63
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kita memasuki era informasi yang membuat banyak orang menyetujui pandangan yang menyatakan, siapa saja yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai dunia. Untuk dapat menguasai informasi, dituntut cekatan dalam menghimpun, mengambil kembali, menyeleksi, mengolah, serta terampil dan bijak dalam memanfaatkan segala macam informasi. Dunia global yang tanpa batas, khususnya dalam hal informasi dan komunikasi, menyebabkan semakin banyak pilihan untuk memutuskan dalam memilih dari mana pun sumber informasi yang diinginkannya. Sumber informasi yang dikenal luas oleh pencari informasi di antaranya adalah media massa baik cetak maupun elektronik, hal ini dapat dipahami karena salah satu fungsi media massa adalah penyebar informasi kepada publik. 1

Seminar Nurani Kinasih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seminar Nurani Kinasih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kita memasuki era informasi yang membuat banyak orang menyetujui

pandangan yang menyatakan, siapa saja yang menguasai informasi, maka dia akan

menguasai dunia. Untuk dapat menguasai informasi, dituntut cekatan dalam

menghimpun, mengambil kembali, menyeleksi, mengolah, serta terampil dan

bijak dalam memanfaatkan segala macam informasi. Dunia global yang tanpa

batas, khususnya dalam hal informasi dan komunikasi, menyebabkan semakin

banyak pilihan untuk memutuskan dalam memilih dari mana pun sumber

informasi yang diinginkannya. Sumber informasi yang dikenal luas oleh pencari

informasi di antaranya adalah media massa baik cetak maupun elektronik, hal ini

dapat dipahami karena salah satu fungsi media massa adalah penyebar informasi

kepada publik.

Pers indonesia telah memiliki kebebasan mengungkapkan pikiran dan

pendapat, sebagaimana diamanatkan oleh pasal 28-F UUD 1945 yang menyatakan

bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki dan menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang ada (Wahyu Wibowo, 2009, h.1-

2). Namun demikian, semakin banyak media massa, baik jumlah dan bentuknya

telah mengakibatkan persaingan semakin ketat dalam memperebutkan

1

Page 2: Seminar Nurani Kinasih

khalayaknya. Sehubungan dengan itu, Hasanudin (dalam Ermanto, 2005:vii)

menyatakan :

Semakin baik dan terpercaya suatu sumber informasi, akan semakin menjadi pusat perhatian masyarakat.menyikapi hal semacam itu, sudah selayaknya media massa kita sebagai episentrum informasi menyiapkan diri untuk bersaing dengan episentrum-episentrum informasi lain dari negara di belahan bumi lainnya.

Secara umum, menurut Yunus (2012,h.27), media dikategorikan ke dalam

tiga jenis berikut :

1) Media Cetak, yang terdiri atas surat kabar harian, surat kabar mingguan, tabloid, majalah, bulletin / jurnal, dan sebagainya.

2) Media Elektronik, yang terdiri dari radio dan televisi.3) Media On-line, yaitu media internet seperti website, blog, dan lain

sebagainya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas media massa menjadi sumber informasi

utama, maka berkembanglah media massa di Indonesia, begitu pula dengan media

cetak. Salah satunya adalah tabloid yang saat ini banyak sekali bermunculan

tabloid-tabloid dengan berbagai format. Ada yang terbit mingguan atau bulanan,

kemudian dari segmen pembaca ada yang diperuntukkan untuk umum, wanita,

pria, remaja atau ibu-ibu rumah tangga. Selain itu tabloid memiliki konten yang

beragam mulai dari masalah kesehatan, kecantikan, fesyen, gaya hidup kuliner,

gosip, tips dan trik, olahraga, teknologi, musik serta masih banyak lagi.

Tabloid Bintang Indonesia adalah salah satu contoh tabloid yang menyajikan

berbagai macam konten. Tabloid ini terbit sekali dalam seminggu. Bintang

Indonesia hadir sebanyak 44 halaman. Sebagai media penyebarluasan informasi

dan sarana komunikasi antara berbagai pihak, tabloid Bintang Indonesia melaui

rubrik-rubriknya memberikan informasi yang penting bagi khalayaknya. Konten

2

Page 3: Seminar Nurani Kinasih

yang disajikan tabloid Bintang Indonesia antara lain: Kencantikan, psikologi, Tip

dan Trik, Kesehatan, Resensi Film, Sinopsis, Gaya Bintang, Ragam Bintang dan

lain-lain.

Salah satu konten yang akan penulis teliti adalah Tip & Trik. tulisan ini

bersifat untuk meningkatkan kreatifitas pembaca terhadap tulisan yang telah

disajikan tabloid Bintang Indonesia serta memberikan informasi. Itulah alasan

mengapa penulis meneliti tulisan feature tersebut.

Sesuai dengan tingkat pembaca ibu rumah tangga sebesar 27% (sesuai data

yang diberikan tabloid Bintang Indonesia). Penulis menilai isi dari tulisan Tip &

Trik memiliki sasaran khalayak yang sesuai yaitu ibu rumah tangga menjadi salah

satu pembaca tabloid Bintang Indonesia. Tulisan yang diangkat merupakan

bacaan yang sifatnya ringan dan menghibur.

Alasan penulis memilih ibu rumah tangga menjadi responden, karena

sebelumnya penulis telah melakukan sebuah survei dan bertanya kepada Ibu

rumah tangga Cileungsi Elok. Mengenai tabloid Bintang, dan banyak Ibu rumah

tangga Cileungsi Elok yang mengkonsumsi dan membaca tabloid Bintang

Indonesia.

Sebelumnya kita harus mengetahui dahulu pengertian feature menurut Andi

Baso Mappatoto (teknik penulisan feature, 1999: h.5) mengungkapkan. Feature

adalah :

Karangan lengkap nonfiksi bukan berita lempang dalam media massa yang tak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreatifitas kadang-kadang dengan sentuhan subyektifitas pengarang terhadap peristiwa, situasi, aspek kehidupan dengan tekanan pada daya pikat manusiawi untuk mencapai tujuan memberitahu, menghibur, mendidik dan meyakinkan pembaca.

3

Page 4: Seminar Nurani Kinasih

Berkaitan dengan feature, Asep Syamsul M. Romli juga (Jurnalistik Praktis,

2001: h.18-19) menjelaskan tipe feature sebagai berikut :

1. Feature Human Interst (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, atau kebencian, simpati dan sebagianya). Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit.

2. Feature Pribadi-pribadi menarik atau feature biografi. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi.

3. Feature Perjalanan. Misalnya kunjungan ketempat bersejarah di dalam ataupun diluar negeri, atau ketempat yang jarang dikunjungi orang.

4. Feature Sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan, dengan memunculkan “tafsir baru” sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini.

5. Feature Petunjuk Praktis (tips), atau mengajarkan keahlian how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bungan, membangun rumah, dan sebagainya.

