Hospital Acquired Pnemoniadisusun olehDita Vebiola
1407101030077
Pembimbing:dr. Anna Deliana Sp.PBagian/SMF Ilmu Penyakit Paru
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
2016
PENDAHULUAN Pnemonia nosokomial (HAP) adalah pnemonia yang
terjadi setelah pasien 48 jam dirawat dirumah sakit dan telah disingkirkan semua infeksi yang terjadi sebelum masuk rumah sakit.
Hospital acquired pnemonia (HAP) menduduki peringkat ke-2 sebagai infeksi nosokomial di Amerika Serikat
STATUS PASIEN
Nama : Tn YA Umur : 19 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Aceh Besar Agama : Islam Status Perkawinan : Belum menikah Suku : Aceh Nomer CM : 1-07-74-48 Pekerjaan : Petani Tanggal masuk : 13 januari 2016 Tanggal Pemeriksaan : 8 Februari 2015
Identitas Pasien
ANAMNESISKeluhan Utama:
Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD ZA rujukan dari RSUD Jantho dengan keluhan penurunan kesadaran post
KLL pasien didiagnosa cedera kepala sedang dengan Epidural Hematom dan segera dilakukan tindakan
craniotomi evakuasi EDH disertai trekeostomi. 4 hari setelah tindakan craniotomi pasien dikonsulkan
kebagian paru dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan semakin memberat, pasien juga
mengalami demam yang naik turun, keluhan diperberat dengan adanya nyeri dada sebelah
kanan, dan disertai batuk berdahak, post trakeotomi pasien terus mengeluarkan secret berwarna hijau
kental dari tempat pemasangan trakeostomi. Sebelum masuk rumah sakit paasien tidak ada riwayat batuk, sesak nafaas, ataupun demam,
keluhan tersebut baru dirasakaan pasien pada saat berada dirumah sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu:Penyakit yang berhubungan dengan kondisi pasien saat ini disangkal. Riwayat sesak nafas disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal yang sama dengan
pasien. Riwayat sesak nafas disertai batuk dalam keluarga disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu:Riwayat mengkonsumsi OAT tidak ada
Riwayat Kebiasaan Sosial:Pasien merupakan seorang pelajar, pasien mengkonsumsi rokok sejak 2 tahun yang lalu.
Kesadaran umum : Sakit sedangKesadaran : Kompos mentisTekanan darah : 100/60 mmHgFrekuensi nadi : 98 kali/menit, regularFrekuensi nafas : 26 kali/mnit, regularSuhu : 37,4° C
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)Rambut : Hitam, sukar dicabutWajah : simetris, oedema (-), deformitas (-)Mata : mata berair, konjungtiva hiperemis (+/+), ikterik (-
/-), pupil bulat isokor 3 mm/3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+), edema palpebra (-/-), sekret (-/-), ptosis (-/- ),
lagoftalmus (-/-)Telinga: Serumen (-/-), MAE lapang (+/+)Hidung: Sekret (-/-)Leher : Retraksi sub sternal (-), pem KGB (-), luka post pemesangan trakeotomi ditutup perban
Thorax Anterior
Inspeksi : Simetris Palpasi : Kanan
KiriDepan
Fremitus N Fremitus N Belakang
Fremitus N Fremitus N Perkusi : Kanan
KiriDepan Sonor
SonorBelakang
Sonor Sonor Auskultasi :
Kanan KiriDepan
Vesikular VesikularBunyi tambahan:Rhonki Rhonki
BelakangVesikular Vesikuler
Bunyi tambahan: RonkiRonki
Status Internus
Status Internus
Jantung
Inspeksi : Apeks jantung tidak terlihatPalpasi : Apeks jantung tidak terabaPerkusi : Batas-batas jantung
Atas : ICS III linea parasternalis sinistra Kiri : ICS V dua jari lateral linea mid-
clavicula sinistraKanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler, murmur (-), gallop (-)
Status Internus
Inspeksi : Datar, distensi (-), vena kolateral (-), kaput medusa (-)Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal Palpasi : Massa tumor (-), Nyeri Tekan (-), defans muscular (-)
Hepar : tidak terabaLien : tidak terabaGinjal : Ballotement (-)
Perkusi : Timpani (+), Ascites (-)
Abdomen
Pemeriksaan penunjanglaboratorium tgl 27 Oktober 2015
Hemoglobin
8,9 g/dL Natrium 135 mmol/L
Hematocrit 27% Kalium 4,7 mmol/L
Eritrosit 3,3x106/mm3 Clorida 102 mmol/L
Leukosit 28,5x103/mm3
Kalsium 8,2 mg/dl
Trombosit 695x103/mm3
Magnesium 1,5 mg/dl
CT GDS 120 mg/dl
BT Diftel 1/0/0/89/5/4
FOTO TORAX AP13 JANUARI 2016
