i
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENGAJIAN RUTIN DI MASJID
AL-MANAR ONGKO KEC. MAIWA KAB. ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Aprilia Wulandari
NIM. 105381103116
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
NOVEMBER, 2020
HALAMANPENGESAHAN
Skripsi atas nama Aprilia Wulaodari, 105381103116 diterima dan disahkan
oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor: 221 Tabun 1442 H/2020 M, Sebagai salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
Ujian dan Yudis ium pada hari Jum'at, 27 November 2020.
Kerua
Sekretari
Penguji
18 Rabi 'ul Akhir 1442 H
akassar ----------------------------
' OlDJ,ember 2020 M
~,-<..~~ m ~~~~'°"'~H. Ambo ~1!$g
~ · ~~itf;.;M~,.D ~ A ~ _.,,,- IQ,
.::, -. .... _ , .. 1-u - Y, I _ _,,_
* .,, ~ 2
"\ Drs. ~ M.Si.
~ ul Amin, S.Pd., ~~ NDAN \L~
)
)
Dekan FKIP Kenia Program Studi
Pendidikan Sosiologi
Universitas Muhammadiyah Makassar
-- -'•
E NBM; 86
r-
II
Drs/ H. Nnrdin, M.Pd.
NBM: 575 474
P1': RSETll.l\ lAN Pl<:MntMBIN(;
Judul Skripsi : Rcspon ~lasyarnkal Tcrhndnp PcngaJmn Rulm <l1 Ma-.11<l AI-Manc1r
On)!~1.1 Kee. Maiwa Kah. Enrcku111-;
Nama . ApriHa Wulandari
N\M · 10~3811031 16
Prodi
Fa:kultas : Kegurnaitflan llrsPKlfrf.H Setelah diteliti ~n d~"'~\'t~SS~ Jtl'lh ~nuh, syarat unruk
awa~ d~· ~ .. ~ peng,j\. :J_isi F~ tas ~n dan llmu
,. ~ , ' t :-n - ' Cnt\~c; M , rna~"~~t~ssar. ) V
...... ~--~ ~ ~ -.I .. , · - • ' 1 18"~abi' Akhu 1442 H * ~ . ' ~ \\?~ssur . . ----'-.----- ----·------------,, ~ • , ~ i:. il>3 Dfsem~r ?.020 M ''l". ,,-;,,', • •, '"" ._ I •
1- lt:J1~1:~1c1tu . ~ t ~ ·. .
Ptmbir\bmg t<'Q ~ 1'0,+ j.ng ll V. ,. ft
TY, 'L')I, \ ' ~ ,~ . ~, It '.4N DAN\\..~ 4 I ,,
H. ~ urd111 ) 1 --....._ . -
Me11getahu1
!J t YJJ II J Y.11' L i. t.: • . :... __ •,,bti.amm.td1yrth M«tkM'41
I l l
'°'dlkl l'Hl£HUI\ ~tud1 l\;nilu.hk,111 ~'-1~1,,lvg,
71>-r,) \.. "-nr, . ll . :'\urdrn, 'l.l'\\. NllM : , .. ~ 47-1
1
•
UNIV .. ERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
~
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN --
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Nim
Jurusan
Judul Skripsi
: APR.ILIA WULANDARI
:105381103116
: Pendidikan Sosiologi
:Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Rutin Di
Masjid Al-Manar Ongko Kee. Maiwa Kab. Enrekang
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini merupakan basil
penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak
mencantumkan tanpa pengetahuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang Iain, atau sebagai bahan yang pemah
diajukan untuk gelar atau ijasah pada Unismuh Makassar atau perguruantinggi
lainnya.
Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran
dalam pemyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Unismuh Makassar.
Demikian pemyataan ini saya buat.
iv
Makassar, November 2020
Yang Membuc!t Pemyataan
Aprilia Wulandari NIM: 105381103116
iii
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah
akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik. (HR. Ahmad 5: 363)”
Semua kemajuan terwujud di luar zona nyaman”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tua , yang telah mendukungku, member motivasi dalam segala hal
serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa kubalas
dengan apapun.
vii
ABSTRAK
Aprilia Wulandari, 2020, Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Rutin Di Masjid
Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurdin dan
Pembimbing II Sulvahrul Amin.
Pengajian rutin merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di
Masjid Al-Manar Ongko yang diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan
masyarakat serta mampu meningkatkan kualitas masyarakat dalam membaca dan menulis
Al-Qur’an.
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus yang bertujuan untuk menangkap respon masyarakat terhadap pengajian rutin di
Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang. Lokasi penelitian ini yaitu di
Masjid Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa. Informan dalam penelitian ini yaitu,
pengurus masjid, peserta pengajian dan masyarakat sekitar yang tidak mengikuti
kegiatan pengajian rutin. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara
yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian dari respon masyarakat terhadap pengajian rutin di Masjid Al-
Manar Ongko yaitu, pengajian rutin di Masjid Al-Manar mendapat respon yang positif
dari masyarakat baik yang mengikuti pengajian rutin maupun yang tidak mengikuti
pengajian rutin. Adapun motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin adalah untuk
melatih kemampuan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Kata Kunci: Respon, Masyarakat, Pengajian Rutin
viii
ABSTRACT
Aprilia Wulandari, 2020, Community Response to Routine Recitation at Masjid Al-
Manar Ongko, Maiwa sub-district Enrekang district. Essay. Teacher Training and
Education Faculty, Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I Nurdin and
Supervisor II Sulvahrul Amin.
Routine recitation is one of the religious activities carried out at the Al-Manar
Ongko Mosque which is expected to be able to increase the religious insight of the
community and be able to improve the quality of the community in reading and writing
the Qur'an.
This thesis uses a type of qualitative research with a case study approach which
aims to capture the community's response to routine recitation at Masjid Al-Manar
Ongko, Maiwa sub-district Enrekang district. The location of this research is Al-Manar
Ongko Mosque, Maiwa District. The informants in this study were mosque
administrators, recitation participants and the surrounding community who did not
participate in routine recitation activities. Collecting data in this study using three ways,
namely, observation, interviews, and documentation.
The results of this research show that the community's response to routine
recitation at the Al-Manar Ongko Mosque is that the routine recitation at the Al-Manar
Mosque has received a positive response from the community, both those who attend
routine recitation and those who do not. The motivation of the people to attend regular
recitation is to train their ability to read the Koran properly and correctly .
Keywords: Response, Community, Routine Recitation
ix
KATA PENGANTAR
حيم بسم الله حمن الره الره
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan
moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan
tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan
dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis tercinta.
Ayahanda Makmur dan Ibunda Arwaty dengan segala pengorbanannya tak akan
pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasehat dan petunjuk dari
mereka yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi
penulis hingga saat ini.
Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : Bapak Prof. Dr. H. Ambo
Asse., M.Ag. selaku Rektor Unismuh Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,
Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan
Bapak Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, Sekertaris Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd sebagai pembimbing I, dan Bapak Sulvahrul Amin,
x
S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, Segenap Dosen Jurusan
Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis
sejak pertama menjadi mahasiswa. Para informan yang memberikan bantuan
kepada penulis untuk mendapatkan informasi mengenai Respon Masyarakat
Terhadap Pengajian Rutin Di Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab.
Enrekang, yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran bagi berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, November 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................ vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. LatarBelakang ........................................................................................... 1
B. RumusanMasalah ...................................................................................... 3
C. TujuanPenelitian ....................................................................................... 4
D. ManfaatPenelitian ..................................................................................... 4
E. DefinisiOperasional................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. KajianKonsep ............................................................................................ 7
B. KajianTeori ............................................................................................. 16
C. KerangkaPikir ......................................................................................... 20
D. Penelitian Relevan ................................................................................... 22
xii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 25
A. JenisPenelitian ......................................................................................... 25
B. TempatdanWaktuPenelitian .................................................................... 26
C. InformanPenelitian .................................................................................. 26
D. FokusPenelitian ....................................................................................... 27
E. InstrumenPenelitian................................................................................. 28
F. JenisdanSumber Data .............................................................................. 29
G. TeknikPengumpulan Data ....................................................................... 29
H. TeknikAnalisis Data ................................................................................ 31
I. TeknikKeabsahan Data ........................................................................... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 34
A. SejarahLokasiPenelitian .......................................................................... 34
B. KeadaanGeografis ................................................................................... 36
C. KeadaanPenduduk ................................................................................... 38
D. KeadaanPendidikan ................................................................................. 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 42
A. HasilPenelitian ........................................................................................ 42
1. ResponMasyarakatTerhadapPengajian Rutin di Masjid Al-Manar
Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang .................................................. 42
2. Motivasi Masyarakat Untuk Mengikuti Pengajian Rutin di Masjid Al-
Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang ....................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................................ 52
1. ResponMasyarakatTerhadapPengajian Rutin di Masjid Al-Manar
Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang .................................................. 52
2. Motivasi Masyarakat Untuk Mengikuti Pengajian Rutin di Masjid Al-
Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang ....................................... 55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 57
A. Kesimpulan ............................................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
NomorTabel NamaTabel Halaman
Tabel 1 Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang ........... 39
Tabel 2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin................................... 40
Tabel 3 Presentase PendudukBerumur 5 Tahun keatas .............................. 41
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar 1 Skema Kerangka Pikir........................................ 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajian dalam bahasa Arab disebut At-ta'liiman yang artinya
mempelajari, makna belajar atau ta'liim memiliki nilai ibadah tersendiri,
dalam mempelajari ilmu agama dengan seorang ulama atau berilmu
merupakan salah satu bentuk ibadah yang wajib bagi setiap umat
Islam.Pengajian agama bertujuan untuk memperdalam ilmu agama dan
mempunyai tujuan untuk memberikan petunjuk dan pembinaan kepada
masyarakat agar mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat, serta dapat
mencapai tujuan hidup yang sebenarnya iaitu pembentukan manusia yang
selalu bertaqwa kepada Allah S.W.T dalam segala aspek kehidupan.
Pengajian merupakan bentuk pendidikan agama Islam yang paling
tua (Nuryanis 2003: 40).Bahkan sebelum adanya pesantren dan kehadiran
madrasah. Pengajian merupakan salah satu bentuk pendidikan Islam karena
dasar dari pendidikan Islam adalah proses pembinaan tenaga pendidik (ustad)
yang mendidik peserta didik (berjamaah) untuk meningkatkan sikap mental
yang akan terwujud dalam amalan dan pembentukan muslim yang baik.
Dalam masyarakat Islam, kajian agama atau majelis taklim
merupakan sistem pendidikan nonformal yang selalu berkembang dari
keberadaan Islam hingga saat ini.Kajian agama yang dilakukan oleh umat
Islam dapat memberikan berbagai ilmu agama sebagai pedoman hidup bagi
umat Islam.Pengajian agama adalah kegiatan pendidikan
1 1
2
nonformal.yangbanyak dilakukan di masyarakat dan diselenggarakan sebagai
upaya dakwah di kalangan umat Islam.
Di Indonesia, Pengajian merupakan kegiatan yang tidak asing lagi di
masyarakat. Pengajian biasanya dilakukan di masjid-masjid setempat dan
waktu pelaksanaannya berkala setiap minggu, setiap bulan atau setiap tiga
bulan sekali.Pengajian ini diadakan untuk meningkatkan visi dan pemahaman
agama mad'u agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Pengajian di
masyarakat merupakan upaya pemenuhan kebutuhan spiritual masyarakat agar
ada keseimbangan antara kebutuhan spiritual dan kebutuhan jasmani.
Pengajian rutin dilakukan di masjid-masjid setempat.Secara
etimologis, kata masjid berasal dari bahasa Arab yang memiliki akar kata sa-
ja-da yang artinya “bersujud” atau menundukkan kepala ke tanah. Menurut
Sofyan Syafri, “Masjid adalah tempat salat berjamaah dan pusat pembinaan
jemaah”. Masjid adalah rumah Allah SWT yang dibangun sebagai sarana umat
Islam untuk mengingat bersyukur dan beribadah kepada Allah SWT dengan
baik.Seperti Masjid pada umumnya Masjid Al-Manar adalah tempat untuk
melakukan rutinitas keagamaan salah satunya dengan melakukan pengajian
yang dilakukan secara rutin setiap minggu.
Sesuai dengan pembahasan di atas, di desa Ongko Kecamatan Maiwa
Kabupaten Enrekang, terdapat pengajian yang dilakukan secara aktif oleh
masyarakat di Masjid Al-Manar yang sudah berlangsung cukup lama dan
sampai sekarang masih dilakukan, di desa ongko masih banyak masyarakat
yang masih belum fasih atau belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan
3
benar, tapi tidak berpartisipasi dalam pengajian rutin yang dilaksanakan di
Masjid Al-Manar Ongko, dengan adanya pengajian rutin ini diharapkan
masyarakat mengikuti kegiatan pengajian rutin agar mampu meningkatkan
kesadaran beragama masyarakat, terutama kesadaran akan pentingnya
mengikuti sebuah pengajian, dan diharapkan pula mampu menambah wawasan
keagaamaan masyarakat serta mampu meningkatkan kualitas masyarakat
dalam membaca dan menulis Al-Qur’an.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui lebih mendalam
tentang bagaimana respon masyarakat terhadap pengajian rutin yang
diadakan di Masjid Al-Manar, serta apa saja motivasi masyarakat untuk
mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab.
