SAINS dalam SAINS dalam KEPERAWATANKEPERAWATAN
FITRIANA S.,MA NURSING
FILSAFAT ILMU:DASAR DASAR PENGETAHUAN SARANA BERPIKIR ILMIAHSTRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAHHAKIKAT dan KEGUNAAN ILMUILMU dalam KEPERAWATAN
Ilmu Pengetahuan ?
Bersifat dinamis – sulit didefinisikan Lingkungan di mana manusia berada berbeda. Sejarah kehadiran manusia di masa lampau Saling bertukar pengalaman
Pengetahuan & pengalaman yg didapat IP mendekati kebenaranEx. Pengalaman kehidupan manusia di jaman purba cikal bakal IP
Ilmu Pengetahuan?
- Sutrisno Hadi : IP merupakan kumpulan pengalaman & pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara
harmonis dan teratur → Belum memuaskan
Diusulkan agar mengandung pengertian dan menjelaskan
sekaligus Fungsi dan atau tujuan (tugas) dari IP
Dengan pendekatan fungsi dan tujuan, dapat
dikemukakan pandangan-pandangan mengenai IP, yaitu : (1) Fungsi IP memperbaiki / meningkatkan kehidupan. (2) Tujuan IP memperbaiki kedudukan / derajat
manusia.
- Oleh karena itu tugas IP menemukan hal-hal baru yang diperlukan u/perbaikan hidup / kehidupan manusia.
Kodrat Manusia - Selalu ingin tahu - Mencari kebenaran untuk memperbaiki hidupnya - Dengan pengalaman yang diperoleh sepanjang
hidupnya, manusia menemukan jalan u/ memperoleh pendekatan kebenaran → Metode yang dipakai didasarkan pada IP yang berkembang pada saat itu.
Kerlinger (1973) - memberikan pengertian pada IP, terutama dari segi fenomena alam sebagai sumber IP.- tujuan dasar IP adalah: Pengamatan Menjelaskan Mengendalikan Meramal-Ini merupakan tujuan dan sekaligus tugas dari IP
Demikian pula halnya yang terjadi pada ilmu keperawatan.
Kesimpulan:
Sifat IP yang dinamis dan sulit didefinisikan, mengandung pengertian fungsi dan tugas (tujuan) yang memberikan manfaat , kenikmatan, kesejahteraan, dan untuk memperoleh kebenaran bagi peningkatan kehidupan manusia.
Pendekatan untuk memperoleh kebenaran - Pendekatan non-ilmiah : . Penemuan kebetulan . Intuisi . Prasangka . Akal sehat
- Pendekatan Ilmiah: . Metode ilmiah (Scientific method)
Perkembangan Kebenaran dalam IP : - Periode Trial and Error - Periode Kewibawaan dan tradisi - Periode Spekulasi dan Argumentasi - Periode Hipotesis dan Eksperimen.
Periode trial and error- Melalui percobaan berkali-kali dan sering gagal,- Pemecahannya diperoleh secara kebetulan,- Jika ingin diulang dan berhasil caranya harus
diubah, - Sebaiknya dihindari,- Metode ini sering digunakan oleh pejabat kita.
Periode Kewibawaan dan Tradisi
Periode Kewibawaan - Diawali dengan yang serba gaib – tidak dapat dilihat / didengar. - Orientasi berubah → manusia yang diaggap berwibawa, tokoh agama, cerdik pandai, ilmuwan, yang dituakan dsb → ada orang yang benar- benar berilmu / pandai. - Senang disanjung → tidak mau dikritik - Ucapannya dianggap doktrin → menentukan arah hidup.
- Masyarakat harus patuh pada doktrin, walaupun mereka tahu bahwa → Copernicus dan Galileo → difihak yang benar → sebagai buronan.
- Pada saat itu, Kewibawaan , adalah sumber kebenaran → karena itu : “ The master always says the truth “ → padahal kita tahu bahwa : “There is no authority in science “
Periode Tradisi
- Masih terjadi dan erat kaitannya dengan budaya, kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat tertentu.
- Kebenaran berdasarkan tradisi, justru bersumber pada ketidakbenaran : Misalnya bertanam dan menuai padi, melaut, membuat rumah, pernikahan, dsb.
- Masih terjadikah di kalangan masyarakat terpelajar ?
- Menghambat kemajuan IP
Spekulasi dan Argumentasi
Spekulasi - Hampir sama dengan Trial and Error. - Dilakukan karena ada pilihan (alternatif) – pilihan yang dianggap paling menguntungkan, tetapi tanpa pertimbangan yang matang. - Sering dilandasi dengan firasat / intuisi → berisiko tinggi. - Sebaiknya dihindari.
Argumentasi - Mencari kebenaran dengan cara ini sering ditempuh
dengan cara berdebat → didasarkan pada akal sehat mereka masing-masing, dan ini banyak terjadi dikalangan para pejabat pemerintahan dan bahkan di masyarakat ilmuwan.
