Struktur EsaiSebagai salah satu jenis karangan, esai mempunyai struktur yang spesifik. Struktur ini dimaksudkan agar setiap orang dapat menuliskan gagasan dalam format atau bentuk yang disepakati secara umum dan berlaku secara luas dalam dunia tulis-menulis. Dengan struktur yang relatif seragam, pembaca akan lebih mudah memahami pendapat atau gagasan yang disampaikan penulisnya. Secara umum, struktur esai dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan merupakan bagian yang penting dalam sebuah esai. Bagian ini menentukan apakah pembaca akan tertarik untuk terus membaca esai tersebut sampai selesai. Pendahuluan yang menarik jelas akan meningkatkan minat pembaca untuk menyelesaikan bacaannya. Sebaliknya, pendahuluan yang membosankan akan membuat pembaca mengakhiri bacaannya. Pada dasarnya bagian pendahuluan berisi pengantar yang memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran umum tentang gagasan atau argumen yang akan ditulis pada bagian isi esai. Unsur yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement). Kalimat tesis merupakan gagasan utama esai yang dinyatakan secara jelas (tidak ambigu) dan eksplisit. Kalimat tesis ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan dalam isi esai. Bagian isi esai merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis. Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa paragraf. Umumnya isi esai terdiri atas beberapa gagasan utama (minimal dua). Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu paragraf. Setiap paragraf isi mendiskusikan gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detil agar
argumen menjadi lebih meyakinkan. Gagasan-gagasan yang lebih spesifik ini merupakan kalimat-kalimat pendukung yang berfungsi sebagai penjelasan yang logis atas argumen yang disampaikan penulis. Oleh karena itu, argumen dalam paragraf-paragraf isi ini harus diorganisasi atau dikelola dengan cermat. Penulis esai harus memastikan bahwa setiap kalimat penjelas yang ditulis memiliki relevansi yang erat dengan gagasan. Selain itu, perpindahan antara satu paragraf isi dengan paragraf isi lainnya harus pula dirancang dengan seksama. Pengaturan paragraf-paragraf isi ini dapat disusun berdasarkan urutan kronologis, logis, atau kepentingan. Penutup esai diwujudkan dalam satu paragraf simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pembahasan topik esai. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas argumen yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas suatu masalah. Menutup esai dengan paragraf yang efektif akan memberikan kesan ketuntasan (sense of closure) bagi pembaca sehingga apa yang telah disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Secara ringkas, esai yang efektif memiliki struktur yang baku untuk mempermudah pembaca memahami alur pemikiran/gagasan yang disampaikan penulis. Esai yang baik harus diatur secara cermat dan terdiri dari paragraf-paragraf yang diorganisasi secara terpadu untuk menjaga kesinambungan gagasan. Menulis esai secara benar juga membantu kita mengasah logika dan kreatifitas.- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/09/struktur-esai.html#sthash.5kyvw9qc.dpufStruktur EsaiSebagai salah satu jenis karangan, esai mempunyai struktur yang spesifik. Struktur ini dimaksudkan agar setiap orang dapat menuliskan gagasan dalam format atau bentuk yang disepakati secara umum dan berlaku secara luas dalam dunia tulis-menulis. Dengan struktur yang relatif seragam, pembaca akan
lebih mudah memahami pendapat atau gagasan yang disampaikan penulisnya. Secara umum, struktur esai dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan merupakan bagian yang penting dalam sebuah esai. Bagian ini menentukan apakah pembaca akan tertarik untuk terus membaca esai tersebut sampai selesai. Pendahuluan yang menarik jelas akan meningkatkan minat pembaca untuk menyelesaikan bacaannya. Sebaliknya, pendahuluan yang membosankan akan membuat pembaca mengakhiri bacaannya. Pada dasarnya bagian pendahuluan berisi pengantar yang memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran umum tentang gagasan atau argumen yang akan ditulis pada bagian isi esai. Unsur yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement). Kalimat tesis merupakan gagasan utama esai yang dinyatakan secara jelas (tidak ambigu) dan eksplisit. Kalimat tesis ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan dalam isi esai. Bagian isi esai merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis. Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa paragraf. Umumnya isi esai terdiri atas beberapa gagasan utama (minimal dua). Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu paragraf. Setiap paragraf isi mendiskusikan gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detil agar argumen menjadi lebih meyakinkan. Gagasan-gagasan yang lebih spesifik ini merupakan kalimat-kalimat pendukung yang berfungsi sebagai penjelasan yang logis atas argumen yang disampaikan penulis. Oleh karena itu, argumen dalam paragraf-paragraf isi ini harus diorganisasi atau dikelola dengan cermat. Penulis esai harus memastikan bahwa setiap kalimat penjelas yang ditulis memiliki relevansi yang erat dengan gagasan. Selain itu, perpindahan antara satu paragraf isi dengan paragraf isi lainnya harus pula dirancang dengan seksama. Pengaturan paragraf-paragraf isi ini dapat disusun berdasarkan urutan kronologis, logis, atau kepentingan. Penutup esai diwujudkan dalam satu paragraf simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pembahasan topik esai. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas argumen yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas suatu masalah. Menutup esai dengan paragraf yang efektif akan memberikan kesan ketuntasan (sense of closure) bagi pembaca sehingga apa yang telah disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Secara ringkas, esai yang efektif memiliki struktur yang baku untuk mempermudah pembaca memahami alur pemikiran/gagasan yang disampaikan penulis. Esai yang baik harus diatur secara cermat dan terdiri dari paragraf-paragraf yang diorganisasi secara terpadu untuk menjaga kesinambungan gagasan. Menulis esai secara benar juga membantu kita mengasah logika dan kreatifitas.- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/09/struktur-esai.html#sthash.5kyvw9qc.dpuf
Mengorganisasi Gagasan Esai
Mengorganisasi gagasan dalam esai dengan baik merupakan hal penting demi keberhasilan karangan. Organisasi yang baik memungkinkan kita untuk menyelaraskan pemikiran dan gagasan kita secara logis sehingga memudahkan pembaca mengikuti alur pikiran kita. Logika dasar esai dimulai dengan pendahuluan yang memberi pengantar yang memadai akan gagasan utama yang hendak disampaikan secara lebih mendalam dalam badan esai dan diakhiri dengan rangkuman gagasan di paragraf penutup (lihat diagram di bawah). Untuk memahami mengapa mengorgansisasi gagasan itu penting, cobalah untuk memulai esai dengan paragraf isi yang kemudian diikuti dengan kalimat tesis dan sebuah kesimpulan. Esai yang demikian ini sulit untuk dipahami karena logika berpikirnya salah. Mari kita cermati masing-masing bagian dari esai dengan lebih mendalam.
PendahuluanPendahuluan adalah unsur penting dalam struktur esai. Bagian ini memuat gagasan utama esai dan menyatakan tujuan penulisan. Pendahuluan juga memuat rumusan kalimat tesis atau sering juga disebut kalimat topic dan beberapa kalimat lain yang menguraikan kalimat tesis ini. Kalimat tesis dan kalimat-kalimat lain yang menyertainya ini secara kolektif disebut sebagai “pendahuluan” esai.
Tubuh EsaiDua sampai lima paragraf yang mengikuti pendahuluan disebut tubuh esai. Disebut demikian karena paragraf-paragraf ini membentuk tubuh atau bagian tengah dari esai yang kita tulis. Tubuh esai biasanya terdiri atas penjelasan, argumen, dan pembahasan lebih lanjut dari tema utama yang kita perkenalkan di bagian pendahuluan. Gagasan-gagasan yang tertuang dalam bentuk kalimat-kalimat dalam tubuh esai harus menopang tesis yang telah dikemukakan di pendahuluan. Perlu diingat bahwa setiap paragraf tubuh harus diawali dengan kalimat topik yang menopang tesis
Paragraf EsaiMaing-masing paragraf harus mengandung satu gagasan utama dan harus ditopang dengan detil-detil yang relevan sesuai dengan topik dan tesis yang telah dikemukakan. Kalimat topik dari setiap paragraf harus mendukung gagasan utama esai
Panjang ParagrafWalaupun tidak ada aturan baku mengenai panjang sebuah paragraf, Patokan yang biasa digunakan mensyaratkan bahwa paragraf esai tidak lebih dari sepuluh kalimat dan tidak kurang dari dua kalimat. Panjang paragraf ini bervariasi antara satu esai dengan esai lainnya, tergantung pada jenis esai yang kita tulis. Misalnya, panjang paragraf esai bisnis (niaga) umumnya terdiri atas 4-5 kalimat sementara esai akademik memiliki rata-rata 8-10 kalimat. Esai akademik cenderung lebih panjang karena penulis harus menyatakan pendapat, mendukung pendapat itu dengan data riset, dan menyampaikan kesimpulan. Esai yang demikian memerlukan lebih banyak hal yang harus ditulis.