Enrekang.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka mendorong peneliti untuk
mengkaji serta meneliti lebih mendalam tentang “Respon Masyarakat
Terhadap Pengajian Rutin di Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab.
Enrekang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana respon masyarakat terhadap pengajian rutin yang
diadakan di Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang.
4
2. Apa motivasi masyarakat untuk mengikuti pengajian rutin di
Masjid Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten
Enrekang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pengajian rutin yang
diadakan di Masjid Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten
Enrekang.
2. Untuk mengetahui apa motivasi masyarakat untuk mengikuti
pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa
Kabupaten Enrekang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui bagaimana respon masyarakat terkait diadakanya
pengajian rutin.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pedoman bagi
peneliti selanjutnya.
c. Untuk menambah referensi terhadap kajian sosiologi, terkait dengan
respon masyarakat terhadap pengajian rutin.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat mengenai pentingnya
mengikuti pengajian rutin.
5
E. Definisi Operasional
Agar tidak mengaburkan masalah yang akan dibahas, maka perlu
ditegaskan istilah-istilah dalam pembahasan ini yaitu: “Respon Masyarakat
Terhadap Pengajian Rutin di Masjid Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa
Kabupaten Enrekang”, adapun masing-masing kata memiliki arti yaitu:
1. Respon adalah setiap perilaku yang biasanya merupakan balasan
atau tanggapan (respon) terhadap suatu stimulus atau
rangsangan (Sarlito 1995).Menurut Gulo (1996) respon adalah
suatu reaksi atau respon yang bergantung pada stimulus atau
hasil stimulus.Individu berpartisipasi sebagai penghalang antara
respon dan stimulus sehingga yang menentukan bentuk respon
stimulus individu adalah stimulus dan faktor individu itu sendiri
(Azwar 1988).Respon seseorang bisa baik atau buruk, positif
atau negatif (Azwar 1988).
2. Masyarakat secara umum yang dimaksud dengan masyarakat
adalah individu yang hidup bersama yang bekerja untuk
mencapai kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan
kehidupan, adat istiadat dan peraturan-peraturan yang dianut di
lingkungannya. Adapun pengertian masyarakat menurut para
ahli:
a. Menurut Selo Soemardjan (1974), masyarakat adalah
sekelompok orang yang hidup bersama, dan menciptakan
budaya.
6
b. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur
yang mengalami ketegangan organisasi atau
perkembangan sebagai akibat dari konflik antar
kelompok yang terbagi dalam ekonomi.
c. Menurut Emile Durkheim, masyarakat adalah realitas
objektif para anggotanya.
3. Pengajian berasal dari kata kaji yang artinya mengajar (terutama
dalam hal agama).Pengajian adalah pelaksanaan atau kegiatan
pengkajian agama Islam yang berlangsung dalam kehidupan
masyarakat yang dibimbing oleh seorang guru (da'i) kepada banyak
orang.Apapun definisi pengajian menurut para ahli:
a. Menurut Muhzakir, pengajian merupakan istilah yang
umum digunakan dalam menggambarkan berbagai kegiatan
belajar dan mengajar agama
b. Menurut Sudjoko Prasodjo, ia mengatakan mengaji
merupakan kegiatan edukasi masyarakat umum, pengajian
juga merupakan ajaran agama bagi siswa yang diajarkan
oleh ustadz.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajian merupakan tempat
belajar ilmu agama Islam yang disampaikan oleh guru atau ustad kepada mad’u.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Konsep respon
Asal kata respon berasal dari response yang artinya tanggapan atau
jawaban (reaksi). Dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti, reaksi,
tanggapan dan jawaban. Sebuah kamus besar ilmiah menyatakan bahwa
respon adalah reaksi psikologis-metabolik terhadap datangnya rangsangan
otomatis seperti refleksi dan reaksi emosional langsung yang dikendalikan
oleh alam.Sedangkan menurut Ahmad Subandi, respon terhadap istilah
komentar memiliki peran atau pengaruh yang besar dalam menentukan
baik atau tidaknya suatu komunikasi.
Respon pemahaman yang lebih luas juga dapat diartikan ketika
seseorang memberikan reaksi dengan memikirkan pikiran dan perilaku.
Pikiran yang ada pada diri seseorang akan memberi warna pada tingkah
lakunya. Pikiran yang ada pada diri seseorang.Umumnya respon atau
tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat dari suatu
pengalaman.Dalam hal ini, makna respon adalah mempertimbangkan
subjek tindakan yang diperoleh dengan meringkas informasi dan
menafsirkan pesannya.Segala sesuatu yang kita alami selalu meninggalkan
jejak atau kesan di benak kita.Kesan atau jejak itu mungkin muncul
kembali dan bertindak sebagai tanggapan.atau bisa juga disebut respon.
7
8
Umumnya respon atau tanggapan merupakan gambaran atau kesan
dari apa yang telah kita amati dan identifikasi. Selama respons ini berada di
bawah kesadaran, mereka disebut respon tersembunyi, sedangkan respon
yang ada dalam kesadaran disebut respon aktual.Tanggapan seseorang bisa
dalam bentuk baik atau buruk.positif atau negatif Azwar (1998) Jika
responnya positif, orang yang bersangkutan menyukai atau mendekati
objek sedangkan respon negatif cenderung menjadi masalah.
Proses pengembangan stimulus-respon atau yang biasa dikenal
dengan SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response awalnya
berasal dari bidang keilmuan psikologi yang muncul pada tahun 1930-an
yang kemudian ditetapkan sebagai teori komunikasi. Sebab materi
psikologi dan komunikasi adalah sama seperti halnya manusia yang
meliputi unsur sikap berpendapat, perilaku kognitif, kasih sayang dan
koneksi. Dalam stimulus, respon yang muncul merupakan reaksi khusus
terhadap stimulus tertentu sehingga seseorang dapat memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi difus yang muncul sesuai dengan apa
yang diharapkan pembicara.
Sebagian besar masyarakat, SOR beranggapan bahwa informasi
pesan yang disiapkan oleh media dan disebarluaskan secara sistematis
sejauh pesan tersebut dapat diterima oleh banyak orang, tidak diperlihatkan
kepada masyarakat. Kemudian banyak orang akan menanggapi informasi
itu.
9
Dalam bukunya yang berjudul "Sikap manusia, perubahan, serta
pengukurannya" Mar'at mengutip dari Hovland dan Kelley yang
mengatakan bahwa ketika menelaah sikap baru terhadap tiga variabel
penting yaitu perhatian pada pemahaman dan penerimaan, faktor-faktor
pembentukan tanggapan terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada pada setiap manusia
terdiri dari dua unsur yaitu spiritual dan jasmani. Kemudian
orang yang merespon rangsangan tersebut masih dipengaruhi
oleh keberadaan kedua elemen tersebut. Jika diganggu,
seseorang akan menghasilkan hasil respon dengan intensitas
yang berbeda-beda pada individu. yang merespon atau akan
merespon secara berbeda terhadap unsur-unsur fisik atau
psikologis lainnya, termasuk adanya perasaan, pikiran, fantasi,
pikiran, wawasan, mental, pikiran, motivasi, dan lain-lain.
b. Faktor eksternal, merupakan faktor yang ada di lingkungan.
Faktor adalah intensitas dan ragam jenis perilaku atau dikatakan
rangsangan. Menurut Bimo Walgito, dalam bukunya "Pengantar
psikologi umum" menegaskan bahwa faktor fisik yang berkaitan
dengan objek yang menyebabkan rangsangan, dan rangsangan
mengabaikan alat indera. Stimulus dan stimulus mengabaikan
alat indera.
10
2. Konsep Masyarakat
Menurut Abdulsyani (1987), dalam bukunya yang berjudul
"Sosiologi kelompok dan masalah sosial" dijelaskan bahwa kata masyarakat
berasal dari kata musyarak (bahasa arab) yang artinya kebersamaan,
kemudian menjadi masyarakat yang berarti berkumpul untuk hidup bersama
dengan saling mempengaruhi dan kemudian mencapai kesepakatan. sebagai
komunitas (Indonesia), (dikutip dalam Abdulsyani 2007). Oleh (Halim
1985: 13) masyarakat merupakan sekelompok orang yang tinggal di daerah
tertentu atau daerah tertentu dan juga mempunyai hukum tertentu.
Auguste Comte (dikutip dalam Abdulsyani 2007) menyatakan
bahwa masyarakat adalah sekelompok makhluk hidup dengan realitas baru
yang tumbuh sesuai dengan hukumnya sendiri dan berkembang menurut
polanya sendiri. Masyarakat dapat membantu manusia memiliki kepribadian
yang unik, sehingga tidak ada sekelompok , manusia tidak dapat melakukan
banyak hal selama hidupnya.
Seorjono Seokanto dan Soleman B. Taneko.Mengutip dari Selo
Seomardjan, menulis bahwa masyarakat diartikan sebagai sekumpulan
orang yang telah lama hidup bersama menghasilkan budaya (dikutip dalam
Taneko 1994). Menurut Seorjono Seokanto (dikutip dalam Abdulsyani
1987) menegaskan bahwa sebagai suatu kehidupan bermasyarakat atau
wujud kehidupan dengan manusia, masyarakat mempunyai ciri-ciri utama,
yaitu:
11
a. Orang-orang yang tinggal bersama. Dalam ilmu sosial tidak
ada ukuran mutlak atau angka pasti untuk menentukan
berapa banyak orang yang harus memiliki. Tetapi secara
teoritis jumlah minimum adalah dua orang yang tinggal
bersama.
b. Bercampur dalam waktu lama. Sekumpulan orang tidak
sama dengan kumpulan benda mati. Oleh karena itu dalam
pertemuan orang akan muncul orang-orang baru. Orang-
orang ini juga dapat berkomunikasi dan memahami bahwa
mereka juga memiliki keinginan untuk menyampaikan
kesan atau perasaan mereka. Sebagai akibat dari hidup
bersama, muncul sistem komunikasi dan peraturan yang
mengatur antar orang-orang atau manusia dalam suatu
kelompok.
c. Mereka menyadari bahwa mereka adalah satu kesatuan.
d. Mereka adalah sistem hidup bersama. Sistem hidup bersama
menghasilkan budaya, sehingga setiap anggota tim merasa
memiliki keterkaitan satu sama lain.
Menurut W.J.S Poerwadarminta (1986) mengartikan masyarakat
sebagai pergaulan hidup manusia atau sekumpulan orang yang hidup
bersama di suatu tempat yang mempunyai hubungan tertentu dengan suatu
aturan tertentu (dikutip dalam Abdulsyani 2006). J.L Gillian dan J.P
Gillian menyatakan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang
12
terpencar-pencar dan memiliki tradisi serta sikap dan perasaan yang sama.
Komunitas ini termasuk kelompok yang lebih kecil (dikutip dalam
Abdulsyani 2007). Dalam buku sosiologi karya Abu Ahmad disebutkan
bahwa masyarakat harus memiliki kondisi sebagai berikut:
a. Harus ada kumpulan orang atau manusia, dan harus banyak, dan
bukan kumpulan binatang.
b. Sudah lama menetap di daerah tertentu..
c. Ada aturan atau undang-undang yang mengaturnya untuk
kepentingan dan tujuan bersama (dikutip dalam Abdulsyani 2007)
3. Konsep Pengajian
Dalam pengertian secara bahasa, kata pengajian berasal dari kata
"kaji" yang artinya pelajaran (terutama dalam pengertian agama), yang
selanjutnya diartikan sebagai: (1) belajar mengajar (2) membaca Al-Qur'an.
Kata pengajian dibuat dengan awalan "pe" dan akhiran "an" yang
memiliki dua arti: pertama dalam kata berarti ajaran, kemudian ajaran ilmu
Islam dan kedua pada nama satu mengacu pada suatu tempat, yaitu tempat
untuk menjalankan ajaran Islam dalam penggunaannya. Kata majelis
taklim banyak digunakan dalam masyarakat saat ini.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut:
المجالس فافسحوا يفسح تفسحوا في إذا قيل لكم آمنوا الذين أيها يا
الذين لكم وإذا قيل انشزوا فانشزوا يرفع الل آمنوا منكم والذين الل
بما تعملون خبير. أوتوا العلم درجات والل
13
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”(QS. Almujadalah, 58 : 11).
