MENGENAL GEJALA –GEJALA STROKE DAN PENCEGAHANNYA
Istilah stroke mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat pada
umumnya. Dan biasanya gejala stroke selalu diidentikkan dengan kelumpuhan
separuh badan serta penyakit pada orang tua. Padahal hal tersebut tidak
sepenuhnya betul. Makanya pada kesempatan ini penulis ingin mengulas stroke
baik dari aspek faktor – faktor yang melatarbelakangi ( faktor resiko ) terjadinya
stroke , macam stroke , gejala stroke , apa yang dilakukan bila sudah terkena
stroke serta pencegahan terjadinya stroke.
Dari data WHO tahun 2004 diperkirakan 15 juta orang tersebar diseluruh
dunia menderita stroke, dimana kurang lebih 5 juta orang meninggal dan 5 juta
orang mengalami cacat permanen. Di Amerika Serikat , kejadian stroke baru
diperkirakan sekitar 400.000 orang per tahun. Data statistik menunjukkan hampir
empat juta orang di Amerika menderita stroke dan mereka hidup dengan
mengalami gejala sisa akibat stroke. Stroke merupakan penyebab kematian
ketiga setelah jantung dan keganasan serta penyebab kecacatan utama pada
orang dewasa di Amerika serikat. Diperkirakan setiap 3 menit satu orang
meninggal oleh karena stroke.Total biaya perawatan untuk penderita stroke pada
tahun 2004 adalah 53.6 triliun $ US dan rata –rata biaya perorang untuk 90 hari
pertama sesudah terkena stroke kurang lebih 15.000 $ US. Stroke paling banyak
terjadi pada usia 45 – 64 tahun dan penderita laki –laki lebih banyak dari pada
perempuan.
Batasan atau definisi stroke menurut WHO tahun 1983 adalah suatu
sindroma( kumpulan gejala ) klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak
secara fokal atau global yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang
menetap ,berlangsung lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan
vaskuler( pembuluh darah ).Stroke atau bisa dikenal brain attack merupakan
salah satu kegawat-daruratan neurologi atau ilmu penyakit saraf karena stroke
mengakibatkan gangguan defisit neurologis yang mendadak ( akut ) akibat
sumbatan atau perdarahan.
Menurut penyebabnya stroke dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
stroke perdarahan ( stroke hemorargik ) dan stroke oklusif ( sumbatan )atau
stroke iskemik.
Stroke jenis perdarahan disebabkan pecahnya pembuluh darah otak , baik
intrakranial maupun subarachnoid. Pada perdarahan intrakranial, pecahnya
pembuluh darah otak dapat karena bery aneurysma akibat hipertensi tak
terkontrol yang mengubah morfologi arteriol ( pembuluh darah ) otak atau
pecahnya pembuluh darah otak karena kelainan bawaan pada pembuluh darah
otak tersebut. Pada perdarahan subarachnoid disebabkan pecahnya aneurysma
kongenital pembuluh darah arteri otak diruang subarachnoid.
Stroke jenis sumbatan dapat terjadi karena emboli yang lepas dari sumbernya,
biasanya berasal dari jantung atau pembuluh arteri otak baik intrakranial maupun
ekstrakranial atau trombotik/arteriosklerotik fokal pada pembuluh arteri otak yang
berangsur-angsur menyempit dan akhirnya tersumbat. Insiden terjadinya stroke
iskemik ( 70 – 80 %) lebih besar dibandingkan dengan stroke perdarahan ( 15 –
30 % )
Faktor resiko terjadinya stroke dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu tidak
dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat
dimodifikasi artinya bahwa faktor resiko tersebut tidak dapat dirubah atau
dikendalikan , tetapi dapat dipakai sebagai petanda stroke pada seseorang.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor resiko yang dapat
dikendalikan. Adapun faktor resiko yang dapat dimodifikasi meliputi umur , jenis
kelamin, ras dan riwayat terkena stroke dalam keluarga. Sedang faktor resiko
yang dapat modifikasi antara lain adalah hipertensi( tekanan darah tinggi),
diabetes mellitus ( kencing manis) ,pernah menderita stroke
sebelumnya/transient ischemic attack, hiperlipidemia ( kadar kolesterol dan
trigliserid dalam darah meningkat) , penyakit jantung ( gangguan irama jantung,