Peninjauan Ulang
Meninjau atau menulis ulang esai sangat diperlukan ketika kita telah berhasil menyelesaikan tulisan kita. Ada baiknya kita kesampingkan esai kita selama beberapa jam dan kita baca ulang kemudian. Penting sekali untuk membaca secara teliti setiap paragraf untuk memastikan gagasan kita masuk akal dan bahwa kita telah menyampaikannya secara jelas dan logis. Juga penting kita pastikan bahwa gagasan yang kita tulis tidak bergeser dari pokok utama persoalan yang ingin kita sampaikan. Masing-masing paragraf harus relevan dengan tesis. Jika kita temukan gagasan yang kurang atau tidak relevan dengan tesis, menghapus atau menulis ulang gagasan itu mungkin akan bermanfaat.
SimpulanBagian terakhir dalam organisasi esai adalah simpulan. Bagian ini merangkum poin-poin yang telah disampaikan dalam pendahulan dan tubuh esai. Fungsi utama paragraf simpulan adalah bukan hanya membuat rangkuman namun juga menunjukkan bagaimana rangkuman tersebut terkait erat dengan tesis esai. Tehnik penulisan paragraf penutup yang baik bias dilakukan dengan menuliskan “sebagaimana yang telah kita lihat”, “oleh karena itu”, “sebagai simpulan”, “pada dasarnya”, dan lain-lain. Kata-kata penghubung atau transisi semacam ini membantu kita mengikat gagasan-gagasan penting yang telah kita sampaikan dalam esai. Sekali lagi, simpulan harus menyampaikan tinjauan yang relevan dengan tesis dan gagasan utama.
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/mengorganisasi-gagasan-esai.html#sthash.EvfXJE11.dpuf
Jenis-Jenis Esai (1)
Kemampuan untuk menulis secara efektif tidak diragukan lagi merupakan salah satu ketrampilan penting yang seseorang harus peroleh selama belajar, baik di sekolah maupun di universitas. Ketrampilan ini akan sangat bermanfaat di waktu dan tempat manapun kita berada. Ketrampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan latihan. Dengan menulis lusinan atau bahkan ratusan karangan tentang beragam topic secara kontinyu, seseorang akan secara otomatis mengembangkan dan mengasah ketrampilan menulisnya. Meskipun demikian menulis secara efektif dan baik memerlukan pengetahuan yang memadai perihal berbagai macam jenis karangan atau esai. Dengan memahami bentuk, ciri, dan tujuan penulisan, penulis akan cermat dalam menyampaikan gagasan sehingga pembaca akan semakin yakin dengan apa yang ditulis.
Esai memiliki beragam jenis, tergantung pada maksud dan tujuan penulisannya. Kita mudah kehilangan arah bila kita tidak mengetahui tujuan penulisan. Karena itu, memahami jenis-jenis esai sangat diperlukan untuk membuat tulisan kita lebih bermakna. Jenis-jenis esai yang umumnya dipelajari di sekolah atau perguruan tinggi adalah: ekspositori, persuasi, informal, tinjauan/tajuk, risalah/riset, komentar sastra, argumentatif, sebab-akibat, dan perbandingan. Tabel
perbandingan yang menggambarkan secara ringkas tentang cirri dan tujuan setiap jenis esai berikut dapat memberikan panduan tentang berbagai jenis esai yang kita kenal (lihat Tabel 1). Sebelum kita melanjutkan pembahasan, perlu kita pahami bahwa jenis-jenis esai ini dicirikan dari ciri dan tujuan penulisan.
Tabel 1. Perbandingan antar Jenis EsaiJenis Nuansa Referensi Tujuan
Objektif Harus Ada Menginformasikan Objektif Harus Ada MembujukSubjektif Tidak Ada Mengomunikasikan
Objektif/Subjektif Perlu Menganalisis dan Menyajikan Objektif Harus Ada Mengungkap Objektif Perlu Menganalisis Sastra Objektif Harus Ada Membuktikan Objektif Harus Ada Membangun hubunganObjektif Harus Ada Menunjukkan Persamaan/Perbedaan
Untuk lebih lengkapnya, silakan ikuti penjelasan dan uraian dari masing-masing jenis esai ini dalam bagian kedua tulisan ini.- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/jenis-jenis-esai-1.html#sthash.Or6Q84jI.dpuf
Contoh Esai
Kesalahan yang umumnya dilakukan penulis pemula adalah cepat puas dengan esai yang berhasil mereka selesaikan. Kesalahan ini diperparah dengan anggapan bahwa esainya berkualitas baik, bahkan sangat baik. Anggapan semacam ini tentu tidak sepenuhnya salah. Sebagai penulis, kita boleh bangga atau puas dengan apa yang telah kita hasilkan. Namun, ada baiknya kita meminta orang lain membaca esai kita dan meminta pendapat mereka. Hanya orang lainlah yang dapat menilai apakah tulisan kita berkualitas atau tidak. Karena itu, berikut adalah sebuah contoh esai sederhana yang dimaksudkan untuk membantu kita mengorganisasi gagasan kita dengan baik. Perhatikan bagaimana esai berjudul “Pesona Bali” ini menyampaikan gagasan-gagasannya secara sistematis.
