BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kita memasuki era informasi yang membuat banyak orang menyetujui
pandangan yang menyatakan, siapa saja yang menguasai informasi, maka dia akan
menguasai dunia. Untuk dapat menguasai informasi, dituntut cekatan dalam
menghimpun, mengambil kembali, menyeleksi, mengolah, serta terampil dan
bijak dalam memanfaatkan segala macam informasi. Dunia global yang tanpa
batas, khususnya dalam hal informasi dan komunikasi, menyebabkan semakin
banyak pilihan untuk memutuskan dalam memilih dari mana pun sumber
informasi yang diinginkannya. Sumber informasi yang dikenal luas oleh pencari
informasi di antaranya adalah media massa baik cetak maupun elektronik, hal ini
dapat dipahami karena salah satu fungsi media massa adalah penyebar informasi
kepada publik.
Pers indonesia telah memiliki kebebasan mengungkapkan pikiran dan
pendapat, sebagaimana diamanatkan oleh pasal 28-F UUD 1945 yang menyatakan
bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki dan menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang ada (Wahyu Wibowo, 2009, h.1-
2). Namun demikian, semakin banyak media massa, baik jumlah dan bentuknya
telah mengakibatkan persaingan semakin ketat dalam memperebutkan
1
khalayaknya. Sehubungan dengan itu, Hasanudin (dalam Ermanto, 2005:vii)
menyatakan :
Semakin baik dan terpercaya suatu sumber informasi, akan semakin menjadi pusat perhatian masyarakat.menyikapi hal semacam itu, sudah selayaknya media massa kita sebagai episentrum informasi menyiapkan diri untuk bersaing dengan episentrum-episentrum informasi lain dari negara di belahan bumi lainnya.
Secara umum, menurut Yunus (2012,h.27), media dikategorikan ke dalam
tiga jenis berikut :
1) Media Cetak, yang terdiri atas surat kabar harian, surat kabar mingguan, tabloid, majalah, bulletin / jurnal, dan sebagainya.
2) Media Elektronik, yang terdiri dari radio dan televisi.3) Media On-line, yaitu media internet seperti website, blog, dan lain
sebagainya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas media massa menjadi sumber informasi
utama, maka berkembanglah media massa di Indonesia, begitu pula dengan media
cetak. Salah satunya adalah tabloid yang saat ini banyak sekali bermunculan
tabloid-tabloid dengan berbagai format. Ada yang terbit mingguan atau bulanan,
kemudian dari segmen pembaca ada yang diperuntukkan untuk umum, wanita,
pria, remaja atau ibu-ibu rumah tangga. Selain itu tabloid memiliki konten yang
beragam mulai dari masalah kesehatan, kecantikan, fesyen, gaya hidup kuliner,
gosip, tips dan trik, olahraga, teknologi, musik serta masih banyak lagi.
Tabloid Bintang Indonesia adalah salah satu contoh tabloid yang menyajikan
berbagai macam konten. Tabloid ini terbit sekali dalam seminggu. Bintang
Indonesia hadir sebanyak 44 halaman. Sebagai media penyebarluasan informasi
dan sarana komunikasi antara berbagai pihak, tabloid Bintang Indonesia melaui
rubrik-rubriknya memberikan informasi yang penting bagi khalayaknya. Konten
2
yang disajikan tabloid Bintang Indonesia antara lain: Kencantikan, psikologi, Tip
dan Trik, Kesehatan, Resensi Film, Sinopsis, Gaya Bintang, Ragam Bintang dan
lain-lain.
Salah satu konten yang akan penulis teliti adalah Tip & Trik. tulisan ini
bersifat untuk meningkatkan kreatifitas pembaca terhadap tulisan yang telah
disajikan tabloid Bintang Indonesia serta memberikan informasi. Itulah alasan
mengapa penulis meneliti tulisan feature tersebut.
Sesuai dengan tingkat pembaca ibu rumah tangga sebesar 27% (sesuai data
yang diberikan tabloid Bintang Indonesia). Penulis menilai isi dari tulisan Tip &
Trik memiliki sasaran khalayak yang sesuai yaitu ibu rumah tangga menjadi salah
satu pembaca tabloid Bintang Indonesia. Tulisan yang diangkat merupakan
bacaan yang sifatnya ringan dan menghibur.
Alasan penulis memilih ibu rumah tangga menjadi responden, karena
sebelumnya penulis telah melakukan sebuah survei dan bertanya kepada Ibu
rumah tangga Cileungsi Elok. Mengenai tabloid Bintang, dan banyak Ibu rumah
tangga Cileungsi Elok yang mengkonsumsi dan membaca tabloid Bintang
Indonesia.
Sebelumnya kita harus mengetahui dahulu pengertian feature menurut Andi
Baso Mappatoto (teknik penulisan feature, 1999: h.5) mengungkapkan. Feature
adalah :
Karangan lengkap nonfiksi bukan berita lempang dalam media massa yang tak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreatifitas kadang-kadang dengan sentuhan subyektifitas pengarang terhadap peristiwa, situasi, aspek kehidupan dengan tekanan pada daya pikat manusiawi untuk mencapai tujuan memberitahu, menghibur, mendidik dan meyakinkan pembaca.
3
Berkaitan dengan feature, Asep Syamsul M. Romli juga (Jurnalistik Praktis,
2001: h.18-19) menjelaskan tipe feature sebagai berikut :
1. Feature Human Interst (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, atau kebencian, simpati dan sebagianya). Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit.
2. Feature Pribadi-pribadi menarik atau feature biografi. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi.
3. Feature Perjalanan. Misalnya kunjungan ketempat bersejarah di dalam ataupun diluar negeri, atau ketempat yang jarang dikunjungi orang.
4. Feature Sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan, dengan memunculkan “tafsir baru” sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini.
5. Feature Petunjuk Praktis (tips), atau mengajarkan keahlian how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bungan, membangun rumah, dan sebagainya.
Penulis menyimpulkan pendapat diatas bahwa feature adalah tulisan yang
memiliki daya kreatifitas yang bersifat subyektif dari penulis, memberi tekanan
pada saya pikat pembaca yang bertujuan menghibur, meyakinkan pembaca dan
memberikan informasi dan memiliki beberapa tipe yaitu, ada 5 tipe diantaranya
feature human interst, feature pribadi-pribadi menarik (biografi), feature
perjalanan, feature sejarah, feature petunjuk praktis (tips).
