STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG RI
(PERUM PERURI)
DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN PEGAWAI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Resyana Wilda
NIM: 109051000084
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 April 2014
Resyana Wilda
i
ABSTRAK
Resyana Wilda (109051000084)
Strategi Komunikasi Dalam Pembinaan Keagamaan Pegawai Perusahaan Umum
Percetakaan Uang RI (PERUM PERURI)
Pembinaan keagamaan juga merupakan salah satu strategi yang penting di
terapkan pada sebuah perusahaan atau lembaga, dan juga pembinaan keagamaan
sering dianggap sebagai faktor menenangkan jiwa seseorang dalam menghadapi
permasalahan yang dihadapinya. Salah satu strategi PERUM PERURI dalam menarik
antusias para pegawai agar mengikuti setiap program keagamaan dengan cara
mengundang tokoh-tokoh agama yang bisa menarik perhatian para pegawai.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk
menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayor adalah bagaimana
strategi penggunaan media komunikasi Perum Peruri dalam pembinaan keagamaan
pegawai? Kemudian, minornya adalah apa faktor penentu keberhasilan dari strategi
penggunaan media komunikasi Perum Peruri dalam pembinaan keagamaan pegawai?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskritif
analisis, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang dilanjutkan
dengan wawancara kepada narasumber dan kemudian menggunakan dokumentasi
sebagai dokumen aktual dalam penyusunan penelitian ini. Setelah semua data yang
dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menyusun data secara
sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam melakukan
analisa data.
Maka hasil yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini adalah Perum
PERURI melakukan proses komunikasi yang cukup efektif guna melakukan strategi
pembinaan keagamaan bagi pegawainya, perum PERURI menggunakan media
PORTAL peruri yang mana media ini adalah media online yang dimiliki perum
PERURI. PORTAL PERURI ini adalah bagian dari strategi pembinaan keagamaan
yang diterapkan oleh PERUM PERURI guna menyampaikan pesan keagamaan bagi
pegawainya. Faktor dari berhasilnya strategi ini didukung oleh adanya kecakapan
komunikator, dan saluran komunikasi.
Kata Kunci : Strategi, Pembinaan Keagamaan, PERUM PERURI
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada ayahanda Rohmani
Tabronih dan ibunda Endang Yuliarsih yang selama ini telah mencurahkan kasih
sayang yang tanpa batas kepada penulis, perhatian yang lebih dari sekedar arti,
mengikhlaskan kesabarannya selama ini kepada penulis, sehingga penulis berhasil
menyelesaikan proses pembuatan skripsi ini.
Dan penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Suparto P.HD, M.Ed selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.si, selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum, Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Bapak Ahmad Fathoni selaku pembantu
Sekertaris Jurusan yang sudah membantu saya dalam penyelesaian nilai-nilai
saya.
iii
3. Ibu Dra, Rini Laili Prihatini, M.Si, sebagai Dosen Penasehat Akademik KPI C
angkatan 2009, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal
skripsi.
4. Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya serta memberi arahan dan masukan dalam membantu
penulisan skripsi ini.
5. Kepada seluruh jajaran staf dan pegawai PERUM PERURI yang bersedia
menjadi objek penelitian peneliti dan juga banyak membantu penulis dalam
mendaptkan data-data yang diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Abang dan adiku tersayang, Ilham Reza Fahlevi dan Akmal Fauzi, serta
Kakak-Kakakku tersayang Dessi Ariani dan Wardah Idawati yang sudah
mendukung dan memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini, dan Keluarga Bapak H. Santoso yang sudah
memberikan segala fasilitas selama penulis melakukan proses penulisan
skripsi ini.
7. Seluruh dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis dari semester I
hingga semester VIII. Semoga ilmu yang diberikan menjadi amal baik di
akhirat kelak, Amin.
8. Para staf Tata Usaha (TU) yang telah membantu surat menyurat untuk
penelitian skripsi ini, dan para staf perpustakaan yang telah memberikan
pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.
iv
9. Teman-teman seperjuangan KPI C 2009 yang memberikan banyak motivasi
untuk penulis, yang selalu menjadi teman sharing untuk penulis dan berbagi
ilmu, Inna, Bowo, Darwis, Sihabudin, Hasbul, Uswah, Ridha, Rahma. Dan
teman-teman KPI 2009 khususnya Hernisyah, Farwah, Fadli yang sudah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat terbaik yang sudah memberikan support dan doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan segala jenjang pendidikan, Radeya, Syavira Anastasia,
Yasmine, Rinjani, Nadya, Citra, Bimo, Willy, Selly, Ilham Yudiyansyah
(ALM).
11. Kepada Raditya Pradiptassa yang selama ini sudah memberikan perhatian
yang tiada tara, memberikan arti dari segala makna, menyediakan pikiran dan
waktunya guna membantu penulis menyelesaikan jenjang perkuliahan ini.
Dan kepada seluruh pihak yang tak mampu diucapkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis berharap saran
serta kritik dalam rangka perbaikan perbaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 14 April 2014
Resyana Wilda
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... .... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 5
D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi dan Ruang Lingkupnya ......................................... 14
B. Komunikasi ........................................................................................... 22
C. Pembinaan Keagamaan .. ...................................................................... 26
D. Macam-Macam Media Komunikasi ..................................................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN
UANG RI
A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat Perum PERURI … ..................... 31
B. Visi dan Misi Tata Nilai Perum PERURI ............................................. 33
C. Struktur Organisasi Perum PERURI .................................................... 35
D. Teknologi Yang Digunakan Perum PERURI ....................................... 36
E. Produk Perum PERURI ........................................................................ 37
F. SDM dan Lembaga Organ Struktural Perum PERURI.........................38
G. Konsumen Perum PERURI.................................................................. 39
BAB IVAnalisis Strategi Komunikasi Dalam Pembinaan Keagamaan Pegawai
Perusahaan Umum Percetakaan Uang RI
( Perum Peruri )
A. Strategi Penggunaan Media Komunikasi Perusahaan Umum Percetakan
Uang RI (PERUM PERURI) Dalam Pembinaan Keagamaan
Pegawai……………………………………………………………....41
B. Faktor Penentu Keberhasilan dari Strategi Penggunaan Media Komunikasi
PERUM PERURI Dalam Pembinaan Keagamaan Pegawai
............................................................................................................49
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... ....54
B. Saran ..................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Perum PERURI............................................. 3.31
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia menyandang predikat sebagai makhluk sosial karena manusia
adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan dan
keinginan berinteraksi inilah yang kemudian melahirkan organisasi-organisasi
yang didirikan untuk mengakomodasi tujuan-tujuan bersama. Pencapaian
organisasi tersebut sangat tergantung pada manusia sebagai elemen terpenting
dalam sebuah organisasi.
Sebagai aset yang sangat penting, maka sumber daya manusia tersebut
seharusnya dipelihara dengan baik dalam organisasi, khususnya pimpinan
yang sesuai dengan kemauan dan kemampuannya, setiap organisasi dapat
menyelenggarakan program pemeliharaan dan pengajaran yang beraneka
ragam jenis dan sifatnya.1
Memanfaatkan penggunaan media agar membantu dalam pembinaan
keagamaan pegawai perlu dilakukan untuk memilah sebuah strategi yang
memumpuni dalam memanfaatkan media tersebut.
Pemeliharaan sumber daya manusia bisa juga dilakukan dengan
membuat program pembinaan Strategi dalam segala hal juga digunakan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan, tujuan tidak akan mudah dicapai
tanpa adanya sebuah strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau
perbuatan itu tidak lepas dari strategi. Strategi yang tepat dapat
menghindarkan sebuah organisasi dari kerugian akibat tindakan yang tidak
efektif dan efisien.
1 Buchari Zainun, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung, 1995) h.45
2
Salah satu strategi PERUM PERURI dalam menarik antusias para
pegawai agar mengikuti setiap program keagamaan dengan cara mengundang
tokoh-tokoh agama yang bisa menarik perhatian para pegawai, seperti
mengundang alm. Ust Jeffri Al-Buchory, Ust Abdullah Gymnastiar (Aa Gym),
dan Ust Arifin Ilham. Strategi ini dapat membuat hati para pegawai menjadi
tenang dan menjauhkan pegawai dari sifat negatif, seperti korupsi, dan
kecemburuan sosial antar pegawai.
Pembinaan keagamaan juga merupakan salah satu strategi yang
penting di terapkan pada sebuah organisasi atau lembaga,dan juga pembinaan
keagamaan sering dianggap sebagai faktor menenangkan jiwa seseorang
dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya, jika pegawai merasa tidak
tenang, maka pembinaan keagamaan adalah solusi yang terbaik, karena agama
telah mengajarkan manusia bagaimana mengatasi persoalan yang ada atau
yang terjadi dalam kehidupan di dunia ini. Selain itu pegawai sering kali
ketika mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginanya merasa
malas dan akhirnya menimbulkan stress, kegelisahan, frustasi dan sebagainya
yang mengakibatkan produktivitas pegawai menurun. Dengan adanya kegiatan
atau program pembinaan keagamaan merupakan faktor yang terbaik untuk
mengatasi semua permasalahan tersebut.
Dengan adanya sebuah penggunaan media komunikasi yang dapat
membantu terlaksananya sebuah pembinaan keagamaan, sebuah
organisasi/perusahaan menjadi sebuah aspek yang baik, memanfaatkan sebuah
media yang berbentuk komunikasi merupakan sebuah gagasan yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan, salah satu yang melakukan hal ini adalah PERUM
PERURI guna melakukan pembinaan keagamaan terhadap pegawainya.