Isi kandungan Surat Al-Mujadalah Ayat 111:
a. Al Mujadalah ayat 11 menjelaskan tata cara masuk atau
menghadiri sebuah (termasuk majelis dzikir dan majelis
ilmu) diharapkan memberikan ruang bagi orang lain untuk
bisa mengikuti majelis.
b. Di antara tata cara menghadiri majelis rasulullah adalah
ketaatan, termasuk ketika diperintahkan untuk berdiri atau
berpindah kursi atau tempat duduk.
c. Mereka yang mengikuti suatu majelis, niscaya Allah akan
memberikan kelapangan bagi mereka.
d. Allah akan mengangkat martabat orang-orang yang beriman
dan berilmu, baik di dunia maupun di akhirat
e. Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan para hamba
dan motivasinya.
f. Allah akan memberi balasan bagi setiap tindakan seseorang
berdasarkan motivasi dan hakikat perbuatanya.
g. Ayat ini memberikan motivasi bagi orang-orang yang
beriman untuk mencari ilmu.
14
Saat ini, pengajian dapat diartikan sebagai Majelis Taklim. Oleh
karena itu, dalam rapat Dewan Taklim di DKI Jakarta tahun 1980, ia
mendefinisikan Majelis Taklim (pengajian) dalam kata-kata: "Majelis
Taklim (pengajian) adalah lembaga Islam yang tidak formal serta memiliki
kurikulum khusus. dilaksanakan secara teratur dan berkala, dan dihadiri oleh
relative banyak jamaah dan bertujuan untuk memajukan dan
mengembangkan hubungan antar manusia yang santun dan harmonis antara
manusia dan lingkungannya dalam rangka memajukan komunitas yang
beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT. Adapun dua fungsi utama
pengajian yaitu:
a. Fungsi kemasyarakatan, berarti pengajian merupakan salah satu
pranata di lembaga sosial dalam masyarakat yang turut serta
menjaga keseimbangan dan kerukunan sosial seperti menerima
zakat, infaq, dan shadaqah yang akan dibawa untuk
kepentingan yatim piatu yang dhuafa.
b. Fungsi sebagai Pendidikan adalah diberdayakan sebagai
pendidikan bukanlah pendidikan formal dimana pendidikan
menyelenggarakan pendidikan yang lebih natural bagi warga
sekitar.
15
Adapun fungsi dan tujuan pengajian menurut M. Habib Chirzin
adalah:
a. memberi bimbingan atau petunjuk dan meletakkan dasar iman
dalam segala hal dan segala hal yang Ilahi.
b. Memberikan semangat dan nilai ibadah serta segala aktivitas
kehidupan manusia dan alam semesta.
c. Memberikan motivasi dan inspirasi agar seluruh potensi jemaah
dapat dikembangkan dan digunakan secara optimal dan optimal
dengan kegiatan personal coaching untuk kerja produktif demi
kebaikan bersama.
d. Gabungkan semua aktifitas atau aktivitas menjadi satu kesatuan
yang kokoh dan harmonis.
Rasulullah SAW bersabda:
طريقايطلبفيهعلما،سلكاللهبهطريقامنطرقالجنة منسلك
“Barang siapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalanya untuk menuju syurga” (HR.At Tirmidzi no. 2682, Abu
Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Sahih Abu Daud).
Peran pengajian secara strategis menjadi wujud dakwah dan tabligh
dengan corak islami, yang memegang peran kunci dalam membimbing dan
meningkatkan kualitas hidup umat Islam untuk mengapresiasi pemahaman dan
amalan dari ajaran agama mereka.
Maka peran secara fungsional adalah memperkuat landasan kehidupan
manusia di Indonesia khususnya di ranah spiritual Islam untuk meningkatkan
kualitas hidup yang tidak terpisahkan dari dunia eksternal dan internal, serta
16
ukhrawiah dalam hubungannya dengan tuntunan ajaran Islam, keimanan serta
ketaqwaan yang mendasari kehidupan duniawi di semua bidang dan kegiatan
B. Kajian Teori
1. Teori Agama Durkheim: Sakral dan Profan
Studi ini dilakukan Durkheim untuk menjelaskan fenomena
keagamaan dan keyakinan yang berkembang ditengah-tengah
masyarakat.Dalam teori sosialnya ini, Durkheim menjelaskan salah satu
aspek agama, yaitu kesakralan. Menurut Durkheim, kesakralan itu lahir
bukan dari benda, ritual, atau ajaran yang memang sacral, tetapi dari
masyarakat sendiri yang memutuskan untuk mensucikan sesuatu dan
menganggap profan hal lain.
Durkheim melanjutkan bahwa distingsi antara sakral dan profan
memang menjadi syarat mutlak berdirinya Agama.Akan tetapi, hal itu belum
cukup sebagai syarat kemungkinan.Durkheim mengajukan tiga syarat lain
bagi berdirinya agama yaitu, kepercayaan, ritual, serta tempat ibadah.
Kepercayaan atau keyakinan menurut Durkheim adalah representasi
yang mengekspresikan hakikat hal-hal sakral dan hubungan yang mereka
miliki, baik dengan sesama hal yang sakral atau dengan sesuatu yang
profan.Apapun ritual merupakan aturan tingkah laku yang mengatur
bagaimana seorang manusia bersikap terhadap hal-hal yang bersifat sakral
tersebut.Agama juga membutuhkan tempat ibadah atau komunitas moral
yang melingkupi anggotanya.
17
2. Interaksionisme dan Tindakan Bersama
Menurut Blumer, esensi masyarakat harus ditentukan pada diri
aktor dan tindakanya, ia mengatakan bahwa masyarakat terdiri atas orang-
orang yang bertindak.Selain daripada itu, kehidupan masyarakat terdiri dari
atas tindakan mereka.Masyarakat adalah tindakan dan kehidupan kelompok
adalah aktivitas kompleks yang berkelanjutan. Blumer mengatakan bahwa
partisipan menciptakan indikasi satu sama lain, bukan sekedar bagi dirinya
sendiri. Menurut paradigma Mead konsep tersebut disebut “Tindakan
Sosial”.Adapun Blumer menyebutnya sebagai “Tindakan Bersama”.
Interaksi sosial atau objek dari proses hubungan dan interpretasi
memiliki karakter khusus. Pada tataran ini Blumer, mendefinisikan objek
pada tiga pokok dasar pemikiran, yakni manusia bertindak (human act),
pada sesuatu (thing), serta atas dasar makna yang dimiliki (meaning).
Menurut Blumer makna dari sebuah tindakan bersama merupakan
hasil dari proses interaksi dan kesepakatan bersama di dalam suatu
masyarakat atau kelompok. Artinya, pandangan individu dengan orang lain
dalam suatu persoalan, kasus, benda, dan sebagainya tidak harus sama. Hal
ini sangat ditentukan oleh apa yang disebut “kesepakatan simbolis”.
3. Perubahan Sosial
a. Agama dalam perubahan sosial
Agama adalah satu unsur universal dalam kehidupan
manusia.Hampir setiap umat manusia dibumi mengenal keberadaan
agama. Munculnya Agama tidak terlepas dari adanya kesadaran manusia
18
akanadanya suatu kekuasaan di luar kekuasaannya sendiri. Keberadaan
zat adikodrati yang berada di luar diri manusia sudah diyakini sejak
manusia tinggal di bumi.
Comte misalnya, telah merumuskan sebuah teori bahwa tahap
awal perkembangan manusia adalah tahap teologis.Pada tahap ini
manusia sudah merasakan keberadaan sesuatu (benda) yang memiliki
kekuatan melebihi kekuatan dirinya.Bentuk "benda" tersebut belum
disebutkan, mereka diwakili oleh dewa atau makhluk tak terlihat
lainnya.Yang supernatural tidak tergantikan, sulit diterima dalam pikiran
biasa.
Ini terkait erat dengan kepercayaan manusia pada kekuatan
supernatural.Kepercayaan ini terwujud dalam berbagai bentuk dan
aktivitas serta berbagai simbol.Agama dapat mempengaruhi pemikiran
manusia dan dapat mengontrol perilaku manusia dan agama juga dapat
mengubah kehidupan manusia.
b. Agama sebagai agen perubahan sosial
Secara politis, Marx (dalam Haralambos and Holborn, 2004
menjelaskan bahwa agama memiliki fungsi untuk memelihara status quo
atas status kelas sosial yang berkuasa diatas kelas lain dalam masyarakat
secara keseluruhan. Tesis Marx ini ditandai pada fenomena yang
berkembang pada masa tumbuh kembangnya ideologi
kapitalisme.Kelompok borjuis, menurut Marx ternyata menggunakan
doktrin agama untuk mempertahankan posisinya agar terus menguasai
19
dan mengeksploitasi kelas proletar.
Agama kemudian disebut Marx sebagai “candu”, candu inilah
yang kemudian menyebabkan kelas proletar terus “menikmati”
eksploitasi dari kelas borjuis, mereka seolah ikhlas menerima
penindasan tersebut. Kelas proletar karena doktrin agama yang
didengungkan kelas borjuis, merasa bahwa perlakuan kelas borjuis
terhadap dirinya bukanlah sebuah eksploitasi, melainkan mereka
menjalankan pekerjaan sebagai sebuah kewajiban agama.
Meskipun pada bagian sebelumnya Marx dalam posisi pesimis,
namun kemudian dijelaskan bahwa agama juga dapat mendukung
perubahan sosial. Baginya, perubahan dalam infrastruktur yaitu
ekonomi, akan diikuti dengan perubahan suprastruktur. Dalam hal ini
Agama merupakan bagian dari struktur masyarakat yang mengalami
sebuah perubahan (Haralambos dan Horlborn 2004).
Fungsi positif agama dalam perubahan sosial ini dapat terlihat
dari banyaknya gerakan-gerakan sosial yang dimotori kelompok-
kelompok atau organisasi berbasis agama. Perjuangan bangsa Indonesia
memperjuangkan kemerdekaan, banyak dipelopori organisasi
keagamaan, misalnya melalui organisasi Muhammadiyah, serta peran
kaum alim.
Gerakan sosial berbasis agama di Indonesia, seperti demonstrasi
antikorupsi, aksi massa yang mendukung undang-undang antipornorafi
dan pornoaksi, aksi-aksi massa untuk memerangi pelacuran, banyak
20
dimotori organisasi berbasis agama. Ini menunjukkan bahwa agama
memainkan peran penting dalam perubahan sosial.
C. Kerangka Pikir
Masjid Al-Manar Ongko adalah salah satu Masjid yang berada di
Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, layaknya Masjid pada umumnya,
Masjid Al-Manar merupakan tempat untuk melaksanakan rutinitas keagamaan,
dan adapun salah satu rutinitas keagamaan yang sering dilaksanakan adalah
pengajian rutin yang dilaksanakan setiap minggunya.
Pengajian yang dilakukan secara aktif oleh masyarakat di Masjid Al-
Manar yang sudah berlangsung cukup lama dan sampai sekarang masih
dilakukan, di desa ongko masih banyak masyarakat yang masih belum fasih
atau belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tapi tidak
berpartisipasi dalam pengajian rutin yang dilaksanakan di Masjid Al-Manar
Ongko.
Di dalam pengajian terdapat banyak manfaat yang begitu positif,
karena banyaknya manfaat positif yang dapat diambil dalam melaksanakan
pengajian masyarakat di desa ongko berinisiatif untuk membentuk sebuah
kelompok pengajian yang diadakan di Masjid Al-manar.Pengajian rutin di
Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang diharapkan mampu
menambah wawasan keagamaan masyarakat setempat, juga diharapkan
mampu meningkatkan kualitas masyarakat dalam membaca dan menulis Al-
Qur’an.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
21
penelitian kualitatif, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi
kasus, Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengetahui bagaimana
gambaran tentang Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Rutin, serta
motivasi masyarakat untuk mengikuti pengajian secara rutin di Masjid Al-
Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang sehingga dapat
meningkatkan kesadaran beragama masyarakat, terutama kesadaran akan
pentingnya mengikuti sebuah pengajian, dan diharapkan pula mampu
menambah wawasan keagamaan masyarakat serta mampu meningkatkan
kualitas masyarakat dalam membaca dan menulis Al-Qur’an.
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
MASJID AL-MANAR ONGKO
KECAMATAN MAIWA
KABUPATEN ENREKANG
RESPON MASYARAKAT TERHADAP
PENGAJIAN RUTIN DI MASJID
AL-MANAR ONGKO
KEC. MAIWA
KAB.ENREKANG
MOTIVASI MASYARAKAT MENGIKUTI
PENGAJIAN RUTIN
HASIL DAN TEMUAN
22
D. Penelitian Relevan
1. Hamdanah (2017) yang berjudul: Motivasi Ibu-ibu Mengikuti
Pengajian di Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota
Palangka Raya. Hasil penelitian ini meliputi: Motivasi ibu-ibu
mengikuti pengajian di BKMT kota Palangka Raya dikarenakan:
a. Menuntut ilmu agama dan memperdalam ilmu agama.
b. Menganggap ikut pengajian adalah merupakan ibadah.
c. Membuat batin atau jiwa menjadi tenang.
d. Menjalin silaturahmi antara sesama anggota pengajian.
e. Adanya uang arisan sebagai pengikat anggota.
