu mitra ataupun tidak, kemudian nantinya
mereka yang akan menawarkan kepada lembaga berapa orang
yang mereka butuhkan, mereka sangat apabila ada peserta
magang yang dari Rumah Gemilang, karena mereka juga merasa
terbentuk dan pihak lembaga pun sebaliknya. Pada saat magang
mereka pun akan tetap di kontrol misalkan keseharian apa saja
yang telah di kerjakan dan kemudian semua itu akan di bukukan
dalam bentuk laporan. Buku laporan ini yang nantinya akan
mereka tukar dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Rumah
Gemilang Indonesia ini sudah resmi dinyatakan lulus dari Rumah
Gemilang Indonesia.
d. Pendampingan
Tidak terlepas dari ini saja, Rumah Gemilang Indonesia akan
tetap terus mengontrol para alumninya baik itu menggunakan
telepon ataupun media sosial serta dari seangkatan mereka di
Rumah Gemilang Indonesia pun juga demikian. Mereka tetap
saling terhubung degan rekan-rekannya selama Rumah Gemilang
99
Indonesia dengan demikian misalkan ada teman-teman yang
belum memilki usaha atau belum memiliki pekerjaan, maka
teman-teman lain akan membantu teman yang belum dapat
pekerjaan tersebut.
Alhasil rata-rata semua alumni Rumah Gemilang Indonesia
tidak ada yang menganggur alias punya kerjaan dan punya usaha
sendiri dan terdaya, setelah tamat dari Rumah Gemilang
Indonesia jika mereka ingin kembali ke Rumah Gemilang
Indonesia dalam artian shareing, selama Rumah Gemilang
Indonesia mereka akan diteima dengan senang hati. Tak hanya
sampai disini para alumni Rumah Gemilang Indonesia semuanya
terdaya yang tadinya menjadi mustahik atau penerima manfaat
sekarang menjadi muzaki atau penerima manfaat. Dengan
demikian bahwa Rumah Gemilang Indonesia tidak terlepas
tangan, setelah peserta pelatihan tamat merka akan tetap di
kontrol agar ilmu yang mereka dapati selama di Rumah Gemilang
bermanfaat buat dirinya dan bermanfaat buat orang lain, sehingga
dana zakat yang di niatkan oleh para muzaki tersalurkan dengan
tepat, serta mampu mengangkat derajat mustahik menjadi
muzaki.
100
Bagan 5.1 : Proses Pelatihan
e. Jadwal (Schedule)
Jadwal adalah daftar saat dimulainnya suatu pelatihan dan
saat selesainya pelatihan tersebut. Adapun waktu tempuh dalam
menyelesaikan kegiatan pelatihan bagi peserta RGI dilakukan
selama 6 bulan yang dilaksanakan berdasarkan jadwal pelatihan
tata busana senin sampai sabtu jam 03.00-22.00.
f. Prosedur (Prosedure)
Prosedure adalah gambaran dan metode untuk melaksanakan
suatu program, pada program pelatihan tata busana. Prosedur atau
metode yang digunakan adalah memberikan materi kemudian
praktek tentang dasar-dasar menjahit, desain dan metode
menggunakan pola sistem dresmeking dari Jepang.
g. Anggaran (Budget)
Anggaran yang dikeluarkan pada program pelatihan tata
busana untuk mempelancar atau menunjang kegiatan yang ada
pada program pelatihan tata busana tersebut. Penyusunan dan
pertanggung jawaban anggaran untuk semua kegiatan pada
program pelatihan tata busana dilakukan oleh bagian
REKRUITMEN
PENDIDIKAN
PELATIHAN
WORKSHOP
TERPADU
UJIAN AKHIR MAGANG WISUDA
OUPUT
BEKERJA
WIRAUSAH
A
USAHA
BERSAMA
RGI
101
administrasi. Anggaran yang ada pada program pelatihan tata
busana tersebut didapatkan dari dana ZISWAF LAZNAS Al-
Azhar dan dana yang disalurkan untuk RGI bulan Februari 2018
adalah Rp. 273.980.000.
Dari perencanaan di atas, penulis menyimpulkan bahwa
perencanaan yang dilakukan pada program pelatihan tata busana
pada dasarnya untuk menentukan tahapan-tahapan apa yang harus
dilakukan pada program pelatihan tata busana tersebut, selain itu
perencanaan juga dibuat sebagai alat untuk mengkonsep keadaan
yang lebih cocok dengan apa yang diinginkan serta memudahkan
suatu kegiatan dilaksanakan dengan teratur dan terarah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
103
BAB VI
PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan hasil
penelitian yang penulis lakukan di Rumah Gemilang Indonesia
LAZNAS Al-Azhar Depok. Selain dari bab ini juga terdapat saran-
saran yang penulis cantumkan pada poin terakhir, sarana-sarana
tersebut berisikan pendapat penulis terhadap lembaga dan program
yang penulis teliti.
A. Simpulan
1. Meningkatkan kualitas bagi usia produktif pelatihan tata
busana RGI sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah
mengikuti pelatihan yaitu ada perubahan baik dari segi
ekonomi dan segi kepribadian para alumni. Sebagian alumni
merasakan adanya perubahan yang di alami, dari segi
ekonomi mereka sudah ada beberapa mampu untuk
memenuhi kebutuhannya. Kualitas lain yaitu dari segi
kepribadian, para alumni merasakan dirinya lebih baik, lebih
percaya diri, lebih rajin beribadah dan menjadi lebih tahu
tentang agama.
2. Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan dalam
pelatihan tata busana berjalan sesuai dengan aturan yang ada,
karena telah sesuai dengan teori yang ada yaitu: forecasting,
Objective, Policies, Programing. Schedule, Prosedure,
Budget.