Penulis menyimpulkan pendapat diatas bahwa feature adalah tulisan yang

memiliki daya kreatifitas yang bersifat subyektif dari penulis, memberi tekanan

pada saya pikat pembaca yang bertujuan menghibur, meyakinkan pembaca dan

memberikan informasi dan memiliki beberapa tipe yaitu, ada 5 tipe diantaranya

feature human interst, feature pribadi-pribadi menarik (biografi), feature

perjalanan, feature sejarah, feature petunjuk praktis (tips).

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, maka isi dari tulisan Tip & Trik

merupakan feature petunjuk praktis atau biasa disebut dengan feature How To Do

It. Maka dengan banyaknya pengertian diataslah membuat penulis meneliti

Feature tersebut yang di terbitkan oleh Tabloid Bintang Indonesia. Dikarenakan

tulisan feature How To Do It berisi informasi yang bersifat menghibur alasan

itulah penulis meneliti isi tulisan Tip & Trik. Karena dari semua tulisan yang

4

Page 5: Seminar Nurani Kinasih

disajikan Tabloid Bintang Indonesia terdapat tulisan yang bersifat feature How To

Do It, padahal tabloid ini lebih mengarah pada tabloid gosip artis-artis dalam

negri maupun luar negri.

1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana perhatian Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature

Tip & Trik pada Tabloid Bintang edisi bulan April 2014?

2. Sejauhmana pemahaman Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap isi

Feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang edisi bulan April 2014?

3. Sejauhmana sikap Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip

& Trik pada Tabloid Bintang edisi bulan April 2014?

4. Sejauhmana hubungan antara perhatian dengan pemahaman Ibu Rumah

Tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang

edisi bulan April 2014?

5. Sejauhmana hubungan antara pemahaman dengan sikap Ibu Rumah Tangga

Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang edisi

bulan April 2014?

Dari permasalahan tersebut penulis merumuskan masalah pokok penelitian, yaitu :

5

Page 6: Seminar Nurani Kinasih

“Sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah

tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik yang disajikan

Tabloid Bintang Indonesia edisi April 2014?”

Berdasarkan masalah diatas, dalam penelitian untuk seminar ini, penulis

memilih judul :

HUBUNGAN PERHATIAN, PEMAHAMAN, DAN SIKAP IBU RUMAH

TANGGA CILEUNGSI ELOK TERHADAP ISI FEATURE TIP & TRIK

YANG DISAJIKAN TABLOID BINTANG INDONESIA EDISI APRIL

2014.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perhatian,

pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap feature Tip dan

Trik yang disajikan Tabloid Bintang edisi bulan April 2014.

1.4. Kegunaan Penelitian

Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmu

jurnalistik khususnya dan ilmu komunikasi umumnya dalam menguji hubungan

antara perhatian, pemahaman dan sikap terhadap isi tulisan Feature Tip dan Trik

Tabloid Bintang Indonesia.

6

Page 7: Seminar Nurani Kinasih

Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada

redaksi Tabloid Bintang Indonesia tentang perhatian, pemahaman dan sikap

pembaca terhadap Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok terhadap apa yang mereka

sajikan dalam feature Tip & Trik.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu :

Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, masalah

pokok, tujuan penelitian, kegunaanpenelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II : Kerangka Teori. Bab ini mencangkup kerangka konseptual, kerangka

pemikiran, dan hipotesis.

Bab III :Metodologi Penelitian. Pada bab ini berisi desin penelitian yang

menjelaskan paradigma penelitian, pendekatan penelitian, sifat penelitian, metode

penelitian, bahan penelitian dan unit analisis, populasi dan sampel, hipotesis riset,

model analisis serta opersional variabel. Ada Teknik Pengumpulan Data,

menjelaskan validitas dan reliabilitas. Lalu ada Teknik Analisis Data, menjelaskan

alat statistik dan hipotesis statistik.

7

Page 8: Seminar Nurani Kinasih

BAB II

KERANGKA TEORI

1.1. Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini, penulis mengemukakan variabel yang berhubungan dengan

rumusan masalah “Sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu

rumah tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik yang disajikan

Tabloid Bintang Indonesia edisi April 2014?,” yaitu :

2.1.1 Komunikasi Massa

2.1.2. Tabloid

2.1.3. Feature

2.1.4. Teori S O R

2.1.5. Perhatian

2.1.6. Pemahaman

2.1.7. Sikap

2.1.8. Hubungan antara Perhatian, Pemahaman dan sikap

Berikut ini adalah uraian dari masing-masing variabel diatas :

2.1.1 Komunikasi Massa

Menurut Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, komunikasi massa

merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam

menghubungkan komunikator dan komunikan massal, berjumlah banyak,

8

Page 9: Seminar Nurani Kinasih

bertempat tinggal jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek

tertentu.

Selain itu, ada definisi komunikasi massa yang paling sederhana

dikemukakan oleh Bitner (Rakhmat, 2003: 188), yakni komunikasi massa adalah

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang

(mass communication is messages communicated through a mass medium to a

large number of people).

Rakhmat (2003, h. 189) juga mengungkapkan, “Komunikasi massa

diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang

tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga

pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.”

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi

massa adalah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak yang

bersifat heterogen dan anonim melalui media massa (baik cetak maupun

elektronik) sehingga dapat diterima secara bersamaan dan menimbulkan berbagai

efek-efek tertentu.

Selain itu komunikasi massa memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakat.

Menurut Dominick (2001) seperti yang dikutip Ardianto (2007, h. 14), fungsi

komunikasi massa terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation

(penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai), dan

entertaiment (hiburan).

9

Page 10: Seminar Nurani Kinasih

Jika dikaitkan dengan penelitian yang diteliti oleh penulis, komunikasi

massa yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui media cetak, yaitu

tabloid. Dalam hal ini, tabloid yang penulis jadikan sebagai bahan penelitian

adalah Tabloid Bintang Indonesia.

2.1.2. Tabloid

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990,h.881), tabloid adalah :

1. Surat kabar ukuran kecil yang banyak memuat berita secara singkat, padat dan

bergambar, mudah dibaca umum dan biasanya disertai dengan judul karangan

yang menggemparkan; surat kabar sensasi ; 2. Bentuk ringkasan.”

Kurniawan Junaedhi mengungkapkan dalam buku Ensklopedi Pers Indonesia

banwa tabloid adalah : “Surat kabar yang terbit dengan ukuran setengah dari

ukuran surat kabar biasa. Umumnya disajikan dengan gaya jurnalistik khas.”

Sementara Onong Uchjana Effendy mengatakan, “Tabloid adalah surat kabar

yang berukuran separuh dari ukuran standar yang biasanya memuat berita yang

sensasional.”

Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan tabloid adalah surat kabar

dengan ukuran setengah dari ukuran surat kabar biasanya dengan penulisan yang

padat, singkat dan diperbanyak dengan gambar. Dengan judul dan penulisan yang

khas serta sensasional. Jika dikaitakan dengan masalah pokok penelitian, Tabloid

Bintang Indonesia adalah surat kabar yang memiliki ukuran setengah dari surat

kabar biasa, memiliki banyak gambar yang disertai dengan judul dan penulisan

yang khas.