Thorax APJantung tidak membesar. Aorta dan hilus normal. Tidak tampak infiltrat dikedua paru.Sinus kostofrenikus, diafragma, costae dan jaringan lunak normal
Kesan:Tidak tampak kelainan pada cor dan pulmo
Foto thorax AP10 februari 2016
Thorax APJantung tidak membesa CTR<50%Aorta dan mediastinum superior tidak melebarTrakea ditengah. Tampak infiltrat di kedua paru terutama kananKedua hemidiafragma licin. Kedua sinus kostofrenikus kanan lancipJaringan lunak dan dinding dada baikTampak terpaasang CVC dengan ujung distal di setinggi th 10, proyeksi atrium kanan
Kesan:Cor dalam batas normalContusio paru dd PnemoniaTerpasang CVC dengan ujung distal setinggi th 10
FOTO THORAKS 10 Februari 2016
Kesan:Edema serebri dengan SAH, EDH regio parietal kiri serta EDH di regio temporooccipital kiriHerniasi subfalcin kekanan sejauh 0,7 cmPnemoencephalCuriga infark di basal gangia kiriHematosinus sphenoid dan maksila dd/ sinusitis
Kultur MO ( 12 Februari 2016)Hasil: Terisolasi bakteri patogen Klebsiella Pnemonia
Kultur Darah ( 04 Februari 2016)Selected Organism : Staphylococcus huminis ssp hominissaran : Vancomicyn
Selected Organism : Acinetobacter baumanniiSaran : Amikacin
Kultur sputum dan resistensi( 1 Februari 2016)
Selected Organism : Staphylococcus aureusSaran : Vancomicyn
Kultur sputum dan resistensi 4 Februari 2016)
Selected Organism : Klebsiella pnemonia ssp pneumonia
Kultur sputum dan resistensi ( 28 januari 2016)
Diagnosis
Hospital Acquired Pnemonia (HAP)
Terapi
IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/menit Hidonac 8-8-9 dengan dextros 5%
200cc 02 2-4 L/menit nasal kanul Diet sonde 6x200 cc Drip paracetamol 1 gr/8 jam Inj Amikacin 1250 mg/hari Inj Omeperazole 40 mg/12 jam Inj piracetam gr/12 jam Nebul ventolin/8 jam Cotrimoxazole 2x960 mg
Quo ad SanactionamDubia ad bonam
Quo ad FunctionamDubia ad bonam
Quo ad Vitam Dubia ad bonam
PROGNOSIS
PEMBAHASAN
Dari anamnesis didapatkan mengeluhan sesak yang dirasakan semakin memberat setelah dilakukannya tindakan craniotomy atas indikasi cedera kepala sedang dengan Epidural hematom dan pasien juga dilakukan tindakan trakheotomy
pasien juga mengalami batuk berdahak, sesekali batuk berdarah dan nyeri dada sebelah dan demam yang naik turun, dari tempat pemasangan trakheotomi mengeluarkan sekret yang purulen
Sesuai dengan teori didapatkan bahwa gejala dari pnemonia adalah batuk yang purulen. keluhkan sesak nafas disini di akibatkan oleh penurunan pertukaran gas-gas di alveoli. Pasien sempat mengalami batuk berdarah, batuk berdarah dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler, atau akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan, nyeri di akibatkan oleh adanya peraadangan atau edema pada paru. Pasien mengalami demam yang terus menerus dan peningkatan leukosit, demam dan peningkatan leukosit disini merupakan tanda suatu proses peradangan
Dari pemeriksaan fisik pada palpasi didapatkan nyeri tekan pada lapangan paru kanan. Saat pemeriksaan auskultasi suara nafas vesikular terdengar pada kedua paru dan disertai suara nafas tambahan berupa rhonki pada kedua sisi paru
Pada foto thoraks pasien ditemukan adanya infiltrat pada kedua lapangan paru terutam
Pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya berupa pemeriksaan darah rutin yang menunjukkan adanya peningkatan leukosit mencapai 31.800/ul, a kanan
Berdasarkan teori pada pemeriksaan fisik penderita dengan pnemonia dapat ditemukan adanya kelainan yang merupakan akibat dari penimbunan eksudat.
Hal ini sesuai dengan teori, dimana Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral pasien dengan pnemonia, akan tampak gambaran radiologis berupa infiltrat
seseuai dengam teori pada penderita dengan pneumonia akan didapati peningkata leukosit lebih dari 10.000/ul yang menunjukkan adanya suatu proses peradagan
Pasien juga melakukan pemeriksaan penunjang berupa kultur sputum dan resistensi yang memberikan haasil terdeteksinya suatu bakteri yaitu Sphigomonas paucimobilis
ini merupakan bakteri aerob gram negatif, dari kepustakaan pnemonia nosokomial yang didapat dirumah sakit banya disebabkan oleh bakteri gram negatif.
TERIMA KASIH
Recommended