8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
1/90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di
Indonesia, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia (Rohman
dkk, 2011). Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang
tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan
tekanan darah. ejadian hipertensi se!ara terus menerus dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi seperti stroke, serangan jantung,
gagal jantung, dan dapat menyebabkan gagal ginjal ("riyanto, 201#).
$ipertensi termasuk salah satu masalah kesehatan yang melanda
dunia. %enurut data &$' (World Health Organization) dari 0
penderita hipertensi diketahui hanya 2 yang mendapat pengobatan, dan
hanya 12, yang diobati dengan baik. Setiap tahunnya, tujuh juta orang
di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. %asalah hipertensi
men!emaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi (&$', 201*).
&$' (201#) mengemukakan bah+a penyakit kardioaskuler merupakan
pembunuh nomor 1 di dunia untuk usia diatas # tahun dan diperkirakan
12 juta orang meninggal tiap tahunnya. Se!ara global, hipertensi
diperkirakan menyebabkan -, juta kematian, sekitar 12, dari total
seluruh kematian (&$', 201#).
/i Indonesia, prealensi hipertensi berdasarkan +a+an!ara
(apakah pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan minum obat
1
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
2/90
hipertensi) mengalami peningkatan yaitu dari -, pada tahun 200-
menjadi , pada tahun 201* (emenkes RI, 201*). ngka Case
Fatality Rate (34R) kasus hipertensi pada tahun 2012 men!apai (#,1),
artinya bah+a angka kematian akibat penyakit hipertensi masih !ukup
tinggi (emenkes RI, 201*). Prealensi hipertensi di Indonesia
berdasarkan hasil pengukuran pada umur 5 1 tahun sebesar 2,. 6adi,
!akupan nakes hanya *,, sebagian besar (*,2) kasus hipertensi di
masyarakat tidak terdiagnosis (Rikesdas, 201*). $al ini menandakan
bah+a sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis
dan terjangkau pelayanan kesehatan (emenkes RI, 201#).
7erdasarkan Pro8il esehatan 6a+a "imur tahun 2010, selama tiga
tahun berturut9turut (20092010) hipertensi selalu berada di urutan ke *
penyakit terbanyak di puskesmas sentinel di 6a+a "imur. 7erdasarkan
$asil Riset esehatan /asar tahun 201*, ke!enderungan prealensi
hipertensi berdasarkan +a+an!ara pada usia 5 1 tahun menurut proinsi
di Indonesia tahun 201*, 6a+a "imur berada pada urutan ke9 (emenkes
RI, 201*).
%enurut pola 10 penyakit terbanyak pasien ra+at jalan seluruh rumah
sakit di Proinsi 6a+a "imur, berdasarkan laporan tahunan rumah sakit
tahun 2012 (per *1 %ei 201*), hipertensi merupakan kasus penyakit
terbanyak nomor * pasien ra+at jalan di rumah sakit umum pemerintah
tipe sebanyak (.-2 kasus). Sedangkan pada rumah sakit tipe 7 yang
berjumlah 2# rumah sakit, kasus terbanyak masih tergolong penyakit
degenerati8 yakni $ipertensi (112.* kasus). Seperti halnya pada rumah
2
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
3/90
sakit tipe 7, penyakit terbanyak pasien ra+at jalan pada rumah sakit tipe 3
adalah $ipertensi (#2.212 kasus). /an di rumah sakit tipe /, diketahui
bah+a hipertensi dengan kasus terbanyak (*.*01 kasus) (/inkes 6atim,
2012).
7erdasarkan data kinerja Puskesmas Sedati abupaten Sidoarjo
201 dimana jumlah populasinya kurang lebih 10#.#* ji+a ter!atat
sekitar .12 orang menderita hipertensi. /imana hipertensi menduduki
urutan ke # dari 10 penyakit terbanyak di +ilayah kerja Puskesmas Sedati.
7erdasarkan data dari Puskesmas Sedati dari 1 desa di e!amatan Sedati,
/esa 7etro memiliki peningkatan signi8ikan dari kejadian hipertensi pada
gustus sebanyak kasus, September sebanyak -1 kasus, 'ktober
sebanyak -# kasus. /imana /esa 7etro menduduki urutan ke 1 dengan
angka kejadian kasus hipertensi terbanyak di +ilayah kerja Puskesmas
Sedati abupaten Sidoarjo.
7anyak 8aktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi
8aktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau 8aktor internal dan 8aktor
risiko yang dapat dikendalikan atau 8aktor eksternal. 4aktor risiko yang
tidak dapat dikendalikan seperti keturunan, jenis kelamin, ras, dan usia.
Sedangkan 8aktor risiko yang dapat dikendalikan yaitu obesitas, kurang
olahraga atau akti8itas 8isik, merokok, minum kopi, sensitiitas natrium,
kadar kalium rendah, alkohol, stress, pekerjaan, pendidikan, dan pola
makan (urniadi dan :urrahmani, 201#). Pertambahan umur
menyebabkan elastisitas arteri berkurang, arteri tidak lagi lentur sehingga
olume darah yang mengalir sedikit dan kurang lan!ar. kibatnya, jantung
3
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
4/90
memompa darah lebih kuat dan tekanan darah meningkat. $ipertensi juga
dipengaruhi oleh 8aktor status gi;i. %akin besar massa tubuh, makin
banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke
jaringan sehingga olume darah yang beredar melalui pembuluh darah
meningkat dan memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri (aplan,
2002).
Penelitian yang terkait adalah yang dilakukan oleh stuti (200)
mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
tentang hipertensi didapatkan hasil analisa uniariat, tingkat pengetahuan
tentang hipertensi didapatkan hasil bah+a rata9rata responden memiliki
tingkat pengetahuan tentang hipertensi sedang ke atas yaitu sebesar ,.
Pada hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan tentang hipertensi didapatkan ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi. $ipertensi
dapat berhubungan dengan 8aktor internal dan eksternal. Penelitian ini
ber8okus pada penelitian 8aktor tingkat pengetahuan dan tingkat
pendidikan penderita hipertensi.
7erdasarkan data9data di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
5/90
hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret
201?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
%engetahui pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan dan tingkat
pendidikan 8ormal responden usia #9# tahun terhadap kejadian
hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret
201.
. Tujuan !hususa. %enganalisis pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan
responden usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di
/esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201.
". %enganalisis pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal
responden usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di
/esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201.
D. Man#aat Penelitian
$asil penelitian diharapkan berman8aat untuk@
1. 7agi Petugas esehatan
$asil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan untuk
memberikan upaya promoti8 dan preenti8 pada masyarakat mengenai
kejadian hipertensi yang dapat dilakukan dengan instansi kesehatan
lainya, sehingga para petugas kesehatan bisa memberikan in8ormasi
tentang pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan dan tingkat
pendidikan 8ormal terhadap kejadian hipertensi serta meningkatkan
in8ormasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memeriksakan
tekanan darah se!ara berkala.
. 7agi %asyarakat
%emberikan gambaran dan in8ormasi tentang pengaruh 8aktor9
8aktor yang berkaitan erat terhadap kejadian hipertensi.
5
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
6/90
$. 7agi Peneliti
=ntuk menambah pengetahuan dan +a+asan sehingga peneliti bisa
memberikan in8ormasi tentang pengaruh 8aktor risiko tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal terhadap kejadian
hipertensi.
BAB II
TIN%AUAN PU&TA!A
A. Hi'ertensi
1. De#inisi
$ipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 1#0
mm$g dan tekanan diastolik lebih dari 0 mm$g. "ekanan darah
diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat
(0 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat
nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang %enurut World
Health Organization, batas tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah kurang dari 1*0A mm$g (&$', 201*).
$ipertensi sering disebut sebagai the silent disease karena
penderita umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya (&$', 201*).
6
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
7/90
. E'i(emi)l)gi
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari
sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab
kematian terbanyak 1,#, kedua hipertensi ,, penyakit jantung
iskemik ,1, dan penyakit jantung #, (Riskesdas, 200-). /ata
Riskesdas 200- juga disebutkan prealensi hipertensi di Indonesia
berkisar *1,- dengan insiden komplikasi penyakit kardioaskular
lebih banyak pada perempuan (2) dibandingkan laki9laki (#).
Prealensi ini jauh lebih tinggi dibanding Singapura (2-,*), "hailand
(22,-), dan %alaysia (20) (/epkes RI, 200).
$. Eti)l)gi
7erdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu
1) $ipertensi essensialA primer
$ipertensi essensialA primer adalah jenis hipertensi yang
penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 0
penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. 'leh karena
itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak lagi ditujukan bagi
penderita hipertensi essensial. Sekitar 20 populasi de+asa
mengalami hipertensi, 0 diantaranya menderita hipertensi
esensial dan B diantaranya tergolong hipertensi sekunder
(Smelt;er, 7ore, 2002).
2) $ipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya
dapat diketahui, antara lain kelainan pada pembuluh darah
ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar adrenal atau
pemakaian obat9obatan seperti pil 7, kortikosteroid,
7
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
8/90
simpatomimetik amin (e8edrin, 8enile8rin, 8enilpropanolamin,
am8etamin), siklosporin, dan eritropoetin (Panggabean, 200-).
*. !lasi#ikasi Hi'ertensi
7erdasarkan hasil dari beberapa randomized clinical drug trials,
hipertensi telah dide8inisikan dan diklasi8ikasikan berdasarkan
tingkatan tekanan darah. lasi8ikasi ini telah ditetapkan oleh The
Seventh Report of The Joint National Committee on revention!
"etection! #valuation and Treatment of High $lood ressure (6:3
CII) pada tahun 200*.