kelainan katub dll), merokok,peminum alkohol,obesitas, kelainan darah ,
hiperuricemia ( asam urat meningkat )stenosis carotis dan lain-lain.Oleh karena
itu apabila seseorang mempunyai salah satu atau lebih dari faktor resiko tersebut
perlu dikendalikan dengan baik.Karena orang dengan darah tinggi mempunyai
resiko stroke sebesar 4 kali lebih besar dari orang dengan tekanan darah
normal.Orang dengan darah tinggi disertai kencing manis dan dislipidemia
mempunyai resiko 9 kali lebih besar dari orang normal.Cara-cara mengendalikan
faktor resiko tergantung dari jenis faktor resikonya.Dimana pada prinsipnya
adalah dengan farmakologi ( obat ) dan non farmakologi ( edukasi , diet dan olah
raga )
Bagaimana tanda dan gejala seseorang terkena stroke ? Stroke terjadi
akibat gangguan peredaran darah otak dimana terjadi secara mendadak atau
tiba-tiba sehingga timbulnya kelainan saraf atau gejala yang terjadi juga
mendadak.Inilah ciri khas dari stroke. Terjadinya jarang didahului oleh gejala
pendahulu ( warning signs) seperti sakit kepala , mual , muntah dan sebagainya.
Gejala dan tanda dari stroke yang timbul bisa bermacam-macam tergantung
daerah otak mana yang terganggu. Ini berarti bahwa manifestasi klinis dari
stroke tidak harus dan tidak hanya berupa lumpuh separuh badan melainkan
bisa dalam bentuk yang lain. Hal itu mungkin karena lumpuh separuh badan
memang paling banyak dijumpai serta paling mudah dikenali oleh masyarakat.
Gejala dari stroke dapat berupa tidak bisa bicara,mulut perot , bicara pelo, tidak
bisa menelan , kebutaan mendadak ,kesemutan separuh badan ,vertigo ( pusing
berputar), kesadaran menurun, kejang dan sebagainya . Kesemua gejala
tersebut tergantung pada daerah otak mana yang terganggu.
Bagaimana diagnosis stroke ditegakkan ? Dasar diagnosis stroke pada
anamnesis akan ditemukan adanya keluhan contoh adanya kelumpuhan anggota
gerak sebelah badan, mulut mencong atau bicara pelo , dan tidak dapat
berkomunikasi dengan baik. Keadaan ini timbul sangat mendadak , dapat
sewaktu bangun tidur , mau sholat , selesai sholat , sedang bekerja atau sewaktu
istirahat. Selain itu ditanyakan pula faktor-faktor resiko yang menyertai stroke ,
misalnya penyakit kencing manis , darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
Bila memang benar stroke , langkah berikutnya adalah menetapkan stroke
tersebut termasuk jenis yang mana , perdarahan atau sumbatan.Pemeriksaan
yang paling mudah untuk menentukan jenis stroke tersebut adalah CT Scan
kepala. Oleh karena itu pemeriksaan CT Scan kepala merupakan pemeriksaan
Gold Standard ( baku emas ) untuk stroke.Namun apabila fasilitas CT Scan tidak
tersedia untuk menentukkan jenis stroke dengan anamnesis , pemeriksaan saraf
dan algoritme dan atau skor stroke.
Bagaimana penatalaksanaan atau pengobatan stroke ? Pada prinsipnya
pengobatan stroke akut sangat menentukan kualitas hidup pasien dan bahkan
mencegah kematian .Tujuan penatalaksanaan stroke secara umum adalah
menurunkan morbiditas dan menurunkan tingkat kematian serta menurunnya
angka kecacatan. Salah satu upaya yang berperan penting untuk mencapai
tujuan tersebut adalah pengenalan gejala –gejala stroke dan penanganan stroke
secara dini yang dimulai dari penanganan sebelum rumah sakit yang cepat dan
tepat. Karenanya motto tatalaksana pasien stroke adalah Time is Brain dan the
golden hour.. Semakin cepat mendapat pengobatan semakin minimal gejala sisa
dari stroke.Jendela terapi ( therapeutic window ) stroke yaitu 6-8 jam setelah
awitan.Dengan penanganan yang benar pada jam-jam pertama paling tidak akan
mengurangi angka kecacatan sebesar 30% terhadap penderita stroke. Oleh
karena sempitnya jendela terapi stroke maka apabila seseorang mengalami
gejala yang mendadak yang diyakini terkena stroke secepatnya dibawa ke
rumah sakit supaya apabila memang terdiagnosis benar stroke akan segera
mendapat pengobatan dengan harapan akan pulih seperti semula atau
meminimalkan gelaja sisa.