10

Page 11: Seminar Nurani Kinasih

2.1.3. Feature

Sumandiria (2006,h 152) menjelaskan mengenai feature. Menurutnya feature

adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu

situasi, keadaan atau suatu aspek kehidupan yang bertujuan untuk memberi

infromasi dan juga menghibur masyarakat melalui media massa.”

Pengertian feature menurut L.R. Baskoro

Feature adalah bentuk teknik penulisan yang sangat mengandalkan kreativitas dan berpotensi subyektif. Sebagian orang menyebut feature sebagai karangan khas dan ada juga yang menjulukinya sebagai bentuk jurnalisme baru. Dalam feature bahkan pegangan 5W dan 1H tidak harus diletakkan pada bagian atas atau awal berita. Ia disebarkan keseluruh tulisan atau bahkan dapat diabaikan.

Mengenai jenis feature, Rikyono Praktiko membaginya sebagai berikut:

1. Feature Human Interest, yaitu feture yang mengandung banyak unsur rasa manusiawi, sentuhan manusia dari segi yang diutamakan.

2. Feature Pribadi-pribadi menarik (Intersting Person Narative), atau feature biografi dan pribadi (Biographical and Personality) yang ditulis karena riwayat hidup mereka bernilai untuk diceritakan.

3. Feature Otobiografi, feature ini hampir sama dengan pribadi-pribadi menarik, bedanya pada tokoh-tokoh tertentu. Tidak perlu dikaitkan oleh suatu kejadian yang menimpa mereka.

4. Feture perjalanan. Berbagai kisah perjalanan dapat mengikat pembaca. Kunjungan kepada masyarakat-masyarakat atau orang-orang yang menarik atau tidak umum atau masih jarang diketahui orang. Dan juga kepada tempat-tempat yang menarik atau masih jarang diketahui umum.

5. Feature Sejarah mengenai sejarah dan sering ada kaitannya dengan tokoh-tokoh terkenal.

6. Feature Ilmiah atau pengetahuan. Feature yang menyajikan fakta-fakta ilmiah akurat dalam bahasa non teknik dan mudah dimengerti, mudah dicerna oleh pembacanya awam dalam bidang itu.

7. Feature Petunjuk Praktis. Feature ini disebut juga sebagai “Practical Guidance Feature” atau Explanatory and How To Do It. Feature yang memberikan tuntuna atau bimbingan kepada pembaca tentang penerapan praktis tentang suatu pengetahuan.

8. Feature Interpretatif. Feature yang memberikan interpretasi atau bersifat interpretatif. Tetapi bedanya terutama adalah pada cara penyajiannya, cara penulisannya, terutama titik beratnya pada rasa manusiawinya.

11

Page 12: Seminar Nurani Kinasih

Dari ketiga pengertian feature, penueliti menyimpulkan bahwa feature adalah

sebuah karya jurnalistik yang melihat dari berbagai situasi, keadaan ataupun

sebuah aspek kehidupan dalam konteks menghibur namun terselip sebuah

informasi kepada masyarakat luas melalui sebuah media massa. teknik menulis

mengandalkan kreatifitas dengan karangan yang khas yang dijuluki jurnalisme

baru. Serta dibagi atas beberapa tipe yaitu feature human interest, pribadi-pribadi,

Otobiografi, perjalanan, sejarah, ilmiah atau pengetahuan, petunjuk praktis How

To Do It dan interpretatif.

Pengertian feature diatas memiliki keunggulan masing-masing. Jika dikaitkan

dengan penelitian, maka isi feature How To Doit adalah sebuah karya tulisan

jurnalistik yang kreatif , yang bersifat menghibur tapi berisi informasi serta

memberikan petunjuk-praktis. Maka konten dari isi Tip & Trik menjadi yang

diteliti dan termasuk dalam kategori feature petunjuk praktis atau How To Do It.

2.1.4. Teori S O R

Teori yang digunakan adalah teori S-O-R. Salah satu pengertiannya

dijelaskan oleh Morrissan (2010, h. 223), teori masyarakat massa atau sering juga

disebut teori Stimulus respon (S-R Theory) merupakan teori yang tua dan paling

dasar dalam ilmu komunikasi modern.

Teori S-R memiliki banyak nama lain seperti teroi jarum hipodermik (hypodermic nedle theory) atau teori peluru ajaib (magic bullet theory). Disebut demikian karena teori ini meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang bisa langsung masuk kedalam jiwa penerima pesan, sebagimana peluru yang ditembakkan dan langsung masuk tubuh. Teori S-R menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya melibatkan dua komponen yaitu media massa san penerima yaitu khalayak.

12

Page 13: Seminar Nurani Kinasih

Media massa mengeluarkan stimulus dan penerima menanggapinya dengan menunjukkan respon. (Morrisan, 2010, h.223).

Model S-R ini diperbaharui dan dikutip oleh (Hoeta-Soehoet, A.M. Teori

Komunikasi 2, 2002, hal.26) yang menyatakan :

Model S-O-R berasal dari model Stimulus respon menurut pendekatan psikologi dimodifikasi oleh Defleur dengan memasukan unsur organisme. Dalam membahas Komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap orang perorangan istilah-istilah yang digunakan yaitu : Stimulus = rangsangan = dorongan, Organisme = manusia = komunikan, Response = respon = reaksi = tanggapan = jawaban = pengaruh = efek = akibat.

Lalu, efek – efek Komunikasi Massa menarik bagi dua golongan yaitu :

Golongan yang ingin berhubungan dengan orang lain dan ingin menggunakan

saluran yang efektif menuju khalayak, serta golongan yang takut akan dampak

negatif dari media massa.

1. Prisip Stimulus Response :

Efek adalah reaksi khusus, dengan demikian dapat diharapkan atau diduga

berhubungan yang erat antara isi pernyataan, media dengan reaksi khalayak.

2. Unsur-unsur Model Stimulus-Organisme-Respons adalah :

Message = isi pernyataan yaitu stimulus (S) = perangsang

Receiver = penerima yaitu organisme (O) = badan yang hidup

Efek = pengaruh yaitu response (R) = tanggapan

Digambarkan sebagai berikut :

(dikutip oleh Hoeta-Soehoet, A.M. Teori Komunikasi 2, 2002, h.27)

13

S O R

Page 14: Seminar Nurani Kinasih

Dan Hoeta Soehoet menjelaskan, media massa pada mulanya dianggap mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa kepada khalayaknya, yang diungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik. Keterangan sebagai berikut : Isi pernyataan dalam media disuntikkan ke dalam urat darah khalayak, dan khalayak dikira akan memberi reaksi dengan cara sebagimana telah diperkirakan sebelumnya. Penulis menggunakan metode S-O-R yang sudah diperbaharui oleh Hoeta Soehoet.

2.1.5. Perhatian

Menurut Keneth E. Endersen yang dikutip oleh jalaludin rakhmat (2009,

h.52), perhatian adalah sebagai berikut, “proses mental ketika stimuli atau

rangkaian stimuli menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.

Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu indera kita, dan

mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.”

Abu Ahmadi (2009, h.142), “perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan

pada suatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.”

Sementara itu, Wasty Soemanto (2006, h. 34) mengartikan, “perhatian adalah

pemusatan tenaga/ kekuatan jiwa tertuju pada sesuatu objek, atau pendayagunaan

kesadaran untuk menyertai sesuatu objek.”

