HUBUNGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN
SOSIOLOGI ANGKATAN 2011 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA DENGAN ORGANISASI .
PROPOSAL PENELITIAN
Dibuat Untuk Sebagai Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Oleh :
ARIS JULIANSYA
07111002101
Dosen Pengampu : Faisal Noamini ,S.Sos., M.Si
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mahasiswa disebut sebagai calon intelektual atau dalam masyarakat dikenal sebagai agent of
change. Sebagai agent of change, mahasiswa mampu melakukan perubahan besar bahkan
revolusi menuju hal yang lebih baik. Kembali pada sebutan mahasiswa sebagai agen
perubahan yang diberikan masyarakat, menempatkan mahasiswa dalam peran di kehidupan
sosial. Peran mahasiswa akan dapat dilakukan dengan baik apabila mahasiswa memiliki
kematangan dalam berpikir dan berperilaku yang diperoleh di pendidikan tinggi.
IPK Merupakan singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif yang menjadi tolak ukur
kemampuan mahasiswa sampai pada periode tertentu yang dihitung berdasarkan jumlah SKS
(Satuan Kredit Semester ) tiap mata kuliah yang telah ditempuh. Ukuran nilai tersebut akan
dikalikan dengan nilai bobot tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah SKS mata
kuliah yang telah ditempuh dalam periode tersebut. IPK dapat diperoleh dengan adanya
kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Dosen akan memberikan nilai kepada mahasiswa
sebelum kuliah dimulai pada awal semester. Biasanya para dosen menetapkan atuaran selama
kuliah berlangsung yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa
terdiri dari . kehadiran mahasiswa, tugas individu ataupun kelompok, nilai UAS (Ujian Akhir
Semester).
Organisasi merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil
yang sebelumnya tidak dapat di capai oleh individu secara sendiri-sendiri. Oranisasi
merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang , berfungsi mencapai
satu sasarn tertentu atau serangkaian sasaran( Rivai Veithzal, 2013, 169: 170 )
Organisasi mahasiswa merupakan suatu bentuk aktivitas ekstra kurikuler dengan
maksut untuk mengembangkan potensi dari mahasiswa kearah peningkatan wawasan, rasa
keagamaan, nilai sosial dan kesetiakawanan kemanusiaan, pemupukan minat serta pelestarian
sumber daya alam. Serta di dalam organisasi juga kita akan memahami realita mini sebagai
gambaran realitas yang ada dalam masyarakat terkadang hal ini lah yang menjadikan
organisasi sebagai lap untuk mahasiswa sosiologi , karena di organisasi mereka banyak di
ajarakn hal-hal yang mereka belum dapat di bangku perkuliahan serta Fungsi dari organisasi
kemahasiswaan adalah sebagai manifestasi penyiapan diri untuk menjadi seorang yang lebih
dewasa dan mandiri setelah menyelesaikan studi dan kembali ke masyarakat. Namun,
sebagian mahasiswa mengganggap organisasi kemahasiswaan itu dapat mengganggu kuliah
terutama yang menyangkut dengan IPK memang benar adanya ada sebagian mahasiswa yang
ada di posisi itu , tetapi sebenarnya manfaat organisasi yang sesungguhnya belum terlalu
terasa pada saat itu tetapi setelah beberapa tahun kedapan manfaat itu baru terasa dengan
adanya jaringan yang sudah terbgun sejak dini.
Berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di FISIP UNSRI sebenarnya sangat
diminati oleh mahasiswa untuk menyalurkan kemampuan, bakat, minat mereka. Namun
ketika kuliah dan organisasi sudah terpecah menjadi dua arah yang berbeda, maka akan
menimbulkan masalah bagi mahasiswa itu sendiri. Masalah utama yang paling sering
dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa aktif dalam organisasi (aktivis) adalah tidak dapat
membagi waktu antara kuliah dengan kegiatan organisasi. Mahasiswa yang tidak bisa
membagi waktu secara baik salah satu dari dua kegiatan tersebut sehingga mengalami
kegagalan atau dikesampingkan.
