RSNI M-06-2004
1 dari 21
Cara uji campuran beraspal panas untuk ukuran agregat maksimum dari 25,4 mm (1 inci) sampai dengan 38 mm (1,5 inci)
dengan alat marshall 1 Ruang lingkup
Pengujian ini meliputi pengukuran stabilitas dan pelelehan (flow) suatu campuran beraspal dengan butir agregat berukuran maksimum dari 25,4 mm (1 inci) sampai dengan 38 mm (1,5 inci). 2 Acuan normatif
SNI 06 – 2484 – 1991, Metode pengujian campuran beraspal dengan alat Marshall
AASHTO. T 166–93, Bulk specific gravity of compacted bituminous mixtures using saturated surface-dry specimen
AASHTO. T 245–97, Standard method of test for resistance to plastic flow of bituminous mixtures using marshall apparatus
AASHTO. T 209–90, Standard method of test for maximum specific gravity of bituminous paving mixtures
BS 598: Part.104-1989, Methods of test for the determination of density and compaction 3 Istilah dan definisi
3.1 berat jenis maksimum campuran beraspal perbandingan berat isi benda uji campuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama dengan nol pada temperatur 25oC terhadap berat isi air pada volume dan temperatur yang sama 3.2 kadar aspal total kadar aspal yang diperoleh dari hasil bagi berat aspal dengan berat total campuran beraspal 3.3 kadar aspal efektif kadar aspal total dikurangi jumlah aspal yang diserap dalam partikel agregat 3.4 kepadatan mutlak (refusal density) kepadatan maksimum suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan
RSNI M-06-2004
2 dari 21
3.5 lalu-lintas berat jumlah lalu lintas rencana lebih besar dari pada 1.000.000 satuan standar sumbu tunggal (SST) selama umur rencana 3.6 lalu-lintas sedang jumlah lalu lintas rencana lebih kecil dari dan sama dengan 1.000.000 SST selama umur rencana 3.7 pelelehan perubahan bentuk benda uji secara vertikal suatu campuran beraspal pada saat runtuh 3.8 penyerapan air air yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat 3.9 penyerapan aspal aspal yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat 3.10 rongga di antara mineral agregat (Voids in Mineral Aggregate, VMA) ruang di antara partikel agregat pada suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran. 3.11 rongga dalam campuran beraspal (Voids in Mix, VIM) ruang udara di antara partikel agregat yang terselimuti aspal dalam suatu campuran yang telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran. 3.12 rongga terisi aspal (Voids Filled with Bitumen, VFB) persen ruang diantara partikel agregat (VMA) yang terisi aspal, tidak termasuk aspal yang diserap oleh agregat, dinyatakan dalam persen terhadap VMA. 3.13 stabilitas campuran beraspal beban maksimum yang dapat diterima suatu benda uji campuran beraspal sampai saat terjadi keruntuhan
RSNI M-06-2004
3 dari 21
3.14 stabilitas sisa
nilai stabilitas dari benda uji setelah perendaman di dalam penangas selama 1 x 24 jam pada temperatur 60 oC 3.15 satuan standar sumbu tunggal satuan beban lalu lintas seberat 8.160 kg untuk sumbu tunggal roda ganda 4 Ketentuan
4.1 Peralatan a) Tiga buah cetakan benda uji diameter dalam 152,4 mm ± 0,2 mm (6 inci ± 0,008 inci),
tinggi 95,2 mm (3,75 inci) lengkap dengan pelat atas dan leher sambung, seperti diperlihatkan pada Gambar A1;
b) Mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :
1) Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder, dengan berat 10,21 kg ± 0,01 kg (22,51 lbs ± 0,02 lbs) dan tinggi jatuh bebas 457,2 mm ± 2,5 mm (18 inci ± 0,1 inci) seperti diperlihatkan pada Gambar A2
2) Landasan pemadat terdiri atas balok kayu (jati atau yang sejenis) mempunyai berat isi 0,67 – 0,77 kg/cm3 (dalam kondisi kering) dengan ukuran 203,2 mm x 203,2 mm x 457,2 mm (8 inci x 8 inci x 18 inci) dilapisi dengan pelat baja berukuran 304,8 mm x 304,8 mm x 25,4 mm (12 inci x 12 inci x 1 inci) dan dijangkarkan pada lantai beton di keempat bagian sudutnya.