3
Pembinaan keagamaan sangat perlu dilakukan, mengingat pada era
globalisasi ini, merosotnya tingkat atau nilai-nilai agama yang dimiliki oleh
pegawai di suatu perusahaan baik itu pada pegawai pemerintahan maupun
pegawai swasta, sering kali kita mendengar bahwa pejabat pemerintahan
melakukan tindakan korupsi, suap-menyuap, dan lain-lain. Di perusahaan
swasta pun tidak sedikit para pemilik atau karyawan yang tidak berlaku jujur
dan adil dalam persaingan bisnis, sehingga mereka menghalalkan segala cara
dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Agama mengajarkan bekerja atau berusaha mencari nafkah di dunia ini
dan kita dilarang untuk berputus asa. Begitupun dalam dunia kerja, ketika kita
menghadapi masalah pekerjaan yang sulit untuk diselesaikan maka
ketenangan yang ada dalam diri kit akan terganggu, sehingga menimbulkan
stress dan sebagainya. Oleh karena itu tepat yang dilakukan Perum Peruri
yang mengadakan pembinaan keagamaan guna menanamkan nilai-nilai agama
dalam diri pegawainya.
Untuk mewujudkan program pembinaan keagamaan ini dibutuhkan
perencanaan, saluran komunikasi yang tepat, metode, serta evaluasi yang tepat
sehingga dapat dijalankan dengan efektif.
Salah satu program yang diadakan di PERUM PERURI setiap
tahunnya adalah mengadakan ibadah haji secara gratis untuk pegawai yang
selalu rajin mengikuti kegiataan keagamaan yang diadakan oleh PERUM
PERURI.
Keberhasilan sebuah perusahaan tidak lepas dari sumber daya manusia
yang mendukungnya. Berawal dari pemikiran manajemen Perum Peruri
4
tentang pentingnya kaderisasi kepemimpinan, maka perlu adanya tenaga-
tenaga yang memiliki managerial skills, conceptual skills, dan technical
skills.PERUM PERURI mengadakan pembinaan keagaaman untuk para
pegawai agar para pegawai mempunyai nilai spiritual yang baik dan agar
pegawai jauh dari kata korupsi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik mengambil judul
berikut karena mengingat keprihatinan banyaknya bermunculan tradisi korupsi
kolusi juga nepotisme yang mana penulis memandang perlu mengkedepankan
aspek keagamaan untuk membatasi budaya-budaya tersebut, dan juga rasa
ingin tahu yang besar dari penulis tentang bagaimana Perum Peruri yang
membuat sebuah gagasan keagamaan dan dipandang berhasil dalam
meningkatkan kinerja dan etos kerjanya, maka dengan itu penulis tertarik
mengangkat judul skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Perusahaan
Umum Percetakaan Uang RI (PERUM PERURI) Dalam Pembinaan
Keagamaan Pegawai”.
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar perumusan masalah tidak meluas maka penulis membatasi
masalah dalam penelitian ini adalah strategi penggunaan media
komunikasi dalam pembinaan keagamaan yang berlangsung di Perum
Peruri.
5
2. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka perlu dibuat
rumusan masalah. Adapun rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi komunikasi Perum Peruridalam pembinaan
keagamaan pegawai?
b. Apafaktor penentu keberhasilan dari strategi komunikasi Perum Peruri
dalam pembinaan keagamaan?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penggunaan
media dalam pembinaan keagamaan pegawai Perum Peruri dan
mengetahui faktor penentu keberhasilan dari strategi penggunaan media
komunikasi Perum Peruri dalam pembinaan keagamaan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Memberikan kegunaan referensi di bidang komunikasi
organisasi khususnya pada strategi komunikasi guna memperoleh
pembinaan keagamaan pegawai serta sebagai perbandingan bagi studi
selanjutnya mengenai komunikasi organisasi.
6
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk menambah
wawasan khususnya bagi kalangan teoritis, praktisi komunikasi
organisasi guna memperoleh pembinaan keagamaan pegawai.
D. Metodologi Penelitian
1. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-
langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, dan diambil
keputusan.2Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh
pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-orang,
sebagaimana dirasakan orang bersangkutan.3
Pada penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
sumber datanya diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber dan
dijelaskan dalam bentuk kata-kata.4 Serta membuat pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan secara mendalam terhadap subjek penelitian untuk
mendapat informasi aktual, mengidentifikasi masalah, membuat
perbandingan, dan menentukan langkah untuk menetapkan rencana yang
2Wardi Bactiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,( Jakarta: Logos, 1999 ) Cet ke-2
h.1. 3Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya
,2008 ), h.156. 4Lexy j. moleong, MA. Metodelogi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, (Bandung: PT.
Remaja Rosda karya, 2007), cet. Ke-18, h. 3.
7
kemudian diteliti dari hasil data pengamatan objek dan perilakunya pada
waktu yang akan datang.5
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Umum
Percetakaan Uang RI (PERUM PERURI) yang beralamat di Desa
Parung Mulya, Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat, Tlp. :
0267-401994E-mail:[email protected], Website :
www.peruri.co.id, Fax : 0267-405640
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini dlaksanakan pada bulan 13 September
2013 – 30 September 2013 di Perusahaan Umum Percetakaan Uang
RI (PERUM PERURI) yang beralamat di Desa Parung Mulya,
Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat, Tlp. : 0267-401994E-
mail:[email protected], Website : www.peruri.co.id, Fax : 0267-
405640.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah
ketua Perusahaan Umum Percetakaan Uang RI (PERUM PERURI) dan
Sekretaris Perusahaan Umum Percetakaan Uang RI (PERUM
PERURI).
b. Objek Penelitian
5 Jalaludin Rahmat, Metode penelitian Komunukasi, ( Bandung: PT. Rosdakarya, 2007 )
cet- 13 h. 24.
8
Selain mempelajari subjek, penelitian ini juga akan mempelajari
dengan seksama tentang objek penelitian, meliputi Strategi Penggunaan
Media Komunikasi yang dilakukan oleh Sekretaris Bintarlokeskepada
Pegawai Perusahaan Umum Percetakaan Uang RI (PERUM PERURI).
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
penulis adalah:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu
utamanya selain panca indera lainnya seprti telinga, mulut dan kulit.
Yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data
penelitian ini dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data
tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui pengamatan
panca indra.6
Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan serta
mengikuti berlangsungnya proses Strategi Penggunaan Mediadalam
pembinaan keagamaan pegawai PERUM PERURI secara langsung
selama satu bulan terhitung mulai dari bulan September 2013 terhadap
objek penelitian mengenai keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi
penelitian yang berkaitan dengan pembinaan keagamaan yaitu Strategi
Penggunaan Media yang dilakukan Sekretaris bintarlokes.
6Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif(Jakarta; Prenada Media Group,2005)h.134.
9
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang,
melibatkanseseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan
tujuan tertentu.7
Wawancara yang dilakukan adalah dengan
menggunakan metode wawancara tak berstruktur atau biasa disebut
dengan wawancara mendalam.
Wawancara mendalam adalah salah satu cara mengumpulkan
data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.8 Semakin
banyak informasi, maka diharapkan akan menghasilkan data yang
sudah tersaring dengan ketat dan lebih akurat.9ketuaPerusahaan Umum
Percetakaan Uang RI (PERUM PERURI) dan Sekretaris Perusahaan
Umum Percetakaan Uang RI (PERUM PERURI).
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian skripsi ini adalah dengan
mencari danmengumpulkan sumber data baik berupa foto maupun
catatan, buku, danarsip-arsip tertulis lainnya yang kemudian akan
menjadi rujukan untukkemudian diteliti lebih lanjut. Dokumen-
dokumen ini dapat meng upkapkan bagaimana subjek mendefinisikan
dirinya sendiri, lingkungan, dan situasiyang dihadapinya suatu saat,
7Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 180.
8Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.100
9Miles dan Huberman, 1992: h.18.
10
dan bagaimana kaitan antara definisi diritersebut dalam hubungan
dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya.10
5. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biken yang dikutip dari
buku Metodelogi Penelitian Kualitatif karangan Meleong adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.11
Adapun penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku CeQDA
yang di terbitkan oleh Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (
Skripsi, Tesis dan Disertasi )”.12
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan pengecekan di
Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti
menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang pola komunikasi.
Namun yang diteliti mahasiswa sebelumya berbeda dengan isi atau
konten permasalahan yang penulis teliti. Oleh karena itu, untuk menghindari
dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui karya orang lain, maka
10
DeddyMulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif ,h. 195. 11
Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009 h. 186. 12
Hamid Nasuhi dkk, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi
)”, ( Jakarta: CeQDA. Cet. Ke-2.2007 ).
11
penulis mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang
dibahas pada skripsi sebelumnya dengan judul masalah yang akan diteliti.
Skripsi sebelumnya yang membahas tentang pola komunikasi antara lain
sebagai berikut:
1. “Strategi Komunikasi dalam Pembinaan Agama Terhadap Wanita
Tunasusila Panti Sosial Karya Wanita „Mulya Jaya‟ Pasar Rebo Jakarta
Timur”. Karya Sunjaya ini memaparkan gambaran tentang strategi
komunikasi dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Panti Sosial tersebut di
atas untuk mensosialisasikan nilai-nilai agama terhadap para wanita
tunasusila yang tinggal di panti asuhan tersebut.
2. “Strategi Komunikasi Organisasi Dalam Pembinaan Mental Keagamaan
Pegawai PT.Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir. Karya Suhardin ini
memaparkan tentang bagaimana managemen dari PT.Tiki iniuntuk
membina mental kegamaan para pegawai yang ada di PT.Tiki tersebut.
Dan menjelaskan program-progman apa saja yang ada di PT.Tiki guna
membangun mental keagamaan para pegawainya.