Tingkat keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti
proses belajar mengajar atau kuliah sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode tertentu yang
dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa
ditunjukkan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Berdasarkan pra survey yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang aktif di
Organisasi, terdapat beberapa permasalahan sama yang dihadapi oleh mahasiswa yang aktif
dalam orgnanisasi. Diantaranya adalah sulitnya membagi waktu secara baik antara kegiatan
organisasi dengan kegiatan belajar. Selain itu tidak sedikit mahasiswa yang nilai IPK
menurun, sering terlambat masuk kuliah, kelelahan ketika kuliah sedang berlangsung (kadang
tertidur saat perkuliahan), jarang mengumpulkan tugas tepat waktu, dan lain-lain. Serta yang
menajdi sebuah persoalan juga Terkadang mahasiswa hanya ikut-ikutan saja berorganisasi
agar tidak di ejek atau di cemooh kan oleh temannya karena terkadang di kampus mahasiswa
yang tidak berorganisasi seperti kuliah itu hanya di jalani karena ingin memenuhi rutinitas
belaka, selesai kuliah pulang, tanpa ada yang mereka lakukan setelah itu.. Malahan sebagian
mahasiswa jika di Tanya organisasi apa yang di ikuti di kampus , beragam jawaban yang
mereka miliki? “ .ada yang meresa organisasi itu tidak penting , serta ada juga yang
menanggap bahwa nilai atau IPK itu segalanya. Serta ada juga yang menilai bahwa
mahasiswa terutama mahasiswa sosiologi itu wajib berorganisasi karena itu lah laboratorium
mereka.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara organisasi kemahasiswaan dengan IPK Mahasiswa
Sosiologi angkatan 2011 Universitas Sriwijaya ?
2. Seberapa jauh pengaruh positif dan negatif organisasi mahasiswaan terhadap IPK
Mahasiswa sosiologi 2011 Universitas Sriwijaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh organisasi kemahasiswaan terhadap IPK
Mahasiswa Sosiologi angkatan 2011 Universitas Sriwijaya.
2. Untuk mengetahui Tingkat Prestasi Akademik Mahasiswa Sosiologi angkatan 2011
Universitas Sriwijaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Yang Mirip Dengan Penelitian Yang Sedang di Teliti
2.1.1. Teori Kecerdasan
Ada tujuh kecerdasan yang digagas oleh Howard Garner yang biasa disebut Multiple
Intelligences. Ketujuh kecerdasan itu adalah: kecerdasan linguistik, matematis-logis, spasial,
kinestetis-jasmani, musikal, interpersonal, dan intrapersonal.
Setiap anak bisa memiliki satu atau beberapa kecerdasan yang menonjol dan beberapa
kecerdasan lain yang normal atau bahkan rendah. Berikut penjelasan untuk setiap kecerdasan:
1) Kecerdasan linguistik. Kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan
maupun tulisan. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur
bahasa, fonologi (bunyi bahasa), semantik (makna bahasa), dimensi paragmatik (penggunaan
praktis bahasa). Penggunaan bahasa mencakup aspek retorika (penggunaan bahasa untuk
mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan tertentu), mnemonik (penggunaan
bahasa untuk mengingat informasi), eksplanasi (pengunaan bahasa untuk member informasi),
dan meta bahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri). Kecerdasan ini
biasanya dimiliki oleh pendogeng, orator, politisi, pembawa acara, pembicara publik,
pemceramah, sastrawan, dan sebagainya.
2) Kecerdasan matematis-logis. Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan
melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap pola dan
hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka sebab akibat), fungsi logis dan abstraksi-
abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematis antara lain: kategorisasi,
klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesis.
Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh ahli matematika, insinyur, pekerja keuangan, ahli
statistik, ilmuawan, perencana, dan sebagainya.
3) Kecerdasan spasial. Kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan
mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur-unsur tersebut. Kecerdasan
ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial,
dan mengorientasikan diri secara tepat dalam matrx spasial. Kecerdasan ini biasanya dimiliki
oleh arsitek, dekorator, seniman, desainer, fotografer, sutradara film, dan sebagainya.
4) Kecerdasan kinestetis-jasmani. Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan dan mengunakan tangan untuk menciptakan atau
mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik,
seperti koordinasi keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun
kemampuan menerima rangsangan dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan. Kecerdasan
ini biasa dimiliki oleh pengrajin, mekanik, dokter bedah, at let, aktor, penari, dan sebagainya.