3) Pemegang cetakan benda uji.
c) Alat pengeluar benda uji;
Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan, digunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dengan diameter 151,1 mm (5,95 inci).
d) Alat Marshall lengkap dengan:
1) Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung, dengan jari-jari bagian dalam 76,2 mm (3 inci);
2) Dongkrak pembebanan (loading jack) yang digerakkan secara elektrik dengan kecepatan pergerakan vertikal 50,8 mm/menit (2 inci/menit);
3) Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 4536 kg, dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm (0,001 inci).
4) Arloji pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,1 inci) beserta perlengkapannya.
e) Oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang mampu memanaskan campuran sampai 200 oC ± 3 oC;
f) Penangas air (water bath) dengan kedalaman 228,6 mm (9 inci) yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang dapat memelihara temperatur penangas air pada 60oC ± 1oC;
g) Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 gram.
h) Termometer logam (metal thermometer) berkapasitas 10oC sampai 204oC dengan ketelitian 2,8 oC;.
RSNI M-06-2004
4 dari 21
i) Termometer gelas berkapasitas 20oC - 70oC untuk pengukur temperatur air dalam penangas dengan sensitivitas sampai 0,2 oC;
j) Perlengkapan lain:
1) Wadah untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran beraspal. 2) Sendok pengaduk dan spatula. 3) Kompor atau pemanas (hot plate) 4) Sarung tangan dari asbes, karet serta pelindung pernafasan (masker)
4.2 Bahan 4.2.1 Contoh uji Contoh uji terdiri atas:
a) Aspal,
b) Agregat dan
c) Bahan tambah bila diperlukan; 4.2.2 Bahan penunjang Bahan penunjang terdiri atas:
a) Kantong plastik, berkapasitas 10 kg
b) Gas Elpiji 5 Pelaksanaan
5.1 Persiapan benda uji Persiapan benda uji terdiri atas:
a) Keringkan agregat pada temperatur 105oC - 110oC sekurang kurangnya selama 4 jam di dalam oven;
b) Keluarkan agregat dari oven dan tunggu sampai beratnya tetap;
c) Pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara penyaringan dan lakukan penimbangan;
d) Lakukan pengujian kekentalan aspal untuk memperoleh temperatur pencampuran dan pemadatan;
c) Panaskan agregat kira-kira 28oC di atas temperatur pencampuran sekurang -kurangnya 4 jam di dalam oven;
f) Panaskan aspal sampai mencapai kekentalan (viskositas) yang disyaratkan untuk pekerjaan pencampuran dan pemadatan seperti diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kekentalan aspal keras untuk pencampuran dan pemadatan
Kekentalan untuk Alat uji
Pencampuran Pemadatan Satuan
Viskometer Kinematik 170 ± 20 280 ± 30 Centistokes Viskometer Saybolt Furol 85 ± 10 140 ± 15 Detik
RSNI M-06-2004
5 dari 21
g) Pencampuran benda uji
1) Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ± 4000 gram sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 95,2 mm (3,75 inci);
2) Panaskan wadah pencampur kira-kira 28oC di atas temperatur pencampuran aspal keras;
3) Masukkan agregat yang telah dipanaskan ke dalam wadah pencampur 4) Tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan seperti pada Tabel 1
sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan; kemudian aduk dengan cepat sampai agregat terselimuti aspal secara merata.
h) Pemadatan benda uji
1) Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 90oC - 150oC;
2) Letakkan cetakan di atas landasan pemadat dan ditahan dengan pemegang cetakan;
3) Letakkan kertas saring atau kertas penghisap dengan ukuran sesuai ukuran dasar cetakan;
4) Masukkan seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran sebanyak 15 kali di sekeliling pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya dengan spatula yang telah dipanaskan;
5) Letakkan kertas saring atau kertas penghisap di atas permukaan benda uji dengan ukuran sesuai cetakan;
6) Padatkan campuran pada temperatur yang sesuai dengan kekentalan aspal yang digunakan dalam Tabel 1, dengan jumlah tumbukan: • 112 kali untuk lalu-lintas berat • 75 kali untuk lalu-lintas sedang
i) Pengujian kepadatan mutlak campuran beraspal untuk lalu-lintas berat dilakukan pemadatan sebanyak 2 X 600 tumbukan (600 kali tumbukan untuk masing-masing sisi benda uji campuran);
j) Pelat alas berikut leher sambung dilepas dari cetakan benda uji, kemudian cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung pada cetakan yang dibalikkan tadi.