Sedangkan skripsi penulis membahas tentang Strategi Penggunaan
Media Komunikasi Dalam Pembinaan Keagamaan Pegawai Perum Peruri
(Percetakan Uang RI). Dengan masalah pokoknya adalah pembinaan
keagamaan pegawai.
F. Sistematika Penulisan
Secara sistematik, teknik penulisan dibagi dalam beberapa bab yang
dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas hal-hal menjadi
12
permasalahan. Untuk itu penulis membagi ke lima bab yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematik penelitian.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini menguraikan tentang kajian teoritis yang terdiri
dari pengertian Strategi, pengertian media, pengertian
komunikasi, pengertian Pembinaan keagamaan.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umumPerusahaan
Umum Percetakaan Uang RI ( PERUM PERURI ) yang terdiri
dari Sejarah Singkat Perusahaan Umum Percetakaan Uang RI (
PERUM PERURI ) Visi, Misi, dan Tata Nilai Perum PERURI,
Struktur Organisasi Perum PERURI, Teknologi Yang
Digunakan Perum PERURI, Produk Perum PERURI, Sumber
Daya Manusia dan Lembaga Organ Struktural Perum PERURI,
dan Konsumen PERURI
BAB IV : ANALISIS STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA
KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN
PEGAWAI
Yang meliputi Strategi penggunaan media komunikasi yang
diterapkan oleh Perum Peruri, Program Pembinaan lain yang
13
dilakukan oleh Perum Peruri, Respon Pegawai dan Pembinaan
Keagamaan, efek yang ditimbulkan dari pembinaan keagamaan
pegawai PERUM PERURI.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan akhir penulisan skripsi, dimana berdasarkan
uraian-uraian yang telah dibahas akan dituangkan ke dalam
suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran-saran
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi
1. Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos yang diambil
dari kata Stratos yang berarti militer dengan Ag yang berarti
memimpin. Pada awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau
sesuatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk
menaklukan musuh dan memenangkan perang.1 Namun pada akhirnya,
arti strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk
keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu
siasat (perang) atau akal untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang
telah direncanakan.3 Dengan kata lain, strategi adalah ilmu untuk
menggunakan sumberdaya yang ada untuk melaksanakan kebijakan
tertentu.4
Secara umum, strategi mempunyai pengertian yaitu sebagai
suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dalam menetapkan strategi, harus didahului oleh
1 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, Sebuah konsep
Pengantar, ( Jakarta : LPEE UI, 1999), h. 8. 2 Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka
Setia, 1997), h. 76. 3 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Armani
1996), h. 462. 4 Tim penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 11997), h. 199.
15
analisi kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan
persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan lain sebagainya.5
Sedangkan menurut William F. Gluek, bahwa strategi adalah
rencana yang dipersatukan , komperhensif terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan atau lembaga terhadap
tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk meyakinkan bahwa
sasaran dasar perusahaan akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat
oleh organisasi tertentu. 6
2. Langkah-Langkah Strategi
Dalam proses strategi, terdapat tiga langkah yang harus dijalankan,
yaitu : 7
a. Perumusan Strategi
Termasuk mengembangkan tujuan, menganli peluang dan
ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif
serta memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
b. Implementasi Strategi
Termasuk menciptakan organisasi yang efektif, menyiapkan
anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi
yang diterima. Tahap ini sering pula disebut tahap tindakan, karena
implementasi berarti memobilisasi manusi yang ada dalam sebuah
5 Abu Ahmad, et. All, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 1997(, h.11.
6 William F. Gluek, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta:
Erlangga, 1989), edisi ke-2, h.24 7 Fred David, Manajemen Strategi Konsep. (jakarta : PT. Prenhellindo, 1998), h. 5-6
16
organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi
tindakan.
c. Evaluasi Strategi
Merupakan tahap terakhir dari langkah-langkah strategi. Ada
tiga aktifitas mendasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu :
a) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi
dasar strategi yang ada.
b) Mengukur presentasi dengan membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan.
c) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa
presentasi sesuai rencana.
3. Faktor-Faktor Strategi
Suatu strategi haruslah efektif dan jelas, karena strategi
mengarahkan organisasi kepada tujuannya. Oleh karena itu, dalam
menetapkan suatu strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor,
antara lain :8
1) Lingkungan
Lingkungan tidak pernah berada pada suatu kondisi dan selalu
terjadi perubahan yang berpengaruh sangt luas terhadap segala
sendi kehidupan manusia. Sebagai indivisu dan masyarakat, tidak
hanya kepada cara berfikir, tetapi juga tingkah laku, kebiasaan,
kebutuhan dan pandnagan hidup.
2) Lingkungan Organisasi
8 Sondang P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta : Masagung. 1994), cet. Ke-2, h.9.
17
Lingkungan organisasi mencakup segala sumber daya dan
kebijakan organisasi yang ada.
3) Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah orang yang tertinggi dalam
mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, pemimpin dalam
menilai perkembangan yang ada dalam lingkungan, baik internal
ataupun eksternal sangat berbeda.
Strategi yang disusun, dikonsentrasikan dan sikonsepsikan dengan
baik, dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut dengan strategi. Oleh
karena itu, untuk mencapai strategi yang sesuai, harus memperlihatkan
hal-hal sebagai berikut: 9
1) Strenght (Kekuatan)
memperhitungkan kekuatan yang dimiliki biasanya
menyangkut manusia, dananya dan berapa piranti yang
dimilikinya.
2) Weakness (Kelemahan)
memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya,
yang menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki sebagai
kekuatan, misalnya kualitas manusianya, dananya dan sebagainya.
3) Opportunity (Peluang)
seberapa besar peluang yang mungkin tersedia diluar , sehingga
peluang yang sangat kecilpun dapat menjadi terobosan.
4) Threats (Ancaman)
9 Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka
Setia, 1997), h.77.
18
memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman baik diluar
maupun dari dalam. Ancaman ini perlu diketahui oleh organisasi
secara.
Dalam melaksanakan strategi komunikasi diperlukan langkah-
langkah strategis yang perlu dijalankan. Untuk menyusun langkah-
langkah tersebut dibutuhkan suatu pemikiran dengan
memperhitungkan komponen-komponen komunikasi serta faktor
pendukung dan faktor pnghambat komunikasi seperti:
(1) Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum kita melancarkan komunikasi, kita perlu
mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi
kita. Hal ini akan sangat bergantung pada tujuan komunikasi,
apakah tujuan komunikasinya hanya pada sebatas agar
komunikan mengetahui (dengan metode informatif) atau agar
komunikan melakukan tindakan tertentu dengan metode
persuasif. Apapun tujuannya, metodenya dan banyaknya sasaran
pada diri komunikan perlu di perhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:10
a. Faktor Kerangka Referensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan pada
komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi
(frame of reference). Kerangka referensi seseorang
10
Onong Uchayana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.2007), h.35.
19
terbentuk berdasarkan hasil dari perpaduan pengalaman,
pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi
dan cita-cita. Kerangka referensi seseorang ada yang
berbeda secara ekstrem seperti antara murid SMP dengan
Mahasiswa. Ada juga perbedaan yang gradual saja seperti
seorang sarjana dengan sarjana lain yang sama-sama lulusan
universitas. Dalam komunikasi antar pribadi mudah untuk
mengenal kerangka referensi komunikan karena ia hanya
satu orang. Yang sukar ialah untuk mengenal kerangka
referensi komunikan dalam komunikasi kelompok. Ada
kelompok yang individu-individu sudah dikenal sebagai
kelompok karyawan. Ada juga yang tidak dikenal seperti
pengunjung rapat RW. Komunikasi haruslah disesuaikan
dengan kranka referensi mereka. Lebih sulit lagi mengenali
kerangka referensi komunikan dalam komunikasi massa
sebab sifatnya heteroge. Oleh karena itu pesan yang
disampaikan kepada khalayak melalui media massa hanya
bersifat informatif dan umum, yang dapat dengan mudah
dimengerti semua orang.
b. Faktor Situasi Dan Kondisi
Yang dimaksud dengan situasi disini ialah situasi
komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan
yang akan disampaikan. Agar komunikasi berjalan dengan
efektif, tempat dan ruangan dimana komunikasi akan
20
berlangsung, sehingga hambatan yang datang dapat
diminimalisir. Yang dimaksud disini ialah state of
personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis
komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi.
Komunikasi kita tidakakan efektif apabila komunikan
sedang marah, sedih, bingung, sakit atau lapar. Dalam
menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu, kita
diharapkan sebisa mungkin untuk menciptakan suasana
yang menyenagkan. Akan tetapi tidak jarang pula kita harus
melakukan pada saat itu juga.
(2) Pemilihan Media Komunikasi
Media komunikasi banyak jumlahnya, pemilihan media
komunikasi akan sangat bergantung pada komunikasi yang akan
dituju. Untuk menyampaikan pesan terhadap masyarakat
perkotaan maka media yang efektif adalah media cetak, audio
dan audio visual. Sedangkan untuk masyarakat pedesaan atau
masyarakat yang kurang berkembang sering digunakan adalah
papan pengumuman, speaker masjid atau mushola.
(3) Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini
menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik
informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Pesan
komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang. Isi pesan
21
komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa
bermacam-macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk
menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kial
(gesture) dan lain sebagainya.
Lambang yang banyak digunakan dalam komunikasi ialah
bahasa. Karena hanya bahasalah yang mampu mengungkapkan
pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkret dan
abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang akan
datang. Oleh karena itu dalam komunikasi bahasa memegang
peranan yang sangat penting. Meskipun bahasa nonverbal pun
memeiliki peran yang juga penting untuk berkomunikasi dalam
keadaan jarak yang cukup jauh dan juga untuk berkomunikasi
dengan para tuna wicara.