Pesona Bali
Siapa tak kenal Bali, pulau kecil di seberang ujung
Timur Jawa ini? Pulau indah nan menawan yang dijuluki
pulau dewata ini bagai magnit yang menarik wisatawan, baik
domestik maupun mancanegara. Bahkan sebelum mengenal
nama Indonesia, banyak wisatawan asing lebih dulu
mengenal nama Bali. Ada banyak hal yang dapat dinikmati
ketika mengunjungi Bali, mulai dari wisata pantai, gunung,
budaya, dan lain sebagainya. Jutaan wisatawan mengunjungi
Bali setiap tahunnya karena keramahan masyarakatnya,
keindahan panoramanya, dan keunikan budayanya.
Pertama, Bali menjadi tujuan wisata dunia karena
keramahan masyarakatnya. Sesaat setelah wisatawan
menginjakkan kaki di bumi seribu pura ini, senyum ramah
penduduk Bali akan menyambut mereka. Masyarakat Bali
yang sangat taat menjalankan agama Hindhu dan adat-
istiadat mereka ini sangat terbuka dan menghargai para
pendatang. Sistem pemerintahan desa yang kuat dengan
ribuan banjar di seluruh Bali juga memberi suasana damai
dan tentram bagi para wisatawan. Dengan masyarakat yang
taat adat, Bali memberikan segala keramahan bagi
wisatawan.
Disamping keramahan masyarakatnya, wisatawan
jatuh cinta dengan Bali karena keindahan panoramanya.
Wisatawan dapat memanjakan diri dengan berjemur di pantai
dengan sinar matahari yang hangat di sepanjang garis
pantainya. Bagi mereka yang menyukai olah raga pantai
seperti surfing, snorkeling, dan diving, Bali adalah surganya.
Ombak Pantai Kuta yang bisa mencapai 2-3 meter
memberikan tantangan tersendiri bagi para surfers. Tak heran
kalau Pantai Kuta sering digunakan sebagai ajang
pertandingan surfing internasional. Pantai lain, seperti Sanur,
menawarkan keindahan batu koral dan air lautnya yang
jernih. Pantai Lovina di Bali Utara memberikan atraksi lumba-
lumba bagi mereka yang menyukai binatang laut. Selain
pantai, wisatawan yang merindukan udara sejuk pegunungan,
Bali tak kalah menariknya. Kintamani, misalnya, memberikan
kesejukan dan kesegaran alami. Wisatawan dapat menikmati
keanggunan Gunung Batur beserta Danau Batur yang
terkenal dan penuh misteri itu. Mereka pun bisa pergi ke
Sangeh dengan legenda monyetnya atau ke lereng Gunung
Agung yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para
dewa dengan pura terbesar di Bali, Besakih. Pendek kata,
dari pantai hingga gunung, panorama Bali tiada duanya.
Yang paling mengesankan adalah keunikan budaya
Bali yang sudah tersohor ke seluruh dunia. Adat istiadat yang
kuat dan tidak pudar dengan derasnya industri pariwisata
merupakan daya tarik tersendiri. Perayaan dan festival, baik
yang bersifat keagamaan maupun adat, selalu mewarnai
kehidupan masyarakat Bali. Galungan, Kuningan, Nyepi,
Purnama, Ngaben, dan banyak lagi lainnya mampu
menghipnotis para wisatawan. Beragam tarian yang enerjik
dan dinamis akan memberikan ingatan yang tak mudah
lenyap di benak wisatawan. Ini semua dibarengi dengan
irama dan komposisi gamelan yang sesekali lembut,
terkadang menghentak, penuh mistik. Lihatlah tari Janger
yang dinamis, Pendet yang gemulai, atau Kecak yang magis.
Para penarinya pun dihiasi dengan berbagai ornamen, baik
baju maupun pernak-pernik lainnya, dengan beragam warna-
warni yang mengagumkan. Disamping pesona festival dan
tarian, hasil olah budaya penduduk Bali juga mengagumkan.