Persamaan penelitian relevan dengan skripsi ini adalah sama-
sama membahas tentang motivasi mengikuti kegiatan pengajian rutin,
dan juga sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
Adapun perbedaan penelitian dengan hasil skripsi ini yang
pertama adalah fokus penelitian, jika di dalam penelitian relevan ini
fokus penelitianya adalah motivasi sedangkan fokus penelitian skripsi ini
adalah respon, yang kedua adalah pendekatan penelitian, dalam
penelitian relevan ini menggunakan pendekatan fenomenologi sedangkan
dalam skripsi ini menggunakan pendekatan studi kasus.
2. Irma Agustina (2015) yang berjudul: Kegiatan Pengajian Rutin pada
Majelis Ta’lim Miftahul Huda dan Pengaruhnya terhadap Akhlak
Beragama Remaja Usia 13-19 Tahun di Desa Bojong Kulon
23
Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini
meliputi: proses kegiatan pengajian rutin pada majelis ta’lim Miftahul
Huda di Desa Bojong Kulon dalam kategori sangat baik dengan skor
83,93% karena berada pada rentangan persentase 81%-100% yang
berarti mempunyai hubungan yang positif. Sementara Akhlak beragama
remaja usia 13-19 tahun di Desa Bojong Kulon dalam kategori baik
dengan skor 79,89% karena berada pada prosentase 60%-80% yang
berarti mempunyai hubungan positif.
Persamaan penelitian relevan dengan skripsi ini adalah sama-
sama membahas tentang kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan
pengajian rutin.
Sedangkan perbedaanya sangat banyak yang pertama adalah
fokus penelitian pada penelitian relevan ini adalah kegiatan yang
dilakukan dalam kegiatan pengajian rutin, sedangkan fokus penelitian
dalam skripsi ini adalah respon masyarakat terhadap pengajian rutin,
yang kedua adalah berbeda dalam metode penelitian, dalam penelitian
relevan ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, sedangkan
dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
3. Armiah Najla (2017) yang berjudul: Peran Pengajian Terhadap
Perkembangan Konsep Keberagaman Pada Diri Di Kota
Banjarmasin. Hasil penelitian ini meliputi: Pengajian Agama telah
berperan dalam memberikan acuan awal pembentukan konsep
keberagamaan remaja. Pada perkembangan konsep diri lanjutan, para
24
remaja ini akhirnya memiliki kemantapan berpikir, bersikap dan
bertindak lewat pelaksanaan ibadah-ibadah wajib maupun sunnah yang
ia jalankan atas dasar kesadaran beragamanya sendiri, bahkan ia
sukarela melakukannya secara rutin.
Persamaan penelitian relevan dengan skripsi ini adalah sama-
sama membahas tentang pengajian, sedangkan perbedaanya adalah
dalam penelitian relevan ini fokus penelitianya adal peran pengajian
terhadap perkembangan konsep keberagamaan, sedangkan fokus
penelitian skripsi ini adalah respon masyarakat terhadap pengajian rutin.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian perlu diketahui dan dipelajari metode
penelitian.Metode penelitian dapat juga dikatakan sebagai strategi dalam
pemecahan masalah karena pada tahapan ini dapat memberikan gambaran
bagaimana suatu masalah dalam penelitian dapat dipecahkan dan ditemukan
jawabanya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah proses penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif, meliputi rangkaian kegiatan yang sistematik untuk
mendapatkan jawaban dari bagaimana respon masyarakat terhadap pengajian
rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar, serta apa saja motivasi masyarakat
untuk mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar, dan apa saja kendala
yang dialami masyarakat sehingga tidak mengikuti pengajian rutin di Masjid
Al-Manar Ongko Kec.Maiwa Kab. Enrekang.
Jika dlihat dari jenis dan objek yang diteliti, maka penelitian ini
dikategorikan sebagai penelitian studi kasus dengan maksud memberikan
gambaran tentang Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Rutin di Masjid
Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.
25
26
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan
penelitian dan memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan kenyataan
yang dilihat dan diamati selama penelitian. Penelitian ini dilakukan di
Masjid Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang,
penelitian lokasi ini didasarkan dengan pertimbangan yakni adanya
pengajian rutin yang dilakukan oleh masyarakat di tempat ini, sehingga
peneliti ingin melihat bagaimana respon masyarakat terhadap pengajian
tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan di tahun
2020 di Masjid Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.
C. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi
dari hasil penelitianya.Oleh karena itu, kajian yang telah direfleksikan dalam
fokus kajian ditentukan dengan sengaja. Topik dalam penelitian ini adalah
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan peneliti
selama proses penelitian. Informan penelitian ini mencakup banyak jenis
seperti: informan kunci atau inti, yang mereka ketahui dan miliki sebagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Usman (2009: 82) dalam
penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi, melainkan pengambilan
sampel yang merupakan pilihan sendiri peneliti dengan mengambil sampel
27
secara purposive sampling yang diselenggarakan dengan tujuan pengambilan
sampel penelitian dijadikan sebagai responden yang relevan untuk
mendapatkan data.Purposive sampling adalah retret informan dengan
memilih topik berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan kunci,
informan.khusus dan informan tambahan. Informan kunci dalam penelitian
ini adalah pengurus masjid Al-manar, dan informan khusus dalam penelitian
ini adalah peserta pengajian, sedangkan informan tambahan adalah
masyarakat sekitar.
D. Fokus Penelitian
Moleong (2007: 94) berpendapat bahwa penetapan fokus penelitian
atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya akan
dipastikan sewaktu peneliti sudah berada di area atau lapangan penelitian.
Dengan kata lain, walaupun rumusan masalah sudah cukup baik dan telah
dirumuskan berdasarkan pengambilan keputusan dan dengan dukungan
pengalaman khusus, situasi di lapangan mungkin tidak memungkinkan
peneliti untuk meneliti masalah itu. Dengan demikian kepastian tentang fokus
dan masalah itu menentukan adalah keadaan yang ada di area atau lapangan.
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif erat kaitannya dengan
rumusan masalah apabila rumusan masalah penelitian digunakan sebagai
acuan untuk menentukan fokus penelitian.Dalam hal ini, fokus penelitian
dapat berkembang atau berubah seiring berkembangnya permasalahan di
bidang penelitian.sesuai dengan perkembangan masalah penelitian
28
dilapangan. Hal ini sejalan dengan sifat fleksibel dari pendekatan kualitatif
yang mengikuti pola pikir induktif empiris dimana segala sesuatu dalam
penelitian ini ditentukan dari hasil akhir pengumpulan data yang
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini menjadi yang fokus penelitian adalah respon
masyarakat terhadap pengajian rutin yang diadakan di masjid Al-Manar
Ongko Kec Maiwa Kab Enrekang.
E. Instrumen Penelitian
Afrizal (2014: 134) instrumen penelitian adalah alat-alat yang
diperlukan dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif, alat atau instrumen utama mengumpulkan data adalah manusia
yaitu peneliti itu sendiri atau orang lain untuk mengumpulkan data, disebut
wawancara. Dalam hal ini, pewawancara sendiri mengumpulkan data secara
langsung dengan meminta untuk disimak dan diambil.
Pada penelitian ini, peneliti sendiri yang harus bertindak sebagai
instrumen (human instrument).Hal ini didasari oleh adanya potensi manusia
yang memiliki sifat dinamis dan kemampuan untuk mengamati, menilai,
memutuskan, dan menyimpulkan secara obyektif.
Untuk memperoleh hasil untuk penilaian yang cermat dan valid serta
memudahkan penelitian maka perlu menggunakan alat bantu berupa pedoman
wawancara (daftar pertanyaan), pensil dan pulpen sebagai alat pengumpulan
data serta alat pemotret.
29
F. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
primer, data primer adalah data yang didapatkan dari hasil observasi atau
wawancara sedangkan data sekunder adalah data yang ditetapkan dari hasil
telaah buku referensi atau dokumentasi. Sumber data terdiri dari sumber
informan kunci dan informan khusus dan informan tambahan.
Untuk memperoleh data, penulis memperoleh dari pengamatan,
wawancara, dokumen-dokumen dan bacaan yang terkait dengan penelitian
ini. Sedangkan sumber data dalam penelitian ada dua, Data yang akan
dipergunakan dalam penulisan penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan
yang meliputi wawancara terhadap narasumber. Cara
pengumpulan data primer adalah dengan mengamati
dokumentasi dan hasil wawancara oleh informan yang telah
ditetapkan oleh penulis.
b. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi
data primer yang diperoleh dari dokumentasi atau studi
kepustakaan yang terkait dalam permasalahan yang diteliti.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam
sebuah penelitian, sebab tanpa data dari masalah yang diteliti, seorang
peneliti tidak akan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang masalah
30
yang diteliti tersebut. Adapun teknik yang digunakan dalam melakukan
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah Pengamatan secara langsung oleh objek
penelitian.Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka peneliti
mencoba untuk turun langsung kelapangan untuk
mengidentifikasi situasi dan kondisi objek penelitian agar dapat
mengetahui dan mendapatkan data terkait Respon masyarakat
terhadap pengajian rutin.Peneliti melakukan observasi di Masjid
Al-Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.
b. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan untuk memperoleh
informasi yaitu dengan melakukan wawancara mendalam yang
akan dilakukan kepada masyarakat-masyarakat yang ikut serta
dalam pengajian rutin untuk mengetahui bagaimana respon
masyarakat terkait dengan pengajian rutin yang dilaksanakan,
serta apa faktor pendorong masyarakat untuk ikut serta dalam
pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko
Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi akan dijadikan data tambahan dalam
penelitian ini untuk memperkuat data yang diperoleh dari
observasi dan wawancara. Peneliti akan menganalisis dokumen
31
berupa foto kegiatan wawancara dan foto masjid.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengolah data dimana
data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk
menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam penyusunan hasil penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif.Dalam model ini terdapat tiga komponen pokok.
Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono: 2012) ketiga komponen
tersebut yaitu:
a. Reduksi data
Reduksi data adalah bagian pertama dari analisis data yang
menekankan pada pemendekan, memfokuskan pada hal-hal yang
tidak penting, dan mengatur data sesuai dengan cara peneliti
menyelesaikannya.
b. Sajian data
Sajian data adalah konferensi informasi yang memungkinkan
kesimpulan ringkas yang berarti cerita yang sistematis dan logis
untuk lebih memahami makna peristiwa.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam awal pengumpulan data, peneliti
sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui
dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat dan berbagai
proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung
32
jawabkan.
I. Teknik Keabsahan Data
Darmadi (2013: 293-294) ada beberapa cara menentukan keabsahan
data yaitu sebagai berikut:
1. Kredibilitas (derajat kepercayaan)
Teknik tes yang digunakan untuk meningkatkan
kepercayaan data adalah dengan memperluas keterlibatan bidang
penelitian dan ketekunan kemungkinan observasi dalam
penelitian. Triangulasi adalah salah satu cara untuk memperoleh
tingkat kepercayaan hasil penelitian. Triangulasi, yaitu memeriksa
data dari berbagai sumber dengan cara yang berbeda dan pada
waktu yang berbeda. Oleh karena itu, ada tiga jenis triangulasi,
yaitu:
a. Triangulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Dalam hal ini, untuk menguji
kredibilitas data tentang pariwisata dan kesenjangan
sosial maka pengumpulan data pengujian data yang telah
diperoleh dilakukan ke instansi yang bersangkutan dan
masyarakat yang menjadi objek.
b. Triangulasi teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda.
33
c. Triangulasi waktu, yaitu waktu juga sering
mempengaruhi kredibilitas data. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara pada pagi hari pada saat
wawancara masih fresh tidak menjadi masalah dan dapat
memberikan data yang valid sehingga reliabel.
2. Transferability (keteralihan)
Konsep ini menyatakan bahwa generalisasi perjumpaan
dapat diterapkan atau diterapkan dalam semua konteks pada
populasi yang sama berdasarkan temuan yang diperoleh dari
sampel perwakilan populasi tersebut.
3. Dependability (ketergantungan)
Untuk menentukan ketergantungan data peneliti
menggunakan teknik audit ketergantungan dengan mengecek
sejauh mana data digunakan dalam analisis.
4. Confirmability (kepastian)
Untuk mengetahui keakuratan data, peneliti menggunakan
teknik audit presisi dengan menelusuri jejak penelitian mulai dari
catatan wawancara dokumen hingga analisis data.
