SKKNI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
Tahun 2007
Nomor Regristrasi :
1
KATA PENGANTAR
Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan
Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk
kepentingan penempatan ke luar negeri diperlukan adanya perangkat standar yang dapat
mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan
kompetensinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan suatu hal yang sangat
penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja
sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi
disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku
pelaksana langsung dilapangan dan ahlinya dari jabatan kerja yang bersangkutan.
Selanjutnya finalisasi konsep SKKNI tersebut dilaksanakan dalam suatu Konvensi Nasional
yang melibatkan para Pakar dan Nara Sumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja
tersebut.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Operator Batching Plant
pada Pekerjaan sub bidang Jalan dan Jembatan ini disusun dengan mengacu pada format
dan ketentuan yang diatur dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor : Kep. 227 / MEN / 2003, tanggal 31 Oktober 2003 tentang cara Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan perubahannya No. KEP. 69/MEN/V/2004, tanggal
4 Mei 2004 untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan penetapan
persyaratan pada Jabatan tersebut dan berlaku secara nasional.
Diharapkan dengan adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tersebut
dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan.
Disisi lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan Industri
Jasa Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, .............................................
Departemen Pekerjaan Umum
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia
(Ir. Iwan Nursyirwan Diar Dipl. HE)
NIP. : 110018127
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
A. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ....................................................................................................... 3
2. Studi Penyusunan Standar Kompetensi ................................................................... 4
2.1 Studi Literatur .................................................................................................. 4
2.2 Penyusunan Standar Kompetensi setiap Jabatan Kerja .................................. 4
3. Penyusunan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) ...................... 5
3.1 Dasar Hukum dan Referensi .......................................................................... 5
3.2 Pengkodean Jabatan Kerja Sub Bidang Jalan dan Jembatan ......................... 5
3.3 Posisi Jabatan Kerja ...................................................................................... 7
3.4 Kegiatan Analisis Kompetensi ......................................................................... 7
3.5 Perumusan dan Konsensus ........................................................................... 7
B. JABATAN KERJA .......................................................................................................... 10
1. Nama Jabatan Kerja .............................................................................................. 10
2. Nomor Kode .......................................................................................................... 10
3. Uraian Jabatan Kerja ............................................................................................. 10
4. Syarat Jabatan Kerja ............................................................................................. 10
C. KOMPETENSI KERJA ................................................................................................. 10
D. URAIAN UNIT-UNIT KOMPETENSI ............................................................................ 11
E. PENUTUP .................................................................................................................... 22
3
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Undang-undang No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya tersurat dan tersirat bahwa tenaga kerja yang melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat
keahlian dan atau keterampilan.
Keharusan memiliki “SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN ATAU KETERAMPILAN” :
mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul-betul dapat diandalkan.
Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar
baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas tenaga kerja jasa konstruksi.
Sesuai dengan Keputusan Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nasional (LPJKN) No. 71/KPTS/D/VIII/2001 : pasal 2 ayat (1). Tujuan sertifikat adalah
memberikan informasi objektif kepada para pengguna jasa bahwa kompetensi tenaga
kerja yang bersangkutan memenuhi bakuan kompetensi yang ditetapkan untuk
klasifikasi dan kualifikasinya, dan pasal 9 ; ayat (1) : Untuk setiap kualifikasi dalam suatu
klasifikasi harus dibuat bakuan kompetensinya secara jelas termasuk tata cara
mengukur.
Selain itu undang-undang nomor 13 tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, terutama
pasal 10 ayat (2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja.
Dua Undang-undang tersebut diatas menyebut tentang “kompetensi” yaitu suatu
ungkapan kualitas SDM yang terbentuk dengan menyatunya 3 ranah (domain) terdiri :
Ranah Pengetahuan (domain kognitif), Ranah Keterampilan (domain psychomotorik),
dan Ranah Sikap Perilaku (domain affektif), atau secara definitif pengertian kompetensi
ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan
metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku yang tepat, guna mencapai dan atau
mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam
penyelenggaraan tugas pekerjaan.
Jadi apabila seseorang atau berkelompok telah mempunyai kompetensi kemudian
dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan
dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan (X), yang
seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut : dalam kondisi (K) mampu
dan mau melakukan (X) sebanyak (Y) dengan kualitas (Z) selesai dalam tempo (T).
Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur,
serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya
pekerjaan yang dapat menentukan daya saing
4
2. Studi Penyusunan Standar Kompetensi
2.1 Studi Literatur
Kegiatan studi literatur mengacu sumber-sumber dari dalam negeri maupun luar
negeri antara lain :
1. Malaysia, dengan model NOSS (National Occupational Skill Standard) atau
SKPK (Standar Kemahiran Pekerjaan Kebangsaan).