k) Permukaan benda uji yang sudah dibalikkan tadi ditumbuk kembali dengan jumlah tumbukan yang sama sesuai dengan h, dan i;
i) Sesudah dilakukan pemadatan campuran, lepaskan pelat alas dan pasang alat pengeluar pada permukaan ujung benda uji tersebut;
m) Bila diperlukan untuk mendinginkan benda uji, dapat digunakan kipas angin;
n) Keluarkan dan letakkan benda uji di atas permukaan yang rata dan diberi tanda pengenal serta biarkan selama kira-kira 24 jam pada temperatur ruang.
5.2 Persiapan pengujian a) Bersihkan benda uji dari kotoran yang menempel;
b) Ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm (0,004 in);
c) Timbang benda uji;
d) Timbang benda uji di dalam air untuk mendapatkan isi dari benda uji;
e) Timbang benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh;
RSNI M-06-2004
6 dari 21
5.3 Cara pengujian Lamanya waktu yang diperlukan dari diangkatnya benda uji dari penangas air sampai tercapainya beban maksimum saat pengujian tidak boleh melebihi 30 detik
a) Rendam benda uji dalam penangas air selama 30 – 40 menit dengan temperatur tetap 60oC ± 1oC untuk benda uji;
b) Untuk mengetahui indeks perendaman, benda uji direndam dalam penangas air selama 24 jam dengan temperatur tetap 60oC ± 1oC;
c) Keluarkan benda uji dari penangas air dan letakkan dalam bagian bawah alat penekan uji Marshall;
d) Pasang bagian atas alat penekan uji Marshall di atas benda uji dan letakkan seluruhnya dalam mesin uji Marshall
e) Pasang arloji pengukur pelelehan pada kedudukannya di atas salah satu batang penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh pada bagian atas kepala penekan;
f) Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji;
g) Atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol;
h) Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50,8 mm/ menit (2 inci/menit) sampai pembebanan maksimum tercapai, untuk pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum (stabilitas) yang dicapai. Untuk benda uji dengan tebal tidak sama dengan 95,2 mm, beban harus dikoreksi dengan faktor korelasi berdasarkan volume benda uji seperti diperlihatkan pada Tabel 2;
i) Catat nilai pelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur pelelehan pada saat pembebanan maksimum tercapai.
6 Perhitungan
Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan persamaan berikut : a) Kadar aspal total
Berat aspal Kadar aspal total = x 100 % ............. (1)
Berat total campuran b) Kepadatan (ton/m3) :
Berat Benda Uji Kepadatan = ............. (2)
Volume Benda uji c) Hitung perkiraan awal kadar aspal rencana
Pb = 0,035 (%AK) + 0,045 (%AH) + 0,18 (%BP) + konstanta ............. (3)
RSNI M-06-2004
7 dari 21
dengan pengertian: Pb Perkiraan Kadar aspal rencana awal AK Agregat kasar, yaitu agregat yang tertahan saringan No.8 AH Agregat halus, yaitu agregat yang lolos saringan No. 8 BP Bahan pengisi, yaitu agegat yang lolos saringan No. 200 Konstanta kira-kira 0,5 – 1 untuk Laston dan 1 –2 untuk Lataston