Dari ketiga pengertian beberapa ahli mengenai perhatian. Penulis

menyimpulkan, perhatian adalah pemusatan melalui alat indera yang tertuju pada

suatu objek dengan konsentrasi diri serta keaktifan jiwa baik dari dalam maupun

dari luar dirinya.

Apabila dikaitan dengan masalah pokok penenlitian, perhatian Ibu rumah

tangga terhadap Feature How to Do It yang disajikan oleh tabloid Bintang

14

Page 15: Seminar Nurani Kinasih

Indonesia adalah sebuah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli yang

dialami oleh pembaca tersebut yang diarahkan isi dari tulisan feature Tip & Trik.

2.1.6. Pemahaman

Jalaludin Rakhmat (2009, h.13 dan 38) berpendapat bahwa :

“Pemahaman atau pengertian adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Pemahaman merupakan hasil dari motif ingin tahu, mengerti, menata dan menduga (predicbility). Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan (frame or reference) untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.”

Abu Ahmadi (2009, h. 165) menjelaskan bahwa:

“Pemahaman atau pengertian adalah hasil berpikir, yang merupakan

rangkuman sifat-sifat pokok dari suatu barang atau kenyataan yang dinyatakan

dalam suatu perkataan.”

Kutipan dari teori Benyamin S. Bloom, Djaali (2008, h.77) merumuskan

tentang pemahaman bahwa:

Pemahaman (comprehension) ialah “kemampuan untuk mengeinterpretasikan

atau mengulang informasi dengan menggunkan bahasa sendiri.”

Ketiga pengertian tentang pemahaman penulis menyimpulkan, pemahaman

adalah kemampuan menginterpretasikan dan merangkum dengan bahasa sendiri

serta hasil dari motif ingin tahu, mengerti, menata, dan menduga.

Berkaitan dengan permasalahan, pemahaman Ibu rumah tangga terhadap

Feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia merupakan kemampuan mereka

untuk menginterpretasikan atau mengulang pesan feature tersebut yang melalui

15

Page 16: Seminar Nurani Kinasih

proses berpikir untuk mengetahui dan mengerti tentang apa yang dimaksud oleh

redaksi.

2.1.7. Sikap

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009, h. 47) bahwa:

Sikap dapat didefinisikan sebagi suatu penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung kearah berbagai objek atau ide. Sikap dapat pula diartikan sebagai kesiapan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap.

Walgito (2003, h.127) menjelaskan, “sikap itu merupakan organisasi

pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek, atau situasi yang relatif yang

disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut

untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.”

Sementara menurut Allport yang dikutip Robert K. Gabel dalam Djaali

(2008, h. 114) mengemukakan, “Sikap adalah suatu kesiapan mental yang

tersususn melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon

individu terhadap semua objek situasi yang berhubungan dengan objek itu.”

Penulis menyimpulkan pengertian sikap dari ketiga teori diatas bahwa sikap

adalah penilaian yang kognitif seseorang terhadap sesuatu dengan cara setuju

ataupun tidak setuju, bisa pula dengan sebuah respon, pendapat dan keyakinan

mengenai objek. Semua itu dapat tersusun melalui pengalaman dan pengaruh yang

diberikan oleh situasi dalam menghadapi objek tersebut.

16

Page 17: Seminar Nurani Kinasih

Apabila dikait dengan penelitian, maka sikap yang menjadi penelitian penulis

adalah sikap Ibu rumah tangga Cileungsi Elok Kecamatan Cileungsi Bogor

terhadap isi tulisan Feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia.

2.1.8. Hubungan Perhatian, Pemahaman dan Sikap

Hubungan perhatian, pemahaman dan sikap berkaitan erat dengan teori S O R

( Stimulus – Organism - Respon). Sesuai dengan judul penelitian, yang menjadi

media adalah isi tulisan feature Tip & Trik yang berisikan informasi tentang

langkah-langkah membuat sebuah kretifitas. Penggunaan media adalah perhatian,

pemahaman dan sikap Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok, Bogor. Terhadap isi

pesan dari feature Tip & Trik di Tabloid Bintang Indonesia.

Sesuai dijelaskan pada sub sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

model S O R yang digambarkan dalam bentuk skema seperti dibawah ini :

Bagan 2.1

Model S O R

(Sumber : Hoeta-Soehoet, A. M. Teori Komunikasi 2, 2002, hal 27)

Menurut Defleur yang dikutip Soehoet (2001, h.27), terdapat beberapa unsur

dalam teori S – O – R :

a. Isi pernyataan – Stimulus (S) = rangsangan = dorongan

b. Penerima atau komunikan – Organisme (O) = manusia = komunikan

c. Efek – pengaruh yaitu respon (R) = tanggapan = pengaruh = efek

17

S O R

Page 18: Seminar Nurani Kinasih

Bila dikaitakn dengan penelitian, maka yang menjadi stimulus (S) yitu

perhatian terhadap isi tulisan feature Tip & Trik di tabloid Bintang Indonesia,

Organisme (O) adalah Ibu rumah tangga Cileungsi Elok, sedangkan Respon (R)

yaitu pemahaman dan sikap.

Sesuai dengan gambar diatas dapat dijelaskan sebagi berikut, perhatian,

pemahaman dan sikap merupakan unsur tahapan dalam respon publik terhadap

media massa. Sikap baru dapat terbentuk apabila pemahaman dan terhadap pesan

cukup tinggi dan upaya khalayak untuk memperoleh pemahaman hanya akan

dilakukan oleh khalayak yang memberikan perhatian tinggi terhadap media massa

tersebut.

2.2. Kerangka Pemikiran

Bagan 2.2

18

TABLOID BINTANG INDONESIA

FEATURE

PERHATIAN

Tinggi

Sedang

Rendah

IBU Rumah Tangga Cileungsi Elok

Page 19: Seminar Nurani Kinasih

Keterangan Bagan :

Tabloid Bintang Indonesia menyajikan beragaman informasi yang menarik.

Mulai dari kecantikan, masalah kesehatan, fesyen, gaya hidup, kuliner, gosip, tips

dan trik, olahraga, teknologi, musik serta masih banyak lagi. Salah satu tulisan

yang dikemas dengan format feature yaitu Tip & Trik, dimana tulisan itu berisi

tentang informasi dan langkah-langkah serta petunjuk praktis. Dalam penelitian

ini penulis mengambil sampel Ibu rumah tangga Cileungsi Elok, Bogor.

Dari sampel tersebut penulis ingin melihat sejauhmana hubungan perhatian,

pemahaman dan sikap (Ibu rumah tangga Cileungsi Elok). Terhadap tulisan

feature Tip & Trik dalam Tabloid Bintang Indonesia. Perhatian dibagi menjadi

tiga yaitu tinggi, sedang atau rendah. Setelah feature itu mendapat perhatian maka

akan timbul pemahaman yaitu tinggi, sedang dan rendah. Lalu, pemahaman juga

akan mempengaruhi sikap yang dirasakan Ibu rumah tangga Cileungsi Elok

19

PEMAHAMAN

Tinggi

Sedang

Rendah

Rendah

SIKAP

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Page 20: Seminar Nurani Kinasih

apakah, setuju, ragu-ragu atau tidak setuju dengan isi tulisan feature Tip & Trik

dalam Tabloid Bintang Indonesia.