104
3. Tahap programing pelatihan tata busana yang di terapkan
oleh Rumah Gemilang Indonesia, yaitu: Pra pelatihan: yaitu
sosialisasi, perekrutan, dan orientasi bagi calon peserta
pelatihan tata busana. Pasca pelatihan: diawali dengan
factory tour dan wokshop selama 1 bulan, magang 1 bulan,
pendampingan, dengan demikian bahwa Rumah Gemilang
Indonesia tidak terlepas tangan, setelah peserta pelatihan
tamat mereka akan tetap di control, sehingga dana zakat yang
di niatkan oleh para muzaki tersalurkan degan tepat, serta
mampu mengangkat derajat mustahik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis
menyampaikan beberapa saran, antara lain:
1. Perlu adanya sosiolisasi lebih luas kepada masyarakat
mengenai Rumah Gemilang Indonesia khususnya
masyarakat untuk usia produktif yang berpenggangguran,
putus sekolah dan kaum dhuafa di seluruh pelosok nusantara
agar lebih banyak lagi yang merasakan dampak positif dari
kehadiran Rumah Gemilang Indonesia.
2. Perlu adanya tambahan kuota santri agar semakin banyak
pemuda indonesia yang dapat mengembangkan
kemampuannya dalam industri kreatif.
3. Hendaknya RGI menjalin kerjasama dengan instansi atau
perusahaan lain, untuk membuka peluang pekerjaan bagi
para alumninya.
105
4. Menambah realisasi kemitraan dengan instansi atau
perusahaan yang sesuai dengan bidang pelatihannya, agar
alumni mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang
pelatihan yang diperoleh di RGI.
107
DAFTAR PUSTAKA
Adiatma. (2017). Strategi Rumah Gemilang Indonesia Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Kaum Dhuafa Melalui Pelatihan
Keterampilan. Jakarta: Skripsi S1, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta.
Ali, Mohammad. (2010). Psikologi Remaja (Perkembangan
Peserta Didik). Jakarta: PT. Bumi Askara.
Amelia. (2009). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan
Keterampilan Teknisi Handphone di Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa. Jakarta: Skripsi S1, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta.
Ananda, Rusydi. (2017). Pengantar Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Perdana Publising.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Sebuah
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
__________________. (1998). Penilian Program Pendidikan.
Yogyakarta: Bina Aksara.
_________________. (2003). Prosedur Penelitian Sebuah
Pendekatan Praktek. Jakarta:Bulan Bintang.
Barthos, Basir. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu
Pendekatan Makro. Jakarta: Bumi Aksara.
Bungin, M. Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Efendi, E.K Mochtar. (1986). Manajemen : Suatu Pendekatan
Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta : Bhatar Karya Aksara.
Elwin, Tobing. (2004). Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik.
Media Indonesia.
108
Emawati. (2008). Tata Busana. Jakarta: Direktor Pembinaan
Sekolah Menegah Kejuruan.
Hadi, Sutrino. (1994). Metode Research. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi UGM.
Hamilik, Oemar. (2005). Pembangunan Sumber Daa Manusia
Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
_____________. Manajemen Pelatihan.
Handoko, Hani T. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hardjana, Agus M. (2001). Training Sumber Daya Manusia yang
Efektif. Yogyakarta: Kasnisius.
Hariwijaya, M. (2009). Cara Mudah Menyusun Proposal.
Yogyakarta: Pararaton.
Hidayati, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.
Isbandi. (2002). Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Jati, Wasisto Raharjo. (2015). Bonus demografi sebagai mesin
pertumbuhan ekonomi: jendela peluang atau jendela bencana
di indonesia. Populasi, 23 (1), 1.
Julitriasa, Djati dan Suprianto, Jhon. (1998). Manajemen Umum
Sebuah Pengantar. Yogyakarta : BPFE.
Kadarman, A.M dan Udaya, Jusuf. (1994). Pengantar Ilmu
Manajemen : Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT
Garamedia Pustaka Utama.
Kamil, Mustofa. (2007). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep
dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
109
Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia. Pemuda Bermasa
Depan.
Mangkunegara, Amwar Prabu. (2001). Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Manullang , M. (1996). Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Galia
Indonesia.
Marzuki. (1983). Metodologi Riset.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
UII Yogyakarta.
Michael, Tadaro. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Munthe, Ashiong P. (2015). Pentingnya evaluasi program di
institusi pendidikan. Jurnal Scholaria, 5 (2), 3.
Mursanto, Tandjung. (1995). Sistem Manajemen Semesta. Jakarta:
Dunia Bulan Bintang.
Nur, Musfira. (2016). Pengangguran terdidik di provinsi sulawesi
selatan. Jurnal Analisis, 5 (1), 29-33.
Profil Tim Laznas Al-Azhar. (2016). Makking Happines and
Better Future. Jakarta.: LAZNAS Al-Azhar.
Rahmat, Hary. (2014). Profil Al-Azhar Peduli Ummat. Jakarta:
Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar.
Rivai, Veithzal. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta: Rajawali Pers Year.
____________. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Shalfiah, Ramandita. (2013). Peran pemberdayaan dan
kesejahteraan keluarga (pkk) dalam mendukung program-
110
program pemerintahan kota bontang. eJournal Ilmu
Pemerintahan, 1(3), 978.
Sinamora, Henry. (1994). Manjemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Bumi Askara, 1994.
Seokarno. Penuntun Membuat Busana SistemTailoring & Custom
Made Tingkat Dasar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sudarto. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sukandarmidi.(2012). Metodologi Penelitian; petunjuk praktis
untuk penelitian pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Surahmad, Wiranto. (1987). Metdologi Penelitian. Bandung:
Tarsito.