Ta"el II.1 !lasi#ikasi Tekanan Darah untuk De+asa , - 1 tahun /
ategori
Sistolik
(mm$g)
/iastolik
(mm$g)
:ormal
Pre $ipertensi
$ipertensi
Stage 1
Stage 2
D120
120 B 1*
1#0 B 1
510
/an
atau
atau
atau
D0
0 B
0 B
5 100
Sumber@ 6:3 CII, 200*.
$ipertensi sering disebut sebagai the silent disease karena
penderita umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya (&$', 201*).
8
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
9/90
dapun pembagian derajat keparahan hipertensi pada seseorang
merupakan salah satu dasar penentuan tatalaksana hipertensi (disadur
dari % Statement &y the %merican Society of Hypertension and the
'nternational Society of Hypertension 201*).
Ta"el II. !lasi#ikasi Hi'ertensi
!lasi#ikasi &ist)lik Diast)lik
'ptimal D 120 /an D 0
:ormal 120 B 12 /anAatau 0 B # :ormal tinggi 1*0 B 1* /anAatau # B
$ipertensi derajat 1 1#0 B /anAatau 0 B
$ipertensi derajat 2 10 B 1- /anAatau 100 B 10
$ipertensi derajat * 5 10 /anAatau 5 110
$ipertensi sistolik
terisolasi
5 1#0 /an D 0
0. akt)r Risik) Hi'ertensi
4aktor risiko hipertensi adalah 8aktor98aktor yang mempengaruhi
terjadinya penyakit hipertensi pada masyarakat. 4aktor risiko
hipertensi terbagi dua yaitu 8aktor risiko yang tidak dapat diubah
(intrinsik) dan 8aktor risiko yang dapat diubah (ekstrinsik). 4aktor
risiko yang dapat diubah (ekstrinsik) adalah 8aktor risiko yang dapat
di!egah atau dikendalikan, sedangkan 8aktor risiko intrinsik adalah
8aktor risiko yang tidak dapat di!egah atau dikendalikan (aplan,
2002).
a. 4aktor yang tidak dapat diubah (intrinsik)
1) Eenetika
Peran 8aktor genetik terhadap timbulnya hipertensi
terbukti dengan ditemukannya kejadian bah+a hipertensi
lebih banyak pada kembar mono;igot (satu sel telur)
9
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
10/90
daripada hetero;igot (berbeda sel telur). Seorang penderita
yang mempunyai si8at genetik hipertensi primer (esensial)
apabila dibiarkan se!ara alamiah tanpa interensi terapi,
bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya
berkembang dan dalam +aktu sekitar *090 tahun akan
timbul tanda dan gejala (3hun8ang, 200*).
2) Ftnis
$ipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit
hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum
diketahui se!ara pasti penyebabnya. :amun pada orang
kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan
sensiti8itas terhadap asopressin lebih besar (Eray, 200).
*) =sia
$ipertensi erat kaitannya dengan usia, semakin tua
seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. =sia
lebih dari #0 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi.
/engan bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi lebih
besar sehingga prealensi hipertensi di kalangan usia lanjut
!ukup tinggi yaitu sekitar #0 dengan kematian sekitar
0 di atas usia 0 tahun. rteri kehilangan elastisitasnya
atau kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya
usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika
berumur lima puluhan dan enam puluhan. /engan
bertambahnya usia, risiko terjadinya hipertensi meningkat.
%eskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun
10
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
11/90
paling sering dijumpai pada orang berusia * tahun atau
lebih (Staessen, 200*).Sebenarnya +ajar bila tekanan darah sedikit
meningkat dengan bertambahnya usia. $al ini disebabkan
oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan
hormon. "etapi bila perubahan tersebut disertai 8aktor9
8aktor lain maka bisa memi!u terjadinya hipertensi. /engan
bertambahnya usia, risiko terjadinya hipertensi meningkat.
%eskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun
paling sering dijumpai pada orang berusia * tahun atau
lebih. Sebenarnya +ajar bila tekanan darah sedikit
meningkat dengan bertambahnya usia. $al ini disebabkan
oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan
hormon. "etapi bila perubahan tersebut disertai 8aktor9
8aktor lain maka bisa memi!u terjadinya hipertensi
(Staessen, 200*).
#) 6enis kelamin
Prealensi terjadinya hipertensi pada pria sama
dengan +anita. :amun +anita terlindung dari penyakit
kardioaskuler sebelum menopause. &anita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam meningkatkan kadar High "ensity
(ipoprotein ($/G). adar kolesterol $/G yang tinggi
merupakan 8aktor pelindung dalam men!egah terjadinya
proses aterosklerosis. F8ek perlindungan estrogen dianggap
11
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
12/90
sebagai penjelasan adanya imunitas +anita pada usia
premenopause. Pada premenopause +anita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang
selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut
berubah kuantitasnya sesuai dengan umur +anita se!ara
alami, yang umumnya mulai terjadi pada +anita umur #9
tahun (aplan, 2002).
b. 4aktor yang dapat diubah (ekstrinsik)
1) 'besitas
7erat badan merupakan 8aktor determinan pada tekanan
darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur.
%enurut National 'nstitutes for Health )S% (:I$, 1).
Prealensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks
%assa "ubuh (I%") H*0 (obesitas) adalah * untuk pria dan
*2 untuk +anita, dibandingkan dengan prealensi 1 untuk
pria dan 1- untuk +anita bagi yang memiliki I%" D2 (status
gi;i normal menurut standar internasional). (&$', 200).
Sedangkan klasi8ikasi berat badan yang disesuaikan
berdasarkan 7%I pada penduduk sia de+asa ( I'"4,&$',
2000).
Ta"el II.$ !lasi#ikasi Berat Ba(an 2ang Disesuaikan
"er(asarkan BMI Pa(a Pen(u(uk Asia De+asa
ategori 7%I (kgAm2) Ris* of C+,mor&iditas
)nder-eight D 1, (kgAm2) Rendah tetapi risiko terhadap masalah
B masalah klinis lain meningkat
7atas normal 1,922, Rata B rata
12
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
13/90
(kgAm2)
Over-eight 52* (kgAm2)
%t ris* 2*,0B 2#,
(kgAm2)
%eningkat
'bese 1 2,092,
(kgAm2)
Sedang
'bese 2 5 *0,0 7erbahaya
%enurut $all (1#) perubahan 8isiologis dapat
menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan
tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan
hiperinsulinemia, aktiasi sara8 simpatis dan sistem renin9
angiotensin, dan perubahan 8isik pada ginjal. Peningkatan
konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana
natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi
natrium dan peningkatan tekanan darah se!ara terus menerus
($all, 1#).
2) 'lahraga
%eskipun tekanan darah meningkat se!ara tajam, ketika
berolah raga se!ara teratur anda akan lebih sehat dan memiliki
tekanan darah yang lebih rendah daripada mereka yang tidak
melakukan olah raga. $al ini sebagian disebabkan karena
mereka yang berolah raga, makan se!ara lebih sehat, tidak
merokok, dan tidak minum banyak alkohol, meskipun olah raga
juga tampaknya memiliki pengaruh langsung terhadap
menurunnya tekanan darah. Sebaiknya melakukan olah raga
13
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
14/90
yang teratur dengan jumlah yang sedang daripada melakukan
olah raga berat tetapi hanya sesekali. /engan melakukan
gerakan yang tepat selama *09# menit atau lebih dari *9# hari
perminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10
mm$g pada ba!aan sistolik maupun diastolik. Selain dapat
menurunkan tekanan darah, olah raga juga dapat menurunkan
berat badan, membakar lebih banyak lemak dalam darah, dan
memperkuat otot (Pangabean, 200-).
'lahraga yang teratur dapat melan!arkan peredaran darah
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. 'lahraga juga
berman8aat menurunkan obesitas dan dapat mengurangi asupan
darah ke dalam tubuh. (So8ia /e+i dan /igi 4amilia, 2010)
%ekanisme terjadinya hipertensi (pato8isiologi hipertensi)
adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I
oleh angiotensin ',converting enzyme (3F). 3F memegang
peran 8isiologis penting dalam mengatur tekanan darah. /arah
mengandung angiotensinogen yang di produksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan
diubah menjadi angiotensin I. oleh 3F yang diproduksi di
paru9paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
ngiotensin II inilah yang memiliki peranan kun!i dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. ksi pertama
adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (/$) dan
rasa haus. /$ diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary)
14
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
15/90
dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan
olume urin. /engan meningkatnya /$, sangat sedikit urin
yang disekresikan keluar tubuh, sehingga menjadi pekat dan
tinggi osmolaritasnya. =ntuk mengen!erkannya, olume !airan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan !ara menarik !airan dari
bagian intraseluler. kibatnya, olume darah meningkat, yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. ksi kedua
adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
ldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan
penting pada ginjal. =ntuk mengatur olume !airan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi :a3l
dengan !ara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. :aiknya
konsentrasi :a3l akan dien!erkan kembali dengan !ara
meningkatkan olume !airan ekstraseluler yang pada gilirannya
akan meningkatkan olume dan tekanan darah (%uhammadun
S, 2010).
*) %erokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. $ubungan
antara rokok dengan peningkatan risiko kardioaskuler telah
banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko merokok
terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari.
Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih
rentan hipertensi daripada mereka yang tidak merokok. at9;at
kimia bera!un, seperti nikotin dan karbon monoksida yang
15
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
16/90
diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran darah dapat
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi
(:urkhalida, 200*).
:ikotin dalam tembakau merupakan penyebab
meningkatnya tekanan darah segera setelah isapan pertama.