34
BAB IV
GAMBARAN DAN LOKASI UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian
Sejak abad ke empat belas, Enrekang disebut Massenrempulu yang
artinya menyisihkan gunung atau menyusuri gunung, sedangkan nama
Enrekang dari Endeng yang artinya Mendaki Dari atau Mendaki dan
karenanya muncul istilah Endekan. Nama "Enrekang" merupakan versi Bugis
sehingga Kabupaten Enrekang merupakan daerah pegunungan yang dekat
dengan kepastian karena jelas Kabupaten Enrekang terdiri dari pegunungan
dan perbukitan yang terus menerus memakan sekitar 85% dari luas wilayah
sekitar 178601 km2.
Pada mulanya Kabupaten Enrekang merupakan kerajaan besar yang
disebut Kerajaan Malepong Bulan, kemudian Manurung (terdiri dari kerajaan-
kerajaan yang lebih kecil) dengan pembagian yang menggabungkan 7 wilayah
/ kerajaan yang lebih dikenal dengan pembagian "Pitue Massenrempulu",
iaitu:
1. Pemerintahan Endekan dipimpin oleh Arung / Puang Endekan
2. Kerajaan Kassa dipimpin oleh Arung Kassa
3. Kerajaan Batulappa diperintah oleh Batulappa Arung
4. Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri) yang merupakan gabungan
dari Buntu Batu Malua Alla 'Buntu Batu yang dipimpin oleh
Arung / Puang Buntu Batu Malua oleh Arung / Puang Malua
Alla' oleh Arung Alla '
34
35
5. Kerajaan Maiwa dipimpin oleh Arung Maiwa
6. Kerajaan Letta dipimpin oleh Arung Letta
7. Kerajaan Baringin (Baringeng) dipimpin oleh Arung Baringin
Massenrempulu 'Ketujuh (7) terjadi sekitar abad ke-14 M tetapi sekitar
abad ke-17.Kegiatan politik Devide et Impera Pemerintah Belanda kemudian
membagi wilayah tersebut dengan Surat Keputusan Pemerintah Belanda (Korte
Verklaring) di mana Kerajaan Kassa ditambahkan ke Sawitto. Kerajaan yang
terbagi beberapa bentuk pemerintahan di wilayah Massenrempulu 'saat itu
adalah:
1. Kerajaan Massenrempulu 'pada masa penjajahan Belanda secara
administratif mengubah Belanda menjadi Landscape Setiap
Landshcap dipimpin oleh seorang Arung (Zelfbestuur) dan
dibantu oleh Sulewatang dan Pabbicara / Arung Lili tetapi
kekuasaan tetap ada di tangan Belanda yang menjadi Pengawal
Lima Pemerintahan Massenrempulu yang selanjutnya menjadi:
Buntu Batu Malua Alla '(Tallu Batu Papan / Duri) Enrekang
(Endekan) dan Maiwa Pada tahun 1912 sampai 1941 diubah lagi
menjadi Onder Afdeling Enrekang yang dipimpin oleh seorang
Pengendali (Pak Petoro).
2. Pada masa pendudukan Jepang (1941-1945) Onder Afdeling
Enrekang berganti nama menjadi Pemerintahan Kanrikan yang
dipimpin oleh seorang Bunken Kanrikan.
36
3. Selama NICA (NIT 1946-27 Desember 1949) daerah
Massenrempulu kembali menjadi Onder Afdeling Enrekang
4. Kemudian dari tanggal 27 Desember 1949 sampai 1960 wilayah
Massenrempulu diganti dengan Kewedanaan Kepala
Pemerintahan Enrekang yang disebut Kepala Pemerintahan
Negara (KPN Enrekang) Enrekang dengan 5 (Lima
SWAPRAJA):
a. Swapraja Enrekang.
b. Swapraja Alla.
c. Swapraja Buntu Batu.
d. Swapraja Malua.
e. Swapraja Maiwa.
B. Keadaan Geografis
Kabupaten Enrekang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Ibu kota provinsi ini berada di Kota Enrekang. Kabupaten
ini memiliki luas wilayah 178601 km2 dan jumlah penduduk sekitar 190579.
Kabupaten Enrekang dengan ibu kota Enrekang terletak 235 Km
sebelah utara geografis Makassar, Kabupaten Enrekang terletak pada koordinat
antara 3 ° 14 '36 "sampai 3 ° 50 ' 00 "Lintang Selatan dan 119 ° 40 '53" sampai
120 ° 06 '33 "Bujur Timur dengan luas wilayah 178601 km² atau 283 persen
dari luas Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Enrekang memiliki batas
sebagai berikut:
37
1. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu
3. Sebelah Timur : Kabupaten Sidrap
4. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
Dalam setengah dekade terakhir telah terjadi perubahan pengelolaan
wilayah pemerintahan baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat desa /
kelurahan.Pada tahun 1995 di Kabupaten Enrekang hanya terdapat 54 desa /
kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan.Dengan adanya perubahan situasi
dan kondisi wilayah, pemekaran desa / kelurahan menjadi suatu kebutuhan.
Sehingga pada tahun 1997 jumlah desa / kelurahan di Kabupaten Enrekang
meningkat dari 78 desa / kelurahan pada tahun 1996 menjadi 108 desa. /
ward.
Juga di tingkat kecamatan yang semula hanya 5 kecamatan di 9
kecamatan.Pertengahan tahun 2003 terjadi pemekaran jadi ada 3 desa di 111
desa / kelurahan.Kemudian pada akhir tahun 2006 terjadi pemekaran desa
dan kelurahan menjadi 11 kecamatan dan 112 desa / kelurahan.Pada tahun
2008 tumbuh subur kembali di 12 kecamatan dan 129 desa / kelurahan. Dari
12 kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 Km2 atau
22 persen dari luas Kabupaten Enrekang dan yang terkecil adalah
Kecamatan Alla khususnya 3466 Km2 atau 1,94 persen.
38
C. Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk
Dilihat dari pertumbuhan penduduk Kabupaten Enrekang dari
tahun 2012 hingga 2017, jumlah penduduk tertinggi terjadi pada tahun
2017 yang mencapai 203.320 jiwa, sedangkan terendah pada tahun 2012.
Jumlah Penduduk Kabupaten Enrekang berdasarkan Proyeksi
Jumlah Penduduk tahun 2018 adalah 205.254 jiwa Dibandingkan Letusan
nomor No Tahun Nomor 1 2013 196394 2 2014 198194 3 2015 199998 4
2016 201614 5 2017 203320 6 2018 205254 Sumber: Sulawesi Selatan
Provinsi Indikator Makro Ekonomi Triwulan IV 2018 Sumber: Dokumen
RTRW Kabupaten Enrekang 22 penduduk tahun 2017 Jumlah penduduk
daerah Enrekang tumbuh sebesar 095 persen.
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dihitung untuk mengetahui rata-rata jumlah
penduduk dalam 1 km2.Kepadatan penduduk di Kabupaten Enrekang pada
tahun 2013-2017 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013,
kepadatan penduduk mencapai 109,96 jiwa/km2, hingga pada tahun 2017
mencapai 113,8 jiwa/km2.
3. Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Pengelompokan penduduk menurut umur dan jenis kelamin
berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan
dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-
masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan,
39
pekerjaan, dan lain sebagainya.Hal ini dikarenakan setiap kelompok umur
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.Berikut jumlah penduduk menurut
kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2017.
4. Jumlah Penduduk berdasarkan Lapangan Pekerjaan
Ketersediaan lapangan pekerjaan di suatu daerah merupakan faktor
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Lapangan
pekerjaan merupakan adalah bidang kegiatan atau bidang usaha yang
diciptakan perusahaan/lembaga dimana masyarakat dapat bekerja untuk
mendapatkan penghasilan.Adanya data lapangan pekerjaan dapat menjadi
acuan bagi pemerintah daerah Kabupaten Enrekang untuk memprioritaskan
pembangunan ekonomi pada sektor-sektor tertentu yang dinilai berpotensi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Berikut tabel jumlah penduduk
berusia 15 tahun ke atas.
Tabel. 1
Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang
No Kecamatan Luas Daerah Presentase
1. Maiwa 392,877 21,998%
2. Enrekang 291,190 16,304%
3. Bungin 236,840 13,261%
4. Curio 178,510 9,995%
5. Baraka 159,140 8,910%
6. Buntu Batu 126,650 7,091%
7. Anggeraja 125,340 7,018%
40
8. Cendana 91,010 5,096%
9. Masalle 68,350 3,827%
10. Baroko 41,080 2,300%
11. Malua 40,060 2,260%
12. Alla 34,660 1,941%
Total 1,786,007 100%
Sumber: RKPD 2018
Tabel. 2
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
2017
Kecamatan Jenis Kelamin Rasio jenis
Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Maiwa 12.497 12.548 25.045 99,59
Bungin 2.271 2.193 4.464 103,56
Enrekang 15.852 16.609 32.461 95,44
Cendana 4.363 4.581 8.844 93,06
Baraka 11.446 11.193 22.639 102,26
Buntu Batu 7.025 6.704 13.729 104,79
Anggeraja 12.770 12.796 25.566 99,80
Malua 4.033 4.219 8.252 95,59
Alla 11.508 10.929 22.437 105,3
Curio 8.348 7,955 16.303 104,94
41
Masalle 6.637 6.324 12.961 104,95
Baroko 5.467 5.152 10.619 106,11
Total 102.117 101.203 203.320 100,9
Sumber: Kabupaten Enrekang Dalam Angka, 2018
D. Keadaan Pendidikan
Tabel. 3
Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas menurut Karakteristik
dan Status Pendidikan, 2019
Karakteristi
k
Tidak/belum
Pernah
bersekolah
Masih Bersekolah Tidak
bersekolah
lagi
Jumlah SD/
Sederajat
SMP/
Sederajat
SMA/
Sederajat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jenis Kelamin
Laki-laki 5,08 16,83 6,28 9,50 62,31 100,00
Perempuan 9,66 14,74 6,14 7,84 61,62 100,00
Kelompok Pengeluaran
40% Terbawah 9,74 20,03 5,76 6,17 58,30 100,00
40% Tengah 6,41 13,55 5,90 10,25 62,89 100,00
29% Teratas 4,76 12,06 7,64 10,38 65,17 10,00
Kab. Enrekang 7,37 15,78 6,21 8,67 61,96 10,00
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Enrekang 2019
42
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Rutin Yang Diadakan di
Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang
a. Respon masyarakat yang mengikuti pengajian rutin dan yang
tidak mengikuti pengajian rutin
Pengajian rutin telah banyak dilaksanakan di beberapa Masjid
di Kecamatan Maiwa, salah satunya di Masjid Al-Manar Ongko,
pengajian rutin ini dilaksanakan dua kali dalam seminggu, yaitu setiap
hari senin dan kamis.Pengajian rutin di Masjid Al-Manar ongko
didirikan pada tahun 2013 atas inisiatif masyarakat.Pengajian rutin di
Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang diharapkan
mampu meningkatkan kualitas masyarakat dalam membaca dan
menulis Al-Qur’an serta diharapkan mampu menambah wawasan
keagamaan masyarakat setempat.Adanya pengajian rutin di Masjid
Al-Manar Ongko memberikan bermacam-macam respon dari
masyarakat.
Pengajian rutin ini sangat membantu bagi saya yang masih
belum mahir dalam membaca Al-qur’an.(Wawancara pada hari
Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara di atas, dengan peserta pengajian di
Masjid Al-Manar Ongko, peneliti melihat bahwa pengajian rutin yang
diadakan di Masjid Al-Manar Ongko sangat membantu terutama bagi
42
43
masyarakat yang masih belum mahir dalam membaca Al-qur’an,
karena Sebagai seorang muslim wajib bisa membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar, akan tetapi masih ada yang belum mahir
membaca Al-qur’an, atau bisa membacanya akan tetapi tidak sesuai
dengan kaidah yang diajarkan Rasulullah SAW. ada tiga poin penting
dalam mempelajari Al-qur’an, yaitu tajwid, tahfidz dan tafsir,
ketiganya memiliki kaitan yang kuat. Untuk bisa menghafal Al-qur’an
harus mengetahui cara membacanya yang benar (tajwid/tahsin) dan
untuk menghayati isi Al-qur’an yaitu dengan mengetahui tafsirnya.dan
dengan adanya pengajian ini dapat menambah wawasan keagamaan
bagi masyarakat sekitar khususnya dalam membaca Al-qur’an.
Pengajian ini sangat membantu, karena minat untuk membaca
Al-quran dengan baik dan benar masih sangat
kurang.(Wawancara Wawancara pada hari Minggu, Tanggal
13 September 2020).
Dari hasil wawancara diatas, pengajian rutin yang diadakan di
Masjid Al-Manar Ongko sangat membantu bagi masyarakat yang
masih belum mahir dalam membaca Al-qur’an, dan menambah minat
narasumber untuk membaca Al-Qur’ dengan adanya pengajian rutin di
Masjid Al-Manar Ongko ini dapat menambah minat narasumber untuk
membaca AL-Qur'an dengan baik dan benar. Minat merupakan suatu
kebiasaan yang sangat erat kaitanya dengan perasaan individu,
terutama perasaan puas (positif) pada sesuatu yang dianggapnya
penting atau sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan.