Taruno, J.C Tukiman. (2000). Pengembangan Masyarakat dalam
Konteks Pendidikan Untuk Semua. Jakarta: Penerbit Kanisius.
Tulung, Jeane Marie. (2014). Evaluasi program pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan tingkat iv di balai diklat keagamaan
manado. Jurnal “Acta Diuma”, 3 (3), 6.
Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar. (2004). Proposal
Pembetukan LAZ YPI AZHAR. Jakarta: YPI Al Azhar.
111
Internet
http://alazharpeduli.com/profil Profil Laznas Al-Azhar diakses
pada tanggal 16 Mei 2018.
http://alazharpeduli.com/rumah-gemilang-indonesia, diakses pada
17 September 2018.
https://glints.com/id/lowongan/fakta-pengangguran-indonesia/
diakses pada tanggal 29 Oktober 2018.
http: //id.wikipedia.org/wiki/Al-Azhar Peduli Ummat diakses pada
25 Oktober 2018.
http://rumahgemilang.com/profil/program/ diakses pada tanggal
15 November 2018.
http://rumahgemilang.com/profil/visi-dan misi/ diakses pada
tanggal 15 November 2018.
http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/ diakses pada
tanggal 15 November 2018.
http://Rumahgemilang.com/profil/program/, diakses pada tanggal
20 Desember. 2018
Lampiran 1
TRANSKIP WAWANCARA 1
Informasi : Tata Usaha / Supervisor RGI
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang Meeting
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 10 Desember 2018
3. Waktu Wawancara : 10.30
B. Identitas Informasi
1. Nama : Liza Triastuti
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana latar
belakang, setting,
berdirinya LAZ AL-
Azhar?
Al-Azhar Peduli Umat adalah
lembaga Amil Zakat yang dibentuk
oleh Yayasan Pesantren Islam Al-
Azhar untuk mengelola dana zakat,
infak, sedekah, dan dana sosial lain
yang dibentuk oleh syariat agama
dan sumber daya yang ada di
masyarakat dan bukan berorientasi
pada profit bagi pengurus
organisasi. Lembaga ini resmi
dibentuk oleh Badan Pengurus
Yayasan Pesentren Islam Al-Azhar
pada tanggal 1 Desember 2004
melalui SK
Nomor079/XII/KEP/BPYPIA/1425
.2004 yang di tanda tangani oleh
Ketua Badan Pengurus YPI Al-
Azhar H. Rusydi Hamka dan
sektaris H. Nasrul Hamzah. Seiring
berjalannya waktu Al-Azhar Peduli
Umat mendapat pengukuhan
sebagai Lembaga Zakat Skala
Nasional oleh Kementrian Agama
Republika Indonesia melalui SK
Mentri Agama RI Nomor 240 tahun
2016 tanggal 23 Mei 2016.
2. Apa tujuan LAZ Al-
Azhar?
Tujuan yayasan yang sesuai dengan
akta kelahiran adalah untuk
mendidik pemuda-pemuda
Indonesia untuk menjadi kader
pembangunan akhlak guna menjadi
mubaligh Islam di belakang hari.
3. Sejarah berdirinya RGI
LAZ Al-Azhar?
Rumah Gemilang Indonesia (RGI),
berdiri di lahan wakaf seorang
donatur seluas 1.600 mater persegi
di Kampung Kebon Kopi,
Kelurahan Pengasinan, Kecamatan
Sawangan, Kota Depok. Rumah
Gemilang Indonesia (RGI), sebuah
unit program pemberdayaan dan
pusat pelatihan (empowering and
training center) di bawah direktorat
Program Al-Azhar Peduli Ummat.
Secara resmi, Rumah Gemilang
Indonesia (RGI) mulai beroperasi
sejak 1 Juni 2009 dengan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat di
wilayah Kecamatan Sawangan Kota
Depok.
4. Apa Visi Misi dari RGI
LAZ Al-Azhar?
Visi : Menjadi pusat pendidikan dan
pelatihan keterampilan serta
pengembangan masyarakat yang
mampu menciptakan generasi
kreatif, produktif, mandiri dan
berakhlaq mulia.
Misi :1)Menjadikan RGI pusat
pengetahuan dan keterampilan bagi
generasi produktif, 2) Membentuk
sumber daya insani yang kreatif,
produktif, mandiri dan berakhlaq
mulia, 3) Melahirkan para
entrepreuneur yang mandiri dan
menjadi agent of change
masyarakat, 4)Menjadikan RGI
business centre bagi produk asli
masyarakat
5. Program-program apa
saja yang ada di RGI?
Program-program Reguler :
Teknik komputer dan jaringan,
Fotografi dan videografi, Tata
busana, Desain grafis, Aplikasi
perkantoran dan Teknik otomatif.
Program-program Non Reguler :
Ibu kreatif, Da’i melek teknologi,
Santri melek teknologi, dan Mobile
Training.
6. Program pelatihan tata
busana itu berasal dari
mana?
Melihat peluang masyarakat yang
banyak dibutuhkan dan karena baju
pasti banyak yang makai.
7. Apa tujuan dan manfaat
dari program pelatihan
tata busana?
Meningkatkan taraf ekonomi alumni
RGI untuk mendapatkan kehidupan
lebih baik mandiri, berjiwa sosial
dan memiliki nilai-nilai agama
dengan baik dan memberi skill dan
kemampuan sarana kepada teman-
teman pengetahuan tata busana.
8. Kenapa program
pelatihan tata busana
untuk usia produktif
umur 17-30?
Karena kita ingin teman-teman yang
lulus dari RGI siap untuk bekerja
maupun membuka usahanya. Dan
umur 17 tahun kita anggap usia
matang dari segi pikiran, pola
pikiran, mereka sudah matang.