2. ILO (International Labour Organization) dengan MOSS (Model Occupational
Skill Standard).
3. RMCS (Regional Model Competency Standard) dengan referensi utama dari
ITABs (Industry Training Advisory Bodies) dan ANTA (Australia National
Training Authority) Australia.
4. Indonesia, LPJKN (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional)
bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi.
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia - Departemen
Pekerjaan Umum dengan pola gabungan dari MOSS dan RMCS
2.2 Penyusunan Standar Kompetensi Setiap Jabatan Kerja
Sesuai hasil studi literatur, konsep standar kompetensi mencakup semua aspek
kinerja tugas/ pekerjaan untuk membangun wawasan yang tidak terbatas hanya
kemampuan tugas secara sempit.
Empat komponen kompetensi utama yang perlu dikembangkan adalah :
1. Kemampuan dalam tugas (task skill)
2. Kemampuan mengelola tugas (task management skill)
3. Kemampuan mengatasi suatu masalah dengan tepat (contingency
management skill)
4. Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/role environments
skill)
Sementara itu tidak semua unit terdiri dari semua keempat komponen tersebut
diatas dalam satu group unit, tetapi komponen kompetensi tersebut harus dicakup
secara efektif.
Empat komponen kompetensi dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari
format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk
kerja, dan batasan variabel.
5
3. Penyusunan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)
3.1 Dasar hukum dan referensi penyusunan SKKNI adalah :
1. Undang-undang Nomor : 18, tahun 1999 tentang : Jasa Konstruksi beserta
peraturan pelaksanaannya.
2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang : Ketenagakerjaan.
3. Keputusan Menteri NAKERTRANS.
a. No. Kep. 227/MEN/2003, tentang : Tata Cara Penetapan Standard
Kompetensi Kerja Nasional untuk format SKKNI.
b. No. Kep. 69/MEN/2004, tentang Perubahan Lampiran Kep.Men No. Kep.
277/MEN/2003 untuk uraian setiap unit kompetensi.
4. Kesesuaian CPC (Central Product Classification United Nation) – 1997, Katalog
BPS : 1160 Buku : 2, Harmonized System (HS) dengan 9 digit untuk
pengkodean dan acuan analisis detail struktur jasa konstruksi.
5. KJN (Kamus Jabatan Nasional) untuk pengkodean.
3.2 Pengkodean Jabatan Kerja
a. Pemberian Kode Jabatan Kerja
b. Pemberian kode unit kompetensi ditambah :
0 1 2 5 INA 0
Nomor Jabatan Kerja 2 digit nomor urut
Keahlian (1) Utama (1) setara KKNI – level VI Madya (2) setara KKNI – V Muda (3) setara KKNI – level IV
Keterampilan (2) Teknisi Senior (1) setara KKNI – level III Teknisi Yunior (2) setara KKNI – level II Tenaga Terampil (3) setara KKNI – level I
Nomor Jabatan Kerja 2 digit nomor urut
Fungsi Utama
Perencana (1)
Pelaksana (2)
Pengawas (3)
Bagian Sub Bidang
Untuk semua unsur Transportasi (0)
Jalan (1)
Jembatan (2)
Jalan Layang (3)
Jalan Terowongan (4)
Landasan Terbang (5)
Jalan Rel (6)
Sub Bidang :
Untuk semua Sub Bidang (0)
Untuk Transportasi (1)
Sumber Daya Air (2)
Sub Sektor / Bidang
Sipil (2)
Sektor
Jasa Konstruksi (5)
INDONESIA
0 0
Versi tahun pembuatan atau revisi, 2 digit
2 digit nomor urut unit kompetensi
0 0
0 0 02
0
6
KKNI
K AHLI
VI UTAMA
E
A
H
AHLI
V L MADYA
I
A
AHLI
IV N MUDA
K
III E TEKNISI
T SENIOR
E
R
A
M TEKNISI
II P YUNIOR
I
L
A
N TENAGA
I TERAMPIL
JAKONS
KUALIFIKASI
PLANT MANAGER
MAINTENANCE
SUPERVISOR
PRODUCTION
SUPERVISORLOGISTIC
KEPALA
UNIT MEKANIKKEPALA
UNIT ELEKTRIKKEPALA
UNIT
PRODUKSI
MEKANIK
LISTRIK
SENIOR
OPERATOR
BATCHING
PLANT
PEMBANTU
OPERATOR
OPERATOR
WHEEL LOADER
TIPIKAL ORGANISASI PERUSAHAAN
BATCHING PLANT
PEMBANTU
OPERATOR
QUALITY
QONTROL
CONTOH
MEKANIK
BATCHING PLANT
SENIOR
OPERATOR
FORK LIFTMEKANIK
LISTRIK
YUNIOR
MEKANIK
BATCHING PLANT
YUNIOR
3.3 Posisi Jabatan Kerja
Analisis kompetensi merupakan langkah utama untuk penyusunan “Standar
Kompetensi Kerja” bidang pekerjaan tertentu antara lain bidang pekerjaan
Pengoperasian Batching Plant dipersiapkan untuk pegangan atau tolok ukur
penilaian kapasitas kemampuan untuk menduduki jabatan kerja Operator
Batching Plant. Jabatan kerja dimaksud harus jelas dan pasti posisinya dalam
klasifikasi dan kualifikasinya, pada umumnya di lingkungan jasa konstruksi dapat
digambarkan seperti tipikal struktur organisasi sebagai berikut :
3.4 Kegiatan Analisis Kompetensi
Analisis kompetensi jabatan kerja selain menggunakan metodologi penelitian
literatur, dilakukan juga dengan metodologi : DACUM (Developing A Curriculum),
melalui proses workshop (lokakarya) yang dihadiri ahlinya atau pelaku langsung di
bidang substansi yang dianalisis, yang dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
3.4.1 Workshop Tahap I
a. Dilaksanakan pada tanggal : 10 – 12 Mei 2007 di Bekasi.
