PAPER KEWIRAUSAHAAN
“Puzzle Edukasi”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Jumiyanto Widodo, S.Sos., M.Si
Disusun Oleh :
Amy Mukaromatun L (K2312005)
Annisa Indah Fitriyani (K2312008)
Septika Rahmawati (K2312065)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puju syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul
”Puzzle Edukasi”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausaahan
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2013.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
pengarahan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Jumiyanto Widodo, S.Sos., M.Si selaku Dosen mata kuliah Kewirausahaan.
2. Kakak tingkat yaitu mahasiswa – mahasiswa Pendidikan Fisika tahun 2011.
3. Semua pihak yang sudah mendukung dan memberi motivasi serta bimbingan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan
senang hati, agar di lain kesempatan penulis dapat membuat paper yang lebih baik.
Penulis berharap semoga paper ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kita.
Surakarta, 08 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................i
Halaman Kata Pengantar............................................................................................ii
Halaman Daftar Isi.....................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................
I.1 Latar Belakang..........................................................................................
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
I.3 Tujuan.......................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................
II.1 Pentingnya Mainan Edukatif terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak...........................................................................................................
II.2 Tujuan yang Ingin Dicapai.........................................................................
II.3 Diskripsi Usaha..........................................................................................
II.4 Ruang Lingkup Usaha................................................................................
II.5 Proses Produksi Mainan Edukatif dari Kayu.............................................
II.6 Rencana Pemasaran....................................................................................
II.7 Arti Penting bagi Diri dan Lingkungan......................................................
II.8 Besar (%) Ketercapaiannya (Perhitungan Cost & Perkiraan BEP)............
II.9 Analisis SWOT..........................................................................................
II.10 Pihak – Pihak yang Mampu Mempengaruhi Tercapainya Tujuan...........
BAB III. PENUTUP...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kita sering melihat mayoritas anak kecil lebih suka bermain dengan
mainan yang modern dan serba menggunakan gadget, seperti : laptop, tablet, ipad,
smartphone, dan lain – lain namun sebenarnya benda – benda tersebut belum pantas
untuk diberikan kepada anak – anak. Mengapa demikian?
Pada dasarnya, mainan adalah benda yang tak terpisahkan dari anak-anak. Dunia
bermain memang dunia mereka, sebagai orang tua, saudara, ataupun guru sudah
selayaknya kita memilihkan mainan yang tepat untuk anak – anak. Manusia mencapai
peradaban yang maju dengan menggunakan kecerdasannya, dan uniknya otak
mengalami perkembangan luar biasa hanya 2 tahun sejak dilahirkan.
Selain itu, pada rentang usia 0-5 tahun daya eksplorasi anak-anak berkembang
dengan sangat pesat. Anak akan mulai menyerap dan menerima segala informasi yang
didapatnya pada tingkat tertinggi dalam sepanjang hidupnya. Masa golden age tersebut
tidak akan terulang, karena itu balita sangat perlu stimulasi lewat mainan sederhana
yang edukatif. Stimulasi yang diterima anak pada masa golden age akan berpengaruh
besar pada kecerdasan, kreativitas, dan perilaku anak pada usia dewasanya.
Berbagai penelitian membuktikan, bermain merupakan stimulasi efektif dalam
menunjang pertumbuhan optimal anak. Psikolog Jerome Bruner dan Brian Sutton-
Smith, yang meneliti perkembangan aspek kognitif manusia mengatakan, bermain
menghasilkan atmosfer santai, sehingga anak dengan mudah belajar berbagai cara untuk
mengatasi masalah ketika bermain. Menurut keduanya, pada saat bermain, anak sering
terlibat dalam proses pemecahan masalah. Jadi pemilihan mainan sangat penting agar
manfaatnya optimal.
Sebagai alat untuk bermain, pemilihan mainan dan juga materi bermain
sangatlah penting agar manfaatnya optimal. Mainan melimpah tak ada gunanya jika
mainan tersebut tidak memiliki nilai edukatif. Artinya, mainan tersebut memberikan
kesenangan bermain sekaligus manfaat belajar atau keterampilan tertentu.