2.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Jika perhatian Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &

Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka pemahaman mereka juga

tinggi.

2. Jika pemahaman Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &

Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka sikap mereka sangat setuju.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Menurut Bungin (2010, h.85), “Desain penelitian merupakan rancangan,

format pedoman, aturan main, atau acuan penelitian yang akan dikerjakan. Dalam

penelitian, desain penelitian, desain penelitian dibuat setelah proposal penelitian

disetujui.” Didalam desain penelitian, segala sesuatu yang digunakan untuk

kepentingan pelaksanaan penelitian harus dimuat. Apabila desain penelitian sudah

disiapkan, maka separuh proses penelitian sudah dijalankan.

3.1.1. Paradigma Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan paradigma positivisme sebagai

pedoman dalam penelitian penulis. Berikut penulis menjelaskan seputar

paradigma positivisme.

20

Page 21: Seminar Nurani Kinasih

Paradigma tidak bisa lepas dari sebuah penelitian untuk membahas masalah

yang diteliti. Paradigma diartikan sebagai cara seseorang memandang dan melihat

suatu fenomena. Umar (2008, h.19) menyatakan “Paradigma adalah suatu cara

pandangan terhadap sesuatu yang menjadi dasar, arah dan makna bagi banyak

peneliti untuk melakukan penelitiannya”.

Sedangkan Sugiyono (2008, h.42) berpendapat :

Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang

menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui

penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan jumlah

hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunkan.

Penulis menyimpulkan bahwa paradigma adalah suatu cara pandang terhadap

sesuatu yang menjadi dasar, arah dan maknsa bagi banyak peneliti untuk

melakukan penelitian. Dapat diartikan juga sebagai pola pikir yang menunjukkan

hubungan anatar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis

dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian.

Berkaitan dengan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa paradigma

penelitian adalah suatu cara seseorang memandang suatu hal yang mendasar yang

menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus dapat

menjawab rumusan masalah penelitian.

Penulis memusatkan penelitian dengan menggunakan pendekatan positivistik.

Sugiyono (2008, h. 8) menyatakan, “filsafat positivisme memandang realitas

atau gejala fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,

21

Page 22: Seminar Nurani Kinasih

terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Peneliti pada umumnya

dilakukan pada populasi atau sampel yang representatif.”

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa positivisme adalah cara memandang

suatu gejala yang dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur

dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Jika dikaitkan dengan penelitian ini

maka ada hubungan dengan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga

Cileungsi Elok terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid Bintang Indonesia.

3.1.2. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Melalui

pendekatan kuantitatif, Peneliti bermaksud mencari hubungan antara variabel

perhatian dan pemahaman serta variabel pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga

Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik pada Tabloid Bintang Indonesia.

Menurut Kriyantono (2008, h.55), “Riset kuantitatif adalah riset yang

menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang dihasilkan dapat

digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalam data

analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasaan data sehingga data atau hasil

riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.”

Sugiyono (2011, h.8) menambahkan, “Metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan pada filsafat positivisme. Digunakan untuk menenliti pada populasi dan

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

22

Page 23: Seminar Nurani Kinasih

Dari dua pengertian diatas, penulis menyimpulkan metode penelitian

kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pandangan

positivistik, yang digunakan untuk meneliti sampel atau populasi tertentu.

Menggunakan instrumen penelitian, dengan hasil data statistik dan bertujuan

untuk menguji hipotesis, analisis data yang menggunakan ilmu statistik, baik

deskriptif maupun inferensial serta kesimpulan hasil penelitian yang bersifat

penggambaran atau jalinan variabel.

Pendekatan penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah

penulis, yakni “Sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu

rumah tangga Cileungsi Elok terhadap isi Feature Tip & Trik yang disajikan

Tabloid Bintang Indonesia edisi April 2014?.

3.1.3 Sifat Penelitian

Kriyantono (2008, h.59-60), menjelaskan jenis survey :

1. Survei DeskriptifJenis survei ini digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang terjadi (what exist at the moment) dan terdiri dari satu variabel.

2. Survei EksplanatifJenis survei ini digunakan jika periset ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak hanya sekunder menggambarkan terjadinya fenomena itu tejadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain periset ingin menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel.

Pemaparan diatas, menjelaskan bahwa survei dapat dibedakan menjadi dua,

deskriptif yaitu jenis yang digunakan untuk menggambarkan populasi yang diteliti

dari satu variabel. Eksplanatif, digunakan untuk meneliti mengenai mengapa

23

Page 24: Seminar Nurani Kinasih

fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Periset menjelaskan hubungan antar

variabel. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka penulis meneliti dengan

menggunakan survei eksplanatif. Karena survei eksplanatif menjelaskan

hubungan antara dua variabel atau lebih.

Kriyantono (2008, h.60), survei eksplanatif dapat dibagi menjadi dua sifat

yaitu komparatif dan asosiatif. “Komparatif, bermaksud untuk membuat

komparasi (membandingkan) antara variabel yang satu dengan variabel lainnya

yang sejenis. Asosiatif, bermaksud untuk menjelaskan hubungan (korelasi) antar

variabel”.

Dari penjelasan diatas, sesuai dengan penelitian penulis menggunakan jenis

survei eksplanatif asosiatif , yaitu menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih.

Bila dikaitkan dengan masalah penelitian ini, penulis menggunakan metode survei

eksplanatif asosiatif karena melalui metode tersebut penulis dapat menjelaskan

hubungan perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah tangga Cileungsi Elok

terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia.

3.1.4. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survei.

Menurut Singarimbun, survei (2006, h. 3). “Penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data yang pokok”.

Kriyantono juga mengatakan bahwa (2010, h. 59):

Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya. tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstuktur dan

24

Page 25: Seminar Nurani Kinasih

mendetail melalui kuesioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Sedangkan meurut Martono (2010, h.19), menjelaskan :

Penelitian survei, yaitu tipe penelitian dengan menggunakan kuesioner atau

angket sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survei, responden diminta

untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner atau

angket untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah

menggunakan teknis analisis kuantitatif tertentu.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

penelitian survei merupakan metode yang memfokuskan variabel untuk

menggambarkan kebutuhan informasi, penggunaan media, dan pemanfaatan isi

dengan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner

sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Dengan alasan tersebut penulis memilih metode survei untuk melakukan

penelitian ini, sebab penulis ingin menggunakan kuesioner untuk mendapatkan

informasi tepat mengenai sejauhmana hubungan perhatian, pemahaman dan sikap

Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap isi feature Tip & Trik Tabloid Bintang

Indonesia.