(4) Peran Komunikator Dalam Komunikasi
Ada faktor penting yang harus terdapat pada diri
komunikator ketika melancarkan komunikasi adalah :
a. Daya tarik sumber komunikasi akan berhasil, dapat
mengubah sikap, opini dan prilaku komunikan jika
komunikator mempunyai daya tarik dan merasa ada
kesamaan dengan komunikan.
b. Kredibilitas sumber faktor lain yang dapat menyebabkan
komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada
22
komunikator dan komunikator pun mampu bersifat empatik
kepada komunikan.11
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal
dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi
kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama
ada kesamaan makna mengenai apa yang di percakapan. Kesamaan
bahsa yang di pergunakan dalam percakapan itu belum tentu mengerti
makna yang dibawakan oleh bahasa itu.12
Adapun pengertian menurut istilah atau terminology banyak di
kemukakanoleh sarjana-sarjana yang menekuni ilmu komunikasi
a. Lawsell, 1960, mengatakan bahwa komunikasi merupakan suatu
proses yang menjekaskan “siapa”,dan mengatakan “apa”, dengan
saluran “apa”, “kepada siapa”, dan dengan akibat atau hasil apa
(who? Say what? In wich channel? To whom? With effect).13
b. Rogers dan D Law Recnce Kincaid mendefinisikan komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
11
Onong Uchayana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.2007), h.35-39. 12
Onong uchjana Effendi. “Ilmu Komunikasi, Teori Dan Praktek” (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2007) hal. 10. 13
Roudonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Uin Jakarta Press,2007) cet ke-1 h.19
23
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang
pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.14
c. Menurut William J.Seller, memberikan komunikasi yang lebih
bersifat universal. Dia mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses dimana simbol verbal dan non verbal di kirimkan dan di
terima dan di beri arti.15
d. Menurut pakar komunikasi Onong Uchjana mendefinisikan
komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap,
pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak
langsung melalui media.16
2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikan yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan informasi, opini, dan lain-
14
Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)
hal 20 15
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Kasara, 2009) cet k3 10 Hal
4. 16
Onong Uchjana, dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008) Cet Ke
7 Hal 5.
24
lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Adakalanya seorang menyampaikan buah pikirannya kepada
orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat orang lain
seseorang menyampaikan perasannya kepada orang lain tanpa pemikiran.
Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan
tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila
pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang tidak disadari:
sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran,
perasaan todak terkontrol. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap,
yakni secara primer dan sekunder.17
a. Proses komunikasi secara primer
Adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah basa,
kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secra langsung
mampu “menterjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah
ini berbentuk ide, informasi atau opini baik mengenal hal yang konkret
maupun abstrak: bukan saja hal atau peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang. Melaikan juga pada waktu yang lalu dan pada masa yang akan
datang.
b. Proses komunikasi secara sekunder
17
Onong Uchana Effendi, ilmu Komunikasi , Teori dan Praktek” hal 10
25
Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Seseorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena
komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relatif jauh dan
jumlahnya banyak, surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi,
film, dan banyak lagi adslah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi.
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah
sebagai berikut:
1. Sender: komunikasi yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang
2. Encoding: Penyajian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam
bentuk lambang
3. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna
yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunikator kepada komunikan.
5. Decoding: Pengawasan sandi yaitu proses dimana komunikasi
menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh
komunikator kepadanya.
6. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator
7. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah
diterima pesan. Feedback: umpang balik, yakni tanggapan
26
komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada
komunikator.
8. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan oleh komunikan
yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya.
Menurut Onong dalam buku R. Wayne Pace, Brent D. Petterson,
dan M dallas burnett dalam bukunya “Techniques For Effective
Communication” menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi
terdiri dari tiga tujuan secure understanding, to establish acceptance dan
to motivate action. Pertama adalah to secure understanding memastikan
bahwa komunikasi mengerti dan menerima, maka menerima itu harus
dibina (to motivate action).18
Tujuan komunikasi secara umum adalah
untuk mencapai sejumlah perubahan pengetahuan (knowlage change),
perubahan sikap (attitude change), perubahan prilaku (behavior change),
dan perubahan masyarakat (social change).19
C. Pembinaan Keagamaan
1. Pengertian Pembinaan
Kata pembinaan berasal dari bahasa arab “Bina” yang artinya
bangunan, setelah di bakukan ke dalam bahasa Indonesia , mempunyai
arti awalan”pe-“ dan akhiran “-an”menjadi pembinaan, mempunyai
arti pembaruan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang
18
Onong Uchjana Effendi, “Ilmu Komunikasi, Teori Dan Praktek”, hal 35. 19
Rd. Soemangara, Strategic Marketin g Communication: Konsep Strategi dan Terapan,
(bangdung: Alfabet, 2008) cet ke 2 hal 5.
27
dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh
hasil yang lebih baik.20
Arti kata “pembinaan” dari segi terminologis yaitu :
a. Pembinaan adalah upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk
mempelajari, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan,
mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sasaran
pembinaan maupun menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, maupun kehidupan sosial masyarakat.
b. Pembinaan adalah segala sesuatu upaya pengelolaan berupa
merintis, meletakan dasar, melatih membiasakan, memelihara,
mencegah, mengawasi, mematuhi mengarahkan serta
mengembangkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan,
mewujudkan manusia sejahtera dengan mengadakan dan
menggunakan segala dana dan daya yang dimiliki.21
2. Pengertian keagamaan
Sebagai sebuah sistem kepercayaan, agama begitu sulit untuk di
definisikan. Namun, tidak sedikit orang yang mencoba
menjelaskannya, meskipun pangannya terhadap agama sangat
ditentukan oleh pemahamannya terhadap agama dan ajarannya
(subyektif).
Jika dilihat dari segi bahasa, kata agama dalam bahasa
indonesia berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata, a
20
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet. Ke-11,
h. 117 21
BP4, Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera, 1984, h. 3
28
dan gama: a, berarti tidak dan berarti kacau. Jadi agama dan beragama
berarti tidak kacau atau teratur karena agamalah yang mengatur
kehidupan manusia dan bahkan menjadi pedoman hidup. Sementara
agama yang dalam bahasa Inggris dan Perancis disebut religion yang
diadopsi dari bahasa latin, relagare to treat carefully), retegare (to
recover) dan relagare religion, yang berarti mengumpulkan atau
mengikat. Berawal dari pengertian dasar ini, Dela Graasserie
berpendapat bahwa agama adalah ketertarikan sekelompok manusia
dengan tuhan atau dewa-dewa.22
Dengan demikian, saat disimpulkan bahwa pembinaan
keagamaan adalah suatu usaha atau cara untuk meningkatkan amal
ibadah dengan jalan latihan atau mempertebal keyakinan akan
kebenaran ajaran agama Islam, sehingga seseorang akan dapat
merunbah dirinya menjadi manusia pembangunan yang sadar akan
masa depan, dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berguna bagi
Agama serta bangsa dan Agama.
3. Tujuan Pembinaan Keagamaan
Sesungguhnya ketenangan hidup, kebahagian (happiness) kedamaian
(peace) kearifan (wisdo) dan ketentraman jiwa terwujud tidak semata-
mata tergantung pada faktor luar, seperti kecemasan terhadap
pekerjaan yang banyak belum terselesaikan, tetapi tergantung pada
dengan bagaimana cara dan sikap seseorang menghadapi faktor
tersebut. Satuhal yang perlu dicatat bahwa manusia tidak mampu
22
Dadang Kahmadi, Metode Penelitian Agama: Perspektif Ilmu Perbandingan Agama,
(Bandung: Pustaka Setia, 2000) h. 16
29
mengendalikan dirinya sendiri, maka yang muncul adalah stress,
frustasi dan sebagainya, dan muncullah sifat malas, ketidaktlitian, acuh
tak acuh atau masa bodoh terhadap pekerjaan yang dihadapinya .
Pembinaan keagamaan sangat perlu dilakukan, mengingat
pada era globalisasi saat ini, merosotnya tingkat atau nilai-nilai agama
yang dimiliki oleh para pegawai di suatu perusahaan baik itu pada
pegawai pemerintahan maupun pegawai swasta, sering kali kita
mendengar bahwa pejabat pemerintah melakukan.
D. Macam Macam Media Komunikasi
Media komunikasi adalah alat yang menjadi perantara pembicaraan
dan penyampaian informasi antara satu pihak ke satu ataupun banyak
pihak (komunikan) dan sebaliknya.23
Menurut jenisnya, media komunikasi dapat dikelompokan dalam
tiga macam, yaitu:24
1. Media Komunikasi berupa audio, yaitu suatu alat komunikasi yang
dapat ditangkap melalui alat pendengaran. Contohnya : Radio,
Telepon, Tape recorder.
2. Media komunikasi berupa visual, yaitu alat komunikasi yang ditangkap
melalui alat penglihatan. Contohnya : Surat, Transparasi, chart atau
grafik.
23
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi Dan
Aplikasi (Cet ke 2),(Jakarta : Rajawali press,2008). h 22
24
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi Dan
Aplikasi (Cet ke 2),(Jakarta : Rajawali press,2008). h 23-24
30
3. Media Komunikasi Berupa Audio Visual, Yaitu alat komunikasi yang
dapat dilihat dan dapat di dengar. Contohnya : Televisi, VCD, Layar
lebar, Internet, wawancara, kunjungan.