d) Berat jenis maksimum campuran beraspal (Gmm) Gmm diuji dengan metode AASHTO T 209 – 1990 e) Berat jenis efektif agregat
b
b
mm
mm
bmmse
GP
GP
PPG−
−= ............ (4)
dengan pengertian: Gse berat jenis efektif agregat Gmm berat jenis maksimum campuran (metode AASHTO T 209 – 1990) Pmm persen berat total campuran (= 100 %) Pb kadar aspal berdasarkan berat jenis maksimum campuran yang diuji dengan
metode AASHTO T 209 – 90 Gb berat jenis aspal
f) Berat jenis maksimum campuran dengan kadar aspal campuran yang berbeda
b
b
se
s
mmmm
GP
GP
PG+
= ............ (5)
dengan pengertian: Gmm berat jenis maksimum Pmm persen berat terhadap total campuran (=100) Ps persen agregat terhadap total campuran G se berat jenis efektif agregat G b berat jenis aspal P b kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran
g) Berat jenis agregat curah
n
n
2
2
1
1
n21sb
PP
.......GP
GP
P...........PPG
++
++= ............ (6)
dengan pengertian: Gsb berat jenis agregat curah P1, P2, Pn persentase masing-masing fraksi agregat G1,G2,Gn berat jenis curah masing-masing fraksi agregat
RSNI M-06-2004
8 dari 21
h) Penyerapan aspal
bsesb
sbseba G
GGGG
100P ×−
×= ............ (7)
dengan pengertian: Pba penyerapan aspal Gse berat jenis efektif agregat Gsb berat jenis curah agregat Gb berat jenis aspal
i) Kadar aspal efektif
sba
bbe P100P
PP ×−= ............ (8)
dengan pengertian: Pbe kadar aspal efektif, persen terhadap berat total campuran Pb kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran Ps persen agregat terhadap total campuran Pba penyerapan aspal, persen terhadap berat agregat
j) Rongga di antara mineral agregat
sb
smb
GPG
100VMA×
−= ............ (9)
dengan pengertian: VMA rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total campuran Gsb berat jenis curah agregat Gmb berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166) Ps persen agregat terhadap berat total campuran Pb kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran
k) Rongga di dalam campuran
mm
mbmm
GGG
100VIM−
×= ............ (10)
dengan pengertian: VIM rongga di dalam campuran, persen terhadap volume total campuran Gmb berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166) Gmm berat jenis maksimum campuran
l) Rongga terisi aspal
VMA
)VIMVMA(100VFB −×= ............ (11)
dengan pengertian: VFB rongga terisi aspal, persen terhadap VMA VMA rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total campuran VIM rongga di dalam campuran,persen terhadap volume total campuran
RSNI M-06-2004
9 dari 21
m) Stabilitas (kg) Pembacaan arloji tekan dilkalikan dengan hasil kalibrasi cincin penguji serta angka korelasi beban (Tabel 2)
Tabel 2 Rasio korelasi stabilitas Isi benda uji
(cm3) Tebal Benda Uji
(mm) Angka koreksi
1608 - 1636 88,9 1,12 1637 – 1665 90,5 1,09 1666 – 1694 92,1 1,06 1695 – 1723 93,7 1,03 1724 – 1752 95,2 1,00 1753 – 1781 96,8 0,97 1782 – 1810 98,4 0,95 1811 – 1839 100,0 0,92 1840 - 1868 101,6 0,90
n) Pelelehan (mm)
Dibaca pada arloji pengukur pelelehan 7 Laporan Hal yang dicantumkan dalam laporan adalah;