Bila dikaitkan dengan penelitian ini, maka isi dari tulisan Tip & Trik
merupakan feature petunjuk praktis atau biasa disebut dengan feature How To Do
It. Maka dengan banyaknya pengertian diataslah membuat penulis meneliti
Feature tersebut yang di terbitkan oleh Tabloid Bintang Indonesia. Dikarenakan
tulisan feature How To Do It berisi informasi yang bersifat menghibur alasan
itulah penulis meneliti isi tulisan Tip & Trik. Karena dari semua tulisan yang
4
disajikan Tabloid Bintang Indonesia terdapat tulisan yang bersifat feature How To
Do It, padahal tabloid ini lebih mengarah pada tabloid gosip artis-artis dalam
negri maupun luar negri.
1.2. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sejauhmana perhatian Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature
Tip & Trik pada Tabloid Bintang edisi bulan April 2014?
2. Sejauhmana pemahaman Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap isi
Feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang edisi bulan April 2014?
3. Sejauhmana sikap Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip
& Trik pada Tabloid Bintang edisi bulan April 2014?
4. Sejauhmana hubungan antara perhatian dengan pemahaman Ibu Rumah
Tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang
edisi bulan April 2014?
5. Sejauhmana hubungan antara pemahaman dengan sikap Ibu Rumah Tangga
Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang edisi
bulan April 2014?
Dari permasalahan tersebut penulis merumuskan masalah pokok penelitian, yaitu :
5
“Sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah
tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik yang disajikan
Tabloid Bintang Indonesia edisi April 2014?”
Berdasarkan masalah diatas, dalam penelitian untuk seminar ini, penulis
memilih judul :
HUBUNGAN PERHATIAN, PEMAHAMAN, DAN SIKAP IBU RUMAH
TANGGA CILEUNGSI ELOK TERHADAP ISI FEATURE TIP & TRIK
YANG DISAJIKAN TABLOID BINTANG INDONESIA EDISI APRIL
2014.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perhatian,
pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap feature Tip dan
Trik yang disajikan Tabloid Bintang edisi bulan April 2014.
1.4. Kegunaan Penelitian
Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmu
jurnalistik khususnya dan ilmu komunikasi umumnya dalam menguji hubungan
antara perhatian, pemahaman dan sikap terhadap isi tulisan Feature Tip dan Trik
Tabloid Bintang Indonesia.
6
Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada
redaksi Tabloid Bintang Indonesia tentang perhatian, pemahaman dan sikap
pembaca terhadap Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap apa yang mereka
sajikan dalam feature Tip & Trik.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu :
Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, masalah
pokok, tujuan penelitian, kegunaanpenelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II : Kerangka Teori. Bab ini mencangkup kerangka konseptual, kerangka
pemikiran, dan hipotesis.
Bab III :Metodologi Penelitian. Pada bab ini berisi desin penelitian yang
menjelaskan paradigma penelitian, pendekatan penelitian, sifat penelitian, metode
penelitian, bahan penelitian dan unit analisis, populasi dan sampel, hipotesis riset,
model analisis serta opersional variabel. Ada Teknik Pengumpulan Data,
menjelaskan validitas dan reliabilitas. Lalu ada Teknik Analisis Data, menjelaskan
alat statistik dan hipotesis statistik.
7
BAB II
KERANGKA TEORI
1.1. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini, penulis mengemukakan variabel yang berhubungan dengan
rumusan masalah “Sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu
rumah tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik yang disajikan
Tabloid Bintang Indonesia edisi April 2014?,” yaitu :
2.1.1 Komunikasi Massa
2.1.2. Tabloid
2.1.3. Feature
2.1.4. Teori S O R
2.1.5. Perhatian
2.1.6. Pemahaman
2.1.7. Sikap
2.1.8. Hubungan antara Perhatian, Pemahaman dan sikap
Berikut ini adalah uraian dari masing-masing variabel diatas :
2.1.1 Komunikasi Massa
Menurut Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, komunikasi massa
merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan massal, berjumlah banyak,
8
bertempat tinggal jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek
tertentu.
Selain itu, ada definisi komunikasi massa yang paling sederhana
dikemukakan oleh Bitner (Rakhmat, 2003: 188), yakni komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang
(mass communication is messages communicated through a mass medium to a
large number of people).
Rakhmat (2003, h. 189) juga mengungkapkan, “Komunikasi massa
diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.”
Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi
massa adalah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak yang
bersifat heterogen dan anonim melalui media massa (baik cetak maupun
elektronik) sehingga dapat diterima secara bersamaan dan menimbulkan berbagai
efek-efek tertentu.
Selain itu komunikasi massa memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakat.
Menurut Dominick (2001) seperti yang dikutip Ardianto (2007, h. 14), fungsi
komunikasi massa terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation
(penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai), dan
entertaiment (hiburan).
9
Jika dikaitkan dengan penelitian yang diteliti oleh penulis, komunikasi
massa yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui media cetak, yaitu
tabloid. Dalam hal ini, tabloid yang penulis jadikan sebagai bahan penelitian
adalah Tabloid Bintang Indonesia.
2.1.2. Tabloid
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990,h.881), tabloid adalah :
1. Surat kabar ukuran kecil yang banyak memuat berita secara singkat, padat dan
bergambar, mudah dibaca umum dan biasanya disertai dengan judul karangan
yang menggemparkan; surat kabar sensasi ; 2. Bentuk ringkasan.”
Kurniawan Junaedhi mengungkapkan dalam buku Ensklopedi Pers Indonesia
banwa tabloid adalah : “Surat kabar yang terbit dengan ukuran setengah dari
ukuran surat kabar biasa. Umumnya disajikan dengan gaya jurnalistik khas.”
Sementara Onong Uchjana Effendy mengatakan, “Tabloid adalah surat kabar
yang berukuran separuh dari ukuran standar yang biasanya memuat berita yang
sensasional.”
Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan tabloid adalah surat kabar
dengan ukuran setengah dari ukuran surat kabar biasanya dengan penulisan yang
padat, singkat dan diperbanyak dengan gambar. Dengan judul dan penulisan yang
khas serta sensasional. Jika dikaitakan dengan masalah pokok penelitian, Tabloid
Bintang Indonesia adalah surat kabar yang memiliki ukuran setengah dari surat
kabar biasa, memiliki banyak gambar yang disertai dengan judul dan penulisan
yang khas.
10
2.1.3. Feature
Sumandiria (2006,h 152) menjelaskan mengenai feature. Menurutnya feature
adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu
situasi, keadaan atau suatu aspek kehidupan yang bertujuan untuk memberi
infromasi dan juga menghibur masyarakat melalui media massa.”
Pengertian feature menurut L.R. Baskoro
Feature adalah bentuk teknik penulisan yang sangat mengandalkan kreativitas dan berpotensi subyektif. Sebagian orang menyebut feature sebagai karangan khas dan ada juga yang menjulukinya sebagai bentuk jurnalisme baru. Dalam feature bahkan pegangan 5W dan 1H tidak harus diletakkan pada bagian atas atau awal berita. Ia disebarkan keseluruh tulisan atau bahkan dapat diabaikan.