b. Dilaksanakan pada tanggal : 11 – 13 Juni 2007 di Serang - Banten
3.4.2. Workshop Tahap II
Dilaksanakan pada tanggal : 16 – 18 Juli 2007 di Jakarta
7
Nama - nama Pengarah, Fasilitator dan Nara Sumber sebagai berikut :
1. Pengarah :
Prijo Sambodo, M.Eng
Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng
Ir. Supangat, M.Eng
B. Abdurachman, M.Eng.Sc
Roesnadi, M.Eng
Pusbin KPK Dep. PU
Pusbin KPK Dep. PU
Pusbin KPK Dep. PU
PT. Virama Karya
PT. Virama Karya
2. Fasilitator / Curriculum Development :
Ir. Hidayat
Drs. Sugiri
PT. Virama Karya
PT. Virama Karya
3. Nara Sumber :
1) Ir. Suprayogi
2) Sih Susanto
3) Ahmad Khoeri Junaedi
4) Puguh Karseno
5) Indra Hendrawan
6) Misran
7) Abil Sitepu, ST
8) Sunardi
9) Ir. Ribut Wahyudi
10) Ade
11) Kiswantoro
12) Syaeful Anwar
13) Kusmadi
14) Rojiun
15) Suwito Seman
16) Abue Ahmad Buari
17) Supardi, B
18) Slamet
19) Iwan, S
20) Sidal
21) Yunus
22) Suyoto Barata
23) Sihono, ST
24) S. Sahlan Santoso
25) Ir. Amar Sukirno
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Duta Sarana Perkasa (Dusaspun)
PT. Duta Sarana Perkasa (Dusaspun)
PT. Arthamixerindo
PT. Arthamixerindo
PT. Arthamixerindo
PT. Arthamixerindo
PT. Arthamixerindo
PT. Arthamixerindo
PT. Yasa Patria Perkasa
PT. Yasa Patria Perkasa
PT. Yasa Patria Perkasa
PT. Jaya Readymix
PT. Jaya Readymix
PT. Perkasa Adipura Sembada
PT. Perkasa Adipura Sembada
Praktisi Perusahaan Batching Plant
Praktisi Perusahaan Batching Plant
Praktisi Perusahaan Batching Plant
Universitas Krisnadwipayana
8
26) Ir. Lestari, MT
27) Ir. Darjo Djaenudin, BE
28) Ahmad Jalaludin
29) Andi Supriyadi, ST
30) Ir. Sumarno, MSi
31) Dody Priatna, ST
32) Suyatno
33) Tubagus Saefudin
34) Heri Sutana
35) Dedi Djahudi
36) Undang Misja
37) Edwin MS Zuhri, ST
38) Hartono, ST
39) Eka Mery
Dinas PU Prov. Banten
Dinas PU Prov. Banten
Dinas PU Prov. Banten
Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
Dinas PU Prov. Banten
BBWS Cidanau, Ciujung, Cidurian
BBWS Cidanau, Ciujung, Cidurian
Dinas PU Prov. Banten
Dinas PU Prov. Banten
Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
Dinas PU Prov. Banten
3.5 Perumusan dan Konsensus
Setelah dilakukan workshop (loka karya) dapat dihasilkan dan dirumuskan :
- Uraian jabatan
- Pekerjaan-pekerjaan
- Setiap pekerjaan diurai tugas-tugasnya
- Setiap tugas diurai langkah-langkah kerjanya
- Setiap langkah kerja dikaji kriteria-kinerjanya dan persyaratan kompetensi yaitu
kebutuhan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku
Rumusan hasil workshop tersebut sebagai acuan menyusun SKKNI dengan pola
gabungan pola MOSS (Model Occupational Skill Standard) dan pola RMCS
(Regional Model Competency Standard).
