Download ppt - Referat Anestesi Role

Transcript
  • DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYADI BAGIAN/SMF ANESTESI DAN REAMINASIRSU PROVINSI NTBFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM2015

    REFERATROLE FOR ADRENALIN DURING CARDIOPULMONARY RESUSITATIONOleh : Meylinda Komala Wardhani (H1A 009 037)

    Pembimbingdr. Ni Made Ayu Suria, Sp.An

  • BAB IPENDAHULUANCardiopulmonary resuscitation (CPR) O2 ke paru-paru darah, jantung dan otak cara kompresi dada. Ada beberapa obat yang digunakan dalam membantu CRP, salah satunya Adrenalin/Epinefrin (direkomendasikan)Bukti eksperimental telah menunjukkan bahwa dengan menggunakan epinefrin, penting dalam Return of Spontaneous Circulation (ROSC) atau pemulihan sirkulasi secara spontan.1,2,3

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKAEpinefrin merupakan katekolamin endogen yang dihasilkan oleh medulla adrenal dengan aktivitas dan 1 yang poten, dan efek 2 yang sedang. Agonis reseptor adrenergik, yang dapat diklasifikasikan sebagai atau Reseptor -adrenergik vasokonstriksi. Reseptor -adrenergik vasodilatasi.Fungsi alamiah dari epinefrin bekerja pada (a) kontraktilitas jantung, (b) heart rate, (c) tonus otot polos vaskular dan otot bronkus, (d) sekresi kelenjar, (e) proses metabolisme seperti glikogenolisis dan lipolisis.

  • Efek kardiovaskular, hasil dari stimulasi reseptor dan reseptor adrenergikDosis kecil epinefrin bila diberikan pada pasien dewasa akan menstimulasi reseptor 2 pada pembuluh periferEpinefrin menstimulasi reseptor 1 yang menyebabkan peningkatan tekanan sistolik, heart rate, dan curah jantung. 4,6

  • Adapun efek -adrenergik epinefrin yang mungkin bermanfaat selama CPR meliputi:1Vasokonstriksi perfusi koroner Efek beta-adrenergik yang mungkin bermanfaat, meliputi: 1Peningkatan denyut jantung dan stimulasi kontraksi miokard spontanMeningkatkan kekuatan kontraktil miokard

  • diproduksi ketika saraf simpatik dari medulla adrenal dirangsangmelalui reseptor alpha 1 dan 2 u/ aliran darah otak dan miokard cegah kolaps arteri dan dengan menambah tekanan diastolik aorta.Reseptor alpha adrenergik merangsang dgn tekanan perfusi koroner, sedangkan efek berbahaya beta adrenergik terutama beta1 (inotropik dan kronotropik) beta 2 (saluran pernafasan), stimulasi dalam miokardium konsumsi O2 selama CPR dan cedera iskemik miokard setelah berhasil dalam CPR. 7

  • Adrenalin belum terbukti meningkatkan hasil (Class inderteminate) (Tabel 1 dan 2), meskipun salah satu vasopresor terutama digunakan dalam advanced cardiac life support (ACLS).7

  • Irama jantung yang menyebabkan henti jantung atau cardiac arrest dapat dibagi menjadi 2 kelompok:Ventrikular Fibrillation (VF)/Pulseless Ventrikular TachycardiaAsystole dan Pulseless Electrical Activity (PEA)/Electromechanical Dissociation (EMD).

  • Asistol EMD (electromechanical dissociation)Aksi adrenergik menstimulasi kontraksi spontan dan peningkatan kronotropik dan inotropik.Aksi adrenergik peningkatan perfusi koroner.1Sebuah studi epinefrin dan dopamin (gabungan agonis dan adrenergik) berhasil pada ROSC (restoration of spontaneous circulation), sementara dobutamin (agonis adrenergik tanpa adrenergik) hasilnya tidak signifikan.Studi-studi menyarankan lebih berhasil menggunakan adrenergik daripada adrenergik untuk ROSC pada asistol. 1

  • Ventrikel FibrilasiDalam studi yakaitis et allo, diperlukan energi u/ defibrilasi dg hewan percobaan pada 1, 5, dan 9 menit dari induksi elektrik VF dengan dan tanpa menggunakan epinefrin selama CPR. Hasilnya semakin lama periode VF, semakin kecil kemungkinan berhasilnya defibrilator. Pada penelitian yang dilakukan, ternayata epinefrin tidak mengubah tingkat keberhasilan defibrilasi atau energi yang dibutuhkan untuk defibrilasi.1Seperti dalam kasus asistol-EMD, aksi adrenergik tampaknya penting pada awal ROSC dari ventrikel fibrilasi.1