Mengenai jenis feature, Rikyono Praktiko membaginya sebagai berikut:
1. Feature Human Interest, yaitu feture yang mengandung banyak unsur rasa manusiawi, sentuhan manusia dari segi yang diutamakan.
2. Feature Pribadi-pribadi menarik (Intersting Person Narative), atau feature biografi dan pribadi (Biographical and Personality) yang ditulis karena riwayat hidup mereka bernilai untuk diceritakan.
3. Feature Otobiografi, feature ini hampir sama dengan pribadi-pribadi menarik, bedanya pada tokoh-tokoh tertentu. Tidak perlu dikaitkan oleh suatu kejadian yang menimpa mereka.
4. Feture perjalanan. Berbagai kisah perjalanan dapat mengikat pembaca. Kunjungan kepada masyarakat-masyarakat atau orang-orang yang menarik atau tidak umum atau masih jarang diketahui orang. Dan juga kepada tempat-tempat yang menarik atau masih jarang diketahui umum.
5. Feature Sejarah mengenai sejarah dan sering ada kaitannya dengan tokoh-tokoh terkenal.
6. Feature Ilmiah atau pengetahuan. Feature yang menyajikan fakta-fakta ilmiah akurat dalam bahasa non teknik dan mudah dimengerti, mudah dicerna oleh pembacanya awam dalam bidang itu.
7. Feature Petunjuk Praktis. Feature ini disebut juga sebagai “Practical Guidance Feature” atau Explanatory and How To Do It. Feature yang memberikan tuntuna atau bimbingan kepada pembaca tentang penerapan praktis tentang suatu pengetahuan.
8. Feature Interpretatif. Feature yang memberikan interpretasi atau bersifat interpretatif. Tetapi bedanya terutama adalah pada cara penyajiannya, cara penulisannya, terutama titik beratnya pada rasa manusiawinya.
11
Dari ketiga pengertian feature, penueliti menyimpulkan bahwa feature adalah
sebuah karya jurnalistik yang melihat dari berbagai situasi, keadaan ataupun
sebuah aspek kehidupan dalam konteks menghibur namun terselip sebuah
informasi kepada masyarakat luas melalui sebuah media massa. teknik menulis
mengandalkan kreatifitas dengan karangan yang khas yang dijuluki jurnalisme
baru. Serta dibagi atas beberapa tipe yaitu feature human interest, pribadi-pribadi,
Otobiografi, perjalanan, sejarah, ilmiah atau pengetahuan, petunjuk praktis How
To Do It dan interpretatif.
Pengertian feature diatas memiliki keunggulan masing-masing. Jika dikaitkan
dengan penelitian, maka isi feature How To Doit adalah sebuah karya tulisan
jurnalistik yang kreatif , yang bersifat menghibur tapi berisi informasi serta
memberikan petunjuk-praktis. Maka konten dari isi Tip & Trik menjadi yang
diteliti dan termasuk dalam kategori feature petunjuk praktis atau How To Do It.
2.1.4. Teori S O R
Teori yang digunakan adalah teori S-O-R. Salah satu pengertiannya
dijelaskan oleh Morrissan (2010, h. 223), teori masyarakat massa atau sering juga
disebut teori Stimulus respon (S-R Theory) merupakan teori yang tua dan paling
dasar dalam ilmu komunikasi modern.
Teori S-R memiliki banyak nama lain seperti teroi jarum hipodermik (hypodermic nedle theory) atau teori peluru ajaib (magic bullet theory). Disebut demikian karena teori ini meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang bisa langsung masuk kedalam jiwa penerima pesan, sebagimana peluru yang ditembakkan dan langsung masuk tubuh. Teori S-R menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya melibatkan dua komponen yaitu media massa san penerima yaitu khalayak.
12
Media massa mengeluarkan stimulus dan penerima menanggapinya dengan menunjukkan respon. (Morrisan, 2010, h.223).
Model S-R ini diperbaharui dan dikutip oleh (Hoeta-Soehoet, A.M. Teori
Komunikasi 2, 2002, hal.26) yang menyatakan :
Model S-O-R berasal dari model Stimulus respon menurut pendekatan psikologi dimodifikasi oleh Defleur dengan memasukan unsur organisme. Dalam membahas Komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap orang perorangan istilah-istilah yang digunakan yaitu : Stimulus = rangsangan = dorongan, Organisme = manusia = komunikan, Response = respon = reaksi = tanggapan = jawaban = pengaruh = efek = akibat.
Lalu, efek – efek Komunikasi Massa menarik bagi dua golongan yaitu :
Golongan yang ingin berhubungan dengan orang lain dan ingin menggunakan
saluran yang efektif menuju khalayak, serta golongan yang takut akan dampak
negatif dari media massa.
1. Prisip Stimulus Response :
Efek adalah reaksi khusus, dengan demikian dapat diharapkan atau diduga
berhubungan yang erat antara isi pernyataan, media dengan reaksi khalayak.
2. Unsur-unsur Model Stimulus-Organisme-Respons adalah :
Message = isi pernyataan yaitu stimulus (S) = perangsang
Receiver = penerima yaitu organisme (O) = badan yang hidup
Efek = pengaruh yaitu response (R) = tanggapan
Digambarkan sebagai berikut :
(dikutip oleh Hoeta-Soehoet, A.M. Teori Komunikasi 2, 2002, h.27)
13
S O R
Dan Hoeta Soehoet menjelaskan, media massa pada mulanya dianggap mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa kepada khalayaknya, yang diungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik. Keterangan sebagai berikut : Isi pernyataan dalam media disuntikkan ke dalam urat darah khalayak, dan khalayak dikira akan memberi reaksi dengan cara sebagimana telah diperkirakan sebelumnya. Penulis menggunakan metode S-O-R yang sudah diperbaharui oleh Hoeta Soehoet.
2.1.5. Perhatian
Menurut Keneth E. Endersen yang dikutip oleh jalaludin rakhmat (2009,
h.52), perhatian adalah sebagai berikut, “proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.
Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu indera kita, dan
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.”
Abu Ahmadi (2009, h.142), “perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan
pada suatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.”
Sementara itu, Wasty Soemanto (2006, h. 34) mengartikan, “perhatian adalah
pemusatan tenaga/ kekuatan jiwa tertuju pada sesuatu objek, atau pendayagunaan
kesadaran untuk menyertai sesuatu objek.”