Transformasi hasil workshop dalam penyusunan SKKNI dirumuskan sebagai
berikut:
- Pekerjaan sebagai : Unit Kompetensi
- Tugas sebagai : Elemen Kompetensi
- Langkah Kerja, dirumuskan menjadi Kriteria Unjuk Kerja.
Pembahasan dan konsensus SKKNI melalui Konvensi Nasional dilaksanakan :
- Pada tanggal : 6,7 dan 9 Agustus 2007 di Bekasi.
- Tim Pengarah, Tim Presenter dan Tim Teknis Konvensi.
9
I. Tim Pengarah
1. Ir. Djoko Subarkah, Dipl.HE
2. DR. Ir. Soenarno, MSc
3. DR. (Eng) A Hafied A Gany,MSc, IPU
4. B. Abdurachman, M.Eng.Sc
5. Ir. Ronny Trianggono, MM
6. DR. Endang Pipin Tachyan, ME
Pusbin KPK Dep. PU
Profesional Teknik Sipil
Dep. PU
PT. Virama Karya
PT. Virama Karya
Dep. PU
II. Tim Pelaksana
1. Ir. Drs Asrizal Tatang
2. Drs. Krisna Nur Miradi, ME
3. Ir. Sumaryanto, MM
4. Roesnadi, ME
5. Hafis Qiswiny Zarkasyi, SE
6. Herry Buchairi
Dewan Pengurus LPJKN
Pusbin KPK Dep. PU
Bapel LPJKN
PT. Virama Karya
Bapel LPJKN
PT. Virama Karya
III. Presenter / Curricullum Devepolment
1. Ir. Hidayat
2. Drs. Sugiri
PT. Virama Karya
PT. Virama Karya
IV. Tim Teknis Konvensi
- Ketua kelompok :
Abil Sitepu, ST
- Anggota :
1) Ir. Lestari, MT
2) Ir. Sarimun, CES
3) Ir. Amar Sukirno
4) Irika Widiastuti, MT
5) Hotben Sinaga
6) Ir. Gusti Hermasyah
7) Ir. Ribut Wahyudi
8) Sihono, ST
9) Ahmad Khoeri Junaedi
10) Sih Susanto
11) Suwito Siman
12) Kiswantoro
13) Syaiful Anwar
14) Slamet
15) Marzuki, F
16) Suyoto Bharata
17) Sahlan Santoso
PT. Duta Sarana Perkasa
Dinas PU Prov. Banten
Pusdiklat, Dep. PU
Universitas Krisnadwipayana
Universitas Negeri Jakarta
APPAKSI
ASTTI
PT. Hutama Karya-Beton
PT. Piranti Karya Prima
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Yasa Patria Perkasa
PT. Arthamixerindo
PT. Arthamixerindo
PT. Jaya Readymix
PT. Jaya Readymix
PT. Piranti Karya Prima
PT. Piranti Karya Prima
10
B. JABATAN KERJA
1. Nama Jabatan : Batching Plant Operator (Operator Batching Plant )
2. Nomor Kode : INA. 5200.222.08
3. Uraian Jabatan : Mengoperasikan batching plant dengan benar dan aman,
melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur dan
membuat laporan operasi.
4. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal : SLTA sederajat
b. Pengalaman Kerja : - SMK jurusan mesin / listrik / sipil : telah mengoperasikan
batching plant minimal 1000 jam
- SMU/ sederajat : telah mengoperasikan batching plant
minimal 2500 jam
c. Kesehatan : Sehat fisik dan mental, dinyatakan dengan keterangan
dokter
d. Sertifikat : Memiliki Sertifikat Kompetensi Teknisi Senior Operator
Batching Plant
C. KOMPETENSI KERJA
Kompetensi Kerja terdiri dari :
No. No. Kode Unit Kompetensi
I
1.
KOMPETENSI UMUM INA.5200.222.08.01.07
Menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak lingkungan selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching plant
II
1.
2.
3.