Salah satu bahan baku yang banyak digunakan oleh industri mainan di Indonesia
adalah kayu olahan. Sifat kayu seperti kemudahan dalam proses pengerjaannya, awet,
dan aman dalam penggunaanya karena tidak mengandung zat kimia yang berbahaya,
merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kayu dipilih sebagai bahan baku mainan
anak. Disamping itu, produk mainan kayu juga memiliki peminat yang cukup tinggi
khususnya produk mainan kayu yang memiliki nilai edukasi atau disebut juga dengan
mainan edukatif dari kayu.
Oleh karena itu, kami akan merencanakan berwirausaha di bidang
pengembangan mainan edukatif bagi anak - anak yaitu berupa puzzle yang terbuat dari
kayu, cat dan bahan – bahan yang aman bagi anak – anak. Kami memilih anak – anak
usia sebagai target pemasaran karena mereka memerlukan puzzle ini sebagai salah satu
media penunjang dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Untuk lebih jelasnya, usaha mainan edukatif akan dibahas dalam paper ini yang
berjudul “Puzzle Edukasi”.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pentingnya mainan edukatif ini terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak?
b. Bagaimana proses berwirausaha di bidang pengembangan mainan edukatif ?
c. Bagaimana usaha untuk menarik minat konsumen agar membeli Puzzle Edukasi
ini?
I.3 Tujuan
Tujuan dari usaha “Puzzle Edukasi” , yaitu :
a. Menginformasikan kepada orang tua dan guru tentang pentingnya mainan
edukatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Mengetahui proses berwirausaha di bidang pengembangan mainan edukatif.
c. Menarik minat konsumen agar membeli Puzzle Edukasi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pentingnya Mainan Edukatif terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak
Dunia anak-anak memang sangat lekat dengan mainan (Toys) dan hiburan. Tak
sedikit orang tua yang berusaha melakukan apa saja demi kebahagiaan buah hatinya.
Seiring perkembangan dunia anak yang semakin maju, mainan untuk anak-anak
semakin beraneka ragam. Memberikan mainan adalah salah satu cara yang dilakukan
para orang tua. Meski bertujuan untuk membahagiakan anak, orangtua juga harus
memahami dan menyeimbangkan antara kebutuhan dan apa yang diinginkan anak,
karena tak semua keinginan baik untuk perkembangan fisik maupun psikis anak. Mulai
dari mainan tradisional sampai mainan import sudah menyebar hampir di seluruh
Indonesia. Salah satu mainan yang sangat menjamur dan banyak diminati adalah
mainan edukatif yang terbuat dari kayu. Mainan edukatif adalah jenis mainan yang
besifat edukatif atau dapat memenuhi syarat sebagai perangsang bagi anak untuk
terjadinya proses belajar anak. Mainan edukatif yang baik adalah yang dapat
mengembangkan totalitas kepribadian anak, bukan karena kelucuan atau kebagusannya.
Suatu mainan dapat dikatakan sebagai mainan edukatif bila memiliki kategori
sebagai berikut, diantaranya adalah:
1. Merangsang kemampuan dasar pada balita dan alat mainan yang memang sengaja
dibuat untuk anak balita.
2. Memberikan stimulasi yang lebih beragam bagi anak dengan berbagai variasi mainan.
3. Melatih anak dalam problem solving, misalnya dalam mainan puzzle, anak diminta
untuk menyusun potongan-potongannya menjadi utuh.
4. Melatih konsep-konsep dasar anak lewat alat mainan, anak dilatih untuk
mengembangkan kemampuan dasarnya, seperti mengenal bentuk, warna, besaran,
juga melatih motorik halus.
5. Melatih ketelitian dan ketekunan anak, dengan mainan edukasi, anak tak hanya
sekedar menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya.
6. Merangsang kreativitas anak, mainan edukatif ini mengajak anak untuk selalu kreatif
lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak terbiasa untuk
menghasilkan karya, lewat mainan rancang bangun mainan kayu misalnya, kelak dia
akan lebih berinovasi untuk menciptakan suatu karya, tidak hanya mengekor saja.
Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membeli mainan edukatif dari
kayu, di antaranya, sesuaikan dengan umur anak, sesuaikan dengan minat anak, dan
perhatikan kualitas mainan.