Dari ketiga pengertian beberapa ahli mengenai perhatian. Penulis
menyimpulkan, perhatian adalah pemusatan melalui alat indera yang tertuju pada
suatu objek dengan konsentrasi diri serta keaktifan jiwa baik dari dalam maupun
dari luar dirinya.
Apabila dikaitan dengan masalah pokok penenlitian, perhatian Ibu rumah
tangga terhadap Feature How to Do It yang disajikan oleh tabloid Bintang
14
Indonesia adalah sebuah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli yang
dialami oleh pembaca tersebut yang diarahkan isi dari tulisan feature Tip & Trik.
2.1.6. Pemahaman
Jalaludin Rakhmat (2009, h.13 dan 38) berpendapat bahwa :
“Pemahaman atau pengertian adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Pemahaman merupakan hasil dari motif ingin tahu, mengerti, menata dan menduga (predicbility). Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan (frame or reference) untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.”
Abu Ahmadi (2009, h. 165) menjelaskan bahwa:
“Pemahaman atau pengertian adalah hasil berpikir, yang merupakan
rangkuman sifat-sifat pokok dari suatu barang atau kenyataan yang dinyatakan
dalam suatu perkataan.”
Kutipan dari teori Benyamin S. Bloom, Djaali (2008, h.77) merumuskan
tentang pemahaman bahwa:
Pemahaman (comprehension) ialah “kemampuan untuk mengeinterpretasikan
atau mengulang informasi dengan menggunkan bahasa sendiri.”
Ketiga pengertian tentang pemahaman penulis menyimpulkan, pemahaman
adalah kemampuan menginterpretasikan dan merangkum dengan bahasa sendiri
serta hasil dari motif ingin tahu, mengerti, menata, dan menduga.
Berkaitan dengan permasalahan, pemahaman Ibu rumah tangga terhadap
Feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia merupakan kemampuan mereka
untuk menginterpretasikan atau mengulang pesan feature tersebut yang melalui
15
proses berpikir untuk mengetahui dan mengerti tentang apa yang dimaksud oleh
redaksi.
2.1.7. Sikap
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009, h. 47) bahwa:
Sikap dapat didefinisikan sebagi suatu penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung kearah berbagai objek atau ide. Sikap dapat pula diartikan sebagai kesiapan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap.
Walgito (2003, h.127) menjelaskan, “sikap itu merupakan organisasi
pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek, atau situasi yang relatif yang
disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.”
Sementara menurut Allport yang dikutip Robert K. Gabel dalam Djaali
(2008, h. 114) mengemukakan, “Sikap adalah suatu kesiapan mental yang
tersususn melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon
individu terhadap semua objek situasi yang berhubungan dengan objek itu.”
Penulis menyimpulkan pengertian sikap dari ketiga teori diatas bahwa sikap
adalah penilaian yang kognitif seseorang terhadap sesuatu dengan cara setuju
ataupun tidak setuju, bisa pula dengan sebuah respon, pendapat dan keyakinan
mengenai objek. Semua itu dapat tersusun melalui pengalaman dan pengaruh yang
diberikan oleh situasi dalam menghadapi objek tersebut.
16
Apabila dikait dengan penelitian, maka sikap yang menjadi penelitian penulis
adalah sikap Ibu rumah tangga Cileungsi Elok Kecamatan Cileungsi Bogor
terhadap isi tulisan Feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia.
2.1.8. Hubungan Perhatian, Pemahaman dan Sikap
Hubungan perhatian, pemahaman dan sikap berkaitan erat dengan teori S O R
( Stimulus – Organism - Respon). Sesuai dengan judul penelitian, yang menjadi
media adalah isi tulisan feature Tip & Trik yang berisikan informasi tentang
langkah-langkah membuat sebuah kretifitas. Penggunaan media adalah perhatian,
pemahaman dan sikap Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok, Bogor. Terhadap isi
pesan dari feature Tip & Trik di Tabloid Bintang Indonesia.
Sesuai dijelaskan pada sub sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan
model S O R yang digambarkan dalam bentuk skema seperti dibawah ini :
Bagan 2.1
Model S O R
(Sumber : Hoeta-Soehoet, A. M. Teori Komunikasi 2, 2002, hal 27)
Menurut Defleur yang dikutip Soehoet (2001, h.27), terdapat beberapa unsur
dalam teori S – O – R :
a. Isi pernyataan – Stimulus (S) = rangsangan = dorongan
b. Penerima atau komunikan – Organisme (O) = manusia = komunikan
c. Efek – pengaruh yaitu respon (R) = tanggapan = pengaruh = efek
17
S O R
Bila dikaitakn dengan penelitian, maka yang menjadi stimulus (S) yitu
perhatian terhadap isi tulisan feature Tip & Trik di tabloid Bintang Indonesia,
Organisme (O) adalah Ibu rumah tangga Cileungsi Elok, sedangkan Respon (R)
yaitu pemahaman dan sikap.
Sesuai dengan gambar diatas dapat dijelaskan sebagi berikut, perhatian,
pemahaman dan sikap merupakan unsur tahapan dalam respon publik terhadap
media massa. Sikap baru dapat terbentuk apabila pemahaman dan terhadap pesan
cukup tinggi dan upaya khalayak untuk memperoleh pemahaman hanya akan
dilakukan oleh khalayak yang memberikan perhatian tinggi terhadap media massa
tersebut.
2.2. Kerangka Pemikiran
Bagan 2.2
18
TABLOID BINTANG INDONESIA
FEATURE
PERHATIAN
Tinggi
Sedang
Rendah
IBU Rumah Tangga Cileungsi Elok
Keterangan Bagan :
Tabloid Bintang Indonesia menyajikan beragaman informasi yang menarik.
Mulai dari kecantikan, masalah kesehatan, fesyen, gaya hidup, kuliner, gosip, tips
dan trik, olahraga, teknologi, musik serta masih banyak lagi. Salah satu tulisan
yang dikemas dengan format feature yaitu Tip & Trik, dimana tulisan itu berisi
tentang informasi dan langkah-langkah serta petunjuk praktis. Dalam penelitian
ini penulis mengambil sampel Ibu rumah tangga Cileungsi Elok, Bogor.
Dari sampel tersebut penulis ingin melihat sejauhmana hubungan perhatian,
pemahaman dan sikap (Ibu rumah tangga Cileungsi Elok). Terhadap tulisan
feature Tip & Trik dalam Tabloid Bintang Indonesia. Perhatian dibagi menjadi
tiga yaitu tinggi, sedang atau rendah. Setelah feature itu mendapat perhatian maka
akan timbul pemahaman yaitu tinggi, sedang dan rendah. Lalu, pemahaman juga
akan mempengaruhi sikap yang dirasakan Ibu rumah tangga Cileungsi Elok
19
PEMAHAMAN
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
SIKAP
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
apakah, setuju, ragu-ragu atau tidak setuju dengan isi tulisan feature Tip & Trik
dalam Tabloid Bintang Indonesia.
