8/10/2019 Swenson Procedure
1/13
Swenson procedure
8/10/2019 Swenson Procedure
2/13
Pembedahan hirschsprung dilakukan dalam 2 tahap, yaitudilakukan kolostomi loop atau double-barrel sehingga tonusdan ukuran usus yang dilatasi dapat kembali normal(memerlukan waktu 3-4 bulan), lalu dilanjutkan dengan 1dari 3 prosedur berikut :
1. Prosedur Duhamel menarikan kolon normal kearah bawahdan menganastomosiskannya dibelakang usus aganglionik.
2. Prosedur Swenson : Dilakukan anastomosis end to endpada kolon berganglion dengan saluran anal yang dibatasi.
3. Prosedur Soave : Dinding otot dari segmen rektumdibiarkan tetap utuh. Kolon yang bersaraf normal ditariksampai ke anus.
8/10/2019 Swenson Procedure
3/13
Tindakan bedah definitif padahirschprung disease :
1. Swenson Prosedur
2. Duhamel Prosedur
3. Soave Prosedur
4. Rehbein Prosedur
8/10/2019 Swenson Procedure
4/13
1. Prosedur Swenson
prosedur pertama yang berhasil.
Disebut prosedur rektosigmoidektomi
dilanjutkan dengan abdominoperineal
pullthrough .
Anastomosis dilakukan langsung di luar
rongga peritoneal.
8/10/2019 Swenson Procedure
5/13
Prosedur ini adalah prosedur pertama untuk operasipenyakit Hirschsprung dengan metode pull-through.Tehnik ini diperkenalkan pertama kali oleh Swensondan Bill pada tahun 1948. Segmen yang aganglionik
direseksi dan puntung rektum ditinggalkan 2-4 cm darigaris mukokutan kemudian dilakukananastomosis langsung diluar rongga peritoneal. Padaprosedur ini enterokolitis masih dapat terjadi sebagaiakibat spasme puntung rektum yang ditinggalkan.
Untuk mengatasi hal ini Swenson melakukansfingterektomi parsial posterior. Prosedur ini disebutprosedur Swenson I
8/10/2019 Swenson Procedure
6/13
Pada 1964, Swenson memperkenalkan prosedurSwenson II dimana setelah dilakukanpemotongan segmen kolon yang aganglionik,puntung rektum ditinggalkan 2 cm di bagian
anterior dan 0,5 cm di bagian posterior kemudianlangsung dilakukan sfingterektomi parsiallangsung. Ternyata prosedur ini sama sekali tidakmengurangi spasme sfingter ani dan tidak
mengurangi komplikasi enterokolitis pasca bedahdan bahkan pada prosedur Swenson II kebocorananastomosis lebih tinggi dibanding denganprosedur Swenson I
8/10/2019 Swenson Procedure
7/13
8/10/2019 Swenson Procedure
8/13
A. Kurangnya sel ganglionik dalam segmen dari usus besar menghambat peristaltik normal dan mengakibatkan obstruksi
usus. B, Swenson prosedur: usus aganglionik direseksi dan usus ganglionic ini di anastomose ke anus. C, Duhamel prosedur:
usus Ganglionic ini anastomosed sisi ke sisi ke usus aganglionik dan anus. D, Soave prosedur: usus Ganglionic dibawa melalui
lengan berotot ditahan rektum dan anastomosed ke rektum. Dari Betz et al, 1994..
8/10/2019 Swenson Procedure
9/13
Overall Mortality
Swenson procedure: 1-5%
Duhamel procedure: 6%
Soave procedure: 4-5%
8/10/2019 Swenson Procedure
10/13
Komplikasi operasi
Kebocoran anastomosis: 5-7%
Post op Enterocolitis: 19-27%
Konstipasi Striktur
Inkontinensia
8/10/2019 Swenson Procedure
11/13
Pembedahan definitif berhasil bila
penderita dapatdefekasi teratur dankontinen. Pembedahan dapat
menimbulkan gangguan fungsi spinchter
Ganguan fungsi tersebut :
1.Inkontinensia
2.Soiling3.Obstipasi berulang
8/10/2019 Swenson Procedure
12/13
Permasalahan bedah defenitif
Setiap masalah yang timbul dalam 4
minggu pertama setelah bedah dinilaisebagai komplikasi dini pascabedah.
Penyulit pasca bedah
faktor predisposisi terjadinya komplikasipasca bedah yaitu:
Usia saat pembedahan defenitif ( > muda
lebih sering komplikasi) Kondisi optimal pasien prabedah.
Prosedur bedah yang digunakan
8/10/2019 Swenson Procedure
13/13
Operative photograph showing a sleeve rectal mucosectomy being performed down to the anus.