5) Kecerdasan musikal. Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara
mempersepsi, membedakan, mengubah, dan mengekspresikan. Kecerdasan ini meliputi
kepekaan pada irama, pola titik nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu
lagu. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para musisi dan penyanyi.
6) Kecerdasan interpersonal. Kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati,
maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
eksperesi wajah, suara, gerak-isyarat; kemampuan untuk membedakan berbagai macam tanda
interpersonal; kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan
pragmatis tertentu. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh: politisi, pekerja sosial, psikolog,
pewawancara dan sebagainya.
7) Kecerdasan intrapersonal. Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak
berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang
akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud motivasi,
temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai
diri. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh penulis, spritualis, psikolog, ilmuwan, dan
sebagainya.
2.1.2. Konsep Prestasi Akademik
a. Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik
berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar,2000). Prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai oleh seorang pelajar/siswa yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Prestasi ditunjukkan dengan nilai yang diberikan dosen setelah melalui kegiatan
belajar selama periode tertentu.
b. Pengertian Prestasi Akademik
Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun
kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses
pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut
dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah
langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar (Sobur,2006).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, sebagaimana yang dikemukakan
Rola (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yaitu:
1) Pengaruh keluarga dan kebudayaan
Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan
jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat,
sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.
2) Peranan konsep diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu berfikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu
percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi
untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.
3) Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan makulinitas, sehingga banyak
wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria. Pada
wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat
kekhawatiran pada dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh
kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.
4) Pengakuan dan prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain.
Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga, dan dukungan lingkungan
tenpat dimana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih
realistis dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan dipihak lain Soemanto dalam Sahputra (2009) menyatakan faktor yang
mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu adalah:
1) Konsep diri
Pikiran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri, merupakan faktor yang penting
mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu.
2) Locus of Control
Dimana individu merasa melihat hubungan antara tingkah laku dan akibatnya, apakah dapat
menerima tanggung jawab atau tidak atas tindakannya. Locus of control mempunyai dua
dimensi, yakni dimensi eksternal dan dimensi internal. Dimensi eksternal akan menganggap
bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada di luar diri pelaku. Sedangkan dimensi
internal melihat bahwa tanggung jawab sebagai perbuatan berada pada diri si pelaku.
Individu yang memiliki locus of control eksternal memiliki kegelisahan, kecurigaan, dan rasa
permusuhan. Sedangkan individu yang memiliki locus of control internal suka bekerja sendiri
dan efektif.
3) Kecemasan yang dialami
Kecemasan merupakan gambaran emosional yang dikaitkan dengan ketakutan. Dimana
dalam proses belajar mengajar, individu memiliki derajat dan jenis kegelisahan yang berbeda.
4) Motivasi belajar
Jika motivasi individu untuk berhasil lebih kuat daripada motivasi untuk tidak gagal, maka
individu akan segera merinci kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya, jika motivasi
individu untuk tidak gagal lebih kuat, individu akan mencari soal yang lebih mudah atau
lebih sukar.
Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah sedikit banyak memiliki
keinginan berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang memiliki keinginan
berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinnya untuk dapat menyelesaikan sesuatu
dengan baik (Rola, 2006).
2.1.3. Konsep Organisasi Kemahasiswaan
a. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat atau badan. Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 803) organisasi adalah kelompok kerjasama antara
orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya ada 3 ciri khusus
dari suatu organisasi, yaitu: adanya kelompok manusia, kerjasama yang harmonis, dan
kerjasama tersebut berdasar atas hak, kewajiban serta tanggung jawab masing-masing rang
untuk mencapai tujuan (Djati Julitriarsa, 1998: 41).
b. Organisasi Mahasiswa Intrakampus
Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki
kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi dan mendapat pendanaan kegiatan
kemahasiswaan dari pengelola perguruan tinggi. Para aktivis organisasi mahasiswa
intrakampus pada umumnya juga berasal dari kader-kader organisasi ekstrakampus ataupun
aktivis-aktivis independen yang berasal dari berbagai kelompok studi atau kelompok kegiatan
lainnya. Saat pemilu mahasiswa untuk memilih pemimpin senat mahasiswa, pertarungan
antar organisasi ekstrakampus sangat terasa. Menurut Silvia Sukirman (2004:72-73),
organisasi kemahasiswaan intra-universiter (intrakampus) adalah organisasi kemahasiswan
yang berkedudukan di dalam perguruan tinggi yang bersangkutan.