Seperti ;at9;at kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap
oleh pembuluh9pembuluh darah amat ke!il di dalam paru9paru
dan diedarkan ke aliran darah. $anya dalam beberapa detik
nikotin sudah men!apai otak. 'tak bereaksi terhadap nikotin
dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas
epine8rin (adrenalin). $ormon yang kuat ini akan
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk
bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah
merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun
diastolik akan meningkat 10 mm$g. "ekanan darah akan tetap
pada ketinggian ini sampai *0 menit setelah berhenti mengisap
rokok. Sementara e8ek nikotin perlahan9lahan menghilang,
tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. :amun
pada perokok berat tekanan darah akan berada pada leel tinggi
sepanjang hari (Sheps, 200).
/alam penelitian kohort prospekti8 oleh dr. "homas S
7o+man dari $rigmans and Women.s Hospital , %assa!hussetts
terhadap 2.2* subyek yang a+alnya tidak ada ri+ayat
16
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
17/90
hipertensi, 1 subyek tidak merokok, * merupakan
perokok pemula, subyek merokok 191# batang rokok
perhari dan subyek yang merokok lebih dari 1 batang
perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median +aktu ,
tahun. esimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian
hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 1 batang perhari (7o+man, 200-).
#) StresStres bisa bersi8at 8isik maupun mental, yang menimbulkan
ketegangan dalam kehidupan sehari9hari dan mengakibatkan
jantung berdenyut lebih kuat dan lebih !epat, kelenjar seperti
tiroid dan adrenalin juga akan bereaksi dengan meningkatkan
pengeluaran hormon dan kebutuhan otak terhadap darah akan
meningkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan kenaikan
tekanan darah. $ubungan antara stres dan penyakit bukanlah
hal baru, selama berabad9abad para dokter telah menduga
bah+a emosi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang se!ara
berarti. /ia+al tahun 1-0, ada dugaan bah+a semua penyakit
kesakitan yang terjadi, 0 nya berkaitan dengan stres.
7erdasarkan temuan terbaru tentang interaksi pikiran9tubuh,
diperkirakan bah+a sebanyak 0 dari dari semua masalah
yang berkaitan dengan kesehatan disebabkan atau diperburuk
oleh stres (/epkes RI, 2010).
) Pola asupan garam dalam diet
17
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
18/90
7adan kesehatan dunia yaitu World Health Organization
(&$') merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat
mengurangi risiko terjadinya hipertensi. adar sodium yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar
2,# gram sodium atau gram garam) perhari.
onsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam !airan ekstraseluler meningkat. =ntuk
menormalkannya !airan intraseluler ditarik ke luar, sehingga
olume !airan ekstraseluler meningkat. %eningkatnya olume
!airan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya
olume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi (6oe+ono, 200*).
arena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natriumA
sodium. Sumber natriumA sodium yang utama adalah natrium
klorida (garam dapur), penyedap masakan monosodium
glutamate (%SE), dan sodium karbonat. onsumsi garam
dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari
gram per hari, setara dengan satu sendok teh. /alam
kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak
memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan
garam dan %SE (6oe+ono, 200*).
) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu (:otoatmojo, 200*). Sedangkan sikap adalah
18
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
19/90
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksanaan moti8 tertentu (:otoatmojo, 200-).pabila pengetahuan seseorang semakin baik maka
prilakunya semakin baik. kan tetapi pengetahuan yang baik
tidak disertai dengan sikap maka pengetahuan itu tidak akan
berarti (:otoatmojo, 200*).
urangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien
hipertensi untuk mengatasi kekambuhan atau melakukan
pen!egahan agar tidak terjadi komplikasi. =paya pen!egahan
terhadap pasien hipertensi biasa dilakukan melalui
mempertahankan berat badan, menurunkan kadar kolesterol,
diet tinggi serat, mengonsumsi buah9buahan, dan sayuran serta
menjalankan hidup se!ara sehat (Rid+an, 200).
-) Sosial ekonomi
/i negara9negara yang berada pada tahap pas!a peralihan
perubahan ekonomi dan epidemiologi selalu dapat ditunjukkan
bah+a arus tekanan darah dan prealensi hipertensi yang lebih
tinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
$ubungan yang selalu terbalik itu ternyata berkaitan dengan
tingkat penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan (Sar+ono
&aspadji, 2001@21).
3. Pen2akit Pen2erta
$ipertensi merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang juga
sering diikuti penyakit lain yang menyertai dan memperburuk kondisi
organ penderita. Penyakit yang sering menjadi penyerta dari penyakit
hipertensi antara lain sebagai berikut (Setia+an /alimartha,200).
19
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
20/90
a. /iabetes mellitus
Penyakit ini perlu segera ditangani sehingga kadar gula
darah penderita terkontrol. $al ini dapat menjauhkan penderita dari
komplikasi sehingga tidak memperberat kerusakan organ yang
ditimbulkan hipertensi, selain kerusakan akibat diabetes itu sendiri.
b. Resistensi Insulin (RJI)
Resistensi insulin adalah penyakit yang timbul karena sel
tubuh tidak dapat meman8aatkan maksimal insulin yang tersedia
dalam darah sehingga glukosa darah tidak dapat seluruhnya masuk
ke jaringan tubuh. eadaan ini banyak terjadi pada penderita
obesitas (kegemukan). Resistensi insulin itu dapat menjadi
penyebab timbulnya penyakit diabetes, gangguan kadar lemak
darah (hiperlipidemia) ataupun hipertensi yang pada akhirnya
dapat merusak lapisan pembuluh darah (endotelium) dengan
berbagai e8ek medisnya.
!. $iper8ungsi elenjar "iroid ($ipertiroid)
Eangguan hiper8ungsi kelenjar tiroid merupakan penyakit
endokrin yang meningkatkan metabolisme normal di dalam tubuh
dan menyebabkan naiknya tekanan darah. 'leh karena itu,
metabolisme dalam tubuh yang terganggu dan naiknya tekanan
darah perlu segera ditangani.
d. Rematik
6enis penyakit rematik sangat beragam, bahkan men!apai
lebih dari 100 jenis, dari yang ringan sampai yang berat. da jenis
yang merusak berbagai ma!am organ tubuh sehingga akibat yang
ditimbulkan akan semakin memperberat kondisi penderita
hipertensi.
20
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
21/90
e. EoutAhiperuri!emidAasam urat
Eout dapat menyebabkan penyakit rematik, dipengaruhi
oleh makanan yang banyak mengandung purin, seperti hati, limpa,
jeroan, otak, sarden, jantung, kerang, ka!ang tanah, bayam, bun!is,
dan kembang kol.
Purin dalam bahan makanan oleh tubuh akan
dimetabolisme menjadi asam urat. Serangan rematik gout terjadi
akibat konsentrasi asam urat di dalam darah meninggi atau juga
hiperuri!emia. Eout dapat merusak organ tubuh misalnya
penurunan 8ungsi ginjal, memi!u perlekatan trombosit pada
pembuluh darah, dan mengendap pada klep jantung.
8. adar lemak darah tinggi (hiperlipidemia)
$iperlipidemia menyebabkan terjadinya penimbunan lemak
pada dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh jantung.
omplikasi hipertensi akan bertambah parah dengan tingginya
kadar lemak.
4. Pat)#isi)l)gi
$ipertensi terjadi melalui terbentuknya ngiotensin II dari
ngiotensin I oleh %ngiotensin,Converting #nzyme (3F). 3F
memegang peran 8isiologis penting dalam mengatur tekanan darah.
/arah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I. 3F yang terdapat di paru9paru, mengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II.
ngiotensin II inilah yang memiliki peranan kun!i dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. ksi pertama adalah
21
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
22/90
meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (/$) dan rasa haus. /$
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal
untuk mengatur osmolalitas dan olume urin. %eningkatnya /$
menyebabkan urine yang diekskresikan keluar tubuh sangat sedikit
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
=ntuk mengen!erkan, olume !airan ekstraseluler akan ditingkatkan
dengan !ara menarik !airan dari bagian intraseluler. emudian terjadi
peningkatan olume darah, sehingga tekanan darah akan meningkat.
edua dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormon steroid yang
memiliki peran penting pada ginjal) dari korteks adrenal. Pengaturan
olume !airan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan
mengurangi ekskresi :a3G (garam) dengan !ara mereabsorbsinya dari
tubulus ginjal. Pengurangan ekskresi :a3G menyebabkan naiknya
konsentrasi :a3G, yang kemudian dien!erkan kembali dengan !ara
meningkatkan olume !airan ekstraseluler. %aka terjadilah
peningkatan olume dan tekanan darah. rteri ber8ungsi mengatur
tekanan darah, dengan melebar jika aktiitas memompa jantung
berkurang. Saat itu !airan akan keluar dari sirkulasi dan tekanan darah
akan turun. Einjal juga ber8ungsi dalam pengendalian tekanan darah
dengan !ara mengatur pengeluaran garam dan air. %aka jika terjadi
peningkatan tekanan darah, ginjal akan menjalankan 8ungsinya dengan
menambah pengeluaran garam dan air sehingga olume darah
berkurang dan tekanan darah menjadi normal. 6ika tekanan darah
22
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
23/90
menurun, ginjal akan membantu meningkatkan olume darah dengan
!ara mengurangi buangan garam dan air sehingga tekanan darah
kembali normal. Einjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan
menghasilkan en;im yang disebut renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin yang dapat menyebabkan pembuluh darah
mengkerut sehingga tekanan darah naik. %engingat pentingnya 8ungsi
ginjal dalam mengendalikan tekanan darah maka berbagai penyakit
yang diakibatkan oleh kelainan pada ginjal dapat menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi. %isalnya peradangan atau !edera pada
satu ginjal atau dua9duanya, penyempitan arteri yang menuju ke ginjal,
bisa meningkatkan tekanan darah. Sistem sara8 otonom pada serabut9
serabut otot khusus jantung juga berperan dalam pengendalian tekanan
darah. Ia bekerja se!ara otomatis dan bersi8at tetap. /ialah yang
mengatur irama denyut jantung, mengalirkan darah yang kaya oksigen
ke seluruh tubuh, dan mengalirkan darah yang kurang oksigen ke paru9
paru agar bisa dilakukan pertukaran gas. Sistem sara8 otonom akan
mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal sehingga akan
meningkatkan olume darah dalam tubuh. Sistem ini juga melepaskan
hormon epine8rin (adrenalin) dan norepine8rine (nonadrenalin), yang
merangsang jantung dan pembuluh darah (. %artuti, 200).