3.1.5. Bahan Penelitian dan Unit Analisis

Bahan penelitian sebagai berikut :

1. Subjek penelitian yaitu Ibu Rumah Tangga Cileungsi Elok.

2. Objek penelitian adalah perhatian, pemahaman dan sikap.

Singarimbun dan Effendy (2008, h. 155), menambahkan, “Pada umumnya

merupakan unit analisa dalam penelitian survei adalah individu.” Silalahi (2010,

25

Page 26: Seminar Nurani Kinasih

h. 293) menjelaskan, ada tiga ciri penelitian survei yaitu data dikumpulkan dari

responden atau sampel atas populasi atau mewakili seluruh populasi,

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan umumnya unit

analisis adalah individu.

Jika dikaitkan dengan penelitian , maka unit analisis dalam penelitian adalah

individu, dalam hal ini individu yang dimaksud adalah Ibu rumah tangga

Cileungsi Elok, Bogor.

3.1.6. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian dengan metode survei ini, penulis terlebih dahulu

menentukan populasi yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.

Kriyantono (2008, h.151) mengartikan populasi sebagai “keseluruhan objek

atau fenomena yang diriset.” Sedangkan Sugiyono (2008, h.80) menguatkan,

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek, subjek yang diriset mempunyai karakteristik tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian.

Sampel menurut Kriyantono (2008,h.153) adalah “Sebagian dari keseluruhan

objek atau fenomena yang akan di teliti.” Dan Martono (2010, h. 66) mengatakan

“Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri keadaan tertentu

yang akan diteliti. Dari kedua definisi, penulis menyimpulkan bahwa sampel

26

Page 27: Seminar Nurani Kinasih

adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang berupa objek atau fenomena yang

memiliki ciri-ciri keadaan tertentu yang akan diteliti.

Ada dua teknik pengambilan sampel dalam sebuah penelitian, Kriyantono

(2008, h. 154) menjelaskan :

Terdapat dua jenis teknik sampling yaitu sampling probabilitas dan sampling nonprobabilitas... sampling probabilitas adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas di mana setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk di pilih melalui perhitungan secara sistematis, sedangkan sampel nonprobabilitas di mana setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk di pilih melalui perhitungan secara sistematis, sedangkan sampel nonprobabilitas merupakan sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dari periset berdasarkan tujuan risetnya.

Penulis mengambil sampel Ibu rumah tangga Cileungsi Elok, yang terdiri

dari empat rukun tetangga yaitu RT 01, 02, 03, 04 dan satu rukun warga yaitu RW

013. Karena tidak semua Ibu rumah tangga di Perumahan Cileungsi Elok

Kelurahan Cileungsi Kecamantan Cileungsi Kabupaten Bogor membaca Feature

Tip & Trik di Tabloid Bintang Indonesia, maka penulis mencari keterangan

dengan mendatangi satu persatu Ibu rumah tangga Cileungsi Elok untuk

menyakan apakah membaca tabloid Bintang Indonesia.

Berdasarkan pencarian keterangan yang dilakukan oleh penulis kepada Ibu

rumah tangga Cileungsi Elok Kelurahan Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Bogor,

tercatan jumlah Ibu rumah tangga sebagai populasi adalah sebanyak 154 orang,

dan Ibu rumah tangga yang terbiasa membaca Feature Tip & Trik Tabloid Bintang

Indonesia ada 40 orang yang selanjutnya disebut responden.

Menurut Roscoe yang dikutip Sugiyono (2008, h.91) mengenai jumlah

sampel yang relevan untuk penelitian :

27

Page 28: Seminar Nurani Kinasih

1. Ukuran sampel yang layak untuk penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah sampel anggota dalam setiap kategori minimal 30.

3. Bila ada penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regersi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + independen) maka jumlah anggota sampel : 10 x 5 = 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.

Hal ini diperkuat dengan penjelasan dari Bailey yang dikutip Ruslan (2003,

h. 149), “Untuk penelitian yang menggunakan analisis data yang statis, jumlah

sampel yang terkecil adalah 30 subjek/objek.”

Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, yang akan diteliti adalah 40 orang

responden yang dipilih dari Ibu rumah tangga Cileungsi Elok Kelurahan Cileungsi

Kecamatan Cileungsi Bogor yang terbiasa membaca tulisan Feature Tip & Trik di

Tabloid Bintang Indonesia. Pada tulisan Feature Tip & Trik di Tabloid Bintang

Indonesia, penulis memilih edisi April 2014. Karena pada penelitian survei

sampel yang dibutuhkan adalah sampel terbaru sehingga responden yang

menjawab kuesioner akan lebih mudah menjawab, karena masih teringat

mengenai tulisan Feature Tip & Trik tersebut.

Format isi tulisan Feature Tip & Trik setiap edisi menampilkan tips-tips, info

yang menggunakan langkah-langkah dan petunjuk praktis . Untuk itu penulis

memilih edisi pada bulan April 2014 yaitu edisi 1191 dan edisi 1192. Maka dari

itu, penulis beranggapan edisi di bulan April tersebut telah mewakili seluruh

tulisan Feature Tip & Trik untuk diteliti.

3.1.7. Hipotesis Riset

28

Page 29: Seminar Nurani Kinasih

Martono (2010, h.57) berpendapat : “Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang

berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesis dapat

didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji.

Kriyantono (2008, h.30) menjelaskan, “hipotesis teoritis adalah hipotesis

yang dirumuskan setelah periset melakukan kegiatan berteori. Hipotesis ini belum

cukup operasional untuk langsung diuji.” Dan Kriyantono menambahkan, “... baru

bisa diuji secara langsung setelah di operasionalkan, agar mudah untuk diukur,

dan berubah menjadi hipotesis riset (research hypothesis).”

Penulis juga memahami, ini baru bisa diuji secara langsung apabila telah di

operasionalkan, agar mudah diukur, sehingga berubah menjadi hipotesis riset.

Berkaitan dengan penelitian mengenai hubungan perhatian, pemahaman dan sikap

terhadap Feature Tip & Trik, maka muncul hipotesis seperti dibawah ini :

1. Jika perhatian Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &

Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka pemahaman mereka juga

tinggi.

2. Jika pemahaman Ibu rumah tangga Cileungsi Elok terhadap Feature Tip &

Trik Tabloid Bintang Indonesia tinggi, maka sikap mereka sangat setuju.

3.1.9. Model Analisis

Model analisis penelitian ini, seperti pada gambar 3.1 di bawah ini :

Bagan 3.1

Model Analisis

29

X1 Y2Y1/X2

Page 30: Seminar Nurani Kinasih

Keterangan :

X1 = Perhatian

Y1/X2 = Pemahaman

Y2 = Sikap

3.1.9. Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, untuk

menghasilkan data kauntitatif. Dengan skala pengukuran ini, nilai variabel yang

diukur dalam bentuk angka, agar lebih akurat, efisien dan komunikatif.

Oleh karena itu, skala pengukuran yang digunakan penulis adah skala Likert.

Menurut Kriyantono (2008, h.136) bahwa:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang suatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematis oleh periset, indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan yang harus diisi responden. Setiap pertanyaan dan pernyataan tersebut dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata; sangat setuju (ss), setuju (s), ragu-ragu, tidak setuju (ts), sangat tidak setuju (sts), atau sangat puas, cukup puas, tidak puas, sangat tidak puas, atau sangat baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk, dan lainya tergantung indikator penelitian.