2.3. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah :
1. Jika perhatian Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &
Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka pemahaman mereka juga
tinggi.
2. Jika pemahaman Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &
Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka sikap mereka sangat setuju.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Menurut Bungin (2010, h.85), “Desain penelitian merupakan rancangan,
format pedoman, aturan main, atau acuan penelitian yang akan dikerjakan. Dalam
penelitian, desain penelitian, desain penelitian dibuat setelah proposal penelitian
disetujui.” Didalam desain penelitian, segala sesuatu yang digunakan untuk
kepentingan pelaksanaan penelitian harus dimuat. Apabila desain penelitian sudah
disiapkan, maka separuh proses penelitian sudah dijalankan.
3.1.1. Paradigma Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan paradigma positivisme sebagai
pedoman dalam penelitian penulis. Berikut penulis menjelaskan seputar
paradigma positivisme.
20
Paradigma tidak bisa lepas dari sebuah penelitian untuk membahas masalah
yang diteliti. Paradigma diartikan sebagai cara seseorang memandang dan melihat
suatu fenomena. Umar (2008, h.19) menyatakan “Paradigma adalah suatu cara
pandangan terhadap sesuatu yang menjadi dasar, arah dan makna bagi banyak
peneliti untuk melakukan penelitiannya”.
Sedangkan Sugiyono (2008, h.42) berpendapat :
Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunkan.
Penulis menyimpulkan bahwa paradigma adalah suatu cara pandang terhadap
sesuatu yang menjadi dasar, arah dan maknsa bagi banyak peneliti untuk
melakukan penelitian. Dapat diartikan juga sebagai pola pikir yang menunjukkan
hubungan anatar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis
dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian.
Berkaitan dengan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa paradigma
penelitian adalah suatu cara seseorang memandang suatu hal yang mendasar yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus dapat
menjawab rumusan masalah penelitian.
Penulis memusatkan penelitian dengan menggunakan pendekatan positivistik.
Sugiyono (2008, h. 8) menyatakan, “filsafat positivisme memandang realitas
atau gejala fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,
21
terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Peneliti pada umumnya
dilakukan pada populasi atau sampel yang representatif.”
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa positivisme adalah cara memandang
suatu gejala yang dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur
dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Jika dikaitkan dengan penelitian ini
maka ada hubungan dengan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga
Cileungsi Elok terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid Bintang Indonesia.
3.1.2. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Melalui
pendekatan kuantitatif, Peneliti bermaksud mencari hubungan antara variabel
perhatian dan pemahaman serta variabel pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga
Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang Indonesia.
Menurut Kriyantono (2008, h.55), “Riset kuantitatif adalah riset yang
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang dihasilkan dapat
digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalam data
analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasaan data sehingga data atau hasil
riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.”
Sugiyono (2011, h.8) menambahkan, “Metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan pada filsafat positivisme. Digunakan untuk menenliti pada populasi dan
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
22
Dari dua pengertian diatas, penulis menyimpulkan metode penelitian
kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pandangan
positivistik, yang digunakan untuk meneliti sampel atau populasi tertentu.
Menggunakan instrumen penelitian, dengan hasil data statistik dan bertujuan
untuk menguji hipotesis, analisis data yang menggunakan ilmu statistik, baik
deskriptif maupun inferensial serta kesimpulan hasil penelitian yang bersifat
penggambaran atau jalinan variabel.
Pendekatan penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah
penulis, yakni “Sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu
rumah tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik yang disajikan
Tabloid Bintang Indonesia edisi April 2014?.
3.1.3 Sifat Penelitian
Kriyantono (2008, h.59-60), menjelaskan jenis survey :
1. Survei DeskriptifJenis survei ini digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang terjadi (what exist at the moment) dan terdiri dari satu variabel.
2. Survei EksplanatifJenis survei ini digunakan jika periset ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak hanya sekunder menggambarkan terjadinya fenomena itu tejadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain periset ingin menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel.
Pemaparan diatas, menjelaskan bahwa survei dapat dibedakan menjadi dua,
deskriptif yaitu jenis yang digunakan untuk menggambarkan populasi yang diteliti
dari satu variabel. Eksplanatif, digunakan untuk meneliti mengenai mengapa
23
fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Periset menjelaskan hubungan antar
variabel. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka penulis meneliti dengan
menggunakan survei eksplanatif. Karena survei eksplanatif menjelaskan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Kriyantono (2008, h.60), survei eksplanatif dapat dibagi menjadi dua sifat
yaitu komparatif dan asosiatif. “Komparatif, bermaksud untuk membuat
komparasi (membandingkan) antara variabel yang satu dengan variabel lainnya
yang sejenis. Asosiatif, bermaksud untuk menjelaskan hubungan (korelasi) antar
variabel”.
Dari penjelasan diatas, sesuai dengan penelitian penulis menggunakan jenis
survei eksplanatif asosiatif , yaitu menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih.
Bila dikaitkan dengan masalah penelitian ini, penulis menggunakan metode survei
eksplanatif asosiatif karena melalui metode tersebut penulis dapat menjelaskan
hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga Cileungsi Elok
terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia.
3.1.4. Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survei.
Menurut Singarimbun, survei (2006, h. 3). “Penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data yang pokok”.
Kriyantono juga mengatakan bahwa (2010, h. 59):
Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya. tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstuktur dan
24
mendetail melalui kuesioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Sedangkan meurut Martono (2010, h.19), menjelaskan :
Penelitian survei, yaitu tipe penelitian dengan menggunakan kuesioner atau
angket sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survei, responden diminta
untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner atau
angket untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah
menggunakan teknis analisis kuantitatif tertentu.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
penelitian survei merupakan metode yang memfokuskan variabel untuk
menggambarkan kebutuhan informasi, penggunaan media, dan pemanfaatan isi
dengan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Dengan alasan tersebut penulis memilih metode survei untuk melakukan
penelitian ini, sebab penulis ingin menggunakan kuesioner untuk mendapatkan
informasi tepat mengenai sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap
Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap isi feature Tip & Trik Tabloid Bintang
Indonesia.