KOMPETENSI INTI INA.5200.222.08.02.07 INA.5200.222.08.03.07 INA.5200.222.08.04.07
Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur. Membuat laporan operasi
III
KOMPETENSI PILIHAN/ KHUSUS
__
11
D. URAIAN UNIT-UNIT KOMPETENSI
Uraian unit-unit kompetensi sebagai berikut:
KODE UNIT : INA.5200.222.08.01.07
JUDUL UNIT : Menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak lingkungan selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching plant
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak lingkungan selama pemeliharaan dan pengoperasian batching plant
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Memakai Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai standar K3
2. Memeriksa dan
menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
3. Melaksanakan
pemeliharaan dan pengoperasian batching plant dengan prosedur yang aman
1.1 1.2 1.3 1.4 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3.1 3.2 3.3 3.4
Alat Pelindung Diri (APD) diperiksa dari kemungkinan rusak atau ketidak sesuaiannya dengan standar K3 (tidak laik pakai) Pakaian kerja dipakai selama operator melakukan pengoperasian dan pemeliharaan batching plant Safety shoes dan helmet dipakai selama operator melakukan pengoperasian dan pemeliharaan batching plant Masker, ear plug, kaca mata dan sarung tangan dipakai sesuai dengan kondisi kerja. Alat pemadam kebakaran diperiksa ketersediaannya dan diperiksa batas waktu pakainya untuk meyakinkan belum kadaluarsa. Kotak P3K diperiksa penempatan dan kelengkapan isinya. Alat pemadam kebakaran digunakan bila terjadi kebakaran sesuai dengan prosedur memadamkan kebakaran Obat-obatan digunakan sesuai prosedur untuk tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan Emergency lamp diperiksa ketersediaan dan fungsinya Kondisi lingkungan kerja diperiksa dari kemungkinan adanya bahan yang dapat menimbulkan bahaya. Tempat pijakan (lantai dan tangga) diperiksa dari kemungkinan adanya material yang akan membahayakan operator (jatuh / tergelincir) Naik dan turun pada alat melalui tangga dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur (tiga titik tumpu anggota tubuh dan menghadap ke alat) Peraturan dan rambu-rambu keselamatan kerja dipatuhi selama melakukan pemeliharaan dan pengoperasian untuk keselamatan operator, alat dan lingkungan kerja
12
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
4. Melaksanakan
pengendalian dampak lingku-ngan selama pemeliharaan dan pengopera-sian batching plant
4.1 4.2 4.3 4.4
Kondisi lingkungan kerja diperiksa dari kemungkinan adanya potensi pencemaran lingkungan Pan mixer, bin, silo dan komponen lain diperiksa dari kemungkinan adanya kebocoran material beton Lantai tempat pengisian beton diperiksa dari kemungkinan adanya beton yang tercecer Kondisi dan fungsi dust collector diperiksa untuk memastikan berfungsi dengan baik
BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Alat Pelindung Diri dan perlengkapan keselamatan kerja yang memenuhi persyaratan
(standar K3) telah disiapkan
3. Prosedur pemeliharaan dan pengoperasian yang menjadi pedoman pelaksanaan
pemeliharaan dan pengoperasian dengan aman telah tersedia.
4. Peraturan, pedoman dan ketentuan terkait dengan K3 dan pengendalian dampak
lingkungan telah tersedia
PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan
di bidang :
1.1 Penggunaan Alat Pelindung Diri
1.2 Pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian unit alat/plant dengan aman
1.3 Pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan di tempat kerja
2. Konteks penilaian
2.1 Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja
2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja
2.3 Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)
3. Aspek penting penilaian
Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Tertib dalam menerapkan ketentuan K3 dan pengendalian dampak lingkungan di
tempat kerja
3.2 Tertib dalam memakai Alat Pelindung Diri
3.3 Disiplin dalam melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching plant batu
dengan prosedur yang aman
4. Kaitan dengan unit kompetensi lain
Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching
plant, yaitu terkait dengan unit :
4.1 Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur
4.2 Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur
13
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
KINERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi
Mengkomunikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok
Menggunakan ide dan teknik matematika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
1
1
2
2
1
1
1
14
KODE UNIT : INA.5200.222.08.02.07
JUDUL UNIT : Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan harian sebelum mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengidentifikasi
komponen utama yang harus diperiksa dan melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection)
2. Memeriksa
konveyor dan perlengkapannya
3. Memeriksa