Istilah sudah ada basic untuk di
terpa apapun udah tangguh. Umur
17 tahun masih labil jadi proses
pendewasaan lebih matang benar-
benar siap untuk bekerja. Intinya
benar-benar kesiapan mental peserta
untuk menuju kedunia mandiri atau
dunia pekerjaan dan kesiapan
mental peserta untuk menuju
kedunia mandiri atau dunia
pekerjaan.
9. Program pelatihan tata
busana apa saja yang
diberikan RGI?
Kita tidak cuma ngajarin peserta
bikin model, desain sendiri, sampai
hasil untuk menjahit tapi kita
ngajarin dari awal bagaimana cara
membuat pola, bagaimana cara
mendesain baju sebelum desain baju
kita ajarin pemilihan warna yang
baik itu bagaimana, ukuran badan
besar dan kecil itu bagusnya seperti
apa, potongan baju seperti apa, terus
baru peserta bisa mengembangkan
bikin model desain sendiri dari hasil
desainnya peserta bisa pecah pola
sendiri, jahit sendiri dan jadi baju
yang diinginkan.
10. Adakah program yang
tertunda dalam masalah
teknis / anggaran?
Tidah ada teknis / anggaran yang
bermasalah dalam masalah
program.
11. Apakah ada evaluasi
program?
Evaluasi bulanan bersama seluruh
instruktur dan manajemen RGI.
Rapat ini mengevaluasi secara
umum proses berjalannya diklat.
Temuan kendala-kendala dalam
kegiatan diklat dapat disampaikan
dan dipecahkan dalam forum ini.
Instruktur juga bebas memberikan
ide, masukan bahkan kritik yang
membangun kepada instruktur lain
dan manajemen RGI. Forum ini
dibangun dengan semangat
kebersamaan dalam melakukan
perbaikan-perbaikan sistem RGI.
12. Bagaimana proses seleksi
peserta dalam pelatihan
tata busana?
Ada 3 tes dalam perekrutan peserta
pelatihan tata busana Rumah
Gemilang Indonesia, yaitu:
1. SCC (Spiritual Care
Community)
Spritual Care Community
yaitu membahas tentang
pengembangan diri dalam
beribadah. Tujuannya adalah
agar para penyelenggara tahu
sejauh mana peserta mengetahui
tentang agama Islam.
2. Tes kejuruan
Dalam tes ini peserta di uji
kejuruan dan hasil tes ini akan
bisa melihat sisi unggul dari para
peserta. Tes ini juga akan
menentukan kelas kejuruan
mana yang sesuai dengan
peserta.
3. Tes Wawancara
Dalam tes ini peserta akan
ditanyakan tentang keberadaan
perekonomian keluarganya.
Karena pihak lembaga harus
mengetahui sisilah keluarga
peserta.
13. Persiapan apa saja dalam
pelatihan tata busana?
1. Sosialisasi Program
2. Rekrutment : pendaftaran,
Pre Test, Interview dan
Survey.
3. Orientasi dan Ta’aruf
4. Pendidikan dan Pelatihan
(diklat) : Teori & Praktek
Keterampilan, Workshop
Terpadu, Pemagangan dan
wisuda.
14. Berapa total jumlah
peserta tata busana tahun
2017?
40 peserta
15. Berasal dari mana saja
peserta pelatihan tata
busana RGI tahun 2017?
Bangka Belitung, Sumatra, Jawa,
Kalimatan, Sulawesi dan
kebanyakan dari luar daerah.
16. Bagaimana menghadapi
peserta yang berhenti di
pertengahan jalan?
Tergantung berhentinya peserta
karena apa. Kalau sakit kita tidak
akan ikutkan peserta pelatihan
karena dari kondisi fisik badannya
yang tidak kuat, kalau yang bandel
kita pulangkan dan itu ada di
program pelatihan teknik komputer
dan jaringan.
17. Setelah lulus para peserta
pelatihan tata busana RGI
tahun 2017 apa langsung
bekerja atau membuka
usaha sendiri?
Ada yang bekerja, ada yang
melanjutkan kuliah, ada yang nikah
dan ada yang masih pengangguran.
18. Para alumni RGI sudah
diserap (bekerja) di mana
saja?
Ada yang buka usaha sendiri, ada
yang langsung di ambil dari tempat
magangnya, ada ynang kerja di
mekanisme dan mikranda.
19. Para alumni RGI apakah
sudah terdokumentasi?
Beberapa, tapi tidak semuanya
karena ada yng jauh-jauh juga.
Monitornya yang agak jauh dan
banyak peserta yang ganti nomor
jadi kita agak kesulitan
menghubungi alumni karena
nomernya pada ganti-ganti dan ada
peserta yang tidak konfirmasi ke
RGI karena ganti nomer ada yang
Hpnya hilang dan alasannya
macam-macam. Apalagi daerah
yang susah sinyal di daerah
pedalaman misalnya di Palembang.
Dan palembang itu benar-benar di
ujung gunung sinyal jadi agak
susah.
20. Bagaimana pelaksanaan
rekrumen bagi instruktur
program?
Kita buka lowongan dan biasanya
ada di web LAZ Al-Azhar.
21. Bagaimana bapak
melakukan seleksi
instruktur pelatihan tata
busana RGI?
Nanti ada interviewnya ada tesnya
juga untuk instruknya. Kemampuan
sejauh mana, pengalaman ngajarnya
sejauh mana, nanti baru diseleksi
dan yang mana layak untuk
mengajar di RGI.
22. Tenaga pelatih Tata
Busana dari daerah
mana?