(i) Kesesuaian dengan Umur Anak
Mainan edukatif biasanya memang dibuat sesuai dengan umur anak, sehingga
mainan tersebut dapat membantu perkembangan anak. Untuk umur 0 – 7 bulan biasanya
anak masih sangat senang dengan oralnya, yaitu dengan memasukan sesuatu
kemulutnya untuk digigit-gigit, bentuknya bisa apa saja baik jari-jarinya, baju, dan
sebagainya. Disinilah ibu harus mengawasi apa saja yang ia gigit. Pada masa ini mainan
yang cocok adalah mainan yang aman dan lembut yang mudah digigit namun tidak
mudah rusak. Sebaiknya mainan bersertifikasi non toxic dan biasanya bermerk serta
harganya cukup tinggi. Umur 8-12 bulan sudah dapat diberikan mainan kayu, biasanya
mainan yang mendukung motorik kasar. Seperti hammer set, Geo sorter bentuk
sederhana dan lain lain. Sedangkan untuk umur di atas 1 tahun dapat mulai divariasikan
untuk mainannya, 1 tahun dapat diberikan kotak pos atau geo sangkar dan block yang
besar.
Umur 2 tahun, diberikan wiregame, geo basic, dan puzzle yang memiliki
potongan besar dan mudah. Adapun ketika anak berumur 3 tahun akan banyak memiliki
pilihan mainan dengan tingkat kesulitan yang bervariatif, biasanya anak akan lebih
bosan dengan puzzle gambar. Oleh sebab itu lebih baik orang tua memberikan puzzle
dengan warna warna yang berbeda dan pilihan yang banyak
(ii) Kesesuaian dengan Minat Anak
Setiap anak memiliki pribadi yang berbeda-beda. orang tua harus jeli Dalam
memilih mainanyang sesuai dengan minat anak. Hal ini sangat berpengaruh pada pol a
pikir anak, emosional, dan tumbuh kembang otak anak11. Mainan itu harus mendukung
perkembangan anak. Berkaitan dengan minat anak, 10 Artikel yang terdapat pada toko
piembiey toys. maka mainan bayi/anak seharusnya dapat memberi kepuasan secara
emosional
Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui minat dari anak adalah dengan
mengenali sifat-sifat anak anda dengan lebih dalam. Cari tahu apa yang menjadi hobi
mereka, kemudian temukan mainan yang cocok untuk merek, atau bisa dengan cara
memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih mainannya sendiri
(iii) Kualitas Mainan
Mainan edukatif tersedia dengan berbagai macam bahan. Untuk pemilihan
mainan edukatif yang terbuat dari kayu, orang tua harus lebih waspada dalam hal
penggunaan cat. Pastikan bahan-bahan dan cat tidak mengandung bahan kimia
berbahaya. Cat yang aman untuk anak adalah cat non toxic dan sebaiknya yang ramah
lingkungan, yaitu menggunakan cat berbahan dasar air atau dikenal dengan water
base paint.
Mainan kayupun tergolong mainan yang memiliki harga tinggi. Hal ini
disebabkan karena mainan kayu adalah produk yang tergolong handmade atau barang
kerajinan yang diproduksi oleh tangan-tangan trampil sehingga membutuhkan waktu
yang cukup lama.
II.2 Tujuan yang Ingin Dicapai
1) Menginformasikan kepada orang tua mengenai mainan edukatif yang sangat
bermanfaat bagi anak dalam usia golden age.
2) Menciptakan mainan yang edukatif dengan harga terangkau dan memanfaatkan
kayu yang merupakan sumber daya alam yang banyak tersedia di Indonesia.
3) Membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi jumlah
pengangguran.
4) Mengembangkan potensi yang dimiliki manusia di bidang kewirausahaan
sehingga terbentuk pribadi yang berjiwa mandiri, entrepreneurship dan kreatif.
II.3 Diskripsi Usaha
Mainan kayu biasanya memiliki nilai edukatif karena mainan kayu merupakan
mainan yang sederhana yang bisa mendorong anak-anak untuk menggunakan imaginasi
mereka, puzzle kayu mendorong perkembangan kognitif dan juga mengembangkan
kemampuan motorik mereka. Kualitas dari mainan kayu edukatif harus sangat
diperhatikan karena kualitas yang dimiliki mainan eduktif ini tidak semua sama di
setiap produsen mainan. Mulai dari kualitas bahan (kayu) dan cat (cat non toxic).