bucket (skip) trolley dan perlengkapannya (jika ada)
4. Memeriksa
kondisi pan mixer (jika ada)
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 4.1
Komponen utama diidentifikasi untuk dipastikan telah diperiksa/dipelihara sebelum batching plant dioperasikan Semua baut-baut diperiksa dari kemungkinan kendor atau rusak yang akan mengganggu operasi atau keselamatan kerja. Semua titik / tempat pelumasan diperiksa dari kemungkinan adanya pelumas yang tercecer akibat kebocoran Kondisi anak tangga dan pegangannya diperiksa dari kemungkinan adanya kerusakan atau baut yang longgar atau hilang Kondisi panel monitor di ruang operator diperiksa dari kemungkinan adanya kerusakan sebelum batching plant dihidupkan. Jenis material pada setiap bin diperiksa untuk memastikan memenuhi job mix yang telah ditentukan Kondisi fisik sabuk (belt) dari konveyor diperiksa dari kemungkinan rusak/sobek atau masih adanya material yang masih melekat Rantai penggerak konveyor diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya Roller (idler) diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau macet yang akan mengganggu kelancaran operasi konveyor Drum penarik trolley diperiksa dari kemungkinan rusak yang akan mengganggu kelancaran penyaluran material Tali baja diperiksa kondisinya dari kemungkinan adanya kerusakan dan kekurangan pelumasannya Bucket (skip) diperiksa dari kemungkinan adanya kerusakan dan adanya material yang masih tersisa Mixing arms dan mixing shoes diperiksa dari kemungkinan rusak / aus dan dari adanya baut pengikat yang rusak atau longgar serta adanya beton yang masih melekat pada komponen tersebut
15
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
5. Memeriksa
kondisi alat timbang/ukur
4.2 4.3 4.4 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
Bagian dalam dari pan mixer khususnya dinding mixer diperiksa kondisinya dari kemungkinan adanya kerusakan atau masih adanya kotoran / sisa beton Baut pengikat motor penggerak dan pengikat gear reducer diperiksa dari kemungkinan longgar atau hilang Pintu (gates) pan mixer diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau macet untuk menjaga kelancaran proses produksi Gelas ukur diperiksa kondisinya untuk dapat menghasilkan pembacaan ukuran dan jumlah air atau additive yang tepat sesuai dengan job mix Load cell diperiksa kondisinya dan posisinya untuk memastikan dalam kondisi baik / normal Penggantung load cell diperiksa kondisinya untuk memastikan masih terpasang dengan baik Link timbangan diperiksa untuk memastikan load cell dapat berfungsi dengan benar Bin (hopper) penampung material yang akan ditimbang diperiksa kondisinya untuk memastikan tidak ada kebocoran atau kemacetan gate
BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi ini harus diterapkan dalam satuan kerja berkelompok 2. Prosedur pemeliharaan batching plant yang menjadi pedoman pemeliharaan harian
harus tersedia. 3. Konsultasi dengan unit kerja terkait lain dalam kegiatan pemeliharaan harian batching
plant. PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan di bidang : 1.1 Pemeliharaan harian sebelum mengoperasikan batching plant 1.2 Disiplin dalam menerapkan prosedur pemeliharaan harian 1.3 Ketelitian dalam melaksanakan setiap langkah pemeliharaan harian
2. Konteks penilaian 2.1 Unit ini dapat dinilai didalam maupun diluar tempat kerja 2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja maupun melalui
simulasi 2.3 Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)
3. Aspek penting penilaian Aspek yang harus diperhatikan : 3.1 Pelaksanaan pemeliharaan batching plant dengan benar sesuai dengan prosedur 3.2 Penerapan keselamatan kerja selama pelaksanaan pemeliharaan harian
16
4. Kaitan dengan Unit Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching plant yaitu terkait dengan : 4.1 Menerapkan K3 dan pengendalian dampak lingkungan selama pemeliharaan dan
pengoperasian batching plant 4.2 Melaksanakan pengoperasian batching plant sesuai dengan prosedur 4.3 Membuat laporan operasi
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
KINERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi
Mengkomunikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok
Menggunakan ide dan teknik matematika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
1
2
2
2
1
1
1
17
KODE UNIT : INA.5200.222.08.03.07
JUDUL UNIT : Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengidentifikasi
komponen utama dan melaksanakan persiapan sebelum operasi
2. Melakukan
penimbangan dan penyaluran material beton
3. Melakukan
penyaluran beton ke dalam alat angkut