Bu Yuanita Sabrina : Pamulang
Bu Rifa’ana : Bogor
Bu Sofiyah : Jakarta Selatan
23. Bagaimana sosialisai
yang dilakukan RGI
dalam menjaring calon
peserta didik?
Sosialisasi dilakukan semaksimal
mungkin sehingga dapat diakses dan
dijangkau oleh masyarakat luas
seluruh Indonesia. Selain sosialisasi
reguler ke wilayah Jabodetabek,
RGI juga menjalin kemitraan
dengan lembaga-lembaga daerah
dalam perekrutan peserta. Hal ini
dilakukan agar penerima manfaat
RGI semakin luas dan merata untuk
generasi bangsa usia produktif. Di
awal berjalannya diklat, pendekatan
sosiolisasi RGI melalui DKM
(Dewan Kemakmuran Masjid),
pesantren, madrasah yang menjadi
basis sasaran pendayagunaan ZIS
Al-Azhar Peduli Ummat. Seiring
berjalannya waktu dan semakin
luasnya informasi RGI yang
tersebar, saat ini tanpa
diasosialisasikan pun jumlah
pendaftaran semakin meningkat.
25. Bagaimana pelaksanaan
rekrutmen dan
persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi oleh
calon peserta RGI?
Pendaftaran atau peserta seleksi
harus mengisiformulir yang telah
tersedia RGI. Point dalam formulir
adalah data pribadi, data keluarga,
permintaan dan pemilihan
program studi keterampilan dan
motivasi mengikuti diklat.
Lampiran yang harus dilengkapi
dengan melampirkan fotocopy
KTP, KK, melampirkan SKTM
dari RT/RW, melampirkan surat
kelakuan baik dari sekolah atau
DKM Masjid setempat.
Peneliti
Musholia Murniati
NIM. 11150530000104
Ciputat, 1 Desember 2019
Tata Usaha / Supervisor RGI
Liza Triastuti
TRANSKIP WAWANCARA 2
Informasi : Instruktur Tata Busan (Pola Tata Busana) RGI
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang Kelas Tata Busan
2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 11 Desember 2018
3. Waktu Wawancara : 10.00
B. Identitas Informasi
1. Nama : Rifa’ana
2. Usia : 40
3. Jenjang Pendidikan : SLTA
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang menjadi
penilaian kerberhasilan
anda sebagai seorang
instruktur dalam program
pelatihan tata busa RGI?
Kalau saya menilai keberhasilan
dari saya itu ketika anak-anak bisa
apa yang dari tadinya tidak bisa
menjadi bisa itu sebuah kesenangan
yang tidak bisa di nilai dari apapun.
Ketika anak-anak datang kesini ke
kelas hususnya materi saya yang
mereka tidak tau apa-apa ini alat
jahit ketika menjalankan mesin
awalnya mencong-mencong. Begitu
keluar saya tidak terlalu muluk-
muluk untuk ekspetasi anak-anak
karena memang masuk kesini itu
rata-rata ada yang tidak melihat
pendidikan dari mana. Ada yang
yang cuma sampai SD, SMP, SMA
dan kebetulan RGI ini tidak melihat
dari sisi formalnya sampai di mana.
nah disitu tantanggan bagi saya
kenapa saya bertahan disini. Saya
masuk 9 tahun di RGI (angkatan 4).
Jadi ketika melihat mereka tidak
bisa apalagi namanya pola dengan
kerumitannya karena ada
matematikanya kan sedikit bisa
paling tidak mereka punya bekal
darinya. Saya melihat berhasil itu
hanya mengukur paling tidak
mereka punya bekal gitu aja tidak
karena ekpetasi saya disini tidak
muluk-muluk ini harus seperti ini
dan seperti itu. Karena disini hanya
3 bulan, jadi dalam 3 bulan itu saya
harus menggodok mereka, paling
tidak dirinya sendiri punya bekal
saat keluar dari RGI.
2. Apa saja peran instruktur
dalam pelatihan tata
busana?
Peran saya mungin hanya bisa jadi
sharing anak-anak juga. Tidak
hanya kontribusinya dan makanya
begini tidak hanya di kelas sebagai
guru yang formal. Tapi yah
mungkin sebagian yang deket
dengan saya. Karena usia mereka
kan 17 tahun dan suasana yang lagi
emosinya, tingkat yang secara
psikologi harus tau kitanya. Paling
tidak curhatan mereka paling tidak
bisa jadi sahabat mereka. Jadi kalau
ada apa-apa kadang mereka suka
ceritaaa begitu saja.
3. Materi apa saja yang
diberikan RGI dalam
pelatihan tata busana?
Kalau materinya ada 2:
-konstruksi busana (teorinya)
tentang pola semua bagaimnaa
tentang pola dasar semua itu, di
jadikan baju seperti ini terus sama
menjahit
- manajemen busana itu ke praktek.
4. Bagaimana dengan
pelaksanaan
pengembangan mental
yang dilakukan?
Pengembangan mental paling tidak
saya mengetahui mereka ingin
magang. Jadi, mereka harus kuat
mental ketika ke luar dari RGI ini,
bagaimana tempaan hidup di dunia
kerja. Karena mereka keluar dari
sini harus bisa memenej waktu,
kerjaan. Jadi, tidak bisa disuapin aja
kalau ngajar seperti anak TK. Kita
latih dengan banyaknya tugas disisi
kuat atau tidak karena kita ajarkan
teori dan praktek hanya 3 bulan. Nah
3 bulan itu kita godok mereka. Jadi,
mereka harus kuat mental. Habis
magang dunia inilah dunia kerja
entah kamu harus siap ketika di
dunia kerja ketika sudah keluar dari
RGI mungkin hanya sebagai tukang
benang kan kita tidak mungkin
menutup kemungkinan di tempat
kerja cuma sebagai itu lah sebagai
apalah. Jadi, jangan sampai apalah
jarak jauh aja kadang ada yng geluh
kosan ke tempat RGI. Kalau kita
geluh terus itu hanya mental tempe.