Produk yang kami hasilkan ini berupa puzzle yang terbuat dari bahan yang aman
serta diproduksi secara baik dengan memenuhi prosedur yang ditetapkan, kami
senantiasa menjaga kualitas produk yang bagus dan di segani konsumen. Sehingga,
konsumen puas dengan produk puzzle kami,karena konsumen sangat berpengaruh bagi
perkembangan usaha kami, apabila kepuasan konsumen kurang maka itu akan
berdampak negatif bagi penghasilan dan perkembangan usaha ini.
II.4 Ruang Lingkup Usaha
Ruang lingkup lingkup usaha “Puzzle Edukasi” ini kami rancang dengan
sebaik mungkin karena semua itu bisa berpengaruh terhadap maju mundurnya usaha
kami ini, maka dari itu kami berusaha memberikan sesuatu yang terbaik untuk
konsumen. Usaha kami terletak di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasi
produksi tersebut sudah memenuhi persyaratan berdirinya sebuah perusahaan, karena
tidak terlalu jauh dari pemasok bahan baku dan akses transportasi menuju lokasi
usaha sudah lancar serta dekat dengan pemukiman penduduk.
Target dari produk yang kami kembangkan ini yaitu anak – anak yang berasal
dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, oleh karenanya kami
membuka usaha ini di wilayah Kota Semarang yang tidak lain merupakan Ibu kota
provinsi Jawa Tengah dengan kepadatan penduduk yang tinggi serta pendapatan
perkapita yang baik. Selain itu Semarang juga merupakan kota dengan minat
pendidikan yang tinggi terbukti dengan banyak berdirinya lembaga – lembaga
pendidikan di kota ini sehingga produk kami yang berupa “Puzzle Edukasi” ini dapat
menunjang sarana pendidikan anak – anak terutama pada masa golden age.
II.5 Proses Produksi Mainan Edukatif dari Kayu
Teknologi produksi dalam usaha “Puzzle Edukasi” dari kayu merupakan
gabungan antara teknologi sederhana dengan teknologi semi modern. Teknologi
sederhana terlihat dari penggunaan peralatan yang dikerjakan secara manual dengan
tenaga manusia. Teknologi semi modern tercermin dalam penggunaan peralatan yang
digerakkan dengan mesin listrik, meskipun masih dalam kendali. Pekerja bukan
komputer. Pekerjaan dalam industri ini mengandalkan gabungan antara keterampilan
tangan pekerja, baik dalam menggunakan peralatan sederhana atau manual maupun
dalam mengoperasikan peralatan semi modern. Dengan demikian tingkat keahlian
tenaga kerja menjadi faktor yang kritikal untuk menghasilkan produk mainan edukatif
dari kayu yang berkualitas baik.
Peralatan yang digunakan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa peralatan
mekanis dengan bantuan tenaga listrik dan peralatan manual yang dapat dilihat pada
Tabel. Penggunaan peralatan dalam industri ini memerlukan keterampilan serta keahlian
pekerja produksi, baik dari segi pengoperasian alat maupun kemampuan membuat
bentukan kayu dengan ketelitian tinggi secara manual.
Tabel Mesin-mesin dalam proses pembuatan mainan edukatif dari kayu
NO Mesin Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
Cutting machine
Scroll saw
Planner
Borer
Sander
Mesin
Mesin bubut
mesin ini digunakan untuk memotong kayu atau mdfsesuai
dengan ukuran mainan yang diproduksi
mesin ini berfungsi untuk membentuk mainan sesuai pola
yang diinginkan
mesin ini duganakan untuk menyerut komponen mainan
edukatif dari kayu
mesin ini berfungsi untuk melubangi mainan
mesin ini untuk mengamplas, dimana fungsi dari amplas
adalah menghaluskan hasil potongan dan permukaan mainan
profil mesin ini digunakan untuk membuat profil pada
mainan edukatif dari kayu
mesin ini berfungsi untuk membuat bentuk-bentu
tertentu pada komponen mainan edukatif dari kayu
Proses pembuatan “Puzzle Edukasi” dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
pembuatan design dan pembahanan, pemotongan, pengampelasan, pewarnaan,
perakitan, dan pengepakan. Proses produksi dimulai dengan pemberian design puzzle
berupa ukuran, warna, dan bentuk mainan edukatif kepada para pekerja produksi oleh
Kepala produksi. Bahan baku berupa kayu diserut terlebih dahulu untuk memperoleh
ketebalan komponen yang diinginkan, sebelum dipotong dengan menggunakan cutting
machine, atau scroll saw, sehingga menjadi ukuran panjang dan lebar komponen
mainan edukatif yang akan diproduksi. Proses berikutnya komponen mainan edukatif
dilubangi dengan borer terlebih dahulu atau bisa langsung dihaluskan dengan
menggunakan sander dan amplas manual, tergantung design mainan yang telah dibuat.