. Mani#estasi !linis
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan
gejalaK meskipun se!ara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan diper!aya berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
23
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
24/90
Eejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, +ajah kemerahan, dan kelelahanK yang bisa saja terjadi baik
pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan
darah yang normal. 6ika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala seperti sakit kepala, muntah, sesak na8as,
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal. adang penderita hipertensi berat
mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak (. %artuti, 200). Pada pemeriksaan 8isik, tidak
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi
dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan,
eksudat (kumpulan !airan) penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat edema pupil (edema pada dis!us optikus). Indiidu yang
menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun9tahun. Eejala bila ada menunjukan kerusakan askuler,
dengan mani8estasi yang khas sesuai sistem organ yang diaskularisasi
oleh pembuluh darah yang bersangkutan. Perubahan patologis pada
ginjal dapat bermani8estasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada
malam hari) dan a;etoma (peningkatan nitrogen urea darah (7=:) dan
kreatinin). eterlibatan pembuluh darah otak dapat menyebabkan
stroke atau serangan iskemik transient yang bermani8estasi sebagai
paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam
penglihatan (Smelt;er, 7ore, 2002).
24
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
25/90
5. Diagn)sis
Seperti la;imnya pada penyakit lain, diagnosis hipertensi
ditegakkan berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan 8isik,
pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan penunjang. Pada -09
0 kasus hipertensi esensial, didapat ri+ayat hipertensi di dalam
keluarga, +alaupun hal ini belum dapat memastikan diagnosis
hipertensi esensial. pabila ri+ayat hipertensi didapatkan pada kedua
orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar (&illson, 1).Pada +anita keterangan mengenai hipertensi pada kehamilan,
ri+ayat persalinan, penggunaan pil kontrasepsi, diperlukan dalam
anamnesis. Selain itu data mengenai penyakit penyerta yang timbul
bersamaan seperti diabetes melitus, gangguan hipertiroid, rematik,
gangguan ginjal serta 8aktor risiko terjadinya hipertensi seperti rokok,
alkohol, stress, dan data obesitas perlu diberitahukan kepada dokter
yang memeriksa (&illson, 1 ).
Pemeriksaan yang lebih teliti perlu dilakukan pada organ target
untuk menilai komplikasi hipertensi. Identi8ikasi pembesaran jantung,
tanda payah jantung, pemeriksaan 8unduskopi, tanda gangguan
neurologi dapat membantu menegakkan diagnosis komplikasi akibat
hipertensi. Pemeriksaan 8isik lain se!ara rutin perlu dilakukan untuk
mendapatkan tanda kelainan lain yang mungkin ada hubungan dengan
hipertensi (&illson, 1).
16. Penatalaksanaan
a. %anajemen $ipertensi 6:3
25
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
26/90
1) Rekomendasi 1
Pada usia 5 0 tahun, inisiasi terapi 8armakologi
untuk menurunkan tekanan darah ("/) pada Systolic $lood
ressure (S7P) 5 10 mm$g, atau "iastolic $lood
ressure (/7P) 5 0 mm$g dan diturunkan sampai S7P L
10 mm$g dan /7P L 0 mm$g. (Rekomendasi uat9
/rade )
01 Corollary Recommendation
Pada populasi umum usia 5 0 tahun, jika terapi
8armakologi ternyata menurunkan tekanan darah S7P lebih
rendah dari target (S7P L 1#0 mm$g) dan terapi dapat
ditoleransi tanpa ada e8ek samping yang menganggu maka
terapi tidak perlu penyesuaian ( Pendapat hli9/rade F).
*) Rekomendasi 2
Pada populasi umum dengan usia D 0 tahun, inisiasi
terapi 8armakologi untuk menurunkan "/ pada /7P 5 0
mm$g dan diturunkan sampai tekanan /7P L 0 mm$g.
(untuk usia *09 tahun, Rekomendasi uat9 /rade K
untuk usia 192 tahun, pendapat ahli9/rade F).
#) Rekomendasi *Pada populasi umum dengan usia D 0 tahun,
inisiasi terapi 8armakologi untuk menurukan "/ pada S7P
5 1#0 mm$g dan diturunkan sampai tekanan S7P D 1#0
mm$g. (Pendapat hli9/rade F).
) Rekomendasi #
Pada populasi umum usia 5 1 tahun dengan
Chronic 2idney "isease (3/), inisiasi terapi 8armakologi
26
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
27/90
untuk menurunkan "/ pada S7P 5 1#0 mm$g atau /7P 5
0 mm$g dan target menurunkan sampai S7P D 1#0 mm$g
dan /7P D 0 mm$g.(Pendapat hli9/rade F).
) Rekomendasi
Pada populasi umum usia 5 1 tahun dengan
diabetes, inisiasi terapi 8armakologi untuk menurunkan "/
pada S7P 5 1#0 mm$g atau /7P 5 0 mm$g dan target
menurunkan sampai S7P D 1#0 mm$g dan /7P D 0
mm$g.(Pendapat hli9/rade F).
-) Rekomendasi
Pada populasi bukan kulit hitam, termasuk dengan
penyakit diabetes, inisiasi terapi 8armakologi harus
men!akup, diuretik tipe thia;ide, Calcium Channel $loc*er
(337), %ngiotensin,Converting #nzym 'nhi&itor (3FI)
atau %ngiotensin Receptor $loc*er (R7). (Rekomendasi @
Sedang9/rade 7).
) Rekomendasi -
Pada populasi kulit hitam, termasuk orang9orang
dengan diabetes, initiasi terapi 8armakologi antihipertensi
harus men!akup diuretik tipe thia;ide, Calcium Channel
$loc*er (337) (=ntuk orang kulit hitam rekomendasi
sedang9grade 7K untuk orang kulit hitam dengan diabetes
rekomendasi lemah B grade 3).
) Rekomendasi
Pada populasi umum usia 5 1 tahun dengan 3/,
inisiasi terapi 8armakologi antihipertensi harus men!akup
27
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
28/90
obat 3FI atau R7 untuk meningkatkan 8ungsi ginjal
(Rekomendasi Sedang9/rade 7).
10) Rekomendasi
"ujuan objekti8 dari terapi hipertensi adalah untuk
men!apai dan mempertahankan tekanan darah sesuai target
terapi. 6ika tekanan darah tidak dapat men!apai target terapi
yang diinginkan dalam +aktu 1 bulan terapi tekanan darah,
dapat dilakukan peningkatan dosis obat atau menambah
golongan obat kedua dari salah satu golongan obat pada
rekomendasi (diuretik tipe thia;ide, 337, 3FI atau
R7). /okter harus terus menilai perkembangan "/ dan
menyesuaikan regimen obat antihipertensi sampai "/ yang
diinginkan dapat di!apai. 6ika target tekanan darah tidak
dapat di!apai dengan pengunaan 2 jenis golongan obat anti
hipertensi, dapat dilakukan penambahan dan titrasi obat ke9
* dari da8tar yang telah tersedia. 6angan pernah
mengunakan obat 3FI dan R7 se!ara bersamaan pada 1
orang pasien. 6ika target tekanan darah tetap tidak dapat
di!apai mengunakan terapi obat pada rekomendasi karena
ada kontraindikasi obat atau membutuhkan lebih dari * jenis
obat, maka obat dari golongan antihipertensi lainnya dapat
digunakan. Rujukan ke spesialis perlu dilakukan jika pasien
tidak dapat men!apai target tekanan darah menggunakan
28
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
29/90
Dewasa ≥ 18 tahun + Hipertensi
Pengaturan Lifestye !terus "erangsung sepan#ang wa$tu terapi%
&engatur te$anan 'arah sesuai target 'an (e(uai terapi )"at sesuai 'engan usia* 'ia"tes* ,D
-(ur ≥ 60 tahun-(ur . 60 tahun/e(ua u(ur + D& tanpa ,D/e(ua u(ur+,D 'engantanpa D&
arget D . 15090 ((Hg arget D . 14090 ((Hg arget D . 140 90 ((Hg arget D . 14090 ((Hg
)n ,uit Hita(
hiai'etype 'iureti atau atau : atau :* sen'iri atau $)("inasi
/e(ua ,asus
nisiasi thiai'etype 'iureti atau :* sen'iri atau $)("inasi atau :* sen'iri atau $)("inasi 'engan )"at g))ngan ain
strategi yang di atas atau perlu dilakukan manajemen
komplikasi pada pasien. (6ames, 201#).