Nugroho (2009) Secara historik kita lihat adanya dua macam organisasi mahasiswa
berdasarkan lingkungan kegiatannya, yakni:
1. Organisasi mahasiswa extrauniversiter (organisasi extra)
2. Organisasi mahasiswa intrauniversiter ( organisasi intra)
Menurut sejarah yang lebih dulu ada di Indonesia adalah organisasi extra yakni pada
jaman Hindia Belanda. Sedangkan organisasi intra sejauh pengetahuan saya baru baru ada
pada jaman kemerdekaan. Organisasi federatif yang pertama juga timbul dalam lingkungan
organisasi extra. Yakni persatuan perhimpunan-perhimpunan mahasiswa Indonesia (PPMI).
Sedangkan organisasi federatif di dalam lingkungan organisasi intra, yakni Majelis
Mahasiswa Indonesia (MMI) baru kemudian timbulnya. Organisasi mahasiswa extra yang
pernah ada di Indonesia dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu:
c. Bentuk-Bentuk Organisasi Mahasiswa
Rokhmawati (2009) mengatakan bahwa Organisasi kemahasiswaan pada tingkat universitas
terbagi atas 2 bentuk yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa yang sering di sebut dengan BEM
dan Unit kegiatan Mahasiswa ( UKM ). Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus kegiatan
tersebut tidak di maksudkan untuk mendapatkan SKS ( Satuan Kredit Semester).
1) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan
untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di
dalamnya.Unit Kegiatan Mahasiswa sebetulnya adalah bagian/organ/departemen dari
DewanMahasiswa. Ketika dilakukan pembubaran Dewan Mahasiswa, departemen-
departemenDewan Mahasiswa ini kemudian berdiri sendiri-sendiri menjadi unit-unit otonom
di Kampus. Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari tiga kelompok minat : Unit-unit Kegiatan
Olahraga, Unit-unit Kegiatan Kesenian dan Unit Khusus (Pramuka, Resimen Mahasiswa,
Pers Mahasiswa,Koperasi Mahasiswa, Unit Kerohanian dan sebagainya)
2) Dewan dan Perwakilan Mahasiswa (DPM) adalah organisasi mahasiswa Intra
Universitas di Indonesia yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada
tahun 1978. Sejak 1978-1989, Badan Perwakilan Mahasiswa hanya ada di tingkat Fakultas
bersama-sama denganSenat Mahasiswa. Ada kerancuan istilah BPM dengan Senat
Mahasiswa karena sama-sama berarti wakil. Hanya saja menurut aturan main, BPM dianggap
berfungsi sebagai badanlegislatif sedangkan Senat Mahasiswa menjalani fungsi
eksekutif.Akhirnya, karena ketidakjelasan fungsi BPM itu ketika era Senat Mahasiswa
Perguruan Tinggiatau SMPT fungsi BPM digantikan Senat Mahasiswa. BPM sendiri
dihapuskan. Senat Mahasiswa yang tadinya badan eksekutif berubah menjadi badan legislatif.
Sedangkan badan eksekutif nya dibentuk Badan Pelaksana Senat Mahasiswa, yang lantas
diubah lagi menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM. Istilah ini bertahan hingga saat
ini
3) Badan Eksekutif MahasiswanBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ialah lembaga
kemahasiswaan yang menjalankan organisasiserupa pemerintahan (lembaga eksekutif).
Dipimpin oleh Ketua/Presiden BEM yang dipilihmelalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya.
Di beberapa kampus seperti UniversitasIndonesia, masih digunakan nama Senat Mahasiswa
(SM).
2.2. kerangka Teori
Secara teoritis ada hubungan antara organisasi kemahasiswaan dengan prestasi akademik.
Secara sederhana dapat di jelaskan dengan mahasiswa yang mengikuti organisasi sebagian
besar akan sibuk dan susah atau terkendala dalam menanjemen waktu dengan organisasi yang
di ikuti nya sehingga tidak menutup kemungkinan mengabaikan kuliahnya. Sebaliknya
sebagain beasr mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi( tidak aktif dalam organisasi baik
internal ataupun eksternal kampus) tentu saja akan fokus dengan kuliahnya.