Setelah dilakukan pengamplasan maka dilakukan penutupan poripori dengan
menggunakan sanding, penutupan pori-pori ini bisa menggunakan sanding natural untuk
menghsilkan komponen mainan edukatif dengan warna natural, atau sanding dengan
menggunakan warna dasar putih untuk mainan edukatif yang akan diberi solid color.
Pemilahan produk dilakukan untuk mengelompokan komponen berdasarkan warna yang
akan diberikan pada proses pengecatan. Setelah sanding kering, kayu diamplas kembali
dengan menggunakan amplas halus agar debu, kotoran dan permukaan produk atau
komponen produk menjadi halus. Selanjutnya komponen produk diberi warna sesuai
dengan design yang telah dibuat. Setelah proses pewarnaan atau pengecatan komponen
produk kemudian di cek mutunya agar memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Komponen produk yang telah memenuhi standar dirakit menjadi mainan
yang utuh, proses terakhir adalah proses pengepakan ke dalam plastik.
II.6 Rencana Pemasaran
Pemasaran itu sendiri merupakan usaha untuk mencari, menemukan dan
mempertahankan konsumen. Strategi pemasaran yang utama adalah mencari
kepuasan konsumen. Dalam setiap usaha, bagian produksi dan pemasaran harus
seimbang, karena apabila pemasaran tidak berjalan dengan baik akan terjadi
penumpukan hasil produksi. Hal ini dapat menyebabkan kerugian, mengingat produk
mainan ini mudah rusak oleh karena itu, kami harus bisa memasarkan hasil produksi
dan mencari pelanggan. Kegiatan pemasaran ini dilakukan dengan cara:
(i) Penetapan Harga
Harga yang kami tetapkan untuk tiap unit produknya berbeda – beda tergantung
dengan biaya produksi, namun harga tersebut kami sesuaikan dengan konsumen
tingkat menengah yang tidak lain merupakan target pemasaran.
(ii) Pelaksanaan Distribusi
Produk dari usaha kami memerlukan pendistribusian karena produk yang kami
jual ini khusus untuk anak – anak sehingga kami membutuhkan agen untuk
mendistributorkan langsung ke lokasi yang ditempati oleh anak – anak
misalnya PAUD, TK, Kelompok Bermain, dll.
(iii) Promosi/Iklan
Untuk promosi produk, kami akan memanfaatkan media iklan serta penjualan
melalui internet. Media ini sekarang banyak diminati karena terbukti sangat
efektif dalam memasarkan produk. Kami menjual produk melalui blog atau
bahkan di situs jaring sosial seperti facebook dan twitter. Dengan mengambil
gambar hasil produksi kami tersebut dan menguploadnya ke situs jejaring sosial.
Mungkin tidak langsung ada yang membeli. Masih banyak yang hanya sekedar
bertanya. Tapi kita tidak perlu berkecil hati. Yakinlah suatu ketika orang pasti
akan tertarik. Syaratnya barang tersebut unik, disain menarik dan rapi. Untuk
mengefektifkan biaya iklan, promosi produk juga dilakukan dengan cara :
Pameran kerajinan atau bazar. Karena itu, kami perlu cari info
sebanyak-banyaknya tentang waktu dan tempat diselenggarakannya
suatu pameran atau bazar.
Arisan dan perkumpulan. Kami dapat membawa produk ke arisan atau
perkumpulan, seperti pengajian, pertemuan orangtua di sekolah, dan
lain-lain. Dengan demikian akan lebih mempermudahkan promosi
produk sebab para orang tua secara langsung dapat tertarik untuk
membeli produk tersebut untuk buah hatinya.