44
Pengajian ini menurut saya tentu saja baik, dan menurut saya
kegiatan pengajian rutin ini perlu diperkenalkan kepada
masyarakat yang lain. (Wawancara Wawancara pada hari
Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara di atas, dengen peserta pengajian di
Masjid Al-Manar Ongko, pengajian ini memberikan respon yang
positif bagi masyarakat, pengajian rutin sangat baik dan bermanfaat
bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran beragama peserta
pengajian, dan pengajian rutin ini sangat perlu diperkenalkan kepada
masyarakat yang lain, sehingga masyarakat yang belum mahir dalam
membaca Al-Qur’an diharapkan untuk mengikuti pengajian rutin di
Masjid Al-Manar Ongko agar dapat meninggatkan kualitas
masyarakat dalam membaca dan menulis Al-Qur’an serta menambah
wawasan keagamaan masyarakat.
sangat bagus, karena dapat menambah ilmu bagi semua
majelis’ ta’lim di lingkungan tempat tinggal dan juga dapat
menyambung silaturahmi antar sesama. (Wawancara pada hari
Senin, Tanggal 26 September 2020).
Dari hasil wawancara diatas, dengan masyarakat yang tidak
mengikuti pengajian rutin, pengajian rutin yang diadakan di Masjid
Al-Manar Ongko sangat bermanfaat dan bernilai positif bagi
masyarakat, baik yang mengikuti pengajian rutin maupun bagi
masyarakat yang tidak mengikuti pengajian rutin, karena dengan
adanya pengajian rutin ini mampu menambah ilmu bagi semua peserta
pengajian, pengajian ini juga mampu menyambung silaturahmi antar
masyarakat sekitar.
45
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa,
pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko mendapat
respon yang positif dari masyarakat, baik masyarakat yang mengikuti
pengajian rutin maupun masyarakat yang tidak mengikuti pengajian
rutin. Pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko mendapat respon
yang positif dari masyarakat karena pengajian rutin ini sangat
membatu bagi masyarakat yang masih belum fasih dalam membaca
Al-Qur’an, sehingga dengan adanya pengajian rutin ini masyarakat
dapat memperbaiki kualitas mereka dalam membaca dan menulis Al-
Qur’an serta dapat menambah wawasan keagamaan bagi masyarakat.
b. Kegiatan yang dilakukan dalam pengajian rutin di Masjid Al-
Manar Ongko
Di dalam setiap pengajian rutin terdapat sejumlah kegiatan
rutin yang dilaksanakan, begitu pula dengan pengajian rutin di Masjid
Al-Manar Ongko.Dari hasil penelitian terhadap peserta pengajian,
peneliti menemukan beberapa kegiatan yang rutin dilaksanakan dalam
pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko.
Pelajaran dasar pengucapan huruf hijaiyah (Dirosa), dan
dilanjutkan dengan ilmu tajwid.(Wawancara pada hari
Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin di atas,
dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko terdapat kegiatan
berupa pelajaran dasar pengucapan huruf hijaiyah yang merupakan
kunci dasar agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,
46
dan dilanjutkan dengan ilmu tajwid yang merupakan salah satu ilmu
pengetahuan yang membahas dan memberikan tata cara di dalam
mengucapkan setiap huruf-huruf dari tempat keluarnya yang
kemudian lebih dikenal dengan Makhroirul Huruf. Ilmu tajwid ini
sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam membaca Al-
Qur’an.
Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah mengaji, menghafal
surah-surah pendek, dan ceramah agama.(Wawancara pada
hari Rabu, Tanggal 30 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin di atas,
dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko terdapat kegiatan
berupa mengaji agar dapat memperlancar bacaan Al-Qur’an peserta
pengajian rutin, penghafalan surah pendek dan ceramah agama oleh
seorang da’i dalam menyampai kan suatu pesan kepada mad’u serta
mengajak mad’u kepada jalan yang benar, sesuai dengan ajaran agama
guna untuk meningkat kan ketakwaan kepada Allah S.W.T demi
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kegiatan yang biasanya dilakukan Selain belajar mengaji, ada
juga kajian-kajian ilmu fiqih. (Wawancara pada hari Minggu,
Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas,
dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko selain belajar
mengaji terdapat juga kegiatan berupa kajian-kajian ilmu fiqih.Fiqih
menurut pengertian (istilah) adalah segala hukum syara’ yang diambil
dari kitab Allah S.W.T dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.Dan
47
dengan metode ijtihad berdasarkan hasil penelitian yang lebih
mendalam dalam ilmu fiqih, membahas tentang prinsip-prinsip hidup
yang sesuai dengan syariat Islam.
Memperdalam ilmu tajwid, dan tausiyah dari ustadz
pengajar.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13
September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin di atas,
dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko, terdapat beberapa
kegiatan seperti memperdalam ilmu tajwid, ilmu tajwid ini sangat
penting karena dalam membaca Alquran harus dengan benar
makharijul huruf dan tajwidnya. Karena jika pengucapan dan lafal
hurufnya salah, maka artinya pun akan berbeda, maka artinya pun
akan salah. Selain belajar ilmu tajwid, kegiatan yang biasanya
dilakukan dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko adalah
tausiyah atau ceramah agama dari ustadz pengajar.
Dari berbagai pemaparan di atas dapat disimpulkan bahawa,
dalam pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko
terdapat beberapa kegiatan yaitu: Pelajaran dasar pengucapan huruf
hijaiyah, Pelajaran ilmu tajwid, Kajian-kajian ilmu fiqih, Penghafalan
surah pendek, dan Ceramah agama atau tausiyah dari ustaz pengajar.
48
2. Motivasi Masyarakat Untuk Mengikuti Pengajian Rutin di Masjid Al-
Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang
a. Motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin
Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku atau perbuatan orang
bersangkutan untuk mencapai suatu tujuan.Sedangkan pengajian
merupakan salah satu bentuk kegiatan keagamaan yang bertujuan
untuk menyampaikan ilmu keislaman kepada sekelompok masyarakat
dalam komunitas muslim. Dengan demikian motivasi mengikuti
pengajian dapat dipahami sebagai dorongan dalam diri seseorang yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku atau perbuatanya untuk
mengikuti kegiatan keagamaan.Berdasarkan hasil wawancara yang
telah dilakukan peneliti, adapun motivasi masyarakat mengikuti
pengajian.
Ingin belajar cara membaca Al-Qur’an yang benar.
(Wawancara pada hari Senin, Tanggal 12 Oktober 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas,
motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar
Ongko adalah karena ingin belajar membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar. Setiap manusia yang hidup pasti ingin memiliki sebuah
peningkatan dari hari ke-hari, sebab barangsiapa yang hari ini sama
dengan hari kemarin maka dia adalah seorang manusia yang rugi.
Ingin menambah pengalaman dan pengetahuan dalam ilmu
Al-Qur’an.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13
September 2020).
49
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian diatas,
motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar
Ongko adalah untuk menambah pengalaman narasumber dalam
bidang keagamaan dan untuk menambah pengetahuan dalam ilmu Al-
Qur’an.Alquran dan Hadis adalah sumber pengetahuan Islam yang
paling banyak beredar.Selain itu, kedua sumber utama Islam berperan
ganda dalam penciptaan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Ingin meningkatkan cara membaca Al-Qur’an, karna jika
salah baca nanti berdosa. (Wawancara pada hari Rabu,
Tanggal 30 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian diatas,
motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar
Ongko adalah untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an, agar
tidak ada kesalahan saat membaca ayat Al-Qur’an.Saat membaca Al-
Qur’an kita harus memperhatikan bacaan agar tidak ada kesalahan
dalam membaca ayat Al-Qur’an.Selain membaca Al-Qur’an kita harus
memperhatikan agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat Al-
Qur’an.Jika pada saat itu seseorang melakukan kesalahan dalam
membaca Al-Qur’an maka wajib hukumnya untuk mengoreksi
kesalahan saat membaca.
Ingin melatih bacaan Al-Qur’an yang baik dan
benar.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September
2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas,
motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar
50
Ongko adalah untuk melatih kemampuan dalam membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar.Kemampuan membaca "Alquran" dengan benar
memerlukan tingkatan tertentu, yang sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa kemampuan membaca "Alquran" dapat diperoleh
melalui beberapa tahap, yaitu tahap kemampuan melafalkan huruf
dengan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifatnya
(Djalaluddin 2012: 12).Tingkat kemampuan membaca ayat Al-Qur’an
sesuai dengan hukum tajwid dan kemampuan membaca Al-Qur’an
dengan lancer seta memperlihatkan kaidah tajwid.
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa,
motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar
adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas masyarakat
membaca Al-Qur'an, agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.
b. Dampak yang dirasakan peserta pengajian selama mengikuti
kegiatan pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko
Dengan adanya pengajian rutin yang diadakan di masjid Al-
Manar Ongko sangat berdampak bagi para peserta pengajian
rutin.Dampak dapat diartikan sebagai pengaruh atau akibat, dalam
setiap keputusan yang diambil oleh seseorang biasanya mempunyai
dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak dari kegiatan pengajian ini, yaitu membiasakan diri
saya untuk membaca Alquran dengan tajwid yang benar.
(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
51
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas,
pengajian yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko berdampak
positif bagi narasumber, karena setelah mengikuti kegiatan pengajian
rutin ini narasumber lebih membiasakan diri untuk membaca Al-
Qur’an dengan pelafalan tajwid yang benar.
Menyadari bahwa selama ini bacaan saya banyak salah dan
kekeliruan yang perlu diperbaiki dan dilatih secara
mendalam.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13
September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin di atas,
dengan adanya pengajian rutin di masjid Al-Manar Ongko sangat
berdampak bagi kesadaran narasumber, bahwa selama ini narasumber
masih sering melakukan kesalahan dan kekeliruan dalam membaca
Al-Qur’an, narasumber juga menyadari bahwa masih perlu untuk
memperbaiki cara membaca Al-Qur’an dan latihan lebih mendalam.
Saya sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan lebih baik, dan
lebih banyak memahami tentang keagamaan.(Wawancara
pada hari Senin, Tanggal 12 Oktober 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas,
pengajian yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko berdampak
positif bagi narasumber, karena dengan adanya pengajian rutin di
Masjid Al-Manar Ongko mampu meningkatkan kemampuan
narasumber dalam membaca Al-Qur’an dengan lebih baik. Dan
dengan adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko,
narasumber jauh lebih memahami tentang keagamaan.
52
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa,
dengan adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko sangat
berdampak positif bagi kehidupan masyarakat khususnya dalam
keagamaan, dengan diadakanya pengajian rutin ini, masyarakat
mampu memperbaiki bacaan Al-Qur’an agar tidak lagi terdapat
kesalahan. Dengan adanya pengajian rutin di Masjid Al-manar Ongko
juga mampu menambah wawasan keagamaan masyarakat karena
adanya ceramah agama dari ustadz pengajar.
B. Pembahasan
1. Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Rutin Yang Diadakan di
Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang
a. Respon masyarakat yang mengikuti pengajian rutin dan yang tidak
mengikuti pengajian rutin
Respon merupakan sikap atau perilaku seseorang dalam proses
komunikasi ketika menerima suatu pesan yang ditujukan kepadanya.
Respon juga berarti umpan balik, yang berperan besar atau berpengaruh
dalam menentukan baik atau tidaknya komunikasi.Komunikasi umpan
balik memegang peranan yang sangat penting karena sangat menentukan
kelanjutan komunikasi atau berhentinya komunikasi dari
komunikator.Oleh sebab itu, umpan balik dapat bersifat positif dan dapat
pula bersifat negatif. Sebagaimana pendapat Saifuddin Azwar (2015:14)
dalam bukunya yang berjudul Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya,
bahwa respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung pada
53
stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut. Tanggapan seseorang
bisa baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
Menurut teori agama Durkheim: Sakral dan Profan yang
menjelaskan tentang fenomena keagamaan dan keyakinan yang
berkembang ditengah-tengah masyarakat. Dalam teori sosialnya ini
Durkheim menjelaskan salah satu aspek agama yaitu
kesakralan.Durkheim mengajukan tiga syarat berdirinya agama yaitu
kepercayaan, ritual, dan tempat ibadah. Salah satu fenomena umum yang
yang ada dalam masyarakat saat ini adalah pengajian rutin, saat ini
banyak masyarakat ata umat muslim yang ikut serta dalam kegiatan
pengajian rutin. Pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar
Ongko mendapat respon yang positif dari masyarakat sekitar, baik
masyarakat yang mengikuti pengajian rutin maupun masyarakat yang
tidak mengikuti pengajian rutin.