31
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG RI
A. Latar belakang dan Sejarah Singkat Pendirian Perum PERURI
PERURI merupakan Badan Usaha Milik Negara yang mempunyai tingkat
keamanan yang sangat spesifik di dalam setiap pelaksanaan tugasnya, sehingga
mengandung konsekuensi khusus terhadap produk yang dihasilkan dan
penerimaan pendapatannya itu sendiri. Bentuk penanganan yang spesifik tersebut
memiliki cara dan strategi khusus di dalam pengelolaan perusahaan yang
khususnya berbeda dengan BUMN lainnya, sehubungan dengan ditetapkannya
PERURI sebagai satu-satunya BUMN yang ditunjuk oleh pemerintah untuk
melakukan percetakan uang di Indonesia.
PERURI didirikan pada tanggal 15 September 1971 dengan PP No.60
tahun 1971, pada awal mulanya PERURI merupakan gabungan antara dua
perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama yaitu Perusahaan Negara (PN)
Arta Yasa (the state mint) yang didirikan pada tahun 1954, Arta yasa bergerak
dalam bidang percetakan uang logam, dan Perusahaan Negara Pertjetakan
Kebajoran (the state banknote printing work) yang didirikan pada tahun 1952 dan
bergerak pada bidang memproduksi uang kertas.1
1 Di Kutip Dari Situs www.peruri.co.id Tentang Sejarah Peruri
32
PERURI didirikan berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 tahun 1971, kemudian disempurnakan oleh PP RI Nomor 25
Tahun 1982. Setelah itu mengalami penyempurnaan kembali melalui PP RI
Nomor 30 Tahun 1985 tertanggal 10 Juni 1985. Dan terakhir adalah
diterbitkannya PP Nomor 32 Tahun 2006. Tentang peranan PERURI, yaitu
berisi:
a. Mencetak Uang Rupiah Republik Indonesia
b. Mencetak dokumen sekuriti Negara, antara lain : Paspor, pita cukai, materai,
dan dokumen pertahanan (sertifikat tanah dan sebagainya).
c. Mencetak dokumen sekuriti lainnya dan barangcetakan logam non uang.
d. Mencetak uang dan dokumen sekuriti Negara lain atas permintaan Negara
yang bersangkutan.
e. Menyediakan jasa yang mempunyai nilai sekuriti tinggi yang berkaitan
dengan kegiatan usaha perusahaan.
f. Usaha lainnya yang mendapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan
perusahaan.
Sejak tahun 1994 secara bertahap kegiatan produksi baik uang kertas,
uang logam dan logam non uang, serta kertas berharga dipindahkan kegiatan
produksinya dari yang semula bertempat di Jakarta menjadi di Karawang, Jawa
barat. Seluruh kegiatan perusahaan saat ini untuk mutu produk udah tersertifikasi
oleh ISO 9001 : 2000. Dengan pengalamnya yang mencapai lebih dari 50 tahun
khususnya di bidang percetakan uang kertas, uang logam dan logam non uang
33
serta cetakan kertas berharga non uang lainnya telah menjadikan Perum PERURI
perusahaan berkelas dunia di bidang “Integrated Security Printing and System”.
B. Visi, Misi, dan Tata Nilai Perum PERURI
Visi adalah jalan atau cara pandang yang menyeluruh dan futuristic terhadap
keberadaan organisasi.2
Visi Perum PERURI adalah sebagai berikut :
“Perusahaan berkelas dunia di bidang Integrated security and printing
system”
Sedangkan Misi dari Perum PERURI adalah :
“Menghasilkan Produk Berkualitas dan bernilai security tinggi kebanggaan
bangsa”
Menurut pandangan peneliti, visi yang dinyatakan oleh Perum PERURI
sebagai tempat penelitan peneliti telah memenuhi syarat yang mana visi mencakup
hal yang berani, menekankan hasil yang luar biasa ketimbang hanya hasil yang
bertahap, menciptakan rasa kekuatan semangat dan komitmen ketimbang
kegelisahan yang berujung kepada kepanikan, realistis dan dapat dicapai sehingga
menjadi pedoman bagi semua aktifitas perusahaan, sebab visi adalah akulturasi
citra, nilai dan arah tujuan yang akan memandu masadepan organisasi perusahaan.
2 Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta : khairul bayan, 2003) h. 55.
34
Menurut pandangan peneliti, pernyataan misi Perum PERURI memiliki
keselarasan dari kaidah misi Yang mana pernyataan misi tetap sederhana,
mendatangkan kejelasan dan perspektif yang segar ke dalam proses penulisan
misi, dengan susunan kata-kata yang mencerminkan kepribadian perusahaan, dan
menuliskan misi dengan cara kreatif adalah sangat diperlukan guna mengandalkan
misi sebagai bimbingan.
Sedangkan tata nilai Perum Peruri yaitu :
a. Integritas
Penggabungan dari beberapa kelompok yang terpisah menjadi satu
kesatuan yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama. Dalam suatu
perusahaan kalau seseorang telah diragukan integritasnya, berarti karyawan
tersebut sudah diragukan kemauannya untuk menjalankan peraturan yang ada dan
cenderung melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan.
b. Kualitas
Kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang
ditentukan oleh pemakai atau kostumer dan diperoleh melalui pengukuran proses
serta melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan.
c. Inovasi
Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan
cara-cara baru yang lebih bermanfaat.
35
C. Struktur Organisasi Perum PERURI
Di dalam suatu perusahaan, agar setiap kegiatan yang dilaksanakan
hasilnya selalu baik maka dibutuhkan kerjasama antar individu. Untuk pencapaian
tujuan perusahaan, maka dalam setiap perusahaan harus memiliki struktur
organisasi yang jelas dan sistematis, hal ini diharapkan guna meningkatkan
efisiensi kerja dan juga produktivitas kerja yang sejalan dengan perkembangan
aktifitas usaha.
Struktur organisasi Perum PERURI beberapa kali disempurnakan dan saat
ini mempunyai Sembilan bidang yang terkoordinasi dalam empat dirktorat dan
dipimpin olehseorang Direktur Utama.
Perumusan struktur organisasi terus dilakukan oleh tim internal perusahaan
. upaya yang dilakukan meliputi pengayaan pekerjaan, optimalisasi fungsi dan
penggunaan birokrasi sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis.
Penetpan struktur organisasi Perum PERURI di tetapkan dengan surat
keputusan Direksi Nomor : Kep-03/XI/1999 Tanggal 16 November 1999, Berikut
adalah gambaran umum struktur organisasi Perum PERURI :
36
Gambar 1 Struktur Organisasi Perum PERURI
D. Teknologi Yang Digunakan Perum PERURI
Teknologi yang digunakan dalam percetakan sekuriti harus memenuhi
beberapa unsur keamanan, yaitu keamanan instalasi, keamanan personil,
keamanan peralatan, keamanan material, keamanan prosedur, dan keamanan
informasi. Untuk memenuhi unsur tersebut perum PERURI menerapkan standar
pengamanan yang tinggi sesuai yang berlaku secara Internasional.
Perkembangan teknologi yang sangat cepat dan terbuka bagi masyarakat
menyebabkan pencegahan pemalsuan terhadap dokumen sekuriti menjadi lebih
kompleks dan membutuhkan penerapan teknoligi yang lebih tinggi. Oleh karena
itu Perum PERURI selalu melangkah sesuai dengan perkembangan tekhnologi
untuk terus memastikan produknya menjadi sulit untuk ditiru.
DIREKTUR UTAMA
DIREKTORAT
NIAGA
DIREKTORAT
PRODUKSI
DIREKTORAT
TEKNIK DAN
UMUM
DIREKTORAT
KEUANGAN DAN SDM
SEKERTARIAT
PERUSAHAAN
SATUAN PENGAWASAN
INTERNAL
PENGEMBANGAN
ORGANISASI DAN SISTEM MANAJEMEN
37
Pengembangan produk Perum PERURI tidak hanya terbatas pada
pengamanan dokumen dengan sekuriti dalam bentuk fisik dokumennya, namun
mulai dari menerapkan teknologi informasi yang merupakan integrated security
printing and system sesuai dengan tuntutan pelanggan
E. Produk Perum PERURI
a. Uang Kertas (Banknote)
Dalam percetakan uang kertas diterapkan pengamanan dengan teknologi yang
bersekuriti tinggi mulai dari desain, kertas, tinta maupun proses cetaknya.
Fitur yang dikenal luas adalah penggunaan watermark, cetak intaglio, benang
pengaman, dan tinta sekuriti. Selain itu fitur-fitur sekuriti yang mudah
dikenali oleh masyarakat umum tersebut juga diterapkan unsur pengamanan
yang hanya diketahui oleh petugas laboratorium dan forensic.
b. Uang Logam dan Produksi Non Uang
Ukuran pengamanan atau sekuriti pada cetakan uang logam dan logam non
uang berbeda dengan uang kertas dan uang kertas berharga non uang yang
memiliki banyak fitur. Aspek sekuriti pencetakan uang logam pada prinsipnya
lebih banyak ditentukan oleh kualitas bahan, kerumitan desain, dan ketajaman
pencetakan. Di samping itu Perum PERURI juga menggembangkan produk
38
logam non uang, diantaranya: medali, tie pin, lencana plaket fiberglass, dan
lain sebagainya.
c. Cetakan Berharga Non Uang
Produk-produk kertas berharga non uang, meliputi: dokumen keimigrasian,
dokumen perpajakan, dokumen pertahanan, dan dokumen cukai yang selalu
ditingkatkan teknologi pengamananya mengingat produk yang dimaksud
menjadi kebutuhan masyarakat luas dan sangat berkaitan dengan masalah
keamanan Negara.3
F. Sumber Daya Manusia dan Lembaga Organ Struktural Perum PERURI
Untuk menjadi perusahaan yang berkelas dunia dibutuhkan sumber daya
manusia yang handal. untuk itu manajemen selalu mengutamakan pengembangan
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang dan
tugasnya, serta menerapkan tata nilai PERURI yaitu, integritas, kualitas, tim kerja,
motivasi dan sekuriti.