3.1.5. Bahan Penelitian dan Unit Analisis
Bahan penelitian sebagai berikut :
1. Subjek penelitian yaitu Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok.
2. Objek penelitian adalah perhatian, pemahaman dan sikap.
Singarimbun dan Effendy (2008, h. 155), menambahkan, “Pada umumnya
merupakan unit analisa dalam penelitian survei adalah individu.” Silalahi (2010,
25
h. 293) menjelaskan, ada tiga ciri penelitian survei yaitu data dikumpulkan dari
responden atau sampel atas populasi atau mewakili seluruh populasi,
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan umumnya unit
analisis adalah individu.
Jika dikaitkan dengan penelitian , maka unit analisis dalam penelitian adalah
individu, dalam hal ini individu yang dimaksud adalah Ibu rumah tangga
Cileungsi Elok, Bogor.
3.1.6. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian dengan metode survei ini, penulis terlebih dahulu
menentukan populasi yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Kriyantono (2008, h.151) mengartikan populasi sebagai “keseluruhan objek
atau fenomena yang diriset.” Sedangkan Sugiyono (2008, h.80) menguatkan,
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek, subjek yang diriset mempunyai karakteristik tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian.
Sampel menurut Kriyantono (2008,h.153) adalah “Sebagian dari keseluruhan
objek atau fenomena yang akan di teliti.” Dan Martono (2010, h. 66) mengatakan
“Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri keadaan tertentu
yang akan diteliti. Dari kedua definisi, penulis menyimpulkan bahwa sampel
26
adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang berupa objek atau fenomena yang
memiliki ciri-ciri keadaan tertentu yang akan diteliti.
Ada dua teknik pengambilan sampel dalam sebuah penelitian, Kriyantono
(2008, h. 154) menjelaskan :
Terdapat dua jenis teknik sampling yaitu sampling probabilitas dan sampling nonprobabilitas... sampling probabilitas adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas di mana setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk di pilih melalui perhitungan secara sistematis, sedangkan sampel nonprobabilitas di mana setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk di pilih melalui perhitungan secara sistematis, sedangkan sampel nonprobabilitas merupakan sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dari periset berdasarkan tujuan risetnya.
Penulis mengambil sampel Ibu rumah tangga Cileungsi Elok, yang terdiri
dari empat rukun tetangga yaitu RT 01, 02, 03, 04 dan satu rukun warga yaitu RW
013. Karena tidak semua Ibu rumah tangga di Perumahan Cileungsi Elok
Kelurahan Cileungsi Kecamantan Cileungsi Kabupaten Bogor membaca Feature
Tip & Trik di Tabloid Bintang Indonesia, maka penulis mencari keterangan
dengan mendatangi satu persatu Ibu rumah tangga Cileungsi Elok untuk
menyakan apakah membaca tabloid Bintang Indonesia.
Berdasarkan pencarian keterangan yang dilakukan oleh penulis kepada Ibu
rumah tangga Cileungsi Elok Kelurahan Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Bogor,
tercatan jumlah Ibu rumah tangga sebagai populasi adalah sebanyak 154 orang,
dan Ibu rumah tangga yang terbiasa membaca Feature Tip & Trik Tabloid Bintang
Indonesia ada 40 orang yang selanjutnya disebut responden.
Menurut Roscoe yang dikutip Sugiyono (2008, h.91) mengenai jumlah
sampel yang relevan untuk penelitian :
27
1. Ukuran sampel yang layak untuk penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah sampel anggota dalam setiap kategori minimal 30.
3. Bila ada penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regersi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + independen) maka jumlah anggota sampel : 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.
Hal ini diperkuat dengan penjelasan dari Bailey yang dikutip Ruslan (2003,
h. 149), “Untuk penelitian yang menggunakan analisis data yang statis, jumlah
sampel yang terkecil adalah 30 subjek/objek.”
Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, yang akan diteliti adalah 40 orang
responden yang dipilih dari Ibu rumah tangga Cileungsi Elok Kelurahan Cileungsi
Kecamatan Cileungsi Bogor yang terbiasa membaca tulisan Feature Tip & Trik di
Tabloid Bintang Indonesia. Pada tulisan Feature Tip & Trik di Tabloid Bintang
Indonesia, penulis memilih edisi April 2014. Karena pada penelitian survei
sampel yang dibutuhkan adalah sampel terbaru sehingga responden yang
menjawab kuesioner akan lebih mudah menjawab, karena masih teringat
mengenai tulisan Feature Tip & Trik tersebut.
Format isi tulisan Feature Tip & Trik setiap edisi menampilkan tips-tips, info
yang menggunakan langkah-langkah dan petunjuk praktis . Untuk itu penulis
memilih edisi pada bulan April 2014 yaitu edisi 1191 dan edisi 1192. Maka dari
itu, penulis beranggapan edisi di bulan April tersebut telah mewakili seluruh
tulisan Feature Tip & Trik untuk diteliti.
3.1.7. Hipotesis Riset
28
Martono (2010, h.57) berpendapat : “Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang
berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesis dapat
didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji.
Kriyantono (2008, h.30) menjelaskan, “hipotesis teoritis adalah hipotesis
yang dirumuskan setelah periset melakukan kegiatan berteori. Hipotesis ini belum
cukup operasional untuk langsung diuji.” Dan Kriyantono menambahkan, “... baru
bisa diuji secara langsung setelah di operasionalkan, agar mudah untuk diukur,
dan berubah menjadi hipotesis riset (research hypothesis).”
Penulis juga memahami, ini baru bisa diuji secara langsung apabila telah di
operasionalkan, agar mudah diukur, sehingga berubah menjadi hipotesis riset.
Berkaitan dengan penelitian mengenai hubungan perhatian, pemahaman dan sikap
terhadap Feature Tip & Trik, maka muncul hipotesis seperti dibawah ini :
1. Jika perhatian Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &
Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka pemahaman mereka juga
tinggi.
2. Jika pemahaman Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &
Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka sikap mereka sangat setuju.
3.1.9. Model Analisis
Model analisis penelitian ini, seperti pada gambar 3.1 di bawah ini :
Bagan 3.1
Model Analisis
29
X1 Y2Y1/X2
Keterangan :
X1 = Perhatian
Y1/X2 = Pemahaman
Y2 = Sikap
3.1.9. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, untuk
menghasilkan data kauntitatif. Dengan skala pengukuran ini, nilai variabel yang
diukur dalam bentuk angka, agar lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Oleh karena itu, skala pengukuran yang digunakan penulis adah skala Likert.
Menurut Kriyantono (2008, h.136) bahwa:
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang suatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematis oleh periset, indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan yang harus diisi responden. Setiap pertanyaan dan pernyataan tersebut dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata; sangat setuju (ss), setuju (s), ragu-ragu, tidak setuju (ts), sangat tidak setuju (sts), atau sangat puas, cukup puas, tidak puas, sangat tidak puas, atau sangat baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk, dan lainya tergantung indikator penelitian.