Dalam penelitian ini diidentifikasikan Bagaimana hubungan perstasi akdemik mahasiswa
jurusan soiologi angkatan 2011 FISIP UNSRI dengan organisasi, sebagaimana tergambar
dalam skema di bawah ini:
2.3. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ada pengaruh antara
organisasi kemahasiswaan terhadap tingkat prestasi akademik mahasiswa sosiologi angkatan
2011 FISIP Universitas Sriwijaya.
Prestasi Akademi
k Mahasis
wa
Organisasi
BAB III
METODE PENLITIAN
3.1. Desain Penelitian
3.1.1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. ( Hamdani, 2008:79).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek/Subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2010:80).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan mahasiswa sosiologi
angkatan 2011 Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik Universitas Sriwijaya yang berjumlah
105 mahasiswa, terdiri dari 47 laki-laki dan 58 perempuan.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2009:81). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah simple random sampling. Teknik ini digunakan karena peneliti menganggap populasi
dalam penelitian ini adalah homogen yaitu keseluruhan populasi adalah mahasiswa.
3.2. Variabel Penelitian
Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tempatkan oleh
peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik
kesimpulannya. (Sugiyono,2010:38).
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu:
1) Variabel Indevenden
Dalam penelitian ini variabel independen (variabel bebas) adalah kondisi organisasi
kemahasiswaan yaitu:
1. bentuk organisasi
2. tamatan sekolah
3. kekayaan orang tua
4. tempat tinggal
2) Variabel Devenden
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (variabel terikat) adalah prestasi
akademik mahasiswa yaitu nilai Indeks Prestasi Akademik (IPK) mahasiswa sosiologi
angkatan 2010 Universitas Sumatera Utara.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sering juga dinamakan alat pengumpulan data untuk memperoleh
informasi penelitian. (hamdani, 2008:110).
Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan yaitu:
1) Instrumen yang digunakan untuk mengetahui bentuk organisasi yang di minati.
2) Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi akademik mahasiswa.
H. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode angket. Angket
digunakan untuk mengetahui bentuk organisasasi yang di minati dan prestasi akademik
mahasiswa.
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah statistik deskriptif untuk
memberikan deskriptif atau gambaran data yang diperoleh. Untuk analisis data ini dilakukan
pengumpulan data dengan menentukan skor responden dari semua populasi. Selanjutnya
menjumlahkan skor tersebut. Untuk menentukan skor (deskriptif persentase) digunakan
rumus:
DP = x 100%
Ket:
DP : Deskriptif persentase
N : Jumlah seluruh nilai yang diharapkan
n : Nilai yang diperoleh
Data yang diperoleh dari angket dianalisis melalui tahapan yaitu:
a. Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya.
b. Membuat tabulasi data.
c. Data yang telah ditabulasikan, diolah dalam bentuk komputerisasi.
Arikunto dalam Maftukhah (2007), untuk mempermudah analisis data dari angket yang
bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil angket yang diisi.
Untuk itu perlu ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut:
a. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 4
b. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 3
c. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 2
d. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 1
Untuk menentukan kriteria penskoran adanya hubungan antara organisasi kemahasiswaan
terhadap prestasi akademik mahasiswa digunakan perhitungan sebagai berikut:
a. Persentase skor maksimal = ( 4 : 4 ) x 100% = 100%
b. Persentase skor minimal = ( 1 : 4 ) x 100% = 25%
c. Rentang = 100% – 25% = 75%
d. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75%
Metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh organisasi
kemahasiswaan terhadap prestasi akademik mahasiswa, data dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis regresi sederhana. Mencari persamaan garis regresi digunakan teknik analisis
regresi linear satu variabel dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + bX
Ket:
Y : Variabel terikat (prestasi akademik)
a : Konstanta
b : koefisien regresi variabel X
X : Variabel bebas (kodisi dan bentuk organisasi)
J. Jadwal Penelitian
No. KegiatanTahun 2012
Januari Februari Maret April
1. Persiapan x x x
2.Pengumpulan
Datax X X x
3.
Penulisan
Laporan Dan
Konsultasi
x x x x
4. Penggandaan x