a) Berat jenis agregat, dalam desimal tiga angka dibelakang koma;
b) Berat jenis aspal, dalam desimal tiga angka dibelakang koma;
c) Temperatur pencampuran, pemadatan dan pengujian (oC) dalam bilangan bulat;
d) Kadar aspal dalam campuran, dilaporkan dalam %, satu angka di belakang koma
e) Kepadatan, dilaporkan dalam satuan t/m3, tiga angka di belakang koma;
f) Berat jenis maksimum campuran, dalam desimal tiga angka di belakang koma;
g) Rongga dalam campuran, dalam % dua angka di belakang koma;
h) Rongga terisi aspal; dalam % dua angka di belakang koma;
i) Rongga di antara mineral agregat, dalam % dua angka di belakang koma;
j) Stabilitas, dilaporkan dalam satuan kg, bilangan bulat
k) Pelelehan, dilaporkan dalam satuan mm, dalam desimal satu angka di belakang koma
l) Tanggal, identitas benda uji dan penanggung jawab pengujian
RSNI M-06-2004
10 dari 21
Lampiran A
(normatif)
Gambar peralatan Marshall modifikasi
Keterangan gambar: 1 Leher sambungan 2 Cetakan benda uji 3 Dasar
Gambar 1 Pencetak benda uji
RSNI M-06-2004
11 dari 21
Keterangan gambar: 1 Dasar 2 Batang pengarah 3 Penumbuk dengan tinggi jatuh 18 inci (454,2 mm)
Gambar 2 Penumbuk untuk pemadatan benda uji
RSNI M-06-2004
12 dari 21
Keterangan gambar: 1 Segmen atas 2 Segmen bawah 3 Dasar
Gambar 3 Kepala penekan (Breaking head)
datar
RSNI M-06-2004
13 dari 21
Keterangan gambar: 1 Batang pembebanan 2 Cincin pemegang batang 3 Arloji pengukur stabilitas 4 Cincin penguji (proofing ring) 5 Pengatur cincin penguji 6 Pelat kepala dongkrak (diameter tidak lebih dari 3,89 inci [101,35 mm]) 7 Sekrup pengatur ketinggian benda uji 8 Batang penurun benda uji 9 Dongkrak 10 Pemegang berdiameter ¾ inci (19,0 mm) 11 Pengatur ketinggian benda uji (secara manual) 12 Motor listrik
Gambar 4 Mesin pengujian tekan (mesin uji Marshall)
RSNI M-06-2004
14 dari 21
Lampiran B B.1 Daftar istilah Aspal keras : adalah suatu jenis aspal yang diperoleh dari hasil
proses penyulingan minyak bumi AASHTO : American Asociation of State Highway and
Transportation Officials BS : British Standard Extruder : adalah alat yang digunakan untuk mengeluarkan
benda uji dari dalam tabung pencetak (mold) Kering permukaan jenuh : adalah kondisi agregat, dimana air mengisi semua
rongga yang ada di dalamnya, tetapi permukaannya ’kering’.
SNI : Standar Nasional Indonesia Viscometer kinematik : adalah alat untuk pengujian viskositas aspal yang
mempunyai satuan centi Stockes Viskometer Saybolt Furol : adalah alat untuk pengujian viskositas aspal yang
mempunyai satuan detik
RSNI M-06-2004
15 dari 21
LAMPIRAN C (Informatif)
Tabel C.1 Formulir pengujian marshall
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASIJL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Fax. 022-7802726 BANDUNG 40294
Nama Contoh : SPEC. AC BASE Tanggal : 20 Maret 2003Agregat : Karawang Dikerjakan : Aspal : EX. PERTAMINA Pen 60 Diperiksa : Keterangan : Kalibrasi proving ring : 13,17