Sesuai uraian diatas penulis mengetahui, mencoba menyesuaikan dengan

penelitian bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap terhadap objek

yang biasanya ditentukan dengan spesifik dan sistematis oleh seorang periset,

indikator dari variabel perhatian terhadap suatu objek untuk membuat pertanyaan 30

Page 31: Seminar Nurani Kinasih

yang harus dijawab nantinya oleh responden dengan tingkat sangat setuju, setuju,

ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju dan lain-lain.

Dan Singarimbun dan Effendy (2006, h.110-111) berpendapat bahwa:

Ada penelitian yang menggunakan jenjang 3 (1,2,3) jenjang 5 (1,2,3,4,5), jenjang 7 (1,2,3,4,5,6,7). Jenjang mana yang cocok untuk digunakan, amat tergantung dari populasi penelitian. Bila populasi penelitian kita adalah kelompok masyarakat yang terdidik sehingga mampu membedakan pendapatnya secara lebih tajam, maka dapat digunakan jawaban yang berjnjang lebih besar. Pada masyarakat pedesaan, jawaban yang berjenjang 3 atau 5 adalah yang sesuai.

Apabila dikaitkan dengan masalah penelitian, pengertian diatas memberikan

pengertian kepada penulis untuk menggunakan jenjang 3 kepada Ibu rumah

tangga Cileungsi Elok Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor yang nantinya

akan menjadi responden, karena tidak semua Ibu rumah tangga disana

mengenyam pendidikan yang sama. Inilah yang dinilai penulis untuk memilih

jenjang 3. Yaitu setuju, ragu-ragu, tidak setuju.

Penulis mengoperasionalkan variabel sebagai berikut :

1. Variabel X1 : Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli

menonjol dalam kesadaran yang diuraikan pada suatu objek, baik di dalam

maupun di luar dirinya. Atribut perhatian responden mengenai isi tulisan Feature

Tip & Trik edisi bulan April 2014 adalah :

1. Tinggi

2. Sedang

3. Rendah

31

Page 32: Seminar Nurani Kinasih

Setiap edisi terdiri dari 5 pertanyaan. Untuk perhatian terdiri dari 3 edisi ,

maka jumlah pertanyaan 15 pertanyaan.

1. Tinggi, apabila responden memperoleh skor 15-11 dari 5 pertanyaan yang

diajukan

2. Sedang, apabila responden memperoleh skor 10-6 dari 5 pertanyaan yang

diajukan

3. Rendah, apabila responden memperoleh skor 5-1 dari 5 pertanyaan yang

diajukan.

Indikator perhatian responden terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid Bintang

Indonesia, adalah :

1. Memperhatikan edisi yang sedang dibaca

2. Memperhatikan nama tabloid yang sedang dibaca

3. Memperhatikan halaman Tip & Trik dalam tabloid yang dibaca

4. Memperhatikan judul Tip & Trik yang sedang dibaca

5. Memperhatikan apakah ada beberapa judul Tip & Trik dalam satu edisi

Dalam penelitian ini, terdapat lima pertanyaan mengenai perhatian, maka

untuk mengetahui perhatian pembaca, tolak ukur perolehan skornya adalah ketika

responden menjawab pertanyaan Setuju (S) memperoleh skor 3, Ragu-ragu (R)

memperoleh skor 2, Tidak Setuju (TS) memperoleh skor 1.

2. Variabel Y1/X2 : Pemahaman

32

Page 33: Seminar Nurani Kinasih

Pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasikan atau mengulang

informasi sebagai hasil berpikir yang timbul dari motif ingin tahu, mengerti dan

menduga tentang apa, mengapa dan bagaimana yang dimaksud oleh komunikator,

berdasarkan kerangka rujukan. Atribut pemahaman responden mengenai isi

tulisan Feature Tip & Trik edisi bulan April 2014 adalah :

1. Tinggi

2. Sedang

3. Rendah

Setiap edisi terdiri dari 4 pertanyaan. Untuk pemahaman terdiri dari 3 edisi ,

maka jumlah pertanyaan 12 pertanyaan.

1. Tinggi, apabila responden memperoleh skor 12-9 dari 4 pertanyaan yang

diajukan

2. Sedang, apabila responden memperoleh skor 8-5 dari 4 pertanyaan yang

diajukan

3. Rendah, apabila responden memperoleh skor 4-1 dari 4 pertanyaan yang

diajukan.

Indikator pemahaman responden terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid

Bintang Indonesia, adalah :

1. Memahami simbol-simbol yang disajikan Tabloid Bintang Indonesia

2. Memahami bahan-bahan yang disajikan dalam Tip & Trik

33

Page 34: Seminar Nurani Kinasih

3. Memahami petunjuk praktis yang dijelaskan Tabloid Bintang Indonesia

4. Memahami kegunaan dan maksud Tip & Trik yang disajikan

Dalam penelitian ini, terdapat empat pertanyaan mengenai pemahaman,

maka untuk mengetahui pemahaman pembaca, tolak ukur perolehan skornya

adalah ketika responden menjawab pertanyaan Setuju (S) memperoleh skor 3,

Ragu-ragu (R) memperoleh skor 2, Tidak Setuju (TS) memperoleh skor 1.

3. Variabel Y2 : Sikap

Sikap adalah kesiapan mental yang tersusun berupa perasaan emosional

dalam bentuk penilaian suka atau tidak suka yang memberikan pengaruh langsung

kepada respon individu terhadap suatu objek. Atribut sikap responden mengenai

isi tulisan Feature Tip & Trik edisi bulan April 2014 adalah :

1. Sangat Setuju

2. Ragu-ragu

3. Tidak Setuju

Setiap edisi terdiri dari 3 pertanyaan. Untuk sikap terdiri dari 3 edisi , maka

jumlah pertanyaan 9 pertanyaan.

1. Tinggi, apabila responden memperoleh skor 9-7 dari 3 pertanyaan yang

diajukan

2. Sedang, apabila responden memperoleh skor 6-4 dari 3 pertanyaan yang

diajukan

34

Page 35: Seminar Nurani Kinasih

3. Rendah, apabila responden memperoleh skor 3-1 dari 1 pertanyaan yang

diajukan.

Indikator pemahaman responden terhadap isi feature Tip & Trik di Tabloid

Bintang Indonesia, adalah :

1. Ibu rumah tangga Cileungsi Elok mendapatkan manfaat setelah membaca

feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia.

2. Setelah membca feature Tip &Trik di Tabloid Bintang Indonesia, Ibu

rumah tangga Cileungsi Elok mengubah pandangan hidupnya terhdapa

informasi yang diberikan

3. Setelah membaca feature Tip & trik di Tabloid Bintang Indonesia, Ibu

rumah tangga Cileungsi Elok mendapatkan kepuasan informasi.