Menitipkan di toko mainan maupun di toko alat tulis. Biasanya sistem
yang berlaku adalah titip jual. Jadi barang akan dibayar jika sudah laku.
(iv)Pengembangan Produk
Untuk perencanaan pengembangan hasil produk dalam usaha yang kami rintis
ini, kami senantiasa berinovasi dalam berbagai macam produk. Inovasi ini kami
sesuaikan dengan trend saat ini yang sedang diminati oleh anak – anak
tentunya, misalnya saja trend karakter angry bird, spongebob, dll. Hal – hal
semacam itu kami sajikan secara menarik pada puzzle produk kami, dengan
demikian anak – anak pun tertarik untuk memainkan puzzle tersebut. Selain itu,
kami juga akan mendaftarkan usaha ini agar mendapat NPWP sehingga
kewajiban kami membayar pajak kepada pemerintah dapat terlaksana dan dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk kami.
II.7 Arti Penting bagi Diri dan Lingkungan
A. Bagi Pemilik Usaha
1) Menjadi sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2) Dapat merealisasikan ide dan kreatifitas yang dimiliki menjadi produk
yang mendatangkan keuntungan.
3) Menjadi inspirasi bagi orang lain.
4) Memperluas jaringan kerja atau relasi sehingga usaha semakin lancar.
B. Bagi Orang Tua
1) Memiliki kehidupan yang lebih bahagia karena anak dapat tumbuh
kembang dengan baik.
2) Mengurangi rasa kekhawatiran dalam memilih mainan yang aman untuk
anak.
3) Memudahkan dalam pembentukan karakter anak sejak dini.
C. Bagi Anak – Anak
1) Melatih kemampuan motorik,
stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat anak menjumput
mainannya, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya.
Sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-
gerakkan mainannya, melempar, dan mengangkat.
2) Melatih konsentrasi,
saat menyusun puzzle, , anak dituntut untuk fokus pada gambar atau
bentuk yang ada di depannya — ia tidak berlari-larian atau melakukan
aktivitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa
konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak memuaskan.
3) Mengenalkan konsep sebab akibat,
dengan memasukkan benda kecil ke dalam benda yang besar anak akan
memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda yang
lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke
dalam benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab
akibat yang sangat mendasar.
4) Melatih bahasa dan wawasan,
alat mainan edukatif sangat baik bila dibarengi dengan penuturan cerita.
Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni
meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.
5) Mengenalkan warna dan bentuk,
anak dapat mengenal ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda
berbentuk kotak, segi empat, bulat dengan berbagai warna; biru, merah,
hijau, dan lainnya.
D. Bagi Masyarakat
1) Mengurangi jumlah pengangguran.
2) Membantu menyejahterakan kehidupan.
E. Bagi Pemerintah
Dengan rutin membayar pajak dapat menambah devisa negara.
II.8 Besar (%) Ketercapaiannya (Perhitungan Cost & Perkiraan BEP)
RANCANGAN BIAYA
1. Biaya Investasi
Pengadaan Aset Tetap
Sewa tempat usaha Rp 6.500.000,00
Alat pendukung produksi(paku,palu,gergaji,dsb) Rp 500.000,00
Cutting machine (second) Rp 5.000.000,00
Scroll saw Rp 650.000,00
Planner Rp 230.000,00
Bor Rp 275.000,00
Strapless tembak (2 x Rp 45.000,00) Rp 90.000,00
Sander (1 x Rp 350.000,00) Rp 350.000,00
Mesin profil Rp 400.000,00
Mesin bubut Rp 8.000.000,00
Meja produksi (5 x Rp 80.000,00) Rp 400.000,00
Kursi kayu (5 x Rp 45.000,00) Rp 225.000,00
Notebook Rp2.300.000,00
Modem Rp 150.000,00
Printer Rp 350.000,00
Jumlah Rp 25.420.000,00
2. Biaya Produksi Per Bulan untuk kapasitas produksi 1200 unit
Balok Kayu (7 x Rp 250.000) Rp 1.750.000,00
Cat Impra Aqua 961 (5 x Rp 52.000,00) Rp 260.000,00
Cat Impra AL-9505 (5 x Rp 27.000,00) Rp 135.000,00
Cat Impra Creative Color ( 5 x Rp 20.000,00) Rp 100.000,00
Biaya Administrasi Rp 200.000,00
Biaya Transportasi Rp 500.000,00
Biaya Promosi (Iklan,brosur,dll) Rp 350.000,00
Penyusunan Laporan Rp 20.000,00
Gaji karyawan (5 x Rp 1.000.000,00) Rp 5.000.000,00
Jumlah Rp 8.315.000,00
Perincian Keseluruhan Anggaran Biaya kegiatan
1. Biaya Investasi Rp 25.420.000,00
2. Biaya Produksi Rp 8.315.000,00
Jumlah Rp 33.735.000,00
ANALISIS USAHA
Biaya total dalam usaha pendirian Mainan Edukatif ini terdiri dari:
fixed cost dan variabel cost. Fixed cost (FC) merupakan aset tetap, dimana
jumlah yang dikeluarkan tidak tergantung pada jumlah barang yang diproduksi.