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Komponen utama batching plant dipastikan kesiapan operasinya sebelum menghidupkan batching plant dengan memeriksa kembali hasil pemeliharaan harian (check list) Tegangan listrik pada panel listrik diperiksa untuk meyakinkan bahwa tegangan listrik telah mencukupi sesuai dengan kebutuhan operasi Tekanan udara pada sistem pneumatik diperiksa untuk memastikan tekanannya telah mencukupi sesuai dengan kebutuhan operasi Komponen batching plant dihidupkan sesuai prosedur Fungsi dan kondisi semua indikator pada panel monitor diperiksa setelah batching plant dihidupkan Semua komponen operasi batching plant dicoba gerakannya untuk memastikan dapat berfungsi dengan baik Setiap adanya kelainan pada indikator dan komponen operasi dilaporkan kepada atasan langsung untuk perbaikan Kondisi material di dalam setiap bin dan semen di dalam silo diperiksa untuk memastikan kecukupannya Penimbangan material beton dilakukan sesuai dengan job mix yang telah ditentukan Material yang telah ditimbang disalurkan ke dalam pan mixer atau truck mixer sesuai dengan prosedur (urutannya) Pencampuran (mixing) material beton di dalam pan mixer dilakukan sesuai dengan prosedur Ketepatan posisi alat angkut terhadap corong (chute) dari mixer dipantau secara terus menerus untuk mencegah tercecernya beton keluar dari alat angkut Putaran drum truck mixer dipantau agar selalu berada pada putaran yang telah ditentukan Aba-aba/tanda untuk mengeluarkan beton dari pan mixer diberikan agar setiap petugas terkait memusatkan perhatian pada penyaluran beton Beton dari pan mixer disalurkan ke dalam alat angkut sesuai dengan prosedur Aba-aba/tanda diberikan, bahwa penyaluran beton sudah selesai
18
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
4. Melakukan pemeliharaan selama pengoperasian batching plant
5. Melakukan
pemeliharaan setelah selesai pengoperasian batching plant
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7
Kondisi semua indikator pada panel instrumen dipantau untuk memastikan berfungsi dengan baik Penyaluran material dari setiap bin dipantau kondisinya untuk memastikan dapat berlangsung dengan lancar tanpa hambatan Penyaluran semen dari silo ke hopper penimbang dipantau untuk memastikan dapat berlangsung dengan lancar tanpa hambatan Penyaluran air dan aditif ke dalam pan mixer dipantau kondisinya untuk memastikan berjalan dengan lancar Sistem pneumatik/hidrolik dipantau untuk memastikan dapat berfungsi dengan baik Setiap ada kelainan pada komponen alat yang terjadi dilaporkan sesuai dengan prosedur Dalam kondisi darurat batching plant dimatikan sesuai dengan prosedur Pan mixer dibersihkan dari kemungkinan adanya beton yang masih melekat pada arm, shoes dan dinding pan mixer Lantai ruang operator dan tangga dibersihkan dari bahan / material yang berpotensi menimbulkan bahaya Konveyor dan bucket diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau masih adanya material/beton yang masih melekat Komponen yang mendapat pelumasan diperiksa dari kemungkinan adanya kebocoran setelah dioperasikan Sistem hidrolik/pneumatik diperiksa dari kemungkinan adanya kebocoran setelah dioperasikan. Batching plant dimatikan sesuai dengan prosedur setelah selesai pengoperasian Tekanan udara di dalam tabung kompresor dikosongkan untuk mencegah terjadinya kondensasi di dalam sistem pneumatik
BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi ini harus diterapkan dalam satuan kerja berkelompok 2. Prosedur pengoperasian batching plant telah tersedia 3. Koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait dalam kegiatan pengoperasikan batching
plant. 4. Ketentuan jenis beton yang akan diproduksi berdasarkan job mix telah tersedia PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan di bidang : 1.1 Pengoperasian batching plant telah sesuai dengan prosedur 1.2 Pemeliharaan selama dan setelah pengoperasian batching plant 1.3 Penerapan keselamatan kerja dan pengendalian dampak lingkungan
19
2. Konteks penilaian : 2.1 Unit ini dapat dinilai didalam atau diluar tempat kerja 2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik di tempat kerja maupun melalui
simulasi 2.3 Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)
3 Aspek penting penilaian Aspek yang harus diperhatikan : 3.1 Urutan menghidupkan batching plant sesuai prosedur 3.2 Pelaksanaan pemeliharaan setelah batching plant dihidupkan, selama dan setelah
batching plant dioperasikan 3.3 Pelaksanaan penimbangan material beton sesuai dengan job mix yang telah
ditentukan dan penyalurannya ke dalam pan mixer/truck mixer 3.4 Pelaksanaan pencampuran beton di dalam pan mixer 3.5 Pelaksanaan penyaluran beton ke dalam alat angkut 3.6 Penerapan keselamatan kerja selama pemeliharaan dan pengoperasian batching
plant 3.7 Penerapan pencegahan pencemaran di lingkungan kerja
4 Kaitan dengan Unit Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching plant yaitu terkait dengan : 4.1 Menerapkan K3 dan pengendalian dampak lingkungan selama pemeliharaan dan
pengoperasian batching plant 4.2 Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur 4.3 Membuat laporan operasi
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi
Mengkomunikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok
Menggunakan ide dan teknik matematika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
2
2
2
2
2
1
2
20