Kode Briket Isi Benda KepadatanBJ Campuran Rongga Rongga Rongga Pele- Hasil Kadarthd. Berat thd. Berat Kering SSD Dalam Uji Maksimum Diantara Terhadap Terisi Bacaan Kalibrasi Setelah lehan Bagi AspaAgregat Campuran Air (teoritis) Agregat Campuran Aspal Pada Proving Dikoreksi Marshall Efektif
(VMA) (VIM) (VFB) Alat Ring% % gr gr gr cc t/m3 % % % (kg) mm %
a b c=100/ d e f g = e - f h = d / g i = 100 / ((100 - j = 100 - k = 100 - l = 100 * m n o p q = o/p r = c - (100+b)*b c)/t + c/u) (100 - c)*h/s (h*100 / i) ( j - k)/j (v*(100-c)/100)
1 4.7 4.5 3455.3 3469.5 1950.2 1519.3 2.274 2.538 18.35 10.40 43.30 113 0 0 4.2 0.0 3.602 4.7 4.5 3458.3 3473.6 1946.7 1526.9 2.265 2.538 18.68 10.77 42.38 116 0 0 3.7 0.0 3.60
3 4.7 4.5 3461.2 3477.6 1943.2 1534.4 2.256 2.538 19.01 11.13 41.45 118 0 0 3.1 0.0 3.604.5 2.265 2.538 18.68 10.77 42.38 0 3.7 0.0 3.60
1 5.3 5.0 3464.9 3476.7 1971.8 1504.9 2.302 2.519 17.77 8.60 51.61 115 0 0 4.4 0.0 4.102 5.3 5.0 3452.0 3468.5 1967.6 1500.9 2.300 2.519 17.86 8.69 51.31 120 0 0 3.7 0.0 4.103 5.3 5.0 3439.1 3460.2 1963.4 1496.8 2.298 2.519 17.94 8.79 51.02 124 0 0 3.0 0.0 4.10
5.0 2.300 2.519 17.86 8.69 51.31 0 3.7 0.0 4.10
1 5.8 5.5 3470.3 3496.8 2009.6 1487.2 2.333 2.500 17.10 6.66 61.04 115 0 0 3.0 0.0 4.612 5.8 5.5 3464.6 3489.2 2009.0 1480.3 2.341 2.500 16.85 6.38 62.16 113 0 0 4.0 0.0 4.613 5.8 5.5 3458.8 3481.6 2008.3 1473.3 2.348 2.500 16.60 6.09 63.28 110 0 0 5.0 0.0 4.61
5.5 2.341 2.500 16.85 6.38 62.16 0 4.0 0.0 4.611 6.4 6.0 3470.9 3479.0 2007.0 1472.0 2.358 2.481 16.67 4.97 70.19 105 0 0 4.5 0.0 5.112 6.4 6.0 3473.4 3481.2 2003.3 1477.9 2.350 2.481 16.95 5.28 68.86 112 0 0 5.0 0.0 5.113 6.4 6.0 3475.8 3483.4 1999.6 1483.8 2.342 2.481 17.22 5.59 67.52 119 0 0 5.5 0.0 5.11
6.0 2.350 2.481 16.95 5.28 68.86 0 5.0 0.0 5.111 7.0 6.5 3500.3 3506.9 1999.6 1507.3 2.322 2.463 18.37 5.71 68.93 102 0 0 5.6 0.0 5.622 7.0 6.5 3494.9 3500.9 2004.6 1496.3 2.336 2.463 17.90 5.16 71.24 98 0 0 5.4 0.0 5.623 7.0 6.5 3489.5 3494.9 2009.6 1485.3 2.349 2.463 17.42 4.61 73.56 94 0 0 5.1 0.0 5.62
6.5 2.322 2.463 18.37 5.71 68.93 0 5.4 0.0 5.62
Bj.bulk agr (s) 2.660 Bj.eff.agr (t)* 2.726 Bj.aspal (u) 1.030 Absp.aspal (v ) 0.94 Gmm*** : 2.500 Kadar aspal 5.5
* BJ Eff. Agr % agregat ** Absorpsi aspal terhadap total agregat *** Gmm ditentukan dengan cara AASHTO T - 209 Bj.eff - Bj.bulk pada kadar aspal optimum perkiraan
100 % aspal 100 x x Bj. aspal Pb = 0.035(%AK) + 0.045(%AH) + 0.18(%BP) + Konstanta- Bj.eff x Bj.bulk Konstanta = 0.5 - 1 untuk laston , 2.0 - 3.0 untuk lataston
Gmm BJ.aspal
Kadar Aspal Berat Benda Uji Stabilitas
PENGUJIAN MARSHALL
RSNI M-06-2004
16 dari 21
Tabel C.2 Formulir pengujian PRD
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASIJL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Tlx.28377 pppj bd Fax. 022-7802726 BANDUNG 40294
Nama Contoh : SPEC. AC BASE Tanggal : 20 Maret 2003Agregat : Karawang Dikerjakan : Aspal : EX. PERTAMINA Pen 60 Diperiksa : Keterangan : Kalibrasi proving ring : 13,17