Fixed cost merupakan jumlah biaya semua peralatan yang bergerak. Aset yang
ada dalam usaha ini antara lain: sewa tempat usaha, alat pendukung produksi
(paku,palu,gergaji,dll), cutting machine (second), scroll saw, planner, bor,
strapless tembak, sander, mesin profil, mesin bubut, meja produksi, kursi kayu,
laptop, modem dan printer .
Sedangkan jumlah variabel cost atau biaya bergerak adalah jumlah biaya yang
digunakan yang besar kecilnya tergantung dari jumlah yang dihasilkan. Variabel
cost merupakan biaya operasional dalam usaha ini.
Modal Tetap (Fixed Cost)Modal tetap atau Fixed Cost adalah jumlah uang atau modal yang digunakan
untuk pengadaan aset tetap atau biaya investasi. Dalam usaha ini yaitu Rp
25.420.000,00
Biaya Penyusutan per Bulan
Biaya penyusutan per bulan = biaya investasi/12
= Rp 25.420.000,00/12
= Rp. 2.119.000,00 atau Rp. 2 . 119.000,00/bulan
Biaya ProduksiBiaya produksi = (Biaya produksi + Biaya investasi) : Kapasitas produksi
= (Rp 8.315.000,00 + Rp 25.420.000,00) :1200
= Rp28.500,00
Harga jual rata – rata dari mainan edukatif adalah Rp50.000 ,00 dengan biaya produksi
per unit adalah Rp 28.500,00.
Perhitungan Break Even Point (BEP)
Titik BEP =
= Rp 33.735.000,00
( Rp 50.000,00 - Rp 28.500,00 )
= 1570
Jadi produk ini akan mencapai Break Even Point pada saat terjual 1570 unit.
Dengan Harga Jual :
Puzzle ikan Rp 45.000,00 Puzzle kura-kura Rp 45.000,00 Puzzle abc besar Rp 65.000,00 Puzzle hijaiyah Rp 65.000,00 Puzzle angka simbol Rp 50.000,00 Puzzle huruf kecil Rp 35.000,00 Puzzle jam Rp 50.000,00 Puzzle merak Rp 45.000,00 Puzzle hijaiyah bunga Rp 55.000,00 Puzzle kupu-kupu Rp 45.000,00 Puzzle burung Rp 45.000,00 Puzzle princess Rp 75.000,00 Puzzle jam aktivitas Rp 55.000,00 Puzzle cars Rp 60.000,00 Puzzle doa Rp 70.000,00 Puzzle angka 1-20 Rp 70.000,00
II.9 Analisis SWOT
Dalam sebuah usaha tentunya peluang dan kekuatan,tetapi terkadang juga
menemui kendala baik internal maupun eksternal. Kendala – kendala tersebut harus
segera dicari solusi yang tepat agar kami tidak mengalami kegagalan. Maka dari itu,
kami menganalisis kendala internal – eksternal serta bagaimana langkah solusinya
dengan melakukan Analisis SWOT.
MATRIKS SWOT
Goal Setting : Membangun STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Usaha “Puzzle Edukasi”.
Lokasi : di kota Semarang,
Jawa Tengah
1. Banyak orang tua yang
memperhatikan
perkembangan motorik
dan kecerdasan anak.