↓ Sering menyesatkan, dan mempunyai
kelemahannya : ↓ Cepat puas, subyektif, sering tanpa bukti empiris
→ mengarah pada spekulasi
- Menghambat kemajuan IP → Hindari !
Periode Hipotesis dan Eksperimen - Umumnya didasarkan pada data dan fakta
empiris . - Banyak penemuan mutakhir/pengalaman yang
disertai dengan data dan bukti-bukti empiris, orang mulai ber fikir secara hipotetik → ada praduga, yang diikuti dgn pencarian fakta / bukti empiris sebagai bahan penunjang.
- Mencari kebenaran pada periode ini, lebih
didasarkan pada keterpaduan jalan pemikiran secara deduktif dan Induktif → sehingga terciptalah metode mencari kebenaran melalui suatu penelitian .
- Cara berfikir deduksi dan induksi akhirnya menjadi dasar penting terbentuknya Metode Ilmiah seperti sekarang.
Berfikir deduktif ?
- Salah satu cara berfikir deduktif yaitu Silogisme, yaitu :
"Aturan berargmentasi yg sistematis u/ mendapatkan kesimpulan"
- Silogisme terdiri dari 3 pernyataan:
.Premis Mayor - Dasar argumentasi pernyataan awal dianggap benar.
.Premis Minor - Merumuskan kebenaran mengenai subyeknya.
.Kesimpulan - Menyimpulkan pernyataan dari kedua premis.
- Jika premisnya diragukan kebenarannya, maka silogismenya diragukan pula kapasitasnya sebagai sumber IP .
- Kesimpulan yang ditarik dari deduksi tidak mencerminkan
hal-hal yang baru, seperti pernyataan pd kedua premisnya.
Artinya, silogisme dianggap tidak menambah hal-hal baru
atau unsur-unsur baru tentang kebenaran bagi IP .
- Silogisme tidak merupakan sumber sejati bagi IP .
- Berfikir induktif ? → cara lain untuk menarik kesimpulan.
- Francis Bacon (1561 – 1626) :
Tidak setuju cara pendekatan deduksi yang bertolak dari premis-premis yang berasal dari berbagai sumber, sedangkan kebenarannya tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan.
↓
Menurut Bacon, suatu pengetahuan atau kesimpulan, sebaiknya diambil berdasarkan pada pengamatan
atau pengalaman yang dilakukan sendiri terhadap seluruh populasi → mungkinkah hal tsb dilakukan sendiri ? ↓ Teori sampling
- Contoh pengambilan kesimpulan melalui induksi:
A, memiliki 2 telinga B, memiliki 2 telinga C, memiliki 2 telinga ↓ X, memiliki 2 telinga
Jadi A s/d X memiliki 2 telinga - semua manusia memiliki 2
telinga.
- Suatu pengamatan terhadap tiap anggota populasi (misalnya populasi manusia) tidak mungkin dilakukan sendiri (ingat keberatan Bacon sendiri)
Ternyata induksi pun tidak selalu sempurna dan pasti.
- Sebenarnya, premis-premis dalam deduksi berasal dari induksi, yaitu melalui proses pengamatan dan
pengalaman. ↓
Dengan demikian, deduksi baru mungkin jika ada induksi jg
mencatat lebih dahulu berbagai fakta dan fenomena atau
melaporkan pengalaman untuk disimpulkan dan dirumuskan
menjadi dalil-dalil yang bersifat umum → misalnya: " semua orang pasti mati "
- Jika diperhatikan, baik pada deduksi maupun induksi, terjadi
lompaan-lompatan, misalnya pada dalil-dalil yang bersifat umum : " semua orang pasti mati " → di mana lompatannya
sebagai penyebab dari kematian tersebut ???
- Contoh lompatan pada induksi . Penisilin menekan pertumbuhan Streptococc. . Penisilin menekan pertumbuhan Staphylococc. . Penisilin menekan pertumbuhan Pneumococc.
Kesimpulan : (1). Penisilin menekan pertumbuhan semua bakteri.
(2). Penisilin menekan pertumbuhan semua sel.
Perhatikan
Kesimpulan (2) lompatannya jauh dan luas dibandingkan (1), dan bersifat lebih umum, tetapi tidak ditunjang oleh data pene- litian-- tidak usah ditulis sbg kesimpulan pada penelitian anda.
- Perkawinan anatara berfikir deduktif dengan induktif, menjadi metode ilmiah.
Mendifinisikan sains dlm kprwtn perlu didahului dengan mendefinisikan keperawatan, sains, riset dan praktek kprwt berdasar teori
Upaya eksplorasi makna ilmu perawatan adalah melalui kajian paradigma secara utuh dan berkesinambungan
Ada berbagai pandangan tentang perawatan sebagai suatu disiplin ilmu, perlu pengembangan dari kreatifitas untuk dapat memberikan kontribusi bermakna dalam mencapai keutuhan ilmu dalam masyarakat
Terima Kasih