Beragam hasil kerajinan Bali terkenal karena keunikan dan
keindahannya. Patung, ukiran, lukisan, atau cindera mata lain
dijual dengan harga terjangkau. Semua ini dapat dinikmati di
pulau kecil yang dapat dicapai selama dua jam penerbangan
dari Jakarta.
Dengan pesona yang dimiliki Bali, tidaklah
mengherankan bila Bali dikunjungi jutaan wisatawan setiap
tahunnya. Banyak diantara mereka, sepulang liburan di Bali,
mendapatkan pengalaman unik yang sering menjadi inspirasi
dan semangat hidup. Jadi, kalau Anda bingung menentukan
kemana akan liburan tahun ini, mengapa tidak ke Bali? (527
kata)- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/contoh-esai.html#sthash.65EDWaYH.dpuf
Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Pada dasarnya, sebuah esai terbagi dalam tiga bagian: pendahuluan, tubuh esai, dan penutup. Pendahuluan berupa paragraf yang memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tubuh esai terdiri atas beberapa paragraf (antara dua hingga lima paragraf, tergantung gagasan yang dikembangkan penulis). Penutup esai berupa paragraf kesimpulan. Berikut adalah 10 langkah mudah dalam menulis sebuah esai.
Langkap 1: Memilih TopikBila topik telah ditentukan, Anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti Anda siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan Anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, Anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila Anda ingin melakukan analisis khusus, topik Anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, Anda dapat mempersempit topik. Sebagai contoh, topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan Anda menulis adalah menyampaikan gambaran umum (overview) tentang Indonesia, maka topik ini sudah tepat. Namun bila Anda ingin membuat analisis singkat, Anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia.” Setelah yakin akan apa yang akan ditulis, Anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya. Bila topik belum ditentukan, tugas Anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya Anda memiliki kebebasan memilih topik yang Anda sukai, sehingga bisa membuat esai Anda jauh lebih kuat dan berkarakter.
Langkah 2: Menentukan TujuanTentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan Anda tulis. Apakah esai Anda bertujuan untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang Anda sampaikan, menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu, menjelaskan kepada pembaca tentang suatu peristiwa, seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang Anda pilih harus sesuai dengan tujuannya.
Langkah 3: Menyampaikan GagasanJika Anda telah menetapkan tujuan esai, tuliskan beberapa gagasan yang menarik minat anda. Semakin banyak gagasan yang Anda tulis, akan semakin baik. Jika Anda memiliki masalah dalam menemukan dan merumuskan gagasan, coba lihat di sekeliling Anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar Anda? Pikirkan hidup Anda, dan tanyakan diri sendiri apa yang akan Anda lakukan bila mengalami suatu peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan topik yang Anda tulis? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan gagasan. Jangan mengevaluasi gagasan-gagasan tersebut sebelum Anda merasa tuntas menyampaikannya, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala. Langkah ini sebagai wadah untuk brainstorm.
Langkah 4: Mengevaluasi Gagasan PotensialJika telah ada beberapa gagasan yang pantas, pertimbangkan masing-masing gagasan tersebut. Jika tujuannya adalah menjelaskan topik, Anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak gagasan yang Anda miliki untuk topik yang ditulis. Sebelum
meneruskan ke langkah berikutnya, lihat sekali lagi bentuk naskah yang Anda tulis. Sama halnya dengan kasus saat Anda menentukan topik, Anda perlu memikirkan bentuk naskah yang Anda tulis.
Langkah 5: Membuat Outline (Kerangka Esai)Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan gagasan-gagasan tentang topik dalam sebuah format yang terorganisir. Siapkan selembar kertas dan mulailah dengan menulis topik di bagian atas. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri kertas dengan jarak yang cukup lebar di antaranya. Tuliskan garis besar gagasan tentang topik yang Anda maksud. Jika Anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik. Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca. Jika Anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri kertas tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung gagasan utama.
Langkah 6: Menulis TesisTesis adalah pernyataaan yang dirumuskan dalam kalimat pernyataan yang memuat gagasan utama esai. Pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin-poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik esai, sekarang Anda harus melihat kembali outline yang telah Anda buat dan memutuskan poin penting apa yang akan Anda sampaikan. Pernyataan tesis terdiri dari dua bagian:Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia atau Korupsi di Indonesia
Bagian kedua menyatakan gagasan utama dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
Langkah 7: Menulis Tubuh EsaiBagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan, dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah Anda tentukan. Setiap gagasan penting yang Anda tulis pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh esai anda. Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa. Mulailah dengan menulis ide utama Anda dalam bentuk kalimat. Misalkan idenya adalah “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, Anda dapat menulis “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama.” Kemudian tulis dan uraikan gagasan yang mendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris. Pada setiap gagasan, tuliskan perluasan dari gagasan tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau pembahasan. Bila perlu, Anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf. Setelah menuliskan tubuh tesis, Anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.