Dengan adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko sangat
bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran beragama
bagi peserta pengajian, serta sangat membantu bagi masyarakat yang
masih belum mahir dalam membaca Al-Qur’an.Pengajian rutin di Masjid
Al-Manar Ongko diharapkan mampu meningkatkan kualitas masyarakat
dalam membaca dan menulis Al-Qur’an.
54
b. Kegiatan yang dilakukan dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar
Ongko
Menurut Blummer esensi masyarakat harus ditentukan pada diri
aktor dan tindakanya, ia mengatakan bahwa masyarakat terdiri atas orang
yang bertindak. Masyarakat adalah tindakan dan kehidupan kelompok
adalah aktivitas kompleks yang berkelanjutan.Di dalam pengajian rutin
terdapat beberapa kegiatan atau tindakan yang dilakukan bersama-sama
oleh da’i dan para mad’u.
Dalam pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-manar Ongko
terdapat beberapa kegiatan seperti pelajaran dasar pengucapan huruf
hijaiyah hijaiyah yang merupakan kunci dasar agar mampu membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar, ilmu tajwid yang merupakan salah satu
ilmu yang membahas dan memberikan tata cara pengucapan setiap huruf
darimana asalnya yang kemudian dikenal dengan istilah makhroirul
huruf, kajian-kajian ilmu fiqih Fiqih menurut pengertian (istilah) adalah
segala hukum syarak’ yang diambil dari kitab Allah S.W.T dan Sunnah
Nabi Muhamad SAW, penghafalan surah pendek, dan ceramah agama
atau tausiyah dari ustaz pengajar agama yang bertujuan untuk memberi
suatu metode yang digunakan oleh seorang da’i dalam menyampai kan
suatu pesan kepada mad’u serta mengajak mad’u kepada jalan yang
benar, sesuai dengan ajaran agama guna untuk meningkat kan ketakwaan
kepada Allah S.W.T demi kebahagiaan di dunia dan akhirat.
55
2.Motivasi Masyarakat Untuk Mengikuti Pengajian Rutin di Masjid Al-
Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang
a. Motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin
Motivasi adalah sebuah dorongan, hasrat atau pun minat yang
begitu besar di dalam diri, untuk mencapai suatu keinginan, cita-cita dan
tujuan tertentu, adanya motivasi akan memberikan dampak yang baik
bagi kehidupanya. Motivasi yang tinggi akan mengubah perilaku untuk
mencapai tujuan dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Setiap orang
sangat membutuhkan motivasi untuk diri sendiri, agar tidak mudah putus
asa.
Motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-
Manar Ongko adalah untuk melatih kemampuan dalam membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar.Untuk membaca Al-qur'an dengan benar
dan benar membutuhkan tahapan tertentu, hal ini sejalan dengan teori
yang menunjukkan bahwa kemampuan membaca Al-qur'an dapat
diperoleh melalui beberapa tahapan yaitu tahap kemampuan melafalkan
huruf dengan benar dan baik sesuai makhraj dan sifatnya (Djalaluddin
2012: 17).Kemampuan membaca ayat-ayat Alquran sesuai dengan
hukum tajwid dan kemampuan membaca Alquran dengan baik dengan
tetap mengikuti kaidah tajwid.
56
b. Dampak yang dirasakan peserta pengajian selama mengikuti
kegiatan pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko
Pengajian rutin di masjid Al-Manar Ongko sangat berdampak
bagi para peserta pengajian rutin.Efek atau dampak adalah akibat atau
pengaruh terhadap segala keputusan yang diambil oleh seseorang
biasanya mempunyai pengaruh sendiri-sendiri, juga positif dan negatif.
Dengan adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko sangat
berdampak positif bagi kehidupan peserta pengajian khususnya dalam
bidang keagamaan.Marx mengatakan bahwa agama adalah sebagai
candu, agama juga mampu mendukung suatu perubahan sosial. Agama
yang berkaitan erat dengan kepercayaan manusia ini diwujudkan dalam
berbagai aktivitas seperti mengikuti kegiatan pengajian rutin, dengan
agama juga mampu mengubah hidup manusia seperti dalam pengajian
rutin mampu memperbaiki bacaan Al-Qur’an agar tidak lagi terdapat
kesalahan. Dengan adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko
juga mampu menambah wawasan keagamaan peserta pengajian karena
adanya ceramah agama dari ustadz pengajar.
Pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko sangat berdampak
positif karena setelah adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko
masjid yang dulunya sepi menjadi ramai karena adanya peserta
pengajian.
57
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dilapangan yang telah
diuraikan dalam pembahasan penelitian, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
1. pengajian rutin yang didakan di Masjid Al-Manar Ongko
mendapat respon yang positif dari masyarakat, baik masyarakat
yang mengikuti pengajian rutin maupun masyarakat yang tidak
mengikuti pengajian rutin. Pengajian rutin di Masjid Al-Manar
Ongko mendapat respon yang positif dari masyarakat karena
pengajian rutin ini sangat membatu bagi masyarakat yang masih
belum fasih dalam membaca Al-Qur’an, sehingga dengan adanya
pengajian rutin ini masyarakat dapat memperbaiki kualitas mereka
dalam membaca dan menulis Al-Qur’an serta dapat menambah
wawasan keagamaan bagi masyarakat.
2. Motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-
Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang adalah untuk
meningkatkan atau memperbaiki kualitas masyarakat dalam
membaca Al-Qur'an, agar masyarakat dapat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar.
57
58
B. SARAN
1. Bagi para peserta pengajian diharapkan tetap konsisten untuk
mengikuti kegiatan pengajian rutin dan mengamalkan apa yang telah
diajarkan oleh ustadz.
2. Bagi peneliti pembaca hasil penelitian ini untuk dapat memberikan
kritikan dan masukan yang membangun bagi peneliti.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar melakukan penelitian terhadap
pengajian rutin agar mampu mencari informasi yang akurat melalui
sumber atau informasi yang benar-benar mengetahui apa yang ingin
kita teliti, dan melakukan observasi langsung ke lapangan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.K. (2015). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Lengkap Terbaru.
Jakarta: Sandro Jaya.
Abdulsyani. (2006). Masyarakat Dinamika Kelompok dan Implikasi Kebudayaan
dan Pembangunan Bandar Lampung: Universitas Lampung.
.(2007). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan.Jakarta: Bumi Aksara.
Abdullah, Syamsuddin. (2004). Agama dan Masyarakat (Pendekatan Sosiologi
Agama). Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Afrazal.(2014). Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta: Rajagrafindo.
Anggita Car. (2013). Manfaat Mengikuti Pengajian Rutin, (http ://
anggitcaroko04. blogspot.com/2013/12/manfaat-mengikuti-
pengajian_2.html?m=1, diakses 27 April 2020).
Ahmad, S. (2013). Manfaat Mengikuti Pengajian Wisata Rohani di Masjid Al-
Falah Tuban.Jurnal Paradigma, 1(3).
Aliyudin Mukhlis (2019). Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Selasa. Jurnal
Komunikasi dan Penyiaran Islam, 4(3).
Arisandi Herman. (2015). Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi Dari
Klasik Sampai Modern. Yogyakarta: IRCiSoD.
Astuti Rini. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an pada Anak
Attention Deficit Disorder Melalui Metode Al-Barqy Berbasis Applied
Behavior Analysis.Jurnal Pendidikan Usia Dini, 7(2).
Azwar.(1988). Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Seri Psikologi.
Yogyakarta: Liberty.
. (2015). Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Babbie Earl (1973).Survey Research Method.Belmont, California: Wadsworth
Publishing Company.
Bungin Burhan (2007).Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi
Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Darmadi Hamid (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta.
59
60
Dimas. (2012). Definisi Masyarakat, (https :// definisimu. blogspot.com
/2012/09/definisi-masyarakat. html?m=1 , diakses 3 Mei 2020).
Dwi. (2016). Pengertian Masyarakat Secara Umum .(http :// umum-pengertian.
blogspot.com/2016/05/ pengertian- masyarakat –secara -umum. html?,
diakses 7 Mei 2020).
Elva, O. (2019). Manfaat Mengikuti Pengajian Rutin dalam Meningkatkan
Kesadaran Beragama Masyarakat.Jurnal Riset Keagamaan, sosial dan
budaya, 1(2).
Gulo, W. (1996).Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.
Halim.(1987). Sari Hukum Perubahan Aktual.Jakarta: Pradnya Paramitha.
Hamdanah.(2017). Motivasi Ibu-ibu Mengikuti pengajian di Badan Kontak
Majelis Taklim (BKMT) Kota Palangka Raya.Jurnal Transformatif
(Islamic studies),1(2).
Harahaph, S.S. (1993). Teori Akuntansi. Radjawali: Jakarta.
Husaini Usman. (2009). Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. (2007).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Najla Armiah. (2017). Peran Pengajian Terhadap Perkembangan Konsep
Keberagamaan Pada Diri Remaja di Kota Banjarmasin.Al Hiwar Jurnal
Ilmu dan Teknik Dakwah, 5 (10).
Nurbuko, Cholid & Abu Achmadi.(1999). Metodologi Penelitian, Cet. II.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nursalam, Dkk. (2016). Teori Sosiologi Klasik, Modern, Saintifik, Hermeneutik,
kritis, Evaluatif, dan Integratif. Yogyakarta: Penerbit Writing
Revolution.
Nuryanis.(2003). Pendidikan Luar Sekolah Kontribusi Ditpenamas Dalam
Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional.Surabaya: Departemen
Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam.
Pendidikan Sosiologi. (2019). Panduan Penulisan proposal dan Skripsi.
Makassar: Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pin Pinout. (2013). Pengertian Respon, (http :// kuliah online komunikasi.
blogspot.com 2013/ 09 / pengertian-respon. html?m=1 ,diakses 30 April
2020).
61
Poerwadarminta W.J.S. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Qutub Sayid. (2011). Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur’an dan
Hadits.Jurnal Humanior, 2 (2), 1339-1350.
Sarlito .(1995). Teori-teori Psikologi Sosial.Mataram: Rajawali.
Sugiyono.(2012). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: ALFABETA.
Soemardjan Selo. (1974). Setangkai Bunga Sosiologi.Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI.
Sunarto Kamanto. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik,
Modern, Posmodern dan Poskolonial. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Suriati, S. (2015).Efektifitas Pengajian Rutin Dalam Meningkatkan Perilaku
beragama Masyarakat.Jurnal Al-Misbah, 11(1), 117-150.
Suyatno, Bagon & Sutina.(2011). Metode Penelitian Sosial, Cet. VI.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Soleman, Taneko.B. (1994). Sistem Sosial Indonesia.Fajar Agung: Jakarta.
62
63
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Peserta Pengajian
a. Apa faktor yang mendorong anda mengikuti pengajian rutin ?
b. Sejak kapan anda mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar?
c. Apakah anda rutin mengikuti kegiatan pengajian di Masjid Al-Manar?
d. Bagaimana respon anda terhadap kegiatan pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
e. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam penganjian rutin di Masjid Al-
Manar?
f. Apakah anda sudah mengamalkan ilmu yang diperoleh dari pengajian?
g. Apa saja dampak yang anda rasakan selama mengikuti kegiatan pengajian
rutin di Masjid Al-Manar?
2. Pedoman Wawancara Pengurus Masjid
a. Kapan berdirinya pengajian rutin di Masjid Al-Manar?
b. Apa latar belakang diadakanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar?
c. Bagaimana respon masyarakat saat diadakanya pengajian rutin?
d. Ada berapa peserta pengajian rutin di masjid Al-manar?
3. Pedoman Wawancara Masyarakat Sekitar yang Tidak Mengikuti Pengjian
Rutin
a. Apakah anda mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar?
b. Apakah anda tahu adanya kegiatan pengajian rutin di Masjid Al-Manar?
c. Kapan biasanya pengajian rutin ini dilaksanakan?
d. Apa kendala sehingga anda tidak mengikuti kegiatan pengajian rutin di
Masjid
Al-Manar?
64
PEDOMAN OBSERVASI
NO
OBJEK PENELITIAN
HASIL OBSERVASI
1. Responmasyarakatterha
dappengajianrutin yang
diadakan di Masjid Al-
ManarOngkoKec.
MaiwaKab. Enrekang
Pengajianrutin di Masjid Al-
ManarOngkosangatberdampakpositifbagikehidu
panmasyarakatkhususnyadalamkeagamaan,
dengandiadakanyapengajianrutinini,
masyarakatmampumemperbaikibacaan Al-
Qur’an agar tidaklagiterdapatkesalahan.
Denganadanyapengajianrutin di Masjid Al-
manarOngkojugamampumenambahwawasankea
gamaanmasyarakatkarenaadanyaceramahagaam
adariustadzpengajar.
2. Motivasimasyarakatuntu
kmengikutipengajianruti
n di Masjid Al-
ManarOngkoKec.
MaiwaKab. Enrekang
Motivasimasyarakatmengikutipengajianrutin di
Masjid Al-
ManarOngkoadalahuntukmelatihkemampuandal
ammembaca Al-Qur’an denganbaikdanbenar.