b. /osis 'bat nti $ipertensi 6:3
Ta"el II.* D)sis 7"at Anti Hi'ertensi
7"at Antihi'ertensi
Inisial
D)sis Harian8
mg
D)sis Target
RCT8 mg
%umlah
7"at 9
Hari
3F inhi&itors
1 3aptopril 0 109200 2
2 Fnalapril 20 192
* Gisinopril 10 #0 1
%ngiotensin Receptor $loc*ers (R7)
1 Fprosartan #00 00900 192
2 3andesartan # 129*2 1
* Gosartan 0 100 192
# Calsartan #090 109*20 1
Irbesartan - *00 1
3 9 $loc*ers1 tenolol 290 100 1
2 %etoprolol 0 1009200 192
Calcium Channel $loc*ers
1 mlodipine 2, 10 1
2 /iltia;em
eMtended
release
120910 *0 1
* :itredipine 10 20 192
Thiazide,type diuretics1 7endro8lumethi
a;ide
10 1
2 3hlorthalidone 12, 12,92 1
* $ydro!hlorothi
a;ide
12,92 29100 192
# Indapamide 1,2 1,292, 1
!. lgoritme penanganan hipertensi 6:3
29
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
30/90
&e(per$uat terapi 'an (engatur agar p)a ifestye tetap sesuai
a("ah$an )"at 'an titrasi thiai'etype 'iureti atau atau : atau : !guna$an terapi $eas
pa$ah tu#uan D ter
e(per$uat terapi 'an (engatur agar p)a ifestye tetap sesuai; a("ah$an )"at g))ngan ain ! =")$er* a')st
pa$ah tu#uan D te i'a$
11. M)(i#ikasi ga2a hi(u'
Pelaksanaan gaya hidup yang positi8 mempengaruhi tekanan darah
memiliki implikasi baik untuk pen!egahan dan pengobatan hipertensi.
Promosi kesehatan modi8ikasi gaya hidup direkomendasikan untuk
30
P)puasi -(u(
tan a ,D > D&
Populasi 3/ N /%
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
31/90
indiidu dengan pra9hipertensi dan sebagai tambahan terhadap terapi
obat pada indiidu hipertensi. Interensi ini untuk risiko penyakit
jantung se!ara keseluruhan. %eskipun dampak interensi gaya hidup
pada tekanan darah akan lebih terlihat pada orang dengan hipertensi,
dalam per!obaan jangka pendek, penurunan berat badan dan
pengurangan :a3l diet juga telah ditunjukkan untuk men!egah
perkembangan hipertensi.
Pada penderita hipertensi, bahkan jika interensi tersebut tidak
menghasilkan penurunan tekanan darah yang !ukup untuk
menghindari terapi obat, jumlah obat atau dosis yang dibutuhkan untuk
mengontrol tekanan darah dapat dikurangi. %odi8ikasi diet yang
e8ekti8 menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan,
mengurangi asupan :a3l, meningkatkan asupan kalium, mengurangi
konsumsi alkohol, dan pola diet yang sehat se!ara keseluruhan
(ot!hen, 200).
%en!egah dan mengatasi obesitas sangat penting untuk menurunkan
tekanan darah dan risiko penyakit kardioaskular. Rata9rata penurunan
tekanan darah ,*A*,1 mm$g diobserasi setelah penurunan berat
badan sebanyak ,2 kg. 7erolah raga teratur selama *0 menit seperti
berjalan, 9- perhari dalam seminggu, dapat menurunkan tekanan
darah. da ariabilitas indiidu dalam hal sensitiitas tekanan darah
terhadap :a3l, dan ariabilitas ini mungkin memiliki dasar genetik
(ot!hen, 200).
7erdasarkan hasil meta9analisis, menurunkan tekanan darah
dengan membatasi asupan setiap hari untuk #,#9-,# g :a3l (-912
31
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
32/90
meO) menyebabkan penurunan tekanan darah *,-9#,A 0,92, mm$g
pada hipertensi dan penurunan lebih rendah pada orang darah normal.
onsumsi alkohol pada orang yang mengkonsumsi tiga atau lebih
minuman per hari (minuman standar berisi 1# g etanol) berhubungan
dengan tekanan darah tinggi, dan penurunan konsumsi alkohol
dikaitkan dengan penurunan tekanan darah.
7egitu pula dengan /S$ ( "ietary %pproaches to Stop
Hypertension) meliputi diet kaya akan buah9buahan, sayuran, dan
makanan rendah lemak e8ekti8 dalam menurunkan tekanan darah
(ot!hen, 200).
Ta"el II.0 M)(i#ikasi :a2a Hi(u' untuk Men;egah (an Mengatasi
Hi'ertensi
M)(i#ikasi Rek)men(asi
Penurunan ')tensial
TD sist)lik
/iet
natrium
%embatasi diet natrium tidak lebih dari
2#00 mgAhari atau 100 meOAhari.
29 mm$g
Penurunan
7erat 7adan
%enjaga berat badan normalK 7%I Q 1,9
2#, kgA m2.
920 mm$g per 10 kg
penurunan berat
badan.
'lahraga
aerobik
'lahraga aerobik se!ara teratur, bertujuan
untuk melakukan aerobik *0 menit latihan
sehari9hari dalam seminggu. /isarankan
pasien berjalan9jalan 1 mil per hari di atas
tingkat aktiitas saat ini.
#9 mm$g
32
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
33/90
/iet
/S$
/iet yang kaya akan buah9buahan,
sayuran, dan mengurangi jumlah lemak
jenuh dan total.
#91# mm$g
%embatasi
konsumsi
alkohol
Pria L 2 minum per hari, +anita L 1 minum
per hari
29# mm$g
6adi, modi8ikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi
tekanan darah, men!egah atau memperlambat insiden dari hipertensi,
meningkatkan e8ikasi obat antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit
kardioaskular ( National 'nstitutes of Health, 200*).
1. !)m'likasi
Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat apabila
tekanan diastolik sama atau H 1*0 mm$g atau kenaikan tekanan darah
yang mendadak tinggi. 7eberapa negara mempunyai pola komplikasi
yang berbeda9beda. /i 6epang gangguan serebroaskular lebih
men!olok dibandingkan kelainan organ yang lain. /i Indonesia belum
ditemukan data mengenai hal ini, akan tetapi komplikasi
serebroas!ular dan komplikasi jantung sering ditemukan (Pikir, 7. S.,
200*).
33
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
34/90
lat tubuh yang sering terserang hipertensi adalah mata, ginjal,
jantung dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan. Payah jantung merupakan
kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat disamping
kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi pendarahan
akibat pe!ahnya mikroaneurisma yang mengakibatkan kematian.
(Pikir, 7. S., 200*).
B. PEN:ETAHUAN
1. De#inisi Pengetahuan
Pengetahuan umumnya dari pengalaman dan in8ormasi yang kita
peroleh dari orang lain maupun buku (&$',1). Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kogniti8
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (:otoatmodjo, 200-).
Pengetahuan merupakan khasana kekayaan mental yang se!ara
langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita, sebab
pengetahuan digunakan sebagai sumber ja+aban bagi berbagai
pertanyaan yang mun!ul dalam kehidupan (Sumantri, 2000).
. Tingkat Pengetahuan
%enurut 7loom (1-) dikutip dalam :otoadmodjo (200-),
pengetahuan yang di!akup dalam domain kogniti8 mempunyai enam
tingkatan, yaitu@
a. "ahu 4*no-1 diartikan sebgai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. "ahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. ata kerja untuk mengukur bah+a orang tahu
34
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
35/90
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mende8inisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. %emahami 4Comprehension1 diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan se!ara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut se!ara benar. 'rang
yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan !ontoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebaginya.!. plikasi 4%pplication1 diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi
sebenarnya.
d. nalisis 4%nalysis1 adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu obyek kedalam komponen9komponen, tetapi
masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. emampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis 4Synthesis1 menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian9bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. %isalnya, dapat menyusun, dapat
meren!anakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan9rumusan yang telah
ada.
8. Faluasi 4#valuation1 berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justi8ikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
obyek. Penilaian9penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
35
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
36/90
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria9kriteria yang telah
ada.
$. akt)r
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
37/90
maka dapat disimpulkan bah+a bertambahnya umur seseorang
dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, akan tetapi pada umur9umur tertentu atau menjelang
usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu
pengetahuan akan berkurang.
b. Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
belajar dan ber8ikir abstrak guna menyesuaikan diri se!ara mental
dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu 8aktor yang
mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang
merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai
in8ormasi se!ara terarah sehingga ia mampu menguasai
lingkungan. /engan demikian dapat disimpulkan bah+a perbedaan
intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat
pengetahuan.
!. Gingkungan
Gingkungan merupakan salah satu 8aktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Gingkungan memberikan
pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat
mempelajari hal9hal yang baik dan juga hal9hal yang buruk
tergantung pada si8at kelompoknya. /alam lingkungan seseorang
akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada
!ara ber8ikir seseorang.
d. Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
37
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
38/90
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang
mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu
pengetahuan.
e. Pendidikan
%enurut :otoadmojo (1-) pendidikan adalah suatu
kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan
itu dapat berdiri sendiri. %enurut &ied $ary . (1),
menyebutkan bah+a tingkat pendidikan turut pula menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan
yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya.
8. In8ormasi
In8ormasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. %eskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika ia mendapatkan in8ormasi yang baik dari berbagai media
misalnya "C, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang.
g. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut
dapat diartikan bah+a pengalaman merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu suatu !ara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. 'leh sebab itu, pengalaman pribadi pun
dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
$al ini dilakukan dengan !ara mengulang kembali pengalaman
38
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
39/90
yang diperoleh dalam meme!ahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa lalu. (:otoadmojo 1-).
*. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan +a+an!ara atau
angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur.
edalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan
dengan tingkat domain diatas (:otoatmodjo, 200-). "ingkat
pengetahuan yang akan diukur dalam penelitian adalah sejauh mana
tingkat pengetahuan responden baik mengenai pengertian, penyebab,
komplikasi, dan !ara yang tepat untuk menanganinya. Pada penelitian
yang terkait adalah yang dilakukan oleh stuti (200) mengenai
hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang
hipertensi didapatkan hasil analisa uniariat, tingkat pengetahuan
tentang hipertensi didapatkan hasil bah+a rata9rata responden
memiliki tingkat pengetahuan tentang hipertensi sedang ke atas yaitu
sebesar ,. Pada hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan
dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi didapatkan ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
tentang hipertensi.
39
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
40/90
BAB III
!ERAN:!A !7N&EP DAN HIP7TE&I& PENELITIAN
A. !erangka !)nse'
40
4aktor internal
− =mur
− Ri+ayat
keluarga
− Ftnis
− 6enis elamin
4aktor eksternal
− 'besitas
− 'lahraga
− Stress
− %erokok
− onsumsi
garam
$ipertensi
SumberPengalaman
Gingkungan
sosial budaya
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
41/90
:am"ar. III.1 !erangka Te)ri M)(i#ikasi ,&lamet &ur2)n)8 661/
eterangan@
"idak diteliti
/iteliti
Penjelasan @
%enurut modi8ikasi diatas, kejadian hipertensi dipengaruhi oleh
8aktor predisposisi yaitu genetik, etnis, usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, obesitas, aktiitas olahraga, kebiasaan merokok, tingkat
pengetahuan, konsumsi alkohol, mengonsumsi jelantah, stres, pola asupan
garam dalam diet, dan 8aktor pemungkin yaitu jarak ke puskesmas yang
jauh, 8aktor penguat yaitu dukungan petugas kesehatan, dan dukungan
keluarga.
/alam penelitian ini 8aktor yang diteliti adalah 8aktor predisposisi
yang meliputi pengetahuan seseorang didapatkan dari pendidikan 8ormal
(sekolah) maupun in8ormal tentang hipertensi. Pengetahuan in8ormal
didapatkan dari keluarga, -e&site, siaran teleisi, surat kabar dan
penyuluhan.
41
Pengetahuan
"ingkat
endidikanIntelegensi
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
42/90
B. Hi')tesis 'enelitian
1. da pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan responden usia #9#
tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati
abupaten Sidoarjo.
. da pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden usia
#9# tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan
Sedati abupaten Sidoarjo.
BAB I=
MET7DE PENELITIAN
A. Ran;angan Penelitian
1. %enis Penelitian
6enis penelitian ini adalah obserasional 3ase control analitik
tentang pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan
42
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
43/90
8ormal responden usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa
7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201 yaitu suatu
penelitian surei analitik yang menyangkut bagaimana pengaruh 8aktor
risiko dipelajari dengan menggunakan retrospekti8.
. Ran;angan Penelitian
:am"ar I=.1 Ran;angan Penelitian
B. P)'ulasi (an &am'el
1. P)'ulasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu ariabel yang menyangkut
masalah yang diteliti (:ursalam, 2001). Populasi dalam penelitian ini
adalah masyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo
yang berusia #9# tahun yaitu sebesar 10 ji+a, dimana didapatkan
penderita hipertensi berusia #9# tahun di /esa 7etro e!amatan Sedati
abupaten Sidoarjo sebanyak -# penderita.
. &am'el
a. riteria inklusi
1) %asyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten
Sidoarjo.
2) %enderita $ipertensi pada kelompok kasus.
*) "idak menderita $ipertensi pada kelompok kontrol.
#) 7erusia antara # tahun sampai dengan # tahun.
) "idak mengalami gangguan ji+a.
43
4aktor risiko F8ek Retrospekti8
Populasi
(Sampel)
(asus)4aktor risiko 9
Retrospekti8
4aktor risiko
4aktor risiko 9
F8ek 9
(ontrol)
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
44/90
) 7ersedia mengikuti penelitian.
b. riteria eksklusi1/ %enolak menjadi responden.
/ Responden dalam keadaan menderita penyakit berat ketika
dilakukan.
$. Cara Pengam"ilan &am'el
"eknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengambilan sampel a!ak sederhana (Simple Random
Sampling ) yaitu suatu !ara pengambilan sampel dimana tiap unsur
yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel. 3ara ini sangat mudah apabila telah terdapat da8tar
lengkap unsur9unsur populasi. Prosedur yang !ukup akurat untuk
pengambilan sampel se!ara a!ak adalah dengan menggunakan tabel
angka a!ak (Ta&le of random num&ers).
*. Besar sam'el
Sampel terdiri dari bagian populasi yang terjangkau dan dapat
digunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (:ursalam, 200*).
=ntuk menentukan besar sampel dari jumlah populasi menggunakan
rumus@
n= N .(Zα )2
. p.qd2
. ( N −1 )+(Zα )2. p . q
eterangan@
: Q 7esar populasi
: Q 7esar sampel
d Q "ingkat keper!ayaan atau ketepatan yang diinginkan
(dQ0,0)
α Q harga kura normal yang tergantung harga α (αQ, jadi αQ
1,)
44
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
45/90
p Q estimator proporsi populasi Q 0,
O Q 19 p 5 1 9 0, Q 0, (:otoatmodjo, 200*).
n= N .(Zα )2
. p.q
d2
. ( N −1 )+(Zα )2. p . q
n= 74. (1,96 )2 . (0,5 ).(0,5)
(0,05)2. (74−1 )+ (1,96 )2. (0,5 ) .(0,5)
n=71,0696
0,1825+0,9604
n=71,0696
1,1429
n=62,183568
6adi besar sampel Q 2
6adi dalam penelitian ini sampel yang diperlukan untuk kasus dan
kontrol adalah 1@1 yang masing9masing sebanyak 2 kasus dan 2 kontrol.
C. =aria"el Penelitian
a. =aria"el In(e'en(en
Cariabel independen merupakan ariabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya ariabel dependen (terkait) ($idayat, 200-).Cariabel independen pada penelitian ini adalah tentang tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal responden.
". =aria"el De'en(en
Cariabel dependen merupakan ariabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena ariabel bebas ($idayat, 200-). Cariabel dependen
pada penelitian ini adalah tentang kejadian hipertensi.
D. L)kasi (an >aktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di +ilayah kerja Puskesmas Sedati yaitu di
/esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo sejak tanggal 22
4ebruari sampai dengan 1 %aret 201.
E. De#inisi 7'erasi)nal
/e8inisi operasional adalah mende8inisikan ariabel se!ara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan
45
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
46/90
peneliti untuk melakukan obserasional atau pengukuran se!ara !ermat
terhadap suatu objek atau 8enomena ($idayat, 200-).Ta"el I=.1 De#inisi )'erasi)nal 'engaruh #akt)r risik) tingkat
'engetahuan (an tingkat 'en(i(ikan #)rmal res')n(en usia *0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
47/90
dan
pen!egahan.
dari seluruh
pertanyaan.2. "ingkat
pendidikan
8ormal
Pendidikan
terakhir
responden
yang
ditempuh
uesioner 1. "inggi Q
bila
pendidikan
terakhir
S%
tamatAtidak
tamat atau
P"
tamatAtidak
tamat.
2. Rendah Q
bila
pendidikan
terakhir S/
tamatAtidak
tamat atau
S%P
tamatAtidak
tamat atau
"idak
sekolah.
'rdinal
*. Ri+ayat
$ipertensi
Ri+ayat
menderita
/ata
puskesmas
%enurut 6:3 CII,
200*K
:ominal
47
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
48/90
hipertensi
pada
responden
Sedati 1. $ipertensi
("ekanan darah
51#0A0
mm$g)
2. "idak hipertensi
(tekanan darah
D1#0A0
mm$g)
. Alur Penelitian
:am"ar I=. Alur Penelitian
:. Pr)se(ur Penelitian
1. Teknik Pengum'ulan DataPengumpulan data untuk pengetahuan memakai &a+an!ara
dengan a!uan kuesioner tentang pengetahuan dan tingkat pendidikan
8ormal yang dibagikan pada responden.
. &um"er Data Penelitian
48
%asyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten
Sidoarjo yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
yang bersedia mengikuti penelitian dan dengan dibuktikan
dengan menandatangani informed consent &a+an!ara, pengukuran tekanan darah, pembagian
kuesioner, diisi dengan bantuan peneliti dan dikumpulkan
saat itu juga
Sampel kontrolSampel kasus
nalisis dan hasil data
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
49/90
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh
(Subarsimi rikunto,2002). Sumber data penelitian ini berasal dari
data pimer dan data sekunder.
a. /ata primer
/ata yang berasal dari responden se!ara lansung dengan
menggunakan kuesioner.
b. /ata Sekunder
/ata yang diperoleh dari hasil rekam medis pasien ra+at
jalan di Puskemas Sedati. /ata yang diambil berupa identitas
pasien dan pasien yang menderita hipertensi.
$. Instrumen Pengum'ulan Data
a. uesioner
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner untuk
data pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal responden usia #9#
tahun. uesioner diartikan sebagai da8tar pertanyaan yang sudah
tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal
angket) dan intervie-er (dalam hal +a+an!ara) tinggal memberikan
ja+aban atau dengan berikan tanda9tanda tertentu (:otoatmodjo,
200).
b. Spygmomanometer atau tensimeter
Spygmomanometer atau tensimeter adalah alat pengukur tekanan
darah (Ganny Sustrani dkk,200#).