Kode Briket Isi Benda KepadatanBJ Campuran Rongga Rongga Rongga Pele- Hasil Kadarthd. Berat thd. Berat Kering SSD Dalam Uji Maksimum Diantara Terhadap Terisi Bacaan Kalibrasi Setelah lehan Bagi AspaAgregat Campuran Air (teoritis) Agregat Campuran Aspal Pada Proving Dikoreksi Marshall Efektif
(VMA) (VIM) (VFB) Alat Ring% % gr gr gr cc t/m3 % % % (kg) mm %
a b c=100/ d e f g = e - f h = d / g i = 100 / ((100 - j = 100 - k = 100 - l = 100 * m n o p q = o/p r = c - (100+b)*b c)/t + c/u) (100 - c)*h/s (h*100 / i) ( j - k)/j (v*(100-c)/100)
1 5.3 5.0 2469.6 2479.9 1450.8 1029.1 2.400 2.519 14.29 4.73 66.882 5.3 5.0 2469.7 2478.0 1450.7 1027.3 2.404 2.519 14.14 4.56 67.73
3 5.3 5.0 2469.5 2479.8 1450.6 1029.2 2.399 2.519 14.31 4.75 66.825.0 2.401 2.519 14.25 4.68 67.14
1 5.8 5.5 2481.4 2483.9 1460.7 1023.2 2.425 2.500 13.84 2.99 78.372 5.8 5.5 2475.7 2478.0 1454.8 1023.2 2.420 2.500 14.04 3.22 77.103 5.8 5.5 2470.0 2472.1 1448.9 1023.2 2.414 2.500 14.24 3.44 75.84
5.5 2.420 2.500 14.04 3.22 77.101 6.4 6.0 2459.7 2460.0 1443.5 1016.5 2.420 2.481 14.49 2.48 82.902 6.4 6.0 2459.5 2460.1 1443.4 1016.7 2.419 2.481 14.51 2.51 82.743 6.4 6.0 2459.6 2460.2 1443.6 1016.6 2.419 2.481 14.50 2.49 82.82
6.0 2.419 2.481 14.50 2.49 82.82
Bj.bulk agr (s) 2.660 Bj.eff.agr (t)* 2.726 Bj.aspal (u) 1.030 Absp.aspal (v ) 0.94 Gmm*** : 2.500 Kadar aspal 5.5
* BJ Eff. Agr % agregat ** Absorpsi aspal terhadap total agregat *** Gmm ditentukan dengan cara AASHTO T - 209 Bj.eff - Bj.bulk pada kadar aspal optimum perkiraan
100 % aspal 100 x x Bj. aspal Pb = 0.035(%AK) + 0.045(%AH) + 0.18(%BP) + Konstanta- Bj.eff x Bj.bulk Konstanta = 0.5 - 1 untuk laston , 2.0 - 3.0 untuk lataston
Gmm BJ.aspal
Kadar Aspal Berat Benda Uji Stabilitas
PENGUJIAN PRD
RSNI M-06-2004
17 dari 21
Tabel C.3 Formulir pengujian marshall
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASIJL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Fax. 022-7802726 BANDUNG 40294
Nama Contoh : Tanggal : Agregat : Dikerjakan : Aspal : PENGUJIAN MARSHALL Diperiksa : Keterangan : Kalibrasi proving ring :
Kode Briket Isi Benda KepadatanBJ Campuran Rongga Rongga Rongga Pele- Hasil Kadarthd. Berat thd. Berat Kering SSD Dalam Uji Maksimum Diantara Terhadap Terisi Bacaan Kalibrasi Setelah lehan Bagi AspaAgregat Campuran Air (teoritis) Agregat Campuran Aspal Pada Proving Dikoreksi Marshall Efektif
(VMA) (VIM) (VFB) Alat Ring% % gr gr gr cc t/m3 % % % (kg) mm %
a b c=100/ d e f g = e - f h = d / g i = 100 / ((100 - j = 100 - k = 100 - l = 100 * m n o p q = o/p r = c - (100+b)*b c)/t + c/u) (100 - c)*h/s (h*100 / i) ( j - k)/j (v*(100-c)/100)
Bj.bulk agr (s) : Bj.eff.agr (t)* : Bj.aspal (u) : Absp.aspal (v )** : Gmm*** : Kadar aspal
* BJ Eff. Agr % agregat ** Absorpsi aspal terhadap total agregat *** Gmm ditentukan dengan cara AASHTO T - 209 Bj.eff - Bj.bulk pada kadar aspal optimum perkiraan
100 % aspal 100 x x Bj. aspal Pb = 0.035(%AK) + 0.045(%AH) + 0.18(%BP) + Konstanta- Bj.eff x Bj.bulk Konstanta = 0.5 - 1 untuk laston , 2.0 - 3.0 untuk lataston