Jadi tidak hanya pembekalan mental
itu ketika di mulai dari kelas. Jadi
sebelum ini bagaimana mereka
keluar dari RGI mereka siap di dunia
pekerjaan.
5. Dalam bentuk apa
pendampingan mental
dilakukan?
Pendampingan mental paling
enggak sering-sering saya panggil
karena kelihatan kalau ada masalah.
Karena di jahitan itu jangan di
bilang mudah, kalau ngerjain kusut
terus hati kamu lagi kurang bagus,
makanya kerjaan itu di nikmati dan
di jadikan teman.
dan paling tidak saya tau dari
keseharian anak-anak. Karena
terutama masalahnya paling enggak
di SCC dan SCC itu pelajaran pagi
dalam pendampingan mental,
spritual itu di pagi kalau di kelas
sebatas itu. Peserta kurang ini kita
komunikasikan dengan SCC dengan
manajer.
6. Bagaimana metode yang
digunakan dalam
pelatihan tata busana?
Metode yang digunakan teori
metode dressmaking dari jepang.
Mana yang muda dipahami sama
anak-anak yang benar-benar mulai
dari nol yang tidak punya basic
apapun. Jadi metodenya saya ambil
metode ini.
7. Apa saja media yang di
gunakan dalam
pelaksanaan pelatihan
tata busana?
Media pelatihan tata busana yaitu
mesin jahit, mesin obras dan alat-
alat jahit.
8. Bagaimana pengaturan
jadwal pelatihan tata
busana?
Pengaturan jadwal pelatihan senin –
kamis praktek, hari jum’at desain.
Idealnya itu penurunan dari desain
dulu baru praktek. Karena kami
berhubung 3 orang dan punya
pekerjaan di luar juga. Jadi,
disesuaikan dengan jadwal tapi
tidak merubah kurikulum karena
saya sesuaikn ke desain dulu baru ke
praktek.
9. Apa faktor pendukung
dan penghambat program
pelatihan tata busana
RGI?
Penghambat dari program ini tidak
ada.
pendukung karya hasil di pamerkan
seperti dalam acara yang sekarang di
Surabaya.
Peneliti
Musholia Murniati
NIM. 11150530000104
Ciputat, 1 Desember 2019
Instruktur Tata Busan RGI
Rifa’ana
TRANSKIP WAWANCARA 3
Informasi : Instruktur Tata Busan (Desain Tata Busana) RGI
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang Kelas Tata Busan
2. Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 18 Desember 2018
3. Waktu Wawancara : 13.00
B. Identitas Informasi
1. Nama : Yuanita Sabrina
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang menjadi penilaian
kerberhasilan anda sebagai
seorang instruktur dalam
program pelatihan tata busa
RGI?
Mungkin kelulusan RGI tata
busana itu lulus dia kerja atau dia
usaha di bidangnya yang di
pelajari itu sih. Sampailah
ilmunya dengan maksud
tercapailah visi misi RGI untuk
menggantaskan pengangguran
dan kaum dhuafa usia produktif.
2. Apa saja peran instruktur
dalam pelatihan tata busana?
Perannya saya memberi materi,
praktek. Biasanya kita ke acara
yang berkaitan dengan fashion
apabila dari pihak RGI
mengizinkan, seperti angkatan 15
itu pernah ke Indonesia week biar
mereka melihat . oh... ternyata
bisa yah baju muslimah seperti
ini. Jadi wawasannya lebih luas
kan mereka dari natobennya yang
tau-taunya online shop atau
barang-barang yang memang di
online mungkin barang sepertian
korean. Misalnya mereka
mungkin tau seperti itu yang
bukan produksi bukti mereka
sekedar beli baju-baju online
terus hasilnya pas datang di foto
bagus tapi pas datang jelek .
sedangkan mereka belajar di RGI
apa yang di kasih tau di sisi itu di
atas itu hasilnya seperti itu.
3. Materi apa saja yang
diberikan RGI dalam
pelatihan tata busana?
Dari desain busana manual tidak
pakai komputer maksudnya
masih tetap pakai tangan
kemudian bikin pola terus potong
kain, menjahit, finiting dan
segela macamnya. Untuk
angkatan ini pelatihan tata
busana minta anak-anak
bberdagang, mereka
menawarkan hasilnya
prakteknya. Jadi hasilnya praktek
di tawarin keteman-temannya
kemudian dijualin istilahnya
begitu.
4. Bagaimana dengan
pelaksanaan pengembangan
mental yang dilakukan?
Mental menelial itu ada bagusnya
ada jeleknya. Tapi, kalau disini
memang belem tau dunia kerja
terus maunya yang instan jadi
kalau saya lebih ke mentalnya
meraka harus ngaca aja ke
dirinya sendiri maksudnya
adalah kemampuan mereka
bagus atau enggak seperti itu.
Terus jadi walaupun kerja nanti
harus lihat mereka mampu tidak
ngerjain itu. Dan mereka emang
pantas tidak di hargain lebih atau
ternyata mereka memang mulai
semua dari 0 dulu karena mereka
hanya belajar 3 bulan di RGI. jadi
kalu saya pengembangan mental
lebih biasakan mereka target
terus bertanggung jawab. kalau
mereka tidak tercapai dengan
targetnya itu konsenkuasinya
saya akan tegur dan saya akan
marah. Marah dalam masalah
menasehatin kamu tidak sesuai
yang di target sedangkan kamu
sendiri yang bilang ke saya, yah
lebih seperti itu. Karena nanti di
dunia kerja pun mereka terima
jahitan segala macam dan mereka
janjinya hari senin tapi blm
selesai. Pasti itu mendapatkan
komplenan dari custamer.