Sesuai uraian diatas penulis mengetahui, mencoba menyesuaikan dengan
penelitian bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap terhadap objek
yang biasanya ditentukan dengan spesifik dan sistematis oleh seorang periset,
indikator dari variabel perhatian terhadap suatu objek untuk membuat pertanyaan 30
yang harus dijawab nantinya oleh responden dengan tingkat sangat setuju, setuju,
ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju dan lain-lain.
Dan Singarimbun dan Effendy (2006, h.110-111) berpendapat bahwa:
Ada penelitian yang menggunakan jenjang 3 (1,2,3) jenjang 5 (1,2,3,4,5), jenjang 7 (1,2,3,4,5,6,7). Jenjang mana yang cocok untuk digunakan, amat tergantung dari populasi penelitian. Bila populasi penelitian kita adalah kelompok masyarakat yang terdidik sehingga mampu membedakan pendapatnya secara lebih tajam, maka dapat digunakan jawaban yang berjnjang lebih besar. Pada masyarakat pedesaan, jawaban yang berjenjang 3 atau 5 adalah yang sesuai.
Apabila dikaitkan dengan masalah penelitian, pengertian diatas memberikan
pengertian kepada penulis untuk menggunakan jenjang 3 kepada Ibu rumah
tangga Cileungsi Elok Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor yang nantinya
akan menjadi responden, karena tidak semua Ibu rumah tangga disana
mengenyam pendidikan yang sama. Inilah yang dinilai penulis untuk memilih
jenjang 3. Yaitu setuju, ragu-ragu, tidak setuju.
Penulis mengoperasionalkan variabel sebagai berikut :
1. Variabel X1 : Perhatian
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli
menonjol dalam kesadaran yang diuraikan pada suatu objek, baik di dalam
maupun di luar dirinya. Atribut perhatian responden mengenai isi tulisan Feature
Tip & Trik edisi bulan April 2014 adalah :
1. Tinggi
2. Sedang
3. Rendah
31
Setiap edisi terdiri dari 5 pertanyaan. Untuk perhatian terdiri dari 3 edisi ,
maka jumlah pertanyaan 15 pertanyaan.
1. Tinggi, apabila responden memperoleh skor 15-11 dari 5 pertanyaan yang
diajukan
2. Sedang, apabila responden memperoleh skor 10-6 dari 5 pertanyaan yang
diajukan
3. Rendah, apabila responden memperoleh skor 5-1 dari 5 pertanyaan yang
diajukan.
Indikator perhatian responden terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid Bintang
Indonesia, adalah :
1. Memperhatikan edisi yang sedang dibaca
2. Memperhatikan nama tabloid yang sedang dibaca
3. Memperhatikan halaman Tip & Trik dalam tabloid yang dibaca
4. Memperhatikan judul Tip & Trik yang sedang dibaca
5. Memperhatikan apakah ada beberapa judul Tip & Trik dalam satu edisi
Dalam penelitian ini, terdapat lima pertanyaan mengenai perhatian, maka
untuk mengetahui perhatian pembaca, tolak ukur perolehan skornya adalah ketika
responden menjawab pertanyaan Setuju (S) memperoleh skor 3, Ragu-ragu (R)
memperoleh skor 2, Tidak Setuju (TS) memperoleh skor 1.
2. Variabel Y1/X2 : Pemahaman
32
Pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasikan atau mengulang
informasi sebagai hasil berpikir yang timbul dari motif ingin tahu, mengerti dan
menduga tentang apa, mengapa dan bagaimana yang dimaksud oleh komunikator,
berdasarkan kerangka rujukan. Atribut pemahaman responden mengenai isi
tulisan Feature Tip & Trik edisi bulan April 2014 adalah :
1. Tinggi
2. Sedang
3. Rendah
Setiap edisi terdiri dari 4 pertanyaan. Untuk pemahaman terdiri dari 3 edisi ,
maka jumlah pertanyaan 12 pertanyaan.
1. Tinggi, apabila responden memperoleh skor 12-9 dari 4 pertanyaan yang
diajukan
2. Sedang, apabila responden memperoleh skor 8-5 dari 4 pertanyaan yang
diajukan
3. Rendah, apabila responden memperoleh skor 4-1 dari 4 pertanyaan yang
diajukan.
Indikator pemahaman responden terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid
Bintang Indonesia, adalah :
1. Memahami simbol-simbol yang disajikan Tabloid Bintang Indonesia
2. Memahami bahan-bahan yang disajikan dalam Tip & Trik
33
3. Memahami petunjuk praktis yang dijelaskan Tabloid Bintang Indonesia
4. Memahami kegunaan dan maksud Tip & Trik yang disajikan
Dalam penelitian ini, terdapat empat pertanyaan mengenai pemahaman,
maka untuk mengetahui pemahaman pembaca, tolak ukur perolehan skornya
adalah ketika responden menjawab pertanyaan Setuju (S) memperoleh skor 3,
Ragu-ragu (R) memperoleh skor 2, Tidak Setuju (TS) memperoleh skor 1.
3. Variabel Y2 : Sikap
Sikap adalah kesiapan mental yang tersusun berupa perasaan emosional
dalam bentuk penilaian suka atau tidak suka yang memberikan pengaruh langsung
kepada respon individu terhadap suatu objek. Atribut sikap responden mengenai
isi tulisan Feature Tip & Trik edisi bulan April 2014 adalah :
1. Sangat Setuju
2. Ragu-ragu
3. Tidak Setuju
Setiap edisi terdiri dari 3 pertanyaan. Untuk sikap terdiri dari 3 edisi , maka
jumlah pertanyaan 9 pertanyaan.
1. Tinggi, apabila responden memperoleh skor 9-7 dari 3 pertanyaan yang
diajukan
2. Sedang, apabila responden memperoleh skor 6-4 dari 3 pertanyaan yang
diajukan
34
3. Rendah, apabila responden memperoleh skor 3-1 dari 1 pertanyaan yang
diajukan.
Indikator pemahaman responden terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid
Bintang Indonesia, adalah :
1. Ibu rumah tangga Cileungsi Elok mendapatkan manfaat setelah membaca
feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia.
2. Setelah membca feature Tip &Trik di Tabloid Bintang Indonesia, Ibu
rumah tangga Cileungsi Elok mengubah pandangan hidupnya terhdapa
informasi yang diberikan
3. Setelah membaca feature Tip & trik di Tabloid Bintang Indonesia, Ibu
rumah tangga Cileungsi Elok mendapatkan kepuasan informasi.