Langkah 8: Menulis Paragraf PendahuluanMulailah dengan menarik perhatian pembaca. Awali paragraph pendahuluan dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru, namun bisa menjadi ilustrasi atas gagasan yang Anda sampaikan. Anda juga bisa mulai dengan anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan persoalan yang Anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, Anda harus
menggunakannya dengan tepat dan hati-hati. Cara lain adalah menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan topik Anda. Tambahkan satu atau dua kalimat yang dapat mengarahkan pembaca pada pernyataan tesis Anda. Tutup paragraf dengan pernyataan tesis. (Untuk lebih jelasnya, baca Pararagraf Pendahuluan Esai.)
Langkah 9: Menulis KesimpulanKesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah Anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai) yang menggambarkan pendapat dan perasaan Anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai.
Langkah 10: Memberikan Sentuhan AkhirTeliti urutan paragraf mana yang paling kuat. Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika esai Anda menjelaskan suatu proses, Anda harus bertahan pada urutan yang Anda buat. Teliti format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya. Anda dapat merevisi esai dengan memperkuat poin yang lemah. Baca kembali esai Anda. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu esai Anda dalam beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal? Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.Teliti kembali penulisan dan tata bahasa Anda.
- See more at: http://www.menulisesai.com/2013/01/10-langkah-mudah-membuat-esai.html#sthash.B6RcYfhv.dpuf
Senin, 29 Juli 2013 - 12:55 WIBKUR Memacu Perkembangan UMKMOleh : Desk Informasi- Dibaca: 97 kali
Modal sangat penting dalam menjalankan suatu usaha.
Ba-nyak usaha yang berkembang karena didukung
modal yang kuat. Tidak sedikit usaha yang berprospek
bagus dan memiliki nilai jual yang tinggi, namun karena
keterbatasan modal menyebabkan para pelaku UMKM
mengalami kesulitan mengembangkan usahanya.
Masalah permodalan tersebut lalu teratasi ketika
pemerintah melaksanakan program KUR, yakni
pinjaman dana untuk para pelaku UMKM yang
disalurkan oleh bank-bank milik pemerintah. KUR
terbukti mujarab memacu perkembangan UMKM di
seluruh daerah di Indonesia.
KUR diberikan kepada pelaku UMKM yang mempunyai
usaha minimal berjalan enam bulan. Layak atau tidaknya
pelaku UMKM memperoleh KUR adalah wewenang
pihak perbankan setelah dilakukan survei ke lokasi
usaha. Jika dari hasil survei dan analisa usaha tersebut
memiliki prospek yang bagus, maka pihak perbankan
memberikan KUR. Adapun proses pencairan KUR 3 – 5
hari kerja. Selain kelayakan usaha, persyaratan
memperoleh KUR adalah melampirkan KTP, KK, foto,
dan surat keterangan usaha.
Perkembangan UMKM yang dibiayai KUR terasa di Kota
Jayapura, Provinsi Papua. KUR yang disalurkan BRI
Cabang Jayapura pada periode 2008 – Maret 2013 telah
mencapai Rp 31,86 miliar dengan jumlah nasabah
5.766 orang. Rinciannya tahun 2008 Rp 2,48 miliar
dengan jumlah nasabah 1.055 orang,
tahun 2009 Rp 1,94 miliar dengan jumlah nasabah
712 orang, tahun 2010 Rp 5,03 miliar dengan jumlah
nasabah 1.254 orang, tahun 2011 Rp 8,27 miliar
dengan jumlah nasabah 1.165 orang, tahun 2012 Rp
14,14 miliar dengan jumlah nasabah 1.580 orang,
dan periode Januari – Maret 2013 Rp 2,12 miliar
dengan jumlah nasabah 7 orang.
Sektor usaha yang terbanyak mendapat KUR dari
total KUR Rp 31,86 miliar adalah sektor perdagangan
(usaha pinang, usaha sagu, warung sembako, toko
spare part, toko pakaian, dan lain-lain) sebesar Rp
15,17 miliar atau 50%, sektor jasa (bengkel, hotel, dan
rumah kontrakan) sebesar Rp 10,51 miliar atau 30%,
dan sektor industri (tempe, tahu, mie, dan batu bata) Rp
6,25 miliar atau 20%. Para penerima KUR tersebar di
seluruh distrik (kecamatan) yakni Distrik Abepura, Distrik
Heram, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Jayapura Utara,
dan Distrik Muara Tami.