Karena saya di sini bukan
ngajarkan dengan full tapi
berbagai. Dan kalau belajar di
kelas harus terbuka karena di
dunia industri kreatif itu bukan
cuma sekedar orang yang pinter
terus berhasil tapi dia mau
belajar, dia mau semua dari 0
karena semua anak menelial
sekarang serba ingin instan dan
tergantung lingkungan juga yang
mempegaruhi.
5. Dalam bentuk apa
pendampingan mental
dilakukan?
Pendampingan mental belajar
seperti belajar yang mana mereka
bertanggung jawab dengan
tugasnya seperti itu sih
pendampingan mental yang saya
lakukan dalam kelas.
6. Bagaimana metode yang
digunakan dalam pelatihan
tata busana?
Metodenya praktek teori, tata
busana memang kurang alat
untuk media buat vidio. Saya
biasanya menyuruh mereka buka
internet kalau hari libur untuk
buka tentang fashion.
7. Apa saja media yang di
gunakan dalam pelaksanaan
pelatihan tata busana?
Hasil praktek yang udah-udah itu
di jadikan medianya supaya
mereka tau. Oh...kita akan
membuat seperti ini, dan kayak
seperti ini.
8. Bagaimana pengaturan
jadwal pelatihan tata
busana?
Tata busana itu harus
berkesinambungan antara desain
dan praktek. Desain dulu baru
beli kain, potong kain baru segala
macam sampai selesai jadi tidak
bisa masing-masing.
9. Apa faktor pendukung dan
penghambat program
pelatihan tata busana RGI?
Faktor pengdukung insyaAllah
sudah semua.
Faktor penghambat yah mungkin
dari fasilitas yang penunjang
misalnya komputer belum ada.
Karena perlu juga juga sedikit
terus mereka kurang untuk
bergaul tanda kutip maksudnya
bukanlah apalah, jadi lingkungan
tidak hanya sempit busana,
fashion, industri kreatif harus
buka wawasannya mau bergaul
dan siapapun karena walaupun
kita lihatnya istilahnya misalnya
oh... modal bajunya tidak tertutup
seperti ini maka saya harus buat
baju muslimah. Apabila di tata
busana minder kita repot karena
keluar dari RGI punya usaha
sendiri, terus bagaimana punya
custemer yang loyal dan kitanya
harus lebih kreatif lagi. Kalau
tidak begitu yah udah akan
terlupakan.
Peneliti
Musholia Murniati
NIM. 11150530000104
Ciputat, 1 Desember 2019
Instruktur Tata Busan RGI
Yuanita Sabrina
TRANSKIP WAWANCARA 4
Informasi : Peserta Pelatihan Tata Busana RGI
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang Kelas Tata Busan
2. Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Desember 2018
3. Waktu Wawancara : 09.00
B. Identitas Informasi
1. Nama : Karlina
2. Usia : 20 tahun
3. Angkatan : 19
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Darimana anda mengetahui
informasi RGI pelatihan
tata busana?
Awalnya saya dapat info dari
tentangga. Dia itu guru ngaji di
PLN jadi saya itu bawaan dari
PLN dan kalau ada informasi
bawah di RGI ini ada beasiswa
pendidikan selama 6 bulan.
2. Persyaratan apa saja yang
dipenuhi ketika anda
masuk RGI pelatihan tata
busana?
Mengisi formulir yang telah
tersedia, melampirkan fotocopy
KTP, KK, melampirkan SKTM
dari RT/RW, melampirkan surat
kelakuan baik dari sekolah atau
DKM Masjid setempat dan
menyerahkan formulir yang telah
diisi lengkap.
3. Bagaimana backround
pendidikan anda sebelum
masuk RGI?
Dari SMK Jakarta pemasaran,
dulu SMP sempet belajar juga
tata busana itu terus ingin masuk
ke jurusan tata busana dan itu pun
tidak masuk akhirnya masuk ke
pemasaran jadi sekarang ingin
menlanjutkan lagi jadi saya ingin
punya skill.
4. Apa yang menjadi motivasi
anda masuk RGI?
ingin merubah diri karena tau di
RGI itu agamanya ada dan untuk
mengangkat derajat orang tua.
5. Materi apa saja yang ada
dapatkan selama di RGI?
disini tidak cuma materi
menjahit, materi agama juga ada
materi SCC di pagi dan materi
menjahit di lancarkan.
6. Apa pendapat anda tentang
pelatihan tata busana di
RGI?
menurut saya pelatihan tata
busana di sini cukup membantu
untuk orang-orang yang putus
sekolah, kaum dhuafa dan bisa
menlanjutkan pendidikannya
terus menambah skillnya juga.
7. Apa yang menjadi
penghambat dan
pendukung pelaksanaan
program pelatihan tata
busana di RGI?
- Penghambat saya itu malas
- Pendukung yaitu inget tujuan
kita di awal dan disini buat apa,
inget orang tua
8. Apa rencana anda setelah
mengikuti pelatihan tata
busana RGI?
insyaAllah kalau ada umur
misalnya ingin melanjutkan lagi
ke tahap Universitas yang
menjurus tata busana, terus
InsyaAllah ingin buka usaha
sendiri.
Peneliti
Musholia Murniati
NIM. 11150530000104
Ciputat, 1 Desember 2019
Peserta Tata Busan RGI
Karlina
TRANSKIP WAWANCARA 5
Informasi : Peserta Pelatihan Tata Busana
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang Kelas Tata Busan
2. Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Desember 2018
3. Waktu Wawancara : 09.00
B. Identitas Informasi
1. Nama : Siska Rantika
2. Usia : 19 Tahun
3. Angkatan : 19
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Darimana anda mengetahui
informasi RGI pelatihan
tata busana?