2. Orang tua cerdas lebih
memilih permainan
yang aman serta
mempengaruhi
perkembangan anak.
3. Mainan edukasi yang
aman serta terjangkau
banyak diminati tak
hanya para orang tua
tetapi juga sekolah
sekolah khusus anak
(paud &TK).
4. Mainan edukatif belum
banyak yang
memproduksi jadi
perusahaan bisa
memenuhi permintaan
mainan edukatif yang
cukup banyak.
5. Penggunaan bahan
alami sepeti kayu dan
cat non toxic lebih
diminati.
1. Kurangnya tenaga
profesional dan kreatif
untuk menjalankan
proses produksi
2. Bahan kayu kadang
harganya naik turun
3. Bahan cat non toxic
sedikit lebih mahal
daricat biasa
4. Mesin yang mahal dan
perawatan yang sulit
5. Sewa tempat mahal
karena belum
mempunyai tempat
sendiri
6. Distribusi ke luar kota
butuh biaya lebih karena
bbm naik
OPPORTUNITIES (O)
1. Bahan baku seperti
kayu mudah didapat di
STRATEGI SO
1. Produk yang
ditawarkan beragam,
STRATEGI WO
1. Memaksimalkan
pemakaian media sosial
sekitar
2. Harga yang sedikit
lebih mahal kurang
begitu mendapat
komplain mengingat
kualitas serta jaminan
keamanan bahan bagi
anak-anak.
3. Belum banyak pesaing
4. Mempunyai blog
sendiri untuk
menampilkan dan
memasarkan berbagai
koleksi
5. Banyak tenaga kerja di
sekitar tempat usaha
menarik, dan sesuai
pasar
2. Menciptakan produk
produk baru yang unik
3. Pengemasan yang rapi
dan menarik
4. Pemanfaatan bahan
baku semaksimal
mungkindan
meminimalisir yang
terbuang
5. Menawarkan diskon
untuk pembelian dalam
partai besar
untuk iklan
2. Menjaga kualitas
produk
THREATHS (T)
1. Kenaikan tarif listrik,
bahan baku, dan bbm
2. Perawatan alat
3. Pengembangan ide dan
kreatifitas
STRATEGI ST
1. Melakukan tawaran
menarik seperti
menerima
desain/gambar dari
konsumen
2. Memberikan bonus
untuk mainan edisi
khusus, misal: pensil
warna/stiker
STRATEGI WT
1. Mengambil kredit usaha
dari bank
2. Memberikan pengaruh
yang baik bagi
lingkungan sekitar.
II.10 Pihak – Pihak yang Mampu Mempengaruhi Tercapainya Tujuan
1) Keluarga, dengan dukungan keluarga menjadikan diri lebih semangat dalam
berjuang mewujudkan sebuah usaha yang cukup besar.
2) Masyarakat sekitar, yang memberikan pengaruh yaitu bisa direkrut sebagai
karyawan.
3) Bank, karena sebagian besar modal berasal dari Bank sehingga memiliki
pengaruh penting dalam berjalnnya usaha.
4) Konsumen, yaitu paraorang tua yang peduli dengan tumbuh kembang anaknya
dan tertarik dengan produk yang ditawarkan sehingga keuntungan yang didapat
pengusaha semakin besar, namun apabila daya beli konsumen rendah dapat
membawa kerugian bagi pengusaha.
5) Rekan bisnis, rekan bisnis yang berprinsip sama dalam menjalankan usaha
pastinya memberikan pengaruh positif untuk usaha kedepannya.
6) Pemerintah, karena pemerintahlah yang mengatur segala kebijakan tentang
perdagangan serta terjadinya inflasi dan deflasi dapat mempengaruhi harga
bahan baku, biaya produksi dan harga jual produk.
BAB III
PENUTUP
Usaha “Puzzle Edukasi” ini masih memiliki peluang yang besar untuk ditekuni.
Dalam merintis usaha ini, perlu diperhitungkan cost dan perkiraan BEP nya serta
melakukan analisis SWOT sehingga memperkecil kemungkinan mengalami kegagalan.
Usaha “Puzzle Edukasi” ini juga membawa manfaat tidak hanya bagi pengusaha, tetapi
juga konsumen, lingkungan sekitar dan pemerintah.
Recommended