BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Endokrin adalah blok kesembilan pada semester 3 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada blok ini, terdiri dari berbagai pembahasan mengenai kelenjar
yang produksinya berupa hormon. Sistem endokrin merupakan sistem
kelenjar yang memproduksi substansi untuk digunakan didalam
tubuh.Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantaranya
kelenjar tersebut ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni, artinya
kelenjar tersebut hanya menghasilkan hormon, misalnya kelenjar pineal,
kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, dan
kelenjar timus.Campbell(
Pada kegitan Early Exposure ini, pembahasannya mengenai dari
salah satu hormone disease yaitu hormone excess yaitu produksi kelebihan
hormone. Hormon yang dibahas yaitu hormone tiroid yang lebih spesifiknya
yaitu hiperthyroid
1.2 Tujuan Pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan kegiatan early exposure ini terdiri atas tujuan
umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan early exposure ini
adalah:
1. Mahasiswa memenuhi tugas Early Exposure blok IX FK UMP
2. Mahasiswa dapat melatih diri dalam berkomunikasi dengan
masyarakat sekitar
1.2.2 Tujuan Khusus
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 1 ~
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan early exposure ini adalah:
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah secara
perfusi dan palpasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan pengukuran tekanan darah
sebelum dan sesudah exercise
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 2 ~
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Hiperthyroid
Hipertiroid (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis
dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid
berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari
produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan
di dalam darah.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling
berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar
penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus,
stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli
paru, penyakit serebrovaskular / strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian
bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin.
2.2. Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme.
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit
otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja
mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut
immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin),
meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari
kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons
terhadap peningkatan kadar HT.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 3 ~
Penyebab penyakit Grave tidak diketahui, namun tampaknya terdapat
predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yang paling sering terkena
adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an.
Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon
tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi
misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT
disebabkan oleh pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme
tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan
hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal.
Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan kelenjar tidak dapat
mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap
memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan
tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular
toksik. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit
hipotalamus, walaupun jarang.
2.3. Penyebab Hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar
HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT
dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT
yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 4 ~
c. Solitary toxic adenoma
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
2.4. Gejala-gejala Hipertiroidisme
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung.
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin.
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik).
e. Peningkatan frekuensi buang air besar.
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
g. Gangguan reproduksi.
h. Tidak tahan panas.
i. Cepat letih.
j. Tanda bruit.
k. Haid sedikit dan tidak tetap.
l. Pembesaran kelenjar tiroid.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 5 ~
m. Mata melotot (exoptalmus).
2.5. Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid.
a. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
b. Bebas T4 (tiroksin)
c. Bebas T3 (triiodotironin)
d. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
e. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
f. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
g. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan
hiperglikemia
2.6. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi
pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT
dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor,
hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid: mortalitas.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 6 ~
2.7. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai
berikut :
a. Thioamide
b. Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c. Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal
2.000 mg/hari
d. Potassium Iodide
e. Sodium Ipodate
f. Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-
gejala hipotiroidisme. Contoh : Propanolol
Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien
muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis.
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi.
d. Pasien hamil, usia lanjut.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 7 ~
e. Krisis tiroid.
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8
minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala
dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat
anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang
hiperaktif.
b. Tiroidektomi .Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi Pelaksanaan
Pelaksanaan early exposure ini dilakukan di Lapangan DPRD
SUMSEL.
3.2 Waktu Pelaksanaan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 8 ~
Waktu pelaksanaan early exposure pada minggu ke-4 bulan Mei
2010 atau minggu ke-5 Blok VI – Homeostasis, stress, dan adaptasi , pada
hari minggu
3.3 Subjek
Adapun subjek pada kegiatan early exposure ini, yaitu
Populasi : Orang - orang di sekitar Lapangan DPRD
Sampel : Orang – orang yang melakukan senam di Lapangan DPRD
3.4 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dari kegiatan Early Exposure ini, yaitu :
1. Berkonsultasi kepada pembimbing
2. Membuat proposal pelaksanaan early exposure dan mengajukan kepada
pembimbing
3. Melakukan perbaikan proposal early exposure dan membuat surat
pernyataan dari pembimbing kepada pihak akademik untuk pelaksanaan
early exposure
4. Menghubungi pihak akademik untuk berkonsultasi dan permohonan
pembuatan surat izin ke untuk melaksanakan early exposure
5. Melakukan rapat kelompok untuk menentukan kegiatan yang akan
dilaksanakan di lokasi
6. Menentukan waktu dan tempat
7. Melakukan tinjauan lokasi
8. Melakukan pelaksanaan EE
9. Melakukan briefing dengan semua anggota kelompok sebelum
meninggalkan lokasi
10. Meninggalkan lokasi kegiatan
11. Melakukan pelaporan hasil kepada pembimbing
3. 5 Jadwal
Adapun jadwal kegiatan early exposure, pada hari Minggu, 29 Mei
2011, dengan rincian sebagai berikut yaitu:
1. Tiba di Lokasi pukul 05.00 WIB
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 9 ~
2. Melakukan persiapan
3. Mendata identitas subjek
4. Melakukan informed consent ke subjek
5. Melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum dan sesudah senam
6. Mengumpulkan semua data yang didapat
7. Briefing dengan anggota kelompok
8. Meninggalkan lokasi
BAB IV
PENUTUP
Proposal ini disusun sebagai usaha melakukan penyelenggaraan kegiatan
Early Exposure supaya mahasiswa dapat menggunakan alat spignomanometer dan
stetoskop serta mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah dan
menganalisis data yang didapat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 10 ~
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William. F., 1995. Review of Medical Physiology (17th ed).
Widjajakusumah, Djauhari. 1995 (alih bahasa). EGC,Jakarta
Giam, C.K., 1993, Ilmu Kedokteran Olahraga. Salma, 1994. (citase). Bina
Rupa Aksara, Jakarta
Burnside-mcGlyn. 1995. Adams Diagnosis Fisik edisi 17.Jakarta:EGC
Gledhill, N., 2002. Canada’s physical activity guide to healthy active living,
Health Canada. http://www.hc-sc.gc.ca/hppb/paguide/pdf/guideEng.pdf
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 11 ~
Guyton, C.A., Hall, E.J., 1996. Textbook of Medical Physiology (9th ed).
Setiawan,I. 1997 (alih bahasa). EGC, Jakarta
Guyton, C.A., 1982. Human Physiology and Mechanism of Disease (3rd ed).
Andrianto,P. 1987 (alih bahasa). EGC,Jakarta.
PROPOSAL EARLY EXPOSURE
ANGKATAN 2010
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH SENAM
JANTUNG DI LAPANGAN DPRD (MINGGU PAGI)
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 12 ~
KELOMPOK TUTORIAL 4
Pembimbing : Trisnawati, S.Si, M.Kes
Nama : Nim :
1. Widiawarmi 702010002
2. Shofwatul Ulya 702010004
3. Anin Kalma Perdani 702010009
4. Ghita Novita 702010010
5. Fredi Rizky 702010020
6. Siti Zubaidah Amninah 702010026
7. Rahmad AZ 702010027
8. Meitrytiara Nanda 702010045
9. Anggrian Iba 702010050
10. Ricky Dwi Putra 702010056
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2011
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ’10 ~ 13 ~