Dulu saya ikut paket C
alumninya itu di bikin grup, terus
ada yang share RGI. Kemudian
saya mencoba mendaftar ke RGI
ini dari salah satu tutor saya.
2. Persyaratan apa saja yang
dipenuhi ketika anda
masuk RGI pelatihan tata
busana?
Mengisi formulir yang telah
tersedia, melampirkan fotocopy
KTP, KK, melampirkan SKTM
dari RT/RW, melampirkan surat
kelakuan baik dari sekolah atau
DKM Masjid setempat dan
menyerahkan formulir yang telah
diisi lengkap.
3. Bagaimana backround
pendidikan anda sebelum
masuk RGI?
Saya ikut sekolah kesetaraan
SMA dan itu paket C di tanah
abang.
4. Apa yang menjadi motivasi
anda masuk RGI?
Orang itu apabila punya skill
akan mudah mencari kerja dan di
RGI ada 6 program sama ingat
tujuan pertama saya ke sini
5. Materi apa saja yang ada
dapatkan selama di RGI?
Dari materi tata busana sendiri itu
ada buat pola, desain sama
menjahit sama kita ada
keagamaannya setiap pagi dan
sore terus selain itu juga ada
kelas menulis juga.
6. Apa pendapat anda tentang
pelatihan tata busana di
RGI?
Sangat mendukung untuk usia
produktif di RGI ini dan
menambah wawawasan terus
bisa menciptakan skill juga
7. Apa yang menjadi
penghambat dan
pendukung pelaksanaan
program pelatihan tata
busana di RGI?
- Penghambat : saya masuk RGI
ini benar-benar dasar tata
busana dan baru tau banget
dasar-dasar untuk menjahit.
- Pendukung : inget lagi tujuan
saya kesini, inget orang tua,
ingin apa yang saya ingikan
kedepannya.
8. Apa rencana anda setelah
mengikuti pelatihan tata
busana RGI?
Ingin ikut kursus lagi supaya
lebih mendalami ilmunya dan
ingin kerja juga sambil
mendalami ilmunya tata busana.
Peneliti
Musholia Murniati
NIM. 11150530000104
Ciputat, 1 Desember 2019
Peserta Tata Busan RGI
Siska Rantik
TRANSKIP WAWANCARA 6
Informasi : Peserta Pelatihan Tata Busana RGI
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Ruang Kelas Tata Busan
2. Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 11 Desember 2018
3. Waktu Wawancara : 09.00
B. Identitas Informasi
1. Nama : Nurizki Yuliandini
2. Usia : 20 Tahun
3. Angkatan : 19
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Darimana anda mengetahui
informasi RGI pelatihan tata
busana?
Pertamanya sih saya tau dari
guru, terus guru itu punya
anak alumni RGI dan saya
untuk mencoba mendaftar.
2. Persyaratan apa saja yang
dipenuhi ketika anda masuk RGI
pelatihan tata busana?
Mengisi formulir yang telah
tersedia, melampirkan
fotocopy KTP, KK,
melampirkan SKTM dari
RT/RW, melampirkan surat
kelakuan baik dari sekolah
atau DKM Masjid setempat
dan menyerahkan formulir
yang telah diisi lengkap.
3. Bagaimana backround
pendidikan anda sebelum masuk
RGI ?
Saya tahun kemarin lulusan
MA di Sukabumi kemarin
jurusan IPS di sana itu ada
eskul menjahit jadi menjalur
sama tata busana. Intinya ada
latar belakang sama dengan
tata busana
4. Apa yang menjadi motivasi anda
masuk RGI?
ingin mempunyai usaha
sendiri dan memiliki skill.
Sama menambah wawasan
juga.
5. Materi apa saja yang ada
dapatkan selama di RGI?
bikin pola dasar, desain, baju
dan menjahit.
6. Apa pendapat anda tentang
pelatihan tata busana di RGI?
Sangat karena bisa menambah
skill dan wawasan keagaman
juga selama 6 bulan di sini.
7. Apa yang menjadi penghambat
dan pendukung pelaksanaan
program pelatihan tata busana di
RGI?
- Pendukung : saya ingin
banget mendalami bidang
tata busana karena
berhubungan dengan cita
saya menjadi disainer.
- Penghambat : saya kurang
dalam berhitung tapi kalau
belajar insyaAllah.
8. Apa rencana anda setelah
mengikuti pelatihan tata busana
RGI?
pengen kerja sambil kuliah
yang berhubungan dengan tata
busana, konveksi dan butik.
Kalau kuliahnya ingin jurusan
tata busana supaya biar muda
cita-cita sebagai disainer.
Peneliti
Musholia Murniati
NIM. 11150530000104
Ciputat, 1 Desember 2019
Peserta Tata Busan RGI
Nurizki Yuliandini
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Foto-foto Penulis Dengan Narasumber
Penulis dengan Ibu Liza Triastuti (Tata Usaha / Supervisor RGI)
Penulis dengan Ibu Rifa’ana (Instruktur Tata Busana RGI)
Penulis dengan Ibu Yuanita Sabrina (Instruktur Tata Busana RGI)
\
Penulis dengan Saudari Nurizki Yuliandini (Peserta Pelatihan Tata Busana
RGI)
Penulis dengan Saudari Siska Rantika (Peserta Pelatihan Tata Busana
RGI)
Penulis dengan Saudari Karlina (Peserta Pelatihan Tata Busana RGI)
Lampiran 6
Lampiran 7