KODE UNIT : INA.5200.222.08.04.07
JUDUL UNIT : Membuat laporan operasi
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk membuat laporan operasi
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Membuat
laporan harian operasi pada form laporan yang telah ditetapkan
2. Mengisi laporan
K3 pada format yang telah ditetapkan
3. Menyampaikan
laporan kepada atasan langsung
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3.1 3.2 3.3
Laporan kondisi alat dibuat dengan cara mengisi form laporan yang telah ditetapkan setiap hari Laporan jam operasi alat dibuat dengan cara mengisi form laporan yang telah ditetapkan setiap hari Laporan penggunaan bahan / material yang digunakan dibuat dengan cara mengisi form laporan yang telah ditetapkan setiap hari. Laporan hasil produksi dibuat dengan cara mengisi form laporan yang telah ditetapkan setiap hari Laporan kondisi lingkungan / cuaca dibuat dengan cara mengisi form laporan yang telah ditetapkan setiap hari Serah terima penggantian shift dilakukan dengan membuat laporan / berita acara yang ditanda tangani kedua pihak (shift pertama dan shift berikutnya) Laporan potensi kecelakaan kerja selama pemeliharaan dan pengoperasian batching plant dibuat dengan cara mengisi form laporan yang telah ditetapkan Laporan pelaksanaan K3 dibuat dengan cara mengisi daftar simak yang telah ditetapkan Laporan potensi pencemaran lingkungan di tempat kerja dibuat dengan cara mengisi daftar simak yang telah ditentukan Laporan terjadinya kecelakaan kerja diberikan kepada petugas terkait secara lengkap dan benar Laporan kehilangan dibuat berdasarkan kondisi sebenarnya yang dituangkan dalam berita acara sesuai prosedur Laporan operasi diteliti ulang untuk memastikan kebenaran pengisiannya Laporan operasi ditandatangani setelah diyakini kebenaran pengisiannya Laporan operasi yang telah ditandatangani disampaikan kepada atasan langsung tepat waktu
BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi diterapkan dalam satuan kerja berkelompok 2. Pedoman dan format pembuatan laporan harian operasi dan K3 telah tersedia 3. Konsultasi dengan unit kerja lain yang terkait dengan kegiatan pembuatan laporan harian
operasi dan K3
21
PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan dibidang : 1.1 Pembuatan laporan harian operasi, K3 dan pencegahan pencemaran lingkungan
kerja 1.2 Pengoperasian batching plant 1.3 Pemeliharaan harian batching plant
2. Konteks penilaian : 2.1 Unit ini dapat dinilai didalam maupun diluar tempat kerja 2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik ditempat kerja maupun melalui
simulasi 2.3 Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)
3. Aspek penting penilaian : Aspek yang harus diperhatikan 3.1 Kebenaran data yang diisikan pada format laporan 3.2 Disiplin dalam pengisian dan penyampaian laporan
4. Kaitan dengan Unit lain : Unit mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching plant yaitu terkait dengan : 4.1. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak
lingkungan selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching plant 4.2. Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur 4.3. Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
KINERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi
Mengkomunikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok
Menggunakan ide dan teknik matematika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
2
1
1
2
1
1
1
22
E. PENUTUP
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) disusun berdasarkan suatu
proses yang telah dipolakan dengan urutan kegiatan yang logis dan jelas ketergantungan
satu dengan lainnya, sehingga seluruh proses harus dilalui sebelum sampai kepada
proses perumusannya.
Kegiatan dimulai dengan penetapan jabatan kerja yang kemudian dianalisis
kompetensinya melalui studi literatur dan dimantapkan dalam suatu workshop
(lokakarya) yang menghadirkan para pelaku langsung jabatan kerja yang dianalisis dan
atau para ahli dibidangnya, dimana dari setiap jabatan kerja dapat dirumuskan :
Uraian jabatan kerja
Pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilakukan, kemudian setiap pekerjaan
ditransformasikan sebagai unit kompetensi
Setiap pekerjaan dianalisis tugas-tugasnya, setiap tugas ditransformasikan sebagai
elemen kompetensi
Setiap tugas dianalisis langkah-langkah kerjanya, kemudian dirumuskan sebagai
KUK (Kriteria Unjuk Kerja).
Proses selanjutnya adalah penganalisa setiap langkah kerja untuk menentukan kriteria
kinerjanya (performance criteria) yang menjadi tolok ukur penilaian, bahwa perumusan
langkah kerja telah dilakukan dengan benar dan dilakukan pengkajian persyaratan
kompetensinya yang dituangkan dalam persyaratan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan untuk melakukan setiap langkah kerja.
Berdasarkan hasil analisis kompetensi setiap jabatan kerja inilah SKKNI dapat disusun
dengan pola gabungan dari MOSS (Model Occupational Skill Standar) dan RMCS
(Regional Model Competency Standard).