3. Kegiatan yang
dilakukandalampengajia
nrutin di Masjid Al-
ManarOngko
Dalampengajianrutin yang diadakan di Masjid
Al-
manarOngkoterdapatbeberapakegiatansepertipel
ajarandasarpengucapanhurufhijaiyahhijaiyah
yang merupakankuncidasar agar
mampumembaca Al-Qur’an
denganbaikdanbenar, danpelajaranilmutajwid
4. Dampak yang
dirasakanpesertapengaji
anselamamengikutikegi
atanpengajianrutin di
Masjid Al-ManarOngko
Denganadanyapengajianrutin di Masjid Al-
ManarOngkosangatberdampakpositifbagikehidu
panpesertapengajiankhususnyadalambidangkeag
amaan, denganadanyapengajianrutinini,
pesertapengajianmampumemperbaikibacaan Al-
Qur’an agar tidaklagiterdapatkesalahan.
Denganadanyapengajianrutin di Masjid Al-
ManarOngkojugamampumenambahwawasankea
gamaanpesertapengajiankarenaadanyaceramah
agama dariustadzpengajar.
65
Lampiran Nama-Nama Informan
No Nama Jenis Kelamin
P L
1. Adry Muhammad √
2. Arwaty √
3. Hamsa √
4. Hj. Manda √
5. H. Sulaeman √
6. Megawati √
7. Dewi Astuti √
8. A. Sukma √
9. Musliha √
10. Makmur √
66
Transkip Wawancara
Nama Informan : Adry Muhammad
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Minggu 13 September
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apa faktor yang
mendorong anda
mengikuti pengajian rutin?
Ingin menambah
pengalamanmdan pengetahuan
dalam ilmu Al-Qur’an
Peserta
pengajian
2. Sejak kapan anda
mengikuti pengajian rutin
di Masjid Al-Manar?
Januari 2020
3. Apakah anda rutin
mengikuti pengajian di
Masjid Al-Manar?
Rutin
4. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Pengajian ini sangat membantu
karena minat untuk membaca
Al-Qur’an dengan baik dan
benar masih sangat kurang
5. Kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam pengajian
rutin di Masjid Al-Manar?
Pelajaran dasar pengucapan
huruf hijaiyah (dirosa), dan
dilanjutkan dengan ilmu tajwid
6. Apakah anda sudah
mengamalkan ilmu yang
diperoleh dari pengajian?
insyaAllah sudah
7. Apa saja dampak yang
anda rasakan selama
mengikuti kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Bacaan Al-Qur’an sudah mulai
lancer
67
Transkip Wawancara
Nama Informan : Tamsil
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Minggu 13 September
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apa faktor yang
mendorong anda
mengikuti pengajian rutin?
Ingin melatih bacaan Al-
Qur’an yang baik dan benar
Peserta
pengajian
2. Sejak kapan anda
mengikuti pengajian rutin
di Masjid Al-Manar?
Februari 2020
3. Apakah anda rutin
mengikuti pengajian di
Masjid Al-Manar?
Iya
4. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Pengajian ini menurut saya
tentu saja baik, dan menurut
saya kegiatan pengajian rutin
ini perlu diperkenalkan kepada
masyarakat yang lain
5. Kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam pengajian
rutin di Masjid Al-Manar?
Kegiatan yang biasanya
dilakukan selain belajar
mengaji, ada juga kajian-kajian
ilmu fiqih
6. Apakah anda sudah
mengamalkan ilmu yang
diperoleh dari pengajian?
Iya sudah
7. Apa saja dampak yang
anda rasakan selama
mengikuti kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Menyadari bahwa selama ini
bacaan saya banyak salah dan
kekeliruan yang perlu
diperbaiki dan dilatih secara
mendalam
68
Transkip Wawancara
Nama Informan : Hamsah
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Minggu 13 September
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apa faktor yang
mendorong anda
mengikuti pengajian rutin?
Untuk meningkatkan kualitas
bacaan Al-Qur’an
Peserta
pengajian
2. Sejak kapan anda
mengikuti pengajian rutin
di Masjid Al-Manar?
Bulan februari 2020
3. Apakah anda rutin
mengikuti pengajian di
Masjid Al-Manar?
Iya
4. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Pengajian rutin ini sangat
membantu bagi saya yang
masih belum mahir dalam
membaca Al-Qur’an
5. Kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam pengajian
rutin di Masjid Al-Manar?
Memperdalam ilmu tajwid, dan
tausiyah dari ustadz pengajar
6. Apakah anda sudah
mengamalkan ilmu yang
diperoleh dari pengajian?
Dalam membaca Al-Qur’an
setiap hari saya
mempraktekkan apa yang telah
diajarkan
7. Apa saja dampak yang
anda rasakan selama
mengikuti kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Dampak dari kegiatan
pengajian ini, yaitu
membiasakan diri saya untuk
membaca Al-Qur’an dengan
tajwid yang benar
69
Transkip Wawancara
Nama Informan : Hj. Manda
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Senin 12 Oktober
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apa faktor yang
mendorong anda
mengikuti pengajian rutin?
Karena ingin belajar membaca
Al-Qur’an
Peserta
pengajian
2. Sejak kapan anda
mengikuti pengajian rutin
di Masjid Al-Manar?
Sejak mulai pengajian saya
sudah ikut
3. Apakah anda rutin
mengikuti pengajian di
Masjid Al-Manar?
Iya rutin, setiap duakali satu
minggu, hari senin dan kamis
4. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Menurut saya bagus, karena
mendapat ceramah agama
5. Kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam pengajian
rutin di Masjid Al-Manar?
Mengaji, ada juga Tanya jawab
6. Apakah anda sudah
mengamalkan ilmu yang
diperoleh dari pengajian?
Iya sudah dipraktekkan
7. Apa saja dampak yang
anda rasakan selama
mengikuti kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Sangat bermanfaat karena
banyak pelajaran yang
didapatkan
70
Transkip Wawancara
Nama Informan : Arwaty
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Rabu 30 September
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apa faktor yang
mendorong anda
mengikuti pengajian rutin?
Ingin meningkatkan cara
membaca Al-Qur’an karena
jika salah baca nanti berdosa
Peserta
pengajian
2. Sejak kapan anda
mengikuti pengajian rutin
di Masjid Al-Manar?
Tahun 2018
3. Apakah anda rutin
mengikuti pengajian di
Masjid Al-Manar?
Iya, rutin
4. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Tentu saja pengajian itu baik
5. Kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam pengajian
rutin di Masjid Al-Manar?
Kegiatan yang biasa dilakukan
adalah mengaji, menghafal
surah-surah pendek dan
ceramah agama
6. Apakah anda sudah
mengamalkan ilmu yang
diperoleh dari pengajian?
Alhamdulillah sudah
diamalkan, biasanya serelah
sholat saya mengaji
7. Apa saja dampak yang
anda rasakan selama
mengikuti kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Saya sudah bisa membaca Al-
Qur’an dengan lebih baik dan
lebih banyak memahami
tentang keagamaan
71
Transkip Wawancara
Nama Informan : Musliha
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Kamis 17 September 2020
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apakah anda mengiuti
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Tidak Masyarakat
yang tidak
mengikuti
pengajian
rutin
2. Apakah anda tahu adanya
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Iya, tahu
3. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Menurut saya pengajian rutin
sangat bagus, karna dapat
menambah wawasan
keagamaan
4. Apa kendala sehingga
anda tidak mengikuti
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Sebenarnya saya juga ingin
ikut kegiatan pengajian, tapi
karena saya harus jaga toko
jadi saya tidak ikut serta dalam
pengajian
72
Transkip Wawancara
Nama Informan : Megawati
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Senin 26 Oktober
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apakah anda mengiuti
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Tidak Masyarakat
yang tidak
mengikuti
pengajian
rutin
2. Apakah anda tahu adanya
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Tahu
3. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Sangat bagus, karena dapat
menambah ilmu bagi semua
majelis’ ta’lim di lingkungan
tempat tinggal dan juga dapat
menyambung silaturahmi antar
sesama.
4. Apa kendala sehingga
anda tidak mengikuti
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Sebelumya rutin, tapi
semenjak memiliki bayi, sudah
jarang ikut
73
Transkip Wawancara
Nama Informan : A. Sukma
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Rabu 23 September 2020
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apakah anda mengiuti
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Tidak Masyarakat
yang tidak
mengikuti
pengajian
rutin
2. Apakah anda tahu adanya
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Iya, saya tahu
3. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Pengajian menurut saya bagus
karena mengarakan tentang
agama
4. Apa kendala sehingga
anda tidak mengikuti
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Karena ibu saya sakit, hanya
bisa berbaring di tempat tidur,
jadi saya harus menjaga dia,
memberi makan, dan juga
memandikan dia.
74
Transkip Wawancara
Nama Informan : Makmur
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Rabu 21 Oktober 2020
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Apakah anda mengiuti
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Tidak Masyarakat
yang tidak
mengikuti
pengajian
rutin
2. Apakah anda tahu adanya
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Tahu
3. Bagaimana respon anda
terhadap kegiatan
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Menurut saya pengajian rutin
sangat bagus
4. Apa kendala sehingga
anda tidak mengikuti
kegiatan pengajian rutin di
Masjid Al-Manar?
Karena pengajian dilaksanakan
setelah shalat ashar, dan
setelah shalat ashar itu saya
harus memberikan makan
kepada sapi ternak saya, dan
tempatnya cukup jauh
75
Transkip Wawancara
Nama Informan : H. Sulaeman
Lokasi Wawancara : Ongko, Maroangin
Tanggal Wawancara : Selasa 20 Oktober
No Pertanyaan Jawaban Ket
1. Kapan berdirinya
pengajian rutin di Masjid
Al-Manar?
Awalnya tahun 2013, tapi tidak
begitu aktif, tapi pada tahun
2018 kembali di laksanakan
Pengurus
Masjid
2. Apa latar belakang
diadakanya pengajian rutin
di Masjid Al-Manar?
Ini semua karena inisiatif
masyarakat, agar dapat
membaca Al-Qur’an dengan
baik
3. Kapan biasanya pengajian
rutin ini dilaksanakan?
Setiap dua kali dalam
seminggu, hari senin dan kamis
sesudah sholat ashar
4. Ada berapa peserta
pengajian rutin di masjid
Al-manar?
Ada 50, 30 perempuan dan 20
laki-laki
DOKUMENTASI
Foto Masjid Al-Manar Ongko
Wawancara dengan peserta pengajian (Rabu 30 September 2020)
Wawancara dengan peserta pengajian (Minggu 13 September 2020)
Wawancara dengan masyarakat yang tidak mengikuti pengajian
(Senin 26 Oktober 2020)
Wawancara dengan peserta pengajian (Senin 12 Oktober 2020)
Wawancara dengan pengurus Masjid Al-Manar Ongko
(Selasa 20 Oktober 2020)
83
RIWAYAT HIDUP
Aprilia Wulandari. Lahir pada tanggal 01 April 1998,
di Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari
pasangan Makmur dan Arwaty. Penulis pertama kali
masuk pendidikan formal di TK Pertiwi Maroangin
pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2004. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke
SDN 55 Maroangin dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke MTS Negeri Maiwa dan tamat pada tahun 2013.
Setelah tamat, penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Maiwa dan tamat pada
tahun 2016. Dan pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswi di
Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Pendidikan Sosiologi melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
20%SIMILARITY INDEX
18%INTERNET SOURCES
4%PUBLICATIONS
8%STUDENT PAPERS
1 2%
2 2%
3 2%
4 1%
5 1%
6 1%
7 1%
8 1%
9 1%
Aprilia Wulandari -105381103116ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
repository.unhas.ac.idInternet Source
digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source
Submitted to Kookmin UniversityStudent Paper
repository.uinjkt.ac.idInternet Source
digilib.upnjatim.ac.idInternet Source
123dok.comInternet Source
repository.radenintan.ac.idInternet Source
e-journal.iain-palangkaraya.ac.idInternet Source
repositori.uin-alauddin.ac.idInternet Source
10 1%
11 1%
12 1%
13 1%
14 1%
15 1%
16 1%
17 1%
18 1%
www.dpr.go.idInternet Source
repository.syekhnurjati.ac.idInternet Source
Submitted to UIN Sunan Gunung DJati BandungStudent Paper
Armiah Najla. "PERAN PENGAJIANTERHADAP PERKEMBANGAN KONSEPKEBERAGAMAAN PADA DIRI REMAJA DIKOTA BANJARMASIN", Al-Hiwar : Jurnal Ilmudan Teknik Dakwah, 2017Publication
disdukcapil.cimahikota.go.idInternet Source
www.scribd.comInternet Source
repository.uin-suska.ac.idInternet Source
repository.uinbanten.ac.idInternet Source
digilib.iainkendari.ac.idInternet Source
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 1%