Gmm BJ.aspal
Kadar Aspal Berat Benda Uji Stabilitas
RSNI M-06-2004
18 dari 21
Tabel C.4 Formulir pengujian PRD
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASIJL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Tlx.28377 pppj bd Fax. 022-7802726 BANDUNG 40294
Nama Contoh : Tanggal : Agregat : Dikerjakan : Aspal : PENGUJIAN PRD Diperiksa : Keterangan :Kalibrasi proving ring :
Kode Briket Isi Benda KepadatanBJ Campuran Rongga Rongga Rongga Pele- Hasil Kadarthd. Berat thd. Berat Kering SSD Dalam Uji Maksimum Diantara Terhadap Terisi Bacaan Kalibrasi Setelah lehan Bagi AspaAgregat Campuran Air (teoritis) Agregat Campuran Aspal Pada Proving Dikoreksi Marshall Efektif
(VMA) (VIM) (VFB) Alat Ring% % gr gr gr cc t/m3 % % % (kg) mm %
a b c=100/ d e f g = e - f h = d / g i = 100 / ((100 - j = 100 - k = 100 - l = 100 * m n o p q = o/p r = c - (100+b)*b c)/t + c/u) (100 - c)*h/s (h*100 / i) ( j - k)/j (v*(100-c)/100)
Bj.bulk agr (s) : Bj.eff.agr (t)* : Bj.aspal (u) : Absp.aspal (v )** : Gmm*** : Kadar aspal
* BJ Eff. Agr % agregat ** Absorpsi aspal terhadap total agregat *** Gmm ditentukan dengan cara AASHTO T - 209 Bj.eff - Bj.bulk pada kadar aspal optimum perkiraan
100 % aspal 100 x x Bj. aspal Pb = 0.035(%AK) + 0.045(%AH) + 0.18(%BP) + Konstanta- Bj.eff x Bj.bulk Konstanta = 0.5 - 1 untuk laston , 2.0 - 3.0 untuk lataston
Gmm BJ.aspal
Kadar Aspal Berat Benda Uji Stabilitas
RSNI M-06-2004
19 dari 21
LAMPIRAN D (Informatif)
Grafik Hasil Percobaan Marshall
2.2402.2602.2802.3002.3202.3402.3602.3802.400
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Kadar aspal ( % )
Kep
adat
an (
gr/
cc )
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
20.0
21.0
22.0
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Kadar aspal ( % )
V M
A (
% )
35404550556065707580
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Kadar aspal ( % )
V F
B (
% )
120014001600180020002200240026002800
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Kadar aspal ( % )
Stab
ilita
s ( k
g )
2.02.53.03.54.04.55.05.56.0
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Kadar aspal ( % )
Kel
eleh
an (
mm
)
250300350400450500550600650
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Kadar aspal ( % )
Mar
shal
l Qui
tient
( k
g/m
m )
123456789
1011
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Kadar aspal ( % )
V I
M (
% )
VIM Marshall
VIM PRD
RSNI M-06-2004
20 dari 21
Lampiran E (Informatif)
Daftar nama dan lembaga
1) Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kimpraswil
2) Penyusun
Nama Lembaga
Ir. Kurniadji, MT Pusat Litbang Prasarana Transportasi
Ir. Neni Kusnianti Pusat Litbang Prasarana Transportasi
Ir. Yohanes Ronny Pusat Litbang Prasarana Transportasi
RSNI M-06-2004
21 dari 21
Bibliografi
− Kandhal, P.S, 1990. Large Stone Asphalt Mixer: Design and Construction, NCAT Report No 90-4, Auburn University
− The Asphalt Institute, 1993, Mix Design Methods for Asphalt Concrete and Other Hot-Mix Types, MS-2, Sixth Edition