H. Peng)lahan Data
49
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
50/90
Pengolahan data A manajemen data terdiri dari serangkaian tahapan
yang harus dilakukan agar data siap untuk diuji statistik dan dilakukan
analisis A interpretasi. dapun tahap9tahap pengolahan data meliputi@
67 #diting
#diting adalah memeriksa da8tar data yang telah diserahkan
oleh para pengumpul data. "ahap ini merupakan tahap kegiatan
penge!ekan data yang telah diisi. egiatan yang dilakukan
dalam editing adalah penge!ekan dari sisi kelengkapan,
releansi, dan konsistensi ja+aban. elengkapan data diperiksa
dengan !ara memastikan bah+a jumlah kuesioner yang
terkumpul sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang
ditentukan dan memeriksa apakah setiap pertanyaan dalam
kuesioner sudah terja+ab dan jelas. Releansi dan konsistensi
ja+aban diperiksa dengan !ara melihat apakah data yang
bertentangan dengan data lain.
07 Scoring
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item
pertanyaan pada kuesioner yang diberikan kepada responden
usia #9# tahun. /alam Penelitian ini, scoring penelitian ini
men!akup ariabel yang diteliti yaitu ariabel tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal. Penilaian dari
ariabel tersebut diatas yaitu skor 1@ ja+aban benar, skor 0@
ja+aban salah.
87 Coding
/ata Coding merupakan kegiatan mengklasi8ikasi data dan
memberi kode untuk masing9masing kelas sesuai dengan tujuan
50
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
51/90
dikumpulkannya data. /alam coding data yang berbentuk huru8
diubah menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Coding
adalah memberikan kode untuk masyarakat desa 7etro
e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo yang menderita
hipertensi Q 1 dan tidak menderita hipertensi Q 2K tingkat
pengetahuan kurang Q 1 dan tingkat pengetahuan !ukup Q 2K
serta tingkat pendidikan 8ormal rendah Q 1 dan tingkat
pendidikan 8ormal tinggi Q 2.
97 #ntry
#ntry adalah memasukkan data penelitian kedalam program
SPSS dengan menggunakan kode yang sudah diberikan untuk
tiap ariabel yang diteliti dengan uji penelitian yaitu
perhitungan Odds Ratio 4OR17
:7 Cleaning,ta&ulating
Ta&ulating adalah pekerjaan membuat tabel. "abulasi data
adalah kegiatan memasukkan yang telah dikumpulkan ke dalam
master tabel atau data&ase komputer, kemudian membuat
distribusi 8rekuensi sederhana atau dengan membuat tabel
kontingensi ($idayat, 200-). /alam penelitian ini peneliti
memasukkan hasil data yang telah dikumpulkan dari !atatan
medis ke dalam tabel instrumen untuk kemudian diolah
sehingga didapatkan hasilnya. /ata mentah yang didapat dari
hasil +a+an!ara berdasarkan kuesioner yang diolah ke dalam
bentuk tabel distribusi 8rekuensi dengan bantuan ;icrosoft
#
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
52/90
I. Etika Penelitian
%enjelaskan tentang apa saja dalam penelitian kesehatan seperti
informed consent sebelum melakukan penelitian, anonymity (tanpa nama)
pada saat melakukan pengukuran atau pengumpulan data, dan
confidentiality (kerahasiaan).
1. 'nformed Consent
%enjelaskan !ara memberikan 'nformed consent seperti
berikut@ Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan
lembaran persetujuan untuk menjadi responden dengan tujuan
agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan
mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2. %nonimity (tanpa nama)
%enjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak men!antumkan
nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data.
*. erahasiaan
%enjelaskan masalah9masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. erahasiaan in8ormasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
($idayat, 200-).
BAB =
HA&IL DAN ANALI&I&
52
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
53/90
A. :am"aran Umum Tem'at Penelitian
Penelitian ini dilakukan di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten
Sidoarjo. /esa 7etro mempunyai jumlah penduduk sebanyak .*0 ji+a,
dimana /esa 7etro menduduki urutan ke 1 dengan angka kejadian kasus
hipertensi terbanyak di +ilayah kerja Puskesmas Sedati abupaten
Sidoarjo.
Sumber@ Pro8il Puskesmas Sedati, 201
:am"ar =.1 Peta !e;amatan &e(ati
1. Identitas &ilayah
a. /esaAelurahan @ 7etro
b. :o @ #0#..*
!. e!amatan @ Sedati
d. ota @ Sidoarjo
e. Proinsi @ 6a+a "imur
2. /ata Eeogra8i
a. ota Sidoarjo
53
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
54/90
%emiliki luas +ilayah *.#*,* $a atau *#,*# km2 dengan
batas +ilayah sebagai berikut@1. 7arat @ abupaten %ojokerto
2. "imur @ Selat %adura
*. Selatan @ abupaten Pasuruan
#. =tara @ ota Surabaya dan abupaten Eresik
/ataran /elta dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2 m,
ketinggian 09* m dengan luas 1.00 $a, meliputi 2,,
merupakan daerah pertambakan yang berada di +ilayah bagian
timur, +ilayah bagian tengah yang berair ta+ar dengan
pamukiman, perdagangan dan pemerintahan meliputi #0,1.
&ilayah bagian 7arat dengan ketinggian 1092 m dari permukaan
laut merupakan daerah pertanian meliputi 2,20.
b. /esa 7etro1) Guas desa @ 1*-,2- $a
2) 7atas utara @ /esa Sedati gung
*) 7atas Selatan @ /esa +angsan
#) 7atas 7arat @ /esa &edi
) 7atas "imur @ /esa Pulungan
) 6umlah R& @
-) 6umlah R" @ 1
*. /ata /emogra8i
6umlah penduduk /esa 7etro @
1) 6umlah penduduk Pria @ 2#0
2) 6umlah penduduk +anita @ 226umlah total @ 1*2
B. !arakteristik Res')n(en
1. %enis !elamin
Ta"el =.1 Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a !el)m')k
!asus
%enis !elamin rekuensi Pr)sentase
Gaki9laki 2 #0,*
Perempuan *- ,-
"otal 2 100
54
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
55/90
Sumber @ /ata Primer, 201
"abel C.1 menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden, mayoritas
responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *- (,-).
40?
60?
Jenis Kelamin
La$ia$i Pere(puan
Sumber@ /ata primer,201
:am"ar =. Diagram Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a
!el)m')k !asus
Eambar C.2 menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *-
(,-).
Ta"el =. Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a !el)m')k !)ntr)l
%enis !elamin rekuensi Pr)sentase
Gaki9laki *0 #,#
Perempuan *2 ,
"otal 2 100
"abel C.2 menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden, mayoritas
responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *2 (,).
55
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
56/90
48;4@ 46?56;6@ 54?
Jenis Kelamin
La$ia$i
Pere(puan
Sember@ /ata primer,201
:am"ar =.$ Diagram Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a
!el)m')k !)ntr)l
Eambar C.* menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *2
(#,#).
. Tingkat Pen(i(ikan )rmal
Ta"el =.$ Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan )rmal
'a(a !el)m')k !asus
Tingkat 'en(i(ikan rekuensi Pr)sentase
"inggi * 2,
Rendah 2* *-,1"otal 2 100
Sumber@ /ata Primer, 201
7erdasarkan tabel C.* menunjukkan sebagian besar responden
dengan tingkat pendidikan tinggi * (2,).
56
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
57/90
62;9@ 63?
37;1@ 37?
Tingkat Pendidikan
inggi
en'ah
Sumber@ /ata Primer, 201
:am"ar =.* Diagram Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan
'a(a !el)m')k !asus
Eambar C.# menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,
mayoritas responden dengan tinggkat pendidikan tinggi, yaitu
berjumlah * (2,).
Ta"el =.* Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan 'a(a
!el)m')k !)ntr)l
"ingkat Pendidikan 4rekuensi Prosentase
"inggi *# #,
Rendah 2 #,2"otal 2 100
Sumber@ /ata Primer, 201
7erdasarkan tabel C.# menunjukkan sebagian besar responden
dengan tingkat pendidikan tinggi *# (#,).
57
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
58/90
54;8@ 55?
45;2@ 45?
Tingkat Pendidikan
inggi
en'ah
Sumber@ /ata Primer, 201
:am"ar =.0 Diagram Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan
'a(a !el)m')k !)ntr)l
Eambar C. menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,
mayoritas responden dengan tingkat pendidikan tinggi, yaitu berjumlah
*# (#,).
$. Tingkat Pengetahuan
Ta"el =.0 Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pengetahuan 'a(a
!el)m')k !asus
Pengetahuan rekuensi Pr)sentase
3ukup #2 -,-urang 20 *2,*
"'"G 2 100
Sumber @ /ata Primer, 201
7erdasarkan tabel C. menunjukkan sebagian besar responden
dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi #2 (-,-).
58
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
59/90
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
60/90
62;9@ 63?
37;1@ 37?
Tingkat Pengetahuan
u$up
,urang
:am"ar =.4 Diagram Distri"usi "er(asarkan Tingkat
Pengetahuan tentang Hi'ertensi 'a(a !el)m')k !)ntr)l
Eambar C.- menunjukkan sebagian besar responden memiliki
tingkat pengetahuan !ukup tentang hipertensi * (2,).
C. Analisis Data
Setelah diketahui karakteristik masing9masing ariabel (uniariat)
dapat diteruskan dengan analisis biariat untuk mengetahui hubungan
antar ariabel. 7erikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji
Odd Ratio ('R) dengan bantuan program SPSS ersi 21.0.
1. Pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan responden usia #9# tahun
terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati
abupaten Sidoarjo %aret 201.