Beragam usaha yang dibiayai KUR berdampak pada
penyerapan tenaga kerja sebanyak 26.000 orang pada
periode 2008 – 2013. Selain itu, para pelaku UMKM
berhasil mengembangkan sayap usahanya ke sektor-
sektor lain yakni membuka usaha rumah kontrakan,
usaha jasa sewa ojek, dan lain sebagainya. Hal lainnya
adalah para penerima KUR berhasil membiayai
pendidikan anak-anaknya di perguruan tinggi.
Salah seorang penerima manfaat KUR adalah Anace
Fonataba yang sehari-harinya berjualan pinang di halte
RSUD Dok II Jayapura. Ana, demikian panggilan
akrabnya, berjualan pinang sejak tahun 1990 dengan
modal Rp 100 ribu yang berasal dari kantongnya sendiri.
Ia banting tulang untuk membantu meringankan beban
suaminya, Kristian Sroyer, yang bekerja sebagai tukang
bangunan. Pelan tapi pasti usaha Ana berjalan lancar,
dan usahanya semakin berkembang ketika tahun
2010 ia mendapat KUR Rp 3 juta dengan angsuran Rp
280.750 per bulan selama setahun. Setelah berhasil
melunasi pinjamannya tersebut, tahun 2011 Ana
mendapat KUR lagi sebesar Rp 5 juta dengan angsuran
Rp 468.000 per bulan selama setahun. Selanjutnya
tahun 2012 Ana meningkatkan jumlah pinjamannya
menjadi 15 juta dengan angsuran Rp 987.200 per bulan
1,5 tahun. Uang KUR dipergunakan untuk tambahan
modal berbelanja pinang, sehingga barang
dagangannya semakin banyak. Sebelum mendapat KUR
omsetnya Rp 300 ribu per hari, lalu setelah memperoleh
KUR meningkat menjadi Rp 700 ribu dengan
keuntungan 50%.
Selain memperoleh penghasilan dari berjualan pinang,
Ana juga mendapat penghasilan dari usaha rumah
kontrakan. Sebelum mendapat KUR Ana memiliki dua
buah rumah kontrakan, dan setelah mendapat KUR ia
berhasil membangun empat buah rumah kontrakan,
sehingga total menjadi enam buah rumah kontrakan,
dengan sewa Rp 300 ribu per bulan.
Wanita yang tangguh ini mempunyai empat anak. Anak
sulungnya telah berumah tangga, anak kedua dan ketiga
kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jayapura, dan anak
bungsu duduk di bangku kelas 1 SMP. “Saya ingin anak-
anak saya menjadi sarjana dan bekerja sesuai dengan
latar belakang pendidikannya,” katanya.
Pedagang lain yang mendapat berkah dari KUR adalah
Matheus Kbarek yang berjualan kelapa muda di Skyline
Entrop, Kota Jayapura. Pria yang akrab disapa Matheus
ini telah 10 berjualan kelapa dengan modal awal Rp 300
ribu yang berasal dari tabungannya sendiri. Ia berbelanja
sebuah kelapa seharga Rp 3.000, lalu menjualnya Rp
10.000 – Rp 15.000. Barang dagangannya laku karena
Matheus berjualan di tempat strategis, yakni di tepi jalan
utama Kota Jayapura, yang selalu ramai sepanjang hari.
Bisnis kelapanya semakin berkembang ketika tahun
2012 Matheus memperoleh KUR Rp 20 juta. Ia
berkewajiban membayar angsuran Rp 1.038.000 per
bulan dalam jangka waktu 2 tahun. Pinjaman uang dari
bank tersebut dipergunakan untuk tambahan modal
membeli kelapa dan sirup. Dengan adanya suntikan
dana dari KUR, omsetnya meningkat dari Rp 500 ribu
menjadi Rp 700 ribu per hari, dan ia memperoleh
keuntungan sebesar 60%.
Semula Matheus berjualan bersama isterinya, Rosiane
Laleta Kbarek, dan kini ia mempekerjakan seorang
karyawan. “Beberapa bulan setelah mendapat KUR saya
merekrut seorang karyawan, karena jumlah pembeli
semakin banyak. Saya bertekad usaha saya semakin
berkembang agar saya dapat merekrut karyawan
sebanyak mungkin,” ujar pria yang ramah ini.
Dari hasil berjualan kelapa itu Matheus mampu
membiayai kuliah kedua anaknya di Jayapura. Dia
berharap kedua permata hatinya tersebut rampung
kuliah dan menjadi pegawai negeri.