Dalam penelitian ini, terdapat tiga pertanyaan mengenai sikap, maka untuk
mengetahui sikap pembaca, tolak ukur perolehan skornya adalah ketika responden
menjawab pertanyaan Setuju (S) memperoleh skor 3, Ragu-ragu (R) memperoleh
skor 2, Tidak Setuju (TS) memperoleh skor 1.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu
data primer dan data sekunder.
Kriyantono (2008, h.41) “data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
data atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek
35
riset, dari hasil pengisian kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari sumber kedua atau sumber sekunder.
Sedangkan Walgito (2003, h.35) menambahkan : “Kuesioner atau sering
pula disebut angket merupakan suatu cara atau metode penelitian dengn
menggunkan daftar pertanyaan yang haris dijawab oleh orang yang dikenal atau
disebut responden.”
Bila dikaitkan dengan permasalahan penelitian, data primer dilakukan
dengan langsung menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian ini yaitu,
Ibu rumah tangga Cileungsi Elok dan untuk mendapatkan data yang berimbang
kemudian dilakukan pencarian data sekunder dengan melakukan wawancara
terhadap staf redaksi Tabloid Bintang Indonesia menegenai kelengkapan data-data
seperti sejarah singkat perusahaan dan data-data yang bersangkutan dengan
penelitian.
Bentuk kuesioner yang digunakan berupa checklist atau daftar cek, bertujuan
sebagai alat bantu bagi peneliti untuk mencatat tiap-tiap jawaban dari responden,
ada penilaian terhadap hasil jawaban dalam kuesioner dilakukan menggunakan
skala likert.
3.2.1. Validitas
Dalam penelitian, instrumen harus dapat mengukur data pada sebuah
penelitian. Instrumen tersebut dapat dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Kriyantono (2008, h. 143) memaparkan bahwa, “Validitas
dimaksudkan untuk menyatakan sejauhmana instrument (kuesioner) akan
mengukur apa yang ingin diukur.”
36
Validitas konstruksi digunakan untuk menguji validitas. Selanjutnya
Kriyantono (2008, h. 150) menjelaskan bahwa, “Validitas konstruksi ini
mencangkup hubungan antara instrumen penelitian dengan kerangka teori untuk
meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsep-konsep
dalam kerangka teori.”
Priyantono (2009, h. 182) mengatakan mengenai hasil uji validitas :
Nilai korelasi item dengan total item yang dikorelasi dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Selanjutnya, nilai ini kita bandingkan dengan r table product moment. Jika nilai koefisiennya positif dan lebih besar dari pada r table product moment, maka item tersebut dinyatakan valid. Nilai r table dapat dilihat dengan N=10 ; nilai yang didapat adalah 0,632.
Kemudian Priyanto (2009, h. 182) mengatakan, “Untuk pilot test yang
menggunakan sebanyak 100 responden, maka nilai validitasnya adalah diatas
0,195.”
Pengujian validitas menggunakan alat ukur yaitu SPSS (Statistical Product
and Service Solution) versi 20, sedangkan yang diukur adalah pernyataan-
pernyatan yang terdapat dalam kuesioner penelitian. Pernyataan dalam kuesioner
berdasarkan indikator dari setiap variabel.
Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen yang digunakan, maka
dilakukan pilot test terlebih dahulu kepada sepuluh responden, apakah ada
kesamaan pemahaman mengenai masalah penelitian, apabila semua butir
pernyataan dapat dipahami, maka kuesioner yang dibuat dapat dikatakan valid
karena peneliti dan responden memiliki kesamaan pemahaman.
3.2.2. Reliabilitas
37
Singarimbun (2006, h.122) mengemukakan : “Mengenai reliabilitas adalah
istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran
relatif konstisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.” Selanjutnya
Kriyantono (2008, h. 145) berpendapat bahwa : “Alat ukur disebut reliabel bila
alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama
terhadap gejala yang sama, walaupun digunakan berulang kali.”
Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa reliabilitas adalah
pengujian realibilitas instrumen untuk menunjukkan hasil pengukuran yang sama
apabila pengukuran dilakukan berulang kali. Priyantono (2009, h.182)
mengatakan, “Realibilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.”
3.3 Teknis Analisis Data
3.3.1. Alat Statistik
Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisis data adalah sebagai
berikut :
1. Memeriksa kembali pelengkapan pengisisan kuesioner, apakah ada yang
belum diisi oleh responden
2. Data identitas responden yang diperoleh dari hasil penelitian dimasukan ke
dalam tabel tunggu dan dihitung berdasarkan persentase.
3. Data dari variabel kebutuhan informasi, penggunaan media serta
keputusan memprakatikannya diberi score/coding kemudian dimasukkan
ke dalam tabel tunggal dan akan dijumlahkan dalam bentuk persentase.
4. Semua data kuesioner ditabulasikan kedalam tabel induk.
38
5. Semua data analisis dengan menggunakan program Statistical Product
and Service Solution (SPSS) versi 20, untuk mengetahui hubungan antara
variabel, penulis menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment.
3.3.2. Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik merupakan pedoman yang
mengarahkan penelitian untuk mengetahui hasil pengamatan dari populasi dalam
bentuk kuantitatif yang digunakan untuk menyatakan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Seperti yang dijabarkan Nasution (2011, h.44-45) :
Hipotesis statistik menyatakan hasil obesrvasi tentang populasi (manusia dan benda) dalam bentuk kuantitatif. Hipotesis statistik juga digunakan untuk menyatakan adanya hubungan antara variabel atau lebih dari dua variabel. Tingkat korelasi ditanyakan dengan suatu angka atau koefisien. Koefisien korelasi berkisar antara -1.00 sampai +1.00. hubungan antara dua variabel dilambangkan sebagai
Hₒ : rxy ≠ 0 menunjukan adanya korelasi yang dapat dihitung besarnya, yang dapat bersifat negatif atau positif.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, penulis menggunakan hipotesis untuk
mengetahui pengaruh antara variabel perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah
tangga Cieleungsi Elok terhadap isi feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia
edisi April 2014.
Hipotesisnya sebagai berikut :
1. Hₒ1 : r = 0
Tidak ada hubungan antara perhatian dengan pemahaman Ibu rumah
tangga Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang
Indonesia edisi April 2014.
39
2. Hₐ1 : r ≠ 0
Ada hubungan antara perhatian dengan sikap Ibu rumah tangga Cileungsi
Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia edisi April
2014.
3. Hₒ2 : r = 0
Tidak ada hubungan antara pemahaman dengan sikap Ibu rumah tangga
Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia
edisi April 2014.
4. Hₐ2 : r ≠ 0
Ada hubungan anatara pemahaman dengan sikap Ibu rumah tangga
Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia
edisi April 2014.
40
41