  • Dosis Adrenalin (Epinefrin)Standar rekomendasi dosis optimal IV 1 mg (10 ml dalam larutan 10.000 atau 1 ml dalam larutan 1.000)Interval median antara dosis adrenalin selama CPR adalah 6,5 menitJika kanulasi vena belum tercapai segera, maka adrenalin 2-3 mg diencerkan dalam 10 ml normal saline (0,9%)Henti jantung VF/VT adrenalin 1 mg/IV diberikan begitu kompresi dada, setelah pemberian 3 kali kejut listrik, tiap 3-5 menit (pedoman ACLS)7,9Pada anak-anak, adrenalin dapat diberikan dengan dosis 10 mikrogram/kg atau 0,1 ml/kg 1 dalam 10.000 larutan.7

  • Diberikan melalui endotrakeal (ET) AHA merekomendasikan pengenceran epinefrin intratrakeal dalam 5-10 ml dengan air steril bukan Nacl 0,9%Rute endotrakeal sudah10 kali harus rute IVDosis endotrakeal dengan dosis 2 - 3 mg dilarutkan dalam 10 ml aquadesApabila bila keduanya tidak mungkin, intrakardiak (hanya oleh tenaga yang sudah terlatih).3,10

  • BAB IIISIMPULANAdrenalin atau epinefrin telah menjadi obat utama untuk digunakan selama CPR dari semua jenis serangan jantung.Meskipun aksi -adrenergik epinefrin memiliki banyak keuntungan pada CPR, data eksperimen tidak penting dalam awal pemulihan sirkulasi spontan. Peningkatan tekanan perfusi koroner dengan meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik, menyebabkan TD diastolik aorta meningkat, dengan adrenergik. Adrenalin, first line, karena fungsi inotropic dan chronotropic, serta meningkatkan sensitivity otot jantung sehingga VF mudah kembali ke irama sinus dengan defibrilator listrik yang telah diberikan adrenalin.10

  • DAFTAR PUSTAKAOtto Charles W, Yakaitis Ronald W. The Role of Epinefrin in CPR: A Reappraisal. September 1984. Accesed from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6383142 Attara Robert R, Ewy Gordon A. Epinefrin in Resuscitation: Curse or Cure. 2010; 6 (4) : 473 - 482. 2Neumar RW, Otto CW, Link MS et al. Part 8: Adult Advanced Cardiovascular Life Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation: Journal of the American Heart Association. 2010; 122: S729-67. Morgan, Jr.G.E., Mikhail, M.S., Murray, M.J. (2006), Adrenergic Agonists & Antagonists, in: Morgan, Jr.G.E., Mikhail, M.S. & Murray, M.J., editors. Clinical Anesthesiology. 4th Ed. United States of America: the McGraw-Hill Companies.Vincent, J.L. (2008), Hemodynamic Support of the Critically Ill Patient, in: Anesthesiology. Longnecker, D. E., editor. United States Of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.Goodman & Gilman. Dasar Farmakologi Terapu. Edisi 10. Volume 1. 2008Gunaydin, Berrin. Pharmacotherapy In Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Department of Anesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine, Gazi University, Ankara Turkey. June, 2005.Kinnear John. Adrenaline (Epinefrin) Anaesthesia Tutorial. June 2011. Accesed from : http://www.frca.co.uk/Adrenaline.pdf (8)Resuscitation Guidelines. October 2010. Accesed from : https://www.resus.org.uk/pages/als.pdfZaidulfar. Cardio Pulmonary Rescucitation. Proceedings of skill lab training of medical student of Andalas University, Indonesia. 2010.Breton, Amy N. Cardiopulmonary Resuscitation: Administering Fluids, Oxygen, and Drugs. CVT, VTS (ECC). Veterinary Emergency and Specialty Center of England Waltham, Massachusetts. Augustus. 2012. Accesed from : https://s3.amazonaws.com/assets.prod.vetlearn.com.pdf Katzung, B.G., Adrenoceptor-Activating & Other Sympathomimetic Drugs, in:. Katzung, B.G., editor. Basic & Clinical Pharmacology.. United States Of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. 8th Ed. 2001.

    *