KUR juga dirasakan manfaatnya oleh Atik, pedagang
pakaian di Pasar Lhoncin, Kampung Skouw, Distrik
Muara Tami, Kota Jayapura, yang berbatasan dengan
Papua New Guinea (PNG). Sebagian besar pembelinya
adalah orang-orang PNG. Atik berjualan pakaian di
Pasar Lhoncin sejak tahun 2009 dengan modal Rp 5 juta
yang dipinjam dari seorang saudaranya. Pelan tapi pasti
usahanya berjalan lancar, dan usahanya semakin
mantap ketika tahun 2012 dia mendapat KUR Rp 10
juta dengan kewajiban membayar angsuran Rp 935.800
per bulan selama setahun. Setelah lunas, Atik meminjam
KUR lagi sebesar Rp 20 juta pada Maret 2013 dengan
kewajiban membayar angsuran Rp 1,3 juta per bulan
selama 1,5 tahun.
Berkat KUR barang dagangannya bertambah banyak
dan jumlah pembeli pun meningkat. Sebelum mendapat
KUR omsetnya rata-rata Rp 1 juta per hari, dan setelah
mendapat KUR omsetnya melejit menjadi Rp 1,5 juta –
Rp 2 juta. Atik mengambil keuntungan 70%.
“Saya senang berjualan di Pasar Lhoncin karena ramai
pembeli, terutama orang-orang PNG. Mereka membeli
pakaian tanpa menawar. Mereka suka produk Indonesia
karena dinilainya bagus,” katanya sambil tersenyum
manis.
Pihak perbankan bekerja sama dengan pemda setempat
aktif menyolisiasikan KUR ke pelosok-pelosok desa
melalui pertemuan dengan warga dan penyebaran
brosur. Klaradansu, pedagang sembako di
Kampung Skouw Sae, Kecamatan Distrik, Kota
Jayapura, tertarik pada KUR ketika menghadiri
sosialisasi KUR di kantor balai desa. Karena ingin
mengembangkan warung sembakonya, Klaradansu lalu
meminjam KUR Rp 5 juta tahun 2012, dan berkewajiban
membayar angsuran Rp 259.400 per bulan selama 2
tahun.
“Proses memperoleh KUR mudah dan cepat, hanya tiga
hari uang cair, dan tidak pakai jaminan,” katanya.
Ada perubahan sebelum dan setelah mendapat KUR
dalam perjalanan roda usahanya, yakni omsetnya
sebelum mendapat KUR Rp 500 ribu per hari, dan
meningkat menjadi Rp 750 ribu. Dari omset tersebut
Klaradansu mendapat keuntungan bersih 50%.
KUR merupakan Program Pro Rakyat Klaster 3 yang
diluncurkan Presiden SBY di Gedung BRI, Jakarta
Pusat, 5 November 2007. Pemerintah memberikan
jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo)
sebesar Rp 2 triliun per tahun. Semula KUR
dilaksanakan oleh enam bank, kemudian pada tahun
2010 sebanyak 13 bank turut menyalurkan KUR.
Selanjutnya pada tahun 2012 jumlah bank yang
menyalurkan KUR bertambah sebanyak 14 bank yang
terdiri dari sebuah bank nasional yakni BNI Syariah
dan 13 BPD yang meliputi Bank Kaltim, Bank Sulselbar,
Bank NTT, Bank Lampung, Bank Bengkulu, Bank
Sumselbabel, Bank Riau-Kepri, Bank Aceh, Bank Sumut,
Bank Jambi, Bank Sultra, Bank Sulteng, dan Bank
Bali. Sehingga total jumlah penyalur KUR adalah 33
bank. Penyaluran KUR dibagi menjadi dua bagian, yakni
KUR mikro dan KUR ritel. Pada awalnya KUR mikro
sebesar Rp 1 juta – Rp 5 juta, lalu sejak tahun 2010
dikembangkan hingga Rp 20 juta. Sementara itu KUR
ritel sebesar di atas Rp 20 juta hingga maksimal Rp 500
juta.
Sejak diluncurkan tahun 2007 hingga Februari 2013
KUR yang telah disalurkan mencapai Rp 103,203 triliun
dengan jumlah nasabah 8,02 juta orang. Khusus tahun
2012 realisasi KUR mencapai Rp 34 triliun dari target
senilai Rp 30 triliun. Sedangkan tahun 2013 realisasi
penyaluran KUR diperkirakan bakal menembus target
Rp 36 triliun.
(Arif Rahman Hakim & Titi Isdarti)