Ta"el =.4 Distri"usi Tingkat Pengetahuan Res')n(en Usia *0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
61/90
"otal #* (*#,-) 1 (,*) 12# (100)
Sumber@ $asil Penelitian, 201
$asil uji odd ratio menunjukkan bah+a tidak ada pengaruh yang
signi8ikan antara tingkat pengetahuan responden usia #9# tahun
terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati
abupaten Sidoarjo %aret 201, terbukti dengan nilai odd ratio 0,0-
(nilai odd ratio D 1).
2. Pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden usia #9#
tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati
abupaten Sidoarjo %aret 201.
Ta"el =. Distri"usi Tingkat Pen(i(ikan )rmal Res')n(en Usia
*0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
62/90
BAB =I
PEMBAHA&AN
A. !arakteristik Res')n(en Usia *0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
63/90
mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan
8ungsi biologis laki9laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan
diantara keduanya, dan 8ungsinya tetap dengan laki9laki dan
perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi ($ungu, 200-).
4aktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan +anita,
dengan rasio sekitar 2,2 untuk kenaikan tekanan darah sistolik dan
*,- untuk kenaikan tekanan darah diastolik. Pria diduga memiliki
gaya hidup yang !enderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan +anita (odim, 200#).
:amun, setelah memasuki menopause, prealensi hipertensi pada
+anita tinggi. 7ahkan setelah umur tahun, terjadinya hipertensi
pada +anita lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan
oleh 8aktor hormonal pengaruh jenis kelamin terhadap hipertensi
antara lain terjadi melalui kadar hormon estrogen yang berariasi
menurut umur. Pada masa remaja, tekanan darah pria !enderung lebih
tinggi daripada +anita. Perbedaan ini terlihat paling jelas pada usia
de+asa muda dan usia pertengahan. Semakin tua, perbedaan tersebut
makin menyempit bahkan !enderung menjadi terbalik (odim, 200#).
/alam penelitian ini, sebagian besar berjenis kelamin perempuan
sedangkan yang berjenis kelamin laki9laki lebih rendah.
'leh karena itu, ditinjau dari beberpa teori diatas, tenaga kesehatan
harus bisa memberikan in8ormasi dan penyuluhan tentang hipertensi
63
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
64/90
kepada +arga di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo
sehingga dapat mengurangi angka kejadian, kesakitan, maupun
komplikasi dari penyakit hipertensi.
. !arakteristik Res')n(en Usia *0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
65/90
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
di!apai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari@ pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
$ipertensi dikenal juga dapat menyerang siapa saja dari berbagai
kelompok umur dan sosial ekonomi yang dimaksud status sosial
ekonomi yaitu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan status
perka+inan. $al tersebut dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan, maka tidak
mengherankan jika ada perbedaan9perbedaan dalam angka kesakitan
atau kematian antara berbagai kelas sosial (sta+an, 200).
/alam penelitian ini, sebagian besar bertingkat pendidikan tinggi
sedangkan yang bertingkat pendidikan rendah lebih rendah.'leh karena itu, ditinjau dari beberapa teori diatas, tenaga
kesehatan harus bisa memberikan in8ormasi dan penyuluhan tentang
hipertensi kepada +arga di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten
Sidoarjo baik bagi penderita hipertensi yang bertingkat pendidikan
tinggi maupun bertingkat pendidikan rendah sehingga dapat
mengurangi angka kejadian, kesakitan, maupun komplikasi dari
penyakit hipertensi.
B. Pengetahuan Res')n(en Usia *0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
66/90
memiliki pengetahuan yang !ukup tentang hipertensi yaitu sebesar -,-
dan sisanya sebesar *2,* memiliki pengetahuan kurang.7erdasarkan tabel C. /istribusi berdasarkan "ingkat Pengetahuan
pada elompok ontrol, menunjukkan bah+a sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang !ukup tentang hipertensi yaitu sebesar 2,
dan sisanya sebesar *-,1 memiliki pengetahuan kurang.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pan!a indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, pen!iuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. "anpa pengetahuan,
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pengukuran
pengetahuan sendiri dapat dilakukan dengan +a+an!ara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden (:otoatmodjo, 200-).
4aktor98aktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut :otoatmodjo
(200-) yaitu@ sosial ekonomi, kultur (budaya, agama), pendidikan, serta
pengalaman.
/alam penelitian ini, sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan yang !ukup tentang hipertensi sedangkan yang memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang tentang hipertensi lebih rendah.
'leh karena itu, ditinjau dari beberapa teori di atas, dibutuhkan peran
yang lebih akti8 dari tenaga kesehatan untuk mengadakan in8ormasi dan
66
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
67/90
penyuluhan khususnya tentang hipertensi dan bahaya yang ditimbulkan
kepada masyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo
sehingga dapat meningkatkan antusias dan keingintahuan masyarakat
tentang hipertensi agar komplikasi dari hipertensi dapat dihindari.
C. Pengaruh akt)r Risik) Tingkat Pengetahuan Res')n(en Usia *0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
68/90
upaya untuk menurunkan, menghindari atau men!egah angka kesakitan
dan angka kematian akibat hipertensi yaitu dengan !ara mengenali
hipertensi khususnya 8aktor98aktor risiko yang dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi.
urangnya tingkat pengetahuan masyarakat tidak terlepas dari
kemampuan untuk mengingat pengetahuan tentang hipertensi yang
sebenarnya masyarakat pernah dengar saat penyuluhan. /aya ingat yang
menurun sebagai akibat proses menua, mengakibatkan besarnya nilai
kesalahan yang ada pada hasil ja+aban kuesioner.
'leh karena itu, diharapkan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuannya dengan !ara memba!a dari buku, internet, dan sumber
lainnya khususnya mengenai hipertensi. /i samping itu, dibutuhkan peran
akti8 tenaga kesehatan utuk memberikan in8ormasi dan penyuluhan tentang
hipertensi, penyebabnya, gejala9gejala a+al hipertensi, penanganan, dan
pen!egahannya kepada +arga masyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati
abupaten Sidoarjo sehingga dapat mengurangi angka kejadian, kesakitan,
maupun komplikasi dari penyakit hipertensi.
D. Pengaruh akt)r Risik) Tingkat Pen(i(ikan )rmal Res')n(en Usia
*0
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
69/90
/ari hasil olah data dengan SPSS ersi 21.0 menggunakan uji odd
ratio diperoleh nilai signi8ikansi odd ratio 0,-1 yang artinya tidak ada
pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden usia #9#
tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati
abupaten Sidoarjo %aret 201.
$asil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menyatakan
bah+a ada pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden
usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan
Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201.
Parera (200#) menyatakan bah+a salah satu 8aktor yang
mempengaruhi pengetahuan terhadap kesehatan adalah tingkat pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi
pikiran seseorang. 'rang yang berpendidikan akan mampu ber8ikir tenang
terhadap suatu masalah termasuk dalam pengetahuan tentang hipertensi.
Sikap dan perilaku petugas kesehatan juga berpengaruh terhadap
pen!egahan dan penanganan penyakit degenerati8 diantaranya hipertensi
dengan melibatkan peran serta oleh masyarakat, karena masyarakat juga
memerlukan bantuan dan partisipasi akti8 dari petugas kesehatan dalam
penyampaian in8ormasi (/epes RI, 2002).
69
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
70/90
BAB =II
PENUTUP
A. !esim'ulan
Penelitian dengan judul
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
71/90
a. %eningkatkan pengetahuan dengan !ara memba!a dari
buku, internet, dan sumber lainnya khususnya mengenai
hipertensi.
b. %engikuti kegiatan yang diadakan oleh tenaga kesehatan
khususnya penyuluhan kesehatan tentang hipertensi.
*. 7agi Peneliti Gain
$asil penelitian ini dapat diteruskan lebih lanjut oleh peneliti
lain tentang beberapa 8aktor lain yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi dengan jumlah responden yang lebih
banyak, maupun lokasi yang lebih luas.
DATAR PU&TA!A
li, . 200*. angan dan /izi untu* 2esehatan. P" Raja Era8indo Persada,
6akarta, hal. , .
stuti, F. 200. Hu&ungan antara ting*at pendidi*an dengan ting*at
pengetahuan tentang hipertensi masyara*ant di RT 60! RW +:! 2elurahan
2aret Tengsin! 2ecamatan Tanah %&ang! Ja*arta usat . 4akultas Ilmu
epera+atan =niersitas Indonesia, /epok.
/epkes RI. 2010. Hipertensi enye&a& 2ematian Nomor Tiga.
(http@AA+++.depkes.go.idAindeM.phpAberitaApress9releaseA109hipertensi9
penyebab9kematian9nomor9tiga.html), diunduh tanggal 10 %aret 201.
/inkes 6atim. 2012. rofil 2esehatan rovinsi Ja-a Timur Tahun 0+6:.
([email protected]*01#02JPR'4IGJFS
F$":JPR'CI:SIJ6&J"I%=RJ2012.pd8 ), diunduh tanggal 10
%aret 201.
71
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.htmlhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html
8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)
72/90
/ihuha, S. (2011). revalensi hypertension di 'ndonesia sangat tinggi.
(http@AA+++.today.!o.idAreadA2011A02A2A1*1#0AastagaJprealensiJhipertens
iJdiJindonesiaJsangatJtinggi), diunduh tanggal 12 %aret 201.
4isher, :./.G., N &illiams, E.$. 200*. Hypertensive =ascular "isease. 1th ed.
Harrison.s rinciples of 'nternal ;edicine, 6akarta.
Eray, $.$., et al. 200. (ecture Notes 2ardiologi. #th ed. Frlangga, 6akarta, hal.
-9.
aplan, :.%., 2002. encegahan enya*it Jantung 2oroner7 FE3, 6akarta, hal.
19