Dalam data terakhir, jumlah pegawai yang terdapat di Perum PERURI pada
tahun 2005 mencapai 2220 orang dengan latar belakang pendidikan sebagai
berikut :
1. S2 : 58 orang.
2. S1 : 223 orang.
3. D3 : 105 orang.
3 Di Kutip Dari Situs www.peruri.co.id Tentang Produk Peruri
39
4. SLTA ke bawah : 1834 orang.
Dengan jumlah pegawai lebih dari 2000 orang, Perum PERURI tidak hanya
berkonsentrasi pada jalur utama bisnisnya saja, tetapi juga menciptakan berbagai
lembaga di luar organ instruktural yang dapat menampung kegiatan pegawai dan
pemberdayaan SDM, khususnya bagi pegawai Perum PERURI, ada Tujuh
lembaga organ structural yaitu :
1. Dharma Wanita sub Unit Perum PERURI.
2. Koprasi Pegawai Perum PERURI (KOPERTI).
3. Yayasan Hari Tua Pegawai Perum PERURI (YAPERTI).
4. Dana Pensiunan Pegawai Perum PERURI (DAPERTI).
5. Badan Pengelola dan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).
6. Program Pelayanan Kesehatan Bersama (Prolankesma).
7. Ikatan Pensiunan Pegawai Perum PERURI (IKAPURI).
G. Konsumen PERURI
Untuk menatap kedepan dengan tantangan yang lebih besar di pasar global,
PERURI terus berjuang menjadi perusahaan berskala dunia yang unggul. Hal ini
dibuktikan dengan kemampuan PERURI untuk menembus pasar dunia. PERURI
telah melebarkan sayapnya melalui tender-tender internasional di berbagai Negara,
menjadikan pengalaman dan pemahaman PERURI terhadap security printing
semakin luas.
40
Perubahan kebutuhan masyarakat telah menjadi stimulant tentang
perkembangan teknologi di segala aspek . fenomena ini juga mencakup aspek
dokumen sekuriti dan system menjalankannya. Melalui senyawa visi dan misi,
Perum PERURI telah memantapkan perananya sebagai The World Class Security
Printer melalui produk dokumen sekuriti yang berkualitas dan bernilai sekuriti
tinggi sekaligus menuju Integrated Security Printing and System Company.
41
BAB IV
ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN UMUM
PERCETAKAAN UANG RI ( PERUM PERURI ) DALAM PEMBINAAN
KEAGAMAAN PEGAWAI
Dalam Bab ini, peneliti akan memaparkan data temuan serta
menganalisisnya, dengan data yang peneliti dapatkan dari lokasi penelitian
tentang Strategi Penggunaan Media Komunikasi Perusahaan Umum Percetakaan
Uang RI ( Perum Peruri ) Dalam Pembinaan Keagamaan Pegawai. Ini bertujuan
untuk mengidentifikasi strategi penggunaan media komunikasi apa saja yang
dilakukan oleh PERURI dalam membina keagamaan pegawai, selain itu untuk
mengetahui faktor penentu keberhasilan dari strategi penggunaan media
komunikasi Perum Peruri dalam pembinaan keagamaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti mewawancarai
beberapa informan yang telah memberikan informasi seputar kegiatan pembinaan
keagamaan yang dilaksanakan di PERURI mengenai data yang dibutuhkan oleh
peneliti. Diantaranya yaitu: Sekertaris BINTALORKES Bapak Supangat.
A. Strategi Komunikasi Percetakaan Uang RI ( Perum Peruri ) Dalam
Pembinaan Keagamaan Pegawai Perusahaan Umum
Strategi Komunikasi adalah tahapan yang digunakan untuk mendekati
pegawai PERUM PERURI agar mencapai target yang di kehendaki oleh pihak
perusahaan.
Tahapan yang digunakan oleh PERUM PERURI untuk mencapai
pembinaan keagamaan yang berkaitan tentang norma-norma agama adalah:
42
1. Mengenali Sasaran Komunikasi
a) Faktor Kerangka Referensi
Langkah awal yang dilakukan oleh PERUM PERURI dalam hal ini
Bintalorkes dan para penceramah bulanan adalah mempelajari siapa
saja yang menjadi sasaran dalam komunikasi tersebut, dalam hal ini
sasaranya adalah para unsur pegawai yang berkecimpung di PERUM
PERURI.
Dalam penyampaian pesan terhadap seluruh Masyarakat PERUM
PERURI ini, tidak terlepas dari beberapa faktor yang merupakan
perpaduan dari pengalaman, norma-norma ideologi serta pendidikan,
dimana PERUM PERURI mendapatkan informasi tentang pentingnya
pendidikan agama bagi para karyawannya guna mengatur norma yang
tumbuh di dalam lingkungan masyarakat PERUM PERURI.
b) Faktor Situasi dan Kondisi
Yang dimaksud dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada
saat komunikan akan menerima pesan yang akan disampaikan. Agar
komunikasi berjalan dengan efektif, tempat dan ruangan dimana
komunikasi akan berlangsung, sehingga hambatan yang datang dapat
diminimalisir. Yang dimaksud disini ialah state of personality
komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia
menerima pesan komunikasi. Dalam hal ini PERUM PERURI
mengadakan akses langsung kepada karyawan di PERUM PERURI
untuk melakukan akses setiap pagi ke PORTAL peruri yang secara
otomatis diakses ketika karyawan meghidupkan komputernya sebagai
43
sarana penyampaian komunikasinya. Menurut pandangan peneliti
penerapan hal ini merupakan langkah yang baik karena di pagi hari
adalah saat yang tepat untuk setiap orang mendapatkan pesan
komunikasi, karena pada pagi hari kondisi karyawan siap menerima
pesan komunikasi tersebut. Dan juga pada pengajian bulanan yang
diadakan oleh ustadz Muhtadi yang diadakan hari libur membuat para
karyawan siap menerima pesan yang disampaikan.
2. Pemilihan Media Komunikasi
Selain situasi dan juga kondisi, pemilihan media komunikasi yang
dilakukan oleh PERUM PERURI dilakukan guna memudahkan pesan
komunikasi sampai dengan mudah kepada komunikannya.
Karena sasaranya adalah masyarakat pegawai PERUM PERURI
yang latar belakang pendidikanya adalah mayoritas lebih dari strata 1,
maka penggunaan media komunikasi web PORTAL dan pengajian rutin di
setiap bulannya berfungsi amat penting dalam keefektifan penyampaian
pesan, orang yang berpendidikan tinggi cenderung mengikuti
perkembangan tekhnologi, terutama teekhnologi, dan juga orang yang
berpendidikan tinggi juga sangat terbiasa dituntut disiplin guna menghadiri
pengajian bulanan pegawai.
3. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu, dan tujuan dari
pesan komunikasi yang dilakukan oleh PERUM PERURI adalah untuk
memberikan dorongan agar melakukan tindakan sesuai norma – norma
44
agama agar bisa meningkatkan kinerja karyawan sesuai koridor dan aturan
kerjanya.
4. Peran Komunikator dalam Komunikasi
Faktor penting yang terdapat dalam Komunikator adalah:
a) Daya tarik sumber komunikasi
Pada poin ini pihak PERUM PERURI melakukan pendekatan kepada
para pegawai PERUM PERURI guna mendapatkan citra yang positif
dan tidak mengarah kepada kesan yang buruk, dalam hal ini contohnya
ustadz Muhtadi memposisikan diri mereka setara dengan para karyawan
yang hadir dalam pengajian tetap bulanan, sehingga para karyawan
merasa dirinya tidak digurui sehingga pesan yang disampaikan dapat
dicerna dan diterima.
b) Kredibilitas sumber
Pihak Bintalorkes yang mengelola tentang pembinaan keagamaan di
PERUM PERURI ini harus dipandang telah memiliki kredibilitas yang
tinggi, terbukti dengan ekstitensinya pihak bintalorkes telah menjadi
sarana penyalur pembinaan keagamaan selama kurun waktu 14 tahun
terakhir.
Menurut Harold D Lasswell, dalam proses komunikasi sebenarnya
menjawab pertanyaan: Who says what in which channel to whom with what
effect (siapa mengatakan apa kepada siapa melalui saluran apa dan dengan
efek apa). Berikut ini adalah pejelasan penulis:
1. Who (siapa komunikatornya)
45
Menurut pandangan peneliti sesuai dengan hasil wawancara kepada
PERUM PERURI, dan komunikator itu sendiri ialah bapak Supangat
selaku sekertaris Bintalorkes. Dan juga Ustad Muhtadi Sub Bagian
bintalorkes menjadi komunikator yang menyampaikan pesan yang
dikomunikasikannya dalam pembinaan keagamaan pegawai di Perum
Peruri
2. Says what (pesan apa yang dinyatakan)
Sebuah komunikasi tidak berjalan dengan baik bila salah satu
komponen didalamnya kurang. Dalam hal ini pesan adalah sesuatu yang
penting disamping komunikator dan komunikan dalam proses
komunikasi.pesan yang disampaikan oleh Ustadz di pengajian bulanan dan
juga arahan di dalam PORTAL PERURI mencakup tentang norma norma
ke Islaman guna memberikan batasan kepada karyawan PERUM PERURI
dalam mengambil tindakan dalam menunjang pekerjaannya.
3. In which channel (saluran apa yang digunakan)
Perum Peruri menggunakan media internet sebagai alat untuk
menyampaikan pembinaan keagamaan dan pesan atau anjuran lain dalam
pembinaan keagamaan di Perum Peruri.