Pengobatan stroke dapat dibedakan menjadi : pengobatan umum , pengobatan
khusus dan rehabilitasi medik .Pengobatan umum ini meliputi 5B yaitu (1)
Breathing : pernapasan harus dijaga agar jalan napas bebas dan fungsi paru –
paru cukup baik , (2) Blood : Tekanan darah dijaga agar tetap tinggi untuk
mengalirkan darah ke otak (3) Bowel : Buang air besar dan nutrisi harus
diperhatikan ,(4) Bladder : buang air kecil dan keseimbangan cairan harus
diperhatikan ,(5) Brain : bengkak otak dan kejang – kejang harus dicegah dan
diatasi.Pengobatan khusus pada stroke fase akut ditujukan untuk membatasi
kerusakan otak semaksimal mungkin agar kecacatan yang timbul menjadi
seminimal mungkin.Pengobatan khusus tergantung macam stroke , stroke
perdarahan atau sumbatan. Kalau stroke sumbatan diberikan obat-obat anti
pembekuan darah ( antiplatelet,antikoagulansia,trombolitik).Obat golongan
neuroprotektor dapat diberikan pada kedua macam stroke. Sedang pada stroke
perdarahan diberikan obat anti perdarahan serta tindakan operasi. Tindakan
operasi pada stroke perdarahan tergantung tingkat kesadaran, tempat
perdarahan (lesi),volume darah , waktu yang tepat untuk operasi serta harapan
hidup sesudah operasi. Rehabilitasi untuk penderita stroke harus dikerjakan
sedini mungkin dengan mengingat kontraindikasi yang ada. Tujuan rehabilitasi
adalah memperbaiki fungsi motorik , bicara dan fungsi lain yang terganggu dan
sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan aktifitas hidup sehari-hari.
Bagaimana cara pencegahan terjadinya stroke primer ? Pencegahan
primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan mengatasi
berbagai faktor resiko .Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun kelompok
resiko tinggi yang belum pernah terserang stroke.Adapun caranya dengan :
pertama mengatur pola makan yang sehat.Konsumsi makanan tinggi lemak dan
kolesterol dapat meningkatkan resiko terkena stroke .Sebaliknya ,mengkonsumsi
makanan rendah lemak jenuh dan kolesterol dapat mencegah terjadinya stroke.
Kedua melakukan olah raga yang teratur. Melakukan aktifitas yang mempunyai
nilai aerobik ( jalan cepat , bersepeda , berenang dan lain-lain ) secara teratur
minimal 30 menit , dan minimal tiga kali per minggu akan menurunkan tekanan
darah , memperbaiki kontrol gula darah ,memperbaiki kebiasaan makan ,
menurunkan berat badan dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.Ketiga
menghentikan merokok. Merokok menyebabkan peningkatan koagubilitas ,
viskositas darah, meningkatkan tekanan darah . Perokok pasif , resiko sama
dengan perokok aktif. Keempat menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan
obat. Penyalahgunaan obat seperti kokain ,heroin ,fenilpropanolamin dan
mengkonsumsi alkohol dalam dosis berlebihan dan jangka panjang akan
menyebabkan tekanan darah meningkat , memudahkan terjadinya stroke
hemorargik.Kelima memelihara berat badan layak. Obesitas mudah mendapat
penyakit jantung ,stroke dan kencing manis.Angka obesitas pada anak-anak dan
dewasa muda pada dekade terakhir ini meningkat dan jarang berolah
raga.Sehingga stroke dan penyakit jantung pada usia muda meningkat.Obesitas
dapat dicegah dengan mengubah perilaku makan tidak sehat dan melakukan
olah raga teratur.Keenam penanganan stress dan beristirahat yang
cukup.Istirahat cukup dan tidur teratur antara 6-8 jam sehari.Ketujuh
pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis/saran dokter dalam hal diet dan
obat.