Dalam penelitian ini, terdapat tiga pertanyaan mengenai sikap, maka untuk

mengetahui sikap pembaca, tolak ukur perolehan skornya adalah ketika responden

menjawab pertanyaan Setuju (S) memperoleh skor 3, Ragu-ragu (R) memperoleh

skor 2, Tidak Setuju (TS) memperoleh skor 1.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu

data primer dan data sekunder.

Kriyantono (2008, h.41) “data primer adalah data yang diperoleh dari sumber

data atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek

35

Page 36: Seminar Nurani Kinasih

riset, dari hasil pengisian kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh

dari sumber kedua atau sumber sekunder.

Sedangkan Walgito (2003, h.35) menambahkan : “Kuesioner atau sering

pula disebut angket merupakan suatu cara atau metode penelitian dengn

menggunkan daftar pertanyaan yang haris dijawab oleh orang yang dikenal atau

disebut responden.”

Bila dikaitkan dengan permasalahan penelitian, data primer dilakukan

dengan langsung menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian ini yaitu,

Ibu rumah tangga Cileungsi Elok dan untuk mendapatkan data yang berimbang

kemudian dilakukan pencarian data sekunder dengan melakukan wawancara

terhadap staf redaksi Tabloid Bintang Indonesia menegenai kelengkapan data-data

seperti sejarah singkat perusahaan dan data-data yang bersangkutan dengan

penelitian.

Bentuk kuesioner yang digunakan berupa checklist atau daftar cek, bertujuan

sebagai alat bantu bagi peneliti untuk mencatat tiap-tiap jawaban dari responden,

ada penilaian terhadap hasil jawaban dalam kuesioner dilakukan menggunakan

skala likert.

3.2.1. Validitas

Dalam penelitian, instrumen harus dapat mengukur data pada sebuah

penelitian. Instrumen tersebut dapat dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Kriyantono (2008, h. 143) memaparkan bahwa, “Validitas

dimaksudkan untuk menyatakan sejauhmana instrument (kuesioner) akan

mengukur apa yang ingin diukur.”

36

Page 37: Seminar Nurani Kinasih

Validitas konstruksi digunakan untuk menguji validitas. Selanjutnya

Kriyantono (2008, h. 150) menjelaskan bahwa, “Validitas konstruksi ini

mencangkup hubungan antara instrumen penelitian dengan kerangka teori untuk

meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsep-konsep

dalam kerangka teori.”

Priyantono (2009, h. 182) mengatakan mengenai hasil uji validitas :

Nilai korelasi item dengan total item yang dikorelasi dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Selanjutnya, nilai ini kita bandingkan dengan r table product moment. Jika nilai koefisiennya positif dan lebih besar dari pada r table product moment, maka item tersebut dinyatakan valid. Nilai r table dapat dilihat dengan N=10 ; nilai yang didapat adalah 0,632.

Kemudian Priyanto (2009, h. 182) mengatakan, “Untuk pilot test yang

menggunakan sebanyak 100 responden, maka nilai validitasnya adalah diatas

0,195.”

Pengujian validitas menggunakan alat ukur yaitu SPSS (Statistical Product

and Service Solution) versi 20, sedangkan yang diukur adalah pernyataan-

pernyatan yang terdapat dalam kuesioner penelitian. Pernyataan dalam kuesioner

berdasarkan indikator dari setiap variabel.

Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen yang digunakan, maka

dilakukan pilot test terlebih dahulu kepada sepuluh responden, apakah ada

kesamaan pemahaman mengenai masalah penelitian, apabila semua butir

pernyataan dapat dipahami, maka kuesioner yang dibuat dapat dikatakan valid

karena peneliti dan responden memiliki kesamaan pemahaman.

3.2.2. Reliabilitas

37

Page 38: Seminar Nurani Kinasih

Singarimbun (2006, h.122) mengemukakan : “Mengenai reliabilitas adalah

istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran

relatif konstisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.” Selanjutnya

Kriyantono (2008, h. 145) berpendapat bahwa : “Alat ukur disebut reliabel bila

alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama

terhadap gejala yang sama, walaupun digunakan berulang kali.”

Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa reliabilitas adalah

pengujian realibilitas instrumen untuk menunjukkan hasil pengukuran yang sama

apabila pengukuran dilakukan berulang kali. Priyantono (2009, h.182)

mengatakan, “Realibilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7

dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.”

3.3 Teknis Analisis Data

3.3.1. Alat Statistik

Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisis data adalah sebagai

berikut :

1. Memeriksa kembali pelengkapan pengisisan kuesioner, apakah ada yang

belum diisi oleh responden

2. Data identitas responden yang diperoleh dari hasil penelitian dimasukan ke

dalam tabel tunggu dan dihitung berdasarkan persentase.

3. Data dari variabel kebutuhan informasi, penggunaan media serta

keputusan memprakatikannya diberi score/coding kemudian dimasukkan

ke dalam tabel tunggal dan akan dijumlahkan dalam bentuk persentase.

4. Semua data kuesioner ditabulasikan kedalam tabel induk.

38

Page 39: Seminar Nurani Kinasih

5. Semua data analisis dengan menggunakan program Statistical Product

and Service Solution (SPSS) versi 20, untuk mengetahui hubungan antara

variabel, penulis menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment.

3.3.2. Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik merupakan pedoman yang

mengarahkan penelitian untuk mengetahui hasil pengamatan dari populasi dalam

bentuk kuantitatif yang digunakan untuk menyatakan adanya hubungan antara dua

variabel atau lebih.

Seperti yang dijabarkan Nasution (2011, h.44-45) :

Hipotesis statistik menyatakan hasil obesrvasi tentang populasi (manusia dan benda) dalam bentuk kuantitatif. Hipotesis statistik juga digunakan untuk menyatakan adanya hubungan antara variabel atau lebih dari dua variabel. Tingkat korelasi ditanyakan dengan suatu angka atau koefisien. Koefisien korelasi berkisar antara -1.00 sampai +1.00. hubungan antara dua variabel dilambangkan sebagai

Hₒ : rxy ≠ 0 menunjukan adanya korelasi yang dapat dihitung besarnya, yang dapat bersifat negatif atau positif.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, penulis menggunakan hipotesis untuk

mengetahui pengaruh antara variabel perhatian, pemahaman dan sikap Ibu rumah

tangga Cieleungsi Elok terhadap isi feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia

edisi April 2014.

Hipotesisnya sebagai berikut :

1. Hₒ1 : r = 0

Tidak ada hubungan antara perhatian dengan pemahaman Ibu rumah

tangga Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang

Indonesia edisi April 2014.

39

Page 40: Seminar Nurani Kinasih

2. Hₐ1 : r ≠ 0

Ada hubungan antara perhatian dengan sikap Ibu rumah tangga Cileungsi

Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia edisi April

2014.

3. Hₒ2 : r = 0

Tidak ada hubungan antara pemahaman dengan sikap Ibu rumah tangga

Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia

edisi April 2014.

4. Hₐ2 : r ≠ 0

Ada hubungan anatara pemahaman dengan sikap Ibu rumah tangga

Cileungsi Elok terhadap feature Tip & Trik Tabloid Bintang Indonesia

edisi April 2014.

40

Page 41: Seminar Nurani Kinasih

41