4. To whom (siapa komunikannya)
Dalam strategi komunikasi, komunikan merupakan komponen
yang paling banyak meminta perhatian. Disebabkan karena jumlah
komunikan biasanya banyak dan bersifat heterogen, sedangkan mereka
harus dapat dicapai dalam menerima setiap pesan secara inderawi dan
rohani. Maksud dari inderawi adalah diterimannya suatu pesan jelas bagi
46
indera mata dan terang untuk indera telinga. Lalu maksud dari rohani
adalah diterimanya suatu pesan sesuai dengan kerangka referensinya,
paduan dari usia, agama, pendidikan, kebudayaan, dan nilai-nilai
kehidupan lainnya dan kerangka referensi menimbulkan kepentingan dan
minat tertentu. Pada strategi komunikasi, apabila sudah mengetahui sifat-
sifat komunikan, ada dua tatanan komunikasi yang efektif.
a. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila komunikator
mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior change) dari
komunikan. Sub Bagian Bintal orkes Perum Peruri pada proses
komunikasi tatap muka biasanya dilakukan setiap jam istirahat atau
saat waktu senggang..
b. Komunikasi bermedia (mediated communication)
Komunikasi bermedia pada umumnya dipergunakan untuk
menyampaikan informasi, biasa disebut komunikasi informatif.
Komunikasi bermedia sangat ampuh dalam merubah tingkah laku di
Perum Peruri. Komunikasi bermedia sangat persuasif dan dapat
menjangkau komunikan dalam jumlah banyak pegawai Perum Peruri.
Komunikan pada strategi komunikasi dalam pembinaan keagamaan di
Perum Peruri adalah seluruh pegawai di Perum Peruri.
5. With what effect (efek apa yang diharapkan)
Efek dari pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator akan
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Efek yang
diharapkan oleh Perum Peruri adalah terciptannya nuansa islami di Perum
47
Peruri pada khususnya dan umumnya agar tercipta nuansa islami di luar
lingkungan Perum Peruri.
Dalam rangka meningkatkan mentalitas spiritual karyawan, PERUM
PERURI memiliki media dan program yang dilaksanakan dari pertengahan
tahun 2000 hingga sekarang. Berdasarkan hasil penelitian wawancara yang
diperoleh dari PERUM PERURI. Program keagamaan ini rutin dilaksanakan
setiap bulannya dan media yang digunakan untuk meningkatkan pembinaan
keagamaan sampai saat ini masih tetap dipertahankan oleh PERUM PERURI.
Program dan media sebagai berikut:
1. Portal PERURI
Portal PERURI merupakan sebuah inovasi khusus yang dilakukan
oleh PERUM PERURI. Portal PERURI ini adalah sarana akses web
internet yang khusus dibuat oleh perusahaan guna mendapatkan informasi
langsung yang di update setiap harinya oleh perusahaan. Web Portal
Peruri ini terdiri dari berita berita seputar perusahaan, Portal itu sendiri
menyediakan halaman khusus untuk berita tentang keagamaan. Secara
tekhnis portal dikelola oleh IT perusahaan.dan portal itu sendiri merupakan
sarana yang efektif bagi PERURI untuk membina keagamaan pegawai
PERUM PERURI.
Tujuan awal dibuatnya Portal PERURI ini adalah sebagai media
komunikasi antara sesama pegawai PERUM PERURI dan untuk
menjebatani antara pegawai dengan pihak perusahaan sehingga akan
terjalin suatu hubungan mutual understanding diantara kedua belah pihak.
48
Portal PERURI dapat digunakan sebagai media bagi pihak
perusahaan dalam memberikan informasi tentang keagamaan, serta dapat
membentuk suatu opini yang diinginkan dikalangan pegawai PERUM
PERURI.
Menurut pandangan peneliti, media web Portal PERURI
merupakan sebuah langkah yang ditempuh oleh perusahaan guna
menerapkan strategi pembinaan keagamaan, media web ini sangat efektif
ditandai dengan adanya koneksi internet di zaman sekarang, yang mana
topik tentang keagamaan yang dituangkan dan di update setiap hari di
dalam web ini menjadi sebuah pengetahuan tentang keagamaan bagi
pegawai PERURI.Terlebih lagi para pegawai diberikan kemudahan untuk
megakses web ini. Tulisan yang ada di web ini tentang keagamaan juga
bisa menjadi bahan perbincangan di kalangan karyawan. Dengan begitu
topik tentang keagamaan yang di akses setiap hari akan mendukung
pegawai untuk lebih mengetahui tentang nuansa agamanya yang
diharapkan bisa berpengaruh terhadap etos kerja karyawan PERUM
PERURI.
2. Pengajian Bulanan Pegawai PERUM PERURI
Pengajian bulanan yang diadakan untuk pegawai PERUM
PERURI ini adalah pengajian yang bernuansakan Islami, namun, bagi
kepercayaan agama lainnya diadakan hanya setiap hari besarnya
dikarenakan 97% pegawai PERUM PERURI menganut agama Islam.
Pengajian bulanan ini rutin dilakukan setiap minggu ke 3, dan juga
49
pengajian ini sudah berjalan selama lebih dari 5 tahun, beberapa nama
besar seperti Aa gym dan ust Jefry Al-buckhory pernah diundang dlam
pengajian ini.
Efektifitas pegawai dalam menghadiri pengajian selalu mendapat
respon positif. Pegawai selalu memenuhi gedung yang disediakan peruri.
Biasanya gedung itu hanya menampung 200 orang tetapi pegawai yang
mengahadiri pengajian bisa sampai 250-300 orang.
Menurut Pandangan peneliti, program pengajian bulanan ini
adalah sarana yang paling efektif guna menerapkan pembinaan mental
pegawai di PERUM PERURI ini. Antusias dari pegawai juga sangat besar,
hal ini juga membuktikan adanya minat dari pegawai untuk menyirami
rohaninya guna bisa diterapkan di lingkup kerja mereka. Hasil dari
pengajian bulanan ini juga bisa menjadi bahan pembicaraan di pihak
pegawai, dan hal ini meberikan dampak yang besar bagi karyawan guna
menciptakan lingkungan kerja yang bernuansa Islam dan memberikan
ketenangan hati bag para pegawai, serta menghindarkan perilaku pegawai
yang diluar norma dan aturan perusahaan.
B. Faktor Penentu Keberhasilan dari Strategi Komunikasi Perum Peruri
Dalam Pembinaan Keagamaan Pegawai
1. Kecakapan Komunikator
Komunikator yang baik adalah menguasai cara-cara penyampaian
buah pikiran baik secara lisan maupun secara tertulis. komunikator harus
menguasai teknik berbicara dan teknik membuat suatu tulisan. Ia harus
50
cakap memilih simbol/lambang yang tepat untuk mengungkapkan buah
pikiranya dan harus cakap membangkitkan minat para pendengar atau
pembaca. Di samping itu harus pandai pula menarik perhatian dan
menyajikannya. Keterangan-keterangannya harus sistematis dan jelas.
Menurut pandangan peneliti, komunikator yang ada di Perum Peruri sudah
mencukupi dari faktor-faktor diatas, dalam website Peruri yang tertuang di
PORTAL peruri sudah tertulis pesan yang ingin disampaikan secara jelas,
dengan design yang menarik di web tersebut menjadikan berita yang
dituangkan menjadi daya tarik tersendiri, keterangan dalam berita itu
dijadikan sistematis dan disajikan secara jelas. Terbukti dengan perekrutan
tenaga ahli yang menangani web ini dilakukan secara ketat. ”Tenaga ahli
yang kita pilih untuk mendesign web ini merupakan tenaga ahli yang
diseleksi secara ketat, dengan harapan design di web inni menjadi menarik
dan pesan yang ada dapat diterima dan diserap secara maksimal”1
Tidak hanya itu, komunikator atau si pemberi pesan yang akan
diterima oleh setiap elemen dari Perum Peruri juga menjadi bagian dari
strategi penggunaan media dalam pembinaan keagamaan Perum Peruri,
sebagai contoh di dalam pengajian bulanan pihak Bintalorkes yang
menangani tentang keagamaan juga sudah memperhatikan komunikator
yang kompeten untuk mengisi pengajian setiap bulannya, tujuanya adalah
untuk menarik perhatian agar pesan dakwah sampai secara maksimal, hal
ini dibuktikan dengan sering kali pendakwah kondang menjadi pengisi
1 Wawancara Pribadi dengan bpk Supangat, Sekertaris BINTALORKES Perum Peruri, 10
September 2013.
51
pengajian bulanan di Perum Peruri, Menurut pandangan peneliti, dengan
mengundang pendakwah yang sudah kondang merupakan strategi yang
sangat baik, dan bisa meningkatkan rasa kepercayaan yang tinggi pada
pegawai Perum Peruri, karena faktor ini bisa menjadikan strategi
penyampaian pesan dakwah dapat diserap secara maksimal.
2. Saluran Komunikasi
Dengan menggunakan alat dan saluran komunikasi yang jelas juga
merupakan sebuah factor penentu keberhasilan dari strategi penggunaan
media komunikasi bagi pembinaan keagamaan, dalam hal ini Perum Peruri
menggunakan alat media web sebagai saluran komunikasinya. Menurut
pandangan peneliti, saluran penggunaan web ini merupakan sebuah
strategi yang baik, seiring dengan kapasitas karyawan yang mayoritas
mempunyai pendidikan tinggi maka perkembangan tekhnologi juga ikut
berkembang dengan berkembangnya pendidikan.
C. Program Pembinaan Lain Yanag di lakukan oleh Perum Peruri
Adapun pembinaan-pembinaan lain yang dilakukan oleh Perum Peruri
dalam meningkatkan keagamaan karyawan adalah sebagai berikut:
1. Mempertingati tahun baru Hijriyyah.
2. Maulid Nabi Muhammad SAW
3. Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
4. Pesantren kilat bagi anak pegawai PERUM PERURI
5. Mengadakan buka puasa dan shalat teraweh berjamaah pada bulan suci
Ramadhan.
52
6. Menyelenggarakan shalat idul fitri dan idul adha pada hari raya tersebut
dilaksanakan penyalur zakat dan santunan anak dan fakir miskin serta
pemotongan hewan qurban, seperti pada setiap Idul adha.
Pihak perusahaan mengharapkan dengan adanya kegiatan keagamaan
ini karyawan tidak hanya takut kepada atasannya akan tetapi karyawan
dituntut untuk takut kepada yang menciptakannya, karena perusahaan ini
menerapkan nilai-nilai islam sebenarnya seperti, kejujuran, kedisiplinan,
keadilan, tanggung jawab, keadilan, dan kepedulian. Dengan kegiatan rohani
ini dapat membantu para karyawan untuk menrapkan nilai-nilai dalam dunia
kerja mereka.
Dalam meningkatkan kesadaran karyawan akan nilai-nilai dasar
PERUM PERURI melakukan pembinaan yang fokus pada nilai kejujuran,
kedisiplinan, dan kepedulian. Kejujuran memiliki arti yaitu suatu keadaan
yang mengutamakan kebenaran hakiki pada diri sendiri, lingkungan, dan rekan
kerja, kemudian nilai kedisiplinan yaitu memposisikan segala sesuatu pada
tempatnya dan waktu yang semestinya, dan nilai kepedulian adalam perhatian
dan dorongan untuk menjaga, mempertahakan dan meningkatkan niai, mutu
atau tingkat kebaikan suatu hal keadaan dan orang lain. Dengan program ini
pihak PERUM PERURI mengharapkan bahwa setiap pegawai memiliki sifat
yang disebutkan diatas, dan nilai-nilai itu dapat diterapkan dilingkungan
perusahaan maupun lingkungan masyarakat.
Dalam meningkatkan produktivitas, setiap perusahaan harus memiliki
strategi untuk mencapai tujuan yang maksimal, mustahil perusahaan yang
maju tidak memiliki strategi. Baik itu strategi yang bersifat eksternal
perusahaan maupun internal perusahaan dalam hal ini adalah strategi dalam
53
memuaskan pegawai agar pegawai di perusahaan tersebut dalam bekerja
maksimal.
Dalam menentukan sanksi untuk pegawai yang melanggar biasanya ada
peringatan-peringatan secara lisan kemudian peringatan secara tertulis, jadi
jika menyangkut penyelewengan dana untuk perusahaan maka ada satu orang
yang akan kita cari dan kita masukan ke pihak yang berwajib sebagai efek
kedaran bagi pegawai yang lain. Kemudian pihak perusahaan membuat surat
pernyataan untuk mengundurkan diri secara baik-baik. Jika pegawai yang
melanggar dalam hal absensi, kedisiplinan dari hari ke hari biasanya pihak
perusahaan melakukan peneguran langsung atau melalui atasan masing-
masing bagian.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategi Komunikasi Percetakaan Uang RI ( Perum Peruri ) Dalam Pembinaan
Keagamaan Pegawai Perusahaan Umum.
Strategi Komunikasi adalah tahapan yang digunakan untuk mendekati pegawai
PERUM PERURI agar mencapai target yang di kehendaki oleh pihak
perusahaan.Tahapan yang digunakan oleh PERUM PERURI untuk mencapai
pembinaan keagamaan yang berkaitan tentang norma-norma agama adalah:
a. Mengenali Sasaran Komunikasi
b. Pemilihan Media Komunikasi
c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
d. Peran Komunikator dalam Komunikasi
2. Faktor Penentu Keberhasilan dari Strategi Komunikasi Perum Peruri Dalam
Pembinaan Keagamaan Pegawai
a. Kecakapan Komunikator
Komunikator yang ada di Perum Peruri sudah mencukupi dari faktor-faktor
diatas, dalam website Peruri yang tertuang di PORTAL peruri sudah tertulis
pesan yang ingin disampaikan secara jelas, dengan design yang menarik di
web tersebut menjadikan berita yang dituangkan menjadi daya tarik tersendiri,
keterangan dalam berita itu dijadikan sistematis dan disajikan secara jelas.
Terbukti dengan perekrutan tenaga ahli yang menangani web ini dilakukan
secara ketat.
55
Dengan menggunakan alat dan saluran komunikasi yang jelas juga merupakan
sebuah faktor penentu keberhasilan dari strategi penggunaan media
komunikasi bagi pembinaan keagamaan, dalam hal ini Perum Peruri
menggunakan alat media web sebagai saluran komunikasinya. Menurut
pandangan peneliti, saluran penggunaan web ini merupakan sebuah strategi
yang baik, seiring dengan kapasitas karyawan yang mayoritas mempunyai
pendidikan tinggi maka perkembangan tekhnologi juga ikut berkembang
dengan berkembangnya pendidikan.
3. Program Pembinaan Lain Yanag di lakukan oleh Perum Peruri
Adapun pembinaan-pembinaan lain yang dilakukan oleh Perum Peruri dalam
meningkatkan keagamaan karyawan adalah sebagai berikut:
a. Mempertingati tahun baru Hijriyyah.
b. Maulid Nabi Muhammad SAW
c. Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
d. Pesantren kilat bagi anak pegawai PERUM PERURI
e. Mengadakan buka puasa dan shalat teraweh berjamaah pada bulan suci
Ramadhan.
f. Menyelenggarakan shalat idul fitri dan idul adha pada hari raya tersebut
dilaksanakan penyalur zakat dan santunan anak dan fakir miskin serta
pemotongan hewan qurban, seperti pada setiap Idul adha.
Pihak perusahaan mengharapkan dengan adanya kegiatan keagamaan ini karyawan
tidak hanya takut kepada atasannya akan tetapi karyawan dituntut untuk takut
kepada yang menciptakannya, karena perusahaan ini menerapkan nilai-nilai islam
sebenarnya seperti, kejujuran, kedisiplinan, keadilan, tanggung jawab, keadilan, dan
56
kepedulian. Dengan kegiatan rohani ini dapat membantu para karyawan untuk
menrapkan nilai-nilai dalam dunia kerja mereka.
B. Saran
1. PERUM PERURI diharapkan meningkatkan pembinaan keagamaan bagi para pegawai
dengan menambah dan mengembangkan media yang ada, seperti media cetak yang
bermuatkan khusus tentang keagamaan dan di terbitkan kepada seluruh pegawai agar
pembinaan dan pengetahuan keagamaan ini tercapai secara efektif guna meningkatkan
etos kerja pegawai dan menghindarkan serta menuntun pegawai agar tidak melakukan
tindakan – tindakan yang diluar norma agamanya.
2. PERUM PERURI diharapkan bisa memberikan reward tertentu bagi para pegawai yang
mempunyai minat terhadap program pembinaan keagamaan agar memotivasi pegawai
yang lain untuk mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan ini. Serta, PERUM PERURI
diharapkan bisa membentuk wadah atau organisasi yang lebih khusus lagi guna
mengefektifkan dan mengembangkan minat pegawai yang tertarik mendedikasikan
pikiran dan tenaganya supaya menghasilkan efek yang lebih baik lagi terhadap
pegawai, serta dengan adanya wadah tersebut bisa menjadikan sarana silaturahmi antar
sesama pegawai dan menghasilkan kumpulan para pegawai yang bernuansakan
agamanya.
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu.StrategiBelajarMengajar, Bandung :PustakaSetia, 1997.
Ali, Muhammad.KamusLengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta :Pustaka Armani 1996.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali pers, 2011.
Bactiar,Wardi.MetodologiPenelitianIlmuDakwah, Jakarta: Logos, 1999.
Bugin, Burhan.MetodePenelitianKualitatif,Jakarta:Prenada Media Group,2005.
Changara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.
David, Fred.ManajemenStrategiKonsep, Jakarta : PT. Prenhellindo, 1998.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Gluek William F. ManajemenStrategisdanKebijakan Perusahaan, Jakarta: Erlangga, 1989.
Hari, Setiawan Purnomo dan Mansyah Zulkiefli. Manajemen Strategi, Sebuah konsep
Pengantar, Jakarta : LPEE UI, 1999.
Kahmadi, Dadang. Metode Penelitian Agama: Perspektif Ilmu Perbandingan Agama,
Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Kriyantoro, Rachmat.Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009.
Maleong, Lexy j, MA. MetodelogiPenelitianKualitatif, Bandung: PT. RemajaRosdakarya,
2007.
58
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi , Jakarta: Bumi Kasara, 2009.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Nasuhi, Hamid dkk.“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi),
Jakarta: CeQDA, 2007.
Rafi’udindan Abdul, Manna Djaliel.PrinsipdanStrategiDakwah, Bandung :PustakaSetia,
1997.
Rahmat, Jalaludin.MetodepenelitianKomunukasi, Bandung: PT. Rosdakarya, 2007.
Roudonah. Ilmu Komunikasi, Jakarta: Uin Jakarta Press, 2007.
Siagian,Sondang P.Manajemen Modern, Jakarta :Masagung. 1994.
Soemangara, Rd. Strategic Marketin g Communication: Konsep Strategi dan Terapan,
Bandung: Alfabet, 2008.
Tim penyusunDepartemenPendidikandanKebudayaan RI.KamusBesar Bahasa Indonesia,
(Jakarta :BalaiPustaka, 11997), h. 199.
Uchjana, Onong Effendi. Ilmu Komunikasi, Teori Dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2007.
Zainun, Buchari.Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta: PT. Toko Gunung
Agung, 1995.